bab iv hasil penelitian 4.1. gambaran sd · 4.3.1. kondisi pra siklus sebelum pelaksanaan siklus i...
Post on 17-Aug-2020
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran SD
Penelitian ini dilaksanakan di SD Pasekan 02 Kecamatan Ambarawa
Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. SD Pasekan 02 beralamat di Jalan
Pluwang, Pasekan Kecamatan Ambarawa. SD Pasekan 02 berada di tepi jalan dan
ditengah-tengah perkampungan Desa Pasekan yang dikelilingi oleh pohon
kelengkeng. Meskipun letak SD Pasekan 02 berdampingan dengan rumah
penduduk, namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan baik.
Jumlah kepala sekolah, guru dan karyawan di SD Pasekan 02 adalah 11
orang. 1 Kepala Sekolah Sarjana, Guru Sarjana 7 orang, D3 ada 2 orang dan SMP
1 orang (Penjaga Sekolah). Sarana dan Prasarana yang ada di SD Pasekan 02
kurang baik karena ada beberapa alat peraga yang rusak sehingga tidak bisa
digunakan dengan maksimal. SD Pasekan 02 memiliki 6 ruangan kelas untuk
kelas I-VI, 1 ruang kantor guru, 1 ruang UKS, 1 ruang komputer, WC dan dapur.
Tata ruang SD Pasekan 02 berbentuk leter I.
4.2. Karakteristik Responden
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Pasekan 02
yang berjumlah 38 siswa yang terdiri dari 23 siswa laki-laki dan 15 siswa
perempuan. Berdasarkan informasi dari guru kelas , siswa-siswi kelas V SD
Pasekan 02 memiliki karakteristik suka bermain, suka berbicara, ekonomi orang
tua rata-rata lemah karena sebagian besar orang tua murid bekerja sebagai petani,
buruh serabutan, buruh pabrik, pendidikan orang tua rata-rata berijazah SD
sehingga kurangnya perhatian orang tua dengan anak khususnya dalam
pendidikan. Selain itu juga masih terdapat beberapa siswa yang umurnya belum
mencapai 11 tahun sehingga kesulitan dalam menerima pelajaran.
43
4.3. Pelaksanaan Tindakan
4.3.1. Kondisi Pra Siklus
Sebelum pelaksanaan siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti
melakukan observasi awal untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa.
Selain melihat langsung pembelajaran di dalam kelas, peneliti juga mendapatkan
data nilai hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA dari guru kelas V.
Selama observasi di dalam kelas, dapat dilihat bahwa dalam menyampaikan
pembelajaran guru masih menerapkan cara lama yaitu metode ceramah. Hal itu
menyebabkan para siswa menjadi tidak tenang di dalam mengikuti pelajaran,
kelas menjadi gaduh karena para siswa cepat bosan. Dalam observasi ini, peneliti
juga mempersiapkan angket minat belajar IPA pra siklus yang digunakan untuk
mengukur minat siswa terhadap pelajaran IPA pra siklus. Berdasarkan hasil
observasi ini peneliti memperoleh data bahwa minat belajar siswa kurang dan
hasil belajar IPA di kelas V sangat rendah.
a. Minat Belajar
Untuk mengukur besar minat siswa sebelum melakukan tindakan, peneliti
memberikan angket minat belajar kepada siswa. Siswa yang mendapatkan skor 1-
15 memiliki minat sangat rendah, 16-30 memiliki minat rendah, 31-45 memiliki
minat tinggi dan 46-60 memiliki minat yang sangat tinggi. Berikut adalah data pra
siklus minat belajar siswa terhadap pelajaran IPA :
Tabel 4.1
Minat Belajar Siswa Pra Siklus terhadap Pelajaran IPA
Kategori
Rentang
skor Jumlah siswa Persentase
Sangat rendah 1-15 0 0 %
Rendah 16-30 21 55 %
Tinggi 31-45 16 42 %
Sangat tinggi 46-60 1 3 %
Jumlah 38 100 %
Rata-rata skor 31,73
Skor tertinggi 47
Skor terendah 20
44
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa 21 siswa masih memiliki minat
belajar yang rendah, 16 siswa memiliki minat belajar tinggi dan hanya 1
siswa yang memiliki minat belajar sangat tinggi. Rata-rata skor minat
belajar IPA adalah 31,73 dengan skor tertinggi adalah 47 dan skor terendah
adalah 20.
Presentase minat belajar IPA siswa dapat dibuat diagram lingkaran sebagai
berikut :
Diagram 4.1. Persentase Minat Belajar IPA Pra Siklus
Berdasarkan diagram 4.1 persentase yang digambarkan dari diagram
lingkaran terlihat jelas bahwa pada diagram menunjukan bahwa 55% siswa
memiliki minat yang rendah dalam belajar IPA, 42% memiliki minat yang tinggi
dan 3% siswa memiliki minat belajar IPA yang sangat tinggi.
b. Hasil belajar
Dari tes evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk siswa diperoleh data
hasil belajar IPA sebelum dilakukan tindakan pembelajaran. Berdasarkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM = 75) data hasil belajar IPA disajikan dalam tabel
berikut :
55%
42%
3%
sangat rendah
rendah
tinggi
sangat tinggi
45
Tabel 4.2
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus
Siswa Kelas V SD Pasekan 02
Tahun Pelajaran 2013/2014
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa siswa yang belum tuntas dari nilai
KKM 75 ada 22 siswa dan siswa yang telah tuntas berjumlah 16 siswa. Dimana
nilai rata-rata siswa adalah 68,55 dengan nilai tertinggi adalah 90 dan nilai
terendah yaitu 45. Dari analisis hasil tes pada tabel 2 dapat dibuat diagram
lingkaran sebagai berikut :
Diagram 4.2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus
Berdasarkan diagram 4.2 hasil analisis yang digambarkan dalam diagram
lingkaran terlihat jelas bahwa 58% siswa belum tuntas dalam belajar IPA dan 42%
siswa yang sudah tuntas dalam belajar IPA.
Berdasarkan data yang diperoleh dari skor minat dan hasil belajar IPA siswa
Kelas V SD Pasekan 02 yang masih rendah pada pelajaran IPA, maka peneliti
58%
42%
tidak tuntas
tuntas
Skor Ketuntasan Frekuensi Presentase
(%)
<75 Tidak Tuntas 22 58
≥ 75 Tuntas 16 42
Jumlah 38 100
Rata-rata 68,55
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 45
46
akan melakukan penelitian tindakan kelas kolaboratif sesuai dengan rancangan
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti akan
menggunakan model pembelajaran SAVI untuk meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA dalam pembelajarab siklus I dan II. Siklus I
pembelajaran dilakukan dengan Kompetensi Dasar “Mendeskripsikan sifat-sifat
cahaya” dan pada siklus II dengan Kompetensi Dasar “ Membuat suatu
karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya”.
4.3.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum siklus I dan siklus II dilaksanakan terlebih dahulu angket dan soal
evaluasi diujikan. Berdasarkan hasil uji validitas angket minat dari 20 item
sebanyak 15 soal yang valid dan 5 soal tidak valid karena corrected item total
correlation <0,2. Soal yang tidak valid adalah soal nomor 1,6,8,13 dan 17. Hasil
iji validitas untuk soal siklus I dari 30 item soal sebanyak 17 soal yang valid dan
13 soal tidak valid. Soal yang tidak vald adalah soal nomor
1,3,5,9,11,16,17,19,20,21,25,26 dan 27. Hasil uji validitas untuk soal siklus II dari
25. Hasil uji validitas untuk soal siklus II dari 25 item soal sebanyak 15 soal yang
valid dan 10 soal tidak valid. Soal yang tidak valid adalah soal nomor
1,3,5,8,13,14,15,17,23 dan 25.
Hasil perhitungan reliabilitas pada angket minat nilai Cronbach’s Alpha
adalah 0,883 yang artinya reliabilitas bagus. Pada siklus I nilai Cronbach’s Alpha
adalah 0,908 yang artinya reliabilitas memuaskan sedangkan pada siklus II
Cronbach’s Alpha adalah 0,809 yang artinya reliabilitas bagus.
4.3.3. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan tindakan
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka peneliti melakukan
diskusi dengan guru kelas V mengenai mata pelajaran yang akan diajarkan,
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, serta alat peraga yang dibutuhkan.
47
Sebelum melaksanakan kegiatan pada siklus I, peneliti menyiapkan segala
sesuatu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
Pada siklus I ini dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 3 kali
pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung selama 70 menit atau 2 jam pelajaran.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru menggunakan model
pembelajaran Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI). Persiapan yang
dilakukan peneliti dalam siklus I ini adalah :
1) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan.
2) Meninjau lokasi yang akan digunakan siswa untuk melakukan
penelitian.
3) Mempersiapkan alat peraga.
4) Menyiapkan rencana pembelajaran siklus I.
5) Menyiapkan lembar observasi guru
6) Menyiapkan lembar kegiatan siswa.
7) Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat belajar
siswa.
8) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
9) Merancang tes formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan tindakan dan pengamatan
Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada siklus 1 ini berlangsung pada haari Rabu, 5 Maret
2014 pada pukul 09.30-10.40 WIB. Sebelum memulai pelajaran, peneliti
mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, mengabsen siswa dan melakukan
apersepsi tanya jawab dengan siswa tentang bagaimana kita bisa melihat benda-
benda di dalam kelas (Intellectual). Kemudian guru mengaitkan apa yang
disampaikan siswa dengan materi yang akan dipelajari siswa. Dilanjutkan dengan
peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada kegiatan inti antara lain siswa
dibagi menjadi 7 kelompok sesuai dengan kelompok belajar yang terdiri dari 5-6
orang siswa. Setelah siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing, siswa
48
menerima alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dari peneliti. Masing-
masing kelompok membaca petunjuk yang harus dilakukan sebelum melakukan
percobaan. Setelah membaca langkah-langkah yang harus dilakukan, siswa segera
melakukan percobaan dan melakukan pengamatan mengenai sifat-sifat cahaya
yaitu merambat lurus dan menembus benda bening (Somatic). Peneliti
membimbing siswa dalam melakukan percobaan. Setelah melakukan percobaan
dan pengamatan siswa kemudian mengisi LKS, membuat kesimpulan dan
mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas dan kelompok yang tidak maju
mendengarkan kelompok yang sedang maju.(auditory). Peneliti bersama siswa
kemudian meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan materi dan
membuat kesimpulan.
Pada kegiatan akhir peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Kemudian memberi kesempatan
kepada siswa untuk menulis catatan di papan tulis sebagai rangkuman. Melakukan
kegiatan refleksi dengan memberikan angket dan mengumumkan tugas serta alat
yang harus dibawa untuk pertemuan berikutnya.
Pertemuan 2
Pertemuan kedua pada siklus 1 ini berlangsung pada hari Kamis, 6 Maret
2014 pada pukul 09.30-10.40 WIB. Sebelum memulai pelajaran, peneliti
mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, mengabsen siswa dan melakukan
apersepsi tanya jawab dengan siswa siapa yang sebelum berangkat sekolah
selalu bercermin untuk memeriksa seragam yang dikenakan(Intellectual).
Kemudian guru mengaitkan apa yang disampaikan siswa dengan materi yang
akan dipelajari siswa. Dilanjutkan dengan peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Pada kegiatan inti dengan bimbingan dari guru siswa mengingat-ingat
kembali sifat-sifat cahaya yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya
(Intellectual). Setelah itu guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk
menyebutkan peristiwa di dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukan bahwa
49
cahaya dapat dipantulkan, dibiaskan dan diuraikan (Intellectual). Kemudian guru
membagi siswa berkelompok sesuai kelompok belajar masing-masing untuk
melakukan percobaan sesuai dengan LKS yang telah dibagi. Bersama kelompok
siswa kemudian melakukan percobaan menentukan sifat bayanagna pada cermin
datar, cembung dan cekung (Somatic). Peneliti membimbing siswa dalam
melakukan percobaan. Setelah itu guru menunjuk beberapa perwakilan
kelompok untuk membuktikan percobaan bahwa cahaya dapat dibiaskan dan
diuraikan sesuai alat peraga yang telah disediakan peneliti (Visual). Kemudian
bersama dengan kelompok para siswa mendiskusikan percobaan yang telah
dilakukan dan mengerjakan LKS (Intellectual). Setelah itu setiap kelompok
maju ke depan kelas mempresentasikan hasil percobaan dan siswa yang lain
mendengarkan teman yang sedang maju (Visual, Auditory). Peneliti bersama
siswa kemudian meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan
materi dan membuat kesimpulan.
Pada kegiatan akhir peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Kemudian memberi
kesempatan kepada siswa untuk menulis catatan di papan tulis sebagai
rangkuman dan setelah itu menyanyikan lagu “sifat cahaya” yang telah
diciptakan oleh peneliti untuk memudahkan siswa dalam mengingat materi
(Auditory). Kemudian peneliti mengumumkan bahwa pertemuan berikutnya
akan dilakukan tes tentang sifat-sifat cahaya.
Pertemuan 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 8 Maret 2014. Pertemuan
ketiga ini diawali dengan guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ketiga yaitu sebagai evaluasi hasil belajar yang telah dilakukan.
Peneliti memberikan apersepsi kepada siswa untuk menyanyikan lagu “sifat
cahaya” sebelum mengerjakan soal evaluasi. Setelah itu siswa mengerjakan soal
evaluasi. Setelah selesai mengerjakan, peneliti melakukan tanya jawab kepada
siswa mengenai soal-soal evaluasi hari ini dan kemudian guru menutup pelajaran
dengan memberikan motivasi siswa agar memiliki semangat belajar yang tinggi.
50
1) Hasil tindakan
a) Hasil Observasi
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini salah satunya berupa
hasil dari lembar observasi yang dirterapkan pada guru dan
siswa.penelitian observasi ini dilakukan oleh peneliti yang juga
merangkap menjadi observer. Dalam menentukan tinggi rendahnya hasil
pengukuran lembar observasi pembelajaran dengan model SAVI
digunakan 4 kategori kurang baik, cukup baik, baik dan dangat baik.
Pada lembar observasi guru dalam pembelajaran SAVI
menggunakan kriteria penilaian berikut :
Sangat baik : skor 46-60
Baik : skor 31-45
Cukup : skor 16-30
Kurang : skor 1-15
Kriteria penilaian pada lembar observasi siswa dalam pembelajaran
SAVI adalah :
Sangat baik : skor 82-108
Baik : skor 55-81
Cukup : skor 25-54
Kurang : skor 1-27
Untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran
SAVI dalam kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi
pembelajaran guru. Berikut analisis data hasil observasi guru pada
penelitian siklus I pertemuan 1 dan 2 :
51
Tabel 4.3
Analisis Data Hasil Observasi Guru Siklus I
Pertemuan 1 dan 2
No Pertemuan Jumlah skor aspek Total
skor
Kategori
I II III 1V
1 1 3 8 22 4 37 Baik
2 2 3 9 27 6 45 Baik
Rata-rata siklus 1 skor Observasi Guru 41 Baik
Berdasarkan tabel 4.3 jumlah skor hasil observasi kegiatan guru siklus
1 pada pertemuan 1 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor 3,
pada kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 8, kegiatan inti
memperoleh skor 22 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 4. Jumlah
skor dari keempat kegiatan ini adalah 37 dengan kategori Baik. Pada
pertemuan 2 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor 3, pada
kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 9, kegiatan inti memperoleh
skor 27 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 6. Jumlah skor dari
keempat kegiatan ini adalah 41 dengan kategori Baik.
Selain menggunakan lembar observasi guru, peneliti juga
menggunakan lembar observasi aktivitas siswa untuk mengukur
keberhasilan penerapan model pembelajaran SAVI. Berikut analisis data
hasil observasi aktivitas siswa pada penelitian siklus I pertemuan 1 dan 2
Tabel 4.4
Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
pertemuan 1 dan 2
No Pertemuan Jumlah skor aspek Total
skor
Kategori
I II III 1V
1 1 4 5 36 7 52 Cukup
2 2 5 6 48 9 68 Baik
Rata-rata siklus 1 skor Observasi Guru 60 Baik
Berdasarkan tabel 4.4 jumlah skor hasil observasi kegiatan siswa
siklus 1 pada pertemuan 1 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor
4, pada kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 5, kegiatan inti
memperoleh skor 36 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 7. Jumlah
52
skor dari keempat kegiatan ini adalah 52 dengan kategori Cukup. Pada
pertemuan 2 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor 5, pada
kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 6, kegiatan inti memperoleh
skor 48 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 9. Jumlah skor dari
keempat kegiatan ini adalah 68 dengan kategori Baik
b) Minat Belajar
Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran SAVI pada pertemuan 1, siswa mengisi angket siklus 1 pada
pertemuan ke II setelah semua materi di sampaikan. Siswa yang
mendapatkan skor 1-15 memiliki minat sangat rendah, 16-30 memiliki
minat rendah, 31-45 memiliki minat tinggi dan 46-60 memiliki minat yang
sangat tinggi. Berikut adalah data siklus 1 minat belajar siswa terhadap
pelajaran IPA :
53
Tabel 4.5
Minat Belajar Siswa Siklus 1 terhadap Pelajaran IPA
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa 21 siswa masih memiliki
minat belajar yang tinggi dan 17 siswa memiliki minat belajar yang sangat
tinggi. Rata-rata skor minat belajar IPA adalah 45,13 dengan skor tertinggi
adalah 54 dan skor terendah adalah 40. Minat belajar siswa pada siklus 1
ini diperjelas dengan diagram lingkaran seperti berikut :
Diagram 4.3. Persentase Minat Belajar IPA Siklus I
Berdasarkan diagram 4.3, persentase yang digambarkan dari
diagram lingkaran terlihat jelas bahwa pada diagram menunjukan bahwa
55% memiliki minat yang tinggi dalam belajar IPA dan 45% memiliki
Kategori
Rentang skor Jumlah siswa Persentase
Sangat rendah 1-15 0 0 %
Rendah 16-30 0 0 %
Tinggi 31-45 21 55 %
Sangat tinggi 46-60 17 45 %
Jumlah 38 100%
Rata-rata skor 45,13
Skor tertinggi 54
Skor terendah 40
55%
45% sangat rendah
rendah
tinggi
sangat tinggi
54
minat yang sangat tinggi dalam belajar IPA. Terlihat jelas bahwa setelah
tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran SAVI
presentase siswa yang minat terhadap IPA meningkat jika dibandingkan
dengan tahap pra siklus.
c) Hasil Belajar
Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran SAVI pada pertemuan 1 dan 2, siswa mengerjakan soal
evaluasi pada pertemuan ke 3. Berikut ini merupakan hasil belajar IPA
siklus I yang disajikan dalam tabel:
Tabel 4.6
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Siswa Kelas V SD Pasekan 02
Tahun Pelajaran 2013/2014
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa siswa yang belum tuntas dari
nilai KKM 75 ada 12 siswa dan siswa yang telah tuntas berjumlah 26
siswa. Dimana nilai rata-rata siswa adalah 76,28 dengan nilai tertinggi
adalah 100 dan nilai terendah yaitu 53. Dari analisis hasil tes pada tabel 26
dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :
Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase
(%)
< 75 Tidak Tuntas 12 32
≥ 75 Tuntas 26 68
Jumlah 38 38
Rata-rata 76,28
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 53
55
Diagram 4.4. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Berdasarkan diagram 4.4 hasil analisis yang digambarkan dalam
diagram lingkaran terlihat jelas bahwa 32% siswa belum tuntas dalam
belajar IPA dan 68% siswa yang sudah tuntas dalam belajar IPA. Terlihat
jelas bahwa setelah tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran SAVI presentase hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
meningkat jika dibandingkan dengan tahap pra siklus.
c. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari
pertemuan 1,2 dan 3 maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala
kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil
observasi, angket minat dan tes evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan
pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan
membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran yang sudah
dilakukan. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan
observasi yang dilakukan peneliti pada siklus I maka penjelasan sebagai
berikut :
1. Guru
Berdasarkan analisis data observasi guru dengan menerapkan model
pembelajaran SAVI pada pertemuan 1 jumlah skor hasil observasi guru
yang diperoleh 37 pada kategori baik, kemudian terjadi peningkatan total
32%
68%
tidak tuntas
tuntas
56
skor untuk pertemuan2 yaitu skor 45 dengan kategori baik. Secara
keseluruhan rata-rata hasil observasi guru dalam menerapkan model
pembelajaran SAVI adalah 41 dengan kategori baik. Pada pertemuan 2 ini
guru sudah mengalami peningkatan terutama dalam membimbing siswa
sesuai dengan RPP model pembelajaran SAVI dan melibatkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
2. Siswa
Berdasarkan lembar observasi siswa pada pertemuan 1 total skor
observasi kegiatan siswa adalah 52 dan berada pada kategori cukup.
Kemudian terjadi peningkatan pada pertemuan 2 yaitu skor aktivitas siswa
meningkat menjadi 68 dengan kategori baik. Rata-rata aktivitas siswa pada
siklus 1 ini adalah 60 dan berada pada kategori baik. Selama pembelajaran
masih ada siswa yang tidak fokus terhadap pelajaran, namun para siswa
sudah mulai berani untuk mengemukakan pendapat mereka.
3. Minat Belajar Siswa
Minat belajar siswa meningkat dari pra siklus ke siklus I. Pada tahap
pra siklus 21 siswa atau 55% masih memiliki minat belajar yang rendah , 16
siswa atau 42% memiliki minat belajar tinggi dan hanya 1 atau 3% siswa
yang memiliki minat belajar sangat tinggi. Sedangkan pada pertemuan ke 2
minat belajar siswa terhadap pelajaran IPA meningkat bahwa 21 siswa atau
55% masih memiliki minat belajar yang tinggi dan 17 siswa atau 45%
memiliki minat belajar yang sangat tinggi. Namun peningkatan tersebut
masih belum sesuai dengan indikator kerja yang dilakukan peneliti, oleh
karena itu peneliti masih harus mengadakan perbaikan pada siklus II.
4. Hasil Belajar Siswa
Hasil evaluasi didapatkan bahwa pembelajaran siswa meningkat
setelah menggunakan model pembelajaran SAVI. 26 siswa atau 68% telah
mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu 75, sedangkan 12 siswa atau
57
32% belum mencapai KKM dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah
53. Namun hasil belajar IPA belum mencapai indikator kerja dari penelitian
yang dilakukan peneliti. Oleh karena itu peneliti perlu mengadakan
perbaikan pada siklus II.
Hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I adalah
sebagai berikut :
A. Kelebihan
1. Dalam pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik karena telah
dipersiapkan dengan matang.
2. Siswa sangat bersemangat di dalam belajar karena terdapat berbagai
percobaan yang membuat suasana pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan.
3. Pembelajaran terasa sangat bermanfaat karena siswa menjadi berani
dalam mengemukakan pendapat dan menambah kekompakan dan kerja
sama diantara siswa.
B. Kekurangan
1. siswa sangat sulit dikendalikan karena sebagian siswa adalah anak laki-
laki sehingga mereka senang sekali berbicara, melakukan kegiatan sesuka
hati.
2. Peneliti mengalami kesulitan dalam pembagian kelompok karena para
siswa tidak mau berkelompok seperti yang peneliti inginkan.
Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran tindakan siklus I segala
kekurangan yang terjadi diperbaiki dalam siklus II. Perbaikan itu antara lain:
1. Sebelum melakukan kegiatan pengamatan, peneliti memberi
pengertiandan motivasi kepada siswa yang masih senang bercanda agar
lebih fokus pada pembelajaran.
2. Pembagian kelompok dilakukan berdasarkan kelompok belajar sehingga
para siswa dapat belajar dan bekerja sama sesuai dengan pilihan mereka.
58
Hal ini diharapkan agar pembelajaran dapat meningkat dan berjalan
maksimal.
4.3.4. Deskripsi Siklus II
Setelah melihat hasil refleksi dari siklus I, perencanaan pembelajaran
pada siklus II ini sebagai tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada
siklus I. Siklus II juga dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.
a. Perencanaan tindakan
Seperti pada siklus I, Siklus II juga terdiri dari 3 pertemuan. Setiap
pertemuan berlangsung selama 70 menit atau 2 jam pelajaran. Persiapan
yang dilakukan peneliti dalam siklus II ini adalah :
1) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan.
2) Meninjau lokasi yang akan digunakan siswa untuk melakukan
penelitian.
3) Mempersiapkan alat peraga.
4) Menyiapkan rencana pembelajaran siklus I
5) Menyiapkan lembar observasi guru.
6) Menyiapkan lembar kegiatan siswa.
7) Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat belajar
siswa.
8) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
9) Merancang tes formatif untuk mengetahui hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan tindakan dan pengamatan
Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada siklus 1 ini berlangsung pada hari Rabu,
12 Maret 2014 pada pukul 09.30-10.40 WIB. Sebelum memulai pelajaran,
peneliti mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, mengabsen siswa
dan melakukan apersepsi dengan mengajak siswa menyanyikan lagu nenek
moyangku dan melakukan tanya jawab bagaimana para pelaut dapat
mengamati permukaan laut ketika berada di kapal selam (Intellectual).
59
Kemudian guru mengaitkan apa yang disampaikan siswa dengan materi
yang akan dipelajari siswa. Dilanjutkan dengan peneliti menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti guru mendemonstrasikan periskop kepada siswa
dan menggali kemampuan siswa untuk menjelaskan manfaat dan cara
penggunaan (Somatic). Kemudian peneliti menunjuk beberapa siswa untuk
maju ke depan kelas dan menjelaskan kepada teman-teman serta
memberikan reward kepada siswa yang berani (Auditory). Kemudian siswa
dibagi menjadi 7 kelompok sesuai dengan kelompok belajar yang terdiri
dari 5-6 orang siswa. Setelah siswa berkumpul dengan kelompok masing-
masing, siswa menerima alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dari
peneliti. Masing-masing kelompok membaca petunjuk yang harus
dilakukan sebelum melakukan percobaan. Setelah membaca langkah-
langkah yang harus dilakukan, siswa segera melakukan percobaan dan
melakukan percobaan membuat lup sederhana (Somatic). Peneliti
membimbing siswa dalam melakukan percobaan. Setelah melakukan
percobaan dan pengamatan siswa kemudian mengisi LKS, membuat
kesimpulan dan mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas dan
kelompok yang tidak maju mendengarkan kelompok yang sedang
maju.(auditory). Peneliti bersama siswa kemudian meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan materi dan membuat kesimpulan.
Pada kegiatan akhir peneliti memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Kemudian
memberi kesempatan kepada siswa untuk menulis catatan di papan tulis
sebagai rangkuman. Melakukan kegiatan refleksi dengan memberikan
angket dan mengumumkan tugas serta alat yang harus dibawa untuk
pertemuan berikutnya.
Pertemuan 2
Pertemuan kedua pada siklus 1 ini berlangsung pada hari Kamis,
13 Maret 2014 pada pukul 09.30-10.40 WIB. Sebelum memulai pelajaran,
60
peneliti mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, mengabsen siswa
dan melakukan dengan mengajak siswa untuk bernyanyi pelangi dan
melakukan tanya jawab kapan pelangi muncuk dan bagaimana proses
terbentuknya pelangi (Intellectual). Kemudian guru mengaitkan apa yang
disampaikan siswa dengan materi yang akan dipelajari siswa. Dilanjutkan
dengan peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti dengan bimbingan dari guru siswa mengingat-
ingat kembali alat-alat yang telah dibuat dan dipelajari pada pertemuan
sebelumnya (Intellectual). Kemudian guru membagi siswa berkelompok
sesuai kelompok belajar masing-masing untuk melakukan percobaan
sesuai dengan LKS yang telah dibagi. Bersama kelompok, siswa kemudian
melakukan membuat cakram warna (Somatic). Peneliti membimbing siswa
dalam melakukan percobaan. Kemudian bersama dengan kelompok para
siswa mendiskusikan percobaan yang telah dilakukan dan mengerjakan
LKS (Intellectual). Setelah itu setiap kelompok maju ke depan kelas
menunjukan cakram warna yang dibuat kelompok (Visual). dan siswa yang
lain mendengarkan teman yang sedang maju (Visual, Auditory). Peneliti
bersama siswa kemudian meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan materi dan membuat kesimpulan.
Pada kegiatan akhir peneliti memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Kemudian
memberi kesempatan kepada siswa untuk menulis catatan di papan tulis
sebagai rangkuman. Sebelum pulang peneliti juga memberikan beberapa
pertanyaan kepada siswa dan memberikan reward kepada siswa yang
berhasil menjawab. Kemudian peneliti mengumumkan bahwa pertemuan
berikutnya akan dilakukan tes tentang pemanfaatan sifat cahaya.
Pertemuan 3
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 Maret 2014.
Pertemuan ketiga ini diawali dengan guru menyampaikan kegiatan
pembelajaran pada pertemuan ketiga yaitu sebagai evaluasi hasil belajar
61
yang telah dilakukan. Peneliti memberikan apersepsi kepada siswa untuk
menyanyikan lagu “pelangi” sebelum mengerjakan soal evaluasi. Setelah
itu siswa mengerjakan soal evaluasi. Setelah selesai mengerjakan, peneliti
melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai soal-soal evaluasi hari ini
dan kemudian guru menutup pelajaran dengan memberikan motivasi siswa
agar memiliki semangat belajar yang tinggi.
1) Hasil tindakan
a) Hasil observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer pada siklus II
didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.7
Analisis data hasil observasi Guru Siklus II
Pertemuan 1 dan 2
No Pertemuan Jumlah skor aspek Total
skor
Kategori
I II III 1V
1 1 4 11 31 8 54 Sangat baik
2 2 4 12 34 8 58 Sangat baik
Rata-rata siklus 1 skor Observasi Guru 56 Sangat baik
Berdasarkan tabel 7 jumlah skor hasil observasi kegiatan guru
siklus II pada pertemuan 1 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor
4, pada kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 11, kegiatan inti
memperoleh skor 31 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 8. Jumlah
skor dari keempat kegiatan ini adalah 54 dengan kategori Sangat Baik. Pada
pertemuan 2 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor 4, pada
kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 12, kegiatan inti memperoleh
skor 34 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 8. Jumlah skor dari
keempat kegiatan ini adalah 58 dengan kategori Sangat Baik
62
Berikut analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada penelitian
siklus I pertemuan 1 dan 2 :
Tabel 4.8
Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
pertemuan 1 dan 2
No Pertemuan Jumlah skor aspek Total
skor
Kategori
I II III 1V
1 1 6 9 60 12 87 Sangat baik
2 2 8 11 67 12 98 Sangat baik
Rata-rata siklus 1 skor Observasi Guru 92,5 Sangat baik
Berdasarkan tabel 8 jumlah skor hasil observasi kegiatan siswa
siklus 1 pada pertemuan 1 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor
6, pada kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 9, kegiatan inti
memperoleh skor 60 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 16.
Jumlah skor dari keempat kegiatan ini adalah 87 dengan kategori Sangat
Baik. Pada pertemuan 2 pada aspek I pra pembelajaran memperoleh skor 8,
pada kegiatan awal pembelajaran memperoleh skor 11, kegiatan inti
memperoleh skor 67 dan pada kegiatan penutup memperoleh skor 16.
Jumlah skor dari keempat kegiatan ini adalah 98 dengan kategori Sangat
Baik
b) Minat Belajar Siswa
Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II ini siswa juga mengisi lembar
angket minat terhadap pelajaran IPA.
63
Tabel 4.9
Minat Belajar Siswa Siklus II terhadap Pelajaran IPA
Kategori Rentang skor Jumlah siswa Persentase
Sangat rendah 1-15 0 0
Rendah 16-30 0 0
Tinggi 31-45 6 16 %
Sangat tinggi 46-60 32 84 %
Jumlah 38 100 %
Rata-rata skor 50,15
Skor tertinggi 57
Skor terendah 43
Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa 7 siswa memiliki minat
belajar yang tinggi dan 31 siswa sudah memiliki minat belajar yang sangat
tinggi. Rata-rata skor minat belajar IPA adalah 50,15 dengan skor tertinggi
adalah 57 dan skor terendah adalah 43. Minat belajar siswa pada siklus II
ini diperjelas dengan diagram lingkaran seperti berikut :
Diagram 4.5. Persentase Minat Belajar Siswa Kelas V Siklus II
Berdasarkan diagram 4.5, persentase yang digambarkan dari
diagram lingkaran terlihat jelas bahwa pada diagram menunjukan bahwa
16% memiliki minat yang tinggi dalam belajar IPA dan 84% memiliki
minat yang sangat tinggi dalam belajar IPA. Terlihat jelas bahwa
16%
84%
sangat rendah
rendah
tinggi
sangat tinggi
64
pembelajaran menggunakan model pembelajaran SAVI telah meningkatkan
minat belajar siswa dan tujuan penelitian telah tercapai.
c) Hasil Belajar Siswa
Setelah dilakukan pembelajaran pada pertemuan 1 dan pertemuan
2, siswa mengerjakan tes evaluasi sebagai penilaian hasil belajar yang telah
dilakukan. Berikut ini merupakan hasil belajar IPA siklus I yang disajikan
dalam tabel:
Tabel 4.10
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Siswa Kelas V SD Pasekan 02
Tahun Pelajaran 2013/2014
c.
Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa siswa yang belum tuntas
dari nilai KKM 75 ada 7 siswa dan siswa yang telah tuntas berjumlah 31
siswa. Dimana nilai rata-rata siswa adalah 83,71 dengan nilai tertinggi
adalah 100 dan nilai terendah yaitu 53. Dari analisis hasil tes pada tabel 26
dapat dibuat diagram lingkaran sebagai berikut :
Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase
(%)
<75 Tidak Tuntas 7 18
≥ 75 Tuntas 31 82
Jumlah 38 38
Rata-rata 83,71
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 53
65
Diagram 4.6. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Berdasarkan diagram 4.6 hasil analisis yang digambarkan dalam
diagram lingkaran terlihat jelas bahwa 18% siswa belum tuntas dalam
belajar IPA dan 82% siswa yang sudah tuntas dalam belajar IPA. Terlihat
jelas bahwa setelah tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran SAVI presentase hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
meningkat jika dibandingkan dengan tahap siklus I. Terlihat jelas bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran SAVI telah meningkatkan
hasil belajar siswa dan tujuan pembelajaran sudah tercapai.
d. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari
pertemuan 1,2 dan 3 maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan
dalam pembelajaran. Refleksi ini sebagai bahan perbaikan dengan
membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran dan indikator
kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan
observasi,angket minat dan tes evaluasi pada siklus II maka penjelasan
sebagai berikut :
18%
82%
tidak tuntas
tuntas
66
1. Guru
Berdasarkan analisis data hasil observasi guru dalam menerapkan model
pembelajaran SAVI pada siklus II diperoleh skor 54 pada pertemuan 1 dan
58 pada pertemuan 2 dengan kategori sangat baik. Secara keseluruhan
peneliti dapat melakukan penelitian tindakan kelas ini. Kerja sama antara
guru dan peneliti sangat luar biasa sehingga seluruh kegiatan dapat berjalan
dengan maksimal.
2. Siswa
Berdasarkan jumlah skor analisis data hasil observasi kegiatan siswa
dalam mengikuti pelajaran dengan model pembelajaran SAVI pada siklus II
diperoleh skor 87 dan 98 pada kategori sangat baik. Siswa sudah mampu
mengikuti pembelajaran dengan model pemelajaran SAVI dengan sangat
baik.
3. Minat Belajar
Hasil pengukuran minat siswa pada siklus II meningkat jika
dibandingkan dengan siklus I. Berdasarkan tabel 9 siswa yang berada
dikategori memiliki minat yang sangat tinggi berjumlah 31 orang dengan
presentase 82%. Berdasarkan data yang telah diperoleh jelas bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran SAVI berhasil
meningkatkan minat belajar siswa dan tujuan pembelajaran sudah tercapai.
4. Hasil Belajar
Berdasarkan tabel 4.10, dari total siswa yang berjumlah 38, 31 siswa
telah berhasil memperoleh nilai diatas KKM yang ditentukan yaitu 75
sedaangkan 7 siswa masih mendapat nilai dibawah KKM dengan nilai
tertinggi 100 dan nilai terendah 53.
67
4.4. Hasil Penelitian
4.4.1. Minat Belajar Siswa
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan setelah melakukan
pembelajaran SAVI pada mata pelajaran IPA kelas V di SD Pasekan 02
Kecamatan Ambarawa Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan materi sifat-sifat
cahaya dan pemanfaatannya terdapat peningkatan pada minat dan hasil belajar.
Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.11
Rekapitulasi Minat Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Kategori Skor
Pra Siklus Siklus I Siklus II
frekuen
si
% frekuen
si
% frekuen
si
%
Sangat rendah 1-15 0 0 % 0 0 % 0 0
Rendah 16-30 21 55 % 0 0 % 0 0
Tinggi 31-45 16 42 % 21 55 % 7 16 %
Sangat tinggi 46-60 1 3 % 17 45 % 31 84 %
Jumlah 38 100 % 38 100 % 38 100 %
Dari tabel 4.11 terlihat adanya peningkatan minat belajar siswa terhadap
pelajaran IPA. Pada pra siklus hanya 3% siswa dengan minat belajar sangat tinggi,
siklus I 45% siswa dengan minat belajar sangat tinggi dan pada siklus II naik
menjadi 84% siswa dengan minat belajar yang sangat tinggi. Hal ini dapat
digambarkan pada diagram perbandingan minat belajar siswa di bawah ini:
68
Diagram 4.7
Perbandingan Minat Belajar Siswa
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
4.4.2. Hasil Belajar Siswa
Berikut ini dapat dilihat tabel nilai sebelum tindakan pra siklus, siklus
I, siklus II serta rekapitulasi pengelompokan nilai.
Tabel 4.12
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Nilai
Frekuensi Persentase (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II Pra Siklus Siklus I Siklus II
<75 22 12 7 58 32 18
≥ 75 16 26 31 42 68 82
38 38 38 100 100 100
Dari tabel 4.12 hasil belajar IPA dapat dilihat adanya peningkatan
jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA terlihat bahwa jumlah
siswa yang tuntas selalu naik tiap siklus. Dari 38 siswa, pada pra siklus
0
5
10
15
20
25
30
35
pra siklus siklus I siklus II
jum
lah
sis
wa
sangat rendah
rendah
tinggi
sangat tinggi
69
hanya 16 siswa yang tuntas, siklus I naik menjadi 26 siswa dan siklus II naik
menjadi 31 siswa yang tuntas. Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas
semakin sedikit yaitu pada pra siklus 22 siswa yang tidak tuntas, siklus I
berjumlah 12 siswa dan siklus II berjumlah 7 siswa yang tidak tuntas.
Berikut ini adalah diagram ketuntasan hasil belajar IPA Pra Siklus, Siklus I
dan Siklus II :
Diagram 4.8
Rekapitulasi Hasil Belajar IPA
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebelum tindakan
diberikan pada kelas V SD Pasekan 02 Ambarawa ditemukan bahwa pada
saat kegiatan pembelajaran di kelas, tampak bahwa minat belajar siswa
rendah. Hal ini terlihat dari persentase siswa pada pra siklus bahwa 55%
siswa minat belajarnya rendah. Minat belajar yang rendah tersebut
berdampak terhadap hasil belajar siswa yang rendah dimana hanya 16
siswa atau 42% siswa yang nilainya telah mencapai KKM yang ditentukan
yaitu 75.
Berdasarkan pencapaian hasil tersebut maka peneliti menggunakan
alternatif pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
0
5
10
15
20
25
30
35
Pra Siklus Siklus I Siklus II
jum
lah
sis
wa
Tidak tuntas
tuntas
70
Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI). Penelitian ini dilaksanakan
dalam 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan.
Hasil observasi guru dalam menerapkan pembelajaran SAVI
berdampak positif terhadap aktivitas siswa. Siswa yang semula pemalu,
tidak berani mengungangkan pendapat kini menjadi lebih berani. Hal
tersebut berdampak teerhadap minat dan hasil belajar siswa terhadap
pelajaran IPA. Pada siklus I observasi kegiatan guru, skor yang didapat
peneliti ketika mengajar adalah adalah 41 dengan kategori Baik.
Sedangkan rata-rata pada siklus II observasi kegiatan guru meningkat
menjadi 56 dengan kategori sangat baik.
Peningkatan hasil belajar siswa didapatkan dari hasil perolehan nilai siklus
I dan siklus II.
1. Siklus I
Siklus I dengan penerapan model pembelajaran SAVI,minat siswa
menjadi semakin tinggi yaitu 45% siswa dengan minat belajar yang
sangat tinggi sedangkan siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM=75) sebanyak 26 siswa atau 68% dan siswa yang
mendapat nilai di bawak Kriteria Ketuntasan Minimal ada 12 siswa atau
32%. 12 siswa belum dapat mencapai KKM karena ketika pembelajaran
masih ada beberapa anak yang tidak serius dalam belajar, terutama anak
laki-laki sehingga kurang memahami materi. Namun pada siklus I ini
hasil belajar siswa sudah meningkat yang pada kondisi awal hanya 16
siswa yang sudah mencapai KKM, pada siklus I menjadi 26 siswa yang
berhasil mencapai KKM. Peningkatan ini terjadi karena pembelajaran
model SAVI berjalan dengan baik, para siswa bersemangat dalam
melaksanakan percobaan sehingga materi pelajaran dapat diingat di otak
dan lebih tahan lama di otak daripada hanya mendengarkan ceramah.
Selain itu pada siklus I siswa juga belajar lewat lagu sehingga ketika
mengerjakan soal evaluasi, siswa dapat mengerjakan soal dengan baik
dengan mengingat lagu yang telah dipelajari.
71
2. Siklus II
Pada siklus II minat belajar siswa juga semakin meningkat yaitu
84% dengan kriteria sangat tinggi. Hal ini berdampak kepada hasil
belajar siswa yang juga mengalami peningkatan menjadi 31 siswa yang
dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dan 7 siswa yang tidak
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Peningkatan tersebut terjadi
karena pembelajaran SAVI dapat terlaksana dengan baik dan lancar
pada siklus II ini. Para siswa melakukan percobaan dan berdiskusi
dengan kelompok belajar sesuai pilihan mereka sehingga para siswa
dapat bekerja sama dengan baik dan pembelajaran dapat berjalan dengan
maksimal. Motivasi dari peneliti juga dapat membangkitkan semangat
siswa di dalam belajar sehingga pada siklus II ini pembelajaran semakin
menyenangkan dan semua siswa ikut serta di dalam pembelajaran
meskipun ada beberapa siswa yang kurang bersemangat di dalam
pembelajaran karena memang siswa tersebut semangat belajarnya
memang sangat rendah dibanding teman-teman lainnya.
Hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan hasil belajar siswa
dengan penerapan model SAVI. Sebelum tindakan nilai rata-rata siswa
68,5 dengan ketuntasan 42%. Setelah penerapan model SAVI nilai rata-
rata siswa pada siklus I naik menjadi 76,28 dengan ketuntasan 68%.
Pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 83,71 dengan
ketuntasan 82%. Rata-rata skor keaktifan siswa pada siklus I adalah 60
dengan kategori baik naik menjadi 92,5 dengan kategori sangat baik
pada siklus II.
Berdasarkan perolehan nilai pada siklus I dan II didapatkan bahwa
pembelajaran menggunakan model SAVI dapat meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa kelas V Semester II SD Pasekan 02 Kecamatan
Ambarawa Tahun Pelajaran 2013/2014.
top related