aspk pajak penghasilan badan malaysia
Post on 07-Dec-2015
67 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Makalah
Mengenal Aspek Pajak Penghasilan Badan Negara Tetangga
“Malaysia”
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Laboratorium Pajak Penghasilan Badan
Oleh : Mona Srirahayu Putri
NPM : 1306476783
Dosen pembimbing : Arie Widodo, MSM
Program Vokasi Universitas Indonesia
Depok
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Penulisan ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Laboratorium
Pajak Penghasilan Badan semester genap tahun akademik 2015 dengan judul
“Mengenal Pajak Penghasilan Badan Negara Tetangga, Malaysia”.
Makalah ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Disadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu
diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi
perbaikan kearah yang lebih baik.
i
Depok, 25 Juni 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................................................ii
Daftar isi ........................................................................................................... iii
Daftar tabel ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Negara Malaysia ......................................................1
B. Pengelolaan Penerimaan Negara Malaysia ...........................................2
BAB II SUMBER DATA
A. Sumber Data dan Informasi Perpajakan Malaysia .................................4
B. Administrasi Pembayaran Pajak ............................................................4
C. Administrasi Pelaporan Pajak ................................................................8
BAB III ASPEK PAJAK PENGHASILAN BADAN DI MALAYSIA
A. Subjek pajak...........................................................................................9
B. Objek pajak ...........................................................................................9
C. Penghasilan yang Dikecualikan dari Objek Pajak .................................10
D. Biaya.....................................................................................................11
E. Kerugian ..............................................................................................12
F. Tarif Pajak ............................................................................................12
G. Insentif PPh Badan ..............................................................................13
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tarif progressif PPh Badan .....................................................12
Tabel 2. Tarif pajak penghasilan non-resident company .....................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Negara Malaysia
Malaysia merupakan salah satu negara perintis ASEAN yang letaknya
berdampingan dengan Indonesia. Ibu kota Malaysia terletak di Kuala Lumpur
dengan Putrajaya sebagai pusat administrasi. Sebagai bekas jajahan Inggris,
Malaysia menganut sistem monarki konstitusional dengan kepala negara
dipimpin oleh Yang di-Pertuan Agong sedangkan pemerintahan dijalanakan oleh
perdana menteri. Saat ini Malaysia berada dibawah kepemimpinan Yang di-
Pertuan Agong Sultan Abdul Halim Muadzam Syah dan Perdana Mentri Najib Tun
Razak.
Berdasarkan sensus yang dilakukan pada tahun 2010, Malaysia dengan
luas wilayah 329,847 km2 dihuni oleh 28.334.135 sedangkan pada tahun 2015
diperkirakan jumlah penduduk Malaysia mencapai 30.434.000 jiwa (wikipedia
bahasa indonesia). Karena itu, Malaysia menempati negara ke 43 dengan jumlah
penduduk terbanyak dan negara ke 66 terluas dari seluruh dunia.
Perekonomian malaysia mulai mengalami pertumbuhan yang signifikan
setelah Malaysia beralih dari ketergantungan pada sektor perkebunan menjadi
sektor industri. Pada tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Malaysia sebesar 5,5 %-
6%, sedangkan untuk tahun 2015 diperkirakan akan tumbuh sebesar 5%-6% oleh
tingginya permintaan domestik, investasi yang tinggi dan pertumbuhan
perekonomian global. Dari data economic report 2014/2015 pertumbuhan
ekonomi malaysia paling tinggi berada di sektor konstruksi mencapai 12,7% ,
disusul oleh sektor manufaktur sebesar 6,4% , sedangkan sektor aglikultur
mengalami pertumbuhan sebesar 3,8% yang sebagian besar berasal dari kelapa
sawit.
1
B. Pengelolaan Penerimaan Negara Malaysia
Pendapatan Negara Malaysia sabgian besar berasal dari pajak langsung.
Pada tahun 2013, pajak yang berhasil dikumpulkan sebesar RM 129.933 juta
yang mengalami kenaikan dibanding tahun 2012 hanya sebesar RM 124.892 juta.
Kutipan cukai langsung kasar kerajaan dalam tahun 2013 sebanyak RM128.933
juta ini menyumbang 60.43% dari keseluruhan pendapatan Kerajaan
Persekutuan yang berjumlah RM 213.370juta (Laporan Tahunan LHDNM 2013).
Institusi yang mengelola penerimaan pajak negara Malaysia ada dua yaitu
Lembaga Hasil Dalam Negeri Malaysia (LHDNM) dan Departemen Kepabeanan
dan Cukai yang berada dibawah Kementrian Keaungan Malaysia. LHDNM
berwenang dalam mengurus pajak langsung negara seperti pajak penghasilan
orang pribadi dan badan, pajak penghasilan minyak dan gas bumi, pajak atas
keuntungan dari pengalihan hak atas tanah dan bangunan, serta bea materai.
Sedangkan Departemen Kepabeanan dan Cukai berwenang untuk mengurus
pajak tidak langsung yang terdiri dari Bea Masuk, Bea Cukai, Pajak Penjualan,
Pajak atas Jasa, Pajak Hiburan dan pajak-pajak jenis lain (hasil.org.my).
Lembaga Hasil Dalam Negeri Malaysia sebelumnya bernama Jabatan Hasil
Dalam Negeri Malaysia kemudian dijadikan institusi sendiri pada bulan Maret
1996 di bawah Akta Lembaga Hasil Dalam Negeri Malaysia tahun 1995. Hal ini
bertujuan untuk memberikan kewenagan kepada lembaga tersebut agar bisa
lebih leluasa dalam rangka meningkatkan kualitas administrasi perpajakan
Malaysia.
Fungsi Lembaga Hasil Negara Malaysia terdiri dari :
a. Bertindak sebagai agen kerajaan dan memberikan pelayanan, melakukan
pemungutan dan mengelola pembayaran pajak penghasilan, pajak
penghasilan atas minyak dan gas, pajak atas keuntungan tanah, bea materai
dan pajak lain yang terdapat dalam persetujuan Kerajaan dan Lembaga.
2
b. Memberikan masukan kepada kerajaan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan perpajakan dan melakukan koordinasi dengan
Kementrian dan instansi terkait dengan hal-hal tersebut.
c. Untuk turut serta di dalam maupun di luar Malaysia berkenaan
dengan perkara-perkara yang berhubungan dengan perpajakan,
d. Untuk melaksanakan fungsi-fungsi lain yang diberikan kepada
Lembaga sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang.
e. Dapat bertindak sebagai agen pemungutan untuk pihak lain sesuai
dengan Undang-Undang yang berlaku.
Lembaga Hasil Dalam Negeri Malaysia mempunyai wewenang sebagai
berikut :
a. Membuat Kontrak,
b. Menggunakan semua harta Lembaga dengan cara yang sesuai dengan
yang ditentukan termasuk mendapatkan pinjaman dan menggadaikan
harta tersebut
c. Melakukan berbagai kegiatan, baik dilakukan sendiri maupun bekerja
sama dengan organisasi lain, atau agensi antarbangsa, demi terciptanya
perpajakan yang lebih baik.
d. Memberikan masukan atau bantuan teknis termasuk kemudahan
pelatihan kepada institusi perpajakan dari negara lain
e. Memungut biaya ataupun imbalan terkait dengan pelayanan yang
dilakukan oleh lembaga.
f. Memberikan pinjaman kepada karyawan Lembaga sesuai dengan
persetujuan Lembaga.
g. Menyediakan fasililtas dan melakukan kegiatan rekreasi yang bermanfaat
untuk pegawai guna menunjang produktifitas karyawan
h. Menyediakan pelatihan dan memberikan beasiswa atau semacamnya
untuk membiayai pelatihan tersebut,
i. Melakukan kegiatan sesuai dengan kewenangan Lembaga.
3
BAB II
SUMBER DATA
A. Sumber Data dan Informasi Perpajakan Malaysia
Seperti di Indonesia, Malaysia mengadopsi system pajak Self-Assestment
System (SAS) dimana setiap wajib pajak diberikan kebebasan untuk menghitung,
menyetor, dan melaporkan jumlah pajak yang terutang. Meskipun wajib pajak
diberikan kebebasan, namun tetap diawasi dan diaudit oleh otoritas perpajakan
untuk memastikan kepatuhan. Otoritas wajib pajak dapat memberikan sanksi
dan hukuman sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sistem perpajakan di Malaysia menganut asas teritorial, berbeda dengan
Indonesia yang menganut sistem world wide income dimana penghasilan
perusahaan residen Indonesia dari seluruh dunia dikenai pajak di Indonesia,
sedangkan Malaysia hanya mengenakan pajak atas penghasilan yang diterima di
Malaysia saja. Untuk perusahaan asing di Malaysia penghasilan yang dikenakan
pajak juga atas penghasilan yang diperolehnya dari Malaysia saja. Namun,
pengeculian bagi perusahaan Malaysia yang bergerak di bidang perbankan,
asuransi dan transportasi laut dan udara tetap dikenakan pajak dari world wide
income.
Sumber data dan informasi perpajakan Malaysia dapat diperoleh dari
institusi pengelolaan penerimaan pajak Malaysia yaitu Lembaga Hasil Dalam
Negeri Malaysia. LHDNM memberikan informasi terkait perpajakan melalui
laman resmi di http://www.hasil.gov.my.
B. Administrasi Pembayaran Pajak
Ketentuan mengenai administrasi pembayaran pajak badan di Malaysia dapat
dilihat di laman resmi Lembaga Hasil Dalam Negeri Malaysia, dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Skema angsuran CP204
4
Skema angsuran CP204 merupakan angsuran pajak penghasilan badan
seperti angsuran pasal 25 dalam PPh Badan di Indonesia. Bagi perusahaan,
kongsi, maupun koperasi yang belum berproduksi tidak perlu melalakukan
pembayaran angsuran CP204. Sedangkan bagi perusahaan yang telah beroperasi
harus membayar angsuran dengan jumlah yang sama sesuai dengan perkiraan
pajak penghasilan yang akan dibayar untuk tahun pajak tersebut dibagi dengan
12 bulan, pembayaran dilakukan setipa bulan mulai bulan kedua saat mulainya
tahun pajak.
Bagi perusahaan yang baru beroperasi, pembayaran angsuran dimulai
pada bulan ke enam dalam tahun pajak atau dimulai pada bulan keenam setelah
perusahaan mulai berproduksi. Seperti halnya angsuran PPh pasal 25 di
Indonesia, Pembayaran angsuran CP204 juga dilakukan paling lambat pada hari
ke 15 setiap bulan.
2. Pembayaran Pajak Penghasilan Tahunan
Apabila pajak dalam satu tahun telah diketahui dengan pasti dan ternyata
menyatakan kurang bayar setelah dikurangi dengan angsuran yang telah
dibayar, Wajib Pajak harus membayar pajak tersebut pada akhir bulan
ketujuh setelah ditutupnya tahun buku. Pembayaran dilakukan menggunakan
Slip Pengiriman Bayaran (Formulir CP207) yang disediakan dengan formulir C
saat melakukan pembayaran.
3. Denda Keterlambatan Pemabayaran Pajak
Seperti halnya adminstrasi perpajakan Indonesia, keterlambatan
pembayaran pajak di Malaysia akan dikenakan sanksi Administrasi. Secara
umum, sanksi administrasi yang dikenakan untuk pajak penghasilan badan
dibagi menjadi dua, yaitu
a. Denda dalam bentuk kenaikan pajak akan dikenakan jika:
5
1. Perusahaan yang tidak membayar angsuran bulanan sesuai dengan
tempo yang telah ditentukan akan dikenakan kenaikan sebesar 10%
dari pajak yang kurang dibayar tanpa harus diberitahukan terlebih
dahulu oleh LHDNM.
2. Apabila terdapat perbedaan antara pajak yang sebenarnya dengan
perkiraan pajak (jika tidak ada keterangan untuk menunda
pembayaran) lebih dari 30%, pajak akan dinaikkan sebesar 10% atas
selisih yang lebih dari 30% tersebut tanpa keterangan tambahan
b. Denda terlambat membayar pajak penghasilan tahunan
Jika pajak penghasilan tahunan tidak dibayar sesuai jatuh tempo,
akan dikenakan denda sebesar 10% dari kekurangan pajak tersebut.
dalam 60 hari setelah penetapan jatuh tempo pembayaran denda maka
denda akan ditambahkan sebesar 5% lagi atas pajak yang kurang dibayar
tersebut.
c. Permohonan atas penghapusan denda
Permohonan disampaikan secara tertulis dalam jangka waktu 30
hari sejak Notis Taksiran dan disampaikan kepadan bagian terkait (unit
pungutan). Jika tidak disetujui maka akan dikenakan
4. Tata Cara Pembayaran
Untuk membayar pajak yang terutang, dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut :
a. Pembayaran langsung melalui loket pembayaran Bayaran LHDNM
Berbeda dengan Indonesia, pembayaran pajak di Malaysia dapat
dilakukan di kantor LHDNM yang telah ditentukan. Setiap
pembayaran harus menggunakan Slip Pengiriman Bayaran (Formulir
CP 207). Terdapat 3 kantor pembayaran LHDNM utama untuk
pembayaran pajak yaitu di kantor pembayaran Jalan Tunku Abdul
Halim bagi Semenanjung Malaysia, kantor pembayaran Kuching di
Sarawak & kantor pembayaran Kota Kinabalu di Sabah.
b. Pembayaran Melalui Pos
6
Pembayaran melalui pos dibuat dengan menggunakan cek/draf bank
yang dutentukan dan dibayar kepada “Ketua Pengarah Hasil Dalam
Negeri”. Kemudian tuliskan nama dan nomor rujukan pajak penghasilan
di cek/draf tersebut.
c. Bayaran Di Bank
Pembayaran pajak melalui bank hanya dapat dilakukan pada bank-
bank yang telah dtentukan yaitu CIMB Bank, Public Bank, Maybank, Affin
Bank, Bank Rakyat, Bank Simpanan Nasional dan kantor POS Malaysia di
seluruh Malaysia. Pembayaran menggunakan slip setoran CP 207 sebagai
panduan untuk mengisi "Bank In Slip" LHDNM yang disediakan oleh bank
berkenaan tersebut. Bukti pembayaran di bank dapat digunakan sebagai
bukti pembayaran pajak.
d. Bayaran Melalui Perbankan Internet
Pajak penghasilan tahunan atau pembayaran angsuran CP204 juga
dapat dilakukan melalui internet banking Public Bank, Maybank, Hong
Leong Bank, Citibank dan POS Online. Selain itu, perusahaan juga dapat
menggunakan aplikasi ByrHASiL yang disediakan di laman web LHDN.
Aplikasi ini menggunakan kemudahan FPX (Financial Process Exchange)
dan dapat digunakan oleh pengguna internet banking bank berikut:
Bank Islam Malaysia Berhad
CIMB Bank
Hong Leong Bank Berhad
Maybank2e / Maybank2U
Public Bank Berhad
RHB Bank
5. Permohonan Pembayaran Pajak Penghasilan Badan secara Angsuran
Apabila saat jatuh tempo pembayaran perusahaan tidak dapat membayar
pajak terutang, maka perusahaan tersebut dapat mengajukan permohonan
untuk mengangsur pajak penghasilan tahunan. Permohonan untuk mengangsur
7
disampaikan kepada Unit Pungutan tempat perusahaan terdaftar sebelum
berakhirnya jatuh tempo pembayaran tahun pajak bersangkutan.
Dari uraian diatas terlihat bahwa pembayaran pajak di Malaysia dapat
dengan mudah dilakukan baik secara langsung mendatangi kantor pembayaran
maupun melalui penyetoran di bank, selain itu juga dapat menggunakan fasilitas
internet banking.
C. Administrasi Pelaporan Pajak
Saat menjadi Wajib pajak badan Malaysia, hal yang harus dilakukan untuk
melaporkan pajak penghasilan adalah dengan mengisi formulir dengan tanggal
yang telah ditentukan sebagai berikut :
1. Apabila terjadi perpindahan alamat perusahaan, pelaporan dilakukan
dengan menggunakan formulir 600B yang disampaikan paling lama 3
bulan sejak perpindahan dilakukan
2. Pelaporan jumlah pajak yang diperkirakan akan dibayar yang akan
menjadi basis penghitungan angsuran pajak setiap bulan diberitahukan
menggunakan formulir CP 204 paling lambat 30 hari sebelum dimulainya
tahun pajak berjalan
3. Pelaporan revisi perkiraan pajak menggunakan formulir CP 204A pada
bulan ke 6 dan atau ke 9 pada tahun berjalan
4. Pelaporan pajak penghasilan tahunan menggunakan formulir C paling
lama bulan ke tujuh setelah berakhirnya periode akuntansi
5. Pelunasan pembayaran kepada agen, dealer dan distributor dilaporkan
pada tanggal 31 Maret pada tahun berikutnya menggunakan formulir
CP508.
Formulir yang digunakan untuk melaporkan paja tersebut dapat diambil
di kantor LHDNM atau diunduh di situs resmi LHDNM. Selain manual pelaporan
juga dapat dilakukan secara elektronik dengan cara mengisi di aplikasi online
yang disediakan oleh LHDN
8
BAB III
ASPEK PAJAK PENGHASILAN BADAN DI MALAYSIA
A. Subjek Pajak
Yang menjadi subjek pajak Malaysia adalah ornag pribadi, badan dan
bentuk usaha tetap. Suatu perusahaan menjadi tax resident di Malaysia apabila
perusahaan tersebut melakukan kegiatan manajemen dan kontrol di Malaysia,
manajemen dan kontrol termasuk secara umum dapat diartikan melakukan
kegiatan pada dimana direktur dan pemimpin perusahan melaksanakan rapat
yang membahas tentang manajemen dan kontrol perusahaan.
B. Objek Pajak
Berdasarkan buku Malaysian Master Tax Guides 2008 yang ditulis oleh
Veerinderjeth Singh dan Teoh Bon Kee dalam skripsi Farid wajdi yang berjudul
kajian penerapan zakat , Penghasilan berikut akan dikenakan pajak di Malaysia
yaitu berupa :
6. Laba/keuntungan yang diperoleh dari usaha perdagangan, profesi
maupun pekerjaan yang dilakukan di Malaysia. Pajak atas laba
perusahaan bersifat finaldan dividen yang dibayarkan, dikreditkan
maupun yang didistribusikan mulai tahun 2014 merupakan objek yang
dikecualikan bagi pemegang saham.
7. Pegawai /karyawan yang menerima gaji, upah, dan imbalan lain
8. Dividen, bunga dan diskonto
9. Sewa, royalti dan premium
10. Tunjangan/uang pensiun, uang tahunan dan pembayaran berkala lainnya,
11. Laba/keuntungan yang berasal dari sumber selain yang telah disebutkan
diatas.
Dari keterangan diatas, secara umum objek pajak penghasilan tersebut
hampir sama dengan objek pajak penghasilan di Indonesia. namun terdapat
perbedaan perlakukan pajak atas dividen yang diterima oleh orang pribadi
9
maupun badan. Di Indonesia, dividen yang diterima oleh orang pribadi dikenakan
PPh final pasal 4 ayat (2) dengan tarif 10% dan untuk dividen yang diterima oleh
badan residen Indonesia dengan kepemilikan saham minimal 25% dikecualikan
dari objek pajak sedangkan yang kepemilikan sahamnya dibawah 25 % dikenakan
tarif 15%.
C. Penghasilan yang dikecualikan dari Objek Pajak
Penghasilan berikut ini dikcelualikan dari pengenaan pajak di Malaysia yaitu :
1. Pembayaran atau penggantian kepada pegawai dalam hal
Dikecualikan seluruhnya apabila pembayaran tersebut digunakan
untuk pengobatan
RM10,000 untuk setiap tahun pemberian jasa dengan pegawai
yang sama atau dengan perusahaan dalam grup yang sama
apabila tidak digunakan untuk pengobatan
2. Sumbangan kematian
3. Dividen yang dibayarkan, didistribusikan dan dikreditkan oleh perusahaan
kepada pemegang saham
4. Gaji atau honorarium (bukan bagian dari gaji pokok) yang dibayarkan
untuk mengesahkan, melancarkan atau menyetujui pengembangan atau
program pendidikan franchise di institusi pendidikan tinggi yang telah di
diverifikasi oleh badan akreditasi nasional.
5. Pendapatan dari luar negri yang diterima oleh setiap orang (selain
perusahaan yang bergerak dibidang perbankan, asuransi atau
transportasi laut dan udara) yang didapatkan dari luar Malaysia yang
dikirim ke Malaysia
6. Dana bantuan dan subsidi dari pemerintah
7. Pendapatan dari transaksi perjanjian utang piutang
8. Bunga dari surat utang jangka panjang yang diterbitkan di bawah Bon
Simpanan Malaysia seri ke 2 (BSM 2) oleh Bank Simpanan Nasional
9. Pendapatan bunga yang dibayar atau dikreditkan oleh perusahaan bukan
residen Malaysia yang berasal dari :
10
Saham yang diterbitkan oleh pemerintah
Saham syariah atau surat utang yang diterbitkan dalam Ringgit
Malaysia
10. Royalti yang diterima oleh perusahaan Franchise non residen Malaysia
dari institusi pndidikan tinggi untuk menunjang program pendidikan
Franchised
11. Pendapatan yang menurut undang-undang yang diperoleh anggota dari
asosiasi perdagangan
12. Pendapatan menurut undang-undang yang diperoleh perusahaan
keuangan atau perbankan selama 3 berturut-turut dalam dari kontraktor
atau developer yang melanjutkan proyek terlantar.
D. Biaya
Pada umumnya, semua biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan dapat dikurangkan untuk menghitung pajak penghasilan badan
perusahaan di Malaysia. Namun, ada biaya-biaya tertentu yang tidak boleh
dijadikan pengurang yaitu :
Pengeluaran domestik, pribadi dan modal
Penyewaan mobil penumpang lebih dari RM50,000 atau RM100,000
per mobil.
Iuran karyawan berupa iuran pensiun, iuran masa depan maupun
tabungan melalui skema yang tidak disetujui
Iuran karyawan dengan skema yang disetujui melebihi 19% dari gaji
karyawan
sumbangan yang tidak diizinkan
50% dari biaya entertainment dengan pengecualian yang pasti
Penerimaan karyawan yang cuti
Bunga, royalti, biaya kontrak, biaya teknikal, sewa atau perpindahan
barang atau pembayaran lain yang dibuat untuk non-resident yang
menjadi subjek withholding tax di Malaysia namun tidak dilakukan
pemotongan pajak atas penghasilan yang didapatkannya.
11
E. Kerugian
Kerugian perusahaan dapat digunakan sebagai pengurang penghasilan
kena pajak pada tahun berikutnya. Untuk perusahaan yang sudah berhenti
berporesasi, pengurangan kerugian untuk tahun berikutnya hanya diperbolehkan
apabila pemegang saham melanjutkan penanaman modalnya, maksudnya adalah
jumlah modal yang disetor sama mulai dari awal tahun sampai berakhirnya
tahun buku perusahaan tersebut dalam hal diketahui secara pasti jumlah
kerugian tersebut.
F. Tarif Pajak
Tarif pajak penghasilan badan Malaysia sejak tahun 2006 telah
mengalami tiga kali perubahan. Perubahan pertama pada tahun 2007 dari 28 %
menjadi 27 %, kemudian pada tahun 2008 kembali mengalami perubahan
menjadi 26 % dan kemudian tahun 2009 kembali turun menjadi 25%. Sejak tahun
2009 sampai tahun 2015, tidak terjadi perubahan namun mulai tahun pajak 2016
pemerintah Malaysia kembali menurunkan tarif pajak sebesar 1% menjadi 24%.
Selain mempunyai tarif tunggal, terdapat fasilitas untuk badan yang
menyertakan modalnya pada awal tahun pajak tidak lebih dari RM2.5 juta dan
bukan merupakan bagian dari anggota gup perusahaan yang dimana related
company nya menyertakan modal lebih dari RM2.5 juta, maka akan dipajaki
sesuai dengan tabel berikut :
Tabel 1. Tarif progressif PPh Badan
Penghasilan kena pajak
Tahun pajak
2014 dan 2015 2016
Sampai dengan RM 500,000 20 % 19 %
Diatas RM 500,000 25 % 24 %
Sumber : Malaysian Tax Business Booklet yang diolah kembali oleh penulis
Untuk perusahaan non-resident Malaysia, penghasilan yang diperoleh
dari Malaysia akan dikenakan tarif pajak sesuai dengan tabel berikut :
12
Tabel 2. Tarif pajak penghasilan non-resident company
Jenis penghasilan Tahun pajak 2015
Business Income 25 % (mulai tahun 2016 menjadi 24%)
Royalti 10 %
Sewa dan perpindahan properti 10 %
Jasa teknik dan jasa manajemen 10 % (yang dilakukan di Malaysia)
Bunga 15 % (bunga yang dibayarkan kepada non-
resident oleh bank atau perusahaan yang
bergerak di bidang keuangan di Malaysia
atau bunga pinjaman yang disetujui oleh
pemerintah Malaysia dikecualikan dari
pajak)
Dividen Semua dividen yang dibayarkan mulai 1
Januari 2014
Other income 10 %
Sumber : Malaysian Tax Business Booklet yang diolah kembali oleh penulis
G. Insentif Pajak Penghasilan Badan
Undang-undang yang mengatur tentang Insentif pajak di Malaysia yaitu
Promotion of Investment Act 1986, Income Tax Act 1987, Custom Act 1987, Sales
Tax Act 1972, Excise Act 1976, dan Free Zone Act 1990. Dalam Undang-Undang
tersebut dijelaskan jenis-jenis industri yang mendapatkan instentif dan bentuk
insentif yang diberikan. Selain itu juga dijelaskan kriteria industri yang
mendapatkan instentif pajak. Jenis-jenis industri tersebut terdiri dari industri
manufaktur, pertanian, pariwisata (termasuk perhotelan), dan jasa-jasa tertentu
yang bergerak dibidang pengembangan pelatihan dan perlindungan lingkungan
hidup. Bentuk insentif yang diberikan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Tax holiday untuk industry pioneer
Memberikan pembebabsan pajak penghasilan mulai dari 70% sampai
100% (tergantung jenis dan kegiatan industry) atas penghasilan yang
13
diterima perusahaan selama lima tahun, dan dapat diperpanjang menjadi
sepuluh tahun.
2. Investment Tax allowance
Investment Tax Allowance adalah insentif alternatif insentif dari
perusahaan dengan status pioneer padat modal proyek yang melibatkan
produk dan / atau kegiatan yang akan dijalankan. Insentif ini diberikan
berupa pengurangan penghasilan sebesar 60% atau lebih modal yang
dikeluarkan
3. Reinvestment allowance
Diberikan kepada perusahaan manufaktur yang menginvestasikan
kembali modalnya untuk perluasan kapasitas produksi, modernisasi
fasilitas produksi, dan diversifikasi produk-produk terkait.
4. Industri lain yang memenuhi syarat untuk diberikan insentif pajak di
Malaysia, terdiri dari :
• industri Bioteknologi
• perusahaan modal ventura
• markas Operasional
• pusat pengadaan Internasional
• pusat distribusi regional
• Real estate investment
• pusat manajemen Keuangan
• distrik keuangan internasional Kuala Lumpur
• hotel bintang 4 dan bintang 5 di Semenanjung Malaysia
• sekolah swasta Laba-oriented dan sekolah internasional
• Penyedia jasa desain industri di Malaysia
• Bisnis Kepercayaan
• pusat penitipan anak dan pendidikan pra-sekolah
• Malaikat investor
• insentif global untuk program perdagangan. (www.pkf.com)
14
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Malaysia menganut sistem perpajakan berbasis teritorial dimana
penghasilan yang diterima oleh individu dan badan baik residen Malaysia
maupun non residen hanya dikenai pajak apabila penghasilan tersebut berasal
dari Malaysia.
Aspek pajak penghasilan badan di negara Malaysia hampir sama dengan
pajak penghasilan badan di Indonesia, namun terdapat beberapa perbedaan.
Secara umum, administrasi perpajakan di Malaysia lebih sederhana dan mudah
bagi wajib pajak. Hal ini dapat dilihat dari formulir pemberitahuan paja terutang
yang lebih sederhana dibandingkan dengan Surat Pemberitahuan Tahunan PPh
Badan Indonesia. Untuk pembayaran dapat dilakukan dengan aplikasi ByrHasil
dengan sistem internet banking. Untuk pelporan pajak, selain dapat mengisi
formulir surat pemberitahuan dan menyampaikan langsung ke Lembaga Hasil
Dalam Negeri, Malaysia juga menyediakan layanan e-filing seperti yang sudah
diterapkan di Indonesia.
15
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal :
2014/2015 Malaysian Tax and Business Booklet. 2013. PricewaterhouseCoopers.
http://www.pwc.com/en_MY/my/assets/publications/2015-malaysian-
tax-business-booklet.pdf. Diakses tanggal 21 Juni 2015
Farid Wajdi. 2008. Kajian Penerapan Zakat Sebagai Kredit Pajak Dalam Pajak
Penghasilan Orang Pribadi di Indonesia. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia
Febrianto, Aditya Noorma. (Mei 2012). Analisis dan Studi Komparatif Pemberian
Fasilitas Tax Holiday di Negara-negara Anggota ASEAN. Skripsi Program
Ekstensi Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia
Malaysian Tax Guide 2013. 2013. Pkf.
http://www.pkf.com/media/1960332/malaysia%20pkf%20tax%20guide
%202013.pdf diakses tanggal 25 juni 2015
Website :
Laporan Tahunan Lembaga Hasil Dalam Negeri 2013. http://www.hasil.gov.my/pdf/pdfam/annual_report_2013_bm.pdf diakses tanggan 26 Juni 2015
http://www.hasil.gov.my/pdf/pdfam/FAQSTSCBM2014_31072014_1.pdf diakses tanggal 21 juni 2015
Malaysia Coorporate Income Tax Rate 1997-2015. 2015.
http://www.tradingeconomics.com/malaysia/corporate-tax-rate. Diakes taggal 21 Juni 2015
16
top related