bab iv gambaran umum keluran tingkir lor 4.1 letak dan ...€¦ · gambaran umum keluran tingkir...
Post on 12-Nov-2020
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
32
BAB IV
GAMBARAN UMUM KELURAN TINGKIR LOR
4.1 Letak dan Batas Kelurahan Tingkir Lor Lor
Kota Salatiga adalah salah satu kota kecil di Jawa Tengah yang
mempunyai berbagai macam keunikan, salah satu keunikan Kota Salatiga adalah
kota ini hanya memiliki luas wilayah 57.36 (km2)1. Meskipun demikian namun
potensi pariwisata Kota Salatiga tidak kalah dengan Kabupaten/Kota lainya di
Jawa Tengah.
Kecamatan Tingkir merupakan salah satu dari 4 Kecamatan di Kota
Salatiga yang banyak menyimpan potensi pariwisata. Potensi pariwisata yang
terdapat di Kecamatan Tingkir antara lain: wisata alam (Desa wisata Tingkir Lor),
dan wisata yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi (Tingkir Lor sebagai
sentra Home Industri atau sentra UMKM Kota Salatiga).
Mengingat potensi yang cukup strategi pada kedua Kelurahan tersebut,
memacu banyak orang baik personal maupun perusahan untuk membuka usaha di
kedua Kelurahan tersebut. Salah satunya adalah perusahaan yang bergerak di
usaha minimarket berjejaring, yakni Indomart. minimarket yang notabanenya
sebagai minimarket dengan jumlah cabang terbanyak di Kota Salatiga.2 pada
tahun 2015 pihak Indomartt membangun salah satu garai Indomart di Kelurahan
Tingkir Tengah, namun usaha tersebut mendapatkan perlawanan dari masyarakat
setempat terutama para pedagang pasar yang berjualan di Pasar Tradisional
Cengek Tingkir Lor.
Perlawana tersebut di sebabkan oleh pertimbangan jarak antara pasar
tradisional Cengek dan Indomart, serta melihat kondisi pasar tradisional Cengek
1 Sumber yang diambil berdasarkan data BPS tahun 2014 (Salatiga dalam angka) tentang luas wilayah Kota
Salatiga. 2 Data observasi (Februari 2017) terdapat 26 garai Indomart dari total 33 garai minimarket sejenis di Kota
Salatiga
33
yang cukup memprihatinkan, dalam hal tingkat pembeli masyarakat yang cukup
rendah.
Gambar 4.1
Jarak Pasar Tradisonal Cengek dengan Indomart Tingkir Lor
Sumber Data: di dapatkan dari aplikasi Geogle Map, dimana titik kordinat
merah merupakan posisi pasar tradisional Cengek, dan titik kordinat putih
adalah letak indomaret di Tingkir Tengah.
Gambar 4.2
Peta Kelurahan Tingkir Lor
Sumber Data: di dapatkan dari aplikasi Geogle Map, Batas Wilayah Kelurahan
Tingkir Lor.
34
Kelurahan Tingkir Lor adalah salah satu dari 6 Kelurahan di Kecamatan
Tingkir. Berdasarakan luas wilayah Kelurahan Tingkir Lor memiliki luas wilayah
Kelurahan 177.3 Ha, yang di dalamnya terdapat 8 RW dan 24 RT.
Secara administratif pasar tradisonal Cengek dan Indomart berada pada
wilayah administrasi Kelurahan yang berbeda. Pasar tradisonal Cengek berada
dalam wilayah administrasi ke lurahan Tingkir Lor, sedangkan letak Indomart
berada dalam wilayah administrasi Kelurahan Tingkir Tengah.
4.2 Kondisi Penduduk, Jenis Pekerjaan, dan Tingkat Pendidikan
Kelurahan Tingkir Lor memiliki penduduk sebanyak 5,065 jiwa, yang
terdiri dari 2.510 jiwa jumlah penduduk laki-laki, dan 2.555 jiwa jumlah
penduduk perempuan. Sedangkan jumlah penduduk Kelurahan Tingkir Lor
berdasarkan agama dan aliran kepercayaan yakni, jumlah penduduk pemeluk
agama Islam sebanyak 4.751 Jiwa, jumlah penduduk pemeluk agama Kristen
Protestan sebanyak 156 Jiwa, Jumlah penduduk pemeluk agama Katholik 78
orang, dan jumlah penduduk pemeluk aliran kepercayaan sebanyak 2 orang,
sedangkan untuk pemeluk agama Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu tidak sama
sekali berada dan dianut oleh masyarakat Kelurahan Tingkir Lor.
Berdasarkan kondisi penduduk Kelurahan Tingkir Lor dilihat dari aspek
mata pencaharian atau jenis pekerjaan masyarakat, maka berdasarkan data
monografi dinamis Bulan Maret 2017 Kelurahan Tingkir Lor, dapat dilihat
mayoritas penduduk Kelurahan Tingkir Lor berdasarkan jenis pekerjaan terdiri
dari 1559 orang merupakan pelajar dan mahasiswa, karyawan swasta 686 orang,
buruh harian lepas 303 orang, perdagangan 70 orang, buruh harian lepas 183
orang, tukang las pandai besi 86 orang, PNS 298 orang, guru 177 orang,
wiraswasta 620 orang (termasuk dalam penggiat Home Industri), pedagang 145
orang, dan belum/tidak bekerja 938 orang.
Berangkat dari data tersebut maka dapat dilihat jenis pekerjaan paling
dominan pada masyarakata Tingkir Lor adalah para pelajar dan mahasiswa, selain
itu terdapat 145 masyarakat Tingkir Lor yang pada keseharianya bekerja sebagai
35
pedagang (nota banenya tidak semua berjualan di pasar tradisional Cengek).
dimana masyarakat Tingkir Lor yang kesehariannya sebagai pedagang tradisional
di pasar tradisional Cengek hanya sebanyak 30 orang pedagang. Para pedagang
yang sebagian besar berasal dari Kelurahan Tingkir Lor berjualan jenis sembako,
makanan siap saji, dan sayur dan buah.
Dalam rangka melihat kondisi sosial suatu masyarakat secara
komprehensif, maka aspek pendidikan merupakan bagian yang sangat penting
untuk dilihat. Hal ini dikarenakan peran penting pendidikan sangat berbanding
lurus dengan perkembangan pembangunan pada suatu daerah. Sehingga
berdasarkan hal tersebut, maka aspek pendidikan pada Kelurahan Tingkir Lor
merupakan bagian penting yang harus dibahas dalam pembahasan ini. Kelurahan
Tingkir Lor ketika di tinjau dari jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
sebagai berikut.
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Kelurahan Tingkir Lor Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah %
1 Tidak/Belum Sekolah 869 Orang 17,15%
2 Belum Tamat
SD/sederajat
761 Orang 15,02%
3 Tamat SD 1.023 Orang 20,19%
4 Tamat SLTP 762 Orang 15,04%
5 Tamat SLTA 1.321 Orang 28,08%
6 Diploma I/II 53 Orang 1,04%
7 Strata I/Diploma IV 151 Orang 3,94%
8 Strata 2 21 Orang 0,41%
9 Strata 3 4 Orang 0,07 %
36
JUMLAH 5065 Jiwa 100 %
Sumber Data: Data Monografi Dinamis Bulanan Maret 2017 Kelurahan
Tingkir Lor Kec. Tingkir Kota Salatiga
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan kondisi masyarakat Kelurahan
Tingkir Lor memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik, hal ini dikarenakan
secara mayoritas masyarakat Tingkir Lor merupakan tamatan SLTA, yakni sekitar
28,08% dari total mayoritas penduduk, sedangkan masyarakat dengan tingkat
pendidikan terakhir SD sebanyak 20,19%, dan diikuti oleh tamatan SLTP dan
strata I masing-masing sebanyak 15,04 % dan 3, 94%.
4.3 Kondisi Pasar di Kecamatan Tingkir
Kecamatan Tingkir adalah salah satu dari empat Kecamatan di Kota Salatiga.
Berdasarkan kondisi perkembangan ekonomi dari keempat Kecamatan di Kota
Salatiga Kecamatan Tingkir termasuk salah satu Kecamatan yang masih cukup
unggul dari aspek pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya
usaha-usaha home industry, dimana hasil produksinya di produksi di kecamtan
Tingkir terutama pada dua Kelurahan, yakni Kelurahan Tingkir Lor dan
Kelurahan Tingkir Tengah
Hadirnya home industri di Kecamatan Tingkir secara otomatis akan
memerlukan pasar sebagai wadah yang di jadikan sebagai tempat pendukung
aktifitas jual beli produk-produk home industry, walaupun banyak dari produksi
home industry di Kecamatan Tingkir telah mempunyai pasar sendiri untuk
menjajakan produk-produknya baik di luar kota maupun di ekspor, namun
kebutuhan pasar di Kecamatan Tingkir masih cukup potensil dan strategis
mengingat banyaknya sentra-sentra UMKM baru yang berkembang di Kecamatan
Tingkir.
Pasar Cengek merupakan satu-satunya pasar tradisional yang berada di
Kecamatan Tingkir tepatnya pada Kelurahan Tingkir Lor. Keberadaan pasar
Cengek di Kelurah Tingkir Lor di rasa sebagian masyarakat sangat vital sebagai
tempat yang dapat menunjang kebutuhan sehari-hari (sembako) masyarakat
37
sekitar. Selain itu dengan di tetapkannya Kecamatan Tingkir oleh pemerintah
Kota Salatiga melalui dinas perdagangan dan UMKM sebagai sentra UMKM
Kota Salatiga, maka baik pedagang maupun pelaku UMKM dan masyarakat
mempunyai kemudahan akses, terutama para pelaku UMKM dalam hal
benjajakan produk-produk UMKMnya. Sedangkan keuntungan lain yang di
rasakan para pedagang pasar Cengek adalah di untungkan dengan keberadaan
sentra UMKM di Kecamatan Tingkir, terutama pada dua Kelurahan (Tingkir Lor-
Tingkir Tengah). Hal ini sangat membantu dalam hal meningkatnya daya beli
masyarakat. Kondisi ini dikarenakan setiap masyarakat yang berasal dari luar
Kecamatan Tingkir maupun Kota Salatiga yang berkunjung ke sentra-sentra
UMKM di dua Kelurahan yang berdekatan dengan pasar tradisional Cengek,
sudah tentunya akan berkunjung lebih dulu ke pasar tradisional Cengek sebelum
terjun langsung tempat-tempat produksi UMKM di Kecamatan Tingkir. Seperti di
ungkapkan oleh Siswanto (39) salah pedagang pasar tradisional Cengek
Kelurahan Tingkir Lor.
“Keberadaan pasar tradisional dengan usaha-usaha home industry disini
hubungan adalah simbiosis mutualis. Kami di untungkan secara langsung
maupun tidak langsung, artinya dari kami sebagai penggiat pasar itu di
untungkan secara langsung dengan sentra home industry disini, karena kami
memandang dimana suatu daerah banyak di kunjungi oleh orang asing (di
luar Salatiga), maka secara alami akan timbul tingginya frekuensi
perpindahan uang dari satu tangan ke tangan yang lain (perputaran uang).
Bagi kami keuntungan secara langsung ketika orang datang membeli
produk-produk di sentra-sentra UMKM disini secara otomatis mereka akan
mampir ke pasar dan toko-toko kami untuk belanja, sedangkan secara tidak
langsung adalah tingginya daya beli sembako yang berasal dari para pelaku
usaha UMKM untuk kebutuhan para karyawanya sehingga mereka turut
membantu menggeliatkan ekonomi pasar”3.
Berdasarkan hasil wawancara di atas secara jelas para pedagang pasar Cengek
merasa sangat diuntungka oleh kehadiran sentra-sentra UMKM yang berada di
Kelurahan Tingkir Lor dan Tingkir Lor, yang mana akses antara dua Kelurahan
tersebut cukup dekat dengan pasar tradisional Cengek. Mengingat pasar
3 Hasil wawancara bersama pak siswanto (39) salah satu pelaku usaha toko klontong di pasar
tradisonal Cengek pada 02/07/2017
38
tradisional Cengek terletak dalam wilayah administrasi Kelurahan Tingkir Lor
dan berbatasan langsung dari barat dan timur dengan Kelurahan Tingkir Lor.
Ditinjau dari letak administrasi Kelurahan Tingkir Lor yang diapit oleh dua
Kelurahan yakni, kelurah Tingkir Lor dan desa Baruan Kabupaten Semarang,
maka keberadaan sentra home industry sangat memungkinkan tingginya daya
beli masyarakat di khusunya di Kelurahan Tingkir Lor.
Selain itu posisi Kelurahan Tingkir Lor yang berhadapan langsung dengan
jalur utama alternatif Salatiga-Solo, dan Kabupaten Sragen, sehingga sangat
memungkinkan dari aspek keterjangkauan pada akses masyarakat luar untuk dan
berkunjung ke pasar tradisional Cengek dan sentra-sentra home industiri di
Kelurahan Tingkir Lor. Posisi dan potensi strategis Kelurahan Tingkir Lor ini
cukup strategis dalam hal mobilitas yang berfungsi memperkuat daya beli
masyarakat. Hal dibuktikan dengan bermunculanya pasar-pasar modern yang
berkembang cepat pada kedua wilayah Kelurahan Tingkir Lor dan Tingkir
Tengah
4.3.1 Pasar Tradisional dan Tantangan Kehadiran Pasar Moderen
Pasar tradisional adalah sebuah tempat yang terbuka di mana terjadi proses
transaksi jual beli yang dimungkinkan proses tawar-menawar4. Di dalam pasar
tradisonal sistem jual beli yang berkaitan dengan harga barang cukup fleksibel.
Artinya setiap pembeli dan pedagang dapat melakukan penawaran harga sesuai
dengan kondisi barang dan kebutuhan pembeli. Kefleksibilitas dalam harga yang
dapat dilakukan antara pedagang dan pembeli memberikan keuntungan tersendiri
bagi para pembeli dalam hal dapat memotong anggaran belanja yang sebenarnya
cukup irit bila dibandingkan dengan barang-barang di dijual di pasar-pasar
modern pada umumnya. Selain itu pada pasar tradisional juga memungkinkan
4 Utami Ayunita, Eksistensi Pasar Tradisional di Kanupaten Sleman, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga,
2011.
39
untuk berlangsungnya proses-proses sistematis dalam interaksi sosial yang
berkelanjutan antara pedagang dan pembeli5.
Namun dengan hadirnya pasar-pasar modern, yakni pasar di mana pembeli
dan penjualnya tidak melakukan transaksi secara langsung. Pembeli hanya melihat
lebel pada suatu kemasan produk dan pembeli di layani oleh pramuniaga contoh
minimarket, supermarket, dan hipermarket (Hutabarat, 2009). Selain itu pasar
moderen yang di dominasi oleh minimarket-minimarket yang berjejaring baik
ditingkat provinsi sampai ke polosok dusun. Sangat memberikan efek yang
signifikan terhadap eksistensi pasar-pasar modern.
Hal ini sangat mungkin dengan berbagai macam penawaran fasilitas yang
ditawarkan oleh pasar modern dalam mendorong efektifitas dan efisiensiensi
pembeli. Pelayanan yang cukup modern yang difasilitasi dengan kemudahan-
kemudahan pembayaran yang ditunjang oleh teknologi komputer yang memadai,
ruangan ber AC, dan tata barang yang sesuai berdasarkan rak-rak khusus produk-
produk tertentu, merupakan keunggulan-keungulan khusus yang dimiliki pasar-
pasar modern yang tidak mungkin ditemui di pasar tradisional, sehingga
keunggulan-keunggulan tersebut sangat memungkinkan untuk mengurus
keberadaan pasar tradisional yang serba minim ditunjang dari fasilitas
pendukungnya yang di pengaruhi oleh minimnya modal bila di bandingkan
dengan pasar-pasar modern.
Kondisi serupa akan melahirkan fenomena persaingan usaha yang tidak sehat.
Kondisi tersebut turut dirasakan oleh para pedagang di pasar tradisonal Cengek.
Hadirnya Indomart di Kelurahan Tingkir Tengan yang mempunyai jarak kurang
dari 230 meter dengan pasar tradisional Cengek sangat memungkinkan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap daya beli masyarakat.
hal ini mengingat keberadaan Indomart di Kelurahan Tingkir Lor berada
cukup strategis persis di depan jalan utama alternative Salatiga-Sragen dan berada
sekitar 10 meter persis di samping jalan utama Kelurahan Tingkir Lor, yang juga
5 Tim Pengelola Pasar Kabupaten Bantul. “Konsep Pengelolaan Pasar Tradisional Di Kabupaten
Bantul”. 2010. Kantor Pengelolaan Pasar Bantul. Hal 3.
40
dipakai sebagai akses satu-stunya menuju ke pasar tradisional Cengek. Persoalan
lain yang turut mempengaruhi kondisi ketimpangan pasar tradisonal Cengek dan
Indomart di Tingkir Lor yaitu, dengan adanya kebijakan dari manajemen Indomart
untuk mengakomodir produk-produk UMKM masyarakat sekitar misalnya
makanan rinagan berupa cemilan (krepik) dan lain sebagainya untuk turut dijual di
Indomart.
Belum lagi pengaruh pasar modern (Indomart) yang telah berhasil menarik
perhatian masyarakat dengan berbagai macam fasilitas yang ditawarkannya,
bersamaan dengan hal tersebut stigma akan pasar tradisional yang cenderung tidak
nyaman dan aman dari aspek sarana prasana, serta kotor turut membantu mindset
masyarakat untuk semakin tidak memilih pasar tradisonal dan kecenderungan
menetukan alternatifnya untuk berbelanja ke Indomart.
Ketimpangan-ketimpangan yang timbulkan oleh Indomart yang berpengaru
oleh eksistensi pasar tradisonal Cengek melahirkan gerakan perlawanan yang
dilakukan oleh para pedagang pasar Cengek yang merasa sangat terganggu oleh
kehadiran Indomart di Kelurahan Tingkir Lor. Gerakan perlawanan yang
dilakukan oleh para pedagang menyasar beberapa persoalan yang timbul dari
kehadiran Indomart di Tingkir Lor. Persoalan-persoalan tersebut antara lain: jarak
antara pasar tradisonal Cengek dan Indomart cukup dekat, daya beli masyarakat
yang menurun (yang dipengaruhi oleh menurunya kunjungan masyarakat di pasar
tradisional), serta peembangunan Indomart di Tingkir Tengah yang di nilai tidak
melalui prosedur yang berlaku.
4.4 Kondisi Sosial Pedagang Pasar Tradisional Cengek dan Perlawanan
terhadap Indomart.
Pasar tradisional Cengek merupakan salah satu pasar tradisional yang ada
di Kota Salatiga. Letak pasar tadisional Cengek terdapat di Kelurahan Tingkir Lor
Kecamatan Tingkir. Terdapat 30 jumlah pedagang yang berjualan di pasar
tradisional Cengek. Para pedagang yang keseharianya menggantungkan hidupnya
di Pasar tradisional Cengek dengan menjual berbagai macam barang dagangan,
yang di dominasi oleh barang-barang sembako.
41
Berdasarkan kondisi aktifitas jual beli yang berlangsung di pasar
tradisional Cengek dapat di lihat tingkat konsumen atau daya beli masyarakat
yang berbelanja di pasar tradional Cengek cukup rendah. Hal ini menyebabkan
para pedagang yang memilih bertahan yang sebelumnya 30 orang sampai saat ini
hanya tersisa 15 orang.
“Jumlah keseluruan pedagang yang berjualan disini ada 30 namun yang
sering aktif jualanya hanya 15 orang”6
Berdasarkan hasil wawancara bersama salah satu pedagang tradisional
Cengek Pak Isna (43), kondisi pasar tradisional Cengek yang berangsur-angsur
mulai mengalami penurunan jumlah pedagang salah satu faktornya dipengaruhi
oleh kurangnya kenginan warga untuk membelanjakan kebutuhanya di pasar
tradisional Cengek.
Berangkat dari kondisi-kondisi rill inilah menjadi salah satu motivasi para
pedagang yang berjualan di pasar tradisional Cengek melakukan gerakan
perlawanan terhadap Indomart sebagai salah satu pasar modern (minimarket) yang
dibangun dan melangsungkan aktifitas jual beli dengan jarak yang cukup dekat
dengan pasar tradisional Cengek, yakni kurang lebih jarak pasar tradisional dan
Indomart berjarak 230 meter. Alasan-alasan yang melatar belakangi gerakan
tersebut antara lain melihat kondisi pasar tradisional Cengek yang masuk dalam
kategori pasar yang mulai berkembang7 (tingkat daya beli masyarakat yang cukup
rendah) di Kota Salatiga dan pertimbangan jarak yang cukup dekat dengan pasar
tradisonal Cengek.
Secara teoritis berkurangnya pedagang di pasar-pasar tradisional hal ini
dilatar belakangi oleh kompetisi antara pasar tradisional dan pasar modern.
Kondisi tersebut bukan hanya terjadi di Kota Salatiga khususnya pasar tradisional
6 Hasil wawancara dengan Bpk Isna (43) salah satu pedagang tradisional pasar Cengek
(06/06/2017) 7 Pasar tradisional Cengek sebelumnya bertempat di sepanjang kali Cengek , namun pada tahun
2009 dengan adanya kebijakan pemerintah Kota Salatiga posisi pasar yang sebelumnya di
sepanjang pantaran kali cengek di tertibkan dengan dibangun pasar yang letaknya persis di
tempat yang sekarang, namun kondisi pasar baru mempunyai ukuran sangat kecil sehingga para
pedagang yang tidak mendapakan tempat mulai keluar dari pasar Cengek dan mencari tempat
pasar lain.
42
Cengek, namun persaingan antara pasar tradisonal dan pasar modern yang pada
akhirnya membuahkan hasil, dimana secara perlahan-lahan pasar tradisional mulai
tersingkir rupanya dirasakan diseluruh wilayah di Indonesia.
Hal ini dapat dilihat berdasarkan penilitian yang dilakukan oleh asosiasi
pedagang pasar seluru Indonesia pada tahun 2009, dimana pada tahun 2008
terdapat 4070 pasar di Indonesia atau sekitar 35% dari total pasar tradisional di
Indonesia ditinggalakan pedagangnya karena pasar tradisonal kalah bersaing
dengan pasar modern. Pada tahun 2007 jumlah pedagang pasar tradisional
sebanyak 12.650 juta dan pada tahun 2011 turun menjadi 11 juta.8
Gerakan perlawanan para pedagang pasar terhadap pihak Indomart di
Tingkir Lor adalah upaya untuk mempertahankan eksistensi keberlangsungan
hidup para pedagang pasar yang menggantungkan kehidupanya dari pengasilan
barang daganganya di pasar tradisional Cengek. Gerakan-gerakan tersebut di
langsungkan dengan beberapa cara diantaranya gerakan perlawanan dengan
menempuh metode aksi jalanan dan juga diplomasi.
Kami melakukan gerakan protes dengan memasang spanduk penolakan
Indomart di beberapa titik antara lain : pasar tradisional Cengek, jembatan
tepatnya depan jalan utama jln Tingkir-Suruh, dan depan persis Indomart
Tingkir Lor. Dan hasil dari gerakan tersebut pihak Indomart yang sebelum
telah siap mengoperasikan aktifitas jual beli terpaksa dihentikan selama
beberapa .(antara bulan Juli-Oktober). Selain pemasangan spanduk kita
(perwakilan pedagang) juga melakukan beberapa aksi mediasi dengan
pihak Indomart yang di fasilitasi oleh pihak Kelurahan Tingkir Lor dan
polsek).9
Gerakan-gerakan perlawanan yang di prakarsai oleh beberapa pedagang
secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu bentuk gerakan sosial, dimana
8 Astray Yanuarti, Syamsul Hidayat, dan Wisnu Wage Pamungkas, Laporan Utama, Gatra No 12
kamis 12 Januari 2009, bandung. Dan dikutip dari: Nahdyul Izzah, Pengaruh Pasar Moderen
Terhadapa Pasar Tradisional (studi Pengaruh Ambarukmo Plaza terhadapperekonomian
pedagang pasar desacaturtunggal nologaten Depok Sleman Yogyakarta) Fakultas Dakwa UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010. http://digilib.uin
suka.ac.id/5595/1/BAB%20I,IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf 9 Hasil Wawancara dengan Bpk Umam (47) salah satu pedagang di pasar tradisional Cengek
(03/05/2017)
43
gerakan ini dapat berlangsung ketika suatu pihak merasa dirugikan dengan
keberadaan pihak lain yang lebih dominan dari berbagai aspek. Pedagang pasar
diartikan sebagai pihak yang terdesak atau merasa dirugikan dengan kehadiran
Indomart, sedangkan pihak Indomart merupakan pihak yang mempunyai
kecenderungan dominan, dominasi tersebut dirasakan para pedagang dengan
pertimbangan pemilik Indomart secara keuntungan akan masuk dalam keuntungan
secara personal pemilik Indomart. Para pedagang pasar tradisional yang
berdasarkan kondisi pasar yang sebelumnya telah memburuk „tinkat daya beli
masyarakat yang rendah,” akan lebih berpengaruh secara signifikan pada
pendapatan dan daya beli masyarakat, ketika Indomart beraktifitas dan bersaing
dengan pasar tradisional Cengek, mengingat jarak yang cukup deket (230 M dari
pasar tradisional).
Kecenderungan masyarakat lebih memilih berbelanja di Indomart dengan
pertimbangan efektifitas dan efisiensi. Kecenderungan tersebut dititik beratkan
pada pertimbangan-pertimbangan rasional, di mana Indomart sebagai bagian dari
pasar moderen di rasa lebih aman dan nyaman ketika dibandingkan dengan
berbelanja di pasar tradisional. Hal ini seperti di utarakan oleh Bpk Munir (50)
salah satu petugas Kelurahan Tingkir Tengah saat di wawancara berkaitan dengan
gerakan perlawanan pedagang pasar tradisional Cengek dengan pihak Indomart,
yakni
Saya secara pribadi menolak pendirian Indomart dan lebih memilih
mendukung para pedagang pasar tradisional, tapi saya terkadang juga
memilih berbelanja di Indomart karena lebih lengkap barang yang kita
cari, berbeda halnya dengang pasar tradisional terkadang barang yang kita
cari kehabisan atau bahkan tidak ada. Selain itu Indomart cenderung lebih
aman, dan juga nyaman dengan didukung oleh berbagai fasilitas yang
tersedia.10
Pertimbangan rasional yang diutarakan para konsumen ketika berbelanja
di indomaret merupakan alasan yang sangat objektif, dikarenakan keunggulan
dan keberhasilan sistem yang di bangun oleh pihak indomart telah mampu
10
Hasil Wawancara bersama Bpk Sahal (50) salah satu pegawai di Kelurahan Tingkir tengan (06/07/2017)
44
menggiring masyarakat untuk berbelanja di minimarket-minimarket modern.
Alasan sederhana untuk menjelaskan fenomena ini adalah setiap manusia diera
modern sangat mengutamakan efektifitas dan efisiensi dalam berinteraksi.
Pasar merupakan bagian yang vital yang tidak bisa di lepas pisahkan
dengan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat, karena di sana tersedia berbagai
macam kebutuhan pokok masyarakat. Kondisi ini harusnya di kemas untuk
memberikan kenyamanan serta keterjangkauan barang yang menjadi kebutuhan
konsumen. Indomaret pada umumnya merupakan representasi kecil dari pasar
modern dengan kesedian modal dan sumber daya yang mumpuni, telah berhasil
membangun sistem yang efektif dan efisien sehingga membantu dalam hal
kemudahan dan keterjangkauan konsumen terhadap bahan-bahan pokok yang
dicari. Sedangkang pasar tradisional dalam prosesnya masih menggunakan
sistem tradisional dalam proses perdagangan, maupun fasilitas yang turut
mendukung masih tergolong minim, sehingga pertimbangan-pertimbangan inilah
memberikan kecenderungan orang lebih banyak memilih berbelanja di pasar
modern.
top related