bab iii hasil penelitian dan pembahasan 3.1 gambaran …digilib.uinsgd.ac.id/29494/6/6_bab...
Post on 18-Oct-2020
0 Views
Preview:
TRANSCRIPT
51
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
3.1.1 Sejarah PT. Pos Indonesia (Persero)
Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang, Kantor
Pos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh Gubernur
Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746 dengan
tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama
bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi
mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah
pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada
publik. Setelah Kantor pos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian
didirikan Kantor pos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang
teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya.
Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan
Pekalongan.
Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status mulai
dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha yang
dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat
komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan
publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan
Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan
zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat,
52
maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro
(PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan
Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam
menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam
maupun luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni
1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia
(Persero).
Berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan
kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan
memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai
sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten,
hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940
lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan
informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah
memiliki lebih dari 3.800 Kantorpos online, serta dilengkapi electronic
mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai yang
terhubung satu sama lain secara solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos
diciptakan untuk mempermudah processing kiriman pos dimana tiap
jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat.
Pada tahun 1746 - Kantor Pos Pertama, sejarah mencatat keberadaan
Pos Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di Batavia
(sekarang Jakarta) oleh Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada
tanggal 26 Agustus 1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan
53
surat-surat penduduk, terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-
kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri
Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan
fungsi pelayanan kepada publik.
Pada tahun 1875 - POSTEN TELEGRAFDIENST, pada tahun ini
dinas pos disatukan dengan dinas telegrap dengan status jawatan dengan
nama POSTEN TELEGRAFDIENST.
Pada tahun 1877 - Union Postale Universelle, sejak pemerintahan
kolonial dinas pos pemerintahan Belanda sudah berhubungan dalam
pengiriman surat dan barang secara internasional, sehingga tercatat sebagai
anggota Union Postale Universelle (UPU).
Pada tahun 1945 - Hari Bakti POSTEL, pada saat pendudukan
Jepang di Indonesia, jawatan PTT dikuasai oleh militer Jepang, 27
September 1945 Angkatan Muda PTT mengambil alih kekuasaan PTT dan
secara resmi berubah menjadi Jawatan PTT Republik Indonesia. Peristiwa
tersebut diperingati menjadi hari bakti PTT atau hari bakti POSTEL.
Pada tahun1965 - PN Pos dan Giro, mengamati perkembangan
zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat,
maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahan Negara dan Giro (PN
Pos dan Giro).
Pada tahun 1978 - Perusahaan Umum Pos dan Giro, dan pada tahun
1978 berubah menjadi Perusahaan Umum Pos dan Giro yang sejak ini
54
ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam menyelenggarakan dinas
pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar negeri.
Pada tahun 1995 - PT. Pos Indonesia (Persero), selama 17 tahun
berstatus Perusahaan Umum. Pada tanggal 20 Juni 1995 berubah menjadi
Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).
3.1.2 Logo PT. Pos Indonesia (Persero)
Gambar 3.1
Logo PT. Pos Indonesia (Persero)
(Sumber: Arsip PT. Pos Indonesia (Persero))
Isi dan makna logo PT. Pos Indonesia (Persero):
a. Burung Merpati, mengartikan setia serta dapat mengantarkan surat
dengan cepat, serta usahanya mengutamakan pada kecepatan,
ketepatan, dan terpercaya, seperti gambar logo yang diatas
divisualisasikan dengan sayap yang bergaris-garis dengan
horisontal dan proporsi burung yang lebih memanjang dan
mengecil diujung.
55
b. Bola Dunia, melambangkan bahwa PT. Pos Indonesia melayani
hingga ke seluruh dunia serta peran perusahaan sebagai
penyelenggara layanan yang mampu menjadi sarana komunikasi
dalam lingkup Nasional maupun Internasional.
c. Tulisan, dengan tipografi bold POS INDONESIA adalah nama
perusahaan dengan identitas negara, berada dibawah gambar
burung dan bola dunia disini terbaca bahwa yang utama adalah
profesinalitas dibidang usaha dan ciri khas sebagai perusahaan
kelas dunia.
d. Warna, sesuatu yang penting serta menjadi khas perusahaan pos
yaitu warna orange dan abu-abu. Warna orange yang
melambangkan bahwa kantor pos melayani hingga kepelosok
negeri, bahkan dalam keadaan gelap sehingga warna orange dapat
terlihat jelas dan mudah dikenali serta mengandung makna dinamis
dan cepat. Sedangkan warna abu-abu yang merupakan warna
natural mengandung makna modern dari sisi pendekatan bisnis.
3.1.3 Visi dan Misi, Tagline PT. Pos Indonesia (Persero)
a. Visi
a) Menjadi raksasa logistik dari Timur.
b) (To be the logistics giant from the East).
b. Misi
a) Berperan penting sebagai aset yang berguna bagi bangsa dan Negara.
b) (Taking part as important role as valuable asset for the nation and its
people).
56
c) Menciptakan tempat berkarya yang menyenangkan guna berkontribusi secara
maksimal.
d) (Creating a joyful place of work to contribute maximally).
e) Menyediakan layanan prima yang menjadi pilihan pertama bagi para
pelanggan.
f) (Providing excellence service as the first customers choice).
g) Senantiasa berjuang untuk memberi yang lebih baik bagi stakeholders utama.
h) (Constantly striving to provide a better service for the key stakeholders).
c. Tagline
a) Kami membawa misi.
b) (We carry missions).
3.1.4 Struktur Organisasi Bagian Marketing PT. Pos Indonesia (Persero)
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Bagian Marketing PT. Pos Indonesia
(Persero)
(Sumber : Arsip Marketing PT. Pos Indonesia (Persero), Oktober 2019)
DIVISI MARKETING
Bagian Marketing Communication
Bagian Social Media Marketing
Bagian Brand Management
Bagian Customer Experience, Customer
Complaint Handling, and Loyalty Program
57
3.2 Profil Informan
Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan tiga informan untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkan mengenai strategi membangun citra
melalui karyawan brand ambassador yang dilakukan oleh Pos dalam
membangun kepercayaan publik.
Mengenai pemilihan informan, peneliti mengacu kepada pendapat
Sugiyono (2013: 400) yang menyebutkan bahwa kriteria informan terbagi
kepada: 1)Menguasai permasalahan; 2)Memiliki data yang memadai; 3)
Bersedia memberikan informasi lengkap dan akurat.
Berdasarkan kriteria yang sudah disebutkan di atas, dapat diketahui
bahwa kriteria informan dalam penelitian ini sudah sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Sugiyono dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian
Pendidikan
Tabel 3.1
Profil Informan
Keterangan Informan I Informan II Informan III
Nama Dra. Rika Hendrawaty
Darsum
Drs. Marsetyadi
Soedhomo
Miranti Herlina, S.E
Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Perempuan
Umur 51 50 32
Pendidikan
Terakhir
S1 S1 S1
Jabatan Manajer Marke ting Manajer Social Fungsional
58
Media
Marketing
Perusahaan Social
Media
Lama Bekerja 25 Tahun 25 Tahun 7 Tahun
(Sumber : Hasil Wawancara, Oktober 2019)
Pengumpulan data dilakukan melalui proses wawancara dan observasi
terhadap tiga informan dari bagian Marketing PT. Pos Indonesia (Persero)
sebagai sumber data primer. Menurut Dukes yang dikutip Creswell (2014:
122) dalam buku Penelitian Kualitatif dan Desain Riset menjelaskan bahwa
jumlah informan disarankan tiga sampai sepuluh orang. Data-data informan
akan diuraikan kedalam unsur-unsur naratif agar lebih mudah
menggambarkan profil informan pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Peneliti akan mengacu pada Ahmad Supandi dalam Darajat Wibawa dalam
Jurnal Mimbar Vol. XXVIII, No.1, Juni 2012: 116) yang berpendapat bahwa:
“100% berarti seluruhnya, 90%-99% berrati hampir seluruhnya, 60%-
98% berarti sebagian besar, 51%-59% berarti lebih dari setengahnya,
40%-49% berarti hampir setengahnya, 10%-39% berarti sebagian kecil,
1%-9% berarti sedikit sekali, 0% berarti tidak sama sekali.”
Profil informan akan disajikan dalam bentuk tabel berdasarkan
persentase yang telah dihitung yang dilihat dari rentang usia, jenjang
pendidikan, jabatan, dan lama bekerja. Tabel Tersebut yaitu sebagai berikut:
59
Tabel 3.2
Berdasarkan Usia
No. Usia (Tahun)
Rentang Jumlah Persentase (%)
1. 30-40 tahun 1 33%
2. 50-60 tahun 2 67%
Jumlah 3 100%
(Sumber: Wawancara dengan Informan, Oktober 2019)
Gambaran umum dari informan dilihat berdasarkan usianya,
menunjukkan bahwa sebagian kecil tiga informan memiliki usia antara 30-40
tahun, sedangkan sebagian besar lagi berada di usia 50-60 tahun.
Tabel 3.3
Berdasarkan Pendidikan
No. Pendidikan
Tingkat pendidikan Jumlah Persentase (%)
1. S1 3 100%
Jumlah 3 100%
(Sumber: Wawancara dengan Informan, Oktober 2019)
Gambaran umum informan berdasarkan pendidikannya, menunjukkan
bahwa sebagian besar informan memiliki tingkat pendidikan terakhir S1.
60
Tabel 3.4
Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1. Perempuan 2 67%
2. Laki-laki 1 33%
Jumlah 3 100%
(Sumber: Wawancara dengan Informan, Oktober 2019)
Gambaran umum informan berdasarkan jenis kelaminnya menunjukkan
bahwa sebagian besar informan berjenis kelamin Perempuan dan sebagian
kecil berjenis kelamin laki-laki.
Tabel 3.5
Berdasarkan Tingkat Lama Bekerja
No Lama Bekerja
Lama Bekerja Jumlah Persentase (%)
1. 10-30 Tahun 2 67%
2. 5- 10 Tahun 1 33%
Jumlah 3 100%
(Sumber: Wawancara dengan Informan, Oktober 2019)
Gambaran umum informan berdasarkan jenis kelaminnya menunjukkan
bahwa sebagian besar informan sudah bekerja selama 10-30 tahun dan
sebagian kecil informan sudah bekerja selama 5-10 tahun.
Berdasarkan data informan yang dilakukan melalui wawancara dapat
disimpulkan bahwa usia informan sebagian besar berusia 50-60 tahun,
sebagian besar informan mempunyai jenjang pendidikan terakhir yaitu S1,
61
sebagian besar informan berjenis kelamin perempuan, dan sebagian besar
rentang waktu pekerjaan informan yaitu 10-30 tahun.
3.3 Hasil Penelitian
3.3.1 Analisis Data Membangun Citra
PT. Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan yang
memperhatikan citra positif tehadap publik. Membangun citra bertujuan
untuk membangun kepercayaan publik dan memberikan rasa aman terhadap
masyarakat. Analisis situasi yang dilakukan oleh Marketing PT. Pos
Indonesia (Persero) bertujuan agar membangun citra yang akan dilakukan
sesuai dengan apa yang ditemukan di lapangan.
Proses analisis situasi ini menjadi langkah penting sebagai awal dari
proses membangun citra agar kedepannya citra perusahaan berjalan sesuai
tujuan yang diharapkan oleh PT. Pos Indonesia (Persero). Analisis situasi
bertujuan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan
selanjutnya. Marketing PT. Pos Indonesia (Persero) menjelaskan bagaimana
langkah awal penentuan masalah untuk menentukan apa saja yang akan
dilakukan dalam membangun citra melalui brand ambassador PT. Pos
Indonesia (Persero) dalam membangun kepercayaan publik di zaman era
digital ini yaitu melalui riset analisis data, media sosial seperti website,
instagram, youtube, twitter, dan facebook, namun peneliti disini lebih
condong menganalisis ke akun di instagram serta influencer salah satunya
melalui selebgram.
62
1. Riset Analisis Data
Pencarian data dalam membangun citra merupakan langkah awal yang
dilakukan oleh Marketing PT. Pos Indonesia (Persero), dimana pencarian data
merupakan sebuah tahapan penting dalam melakukan membangun citra
positif untuk publik. Pencarian data yang dilakukan menjadi acuan untuk
Marketing PT. Pos Indonesia (Persero) dalam mengetahui citra pos di mata
publik maupun masyarakat.
Pencarian data juga dilakukan untuk mengetahui langkah-langkah
selanjutnya yang akan dilakukan dalam pengelolaan citra pos. Divisi
Marketing PT. Pos Indonesia (Persero) melakukan berbagai perumusan
masalah mengenai beberapa faktor yang melatarbelakangi mengapa
membangun citra harus dilakukan oleh pos.
Proses pencarian data yang dilakukan oleh divisi marketing PT. Pos
Indonesia (Persero), sebagaimana yang diungkapkan oleh informan Miranti
Herlina, S.E dalam sesi wawancara yang telah peneliti lakukan bahwa :
Perumusan latar belakang dari membangun citra melalui brand
ambassador karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) yang kami lakukan,
kami menganalisis publik maupun masyarakat, gimana masyarakat
menilai perusahaan di zaman era digital ini, kami mempromosikannya
secara digital melalui sosial media yaitu melalui buzzer atau selebgram.
Karena karyawan kita itu sebagian besar delapan puluh persennya anak-
anak milenial, mereka rata-rata punya akun media sosial menerut kami
di era digital ini sangat efektif untuk membangun citra serta melihat
respon publik terhadap pos terutama di instagram. Kami juga telah
membentuk Brigade Pos Digital tujuannya itu untuk meningkatkan
brand image, untuk mempromosikan menyebarluaskan produk-produk
pos, kalo untuk segi keuangan kita bisa menghemat bajet juga, karena
dari beberapa karyawan kita bisa ada yang menjadi influencer, endorse,
dari beberapa daerahnya. Kemarin yang di Jakarta udah seribu lebih
followers nya, dan ada 200 yang udah dibentuk brigade isinya itu
kebanyakan hampir sembilan puluh persen isinya itu adalah milenial.
63
Tugasnya minimal seminggu tiga kali memposting entah itu produk
secara nasional pos produk baru ataupun produk diwilayahnya masing-
masing. Karena mereka kan punya wewenang sendiri diwilayahnya
untuk mempromosikan serta menyebarluaskan prodak pos oleh para
selebgram brand ambassador dari karyawan PT. Pos Indonesia
(Persero) agar publik dampat percaya pada perusahaan pos serta
mengenal prodak dari pos. Kita juga ada sosial media official terkhusus
di instagram namun di akun medsos selain itu juga ada seperti website,
youtube, twitter, dan facebook, kadang-kadang suka banyak juga netizen
yang respon negatif, salah satu tujuan dari brigade ini adalah yang
menetralisir respon netizen yang negatif. Jadi mereka sudah
menggunakan akun pribadinya dia sendiri untuk tetap mempertahankan
citra perusahan kami pada khalayak. Jujur saja kita kalah juga dari
kompetitor yang lainnya jadi untuk meninformasikannya kita melalui
brigade ini salah satunya untuk saling bahu membahu mengenalkan
prodak melalui jasa selebgram ini untuk membangun kepercayaan pada
publik (Hasil wawancara 18 Oktober 2019)
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan Miranti, dapat
diketahui bahwa permasalahan yang tengah dihadapi pos yaitu publik
maupun masyarakat mempunyai sudut pandang yang berbeda terhadap pos,
sehingga pos harus tetap saling bahu membahu dalam membangun citra agar
dapat membangun kepercayaan publik terhadap perusahaan pos melalui
brand ambassador karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) di era digital yaitu
selebgram para karyawan pos yang telah memiliki banyak followersnya yang
telah dibentuk Brigade Pos Digital, serta mempromosikan prodak pos dan
menyebarluaskankan informasi tentang pos kepada publik agar publik dapat
memberikan rasa kepercayaannya terhadap pos.
Analisis data yang didapat menjadi titik penentu untuk langkah
selanjutnya dalam melakukan membangun citra, dimana analisis data
mengenai citra pos dinilai langsung oleh publik terhadap kepercayaan mereka
kepada pos. Data yang didapat sangat penting, sehingga ketika adanya sebuah
64
kekurangan dalam melakukan kegiatan yang dilakukan bisa diperbaiki untuk
kedepannya, sehingga kekurangan-kekurangan yang ada akan direncanakan
ulang untuk kedepannya.
Mengelola citra yang dilakukan oleh pos di bagian bidang Marketing
PT. Pos Indonesia (Persero), dimana terdapat beberapa bidang yang ikut serta
membangun citra, sebagaimana yang disampaikan oleh informan Dra.
Marsetyadi Soedhomo bahwa :
Bisa dilihat bawasannya PT. Pos Indonesia (Persero) adalah BUMN
Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan untuk melayani seluruh
bangsa ini dari Sabang sampai Meroke, dan juga diberika tanggung
jawab menjadi pelaksana operasi untuk pelayanan pos diseluruh penjuru.
Artinya pos tidak hanya melayani daerah-daerah yang perkotaan saja
melainkan melayani daerah pelosok juga. Serta penerima jasa titipan
yang lain tidak mempunyai jaringan seluas PT. Pos Indonesia (Persero).
Serta bisa dibayangkan ke seluruh pelosok Pulau-pulau yang ada di
Indonesia harga pos juga sangat terjangkau. Latar belakang pos sebagai
penyedia layanan pos baik itu pelayanan surat, paket, keuangan, serta
pembayaran dan lainnya dikita diberikan wewenang untuk mengelola itu
semua, dan juga harus bisa bersaing dengan jasa titipan yang lainnya.
Dan hal itu tentu membentuk suatu citra atau image yang positif tentang
PT. Pos Indonesia sebagai penyelenggara perposan di nusantara.
Terutama kaum melenialnya yaitu bisa menjadi brand ambassador
yang baik terutama saya garis bawahi untuk di media sosial. Dan ini
menjadi salah satu bentuk dari manajement PT. Pos Indonesia (Persero)
untuk membentuk tim digital yang beranggotakan anak-anak melenial.
Membangun citra yang dilakukan kan di bagian bidang Marketing itu
terbagi jadi beberapa bidang, di bidang lain juga ikut serta buat
mengelolanya, seperti bagian Bidang Bagian Social Media Marketing,
Bagian Brand Management, Bagian Customer Experience, Customer
Complaint Handling, and Loyalty, walaupun memang beda tugas namun
dari bagian-bagian tersebut kami saling bahu membahu untuk menjaga
citra serta reputasi perusahaan, kalo dari bidang media sosial kami
memposting konten yang postif atau menginformasikan tentang kegiatan
pos, kalau bidang Brand Management kami selalu memasang strategi
perencanaan dan pelaksanaan terhadap pemasaran prodak, sepertihalnya
ada prodak baru kami informasikan kepada publik melalui media sosial,
lalu kami mengadakan suatu event di masyarakat untuk mempromosikan
prodak kami serta mengenalkan prodak kami pada masyarakat, dan kalo
Bagian Customer Experience, Customer Complaint Handling, and
65
Loyalty, yaitu melayani pelanggan pos dengan baik artinya kita harus
melayani pelanggan pos dengan ramah, sopan, dan berpenampilan yang
rapi juga untuk menjaga citra baik dari perusahaan kepada publik.
Semua nya berperan aktif untuk menjaga citra perusahaan saling
bahumembahu untuk menjaga citra baik perusahaan kepada publik.
Terkhusus di bagia Media sosial Marketing kami biasanya membentuk
tim digital yang beranggotakan karyawan melenial, dan masing-masing
regional membuat konten yang bersangkutan dengan pos untuk
mengsosialisasikan pada masyarakat dengan informasi yang
disampaikan melalui media sosial. (Hasil wawancara 21 Oktober 2019)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dalam membangun citra di PT. Pos
Indonesia (Persero) yaitu latar belakang pos sebagai penyedia layanan pos
baik itu pelayanan surat, paket, keuangan, serta pembayaran dan lainnya
dikita diberikan wewenang untuk mengelola itu semua, dan juga harus bisa
bersaing dengan jasa titipan lainnya. Hal itu tentu membentuk suatu citra
yang positif tentang PT. Pos Indonesia (Persero) sebagai penyelenggara
perposan di nusantara. Terutama kaum melenial dari karyawan yaitu bisa
menjadi brand ambassador yang baik terutama di media sosial. Dan ini
menjadi salah satu bentuk dari manajement PT. Pos Indonesia (Persero) untuk
membentuk tim digital yang beranggotakan karyawan pos yang memasuki
zaman melenial, serta dengan semua bagian melaksanakan tugas masing-
masing semaksimal mungkin untuk menjaga citra serta reputasi perusahaan,
terkhusus di bagian sosial media marketing untuk menghimbau penilaian
publik terhadap kinerja pos melalui media sosial.
2. Analisis Melalui Empat Media Sosial PT. Pos Indonesia (Persero) (Instagram,
Facebook, Twitter, dan Youtube)
Pos Indonesia merupakan salah satu perusahaan tertua di Indonesia yang
menyediakan jasa pengiraman barang serta surat menyurat, sebagaimana yang
66
diungkapkan oleh informan Dra. Marsetyadi Soedhomo dalam sesi
wawancara yang telah peneliti lakukan bahwa :
Untuk menjaga citra perusahaan PT. Pos Indonesia (Persero) kami juga
sangat aktif di media sosial seperti di website, instagram, youtube,
twitter, dan facebook, serta didukungnya oleh para influencer melalui
selebgram karyawan kami untuk lebih menginformasikan serta
menyebarluaskan mengenai pos. Kami melayani publik juga di media
sosial, karena menurut kami di zaman modern ini itu sangat efektif
melayani publik dengan baik melalui sosial media dengan
menginformasikan mengenai tentang pos. (Hasil wawancara 18 Oktober
2019)
Dari hasil wawancara di atas PT. Pos Indonesia (Persero) tidak tergerus
oleh zaman, nyatanya perusahaan tersebut aktif juga dilayanan media sosial
untuk menjaga kepercayaan publik. PT. Pos Indonesia (Persero) memiliki
beberapa media sosial dalam pelayanan publik untuk tetap membangun citra
baik perusahaan di zaman era digital ini, yaitu:
a. Instagram
Konten di instagram posindonesia.ig sudah rapih, selalu memposting
konten-konten terkini. Instagram memiliki 70,1 ribu followers. Dalam
postingan di instagram Pos Indonesia terlihat jelas bahwa kontennya
membahas mengenai kegiatan-kegiatan Pos Indonesia serta
menginformasikan segala informasi yang berkenaan mengenai perusahaan
maupun itu mengenai pengetahuan, atau pemberitaan. Seperti, pemberitahuan
cara membaca resi kiriman, yang bisa di cek status kiriman akses yaitu
www.posindonesia.co.id.
Adapun meng- up to date kata-kata untuk memotivasi seperti,
“Mengeluh hanya membuat hidup semakin tertekan, sedangkan bersyukur
67
membawa pada jalan kemudahan”. Ada hal lainnya juga, seperti postingan
untuk hari-hari besar berbagai agama yang ada di Indonesia. Mengupload
konten mengenai pemberitaan citra positif yang dilakukan oleh media pers
atau orang lain.
b. Facebook
Pembahasan yang ada dalam jejaring sosial facebook lebih
mengutamakan bagaimana Pos Indonesia lebih dekat dengan konsumennya
dengan cara lebih sesering meng- update berita tentang Pos atau tentang
segala fenomena yang terjadi belakangan ini. Hal tersebut dapat membuat para
pengguna facebook lebih aktif untuk memandangi dinding facebook-nya
sehingga mereka tidak kudet alias “kurang update”. Konten yang disajikan
oleh admin facebook Pos Indonesia easy going karena tujuannya adalah untuk
membagikan info-info santai seputar dunia Pos, promosi hingga kegiatan Pos
Indonesia dengan kegiatan lainnya, eksternal maupun internal. facebook Pos
Indonesia memiliki 181 ribu pengikut dan 179 ribu penyuka fansbase.
c. Twitter
Twitter @PosIndonesia yang sejauh ini mempunyai 70,057 ribu
followers dan sudah melakukan aktivitas sampai 111,402 ribu adalah sebuah
portal yang lebih mengedepankan perihal pengaduan yang dilayangkan
konsumen terhadap pelayanan Pos. Dengan tersedianya Direct Messages
membuat konsumen lebih leluasa untuk mengeluarkan keluhannya dengan
respon yang cepat dari para Admin twitter Pos Indonesia. Twitter Pos sedikit
berbeda dengan media sosial Pos lainnya yang lebih mengedepankan konten-
68
konten yang bersifat informative, twitter lebih menjadi tempat “curhat”
konsumen atau bahkan melayangkan sebuah “kritik” terhadap kualitas atas
pelayanan Pos Indonesia.
d. Youtube
Konten yang dibahas hampir sama dengan yang ada di media sosial
lainnya hanya perbedaannya dari segi waktunya saja, bahwa konten-konten
yang di upload di youtube tidak setiap hari di posting. Namun berbeda dengan
sosial media sebelumnya, konten yang dibahas atau yang diunggah adalah
berbentuk video yang berdurasi lebih dari satu menit yang bertujuan
“membranding” citra Pos Indonesia.
Dalam akun youtube Pos Indonesia yang sampai tulisan ini dibuat
mempunyai 3,34 ribu subscribe dengan rataan viewers ratusan hingga ribuan
kali tayang. Hal-hal yang berkaitan dengan Pos Indonesia, baik itu visi misi
ataupun kegiatan dari Pos Indonesia dijelaskan secara lebih detail dibanding
seperti di media sosial lain yang hanya memposting gambar atau bentuk
tulisan saja. Dalam konten yang disajikan oleh Pos Indonesia terdapat
beberapa video yang turut serta melibatkan artis Indonesia seperti Irfan
Hakim, Baim Wong, hingga Luna Maya. Selain kegiatan yang berkaitan
dengan Pos Indonesia itu sendiri, ada juga sebuah film karya anak bangsa
dengan Hashtag Festival Film Pendek Pos Indonesia, yang bertujuan
membentuk sebuah ikatan dengan masyarakat dan dapat lebih mengenalkan
Pos Indonesia di segala kalangan serta video pendek mengenai pos yang
dibuat oleh para influencer melalui selebgram karyawan pos.
69
Didalam channel youtube ini, video atau hasil dari kegiatan Pos
Indonesia tentu tergambarkan dengan baik, dan hal tersebut memang
diperlukan dalam suatu perusahaan agar khalayak atau masyarakat
mengetahui dengan jelas apa saja kegiatan atau kontribusi yang dilakukan
oleh Pos Indonesia.
Pada bagian Social Media Marketing dalam pelayanan media sosial di
Pos Indonesia sangat berpengaruh besar sekali. Para fungsional perusahaan
berperan untuk merapihkan dan memanage konten-konten yang akan di
posting oleh Pos. Konten tersebut dipikirkan secara matang agar pesannya
tersampaikan dengan baik. Selain itu, agar mendapatkan citra positif dari
masyarakat, diperlukan pematangan dalam mengupload suatu konten yang
berisi isu terkini.
Pada bagian Social Media Marketing disini juga berperan agar konten
yang diposting tidak menjadi boomerang atau blunder tersendiri untuk
perusahaan tersebut. Pada bagian Social Media Marketing dari Pos Indonesia
sudah cukup bagus dalam hal memanage konten yang diposting. Sejauh media
sosial yang dimiliki oleh perusahaan itu sudah cukup untuk menyediakan
pelayanan di media sosial tersebut. Peran pada bagian Social Media
Marketing sudah berhasil dalam melayani publik untuk membangun
kepercayaan publik pada pos.
70
Gambar 3.3
Analisis Situasi
(Sumber: Hasil Wawancara)
3.3.2 Perencanaan Membangun Citra
Perencanaan merupakan langkah selanjutnya dalam upaya
membangun citra PT. Pos Indonesia (Persero), tahap perencanaan ini harus
direncanakan secara matang, sehingga tujuan yang ingin dicapai dari
perencanaan yang sudah dibuat bisa terwujud. Bagian Media Sosial
Marketing mulai melakukan pemikiran untuk mengatasi masalah dan mulai
menentukan karyawan yang akan membantu membangun citra. Perencanaan
disusun atas data dan fakta yang telah diperoleh melalui analisis.
1. Menjalin Hubungan Baik Dengan Para Netizen
Netizen juga manusia. Mereka berkomunikasi, mencari dan berbagi
hiburan dan informasi apapun, dan berbagai macam aktiftas lainnya yang
juga ada di dunia maya. Bebasnya dunia maya juga memberi keleluasaan
bagi penduduk di dalamnya untuk menyuarakan pendapat dan idenya.
Bagian Social Media Marketing sangat penting untuk berhubungan baik
dengan para netizen, artinya harus cepat merespon tanggapan netizen postif
maupun negatif terhadap PT. Pos Indonesia (Persero), sebagaimana yang
ANALISIS
SITUASI
Riset Analisis Data Analisis Media Sosial
71
diungkapkan oleh informan Miranti Herlina, S.E dalam sesi wawancara
yang telah peneliti lakukan bahwa :
Kami sebagai fungsional perusahaan PT. Pos Indonesia (Persero)
untuk membangun citra di era digital ini dengan menggunakan
fasilitas media sosial melalui para influencer dari karyawan pos
seperti selebgram tentunya ada saja netizen yang menanggapi pos
negatif ada juga yang menanggapi pos positif, atau menanyakan
sesuatu mengenai pos seperti halnya lowongan kerja di pos dan lain
sebagainya. Disana kami harus menanggapi mereka semua dengan
tanggapan yang cepat, dan baik, untuk menjaga citra perusahaan PT.
Pos Indonesia (Persero). (Hasil wawancara 18 Oktober 2019)
Dari hasil wawancara di atas PT. Pos Indonesia (Persero)
mengutamakan hubungan baik dengan para netizen, karena itu sangat
penting bagi dunia maya, di zaman era digital ini mengkomunikasikan serta
menanggapi komentar netizen pun harus tetap baik demi menjaga citra serta
reputasi perusahaan terhadap publik.
2. Mengadakan Program
Membangun citra tidak terlepas dari pelaksanaan yang dilakukan oleh
pelaku atau seseorang yang akan menyampaikan setiap pesan kepada
sasaran yang sudah menjadi tujuannya. PT. Pos Indonesia (Persero)
mengadakan program melalui influencer seperti selebgram atau yang di
sebut brand ambassador pos dari beberapa karyawan angkatan milenial
yang sudah mempunyai banyak followersnya. Serta dapat mempromosikan
dan menyebarluaskan informasi maupun prodak pos pada publik.
Influencer mulai sering terdengar saat media sosial memunculkan
individu-individu yang keberadaannya terasa begitu kuat secara online.
Selain memiliki jumlah follower yang banyak, mereka biasanya memiliki
72
kreativitas unik dalam berinteraksi dan memberikan informasi kepada
pengikutnya.
Di zaman era digital ini PT. Pos Indonesia (Persero) tidak ketinggalan
zaman, pos menggunakan Influencer di media sosial untuk membangun
citra serta reputasi perusahaan dalam pengetahuan dan keahlian mereka
pada topik tertentu terutama topik mengenai identitas perusahaan, serta
prodak pos dan informasi mengenai pos oleh para influenser seperti
selebgram karyawan pos. Selebgram ialah sebuah sebutan yang diberikan
kepada seorang pengguna media sosial Instagram yang memiliki fans atau
pengagum cukup banyak. Tidak berbeda dengan para artis yang banyak kita
kenal di televisi dalam dunia nyata.
Tidak ada penanda khusus yang menerangkan bahwa seseorang dapat
dikategorikan sebagai seorang selebgram. Hanya kita bisa memperhatikan,
biasanya meraka memiliki banyak followers bahkan hingga berpuluh-puluh
ribu, dan seringkali mempromosikan berbagai produk dari beragam brand
serta para pelaku usaha online. Aktifitas ini yang sering disebut endorsment,
sebuah upaya promosi yang dilakukan para pebisnis online untuk
mengenalkan produknya kepada konsumen di dunia maya. Sebagaimana
yang disampaikan oleh informan Drs. Rika Hendrawaty Darsum bahwa :
PT. Pos Indonesia (Persero) untuk membangun citra di zaman modern
ini tentunya kami menggunakan fasilitas media sosial melalui para
influencer dari karyawan pos seperti selebgram yang memiliki
followers banyak, mereka aktif langsung menggunakan akun
pribadinya sendiri untuk memposting serta mempromosikan prodak
pos pada publik. (Hasil wawancara 18 Oktober 2019)
73
Dari hasil wawancara di atas brand PT. Pos Indonesia (Persero) lebih
memilih influencer media sosial salah satunya seperti selebgram karena
mereka dapat menciptakan tren dan mendorong pengikutnya untuk membeli
produk yang mereka promosikan.
PT. Pos Indonesia (Persero) tentu saja untuk mengendorse seorang
selebgram ini tidaklah dapat dilakukan dengan cuma-cuma. Sejumlah biaya
akan mereka kenakan kepada para kliennya, semakin populer selebgram
tersebut maka tarifnya pun akan semakin mahal.
Apalagi biaya untuk influencer termasuk kecil bagi banyak brand.
Brand memberikan produk-produknya yang ingin dipromosikan kepada
para influencer. Lalu influencer akan bercerita mengenai pengalaman
mereka dalam menggunakan produk tersebut.
Perusahaan akan mengeluarkan biaya lebih sedikit, namun dapat
mengekspos produk mereka ke kelompok pembeli potensial karena
pengaruh dari influencer.
3. Menginformasikankan Kegiatan Melalui Media Sosial
Perencanaan terakhir yang dilakukan dalam membangun citra yang
dilakukan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) itu sendiri yaitu
menginformasikan setiap kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia
(Persero). Penyebaran informasi ini dilakukan agar publik bisa melihat
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) itu
sendiri, seperti yang disampaikan oleh Drs. Rika Hendrawaty Darsum,
bahwa :
74
Kami semua dalam tahap perencanaan untuk menyebarluaskan
informasi di zaman era digital ini tentunya melalui pelantara media
massa seperti di website, instagram, youtube, twitter, dan facebook,
yang telah dikelola bagian Social Media Marketing PT. Pos Indonesia
(Persero). (Hasil wawancara 18 Oktober 2019).
Media sosial menjadi bagian dari perencanaan yang akan dilakukan
oleh PT. Pos Indonesia (Persero) untuk membangun citra. Media sosial
merupakan media yang dikelola langsung oleh bagian Social Media
Marketing PT. Pos Indonesia (Persero) dimana media sosial ini digunakan
sebagai daya untuk menginformasikan kegiatan PT. Pos Indonesia
(Persero), selama ada kegiatan yang dilakukan langsung oleh pos melalui
media sosial, seperti halnya media sosial yang digunakan PT. Pos Indonesia
(Persero) yaitu website, instagram, youtube, twitter, dan facebook.
Gambar 3.4
Tahap Perencanaan
(Sumber: Hasil Wawancara)
3.3.3 Pelaksanaan Membangun Citra
Tahapan selanjutnya merupakan tahapan aksi dan komunikasi, dimana
tahapan ini menjadi bahan implementasi yang dilakukan setelah PT. Pos
Indonesia (Persero) mendapatkan data mengapa harus dilakukannya
TAHAP
PELAKSANAAN
Menginformasikan
Kegiatan Melalui
Sosial Media
Menjalin Hubungan
Baik Dengan
Netizen
Mengadakan
Program
75
membangun citra dan merealisasikan setiap perencanaan yang telah disusun
sebelumnya, tahap ini menjadi titik penentu apakah perencanaan yang telah
disusun berjalan sesuai keinginan dan tujuan yang ingin dicapai.
1. Menjalin Hubungan Baik Dengan Para Netizen
Pada tahap pelaksanaan ini sangat penting bagi pos untuk melayani
netizen di dalam sosial medial, karena netizen sama halnya jika di dunia
nyata adalah masyarakat, publik, namun di dunia maya disebut netizen yang
menanggapi kinerja pos, sebagaimana yang diungkapkan oleh informan
Miranti Herlina, S.E dalam sesi wawancara yang telah peneliti lakukan
bahwa :
PT. Pos Indonesia (Persero) selalu menjalin hubungan baik dengan
para netizen yang menanggapi kinerja pos dalam sosial media. Dari
tahapan pelaksanaan ini, kami selalu merespon cepat, dan kami juga
harus bisa memfilter tanggapan yang terkadang negatif mengenai pos,
harus bisa menjaga nama baik perusahaan untuk menjawab tanggapan
dari para netizen tersebut, serta tetap merespon baik dari berbagai
tanggapan netizen yang menilai kinerja pos demi menjaga citra
perusahaan PT. Pos Indonesia (Persero). (Hasil wawancara 18
Oktober 2019)
Dari hasil wawancara di atas PT. Pos Indonesia (Persero)
mengutamakan hubungan baik dengan para netizen, karena itu sangat
penting bagi dunia maya, karena untuk menanggapi netizen sangatlah tidak
mudah, hal ini perlu dikontrol juga untuk memfilter tanggapan dari netizen
yang menilai negatif terhadap pos.
Pada zaman era digital ini mengkomunikasikan serta menanggapi
komentar netizen harus tetap berhati-hati demi menjaga citra serta reputasi
perusahaan terhadap publik. Hal ini perlu diperhatikan pada pesan yang
76
akan di sampaikan kepada netizen dalam dunia maya, karena sedikitpun
ceroboh dalam menanggapi netizen, maka citra serta reputsi perusahaan
yang akan terlihat jelek di hadapan para netizen tersebut. Para fungsional
perusahan terkhusus dari bagian Social Media Marketing selalu menjaga
citra maupun nama baik perusahaan PT. Pos Indonesia (Persero) demi
menjaga kepercayaan netizen maupun masyarakat teradap perusahaan.
2. Mengadakan Program
Membangun citra tidak terlepas dari pelaksanaan yang dilakukan oleh
pelaku atau seseorang yang akan menyampaikan setiap pesan kepada
sasaran yang sudah menjadi tujuannya. PT. Pos Indonesia (Persero)
mengadakan program melalui influencer seperti selebgram atau yang di
sebut brand ambassador pos dari beberapa karyawan angkatan milenial
yang sudah mempunyai banyak followersnya. Serta dapat mempromosikan
dan menyebarluaskan informasi maupun prodak pos pada publik.
Sebagaimana yang disampaikan oleh informan Drs. Rika Hendrawaty
Darsum bahwa :
Perusahaan PT. Pos Indonesia (Persero) dalam tahapan pelaksanaan
ini untuk membangun citra tentunya kami mempunyai program
terutama di media sosial seperti halnya kami menggunakan para
influencer dari karyawan pos angkatan milenial seperti selebgram
dibentuk tim Brigade Pos Digital, meraka berperan aktif untuk
mengenalkan prodak serta menginformasikan tentang pos di media
sosial. Di dalam media sosial itu satunya seperti di instagram kami
memposting semisal ada kegiatan lagi di dalam nya, maksudnya
mengumumkan ada event-event yang bersangkutan mengenai tentang
pos, contohnya seperti mengadakan lomba fhoto mengenai tentang
pos serta membuat video dalam menggunakan pelayanan pos, lalu di
upload di akun instagramnya masing-masing peserta, yang menang
nanti kita kasi reward, itu salah satu kegiatan yang ada dalam sosial
media agar pos tetap dikenal oleh publik terutama zaman milenial ini,
77
dan pos juga sangat antusias terhadap pelanggan yang menggunakan
jasa pos. (Hasil wawancara 18 Oktober 2019)
Dari hasil wawancara di atas PT. Pos Indonesia (Persero) selalu
memberikan pesan terhadap sasaran yang akan dituju. Pos menggunakan
para influencer seperti selebgram yang bisa dikatakan brand ambassdor
karyawan pos untuk menyebarkan serta mempromosikan prodak pos kepada
publik, agar publik dapat menerima informasi serta mengetahui prodak dari
pos.
Pos juga dalam sosial media tidak hanya fokus untuk update mengenai
tentang perusahaannya, melainkan mengadakan program lainnya yang
didalamnya mengadakan event-event tertentu netizen atau peserta yang
berantusias untuk mengikuti kegiatan yang ada di media sosial yang telah di
adakan oleh pos. Program yang diadakan oleh pos, yaitu:
1. Influencer melalui selebgram, meraka diambil dari beberapa karyawan
yang berada dari tiap regional pos , serta selalu aktif untuk
mempostikan kegiatan pos atau mempromosikan dan menyebarluaskan
prodak pos di akun instagram pribadinya masing-masing, tentunta
mereka yang followersnya banyak minimal seribu followers, dan
mereka juga yang aktif di sebut brand ambassador karyawan PT. Pos
Indonesia (Persero), terkhususnya dimedia sosial. Mereka merupakan
cara promosi yang efektif karena konsumen zaman sekarang sudah
kurang suka terhadap iklan. Namun perhatian mereka sehari-hari berada
di social media dan mereka suka melihat konten-konten menarik dari
orang-orang atau influencer yang mereka follow. Meraka yang akan
78
menyampikan pesan serta mengkomunikasikannya kepada publik atau
netizen mengenai prihal pos.
2. Kegiatan-kegiatan yang di adakan dalam media sosial, contohnya
mengadakan kegiatan perlombaan tentang fhoto mengenai pos,
membuat video pendek mengenai pelayanan pos, lalu membuat film
pendek mengenai pos dan kegiatan lainnya. Hal tersebut sengaja
dilakukan untuk memperkenalkan pos pada masyarakat atau peserta
atau netizen juga dalam sosial media, agar mereka lebih mengetahui
prihal pos. Di dalam event tersebut pasti disediakan reward untuk para
pemenangnya. Hal tersebut menandakan pos menjalin hubungan baik
dengan para netizen dalam dunia maya.
3. Tim Brigade Pos Digital, tim ini dibentuk khusus media sosial yang di
dalamnya ada para influencer. Tim ini sengaja di bentuk untuk
menetralisir para netizen yang bertanggapan negatif terhadap pos.
Selain itu juga tim ini dari tiap regional biasanya selain mempunyai
akun pribadi mereka memegang akun khusus official pos seperti di
website, twitter, instagram, facebook, dan youtube. Tiap regional yang
dipercayai memegang akun tersebut biasanya perminggu atau pertiap
harinya ditugaskan untuk memposting mengenai tentang pos. Lalu,
akan di cek di pusat Brigade Pos Digital yaitu di Social Media
Marketing yang memegang keseluruhan dari akun media sosial yang
dimiliki pos.
79
3. Menginformasikankan Kegiatan Melalui Media Sosial
Pelaksanaan terakhir yang dilakukan dalam membangun citra yang
dilakukan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) itu sendiri yaitu
menginformasikan setiap kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia
(Persero).
Penyebaran informasi ini dilakukan agar publik bisa melihat kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) itu sendiri, seperti
yang disampaikan oleh Drs. Rika Hendrawaty Darsum, bahwa :
Kami semua dalam tahap pelaksanaan dalam menginformasikan
mengenai pos menggunakan pelantara media massa seperti di website,
instagram, youtube, twitter, dan facebook, yang telah dikelola bagian
Social Media Marketing PT. Pos Indonesia (Persero). Disana kami
banyak menginformasikan kegiatan sehari-harinya maupun
perminggunya mengenai pos. Karena menurut kami ketika di zaman
era digital ini sangat efektif untuk menyampaikan informasi melalui
media sosial, terutama pada angkatan milenial ini, pasti semuanya
dominan lebih menggunakan gejet, salah satunya handphone alat
teknologi yang kecil simpel untuk di bawa kemana-mana, yang tiap
orang bisa meluangkan waktu untuk lebih meng-up to date
pemberitaan yang ada dimedia sosial (Hasil wawancara 18 Oktober
2019).
Media sosial menjadi bagian dari pelaksanaan yang akan dilakukan
oleh PT. Pos Indonesia (Persero) untuk membangun citra. Media sosial
merupakan media yang dikelola langsung oleh bagian Social Media
Marketing PT. Pos Indonesia (Persero) dimana media sosial ini digunakan
sebagai daya untuk menginformasikan kegiatan PT. Pos Indonesia
(Persero), selama ada kegiatan yang dilakukan langsung oleh pos melalui
media sosial, seperti halnya media sosial yang digunakan PT. Pos Indonesia
(Persero), yaitu:
80
1. Website,
2. Instagram,
3. Youtube,
4. Twitter,
5. dan Facebook.
Gambar 3.5
Tahap Pelaksanaan
6.
7.
(Sumber: Hasil Wawancara)
TAHAP
PELAKSANAAN
Menginformasikan
Kegiatan Melalui
Sosial Media
Menjalin Hubungan
Baik Dengan
Netizen
Mengadakan
Program
Website, Instagram,
Facebook, Twitter,
dan Youtube
Influencer melalui
selebgram
Tim Brigade Pos,
Event dalam
media sosial, dan
Influencer
(selebgram)
Citra Positif
81
3.3.4 Evaluasi Membangun Citra
Tahapan terakhir dalam membangun citra PT. Pos Indonesia (Persero)
untuk membangun kepercayaan publik merupakan tahapan evaluasi.
Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan yang sudah
direncanakan berdasarkan hasil penelitian sudah terealisasikan atau tidak.
Tahapan evaluasi ini sangat penting untuk mengetahui penilaian dari publik
atau masyarakat, sehingga penilaian ini berguna untuk mengetahui sampai
dimana kelancaran kegiatan PT. Pos Indonesia (Persero) yang telah
dilakukan, sebagaimana yang diungkapkan oleh informan Dra. Marsetyadi
Soedhomo dalam sesi wawancara yang telah peneliti lakukan bahwa :
Pada tahapan evaluasi PT. Pos Indonesia (Persero) dalam membangun
citra kami dapat melihat dari mulai tahap pertahap analisis,
perencanaan, dan pelaksanaan, dan hasil keseluruhan postingan serta
hasil tanggapan dari tiap akun media sosial yang kami pegang, dari
hasil kumpulan laporan tim Brigade Pos Digital akan dikumpulkan
keseluruhannya ke pusat yaitu di bagian Social Media Marketing salah
satunya dari aku instagram di sana ada hasil keseluruhan dari hasil
tanggapan seperti berapa yang like, memfollow akun tersebut pada tiap
harinya serta postingannya itu adalah respon para netizen terhadap pos
dari hasil like dan followers yang menanggapi postingan dari pos.
(Hasil wawancara 18 Oktober 2019)
Dari hasil wawancara di atas pada tahapan terakhir yaitu evaluasi PT.
Pos Indonesia (Persero) dalam membangun citra melalui brand ambassador
karyawan di era digital ini tentunya menggunakan peran aktif oleh tim
Brigade Pos Digital yang telah dibentuk oleh bagian Social Media
Marketing.
Tiap regional yang telah dipercayai untuk memegang akun tersebut
dan memposting tentang pos, serta influencer yang ikut serta dalam
memposting pos mereka akan menginput data lalu mengirimkan ke pusat
82
atau bisa terhubung langsung pada satu akun pusat yang mengelola dari
keseluruhan postingan yang di update pada tiap regional. Hasil dari
postingan tersebut dapat dilihat dari evalusi banyaknya yang like dan
followers pada official pos.
Gambar 3.6
Tahap Evalusi
TAHAP EVALUASI
Tahap Pelaksanaan
Tahap Analisis
Situasi
Tahap Perencanaan
Menjalin
Hubungan Baik
dengan Netizen,
Mengadakan
Program,
Menginformasika
n Kegiatan
melalui Media
Sosial
Riset Analisis
Data dan Analisis
Melalui Media
Sosial
Menjalin
Hubungan Baik
dengan Netizen,
Mengadakan
Program,
Menginformasika
n Kegiatan
melalui Media
Sosial
Tahap Evaluasi Tim Brigade
Pos Digital
Citra Positif
1) Riset anaslisis data: Mencari
data dalam media sosial.
2) Analisis Media Sosial:
Youtube, Instagram,
Facebook, dan Twitter.
1) Menjalin Hubungan Baik
dengan Netizen: Para
Influencer melalui
Selebgram.
2) Mengadakan Program: Tim
Brigade Pos, Event dalam
media sosial, dan Influencer
(selebgram)
3) Menginformasikan kegiatan
melalui media
sosial:Website, Youtube,
Instagram, Facebook, dan
Twitter.
1) Tim Brigade Pos Digital:
untuk melakukan
pengawasan sosial media
dan sebagai alat analisis
data.
(Sumber: Hasil Wawancara)
83
3.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas yang telah dipaparkan oleh
informasi berkaitan dengan manajemen public relations membangun citra
melalui brand ambassador karyawan dari PT. Pos Indonesia (Persero) di era
digital berikut ini akan dibahas berkaitan dengan konsep-konsep dari berbagai
literatur. Pembahasan tersebut diantaranya:
3.4.1 Analisis Data Membangun Citra
Analisis data yang dilakukan untuk menentukan masalah yang sedang
terjadi pada PT. Pos Indonesia (Persero) merupakan langkah awal untuk
melakukan membangun citra, agar yang dilakukan pada tahap-tahap
selanjutnya tersusun secara matang. Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui penilaian publik terhadap citra PT. Pos Indonesia (Persero) serta
mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia
(Persero) itu sendiri. Tahap pertama yang dilakukan untuk melakukan
membangun citra yaitu tahap analisis data. Tahap pertama ini mencakup
pengkajian dan pemantauan opini, sikap dan perilaku yang ada kaitannya
dengan tindakan dan kebijakan organisasi. Tahap ini memberikan landasan
bagi tahap-tahap lain dalam proses penyelesaian masalah.
Ardianto (2004: 118) menjelaskan, citra dengan sengaja diciptakan
agar bernilai positif, citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting
dari suatu perusahaan atau lembaga. Citra ialah bagaimana pihak lain
memandang sebuah perusahaan, seseorang, lembaga atau suatu aktivitas.
Citra adalah tujuan utama sekaligus reputasi yang hendak dicapai oleh
84
seorang humas. Membangun citra yang dilakukan melalui program dan
kegiatan yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) memiliki tujuan
yang ingin dicapai serta dapat menjalin hubungan yang baik secara internal
maupun eksternal.
Program dan kegiatan yang dilakukan berhubungan langsung dengan
brand ambassador karyawan (para influencer melalui selebgram) PT. Pos
Indonesia (Persero), selain para influencer untuk memperkenalkan prodak
serta identitas perusahan di sosial media namun mereka juga selalu
mengadakan beberapa program yang memberikan informasi yang patut
dikonsumsi dengan baik oleh publik (netizen) dalam dunia maya, seperti
halnya menginformasikan diadakannya event lomba fhoto, lomba video,
atau lomba film pendek mengenai pos, serta menginformasikan tentang
pemberitaan terkini tentang internal mapun eksternal yang selalu di up to
date di dalam akun PT. Pos Indonesia (Persero) seperti di website,
instagram, youtube, twitter, dan facebook.
1. Riset Analisis Data
Tahap pencarian data yang dilakukan untuk mengetahui membangun
citra melalui brand ambassador karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) serta
penilaian publik menggunakan analisis. Peneliti harus mampu menganalisis
yaitu memecahkan masalah atau menguraikan suatu materi atau informasi
menjadi komponen-komponen yang lebih kecil sehingga lebih mudah
dipahami, dengan mengamati sesuatu secara mendetail dengan cara
meguraikan komponen untuk dikaji lebih mendalam.
85
Ardianto (2014:215) menjelaskan, Analisis yaitu proses penyusunan
data agar dapat ditafsirkan. Menyusun berarti menggolongkannya dalam
pola, tema atau kategori. Tanpa kategorisasi atau klasifikasi data, akan
terjadi chaos. Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada
analisis, menjelaskan pola, atau kategori, mencari hubungan berbagai
konsep. Interpretasi menggambarkan perspektif atau pandangan peneliti.
Analisis yang dilakukan untuk mengetahui yang dilakukan PT. Pos
Indonesia (Persero) dalam membangun citra melalui brand ambassador
karyawannya dapat diketahui bahwa permasalahan yang tengah dihadapi
pos yaitu publik maupun masyarakat mempunyai sudut pandang yang
berbeda terhadap pos, sehingga pos harus tetap saling bahu membahu dalam
membangun citra agar dapat membangun kepercayaan publik terhadap
perusahaan pos melalui brand ambassador karyawan PT. Pos Indonesia
(Persero) di era digital yaitu selebgram para karyawan pos yang telah
memiliki banyak followersnya yang telah dibentuk oleh Brigade Pos
Digital, serta mempromosikan prodak pos dan menyebarluaskankan
informasi tentang pos kepada publik agar publik dapat memberikan rasa
kepercayaannya terhadap pos.
Analisis data yang didapat menjadi titik penentu untuk langkah
selanjutnya dalam melakukan membangun citra, dimana analisis data
mengenai citra pos dinilai langsung oleh publik terhadap kepercayaan
mereka kepada pos. Data yang didapat sangat penting, sehingga ketika
adanya sebuah kekurangan dalam melakukan kegiatan yang dilakukan bisa
86
diperbaiki untuk kedepannya, sehingga kekurangan-kekurangan yang ada
akan direncanakan ulang untuk kedepannya.
2. Analisis Melalui Empat Media Sosial PT. Pos Indonesia (Persero)
(Instagram, Facebook, Twitter, dan Youtube)
Analisis melalui sosial medial merupakan pengumpulan data dan fakta
yang sangat dibutuhkan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) dalam
membangun citra melalui brand ambassador karyawannya (para influencer
melalui sebgram), karena di zaman modern ini sangat mendukung untuk
terlaksananya kegiatan serta program yang akan dijalankan, membangun
citra tentu saja membutuhkan sebuah media baru (internet atau media sosial)
yang mampu mendukung jalannya kegiatan serta program yang akan
dilakukan.
(Ardianto, 2013:62) menjelaskan, analisis melalui media sosial ini
tahap pertama untuk membangun citra sebelum menyusun tahapan-tahapan
selanjutnya. Citra adalah perasaan, gambaran diri publik terhadap
perusahaan, organisasi atau lembaga, kesan yang dengan sengaja diciptakan
dari suatu objek, orang atau organisasi Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti, analisis melalui media sosial ditinjau dari kegiatan
yang dilakukan oleh para influencer melalui sebgram atau brand
ambassador karyawan pos untuk membangun citra melalui media sosial,
serta bagaimana publik menilai PT. Pos Indonesia (Persero) dalam kegiatan
yang dilaksanakan para influencer di media sosial.
87
Di era digital ini kegiatan yang dilakukan PT. Pos Indonesia (Persero)
tentu saja diinformasikan melalui media sosial, agar kegiatan yang
dilakukan oleh pos bisa selalu diperhatikan, sehingga bagaimana para
influencer melakukan kegiatan yang bermanfaat bagi publik (netizen)
menilai PT. Pos Indonesia (Persero) untuk membangun kepercayaan publik
pada perusahaan. Analisis melaluimedia sosial ini mengenai citra PT. Pos
Indonesia (Persero) tidak selalu berada pada posisi yang sama, yang artinya
citra PT. Pos Indonesia (Persero) naik turun sesuai dengan keadaan yang
terjadi khususnya di dalam media sosial.
3.4.2 Perencanaan Membangun Citra
Tahap ini melibatkan hal-hal yang ditemukan dari tahap pertama,
seperti pengumpulan informasi kemudian diwujudkan ke dalam kebijakan-
kebijakan serta program-program perusahan PT. Pos indonesia (Persero).
Tahap perencanaan disusun untuk menentukan sasaran dan hasil yang ingin
dicapai. Morissan (2010:147) menjelaskan, perencanaan ialah bahan
pertimbangan setelah data dan fakta yang didapatkan sebelumnya. Program
perencanaan pun berupa program yang kegiatannya dilaksanakan secara
jangka panjang ataupun jangka pendek. Langkah perencanaan ini untuk
mengubah apa yang harus diubah.
Ardianto (2014: 63) menjelaskan, perencanaan yang disusun
dilakukan untuk terciptanya sebuah citra positif. Citra sebagai pancaran atau
reproduksi jati diri atau bentuk orang perseorangan, benda atau organisasi.
Citra sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan atau
88
organisasi. Persepsi seseorang terhadap perusahaan yang bersangkutan
didasari atas apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang perusahaan
yang bersangkutan. Citra perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi
banyak orang dalam mengambil berbagai macam keputusan penting,
contohnya membeli barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan
(konsumen), berlangganan (pelanggan), merekomendasikan kepada orang
lain. Perencanaan tersebut membutuhkan pihak eksternal agar tercapainya
sebuah tujuan.
1. Menjalin Hubungan Baik Dengan Netizen
Tahap perencanaan yang pertama yaitu rencana untuk menjalin
hubungan yang baik dengan para netizen. Menjalin hubungan yang baik
dengan netizen sangat dibutuhkan dalam melakukan membangun citra, serta
dimana para influenser atau brand ambassador karyawan PT. Pos Indonesia
(Persero) menjadi peran penting dalam menyampaikan sebuah informasi
yang dibutuhkan oleh publik (netizen). Faktor yang mempengaruhi
optimalisasi kerja sama PT. Pos Indonesia (Persero) dengan netizen dalam
membangun citra PT. Pos Indonesia (Persero) yang dimana dapat
memberikan informasi hasil kinerja organisasi dan anggotanya serta
kegiatan-kegiatannya dalam sosial media.
Pada tahapan ini pandangan yang berkembang di mata netizen saat ini,
ketika pemberitaan yang disampaikan melalui sosial media yang ada pada
akun PT. Pos Indonesia (Persero) seperti website, instagram, youtube,
twitter, dan facebook pemberitaan akan membentuk citra PT. Pos Indonesia
89
(Persero) di mata netizen. Citra akan lama melekat dalam pikiran netizen
sehingga PT. Pos Indonesia (Persero) harus saling bahu membahu dalam
membangun citra perusahaan untuk membangun kepercayaan para netizen
dalam media sosial.
2. Mengadakan Program
Tahap perencanaan yang kedua yaitu rencana untuk mengadakan
program dalam sosial media. PT. Pos Indonesia (Persero) menjadi bagian
utama dari pembuatan perencanaan mengadakan kegiatan atau program ini.
Program yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) adalah bagian
dari perencanaan itu sendiri. Pada bagian Marketing PT. Pos Indonesia
(Persero) dalam mengelola citra sudah menyiapkan program-program yang
sudah dilakukan. Beberapa program yang sudah dilakukan menjadi bagian
dari membangun citra.
Membangun citra melalui sebuah program mampu menarik perhatian
masyarakat (netizen), dimana kegiatan atau program ini dilakukan sesuai
perencanaan. Pertama, hari-hari tertentu juga menjadi bagian dari kegiatan
yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia (Persero), seperti halnya pada saat
mengadakan event yang di adakan oleh para brand ambassador (influencer)
karyawan pos dalam sosial media, pos sering melaksanakan kegiatan
perlombaan seperti lomba fhoto, video, film pendek mengenai pos. Kegiatan
ini bertujuan untuk meningkatkan citra PT. Pos Indonesia (Persero) itu
sendiri sekaligus memperkenalkan identitas dan prodak dari pos, dalam
perlombaan itu juga bisa menggembakan bakat para peserta (netizen) yang
90
antusias untuk mengikuti perlombaan tersebut, dan tentunya ada reward dari
pos langsung terkhusus para pemenang. Kedua, selain itu juga program PT.
Pos Indonesia (Persero) membentuk para influencer (selebgram) atau brand
ambassador dari karyawan pos untuk memposting mengenai pos. Ketiga,
PT. Pos Indonesia (Persero) membentuk Tim Brigade Pos Digital, tim ini
dibentuk khusus media sosial yang di dalamnya ada para influencer.
3. Menginformasikankan Kegiatan Melalui Media Sosial
Tahapan ketiga dari perencanaan terakhir yaitu menginformasikan
kegiatan PT. Pos Indonesia (Persero) melalui media sosial. Media sosial
berperan penting, dimana setiap kegiatan di posting baik itu melalui twitter,
instagram, youtube, facebook, dan website. Kegiatan yang dilakukan oleh
divisi Social Media Marketing PT. Pos Indonesia (Persero) dipublikasikan
secara terstruktur melalui media sosial yang dianggap efektif dalam
menginformasikan setiap kebijakan maupun program baru mengenai pos.
Media sosial menjadi alat transfer informasi oleh PT. Pos Indonesia
(Persero) dalam memberikan pemahaman terhadap sasaran yang ingin
dituju. Keberadaan media sosial digunakan secara baik oleh divisi Social
Media Marketing PT. Pos Indonesia (Persero) dalam menyampaikan
informasi. Penggunaan media sangatlah penting, karena untuk memperoleh
sebuah informasi, publik membutuhkan media. Citra sebuah perusahaan
mampu berubah sesuai dengan tujuan, citra yang digunakan melalui media
sosial mampu membangun citra sebuah perusahaan. Proses dalam
membangun citra tidak bisa berlangsung begitu saja, membutuhkan proses-
91
proses untuk mengubah pola pikir masyarakat (netizen) di dalam sosial
media.
3.4.3 Pelaksanaan Membangun Citra
Tahap pelaksanaan merupakan tahap dimana setelah melakukan tahap
pengumpulan data dan faka serta tahap perencanaan, tahap ketiga ini
dilakukan untuk merealisasikan kegiatan serta program yang sudah
direncanakan sebelumnya. Tahap pelaksanaan berupa tindakan serta proses
yang dilakukan langsung di lapangan (media sosial).
Morissan (2010:183) menjelaskan, tindakan serta komunikasi dalam
kegiatan atau program yang dilaksanakan ini harus mengandung sebuah
pesan apa saja yang ingin disampaikan kepada masyarakat, dan media apa
saja yang akan digunakan untuk menyampaikan informasi yang akan
diberitakan. Menentukan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus
digunakan merupakan poin utama yang harus dimiliki dalam pelaksanaan
ini, dan hal apa saja yang dibutuhkan. Mengimplementasikan atau
menerapkan sebuah program aksi dan komunikasi yang dirancang dalam
rangka mencapai tujuan program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah
siapa yang harus melakukan, menyampaikan, kapan, dimana dan bagaimana
caranya.
1. Menjalin Hubungan Baik Dengan Netizen
Tahap pelaksanaan yang pertama yaitu pelaksanaan untuk menjalin
hubungan yang baik dengan para netizen. Menjalin hubungan yang baik
dengan netizen sangat dibutuhkan dalam melakukan membangun citra, serta
92
dimana para influenser atau brand ambassador karyawan PT. Pos Indonesia
(Persero) menjadi peran penting dalam menyampaikan sebuah informasi
yang dibutuhkan oleh publik (netizen). Faktor yang mempengaruhi
optimalisasi kerja sama PT. Pos Indonesia (Persero) dengan netizen dalam
membangun citra PT. Pos Indonesia (Persero) yang dimana dapat
memberikan informasi hasil kinerja organisasi dan anggotanya serta
kegiatan-kegiatannya dalam sosial media.
2. Mengadakan Program
Tahap pelaksanaan yang kedua yaitu untuk mengadakan program
dalam sosial media. PT. Pos Indonesia (Persero) menjadi bagian utama dari
pembuatan perencanaan mengadakan kegiatan atau program ini. Pada
bagian Marketing PT. Pos Indonesia (Persero) dalam mengelola citra sudah
menyiapkan program-program yang sudah dilakukan. Beberapa program
yang sudah dilakukan menjadi bagian dari membangun citra.
Membangun citra melalui sebuah program mampu menarik perhatian
masyarakat (netizen), dimana kegiatan atau program ini dilakukan sesuai
perencanaan diatas, yaitu:
1. Influenser melalui selebgram, meraka diambil dari beberapa karyawan
yang berada dari tiap regional pos , serta selalu aktif untuk mempostikan
kegiatan pos atau mempromosikan dan menyebarluaskan prodak pos di
akun instagram pribadinya masing-masing, tentunta mereka yang
followersnya banyak minimal seribu followers, dan mereka juga yang
aktif di sebut brand ambassador karyawan PT. Pos Indonesia (Persero),
93
terkhususnya dimedia sosial. Mereka merupakan cara promosi yang
efektif karena konsumen zaman sekarang sudah kurang suka terhadap
iklan. Namun perhatian mereka sehari-hari berada di social media dan
mereka suka melihat konten-konten menarik dari orang-orang atau
influencer yang mereka follow. Meraka yang akan menyampikan pesan
serta mengkomunikasikannya kepada publik atau netizen mengenai
prihal pos.
2. Kegiatan-kegiatan yang di adakan dalam media sosial, contohnya
mengadakan kegiatan perlombaan tentang fhoto mengenai pos,
membuat video pendek mengenai pelayanan pos, lalu membuat film
pendek mengenai pos dan kegiatan lainnya. Hal tersebut sengaja
dilakukan untuk memperkenalkan pos pada masyarakat atau peserta atau
netizen juga dalam sosial media, agar mereka lebih mengetahui prihal
pos. Di dalam event tersebut pasti disediakan reward untuk para
pemenangnya. Hal tersebut menandakan pos menjalin hubungan baik
dengan para netizen dalam dunia maya.
3. Tim Brigade Pos Digital, tim ini dibentuk khusus media sosial yang di
dalamnya ada para influencer. Tim ini sengaja di bentuk untuk
menetralisir para netizen yang bertanggapan negatif terhadap pos. Selain
itu juga tim ini dari tiap regional biasanya selain mempunyai akun
pribadi mereka memegang akun khusus official pos seperti di website,
twitter, instagram, facebook, dan youtube. Tiap regional yang dipercayai
memegang akun tersebut biasanya perminggu atau pertiap harinya
94
ditugaskan untuk memposting mengenai tentang pos. Lalu, akan di cek
di pusat Brigade Pos Digital yaitu di Social Media Marketing yang
memegang keseluruhan dari akun media sosial yang dimiliki pos.
3. Menginformasikankan Kegiatan Melalui Media Sosial
Tahapan ketiga dari pelaksanaan terakhir yaitu menginformasikan
kegiatan PT. Pos Indonesia (Persero) melalui media sosial. Media sosial
berperan penting, dimana setiap kegiatan di posting baik itu melalui twitter,
instagram, youtube, facebook, dan website. Kegiatan yang dilakukan oleh
divisi Social Media Marketing PT. Pos Indonesia (Persero) dipublikasikan
secara terstruktur melalui media sosial yang dianggap efektif dalam
menginformasikan setiap kebijakan maupun program baru mengenai pos.
Puntoadi (2011:1) menjelaskan, media sosial adalah fitur berbasis
website yang dapat membentuk jaringan serta memungkinkan orang
untuk berinteraksi dalam sebuah komunitas. Pada sosial media kita
dapat melakukan berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi dan saling
berkenalan dalam bentuk tulisan visual maupun audiovisual. Contohnya
seperti twitter, facebook, youtube, instagram dan lainnya.
3.4.4 Evaluasi Membangun Citra
Target yang diinginkan, pencitraan yang dilakukan oleh divisi
Marketing PT. Pos Indonesia (Persero) untuk mencapai sebuah sasaran
serta tujuan yang ingin dicapai. Langkah terakhir ini adalah melakukan
evaluasi terkait dengan penilaian atas persiapan, implementasi dan hasil dari
95
program yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) melalui brand
ambassador karyawannya terkhusus dalam sosial media.
Morissan (2010:266) menjelaskan, penyesuaian akan dilakukan
sembari program diterapkan, dan didasarkan pada evaluasi atas umpan balik
tentang bagaimana program itu berhasil ataukah masih harus diperbaiki.
Evaluasi dibagi menjadi tiga bentuk yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan
evaluasi. Tahap evaluasi secara lengkap terdiri atas penilaian seluruh
kegiatan. Sesuai target yang diinginkan, pencitraan yang dilakukan oleh
divisi Marketing PT. Pos Indonesia (Persero) berhasil mencapai sebuah
sasaran serta tujuan yang ingin dicapai, dimana program yang dilaukan pos
untuk membangun citra melalui brand ambassador karyawannya
(Influencer melalui selebgram) dalam sosial media penilaian masyarakat
(netizen) terhadap PT. Pos Indonesia (Persero) terus meningkat dari bulan
ke bulannya, penilaian positif terhadap pelayanan yang dilakukan oleh PT.
Pos Indonesia (Persero) diterima baik oleh masyarakat (netizen), walaupun
tidak semua masyarakat (netizen) menilai positif mengenai pos.
Hasil dari evaluasi ini menggunakan data grafik dari keseluruhan
laporan Brigade Pos Digital, dimana penilaian para netizen terhadap PT. Pos
Indonesia (Persero) sangat penting untuk membangun sebuah citra serta
membangun sebuah kepercayaan terhadap PT. Pos Indonesia (Persero).
Dibentuknya tim Brigade Pos Digital ini sebagai bagian dari pemantauan di
media sosial akun pos, agar dapat menetralisir tanggapan-tanggapan dari
para netizen yang negatif mengenai PT. Pos Indonesia (Persero). Brigade
96
Pos Indonesia yang dilakukan melalui media sosial yaitu untuk menjaga
nama baik perusahaan dari para netizen yang betanggapan negatif terhadap
pos, sehingga pemantauan dilakukan selama para karyawan pos dalam
waktu bekerja.
top related