bab i pendahuluan · 2017-04-01 · konfigurasi dalam membangun jaringan mpls menggunakan protocol...
Post on 26-Dec-2019
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dewasa ini membuat setiap aspek kehidupan
menjadi lebih maju. Termasuk perkembangan komunikasi data juga mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Seiring dengan berkembangnya teknologi, kebutuhan
manusia akan teknologi sebagai sumber informasi pun semakin besar. Sumber
informasi yang terdapat di internet ada banyak jenisnya salah satunya adalah video
streaming. Video streaming melalui jaringan internet sendiri menjadi media
komunikasi, informasi, dan hiburan yang semakin popular (Ding et al, 2009). Ide
dasar dari video streaming adalah membagi video menjadi beberapa bagian,
mentransmisikan bagian ini berturut-turut, dan memungkinkan penerima untuk
melakukan decode dan pemutaran video dari bagian-bagian yang diterima, tanpa
harus menunggu seluruh bagian video terkirim. Oleh karena itu dalam
membangun sebuah aplikasi video streaming secara online diperlukan cara untuk
mengatasi permasalahan pengiriman content berupa video. Sehingga content tidak
hanya dapat tersampaikan ke user, namun memiliki waktu response terhadap
request yang lebih cepat. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan
sistem MPLS (Multi-protocol label switch) yang menggunakan protocol routing
Open Shortest Path First (OSPF). (Imas dkk, 2011)
Open Shortest Path First (OSPF) merupakan salah satu protocol routing
yang sering digunakan. OSPF menggunakan algoritma link state. OSPF
mendisribusikan informasi routingnya di dalam router-router yang tergabung ke
dalam sebuah autonomous sistem (AS). OSPF merupakan protocol routing yang
menggunakan prinsip multipath (multi path protocol) sehingga mempelajari
berbagai rute dan memilih lebih dari satu rute ke host tujuan. (Edi, Dodo, 2006)
Namun OSPF memiliki kelemahan pada implementasi QoS. Karena hal
inilah maka dikembangkan beberapa metode untuk memperbaiki kinerja jaringan
OSPF, antara lain dengan MPLS. Seperti kita ketahui bersama bahwa MPLS
adalah suatu teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone (jaringan
2
utama) berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem
komunikasi circuit switched dan paket switched yang melahirkan teknologi yang
lebih baik dari keduanya. MPLS bekerja pada paket dengan MPLS header, yang
berisi satu atau lebih label. Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit
label, 2 bit eksperiment, dan 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit TTL. Label pada
MPLS digunakan untuk proses forwarding, termasuk proses traffic engineering.
(Imas dkk, 2011)
Berdasarkan ilustrasi diatas, MPLS yang menggunakan protocol routing Open
Shortest Path First (OSPF) dapat membantu meningkatkan kecepatan transfer data
sehingga kualitas jaringan untuk melakukan video streaming menjadi lebih baik.
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah yang akan
digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana kinerja jaringan
MPLS dan routing protocol OSPF pada aplikasi video streaming?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah dapat mengetahui kualitas jaringan MPLS
dan routing protocol OSPF pada aplikasi video streaming.
1.4. Batasan Penelitian
Batasan-batasan dalam melakukan penelitian antara lain:
a. Fokus dalam penelitian ini adalah menguji kualitas jaringan MPLS dan
routing protocol OSPF pada aplikasi video streaming yang disimulasikan
dengan virtual machine dengan menguji parameter delay, jitter dan packet
loss.
b. Streaming video yang dilakukan bersifat on-demand video streaming.
c. Besaran file video yang digunakan adalah 15,4 Mb dengan ekstensi file .wmv.
d. Jumlah client yang di gunakan sebanyak satu, dua, dan empat client.
e. Besaran bandwidth yang digunakan 1760 Kbps.
3
f. Aplikasi yang di gunakan server dan client untuk proses video streaming yaitu
VLC Media Player.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat memberikan
gambaran tentang kualitas jaringan MPLS dan routing protocol OSPF pada aplikasi
video streaming.
1.6. Metodelogi Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan metode riset
eksperimental. Riset eksperimental merupakan penelitian yang memungkinkan untuk
menentukan penyebab dari suatu prilaku. Untuk menggambarkan riset eksperimental
bisa dilakukan pada dua kelompok dimana kelompok satu disebut kontrol tanpa
diberi perlakukan apapun sedangkan pada kelompok ke dua diberikan perlakuan
(treatment). Diasumsikan kedua kelompok ini sama (Zainal, 2007).
1.6.1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas jaringan
dari penerapan mekanisme MPLS dan protocol routing OSPF pada aplikasi video
streaming dengan menggunakan virtual machine. Variabel independen dalam
penelitian ini adalalah variasi jumlah client yaitu 1, 2, dan 4 jumlah client. Sedangkan
variabel dependen penelitian ini adalah besaran bandwidth yaitu 1760 Kbps yang
diperoleh dari perhitungan sebanyak 4 client dan QoS dari video streaming yaitu
delay, jitter dan packet loss.
1.6.2. Perlakuan Penelitian
Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan penambahan
jumlah client sebanyak 1, 2, dan 4 jumlah client. Bandwidth yang digunakan adalah
1760 Kbps. Bandwidth ini dipilih berdasarkan kebutuhan bandwidth untuk video
streaming dengan menggunakan codec H.264 / AVC. Perhitungan bandwidth yang
dilakukan adalah dengan cara mengkalikan total jumlah besaran paket data frame
4
(Bytes) pada video dengan kecepatan frame perdetik (fps), dimana menurut standar
ITU-T dalam codec H.264 / AVC besaran data untuk I-frame adalah 1316 Bytes,
besaran data P-frame adalah 900 Bytes, besaran header adalah 40 Bytes, dengan
kecepatan frame sebesar 25 fps (frame per seconds). Sehingga diperoleh perhitungan
sebagai berikut :
(Total Bytes paket data) * Kecepatan frame perdetik
= (data I-frame + data P-frame + header) * kecepatan frame perdetik
= (1316 Bytes + 900 Bytes + 40 Bytes) * 25 fps
= 2256 Bytes * 25 fps
= 56.400 Bps : 1024
= 55,078125 KBps = 55 KBps (pembulatan kebawah)
=55 KBps * 4 = 220 KBps = 1760 Kbps (asumsi penggunaan 4 client)
Karena jumlah client yang digunakan dalam penelitian ini adalah maksimal 4
client, maka bandwidth yang akan digunakan adalah 1760 Kbps. Pengamatan yang
dilakukan adalah melihat kualitas jaringan MPLS dan routing protocol OSPF pada
aplikasi video streaming dengan mengukur nilai delay, jitter, dan packet loss.
1.6.3. Metode Evaluasi
Metode evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
langsung terhadap objek penelitian.
1.6.4. Pengambilan Data
Konfigurasi dalam membangun jaringan MPLS menggunakan protocol
routing OSPF. Jaringan MPLS yang dibangun di implementasikan pada virtual
machine menggunakan operating sistem mikrotik 5.2. Pengambilan data bertujuan
untuk melihat kualitas jaringan MPLS dan routing protocol OSPF pada aplikasi video
streaming. Data yang akan dianalisis yaitu waktu tunda pada proses transfer paket
dari sumber paket ke tujuannya yang melewati serangkaian node (delay), variasi
kedatangan paket (jitter), dan hilangnya paket dalam jaringan (packet loss).
5
Pengambilan data dilakukan dengan melakukan streaming ke server video
streaming. Proses streaming video nantinya akan di capture oleh aplikasi wireshark
pada sisi client dan server. Besaran file streaming yaitu 15, 4 Mb dengan durasi 2
menit 36 detik. Pemilihan variasi jumlah client bertujuan untuk melihat ada atau
tidaknya pengaruh dari jumlah client yang berbeda dengan parameter yang diamati
yaitu delay, dan packet loss. Percobaan streaming video dilakukan 10 kali untuk
masing-masing client dan akan diambil hasil rata-ratanya.
1.6.5. Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan pada dua sisi yaitu pada sisi client dan sisi
server. Alasan dalam pengambilan data di sisi server karena untuk mencari nilai
delay, jitter dan packet loss maka harus mengetahui berapa awal waktu pada sisi
server saat packet tersebut dikirim ke client, sehingga pengambilan data dilakukan
pada sisi server. Selain mencari waktu pada sisi server, juga untuk mendapatkan
jumlah packet yang dikirim oleh server ke client. Sedangkan alasan pengambilan data
di sisi client untuk mencari nilai delay, jitter dan packet loss maka harus mengetahui
berapa waktu terakhir dari packet tersebut sampai. Selain mencari waktu client, juga
untuk mendapatkan jumlah packet yang diterima oleh client dari server.
Pada pengambilan data delay dengan menggunakan wireshark, pada saat
melakukan proses video streaming akan dilakukan proses capture pada sisi server
dan sisi client. Setelah proses capture selesai akan dilakukan filtering paket pada sisi
server dan sisi client. Paket yang di-filter adalah paket UDP dengan cara mengetikkan
query : “ip.dst == ip destination && udp”. Dikarenakan pada proses video streaming
pada penelitian ini menggunakan aplikasi RTP dengan protocol UDP maka hasil dari
filtering akan di decode menjadi RTP dengan port 5004. Kemudian kembali
melakukan filtering paket RTP menggukanan query : (!(icmp or mpeg or mpeg-pes or
mpeg_pmt or mpeg_pat) and rtp and ip.src == ip server and ip.dst == ip client). Di
dalam proses filtering tersebut akan didapat waktu per paket baik di sisi server
maupun client.
6
Untuk mendapatkan nilai delay dihitung dari waktu yang ter-capture di server
dikurangi waktu yang ter-capture pada sisi client. Selisih dari waktu tersebut disebut
dengan delay yang dihitung pada penelitian ini.
Gambar 1.1. Ilustrasi Pengukuran Delay
(Sumber : Adi Gunarso. 2012)
Pada pengambilan data jiiter dengan menggunakan wireshark, dapat dihitung
dari data delay yang sudah didapat sebelummya. Jitter merupakan variasi delay yang
terjadi akibat adanya jarak waktu atau interval antar kedatangan packet di penerima.
Packet loss merupakan jumlah paket yang hilang pada pengiriman paket dari
server ke client dalam proses streaming. Pada pengambilan data packet loss, nilai
packet loss dapat dicari dengan menghitung total packet yang dikirim oleh server
dikurangi dengan total packet yang diterima pada sisi client.
Delay dihitung berdasarkan selisih waktu penerima dengan pengirim yang
berdasarkan sequence. Dalam hal ini sequence merupakan suatu ID yang menandakan
suatu packet. Pada penelitian yang sudah dilakukan hasil filtering dari wireshark akan
di export ke program csv baik di sisi server maupun client. Hasil csv tersebut akan
menunjukan waktu dari setiap packet. Waktu tersebut akan dicari selisih berdasarkan
7
sequence yang dinyatakan sebagai ID packet. Setelah selisih didapat akan dicari rata-
rata dari packet dan didapat hasil delay secara keseluruhan. Jitter di dapat dari
pengolahan variasi delay, dengan cara mencari jarak delay antara delay paket kedua
dengan delay paket pertama. Setelah nilai jitter didapat dari setiap packet maka akan
dicari rata-rata dari nilai jitter tersebut dan akan didapat jitter dari keseluruhan paket.
Paket loss didapat dari pengurangan jumlah packet di server dengan jumlah packet di
client.
Situasi berbeda terjadi jika terdapat packet loss karena sequence server tidak
sesuai dengan sequence yang terdapat di client, maka diperlukan sebuah program
kecil untuk pengolahan sequence tersebut agar tetap berurutan.
Gambar 1.2. Gambar Aplikasi Sequence
Program ini bertujuan mengurutkan sequence atau ID packet yang tidak sesuai
antara disisi packet dengan disisi client. Setelah packet telah berhasil diurut maka
selisih waktu antara sequence server dengan client bisa didapat.
1.6.6. Skenario Pengujian
Pada penelitian ini akan dilakukan dua jenis pengujian yaitu pengujian sistem
dan pengujian kualitas jaringan. Pengujian sistem bertujuan untuk mengetahui apakah
8
sistem yang dibagun dapat mengatasi permasalahan sesuai dengan kondisi yang
dibuat. Kemudian pengujian kualitas bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas
jaringan pada sistem yang dibangun dengan parameter yang diamati yaitu delay,
jitter, dan packet loss.
a) Pengujian sistem
Pengujian sistem yang telah dibangun dengan menggunakan protocol routing
OSPF dan pengujian sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing
OSPF yang ditambahkan dengan MPLS dibagi dalam 3 skenario yang berbeda yaitu :
1. Pengujian jalur paket video streaming dengan Bandwidth yang tidak dibatasi.
a. Sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF
Pada skenario ini, akan dilakukan proses streaming dari server video
streaming ke client menggunakan satu client pada pengujian I, dua client pada
pengujian II, dan empat client pada pengujian III. Durasi video yaitu 2 menit
36 detik dengan besaran file video 15,4 MB. Lalu akan dicatat jalur yang
dilalui oleh paket video streaming tersebut. Untuk mengetahui jalur yang
dilewati oleh paket video streaming dapat dilihat aktifitas apa saja yang ada
pada tiap-tiap router. Data yang didapat dari melihat aktifitas yang ada pada
tiap-tiap router mikrotik tersebut akan dicatat dalam tabel dan dianalisa
sehingga akan diketahui kemana jalur video streaming tersebut. Hal ini
berfungsi untuk menganalisa perbedaan jalur antara sistem yang dibangun
dengan menggunakan protocol routing OSPF dengan sistem yang dibangun
dengan menggunakan protocol routing OSPF yang ditambahkan dengan
MPLS, karena perbedaan jalur yang dilewati oleh paket video streaming akan
berpengaruh terhadap nilai delay, jitter, dan packet loss.
b. Sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF yang
ditambahkan dengan MPLS.
9
Pada skenario ini, akan dilakukan proses streaming dari server video
streaming ke client menggunakan satu client pada pengujian I, dua client pada
pengujian II, dan empat client pada pengujian III. Durasi video yaitu 2 menit
36 detik dengan besaran file video 15,4 MB. Lalu akan dicatat jalur yang
dilalui oleh paket video streaming tersebut. Untuk mengetahui jalur yang
dilewati oleh paket video streaming dapat dilihat aktifitas apa saja yang ada
pada tiap-tiap router. Data yang didapat dari melihat aktifitas yang ada pada
tiap-tiap router mikrotik tersebut akan dicatat dalam tabel dan dianalisa
sehingga akan diketahui kemana jalur video streaming tersebut. Hal ini
berfungsi untuk menganalisa perbedaan jalur antara sistem yang dibangun
dengan menggunakan protocol routing OSPF dengan sistem yang dibangun
dengan menggunakan protocol routing OSPF yang ditambahkan dengan
MPLS, karena perbedaan jalur yang dilewati oleh paket video streaming akan
berpengaruh terhadap nilai delay, jitter, dan packet loss.
2. Pengujian jalur dengan salah satu router down (mati).
Sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF
Pada skenario ini, salah satu router akan dibuat down (mati) lalu
dilakukan proses streaming dari server video streaming ke client. Durasi
video yaitu 2 menit 36 detik dengan besaran file video 15,4 MB. Lalu akan
dilihat apakah sistem dapat tetap berjalan sebagai mana mestinya atau tidak.
10
Sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF yang
ditambahkan dengan MPLS
Pada skenario ini, salah satu router akan dibuat down (mati) lalu
dilakukan proses streaming dari server video streaming ke client. Durasi
video yaitu 2 menit 36 detik dengan besaran file video 15,4 MB. Lalu akan
dilihat apakah sistem dapat tetap berjalan sebagai mana mestinya atau tidak.
3. Pengujian jalur paket video streaming dengan Bandwidth yang dibatasi tiap
link sebesar 1760 Kbps.
Sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF
Pada skenario ini, akan dilakukan proses streaming dari server video
streaming ke client menggunakan satu client pada pengujian I, dua client pada
pengujian II, dan empat client pada pengujian III. Durasi video yaitu 2 menit
36 detik dengan besaran file video 15,4 MB. Bandwith tiap link dibatasi 1760
Kbps. Lalu akan dicatat jalur yang dilalui oleh paket video streaming tersebut.
Untuk mengetahui jalur yang dilewati oleh paket video streaming dapat dilihat
aktifitas apa saja yang ada pada tiap-tiap router. Data yang didapat dari
melihat aktifitas yang ada pada tiap-tiap router mikrotik tersebut akan dicatat
dalam tabel dan dianalisa sehingga akan diketahui kemana jalur video
streaming tersebut. Hal ini berfungsi untuk menganalisa perbedaan jalur
antara sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF
dengan sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF
yang ditambahkan dengan MPLS, karena perbedaan jalur yang dilewati oleh
paket video streaming akan berpengaruh terhadap nilai delay, jitter, dan
packet loss.
11
Sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF yang
ditambahkan dengan MPLS
Pada skenario ini, akan dilakukan proses streaming dari server video
streaming ke client menggunakan satu client pada pengujian I, dua client pada
pengujian II, dan empat client pada pengujian III. Durasi video yaitu 2 menit
36 detik dengan besaran file video 15,4 MB. Bandwith tiap link dibatasi 1760
Kbps. Lalu akan dicatat jalur yang dilalui oleh paket video streaming tersebut.
Untuk mengetahui jalur yang dilewati oleh paket video streaming dapat dilihat
aktifitas apa saja yang ada pada tiap-tiap router. Data yang didapat dari
melihat aktifitas yang ada pada tiap-tiap router mikrotik tersebut akan dicatat
dalam tabel dan dianalisa sehingga akan diketahui kemana jalur video
streaming tersebut. Hal ini berfungsi untuk menganalisa perbedaan jalur
antara sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF
dengan sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF
yang ditambahkan dengan MPLS, karena perbedaan jalur yang dilewati oleh
paket video streaming akan berpengaruh terhadap nilai delay, jitter, dan
packet loss.
b) Pengujian Kualitas Jaringan
Pengujian kualitas jaringan sistem yang telah dibangun dengan menggunakan
protocol routing OSPF dan pengujian kualitas jaringan sistem yang dibangun dengan
menggunakan protocol routing OSPF yang ditambahkan dengan MPLS dibagi dalam
3 skenario yang berbeda yaitu :
1. Pengujian Delay
Sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF
Pada skenario ini, akan dilakukan proses streaming dari server video
streaming ke client menggunakan satu client pada pengujian I, dua client pada
pengujian II, dan empat client pada pengujian III. Durasi video yaitu 2 menit
36 detik dengan besaran file video 15,4 MB. Bandwidth tiap link dibatasi 1760
12
Kbps. Percobaan dilakukan sebanyak 10 kali pada masing-masing pengujian
dan diambil nilai rata-ratanya. Untuk mendapatkan nilai delay, cara yang
dilakukan adalah dengan meng-capture waktu pengiriman paket file dari sisi
server, kemudian melakukan capture waktu penerimaan paket file dari sisi
client sehingga nanti akan didapatkan nilai delay dari pengurangan waktu
penerimaan paket dengan waktu pengiriman paket.
Sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF yang
ditambahkan dengan MPLS
Pada skenario ini, akan dilakukan proses streaming dari server video
streaming ke client menggunakan satu client pada pengujian I, dua client pada
pengujian II, dan empat client pada pengujian III. Durasi video yaitu 2 menit
36 detik dengan besaran file video 15,4 MB. Bandwidth tiap link dibatasi 1760
Kbps. Percobaan dilakukan sebanyak 10 kali pada masing-masing pengujian
dan diambil nilai rata-ratanya. Untuk mendapatkan nilai delay, cara yang
dilakukan adalah dengan meng-capture waktu pengiriman paket file dari sisi
server, kemudian melakukan capture waktu penerimaan paket file dari sisi
client sehingga nanti akan didapatkan nilai delay dari pengurangan waktu
penerimaan paket dengan waktu pengiriman paket.
2. Pengujian Jitter
Sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF
Pada skenario ini, akan dilakukan proses streaming dari server video
streaming ke client menggunakan satu client pada pengujian I, dua client pada
pengujian II, dan empat client pada pengujian III. Durasi video yaitu 2 menit
36 detik dengan besaran file video 15,4 MB. Bandwith tiap link dibatasi 1760
Kbps. Percobaan dilakukan sebanyak 10 kali pada masing-masing pengujian
dan diambil nilai rata-ratanya. Untuk mendapatkan nilai jitter, cara yang
dilakukukan adalah selisih delay pertama dikurangi delay kedua begitu juga
13
selanjutnya. Sehingga nanti akan didapatkan nilai jitter dari pengurangan
tersebut.
Sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF yang
ditambahkan dengan MPLS
Pada skenario ini, akan dilakukan proses streaming dari server video
streaming ke client menggunakan satu client pada pengujian I, dua client pada
pengujian II, dan empat client pada pengujian III. Durasi video yaitu 2 menit
36 detik dengan besaran file video 15,4 MB. Bandwith tiap link dibatasi 1760
Kbps. Percobaan dilakukan sebanyak 10 kali pada masing-masing pengujian
dan diambil nilai rata-ratanya. Untuk mendapatkan nilai jitter, cara yang
dilakukukan adalah selisih delay pertama dikurangi delay kedua begitu juga
selanjutnya. Sehingga nanti akan didapatkan nilai jitter dari pengurangan
tersebut.
3. Pengujian Packet Loss
Sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF
Pada skenario ini, akan dilakukan proses streaming dari server video
streaming ke client menggunakan satu client pada pengujian I, dua client pada
pengujian II, dan empat client pada pengujian III. Durasi video yaitu 2 menit
36 detik dengan besaran file video 15,4 MB. Bandwith tiap link dibatasi 1760
Kbps. Percobaan dilakukan sebanyak 10 kali pada masing-masing pengujian
dan diambil nilai rata-ratanya. Untuk mendapatkan nilai paket loss dapat
dilakukan dengan cara meng-capture jumlah paket file yang dikirimkan pada
sisi server dan meng-capture jumlah paket file yang diterima pada sisi client
dengan menggunakan aplikasi wireshark. Setelah itu dilakukan pengurangan
jumlah paket yang dikirim dengan jumlah paket yang diterima sehingga
didapatkan jumlah packet loss.
14
Sistem yang dibangun dengan menggunakan protocol routing OSPF yang
ditambahkan dengan MPLS
Pada skenario ini, akan dilakukan proses streaming dari server video
streaming ke client menggunakan satu client pada pengujian I, dua client pada
pengujian II, dan empat client pada pengujian III. Durasi video yaitu 2 menit
36 detik dengan besaran file video 15,4 MB. Bandwith tiap link dibatasi 1760
Kbps. Percobaan dilakukan sebanyak 10 kali pada masing-masing pengujian
dan diambil nilai rata-ratanya. Untuk mendapatkan nilai paket loss dapat
dilakukan dengan cara meng-capture jumlah paket file yang dikirimkan pada
sisi server dan meng-capture jumlah paket file yang diterima pada sisi client
dengan menggunakan aplikasi wireshark. Setelah itu dilakukan pengurangan
jumlah paket yang dikirim dengan jumlah paket yang diterima sehingga
didapatkan jumlah packet loss.
1.7. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada jaringan internal Universitas Udayana.
top related