bab ii landasan teori ii.1 pengertian otomasidigilib.polban.ac.id/files/disk1/162/jbptppolban... ·...
Post on 24-Apr-2021
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
II-1
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Pengertian Otomasi
Otomasi adalah suatu teknologi yang menggabungkan aplikasi ilmu mekanika, elektronika dan sistem berbasis computer melalui proses atau prosedur yang biasanya disusun menurut program instruksi serta dikombinasikan dengan pengendalian otomatis (catubalik) untuk meyakinkan apakah semua instruksi itu sudah dilaksanakan seluruhnya dengan benar sehingga produktivitas, efisiensi dan fleksibilitas meningkat.[14][15] Kata otomasi digunakan pertama kali oleh Fords di Detroit. Istilah ini
digunakan untuk menjelaskan alat mekanis dan mesin perkakas sehingga menjadi
suatu lintas produksi yang kontinyu. Karakteristik otomasi Detroit yaitu :
a. Mekanisme tanpa operator
b. Alat transfer
c. Operasi permesinan dilakukan secara berurutan/sekuensial
d. Benda kerja bergerak secara otomatis
e. Utilisasi yang tinggi
f. pembentukan blok mesin.[15]
II.2. Building Automation System
Building Automation System atau diekenal BAS adalah sistem pengendalian dan pemantauan yang terpusat untuk seluruh peralatan-peralatan mekanik dan elektrik yang terdapat pada suatu bangunan. Building Automation System (BAS) meliputi pemrograman, komputerisasi, dan intelligent network dari peralatan elektronik yang memantau dan mengontrol berbagai macam sistem, baik itu mekanis, penerangan dan sistem lain dalam sebuah gedung yang saling beruhubungan.[9] Tujuan dari sistem otomasi bangunan adalah untuk mengendalikan,
memonitoring dan mengintegrasikan seluruh sub unit otomasi bangunan. Setiap
bangunan memiliki fungsi dan fasilitas yang berbeda beda maka berbeda pula
sistem otomasi bangunannya namun tujuannya sama . Dua bangunan gedung yang
mirip secara fisik dan bentuk, sangat mungkin memiliki deskripsi fungsi dan
kelengkapan fasilitas yang berbeda didalamnya. Dalam implementasinya, semua
fungsi bangunan yang dianggap penting oleh pengguna dapat saja dikembangkan
dan diintegrasikan kedalam sistem otomasi bangunan.[1][14][15]
II-2
Arsitektur jaringan sistem otomasi bangunan dapat berupa jaringan dengan
konfigurasi yang kompleks. Secara fungsional arsitektur jaringan BAS memiliki ciri
yang khas yaitu terdiri atas beberapa tingkatan/hirarkis fungsi kendali. Hirarki
fungsional sistem kendali dalam BAS umumnya dapat disederhanakan dalam 3 atau
4 level seperti pada Gambar II-1.
Gambar II. 1 Level Hierarki Fungsional Otomasi[1]
Sedangkan pada gambar II.2 merupakan arsitektur sistem otomasi berdasarkan hierarki
Gambar II. 2 Arsitektur Otomasi Industri
Berikut adalah penjelasan dari level pada hirarki fungsional otomasi :
1. Pada level terendah terdapat field level, (Field-level) pada umumnya akan
terdiri atas perangkat-perangkat sensor, aktuator, unit-unit kontroler kecil
ataupun perangkat En-node lainnya. Perangkat-perangkat ini terhubung
pada secondary network. End-node adalah jaringan komunikasi yang
hanya dapat mengirim atau menerima informasi untuk keperluan perangkat
itu sendiri, namun tidak dapat melalukan/meneruskan informasi ke
II-3
jaringan lain. Unit-unit kontroler tingkat bawah (field-controller)
seringkali disebut juga local-controller yang umumnya mengendalikan
operasi setiap utilitas bangunan. Unytuk mengkomunikasikan antara filed
level ke Automation level mengunakan filed network, Field network
adalah jaringan yang menghubungkan peralatan filed level dengan
automation level. Tujuan dari jaringan ini adalah menghubungkan
aktuator, sesnor dan peralatan field level lainnya dengan sebuah kontroler
[1[14]][9][15]
2. Perangkat jaringan BAS dilevel berikutnya pada umumnya terdiri atas
sejumlah perangkat kendali yang bekerja di level otomasi untuk
mengendalikan operasi berbagai utilitas bangunan seperti HVAC
Controller, Lighting Controller, Security System Controller dan beberapa
perangkat antarmuka yang mendukung/support pada level ini seperti
misalnya Modbus device, maupun BACnet. Unit-unit kontroler yang
digunakan pada level ini umumnya dibuat khusus untuk keperluan otomasi
bangunan, namun mungkin pula menggunakan perangkat Programmable
Logic Controller/PLC yang umum/biasa/standar dengan spesifikasi yang
sesuai. Pada level ini secondary network menghubungkan dengan primary
network. Secondary network merupakan sub network dari primary
network. Fungsi dari seconadry network adalah menghubungkan antara
satu kontroler dengan kontroler lainnya yang berada pada automation level.
Primary network merupakan pengelola jaringan. Primary network
menghubungkan automation level dan management level dalam sistem
otomasi bangunan. Jaringan primer ini dapat berdiri sendiri atau berbagi
dengan LAN regular dalam sebuah bangunan. Biasanya jaringan ini
mengkomunikasikan dengan kabel twisted pair (ISO 8802-3) seperti
jaringan yang digunakan pada kantor atau rumah. Dapat pula di
komunikasikan secara WLAN.[1][9]
3. Management Level
II-4
Management level terdiri dari semua peralatan yang mengatur dan
memonitor setiap utilitas yang terdapat pada sistem otomasi bangunan,
serta berhubungan dengan operator dan internet. Contoh perangkat yang
terdapat pada management layer adalah database dari aktifitas setiap
utilitas, web server, panel operator, CCS (central control station) dan server
yang menejermahkan pesan dari protocol komunikasi yang berbeda.
[9][15]
II.2.1Bentuk Utilitas Bangunan[1]
Bentuk utilitas bangunan mencakup semua perangkat yang mendukung fungsi
atau fasilitas yang diperlukan dalam suatu bangunan.Namun tidak ada ketetapan
tentang jumlah sub unit BAS yang digunakan dalam sebuah bangunan.Karena
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap bangunan memiliki fungsi
yang berbeda beda. Jika sebuah gedung memiliki beberapa bentuk utilitas bangunan
yang terintegrasi, maka dapat dikatakan bahwa bangunan tersebut menggunakan
konsep BAS. Berikut ini merupakan beberapa contoh dari utilitas bangunan yang
umumnya diperlukan pada suatu bangunan
1. HVAC ( Heating, Ventilating, and Air Condition )
2. Sistem Penerangan (Lighting System)
3. Transportasi gedung (Lift, escalator, conveyor)
4. Sistem Catu daya bangunan(Power-house dan Jaringan Distribus Energi
listrik)
5. Fire & Alarm sistem( Hydrant, sprinkle dan alarm system )
6. Security sistem( Access system, CCTV, automatic locking systems)
7. Sistem penyediaan dan distribusi Air bersih
8. Sistem pengolahan limbah
9. Parking Area
II.3. Pengertian Air Limbah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001.
Air limbah dapat berasal dari rumah tangga maupun industri
Berikut ini merupakan definisi air limbah dari berbagai sumber,
Air limbah atau yang lebih dikenal dengan air buangan ini adalah merupakan :
II-5
a. Limbah cair ( waste water ) dalah cairan buangan yang berasal dari rumah
tangga, perdagangan, perkantoran, industri maupun tempat-tempat umum
lainnya yang biasanya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat
membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia serta mengganggu
bahkan membahayakan kelestarian lingkungan hidup. [2]
Limbah cair rumah tangga atau domestik adalah hasil buangan dari perumahan,
perdagangan, perkantoran, dan sarana sejenisnya. Volume limbah cair bervariasi,
dari 200 sampai 400 liter per orang per hari, tergantung pada tipe dan fungsi
bangunan.. [16]
II.4. Karakteristik Limbah
Karakteristik limbah meliputi sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologi :
II.4.1 Sifat Fisik
Sifat fisik suatu limbah dapat ditentukan dari jumlah padatan yang terlarut,
tersuspensi dan total padatan, kekeruhan, warna, salinitas, daya hantar listrik, bau
dan suhu limbah tersebut. Sifat fisik dapat diidentifikasi secara visual namun untuk
mengetahui secara pasti maka perlu adanya penelitian lebih lanjut.[26]
a. Padatan
Dalam limbah dcair zat padat yang secara umum dapat di bedakan
kedalam dua golongan yaitu padatan terlarut dan padatan tersuspensi.
Padatan tersuspensi terdiri dari partikel biasa.. Jenis padatan terlarut
maupun tersuspensi dapat bersifat organis maupun sifat anorganic
tergantung sumber limbahnya [16]
b. Kekeruhan
Sifat keruh air dapat dilihat dengan secara visual karena ada partikel
koloidal, tanah liat, sisa bahan-bahan kimia, protein dan ganggang yang
terdapat dalam limbah tersebut. [16]
c. Bau
Sifat bau limbah disebabkan Karena adanya zat-zat organik yang telah
terurai dalam limbah mengeluarkan sehingga mengeluarkan gas-gas seperti
sulfide atau amoniak yang menimbulkan bau yang kurang sedap karena
II-6
adanya campuran nitrogen, sulfur dan fosfor yang berasal dari pembusukan
atau matinya protein yang terkandung di limbah. [16]
d. Suhu
Limbah yang mempunyai suhu tinggi dapat mengganggu pertumbuhan
biota dan mikroorganisme tertentu. Suhu yang terdapat suatu limbah cair
harus merupakan suhu alami. Suhu berfungsi memperlihatkan aktifitas
kimiawi dan biologis. Jika suhu tinggi, maka pengentalan cairan berkurang.
Sedangkan tingkat zat oksidasi lebih besar pada suhu yang tinggi tapi tidak
pada suhu rendah [16]
e. Warna
Warna dalam limbah cair air dapat disebabkan karena adanya ion-ion
logam besi, plankton, bahan kimia, flora, dan buangan industri. Warna
berbanding lurus dengan kekruhan,jika kekeruhan berkurang maka akan
terlihat warna alami dari air tersebut. Begitupun dengan warna dapat
disebabkan oleh zat terlarut dan zat tersuspensi.[16]
II.4.2 Sifat Kimia
Karakteristik sifat kimia air limbah biasanya ditentukan oleh kadar COD, BOD,
dan logam berat yang terkandung didalam air limbah.
a. BOD
.BOD adalah kebutuhan jumlah oksigen bagi bakteri untuk
menguraikan semua zat-zat organik yang terlarut maupun sebagai
tersuspensi dalam air limbah menjadi bahan organik yang lebih sederhana.
Nilai ini hanya merupakan jumlah bahan organik yang dikonsumsi
bakteri. Penguraian zat-zat organis ini dilakukan secara alamiah. Aktifnya
bakteri-bakteri menguraikan bahan-bahan organik bersamaan dengannya
konsumsi oksigen dari bakteri bakteri tersebut.[16]
b. COD
Pengukuran limbah dengan metode COD adalah metode lain dari
pengukuran kebutuhan oksigen dalam limbah cair. Dengan menggunakan
II-7
metode ini waktu pengukuran lebih cepat jika dibandingkan dengan
BOD. Pengukuran ini lebih kepada pada kebutuhan oksigen akan kimia
dimana senyawa-senyawa yang diukur adalah bahan-bahan yang tidak
dipecah secara biologis. COD adalah sejumlah oksigen yang dibutuhkan
untuk mengoksidasi zat-zat organis dan anorganis seperti pada BOD.
Namun yang membedakan angka COD merupakan ukuran bagi
pencemaran air oleh zat anorganik. [16]
c. Keasaman air
Keasaman air dapat diukur menggunakan pH meter. Tinggi rendahnya
keasaman berdasarkan pada tinggi rendahnya konsentrasi ion hidrogen dalam
air limbah. Air buangan yang mempunyai pH tinggi / rendah dapat menyebabkan
matinya mikroorganisme air yang diperlukan untuk mikroorganisme atau biota
tertentu. Limbah air dengan pH tinggi bersumber dari limbah yang mengandung
asam seperti detergen atau pembersih pada pabrik.[16]
d. Oksigen terlarut
Oksigen terlarut berbanding terbalik dengan BOD. Semakin tinggi
nilai BOD maka semakin rendah oksigen terlarut. Keadaan oksigen
terlarut dalam air dapat ditunjukan dengan tanda-tanda kehidupan
ekosistem [16]
e. Logam berat dan beracun
Logam berat pada umumnya adalah metal-metal seperti tembaga,
scadmium, air raksa, lead, chromium, dan nikel. Metal lain yang juga
termasuk metal berat adalah arsen, selenium, cobalt, mangan, dan
aluminium. Logam-logam ini dalam dosis dapat tertentu membahayakan
manusia.[16]
II.4.3 Sifat Biologis
Bahan organis dalam air terdiri dari berbagai macam senyawa. Protein
merupakan salah satu senyawa kimia organis yang mudah terurai menjadi senyawa-
senyawa lain seperti asam amino. Bahan yang mudah larut dalam air akan terurai
dan menjadi enzim dan berubah menjadi bakteri tertentu.
II-8
II.5. Pengelolaan Limbah
Limbah sebelum dibuang ke pembuangan akhir harus menjalani pengolahan
terlebih dahulu. Agar dapat mengolah air limbah yang efektif diperlukan rencana
pengelolaan yang baik. Tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri, antara lain :
1. Mencegah atau mengurangi pencemaran pada sumber air rumah tangga.
2. Menjaga yang hidup di dalam air.
3. Menghindari dan mengurangi pencemaran tanah.
4. Menghilangkan dan mengurangi tempat berkembangbiaknya bibit
penyakit.
Sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi persyaratkan
berikut :
1. Tidak mengakibatkan pencemaran terhadap sumber-sumber air minum.
2. Tidak menimbulkan pencemaran pada ekosistem yang hidup di air di
dalam penggunaannya.
3. Tidak dihinggapi oleh virus atau serangga yang dapat menyebabkan
penyakit.
4. Tempatnya tertutup.
5. Tidak menghasilkan bau tidak sedap [16][3]
II.5.1Parameter Kunci Kualitas Air Limbah
Parameter kunci adalah parameter yang dapat mewakili kualitas lingkungan
tersebut. Beberapa parameter kunci untuk mengetahui kualitas air limbah adalah
suhu, daya hantar listrik, derajat keasaman , oksigen terlarut, kebutuhan oksigen
kimiawi (COD) dan kebutuhan oksigen biologis (BOD) [16][26]. Pada tabel II.1
merupakan parameter kualitas air limbah di rumah sakit.
Tabel II 1 Parameter Kualitas Ir limbah [3]
Parameter Satuan Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Suhu oC 30 45
Kekeruhan NTU 2200
Keasaman pH 6-9 5-9 4-5-9 4-10
BOD Mg/l 100
II-9
II.6. Limbah Cair Rumah Sakit
“Limbah cair rumah sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari hasil proses kegiatan rumah sakit yang meliputi: limbah domestik cair yakni buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian pakaian; limbah cair klinis yakni air limbah yang berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air bekas cucian luka, cucian darah dll.; air limbah laboratorium; dan lainnya”[3] Air limbah rumah sakit yang berasal dari limbah domestik maupun limbah klinis
biasanya mengadung senyawa polutan organik yang tinggi, , namun dapat diolah
dengan cara pengolahan secara biologi, sedangkan untuk air limbah rumah sakit
yang berasal dari laboratorium biasanya banyak terkandung logam berat, bahan
kimia, obat-obatan, virus dan penyakit . Maka untuk pengelolaan air limbah rumah
sakit, limbah yang berasal dari laboratorium dipisahkan dan diolah dengan proses
secara kimia dan fisika, Selanjutnya olahan limbah tersebut dapat dialirkan ke
pengolahan biologis. Diagram pengelolaan air limbah rumah sakit secara umum
dapat dilihat seperti pada gambar II.2
Gambar II. 3 Pengelolaan LImbah Rumah Sakit[3]
Untuk meningkatkan mutu kualitas lingkungan dan sanitasi di rumah sakit atau
tempat umum lainnya maka perlu dibuatkan IPAL yang teruji prosesnya. Dengan
proses yang baik diharapkan mutu kualitas air limbah yang dihasilkn oleh rumah
sakit sesuai standar yang ditetapkan oleh KEP No.58/MEN-LH/12/1995 tentang
Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit.[3]
II.7 Sistem Pengolahan limbah cair Rumah Sakit
Pada umumnya sistem pengolahan limbah terdiri dari 3 tahapan proses yaitu
tahapan primer, sekunder dan tersier. Tahapan proses pengolahan primer limbah
II-10
cair biasanya proses pengolahan secara fisika seperti penyaringan dan pengadukan.
Proses pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu
dengan memanfaatkan mikroorganisme yang dapat mengoksidasi atau mengurai
bahan organik. Sedangkan untuk tahapan tersier dapat dilakukan jika setelah proses
pengolahan primer dan sekunder telah dilakukan, namun masih terdapat zat tertentu
dalam limbah yang masih tersissa cair yang membahayakan bagi ekosistem.
Pengolahan tersier bersifat bebas, maksudnya adalah pengolahan ini dapat
disesuaikan dengan zat yang tersisa di air limbah. Contoh pengolahan tersier yang
dapat digunakan adalah metode sand filter, saringan multimedia, precoal filter,
vacum filter, dan reverse osmosis. Setiap pengolahan limbah mempunyai sistem
yang berbeda-beda dan tidak ada ketentuannya.[3][16][26]
II.7.1 Screening (Penyaringan)
Perangkat skrining digunakan untuk menghilangkan padatan kasar dari air
limbah. padatan kasar terdiri dari tongkat, kain, papan dan benda-benda besar
lainnya yang sering dan, entah kenapa, menemukan jalan mereka ke sistem
pengumpulan air limbah. Karena tujuan utama dari layar adalah untuk memproteksi
pompa dan peralatan mekanik lainnya dan untuk mencegah penyumbatan katup dan
perlengkapan lainnya di pabrik air limbah, screening biasanya operasi pertama
dilakukan pada air limbah yang masuk.[37]
Layer atau screen air limbah diklasifikasikan halus atau kasar, tergantung pada
konstruksi dan kebutuhan. Layar kasar biasanya terdiri dari bar vertikal spasi 20 -
60 mm terpisah dan cenderung terletak di tengah tengah bak. Padatan yang besar
dan tertahan di layer biasanya diangkat oleh pengeruk manual untuk plant yang
kecil , sementara unit mekanis dibersihkan digunakan pada plant yang lebih besar.
Bahan layer screening untuk ukuran lubang 10-20 mm terdiri dari kain kawat
woven- atau pelat berlubang dipasang pada disk yang berputar atau drum sebagian
terendam dalam aliran, atau sabuk perjalanan. layar baik harus mekanis dibersihkan
secara terus menerus. Jumlah padatan dihapus oleh skrining tergantung pada ukuran
II-11
layar pembukaan.[37]. Pada gambar II.4 merupakan tampilan dari kontruksi bar
screen
Gambar II. 4 Bar Screen [37]
II.7.2 Tangki Equalisasi
. Tangki ekualisasi adalah tangki yang digunakan untuk menampung cairan
limbah dan meredam variasi debit air limbah. Melihat tujuannya sebagai peredam
variasi debit, tangki ekualisasi ditempatkan di awal rangkaian pengolahan air
limbah[33][37]
Tujuan dari tangki ekualisasi di dalam pengolahan air limbah adalah untuk
mencapai debit air limbah yang mendekati konstan atau bahkan konstan.
Tercapainya debit yang konstan akan memudahkan untuk proses selanjutnya,
karena:
a. Tidak adanya shock loading
b. Meningkatkan kualitas efluen serta performa pengentalan lumpur atau
padatan yang konsisten
c. Meningkatkan kontrol penambahan bahan kimia dan keterandalan proses
pengolahan kimia
Penempatan tangki ekualisasi dapat dilakuakn dengan metode in-line dan off-
line. In-line maksudnya adalah mengalirkan seluruh air limbah ke dalam tangki
ekualisasi untuk kemudian didistribusikan ke unit-unit pengolahan limbah.
Sedangakan pada metode off-line, tangki ekualisasi digunakan untuk menampung
jika terjadi kelebihan debit air limbah dan dapat mengalirkan air limbah jika sewatu
II-12
waktu diperlukan [33][34][37]. Gambar II.5 merupakan gambar mengenai posisi
tangki equalisasi.Sedangkan pada gambar II.6 merupakan arsitektur dari tangka
equalisasi
Gambar II. 5 A. in-line, B off-line [34]
Gambar II. 6 Equalization Tank[35]
Terlihat pada gambar II.5 equalization tank terdiri dari pompa untuk
mendistribusikan air ke proses selanjutnya, nyala pompa tergantungpada sensor
level, jika sensor mendeteksi pada keadaan tertentu maka pompa akan aktif.
II.7.3 Flokulasi dan Koagulasi
Flokulasi dan koagulasi adalah proses pengolahan air limbah secara kimia yaitu
dengan menambahkan bahan kimia kedalam air limbah. Air limbah biasanya
mengandung padatan tersuspensi dan partikel koloid. Padatan-padatan dalam air
biasanya bermuatan negatif dan padatan-padatan tersebut dapat dilakukan secara
kimia melalui proses koagulasi-flokulasi. Koagulasi adalah proses melarutkan
bahan kimia ke air limbah yang bersifat positif sehingga partikel-partikel dapat
berikatan dengan partikel lainnya atau destabilisasi partikel, sedangakan flokulasi
II-13
merupakan proses penggabungan partikel-partikel setelah proses flokulasi.
Partikel-partikel yang berikatan akan membentuk lumpur atau flok-flok sehingga
memudahkan untuk dipisahkan secara fisik.[17][22]
1. Pengadukan Cepat
Tujuan pengadukan cepat adalah untuk menghasilkan turbulensi air sehingga
lebih mudah melarutkan bahan kimia yang dicampurkan ke dalam air limbah.
Waktu pengadukan cepat dan lambat berbeda beda tergantung peruntukan
pemakaiannya. Untuk menghilangkan bahan kimia biasanya :
Untuk proses koagulasi-flokulasi:
Waktu detensi = 20 - 60 detik
Untuk penurunan kesadahan (pelarutan kapur/soda):
Waktu detensi = 20 - 60 detik
Untuk presipitasi kimia (penurunan fosfat, logam berat, dan lain-lain)
Waktu detensi = 0,5 - 6 menit[17]
Kecepatan motor pada proses ini bergantung pada tipe impeller yang digunakan,
lebih jelasnya terdapat pada gambar II.7
Gambar II. 7 Kecepatan motor Flokulasi-koagulasi 2. Pengadukan Lambat
Tujuan pengadukan lambat adalah untuk menghasilkan gerakan air yang
lambat sehingga terjadi kontak antar partikel sehingga menghasilakan gabungan
partikel berukuran besar.
a. Untuk penurunan kesadahan (pelarutan kapur/soda):
Waktu detensi = minimum 30 menit
b. Untuk presipitasi kimia (penurunan fosfat, logam berat, dan lain-lain)
Waktu detensi = 15 - 30 menit[17]
II.9.4 Clarifier
II-14
Clarifier berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel halus yang
menghasilkan liquid yang jernih denagn partikel-partikel solid atau suspense seperti
lumpur. Teknologi ini pada umumnya dipakai pada proses pengolahan air bersih
PDAM dan pengolahan air baku untuk Demin.
Di dalam Clarifier terjadi proses yang menghilangkan suspended solid.
Suspended solid merupakan bagian dari kotoran (impurities) yang menyebabkan air
menjadi keruh. Secara umum dapat diartikan sebagai proses penghilangan
suspended solid melalui mekanisme koagulasii, flokulasi, dan sedimentasi.
Air limbah yang mengandung bahan kimia serta floc mengalir ke Clarifier
melalui pipa vertical, untuk dipisahkan floc-flocnya dengan cara pengendapan
gravitasi. Clarifier pada umumnya berbentuk tanki silinder dari beton dengan
diameter 26 meter dan tinggi 3,65 meter. Selama clarification, dihilangkan juga water hardness, yaitu garam-garam
calcium dan magnesium yang larut dalam air, dengan jalan mereaksikannya dengan
zat-zat kimia yang akan mengendapkan hardness tersebut. Garam Ca dan Mg dalam
bentuk bikarbonat akan lebih mudah larut.
Air yang bersih dipisahkan melalui overlow di bibir clarifier dan endapan yang
terbentuk dibuang melalui bagian bawah clarifier. Gambar II.8 adalah gambar dari
clarifier dan proses kerjanya
Gambar II. 8 Clarifier[3]
II-15
II.7.4 Anaerobic Tank
Pengolahan air limbah dengan biofilter "up flow" pada umunya terdiri beberapa
dari bak pengendap, ditambah dengan beberapa bak biofilter yang diisi dengan
kerikil atau batu pecah, dan plastik. Oksidasi zat-zat organik yang ada pada proses
anaerobic dilakukan oleh bakteri anaerobic. Bak pengendap terdiri atas 2 sekat,
pertama sebagai pengurai dan penampung lumpur sedangkan sekat kedua sebagai
penampung lumpur yang tidak terendapkan di bak pertama, dan aliran dari bak
pengendap dialirkan dari bawah ke atas memanfaatkan gratitasi[3][28]
Setelah beberapa waktu beroprasai, pada permukaan filter akan tumbuh lapisan
film mikro-organisme yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat
terurai pada bak pengendap. Skema proses pengolahan air limbah dengan biofilter
"Up Flow”.:[3][28][37]
ketika air buangan yang melalui media kerikil yang terdapat pada biofilter lama
kelamaan akan timbulnya lapisan lendir disebut biological film. Air limbah yang
masih mengandung zat organik yang belum teruraikan pada bak seelumnya apabila
melalui lapisan lender tersebut akan mengalami penguraian atau oksidasi secara
biologis.[3][37] Gambar II.9 merupakan gambar dari proses biofilter anaerobic
Gambar II. 9 Biofilter Anaerobic Up Flow [3] II.7.5 MBBR (Moving Bed Bio Reactor)
Sistem MBBR terdiri dari tangki aerasi yang didalamnya terdapat banyak
biofilm. Biofilm terbuat dari bahan dengan kerapatan densitas air (1 g / cm3).
Contohnya adalah high-density Polyetylene (HDPE) yang memiliki kerapatan
dekat dengan 0,95 g / cm3. Operator akan dicampur dalam tangki oleh sistem aerasi
II-16
dan dengan demikian akan memiliki kontak yang baik antara substrat dalam air
limbah influen dan biomassa pada operator.
Untuk mencegah biofilm dari melarikan diri aerasi perlu memiliki saringan
pada outlet tangki. proses biofilm konvensional lainnya untuk pengolahan air
limbah yang disebut trickling filter, berputar kontaktor biologis (RBC) dan biologis
penyaring diangin-anginkan (BAF). proses biofilm pada umumnya membutuhkan
ruang kurang dari sistem lumpur aktif karena biomassa yang lebih terkonsentrasi,
dan efisiensi sistem ini kurang bergantung pada pemisahan lumpur akhir.
Kelemahan dengan proses biofilm lainnya adalah bahwa mereka mengalami
bioclogging dan membangun-up dari headloss. Pada sistem MBBR tidak perlu daur
ulang dari lumpur, yang merupakan kasus dengan sistem lumpur aktif.
Sistem MBBR sering dipasang sebagai retrofit tank lumpur aktif yang ada untuk
meningkatkan kapasitas dari sistem yang ada. Tingkat pengisian operator dapat
disesuaikan dengan situasi spesifik dan kapasitas yang diinginkan. Jadi sebuah
pabrik pengolahan yang ada dapat meningkatkan kapasitasnya tanpa meningkatkan
jejak dengan membangun tangki baru.
Beberapa keuntungan lain dibandingkan dengan sistem lumpur aktif adalah [4]:
1. Tinggi efektif waktu retensi lumpur (SRT) yang menguntungkan bagi
nitrifikasi
2. Tanggapi memuat fluktuasi tanpa intervensi operator
3. produksi sludge rendah
4. Kurang area yang dibutuhkan
5. Tahan ke toxic shock[38]
Gambar II.10 merupakan typical sistem dari MBBR berdasarkan fungsi dan tujuan
pengolahan limbah tersebut
II-17
Gambar II. 10 Typical MBBR[38]
II.7.6 Sand Filter dan Carbon Filter
1. Pressure Sand Filter
Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan padatan yang masih ter-
suspensi dalam air, sekaligus juga menghilangkan kandungan zat organic yang
masih tersisa. pada proses ini padatan akan tersaring pada permukaan atas dan
secara berkala harus dibersihkan dengan metode backwash. Pada prinsip kerjanya,
Pressure Sand Filter menggunakan pompa air baku yang untuk menghasilkan tekanan
operasi yang dibutuhkan dalam tekanan pressure sand Filter. Tekanan yang dibutuhkan
3,5 kg/cm2.[39]
Filter secara efektif akan menghapus padatan tersuspensi. Filter harus bersihkan
dengan air baku selama 20 sampai 30 menit setiap hari. Gambar dan kontruksi
pressure sand filter terdapat pada gambar II.11
II-18
Gambar II. 11 Proses Sand Filter dan Carbon Filter[39]
2. Carbon Filter
Carbon Selain itu partikel mineral yang terlarut dalam air seperti besi akan
teroksidasi dan secara cepat akan membentuk lapisan endapan yang nantinya
dapat dihilangkan melalui proses sedimentasi atau filtrasi. Proses ini juga
bertujuan untuk menyerap sisa pengotoran yang masih terlarut dalam air dan
menjadikan finishing pada proses penjernihan air. proses ini berlangsung pada
tabung filter karbon aktif (Activated Carbon). Umur teknis dari media karbon
aktif ini adalah 8 - 12 bulan.[39]
II.8 Konsul Kendali
Konsul Kendali menurut IEEE memiliki pengertian sebagai berikut :
“ a desk for ommunication between the staff and the switching system for
monitoring, controlling and maintaining exchange”.
“The interface for an operator to monitor and/or control the process,
which may include multiple display or annunciators and defines the
boundaries of the operators span of control”.
Dari Pengertian diatas dapat diartikan bahwa konsul kendali merupakan
perangkat antarmuka antara operator dengan keseluruhan sistem atau proses untuk
memantau, mengatur dan melakukan perawatan. Dimana antar muka tersebut
didalamnya mencakup tampilan atau isyarat yang terdiri dari banyak bagian dalam
suatu proses serta mendifinisikan batasan rentang pemantauan operator.
Sedangakan menurut CEI pengertian konsul disefinisikan sebuah meja komuikasi
II-19
antara petugas/ operator dan sistem “switching” untuk tujuan monitoring
pengendalian dan menangani perubahan status sistem yang dilayaninya. Konsul
menurut standar ANSI/ISA merupakan antarmuka untuk operator untuk memantau
dan/atau mengendalikan proses, yang mencakup beberapa tampilan atau alat
isyarat, dan dapat mendefinisikan batas-batas rentang kontrol operator.[1][9]
II.9 PLC (Programmable Logic Controller)
PLC adalah sepererangkat modul elektronika berbasisi microproccesor yang
beroperasi secara digital, dan dapat di program, dan dapat menyimpan internal bagi
intruksi/O)99999 – intruksi fungsi spesifik seperti logika, sekuensial, counting,
timing, dan aritmatika untuk mengendalikan digital atau analog input atau output
sessuai dengan kebutuhan dan dapat terhubung dengan sensor dan aktuator yang
ada di industri. Sistem koordinasi PLC terlihat pada gambar II.12
Gambar II. 12 Komponen Dasar PLC[23]
Berdasarkan gambar II.8 CPU mengeksekusi pemograman intruksi dari
memory, kemudian menghasilkan sinyal/data kendali yang masuk ke I/O (input-
output) atau ke memori. Programing Device adalah perangkat untuk membuat,
mengubah program PLC. Programing memory digunakan menyimpan intruksi,
program dan data program PLC, berupa RAM, EPROM ataupun EEPROM. Modul
ini berupa I/O discrete dan special I/O. [6][23]
Dikenal 2 tipe memori pada programmable kontroller, yaitu:
a. ROM (Read Only Memory)
II-20
b. RAM (Random Access Memory)
Pada awal kemunculannya, PLC hanya digunakan untuk operasi logika
sederhana seperti on/off suatu output berdasarkan sequence yang sudah ditetapkan..
Dalam perkembangannya, istilah ini berubah menjadi programmable kontroller .
Hal ini dikarenakan PLC sudah digunakan untuk melakukan operasi-operasi
aritmatika, string dan operasi lain yang tidak sekedar operasi logika biasa.
II.9.1 PLC Modicon TM221CE24R
Programmable Logic Controller diperkenalkan pertama kali pada 1969 olehRichard
E.Morley yang Merupakan pendiri Modicon Corporation.Modicon adalah kependekan dari
Modular Digital Controller.
PLC modicon adalah salah satu produk dari Schneider yang dibuat untuk
kebutuhan industri. PLC ini dapat dikonfigurasi dan deprogram dengan perangkat
lunak SoMachine Basic dan mendukung Bahasa pemograman IEC 61131-3 yang
mencakup Instruction List (IL), Ladder Diagram(LD)dan Grafcet. Perangkat ini
memiliki jumlah I/O bervariasi yaitu 16.24 dan 40 yang dapat ditambahkan modul
ekspansi hingga 120 I/O sertamemori sebesar 512Kbyte RAM dan 1,5Mbyte
(Flash). [1][9][29]
Pada tugas akhir ini PLC yang digunakan adalah tipe TM221CE24R dan
menggunakan ekspansi analog input dan digial output.
Keterangan:
TM221 =Jenis programmable logic controller
CE = Komunikasi Ethernet
24 = Kapasitas Input/Output (14 Input, 10 Output)
R = Tipe Output
II-21
Gambar II. 13 Bagian-bagian PLC Modicon TM221[29]
Keterangan dari gambar dII.13 terdapat pada tabel II.1
Tabel II.1. Keterangan bagian-bagian PLC[29]
No Elements
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Status LEDs
Output removable terminal block
Clip-on lock for 35 mm (1.38 in.) top hat section
rail (DINrail)
Ethernet port / RJ45 connector
100...240 Vac power supply
USB mini-B programming port / For terminal
connection toa programming PC (SoMachine
Basic)
Serial line port 1 / RJ45 connector (RS-232 or RS-
485)
SD Card slot SD Card Slot
2 analog inputs Analog Inputs
Run/Stop switch Run
Input removable terminal block
I/O expansion connector
II-22
15
16
17
Cartridge slot
Protective cover (SD Card slot, Run/Stop switch
and USB mini-B programming port)
Locking hook
Removable analog inputs cover
.. Battery holder
Bagian-bagian terminal input Modicon TM221 CE 24 R dapat dilihat pada
Gambar II.10
Gambar II. 14 Bagian Input PLC Modicon [24]
Keterangan:
24V dan 0V = Terminal catu daya
COM = Terminal common
I0-I13 = Terminal input
Bagian-bagian terminal output Modicon TM221 CE 24 R dapat dilihat pada
Gambar II.15
Gambar II. 15 Bagian Output PLC Modicon[24]
Keterangan: COM = Terminal common
Q0-Q9 = Terminal output
Bagian-bagian terminal input analog Modicon TM221 CE 24 R dapat dilihat pada
Gambar II.16
Gambar II. 16 Bagian Input Analog PLC Modicon[24]
Keterangan: 0V = Terminal ground
AN1 dan AN0 = Terminal input
(+) = Muatan listrik pada terminal input
II-23
(-) = Muatan listrik pada terminal ground
II.9.2 Modul Ekspansi TM3AI8
Modul ekspansi adalah modul tambahan yang disediakan oleh Schneider untuk
memenuhi kebutuhan I/O sesuai dengan kebutuhan jika tidak ada tipe PLC yang
sesuai dengan jumlah input dan output PLC yang suadah tersedia, atau ingin
mengupgrade sistem menjadi lebih kompleks. Ekspansi ini terdiri dari beberapa tipe
diantaranya adalah: TM3AI2H, TM3AI2HG, TM3AI4, TM3AI4G, TM3AI8,
TM3AI8G, TM3TI4, TM3TI4G, TM3TI8T, TM3TI8TG, TM3AQ2, TM3AQ2G,
TM3AQ4, TM3AQ4G, TM3AM6, TM3AM6G, TM3TM3 dan TM3TM3G.
Ekspansi analog yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah TM3AI8, pemilihan
tipe ekspansi tentu disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Berikut gambar modul
ekspansi Input Analog PLC Schneider tipe TM3AI8. Pada gambar II.17 merupakan
modul analog TM3AI8
Gambar II. 17 TM3AI8[40]
Pada modul ekspansi TM3AI8 memiliki spesifikasi tegangan input sebesar 0-
10 Vdc atau -10Vdc...+10Vdc serta arus input 0…20mA atau 4…20mA. Untuk
lebih jelasnya pemakain port input analog dapat dilihat pada II.18
II-24
Gambar II. 18 Wiring Analog Input TM3A18[40]
Adapun bagian-bagian dari modul ekspansi tersebut terdapat pada gambar II.19 dan
tabel II.2
Gambar II. 19 Bagaian-Bagian TM3AI8[40]
Tabel II 2 Keterangan Bagian-Bagian TM3AI8[40]
Keterangan
1. Power supply LED.
2 Clip-on lock for 35 mm (1.38 in.) top hat section rail
(DIN-rail). DIN Rail
II-25
3 Removable terminal block. Rules for Removable
Screw Terminal Block
4 Expansion connector for TM3 I/O bus (one on each
side).
5 Locking device for attachment to the previous module.
6 Removable terminal block. Rules for Removable
Spring Terminal Block
II.9.3 Modul Ekspansi TM3DQ16R
Modul ekspansi ini merupakan ekspansi untuk digital output, untuk digital
output tersedia hanya 8 output dan 16 output. Digital output digunakan untuk
kontrol on off yang hanya mengenali logika 0 dan 1.Pada gambar II.20
merupakan penampakan dari ekspansi TM3DQ16R
Gambar II. 20 TM3DQ16R [41]
II.10 Standar Komunikasi Pada Otomasi Bangunan
Ketika computer berkomunikasi melakukan pertukaran data yang didalamnya
berupa perintah mentransmisi data, maka dibutuhkan sebuah protokol komunikasi.
Sebuah protokol pada dasarnya adalah seperangkat aturan untuk komunikasi dalam
sebuah jaringan antar komputer. Fungsi dari protokol komuniksi adalah untuk
memungkinkan komunikasi antara sistem dan memastikan bahwa data sampai pada
tujuan. Pada sistem otomasi bangunan terdapat beberapa prtokol komunikasi yang
II-26
dikembangkan seperti Modbus ASCII, Modbus RTU, Modbus TCP, BACnetIP,
KNX, LonWork dan TCP/IP. Terdapat dua jenis komunikasi yang bisa digunakan
dalam tugas akhir ini yaitu Modbus TCP/IP dan Ethernet IP. Ethernet IP
menggunakan infrastruktur Ethernet untuk menyambungkan berbagai alat otomasi
seperti robot, PLC, sensor,CNC dan mesin industri lainnya. Sedangkan Modbus
adalah sebuah application-layer messaging protocol, diposisikan pada level 7 di
model OSI. Modbus menyediakan komunikasi client/server antara alat-alat yang
terkoneksi pada bus atau network yang berbeda.[1]
II.10.1 Internet Protocol
Internet protocol termasuk didalamnya adalah rangkaian internet protocol yang
juga dikenal sebagai prtokol kontrol transmisi atau TCP/IP. Tumpukan layer pada
internet protokol adalah layer versi OSI-Model yang lebih disederhanakan, yang
diperlihatkan gambar
Berdasarkan gambar tiga layer pertama dijadikan satu dan diberi nama
application layer, network layer dan link layer merupakan kombinasi antara dua
layer terbawah pada OSI-model. Tujuan utama dari internet protocol adalah
mengirimkan paket internet dengan bantuan router, Interne protocol memiliki
sistem pengalamatan untuk membuat kemungkinan dalam pengriman paket dari
satu komputer ke komputer lain. Hal tersebut berdasarkan fakta bahwa kedua
komputer memiliki alamat IP yang tetap. Router sebuah internet hanya dapat
meneruskan paket menggunakan informasi header.[1][25][31]
II.10.2 Modbus
Modbus adalah salah satu protokol untuk komunikasi serial yang di
publikasikan oleh Modicon pada tahun 1979 untuk di gunakan pada PLC Modicon
(PLC pertama di dunia yang di kembangkan oleh Schneider). Modbus merupakan
metode yang digunakan untuk mengirimkan data/informasi melalui koneksi serial
antar perangkat. Perangkat yang meminta informasi disebut Modbus Master dan
perangkat penyediaan informasi disebut Modbus Slave. Pada jaringan Modbus
standar, terdapat sebuah master dan slave sampai dengan 247, masing-masing
mempunyai Alamat Slave yang berbeda mulai dari 1 sampai 247. Master juga dapat
mengirimkan informasi kepada Slave.[10][31]
II-27
Modbus merupakan sebuah open protokol, yang berarti bahwa dapat digunakan
dalam peralatan secara gratis. Modbus telah menjadi protokol komunikasi standar
dalam industri dipakai untuk menghubungkan perangkat elektronik industri.
Modbus digunakan secara luas oleh banyak produsen di banyak industri. Protokol
ini menjadi standard komunikasi dalam industri dan menjadi yang. Alasan utama
mengapa Modbus Protokol banyak di gunakan adalah [10]:
1. Di publikasikan secara bebas tanpa harus membayar untuk
penggunaannya.
2. Relatif lebih mudah di aplikasikan pada jaringan industri
3. Modbus mempunyai struktur bit tanpa banyak larangan bagi vendor lain
untuk mengaksesnya.
Modbus memungkinkan adanya komunikasi dua-jalur antar perangkat yang
terhubung ke jaringan yang sama, misalnya suatu sistem yang mengukur tekanan,
level, pH dsb, kemudian mengkomunikasikan hasilnya ke PC atau HMI. Modbus
digunakan untuk menghubungkan sopervisory computer dengan remote terminal
unit (RTU), supervisory control dan sistem akuisisi data ( SCADA [10].
Berdasarkan media transfernya, Modbus dikategorikan ke dalam Modbus
Ethernet (TCP/IP) dan Modbus Serial(RS232/485) dan Jika dilihat dari bentuk
datanya, Modbus dibagi ke dalam Modbus ASCII dan Modbus RTU (serial). Untuk
penggunaan Modbus serial digunakan penyebutan istilah Master/Slave sedangkan
Modbus Ethernet pada umumnya memakai terminologi Server/Client. Arsitektur
umum dari Modbus ini terdapat pada gambar II.21
II-28
Gambar II. 21 Arsitektur Modbus[10]
Protokol Modbus memungkinkan komunikasi yang mudah di semua jenis
arsitektur jaringan. Setiap jenis perangkat (PLC, HMI, Kontrol Panel, Driver,
kontrol Motion, I / O Device dll) dapat menggunakan protokol Modbus untuk
operasi remote. Komunikasi yang sama dapat dilakukan juga pada serial line seperti
pada Ethernet TCP / IP. Gateway memungkinkan komunikasi antara beberapa jenis
bus atau jaringan dengan menggunakan protokol Modbus.[10].
Perangkat Modbus berkomunikasi menggunakan teknik master-slave, dimana
hanya satu perangkat (master) yang dapat melakukan transaksi atau melakukan
perintah atau permintaan yang disebut „queries‟. Perangkat lain (slave) merespon
dengan menyediakan data yang diminta untuk master , atau dengan melakukan aksi
sesuai dengan yang diminta dalam query. [10]
Master dapat mengirimkan request ke satu slave secara individu, atau dapat
mengirim pesan broadcast ke semua slave. Slave memberikan respon untuk
pertanyaan yang ditujukan kepada mereka secara individu. Sedangkan query
broadcast dari master tidak akan diberikan respon oleh slave. Protokol Modbus
mempunyai format tertentu untuk setiap query dari master yang berisi alamat dari
perangkat (slave) yang dituju, kode fungsi yang mendefinisikan aksi yang diminta,
data yang akan dikirim, dan pemeriksaan kesalahan. Pesan respon slave juga
II-29
mempunyai format tertentu dalam protokol Modbus. Format ini berisi tentang
konfirmasi tindakan yang dilakukan, data yang akan dikirim, dan bidang
pemeriksaan kesalahan. Proses Query-Response pada protokol modbus mempunyai
format seperti gambar II.22
Gambar II. 22 Format Modbus[10]
Format untuk query master, device address merupakan alamat slave yang akan
diambil datanya, Function Code merupakan kode fungsi yang mendefinisikan aksi
yang diminta, dimana beberapa contoh kode fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
01 : read DO (Digital Output)
02 : read DI (Digital Input)
03 : read AO (Analog Output)
04 : read AI (Analog Input)
05 : write single DO (Digital Output
06 : write single AO (Analog Output)
15 : write multiple DO (Digital Output)
16 : write multiple AO (Analog Output).
Query data merupakan blok data informasi dan Error Check merupakan
pemeriksaan kesalahan (cek data dari kesalahan komunikasi). Respon slave pada
protokol Modbus juga mempunyai format yang sama, hanya pada function code
II-30
berisi konfirmasi tindakan yang dilakukan, Respond merupakan data yang akan
dikembalikan, dan error check sebagai bidang pemeriksaan kesalahan.
Sistem komunikasi pada jaringan standar Modbus mempunyai dua mode
transmisi: ASCII (American Standard Code for Informasi Interchange) atau RTU
(Remote Terminal Unit). Pada satu jaringan modbus, mode transmisi untuk semua
perangkat/device yang terhubung harus sama.
a) Modbus RTU, digunakan dalam komunikasi serial & menggunakan
representasi nilai data biner yang dipadatkan sebagai protokol komunikasi.
Format RTU mengikuti request / transfer data dengan cyclic redundancy
check checksum sebagai mekanisme pemeriksaan kesalahan (error-check)
untuk memastikan keandalan data. Modbus RTU adalah implementasi yang
paling umum dari semua versi Modbus yang ada. Sebuah pesan Modbus
RTU harus dikirimkan secara terus menerus tanpa jeda antar-karakter.
Setiap pesan Modbus dibingkai atau dipisahkan oleh periode-periode saat
idle (tanpa komunikasi atau Port komunikasi ditutup atau OFF).
Komunikasi via Modbus RTU sering dipakai dalam sistem monitoring skala
kecil dimana sensor-sensor dan komputer HMI letaknya tidak sangat jauh.
[10][31]
b) Modbus TCP/IP atau Modbus TCP, Protokol Modbus varian ini hanya bisa
digunakan untuk komunikasi melalui jaringan TCP/IP atau umumnya
dikenal dengan jaringan LAN. Modbus TCP/IP tidak memerlukan kalkulasi
checksum pada layer terakhir untuk menangani kesalahan transfer data
seperti pada komunikasi serial. Modbus TCP/IP lebih cepat dalam
melakukan transfer data dibanding dengan Modbus RTU apalagi Modbus
ASCII. Pada aplikasi sistem SCADA atau pun otomasi yang kompleks
dimana digunakan perangkat IED dalam jumlah yang banyak dan beraneka
ragam atau dimana tingkat traffic transfer data yang padat, saya lebih
menyarankan penggunaan Modbus TCP/IP untuk mencapai tingkat real-
time yang lebih tinggi.[12]
II-31
II.10.3 Topologi Jaringan
Jaringan komputer berfungsi untuk menghubungkan 2 komputer atau lebih.
Dalam implementasinya ada beberapa topologi jaringan yang digunakan. Topologi
jaringan sendiri adalah suatu cara / konsep yang digunakan untuk menghubungkan
dua komputer atau lebih, berdasarkan hubungan geometris antara unsur-unsur dasar
penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station. Topologi ini memiliki node
inti/tengah yang disambungkan ke node lainnya. Penulis pada tugas akhir ini
memakai jaringan komunikasi topologi star. Gambar II.23 berikut ini
memperlihatkan topologi star.
Gambar II. 23 Topologi star [9] Topologi Star mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan dengan toplogi
lainnya. Beberapa karakteristik topologi star adalah:
1) Setiap node berkomunikasi langsung dengan konsentrator (HUB).
2) Bila setiap paket data yang masuk ke konsentrator (HUB) kemudian di-broadcast
keseluruh node yang terhubung sangat banyak (misalnya memakai hub 32 port),
maka kinerja jaringan akan semakin turun.
3) Sangat mudah dikembangkan.
4) Jika salah satu ethernet card rusak, atau salah satu kabel pada terminal putus,
maka keseluruhhan jaringan masih tetap bisa berkomunikasi atau tidak terjadi down
pada jaringan keseluruhan tersebut.
5) Tipe kabel yang digunakan umunya jenis UTP.
II-32
Topologi ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan topologi lainnya. Kelebihan
topologi star di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Cukup mudah untuk mengubah dan menambah komputer ke dalam jaringan yang
menggunakan topologi star tanpa mengganggu aktvitas jaringan yang sedang
berlangsung.
2) Apabila satu komputer yang mengalami kerusakan dalam jaringan maka komputer
tersebut tidak akan membuat mati seluruh jaringan star.
3) Kita dapat menggunakan beberapa tipe kabel di dalam jaringan yang sama dengan
hub yang dapat mengakomodasi tipe kabel yang berbeda.
II.11 Sensor dan Aktuator
Sensor dapat didefenisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena
fisika atau kimia kemudian merubahnya menjadi arus listrik ataupun tegangan.
Fenomena fisik yang mampu meransang sensor untuk menghasilkan sinyal electrik
meliputi suhu, tekanan, aliran, cahaya, pergerakan dan sebagainya.[20]
Karakteristik sensor ditentukan dari sejauh mana sensor tersebut memiliki
kemampuan yang baik dalam mendeteksi setiap perubahan yang dideteksinya.
Kemampuan tersebut meliputi:
1. Sensitifitas, yaitu ukuran seberapa sensitif sensor terhadap objek yang
dideteksinya. Sensor yang baik akan mampu mendeteksi perubahan
meskipun kenaikan suhu tersebut sangat sedikit.
2. Waktu respon dan waktu recovery, yaitu waktu yang dibutuhkan sensor
untuk memberikan respon terhadap objek yang dideteksinya. Semakin cepat
]respon dan waktu recovery maka semakin baik sensor tersebut.
3. Stabilitas dan daya tahan, yaitu sejauh mana sensor dapat secara konsisten
memberikan besar sensitifitas yang sama terhadap serta seberapa lama
sensor tersebut dapat digunakan.
4. Linieritas menunjukan kedekatan antara kurva kalibrasi dan garis lurus.
II-33
II.11.1 Sensor Suhu LM35
Gambar II. 24 Sensor Suhu LM35[44]
Sensor LM35 seperti pada gambar II.24 merupakan salah sensor yang digunakan untuk mendeteksi suhu, sebenarnya masih banyak sensor suhu yang ada dipasaran, seperti PT100, Thermocouple, NTC dan PTC. Sensor LM35 dipilih outpunya yang linear dan harganya yang ekonomis
Pin 1=5V
pin 2 = Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan
tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt sampai 30 Volt.
Pin 3 = ground
VLM35 = Suhu*10mV
Prinsip kerja sensor suhu akan melakukan pendeteksian pada saat perubahan suhu
setiap suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Jika suhu udara
disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka
LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya.
II.11.2 Sensor pH
Gambar II. 25 Sensor pH [18]
Prinsip kerja pengukuran suatu pH adalah pada potensial elektro kimia yang
terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas yang telah diketahui
dengan larutan yang terdapat di luar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini
II-34
dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion
hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif. Elektroda gelas tersebut akan
mengukur potensial elektrokimia dari ion hidrogen. Untuk melengkapi sirkuit
elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding.. Skema elektroda pH meter akan
mengukur potensial listrik antara Merkuri Klorid (HgCl) pada elektroda
pembanding dan potassium chloride (KCl) yang merupakan larutan di dalam gelas
elektroda serta petensial antara larutan dan elektroda perak. Tetapi potensial antara
sampel yang tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah tergantung
sampelnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan
yang equivalent yang lainnya untuk menetapkan nilai pH.[27][25]
. Pada kebanyakan pH meter modern sudah dilengkapi dengan thermistor
temperature, yakni suatu alat untuk mengkoreksi pengaruh temperature. Antara
elektroda pembanding dengan elektroda gelas sudah disusun dalam satu kesatuan.
Pada gambar II.28 merupakan bagian-bagian dari sensor pH
Gambar II. 26 Bagian-Bagian Sensor Ph[18]
II-35
II.11.3 Sensor Kekeruhan
Gambar II. 27 Sensor kekeruhan[45]
“Turbidity sensor merupakan alat pengujian kekeruan dengan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang datang. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi padatan adalah fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Alat ini banyak digunakan dalam pengolahan air bersih untuk memastikan bahwa air yang akan digunakan memiliki kualitas yang baik dilihat dari tingkat kekeruhanya”[5] Sensor kekeruhan mendeteksi kualitas air dengan mengukur kadar kekeruhan.
Menggunakan cahaya untuk mendeteksi partikel tersuspensi dalam air dengan
mengukur tingkat transmitansi dan hamburan cahaya, yang berubah dengan jumlah
padatan tersuspensi total (TSS) dalam air. Seiring meningkatnya TTS, tingkat
kekeruhan cairan meningkat.
Sensor kekeruhan digunakan untuk mengukur kualitas air di sungai dan sungai,
pengukuran air limbah dan limbah, instrumentasi kontrol untuk kolam
pengendapan, penelitian transportasi sedimen dan pengukuran laboratorium.
Sensor ini menyediakan mode output sinyal analog dan digital. Ambang batas dapat
diatur saat berada dalam mode sinyal digital. [4][5][45]
II.11.4 Sensor Level
Saklar level atau float switch, merupakan saklar digital yang digunakan untuk
mengathui level permukaan cairan di dalam tangki. Posisi level cairaan dalam
tangki digunakan untuk men-trigger perubahan kontak saklar.Terdapat dua posisi
sensor level vertical dan horizontal . Pada posisi horizontal, apabila permukaan
cairan turun, pelampung juga akan turun, sehingga kontak akan berubah dari
posisinya. Jika permukaan cairan naik lagi, maka pelampung akan naik dan kontak
akan berubah lagi. Pada posisi vertikal, di dalam pelampung terdapat magnet tetap,
II-36
yang bergerak naik turun mengikuti tinggi permukaan cairan. FS tersedia dua
konfigurasi, yaitu open tank dan closed tank.
II.11.5 Flow Sensor
Sensor aliran adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi laju aliran fluida.
Biasanya sensor aliran digunakan dalam flow meter, atau aliran logger, untuk
merekam aliran cairan. Ada berbagai macam sensor aliran dan aliran meter,
termasuk beberapa yang memiliki kipas atau baling-baling yang didorong oleh
cairan, dan dapat mendorong potensiometer putar, atau perangkat sejenis sehingga
menghasilakn tegangan
Gambar II. 28 Flow Sensor [44]
II.11.6 Control valve (Valve Ball)
Valve Ball, berfungsi untuk menutup dan membuka aliran yang melewatinya,
terdapat bebrapa jenis valve ball diantaranya adalah: 2-way ball valve, 3 way
ballvalve, manual ball valve dll.
II.13.8 Pompa Dosing
Gambar II. 29 pompa Dosing [43]
Pompa injeksi kimia atau disebut dosing pump adalah pompa yang
digunakan untuk mencampur suatu larutan kimia tertentu ke dalam dalam suatu
cairan Injeksi tersebut bisa dilakukan dalam sistem tertutup atau sistem yang
II-37
terbuka terhadap udara sekitar. Untuk aplikasi pada sistem tertutup biasanya perlu
menggunakan pompa injeksi yang bertekanan tinggi sedangkan untuk yang sistem
terbuka tidak perlu menggunakan pompa injeksi kimia bertekanan tinggi. Pompa
injeksi kimia biasanya memiliki pengaturan debit cairan yang hendak diinjeksi
sehingga pengunaannya sangat akurat. Biasanya pompa injeksi kimia merupakan
tipe positive displacement pump.[43]
II.11.7 Mixing Motor
Mixing adalah sebuah motor yang di tambahkan poros dan di beri baling-baling
pada ujung porosnya, motor yang biasanya digunakan pada mixing ini adalah motor
induksi, motor DC, motor forward reverse maupun motor dua kecepatan
II.11.8 Pompa
Pompa merupakan salah satu jenis motor atau mesin yang berfungsi untuk
memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Zat cair tersebut
contohnya adalah oli, air atau minyak pelumas, serta fluida lainnya yang tak mampu
mampat. Industri-industri banyak menggunakan pompa sebagai salah satu peralatan
bantu yang penting untuk proses produksi.
II.11.9 Rangkaian Pembagi Tegangan
Rangkaian pembagi tegangan biasanya digunakan untuk membuat suatu tegangan
referensi dari sumber tegangan yang lebih besar, titik tegangan referensi pada
sensor, untuk memberikan bias pada rangkaian penguat atau untuk memberi bias
pada komponen aktif. Rangkaian pembagi tegangan pada dasarnya dapat dibuat
dengan 2 buah resistor, contoh rangkaian dasar pembagi tegangan dengan output
VO dari tegangan sumber VI menggunakan resistor pembagi tegangan R1 dan R2
seperti pada gambar II.30
II-38
Gambar II. 30 Rangkaian Dasar Pembagi Tegangan
Dari rangkaian pembagi tegangan pada gambar II.30 dapat dirumuskan tegangan
output VO. Arus (I) mengalir pada R1 dan R2 sehingga nilai tegangan sumber
VI adalah penjumlahan VSdan VO sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut.
……………………………………………2.1
Nampak bahwa tegangan masukan terbagi menjadi dua bagian, masing-masing
sebading dengan harga resistor yang dikenai tegangan tersebut. Sehingga besarnya
VO dapat dirumuskan sebagai berikut.
.......…………………………………………………2.2
Gambar II. 31 Rangkaian Pembagi Tegangan yang Terbebani
Gambar II.31 memperlihatkan suatu pembagi tegangan dengan beban
terpasang pada terminal keluarannya, mengambil arus io dan penurunan tegangan
sebesar vo. Kita akan mencoba menemukan hubungan antara io dan vo . Jika arus
yang mengalir melalui R1 sebesar i seperti ditunjukkan dalam gambar, maka arus
yang mengalir lewat R2 adalah sebesar i–io.
II-39
………………………………………….2.3
………………………………………………………….2.4
Dimana vo/c adalah besarnya tegangan vo tanpa adanya beban, yaitu saat io=0, dan
harga ini disebut sebagai tegangan keluaran saat rangkaian terbuka (open-circuit
output voltage) sebesar.
………………………………………………………....2.5
dengan
………………………………………………………………2.6
RP disebut sebagai “resistansi sumber”, dimana harganya sama dengan resistansi
R1 dan R2 yang dihubungkan secara paralel. Harga vo/c atau RP tergantung pada
sifat dari beban, sehingga efek vo akibat besarnya beban dapat dengan mudah
dihitung dengan menggunakan penyederhanaan rangkaian seperti terlihat pada
gambar berikut.
Gambar II. 32 rangkaian Penyederhanaan Pembagi Tegangan
Dengan rangkaian yang disederhanakan seperti gambar II.32, maka dapat ditentukan tengangan output vo. Dengan beban adala RL maka besarnya tegangan output vo adalah.
……………………………………………………2.7
II-40
II.12 Transmitter dan Receiver
Seperti yang kita ketahui bahwasannya sensor tidak dapat secara langsung
dihubungkan dengan perangkat yang meproses sinyal. Mengapa demikian, hal
tersebut disebabkan beberapa faktor, antara lain sinyal tidak sesuai, sinyal terlalu
lemah, serta sinyal terdapat gangguan. Maka dari itu dibutuhkan pengkondisian
sinyal. Dengan pengkondisian sinyal mengkonversi sinyal menjadi bentuk yang
lebih sesuai dengan elemen-elemen lain dalam suatu proses kontrol, sehingga
sinyal tersebut dapat di transmisikan pada perangkat lainnya. Pengkondisian sinyal
sendiri terdiri dari enam, antara lain yaitu penguat, filter, konverter, kompensator,
diferensiator dan integrator, serta elemen transmisi.
II.12.1Transmitter
Transmitter menurut IEC adalah transducer pengukuran yang variabel output-
nya adalah sinyal yang telah terstandardisasi. Pada bagian ini transmitter
merupakan rangkaian pengubah sinyal tegangan menjadi sinyal arus. Sinyal
tegangan pada rangkaian ini akan diubah menjadi arus dengan rentang standar
ANSI/ISA yaitu 4-20 mA. Hal ini dilakukan karena apabila sinyal input dikirimkan
dalam bentuk tegangan, maka banyak resiko error dari drop tegangan pada
resistansi sambungan. Dengan adanya pengkonversi tegangan menjadi arus, maka
pengiriman sinyal diharapkan tanpa adanya losses energy dan juga tanpa error
noise listrik[9][19]. Contoh rangkaian transmitter terdapat pada Gambar II.33
II-41
Gambar II. 33 Rangkaian Transmitter[19]
Transmitter merupakan pengkondisi sinyal dengan target keluaran tertentu.
Agar target keluaran tersebut tercapai, maka harus ditentukan terlebih dahulu nilai
resistansi Rspan dan tegangan zero (reference) 𝑒𝑟𝑒𝑓.
𝑅 =𝑒(𝐵)
2(1(𝐵)−1(𝐴)) …………..…….………………………………………..……..2.8
𝑒𝑟𝑒𝑓=𝑉𝑟𝑒𝑓= 2 𝑅 (𝐵)−𝑒(𝐵)…….………………………………………..……..2.9
Rangkaian transmitter dengan output arus sebesar 4 – 20mA, digunakan Karena
beberapa faktor berikut:
1. Arus maksimum sebesar 20mA, berfungsi untuk menjaga rangkaian agar tetap
dalam kondisi aman. Karena apabila rangkaian terpasang diatas 20mA untuk durasi
yang lama, hal tersebut akan mengakibatkan suhu komponen lebih cepat panas dan
mengakibatkan komponen rusak.
2. Arus minimum 4mA, dianggap zero sehingga jika receiver menerima arus
sebesar 4mA berarti sama saja seperti receiver tidak menerima arus dan tegangan
sama dengan 0 Volt.
II-42
II.12.2 Receiver
` Receiver bertugas sebagai penerima sinyal dari transmitter. Pada rangkaian ini,
sinyal arus dari 4-20 mA akan diubah kembali menjadi tegangan sebesar 0 - 10 Volt
untuk masuk ke port input analog PLC. Contoh rangkaian receiver diperlihatkan
pada gambar II.34
Gambar II. 34 rangkaian Receiver [19]
Untuk menghitung tegangan keluaran rangkaian receiver dari op-amp LM741,
dapat dihitung dengan persamaan berikut, yang selanjutnya dinamakan persamaan
2.10.
𝑉𝑜𝑢𝑡= 𝑅𝑓𝑅𝑖 𝐼 𝑅𝑠𝑝𝑎𝑛+𝑉𝑧……………………………………………………..2.10
Dari persamaan di atas, nilai yang harus dicari untuk menemukan hasil
tegangan keluaran (Vout) adalah tegangan nol (Vz) dan Rspan. Perhitungan nilai
Rspan dapat dilihat pada persamaan berikut, yang selanjutnya dinamakan
persamaan 2.4.
Rumus 𝑅𝑠𝑝𝑎𝑛= (𝐵)−𝑉(𝐴)(𝑅𝑓𝑅𝑖)[𝐼(𝐵)−𝐼(𝐴)]……………..............................2.11
Dengan:
V(A) = 0 Volt V(B) = 10 Volt
I(A) = 4mA I(B) = 20mA
1. Dari persamaan (2.11) didapat nilai resistansi Rspan, setelah Rspan
didapat, maka besarnya Vz bisa dihitung sehingga nilai keluaran receiver
saat kondisi minimum dan maksimum didapatkan.
2. Vz = 𝑉𝑜− 𝑅𝑓𝑅𝑖 𝐼(𝐴)𝑅𝑠𝑝𝑎𝑛……………………………………………2.12
II-43
3. Dari persamaan 2.12 dapat dihitung nilai Vz yang merupakan parameter
minimum sinyal, dan ketika arus transmitter yang masuk 20mA, maka
tegangan output receiver maksimum.[1][9][19]
II.13 SoMachine Basic
SoMachine Basic merupakan perangkat lunak PLC yang digunakan untuk
mengkonfigurasi, dan mengkomunikasikan seluruh alat yang tersambung dalarn
jaringan perangkat lunak tersebut termasuk logika, kontrol, HMI, dan jaringan yang
terkait dengan fungsi otomatisasi. SoMachine Basic mempuyai fungsi-fungsi untuk
memudahkan pengguna dalam menggunakannya serta dapat menghemat waktu
pembuatan.
SoMachine Basic memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah:
1. Dapat meningkatkan efisiensi dengan kinerja yang fleksibel dan scalable.
Software ini dapat dilakukan pergantian controller satu dengan controller
lainnya, sementara dapat tetap mempertahankan logika dan konfigurasi.
Beberapa versi SoMachine dapat berjalan secara paralel dalam sebuah
sistem serta dapat membantu memastikan kompatibilitas.
2. Vijeo-Designer dapat mengkonfigurasi dan mengkomunikasikan alat untuk
perangkat kontrol gerak, IEC 61131-3 bahasa, mengintegrasi konfigurasi
fieldbus, ahli diagnosis, dan men-debug. Beberapa kemampuan lainnya
ialah untuk pemeliharaan dan visualisasi termasuk web visualization.
3. Saat mesin mulai bekerja, maka SoMachine juga telah siap bekerja untuk
menyediakan data yang sebenarnya pada PC maupun HMI. Sehingga
software dapat menyederhanakan integrasi dan pemeliharaan.
Berikut ini ialah perangkat-perangkat yang dapat menggunakan perangkat
lunak soMachine Basic:
1) Controllers: Logic controllers Modicon M221, M238, M241, M251 dan
M258, Motion controllers Modicon LMC058 dan LMC078, HMI
controllers Magelis SCU, Magelis XBTGC dan XBTGT/GK , serta Drive
controllers Altivar IMC.
2) I/O modules: Modicon TM2, TM3, TM5 dan TM7.
II-44
3) HMI: Wonderware, Magelis STO/STU Small Panels, Magelis GH/Magelis
GK/Magelis GT Advanced Panels dan Magelis GTO Optimum Advanced
Panels.
Pada software untuk PLC, pada umumnya digunakan model Ladder Diagram
untuk melakukan pemrogramaa. Pada ladder diagram terdapat berbagai jenis objek
pada software yang fungsinya berbeda-beda. Berikut ini dijelaskan beberapa objek
software pada SoMachine Basic yaitu timer, counter, comparison, dan operation.
1. Timer
Timer pada ladder diagram berfungsi sebagai batas waktu pada
program untuk berubah menjadi open atau close. Timer ada dua jenis yaitu
ON delay dan OFF delay. Timer jenis ON delay akan membuat suatu
kontak/rangkaian menjadi ON/close dengan waktu delay tertentu yang
dapat ditentukan oleh pemrogram. Sedangkan timer jenis OFF delay akan
membuat rangkaian menjadi OFF/open dengan waktu delay yang
ditentukan oleh pembuat program.[1][9][13]
2. Counter
Fungsi counter pada software SoMachine Basic adalah untuk
menghitung dengan batas tertentu berapa kali suatu kontak aktif. Koil dari
counter tersebut dapat dijadikan fungsi compare untuk menentukan pada
kali ke berapa suatu koil akan aktif. Jumlah counter yang dapat digunakan
maksimum sampai 255 buah. [1][6][9][13]
3. Comparison Block
Comparison block atau fungsi compare berfungsi sebagai
pembanding apakah suatu kontak akan close atau open. Apabila nilai yang
tercantum pada expression cocok pada pembacaan nilai pada compare,
maka comparison block akan aktif. Operation Block
Operation block berfungsi sebagai pemroses input analog dari
software SoMachine Basic. Pada operation block, input analog akan
diproses dan akan mengeluarkan bilangan bentuk decimal yang dapat
dikonversi kembali sesuai formulasi yang dimasukkan oleh pembuat
program.[1][6][9][13]
II-45
II.14 HMI (Human Machine Interace)
Konsep HMI yang Modern pada industri adalah sebagai media komunikasi
antara operator dengan perancangan yang mampu memberikan informasi yang
diperlukan. HMI merupakan sarana bagi operator untuk mengakses sistem otomasi
di lapangan yang mencangkup operasional , pengembangan, perawatan
troubeleshooting. HMI digunakan dalam dunia industri di mana interaksi antara
manusia dan mesin terjadi. Tujuan dari interaksi antara manusia dan mesin pada
antarmuka pengguna adalah pengoperasian dan kontrol mesin yang efektif, dan
umpan balik dari mesin yang membantu operator dalam membuat keputusan
operasional. Contoh-contoh dari konsep luas antarmuka pengguna ini termasuk
aspek-aspek interaktif dari sistem operasi komputer, alat-alat, kontrol operator
mesin berat, dan kontrol proses..[1][9][42]
Antarmuka HMI mencakup perangkat keras dan perangkat lunak. Antarmuka
pengguna hadir untuk berbagai sistem, dan menyediakan cara untuk:
1. Input, memungkinkan pengguna untuk memanipulasi sebuah sistem
2. Output, memungkinkan sistem untuk menunjukan efek dari manipulasi
pengguna
Secara umum, tujuan dari HMI adalah untuk menghasilkan sebuah antarmuka
pengguna yang membuatnya mudah, efisien, dan menyenangkan untuk
mengoperasikan sebuah mesin dengan cara yang menghasilkan hasil yang
diinginkan. Ini biasanya berarti bahwa operator harus menyediakan input minimal
untuk mencapai output yang diharapkan, dan juga bahwa mesin harus
meminimalkan output yang tidak diinginkan. Fungsi dari HMI yaitu:
1. Memberikan informasi plant yang up-to-date kepada operator melalui
graphical user interface.
2. Menerjemahkan instruksi operator ke mesin
3. Engineering Development Station
Bagian-bagian dari Human Machine Interface (HMI) Meliputi :
A. Tampilan Statis dan Dinamik
B. Trending
C. Manajemen Alarm
II-46
D. Reporting
A. Tampilan Statis dan Dinamik
Pada tampilan HMI terdapat dua macam tampilan yaitu Obyek statis dan Obyek
dinamik:
1. Tampilan statis, yaitu obyek yang berhubungan langsung dengan peralatan
atau database. Contoh : teks statis, layout unit produksi
2. Tampilan dinamik, yaitu obyek yang memungkinkan operator berinteraksi
dengan proses, peralatan atau database serta memungkinkan operator
melakukan aksi kontrol. Contoh : push buttons, lights, charts
Suatu sistem produksi yang besar dapat memonitor sampai dengan banyak
alarm. Oleh karena itu dibutuhkan suatu manajemen alarm dengan tujuan
mengeleminir alarm yang tidak berarti.
c. Trending
Perubahan dari variable proses kontinyu paling baik jika dipresentasikan
menggunakan suatu grafik berwarna. Grafik yang dilaporkan tersebut dapat secara
summary atau historical.[1][9][42]
D. Reporting
Dengan reporting akan memudahkan pembuatan laporan umum.. Pembuatan
laporan yang spesifik dibuat menggunakan report yang spesifik pula. Laporan dapat
diperoleh dari berbagai cara antara lain melalui aktivasi periodic pada selang
interfal tertentu misalnya kegiatan harian ataupun bulanan dan juga melalui
operator demand.[1][9][42]
Sebagai contoh, gambar pompa yang terhubung ke pipa dapat menunjukkan
operator yang pompa berjalan dan berapa banyak cairan itu adalah memompa
melalui pipa saat ini. Operator kemudian dapat beralih pompa off. Perangkat lunak
HMI akan menunjukkan laju aliran cairan dalam pipa penurunan secara real time..[]
II.14.1 Wonderware Intouch
Wonderware InTouch merupakan suatu perangkat lunak yang memiliki fungsi
sebagai HMI (Human Machine Interface). Perangkat lunak ini digunakan pada
sistem operasi Microsoft Windows 2000 dan Windows XP. In Touch Sendiri
merupakan komponen dari Wonderware Factory Suite dan digunakan secara luas
II-47
dalam aplikasi termasuk food processing, Chemical, pulp and paper,
transportation, oil anda gas, serta utilities. Pada dasarnya InTouch adalah software
Human Machine Interface yang dilengkapi dengan fitur dasar SCADA software.
Untuk menggunakan Wonderware InTouch ada 3 komponen penyusun utama yg
harus diketahui yaitu: [1][9][31]
1. Intouch application manager berfungsi untuk memetakan aplikasi yang
akan dirancang dan dibangun. Aplikasi ini digunakan untuk
mengkonfigurasi NT service, mendistribusikan berbagai alarm, serta
menyampaikan historical data. Berikut merupakan model tampilan sub-
aplikasi ini.[1][9]
2. Iintouch window viewer merupakan suatu yang dapat menampilkan layar
berupa chart yang telah dibuat pada windowmaker. Dimana semua proses
yang sudah dirancang serta dibuat menggunakan sub aplikasi ini dan
Window Maker dapat dijalankan menggunakan sub-aplikasi ini atau dapat
dioperasikan secara Runtmie yang terdapat pada WindowMaker.
3. Intouch window maker suatu development environment dari intouch, kita
dapat membuat halaman-halaman HMI dengan grafik yang object-oriented
utk menciptakan layar tampilan yang dapat bergerak dan dapat menerima
masukan dari pengguna. Aplikasi ini digunakan membuat animasi pada
komponen-komponen HMI. Sub aplikasi ini dapat di hubungkan dengan
input-output dari sistem-sistem yang lain[1][9]
Wonderware InTouch sendiri perangkat lunak HMI yang dapat dikonfigurasi
dengan berbagai cara, tergantung pada kebutuhan aplikasinya. Variasi arsitektur
dapat dilakukan oleh InTouch antar lain ialah stand-alone application, client-based
architecture, serta network application development.[9][31]
top related