b. elemen-elemen konsep diri - … … · web viewanggota kelompok memiliki pengaruh atas satu...
Post on 07-Feb-2018
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN KOMUNIKASI
KONSEP KOMUNIKASI INTERPERSONAL, KOMUNIKASI HUBUNGAN ANTAR PRIBADI, KOMUNIKASI KELOMPOK
ORGANISASI, KOMUNIKASI DIDEPAN UMUM
Disusun oleh
Lailatun Nurul Chusna 22020111120022
Kristianto Dwi Nugroho 22020111130078
Imanuel Samudra 22020111130061
Putri Kumala Sari 22020111130048
Nunung Hidayati 22020111130086
Erisca Febriana D 22020111120017
Prima Sarah 22020111130050
Fitria Nur 22020111130055
Anggi Faisal 22020111130034
Fikih Diah 22020111130098
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
2011
A. KOMUNIKASI INTRAPERSONAL
Komunikasi intrapribadi atau Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan
bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God.
Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam
pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus
penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang
berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang
lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi
dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh
komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka
seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini
diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang
mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya
memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan
meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan
berimajinasi secara kreatif .
Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan yang
terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri kita, tetapi
prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita membangun pemahaman
diri pribadi ini.
Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada
identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri adalah konsep
diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita yang berbeda beda
(multiple selves).
B. ELEMEN-ELEMEN KONSEP DIRI
Konsep diri :
Konsep diri adalah bagaimana kita memandang diri kita sendiri, biasanya hal
ini kita lakukan dengan penggolongan karakteristik sifat pribadi, karakteristik
sifat sosial, dan peran sosial.
Karakteristik pribadi adalah sifat-sifat yang kita miliki, paling tidak dalam
persepsi kita mengenai diri kita sendiri. Karakteristik ini dapat bersifat fisik (laki-
laiki, perempuan, tinggi, rendah, cantik, tampan, gemuk, dsb) atau dapat juga
mengacu pada kemampuan tertentu (pandai, pendiam, cakap, dungu, terpelajar,
dsb.) konsep diri sangat erat kaitannya dengan pengetahuan. Apabila pengetahuan
seseorang itu baik/tinggi maka, konsep diri seseorang itu baik pula. Sebaliknya
apabila pengetahuan seseorang itu rendah maka, konsep diri seseorang itu tidak
baik pula.
Karakteristik sosial :
Karakteristik sosial adalah sifat-sifat yang kita tamplikan dalam hubungan kita
dengan orang lain (ramah atau ketus, ekstrovert atau introvert, banyak bicara atau
pendiam, penuh perhatian atau tidak pedulian, dsb). Hal hal ini memengaruhi
peran sosial kita, yaitu segala sesuatu yang mencakup hubungan dengan orang
lain dan dalam masyarakat tertentu.
Peran sosial :
Ketika peran sosial merupakan bagian dari konsep diri, maka kita
mendefinisikan hubungan sosial kita dengan orang lain, seperti: ayah, istri, atau
guru. Peran sosial ini juga dapat terkait dengan budaya, etnik, atau agama.
Meskipun pembahasan kita mengenai 'diri' sejauh ini mengacu pada diri sebagai
identitas tunggal, namun sebenarnya masing-masing dari kita memiliki berbagai
identitas diri yang berbeda (mutiple selves).
Identitas diri yang berbeda :
Identitas berbeda atau multiple selves adalah seseorang kala ia melakukan
berbagai aktivitas, kepentingan, dan hubungan sosial. Ketika kita terlibat dalam
komunikasi antarpribadi, kita memiliki dua diri dalam konsep diri kita.
1. Pertama persepsi mengenai diri kita, dan persepsi kita tentang persepsi orang
lain terhadap kita (meta persepsi).
2. Identitas berbeda juga bisa dilihat kala kita memandang 'diri ideal' kita, yaitu
saat bagian kala konsep diri memperlihatkan siapa diri kita 'sebenarnya' dan
bagian lain memperlihatkan kita ingin 'menjadi apa' (idealisasi diri).
Contohnya saat orang gemuk berusaha untuk menjadi langsing untuk
mencapai gambaran tentang dirinya yang ia idealkan.
B. Komunikasi Antarpribadi
Adalah komunikasi yang berlangsung sebagai komunikasi antar pribadi (interpersonal
comunication) yakni komunikasi yang dilakukan oleh dua atau tiga orang dengan jarak fisik
diantara mereka yang sangat dekat, bertatap muka atau bermedia dengan sifat umpan balik
yang berlangsung cepat, adaptasi pesan bersifat kusus, serta memiliki tujuan atau maksut
komunikasi tidak berstruktur.
Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang
melibatkan hanya dua orang secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal, seperti
suami-isteri, dua sejawat, dua sahabat dekat, seorang guru dengan seorang muridnya, dan
sebagainya.
Steward L. Tubbs dan Sylvia Moss (dalam Deddy Mulyana, 2005) mengatakan ciri-
ciri komunikasi diadik adalah:
· Peserta komunikasi berada dalam jarak yang dekat;
· Peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan dan spontan, baik
secara verbal maupun nonverbal.
Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk menjalankan fungsi instrumental
sebagai alat untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat menggunakan
kelima lat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepada
komunikan kita. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi
antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama manusia masih mempunyai emosi.
Kenyataannya komunikasi tatap-muka ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan
sesamanya, berbeda dengan komunikasi lewat media massa seperti surat kabar, televisi,
ataupun lewat teknologi tercanggihpun.
Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini bahwa komunikasi antarpribadi dipengaruhi oleh
persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal; dan hubungan interpersonal.
Persepsi interpersonal
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau menafsirkan
informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan makna terhadap stimuli
inderawi yang berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal dan
nonverbal. Kecermatan dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap
keberhasilan komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna
terhadap pesan akan mengakibat kegagalan komunikasi.
Konsep diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep diri yang
positif, ditandai dengan lima hal, yaitu: a. Yakin akan kemampuan mengatasi
masalah; b. Merasa stara dengan orang lain; c. Menerima pujian tanpa rasa malu; d.
Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan
perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat; e. Mampu memperbaiki
dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak
disenanginya dan berusaha mengubah. Konsep diri merupakan faktor yang sangat
menentukan dalam komunikasi antarpribadi, yaitu:
1. Nubuat yang dipenuhi sendiri. Karena setiap orang bertingkah laku sedapat
mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seseorang mahasiswa menganggap
dirinya sebagai orang yang rajin, ia akan berusaha menghadiri kuliah secara
teratur, membuat catatan yang baik, mempelajari materi kuliah dengan sungguh-
sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.
2. Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan komunikasi, dan
pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain meningkatkan
pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi dekat
pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman kita, kita akan lebih
terbuka untuk menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan baru.
3. Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai
communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi
disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri. Untuk menumbuhkan percaya diri,
menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.
4. Selektivitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena konsep
diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri (terpaan
selektif), bagaimana kita mempersepsi pesan (persepsi selektif), dan apa yang kita
ingat (ingatan selektif). Selain itu konsep diri juga berpengaruh dalam penyandian
pesan (penyandian selektif).
Atraksi interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik
seseorang. Komunkasi antarpribadi dipengaruhi atraksi interpersonal dalam hal:
1. Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain
tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk
emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung
melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika
membencinya, kita cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.
2. Efektivitas komunikasi. Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan
komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila kita
berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan kita, kita akan
gembira dan terbuka. Bila berkumpul dengan denganorang-orang yang kita benci
akan membuat kita tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan
menghindari komunikasi.
Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara seseorang dengan
orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajad
keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya tentang
orang lain dan persepsi dirinya, sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung
di antara peserta komunikasi. Miller (1976) dalam Explorations in Interpersonal
Communication, menyatakan bahwa ”Memahami proses komunikasi interpersonal
menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan
pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat
komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.”
Lebih jauh, Jalaludin Rakhmat (1994) memberi catatan bahwa terdapat tiga faktor
dalam komunikasi antarpribadi yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang
baik, yaitu: a. Percaya; b. sikap suportif; dan c. sikap terbuka.
Unsur- unsur dalam hubungan dan komunikasi antar pribadi
1. Pembukaan diri
Adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita
hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relefan atau yang berguna
untuk memahami tanggapan kita dimasa kini (Johnson, 1981). Membuka diri berarti
membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan
tau dilakukannya, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru sajakita
saksikan (Johnson, 1981)
2. Membangun kepercayaan
Untuk membanguns ebuah relasi, dua orang harus saling mempercayai. Hal ini
dilakukan pada saat menentukan dimana mereka harus ambil resikko denga cara
saling mengunggapkan lebih banyak tentang pikiran, perasaan, dan reaksi mereka
terhadap situasi yang tengah pereka hadapi, atau dengan cara saling menunjukkan
penerimaan, dukungan dan kerjasama.
3. Berkomunikasi secara Verbal
4. Mengungkapkan perasaan
Perasaan adalah reaksi internal kita terhadap aneka pengalaman yang sering disertai
perubahan-perubahan fisiologis tertentu, seperti denyt jantung yang meningkat dan
juga memiliki tanda-tanda luar seperti menitikkan airmata karena haru bahagia.
5. Saling menerima dan mendukung
Dalam berkomunikasi, mendengarkan dan menanggapi pesan orang lain itu tidak
mudah, sebab dengna atau tanpa kita sadari selalu akan muncul intensi-intensi atau
sikap-sikap tertentu selama kita menjalankan tugas tersebut.
C. KONSEP KOMUNIKASI KELOMPOK DAN ORGANISASI
A. KONSEP KOMUNIKASI KELOMPOK
1. PENGERTIAN
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan
sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005)
mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga
orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi,
menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat
karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi
komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap
muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;
2. Kelompok memiliki sedikit partisipan;
3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.
2. PRINSIP DASAR KOMUNIKASI KELOMPOK
Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita
sehari-hari. Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan
wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan dan keinginannya berbagi
informasi dalam hamper semua aspek kehidupan. Ia bias merupakan media untuk
mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia
dapat merupakan sarana meningkatkan pengethuan para anggotanya (kelompok
belajar) dan ia bias pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang
dihadapi seluruh anggota (kelompok pemecahan masalah). Jadi, banyak manfaat yang
dapat kita petik bila kita ikut terlibat dalam seuatu kelompok yang sesuai dengan rasa
ketertarikan (interest) kita. Orang yang memisahkan atau mengisolasi dirinya dengan
orang lain adalah orang yang penyendiri, orang yang benci kepada orang lain
(misanthrope) atau dapat dikatakan sebagai orang yang antisosial.
Ada empat elemen yang muncul dari definisi yang dikemukakan oleh Adler dan
Rodman tersebut, yaitu : Elemen pertama adalah interaksi dalam komunikasi
kelompok merupakan faktor yang penting, karena melalui interaksi inilah, kita dapat
melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact
adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam aktivitas yang sama
namun tanpa komunikasi satu sama lain. Misalnya, mahasiswa yang hanya secara
pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara teknis belum dapat disebut sebagai
kelompok. Mereka dapat dikatakan sebagai kelompok apabila sudah mulai
mempertukarkan pesan dengan dosen atau rekan mahasiswa yang lain.
Elemen yang kedua adalah waktu. Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka
waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok. Kelompok
mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu yang panjang, karena dengan
interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau ciri yang tidak dipunyai oleh kumpulan
yang bersifat sementara. Elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan
dalam komunikasi kelompk. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota
dalam suatu kelompok. Ada yang memberi batas 3-8 orang, 3-15 orang dan 3-20
orang. Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota tersebut, muncul konsep yang
dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap anggota kelompk untuk dapat
mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota kelompok lainnya. Dengan smallness
ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap anggota mampu mengenal dan
memberi rekasi pada anggota lain atau setiap anggota mampu melihat dan mendengar
anggota yang lain/seperti yang dikemukakan dalam definisi pertama.
Elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan
dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok
tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya.
3. KLASIFIKASI KELOMPOK DAN KARAKTERISTIK KOMUNIKASINYA
Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan
sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya dua klasifikasi
kelompok.
a. Kelompok primer dan sekunder
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994)
mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-
anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan
kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-
anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik
komunikasinya, sebagai berikut:
1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam,
artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-
unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas,
artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi.
Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok
sekunder nonpersonal.
3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek
isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder
instrumental.
5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder
formal.
6. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan.
b. Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua:
deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok
dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Kelompok preskriptif,
mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam
mencapai tujuan kelompok. Cragan dan Wright mengkategorikan enam format
kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum,
kolokium, dan prosedur parlementer.
4. FUNGSI KOMUNIKASI KELOMPOK
a. Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana
suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara
para anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan
kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan sktivitas yang informal, santai
dan menghibur.
b. Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah
kelompok secara formal maupun informal bekerja unutk mencapai dan
mempertukarkan pengetahun. Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-
kebutuhan dari para anggota kelompok, kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan
masyarakat dapat terpenuhi. Namun demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok
akan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, bergantung pada tiga faktor, yaitu
jumlah informasi baru yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok
serta frekuensi interaksi di antara para anggota kelompok. Fungsi pendidikan ini
akan sangat efektif jika setiap anggota kelompk membawa pengetahuan yang
berguna bagi kelompoknya. Tanpa pengetahuan baru yang disumbangkan msing-
masing anggota, mustahil fungai edukasi ini akan tercapai.
c. Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan
anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Seseorang yang
terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk
tidak diterima oleh para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha-usaha persuasif
tersebut terlalu bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok,
maka justru orang yang berusaha mempersuasi tersebut akan menciptakan suatu
konflik, dengan demikian malah membahayakan kedudukannya dalam kelompok.
d. Fungsi keompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk
memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan. Pemecahan masalah
(problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak
diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan (decision making)
berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahn
masalah menghasilkan materi atu bahan untuk pembuatan keputusan.
e. Terapi adalah fungsi kelima dari kelompok. Kelompok terapi memiliki perbedaan
dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek
dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan
personalnhya. Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota
kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalh
membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai konsensus.
Contoh dari kelompok terapi ini adalah kelompok konsultasi perkawinan,
kelompok penderita narkotika, kelompok perokok berat dan sebagainya. Tindak
komunikasi dalam kelompok-kelompok terapi dikenal dengan nama
pengungkapan ciri (self disclosure). Artinya, dalam suasana yang mendukung,
setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang apa yang
menjadi permasalahannya. Jika muncul konflik antar anggota dalam diskusi yang
dilakukan, orang yang menjadi pemimpin atau yang memberi terapi yang akan
mengaturnya.
Dalam organisasi, komunikasi berfungsi untuk :
1. Pengaturan dan operasi, yakni untuk kepentingan penyelesaian pekerjaan dan
membereskan tugas demi pencapaian tujuan.
2. Inovasi/pembaharuan, untuk kepentingan pembaharuan dan pengubahan tata
kerja demi penyesuaian, kelangsungan hidup, dan pengembangan organisasi di
tengah lingkungan yang terus berubah.
3. Sosialisasi atau pembinaan, yakni berkaitan dengan anggota sebagai manusia.
Khusus dalam upaya motivasi, pengimbalan, dan moral kerja. Sosialisasi
berdampak kepada :
a. Harga diri anggota
b. Hubungan interpersonal dalam organisasi
c. Motivasi ; integrasi kepentingan pribadi ke dalam kepentingan organisasi
B. KOMUNIKASI ORGANISASI
1. Definisi Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi
di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya
berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi,
produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya:
memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi
informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi,
tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang
terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu
komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi,
metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya,
faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi
pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan
suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat
organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat
komunikasi dilancarkan.
2. Pendekatan dalam Organisasi
Kita dapat melakukan pendekatan pada organisasi sekurang-kurangnya melalui empat
persepektif: pendekatan manajemen ilmiah atau klasik, pendekatan hubungan antar manusia,
pendekatan sistem, dan pendekatan kultural (Goldhaber,1990).
a. Pendekatan ilmiah
Pendekatan ilmiah menganggap bahwa organisasi harus menggunakan
metoda-metoda ilmiah untuk meningkatkan produktivitas. Berbagai studi
pengendalian secara ilmiah akan memungkinkan manajemen mengidentifikasi cara-
cara atau alat untuk meningkatkan produktivitas, dan pada akhirnya akan
meningkatkan laba. Dalam pandangannya ini produktivitas pada umumnya
menyangkut masalah fisik dan psikologis. Produktivitas dipandang dalam bentuk
permintaan phisik akan pekerjaan dan kemampuan psikologis para pekerjanya.
b. Pendekatan hubungan antarmanusia
Pendekatan hubungan antarmanusia berkembang sebagai reaksi terhadap
perhatian eksklusif faktor-faktor phisik dalam mengukur keberhasilan organisasi.
Salah satu asumsi prinsip dari pendekatan hubungan antarmanusia adalah bahwa
kenaikan kepuasan kerja akan mengakibatkan kenaikan produktivitas. Seorang
karyawan yang bahagia adalah karyawan yang produktif. Oleh karena itu, fungsi
manajemen adalah menjaga agar para karyawan terus merasa puas.
c. Pendekatan sistem
Pendekatan sistem mengkombinasikan unsur-unsur terbaik dari pendekatan
ilmiah dengan pendekatan hubungan antarmanusia. Pendekaan ini memandang
organisasi sebagai suatu sistem dimana semua bagian berinteraksi dan setiap bagian
mempengaruhi bagian lainnya. Organisasi dipandang sebagai suatu sistem terbuka-
terbuka terhadap informasi baru, responsif terhadap lingkungan, bersifat dinamis dan
selalu berubah.
d. Pendekatan kultural
Sebuah pendekatan kontemporer mengenai organisasi menganggap bahwa
perusahaan harus dipandang sebagai suatu kesatuan sosial atau kultur (pilotta,
Widman, & Jasko, 1988;Putnam & Pacanowsky, 1983). Seperti pada umumnya suatu
kelompok atau kultur sosial yang selalu memiliki aturan mengenai misalnya, perilaku
peran, kepahlawanan, dan nilai-nilai, maka demikian juga suatu organisasi. Oleh
karena itu, pada pendekatan ini organisasi harus meneliti untuk mengidentifikasikan
jenis kultur dan norma-norma atau nilai-nilai spesifik yang dianutnya. Tujuan dari
analisis ini adalah untuk memungkinkan kita bisa memahami bagaimana organisasi
berfungsi dan bagaiama hal itu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh para anggotanya
(karyawannya) dalam kultur organisasi itu.
1. Jaringan Komunikasi Organisasi
Yang dimaksud dengan jaringan disini adalah saluran yang digunakan untuk
meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua
perspektif. Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumberdaya yang dimilikinya akan
mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur jaringan
komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan sistem komunikasi umum
yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu orang ke
orang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bisa dipandang sebagai struktur yang
diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi.
Struktur jaringan komunikasi
a) Struktur lingkaran
Struktur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama.
Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi
kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya.
b) Struktur roda
Struktur roda memiliki pemimpin yang jelas, yaitu yang posisinya di pusa.
Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari
semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ingin berkomunikasi dengan
anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.
c) Struktur Y
Struktur Y relatif kurang tersentralisasi dibanding struktur roda, tetapi lebih
tersentralisasi dibanding dengan pola lainnya. Pada struktur Y juga terdapat pemimpin
yang jelas. Tetapi satu anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini
dan mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya
komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya.
d) Struktur rantai
Struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota
yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan
terpusat juga terdapat disini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan
sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisis lain.
e) Struktur semua saluran
Struktur semua saluran atau pola bintang hampir sama dengan struktur
lingkaran dalam arti semua anggota adalah sama dan semuanya juga memiliki
kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam
struktur semua saluran, setiap anggota bisa berkomunikasi dengan setiap anggota
lainnya. Pola ini memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum.
2. Arus Komunikasi Organisasi
Pembahasan mengenai komunikasi dalam organisasi dalam bentuk arah arus
informasinya sangat penting. Komunikasi ke atas dan ke bawah (sering disebut
vertikal) dan komunikasi lateral barangkali merupakan yang paling penting. Di
samping itu, kita akan melihat pada informasi samar dan juga pada sebab dan akibat
adanya kepadatan informasi.
a. Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih
rendah ke tingkat yang lebih tinggi-misalnya, para pelaksana ke manajernya, atau dari
para dosen ke dekan fakultas. Jenis komunikasi ini biasanya mencakup
(1)kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan,
(2)masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab,
(3)berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran perbaikan; dan
(4)perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi, pekerjaan itu
sendiri, pekerjaan lainnya, dan masalah lain yang serupa.
Komunikasi ke atas sangat penting untuk mempertahankan dan bagi
pertumbuhan organisasi. Komunikasi itu memberikan manajemen umpan balik yang
diperlukan mengenai semangat kerja para karyawannya dan berbagai ketidakpuasan
yang mungkin. Komunikasi itu juga membuat bawahan memiliki rasa memiliki dan
merasa sebagai bagian dari organisasi. Di samping itu juga memungkinkan
manajemen memiliki kesempatan untuk memperoleh berbagai gagasan baru dari para
pegawainya.
Masalah tentang komunikasi ke atas
Di samping penting bagi organisasi, komunikasi atas itu sulit dikendalikan. Salah satu
masalahnya adalah pesan yang mengalir ke atas seringkali merupakan pesan yang perlu di
dengar oleh hirarki yang lebih tinggi lagi. Para pekerja seringkali enggan mengirim pesan
yang negatif karena merasa khawatir mereka dianggap sebagai biang keladi.
b. Komunikasi ke bawah
Komunikasi ke bawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hirarki yang lebih
tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Sebagai contoh, pesan yang dikirim oleh manajer kepada
karyawannya atau dari dekan fakultas kepada para dosennya adalah komunikasi ke bawah.
Perintah seringkali merupakan contoh jelas untuk komunikasi ke bawah:”Ketik surat ini
rangkap dua,””Kirim barang ini sebelum tengah hari.” Tulis kopi iklan ini,” dan sebagainya.
Masalah tentang komunikasi ke bawah
Manajemen dan karyawan seringkali berbicara dengan bahasa yang berbeda. Banyak
manajer yang tidak mengetahui bagaimana agar pesan mereka dapatdipahami oleh
karyawannya. Misalnya saja, kebanyakan manajer memilki pendidikan yang lebih tinggi dan
banyak bahasa teknis mengenai bisnis daipada para karyawannya.
c. Komunikasi lateral
Komunikasi lateral adalah pesasn antara sesama-manajer ke manajer, karyawan ke
karyawan. Pesan semacam ini bisa bergerak di bagian yang sama di dalam organisasi atau
mengalir antar bagian. Komunikasi lateral merupakan komunikasi yang terjadi antara dua
dosen sejarah di perguruan tinggi yang sama. Juga bisa merupakan komunikasi antara dua
dosen psikologi di dua universitas yang berbeda.
Masalah pada komunikasi lateral
Salah satu masalah yang jelas pada komunikasi lateral adalah bahasa yang khusus
yang dikembangkan oleh divisi tertentu di dalam organisasi. Bahasa semacam itu seringkali
sulit dipahami oleh penerima pesan. Untuk bisa berkomunikasi dengan psikolog misalnya,
maka perlu berbicara dengan bahasa psikologi- untuk mengetahui arti dari beberapa istilah
seperti skedul, pemantapan, egoisme, katarsis, STM, dan asosiasi bebas.
e. Kabar burung
Menurut ahli organisasi, John Baird (1977), meskipun kabar burung
merupakan bagian dari komunikasi informal dalam setiap organisasi besar, jenis
komunikasi itu jangan digunakan terlalu sering seperti folklore yang sudah biasa kita
ketahui. Biasanya kabar burung tidak terjadi pada iklim yang stabil. Perubahan dan
ketidakjelasan mendorong timbulnya kabar burung. Bagaimanapun juga tidaklah
mengherankan apabila jenis komunikasi ini menghasilkan ketepatan informasi yang
tinggi.
f. Kepadatan informasi
Sekarang ini, dengan kecanggihan teknologi, kepadatan informasi merupakan
salah satu masalah kita yang terbesar. Informasi dikembangkan dengan kecepatan
tinggi sehingga sulit untuk diikuti semuanya dan dianggap relevan untuk satu jenis
pekerjaan tertentu. Dengan kadar yang berbeda-beda setiap orang harus mampu
menyeleksi informasi tertentu dan menganggap informasi lain tidak penting.
Kepadatan informasi tampaknya sudah menjalar di semua organisasi. Dan sudah
barang tentu, inilah penyebab mengapa begitu banyak organisasi yang mengunakan
komputer untuk mengatasinya. Dengan menaruh apa saja ke dalam komputer memang
relati mudah dan efisien untuk mengatasi kecepatan informasi. Tetapi cara itu tidak
merupakan jawaban untuk semuanya. Beberapa kerja manusia masih diperlukan untuk
mengerjakan informasi-sekurang-kurangnya biasanya demikian. Dan dalam kondisi
informasi yang terlalu padat, maka kesalahan sudah biasa terjadi, hanya karena
seseorang tidak bisa menyediakan waktu yang dibutuhkan untuk segalanya. Semakin
kita sibuk, semakin banyak kesalahan yang kita buat. Di samping itu masih banyak
lagi penundaan antara pengiriman pesan dengan pelaksanaan tindakan yang
diperlukan, dan penundaan itu merupakan hal yang tidak efisien dan menelan biaya
bagi organisasi.
B. FORMAT INTERAKSI KOMUNIKASI ORGANISASI
• Komunikasi Interpersonal
Adalah proses pertukaran informasi diantara sesorang dengan paling kurang
seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui
balikannya. Dengan bertambahnya orang yang terlibat komunikasi, menjadi
bertambahlah persepsi orang dalam kejadian komunikasi sehingga bertambah
komplekslah komunikasi tersebut.
Klasifikasi Komunikasi interpersonal
- Interaksi intim
Dalam organisasi, hubungan ini dikembangkan dalam sistem komunikasi
informal. Misalnya hubungan yang terlihat antara kedua orang teman baik dalam
organisasi, yang mempunyai interaksi personal mungkin diluar peranan dan fungsinya
di organisasi.
- Percakapan Sosial
Adalah interaksi untuk menyenangkan seorang secara sederhana dengan
sedikit berbicara. Jika dua orang atau lebih bersama-sama dan berbicara tentang
perhatian, minat di luar organisasi seperto famili, sport, isu politik.
- Interogasi atau Pemerikasaan
Adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam kontrol, yang meminta atau bahkan
menurut informasi daripada yang lain.
- Wawancara
Adalah suatu bentuk komunikasi interpersonal dimana dua orang terlibat dalam
percakapan yang berupa tanya jawab.
ii. Tujuan Komunikasi Interpersonal
- Menemukan diri sendiri
- Menemukan dunia luar
- Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
- Berubah sikap dan tingkah laku
- Untuik bermain dan kesenangan
- Untuk membantu
iii. Hubungan Interpersonal yang efektif
Menurut Rogert hubungan interpersonal akan terjadi secara efektif apabila kedua
belah pihak memenuhi kondisi :
- bertemu satu sama lain secara personal
- empati secara tepat terhadap pribadi yang lain dan berkomunikasi yang dapat
dipahami satu sama lain secara berarti
- menghargai satu sama lain, bersifat positif dan wajar tanpa mkenilai atau keberatan
- menghayati pengalaman satu sama lain dengan sungguh-sungguh, bersikap
menerima dari empati satu sama lain.
- Merasa bahwa saling menjaga keterbukaan dan iklim yang mendukung dan
mengurangi kecenderungan gangguan arti.
- Memperlihatkan tingkah laku yang percaya penuh dan memperkuat perasaan aman
terhadap yang lain.
• Komunikasi Kelompok Kecil
Adalah suatu kumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh
beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan,
terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka.
i. Tujuan Komunikasi kelompok kecil
Tujuan Personal
- Hubungan sosial
Tujuannya memperkuat hubungan interpersonal dan menaikkan kesejahteraan kita.
- Penyaluran
Tujuan ini biasa dilakukan dalam suasana yang mendukung adanya pertukaran pikiran atau
pertengkaran sengit dalam diskusi keluarga, dimana keterbukaan diri adalah tepat.
- Kelompok terapi
Biasanya digunakan untuk membantu orang menghilangkan sikap-sikap mereka, atau tingkah
laku dalam beberapa aspek kehidupan mereka.
- Belajar
alasan umum orang mengikuti kelompok kecil adalah belajar dari orang lain. Belajar terjadi
dalam bermacam-macam setting. Asumsi nyang mendasari belajar kelompok adalah ide dari
dua arah.
Tujan yang berhubungan dengan pekerjaan :
- Pembuatan keputusan
Orang-orang yang berkumpul bersama-sama dalam kelompok untuik membuat keputusan
mengenai sesuatu. Mendiskusikan alternatif dengan orang lain membantu orang memutuskan
mnana pilihan terbaik untuk kelompok.
- Pemecahan Masalah
Masalah yang mereka usahakan menyelesaikannya mencakup bagaimana menyempurnakan
produksi, bagaimana menyempurnakan hubungan yang kurang baik..
ii. Kelompok Kecil sebagai suatu sistem
Kelompok kecil merupakan organisasi kecil yang mempunyai empat komponen dasar yaitu
input atau masukan proses, output atau hasil dari balikan.
- Masukan, merupakan materi mentah dalam kelompok kecil seperti orang, informasi yang
digunakan kelompok untuk berinteraksi. Orang atau anggota kelompok adalah masukan
karena tiap orang dalam kelompok membawa kualitas tertentu seperti kepribadian,umur,
kesehatan, pengetahuan, sikap, nilai dan kemampuan memecahkan masalah.
- Proses, menunjukkan kepada semua proses internal yang terjadi dalam kelompok selama
diskusi
- Hasil , merupakan keputusan atau penyelesaian yang dicapai oleh kelompok.
- Balikan , berisi respon yang mengikat system bersama. Balikan memberi masukan untuk
pertemuan kelompok masa akan datang.
iii. Karakteristik Kelompok Kecil
- Mempermudah prtemuan ramah tamah
- Personaliti kelompok. Bila sekelompok orang datang bersama maka mereka membentuk
identitas sendiri yang menjadikan personaliti kelompok.
- Kekompakan, yaitu daya tarikan anggota kelompok satu sama lain dan keinginan mereka
untuk bersatu.
- Komitmen terhadap tugas. Aktivitas individe lainnya dalam kelompok yang dekat
hubungannya dengan komitmen aalah motivasi.
- Besarnya kelompok kelihatannya cukup sederhana tapi besarnya kelompok itu mempunyai
beberapa pencabangan penting dalam kelompok.
- Norma kelompok, adalah aturan dan pedoman yang digunakan oleh sekelompok itu sendiri,
maupun beberapa faktor eksternal di luar kelompok.
- Saling bergantung satu sama lain. Yang paling penting adalah anggota kelompok tergantung
satu sama lain untuk beberapa tingkatan tertentu, dan paling kurang pada seorang lainnya.
iv. Peran anggota Komunikasi Kelompok Kecil
Kennet Benne dan paul Sheats (1948) mengusulkan suatu klasifikasi mengenai peran anggota
dalam topik penting ini. Benne dan Sheats membagi peran anggota menjadi tiga kelas
umum : peran tugas kelompok, peran membina dan mempertahankan kelompok, dan peran
individual
Peran Tugas Kelompok :
Peran tugas kelompok adalah peran yang membuat kelompok mampu untuk memfokuskan
secara lebih spesifik dalam mencapai tujuan kelompok. Dalam menjalankan setiap dari
peranan ini, anggota tidak berbuat sebagai individu terpisah, tetapi sebagai bagian dari
keseluruhan yang lebih besar. Kebutuhan dan tujuan kelompok mengatur peran yang harus
dilakukan para anggota. Anggota kelompok yang efektif akan melaksanankan beberapa
fungsi ini, walaupun beberapa orang terkunci pada beberapa peran spesifik saja.
Peran Membina dan Mempertahankan Kelompok :
Tidak seorang pun dan tidak sekelompok pun yang selalu berorientasi pada tugas setiap saat.
Kelompok merupakan merupakan satu unit yang anggotanya memiliki hubungan
interpersonal yang beragam. Hubungan ini perlu dipelihara jika kelompok ingin berfungsi
secara efektif—jika para anggota kelompok ingin merasa puas dan produktif. Apabila fungsi
ini tidak dilakukan, para anggota kelompok akan rusak apabila proses kelompok menjadi
macet, sering timbul konflik, atau komunikasi kelompok kecil menjadi terganggu pada
tingkat pribadi atau sosial tertentu.
Peran individual :
Peran kelompok tugas dan peran membina dan mempertahankan kelompok semuanya bersifat
produktif. Peran itu membantu kelompok dalam mencapai tujuannya, dan berorientasi pada
kelompok. Peran yang akan kita bahas di sini adalah peran yang kontra produktif. Peran itu
menghambat kelompok dalam mencapai tujuannya dan lebih berorientasi pada individu
ketimbang kelompok. Peran semacam ini sering diistilahkan dengan malfungsi, yang
menghambat efektivitas kelompok baik dalam hal produktivitas maupun kepuasan pribadi.
Partisipasi Anggota :
Berikut adalah beberapa pedoman yang akan membantu partisipasi anda dalam komunikasi
kelompok kecil menjadi efektif dan lebih menyenangkan. Beberapa saran ini merupakan
elaborasi dan perluasan dari karakteristik dasar komunikasi interpersonal yang efektif.
Berorientasi Pada Kelompok :
Dalam kelompok kecil anda adalah anggota tim – seoarang anggota dari keseluruhan yang
lebih besar. Partisipasi anada akan bernilai jika dapat membantu pencapaian tujuan kelompok
dan meningkatkan kepuasan para anggota. Tugas anda adalah mengerahkan kemampuan,
pengetahuan dan pikiran anda sehingga kelompok dapat mengembangkan pemecahan yang
lebih baik darapada yang dikembangkan oleh satu orang. Prestasi yang sifatnya ndividual
bisa menghambat kelompok.
Pusatkan konflik Pada Masalahnya :
Konflik dalam situasi kelompok kecil tidak dapat dihindarkan. Konflik merupaka bagiian
alamiah dari proses kelompok kecil, tetapi pusatkan konflik itu pada masalahnya ketimbang
pada pribadi orangnya.
Bersikapalah Tanpa Prasangka Secara Kritis :
Suatu gejala umum tetapi perkembangan itu tidak produktif terjadi apabila para anggota
datang ke kelompok dengan pikiran yang sudah terbentuk. Apabila hal ini terjadi, proses
kelompok kecil akan berubah menjadi serangkaian perdebatan individual, di mana setiap
orang berusaha mempertahankan posisinya masing-masing. Seharusnya, anggota datang ke
kelompok dibekali dengan informasi yang relevan yang akan bermanfaat dalam proses
diskusi. Mereka seharusnya belum mempunyai keputusan apa-apa mengenai pemecahan atau
kesimpulan yang akan mereka terima.
Pastikan pemahaman :
Pastikan bahwa gagasan dan informasi anda dipahai oleh semua peserta. Jika sesutau layak
diutarakan. Maka yang dikatakan itu layak juga dibuat jelas. Jika ragu-ragu, tanyakan apa
yang anda sampaikan itu jelas, “Apakah pertanyaan saya cukup jelas?” “Aapakah saya
menjelaskannya cukup terang?”
Pastikan juga bahwa anda juga memahami dengan jelas kontribusi dari para anggota lain,
terutama sebelum anda membahas masalahnya dengan mereka. Dalam prakteknya, sering kali
orang menyatakan ketidaksetujuannya dengan kata-katanya sendiri.
Pikir Kelompok :
berikut merupakan beberapa gejala yang dapat membantu anda mengenali adanya pikir
kelompok dalam kelompok yang anda amati atau berpartisipasi di dalamnya.
- Para anggota kelompok berpikir bahwa kelompoknya dan para anggotanya tidak dapat
dikalahkan oleh bahaya.
- Para anggota menciptakan rasionalisasi untuk menghindarkan berurusan langsung dengan
bahaya atau ancaman.
- Para anggota kelompok yakin bahwa kelompok mereka bermoral.
- Mereka yang bertentangan dengan kelompok dianggap terlalu menyederhanakan masalah,
menganut cara-cara yang jamak.
- Tekanan kelompok ditujukan kepada setiap anggota yang menunjukkan sikap ragu-ragu
atau mempertanyakan argumentasi atau usulan kelompok.
- Para anggota kelompok menyensor keraguan mereka sendiri.
- Para anggota kelompok yakin bahwa semua anggota menyetujui secara bulat, apakah
persetujuan semacam itu dinyatakan atau tidak.
- Para anggota kelompok mulai berperan menjadi informasi yang sampai pada anggota
kelompok lainnya, terutama apabila informasi semacam itu bisa menciptakan perbedaan
opini.
v. Pemimpin dalam Komunikasi Kelompok Kecil
Dalam kebanyakan kelompok kecil, satu orang berperan seagai pemimpin. Dalam kelompok
lain, kepemimpinan bisa dipegang oleh beberapa orang. Lebih lanjut, sang pemimpin bisa
ditunjuk atau secara otomatis muncul dalam proses perkembangan komunikasi kelompok.
Gaya Kepemimpinan :
Sebagai tambahan untuk melihat perhatian pokok dalam kepemimpinan, seperti yang kita
lakukan dengan teori kepemimpinan situasional, kita dapat juga melihat kepemimpinan dari
sisi tiga gaya kepemimpinan : lepas-kendali, demokratis dan otoriter (Bennis dan nanus,
1955; shaw,1981)
Pemimpin Lepas-Kendali :
Pemimpin lepas-Kendali tidak berinisiatif untuk mengarahkan atau menyarankan alternatif
tindakan. Akan tetapi, pemimpin ini lebih mengijinkan kelompok untuk mengembangkan dan
melakukan kesalahan. Pemimpin semacam ini menolak setiap wewenang yang diberikan
Pemimpin Demokratis :
Pemimpin Demokratis memberikan pengarahan, tetapi mengijinkan kelompok untuk
mengembangkan dan melaksanankan cara yang dikehendaki para anggotanya. Para anggota
kelompok didorond untuk menentukan sasaran dan prosedur. Pemimpin demokratis
merangsang timbulnya pengarahan sendiri dan aktualisasi diri pada para anggota kelompok.
Menjaga Para Anggita Berada Pada Jalurnya :
Banyak orang yang bersifat egosentris dan hanya akan memakasakan keiginan dan masalah
mereka sendiri. Dalam hal inilah diperlukan peran pemimpin untuk megarahkan para
anggotanya tetap berada pada jalur pembahasan
Memastikan Kepuasan Anggota :
Para anggota memiliki kebutuhan dan keinginan psikologis yang berbeda dan banyak
memasuki kelompok justru karena kebutuhan dan keinginan ini. Meskipub kelompok itu
berurusan dengan misalnya masalah politik, beragam anggota yang ada mungkin berkumpul
bersama dengan alasan yang lebih psikologis ketimbang politis.
Merangsang Evaluasi dan Perbaikan :
semua kelompok akan menghadapi hambatan jika mereka mencoba untuk memecahkan suatu
masalah, membuta keputusan, atau mengembangkan gagasan. Tidak ada satu kelompok pun
yang efektif sempurna. Semua kelompok mempunyai kesempatan untuk memperbaiki
dirinya.
Menyiapkan Anggota Untuk Berdiskusi :
Kelompok terbentuk secara perlaha-lahan dan perlu dibentuk menjadi diskusi yang berarti.
Pemimpin harus menyiapkan para anggota untuk berdiskusi. Hal ini menyangkut menyiapkan
para anggota untuk berinteraksi dalam kelompok kecil, termasuk juga siap untuk
mendiskusikan suatu masala yahng spesifik tertentu.
• KOMUNIKASI PUBLIK
Adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam organisasi atau yang
diluar organisasi secara tatap muka atau melalui media.
Kualitas yang mebedakan komunikasi organisasi publik ini dengan komunikasi interpersonal
dan komunikasi kelompok kecil adalah :
a. Komunikasi publik berorientasi kepada si pembicara atau sumber. Komunikasi
interpersonal dan kelompok kecil terdapat hubungan timbal balik diantara si pembicara
dengan si penerima yang terlibat. Pada komunikasi organisasi publik si pembicara
mendominasi hubungan.
b. Pada komunikasi publik melibatkan sejumlah besar penerimanya tetapi pada komunikasi
interpersonal biasanya ada 2 orang dan komunikasi kelompok kecil tidak lebih dari 5-7 orang
penerima, pesan komunikasi publik dimaksudkan untuk menarik banyak orang, beratus-ratus
atau berjuta-juta orang.
c. Pada komuniukasi publik kurang terdapat interaksi antara si pembicara dan si pendengar.
Hal ini menjadikan kuranginya interaksi secara langsung antara si pembicara dengan
sipendengar lebih bila pendengarnya makin banyak.
d. Bahasa yang digunakan dalam komuniukasi publik lebih umum supaya dapat dipahami
oleh pendengar. Biasanya sebelum presentasi sipembicara telah mengetahui tipe khusus dari
sipendengar.
i. Tujuan dari komunikasi publik adalah :
- Memberikan informasi kepada sejumlah besar orang yang mengenal organisasi, misalnya
mengenai aktivitas-aktivitaas organisasi dan hasil produksi organisasi.
- Menjalin hubungan antara organisasi dengan masyarakat di luar organisasi seperti
pemakaian jasa organisasi, pemakai hasil produksi organisasi dan masyarakat umunya.
- Memberikan hiburan kepada sejumlah orang seperti menceritakan pengalaman yang
menyenangkan kepada orang banyak.
ii. Bentuk Komunikasi Organisasi Publik
Bentuk presentasi komunikasi organisasi publik secara garis besarnya dapat dibedakan atas
dua kategori, yaitu yang bersifat pemberian informasi dan mencari komitmen. Presentasi
yang bersifat pemberian informasi dapat dibedakan menjadi :
a. Presentasi Orientasi
Presentasi ini sengaja diberikan kepada karyawan-karyawan baru dalam organisasi untuk
memperkenalkan mereka dengan lingkungan kerja yang baru.
b. Presentasi untuk latihan pekerjaan tertentu
Bila sejumlah anggota organisasi diberikan jabatan baru, mereka mesti dilatih untuk
pekerjaan itu oleh pelatih, melalui beberapa bentuk presentasi komunikasi lisan.
Memperlihatkan kepada seorang bagaimana melakukan sesuatu adalah merupakan topik yang
paling umum dari presentasi jabatan dalam organisasi.
c. Laporan status
Tiap-tiap subunit organisasi mestilah menyimpan informasi tentang apa yang mereka
lakukan. Ini dilakukan untuk memudahkan dalam pemberian status subunit masing-masing.
Laporan status biasanya mengalir menurut garis komando dalam organisasi.
d. Laporan kepada dewan pengurus
Anggota organisasi seringkali diminta untuk meberikan laporan kepada dewan pengurus atau
yayasan yang membina organisasi.
e. Rapat-rapat Umum
Salah satu kegiatan utama dalam rapat adalah untuk memberikan informasi kepada seluruh
karyawan mungkin berkenan dengan kebijaksanaan umum yang baru atau peraturan baru
yang perlu diketahui oleh karyawan, atau mengenai hal lainnya yang perlu diinformasikan
secara tepat.
Bentuk kedua dari komunikasi publik dalam organisasi adalah untuk mencari komitmen.
Komunikasi ini bermaksud untuk mempengaruhi pendengar melalui informasi yang
diberikan. Tipe dari presentasi ini adalah :
a. Presentasi Pemasaran
Tipe yang paling nyata dari presentasi untuk mecari komitmen adalah presentasi yang
dilakukan oleh seorang bagian pemasaran yang mencoba meyakini orang laintentang hasil
produksi atau pelayanan organisasinya. Atau presentasi yang diberikan oleh seorang
pimpinan mengenai rencana baru yang akan dilaksanakannya dan mencari pemberi dana
untuk itu.
b. Presentasi memotivasi
Adalah presentasi yang diberikan untuk mempengaruhi orang agar mau bekerja keras atau
meningkatkan proses produksi.
c. Presentasi Penerimaan Karyawan atau Mahasiswa
Bertujuan untuk mendapatkan tenaga-tenaga yang akan bekerja pada organisasi yang akan
menduduki posisi tertentu atau tenaga yang akan dididik dalam organisasi tertentu.
d. Pendekatan Tim
Tujuan dari ini adalah untuk membujuk orang atau meyakini orang agar mau mnerima ide-ide
yang disampaikan.
Sumber : http://lutfifauzan.wordpress.com/2009/11/12/komunikasi-kelompok-dan-
organisasi/
D. KOMUNIKASI DI DEPAN UMUM
Menggunakan Komunikasi di Depan Umum
Komunikasi di depan umum atau biasa disebut komunikasi publik merupakan suatu
komunikasi yang dilakukan di depan banyak orang. Dalam komunikasi publik pesan
yang disampaikan dapat berupa suatu informasi, ajakan, gagasan. Sarananya, bisa
media massa, bisa pula melalui orasi pada rapat umum atau aksi demonstrasi, blog,
situs jejaring sosial, kolom komentar di website/blog, e-mail, milis, SMS, surat, surat
pembaca, reklame, spanduk, atau apa pun yang bisa menjangkau publik. Yang pasti,
Komunikasi Publik memerlukan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan agar
pesan dapat disampaikan secara efektif dan efisien. Komunikasi publik sering juga
disebut dengan komunikasi massa. Namun, komunikasi publik memiliki makna yang
lebih luas dibanding dengan komunikasi massa. Komunikasi massa merupakan
komunikasi yang lebih spesifik, yaitu suatu komunikasi yang menggunakan suatu
media dalam menyampaikan pesannya.
Ciri-ciri komunikasi publik
Satu pihak (pendengar ) cenderung lebih pasif.
Interaksi antara sumber dan penerima terbatas
Umpan balik yang diberikan terbatas
Dilakukan di tempat umum seperti di kelas, auditorium, tempat ibadah.
Dihadiri oleh sejumlah besar orang
Biasanya telah direncanakan
Sering bertujuan untuk memberikan penerangan, menghibur, memberikan
penghormatan dan membujuk
Ciri-ciri Komunikasi Massa
Sifat pesan terbuka
Khalayak variatif baik dari segi usia,agama, suku, pekerjaan maupun dari segi
kebutuhan
Sumber dan penerima dihubungakan oleh saluran yang diproses secara
mekanik
Sumber merupakan suatu lembaga atau institusi
Komunikasi berlangsung satu arah
Umpan balik lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Dengan kemajuan
teknologi, saat ini sudag lebih dapat teratasi
Sifat penyebaran pesan yang berlansung cepat dan serempak serta luas
mampu mengatasi jarak dan waktu. Dapat bertahan lama bila
didokumentasikan
Dari segi ekonomi biaya untuk memproduksi komunikasi massa cukup mahal
dan memerlukan dukungan tenaga kerja yang relatif banyak untuk
mengelolanya
E. JURNAL KOMUNIKASI INTERPERSONAL
A. Apa itu Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara
seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang
yang dapat langsung diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159).
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap
muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini
adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua
sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)
B. Komunikasi Menurut Para Tokoh
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan
oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil
orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan
umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah
komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap
paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang,
karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung,
komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat
komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah
komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat
memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto,
2003, p. 13).
C. Klasifikasi Komunikasi Interpersonal
Redding yang dikutip Muhammad (2004, p. 159-160) mengembangkan
klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial,
interogasi atau pemeriksaan dan wawancara.
a. Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik, anggota famili, dan orang-
orang yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat.
b. Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara
sederhana. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan
informal dalam organisasi. Misalnya dua orang atau lebih bersama-sama dan
berbicara tentang perhatian, minat di luar organisasi seperti isu politik, teknologi dan
lain sebagainya.
c. Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam
kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut informasi dari yang lain. Misalnya
seorang karyawan dituduh mengambil barang-barang organisasi maka atasannya akan
menginterogasinya untuk mengetahui kebenarannya.
d. Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua orang
terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misalnya atasan yang
mewawancarai bawahannya untuk mencari informasi mengenai suatu pekerjaannya.
D. Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan
dipaparkan 6 tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :
a. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal
atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang
lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain.
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk
berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah
sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan,
pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita
dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada
perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
b. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih
banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita.
Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal,
meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media
massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari
atau didalami melalui interaksi interpersonal.
c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan
memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita
pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk
dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku
orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan
mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli
barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang
tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak
menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
e. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah
mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada
waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan
cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang
untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal
semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran
yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
f. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan
komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk
mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain
dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan
seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang
mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
E. Efektivitas Komunikasi Interpersonal
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum
yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap
mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan
(equality).( Devito, 1997, p.259-264 ).
1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi
interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus
terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti
bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat
hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu
komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan
pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator
untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang
diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta
percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka
terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini.
Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan
ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan.
2. Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan
seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada
suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata
orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain
atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu
seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan
merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama. Orang yang
empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan
dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa
mendatang.
3. Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat
sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya
dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan
empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung.
Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif,
bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan
sangat yakin.
4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal
dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara
positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap
positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal.
Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap
positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi
komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif.
Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan
orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara
menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.
5. Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang
mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih
atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar
setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi
interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada
pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan
berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang
penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang
ditandai oleh kesetaraan,
By: http://jurnal-sdm.blogspot.com
top related