bab ii uraian teoritis i.5.1. komunikasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30845/4/chapter...
Post on 06-Feb-2018
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB II
URAIAN TEORITIS
I.5.1. Komunikasi
Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan,
penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri
seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi
tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah
suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan
pengolahan pesan. Setiap pelaku komunikasi dengan demikian akan
melakukan empat tindakan: membentuk, menyampaikan, menerima, dan
mengolah pesan. Keempat tindakan tersebut lazimnya terjadi secara
berurutan. Membentuk pesan artinya menciptakan sesuatu ide atau gagasan.
Ini terjadi di dalam benak seseorang melalui proses kerja sistem syaraf.
Pesan yang telah terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain
baik secara langsung ataupun tidak. Ketika seseorang menerima pesan yang
disampaikan oleh orang lain, maka pesan yang diterimanya kemudian akan
diolah melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan,
pesan tersebut dapat menimbulkan tanggapan, opini atau bahkan reaksi dari
orang tersebut. Apabila ini terjadi, maka si orang tersebut kembali akan
membentuk dan menyampaikan pesan baru.
Komunikasi memiliki beberapa fungsi yang salah satunya adalah
sebagai komunikasi sosial. Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial
setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk
Universitas Sumatera Utara
membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain
lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan
orang lain (Mulyana, 2005:5). Komunikasi memungkinkan individu
membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan
untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi. Komunikasi selanjutnya
menghasilkan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan mengenai siapa
diri kita, dan itu hanya bias kita peroleh lewat informasi yang diberikan
orang lain kepada kita. Manusia yang tidak pernah berkomunikasi dengan
manusia lainnya tidak mungkin mempunyai kesadaran bahwa dirinya adalah
manusia. Sama halnya dengan sebuah perusahaan, ia tidak dapat mengukur,
menilai, atau merefleksikan sejauh mana eksistensi atau dampak
perusahaannya jika tidak diukur melalui opini (yang merupakan hasil dari
komunikasi).
Secara paradigmatis, komunikasi merupakan proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah
sikap (attitude), pendapat (opinion), dan perilaku (behaviour), baik langsung
secara lisan maupun tidak langsung melalui media massa (Effendy, 2002:2-
4), salah satu penyampaian pesan adalah dengan adanya komunikasi
organisasi di antara karyawan BLH.
1.5.2. Komunikasi Organisasi
Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi. Apabila tidak
ada komunikasi, para pegawai tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan
rekan sekerjanya, pimpinan tidak dapat menerima masukan informasi, dan
Universitas Sumatera Utara
para penyedia tidak dapat memberikan instruksi, koordinasi kerja tidak
mungkin dilakukan, dan organisasi akan runtuh karena ketiadaan
komunikasi.(Keith Davis dan John W. Newstrom, 1993:151). Oleh karena
itu, komunikasi dalam organisasi memiliki peranan yang sangat penting
dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi organisasi menurut
Goldhaber didefinisikan organisasi akan runtuh karena ketiadaan
komunikasi.(Keith Davis dan John W. Newstrom, 1993:151). Oleh karena
itu, komunikasi dalam organisasi memiliki peranan yang sangat penting
dalam mencapai tujuan organisasi.
Ada bermacam-macam pendapat mengenai apa yang dimaksud
dengan organisasi. Schein (1982) mengatakan bahwa organisasi adalah
suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang yang mencapai beberapa
tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki
otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi
mempunyai struktur, tujuan, saing berhubungan satu bagian dengan bagian
lain dan tergantung dengan komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan
aktivitas dalam organisasi tersebut. Sifat tergantung antara satu dengan yang
lain menandakan bahwa organisasi yang dimaksudkan Schein ini adalah
merupakan suatu sistem.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari
suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi
dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya
dan berfungsi dalam suatu lingkungan (Pace dan Faules, 2005: 32).
Universitas Sumatera Utara
1. Proses Komunikasi Organisasi
Harold Koontz menjelaskan terdapat lima faktor atau kondisi
yang mempengaruhi proses komunikasi dalam organisasi,
yaitu :
a. Pengiriman Pesan (The sender of message)
b. Penggunaan saluran komunikasi untuk mengirim pesan
(Use of a channel to transmit the message)
c. Penerimaan Pesan (Receiver of message)
d. Gangguan dan umpan balik (Noise and feedback in
communication)
e. Situasi dan faktor pengorganisasian pesan dalam
berkomunikasi (Situational and Organizational factors in
communication)
2. Pola Komunikasi Organisasi
Meskipun semua organisasi harus melakukan
komunikasi dengan berbagai pihak untuk mencapai
tujuannya, pendekatan yang dipakai antara satu organisasi
dengan organisasi yang lain bervariasi atau berbeda-beda.
Untuk organisasi berskala kecil mungkin pengaturannya
tidak terlalu sulit sedangkan untu perusahaan besar yang
memiliki ribuan karyawan maka penyampaian informasi
kepada mereka merupakan pekerjaan yang cukup rumit.
Untuk itu, menentukan suatu pola komunikasi yang tepat
dalam suatu organisasi merupakan suatu keharusan. Terdapat
Universitas Sumatera Utara
dua macam jaringan komunikasi organisasi (Muhammad,
1995:102), yaitu :
A. Jaringan Komunikasi Formal
Dalam struktur garis, fungsional maupun matriks,
nampak berbagai macam posisi atau kedudukan yang
masing-masing sesuai batas dan tanggung jawab dan
wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian
informasi dari pimpinan kepada bawahan ataupun dari para
manajer kepada karyawannya,pola transformasinya dapat
berbentuk downward communication, upward
communication, horizontal communication dan diagonal
communication.
Komunikasi dari atas ke bawah merupakan aliran komunikasi
dari atasan ke bawahan, dimana umumnya terkait dengan
tanggung jawab dan wewenang seseorang dalam suatu
organisasi. ada lima tujuan pokok yaitu :
1. Memberi pengarahan atau instruksi kerja.
2. Memberi informasi mengapa suatu pekerjaan harus
dilaksanakan.
3. Memberi informasi tentang prosedur dan praktik
organizational.
4. Memberi umpan balik pelaksanaan kerja kepada
karyawan.
Universitas Sumatera Utara
5. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi
yang dapat membantu Organisasi menanamkan
pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai
Salah satu kelemahan jaringan komunikasi ini adalah
kemungkinan terjadinya penyaringan informasi atau sensor
informasi penting sebelum disampaikan kepada para
bawahan. Untuk komunikasi dari bawah ke atas
menunjukkan partisipasi bawahan dalam proses pengambilan
keputusan akan sangat mebantu pencapaian tujuan
organisasi. Sementara untuk mencapai keberhasilan
komunikasi ke atas ini, para manajer harus memiliki rasa
percayakepada para bawahannya.
Untuk komunikasi horizontal adalah komunikasi yang
terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau
sederajat dalam suatu organisasi. Adapun tujuan jaringan
komunikasi ini adalah untuk melakukan persuasi,
mempengaruhi dan memberi informasi kepada bagian atau
departemen yang memiliki kedudukan sejajar. Kebanyakan
manajer suka melakukan tukar menukar informasi dengan
para temannya yang berbeda departemen terutama apabila
muncul masalah-masalah khusus dalam organisasi
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
B. Jaringan Komunikasi Informal
Dalam jaringan komunikasi informal orang-orang yang ada dalam
suatu organisasi baik secara jenjang hirarki, pangkat dan kedudukan/ jabatan
dapat berkomunikasi secara leluasa. Namun jenis komunikasi ini karena
sifatnya yang umum, informasi yang diperoleh seringkali kurang akurat dan
tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, karena biasanya lebih
bersifat pribadi atau bahkan sekadar desas-desus.
Di dalam jaringan komunikasi informal ini, tentunya ada berbagai
macam informasi yang mengalir. Namun ada dua tipe informasi yang paling
utama atau paling sering menjadi pembicaraan utama dalam komunikasi
informal dalam suatu organisasi, yakni: gosip dan rumor.
Pola jaringan komunikasi informal sangat penting bagi organisasi
namun bila proses pelaksanaannya tidak efektif bisa memberikan kerugian
seperti dari sisi individual sering membuat frustasi atau menjengkelkan
pihak tertentu khususnya tentang keterbatasan untuk masuk ke dalam proses
pengambilan keputusan. Dimana banyak jalur yang harus dimasuki/ dilewati
sebelum langsung ke pengambilan keputusan. Dari sisi perusahaan
kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan penyampaian informasi ke
level yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan jaringan (link) dalam jalur
komunikasi dapat mengambarkan suatu kemungkinan munculnya kesalah
pahaman.
Universitas Sumatera Utara
2. Teori Struktural Klasik
a. Organisasi Sosial
Istilah organisasi sosial merujuk pada pola – pola interaksi sosial
(frekuensi dan lamanya kontak antara orang – orang; kecenderungan
mengawali kontak; arah pengaruh antara orang – orang; derajat kerja sama;
perasaan tertarik, hormat, dan permusuhan; dan perbedaan status) dan
regularitas yang teramati dan perilaku sosial orang – orang yang disebabkan
oleh situasi sosial mereka baik oleh karakteristik fisiologis atau psikologis
mereka sebagai individu.
Berlu (1960) menyarankan bahwa komunikasi berhubungan dengan
organisasi sosial melalui tiga cara:
1. Sistem sosial dihasilkan lewat komunikasi
2. Bila suatu sistem sosial telah berkembang,ia menentukan
komunikasi – komunikasi anggotanya
3. Pengetahuan mengenai suatu sistem sosial dapat membantu kita
membuat prediksi yang akurat mengenai orang – orang tanpa
mengetahui lebih banyak daripada peranan – peranan yang mereka
jabat dalam sistem
Organisasi Formal
Organisasi yang sengaja dibentuk untuk mengatur sistem kerja
formal yang biasa diebut sebagai birokrasi yang mana ada suatu tujuan yang
Universitas Sumatera Utara
ingin dicapai, peraturan – peraturan yang harus diikuti, dan struktur status
secara sengaja dirancang untuk mengantisipasi maupun mengarahkan
interaksi dan kegiatan – kegiatan anggota.
Karakteristik Birokrasi Weberian
Ciri – ciri organisasi terbirokrasi yang ideal menurut analisis dari karya
Weber, yaitu:
1. Suatu organisasi terdiri dari hubungan – hubungan yang ditetapkan
antara jabatan – jabatan. Blok – blok bangunan dasar dari organisasi
formal adalah jabatan– jabatan.
2. Tujuan atau rencana organisasi terbagi kedalam tugas– tugas, tugas
organisasi disalurkan di antara berbagai jabatan sebagai kewajiban
resmi.
3. Kewenangan untuk melaksanakan kewajiban diberikan kepada
jabatan (kewenangan legal).
4. Garis – garis kewenangan dan jabatan diatur menurut suatu tatanan
hierarkis.
5. Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas yang
ditetapkan secara formal, mengatur tindakan – tindakan dan fungsi –
fungsi jabatan dalam organisasi.
6. Prosedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal, yakni
peraturan – peraturan organisasi berlaku bagi setiap orang.
7. Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin
merupakan bagian dari organisasi.
Universitas Sumatera Utara
8. Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan
kehidupan organisasi.
9. Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan
kualifikasi teknis, alih – alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau
koneksi lainnya.
10. Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis,
kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.
Komunikasi Jabatan dan Hubungan Informal
Ciri – ciri suatu organisasi formal berkaitan dengan suatu fenomena
yang disebut komunikasi jabatan (Redfield, 1953). Hubungan dibentuk
antara jabatan – jabatan, bukan antara orang – orang, karena keseluruhan
organisasi terdiri dari jaringan jabatan. Dalam setiap organisasi formal
biasanya tumbuh pula kelompok – kelompok informal. Karena hubungan
informal terbentuk sebagai respon terhadap berbagai kesempatan yang
diciptakan lingkungan, organisasi formal merupakan lingkungan kelompok
lebih nyata yang mempengaruhi jumlah dan pelaksanaan hubungan informal
dalam organisasi.
1.5.3. Fungsi Komunikasi Organisasi
Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun
sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan
empat fungsi, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan
informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota
dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih
banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan
setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih
pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang
mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang
dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu
kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam
organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi
tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan
sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada
dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
1. Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu
mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua
informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga
mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah,
sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka
Universitas Sumatera Utara
ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-
perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun
demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah banyak
bergantung pada:
a. Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan perintah.
b. Kekuatan pimpinan dalam memberi sanksi.
c. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang
pemimpin sekaligus sebagai pribadi.
e. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan.
2. Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada
dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan
kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan
tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak
akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya
kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi
bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan
secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih
besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya.
Universitas Sumatera Utara
4. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua
saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi
tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran
komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa
istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata.
Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi
yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
5. Fungsi Manajer Subordinasi
Fungsi komunikasi dalam tingkatan Manajer-Subordinasi atau disebut
dalam proses komunikasinya disebut dengan ”Down the Line” meliputi :
a. Pengarahan pelaksanaan Tugas (Job Instructions)
b. Perancangan peran komunikasi/informasi untuk
menghasilkan pemahaman dalam pelaksanaan tugas
(Job Rationale)
c. Memberikan informasi tentang pelaksanaan prosedur
organisasi (Organizational Prosedures and Practices)
d. Memberikan umpan balik (feedback) tentang
pelaksanaan tugas.
e. Pengarahan tentang misi yang akan dicapai (A sense
of mission indroctination of goals).
Universitas Sumatera Utara
6. Fungsi Subordinasi
Secara fungsional pada tingkatan antara subordinasi atau disebut dengan
istilah ”Horizontal Communication”, meliputi :
a. Mendukung pengembangan sosio-emosional (sosio-
emotional support) diantara kelompok.
b. Mengkoordinasi proses bekerja diantara kelompok
c. Menyebarkan tempat-tempat pengawasan didalam
organisasi.
7. Fungsi Subordinasi-Manajer
Pada tingkatan ini disebut dengan istilah ”up the line” atau yang lebih
populer ”bottom up” secara fungsional meliputi :
a. Berkomunikasi mengenai diri, penampilan dan
masalah.
b. Berkomunikasi tentang masalah yang dihadapi
bersama.
c. Mengetahui keputusan yang seharusnya, dan
bagaimana memmperolehnya.
1.5.4. Peranan Komunikasi Organisasi
Sebagai makhluk sosial, setiap manusia senantiasa berinteraksi
dengan manusia lainnya, bahkan cenderung hidup berkelompok atau
berorganisasi untuk mencapai tujuan bersama yang tidak mungkin dicapai
Universitas Sumatera Utara
bila ia sendiri. Interaksi dan kerja sama ini akan terus berkembang dengan
teratur sehingga membentuk wadah yang disebut dengan organisasi.
Interaksi atau hubungan antar individu-individu dan kelompok/tim dalam
setiap organisasi akan memunculkan harapan-harapan. Harapan ini
kemudian akan menimbulkan peranan-peranan tertentu yang harus diemban
oleh masing-masing individu untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan
organisasi/kelompok. Sebuah organisasi memang dibentuk sebagai wadah
yang didalamnya berkumpul sejumlah orang yang menjalankan serangkaian
aktivitas tertentu secara teratur guna tercapainya tujuan yang telah
disepakati bersama. Terlebih dalam kehidupan masyarakat modern, manusia
merasa bahwa selain mengatur dirinya sendiri, ia juga perlu mengatur
lingkungannya, memelihara ketertiban, mengelola dan mengontrolnya lewat
serangkaian aktifitas yang kita kenal dengan manajemen dan organisasi.
William (1956) menyebutnya dengan istilah “The Organisation Man”.
Dalam setiap organisasi yang diisi oleh sumber daya manusia, ada
yang berperan sebagai pemimpin, dan sebagian besar lainnya berperan
sebagai anggota/karyawan. Semua orang yang terlibat dalam organisasi
tersebut akan melakukan komunikasi. Tidak ada organisasi tanpa
komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari organisasi.
Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar orang, antar bagian
dalam organisasi, atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja
orangorang yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Efektivitas organisasi
terletak pada efektivitas Komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk
menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan
Universitas Sumatera Utara
penerima informasi pada semua tingkatan/level dalam organisasi. Selain itu
komunikasi juga berperan untuk membangun iklim organisasi yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas organisasi.
Adapun peranan komunikasi organisasi antara lain :
1. Peranan antarpersona
Wewenang yang formal dari seorang manajer secara langsung akan
menimbulkan 3 peranan yang meliputi hubungan antarpesonal yang
mendasar, yaitu sebagai berikut :
a. Peranan tokoh
Disebabkan oleh kedudukannya sebagai kepala suatu unit organisasi,
seorang manajer melakukan tugas yang bersifat keupacaraan/seremonial.
Karena ia adalah seorang tokoh, maka selain memimpin berbagai upacara
yang dikantornya sendiri, ia juga diundang berbagai pihak luar untuk
menghadiri berbagai upacara, misalnya pembukaan sebuah proyek, ulang
tahun suatu instansi, pernikahan rekan manajer, dan sebagainya.
Jelas bahwa dikantor sendiri seorang manajer akan tampil menjadi
komunikator dan pada kesempatan itu pula ia memberikan penerangan,
penjelasan, himbauan, ajakan, dan lain-lain.
b. Peranan pemimpin
Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas lancar-
tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya. Beberapa kegiatan
Universitas Sumatera Utara
bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua tahap
manajemen: penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pengawasan, dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang
tidak langsung berkaitan dengan kepemimpinannya, antara lain memotivasi
para karyawan agar giat bekerja. Untuk melaksanakan kepemimpinannya
secara efektif, maka ia harus mampu melaksanakan komunikasi secara
efektif. Dalam konteks kepemimpinan, seorang manajer berkomunikasi
efektif bila ia mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu
dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana kerja
seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.
c. Peranan penghubung
Dalam peranan sebaga penghubung, seorang manajer melakukan
komunikasi dengan orang-orang di luar jalur komando vertikal, baik secara
formal maupun secara tidak formal.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa para manajer
menghabiskan waktunya berhubungan dengan orang-orang diluar
organisasinya sama dengan waktu yang dipergunakan untuk berhubungan
dengan bawahannya. Disamping itu temua lainnya menunjukkan bahwa
waktu yang digunakan untuk berhubungan dengan atasannya sendiri
ternyata sangat sedikit.
Dari ketiga jenis peranan yang termasuk kedalam peranan
antarapersonal tersebut tampak bahwa, komunikasi yang dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
manajer berlangsung secara antarpersonal. Dalam melaksanakan peranannya
itu meskipun sering kali tidak formal, banyak informasi yang dapat
diperoleh yang banyak manfaatnya bagi pengembangan organisasi dan
membinaan prilaku organisasional para karyawannya. Informasi mengenai
kebijakan perintah atau pengaruh politik tokoh organisasi tertentu mungkin
dapat diperoleh lebih cepat dengan kontak pribadi seperti melalui
pengumuman resmi. Kecepatan infomasi yang diperoleh adalah faktor
penting dalam proses pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.
2. Peranan informasi
Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi sebagai pusat
informasi. Ia mengembangkan pusat informasi bagi kepentingan
organisasinya. Peranan informasional meliputi peranan-peranan sebagai
berikut:
a. Peranan monitor
Dalam melakukan peranannya sebagai monitor, manajer memandang
lingkungan sebagai sumber informasi. Ia mengajukan berbagai pertanyaan
kepada rekan-rekannya atau kepada bawahannya, dan ia menerima
informasi pula dari mereka tanpa diminta berkat kontak pribadinya yang
selalu dibinanya.
Universitas Sumatera Utara
b. Peranan penyebar
Sebagai kebalikan dari peranan dari penghubung peranan manajer
sebagai penyebar seorang manajer menerima menghimpun informasi dari
luar organisasi untuk kemudian disebarkan ke bawahannya.
Si manajer mengkomunikasikan informasi yang diperoleh dari luar
kepada bawahannya karena bawahannya tidak banyak kesempatan
memperoleh informasi dari luar yang penting bagi kepentingan organisasi.
c. Peranan juru bicara
Peranan ini memiliki kesamaan dengan peranan penghubung, yakni
dalam hal mengkomunikasikan informasi kepada khalayak luar.
Perbedaannya ialah dalam hal caranya: jika dalam peranannya sebagai
penghubung ia menyampaikan informasi secara antarpribadi dan tidak selalu
resmi, namun dalam perananya sebagai juru bicara tidak selamanya secara
kontak pribadi, tetapi selalu resmi. Dalam peranannya sebagai juru bicara itu
ia juga harus mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang
berpengaruh yang melakukan pengawasan terhadap organisasinya. Kepada
khalayak di luar organisasinya ia memberikan informasi dalam rangka
pengembangan organisasinya. Ia meyakinkan khalayak bahwa organisasi
yang dipimpinnya telah melakukan tanggung jawab sosial sebagaimana
mestinya. Ia meyakinkan pula para pejabat pemerintah bahwa organisasinya
berjalan sesuai dengan peratruran sebagaimana harusnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Peranan memutuskan
Menyebarkan dan mencari informasi sudah pasti bukan menjadi tujuan
organisasi. Informasi menrupakan data yang penting dalam proses
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Manajer memegang
peranan yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dalam
organisasi. Dalam kewenangannya yang formal ia dapat melakukan
kegiatan-kegiatan yang baru dan penting , dalam kedudukannya sebagai
pusat syaraf yang formal ia memperoleh informasi yang lengkap dan aktual
untuk mengambil keputusan yang strategis yang menentukan ”nasib”
perusahaan.
Ada empat peranan yang dicakup pada peranan ini:
a. Peranan wiraswasta
Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan
mengadakan penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Ia
senantiasa memandang ke depan untuk mendapatkan gagasan baru. Jika
sebuah gagasan muncul, maka ia mengambil prakarsa untuk
mengembangkan sebuah proyek yang di awasinya sendiri atau
didelegasikannya kepada bawahannya.
b. Peranan pengendali gangguan
Dalam peranannya sebagai pengendali gangguan, seorang manajer
dengan sendirinya menanggapi setiap tekanan yang menimpa dirinya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini, berarti perubahan yang terjadi adalah diluar pengawasannya.
Ia harus bertindak karena tekanan-tekanan situasi tidak bisa dibiarkan
berlarut-larut, pekerja mogok, para pelanggan menghilang dan pindah
keperusahaan lain, para pemasok menarik diri.
Timbulnya gangguan bukan saja karena si manajer kurang tanggap
terhadap situasi, tapi juga karena tidak bisa membayangkan konsekuensi-
konsekuensi yang timbul karena kegiatan-kegiatan yang dilakukannya.
c. Peranan penentu sumber
Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjaan
apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana
pembagian pekerjaan dilangsungkan. Manajer juga mempunyai kewenangan
mengenai pengambilan keputusan penting sebelum implementasi
dijalankan. Dengan kewenangan itu, manajer dapat memastikan bahwa
keputusan-keputusan yang berkaitan semuanya berjalan melalui pemikiran
tunggal.
d. Peranan perunding
Manajer melakukan peranan perunding bukan saja mengenai hal-hal
yang resmi dan langsung berhubungan dengan organisasi, melainkan juga
tentang hal-hal yang tidak resmi dan tidak langsung berkaitan dengan
kekaryaan. Bagi manajer, perundingan merupakan gaya hidup karena hanya
ialah yang mempunyai wewenang untuk menanggapi sumber-sumber
organisasional pada waktu yang tepat, dan hanya ialah yang merupakan
Universitas Sumatera Utara
top related