bab ii tinjauan pustaka a. landasan teori 1. laporan … · 2018. 8. 6. · meliputi : neraca, laba...

Post on 27-Nov-2020

0 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Laporan Keuangan

Untuk memahami pengertian dari laporan keuangan, berikut

dijelaskan beberapa definisi laporan keuangan dari beberap ahli :

Menurut IAI (1994), laporan keuangan merupakan bagian dari

proses pelaporan keuangan, laporan keuangan yang lengkap biasanya

meliputi : neraca, laba rugi, laporan keuangan (yang dapat disajikan

dalam berbagai bentuk seperti laporan arus kas, dan laporan lain serta

materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan

keuangan). Pertanggungjawaban pimpinan perusahaan dituangkan

dalam bentuk laporan keuangan hanya sampai pada penyajian secara

wajar posisi keuangan dan hasil usaha dalam suatu periode sesuai

dengan prinsip akuntansi yang dilaksanakan secara konsisten.

Menurut Dr.Kasmir (2008 : 6), laporan keuangan adalah laporan

yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau

dalam suatu periode tertentu.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 2015, laporan

keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan

laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan , catatan dan laporan lain

7

serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan

keuangan.

Secara umum laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan

suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut melalui proses

pelaporan keuangan.

a. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Hery (2016 : 10) Secara umum, laporan keuangan

bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan,

baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan juga

dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan

maupun secara berkala. Jelasnya adalah laporan keuangan mampu

memberikan informasi keuangan kepada pihak dalam dan luar

perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.

b. Syarat Laporan Keuangan

Syarat laporan keuangan merupakan ciri khas membuat

informasi dalam laporan keuangan yang berguna bagi para pemakai

dalam pengambilan keputusan bernilai ekonomis. Syarat yang harus

dipenuhi dalam membuat laporan keuangan menurut V. Wiratna

Sujarweni ( 2017: 2 – 4 ) adalah sebagai berikut:

8

1) Dapat Dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam

laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera

dapat dipahami oleh para pemakai. Dalam hal ini, pemakai

diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan

untuk mempelajari informasi dengan ketentuan yang wajar.

2) Relevan

Informasi memiliki kualitas relevan apabila

informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan

ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi

peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, atau

mengoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu.

3) Keandalan

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari

pengertian menyesatkan, kesalahan material, dan dapat

diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau

jujur dari yang seharusnya disajikan. Selain itu informasi

harus diarahkan pada kebutuhan pemakai, dan tidak

bergantung pada kebutuhan atau keinginan pihak tertentu.

9

4) Dapat Dibandingkan

Pemakai juga harus dapat memperbandingkan

laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi

posisi keuangan, serta perubahan posisi keuangan secara

relative. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian

dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang

serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan

tersebut, antara periode yang sama, dan untuk perusahaan

yang berbeda.

5) Mempunyai Daya Uji

Laporan keuangan yang telah disusun dengan

panduan konsep dasar akuntansi dan prinsip akuntansi

yang sudah disahkan, sehingga dapat diuji kebenarannya

oleh pihak lain.

6) Netral

Laporan keuangan yang disajikan bersifat umum,

objektif dan tidak memihak pada kepentingan pemakai

tertentu

7) Tepat Waktu

Bahwa laporan keuangan harus disajikan dalam waktu

yang tepat (ontime).

10

8) Lengkap

Bahwa laporan keuangan yang disusun harus

memenuhi syarat – syarat tersebut diatas dan tidak

menyesatkan pembaca.

c. Jenis Laporan Keuangan

Menurut Dwi Prastowo (2015) dalam buku “Analisis Laporan

Keuangan” , ada beberapa jenis dari laporan keuangan yaitu :

1. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi

keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi aktiva,

kewajiban dan ekuitas pada periode tertentu. Secara umum

Neraca memiliki 2 bentuk yaitu :

a) Neraca Bentuk Staffel

Neraca bentuk staffel adalah bentuk neraca yang

disusun kebawah baik aktiva maupun passivanya. Pada

bagian atas untuk mencatat aktiva dan bagian bawah

untuk mencatat hutang dan modal.

b) Neraca Bentuk Scronto

Neraca bentuk scrontro adalah neraca yang posisi

aktiva dan passivanya sebelah menyebelah. Untuk aktiva

disisi kiri dan passivanya disisi kanan.

11

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi yaitu laporan mengenai pendapatan,

beban dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu

periode tertentu. Laporan rugi laba secara umum disajikan

dalam bentuk – bentuk sebagai berikut :

a) Bentuk Singel Step

Di dalam laporan laba/rugi bentuk single step, untuk

akun penghasilan dikelompokkan terlebih dahulu,

kemudian dijumlahkan. Untuk bagian bawah ada bagian

pendapatan baru beban dikelompokkan tersendiri dan

dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban,

selisihnya merupakan laba atau rugi bersih.

b) Bentuk Multiple Step

Bentuk multiple step untuk pendapatan perlu

dipisahkan antara pendapatan pokok dengan pendapatan

di luar usaha pokok, serta memisahkan beban usaha

utama dengan beban di luar usaha.

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan yang

menyajikan perubahan modal karena penambahan dan

pengurangan dari laba/rugi dan transaksi pemilik

12

4. Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas yaitu laporan yang menggambarkan

penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu.

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah sebuah

informasi maupun catatan tambahan yang ditambahkan untuk

memberi penjelasan kepada pembaca atas laporan keuangan.

2. Analisis Laporan Keuangan

a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Dwi Prastowo, analisis laporan keuangan adalah analisa

mengenai dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode

untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca/daftar

posisi keuangan dan daftar pendapatan/daftar laba rugi. Selain itu

juga ditambahkan daftar yang ketiga yaitu daftar laba yang tidak

dibagikan.

Menurut Dr.Kasmir (2008:66), agar laporan keuangan menjadi

berarti sehingga dapat dipahami dan dimegerti oleh berbagai pihak,

perlu dilakukan analisis laporan keuangan.

V. Wiranta Sujarweni (2017:6) menyebutkan bahwa, analisis

laporan keuangan adalah suatu proses dalam rangka membantu

13

menganalisis atau mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan, hasil

operasi perusahaan masa lalu dan masa depan.

Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, dapat disimpulkan

bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu analisis yang

dilakukan untuk melihat pada suatu keadaan keuangan perusahaan,

bagaimana pencapaian keberhasilan perusahaan masa lalu, saat ini,

dan prediksi di masa mendatang, analisis laporan keuangan tersebut

akan digunakan dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang

berkepentingan.

b. Jenis Analisis Laporan Keuangan

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2017 : 39 – 45) Dalam

analisis laporan keuangan terdapat empat jenis yang digunakan

sebagai berikut :

1) Analisis Horizontal

Analisis Horizontal adalah analisis dengan mengadakan

perbandingan laporan keuangan untuk beberapa tahun

sehingga akan diketahui perkembangannya.

2) Analisis Vertikal

Analisis Vertikal adalah laporan keuangan yang dianalisis

meliputi satu periode atau samtu waktu aja, dengan cara

membandingkan antar akun yang satu dengan satu yang lain

dalam laporan keuangan tersebut sehingga hanya akan

14

diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu

saja.

3) Analisis Eksternal

Analisis Eksternal dilakukan oleh pihak yang tidak

dapat memperoleh data laporan keuangan secara mendalam

mengenai keuangan suatu perusahaan.

4) Analisis Internal

Analisis Internal dapat dilakukan oleh pihak yang dapat

memperoleh data perusahaan secara mendalam mengenai

keuangan suatu perusahaan.

c. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan

Menurut V.Wiratna Sujarweni (2017:47) Dalam melakukan

analisis laporan keuangan, perlu dilakukan metode dan teknik

yang tepat. Ini bertujuan agar hasil dari analisis laporan tersebut

mendapatkn hasil yang maksimal dan relevan.

Di dalam pratiknya, terdapat dua macam metode analisis

laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut

1) Analisis Vertikal (Statis )

Analisis ini dilakukan hanya dengan satu periode laporan

keuangan saja. Analisis yang dilakukan antara pos dalam satu

periode.informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode

15

saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke

periode.

2) Analisis Horizontal (Dinamis)

Analisis yang dilakukan dengan membandingkan

laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis

ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode satu

ke periode yang lain.

Dalam analisis laporan keuangan terdapat 3 macam

teknik yang dapat dibuat adalah sebagai berikut :

a) Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

Metode dan teknik analisis dengan cara

memperbandingkan laporan keuangan untuk dua perioe

atau lebih, untuk mendapatkan hasil terbaik dalam

laporan keuangan.

b) Analisis Trend

Analisis yang menunjukkan kemajuan keuangan

perusahaan yang dinyatakan dalam persentase adalah

suatu metode atau teknik analisis untuk mengetahui

kecenderungan keuangan perusahaan naik atau turun,

dengan demikian akan dapat diketahui perbuhana mana

yang cukup penting untuk dianalisis lebih lanjut.

16

c) Analisis Common Size

Analisis ini disusun dengan menghitung tiap-tiap

rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca menjadi

proporsi dari total penjualan atau dari total aktiva.

Laporan keuangan dalam persentase per-komponen

menyatakan masing-masing posnya dalam satuan persen

atas dasar total kelompoknya.

3. Koperasi

a. Pengertian Koperasi

Menurut Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor : 02/Per/M.KUKM/II/2017,

koperasi adalah organisasi ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan

oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi

melandaskan kegiatan berdasarkan pinsip gerakan ekonomi rakyat

yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor :

13/Per/M.KUKM/XI/2015 yang terdapat di Bab 1 Ketentuan

umum, koperasi adalah bahan usaha yang beranggotakan orang

seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

17

b. Prinsip Koperasi

Prinsip Koperasi menurut UU No 17 Tahun 2012 yang

terdapat pada Pasal 6 yaitu:

1) Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka;

2) Pengawasan oleh anggota diselenggarakan secara demokratis;

3) Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi

4) Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi

anggota, pengawas, pengurus dan karyawannya, serta

memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri,

kegiatan, dan kemanfaatan koperasi;

5) Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan

independen;

6) Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat

gerakan koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan

kegiatan ada ditingkat lokal, nasional, regional, dan

internasional; dan

7) Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi

lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang

disepakati oleh anggota.

Sedangkan, menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor :

04/Per/M.KUKM/VII/2013 Pedoman Umum Akuntansi Koperasi

18

Kementrian Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

disebutkan bahwa prinsip koperasi merupakan satu kesatuan

sebagai landasan kehidupan koperasi, adapun prinsip koperasi yaitu

sebagai berikut :

1) Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka.

2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding

dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

5) Kemandirian.

6) Pendidikan perkoperasian.

7) Kerjasama antar koperasi.

Keseluruhan prinsip koperasi ini merupakan esensi dan dasar

kerja koperasi sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas

koperasi yang membedakannya dari badan usaha lain. (Peraturan

Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik

Indonesia, 2013:9).

c. Tujuan Koperasi

Menurut Adenk Sudarwanto (2013: 7) ,Koperasi memiliki

beberapa tujuan yang ditujukan pada kepentingan anggota dan

bukan semata-mata untuk menimbun kekayaan. Berikut ini

merupakan beberapa tujuan diebentuknya koperasi, bukan hanya

19

untuk anggota melainkan juga untuk konsumen atau pelanggan,

produsen dan usaha kecil :

1) Memberikan harga yang cukup tinggi bagi produsen.

2) Memperoleh barang dengan kualitas baik namun dengan

harga yang lebih rendah bagi konsumen.

3) Memberikan modal usaha bagi usaha kecil dengan cicilan

yang ringan.

4) Mengadakan usaha bersama dengan usaha kecil.

d. Fungsi Koperasi

Menurut Adenk Sudarwanto (2013:10) dalam setiap organisasi

memiliki peran dan fungsi terterntu bergitu juga dengan koperasi.

Koperasi memiliki fungsi dan memiliki peran sebagai berikut:

1) Berperan aktif dalam rangka untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas kehidupan setiap anggota koperasi

dan masyarakat.

2) Mengembangkan kemampuan, potensi, dan meningkatkan

kesejahteraan sosial ekonomi anggota koperasi khususnya

dan masyarakat pada umumnya.

3) Berusaha mengembangkan dan mewujudkan

perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama

berdasarkan asas kekeluargaan.

20

4) Memperkuat sektor perekonomian rakyat Indonesia

sebagai dasar ketahanan dan kekuatan perekonomian

nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.

Sedangkan dalam sistem ekonomi Indonesia, fungsi

koperasi adalah sebagai berikut :

1) Koperasi adalah alat yang berguna untuk mensejahterakan

rakyat.

2) Koperasi sebagai alat demokrasi nasional.

3) Koperasi sebagai landasan dasar perekonomian bangsa dan

memperkokoh perekonomian bangsa Indonesia.

e. Jenis Koperasi

Jenis koperasi Berdasarkan ketentuan Undang - Undang undang

no. 17 tahun 2012 tentang perkoperasian Pasal 83 menyatakan bahwa

jenis koperasi dapat dibagi atas 4 jenis, yaitu : koperasi konsumen,

koperasi produsen, koperasi jasa dan koperasi simpan-pinjam. Ke 4 jenis

tersebut diuraikan sebagai berikut :

1) Koperasi Konsumen

Koperasi konsumen berusaha untuk menyediakan barang –

barang yang dibutuhkan para anggotanya, baik barang – barang

keperluan sehari – hari maupun barang kebutuhan sekunder yang

dapat meningkatkkan kesejahteraan hidup para anggotanya, dalam

arti dapat dijangkau oleh daya belinya.

21

2) Koperasi Produsen

Koperasi produsen adalah koperasi yang berusaha untuk

menggiatkan para anggotanya dalam menghasilkan produk tertentu

yang biasa diproduksinya serta sekaligus mengkoordinir

pemasarannya, dengan demikian para produsen akan memperoleh

kesamaan harga yang wajar/layak dan mudah memasarkannya.

3) Koperasi Jasa

Koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha

pelayanan jasa non-simpanan pinjaman yang diperlukan oleh

Anggota dan non-anggota.

4) Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi yang berusaha untuk mencegah para anggotanya

terlibat dalam jeratan kaum lintah dari pada waktu mereka

memerlukan sejumlah uang atau barang keperluan hidupnya, dengan

jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang

atau barang dengan bunga yang serendah - rendahnya

Koperasi simpan pinjam memiliki tujuan menyediakan uang

untuk berbagai keperluan anggota. Banyak sekali koperasi simpan pinjam

yang berkembang di Indonesia karena memang sistem seperti ini cocok

diimplementasikan di Indonesia dan sesuai dengan karakter orang

Indonesia.

Berdasarkan jumlah anggota koperasi juga dapat dibagi, yaitu :

22

1) Koperasi Pegawai Negeri

Koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri baik

pegawai pusat maupun daerah. Koperasi pegawai negeri didirikan

untuk meningkatkan kesejahteraan para pegawai negeri.

2) Koperasi Pasar (Koppas)

Koperasi yang beranggotakan para pedagang pasar. Pada

umunya pedagang di setiap pasar mendirikan koperasi untuk

melayani kebutuhan yang berkaitan dengan kegiatan para pedagang.

3) Koperasi Unit Desa (KUD)

Koperasi yang beranggotakan masyarakat pedesaan. KUD

melakukan kegiatan usaha bidang ekonomi terutama berkaitan

dengan pertanian atau perikanan (nelayan). Beberapa usaha KUD,

antara lain :

a) Menyalurkan sarana produksi pertanian seperti pupuk, bibit

tanaman, obat pemberantas hama dan alat-alat pertanian;

b) Memberikan penyuluhan teknis bersama dengan petugas

penyuluh lapangan kepada para petani.

4) Koperasi Sekolah

Koperasi yang beranggotakan warga sekolah yaitu guru,

karyawan, dan siswa. Koperasi sekolah biasanya menyediakan

kebutuhan yang diperlukan oleh warga sekolah.

23

Lalu selain dibagi berdasarkan anggotanya, koperasi juga dapat

dibedakan berdasarkan tingkatannya, yaitu:

1) Koperasi Primer

Koperasi primer merupakan koperasi yang beranggotakan

minimal anggota sebanyak 20 orang perseorangan.

2) Koperasi Sekunder

Koperasi sekunder merupakan koperasi yang

beranggotakan beberapa koperasi. Berdasarkan kesamaan

kepentiangan dan tujuan efisiensi, koperasi sekunder dapat

didirikan oleh koperasi sejenis maupun berbagai jenis atau

tingkatan. Dalam hal koperasi mendirikan koperasi sekunder

dalam berbagai tingkatan, seperti yang selama ini dikenal

sebagai pusat, gabungan dan induk, maka jumlah tingkatan

maupun penanamnya diatur sendiri oleh koperasi yang

bersangkutan.

f. Kelebihan dan Kekurangan Koperasi

Dalam buku Adenk Sudarwanto (2013), sama dengan badan

usaha yang ada di Indonesia, Koperasi juga memiliki kelebihan dan

kekurangan, berikut kelebihan dan kekurangan koperasi :

1) Kelebihan Koperasi

Banyak keuntungan/kelebihan yang diberikan oleh koperasi

kepada anggotanya, diantaranya diuraikan sebagai berikut :

24

a) Koperasi lebih mengutamakan tujuan yang berupa

kesejahteraan anggota.

b) Besarnya simpanan pokok dan simpanan wajib ditentukan

bersama sehingga terjangkau oleh semua anggota.

c) Keanggotaannya bersifat sukarela (volunteer) dan terbuka.

d) Bagian SHU yang diterima setiap anggao berdasarkan jasa

setiap masing-masing anggota yang diberikan pada koperasi.

e) Tidak ada perbedaan di antara para anggota dalam bentuk

apapun.

f) Koperasi berpotensi menjadi raksasa bisnis masa depan.

g) Setiap orang dapat menjadi anggota koperasi dengan syarat

membayar simpanan wajib dan simpanan pokok.

2) Kekurangan Koperasi

Disamping banyaknya kelebihan yang diberikan oleh koperasi.

Hal ini tidak menutupi ada beberapa kelemahan atau kekurangan

yang dimiliki oleh koperasi, yang diuraikan sebagai berikut:

a) Kesadaran setiap anggotanya yang sangat lemah untuk

melakukan peningkatan dalam koperasi.

b) Dengan kondisi tersebut koperasi akan kesulitan dalam

memilik pengurus koperasi yang professional. Sehingga

kemampuan bersaing koperasi lebih rendah dibandingkan

25

dengan badan usaha lain yang murni bertujuan mencari laba

sebanyak–banyaknya.

4. Penilaian Aspek Koperasi

Berdasarkan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indoneisa Nomor :

06/Per/Dep.6/IV/2016 tentang petunjuk pelaksanaan penilaian

kesehatan simpan pinjam dan unit simpan pinjam koperasi, maka

terhadap aspek yang dinilai diberikan bobot penilaian sesuai dengan

besarnya pengaruh terhadap kesehatan koperasi tersebut. Penilaian

aspek dilakukan dengan menggunakan nilai yang dinyatakan dalam

angka 0 sampai dengan 100

Bobot penilian terhadap aspek dan komponen tersebut ditetapkan

sebagai berikut :

26

Tabel 1

Bobot Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam

dan Unit Simpan Pinjam

No Aspek Yang

Dinilai

Komponen Bobot

1 Permodalan 15

a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset

6

b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman

diberikan yang berisiko

6

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri

3

2 Kualitas Aktiva Produktif 25

a. Rasio Volume Pinjaman pada anggota

terhadap volume pinjaman diberikan

10

b. Rasio Risiko pinjaman bermasalah terhadap

pinjaman

5

c. Rasio Cadangan risiko terhadap pinjaman

bermasalah

5

27

d. Rasio Pinjaman yang berisiko terhadap

pinjaman yang diberikan

5

3 Manajemen 15

a. Manajemen Umum

b. Kelembagaan

c. Manajemen Permodalan

d. Manajemen Aktiva

e. Manajemen Likuiditas

3

3

3

3

3

4 Efisiensi 10

a. Rasio beban operasi anggota terhadap

partisipasi bruto

4

b. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor

4

c. Rasio efisiensi pelayanan

2

5 Likuiditas 15

a. Rasio Kas

10

b. Rasio pinjaman yang diberikan terhadap

dana yang diterima

5

28

6 Kemandirian dan Pertumbuhan 10

a. Rentabilitas Aset

3

b. Rentabilitas Modal Sendiri

3

c. Kemandiiran Operasional Pelayanan

4

7 Jatidiri Koperasi 10

a. Rasio partisipasi bruto

7

b. Rasio promosi ekonomi anggota (PEA)

3

Sumber : Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Repbulik Indonesia Nomor : 06/Per/Dep.6/IV/2016 :8

Dari tabel diatas dapat diketahui pengertian dari rumus perhiungan aspke

kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia Nomor : 20/Per/M.KUKM/XI/2008 (lampiran

Permenkop, 2008: 4-5) yang isinya ialah sebagai berikut:

a. Modal Sendiri adalah jumlah dari simpanan pokok,simpanan wajib, dan

simpanan lain yang memiliki karakteristik sama dengan simpanan wajib, hibah,

cadangan yang disisihkan dari SHU (Sisa Hasil Usaha) dan dalam kaitannya

29

dengan penilaian kesehatan dapat ditambahkan dengan maksimal 50% modal

penyertaan.

b. Pinjaman yang diberikan yang berisiko adalah dana yang dipinjamkan oleh KSP

dan atau USP kepada peminjam yang tidak mempunyai agunan yang memadai

dan atau jaminan dari penjamin atau avails yang dapat diandalkan atas pinjaman

yang diberikan tersebut.

c. ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) adalah hasil perkalian nilai nominal

aktiva yang ada dalam neraca dengan bobot risiko masing-masing komponen

aktiva.

d. Pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara KSP dan

USP dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah

imbalan.

e. Pinjaman yang diberikan adalah dana yang dipinjamkan dan dana tersebu masih

ada di tangan peminjam yang tidak mempunyai agunan yang memadai dan atau

jaminan dari penjamin atau avails yang dapat diandalkan atas pinjaman yang

diberikan tersebut.

f. Risiko pinjaman bermasalah adalah perkiraan risiko atas pinjaman yang

kemungkinan macet atau tidak tertagih.

g. Cadangan Risiko adalah cadangan yang dimaksudkan untuk pemupukan modal

dan pengembangan usaha.

30

h. PEA (Promosi Ekonomi Anggota) adalah manfaat MEPPP ditambah Manfaat

SHU.

i. MEPPP (Manfaat Ekonomi Partisipasi Pemanfaatan Pelayanan) adalah manfaat

yang bersifat ekonomi yang diperoleh anggota dan calon anggota ada saat

bertransaksi dengan KSP dan atau USP dalam meningktakn kegiatan usahanya.

j. Partisipasi Bruto adalah kontirbusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan

penyerahan jasa pada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi netto

(lampiran, Permenkop 2008: 35)

k. Rasio Partisipasi Bruto adalah tingkat kemampuan koperasi dalam melayani

anggota, semakin tinggi/besar persentasenya semakin baik. (lampiran,

Permenkop 2008: 35).

5. Penetapan Kesehatan Koperasi

Berdasarkan Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan

Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 06/Per/Dep.6/IV/2016

tentang penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam.

Berdasarkan hasil perhitungan penelitian terhadap 7 (tujuh) komponen sebagaimana

dimaksud pada angka 1 s.d. 7, diperoleh skor secara keseluruhan. Skor dimaksud

dipergunakan untuk menetapkan predikat tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam

(KSP) dan Unit Simpan Pinjam (USP) koperasi yang dibagi dalam 4 (empat)

golongan. Hasil penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi diklasifikasikan sebagai

berikut :

31

Tabel 2

Penetapan Predikat Tingkat Kesehatan KSP dan USP

Skor Predikat

80 < X ≤ 100

66 < X ≤ 80

51 < X ≤ 66

0 < X ≤ 51

Sehat

Cukup Sehat

Dalam Pengawasan

Dalam Pengawasan khusus

Sumber : (Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Repbulik Indonesia Nomor : 06/Per/Dep.6/IV/2016).

Sedangkan untuk penilaian aspek manajemen meliputi lima

komponen sebagai berikut :

a. Manajemen Umum

b. Kelembagaan

c. Manajemen Permodalan

d. Manajemen Aktiva

e. Manajemen Likuiditas

Perhitungan nilai di dasarkan pada hasil penilaian terhadap

jawaban atas pertanyaan aspek manajemen terhadap seluruh komponen

dengan komposisi pertanyaan sebagai berikut :

a. Manajemen umum 12 pertanyaan ( bobot 3 atau 0,25 nilai setiap

jawaban “ya”)

b. Kelembagaan 6 pertanyaan ( bobot 3 atau 0,5 nilai untuk setiap

jawaban “ya”)

32

c. Manajemen permodalan 5 pertanyaan ( bobot 3 atau 0,6 nilai untuk

setiap jawaban “ya”)

d. Manajemen aktiva 10 pertanyaan ( bobot 3 atau 0,3 nilai untuk setiap

jawaban “ya”)

e. Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk

setiap jawaban “ya”)

Sumber : (Peraturan Deputi Bidang Pengawasan Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah Repbulik Indonesia Nomor : 06/Per/Dep.6/IV/2016).

33

B. Hasil Penelitian terdahulu yang Relevan

Hasil penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :

Tabel 3

Hasil Penelitian Terdahulu

Widya Andhika

Pratiwi

A03120027

Politeknik Negeri

Banjarmasin

Neysa Eka Sepdyanti

Universitas Komputer

Indonesia Bandung

Akhmad Rizky Perdana

A03130014

Politeknik Negeri

Banjarmasin

1. Judul Analisis Rasio

Keuangan pada

Koperasi Karyawan

LISNA PT PLN

(Persero) Area Barabai

Berdasarkan Peraturan

Menteri Negara

Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah

Republik Indonesia

Nomor :

14/Per./M/KUKM/XII/

2009

Analisis Rasio

Likuiditas Pada

Koperasi Karyawan PT.

PLN (Persero) Cimahi

Analisis Penilaian Tingkat

Kesehatan Koperasi Pada

Koperasi Pegawai Republik

Indonesia (KPRI) Tutwuri

Handayani di Terusan

Karya Kecamatan Bataguh

Kabupaten Kapuas

Berdasarkan Peraturan

Menteri Negara Koperasi

dan Usaha Kecil dan

Menengah Republik

Indonesia Nomor:

14/Per/M/KUKM/X11/2009

2. Institusi / Koperasi Karyawan Koperasi Karyawan PT Koperasi Pegawai Republik

Identitas

Peneliti

Aspek

34

Perusahaan

yang diteliti

LISNA PT PLN

(Persero) Area Barabai

PLN (Persero) Cimahi Indonesia (KPRI) Tutwuri

Handayani Bataguh Kapuas

3. Permasalahan Bagaimana perhitungan

analisi Rasio keuangan

berdasarkan SK

Menteri KUKM Nomor

:14/Per./M.KUKM/XII/

2009?

1. Bagaimana

Analisis Rasio

Likuiditas pada

Kopeasi Karyawan

PT. PLN Cimahi

periode 2003

sampai dengan

2007?

2. Kendala yang

dihadapi Koperasi

yang berkaitan

dengan likuiditas

pada Koperasi

Karyawan PT. PLN

Cimahi?

3. Upaya yang

dilakukan Koperasi

yang berkaitan

dengan Likuiditas

1. Bagaimanakah tingkat

kesehatan KPRI Tutwuri

Handayani di Terusan

Karya Kec. Bataguh Kab.

Kapuas tahun periode 2010-

2014 dengan menggunakan

Peraturan Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah Republik

Indonesia Nomor:

14/Per/M.KUKM/XII/2009

?

35

pada Koperasi

PT.PLN Cimahi?

4. Tujuan

Penelitian

Untuk mengetahui

bagaimana perhitungan

analisis Rasio keuangan

berdasarkan SK

Menteri KUKM Nomor

:14/Per./M.KUKM/XII/

2009

1. Untuk mengetahui

Analisis Rasio

Likuiditas pada

Koperasi Karyawan

PT. PLN Cimahi

periode 2003

sampai dengan 2007

2. Untuk Mengetahui

Kendala yang

dihadapi Koperasi

yang berkaitan

dengan likuiditas

pada Koperasi

Karyawan PT. PLN

Cimahi

3. Untuk Mengetahui

Upaya yang

dilakukan Koperai

yang berkaitan

Untuk mengetahui tingkat

kesehatan KPRI Tutwuri

Handayani di Terusan

Karya Kec. Bataguh Kab.

Kapuas tahun periode 2010-

2014 dengan menggunakan

Peraturan Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah Republik

Indonesia Nomor:

14/Per/M.KUKM/XII/2009.

36

dengan Likuiditas

pada Koperasi

PT.PLN Cimahi

5. Metode

Penelitian

Data yang diperoleh

melalui dokumentasi

dan pengumpulan data

berupa laporan

keuangan.

Metode penelitian yang

digunakan ialah

metode deskriptif yaitu

suatu bentuk

pengumpulan data yang

bertujuan

menggambarkan

memaparkan suatu

keadaan atau suatu

masalah dimana

datayang diambil

dianalisa kebenarannya.

.

Penelitian yang diakukan

adalah pendekatan studi

kasus, penulis menggunakan

data yang diperoleh yaitu

berupa neraca dan laporan

laba rugi KPRI Tutwuri

Handayani dari tahun 2010

sampai dengan 2014.

6. Hasil

Penelitian

Berdasarkan analisi

penilaian kesehatan

berdasarkan peraturan

menteri Negara

Koperasi dan usaha

1. Perkembangan

Rasio Likuiditas

pada Koperasi

Karyawan PT. PLN

(Persero) Cimahi

Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan yang

berkenaan dengan penilaian

tingkat kesehatan KPRI

Tutwuri Handayani yang

37

kecil dan menengah

Republik Indonesia no.

14/Per./M.KUKM/XII//

2009 koperasi masih

berada dalam kriteria

cukup sehat pada tahun

2011, cukup sehat pada

tahun 2012, kurang

sehat pada tahun 2013

dan kembali cukup

sehat pada tahun 2014.

periode 2003 –

2007 mengalami

fluktiasi dengan

kecenderugan

menurun. Hal ini

disebabkan oleh

meingkatnya

pinjaman kepada

Bank untuk

melunasi pinjaman

anggota yang belum

dilunasi kepada

koperasi

2. Kendala yang

dihadapi koperasi

berkaitan dengan

likuiditas yaitu

besarnya utang

usaha kepada Bank,

minimnya kas

simpan pinjam dan

disesuaikan dengan

Permeneg No.14/2009,

maka dapat diambil

simpulan bahwa:

1. Tingkat kesehatan KPRI

Tutwuri Handayani selama

tahun 2010 sampai dengan

2014 setelah dirata – rata

mendapatkan predikat

“Cukup Sehat”, namun ada

beberapa aspek yang masih

perlu diperhatikan.

2. Dari ketujuh aspek sesuai

dengan Permeneg

No.14/2009 aspek

manajemen tidak penulis

hitung rasionya karena

aspek manajemen

memerlukan bukti yang

pasti maka dari itu penulis

kesulitan mendapatkan bukti

38

kas usaha, dan

besarnya piutang

anggota.

3. Upaya yang

dilakukan koperasi

berkiatan dengan

likuiditas adalah

meminimalisasikan

utang usaha kepada

Bank, menyimpan

simpanan pada kas

usaha dan kas

simpan pinjam yang

tidak sedikit, dan

memberikan

pinjaman sesuai

kemampuan

anggota.

– bukti tersebut. Jadi pada

penelitian ini hanya enam

aspek saja yang dihitung

rasionya dan mempengaruhi

penilaian.

3. Dari keenam aspek

penilaian, aspek kualitas

aktiva produktif dan aspek

efisiensi merupakan aspek

yang terbaik dibanding

aspek lainnya. Hal ini

dibuktikan dengan

perolehan skor maksimal

oleh setiap rasionya.

4. Aspek permodalan belum

mendapatkan nilai

maksimum disebabkan oleh

rasio modal sendiri terhadap

total asset selama lima tahun

belum mencapai nilai

maksimal, akan tetapi

39

walaupun belum mencapai

nilai maksimal rasio modal

sendiri terhadap total asset

nilainya sudah cukup baik.

5.Aspek Likuiditas belum

mendapatkan skor maksimal

selama lima tahun rasio kas

dna bank terhadap

kewajiban lancar

6. aspek kemandirian dan

pertumbuhan belum

mendapatkan nilai maksimal

terutama pada rasio

kemandirian dan pelayanan

dari tahun 2010-2014.

7.Aspek jati diri koperasi

untuk rasio MEPP yang

nilainya tidak dapat dihitung

dengan menggunakan data

yang ada sehingga nilainya

menjadi kosong dan

mempengaruhi nilai.

Sumber : Neysa Eka Sepdyanti (2010), Widya Andhika Pratiwi (2015), Akhmad Rizky

Perdana (2016).

top related