bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1. profil smp
Post on 16-Oct-2021
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil SMP Stella Matutina
Penelitian ini dilakukan di SMP Stella Matutina Salatiga. SMP Stella
Matutina berdiri sejak 1 Juli 1953, yang merupakan salah satu sekolah di bawah
naungan Yayasan Pendidikan Masudirini. Lokasi sekolah ini terletak di Jl.
Diponegoro no 53 atau depan Kampus Universitas Kristen Satya Wacana
(UKSW).
SMP Stella Matutina merupakan Sekolah Standar Nasional (SSN) dengan
terakreditasi A, yang mempunyai visi dan misi sekolah sebagai berikut ;
a. Visi SMP Stella Mattutina
Terwujudnya manusia yang berkualitas dan berkepribadian utuh yang
mencintai alam ciptaan Allah, sesame dan bangsa.
Indikator :
1) Unggul hidup rohani.
2) Unggul dalam prestasi akademis.
3) Unggul dalam moral emosional / sikap dan perilaku.
4) Unggul dalam kegiatan keolahragaan.
5) Unggul dalam kegiatan kesenian.
6) Unggul dalam kenyamanan lingkungan sekolah yang kondusif.
7) Unggul dalam kepercayaan terhadap masyarakat.
89
b. Misi SMP Stella Matutina
1) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan
mencintai Tuhan, serta sesame ciptaanNya.
2) Mengyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk
mengoptimalkan potensi akademik yang dimiliki siswa.
3) Menciptakan suasana yang mengutamakan nilai-nilai manusiawi,
menjunjung tinggi martabat kemanusiaan dan memiliki budi pekerti yang
luhur.
4) Menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan untuk berprestasi di bidang
olahraga.
5) Menyelenggarakan pelatihan dan bimbingan untuk berprestasi di bidang
seni.
6) Menciptakan lingkungan sekolah yang tertib, bersih, dan indah.
7) Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk
mengoptimalkan potensi akademik dan non akademik.
Areal yang cukup luas dan tertata rapi, nyaman, bersih dan hijau yang
sangat mendukung suasana belajar siswa. Selain itu untuk menunjang proses
pembelajaran, di SMP Stella Matutina juga memiliki sarana dan prasarana yang
sesuai dengan kebutuhan siswa. Adapun data bangunan SMP Stella Matutina
dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
90
Table 4.1
Data Bangunan SMP Stella Matutina Salatiga Tahun 2010/2011
No Jenis Ruang Jumlah
Luas
Banguna
n
Keadaan
Baik RR RB
1 Ruang Teori/kelas 15 840 V - -
2 Laboratorium Kimia 1 120 V - -
3 Laboratorium Bahasa 1 112 V - -
4 Laboratorium Komputer 1 112 V - -
5 Ruang Perpustakaan 1 66 V - -
6 Ruang Serba Guna 1 84 V - -
7 Ruang UKS 2 20 V - -
8 Ruang Praktik Kerja 1 56 V - -
9 Koperasi 1 28 V - -
10 Ruang BK 1 28 V - -
11 Ruang Kepala Sekolah 1 24 V - -
12 Ruang Guru 1 56 V - -
13 Ruang TU 1 56 V - -
14 Ruang Osis 1 12 V - -
15 Kamar Mandi/WC Guru 2 6 V - -
16 Kamar Mandi/WC Siswa 13 58 V - -
17 Gudang 2 16 V - -
18 Ruang Ibadah 1 36 V - -
19 Rumah Penjaga Sekolah 1 4 V - -
20 Ruang Pusat Belajar
Guru / Olahraga
1.734 V - -
Ditinjau dari kuantitas dan kualitas guru dan karyawan, SMP Stella
Matutina Salatiga mempunyai 26 orang guru dan 10 orang karyawan. Guru-guru
yang mengajar di SMP Stella Matutina Salatiga sebagian besar sudah pegawai
91
negeri meskipun ada guru yang masih wiyata bakti, yaitu dengan rincian 23 guru
sudah pegawai negeri dan 3 guru masih wiyata bakti. Selain itu juga SMP Stella
Matutina Salatiga mempunyai guru-guru yang berkompeten dibidangnya. Hal itu
dapat dibuktikan dengan banyaknya guru-guru di SMP Stella Matutina Salatiga
yang pendidikan terakhirnya adalah Sarjana (S1) atau bahkan ada yang Pasca
Sarjana (S2). Berikut ini adalah tabel jumlah guru SMP Stella Matutina Salatiga
berdasarkan pendidikan terakhirnya.
Tabel 4.2
Jumlah Guru SMP Stella Matutina Salatiga
Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Jabatan Pendidikan Terakhir
S2 S1 D3
1 Kepala Sekolah - 1 -
2 Guru 1 21 3
Jumlah 1 (3,9 %) 22
(84,6%)
3 (11,5
%)
Berdasarkan table 4.2 diatas dapat diketahui bahwa jumlah guru di SMP
Stella Matutina Salatiga yang pendidikan terakhirnya S2 ada 1 orang atau sebesar
3,9 %, guru yang pendidikan terakhirnya S1 sebanyak 22 orang atau sebesar
84,6%, sedangkan guru yang pendidikan terakhirnya D3 ada 3 orang atau sebesar
11,5 %.
92
SMP Stella Matutina Salatiga mempunyai kelas sebanyak 15 kelas, dengan
jumlah siswa sebanyak 518 siswa. Berikut ini tabel jumlah siswa tiap kelasnya
pada tahun 2010/2011 semester I adalah :
Tabel 4.3
Jumlah Siswa SMP Stella Matutina Salatiga
Dari Kelas VII s/d IX Pada Tahun 2010/2011
No Kelas
Jumlah Siswa
1 VII A 39
2 VII B 39
3 VII C 40
4 VII D 38
5 VII E 39
6 VIII A 28
7 VIII B 29
8 VIII C 28
9 VIII D 28
10 VIII E 28
11 IX A 37
12 IX B 37
13 IX C 36
14 IX D 36
15 IX E 36
Jumlah 518
4.2 Kondisi Awal Penelitian (Pra Siklus)
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di kelas VIII E di SMP
Stella Matutina Salatiga, pada waktu guru PKn mengajar dengan materi
“Peraturan Hukum dan Perundang-Undangan Nasional, dengan Standar
93
Kompetensi : Menampilkan Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-Undangan,
dan Kompetensi Dasar : Mampu mengidentifikasi Tata Urutan Perundang-
Undangan Nasional, ditemukan atau nampak bahwa keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih kurang. Hal itu
ditunjukkan dari 28 siswa, 18 siswa (64,3 %) masih kurang keseriusan dalam
memperhatikan penjelasan dari guru, keaktifan dalam menanggapi pertanyaan dari
guru atau mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Dengan kata lain siswa yang aktif dalam pembelajaran hanya
sebanyak 10 siswa (35,7 %)
Saat guru sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas, ternyata sebagian
besar siswa ada yang melakukan aktivitas sendiri seperti berbicara sendiri dengan
teman sebelahnya, bermain HP, bermain penggaris, dan masih banyak lagi. Selain
itu juga belum nampak dari salah satu siswa yang aktif bertanya atau aktif
mencatat materi pelajaran pada saat guru menjelaskan di depan kelas. Berikut
adalah hasil observasi terhadap proses pembelajaran pada pra Siklus :
Selain keaktifan siswa yang kurang, dari observasi tersebut penulis juga
memperoleh data hasil pembelajaran setelah dilakukan evaluasi atau post tes.
Hasil evaluasi siswa pada materi pelajaran yang telah diajarkan tesebut, nampak
bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM = 70,00).
Berikut adalah daftar nilai post tes siswa kelas VIIIE di SMP Stella
Matutina Salatiga, pada pra siklus :
94
Table 4.4
Daftar Nilai Post Tes Siswa pada Materi Tata Urutan Perundang-Undangan
Nasional Kelas VIII E SMP Stella Matutina Salatiga Tahap Pra Siklus
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 AMN 73,3 Tuntas
2 AK 40 Belum Tuntas
3 ADAC 40 Belum Tuntas
4 ABA 40 Belum Tuntas
5 ARW 86,7 Tuntas
6 AWN 80 Tuntas
7 BA 66,7 Belum Tuntas
8 CPS 73,3 Tuntas
9 DSH 46,7 Belum Tuntas
10 GFSH 40 Belum Tuntas
11 GA 40 Belum Tuntas
12 GYPS 46,7 Belum Tuntas
13 HY 40 Belum Tuntas
14 IBP 40 Belum Tuntas
15 KDF 53,3 Belum Tuntas
16 MTP 80 Tuntas
17 MICS 53,3 Belum Tuntas
18 MDP 53,3 Belum Tuntas
19 MREH 53,3 Belum Tuntas
20 NCD 40 Belum Tuntas
21 PAK 46,7 Belum Tuntas
22 REP 40 Belum Tuntas
23 SMM 80 Tuntas
24 TM 53,3 Belum Tuntas
25 YANCW 73,3 Tuntas
26 YISP 46,7 Belum Tuntas
27 YDC 53,3 Belum Tuntas
28 YRR 53,3 Belum Tuntas
95
Dilihat dari tabel 4.4 tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran pada
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada materi “Tata Urutan
Perundang-undangan Nasional” belum efektif karena masih banyak siswa yang
belum tuntas dalam belajarnya (KKM = 70,00). Dari tabel tersebut dapat kita lihat
bahwa pada pra siklus siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam
belajarnya sebanyak 7 siswa dengan prosentase 25 % dari 28 siswa kelas VIII E,
dan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 21 siswa
dengan prosentase 75%.
Berdasarkan tabel tersebut dapat disusun distribusi frekuensi nilai
Pendidikan Kewarganegaraan untuk materi “Tata Urutan Perundang-undangan
Nasional” pada siswa kelas VIII E SMP Stella Matutina Salatiga, tahap pra siklus
adalah sebagai berikut :
96
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Nilai Pendidikan Kewarganegaraan materi Tata
Urutan Perundang-undangan Nasional pada siswa Kelas VIII E SMP Stella
Matutina Salatiga Tahap Pra Siklus
No Kategori Interval Nilai Jumlah Prosentase Keterangan
1 Sangat Baik 90 – 100 0 0 % Tuntas
2 Baik 79 – 89 4 14,3 % Tuntas
3 Cukup 68 – 78 3 10,7 % Tuntas
4 Kurang 57 – 67 1 3,6 % Belum Tuntas
6 Sangat Kurang 0 – 56 20 71,4 % Belum Tuntas
Jumlah 28 100 %
Nilai Rata-rata 54,8
Nilai Tertinggi 86,7
Nilai Terendah 40
Dilihat dari tabel 4.5 nampak bahwa pembelajaran yang dilakukan belum
efektif dengan banyaknya siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM
yang telah ditentukan yaitu 70,00. Diketahui siswa yang mendapat nilai antara 79
– 89 sebanyak 4 siswa dengan prosentase 14,3, siswa yang mendapat nilai antara
68 – 78 sebanyak 3 siswa dengan prosentase 10,7 %, untuk nilai antara 57 – 67
sebanyak 1 siswa dengan prosentase 3,6 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai
antara 0 -56 paling banyak yaitu 20 siswa dengan prosentase 71,4 %.
Berdasarkan data hasil belajar dan keaktifan siswa yang masih rendah dari
siswa kelas VIII E di SMP Stella Matutina Salatiga tahap pra siklus di atas, maka
peneliti akan melakukan tindakan perbaikan untuk meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar siswa dengan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan
97
rancangan penelitian yang telah diuraikan pada BAB sebelumnya yaitu BAB III.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode Ceramah Bervariasi dan
Media Audiovisualnya sebagai media dalam pembelajaran, agar dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang akan dilakukan dalam dua siklus.
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Deskripsi Setiap Siklus
4.3.1.1. Sikus I
Tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dilakukan dengan
menerapkan metode ceramah bervariasi dan media audiovisual sebagai media
pembelajarannya, yang dilaksanakan pada 5 Februari 2011 (Pertemuan 1), dan 12
Februari 2011 (Pertemuan 2). Pada siklus ini dilakukan beberapa langkah untuk
memperbaiki kondisi siswa yang masih kurang aktif dalam proses belajar serta
membuat komunikasi dalam proses pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada
guru, selain itu juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang masih rendah.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dengan menggunakan materi
pokok “Peraturan Hukum dan Perundang-undangan Nasional” tepatnya pada
materi Peraturan Perundang –Undangan Nasional, dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasarnya adalah sebagai berikut :
� Standar Kompetensi : menampilkan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.
98
� Kompetensi Dasar : mendiskripsikan proses pembuatan peraturan
perundang-undangan nasional.
Dalam siklus I pelaksanaan pembelajaran difokuskan dengan penggunaan
metode ceramah bervariasi dan media audiovisual sebagai media dalam
pembelajarannya, sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa kelas VIII E di SMP Stella Matutina Salatiga. Adapun tahapan- tahapannya
sebagai berikut :
a. Perencanaan
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi atau pra siklus, maka
dilakukan diskusi dengan guru pengampu mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaran SMP Stella Matutina yaitu Ibu Virene untuk menentukan materi
yang akan digunakan dalam siklus I ini, serta alat penunjang lainnya yang akan
digunakan. Pada siklus pertama persiapan yang dilakukan oleh peneliti dengan Ibu
Virene adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok
“Peraturan Perundang-undangan Nasional” tepatnya pada materi Proses
Pembuatan Undang –Undang (RPP disajikan pada lampiran). Dengan langkah
– langkah sesuai RPP yaitu sebagai berikut:
a. Pertemuan 1
1) Kegiatan Awal:
a) Apersepsi
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
99
2) Kegiatan Inti :
a) Guru menyampaikan materi pembelajaran melalui tayangan
powerpoint atau penayangan materi dengan menggunakan slide-
slide.
b) Tanya jawab antara guru dan siswa tentang makna Perundang-
undangan Nasional.
c) Guru menjelaskan tentang proses pembuatan perundang-undangan
nasional.
d) Guru menanyangkan sebuah tayangan tentang demo buruh
e) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membentuk siswa
kedalam 5 kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 5 - 6
siswa.
f) Guru menyampaikan tugas yang harus dipresentasikan minggu
depan, yaitu menghubungkan tayangan tentang demo buruh dengan
proses pembuatan undang-undang.
3) Kegiatan akhir :
a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi hari ini apabila mereka belum jelas.
b) Guru dan siswa membuat rangkuman tentang materi hari ini.
b. Pertemuan II
1) Kegiatan Awal :
a) Apersepsi
b) Guru menyampaikan langkah-langkah presentasi
100
2) Kegiatan Inti :
a) Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara
bergantian.
b) Sementara kelompok yang satu presentasi, kelompok yang lain
mendengarkan, setelah itu mereka memberikan tanggapan terhadap
hasil diskusi kelompok yang presentasi.
c) Siswa memberikan kesimpulan dan guru memberikan tambahan
penjelasan tentang hubungan tanyangan demo buruh dengan proses
pembuatan uundang-undang.
3) Kegiatan Akhir :
a) Guru membagikan soal tes.
b) Siswa mengerjakan soal tes.
c) Siswa mengumpulkan soal tes.
2. Menyiapkan materi yang akan disajikan pada Siklus I yaitu dengan
menggunakan powerpoint atau penayangan materi dengan menggunakan
slide-slide, selain itu juga menyiapkan film yang sesuai dengan materi ini.
3. Menyiapkan lembar observasi (lembar observasi disajikan pada lampiran)
4. Menyiapkan soal tes yang digunakan sebagai penguji seberapa besar
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan
metode ceramah bervariasi dan media audiovisual (soal tes disajikan pada
lampiran).
101
b. Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi
Pada saat guru masuk kelas, keadaan siswa sudah tenang dan siswa siap
untuk menerima pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan oleh Bu
Virine. Sebelum pelajaran dimulai guru mengecek kesiapan dari siswa terlebih
dahulu. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah cukup baik. Hal itu
terlihat dari semua siswa yang telah siap pada tempat duduknya masing-masing
dan beberapa siswa masih mempersiapkan buku yang akan digunakan untuk
pelajaran tersebut.
Ketika guru memberikan apersepsi, siswa terlihat siap dan bersemangat
untuk memulai pelajaran. Masuk pada kegiatan awal pembelajaran yaitu ketika
guru bertanya tentang materi pelajaran yang sebelumnya, hanya beberapa siswa
saja yang mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.para siswa
hanya diam saja, sementara yang lain atau sebagian besar siswa menjawab kalau
sudah lupa. Dengan kondisi ini maka guru sedikit mengulas materi pada
pertemuan sebelumnya. Setelah siswa cukup jelas dengan penjelasan guru tentang
materi sebelumnya, guru kemudian menyampaikan tentang materi yang akan
disampaikan dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan penyampaian materi melalui
tayangan powerpoint yang berupa slide-slide oleh guru. Siswa-siswa dengan
seksama memperhatikan penjelasan dari guru. Akan tetapi, ketika guru
mempersilahkan siswa untuk bertanya, mereka menjadi diam. Suasana kelas
menjadi hening karena tidak ada seorang siswa pun yang berani untuk bertanya.
Untuk memecah keheningan di dalam kelas, guru mencoba untuk manggunakan
102
metode yang kedua yaitu metode tanya jawab, siswa diberi kesempatan untuk
memberikan pendapatnya tentang apa yang mereka ketahui tentang undang-
undang. Ternyata setelah merubah metode pembelajaran siswa masih diam, hanya
beberapa siswa yang mau untuk memberikan pendapatnya, itupun masih dengan
sedikit dorongan dari guru, bukan murni dari keinginan siswa. Kemudian guru
melanjutkan menjelaskan tentang proses pembuatan peraturan perundang-
undangan nasional.
Suasana kembali menyenangkan ketika guru menayangkan sebuah
tayangan tentang demo Buruh yang intinya adalah perlunya disusun Undang-
Undang Perburuhan dalam sela-sela pembelajaran. Beberapa siswa terlihat
kembali antusias untuk mengikuti pelajaran, akan tetapi masih banyak siswa yang
kurang antusias karena tidak tahu maksud dari tayangan tersebut. Kemudian guru
memberi tugas kepada siswa untuk menghubungkan tayangan tentang demo buruh
tadi dengan proses penyusunan Undang- Undang yang telah dijelaskan oleh guru,
tugas tersebut dapat dikerjakan oleh 5 – 6 siswa. Hasil dari penugasan tersebut
akan disampaikan perkelompok pada pertemuan kedua. Penayangan tayangan tadi
bertujuan supaya siswa tidak jenuh, dan bosan terhadap penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru. Selain itu juga untuk mengkonkretkan materi yang sedang
diajarkan. Setelah materi pelajaran selesai disampaikan oleh guru, siswa diberi
kesempatan mencatat. Kemudian guru bersama dengan siswa membuat
rangkuman tentang materi hari ini.
Dari guru memulai pelajaran, dan saat guru mengajar sampai pada
penutup, peneliti mengamati apa saja yang dilakukan siswa dalam proses
pembelajaran tersebut. Hasil pengamatan tersebut diisikan pada lembar
103
pengamatan atau lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Adapun
hasil observasi terhadap proses pembelajaran pada siklus I pertemuan I adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.6
Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Kelas VIII E SMP Stella
Matutina Salatiga Pada Saat Proses Pambelajaran Siklus I Pertemuan 1
No Aspek Yang Diamati Jumlah
Siswa Prosentase
1
Siswa menempati tempat duduknya masing-
masing. 25 89,3 %
2 Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran. 21 75 %
3
Siswa mampu menjelaskan kembali isi materi
terdahulu. 10 35,7 %
4
Siswa mendengarkan secara seksama ketika
dijelaskan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
20 71,4 %
5
Keaktifan siswa untuk bertanya saat proses
penjelasan materi. 4 14,3 %
6 Siswa memiliki pemahaman yang sama tentang
materi pelajaran yang dijelaskan. 20 71,4 %
7
Siswa memberikan pendapatnya ketika
diberikan kesempatan. 3 10,7%
8 Aktif mencatat berbagai penjelasan yang
diberikan oleh guru. 16 57,1%
9
Ketertarikan siswa terhadap materi yang
disajikan meningkat saat media pembelajaran
disajikan.
20 71,4%
10
Siswa semakin jelas dan konkret saat penjelasan
materi yang disajikan menggunakan media
pembelaran disertai dengan metode ceramah
bervariasai.
12 42,9%
11
Siswa merasa terbimbing saat menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru. 17 60,7%
12
Mampu menjawab pertanyaan guru dengan
benar. 10 35,7%
13 Siswa secara aktif memberikan rangkuman. 21 75%
Rata-rata prosentase aktivitas belajar siswa 54,4 %
104
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa pada
siklus I pertemuan ke I kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal itu
ditunjukkan dengan rata-rata prosentase aktivitas belajar siswa pada proses
pembelajaran pada siklus I pertemuan I mencapai 54,4 %. Pada siklus I ini belum
nampak keaktifan siswa untuk bertanya dan memberikan pendapatnya terhadap
materi yang diajarkan. Hal itu ditunjukkan dari 28 siswa kelas VIII E SMP Stella
Matutina Salatiga hanya 4 siswa atau sebesar 14,3 % siswa yang aktif bertanya,
dan 3 siswa atau sebesar 10,7 % siswa yang memberikan pendapatnya ketika
diberi kesempatan.
Refleksi Siklus I Pertemuan I
Setelah melakasanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus I Pertemuan I,
kemudian peneliti bersama guru mata pelajaran PKn Kelas VIII E SMP Stella
Matutina, melakukan refleksi terhadap proses kegiatan pembelajaran. Refleksi ini
digunakan sebagai bahan perbaikan pada siklus II. Hasil refleksi menunjukkan
bahwa masih banyak kekurangan pada Siklus I Pertemuan I, kekurangan tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Guru belum dapat mengorganisasikan waktu dengan baik. Hal itu terlihat dari
bertambahnya waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan inti. Akibatnya kegiatan
tanya jawab antara siswa dan guru serta kegiatan merangkum materi yang
seharusnya dilaksanakan pada 10 menit terakhir, dilaksanakan dengan
mengambil jam guru lain. Hal itu dikarenakan waktu lebih lama digunakan
untuk berceramah.
105
2) Media pembelajaran yang digunakan kurang maksimal dalam penggunaannya.
Hal itu dapat terlihat dari penayangan materi dalam power point yang dirasa
siswa masih kurang menarik.
3) Siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung. Hal itu terlihat dari
masih ada siswa yang lebih suka mengerjakan aktifitas sendiri pada saat guru
menjelaskan materi.
4) Tingkat keaktifan siswa di dalam kelas masih rendah. Hal itu terlihat dari 28
siswa kelas VIII E SMP Stella Matutina Salatiga hanya 4 siswa atau sebesar
14,3 % siswa yang aktif bertanya, dan 3 siswa atau sebesar 10,7 % siswa yang
memberikan pendapatnya ketika diberi kesempatan.
5) Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan juga masih rendah. Hal itu
terlihat dari masih banyak siswa yang cenderung diam pada saat guru
memberikan kesempatan pada saat guru memberikan kesempatan untuk
bertanya.
Siklus I Pertemuan II
Pada pertemuan kedua, saat masuk kelas keadaan siswa sudah tenang dan
siswa sudah siap untuk presentasi. Hal itu terlihat para siswa sudah siap ditempat
duduknya bersama kelompoknya.
Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan langkah-
langkah presentasi. Kemudian kelompok I presentasi, sementara kelompok yang
satu presentasi, kelompok yang lain mendengarkan hasil diskusi kelompok yang
sedang presentasi. Setelah kelompok yang presentasi selesai mempresentasikan
hasil dikusinya, kemudian kelompok yang lain diberi kesempatan untuk
106
memberikan tanggapan mengenai hasil diskusi yang telah dipresentasikan
Sesudah semua kelompok maju presentasi, kemudian siswa bersama-sama
memberikan kesimpulan dan guru memberikan tambahan penjelasan mengenai
hubungan tayangan demo buruh tersebut dengan proses pembuatan undang-
undang.
Dari guru memulai pelajaran, dan saat guru mengajar sampai pada
penutup, peneliti mengamati apa saja yang dilakukan siswa dalam proses
pembelajaran tersebut.Hasil pengamatan tersebut diisikan pada lembar
pengamatan atau lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Adapun
hasil observasi terhadap proses pembelajaran pada siklus I pertemuan II adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.7
Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Kelas VIII E SMP Stella
Matutina Salatiga Pada Saat Proses Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2
No Aspek Yang Diamati Jumlah
Siswa Prosentase
1 Siswa mampu bekerjasama dalam kelompoknya 23 82,1 %
2
Siswa dapat mengatur persiapan presentasi
dalam kelompoknya 20 71,4 %
3
Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi
dengan baik. 19 67,9 %
4
Siswa dapat memberikan tanggapan yang baik
pada saat presentasi. 10 35,7 %
Rata-rata prosentase aktivitas siswa 64,3 %
Berdasarkan dari tabel 4.7 tersebut dapat diketahui bahwa siswa dalam
kerja kelompok, mempresentasikan hasil diskusi, maupun dalam memberikan
107
tanggapan pada saat presentasi sudah cukup aktif. Hal itu dapat dilihat dari rata-
rata prosentase aktifitas siswa mencapai 64,3 %.
Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa diberi tes untuk mengetahui hasil
belajar pada siklus I pertemuan ke 2. Adapun hasil belajar siswa kelas VIII E di
SMP Stella Matutina Salatiga adalah sebagai berikut :
Table 4.8
Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VIII E SMP Stella Matutina
Salatiga Pada Siklus I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 AMN 73,3 Tuntas
2 AK 60 Belum Tuntas
3 ADAC 66,7 Belum Tuntas
4 ABA 46,7 Belum Tuntas
5 ARW 86,7 Tuntas
6 AWN 86,7 Tuntas
7 BA 86,7 Tuntas
8 CPS 86,7 Tuntas
9 DSH 73,3 Tuntas
10 GFSH 66,7 Belum Tuntas
11 GA 60 Belum Tuntas
12 GYPS 46,7 Belum Tuntas
13 HY 40 Belum Tuntas
14 IBP 40 Belum tuntas
15 KDF 53,3 Belum Tuntas
16 MTP 80 Tuntas
17 MICS 80 Tuntas
18 MDP 40 Belum Tuntas
19 MREH 53,3 Belum Tuntas
20 NCD 66,7 Belum Tuntas
21 PAK 53,3 Belum Tuntas
22 REP 40 Belum Tuntas
23 SMM 93,3 Tuntas
24 TM 93,3 Tuntas
25 YANCW 93,3 Tuntas
26 YISP 73,3 Tuntas
27 YDC 80 Tuntas
28 YRR 60 Belum Tuntas
108
Dilihat dari tabel 4.8 tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran pada
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan belum efektif karena masih banyak
siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM = 70,00). Dari tabel tersebut
dapat dilihat bahwa pada siklus I siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM
dalam belajarnya sebanyak 13 siswa dengan prosentase 46,4 % dari 28 siswa kelas
VIII E, dan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 15
siswa dengan prosentase 53,6 %.
Berdasarkan tabel tersebut dapat disusun distribusi frekuensi nilai
Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII E di SMP Stella Matutina Salatiga siklus
I adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Nilai Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII E
di SMP Stella Matutina Salatiga Siklus I
No Kategori Interval Nilai Frekuensi Prosentase Keterangan
1 Sangat Baik 90 – 100 3 10,7 % Tuntas
2 Baik 79 – 89 7 25 % Tuntas
3 Cukup 68 – 78 3 10,7 % Tuntas
4 Kurang 57 – 67 6 21,4 % Belum Tuntas
6 Sangat Kurang 0 – 56 9 32,2 % Belum Tuntas
Jumlah 28 100 %
Nilai Rata-rata 67,1
Nilai Tertinggi 93,3
Nilai Terendah 40
109
Dilihat dari tabel 4.9 nampak bahwa pembelajaran yang dilakukan belum
efektif karena masih banyak siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM
yang telah ditentukan yaitu 70,00. Diketahui siswa yang mendapat nilai antara 90
– 100 sebanyak 3 orang dengan prosentase 10,7 %, siswa yang mendapat nilai
antara 79 – 89 sebanyak 7 siswa dengan prosentase 25 %, siswa yang mendapat
nilai antara 68 – 78 sebanyak 3 siswa dengan prosentase 10,7 %, untuk nilai
antara 57 – 67 sebanyak 6 siswa dengan prosentase 21,4 %, sedangkan siswa
yang mendapat nilai antara 0 -56 paling banyak yaitu 9 siswa dengan prosentase
32,2 %.
Tingkat keberhasilan pada siklus I adalah 46,4 % yaitu 13 siswa yang
sudah mencapai nilai KKM yaitu 7,00 dan 15 siswa atau 53,6 % masih dibawah
nilai minimal yang sudah ditentukan atau dibawah KKM. Hal ini menunjukkan
bahwa tindakan perbaikan pada Siklus I, masih banyak siswa belum tuntas
belajarnya atau lebih tepatnya target KKM yaitu 7,00 belum semua siswa
mencapainya.
Refleksi Siklus I Pertemuan II
Setelah melakasanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus I Pertemuan II,
kemudian peneliti bersama guru mata pelajaran PKn Kelas VIII E SMP Stella
Matutina, melakukan refleksi terhadap proses kegiatan pembelajaran. Refleksi ini
digunakan sebagai bahan perbaikan pada siklus II. Hasil refleksi menunjukkan
bahwa masih banyak kekurangan pada Siklus I Pertemuan II, kekurangan tersebut
adalah sebagai berikut :
110
1) Pada saat guru memanggil salah satu nomor kelompok dan meminta siswa
maju ke depan untuk mempresetasikan hasil kerjanya, ada beberapa siswa
yang menolak untuk mewakili kelompoknya dan guru menuruti keinginan
siswa tersebut.
2) Pada saat salah satu kelompok presentasi di depan, siswa yang di belakang
cenderung ramai atau tidak memperhatikan.
3) Keberanian siswa dalam mengajukan pertanyaan juga masih rendah. Hal itu
terlihat dari masih banyak siswa yang cenderung diam pada saat kelompok
yang presentasi memberikan kesempatan untuk bertanya.
Banyaknya kekurangan pada siklus I tersebut harus diperbaiki agar pembelajaran
bisa berhasil. Dengan demikian perlu dilaksanakan pembelajaran berikutnya untuk
memperbaiki kekurangan pada siklus I yaitu Siklus II.
4.3.1.2. Siklus II
a. Perencanaan
Tindakan perbaikan pada siklus 2 dilaksanakan pada 15 Februari 2011
(Pertemuan 1), dan 25 Februari 2011 (Pertemuan 2). Hal tersebut dilakukan
berdasarkan hasil refleksi siklus 1. Dalam siklus II pelaksanaan pembelajaran
selain difokuskan dengan penggunaan metode ceramah bervariasi dan media
audiovisual sebagai media dalam pembelajarannya, juga untuk memperbaiki
kekurangan pada Siklus I sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan dan hasil
belajar siswa kelas VIII E di SMP Stella Matutina Salatiga.
Proses belajar pada siklus II mengacu pada rencana pembelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kekurangan dan kesalahan pada
111
siklus I tidak terulang pada siklus II. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada
siklus II adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) . (RPP disajikan pada
lampiran). Dengan langkah-langkah sesuai dengan RPP yaitu sebagai berikut :
a. Pertemuan Ke 1
1) Kegiatan Awal :
a) Apersepsi.
b) Menyanyikan lagu Bagimu Negeri bersama-sama.
c) Guru mengulang materi sebelumnya dengan mengajukan
pertanyaan kepada siswa.
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
2) Kegiatan Inti :
a) Guru menayangkan kembali tayangan tentang “Demo Buruh” yang
telah ditayangkan pada Siklus I Pertemuan I.
b) Guru menyampaikan materi tentang pembuatan perundang-
undangan nasional dengan penayangan power poin berupa slide-
slide, yang berbeda dari siklus I. Hal itu bertujuan untuk menarik
perhatian dari siswa.
c) Guru melontarkan pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
d) Guru menayangkan sebuah tayangan tentang suasana DPR pada
saat sidang.
112
e) Guru menjelaskan makna dari penayangan tadi terhadap materi
yang sedang diajarkan yaitu tentang proses pembuatan undang-
undang.
f) Guru membuat skema tidak lengkap di papan tulis tentang proses
pembuatan perundang-undangan.
g) Siswa maju kedepan dan melengkapi skema tidak lengkap yang
dibuat oleh guru.
3) Kegiatan Akhir :
a) Guru memberikan kesempatan untuk bertanya apabila ada materi
yang belum jelas.
b) Siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang materi hari ini.
b. Pertemuan Ke 2
a) Guru membagikan soal tes.
b) Siswa mengerjakan soal tes.
c) Siswa mengumpulkan soal tes.
2. Menyiapkan materi yang akan disajikan pada Siklus II yaitu dengan
menggunakan powerpoint atau penayangan materi dengan menggunakan
slide-slide, selain itu juga menyiapkan film animasi yang sesuai dengan materi
ini.
3. Menyiapkan lembar observasi (lembar observasi disajikan pada lampiran)
4. Menyiapkan soal tes yang digunakan sebagai penguji seberapa besar
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan
113
metode ceramah bervariasi dan media audiovisual (soal tes disajikan pada
lampiran).
5. Menyiapkan peralatan lain seperti kertas folio dan spidol whiteboard. Kertas
folio digunakan siswa untuk menyalin hasil melengkapi bagan dipapan tulis,
sedangkan spidol whiteboard digunakan siswa untuk melengkapi bahan tidak
lengkap dipapan tulis secara bergiliran.
b. Pelaksanaan dan Observasi
Pada saat masuk kelas, keadaan kelas sudah tenang dan siswa sudah siap
untuk menerima pelajaran. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sudah baik.
Hal ini terlihat para siswa sudah siap di tempat duduknya masing-masing dan
buku-buku pelajaran sudah disiapkan diatas meja.
Ketika guru memberikan apersepsi, siswa terlihat siap dan bersemangat
untuk memulai pelajaran. Apalagi ketika mereka disuruh untuk menyanyikan lagu
Bagimu Negeri untuk membangun komunitas belajar siswa. Masuk pada kegiatan
awal pembelajaran yaitu ketika guru bertanya mengenai materi yang sebelumnya,
siswa mulai aktif menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Ketika guru menunjuk beberapa siswa untuk menceritakan materi pelajaran yang
sebelumnya mereka berebut untuk menjawab. Dengan kondisi seperti ini maka
guru mudah untuk menyampaikan materi pada siklus II ini. Ketika guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan kegiatan apa saja yang
akan dilakukan selama proses belajar siswa telah memahami dengan jelas..
114
Kegiatan inti pembelajaran dimulai dengan guru menayangkan kembali
tayangan tentang Demo Buruh yang sudah ditayangkan pada Siklus I. Hal itu
bertujuan agar siswa lebih jelas terhadap materi yang akan diajarkan pada hari ini.
Setelah itu guru penyampaian materi dengan menggunakan penayangan slide-
slide. Siswa dengan seksama memperhatikan penjelasan dari guru. Ketika guru
mempersilahkan siswa melontarkan pertanyaan tentang perlunya pembuatan
Undang-Undang untuk memancing agar para siswa lebih aktif, mereka berebut
untuk bisa menjawabnya. Walaupun dalam menjawab pertanyaan dari guru, masih
ada jawaban yang kurang tepat, tetapi antusias siswa untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari guru sudah cukup baik. Suasana kelas jadi lebih
menyenangkan, semua siswa dengan serius mengikuti pelajaran.
Suasana belajar bertambah menyenangkan ketika guru menayangkan
tayangan tentang bagaimana suasana para DPR di ruang sidang pada saat
pembuatan Undang-Undang pada sela-sela pembelajaran. Beberapa siswa sudah
tidak sabar untuk melanjutkan materi pembelajaran dan menunggu apa sebenarnya
maksud dari tayangan tersebut. Kemudian guru menjelaskan maksud atau makna
dari film animasi yang ditayangkan tadi. Penanyang film animasi tadi bertujuan
supaya siswa tidak jenuh, dan bosan terhadap penjelasan materi yang disampaikan
oleh guru. Selain itu juga untuk mengkonkretkan materi yang sedang diajarkan.
Setelah penayangan film animasi selesai, dan guru sudah menjelaskan
makna dari tayangan tersebut, maka guru membuat skema tidak lengkap tentang
proses penyusunan peraturan perundang-undangan nasional dipapan tulis. Untuk
membangkitkan keaktifan siswa kembali. Para siswa berebut untuk melengkapi
115
skema tersebut, dan mereka melengkapinya dengan benar. Karena masih ada
siswa yang belum maju, kemudian guru membuat skema lagi dipapan tulis yaitu
membandingkan Undang-Undang dengan Perpu. Ternyata para siswa berebut
untuk melengkapinnya, karena saling berebut kemudian guru memanggil para
siswa yang belum maju kedepan kelas untuk melengkapinya. Setelah itu mereka
mencatatnya kembali dilembar folio yang sudah dibagikan, tujuannya supaya
mereka mempunyai ringkasan mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan
hari ini dan pertemuan sebelumnya agar lebih mudah mereka mempelajarinya
lagi.
Setelah materi pelajaran selesai disampaikan oleh guru, siswa bersama
dengan guru membuat rangkuman tentang materi yang dipelajari hari ini. Sambil
merangkum guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya apabila masih
ada yang belum jelas mengenai materi hari ini. Berbeda dengan siklus I, pada
siklus II ini siswa menjadi lebih aktif bertanya dan serius dalam mengikuti
pelajaran.
Dari guru memulai pelajaran, dan saat guru mengajar sampai pada
penutup, peneliti mengamati apa saja yang dilakukan dalam proses pembelajaran
tersebut, baik dari guru maupun siswa. Hasil pengamatan tersebut diisikan pada
lembar pengamatan atau lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.
Adapun hasil observasi terhadap proses pembelajaran pada siklus II adalah
sebagai berikut :
116
Tabel 4.10
Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Kelas VIII E SMP Stella
Matutina Salatiga Pada Saat Proses Pembelajaran Siklus II
No Aspek Yang Diamati Jumlah
Siswa Prosentase
1
Siswa menempati tempat duduknya masing-
masing. 28 100 %
2 Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran. 26 92,9 %
3
Siswa mampu menjelaskan kembali isi materi
terdahulu. 20 71,4 %
4
Siswa mendengarkan secara seksama ketika
dijelaskan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
26 92,9 %
5
Keaktifan siswa untuk bertanya saat proses
penjelasan materi. 20 71,4 %
6 Siswa memiliki pemahaman yang sama tentang
materi pelajaran yang dijelaskan. 24 85,7 %
7
Siswa memberikan pendapatnya ketika diberikan
kesempatan. 19 67,9 %
8 Aktif mencatat berbagai penjelasan yang
diberikan oleh guru. 22 78,6 %
9
Ketertarikan siswa terhadap materi yang
disajikan meningkat saat media pembelajaran
disajikan.
23 82,1 %
10
Siswa semakin jelas dan konkret saat penjelasan
materi yang disajikan menggunakan media
pembelaran disertai dengan metode ceramah
bervariasai.
22 78,6 %
11
Siswa merasa terbimbing saat menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru. 22 78,6 %
12
Mampu menjawab pertanyaan guru dengan
benar. 20 71,4 %
13 Siswa secara aktif memberikan rangkuman. 26 92,9%
Rata-rata Aktivitas 81,9 %
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran pada siklus II sudah aktif. Hal itu
117
ditunjukkan dengan rata-rata aktivitas siswa pada proses pembelajaran pada siklus
II sudah mencapai 81,9. Pada siklus II ini sudah nampak keaktifan siswa untuk
bertanya dan memberikan pendapatnya terhadap materi yang diajarkan. Hal itu
ditunjukkan dari 28 siswa kelas VIII E SMP Stella Matutina Salatiga 20 siswa
atau sebesar 71,4 % siswa yang aktif bertanya, dan 19 siswa atau sebesar 67,9 %
siswa yang memberikan pendapatnya ketika diberi kesempatan. Sangat berbeda
dengan Siklus I.
Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa diberi tes untuk mengetahui hasil
belajar pada Siklus II. Adapun hasil belajar siswa kelas VIII E di SMP Stella
Matutina Salatiga adalah sebagai berikut :
Table 4.11
Daftar Nilai Hasil Belajar Kelas VIII E SMP Stella Matutina Salatiga
Pada Siklus II
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 AMN 86,7 Tuntas
2 AK 73,3 Tuntas
3 ADAC 80 Tuntas
4 ABA 80 Tuntas
5 ARW 100 Tuntas
6 AWN 100 Tuntas
7 BA 80 Tuntas
8 CPS 93,3 Tuntas
9 DSH 80 Tuntas
10 GFSH 73,3 Tuntas
11 GA 86,7 Tuntas
12 GYPS 73,3 Tuntas
13 HY 66,7 Belum tuntas
14 IBP 80 Tuntas
15 KDF 80 Tuntas
16 MTP 93,3 Tuntas
17 MICS 93,3 Tuntas
18 MDP 66,7 Belum Tuntas
19 MREH 73,3 Tuntas
20 NCD 80 Tuntas
21 PAK 93,3 Tuntas
22 REP 60 Belum Tuntas
23 SMM 93,3 Tuntas
118
24 TM 100 Tuntas
25 YANCW 100 Tuntas
26 YISP 73,3 Tuntas
27 YDC 80 Tuntas
28 YRR 73,3 Tuntas
Dilihat dari tabel 4.11 tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran pada
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sudah efektif yaitu dengan hampir
semua siswa yang sudah tuntas dalam belajarnya (KKM = 70,00). Dari tabel
tersebut dapat dilihat bahwa pada siklus II siswa yang tuntas atau telah mencapai
KKM dalam belajarnya sebanyak 25 siswa dengan prosentase 89,3 % dari 28
siswa kelas VIII E, dan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM
sebanyak 3 siswa dengan prosentase 10,7 %.
Berdasarkan tabel tersebut dapat disusun distribusi frekuensi nilai
Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII E di SMP Stella Matutina Salatiga Siklus
II adalah sebagai berikut :
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Nilai Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII E
di SMP Stella Matutina Salatiga Siklus II
No Kategori Interval Nilai Frekuensi Prosentase Keterangan
1 Sangat Baik 90 – 100 9 32,2 % Tuntas
2 Baik 79 – 89 10 35,7 % Tuntas
3 Cukup 68 – 78 6 21,4 % Tuntas
4 Kurang 57 – 67 3 10,7 % Belum Tuntas
119
6 Sangat Kurang 0 – 56 0 0 %
Jumlah 28 100 %
Nilai Rata-rata 81,7
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 40
Dilihat dari tabel 4.12 nampak bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah
efektif dengan hampir semua siswa yang sudah tuntas atau telah mencapai KKM
yang telah ditentukan yaitu 70,00. Diketahui siswa yang mendapat nilai antara 90
-100 sebanyak 9 siswa dengan prosentase 32,2 %, siswa yang mendapat nilai
antara 79 – 89 sebanyak 10 siswa dengan prosentase 35,7 %, siswa yang
mendapat nilai antara 68 – 78 sebanyak 6 siswa dengan prosentase 21,4 %, untuk
nilai antara 57 – 67 sebanyak 3 siswa dengan prosentase 10,7 %, sedangkan siswa
yang mendapat nilai antara 0 -56 tidak ada atau 0 %.
Tingkat keberhasilan pada siklus II adalah 89,3 % yaitu 25 siswa yang
sudah mencapai nilai KKM yaitu 7,00 dan 3 siswa atau 10,7 % masih dibawah
nilai minimal yang sudah ditentukan atau dibawah KKM. Hal ini menunjukkan
bahwa Siklus II ini target ketuntasan belajar siswa sebesar 80 % telah tercapai.
c. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II, maka
selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran.
Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hasil refleksi pada siklus II adalah sebagai
berikut :
120
1) Kekurangan pada siklus I dapat diperbaiki, sehingga hasil yang dicapai oleh
siswa juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Ha itu ditunjukkan
pada rata-rata prosentase aktifitas belajar siswa meningkat dari 54,5 % pada
siklus I menjadi 81,9 % pada siklus II nya. Selain peningkatan keaktifan siswa
juga nampak peningkatan pada hasil belajar siswa yaitu dari 46,4 % pada
siklus I menjadi 89,3 % pada siklus II nya.
2) Guru mengorganisasikan waktu pembelajaran dengan baik. Hal itu terlihat
dari guru menggunakan pengaturan waktu sesuai dengan yang direncanakan (
RPP).
3) Siswa lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Hal itu terlihat dari
banyaknya siswa yang mulai aktif dan berani menjawab pertanyaan yang
dilontarkan oleh guru atau mengajukan pertanyaan apabila mereka belum jelas
terhadap materi yang diajarkan.
4) Siswa merasa senang selama proses pembelajaran. Hal itu terlihat dari antusias
siswa dalam mengikuti pelajaran.
5) Selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan semua pembelajaran
dengan baik. Hal itu terlihat dari guru telah menggunakan metode ceramah
bervasiasi dan media audiovisual sebagai media pembelajaran dengan benar
dan baik.
6) Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan 89,3% dengan kata lain
telah mencapai target dari penelitian ini yaitu 80 %..
Pada siklus II guru telah menerapkan metode ceramah bervariasi dan
penggunaan media audiovisual dengan baik, hal ini dapat dilihat dari aktifitas atau
121
keaktifan siswa sudah meningkat dalam proses pembelajaran dan hasil belajar
telah mencapai ketuntasan yang telah ditentukan atau KKM yaitu 70,00 sebanyak
25 siswa atau sebesar 89,3 %, sehingga tidak perlu dilaksanakan siklus III.
Pada waktu pertemuan terakhir yaitu Siklus II, peneliti memberikan angket
kepada siswa kelas VIII E SMP Stella Matutina Salatiga. Angket tersebut berisi
pertanyaan tentang bagaimana tanggapan atau respon siswa terhadap Penerepan
Metode Ceramah Bervariasi dan Penggunaan Media Audiovisual pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Untuk mengetahui bagaimana
tanggapan siswa yang diisikan dalam angket tersebut dapat dilihat dari tabel
berikut ini :
Tabel 4.13
Data Hasil Angket Siswa Kelas VIII E SMP Stella Matutina Salatiga
Tentang Tanggapan Penerapan Metode Ceramah dan Penggunaan
Media Audiovisual pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
No Pertanyaa
n Angket
Jawaban
A B C D
Fr
ek
ue
nsi
Prose
ntase
Frek
uensi
Prose
ntase
Frek
uensi
Prose
ntase
Frek
uensi
Pros
enta
se
1 Bagaiman
a perasaan
anda
ketika
mengikuti
pembelaja
ran
13 46,4
%
15 53,6
%
- - - -
122
Pendidika
n
Kewargan
egaraan
dengan
penerapan
Metode
Ceramah
Bervariasi
dan
Pengguna
an Media
Audiovisu
al ?
2 Menurut
anda
Penerapan
Metode
Ceramah
Bervariasi
dan
Pengguna
an Media
Audiovisu
al dalam
pembelaja
ran
Pendidika
n
Kewargan
egaraan
adalah
……
11 39,3
%
17 60,7
%
- - - -
3 Bagaiman
a
pemaham
an konsep
pada
pembelaja
ran
Pendidika
n
Kewargan
egaraan
dengan
15 53,6
%
12 42,9
%
- - - -
123
penerapan
Metode
Ceramah
Bervariasi
dan
Pengguna
an Media
Audiovisu
al bagi
anda …..
4 Setujukah
anda
penerapan
Metode
Ceramah
Bervariasi
dan
Pengguna
an Media
Audiovisu
al
diterapkan
dalam
proses
pembelaja
ran
Pendidika
n
Kewargan
egaraan ?
16 57,1
%
12 42,9
%
- - - -
5 Dampak
pembelaja
ran
Pendidika
n
Kewargan
egaraan
dengan
penerapan
Metode
Ceramah
Bervariasi
dan
Pengguna
an Media
28 100
%
- - - - - -
124
Audiovisu
al bagi
anda
adalah
…..
Keterangan jawaban :
1. (a) sangat senang (b) senang (c) kurang senang (d) tidak senang.
2. (a) sangat menarik (b) menarik (c) kurang menarik (d) tidak menarik.
3. (a) lebih mudah (b) mudah (c) sulit (d) sangat sulit.
4. (a) sangat setuju (b) setuju (c) kurang setuju (d) tidak setuju.
5. (a) memudahkan pemahaman konsep (b) mengaburkan pemahaman konsep (c)
terlalu memakan waktu dan tidak efektif (d) tidak mempunyai dampak
apapun.
Dari tabel 4.13 diatas dapat kita lihat bahwa sebagian besar siswa kelas
VIII E SMP Stella Matutina Salatiga merasa senang dan setuju terhadap
penerapan Metode Ceramah Bervariasi dan Penggunaan Media Audiovisual pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, dan mereka merasa pemahaman
konsep atau materi lebih mudah dipahami dengan menggunakan metode dan
media tersebut. Hal itu dapat kita lihat dari 28 siswa yang menjawab jawaban A
(sangat senang) sebanyak 13 siswa atau sebesar 46, 4 %, dan 15 siswa atau
sebesar 53,6 % menjawab jawaban B (senang) pada pertanyaan no 1, 11 siswa
atau sebesar 39,3 % yang menjawab jawaban A (sangat menarik) dan 17 siswa
125
atau sebesar 60,7 % yang menjawab jawaban B (menarik) pada pertanyaan no 2,
15 siswa atau sebesar 53,6 % yang menjawab jawaban A (lebih mudah) dan 12
siswa atau sebesar 42,9 % yang menjawab jawaban B (mudah) pada pertanyaan
no 3, pada pertanyaan no 4 sebanyak 16 siswa atau sebesar 57,1 % yang
menjawab jawaban A (sangat setuju) dan 12 siswa atau sebesar 42,9 % yang
menjawab jawaban B (setuju), sedangkan pada pertanyaan no 4 seluruh siswa
siswa yang menjawab jawaban B (memudahkan pemahaman konsep), dengan
artian 28 siswa atau sebesar 100% yang menjawab jawaban B.
Selain itu pada komentar dari siswa tentang manfaat dari penerapan
Metode Ceramah Bervariasi dan Penggunaan Media Audiovisual pada
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sebagian besar siswa atau 90 %
siswa menjawab bahwa dengan penerapan metode dan penggunaan media tersebut
dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan maka materi-materinya lebih
mudah dipahami, lebih jelas, tidak membosankan, dan menarik. Jadi dalam
mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa merasa senang dan tidak
membosankan.
Untuk mengetahui peningkatan aktifitas siswa kelas VIII E SMP Stella
Matutina Salatiga dalam proses pembelajaran dari pra siklus, siklus I ke siklus II
dapat dilihat dari tabel berikut ini:
126
Tabel 4. 14
Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Kelas VIII E SMP Stella
Matutina Salatiga Pada Saat Proses Pembelajaran Pra Siklus, Siklus I
dan Siklus II
No. Aktivitas Belajar Siswa Prosentase
1. Pra Siklus 35,7 %
2. Siklus 1 Pertemuan I 54,4 %
Pertemuan II 64,3 % 59,4 %
3. Siklus 2 81,9 %
Berdasarkan tabel 4.14 diatas, menunjukkan peningkatan aktivitas siswa
dari Pra Siklus ke Siklus I dan Siklus I ke Siklus II kearah yang lebih baik. Hal itu
ditunjukkan kenaikkan aktivitas belajar siswa dari pra siklus ke siklus I yaitu dari
35,7 % pada pra siklus , menjadi 59,4 % pada siklus I nya. Kemudian dari siklus I
ke Siklus II juga menunjukkan ada kenaikan aktivitas belajar siswa yang secara
signifikan yaitu dari 59,4 % pada siklus I, menjadi 81,9 % pada siklus II nya.
Selain itu juga terjadi peningkatan pada kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran, perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan, maupun
pemahamannya terhadap materi terebut. Akan tetapi peningkatan yang paling
menonjol adalah keaktifan siswa untuk bertanya dan memberikan pendapatnya
saat ketika diberikan pendapatnya terhadap materi yang diajarkan. Yaitu pada
siklus I dari 28 siswa kelas VIII E SMP Stella Matutina Salatiga hanya 4 siswa
atau sebesar 14,3 % siswa yang aktif bertanya, dan 3 siswa atau sebesar 10,7 %
siswa yang memberikan pendapatnya ketika diberi kesempatan. Sedangkan pada
Siklus II nya dari 28 siswa kelas VIII E SMP Stella Matutina Salatiga 20 siswa
127
atau sebesar 71,4 % siswa yang aktif bertanya, dan 19 siswa atau sebesar 67,9 %
siswa yang memberikan pendapatnya ketika diberi kesempatan.
Sedangkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII E
SMP Stella Matutina Salatiga dari Pra Siklus, Siklus I, ke Siklus II dapat dilihat
dari tabel berikut
Tabel 4.15
Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VIII E SMP Stella Matutina
Salatiga Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
No Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 AMN 73,3 73,3 86,7
2 AK 40 60 73,3
3 ADAC 40 66,7 80
4 ABA 40 46,7 80
5 ARW 86,7 86,7 100
6 AWN 80 86,7 100
7 BA 66,7 86,7 80
8 CPS 73,3 86,7 93,3
9 DSH 46,7 73,3 80
10 GFSH 40 66,7 73,3
11 GA 40 60 86,7
12 GYPS 46,7 46,7 73,3
13 HY 40 40 66,7
14 IBP 40 40 80
15 KDF 53,3 53,3 80
16 MTP 80 80 93,3
17 MICS 53,3 80 93,3
18 MDP 53,3 40 73,3
19 MREH 53,3 53,3 60
20 NCD 40 66,7 80
21 PAK 46,7 53,3 93,3
22 REP 40 40 60
23 SMM 80 93,3 93,3
128
24 TM 53,3 93,3 100
25 YANCW 73,3 93,3 100
26 YISP 46,7 73,3 73,3
27 YDC 53,3 80 80
28 YRR 53,3 60 73,3
Dilihat dari tabel 4.15 tersebut dapat diketahui bahwa ada peningkatan
pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dari
pembelajaran yang kurang efektif menjadi efektif yaitu dengan masih banyak
siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM = 70,00) pada siklus I,
sedangkan pada siklus II nya sebagian besar siswa sudah mencapai nilai
ketuntasan (KKM = 7,00) dalam belajarnya. Hal itu ditunjukkan pada pra siklus
siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak 7 siswa
dengan prosentase 25 % dari 28 siswa kelas VIII E, dan siswa yang belum tuntas
atau belum mencapai KKM sebanyak 21 siswa dengan prosentase 75 %., siklus I
siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak 13 siswa
dengan prosentase 46,4 % dari 28 siswa kelas VIII E, dan siswa yang belum
tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 15 siswa dengan prosentase 53,6 % ,
sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam
belajarnya sebanyak 25 siswa dengan prosentase 89,3 % dari 28 siswa kelas VIII
E, dan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 3 siswa
dengan prosentase 10,7 %.
Berdasarkan tabel 4.15 tersebut dapat disusun distribusi frekuensi nilai
Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII E di SMP Stella Matutina Salatiga, pada
pra siklus, siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut :
129
Tabel 4.16
Distribusi Frekuensi Nilai Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas
VIII E SMP Stella Matutina Salatiga Pada Pra Siklus, Siklus I, dan SiklusII
No Katego
ri
Interval
Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Frek % Fre
k % Frek %
1 Sangat
Baik 90 - 100 0 0 % 3 10,7 % 9 32,2 %
2 Baik 79 – 89 4 14,3 % 7 25 % 10 35,7 %
3 Cukup 68 – 78 3 10,7 % 3 10,7 % 6 21,4 %
4 Kurang 57 - 67 1 3,6 % 6 21,4 % 3 10,7 %
6 Sangat
Kurang 0 - 56 20 71,4 % 9 32,2 % 0 0 %
Jumlah 28 28 28
Nilai Rata-rata 54,8 67,1 81,7
Nilai Tertinggi 86,7 93,3 100
Nilai Terendah 40 40 60
Tabel 4.16 dapat pula dijelaskan dalam bentuk diagaram yaitu sebagai berikut :
130
Diagaram 4.1
Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Kelas VIII E SMP Stella Matutina
Salatiga Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra
Siklus
Siklus
I
Siklus
II
e
3-D Column 3
Berdasarkan diagram diatas kita dapat mengetahui perkembangan hasil
belajar siswa kelas VIII E SMP Stella Matutina Salatiga dari pencapaian pada pra
siklus, siklus I ke Siklus II. Dari diagaram tersebut dapat kita ketahui bahwa pada
Pra siklus siswa yang mendapat nilai antara 79 – 89 sebanyak 4 siswa dengan
prosentase 14,3, siswa yang mendapat nilai antara 68 – 78 sebanyak 3 siswa
dengan prosentase 10,7 %, untuk nilai antara 57 – 67 sebanyak 1 siswa dengan
prosentase 3,6 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai antara 0 -56 paling
banyak yaitu 20 siswa dengan prosentase 71,4 %, siklus I diketahui siswa yang
mendapat nilai antara 90 – 100 sebanyak 3 orang dengan prosentase 10,7 %, siswa
yang mendapat nilai antara 79 – 89 sebanyak 7 siswa dengan prosentase 25 %,
siswa yang mendapat nilai antara 68 – 78 sebanyak 3 siswa dengan prosentase
131
10,7 %, untuk nilai antara 57 – 67 sebanyak 6 siswa dengan prosentase 21,4 %,
sedangkan siswa yang mendapat nilai antara 0 -56 paling banyak yaitu 9 siswa
dengan prosentase 32,2 %, sedangkan pada Siklus II diketahui siswa yang
mendapat nilai antara 90 -100 sebanyak 9 siswa dengan prosentase 32,2 %, siswa
yang mendapat nilai antara 79 – 89 sebanyak 10 siswa dengan prosentase 35,7 %,
siswa yang mendapat nilai antara 68 – 78 sebanyak 6 siswa dengan prosentase
21,4 %, untuk nilai antara 57 – 67 sebanyak 3 siswa dengan prosentase 10,7 %,
sedangkan siswa yang mendapat nilai antara 0 -56 tidak ada atau 0 %.
Pada Pra siklus siswa yang yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam
belajarnya sebanyak 7 siswa dengan prosentase 25 % dari 28 siswa kelas VIII E,
dan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 21 siswa
dengan prosentase 75 %., siklus I siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM
dalam belajarnya sebanyak 13 siswa dengan prosentase 46,4 % dari 28 siswa kelas
VIII E, dan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 15
siswa dengan prosentase 53,6 % , sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas atau
telah mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak 23 siswa dengan prosentase 82,1
% dari 28 siswa kelas VIII E, dan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai
KKM sebanyak 5 siswa dengan prosentase 17,9 %.
Dari diagaram tersebut juga dapat kita ketahui bahwa pada pra siklus nilai
tertinggi adalah 86,7 yang diperoleh 1 orang siswa, dan nilai terndahnya adalah 40
yang diperoleh 11 orang siswa, siklus I nilai tertinggi adalah 93,3 yang diperoleh
3 orang siswa, dan nilai terndahnya adalah 40 yang diperoleh 4 orang siswa,
sedangkan pada siklus II nilai tertinggi adalah 100 yang diperoleh 4 orang siswa,
132
dan nilai terendah adalah 60 yang diperoleh 2 orang siswa. Dari data ini dapat kita
lihat bahwa pada pra siklus, siklus I dan siklus II terjadi kenaikan nilai tertinggi
dan nilai terendan yang diperoleh siswa.
Maka dapat disimpulkan bahwa pada siklus II terdapat kenaikan nilai yang
diperoleh siswa. Hal ini juga dapat terlihat dari rata-rata nilai kelas, pada pra
siklus nilai rata-rata kelas adalah 54,8, pada siklus I nilai rata-rata kelas adalah
67,1, sedangkan pada siklus II terdapat kenaikan rata-rata nilai kelas yang sangat
signifikan yaitu 81,7.
1.4 Pembahasan Per Siklus
1.4.1 Pra Siklus
Kondisi awal ketika guru menggunakan metode ceramah sebagai metode
dalam mengajar atau berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di kelas VIII
E di SMP Stella Matutina Salatiga, pada waktu guru PKn mengajar dengan materi
“Peraturan Hukum dan Perundang-Undangan Nasional, dengan Standar
Kompetensi : Menampilkan Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-Undangan,
dan Kompetensi Dasar : Mampu mengidentifikasi Tata Urutan Perundang-
Undangan Nasional, ditemukan atau nampak bahwa keaktifan siswa dalam
mengikuti pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih kurang. Hal itu
ditunjukkan dari 28 siswa, 18 siswa (64,3 %) masih kurang keseriusan dalam
memperhatikan penjelasan dari guru, keaktifan dalam menanggapi pertanyaan dari
guru atau mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Dengan kata lain siswa yang aktif dalam pembelajaran hanya
133
sebanyak 10 siswa (35,7 %). Hal itu ditunjukkan dengan beberapa aktivitas siswa
pada saat guru sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas, ternyata sebagian
besar siswa ada yang melakukan aktivitas sendiri seperti berbicara sendiri dengan
teman sebelahnya, bermain HP, bermain penggaris, dan masih banyak lagi. Selain
itu juga belum nampak dari salah satu siswa yang aktif bertanya atau aktif
mencatat materi pelajaran pada saat guru menjelaskan di depan kelas.
Selain keaktifan siswa yang kurang, dari observasi tersebut penulis juga
memperoleh data hasil pembelajaran setelah dilakukan evaluasi atau post tes.
Hasil evaluasi siswa pada materi pelajaran yang telah diajarkan tesebut, nampak
bahwa sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM = 70,00). Hal itu ditunjukkan dari 28 siswa kelas VIII E yang
tuntas atau telah mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak 7 siswa dengan
prosentase 25 %, dan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM
sebanyak 21 siswa dengan prosentase 75 %. Dengan distribusi frekuensi nilai
sebagai berikut yaitu siswa yang mendapat nilai antara 79 – 89 sebanyak 4 siswa
dengan prosentase 14,3 %, siswa yang mendapat nilai antara 68 – 78 sebanyak 3
siswa dengan prosentase 10,7 %, untuk nilai antara 57 – 67 sebanyak 1 siswa
dengan prosentase 3,6 %, sedangkan siswa yang mendapat nilai antara 0 -56
paling banyak yaitu 20 siswa dengan prosentase 71,4 %.
1.4.2 Siklus I
Dalam siklus I pelaksanaan pembelajaran difokuskan dengan penggunaan
metode ceramah bervariasi dan media audiovisual sebagai media dalam
134
pembelajarannya, yang pada kenyataannnya mengalami peningkatan baik pada
keaktifan maupun hasil belajar siswa. Hal itu ditunjukkan dengan aktivitas belajar
siswa pada proses pembelajaran pada siklus I mencapai 59,4 %. Akan tetapi pada
siklus I ini belum nampak keaktifan siswa untuk bertanya dan memberikan
pendapatnya terhadap materi yang diajarkan. Hal itu ditunjukkan dari 28 siswa
kelas VIII E SMP Stella Matutina Salatiga hanya 4 siswa atau sebesar 14,3 %
siswa yang aktif bertanya, dan 3 siswa atau sebesar 10,7 % siswa yang
memberikan pendapatnya ketika diberi kesempatan.
Selain keaktifan peningkatan juga terlihat dari hasil belajar siswa yaitu
pada siklus I ini siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam belajarnya
sebanyak 13 siswa dengan prosentase 46,4 % dari 28 siswa kelas VIII E, dan
siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 15 siswa dengan
prosentase 53,6 %, sedangkan pada pra siklusnya hasil belajar siswa yang tuntas
atau telah mencapai KKM dalam belajarnya hanya sebanyak 7 siswa dengan
prosentase 25 % dari 28 siswa kelas VIII E, dan siswa yang belum tuntas atau
belum mencapai KKM sebanyak 21 siswa dengan prosentase 75 %.
Selama menerapkan metode ceramah bervariasi dan media audiovisual
sebagai media pembelajaran dalam proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan siklus 1 ternyata masih terdapat kekurangan kekurangan.
Kekurangan pada siklus I tersebut harus diperbaiki agar pembelajaran bisa
berhasil. Dengan demikian perlu dilaksanakan pembelajaran berikutnya untuk
memperbaiki kekurangan pada siklus I. Kekurangan dari siklus I ini akan
diperbaiki pada siklus II.
135
1.4.3 Siklus II
Pada siklus II ini dilakukan dengan langkah-langkah perbaikan dari hasil
refleksi siklus I yaitu dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada
siklus I. hal itu bertujuan agar keaktifan dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
Pada siklus II ini aktifitas dan hasil belajar siswa terjadi peningkatan yaitu
dapat ditunjukkan kenaikkan aktivitas belajar siswa dari siklus I ke Siklus II yang
secara signifikan yaitu dari 59,4 % pada siklus I, menjadi 81,9 % pada siklus II
nya. Selain itu juga terjadi peningkatan pada kesiapan siswa dalam menerima
pelajaran, perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan, maupun
pemahamannya terhadap materi terebut. Akan tetapi peningkatan yang paling
menonjol adalah keaktifan siswa untuk bertanya dan memberikan pendapatnya
saat ketika diberikan pendapatnya terhadapap materi yang diajarkan. Yaitu pada
siklus I dari 28 siswa kelas VIII E SMP Stella Matutina Salatiga hanya 4 siswa
atau sebesar 14,3 % siswa yang aktif bertanya, dan 3 siswa atau sebesar 10,7 %
siswa yang memberikan pendapatnya ketika diberi kesempatan. Sedangkan pada
Siklus II nya dari 28 siswa kelas VIII E SMP Stella Matutina Salatiga 20 siswa
atau sebesar 71,4 % siswa yang aktif bertanya, dan 19 siswa atau sebesar 67,9 %
siswa yang memberikan pendapatnya ketika diberi kesempatan.
Selain itu juga terdapat peningkatan pada hasil belajar siswa yaitu
ditunjukkan pada siklus I siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam
belajarnya sebanyak 13 siswa dengan prosentase 46,4 % dari 28 siswa kelas VIII
E, dan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 15 siswa
136
dengan prosentase 53,6 % , sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas atau telah
mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak 25 siswa dengan prosentase 89,3 %
dari 28 siswa kelas VIII E, dan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai
KKM sebanyak 3 siswa dengan prosentase 10,7 %.
Penjelasan diatas dapat disimpulkan dengan tabel dibawah ini :
Tabel 4.17
Tabel Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Dari Pra Siklus, Siklus I, Dan Siklus II
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 7 13 25
Belum Tuntas 21 15 3
Berdasarkan tabel 4.17 diatas maka dapat diketahui bahwa masih banyak
siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM = 7,00) pada siklus I, sedangkan
pada siklus IInya sebagian besar siswa sudah mencapai nilai ketuntasan dalam
belajarnya. Hal itu ditunjukkan pada pra siklus siswa yang tuntas atau telah
mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak 7 siswa dari 28 siswa kelas VIII E,
dan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 21 siswa ,
siklus I siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak
13 siswa dari 28 siswa kelas VIII E, dan siswa yang belum tuntas atau belum
mencapai KKM sebanyak 15 siswa, dengan kata lain siswa tuntas atau telah
137
mencapai KKM naik sebanyak 6 orang. Sedangkan pada siklus II siswa yang
tuntas atau telah mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak 25 siswa dari 28
siswa kelas VIII E, dengan kata lain siswa yang telah mencapi KKM meningkat
18 orang dan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 3
siswa. Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa masih ada 3 siswa yang belum
tuntas meskipun sudah diterapkan metode ceramah bervariasi dan media audio
visual sebagai media pembelajarannya baik pada tahap Siklus I, maupun
perbaikannya yaitu Siklus II, walaupun ke tiga siswa tersebut pada tiap siklusnya
nilainya selalu meningkat akan tetapi nilainya belum mencapai KKM (≥ 7,00).
Oleh karena itu ketiga siswa tersebut perlu adanya perhatian khusus atau
bimbingan dari guru. Agar siswa tersebut lebih giat belajar dan aktif pada saat
proses pembelajaran sehingga pada semester depan hasil belajarnya dapat
meningkat atau mencapai KKM yang telah ditentukan.
Penggunaan metode ceramah yang divariasikan dengan metode Tanya
jawab, dan penugasan (ceramah bervariasi) dapat mempengaruhi aktivitas dan
hasil belajar siswa. Disamping itu penggunaan metode ceramah bervariasi tersebut
yang didukung dengan penggunaan media audiovisual juga dapat meningkatkan
perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru.
Hal tersebut didukung oleh pendapat dari W. Gulo (2004 : 142) yang
menyatakan bahwa upaya untuk mengaktifkan siswa dengan metode ceramah,
selain memanfaatkan kelebihan dari metode ceramah itu, juga diupayakan
mengatasi kelemahan-kelemahannya, strategi ini yang disebut ceramah bervariasi.
Djamarah dkk (2006 : 98) menyebutkan bahwa metode ceramah termasuk dalam
138
pembelajaran aktif apabila divariasikan dengan metode-metode pembelajaran
yang lain sehingga disebut metode ceramah bervariasi.
Ceramah murni hanya efektif untuk sekitar 15 menit pertama. Menit-menit
berikutnya, daya serap siswa terhadap ceramah mulai menurun. Oleh karena itu,
supaya keefektifan belajar tetap tinggi, ceramah sebagai metode pembelajaran
yang pokok hanya dapat digunakan sekitar 15 menit pertama. Sesudah itu metode
ceramah harus diganti dengan metode yang lain. Misalnya setelah guru
memberikan ceramah, maka dipandang perlu untuk memberikan kesempatan
kepada siswanya mengadakan tanya jawab. Tanya jawab ini diperlukan untuk
mengetahui pemahaman siswa terhadap apa yang disampaikan guru melalui
metode ceramah. Untuk lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap materi
yang telah disampaikan, maka pada tahap selanjutnya siswa diberi tugas, misal
membuat kesimpulan hasil ceramah, mengerjakan pekerjaan rumah, diskusi dan
sebagainnya.
Alat indera siswa juga perlu untuk dilibatkan sebanyak mungkin dalam
proses pembelajaran. Untuk maksud tersebut media pembelajaran divariasikan,
sehingga fungsi melihat (visual), fungsi mendengar (audio), fungsi meraba
diaktifkan pada hal-hal tertentu misalnya media audio divariasikan dengan media
visual. Dengan demikian interaksi pembelajaran menjadi variasi.
Selain itu juga didukung oleh pendapat dari Y. Miarso dalam Hujair (2009
: 24) yang menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam hal ini
media audiovisual dapat merangsang perhatian minat, pikiran, dan kemajuan
139
siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Dalam
proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting.
Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat
dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang
akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media.
Selain itu juga media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan
melalui kata- kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat
dikonkritkan dengan kehadiran media. Bahan pengajaran akan lebih jelas
maknanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, serta memungkinkan siswa
menguasai tujuan pembelajaran dengan baik. Dengan demikian, siswa lebih
mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media.
Selain itu juga diperkuat lagi pendapat dari Hujair (2009 : 6) yang
menyatakan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi
oleh metode dan media pembelajaran yang digunakan oleh guru tersebut, dalam
hal ini metode ceramah bervariasi dan media audiovisual. Penggunaan metode dan
media yang tidak sesuai dengan materi dan kebutuhan siswa dapat mengakibatkan
siswa kurang tertarik untuk belajar, sehingga siswa tersebut tidak dapat aktif
dalam belajar. Padahal, pencapaian hasil belajar dapat dipengaruhi oleh aktif
tidaknya siswa dalam keiatan belajar mengajar.
Hal itu juga didukung oleh hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini
yaitu : (a) Penelitian dari Lilik Yuswanti (2007) dalam Sri Budi Warningsih dkk
(2011) yang berjudul “Media Audiovisual Meningkatkan Minat Belajar IPA Kelas
VI SDN Pawyatan Daha Kediri” yang menemukan bahwa kriteria keberhasilan ini
140
dari sisi proses dan hasil. Sisi proses yaitu siswa diberi keleluasaan untuk
menginterpretasikan sendiri materi yang didapat lewat tayangan audiovisual. Dari
sisi hasil, pembelajaran IPA dengan menggunakan media audiovisual terasa lebih
menyenangkan, perhatian siswa untuk menyimak materi lebih fokus, minat belajar
siswa lebih besar sehingga diharapkan hasil belajarnya nanti dapat meningkat
dengan baik. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses belajar mengajar
dengan menggunakan media audiovisual / komputer sebagai pelengkap metode
ceramah dan metode percobaan bisa menjadi pilihan bagi guru untuk dapat
memberikan pemahaman yang nyata pada siswa, sehingga tujuan pendidikan yang
diharapkan,yaitu mengarahkan siswa belajar tuntas dapat tercapai. (b) Sri Budi
Warningsih dkk (2011) yang berjudul “Inovasi Pendidikan Dengan Pemanfaatan
Media Audiovisual Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas V Di SD Negeri 02 Tuntang, Kecamatan Tuntang, Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah ” menemukan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
media pembelajaran audiovisual dalam mata pelajaran IPA kelas V di SD Negeri
02 Tuntang kabupaten Semarang dapat meningkatkan hasil blajar siswa, secara
umum menunjukkan hasil yang sangat baik dengan mencapai ketuntasan hasil
belajar yang maksimal, prosentase ketuntasan mencapai 100 %. (c) LF
Kusumadewi (2011) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Seni Tari Dengan
Media Audiovisual dan Melalui Metode Ceramah Bervariasi” menemukan bahwa
pembelajara dengan menggunakan media audiovisual dan metode ceramah
bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMP N I Jambu
pada mata pelajaran Seni Budaya tahun 2009 / 2010. Terbukti adanya peningkatan
141
prosentase ketuntasan belajar siswa dari 30 % pada pra siklus meningkat menjadi
84 % pada siklus I dan 88 % pada siklus II. Selain itu aktivitas belajar siswa juga
meningkat, terbukti dari 33 siswa yang aktivitasnya kurang baik pada pra siklus
dengan rata-rata skor 2,58 % mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 3,82
% dengan kualifikasi cukup dan pada siklus II menjadi 4,02 atau kualifikasi baik.
Dengan demikian hipotesis penelitian telah terbukti yaitu penggunaan metode
ceramah bervariasi dan media audiovisual, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas VIII E SMP Stella Matutina Salatiga pada semester II tahun
ajaran 2010/2011 dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
142
top related