bab ii kajian teoritis -...
Post on 07-Mar-2019
215 Views
Preview:
TRANSCRIPT
10
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Teori adalah generalisasi yang dapat digunakan untuk menjelaskan
berbagai fenomena secara sistematik (Sugiyono, 2005,p.41). karena itu dalam bab
ini penulis akan menjelaskan secara sistematis fenomena yang menjadi persoalan
penelitian dengan merujuk kepada teori yang pernah dikemukakan oleh beberapa
ahli. Berdasarkan penjelasan itu, maka pada bagian akhir akan dipaparkan
kerangka pikir dari penelitian ini serta pengertian dari konsep-konsep yang
digunakan.
2.1 Strategi Program Televisi.
Departemen program dan manajer program stasiun penyiaran memiliki
kedudukan yang sangat strategis dalam menunjang keberhasilan stasiun
penyiaran. Strategi program terdiri dari (Morissan, 2008,p.231) :
1. Perencanaan Program.
Perencanaan program mencakup pekerjaan mempersiapkan
rencana jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Pada stasiun
televisi, perencanaan program diarahkan pada produksi program yaitu
program apa yang akan diproduksi, pemilihan program yang akan dibeli
(akuisisi), dan penjadwalan program untuk menarik sebanyak mungkin
audience yang tersedia pada waktu tertentu. Bagian program stasiun
televisi harus mempertimbangkan berbagai faktor dalam merencanakan
11
program yang akan disiarkannya. Terdapat beberapa hal yang harus
dipertimbangkan sebelum bagian program memutuskan untuk
memproduksi, melakukan akuisisi dan kemudian melakukan penjadwalan
terhadap suatu program, yaitu : persaingan dan ketersediaan audience.
Hal pertama yang perlu diketahui adalah kekuatan dan kelemahan
stasiun saingan. Ketika bagian program merencanakan untuk
menayangkan suatu program baru pada pukul 20.00 WIB setiap hari
Selasa, maka pengelola program harus melihat apa yang ditayangkan
televisi saingan pada jam itu. Apakah televisi saingan juga menayangkan
program yang sejenis atau sama sekali berbeda. Jika terdapat program
sejenis yang disiarkan berbarengan, maka pengelola program harus
mempertimbangkan apakah program baru itu dapat cukup kuat menarik
audience dari stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri.
Hal kedua yang perlu diketahui adalah ketersediaan audience.
Audience yang tersedia pada setiap bagian waktu siaran menjadi faktor
menentukan yang harus dipertimbangkan secara cermat oleh pengelola
program stasiun televisi dalam pemilihan program dan menentukan waktu
penayangan program. Pengelola program televisi juga harus mengetahui
siapa audience yang menonton televisi pada waktu-waktu tertentu. Pada
dasarnya setiap jam memiliki komposisi audience yang berbeda.
Mengetahui siapa audience televisi pada waktu tertentu sangat penting
dalam menentukan program yang akan ditayangkan. Hal ini juga penting
bagi pemasang iklan.
12
Perencanaan program melibatkan berbagai keputusan tidak saja
mengenai program itu sendiri namun juga berbagai aspek yang terlibat
seperti nama program, cara penyajian program (kemasan) dan hal-hal yang
terkait dengan pelayanan kepada audience dan pemasang iklan. Audience
tidak saja melihat suatu program dari penampilannya semata namun juga
hal-hal yang berada di luar itu sebagaimana dikemukakan Belch & Belch
bahwa : consumers look beyond the reality of the product and its
ingredients. Dengan demikian, audience juga akan mempertimbangkan
aspek-aspek seperti kualitas, nama, kemasan program, dan bahkan
perusahaan yang berada di belakang suatu program yang kesemuanya
membentuk persepsi audience terhadap program dan media bersangkutan.
Memilih satu nama bagi suatu program merupakan kegiatan yang
penting ditinjau dari perspektif promosi karena nama program berfungsi
menyampaikan atribut dan makna. Dalam memilih nama suatu program,
pengelola program harus memilih nama yang dapat menginformasikan
konsep program dan dapat membantu menempatkan atau memposisikan
program di memori otak audience. Suatu nama program harus dapat
menyampaikan menfaat yang diperoleh audience jika mereka
menonton/mendengarkan program bersangkutan dan pada saat yang sama
juga menciptakan image bagi program itu.
Kemasan (packaging) adalah aspek lain dari strategi pemasaran
yang perannya dirasa semakin penting dewasa ini. Bagi pengelola program
penyiaran, kemasan dapat diartikan segala sesuatu yang perlu dilakukan
13
untuk menarik perhatian audience melalui penampilan (appearance) suatu
program yang mencakup antara lain misalnya : pembawa acara
(presenter), busana yang dikenakan, penampilan latar belakang
(background), bumper program yang menarik. Kemasan program menjadi
penarik bagi konsumen untuk memberikan perhatian pada suatu program
sehingga mampu meberikan kesan pertama yang baik.
Pada umumnya, tujuan program adalah untuk menarik dan
mendapatkan sebanyak mungkin audience. Namun, jumlah audience yang
banyak bukanlah satu-satunya tujuan lain selain mendapatkan audience
yang besar. Dalam melakukan perencanaan, pengelola program atau
programmer harus memutuskan atau menetapkan apa tujuan suatu
program sebelum membeli atau memproduksi program. Banyak orang
mengatakan bahwa selera audience adalah sesuatu yang sulit diterka,
namun ada satu hal yang pasti tidak ada program yang pernah sukses
dengan mengabaikan tujuannya. Tujuan utama televisi komersial pada
umumnya adalah untuk mendapatkan audience sebanyak-banyaknya guna
menarik pemasang iklan.
2. Produksi dan Pembelian Program.
Manajer program bertanggung jawab melaksanakan rencana
program yang sudah ditetapkan dengan cara memproduksi sendiri program
atau mendapatkannya dari sumber lain atau akuisisi (membeli). Dalam hal
perencanaan program memutuskan untuk memproduksi sendiri program
14
yang diinginkan, maka tugas tersebut dilakukan oleh bagian produksi atau
departemen produksi stasiun penyiaran. Kata kunci untuk memproduksi
atau membuat program adalah ide atau gagasan. Dengan demikian, setiap
program selalu dimulai dari ide atau gagasan. Ide atau gagasan inilah yang
kemudian diwujudkan melalui produksi. Ide atau gagasan dapat berasal
dari mana saja dan dari siapa saja. Terkadang gagasan untuk membuat
program dapat berasal dari media massa, misalnya dari siaran radio, surat
kabar, dan sebagainya. Media massa memberi ide untuk membuat
program.
Program bisa diperoleh dengan cara membeli atau
memproduksinya sendiri. Suatu program yang dibuat sendiri oleh media
penyiaran disebut dengan istilah in-house production atau produksi
sendiri. Jika program dibuat pihak lain, berarti stasiun penyiaran membeli
program itu. Dengan demikian, dilihat dari siapa yang memproduksi
program, maka terdapat dua tipe program yaitu program yang diproduksi
sendiri dan program yang diproduksi pihak lain. Banyak sedikitnya jumlah
program yang dibuat sendiri dan program yang dibeli sangat bervariasi
diantara berbagai stasiun penyiaran. Kapan suatu program sebaiknya
diproduksi sendiri oleh stasiun penyiaran dan kapan sebaiknya suatu
program diproduksi pihak lain, hal ini biasanya ditentukan oleh kondisi
stasiun bersangkutan. Pada dasarnya, stasiun televisi menginginkan
program itu diproduksi sendiri dengan satu alasan, yaitu “lebih bisa
menghemat pengeluaran”. Jika stasiun penyiaran bisa mengoptimalkan
15
penggunaan peralatan dan tenaga manusia yang tersedia, mengapa harus
membayar kepada pihak lain. Stasiun penyiaran biasanya sudah memiliki
reporter dan juru kamera sebagai karyawan yang menerima gaji setiap
bulannya.
Adakalanya stasiun penyiaran, meminta pihak lain untuk
memproduksi suatu program. Biasanya ini terjadi jika stasiun penyiaran
tidak memiliki peralatan produksi yang memadai, namun memiliki ide
untuk dikembangkan. Ini berarti ide atau gagasan berasal dari stasiun
penyiaran namun produksi dilakukan pihak lain. Jika dilihat asal mula
program televisi, ditinjau dari siapa yang memproduksi program, maka
dapat membagi program sebagai berikut :
a. Program yang dibuat sendiri (In-House Production), biasanya
adalah program berita (news programme) dan program yang terkait
dengan informasi misalnya : laporan khusus, infotainment, laporan
kriminalitas, fenomena sosial, perbincangan (talk show), biografi
tokoh, feature, film dokumenter. Program yang menggunakan
studio misalnya : game show, kuis, musik, variety show juga
termasuk program yang dibuat sendiri.
b. Program yang dibuat pihak lain utamanya jenis program hiburan
misalnya : program drama (film, sinetron, telenovela), program
musik (videoklip), program reality show, dan lain-lain.
16
Suatu program hiburan dihasilkan melalui proses produksi yang
memerlukan banyak peralatan, dana, dan tenaga dari berbagai profesi
kreatif. Proses produksi itu sendiri terdiri atas tiga bagian utama, yaitu :
tahap praproduksi atau perencanaan, tahap produksi, dan tahap
pascaproduksi. Tahap praproduksi atau perencanaan adalah semua
kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan
pelaksanaan pengambilan gambar (shooting). Dalam perencanaan ini
terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dengan peralatan
pendukung yang tersedia. Baik buruknya proses produksi akan sangat
ditentukan oleh perencaan di atas kertas. Perencanaan di atas kertas
merupakan imajinasi yang dituangkan di atas kertas yang nantinya akan
diproduksi di lapangan. Apa yang direncanakan di atas kertas itulah yang
akan dibuatkan audiovisualnya sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Tahap produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan gambar
(shooting) baik di studio maupun di luar studio. Proses ini disebut juga
dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan
pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka
pengambilan gambar dapat diulang kembali.
Tahap pascaproduksi adalah semua kegiatan setelah pengambilan
gambar sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan atau
diputar kembali. Kegiatan yang termasuk dalam pascaproduksi antara lain
penyuntingan (editing), memberi ilustrasi, musik, efek, dan lain-lain.
17
3. Eksekusi Program.
Eksekusi program mencakup kegiatan menayangkan program
sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Manajer program
melakukan koordinasi dengan bagian traffic dalam menentukan jadwal
penayangan dan berkonsultasi dengan manajer promosi dalam
mempersiapkan promo bagi program bersangkutan. Manajer program juga
perlu berkoordinasi dengan bagian redaksi berita (news) dalam hal
program itu memerlukan liputan wartawan seperti peristiwa khusus atau
berita penting (breaking news).
Strategi penayangan program yang baik sangat ditentukan oleh
bagaimana menata atau menyusun berbagai program yang akan
ditayangkan. Menata program adalah kegiatan meletakkan atau menyusun
berbagai program pada suatu periode yang sudah ditentukan. Dalam hal
ini, pengelola program harus cerdas menata program dengan melakukan
teknik penempatan acara yang sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil
yang optimal. Penempatan acara yang kurang baik membuat program itu
menjadi sia-sia.
Pembagian waktu program adalah menentukan jadwal penyangan
suatu acara ditentukan atas dasar perilaku audience, yaitu rotasi kegiatan
mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan untuk menonton televisi pada
jam tertentu. Pada prinsipnya siaran televisi harus dapat menemani
aktivitas apa pun. Aktivitas audience pada umumnya memiliki pola yang
sama pada setiap bagian hari, apakah pagi, siang, atau malam hari.
18
Programmer menyusun jadwal acara berdasarkan aktivitas audience ini.
Berdasarkan pembagian siklus aktivitas audience mulai dari bangun tidur
hingga tidur kembali, maka waktu siaran dibagi ke dalam lima segmen.
Setiap segmen memiliki ciri-ciri atau sifat audience yang berbeda. Secara
umum, programmer membagi siaran menjadi beberapa bagian :
1. Prime Time jam 19.30 – 23.00
2. Late Fringe Time jam 23.00 – 01.00
3. All Other Time jam 01.00 – 10.00
4. Day Time jam 10.00 – 16.30
5. Fringe Time jam 16.30 – 19.30
Prime time merupakan waktu siaran televisi yang paling banyak
menarik penonton. Selain itu, penonton yang berada pada segmen ini
sangat beragam (tua, muda, anak-anak, dan sebagainya). Stasiun televisi
biasanya akan menempatkan program acara yang paling bagus pada
segmen ini karena jumlah audience-nya yang besar. Selain itu, acara prime
time juga harus bisa dinikmati semua kalangan termasuk anak-anak.
Strategi penyiaran. Bagian program suatu media penyiaran harus
menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya bahwa
setiap menit dalam setiap hari waktu siaran memiliki perhitungannya
sendiri. Program siaran juga harus bersaing dengan waktu makan,
membaca buku, dan kegiatan pribadi lainnya yang dilakukan audience di
rumah atau di mana saja. Pengelola program idealnya akan berupaya agar
audience dapat terus menerus menonton acara yang disiarkan oleh media
19
penyiaran bersangkutan. Salah satu strategi agar audience tidak pindah
saluran adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara
yang bersifat paling dramatis, mengandung ketegangan, menggoda, dan
memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab atau terpecahkan jika
tetap mengikuti saluran itu. Dengan strategi ini, audience diharapkan tidak
akan pindah saluran jika ia tidak ingin berisiko kehilangan momen atau
gambar yang menimbulkan rasa penasarannya itu.
4. Pengawasan dan Evaluasi Program.
Melalui perencanaan, stasiun penyiaran menetapkan rencana dan
tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan
seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau
diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen, dan karyawan. Kegiatan
evaluasi secara periodik terhadap masing-masing individu dan departemen
memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya
dengan kinerja yang direncanakan. Jika kinerja keduanya tidak sama,
maka diperlukan langkah-langkah perbaikan.
Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja
yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif.
Misalnya, jumlah dan komposisi audience yang menonton atau
mendengarkan program stasiun penyiaran bersangkutan dapat diukur dan
diketahui melalui laporan riset rating. Jika jumlah audience yang tertarik
dan mengikuti program stasiun penyiaran lebih rendah dari yang
20
ditargetkan, maka proses pengawasan mencakup kegiatan pengenalan
terhadap masalah dan memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi
agar mendapatkan solusi. Hasil diskusi dapat berupa perubahan rencana
misalnya revisi yang lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya atau
tindakan lain yang akan dilakukan untuk dapat mencapai target semula.
Manajer program sering disebut sebagai “pelindung” (protector)
atas lisensi atau izin siaran yang diperoleh stasiun penyiaran. Hal ini
disebabkan manajer program bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
program stasiun sudah berjalan sesuai dengan syarat-syarat yang harus
dipenuhi untuk memperoleh izin. Menurut Peter Pringle, dalam hal
pengawasan program (program control), manajer program harus
melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Mempersiapkan standar program stasiun penyiaran.
b. Mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar stasiun
dan aturan perundangan yang berlaku.
c. Memelihara catatan (records) program yang disiarkan.
d. Mengarahkan dan mengawasi kegiatan staf departemen program.
e. Memastikan kepatuhan stasiun terhadap kontrak yang sudah
dibuat. Misalnya dengan para pemasok program, lembaga lisensi
lagu dan rekaman, stasiun jaringan, dan lain-lain.
f. Memastikan bahwa biaya program tidak melebihi jumlah yang
sudah dianggarkan.
21
2.2 Produksi Program Televisi.
Berpikir tentang produksi program televisi bagi seorang produser
profesional, berarti mengembangkan gagasan bagaimana materi produksi itu,
selain menghibur, dapat menjadi suatu sajian yang bernilai, dan memiliki makna.
Apa yang disebut nilai itu akan tampil apabila sebuah produksi acara bertolak dari
suatu visi. Dengan kata lain produksi yang bernilai atau berbobot hanya dapat
diciptakan oleh seorang produser yang memiliki visi (Wibowo 2007,p.23).
Merencanakan sebuah produksi program televisi, seorang produser
profesional akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran
mendalam, yaitu : (Wibowo 2007,p.24).
1. Materi Produksi.
Bagi seorang produser, materi produksi dapat berupa apa saja.
Kejadian, pengalaman, hasil karya, benda, binatang, dan manusia
merupakan bahan yang dapat diolah menjadi produksi yang bermutu.
Seorang produser profesional dengan cepat mengetahui apakah materi atau
bahan yang ada di hadapannya akan menjadi materi produksi yang baik
atau tidak. Seorang produser ketika ia berhadapan dengan suatu karya
cipta, seperti musik, lagu atau lukisan, gagasannya mulai tergerak. Bahan
yang berada di hadapannya akan merangsang kepekaan kreatifnya.
Kemudian dengan segera ia melihat apakah musik, lagu atau lukisan itu
dapat dicipta menjadi suatu program musik atau program bunga rampai
(feature) yang menarik.
22
Kepekaan kreatif dalam melihat materi produksi ini, dimungkinkan
oleh pengalaman, pendidikan, dan sikap kritis. Selain itu, visi akan banyak
menentukan kesanggupannya menjadikan materi produksi itu berkualitas.
Visi sangat menentukan pilihan materi produksi. Seorang produser yang
tidak memiliki visi akan memilih materi produksi sembarangan saja.
Namun, seorang produser yang bervisi akan memilih materi produksi
sangat selektif dan kritis. Ia sungguh-sungguh memilih materi yang
bermutu dan bernilai sebab hanya materi yang bagus yang dapat diolah
menjadi suatu produksi yang berbobot.
Suatu kejadian yang istimewa biasanya merupakan materi produksi
yang baik untuk program-program dokumenter atau sinetron. Tentu saja
kejadian itu masih harus dilengkapi dengan latar belakang kejadian dan
hal-hal lain yang perlu untuk menjadikan program itu sebuah program
yang utuh. Untuk itu, masih diperlukan riset yang lebih mendalam agar
semua data yang bersangkut paut dengan materi produksi itu lengkap.
Semakin lengkap data yang diperoleh semakin mudah diolah menjadi
program yang baik.
Dari hasil riset materi produksi, muncul gagasan atau ide yang
kemudian akan diubah menjadi tema untuk program dokumenter atau
sinetron (film televisi). Mungkin juga gagasan itu langsung menjadi
konsep program, seperti gebyar dan gelar musik, tari atau program hiburan
yang lain. Tema ataupun konsep program kemudian diwujudkan menjadi
treatment. Treatment adalah langkah pelaksanaan perwujudan gagasan
23
menjadi program. Oleh karena itu, treatment untuk setiap format program
berbeda-beda.
Dari treatment akan diciptakan naskah (script) atau langsung
dilaksanakan produksi program. Bobot atau muatan sebuah program
sebetulnya sudah tampak ketika gagasan diwujudkan menjadi treatment.
Dari sinilah penyempurnaan konsep program dapat dilaksanakan sehingga
menghasilkan naskah atau program yang baik.
2. Sarana Produksi.
Sarana produksi adalah sarana yang menjadi penunjang
terwujudnya ide menjadi konkret, yaitu hasil produksi. Tentu saja
diperlukan kualitas alat standar yang mampu menghasilkan gambar dan
suara secara bagus. Kepastian adanya peralatan itu mendorong kelancaran
seluruh persiapan produksi. Produser menunjuk seseorang yang diserahi
tanggung jawab tersedianya seluruh peralatan yang diperlukan. Untuk itu,
sebuah daftar lengkap (equipment list) dari seluruh peralatan yang
dibutuhkan harus dibuat.
Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat
produksi, yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam
suara, dan unit peralatan pencahayaan. Sebaiknya setiap unit memiliki
daftar peralatan (equipment list) sendiri-sendiri. Daftar itu setiap kali dapat
dipakai untuk mengecek kelengkapan peralatan. Daftar itu dipakai untuk
meneliti kembali ketika produksi selesai dan peralatan harus dikembalikan
24
lagi dengan lengkap. Kualitas standar dari ketiga unit peralatan ini menjadi
pertimbangan utama seorang produser, ketika ia mulai dalam perencanaan
produksinya. Seperti alat transportasi untuk produksi luar studio dan unit
studio dengan dekorasi untuk produksi dalam studio.
Pertimbangan penggunaan peralatan dan jumlahnya bergantung
pada program yang akan diproduksi. Produksi musik live show
memerlukan jumlah peralatan berlipat untuk setiap unit dibandingkan
dengan produksi Electronic News Gathering (ENG) untuk liputan berita
yang sering kali hanya menggunakan satu kamera , satu mik, dan satu
lampu. Di dalam perencanaan, daftar peralatan (equipment list) berikut ini
sangat perlu dibuat untuk mengetahui jumlah dan macam peralatan yang
dipakai. Sebab jumlah dan macam peralatan yang dipakai ini, kemudian
berpengaruh pada penentuan jumlah kerabat kerja (crew) dan perencanaan
anggaran produksi (production budget). Meskipun bobot produksi sama
sekali tidak ditentukan oleh kecanggihan peralatan. Ukuran standar, lalu
selebihnya kreatifitas pribadi atau tim yang menangani peralatan itu.
Proses kreatif ditentukan bukan oleh peralatan, melainkan oleh kemauan
dan kemampuan kreatif. Betapapun kecanggihan peralatan, di tangan
seorang yang hanya terampil, tanpa kreatifitas dan visi, alat itu sulit
menghasilkan sesuatu yang bernilai. Sebaliknya, di tangan seorang yang
terampil dan memiliki visi, alat menjadi sarana yang mampu menyajikan
hasil produksi secara maksimal. Bermutu dalam kualitas, bernilai dalam
bobot.
25
3. Biaya Produksi.
Tidak terlalu sederhana merencakan biaya untuk suatu produksi.
Dalam hal ini, seorang produser dapat memikirkan sampai sejauh mana
produksi itu kiranya akan memperoleh dukungan finansial dari suatu pusat
produksi atau stasiun televisi. Oleh karena itu, perencanaan budget atau
biaya produksi dapat didasarkan pada dua kemungkinan yaitu :
a. Financial Oriented.
Perencanaan biaya produksi yang didasarkan pada
kemungkinan keuangan yang ada. Kalau keuangan terbatas berarti
tuntutan-tuntutan tertentu untuk kebutuhan produksi harus pula
dibatasi. Misalnya, tidak menggunakan artis kelas satu yang
pembayarannya mahal, menggunakan lokasi syuting yang tidak
terlalu jauh, konsumsi yang tidak terlalu mewah. Segala sesuatunya
didasari atas kemungkinan keuangan.
b. Quality Oriented.
Perencanaan biaya produksi yang didasarkan atas tuntutan
kualitas hasil produksi yang maksimal. Dalam hal ini, tidak ada
masalah keuangan. Produksi dengan orientasi budget semacam ini
biasanya produksi prestige. Produksi yang diharapkan
mendatangkan keuntungan besar, baik dari segi nama maupun
finansial. Atau produksi yang diharapkan menjadi produksi yang
sangat bernilai dan berguna bagi masyarakat. Untuk menghasilkan
26
kualitas yang paling tinggi dari produksi itu, produser boleh
melibatkan semua orang nomor satu di bidangnya.
Merencanakan anggaran (budget) merupakan suatu hal
yang tidak begitu mudah. Seluruh unsur yang memerlukan biaya
harus dihitung dan tidak boleh terlupakan ; oleh siapa dan
darimana biaya itu akan dibayarkan. Oleh karena itu, kita perlu
memiliki lembar perencanaan anggaran yang dipakai untuk
memperhitungkan semua biaya, berdasarkan pembedahan naskah
(script breakdown). Apabila produksi berorientasi pada
kemungkinan keuangan yang ada (financial oriented) maka jumlah
biaya produksi yang sudah jelas itu harus diurai sehingga
memenuhi semua kebutuhan termasuk biaya tak terduga. Apabila
produksi berorientasi pada kualitas produksi (quality oriented)
maka anggaran dapat disusun dengan kemungkinan yang lebih
longgar dan fleksibel.
4. Organisasi Pelaksanaan Produksi.
Suatu produksi program televisi melibatkan banyak orang,
misalnya para artis, crew, dan fungsionaris lembaga penyelenggara, polisi,
aparat setempat dimana lokasi shooting dilaksanakan, dan pejabat yang
bersangkut-paut dengan masalah perijinan. Supaya pelaksanaan shooting
dapat berjalan lancar, produser harus memikirkan juga penyusunan
organisasi pelaksanaan produksi yang serapi-rapinya. Suatu organisasi
27
pelaksana produksi yang tidak disusun secara rapi akan menghambat
jalannya produksi, berarti kerugian waktu dan uang. Dalam hal ini,
produser dapat dibantu oleh asisten produser atau sering disebut produser
pelaksana atau production manager. Ia mendampingi sutradara dalam
mengendalikan organisasi.
Produser pelaksana membawahi bendahara dan kasir yang
mengatur keuangan dan membayar kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan.
Sementara itu, sekretariat mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan
surat menyurat, kontrak, dan perijinan. Tanggung jawab untuk
pelaksanaan dari organisasi yang bersifat lapangan ini dipikul oleh bagian
yang disebut unit manager. Bagian ini menanggung tugas dari dua sisi
sekaligus ; sisi organisasi dan sisi artistik. Ia yang menjadi penghubung
antara unit organisasi di bawah sekretariat dan produser pelaksana dengan
unit artistik di bawah sutradara. Bidang yang langsung dibawah koordinasi
pelaksana unit manager, misalnya perijinan, transportasi, konsumsi, dan
akomodasi. Lokasi, setting/dekorasi, property (perlengkapan), kostum, dan
make-up, pelaksanaan lapangan berada dalam koordinasi unit manager,
tetapi segi artistik sepenuhnya di bawah tanggung jawab art designer atau
art director. Untuk itu, sebuah organisasi produksi memerlukan
pembagian tugas yang sangat rinci dengan tanggung jawab yang jelas.
Daftar anggota kerabat kerja dengan tugas masing-masing diperlukan
untuk mengontrol seluruh pekerjaan sehingga kalau ada hambatan segera
diketahui dimana dan siapa yang bertanggung jawab.
28
5. Tahap Pelaksanaan Produksi.
Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan,
orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain memerlukan suatu
organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksaan produksi yang jelas
dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan
tahap sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi
yang lazim disebut standard operation procedure (SOP), seperti berikut :
a. Pra-produksi.
1) Penemuan ide.
Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide
atau gagasan, membuat riset, dan menuliskan naskah atau
meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi
naskah sesudah riset.
2) Perencanaan.
Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time
schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi,
dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan
rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang
perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.
3) Persiapan.
Tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perijinan,
dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuatan
setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan.
29
Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut
jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan.
b. Produksi.
Setelah perencanaan dan persiapan selesai betul,
pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerjasama dengan para
artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam
kertas dan tulisan (shooting list) dari setiap adegan. Biasanya
gambar hasil shooting dikontrol setiap malam di akhir shooting
hari itu untuk melihat apakah hasil pengambilan gambar sungguh
baik. Apabila tidak maka adegan itu perlu diulang pengambilan
gambarnya. Sesudah semua adegan di dalam naskah selesai
diambil maka hasil gambar asli (original material/row foot-age)
dibuat catatannya (logging) untuk kemudian masuk dalam proses
post production, yaitu editing.
c. Pasca-produksi.
Pasca produksi memiliki tiga langkah utama, yaitu editing
offline, editing online, dan mixing. Dalam hal ini, terdapat dua
macam teknik editing, yaitu : pertama, yang disebut editing dengan
teknik analog atau linier. Kedua, editing dengan teknik digital atau
non linier dengan komputer.
30
1) Editing offline dengan teknik analog.
2) Editing online dengan teknik analog.
3) Mixing (pencampuran gambar dan suara).
4) Editing offline dengan teknik digital atau non-linier.
5) Editing online dengan teknik digital.
31
2.3 Originalitas Penelitian.
Tabel 2.1
Originalitas Penelitian
Nama Judul Tujuan Metode Hasil Christy Natalina Eleonora.
Strategi Pembuatan Program Harian pada Stasiun Televisi Berlangganan Info Channel Balikpapan Tahun 2009.
Mengetahui strategi pembuatan program harian yang dilakukan oleh Info Channel di tahun 2009.
Deskriptif – Eksploratif
Info Channel menjalankan strategi yang sama dengan media penyiaran lainnya untuk tahapan praproduksi, produksi, sampai pasca produksi. Namun manajemen gotong royong dan kekeluargaan harus diberlakukan di Info Channel untuk mengatasi keterbatasan SDM dan teknologi. Karena dalam penelitian ini, keterbatasan SDM dan teknologi merupakan faktor utama dalam penentuan strategi pembuatan program.
Nuria Maryati.
Strategi Produksi Program “Teenlicious” Di Global TV Untuk Meningkatkan Kualitas Program.
Mengetahui strategi produksi program televisi mulai praproduksi, produksi, sampai dengan pasca produksi. Selain itu juga untuk mengetahui kualitas sebuah program televisi dengan menggunakan analisis SWOT.
Menggunakan metode kualitatif dengan menghasilkan suatu uraian mendalam.
Tim produksi sudah melakukan kinerja yang baik dalam pembuatan program “Teenlicious” di Global TV. Untuk meningkatkan kualitas programnya, tim produksi selalu menyangkan konten-konten yang menarik disukai oleh penonton.
Dewi Puspita Sari.
Strategi Kreatif Program Acara BBM di JTV.
Mendeskripsikan strategi kreatif program acara BBM pada stasiun JTV.
Kualitatif Deskriptif.
_________
32
2.4 Kerangka Pikir Penelitian.
JTV adalah salah satu stasiun televisi lokal yang berada di Surabaya, yang
mempunyai salah satu program acara yang menjadi salah satu program acara
unggulan di JTV, dan program acara ini cukup diminati oleh masyarakat
Surabaya, yaitu BBM (B-CAK Bareng Mak Bongky). Selain diminati oleh
mayoritas masyarakat Surabaya, program acara yang baru berjalan kurang lebih
satu tahun, BBM juga mempunyai rating yang tinggi dan cukup stabil. Sehingga
menimbulkan pertanyaan dari peneliti mengapa program acara BBM bisa
memiliki rating yang tinggi. Untuk mengetahuinya, penulis melihat dari sudut
pandang proses dari sebuah strategi kreatif yang dilakukan oleh tim acara BBM.
JTV (Jawa Pos MediaTelevisi)
BBM (B-CAK Bareng Mak Bongky)
Strategi Kreatif
Perencanaan Program
Produksi dan Pembelian Program
Eksekusi Program Pengawasan dan Evaluasi
Program
Kekuatan dan kelemahan stasiun televisi saingan.
Ketersediaan audience
Kemasan program
Nama Program
Tahap praproduksi
Tahap produksi
Tahap pascaproduksi
Pembagian waktu siaran
Strategi penyiaran
Laporan riset rating
Tujuan Program
33
Penulis menggunakan strategi program acara yang ditawarkan oleh Morissan
(2008), yaitu melalui perencanaan program (kekuatan dan kelemahan stasiun
saingan, ketersediaan audience, nama program, kemasan program, dan tujuan
program), produksi dan pembelian program (tahap praproduksi, tahap produksi,
dan tahap pascaproduksi), eksekusi program (pembagian waktu siaran, dan
strategi penayangan), pengawasan dan evaluasi program (laporan riset rating).
top related