bab ii landasan teori
Post on 06-Dec-2015
24 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
II.1 Hasil Kajian Penelitian
Penelitian yang dijadikan acuan dalam penelitian ini diambil dari
penelitian-penelitian terdahulu yang relevan. Penelitian pertama karya Verdiansah
(2013) berisi tentang pengembangan aplikasi sistem pengolahan data nilai raport
di MTsN Piyungan Bantul yang dibangun dengan Visual Basic dan SQL Server
2000 sebagai software penunjang. Aplikasi ini berguna untuk mengolah data
siswa, data guru, data kelas, data ruang, data mata pelajaran, data ekstrakurikuler,
data wali kelas, data nilai, data absensi dan data kenaikan kelas. Penelitan ini
bertujuan untuk mempermuudah sekolah dalam pengelolaan nilai raport menjdi
efektif dan efisien.
Penelitian kedua karya Hartati (2013) tentang sistem aplikasi pengolahan
nilai raport pada SMA Negeri 5 Sleman. Aplikasi ini dibangun dengan bahasa
pemrograman Java dan basis data MySQL. Aplikasi ini dapat menampilkan
laporan siswa keseluruhan, berdasarkan NIS, berdasarkan kelas dan laporan raport
semester ganjil serta semester genap.
Penelitian ketiga karya Permatasari, dkk (2013) berisi tentang aplikasi
penilaian siswa yang dibuat dengan metode waterfall dan dibangun dengan PHP
dan MySQL. Aspek yang dinilai antara lain nilai psikomotor, kognitif dan afektif.
Hasl penelitian ini beupa aplikasi untuk mengevaluasi proses belajar mengajar dan
dapat mengatasi proses pegolahan nilai siswa serta pengamban keputusan dalam
menentukan tingkat keberhasilan guru.
5
6
Aplikasi yang akan dibuat ini merupakan aplikasi yang bertujuan untuk
menghasilkan output berupa laporan hasil belajar siswa yang menerapkan
kurikulum 2013. Aplikasi yang akan dibuat ini memiliki metode yang hampir
sama dengan aplikasi yang telah dijabarkan di atas. Perbedaan antara aplikasi
yang akan dibuat adalah dalam hal objek dan pengimplementasian metode.
Dengan dilakukanya peneitian ini diharapkan mampu mengatasi masalah
pengelolaan nilai berdasa kurikulum 2013yang ada di SMA Negeri 1 Andong
Boyolali.
II.2 Kajian Teori
II.2.1 Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah sebuah sistem informasi yang
berfungsi mengelola informasi bagi manajemen organisasi. Peran informasi di
dalam organisasi dapat diibaratkan sebagai darah pada tubuh manusia. Tanpa
adanya aliran informasi yang sehat, organisasi akan mati. Di dalam organisasi,
SIM berfungsi baik untuk pengolahan transaksi, manajemen kontrol maupun
sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan. Konsep SIM sebenarnya telah
ada sebelum komputer muncul, yaitu di mana segala macam informasi di dalam
organisasi harus diolah dengan cepat, teliti dan andal. Namun, tanpa komputer
tersebut hanya menjadi teori. Sekarang, dengan adanya komputer, konsep SIM
tersebut telah menjadi kenyataan (Gintings, 2011).
Informasi merupakan salah satu elemen dalam manajemen perusahaan.
Agar informasi dapat mengalir lancar, para manajer perlu menempatkan informasi
7
dalam suatu kerangka sistem. Sistem dapat didefinisikan sebagai sekelompok
elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam suatu sistem adalah elemen-
elemennya. Tentunya setiap sistem memiliki elemen-elemennya sendiri, yang
kombinasinya berbeda antara sistem yang satu dengan sistem yang lain. Namun
demikian, susunan dasarnya tetap sama (Gintings, 2011).
Sistem informasi merupakan sistem konseptual yang memakai sumber
daya konseptual, data dan informasi, untuk mewakili sistem fisik yang dalam hal
ini berupa perusahaan atau organisasi. Komuter merupakan suatu sistem fisik,
tetapi daya dan informasi yang tersimpan di dalamnya dapat dipandang sebagai
suatu sistem konseptual. Data atau informasi mewakili sistem fisik. Bagaimana
data tersebut tersimpan tidaklah penting. Yang penting adalah apa yang diwakili
oleh data atau informasi tersebut. Oleh karena itu, sistem informasi membantu
para manajer dan pimpinan perusahaan untuk mendapatkan bahan masukan
penting bagi manajer dalam pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, sistem
informasi haruslah dapat mewakili perusahaan itu sendiri (Gintings, 2011).
Pola manajemen yang diterapkan di dalam institusi pendidikan masa
sekarang sangat bervariatif. Oleh karena itu, sistem informasi yang diterapkan pun
bervariasi sesuai kebutuhan masing-masing organisasi. Dalam institusi pendidikan
(sekolah/kampus), sistem informasi dikembangkan sebagai berikut (Gintings,
2011):
a. Sistem Informasi Akademik.
b. Sistem Informasi Ketenagaan.
8
c. Sistem Informasi Sarana dan Prasarana.
d. Sistem Informasi Penelitian.
e. Sistem Informasi Pengabdian pada Masyarakat.
f. Sistem Informasi Kemahasiswaan dan Alumni.
g. Sistem Informasi Perpustakaan
h. Sistem Informasi Keuangan.
i. Sistem Informasi Kerjasama.
Hubungan antar sistem digambarkan dalam gambar 2.1.
Gambar 2.1 Diagram Hubungan Antar Sistem
Dalam gambar 2.1 terlihat jelas hubungan antar sistem yang satu dengan yang
lain. Arus informasi masuk dan keluar dari sistem akedemik menghubungkan
dengan sistem-sistem yang lain, seperti dengan penelitian, ketenagaan, keuangan,
kerjasama, mahasiswa, pengabdian masyarakat, sarana dan prasarana hingga
9
perpustakaan. Dari sini dapat terlihat bahwa seluruh kejadian akan langsung
terpantau di akademik.
II.2.2 Sistem Berbasis Website
Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang
menampilkan informasi data teks, data gambar diam maupun gerak, data animasi,
suara, video dan gabungan dari semuanya, baik bersifat statis maupun dinamis
yang saling membentuk satuan bangunan yang saling terkait dimana masing-
masing dihubungkan dengan jaringan-jarigan halaman (hyperlink). Sistem
informasi berbasis website merupakan media yang digunakan untuk menampilkan
informasi mengenai suatu informasi melalui media interaksi seperti media
gambar, video, audio atau gabungan dari semua media tersebut. Bersifat statis
apabila isi informasi website tetap, jarang diubah dan isi informasinya searah
hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informas website selalu
berubah-ubah dan isi informasinya ineraktif dua arah yang berasal dari pemilik
serta pengguna website (Riyadi, dkk, 2012).
II.2.3 Basis Data
II.2.3.1 Definisi Basis Data
Basis data adalah kumpulan data yang saling berelasi. Data sendiri
merupakan fakta mengenai objek, orang dan lain-lain. Data sendiri dinyatakan
dengan nilai (angka, deretan karekter atau simbol). Basis data dapat didefinisikan
sebagai kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam
media penyimpanan elektronik dengan tujuan untuk mengatur data sehingga
10
deperoleh kemudahan, ketepatan dan kecepatan dalam pengolahan kembali yaitu
penambahan, pembaharuan dan penghapusan data (Fatansyah, 2012).
II.2.3.2 Key
Key merupakan suatu field yang dapat dijaikan kunci dalam operasi table.
Dalam konsep basis data key terdiri dari (Solichin, 2010):
a. Primary Key
Primary Key (Kuni Utama) merupakan candidate key yang telah dipilih untuk
mengidentifikasi setiap record secara unik. Primary key harus merupaan field
yang benar-benar unik dan tidak boleh ada nilai NULL.
b. Foreign Key
Foreign Key merupakan subuah kumpulan dalam satu relasi yang digunakan
untuk menunjuk satu baris pada relasi yang lain dan harus berkorespondensi
dengan primary key pada relasi kedua.
c. Candidate Key
Candidate key merupakan satu rangkaian yang mempunyai nilai unik untuk
membedakan atau mengidentifikasi nilai-nilai kombinasi yang unik diantara
semua kejadian yang spesifik dari entitas.
d. Composite Key
Composite key merupakan kunci yang terdiri dari 2 atau lebih atribut yang
secara unik mengidentifikasi suatu kejadian entitas.
II.2.3.3 Relasi Tabel dan Kardinalitas
Relasi tabel adalah hubungan antara beberapa tabel yang saling
berhubungan satu sama lain. Dengan adanya relasi ini maka data dapat diatur
11
dengan mudah dan tertata serta akan didapatkan efektifitas dan efisiensi dala
penglolaan database. Relasi tabel memiliki kardinalitas (jumlas sebuah entitas
pada suatu tabel yang berelasi dengan tabel yang pertama). Kardinalttas terdiri
dari (Nugroho, 2010):
a. One to One
Yaitu antara entity pertama dapat berhubungan dengan satu entity kedua dan
entity kedua dapat berhubungan dengan entity pertama paling banyak satu
entity. Kardinalitas One to One terlihat pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Bagan Relasi Satu ke Satu
b. One to Many
Yaitu antara entity pertama dapat berhubungan dengan sejumlah entity kedua,
tetapi satu entity kedua hanya dapat berhubungan dengan satu entity kedua.
Kardinalisasi One to Many terlihat pada gambar 2.3.
Gambar 2.3 Bagan Relasi Satu ke Banyak
c. Many to Many
Yaitu antara satu entitas pertama dapat berhubungan dengan banyak pada
entity kedua, demikian pula sebaiknya. Kardinalisasi Many to Many terlihat
pada gambar 2.4.
12
Gambar 2.4 Bagan Relasi Banyak ke Banyak
II.2.4 Data Flow Diagram
DFD (Data Flow Diagram) atau Diagram Aliran Data DFD
menggambarkan penyimpanan data dan proses yang mentransformasikan data.
DFD (Data Flow Diagram) adalah gambaran keseluruhan kerja sistem secara
garis besar. DFD merupakan peralatan yang berfungsi untuk menggambarkan
secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan kerja antar dari dan ke mana data
mengalir serta penyimpanannya (Indrajani, 2011). DFD terdiri dari :
a. Data Flow Diagram Context Level
DFD Contex Level merupakan bagan bagian dari DFD yang berfungsi
memetakan model lingkungan yang direpresentasikan dengan lingkungan
tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. DFD Contex Level ini juga biasa
disebut dengan context diagram. Context Diagram merupakan DFD pertama
dalam proses bisnis. Menunjukkan semua proses bisnis dalam 1 proses tunggal
(proses 0). Context diagram juga menunjukkan semua entitas luar yang
menerima informasi dari atau memberikan informasi ke sistem.
b. Data Flow Diagram Levelled
Data Flow Diagram Levelled adalah bagan bagian DFD yang menggambarkan
sistem jaringan kerja antara fungsi yang terhubung satu sama lain dengan aliran
13
dan penyimpanan data. Pada DFD levelled terdiri dari beberapa level yaitu
Level 0 Diagrams, Level 1 Diagrams, dan seterusnya. Simbol-simbol yang
digunakan dalam Data Flow Diagram terlihat pada table 2.1:
Tabel 2.1 Simbol Data Flow Diagram
No Simbol Keterangan
1.
2.
3.
4.
TerminalMerupakan eksternal entity atau kesatuan luar yang merupakan sumber tujuan data. Terminator dapat digambarkan dengan suatu notasi kotak.
Arus DataDipakai untuk menunjukan arus data yang dapat berupa masukan atau hasil dari proses sistem mengalir antara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Arah panah menggambarkan arah dari data.
ProsesMenggambarkan bagian dari sistem yang mentranformasikan input data menjadi output.
Data StoreMerupakan sarana yang digunakan untuk menyimpan data.
II.2.5 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu model jaringan yang
menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak. ERD
merupakan model jaringan data yang menekankan pada struktur – struktur dan
relation data (Indrajadi, 2011).
14
ERD merupakan alat untuk pembuatan model data secara grafik, maka
ERD memiliki simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan model data
seperti terdapat pada table berikut (Indrajani, 2011):
Tabel 2.2 Simbol Entity Relationship Diagram
No Simbol Keterangan
1.
2.
3.
4.
EntitasAdalah suatu objek yang ada pada dunia nyata dan dapat dibedakan dari objek lainnya yang di definisikan secara unik. Entitas dapat berupa lingkungan elemen, resource, atau suatu transaksi yang sangat penting. Entity disimbolkan dengan persegi panjang.
RelationshipAdalah hubungan yang terjadi antara satu entitas atau lebih dan digambarkan dengana suatu prisma yang diberi label bentuk kata kerjaElipsAdalah menyatakan atributConnection (hubungan)Adalah hubungan antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dengan atribut
II.2.6 Kurikulum 2013
II.2.6.1 Dasar Hukum
Kurikulum menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat
(19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
15
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan
kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
II.2.6.2 Landasan Penyempurnaan Kurikulum
Kurikulum dibentuk dan disempurnakan berdasarkan landasan-landasan
sebagai berikut:
a. Landasan Yuridis
Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan
kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan.
Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar
Isi.
b. Landasan Filosofis
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang
bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta
didik “menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
16
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab” (UU RI nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
c. Landasan Teoritis
Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar
nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap
kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi
Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan
suatu jenjang atau satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005).
II.2.6.3 Standar Kompetensi Lulusan SMA Menurut Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 menetapkan Standar Kompetensi Lulusan peserta didik
adalah sebagai berikut:
a. Sikap
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia,
berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
b. Keterampilan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta
dampak fenomena dan kejadian.
17
c. Pengetahuan
Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah
secara mandiri.
II.2.6.4 Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas
Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan
kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas:
a. Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan
pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.
b. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan
mereka
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa
belajar selama satu semester. Dalam struktur kurikulum SMA/MA ada
penambahan jam belajar per minggu sebesar 4-6 jam sehingga untuk kelas X
bertambah dari 38 jam menjadi 42 jam belajar, dan untuk kelas XI dan XII
bertambah dari 38 jam menjadi 44 jam belajar. Sedangkan lama belajar untuk
setiap jam belajar adalah 45 menit.
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah terdiri atas
Kelompok Mata Pelajaran Wajib yaitu kelompok A dan kelompok B, Kelompok
Mata Pelajaran C yaitu pilihan Kelompok Peminatan terdiri atas Matematika dan
Ilmu Alam, Ilmu-ilmu Sosial, dan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya dan khusus
untuk MA, selain pilihan ketiga kelompok peminatan tersebut, dapat ditambah
dengan peminatan lainnya yang diatur lebih lanjut oleh Kementerian Agama.
18
Struktur Kurikulum SMA adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Wajib
Keterangan :
Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah
kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan
dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yang
memiliki alokasi waktu belajar 2 jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap
muka 2 X 45 menit per minggu. Mapel yang memiliki alokasi waktu belajar
3jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 X 45 menit per minggu;
dan seterusnya
Muatan Lokal dapat memuat Bahasa Daerah. Satuan pendidikan dapat
menambah jam pelajaran per minggu dari yang telah ditetapkan dalam struktur di
19
atas. Kegiatan ekstra kurikulum terdiri atas Pramuka (wajib), UKS, PMR, dan
lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik di masing-masing satuan.
Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah
minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Khusus
untuk mata pelajaran Pendidikan Agama di Madrasah Aliyah dapat dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.
Tabel 2.4 Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah
Kejuruan, maka dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri
atas Kelompok Mata Pelajaran Wajib dan Mata Pelajaran Pilihan. Isi kurikulum
(KI dan KD) dan kemasan substansi untuk mata pelajaran wajib bagi antara
20
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan adalah sama. Mata pelajaran pilihan terdiri
atas pilihan akademik untuk antara Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah
serta pilihan akademik dan vokasional untuk Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Mata pelajaran pilihan ini memberi corak
kepada fungsi satuan pendidikan, dan didalamnya terdapat pilihan sesuai dengan
minat peserta didik. Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik
merupakan subjek dalam belajar yang memiliki hak untuk memilih matap elajaran
sesuai dengan minatnya.
Mata pelajaran Kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang
substansinya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B adalah
kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat
dilengkapi dengan muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Kegiatan Ekstrakurikuler Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Sekolah
Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan: Pramuka (wajib), OSIS, UKS,
PMR, dan lain-lain, diatur lebih lanjut dalam bentuk Pedoman Program
Ekstrakurikuler.
21
Tabel 2.5 Struktur Kurikulum Peminatan SMA
Semua mata pelajaran yang terdapat pada satu Kelompok Peminatan wajib
diikuti oleh peserta didik. Selain mengikuti seluruh mata pelajaran di Kelompok
Peminatan, setiap peserta didik harus mengikuti mata pelajaran tertentu untuk
lintas minat dan/atau pendalaman minat sebanyak 6 jam pelajaran di Kelas X dan
4 jam pelajaran di Kelas XI dan XII. Mata pelajaran lintas minat yang dipilih
sebaiknya tetap dari Kelas X sampai dengan XII.
Di Kelas X, jumlah jam pelajaran pilihan antar Kelompok Peminatan per
minggu 6 jam pelajaran, dapat diambil dengan pilihan sebagai berikut:
Dua mata pelajaran (masing-masing 3 jam pelajaran) dari satu Kelompok
Peminatan yang sama di luar Kelompok Peminatan pilihan, atau
Satu mata pelajaran di masing-masing Kelompok Peminatan di luar Kelompok
Peminatan pilihan.
22
Khusus bagi Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, selain pola
pilihan yang di atas, di Kelas X, peserta didik dapat melakukan pilihan sebagai
berikut:
Satu pilihan wajib mata pelajaran dalam kelompok Bahasa Asing Lain (Arab,
Mandarin, Jepang, Korea, Jerman, Perancis) sebagai bagian dari mata pelajaran
wajib Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya.
Dua mapel (masing-masing 3 jam pelajaran) dari mata pelajaran Bahasa Asing
Lainnya, atau satu mata pelajaran Bahasa Asing Lainnya (3 jam pelajaran) dan
satu mata pelajaran dari Kelompok Peminatan Ilmu Alam dan Matematika atau
Kelompok Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, atau satu mata pelajaran di kelompok
peminatan Matematika dan Ilmu Alam dan satu Mata pelajaran di kelompok Ilmu-
ilmu Sosial, atau Dua mata pelajaran di salah satu kelompok peminatan
Matematika dan Ilmu Alam atau di kelompok peminatan Ilmu-ilmu Sosial.
Di Kelas XI dan XII peserta didik Kelompok Peminatan Ilmu Bahasa dan
Budaya dapat memilih satu mata pelajaran (4 jam pelajaran) dari Bahasa Asing
Lainnya atau satu mata pelajaran di Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu
Alam atau Ilmu-ilmu Sosial.
II.2.6.5 Jenis-Jenis Penilaian Autentik Kurikulum 2013
Dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013, menurut
American Library Association, asesmen autentik didefinisikan sebagai proses
evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik
pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran. Dalam Newton Public School,
asesmen autentik diartikan sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang
23
berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik. Adapun jenis-
jenis penilaian autentik pada Kurikulum 2013 meliputi:
II.2.6.5.1 Penilaian Sikap
Contoh muatan sikap spiritual antara lain: ketaatan ibadah, berperilaku
syukur, berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam
beribadah, sedangkan contoh muatan sikap social antara lain: jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, bisa ditambahkan lagi sikap-sikap
yang lain sesuai kompetensi dalam pembelajaran, misal: kerja sama, ketelitian,
ketekunan, dll. Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri,
penilaian antarteman, dan jurnal.
a. Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan format observasi berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati. Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran.
b. Peilaian Diri
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetisi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
c. Penilaian Antarteman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling
menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik. Instrumen
yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
24
d. Jurnal Catatan Guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi
hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai catatan yang
berkesinambungan dari hasil observasi.
II.2.6.5.2 Penilaian Pengetahuan
a. Tes Tulis
b. Tes Lisan
c. Penugasan
II.2.6.5.3 Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Kinerja
b. Penilaian Proyek
c. Penilaian Portofolio
top related