analisis penggunaan energy aodv dan dsdv pada … · analisis penggunaan energy aodv dan dsdv pada...
Post on 17-Mar-2019
239 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
ANALISIS PENGGUNAAN ENERGY AODV DAN DSDV PADA MOBILE
AD HOC NETWORK
PROPOSAL PENGUJIAN SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan
Gelar Sarjana
Program Studi Teknik Informatika
DISUSUN OLEH :
Aloysius Tri Sulistyo Putranto
125314017
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PERFORMANCE ENERGY USE AODV AND DSDV IN MOBILE AD HOC
NETWORK
A THESIS
Presented as Partial Fullfillment of Requirements to Obtain Sarjana
Komputer Degree in Informatics Engineering Department
By :
Aloysius Tri Sulistyo Putranto
125314017
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
ANALISIS PENGGUNAAN ENERGY AODV DAN DSDV PADA MOBILE
AD HOC NETWORK
Oleh :
Aloysius Tri Sulistyo Putranto
125314017
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing,
Bambang Soelistijanto, M.Sc.,Ph.D Tanggal…………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
SKRIPSI
ANALISIS PENGGUNAAN ENERGY AODV DAN DSDV PADA MOBILE AD
HOC NETWORK
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Aloysius Tri Sulistyo Purtranto
NIM : 125314017
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 7 Desember 2015
dan dinyatakan memenuhi syarat.
Susunan Panitia Penguji
Nama lengkap Tanda Tangan
Ketua : Iwan Binanto, M.Cs. ……………….
Sekretaris : Agung Hernawan, S.T.,M.Kom. ……………….
Anggota : Bambang Soelistijanto, M.Sc.,Ph.D. ……………….
Yogyakarta, Desember 2016
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
“Truth is the ultimate power. When the truth comes around, all the lies have to run
and hide.”
(Ice Cube)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, terkecuali yang sudah tertulis di
dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.
Yogyakarta, 1 Desember 2016
Penulis
Aloysius Tri Sulistyo .P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Aloysius Tri Sulistyo Putranto
NIM : 125314017
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpusatakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
ANALISIS PENGGUNAAN ENERGY AODV DAN DSDV PADA MOBILE
AD HOC NETWORK
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan kedalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikannya secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberi
royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 1 Desember 2016
Penulis,
Aloysius Tri Sulistyo .P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Mobile adhoc adalah jaringan wireless dari sekumpulan node yang
mempunyai topologi jaringan yang dapat berubah dan setiap node dapat menangani
jalur ke node lainnya dalam suatu jaringan. Pada tugas akhir ini dilakukan
penggunaan energy dari kedua protokol routing reaktif (AODV) dan protokol
proaktif (DSDV) dengan menggunakan simulator NS2. Parameter yang digunakan
adalah death of node dan throughput. Skenario yang digunakan dengan
menggunakan penambahan area, kecepatan dan node.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pada protokol reaktif (AODV)
cukup baik dalam menghemat daya baterai dibandingkan protokol proaktif (DSDV)
karena proses pencarian rute pada AODV hanya dilakukan ketika dibutuhkan
komunikasi antara node sumber dengan node tujuan, sedangkan protokol proaktif
(DSDV) mengelola routing table dengan membroadcast ke semua node secara
periodik sehingga daya yang digunakan cukup banyak.
Kata kunci: Mobile adhoc Network, AODV, DSDV, death of node, throughput,
energy, NS-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Mobile adhoc wireless network is a bunch of nodes that have a network
topology that can be changed and any node can handle paths to other nodes in a
network. In this final project, energy use of both reactive routing protocols
(AODV) and proactive protocol (DSDV) using NS2 simulator. The parameters
used are the death of nodes and throughput. Scenarios are used with the addition
of area, speed and node.
Results from the study showed that the protocol reactive (AODV) is quite
good in saving battery power than protocol proactive (DSDV) because the search
process routes on AODV only done when needed communication between the
source node to the destination node, while the protocol proactive (DSDV) manage
the routing table by broadcasting to all nodes on a periodic basis so that the power
is used quite a lot.
Keyword: Mobile adhoc Network, AODV, DSDV, death of node, throughput,
energy, NS-2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“Analisis Penggunaan Energy AODV dan DSDV pada Mobile Ad Hoc Network”.
Tugas akhir ini merupakan salah satu mata kuliah wajib dan sebagai syarat
akademik untuk memperoleh gelar sarjana komputer program studi Teknik
Informatika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa selama proses penelitian dan penyusunan laporan
tugas akhir ini, banyak pihak yang telah membantu penulis, sehingga pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya,
antara lain kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan pertolongan dan kekuatan
dalam proses pembuatan tugas akhir.
2. Bambang Soelistijanto, M.Sc.,Ph.D. selaku dosen pembimbing tugas
akhir, atas kesabarannya dan nasehat dalam membimbing penulis,
meluangkan waktunya, memberi dukungan, motivasi, serta saran yang
sangat membantu penulis.
3. Orang tua, Agustinus Panut dan Christina Saliyah, serta Kakak-kakak
saya, serta seluruh keluarga yang tanpa lelah memberikan banyak sekali
semangat, motivasi, doa dan dukungan berupa material dan non-material.
4. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing
Akademik, atas bimbingan dan nasehat yang diberikan kepada penulis.
5. Sudi Mungkasi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, atas
bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada penulis.
6. Dr. Anastasia Rita Widiarti, M.Kom. selaku Ketua Program Studi Teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Informatika, atas bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada
penulis.
7. Para sahabat Agustinus Dinda Medhita Prasetyanto, Pius Juan Pratama,
Stephanus Nico Thomas, Bondan Yudha Pratomo, Andy surya, Dian
Saktian Tobias, Vincentius Ardea yang memberikan banyak penghiburan
dikala kesulitan dalam pengerjaan tugas akhir.
8. Teman Lab skripsi Jarkom dan semua teman – teman Teknik Informatika
khususnya angkatan 2012 yang selalu memberikan dukungan dan
semangat agar cepat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
tugas akhir ini. Saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan yang akan
datang. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis,
Aloysius Tri Sulistyo .P
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL SKRIPSI ................................................................................ i
HALAMAN JUDUL SKRIPSI (INGGRIS) ........................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii
SKRIPSI ................................................................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.4. Batasan Masalah ....................................................................................... 5
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
1.6. Metode Penelitian ..................................................................................... 5
1.7. Sistematika Penulisan ............................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8
2.1. Mobile Ad Hoc Network .......................................................................... 8
2.1.1. Karakteristik MANET ....................................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.2. Protokol Routing ............................................................................... 9
2.1.3. Routing Reaktif ................................................................................. 9
2.1.4. Routing Proaktif .............................................................................. 10
2.2. AODV (Ad hoc On Demand Distance Vector) ...................................... 11
2.2.1. Tahap Pencarian Jalur (Route Discovery Phase) ............................ 12
2.2.2. Tahap Pemeliharan Jalur (Route Maintanace Phase) ...................... 13
2.3. DSDV (Destination-sequenced Distance Vector) .................................. 13
2.4. Network Simulator 2 .............................................................................. 16
2.4.1. Fungsi NS ........................................................................................ 17
BAB III PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN ........................................ 19
3.1. Parameter Simulasi ................................................................................. 19
3.2. Skenario Simulasi ................................................................................... 19
3.3. Parameter Kinerja ................................................................................... 20
3.4. Topologi Jaringan ................................................................................... 21
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS ............................................................. 22
4.1. AODV .................................................................................................... 22
4.1.1. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Area ............................. 22
4.1.2. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Kecepatan .................... 26
4.1.3. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Node ............................ 30
4.2. DSDV ..................................................................................................... 35
4.2.1. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Area ............................. 35
4.2.2. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Kecepatan .................... 39
4.2.3. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Node ............................ 43
4.3. Perbandingan AODV dengan DSDV ..................................................... 48
4.3.1. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Area ............................. 48
4.3.2. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Kecepatan .................... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.3.3. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Node ........................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 60
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 60
5.2. Saran ....................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 62
LAMPIRAN .......................................................................................................... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Klasifikasi routing protocol di MANET ............................................. 3
Gambar 2.1 Route Request AODV ....................................................................... 12
Gambar 2.2 Gambar Route Replay AODV........................................................... 12
Gambar 2.3 Route Error AODV ........................................................................... 13
Gambar 2.4 Node B melakukan broadcast ............................................................ 14
Gambar 2.5 Node D mengirim paket ke node A melalui 2 jalur dengan hop
berbeda .................................................................................................................. 15
Gambar 4.1 Grafik Death of Node dengan Area 300mx300m pada AODV ........ 23
Gambar 4.2 Grafik Death of Node dengan Area 800mx800m pada AODV ........ 24
Gambar 4.3 Grafik Death of Node dengan Area 1200mx12000m pada AODV .. 25
Gambar 4.4 Grafik Throughput dengan Penambahan Area pada AODV ............. 25
Gambar 4.5 Grafik Death of Node dengan Kecepatan 10 m/s pada AODV......... 27
Gambar 4.6 Grafik Death of Node dengan Kecepatan 20 m/s pada AODV......... 28
Gambar 4.7 Grafik Death of Node dengan Kecepatan 30 m/s pada AODV........ 29
Gambar 4.8 Grafik Throughput dengan Penambahan Kecepatan pada AODV... 29
Gambar 4.9 Grafik Death of Node dengan 25 Node pada AODV........................ 31
Gambar 4.10 Grafik Death of Node dengan 75 Node pada AODV...................... 32
Gambar 4.11 Grafik Death of Node dengan 100 Node pada AODV................... 34
Gambar 4.12 Grafik Throughput dengan Penambahan Node pada AODV .......... 34
Gambar 4.13 Grafik Death of Node dengan Area 300mx300m pada DSDV ....... 36
Gambar 4.14 Grafik Death of Node dengan Area 80mx800m pada DSDV ......... 37
Gambar 4.15 Grafik Death of Node dengan Area 1200mx1200m pada DSDV ... 38
Gambar 4.16 Grafik Throughput dengan Penambahan Area pada DSDV ........... 38
Gambar 4.17 Grafik Death of Node dengan Kecepatan 10 m/s pada DSDV ....... 40
Gambar 4.18 Grafik Death of Node dengan Kecepatan 20 m/s pada DSDV ....... 41
Gambar 4.19 Grafik Death of Node dengan Kecepatan 30 m/s pada DSDV ....... 42
Gambar 4.20 Grafik Throughput dengan Penambahan Kecepatan pada DSDV .. 42
Gambar 4.21 Grafik Death of Node dengan 25 Node pada DSDV ...................... 44
Gambar 4.22 Grafik Death of Node dengan 75 Node pada DSDV ...................... 45
Gambar 4.23 Grafik Death of Node dengan 100 Node pada DSDV .................... 47
Gambar 4.24 Grafik Throughput dengan Penambahan Node pada DSDV .......... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 4.25 Grafik Perbandingan dengan Area 300mx300m pada AODV dan
DSDV .................................................................................................................... 48
Gambar 4.26 Grafik Perbandingan dengan Area 800mx800m pada AODV dan
DSDV .................................................................................................................... 49
Gambar 4.27 Grafik Perbandingan dengan Area 1200mx1200m pada AODV dan
DSDV .................................................................................................................... 50
Gambar 4.28 Grafik Perbandingan Throughput dengan Penambahan Area pada
AODV dan DSDV ................................................................................................ 51
Gambar 4.29 Grafik Perbandingan dengan Kecepatan 10 m/s pada AODV dan
DSDV .................................................................................................................... 52
Gambar 4.30 Grafik Perbandingan dengan Kecepatan 20 m/s pada AODV dan
DSDV .................................................................................................................... 53
Gambar 4.31 Grafik Perbandingan dengan Kecepatan 30 m/s pada AODV dan
DSDV .................................................................................................................... 54
Gambar 4.32 Grafik Perbandingan Througput dengan Penambahan Kecepatan
pada AODV dan DSDV ........................................................................................ 55
Gambar 4.33 Grafik Perbandingan dengan 25 Node pada AODV dan DSDV .... 56
Gambar 4.34 Grafik Perbandingan dengan 75 Node pada AODV dan DSDV .... 57
Gambar 4.35 Grafik Perbandingan dengan 100 Node pada AODV dan DSDV .. 58
Gambar 4.36 Grafik Perbandingan Throughput dengan Penambahan Node pada
AODV dan DSDV ................................................................................................ 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Parameter tetap dalam skenario ............................................................ 19
Tabel 3.2 Skenario A dengan meningkatnya Area(AODV dan DSDV) ............... 20
Tabel 3.3 Skenario B dengan meningkatnya kecepatan(AODV dan DSDV) ....... 20
Tabel 3.4 Skenario C dengan penambahan node(AODV dan DSDV) ............... 20
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan Area 300mx300m ..... 22
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan Area 800mx800m ..... 23
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan Area 1200mx1200m . 24
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Area .......... 25
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan Kecepatan 10 m/s ...... 26
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan Kecepatan 20 m/s ...... 27
Tabel 4.7 Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan Kecepatan 30 m/s ...... 28
Tabel 4.8 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Kecepatan . 29
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan 25 Node ..................... 30
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Death of AODV Node dengan 75 Node ................... 31
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan 100 Node ................. 32
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Node ....... 34
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Death of Node DSDV dengan Area 300mx300m .... 35
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Death of Node DSDV dengan Area 800mx800m .... 36
Tabel 4.15 Hasil Pengujian Death of Node DSDV dengan Area 1200mx1200m 37
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Area ........ 38
Tabel 4.17 Hasil Pengujian Death of Node DSDV dengan Kecepatan 10 m/s ..... 39
Tabel 4.18 Hasil Pengujian Death of Node DSDV dengan Kecepatan 20 m/s ..... 40
Tabel 4.19 Hasil Pengujian Death of Node DSDVdengan Kecepatan 30 m/s ...... 41
Tabel 4.20 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Kecepatan 42
Tabel 4.21 Hasil Pengujian Death of Node DSDV dengan 25 Node .................... 43
Tabel 4.22 Hasil Pengujian Death of DSDV Node dengan 75 Node .................... 44
Tabel 4.23 Hasil Pengujian Death of Node DSDV dengan 100 Node .................. 45
Tabel 4.24 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Node ....... 47
Tabel 4.25 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Area ........ 50
Tabel 4.26 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Kecepatan 54
Tabel 4.27 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Node ....... 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jaringan komputer telah mengalami perubahan teknologi dari
menggunakan kabel untuk menghubungkan komputer ke komputer lain
menjadi wireless atau tanpa kabel. Dalam perkembangan zaman peminat
pengguna wireless berkembang secara pesat, hal ini tidak luput oleh sifat
wireless yang menguntungkan bagi penggunanya. Keuntungan yang dapat
diperoleh dari wireless adalah sifat mobilitasnya yang tinggi dan tidak
tergantung pada kabel dan koneksi tetap.
MANET adalah sebuah jaringan wireless tanpa infrastruktur yang
terdiri sekumpulan node yang saling berhubungan untuk berkomunikasi,
dalam jaringan ini node berfungsi juga sebagai router (relay) yang
bertanggung jawab untuk mencari dan menangani rute ke setiap node di
dalam jaringan. MANET yang ingin berinterkoneksi serta bertanggung jawab
dalam proses komunikasi dan transportasi data.
MANET tidak memerlukan instalasi seperti pada jaringan berbasis
infrastruktur, Sebagai contoh dalam upaya rekonstruksi sehabis bencana
untuk mengevakuasi di hutan-hutan misalnya operasi militer, kondisi ini
hanya membutuhkan komunikasi yang bersifat sementara(temporary).
Dalam jaringan MANET dapat bekerja secara dinamis, jadi
sekumpulan node tersebut bergerak spontan dengan demikian topologi
jaringan wireless mungkin dapat berubah ubah dengan cepat dan tidak dapat
diprediksi menyebabkan perubahan topologi jaringan sesuai dengan kondisi
yang ada. Pada MANET mempunyai 3 protokol routing yaitu Table- Driven
routing protocols (proactive), On-Demand routing protocols (reactive) dan
gabungan dari keduanya yaitu Hybird. MANET mempunyai beberapa tipe
karakteristik umum yaitu :
1. Node yang selalu bergerak (Node mobility)
Pada MANET setiap node selalu bergerak bebas, maka
dimungkinkan terjadi karena setiap node memancarkan sinyal dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
radius tertentu,maka node-node yang dalam satu lingkup sinyal
dapat saling berkomunikasi
2. Topologi yang dinamis (Dynamic topology)
Tidak dibutuhkannya sebuah infrastruktur jaringan seperti
AP(access point) dan node yang selalu bergerak maka gambaran
atau topologi jaringan pada adhoc network tidak dapat diprediksi.
3. Membangun sendiri (Self built)
Setiap node pada jaringan ad hoc network dapat menjadi
penerima paket informasi atau penerus paket (router).
MANET membutuhkan sebuah protokol komunikasi yang mengatur
komunikasi antara node sehinga setiap node dalam satu jaringan mampu
berkomunikasi satu sama lainya. Namun protokol komunikasi di jaringan
wired network yang sifat nodenya statik sangat tidak cocok diterapkan di
MANET. Protokol di jaringan MANET mempunyai beberapa karateristik
khusus yang harus dipenuhi yaitu self-configured, self-built and distributed
routing algorithm.
1. Konfigurasi sendiri (Self-configured) : protocol tersebut mampu
mengkonfigurasi node sehingga node secara otomatis dapat menjadi
klien sekaligus router untuk node lainnya.
2. Membangun jaringan sendiri (Self-built) : dikarenakan node selalu
bergerak maka protocol tersebut diharapkan mampu mendisain node
untuk membangun jaringan sendiri.
3. Penyebaran algoritma routing (distributed routing algorithm) :
protokol mampu membuat jalur routing untuk pencarian jalur
terpendek setiap node yang bergerak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Gambar 1.1 Klasifikasi routing protocol di MANET
Pada Protokol routing MANET dapat dibedakan menjadi 3 karakteristik
berdasarkan sebaran table routing :
a. Protokol routing proaktif (Table Driven Routing Protocol)
Pada protokol proaktif ini bekerja dengan (table driven routing
protocol), jadi masing-masing node mempunyai routing table yang
lengkap, dalam artian sebuah node akan mengetahui semua rute ke
node lain yang berada dalam jaringan tersebut. Saat melakukan
maintenence terhadap informasi routing melalui routing table dan
melakukan up-to-date secara berkala sesuai dengan perubahan
topologi, namun metode proaktif ini jika diimplementasikan maka
akan menyebabkan konsumsi bandwidth yang besar dikarenakan
semua node membroadcat routing table ke semua node.
Beberapa contoh protokol proaktif yaitu:
DSDV (Dynamic Destination Sequenced Distance Vector
Routing Protokol)
OLSR (Optimized Link State Routing Protocol)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
b. Protokol routing reaktif (On-Demand Routing Protocol)
Protokol routing reaktif melakukan proses pencarian node tujuan
dengan cara On Demand yang berarti proses pencarian route hanya
dilakukan ketika node sumber membutuhkan komunikasi dengan
node tujuan. Jadi routing table yang dimiliki oleh sebuah node berisi
informasi route node tujuan saja. Namun pada protokol ini akan
membangun koneksi apabila node membutuhkan rute dalam
mentransmisikan dan menerima paket data, akan tetapi
membutuhkan waktu yang lebih besar dari pada protokol routing
proaktif, maka metode ini tidak membutuhkan konsumsi bandwidth
yang terlalu besar dan meminimalis sumber daya baterai.
AODV (Ad Hoc On Demand Distance Vector )
DSR (Dynamic Source Routing)
ACOR (Admission Control enabled On-demand Routing)
(ABR) (Auditory brainstem response)
c. Protokol routing Hybrid
Protokol routing Hybrid adalah metode penggabungan yang
kedua protokol antara routing proaktif dan reaktif.
TORA (Temporally-Ordered Routing Algorithm)
ARPAM (Ad-hoc Routing Protocol for Aeronautical Mobile Ad-
Hoc Networks)
ZRP (Zone Routing Protocol )
OORP (Order One Routing Protocol)
Jaringan adhoc MANET sangat dibutuhkan karena sifatnya yang
sangat mobile, maka dari itu setiap protokol routing yang ada harus mampu
mengatasi segala permasalahan routing baik yang bersifat umum seperti
pencarian jalur terpendek dan permasalahan routing khusus di MANET yang
harus memperhitungkan energy atau baterai dan pemakaian bandwidth.
Energy atau baterai sangat penting bagi penggunan jaringan nirkabel yang
memiliki kelehaman dengan adanya keterbatasan energy karena jika energy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
telah habis node tidak bisa berinteraksi dengan node yang lain sehingga node
tersebut dianggap sudah mati. Sebuah protocol sebaiknya
mempertimbangkan energy terlebih dahulu sehingga node dapat bertahan
lebih lama dalam berinteraksi, untuk itu dilihat berapa banyak node tersebut
dapat bertahan setiap berinteraksi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat rumusan masalah berupa
apa kelebihan dan kekurangan penggunaan daya energy pada routing protolol
reaktif (AODV) dan routing protokol proaktif (DSDV) pada jaringan
MANET.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui hasil
daya energy dapat bertahan pada routing protokol reaktif (AODV) dan
routing protokol routing proaktif (DSDV) pada jaringan MANET.
1.4. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Trafik data yang digunakan adalah protocol TCP
2. Parameter yang digunakan sebagai uji adalah node yang tidak memiliki
daya baterai
3. Menggunakan simulator komputer dengan NS2 (Network Simulator 2)
1.5. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
pertimbangan dalam menentukan protocol dimana lamanya daya baterai
dalam sebuah jaringan manet dapat bertahan.
1.6. Metode Penelitian
Metodologi dan langkah-langkah yang digunakan dalam pelaksanaan
tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1. Studi literatur
Melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber baik pencarian dari
berbagai buku referensi, jurnal-jurnal, browsing internet maupun
penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya sebagai bahan
acuan atau tinjauan agar mendapatkan data dan informasi yang diperlukan
untuk melengkapi data-data dalam menganalisa dan melakukan penelitian
ini.
2. Perancangan atau skenario
Perancangan sistem meliputi skenario perancangan topologi dan
implementasi topologi jaringan pada NS2 sebagai berikut :
a. Luas area simulasi
b. Penambahan dalam jumlah node
c. Penambahan dalam kecepatan node
d. Penempatan node dan pergerkan node secara acak
3. Pemilihan hardware dan software
Pada tahap ini dilakukan pemilihan hardware dan software yang
dibutuhkan untuk membangun jaringan komputer sesuai skenario topologi
jaringan yang dibuat dan sekaligus untuk pengujian.
4. Pembangunan simulasi dan pengumpulan data
Pembangunan simulasi dan pengumpulan data. Simulasi jaringan
MANET ini menggunakan simulator bernama NS2.
5. Analisis data simulasi
Untuk menganalisa sebuah data yang sudah diperoleh dari proses
simulasi tersebut tentunya dapat dilakukan pengamatan dari parameter
yang sudah ditentukan, melakuk ananalisis terhadap data akhir yang
dihasilkan yaitu file trace yang diperoleh.
1.7. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penulisan tugas akhir, rumusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
masalah, batasan masalah, metodologi penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai teori yang berkaitan dengan
judul/masalah di tugas akhir.
BAB III PERENCANAAN SIMULASI JARINGAN
Bab ini berisi perencanaan simulasi jaringan.
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS
Bab ini berisi pelaksanaan simulasi dan hasil analisis data simulasi
jaringan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi beberapa kesimpulan yang didapat dan saran-saran
berdasarkan hasil analisis data simulasi jaringan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Mobile Ad Hoc Network
MANET adalah sebuah jaringan wireless yang bersifat dinamis dan
setiap mobile host dalam MANET bebas untuk bergerak ke segala arah. Di
dalam jaringan MANET terdapat dua node (mobile host) atau lebih yang
dapat berkomunikasi dengan node lainnya namun masih berada dalam
jangkauan node tersebut. Selain itu node juga dapat berfungsi sebagai
penghubung antara node yang satu dengan node yang lainnya.
Jaringan adhoc dapat bekerja dengan infrastruktur berupa wireless
dengan cara berkomunikasi secara mobile network, serta untuk proses
routingnya menggunakan multihop informasi jadi setiap informasi akan
dikirimkan dan disimpan terlebih dahulu dan diteruskan ke node tujuan
melalui perantara, namun dari sisi keamanan tentunya sangat terbatas jika
dibandingkan dengan network yang menggunaan kabel. Karakteristik dari
adhoc ini pun selalu berpindah- pindah dikarenakan node selalu bergerak
tanpa diprediksi.
2.1.1. Karakteristik MANET
Beberapa karakteristik dari jaringan ini adalah:
1. Otonomi dan tanpa infrastruktur, MANET tidak bergantung kepada
infrastruktur atau bersifat terpusat. Setiap node berkomunikasi secara
distribusi peer-to-peer.
2. Topologi jaringan bersifat dinamis, artinya setiap node dapat bergerak
bebas (random mobility) dan tidak dapat diprediksi. Scalability artinya
MANET bersifat tidak tetap atau jumlah node berbeda di tiap daerah.
3. Sumber daya yang terbatas, baterai yang dibawa oleh setiap mobile
node mempunyai daya terbatas, kemampuan untuk memproses
terbatas, yang pada akhirnya akan membatasi layanan dan aplikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2.1.2. Protokol Routing
Jaringan MANET adalah sekumpulan node yang dapat bergerak
(mobile node) yang di dalamnya terdapat kemampuan untuk
berkomunikasi secara wireless dan juga dapat mengakses jaringan.
Perangkat tersebut dapat berkomunikasi dengan node yang lain
selama masih berada dalam jangkauan perangkat radio. Node yang
bersifat sebagai penghubung tersebut akan digunakan untuk
meneruskan paket dari node sumber ke tujuan. Routing merupakan
algoritma perpindahan informasi di seluruh jaringan dari node sumber
ke node tujuan dengan minimal satu node yang berperan sebagai
perantara. Komponen penting pada sebuah protokol routing/
Algoritma routing berfungsi untuk menentukan bagaimana node
berkomunikasi dengan node yang lainnya dan menyebarkan informasi
yang memungkinkan node yang lainnya dapat menyebarkan informasi
yang memungkinkan node sumber untuk memilih rute optimal ke
node tujuan dalam sebuah jaringan komputer. Sedangkan sebuah
algoritma routing berfungsi untuk menghitung secara matematis jalur
yang optimal berdasarkan informasi routing yang dipunyai oleh suatu
node. Mengenai sebuah algoritma routing harus mencakup banyak hal
yang perlu di perhatikan :
a) Penentuan jalur terpendek yang akan di tujukan ke node tujuan
harus efisien.
b) Selalu up-to-date table routing ketika terjadi perubahan pada
topologi.
c) Meminimalisir jumlah control paket.
d) Waktu konvergen yang seminim mungkin.
2.1.3. Routing Reaktif
Tipe algoritma protokol routing reaktif ini bersifat on-demand,
pada intinya node sumber yang akan menentukan node tujuan sesuai
prosedur yang diinginkannya, proses pencarian rute hanya akan
dilakukan ketika dibutuhkan komunikasi antara node sumber dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
node tujuan saja, jadi routing table yang ada pada node hanyalah
informasi route ke tujuan saja, Protokol reaktif ini memanfaatkan
metode broadcast untuk membuat route discovery , pembuatan route
discovery ini untuk maintaining route agar tidak terputus saat jalur
yang tidak digunakan tidak di lalui paket menuju node tujuan, selain
itu routing reaktif ini akan membroadcast paket kepada node
tetangganya untuk menyampaikan paket kepada node tujuan
menggunakan route request setelah menerima maka node tujuan akan
memberikan pesan balasan berupa route reply , dengan cara ini agar
dapat meminimalkan routing overhead agar tidak membanjiri jaringan
berbeda dengan protokol routing proaktif yang membroadcast update
routing table ke semua node yang mengakibatkan boros bandwidth
karena beberapa contoh algoritma routing reaktif adalah Associativity
Based Routing (ABR), Adhoc On-Demand Distance Vector (AODV),
Dynamic Source Routing (DSR).
2.1.4. Routing Proaktif
Tipe golongan protokol routing proaktif ini bersifat (table
driven routing protocol) yaitu mengelola daftar tujuan dan rute terbaru
masing-masing serta bersifat broadcast sehingga system
pendistribusian table routingnya selalu diupdate secara periodic setiap
node akan merespon perubahan dalam mengupdate agar terjadi
konsistensi routing table, maka memperlambat aliran data jika terjadi
restruktursi routing, beberapa contoh algoritma routing proaktif yaitu
Intrazone Routing Protocol (IARP), Linked Cluster Architecture
(LCA), Witness Aided Routing(WAR), Optimized Link State Routing
Protocol(OLSR), Better Approach to Mobile Adhoc Network
(BATMAN), Dynamic Destination Sequenced Distance Vector
(DSDV), Fisheye state routing (FSR).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2.2. AODV (Ad hoc On Demand Distance Vector)
AODV adalah routing protocol yang termasuk dalam klasifikasi reaktif
routing protokol, yang hanya melakukan request sebuah rute saat dibutuhkan.
AODV memiliki dua tahapan routing yaitu route discovery (tahap pencarian
routing) dan route maintenance (tahapan memeliharanan jalur). Route
discovery berupa Route Request (RREQ) dan Route Reply (RREP).
Sedangkan untuk tahapan route maintenance AODV menggunakan Route
Error (RRER). Gambaran umun cara kerja AODV adalah node sumber atau
source node akan membroadcast RREQ ketetangga terdekat, jika node
tetangga mempunyai jalur atau node tersebut yang akan dituju maka node
tetangga akan membalas dengan merespon RREP.
Cara kerja routing AODV yang hanya memlihara satu jalur routing saja
membuat routing ini sangat cocok digunakan untuk jaringan dengan
keterbatasan bandwidth. Begitu juga control message/update yang digunakan
lebih efesien, karena AODV hanya melakukan control message/update saat
ada jalur putus saja. Namun hal tersebut membuat protokol routing AODV
memerlukan waktu yang lebih lama untuk membentuk jalur routing baru saat
ada koneksi yang putus. AODV akan selalu kembali ke source atau node
sumber saat ada jalur yang putus, kemudian akan memulai dari awal lagi
tahapan pencarian node. Hal itulah yang menyebabkan AODV sangat jatuh
saat kecepatan node yang tinggi.
Berikut akan dijelaskan tahapan route discovery phase dan tahapan
route maintanace :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2.2.1. Tahap Pencarian Jalur (Route Discovery Phase)
Berikut adalah contoh gambar RREQ AODV. Source node S
ingin berkomunikasi ke destination D
Gambar 2.2 Route Request AODV
Node S akan membroadcast paket RREQ ke semua tetangga,
paket akan di teruskan sampai menemukan tujuan. Saat node D
menerima RREQ yang node D akan mencek jumlah hop count RREQ
yang pertama . RREQ yang pertama dari node 2 dengan jumlah hop
count 3. kemudian node D akan me-reply paket dari jalur node 2.
Gambar 2.2 Gambar Route Reply AODV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Node D akan mengirimkan RREP ke node 2, kemudian node 2
akan meneruskan paket RREP sampai node sumber atau node S.
Sementara itu paket RREQ dari node 5 datang, karena jumlahn hop
count lebih besar maka paket RREQ dari node 5 akan di drop, begitu
juga paket RREQ dari node 9 akan di drop juga. Routing menuju node
D akan terbentuk yaitu melewati node (1,2).
2.2.2. Tahap Pemeliharan Jalur (Route Maintanace Phase)
Adalah tahapan dimana AODV berusaha mengatasi suatu jalur
yang error. Saat ada sebuah jalur yang putus, maka AODV akan
mengirimkan RERR (Route Error) ke jaringan. Node yang menerima
RRER akan meneruskan pesan ke node tetangga sampai diterima oleh
node source.
Gambar 2.2 Route Error AODV
Saat node 2 dan node D putus, node 2 akan mengirimkan RRER
ke tetangga jalur routingnya yaitu node 1. Kemudian node 1 akan
meneruskan paket RRER ke sampai node S (sumber). Saat node S
menerima RRER maka node S akan menghapus jalur routing tersebut
dan memulai routing dari awal lagi
2.3. DSDV (Destination-sequenced Distance Vector)
Destination sequenced Distance Vector (DSDV) merupakan protokol
routing yang menggunakan algoritma Distance Vector dan algoritma shortest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
path Bellman-Ford. Mekanisme DSDV dalam menemukan rute di dalam
mobile adhoc network (MANET) berbeda. Routing table yang digunakan
protokol ini menyimpan hop (loncatan) selanjutnya dari node awal, cost dari
node awal ke node tujuan, serta destination sequence number yang berasal
dari node tujuan. Pada dasarnya algoritma Distance Vector tidak bebas
pengulangan (loop free), oleh karena itu destination sequence number
digunakan supaya tidak terjadi looping dalam proses routing. Destination
sequence number juga berguna untuk menjaga informasi routing table
supaya menjadi informasi yang terbaru dengan memperbaharui rute
lama menjadi rute yang baru.
Gambar 2.34 Node B melakukan broadcast
Setiap node mencatat destination (tujuan) yang mungkin tercapai, next
node yang mengarah ke destination, cost (metric), dan sequence number.
Setiap node saling bertukar informasi secara rutin dengan melakukan
broadcast ke node tetangga (neighbor node). Pembaruan routing table juga
bisa terjadi apabila ada event tertentu, seperti rute putus atau pergerakkan
node yang menyebabkan perubahan topologi jaringan dan perubahan
informasi pada tabel.
Node B melakukan increment terhadap sequence number menjadi 102
dan melakukan broadcast informasi routing table baru ke node-node
tetangganya (A dan B). Broadcast ini akan terus dilakukan selama masih ada
node pada jaringan yang terhubung sehingga routing table senantiasa baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Gambar 2.3 Node D mengirim paket ke node A melalui 2 jalur dengan hop
berbeda
Node D merupakan source node, sedangkan node A merupakan
destination node. Karena adanya routing table, maka D dapat dengan ada
node pada jaringan yang terhubung sehingga routing table senantiasa baru.
mudah mengidentifikasi rute dengan cost atau hop (loncatan) terpendek yaitu
melalui Q. Node D melakukan broadcast dengan sequence number D-102
melalui P dan Q. Informasi sampai ke P dan Q dengan sequence number 102
dengan jumlah hop 10 di Q dan 11 di P. Routing table yang dipilih adalah
routing table dengan sequence number terbesar dan jumlah hop terkecil. Oleh
karena sequence number di P dan Q sama-sama 102, maka informasi yang
akan diteruskan ke node A adalah informasi routing table dari node Q dengan
jumlah hop 10.
Pembaharuan rute pada protokol routing DSDV bersifat time-driven
(periodik) ataupun event driven (digerakkan oleh fenomena tertentu). Setiap
node bertukar informasi dengan node-node tetangganya secara periodik untuk
memperoleh informasi routing table yang terbaru. Saat terjadi perubahan
signifikan tertentu dari update terakhir, suatu node dapat mengirim informasi
dari routing table yang telah berubah dengan digerakkan oleh trigger / event
tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
DSDV memiliki dua cara saat memperbaharui routing table. Pertama
adalah full-dump yang memperbarui seluruh isi routing table. Incremental
update, merupakan cara lain yang hanya memuat informasi yang berubah
sejak pembaharuan terakhir. Incremental update dapat dikirim dengan satu
NDPU (Network Data Packet Unit) sedangkan full-dump dikirim dengan
menggunakan beberapa NDPU.
DSDV merupakan protokol routing yang efisien. Dengan adanya
sequence number, DSDV bebas dari pengulangan (loop free). Delay
(keterlambatan) untuk penemuan rute baru juga relatif rendah karena saat
dibutuhkan destination yang baru, source node telah menyimpan rute dari
source ke destination di dalam routing table yang diperbarui secara rutin.
Sebagai protokol proaktif, DSDV perlu memperbaharui routing table
secara rutin sehingga mengkonsumsi banyak energi baterai dan bandwith
meskipun jaringan tersebut sedang dalam kondisi idle. Akibatnya protokol ini
kurang cocok untuk jaringan dengan jumlah node yang sangat besar. Saat
topologi jaringan berubah, sequence number baru dibutuhkan. DSDV tidak
stabil hingga perubahan routing table tersebar di seluruh node pada jaringan.
Karena alasan ini DSDV tidak tepat digunakan pada jaringan dengan
mobilitas tinggi.
DSDV efektif untuk jaringan adhoc dengan populasi rendah karena
perubahan topologi juga relatif rendah. Jaringan dengan populasi tinggi
namun frekuensi perubahan topologi yang rendah juga baik untuk protokol
DSDV. Hal ini disebabkan karena tidak dibutuhkan pencarian rute baru pada
saat pengiriman data akan dilakukan sehingga delay menjadi rendah.
2.4. Network Simulator 2
NS-2 merupakan salah satu tool yang sangat berguna untuk
menunjukkan simulasi jaringan melibatkan Local Area Network (LAN), Wide
Area Network (WAN), dan telah mengalami perkembangan untuk
memasukkan didalamnya jaringan nirkabel (wireless) dan juga jaringan
adhoc.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Ada beberapa keuntungan menggunakan NS sebagai perangkat lunak
simulasi pembantu analisis dalam riset, antara lain adalah NS dilengkapi
dengan tool validasi yang digunakan untuk menguji kebenaran pemodelan
yang ada pada NS. Secara default semua pemodelan NS akan dapat melewati
proses validasi ini. Pemodelan media, protokol dan komponen jaringan yang
lengkap dengan perilaku trafiknya sudah disediakan pada library NS.
NS juga bersifat open source dibawah Gnu Public License (GPL) dan
berkembang menjadi lebih dinamis, sehingga lebih friendly dan leluasa ketika
digunakan dalam sistem operasi linux/ubuntu. Akan tetapi untuk menjalankan
dalam sistem operasi windows tidak perlu khawatir, dan terlebih dahulu
menginstal cygwin yang berfungsi sebagai linux environment. NS dapat di-
download dan digunakan secara gratis melalui website NS.
2.4.1. Fungsi NS
Adapun beberapa fungsi pada NS-2, yaitu :
1. Mendukung jaringan kabel (wired)
Protokol routing Distance Vector, Link State
Protokol Transport : TCP, UDP
Sumber trafik : web, ftp, telnet, cbr, real audio
Tipe antrian yang berbeda : drop tail, RED
Quality of Service (QoS) : Integrated Services dan
Differentiated Services
Emulation
2. Mendukung jaringan nirkabel (wireless)
Protokol routing ad hoc: AODV, DSR, DSDV, TORA;
Jaringan hybrid; Mobile IP; Satelit; Senso-MAC; Model
propagasi: two-ray ground, free space, shadowing
3. Visualisasi
Network Animator (NAM)
Trace Graph
4. Kegunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Pembangkit pergerakan mobile setdest –v (versi) –n (jumlah
node) –p (waktu pause) –s (kecepatan) –t (waktu simulasi) –
x (panjang area) –y (lebar area) > (File keluaran)
Pembangkit pola trafik (CBR / TCP traffic) Ns cbrgen.tcl [-
type cbr | tcp] [-nn jumlah node] [-seed seed] [-mc koneksi]
[-rate rata-rata]
5. Tracing
Contoh output dari simulasi berupa trace file .tr
[event] [time] [ node id] [pkt type] [pkt size] [energy] [IP header]
[seq number]
s = paket yang dikirim
r = paket yang diterima
10.000000000 = time stamp
_1_ = node id
RTR = routing message
AODV = routing protokol
Energy 4000.0000 = Sisa Energy
ei = energy yang dikonsumsi pada saat keadaan hidup(idle)
es = energy yang dikonsumsi pada saat keadaan mati(sleep)
et = energy yang dikonsumsi pada saat mentransmit paket
er = energy yang dikonsumsi pada saat menerima paket
[1:0 3:0 32 0] = IP header
[0 0] 0 0 = route request
-s 10.000000000 _1_ AGT --- 0 AODV 48 [0 0 0 0] [energy
4000.0000 ei 2.557 es 0.000 et 0.000 er 0.000] -------
[1:0 3:0 32 0] [0 0] 0 0
- r 10.000000000 _1_ RTR --- 15 tcp 40 [0 0 0 0]
[energy 4000.0000 ei 2.557 es 0.000 et 0.000 er 0.000]
------- [1:0 3:0 32 0] [0 0] 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
BAB III
PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN
3.1. Parameter Simulasi
Pada penelitian ini mengunakan beberapa paramter yang bersifat
konstan yang akan digunakan untuk setiap simulasi baik itu untuk AODV dan
DSDV , tabelnya sebagai berikut :
Tabel 3.1 Parameter tetap dalam skenario
Luas Area Simulasi 300mx300m/800mx800m/1200x1200m
Jumlah Nodes 25/50/75/100
Kecepatan Random 1-25
Kecepatan Konstan 10//20/30
Type Mobility Random Way Point
Jumlah Koneksi 7
TxPower : 2.00W
RxPower : 1.00W
IdlePower : 1.0W
Transition Power : 0.2W
Transition Time : 0.005s
Sleep Power : 0.001W
Total simulation Time : 7200 s
Initial energy of a Node : 4000 Joules
Routing protocols : AODV/ DSDV
Traffic Model : TCP
3.2. Skenario Simulasi
Skenario simulasi antara kedua protokol reaktif dan proaktif baik
AODV dan DSDV yaitu skenario dengan jumlah node, kecepatan dan area
bertambah. Hasil dari pengujian di rata-rata dan ditampilkan menjadi sebuah
tabel dan grafik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tabel 3.2 Skenario A dengan meningkatnya Area(AODV dan DSDV)
Skenario Node Kecepatan Area Koneksi
A1 50 1-25 300mx300m 7
A2 50 1-25 800mx800m 7
A3 50 1-25 1200mx1200m 7
Tabel 3.2 Skenario B dengan meningkatnya kecepatan(AODV dan DSDV)
Skenario Node Kecepatan Area Koneksi
B1 50 10 800mx800m 7
B2 50 20 800mx800m 7
B3 50 30 800mx800m 7
Tabel 3.2 Skenario C dengan penambahan node(AODV dan DSDV)
Skenario Node Kecepatan Area Koneksi
C1 25 1-25 800mx800m 7
C2 75 1-25 800mx800m 7
C3 100 1-25 800mx800m 7
3.3. Parameter Kinerja
Ada parameter kinerja dalam penelitian tugas akhir yaitu
3.3.1 Death of Node
Death of node adalah node yang dianggap sudah mati
dikarenakan tidak memiliki sisa daya energy baterai. Rumus untuk
menghitung death of node adalah :
Death of Node = Intial Energy – Energy Consumption
3.3.2 Throughput
Throughput adalah rata-rata data (bit) yang dikirimkan ke node
tujuan per satuan waktu. Rumus untuk menghitung throughput adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Average Throughput = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
3.4. Topologi Jaringan
Topologi dari adhoc tidak dapat diramalkan atau diprediksi karena
topologi jaringan ini dibuat secara random. Hasil dari simulasi baik itu posisi
node dan pergerakan node tentunya tidak akan sama dengan topologi yang
sudah direncanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISIS
Untuk membandingkan death of node pada kedua protocol routing
(AODV) dan protocol routing proaktif (DSDV) ini akan di dilakukan seperti
pada tahap pengujian, sesuai skenario perancangan simulasi jaringan pada
Bab 3 sesuai parameter yang sudah ditentukan. Pada hasil dari simulasi
ditemukan critical condition yang menandakan bahwa node yang mengalami
death of node terjadi pada menit 60 sampai 66 maka dari itu dibentuk ketegori
agar lebih terlihat hasil dari death of node yaitu pada menit 60,63 dan 66.
4.1. AODV
4.1.1. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Area
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan Area 300mx300m
Node Menit
Node Menit
60 63 66 60 63 66
0 397.01 347.01 256.165 25 395.08 345.08 254.234
1 0 0 0 26 397.788 347.788 256.943
2 260.425 210.425 119.58 27 398.024 348.024 257.178
3 398.244 348.244 257.399 28 397.042 347.042 256.196
4 0 0 0 29 384.577 334.577 243.731
5 295.22 245.22 154.375 30 393.773 343.773 252.928
6 93.1825 43.1825 0 31 387.56 337.56 246.714
7 18.568 0 0 32 395.018 345.018 254.173
8 114.093 64.093 0 33 398.045 348.045 257.2
9 57.3677 7.3677 0 34 395.514 345.514 254.669
10 344.082 294.082 201.129 35 399.351 349.351 258.506
11 0 0 0 36 392.903 342.903 252.058
12 275.316 225.316 134.471 37 398.405 348.405 257.562
13 399.438 349.438 258.593 38 392.975 342.975 252.13
14 398.692 348.692 257.847 39 384.531 334.531 243.686
15 399.465 349.465 258.62 40 374.345 324.345 233.5
16 396.128 346.128 255.283 41 395.831 345.831 254.985
17 379.867 329.867 239.021 42 391.174 341.174 248.914
18 399.495 349.495 258.65 43 399.488 349.488 258.643
19 396.408 346.408 255.563 44 391.124 341.124 250.279
20 388.938 338.938 248.093 45 397.762 347.762 256.917
21 392.453 342.453 251.608 46 395.85 345.85 255.005
22 392.098 342.098 251.253 47 392.508 342.508 246.945
23 392.552 342.552 251.706 48 399.489 349.489 258.643
24 399.503 349.503 258.658 49 377.083 327.083 236.238
Avg 336.275 289.904 209.319
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Gambar 4.1 Grafik Death of Node dengan Area 300mx300m pada AODV
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan Area 800mx800m
Node Menit
Node Menit
60 63 66 60 63 66
0 374.856 299.856 188.872 25 379.187 304.187 189.829
1 167.068 92.068 0 26 374.241 299.241 202.205
2 317.533 242.533 154.4093 27 376.182 301.182 189.542
3 379.13 304.13 204.714 28 384.389 309.389 198.178
4 39.3487 0 0 29 372.146 297.146 180.874
5 340.25 265.25 185.74 30 359.841 284.841 172.59
6 152.439 77.439 0 31 371.153 296.153 205.676
7 60.2862 0 0 32 379.642 304.642 187.67
8 213.033 138.033 0 33 382.431 307.431 194.476
9 0 0 0 34 371.296 296.296 220.162
10 317.385 242.385 183.5435 35 364.186 289.186 193.332
11 134.018 59.018 0 36 377.126 302.126 190.834
12 306.189 231.189 169.2733 37 364.419 289.419 182.154
13 375.415 300.415 206.512 38 376.049 301.049 194.775
14 375.064 300.064 231.978 39 360.804 285.804 177.648
15 372.019 297.019 188.372 40 373.196 298.196 168.491
16 369.608 294.608 175.932 41 382.275 307.275 167.724
17 372.268 297.268 174.801 42 371.636 296.636 180.117
18 372.075 297.075 186.473 43 373.87 298.87 202.891
19 385.37 310.37 210.633 44 381.915 306.915 231.823
20 386.647 311.647 202.199 45 376.016 301.016 186.432
21 364.607 289.607 180.69 46 370.863 295.863 170.459
22 364.131 289.131 188.111 47 374.502 299.502 207.99
23 372.366 297.366 206.146 48 372.073 297.073 179.565
24 376.097 301.097 217.026 49 363.955 288.955 189.829
Avg 332.411 259.919 164.5222
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
300mx300m
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 4.1 Grafik Death of Node dengan Area 800mx800m pada AODV
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan Area 1200mx1200m
Node Menit
Node Menit
60 63 66 60 63 66
0 346.335 271.335 207.786 25 374.715 299.715 234.225
1 140.776 65.776 0 26 377.015 302.015 237.87
2 299.904 224.904 150.119 27 349.372 274.372 158.079
3 341.999 266.999 150.519 28 366.53 291.53 228.229
4 34.3046 0 0 29 367.288 292.288 227.701
5 315.91 240.91 177.231 30 354.083 279.083 215.659
6 128.513 53.513 0 31 373.969 298.969 182.303
7 60.0703 0 0 32 376.805 301.805 237.273
8 153.974 78.974 0 33 376.78 301.78 185.487
9 0 0 0 34 348.514 273.514 156.992
10 324.715 249.715 185.781 35 356.068 281.068 217.719
11 159.326 84.326 0 36 374.527 299.527 235.366
12 321.62 246.62 176.853 37 372.533 297.533 181.213
13 381.786 306.786 243.304 38 361.44 286.44 223.101
14 374.772 299.772 235.9 39 371.138 296.138 232.322
15 365.796 290.796 226.145 40 372.517 297.517 181.126
16 359.908 284.908 168.657 41 365.527 290.527 174.016
17 350.428 275.428 158.649 42 343.959 268.959 199.659
18 355.821 280.821 216.917 43 373.806 298.806 231.657
19 379.306 304.306 240.631 44 356.921 281.921 164.447
20 346.962 271.962 155.716 45 365.599 290.599 227.212
21 355.115 280.115 216.818 46 368.395 293.395 228.809
22 362.397 287.397 160.193 47 370.911 295.911 232.567
23 360.083 285.083 221.379 48 366.558 291.558 172.308
24 353.646 278.646 214.408 49 365.126 290.126 172.668
Avg 322.4713 250.0838 172.9003
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
800mx800m
Menit 60 Menit 63 menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Gambar 4.1 Grafik Death of Node dengan Area 1200mx12000m pada AODV
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Area
Hasil Througput (Kbps)
300mx300m 485.5
800mx800m 366.85
1200mx1200m 354.05
Gambar 4.1 Grafik Throughput dengan Penambahan Area pada AODV
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
1200mx1200m
Menit 60 Menit 63 Menit 66
485.5
366.85 354.05
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
300mx300m 800mx800m 1200mx1200m
Thro
ugp
ut
(Kb
ps)
Area
AODV Througput
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 4.1, 4.2, 4.3 dan 4.4 yang berada diatas menunjukkan bahwa
saat jumlah area ditambah (300mx300m, 800mx800m, 1200mx1200m),
maka death of node pada menit 60 sampai dengan menit 66 yang sudah tidak
memiliki daya energy terdapat 7 node di karenakan 7 node tersebut
merupakan source, sehingga source membutuhkan daya yang lebih banyak
untuk melakukan transmit ke destination. Kemudian jika area yang kecil
membuat rute menuju destination menjadi pendek sehingga relay tidak
menggunakan daya yang cukup banyak serta memberikan throughput yang
tinggi, sedangkan area yang semakin besar membuat rute menuju destination
semakin panjang sehingga daya energy cukup banyak digunakan antara
source dan relay kemudian mengakibatkan throughput turun.
4.1.2. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Kecepatan
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan Kecepatan 10 m/s
Node Menit
Node Menit
60 63 66 60 63 66
0 375 275 177.412 25 386.139 286.139 185.752
1 86.3674 0 0 26 381.61 281.61 184.033
2 294.116 194.116 92.1767 27 378.308 278.308 180.724
3 381.708 281.708 184.127 28 380.359 280.359 182.773
4 0 0 0 29 374.319 274.319 176.726
5 305.467 205.467 107.889 30 380.399 280.399 182.532
6 191.551 91.551 0 31 375.022 275.022 177.16
7 31.6042 0 0 32 383.986 283.986 186.405
8 197.419 97.419 0 33 365.061 265.061 167.322
9 0 0 0 34 384.677 284.677 187.092
10 321.684 221.684 124.092 35 382.998 282.998 185.415
11 153.627 53.627 0 36 373.58 273.58 175.998
12 324.434 224.434 114.387 37 371.838 271.838 174.254
13 373.951 273.951 176.366 38 377.949 277.949 177.553
14 372.129 272.129 166.986 39 373.248 273.248 175.667
15 373.094 273.094 175.075 40 375.038 275.038 177.456
16 380.676 280.676 182.972 41 376.823 276.823 179.225
17 383.268 283.268 185.683 42 365.824 265.824 158.67
18 379.192 279.192 181.618 43 372.353 272.353 174.769
19 375.912 275.912 178.335 44 383.579 283.579 185.987
20 372.939 272.939 175.363 45 373.049 273.049 175.457
21 385.31 285.31 184.915 46 375.397 275.397 177.814
22 381.178 281.178 183.594 47 376.517 276.517 178.931
23 378.647 278.647 181.068 48 384.97 284.97 187.39
24 378.745 278.745 181.168 49 378.04 278.04 180.447
Avg 332.582 238.2226 148.5756
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Gambar 4.1 Grafik Death of Node dengan Kecepatan 10 m/s pada AODV
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan Kecepatan 20 m/s
Node Menit
Node Menit
60 63 66 60 63 66
0 366.355 216.355 182.206 25 374.4 224.4 188.733
1 181.033 31.033 0 26 308.521 158.521 122.933
2 320.368 170.368 135.075 27 380.018 230.018 197.221
3 371.19 221.19 181.086 28 372.87 222.87 189.002
4 104.508 0 0 29 374.916 224.916 190.301
5 365.721 215.721 179.852 30 310.32 160.32 123.288
6 191.011 41.011 0 31 369.423 219.423 185.526
7 34.5549 0 0 32 385.13 235.13 201.5
8 196.561 46.561 0 33 370.997 220.997 188.125
9 117.329 0 0 34 374.534 224.534 188.079
10 374.484 224.484 188.961 35 323.598 173.598 138.734
11 165.829 15.829 0 36 369.707 219.707 185.959
12 380.657 230.657 197.87 37 363.232 213.232 179.373
13 368.148 218.148 184.867 38 367.871 217.871 185.002
14 377.859 227.859 193.305 39 378.013 228.013 192.04
15 370.471 220.471 185.23 40 371.28 221.28 187.191
16 334.747 184.747 151.372 41 363.447 213.447 180.398
17 368.014 218.014 184.989 42 334.073 184.073 150.606
18 378.396 228.396 193.579 43 365.642 215.642 180.002
19 374.781 224.781 191.981 44 372.797 222.797 188.605
20 374.723 224.723 191.848 45 320.616 170.616 132.448
21 335.487 185.487 152.245 46 373.699 223.699 190.91
22 379.205 229.205 195.409 47 369.1 219.1 185.729
23 365.133 215.133 182.17 48 314.287 164.287 123.451
24 377.309 227.309 194.111 49 373.85 223.85 186.228
Avg 331.1243 184.9965 152.5508
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
10 m/s
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 4.1 Grafik Death of Node dengan Kecepatan 20 m/s pada AODV
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan Kecepatan 30 m/s
Node Menit
Node Menit
60 63 66 60 63 66
0 381.425 281.425 201.059 25 369.011 269.011 190.343
1 67.633 0 0 26 379.112 279.112 199.49
2 283.042 183.042 103.699 27 364.162 264.162 185.572
3 371.022 271.022 192.447 28 377.598 277.598 198.371
4 86.9813 0 0 29 375.1 275.1 196.02
5 372.815 272.815 193.954 30 368.717 268.717 189.618
6 204.687 104.687 0 31 373.442 273.442 194.312
7 119.442 19.442 0 32 376.753 276.753 196.045
8 0 0 0 33 379.565 279.565 194.395
9 178.763 78.763 0 34 378.606 278.606 199.968
10 298.863 198.863 114.952 35 376.155 276.155 195.061
11 367.24 267.24 0 36 372.854 272.854 193.829
12 376.843 276.843 198.262 37 378.268 278.268 199.189
13 325.361 225.361 138.904 38 367.261 267.261 187.949
14 373.132 273.132 193.617 39 375.563 275.563 195.312
15 315.549 215.549 137.005 40 372.916 272.916 194.371
16 380.401 280.401 198.686 41 369.483 269.483 191.03
17 321.704 221.704 134.86 42 376.229 276.229 196.893
18 376.827 276.827 197.747 43 372.912 272.912 192.967
19 320.697 220.697 142.037 44 380.176 280.176 200.496
20 377.417 277.417 195.386 45 374.886 274.886 194.24
21 296.811 196.811 113.841 46 363.264 263.264 184.361
22 375.497 275.497 196.549 47 361.934 261.934 183.379
23 377.123 277.123 195.697 48 375.579 275.579 196.245
24 362.682 262.682 181.32 49 376.802 276.802 198.178
Avg 332.9661 235.8738 157.5531
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
20 m/s
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar 4.1 Grafik Death of Node dengan Kecepatan 30 m/s pada AODV
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Kecepatan
Hasil Througput (Kbps)
10 m/s 354.32
20 m/s 329
30 m/s 315.36
Gambar 4.1 Grafik Throughput dengan Penambahan Kecepatan pada AODV
Gambar 4.5, 4.6, 4.7 dan 4.8 yang berada diatas menunjukkan bahwa
saat jumlah kecepatan ditambah mulai (10, 20, 30) maka death of node pada
menit 60 sampai menit 66 yang sudah tidak memiliki daya energy terdapat 7
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
30 m/s
Menit 60 Menit 63 Menit 66
354.32
329
315.36
290
300
310
320
330
340
350
360
10 20 30
Thro
ugp
ut
(Kb
ps)
Kecepatan m/s
AODV Througput
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
node di karenakan 7 node tersebut merupakan source, sehingga source
membutuhkan daya energy yang lebih banyak untuk melakukan transmit ke
destination, Kemudian jika kecepatan rendah AODV akan lebih
membutuhkan daya energy yang banyak karena node masih dapat
mempertahankan rute dan dapat mengirimkan data lebih banyak sehingga
mendapatkan throughput yang tinggi tetapi tidak untuk kecepatan yang tinggi
dikarenakan link akan selalu terputus dan mengirimkan data lebih sedikit
sehingga menghasilkan throughput yang rendah.
4.1.3. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Node
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan 25 Node
Node Menit
60 63 66
0 342.561 171.731 171.731
1 105.58 0 0
2 293.141 115.199 115.199
3 85.878 0 0
4 159.513 0 0
5 358.365 183.102 183.102
6 90.9598 0 0
7 64.0629 0 0
8 58.9875 0 0
9 317.248 145.999 145.999
10 98.2981 0 0
11 364.961 194.018 194.018
12 340.059 169.142 169.142
13 290.52 117.373 117.373
14 348.031 174.444 174.444
15 254.786 83.3229 83.3229
16 322.004 149.116 149.116
17 283.099 109.907 109.907
18 347.868 176.915 176.915
19 307.606 136.085 136.085
20 360.087 185.251 185.251
21 290.763 119.269 119.269
22 329.323 158.228 158.228
23 364.069 191.108 191.108
24 337.035 165.784 165.784
Avg 260.5922 109.8398 109.8398
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 4.1 Grafik Death of Node dengan 25 Node pada AODV
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Death of AODV Node dengan 75 Node
Node Menit
Node Menit
60 63 66 60 63 66
0 376.576 226.576 151.995 40 386.392 236.392 152.192
1 169.549 19.549 0 41 386.6 236.6 162.412
2 323.022 173.022 90.1744 42 332.224 182.224 105.521
3 381.817 231.817 157.622 43 386.262 236.262 161.999
4 87.6737 0 0 44 382.681 232.681 156.957
5 366.056 216.056 141.824 45 346.156 196.156 113.059
6 225.286 75.286 0 46 381.828 231.828 154.183
7 104.409 0 0 47 371.875 221.875 147.6
8 239.116 89.116 0 48 336.903 186.903 100.176
9 21.3069 0 0 49 383.76 233.76 159.326
10 384.126 234.126 159.808 50 385.007 235.007 160.823
11 226.365 76.365 0 51 373.913 223.913 149.631
12 382.356 232.356 158.127 52 384.64 234.64 155.87
13 388.997 238.997 164.659 53 359.027 209.027 134.858
14 380.108 230.108 153.561 54 389.994 239.994 165.789
15 384.699 234.699 157.372 55 382.887 232.887 156.972
16 333.302 183.302 102.929 56 386.292 236.292 162.101
17 379.847 229.847 154.626 57 385.897 235.897 160.616
18 387.62 237.62 163.385 58 382.16 232.16 157.97
19 377.18 227.18 151.433 59 361.611 211.611 137.436
20 381.864 231.864 156.077 60 382.556 232.556 158.305
21 351.137 201.137 126.405 61 386.48 236.48 161.525
22 381.228 231.228 157.03 62 383.304 233.304 158.906
23 382.329 232.329 158.084 63 379.341 229.341 155.179
24 386.457 236.457 162.233 64 379.816 229.816 154.638
25 372.024 222.024 147.655 65 381.235 231.235 156.282
26 289.77 139.77 64.3518 66 371.54 221.54 145.34
27 370.818 220.818 146.634 67 377.921 227.921 153.443
28 367.561 217.561 143.406 68 379.149 229.149 154.182
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
25 Node
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
29 379.982 229.982 155.671 69 380.513 230.513 155.69
30 345.978 195.978 118.095 70 377.156 227.156 152.583
31 377.714 227.714 153.266 71 381.004 231.004 154.149
32 386.984 236.984 162.652 72 377.038 227.038 149.018
33 380.686 230.686 155.388 73 357.597 207.597 131.123
34 382.995 232.995 158.765 74 382.836 232.836 155.32
35 343.836 193.836 117.124
36 378.742 228.742 151.974
37 380.236 230.236 155.754
38 360.154 210.154 135.709
39 384.613 234.613 160.244 Avg 352.9082 206.063 133.9361
Gambar 4.10 Grafik Death of Node dengan 75 Node pada AODV
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Death of Node AODV dengan 100 Node
Node Menit
Node Menit
60 63 66 60 63 66
0 387.226 237.226 174.792 50 374.907 224.907 159.346
1 176.14 26.14 0 51 387.787 237.787 175.51
2 323.202 173.202 108.769 52 390.533 240.533 178.071
3 389.825 239.825 177.53 53 382.751 232.751 170.458
4 37.551 0 0 54 385.196 235.196 172.921
5 364.998 214.998 152.72 55 386.306 236.306 173.486
6 191.264 41.264 0 56 388.627 238.627 176.351
7 104.932 0 0 57 393.301 243.301 181.034
8 231.398 81.398 0 58 389.878 239.878 177.506
9 84.8022 0 0 59 385.614 235.614 173.343
10 391.169 241.169 178.894 60 386.385 236.385 172.297
11 208.078 58.078 0 61 386.69 236.69 174.412
12 387.037 237.037 171.452 62 382.177 232.177 169.89
13 390.029 240.029 177.753 63 383.838 233.838 171.374
14 385.74 235.74 173.463 64 388.617 238.617 174.286
15 381.615 231.615 169.336 65 386.715 236.715 174.442
16 348.014 198.014 134.665 66 389.41 239.41 176.157
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 60 63 66 69 72
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
75 Node
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
17 390.522 240.522 176.971 67 379.7 229.7 167.425
18 385.462 235.462 173.18 68 387.351 237.351 175.048
19 377.489 227.489 153.768 69 391.494 241.494 179.226
20 384.379 234.379 166.831 70 381.826 231.826 169.46
21 354.358 204.358 140.839 71 384.319 234.319 172.03
22 392.788 242.788 180.508 72 388.569 238.569 176.278
23 384.988 234.988 172.697 73 384.432 234.432 171.469
24 389.283 239.283 176.944 74 379.809 229.809 167.53
25 388.181 238.181 175.806 75 388.72 238.72 176.45
26 288.998 138.998 75.76 76 384.813 234.813 172.536
27 391.965 241.965 178.907 77 393.026 243.026 180.719
28 378.974 228.974 163.012 78 387.721 237.721 175.401
29 391.122 241.122 173.779 79 392.014 242.014 176.984
30 331.87 181.87 117.02 80 388.189 238.189 170.994
31 386.184 236.184 173.913 81 377.055 227.055 164.79
32 383.48 233.48 171.21 82 387.926 237.926 175.564
33 385.215 235.215 172.933 83 387.891 237.891 160.701
34 382.908 232.908 170.627 84 383.834 233.834 171.287
35 336.497 186.497 123.496 85 384.212 234.212 171.944
36 386.608 236.608 173.935 86 388.676 238.676 176.133
37 379.296 229.296 157.092 87 390.743 240.743 178.468
38 391.859 241.859 175.204 88 388.438 238.438 176.152
39 381.451 231.451 169.049 89 386.195 236.195 173.595
40 380.486 230.486 167.848 90 389.046 239.046 176.739
41 389.777 239.777 177.288 91 381.1 231.1 168.731
42 333.319 183.319 119.86 92 377.366 227.366 165.079
43 390.105 240.105 177.772 93 389.479 239.479 177.189
44 385.211 235.211 172.933 94 380.984 230.984 168.702
45 342.144 192.144 124.087 95 387.091 237.091 174.785
46 385.552 235.552 173.265 96 389.877 239.877 177.593
47 381.617 231.617 168.543 97 384.276 234.276 172.004
48 337.312 187.312 116.988 98 389.912 239.912 177.615
49 386.838 236.838 174.552 99 378.74 228.74 166.432
Avg 364.4281 216.6553 155.6193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Gambar 4.1 Grafik Death of Node dengan 100 Node pada AODV
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Area
Hasil Througput (Kbps)
25 Node 372.84
75 Node 340.13
100 Node 334.11
Gambar 4.12 Grafik Throughput dengan Penambahan Node pada AODV
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 99
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
100 Node
Menit 60 Menit 63 Menit 66
372.84
340.13334.11
310
320
330
340
350
360
370
380
25 75 100
Tro
ugh
pu
t (K
bp
s)
Node
AODV Throughput
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Gambar 4.9, 4.10, 4.11 dan 4.12 yang berada diatas menunjukkan
bahwa saat jumlah node ditambah mulai ( 25, 75, 100) maka death of node
pada menit 60 sampai menit 66 yang sudah tidak memiliki daya energy
terdapat 7 node dikarenakan 7 node tersebut merupakan source, sehingga
source membutuhkan daya yang lebih banyak untuk melakukan transmit ke
destination, Kemudian node yang sedikit membutuhkan banyak daya energy
karena node selalu menjadi relay dari source dan throughput yang dihasilkan
lebih tinggi disebabkan jumlah hop yang dilewati sedikit, tetapi jika node
semakin banyak dimungkinkan tidak selalu menjadi relay sehingga energy
cukup tersisa lebih banyak dan throughput yang dihasilkan lebih rendah
karena hop yang di lewati lebih banyak dan terjadi control routing.
4.2. DSDV
4.2.1. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Area
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Death of Node DSDV dengan Area 300mx300m
Node Menit
Node Menit
60 63 66 60 63 66
0 391.244 180.664 0 25 391.136 180.556 0
1 0 0 0 26 392.502 181.922 0
2 249.557 38.977 0 27 390.295 179.715 0
3 395.562 184.982 0 28 391.041 180.461 0
4 0 0 0 29 385.582 175.002 0
5 290.795 80.215 0 30 393.537 182.957 0
6 92.8546 0 0 31 394.285 183.705 0
7 58.2379 0 0 32 394.413 183.833 0
8 131.895 0 0 33 390.311 179.731 0
9 84.0207 0 0 34 389.805 179.225 0
10 342.511 131.931 0 35 391.57 180.99 0
11 0 0 0 36 392.919 182.339 0
12 263.919 53.339 0 37 390.152 179.572 0
13 390.457 179.877 0 38 391.488 180.908 0
14 390.048 179.468 0 39 396.338 185.758 0
15 388.127 177.547 0 40 389.768 179.188 0
16 391.162 180.582 0 41 393.025 182.445 0
17 392.44 181.86 0 42 392.634 182.054 0
18 388.989 178.409 0 43 392.783 182.203 0
19 389.898 179.318 0 44 393.827 183.247 0
20 394.412 183.832 0 45 395.856 185.276 0
21 394.028 183.448 0 46 384.748 174.168 0
22 395.588 185.008 0 47 388.51 177.93 0
23 393.838 183.258 0 48 391.481 180.901 0
24 393.41 182.83 0 49 387.074 176.494 0
Avg 335.7615 147.3225 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 4.2 Grafik Death of Node dengan Area 300mx300m pada DSDV
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Death of Node DSDV dengan Area 800mx800m
Node Menit
Node Menit
60 63 66 60 63 66
0 376.668 186.088 0 25 374.29 183.71 0
1 141.371 0 0 26 379.333 188.753 0
2 299.716 109.136 0 27 374.483 183.903 0
3 379.756 189.176 0 28 375.925 185.345 0
4 18.5384 0 0 29 379.206 188.626 0
5 339.889 149.309 0 30 370.794 180.214 0
6 103.5 0 0 31 378.687 188.107 0
7 78.522 0 0 32 373.768 183.188 0
8 179.606 0 0 33 373.258 182.678 0
9 0 0 0 34 377.406 186.826 0
10 306.806 116.226 0 35 374.114 183.534 0
11 133.415 0 0 36 375.296 184.716 0
12 306.32 115.74 0 37 370.884 180.304 0
13 376.453 185.873 0 38 376.454 185.874 0
14 378.98 188.4 0 39 376.849 186.269 0
15 373.151 182.571 0 40 372.498 181.918 0
16 375.637 185.057 0 41 375.522 184.942 0
17 372.327 181.747 0 42 374.206 183.626 0
18 376.988 186.408 0 43 372.496 181.916 0
19 376.833 186.253 0 44 376.07 185.49 0
20 380.115 189.535 0 45 378.912 188.332 0
21 368.569 177.989 0 46 377.278 186.698 0
22 371.163 180.583 0 47 377.456 186.876 0
23 379.031 188.451 0 48 377.535 186.955 0
24 376.477 185.897 0 49 375.523 184.943 0
Avg 331.1615 154.1636 0
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
300mx300m
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 4.2 Grafik Death of Node dengan Area 80mx800m pada DSDV
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Death of Node DSDV dengan Area 1200mx1200m
Node Menit
Node Menit
60 63 66 60 63 66
0 376.26 185.57 0 25 375.509 184.819 0
1 127.8 0 0 26 373.512 182.822 0
2 293.757 103.067 0 27 375.557 184.867 0
3 371.38 180.69 0 28 379.351 188.661 0
4 65.228 0 0 29 369.11 178.42 0
5 328.055 137.365 0 30 367.148 176.458 0
6 109.813 0 0 31 374.21 183.52 0
7 30.0128 0 0 32 375.422 184.732 0
8 185.898 0 0 33 377.455 186.765 0
9 0 0 0 34 376.045 185.355 0
10 335.741 145.051 0 35 375.5 184.81 0
11 118.885 0 0 36 378.735 188.045 0
12 317.339 126.649 0 37 383.098 192.408 0
13 375.248 184.558 0 38 385.608 194.918 0
14 379.774 189.084 0 39 375.869 185.179 0
15 381.349 190.659 0 40 379.443 188.753 0
16 372.722 182.032 0 41 370.103 179.413 0
17 364.219 173.529 0 42 370.912 180.222 0
18 361.417 170.727 0 43 379.936 189.246 0
19 378.496 187.806 0 44 372.499 181.809 0
20 376.028 185.338 0 45 380.221 189.531 0
21 384.171 193.481 0 46 379.828 189.138 0
22 370.41 179.72 0 47 379.72 189.03 0
23 379.756 189.066 0 48 375.096 184.406 0
24 376.5 185.81 0 49 360.584 169.894 0
Avg 331.0146 154.2685 0
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
800mx800m
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 4.2 Grafik Death of Node dengan Area 1200mx1200m pada DSDV
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Kecepatan
Hasil Througput (Kbps)
300mx300m 465.66
800mx800m 371.2
1200mx1200m 354.79
Gambar 4.2 Grafik Throughput dengan Penambahan Area pada DSDV
Gambar 4.13, 4.14, 4.15 dan 4.16 yang berada diatas menunjukkan
bahwa saat jumlah area ditambah (300mx300m, 800mx800m,
1200mx1200m), maka death of node pada menit 60 sampai menit 66 yang
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
1200mx1200m
Menit 60 Menit 63 Menit 66
465.66
371.2 354.79
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
300mx300m 800mx800m 1200mx1200m
Thro
ugh
pu
t (K
bp
s)
Area
DSDV Throughput
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sudah tidak memiliki daya energy adalah semua node. Kemudian pada
penambahan area DSDV masih dapat mempertahankan route table dengan
membroadcast secara periodik sehingga mengakibatkan daya yang digunakan
cukup banyak akan tetapi pada area yang kecil menghasilkan throughput yang
tinggi karena node dengan destination memiliki rute yang pendek dan pada
area yang besar rute semakin panjang sehingga throughput rendah.
4.2.2. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Kecepatan
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Death of Node DSDV dengan Kecepatan 10 m/s
Node Menit
Node Menit
60 63 66 60 63 66
0 379.655 181.025 0 25 378.625 174.865 0
1 201.088 2.458 0 26 294.551 90.791 0
2 322.301 123.671 0 27 380.755 176.995 0
3 378.074 179.444 0 28 375.034 171.274 0
4 106.277 0 0 29 379.494 175.734 0
5 379.07 180.44 0 30 286.296 82.536 0
6 132.475 0 0 31 372.17 168.41 0
7 3.22204 0 0 32 380.283 176.523 0
8 171.592 0 0 33 375.45 171.69 0
9 18.8199 0 0 34 372.793 169.033 0
10 374.889 176.259 0 35 323.669 119.909 0
11 224.112 25.482 0 36 376.279 172.519 0
12 380.245 181.615 0 37 374.314 170.554 0
13 380.575 181.945 0 38 375.559 171.799 0
14 377.866 179.236 0 39 377.415 173.655 0
15 378.584 179.954 0 40 371.035 167.275 0
16 317.86 119.23 0 41 372.549 168.789 0
17 376.666 178.036 0 42 314.193 110.433 0
18 379.238 180.608 0 43 378.428 174.668 0
19 376.716 178.086 0 44 377.353 173.593 0
20 376.406 177.776 0 45 320.832 117.072 0
21 312.208 113.578 0 46 374.896 171.136 0
22 376.633 178.003 0 47 377.561 173.801 0
23 378.528 179.898 0 48 325.708 121.948 0
24 376.003 177.373 0 49 375.755 171.995 0
Avg 330.3622 142.9475 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar 4.2 Grafik Death of Node dengan Kecepatan 10 m/s pada DSDV
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Death of Node DSDV dengan Kecepatan 20 m/s
Node Menit
Node Menit
60 63 66 60 63 66
0 378.844 175.154 0 25 380.031 176.341 0
1 177.648 0 0 26 276.878 73.188 0
2 312.33 108.64 0 27 372.478 168.788 0
3 377.263 173.573 0 28 375.548 171.858 0
4 108.837 0 0 29 373.681 169.991 0
5 375.877 172.187 0 30 319.378 115.688 0
6 190.059 0 0 31 376.777 173.087 0
7 82.8877 0 0 32 377.663 173.973 0
8 207.878 4.188 0 33 378.482 174.792 0
9 75.887 0 0 34 376.932 173.242 0
10 378.183 174.493 0 35 321.179 117.489 0
11 162.333 0 0 36 373.442 169.752 0
12 379.869 176.179 0 37 378.178 174.488 0
13 377.026 173.336 0 38 374.641 170.951 0
14 377.365 173.675 0 39 375.204 171.514 0
15 376.592 172.902 0 40 378.564 174.874 0
16 332.399 128.709 0 41 372.287 168.597 0
17 378.036 174.346 0 42 338.655 134.965 0
18 374.741 171.051 0 43 374.189 170.499 0
19 378.816 175.126 0 44 377.959 174.269 0
20 377.749 174.059 0 45 323.933 120.243 0
21 335.396 131.706 0 46 373.183 169.493 0
22 377.283 173.593 0 47 375.959 172.269 0
23 374.812 171.122 0 48 307.448 103.758 0
24 375.866 172.176 0 49 375.396 171.706 0
Avg 333.4408 138.2406 0
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
10 m/s
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 4.2 Grafik Death of Node dengan Kecepatan 20 m/s pada DSDV
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Death of Node DSDVdengan Kecepatan 30 m/s
Node
Menit Node
Menit
60 63 66 60 63 66
0 381.606 182.916 0 25 379.822 181.132 0
1 34.723 0 0 26 378.956 180.266 0
2 267.273 68.583 0 27 377.484 178.794 0
3 208.334 9.644 0 28 377.359 178.669 0
4 42.681 0 0 29 378.066 179.376 0
5 377.437 178.747 0 30 378.108 179.418 0
6 191.926 0 0 31 376.457 177.767 0
7 170.378 0 0 32 378.54 179.85 0
8 70.1295 0 0 33 378.412 179.722 0
9 375.552 176.862 0 34 376.723 178.033 0
10 269.622 70.932 0 35 379.695 181.005 0
11 376.059 177.369 0 36 378.3 179.61 0
12 376.805 178.115 0 37 374.49 175.8 0
13 317.199 118.509 0 38 378.187 179.497 0
14 377.685 178.995 0 39 378.022 179.332 0
15 324.104 125.414 0 40 378.451 179.761 0
16 377.759 179.069 0 41 377.252 178.562 0
17 324.287 125.597 0 42 378.517 179.827 0
18 376.032 177.342 0 43 379.088 180.398 0
19 335.829 137.139 0 44 377.579 178.889 0
20 379.268 180.578 0 45 377.204 178.514 0
21 313.763 115.073 0 46 374.515 175.825 0
22 378.491 179.801 0 47 380.306 181.616 0
23 377.858 179.168 0 48 378.447 179.757 0
24 378.652 179.962 0 49 380.423 181.733 0
Avg 337.0771 148.0594 0
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
20 m/s
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 4.2 Grafik Death of Node dengan Kecepatan 30 m/s pada DSDV
Tabel 4.20 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Kecepatan
Hasil Througput (Kbps)
10 m/s 365.11
20 m/s 334.04
30 m/s 323.56
Gambar 4.20 Grafik Throughput dengan Penambahan Kecepatan pada DSDV
Gambar 4.17, 4.18, 4.19 dan 4.20 yang berada diatas menunjukkan
bahwa saat jumlah kecepatan ditambah mulai (10, 20, 30), maka death of
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
30 m/s
Menit 60 Menit 63 Menit 66
365.11
334.04
323.56
300
310
320
330
340
350
360
370
10 20 30
Thro
ugp
ut
(Kb
ps)
Kcepatan m/s
DSDV Throughput
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
node pada menit 60 sampai menit 66 yang sudah tidak memiliki daya adalah
semua node, Kemudian pada penambahan kecepatan DSDV masih dapat
mempertahankan route table dengan membroadcast secara periodik sehingga
mengakibatkan daya yang digunakan cukup banyak, tetapi pada throughput
dengan penambahan kecepatan mengalami penurunan dikarenakan link akan
lebih cepat putus.
4.2.3. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Node
Tabel 4.21 Hasil Pengujian Death of Node DSDV dengan 25 Node
Node Menit
60 63 66
0 382.163 232.163 0
1 99.4859 0 0
2 299.112 149.112 0
3 0 0 0
4 102.371 0 0
5 385.846 235.846 0
6 127.83 0 0
7 0 0 0
8 0 0 0
9 386.314 236.314 0
10 290.859 140.859 0
11 390.179 240.179 0
12 386.2 236.2 0
13 300.99 150.99 0
14 375.843 225.843 0
15 282.297 132.297 0
16 373.245 223.245 0
17 264.153 114.153 0
18 389.293 239.293 0
19 337.002 187.002 0
20 390.301 240.301 0
21 276.112 126.112 0
22 384.367 234.367 0
23 393.983 243.983 0
24 386.427 236.427 0
Avg 280.1749 122.025 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gambar 4.21 Grafik Death of Node dengan 25 Node pada DSDV
Tabel 4.22 Hasil Pengujian Death of DSDV Node dengan 75 Node
Node
Menit
Node
Menit
60 63 65 60 63 65
0 370.609 166.919 0 40 370.726 167.036 0
1 201.279 0 0 41 370.973 167.283 0
2 316.802 113.112 0 42 369.75 166.06 0
3 132.836 0 0 43 370.659 166.969 0
4 265.509 61.819 0 44 372.381 168.691 0
5 369.697 166.007 0 45 372.555 168.865 0
6 152.895 0 0 46 373.525 169.835 0
7 239.605 35.915 0 47 369.998 166.308 0
8 235.58 31.89 0 48 371.511 167.821 0
9 370.996 167.306 0 49 369.249 165.559 0
10 176.659 0 0 50 372.622 168.932 0
11 371.924 168.234 0 51 371.763 168.073 0
12 366.485 162.795 0 52 370.597 166.907 0
13 298.415 94.725 0 53 370.928 167.238 0
14 371.552 167.862 0 54 371.669 167.979 0
15 328.459 124.769 0 55 371.441 167.751 0
16 369.259 165.569 0 56 370.707 167.017 0
17 295.912 92.222 0 57 371.124 167.434 0
18 369.08 165.39 0 58 370.337 166.647 0
19 320.495 116.805 0 59 373.839 170.149 0
20 370.844 167.154 0 60 371.624 167.934 0
21 329.238 125.548 0 61 371.908 168.218 0
22 372.257 168.567 0 62 372.214 168.524 0
23 372.81 169.12 0 63 372.795 169.105 0
24 373.436 169.746 0 64 371.851 168.161 0
25 371.56 167.87 0 65 369.214 165.524 0
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
25 Node
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
26 371.078 167.388 0 66 372.04 168.35 0
27 370.955 167.265 0 67 371.598 167.908 0
28 369.312 165.622 0 68 372.544 168.854 0
29 370.573 166.883 0 69 372.076 168.386 0
30 371.587 167.897 0 70 372.357 168.667 0
31 370.477 166.787 0 71 372.859 169.169 0
32 372.514 168.824 0 72 371.375 167.685 0
33 371.958 168.268 0 73 372.68 168.99 0
34 371.218 167.528 0 74 371.086 167.396 0
35 369.952 166.262 0
36 372.656 168.966 0
37 371.149 167.459 0
38 370.235 166.545 0
39 371.293 167.603 0 Avg 350.849 149.174 0
Gambar 4.22 Grafik Death of Node dengan 75 Node pada DSDV
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Death of Node DSDV dengan 100 Node
Node Menit
Node Menit
60 63 66 60 63 66
0 367.633 161.903 0 50 366.533 160.803 0
1 264.27 58.54 0 51 365.502 159.772 0
2 333.872 128.142 0 52 366.894 161.164 0
3 274.496 68.766 0 53 365.968 160.238 0
4 288.997 83.267 0 54 367.19 161.46 0
5 367.036 161.306 0 55 366.818 161.088 0
6 285.365 79.635 0 56 367.25 161.52 0
7 289.01 83.28 0 57 367.397 161.667 0
8 285.554 79.824 0 58 366.187 160.457 0
9 365.485 159.755 0 59 366.626 160.896 0
10 272.046 66.316 0 60 367.449 161.719 0
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 60 63 66 69 72
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
75 Node
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
11 366.913 161.183 0 61 365.835 160.105 0
12 365.735 160.005 0 62 366.715 160.985 0
13 340.785 135.055 0 63 365.783 160.053 0
14 366.705 160.975 0 64 366.106 160.376 0
15 341.04 135.31 0 65 365.285 159.555 0
16 367.384 161.654 0 66 366.877 161.147 0
17 337.536 131.806 0 67 366.364 160.634 0
18 366.806 161.076 0 68 366.137 160.407 0
19 344.423 138.693 0 69 366.87 161.14 0
20 367.123 161.393 0 70 367.302 161.572 0
21 342.12 136.39 0 71 366.85 161.12 0
22 366.619 160.889 0 72 366.305 160.575 0
23 366.064 160.334 0 73 367.269 161.539 0
24 367.487 161.757 0 74 367.041 161.311 0
25 366.625 160.895 0 75 367.463 161.733 0
26 366.557 160.827 0 76 366.039 160.309 0
27 366.37 160.64 0 77 368.067 162.337 0
28 365.158 159.428 0 78 366.469 160.739 0
29 366.832 161.102 0 79 366.322 160.592 0
30 365.846 160.116 0 80 366.69 160.96 0
31 366.279 160.549 0 81 366.273 160.543 0
32 366.604 160.874 0 82 366.819 161.089 0
33 367.275 161.545 0 83 367.033 161.303 0
34 367.021 161.291 0 84 367.216 161.486 0
35 367.421 161.691 0 85 366.518 160.788 0
36 367.216 161.486 0 86 366.824 161.094 0
37 366.211 160.481 0 87 366.384 160.654 0
38 367.183 161.453 0 88 367.59 161.86 0
39 366.846 161.116 0 89 367.043 161.313 0
40 367.436 161.706 0 90 367.34 161.61 0
41 366.818 161.088 0 91 366.832 161.102 0
42 367.166 161.436 0 92 367.368 161.638 0
43 366.839 161.109 0 93 367.207 161.477 0
44 366.884 161.154 0 94 366.119 160.389 0
45 365.715 159.985 0 95 366.963 161.233 0
46 367.834 162.104 0 96 367.71 161.98 0
47 366.881 161.151 0 97 366.551 160.821 0
48 367.523 161.793 0 98 365.753 160.023 0
49 366.335 160.605 0 99 367.497 161.767 0
Avg 359.0602 153.3302 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 4.23 Grafik Death of Node dengan 100 Node pada DSDV
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Kecepatan
Hasil Througput (Kbps)
25 Node 425.33
75 Node 243.39
100 Node 119.67
Gambar 4.24 Grafik Throughput dengan Penambahan Node pada DSDV
Gambar 4.21, 4.22, 4.23 dan 4.24 yang berada diatas menunjukkan
bahwa saat jumlah node ditambah mulai (25, 75, 100), maka death of node
pada menit 60 sampai menit 66 yang sudah tidak memiliki daya adalah semua
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 99
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
100 Node
Menit 60 Menit 63 Menit 66
425.33
243.39
119.67
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
25 75 100
Thro
ugh
pu
t (K
bp
s)
Node
DSDV Throughput
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
node. Kemudian pada penambahan node DSDV sangat berpengaruh terhadap
node tidak padat dan padat, karena node sedikit selalu menjadi relay dari
source sehingga daya yang digunakan lebih banyak, tetapi jika node semakin
banyak dimungkinkan tidak selalu menjadi relay dari source. Kemudian pada
throughput dengan penambahan node akan mengalami penurunan karena
mengalami control routing yang tinggi.
4.3. Perbandingan AODV dengan DSDV
4.3.1. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Area
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan dengan Area 300mx300m pada AODV dan
DSDV
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idau
lEn
ergy
Node ID
AODV 300mx300m
Menit 60 Menit 63 Menit 66
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
DSDV 300mx300m
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan dengan Area 800mx800m pada AODV dan
DSDV
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
800mx800m
Menit 60 Menit 63 menit 66
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
DSDV 800mx800m
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan dengan Area 1200mx1200m pada AODV dan
DSDV
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Area
Hasil Throughput (Kbps)
Area AODV DSDV
300mx300m 485.5 465.66
800mx800m 366.85 371.2
1200mx1200m 354.05 354.8
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
AODV 1200mx1200m
Menit 60 Menit 63 Menit 66
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
DSDV 1200mx1200m
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Throughput dengan Penambahan Area pada
AODV dan DSDV
Gambar 4.25, 4.26, 4.27, 4.28 yang berada diatas menunjukkan bahwa
perbandingan AODV dengan DSDV saat jumlah area ditambah mulai (
300mx300m, 800mx800m, 1200mx1200m), maka pada menit 60 sampai 66
death of node AODV lebih sedikit karena bersifat reaktif dimana node yang
mati tersebut adalah source sebanyak 7 node, dan pada DSDV semua node
mati karena bersifat proaktif dimana semua node melakukan update route
secara periodik untuk mempertahankan sebuah route table. Kemudian pada
perbandingan throughput AODV lebih baik di area yang kecil karena source
dapat mengirimkan data dengan hop yang kecil tetapi pada DSDV di area
kecil cukup rendah karena selain mengirimkan data DSDV mengirimkan
control message secara periodik.
485.5
366.85 354.05
465.66
371.2354.79
0
100
200
300
400
500
300mx300m 800mx800m 1200mx1200m
Tro
ugh
pu
t (
Kb
ps)
Area
Throughput
AODV DSDV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
4.3.2. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Kecepatan
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan dengan Kecepatan 10 m/s pada AODV dan
DSDV
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
AODV 10 m/s
Menit 60 Menit 63 Menit 66
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
DSDV 10 m/s
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 4.30 Grafik Perbandingan dengan Kecepatan 20 m/s pada AODV dan
DSDV
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
AODV 20 m/s
Menit 60 Menit 63 Menit 66
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
DSDV 20 m/s
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 4.31 Grafik Perbandingan dengan Kecepatan 30 m/s pada AODV dan
DSDV
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Kecepatan
Hasil Throughput (Kbps)
Kecepatan AODV DSDV
10 m/s 354.32 365.11
20 m/s 329 334.04
30 m/s 315.36 323.56
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
AODV 30 m/s
Menit 60 Menit 63 Menit 66
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48
Res
idu
al E
ner
gy
Node
DSDV 30 m/s
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 4.32 Grafik Perbandingan Througput dengan Penambahan Kecepatan
pada AODV dan DSDV
Gambar 4.29, 4.30, 4.31 dan 4.32 yang berada diatas menunjukkan
bahwa perbandingan AODV dengan DSDV saat jumlah kecepatan ditambah
mulai (10, 20, 30), maka death of node AODV lebih sedikit karena bersifat
reaktif dimana node yang mati tersebut adalah source sebanyak 7 node, dan
pada DSDV semua node mati karena bersifat proaktif dimana semua node
melakukan update route secara periodik untuk mempertahankan sebuah route
table. Kemudian untuk throughput dengan penambahan kecepatan DSDV
lebih baik karena dapat mempertahankan rute dengan control message secara
periodik, akan tetapi pada AODV throughput yang dihasilkan rendah karena
dengan kecepatan yang tinggi lebih banyak link yang terputus sehingga lebih
sering melakukan control message.
354.32
329
315.36
365.11
334.04
323.56
290
300
310
320
330
340
350
360
370
10 20 30
Thro
ugp
ut
(Kb
ps)
Kecepatan (m/s)
Throughput
AODV DSDV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
4.3.3. Jumlah Death Of Node pada Penambahan Node
Gambar 4.33 Grafik Perbandingan dengan 25 Node pada AODV dan DSDV
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
AODV 25 Node
Menit 60 Menit 63 Menit 66
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
DSDV 25 Node
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Gambar 4.34 Grafik Perbandingan dengan 75 Node pada AODV dan DSDV
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 60 63 66 69 72
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
AODV 75 Node
Menit 60 Menit 63 Menit 66
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 48 51 54 57 60 63 66 69 72
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
DSDV 75 Node
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 4.35 Grafik Perbandingan dengan 100 Node pada AODV dan DSDV
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Throughput AODV dengan Penambahan Node
Hasil Throughput (Kbps)
Node AODV DSDV
25 Node 372.84 425.33
75 Node 340.13 243.39
100 Node 334.11 119.67
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 99
Res
idau
l En
ergy
Node ID
AODV 100 Node
Menit 60 Menit 63 Menit 65
0
40
80
120
160
200
240
280
320
360
400
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 99
Res
idu
al E
ner
gy
Node ID
DSDV100 Node
Menit 60 Menit 63 Menit 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Gambar 4.36 Grafik Perbandingan Throughput dengan Penambahan Node pada
AODV dan DSDV
Gambar 4.33, 4.34, 4.35 dan 4.36 yang berada diatas menunjukkan
bahwa perbandingan AODV dengan DSDV saat jumlah node ditambah mulai
( 25, 75, 100), maka death of node AODV lebih sedikit karena bersifat reaktif
dimana node yang mati tersebut adalah source sebanyak 7 node, dan pada
DSDV semua node mati karena bersifat proaktif dimana semua node
melakukan update route secara periodic untuk mempertahankan sebuah
route table. Kemudian pada throughput DSDV dengan node yang jarang
cukup tinggi, akan tetapi dengan node yang semakin padat DSDV memiliki
throughput yang rendah dari AODV karena DSDV mengalami control
routing yang tinggi.
372.84340.13 334.11
425.33
243.39
119.67
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
25 75 100
Thro
ugp
ut
(Kb
ps)
Node
Throughput
AODV DSDV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil simulasi yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Pada routing protokol AODV cukup baik dalam menghemat baterai baik
dalam penambahan area, kecepatan dan node karena AODV bersifat reaktif
sehingga node yang penggunaan daya paling boros adalah sourcenya. Akan
tetapi pada node yang sedikit dan kecepatan rendah AODV akan terlihat
lebih banyak mengkonsumsi daya dikarenakan node sedikit akan selalu
menjadi relay dan kecepatan rendah node masih dapat mempertahankan
sebuah rute. Kemudian pada area yg kecil AODV terlihat cukup hemat
dikarenakan rute yang digunkan pendek atau hop yang digunakan kecil.
2. Pada routing protokol DSDV sangat boros baterai baik dalam penambahan
area, kecepatan dan node dikarenakan DSDV bersifat proaktif untuk
menjaga sebuah topologi jaringan dan rute node dengan cara melalukan
update route pada semua node secara periodik. Akan tetapi pada area yang
kecil dan besar serta kecepatan rendah dan tinggi DSDV cukup boros dalam
pengguanaan daya dikarenakan masih dapat mempertahankan sebuah route
table. Kemudain pada node yang semakin bertambah DSDV lebih hemat
dikarenakan node yang banyak melakukan control message daripada
mengirimkan packet data.
3. Pada routing protokol AODV memiliki throughput yang baik pada area
yang sangat kecil dan pada penambahan node akan tetapi pada kecepatan
yang tinggi AODV mengalami penurunan yang signifikan dikarenakan link
antar node akan selalu putus sehingga lebih sering melakukan control
message daripada mengirimkan packet data.
4. Pada routing protokol DSDV memiliki throughput yang baik pada area yang
cukup besar dan kecepatan tinggi, akan tetapi pada penambahan node
mengalami penurunan yang signifikan dikarenakan topologi yang sangat
padat DSDV mengalami control routing yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
5.2. Saran
Penilitian ini hanya mempelajari penggunaan energy pada protokol
reaktif dan proaktif akan tetapi dapat dibandingkan kembali dengan protokol
hybrid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
DAFTAR PUSTAKA
[1] Aji, Yohanes Christian. 2013. Analisis Perbandingan Kinerja Protokol
Destination Sequence DIstance Vector (DSDV) dengan Ad Hoc on Demand
Distance Vector (AODV) pada Mobile Ad Hoc Network, Tugas Akhir.
Yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
[2] Awerbuch, Baruch & Mishra, Amitabh. Ad hoc On Demand Distance Vector
(AODV) Routing Protocol. Department of Computer Science Johns Hopkins
[3] Forouzan, Behrouz A. 2007. Data Communication and Networking 4th
Edition. Mc Graw Hill: New York.
[4] Khristian, Edward. 2013. Perbandingan Performansi Protokol DSDV dan
OLSR pada Mobile Ad Hoc Network dengan Simulator NS2. Tugas Akhir.
Yogyakarta: Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
[5] Mike, Voisin Rily & Abdi, Muchlis & Ramadhan, Yudho. 2011. Analisa
Performa Routing Protocol AODV, OLSR, dan DSDV menggunakan NS-3
pada Mobile Ad-hoc Network. Undergraduate thesis, BINUS.
[6] NS-2. http://www.nsnam.org/
[7] Rohal, Pankaj & Dahiya, Ruchika & Dahiya, Prashant. 2013. Study and
Analysis of Throughput, Delay and Packet Delivery Ratio in MANET
forTopology Based Routing Protocols (AODV, DSR and DSDV).
India:International Journal for Advance Research in Engineering and
Technology.
[8] Sugianto, Dionisius Reinard. 2013. Perbandingan Kecepatan Konvergensi
Tabel Routing Protokol DYMO dan AODV Pada Mobile Ad Hoc Network
Dengan Simulator NS2. Tugas Akhir. Yogyakarta: Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma.
[9] Syarif, Kamal & Affandi, Achmad & Suprajitno, Djoko. 2011. Analisa
Kinerja Ad-Hoc On Demand Distance Vector (AODV) Pada Komunikasi
VMeS. Surabaya. Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik
Elektro-Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
LAMPIRAN
A. Listing Program .Tcl
set val(chan) Channel/WirelessChannel ;# channel type
set val(prop) Propagation/TwoRayGround ;# radio-propagation model
set val(netif) Phy/WirelessPhy ;# network interface type
set val(mac) Mac/802_11 ;# MAC type
set val(ifq) Queue/DropTail ;# interface queue type
set val(ll) LL ;# link layer type
set val(ant) Antenna/OmniAntenna ;# antenna model
set val(ifqlen) 50 ;# max packet in ifq
set val(nn) 50 ;# number of mobilenodes
set val(rp) AODV ;# routing protocol
set val(x) 300 ;# X dimension of topography
set val(y) 300 ;# Y dimension of topography
set val(stop) 7200 ;# time of simulation end
set val(cp) "/home/al/ns-allinone-2.35/ns-2.35/indep-utils/cmu-scen-gen/
tcp50.tcl"
set val(sc) "/home/al/ns-allinone-2.35/ns-2.35/indep-utils/cmu-scen
gen/setdest/Area/300Area"
set ns_ [new Simulator]
set tracefd [open 300.tr w]
#set namtrace [open 300.nam w]
$ns_ trace-all $tracefd
# set up topography object
set topo [new Topography]
$topo load_flatgrid $val(x) $val(y)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
set god_ [create-god $val(nn)]
# configure the nodes
$ns_ node-config -adhocRouting $val(rp) \
-llType $val(ll) \
-macType $val(mac) \
-ifqType $val(ifq) \
-ifqLen $val(ifqlen) \
-antType $val(ant) \
-propType $val(prop) \
-phyType $val(netif) \
-channelType $val(chan) \
-topoInstance $topo \
-agentTrace ON \
-routerTrace ON \
-macTrace OFF \
-movementTrace ON
# Energy model for every node
$ns_ node-config -energyModel EnergyModel \
-initialEnergy 4000\
-txPower 2.00 \
-rxPower 1.00 \
-idlePower 1.0 \
-sleepPower 0.001 \
-transitionPower 0.2 \
-transitionTime 0.005 \
for {set i 0} {$i < $val(nn) } { incr i } {
set node_($i) [$ns_ node]
}
puts " Loading Scenario Cbr"
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
source $val(cp)
puts " Loading Scenario Area"
source $val(sc)
set god_ [create-god $val(nn)]
# Define node initial position in nam
for {set i 0} {$i < $val(nn)} { incr i } {
# 40 defines the node size for nam
$ns_ initial_node_pos $node_($i) 20
}
# Telling nodes when the simulation ends
for {set i 0} {$i < $val(nn) } { incr i } {
$ns_ at $val(stop).0 "$node_($i) reset";
}
proc stop {} {
global ns_ tracefd
$ns_ flush-trace
close $tracefd
#close $namtrace
#exec nam 300.nam &
exit 0
}
#puts "Starting Simulation"
#$ns_ at 7200 "stop"
$ns_ run
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
B. Death of Node .awk
BEGIN {
energy_left[size] = initenergy;
i=0;
total=0;
n=60;
}
{
if(time<3600){
state = $1;
time = $2;
# For energy consumption statistics see trace file
node_num = $5;
energy_level = $7;
node_id = $9;
level = $19;
if(state == "N") {
for(i=0;i<n;i++) {
if(i == node_num) {
energy_left[i] = energy_left[i] - (energy_left[i] -energy_level);
}
}
}
}
}
END {
for (i=0; i<n; i++) {
if(energy_left[i]!=0){
print("node",i, energy_left[i],time)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
}
else if(energy_left[i]==0){
print("node",i,energy_left[i],time)
}
}
}
C. Throughput .awk
BEGIN {
recvdSize = 0
startTime = 0
stopTime = 0
}
{
event = $1
time = $2
node_id = $3
pkt_size = $8
level = $4
# Store start time
if (level == "AGT" && event == "s" && pkt_size >= 512) {
if (time < startTime) {
startTime = time
}
}
# Update total received packets' size and store packets arrival time
if (level == "AGT" && event == "r" && pkt_size >= 512) {
if (time > stopTime) {
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
stopTime = time
}
recvdSize += pkt_size
}
}
END {
printf("Average Throughput[kbps] = %.2f\t\t
StartTime=%.2f\tStopTime=%.2f\n",(recvdSize/(stopTime-
startTime))*(8/1000),startTime,stopTime)
}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related