bab vii spesifikasi teknis dan rencana · pdf filebahan-bahan tersebut harus cocok untuk...
Post on 03-Feb-2018
216 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Spesifikasi Teknis
BAB VII
SPESIFIKASI TEKNIS DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
7.1 Spesifikasi Teknis Pengadaan Pipa dan Perlengkapannya
7.1.1 Persyaratan Umum
a. Skope Pekerjaan
Kontraktor atau pemborong harus menyediakan semua pipa dan aksesoris yang
dibutuhkan pada pekerjaan tersebut, yang dimuat dalam daftar material, termasuk
semua baut, mur, ring, tali untuk isolasi, bahan-bahan pengisi, dan sebagainya. Semua
bahan-bahan tersebut harus cocok untuk dipakai pada iklim tropis dimana suhu air
sekitar 30 °C.
b. Gambar-gambar Kerja
Sebelum pekerjaan pabrikasi dan sebagainya, Pemborong harus mengajukan gambar-
gambar kerja pada Direksi/Konsultan Supervisi untuk disetujui. Gambar-gambar kerja
untuk semua perpipaan dan sambungan-sambungan harus mencakup :
1. Tipe material yang dipakai, ukuran, tebal, panjang, tipe-tipe khusus, bentuk, berat,
kelas, batasan-batasan yang diizinkan, dan mutunya.
2. Standar dan pembuatnya.
3. Gambar-gambar pabrikasi lengkap termasuk detail-detail khusus sambungan dan
rencana hubungannya.
4. Cara-cara melapis dengan bahan-bahan tertentu jika diperlukan.
c. Pekerjaan-Pekerjaan Pipa yang Fleksibel
Pemborong harus melengkapi untuk pekerjaan-pekerjaan pipa yang fleksibel pada
sambungan dan pada konstruksi utama dan harus mengajukan usul untuk disetujui oleh
Direksi/Konsultan Supervisi.
Sambungan-sambungan fleksibel dan pemotongan pipa-pipa diijinkan pada pekerjaan
pipa untuk menyesuaikan dengan keadaan setempat. Sambungan-sambungan yang
fleksibel harus juga dilengkapi, untuk memudahkan pemasangan dan membukanya di
kemudian hari.
VII-1
Spesifikasi Teknis
7.1.2 Syarat-Syarat Khusus Pengadaan Pipa
Pipa yang digunakan serta fitting lengkap dengan joint materialnya harus memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis dan persyaratan sebagai benikut :
• Original dan 100% baru (brand new)
• Berkualitas tinggi dan dalam keadaan baik
• Disertai brosur-brosur, boleh fotokopi, tetapi dalam tempo 2 hari harus dapat
menunjukkan brosur aslinya, bila diperlukan panitia
• Disertai dengan penjelasan mengenai cara-cara pemasangan barang-barang yang
ditawarkan
• Barang-barang yang ditawarkan untuk setiap jenis harus lengkap dengan “Jointing
Material” sehingga antara setiap pipa dengan perlengkapan lainnya dapat dipasang
dengan mudah
• Bila ternyata terdapat kesulitan-kesulitan pada waktu pemasangan setelah penawaran
diterima, harus bersedia mendatangkan ahlinya ke lokasi proyek untuk mengatasi
kesulitan tersebut
• Di dalam surat kuasa harus disebutkan kesanggupan menyediakan merek atau buatan
dari barang-barang tersebut, barang-barang yang disanggupi, dan lain-lain
• Untuk barang-barang yang sudah tersedia (ready stock), pihak kontraktor diharuskan
untuk menyebutkan lokasi penyimpanan barang dan harus bersedia untuk dicek
kebenarannya
• Untuk barang-barang yang ditawarkan harus diberi kode-kode DNRS, DNBRS, yang
merupakan singkatan dari :
DNRS : Dalam Negeri Ready Stock
DNBRS : Dalam Negeri Bukan Ready Stock
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai syarat-syarat khusus pengadaan pipa
PVC serta pipa DCIP yang digunakan pada alternatif jaringan perpipaan distribusi beserta
persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan untuk perlengkapan-perlengkapan pipa.
a. Pipa PVC (Polyvinyl Chlorida)
Pipa PVC harus sesuai dengan “JIS Standard” dan “KIWA Test Spesification Nr.47”
atau standar yang sama. Pipa PVC yang digunakan tidak boleh membahayakan bagi
pemakai atau konsumen dan air yang digunakan tidak boleh mengandung timah hitam
atau bahan-bahan lain yang dapat mengganggu kesehatan pemakai air.
VII-2
Spesifikasi Teknis
Bahan-bahan penghubung termasuk “solvent cement”, cairan pembersih dan pelumas,
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya harus disediakan dalam jumlah yang cukup
dan disediakan tambahan sebesar 20% dari total seluruh kebutuhan, sebagai
cadangannya.
Cincin karet penutup harus sesuai dengan ISO/R 1396 atau standar internasional yang
diakui. Cincin karet penutup tersebut harus disediakan dalam jumlah yang cukup dan
ditambah cadangan sebesar 5%.
Setiap bagian luar dari pipa dan penyambungnya harus diberi tanda, mencakup
diameter nominal (mm), tebal dinding (mm), tingkat kelas, nama pabrik pembuat atau
cap, tahun pembuatan, dan nomor pengeluaran, kecuali untuk bend ditambahkan besar
sudut lengkungnya. Pada Tabel 8.1 dapat dilihat berbagai diameter nominal, tebal
dinding, dan tingkat kelas untuk pipa PVC.
Tabel 7.1 Diameter dan Ketebalan Pipa PVC
Diameter Diameter Luar Rata-Rata Ketebalan Rata-Rata Dinding Pipa Nominal Min Maks Kelas C Kelas D Kelas E
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) 80 88.7 89.1 4.1 5.3 6.5
100 114.1 114.5 5.2 6.8 8.3 125 140 140.4 6.3 8.3 10.1 155 168 168.5 7.5 9.9 12.1 175 193.5 194 8.7 11.4 13.9 200 218.8 219.4 9.8 11.6 14.1 225 244.1 244.8 9.8 12.9 15.8 250 272.6 273.4 10.9 14.3 17.5 300 323.4 324.3 12.9 17 20.8 350 355 356 14.1 18.6 22.8 375 405.9 406.9 16.2 21.1 26 400 456.7 457.7 18.2 23.8 - 450 507.5 508.5 20.2 - - 500 558.3 559.3 22.1 - - 575 609.1 610.1 24.1 - -
Sumber: Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Tenik Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan,
Departemen Pekerjaan Umum, 1998
VII-3
Spesifikasi Teknis
b. Pipa Ductile (Ductile Cast Iron Pipe / DCIP)
Pipa harus sesuai dengan ISO/DIS 2531 atau standar yang sama. Kekerasan dari pipa
tidak boleh melebihi 230 HB (Hardness Brincel). Kelas yang ditunjukkan oleh pipa
harus sesuai dengan persyaratan tekanan kerja.
Penyambung yang digunakan pada pipa ductile harus sesuai dengan ISO/DIS 2531 atau
grey iron, sesuai ISO/R 13 atau standar lain yang sesuai. Kekerasan dari penyambung
tidak melebihi 250 HB. Semua sambungan dilengkapi dengan satu set bahan
pendukung termasuk pelumasnya, seperti yang disyaratkan pabrik dengan cadangan
sebesar 20%.
Cincin karet penutup harus tahan terhadap serangan berbagai macam mikroorganisme
dan semua zat-zat yang terkandung di dalam air. Cincin tersebut harus sesuai dengan
ISO/R 1398 atau standar lain yang berlaku dan perlu disediakan cadangan sebesar 5%.
Pengujian terhadap seluruh batang pipa dilakukan pada tekanan lapangan maksimum
1.5 kali tekanan kerja maksimum. Tekanan uji harus bertambah hingga tekanan yang
ditentukan dan kemudian didiamkan selama 10 detik.
Lapisan sebelah dalam dari pipa ductile dan penyambungnya terbuat dari mortar
semen, dengan ketebalan disesuaikan dengan diameter pipa. Sementara untuk lapisan
luar pipa dilapisi dengan pelapis bitumen dan aspal dengan ketebalan 0.04 mm. Seluruh
pelapisan yang dilakukan harus rata, sehingga pipa tahan lama, tidak menyebabkan
pecah-pecah pada waktu dingin dan tidak meleleh pada waktu panas.
Pengujian mekanis dilakukan secara acak untuk beberapa pipa, untuk menguji
kekerasan, kekuatan tarik, dan ulur. Setiap bagian luar dari pipa dan penyambungnya
harus diberi tanda, mencakup diameter nominal (mm), tebal dinding (mm), tingkat
kelas, nama pabrik pembuat atau cap, tahun pembuatan, dan tulisan “ductile”, kecuali
untuk bend ditambahkan besar sudut lengkungnya. Pada Tabel 7.2 dapat dilihat
berbagai diameter nominal dan tebal dinding untuk DCIP.
VII-4
Spesifikasi Teknis
Tabel 7.2 Diameter dan Ketebalan Pipa Ductile
Diameter Nominal (mm)
Diameter Luar (mm)
Ketebalan Pipa dengan Flexible Joint & Welded on Flange
Dinding Pipa dengan Cast on Flange
80 98 6 7 100 118 6.1 7.2 150 170 6.3 7.8 200 222 6.4 8.4 250 274 6.8 9 300 326 7.2 9.6 350 378 7.7 10.2 400 429 8.1 10.8 450 480 8.6 11.4 500 532 9 12 600 635 9.9 13.2 700 735 10.8 14.4 800 738 11.7 15.6 900 482 12.6 16.8
1000 945 13.5 18 1100 1048 14.4 19.2 1200 1152 15.3 20.4 1400 1462 17.1 22.8 1600 1668 18.9 25.2
Sumber: Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Tenik Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan,
Departemen Pekerjaan Umum, 1998
7.1.3 Syarat-Syarat Khusus Perlengkapan Pipa
a. Gate Valve
Gate valve yang digunakan pada jalur jaringan perpipaan harus memiliki ketahanan
120 mka, terbuat dari bahan besi tuang, dan berbingkai tembaga. Gate valve tanpa
pemutar harus sesuai dengan persyaratan AWWA Standard Spesification C.500. Pada
ujung-ujung katup diberi penyambung flens yang sesuai dengan ANSI B.16.1. Seluruh
katup yang ada dilengkapi dengan kunci mur 2 inch persegi dan membuka pada arah
yang sama.
b. Katup Udara (Air Valve)
Pemasangan katup udara dilakukan dengan pemasangan hydrant tee dengan diameter
cabang 100 mm atau 75 mm sesuai dengan katup udara. Katup udara sebaiknya
dilengkapi dengan kran penutup pada bagian bawahnya.
Ruang katup terbuat dari pasangan beton atau batu kali sedangkan tutup ruang katup
terbuat dari besi tuang yang dapat dibuka dan ditutup dengan aman dan mudah. Tutup
VII-5
Spesifikasi Teknis
ruang katup ini harus dapat menahan tekanan ganda sesuai dengan kelas dan jenis jalan
yang dilalui.
c. Katup Penguras
Katup penguras memilki tipe cakram bundar. Katup penguras harus disediakan lengkap
dengan angker, baut-baut, ganjal rangka dasar, dan gasket yang akan dipasang pada
lantai beton. Tekanan kerja harus sebesar 1.5 kali tekanan maksimum yang dapat
terjadi dalam kenyataannya. Pada posisi tertutup, katup harus menjadi kedap pada
tekanan kerja. Mekanisme pengoperasian harus memungkinkan adanya kemudahan
dalam membuka katup tersebut pada tinggi tekan maksimum yang terjadi.
d. Hidran Kebakaran (Fire Hydrant)
Hidran kebakaran harus dari jenis yang muncul diatas tanah dengan sambungan
berdiameter 80 mm. Tinggi hidran kebakaran kira-kira adalah 1.8 m dan ditanam di
dalam tanah tidak melebihi dari 2 m. Tekanan uji untuk setiap hidran adalah 16 kg/cm2.
Dua lubang penyambung dengan diameter nominal 60 mm dengan “quick action
coupling” harus dilengkapi pada setiap hydrant.
7.2 Spesifikasi Teknis Pemasangan Pipa dan Peralatannya
a. Persyaratan Pemasangan Pipa dan Perlengkapannya
• Pipa dan aksesorisnya serta bangunan pelengkap yang akan dipasang harus sesuai
dengan gambar-gambar bestek
• Sebelum dan sesudah pemasangan, pipa dan perlengkapannya terutama bagian sebelah
dalam harus dijaga tetap bersih dan tidak boleh ada kerusakan maupun keretakan. Pipa
dan perlengkapan yang dipasang hanyalah pipa dan aksesoris yang memiliki kualitas
baik
• Sambungan pipa dilakukan dengan memakai socket seperti yang telah ditentukan.
Sebelum pipa disambung, terlebih dahulu harus dilapisi dengan selotip pada dratnya,
kemudian disambungkan sampai dapat menahan kebocoran
• Tikungan atau belokan (vertikal/horizontal) harus memakai elbow/bend yang dipasang
sedemikian rupa sehingga sudut sambungan tidak lebih besar dari yang diijinkan oleh
pabrik pipa yang bersangkutan. Untuk itu akan diberikan petunjuk lebih lanjut oleh
Direksi/Supervisi
VII-6
Spesifikasi Teknis
• Pada waktu pemasangan pipa, harus diperhatikan mengenai kedudukan pipa agar
benar-benar lurus pada peil yang benar dan dasar pipa terletak rata, tidak boleh ada
batu-batu atau benda keras yang memungkinkan rusaknya pipa di kemudian hari
• Pada waktu pemasangan pipa, parit galian untuk peletakan pipa harus benar-benar
kering, tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalamnya pipa harus diperiksa
kembali kebersihannya
• Semua ujung pipa terakhir yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan “end cap”
atau dengan dop, kemudian mulai dari dop tersebut diberi penahan dari beton
campuran 1:2:3 (thrust block)
• Pengetesan perpipaan harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Direksi dan apabila
telah diterima dan memenuhi syarat, dinyatakan dalam berita acara. Air untuk
pengetesan harus mendapat persetujuan dan Direksi. Pada prinsipnya pengetesan
dilakukan dengan cara bagian demi bagian dan sepanjang maksimum 300 m.
Pengetesan harus dilakukan dengan tekanan antara 5-10 atmosfir dan apabila selama 1
jam tekanan tidak berubah/turun, test dinyatakan berhasil dan dapat diterima. Biaya
pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi tanggung jawab Pemborong
• Perubahan arah letak pipa (belokan/tikungan) harus dilakukan dengan bantuan alat
penyambung (bend/elbow) yang sesuai, begitu pula untuk percabangan harus dengan
tee atau tee cross (sesuai dengan kebutuhan). Membengkokkan atau merubah bentuk
pipa dengan cara apapun tidak diperbolehkan (secara mekanis ataupun dengan cara
pemasangan)
• Pemasangan patok/paal dari beton untuk menentukan jaringan perpipaan perlu
dilakukan. 1 paal dipasang setiap 50 meter dengan diberi tanda DAB (Distribusi Air
Bersih). Diameter patok 3 inch, tinggi 40 cm, dan ditanam pada kedalaman 80 cm
b. Ukuran Tinggi dan Ukuran Pokok
Persyaratan untuk ukuran tinggi dan ukuran pokok adalah sebagai berikut :
• Ukuran pokok dan ukuran detail yang dibuat Pemborong harus tertera pada gambar.
Pemborong hendaknya mentaati ukuran-ukuran tersebut dan ikut menelitinya. Apabila
terjadi perbedaan ataupun kesalahan dalam ukuran harus dibicarakan dengan Konsultan
Supervisi
• Ukuran-ukuran pokok di lapangan harus ditegaskan dengan patok beton dan patok-
patok tersebut harus dipelihara dengan baik
VII-7
Spesifikasi Teknis
• Semua pekerjaan pengukuran dan pembuatan patok-patok beton yang berkaitan dengan
pekerjaan ini menjadi tanggungan Pemborong dan dilaksanakan dengan alat water pass
dan theodolite
c. Galian Tanah
Galian tanah dilakukan untuk memasang pipa dengan aksesorisnya beserta bangunan
pelengkap lain. Persyaratan untuk galian tanah adalah sebagai berikut :
• Minimum kedalaman, lebar, dan tempat galian untuk pemasangan pipa berikut
peralatannya, begitu pula bangunan yang termasuk dalam pekerjaan ini, harus
dibuat sesuai dengan gambar pelaksanaan (gambar situasi, profil memanjang dan
melintang, serta potongan), persyaratan-persyaratan minimal menurut buku
petunjuk pemasangan pipa dari pabrik pipa dan peralatan yang bersangkutan
• Patokan atau pedoman yang dipakai untuk kedalaman galian adalah diukur dari atas
pipa sampai ke muka jalan atau tanah asli, ditambah tebal lapisan pasir dibawah
pipa
• Apabila ternyata di dalam pelaksanaan penggalian terjadi longsoran-longsoran terus
menerus yang mengganggu, maka perlu dibuatkan konstruksi penguat (dari turap
kayu atau lainnya), agar menjamin keamanan dan efisiensi kerja. Pembiayaan yang
dilaksanakan oleh adanya tambahan konstruksi penguat tersebut sudah harus
diperhitungkan dalam harga penawaran dan tidak diterima adanya claim
• Apabila di dalam penggalian dijumpai adanya air yang mengganggu, pengeringan
harus dilaksanakan dengan cara apapun (dengan pompa atau lainnya) dan biaya
yang ditimbulkan akibat pekerjaan pengeringan tersebut berikut pompa-pompa dan
peralatannya adalah tanggungan Pemborong
• Penggalian tanah untuk pemasangan pipa harus dilaksanakan serentak diikuti
pelaksanaan pemasangan pipa dan perlengkapannya dan harus diikuti pula dengan
penimbunan atau pengurugan kembali
d. Urugan Tanah
• Urugan tanah untuk setiap pekerjaan harus dilakukan selapis demi selapis, dimana
setiap lapisan dipadatkan dan harus bersih dari kotoran organik dan sebagainya
• Urugan tanah yang dilaksanakan kurang baik sehingga mengakibatkan tanah
amblas, harus diulangi segera setelah perintah pertama dari Direksi dan apabila
VII-8
Spesifikasi Teknis
diperlukan urugan dilakukan berulang kali sampai rata dengan tinggi semula atau
menurut petunjuk Direksi
• Urugan tanah untuk pemasangan pipa harus dilaksanakan setelah pengurugan pasir
di sekeliling pipa yang dipasang telah selesai dan harus meminta persetujuan
kepada Direksi terlebih dahulu sebelum dilaksanakan
e. Urugan Pasir
• Untuk setiap urugan pasir harus diikuti oleh penyiraman air hingga padat
• Apabila pada penggalian parit pipa ditemukan tanah gembur, maka tanah gembur
ini harus dibuang dan diganti dengan pasir sehingga dasar rata dan padat
• Urugan pasir harus dilakukan selapis demi selapis hingga masing-masing lapisan
padat
• Urugan pasir dilakukan pada sekeliling pipa dengan tebal 10 cm kecuali untuk
pipa-pipa yang memotong jalan harus diurug penuh dengan pasir hingga puncak
pant galian dan hendaknya dipadatkan dengan baik
• Pasir yang digunakan untuk pengurugan pipa harus berkualitas pasir pasang (kadar
lumpur 20-25 %)
• Agar peletakan pipa tepat pada peil sebenarnya, pengurugan pasir dasar pipa, baru
dinyatakan selesai setelah disetujui oleh Direksi yaitu bila peil pipa sudah pada
tempatnya
f. Pekerjaan Beton
• Pekerjaan beton yang akan dilaksanakan adalah untuk tahanan-tahanan (tumpu-
kan/thrust block) bend, tee, valve, tutup, dan dudukan dari pipa serta pekerjaan-
pekerjaan yang termasuk pekerjaan pipa (beton campuran 1:2:3, tanpa pembesian)
• Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
gambar bestek, gambar konstruksi, dan gambar detail
• Pemborong hendaknya mentaati semua ukuran, jika terdapat perbedaan atau
kesalahan pada ukuran, Pemborong diwajibkan memberitahukan kepada Direksi
sebelum pekerjaan dimulai
VII-9
Spesifikasi Teknis
g. Kotak (Box)
Untuk kotak gate valve, hidran kebakaran dan kotak peralatan lainnya yang sesuai dengan
gambar bestek terbuat dari :
• Dinding kotak terbuat dari pasangan batu bata dengan diameter yang tergantung dari
ukuran valve
• Tutup kotak terbuat dari beton bertulang dengan campuran 1PC : 2 pasir : 3 kerikil
• Dudukan plat penutup bak dari beton tumbuk dengan tebal sebesar 25 cm dan dengan
campuran 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil
• Apabila dengan pengetesan tidak berhasil, Pemborong harus mencari sebab-sebabnya,
kemudian diperbaiki dan jika perlu diadakan pembongkaran dan perbaikan kembali,
yang menjadi tanggung jawab Pemborong. Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang
dihentikan pada waktu-waktu diluar jam kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus
ditutup rapat untuk mencegah masuknya kotoran atau bahan organik kedalam pipa
Setelah pengetesan pipa berhasil, kemudian gate valve beserta kotak-nya dimatikan
dengan pengecoran supaya tidak bisa diganggu oleh warga. Material yang
dipergunakan untuk ujung pipa tersebut harus bebas dari minyak atau oli, ter ataupun
aspal dan bahan-bahan minyak pelumas lainnya. Apabila air masuk ke dalam pant
galian sebelum pemasangan pipa dilanjutkan lagi, tutup rapat dan ujung-ujung pipa
tersebut jangan dibuka dahulu sebelum air pant galian dipompa sampai kering. Peil dan
peletakan pipa serta dalamnya muka jalan atau tanah ash harus diperiksa dengan teliti
bila perlu dengan menggunakan instrumen waterpass dan theodohite serta disaksikan
oleh Supervisor.
7.3 Perbaikan Kembali
• Perbaikan kembali seperti keadaan atau konstruksi semula dengan konstruksi dan
kualitas minimal harus sama yaitu untuk semua bangunan dan sebagainya yang rusak
oleh Pemborong akibat pelaksanaan pekerjaan pipa antara lain :
Jalan batu harus kembali berbatu
Jalan aspal harus kembali beraspal
Trotoir beton harus kembali berbeton
Bidang tanah yang berumput atau tanaman-tanaman yang rusak harus kembali
berumput dan memiliki tanaman seperti semula
Dan lain-lain yang dijumpai selama pelaksanaan pekerjaan
VII-10
Spesifikasi Teknis
• Biaya yang timbul akibat adanya perbaikan kembali ini merupakan tanggung jawab
Pemborong
7.4 Pembersihan Pipa
• Setelah seluruh/sebagian jaringan pipa terpasang harus dilakukan pembersihan pipa
• Air pembersihan yang digunakan dalam pembersihan harus mendapat persetujuan dari
Direksi atau Supervisi
7.5 Jaminan Pemeliharaan Pipa dan Perlengkapannya
• Pelaksana atau Pemborong menjamin seluruh pekerjaan yang diserahkan kepada
Direksi selama 15 hari. Apabila ada sistem yang tidak berfungsi, pelaksana wajib
memperbaiki atau mengganti sehingga sistem tersebut berfungsi kembali
• Pelaksana diwajibkan memberikan spare part peralatan pemeliharaan berupa satu set
tools kit untuk setiap pekerjaan, dimana setiap set berisi :
- 1 set kunci Sock
- 1 set obeng
- 1 set kunci pas
- 1 set gergaji besi dan mata gergaji
- 1 buah kunci inggris
- 2 buah kunci pipa 2 inch
- 1 buah tang
- 1 buah kunci ring
- 1 buah alat snei pipa (1/2” - 2”)
• Pelaksana memberikan penyuluhan tentang cara penggunaan peralatan penyediaan air
bersih, baik cara mengoperasikan maupun perawatannya
7.6 Syarat-syarat Khusus Pekerjaan Konstruksi
a. Pekerjaan Persiapan
Sebelum memulai suatu pekerjaan yang ada dalam kontrak, lokasi harus dibersihkan dari
segala macam tumbuhan dan rintangan (yang dianggap mengganggu) yang terdapat di
sekitar lapangan pekerjaan tersebut dan siap untuk penggalian.
VII-11
Spesifikasi Teknis
b. Pekerjaan Penggalian dan Pengurugan
Pekerjaan Galian Pondasi
• Penggalian harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi dan
penampang lereng di sebelah kiri dan kanan galian dimiringkan kearah luar pondasi
sehingga tidak menimbulkan keruntuhan
• Jika galian terdapat akar-akar kayu, kotoran, dan bagian-bagian tanah yang longgar,
maka bagian itu harus dikeluarkan seluruhnya, dan lubang yang terjadi harus diisi
pasir urug lapis demi lapis dan disiram air, sehingga setiap lapisan pasir jenuh air
Pengurugan kembali
• Semua permukaan dimana pengurugan akan dilakukan harus seluruhnya digaru
sampai kedalaman 15 cm. Permukaan yang telah digaru itu akan diurug dan
dipadatkan kembali. Sebelum pemadatan, kadar air pada permukaan harus
disesuaikan dengan jalan membasahinya jika terlalu kering dan dengan
mengeringkannya jika terlalu basah, semuanya itu menurut petunjuk dari Direksi
proyek
• Pengurugan kembali dilakukan sampai elevasi yang ditentukan dalam gambar
perencanaan atau yang ditetapkan oleh Direksi proyek
• Pengurugan kembali disekeliling dan dibawah struktur beton harus dilakukan
berlapis mendatar sesuai dengan gambar, maksimum tiap 20 cm
Bahan Urugan
• Bahan urugan tanah adalah bahan urugan semula atau yang didatangkan dan tempat
lain, yang bebas dan batu atau benda padat lain yang lebih besar dan 5 cm dan juga
tidak mengandung bahan organis, seperti rumput, akar atau tumbuhan lainnya serta
tidak bersifat mudah memuai. Bahan urugan yang digunakan harus mendapat
persetujuan dari Direksi proyek
• Bahan urugan pasir harus bersih, teratur dari halus ke kasar, tidak bergumpal dan
bebas dan logam, arang, abu, sampah atau bahan lainnya yang tidak dikehendaki
dan harus disetujui oleh Direksi proyek. Pasir tersebut tidak boleh mengandung
lebih dari 10% berat tanah liat
VII-12
Spesifikasi Teknis
c. Pekerjaan Beton
Umum
• Ruang Lingkup
Pemborong harus menyediakan semua bahan untuk pekerjaan beton dan harus
membuat cetakan beton, mengaduk beton, mengecor beton, memelihara,
memperbaiki, menyelesaikan, dan mengerjakan semua pekerjaan tambahan dari
seluruh pekerjaan beton.
• Standar Pekerjaan
Semua bahan dan konstruksi, harus memenuhi standar yang umum dipakai di
Indonesia. Jika persyaratan di atas tidak dapat dipenuhi, maka konstruksi harus
disesuaikan dengan standard yang disetujui Direksi proyek.
Perbandingan Adukan
Adukan beton terdiri dari bahan semen, bahan pembantu, pasir, koral, dan air. kualitas
bahan tersebut harus memenuhi syarat yang ditentukan. Secara umum, adukan beton
harus direncanakan untuk menghasilkan beton yang sedemikian rupa, sehingga
diperoleh kepadatan maksimum dan penyusutan minimum. Jika perlu, perbandingan
adukan dapat diubah sesuai dengan pendapat Direksi.
Di dalam membuat campuran beton, jumlah semen dan agregat akan diukur menurut
berat, kecuali dalam beberapa hal khusus dengan persetujuan Direksi. Pengukuran
material dengan volume, akan dipakai untuk bangunan struktur yang kecil.
Semua volume dan berat agregat, semen, dan air harus ditakar dengan seksama.
Apabila proporsi-proporsi yang disyaratkan tidak dilaksanakan, maka konstruksi yang
sudah dicor akan diperintahkan kembali untuk segera disingkirkan.
Kekuatan tekan minimum dan banyaknya PC yang terdapat dalam beton tidak boleh
kurang dari daftar yang tertera pada tabel kebutuhan PC. Perbandingan maksimum air
dan semen (PC) adalah 55 liter air per 100 kg semen.
Jika memang dianggap perlu untuk mencapai kekuatan yang dikehendaki, Direksi
berhak memerintahkan untuk menambah jumlah PC yang melebihi daftar PC pada
VII-13
Spesifikasi Teknis
setiap pekerjaan beton. Penambahan semen jika diperintahkan harus disediakan oleh
Pemborong tanpa penambahan biaya.
Bahan
• Portland Cement (PC)
Semua merk PC yang digunakan harus Portland Cement merk standar, yang telah
disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan Portland Cement
kelas I-2475 (PBI-1971 NI-2). Seluruh pekerjaan harus menggunakan merk PC. PC
harus disimpan dengan baik dan dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya
untuk dipakai. PC yang telah menggumpal atau membatu tidak boleh digunakan.
PC harus disimpan sedemikian rupa, sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil
contohnya.
• Koral dan Pasir (Agregat)
yang dapat merusak dalam bentuk dan jumlah yang banyak, yang akan
memperlemah kekuatan, termasuk daya tahannya terhadap baja tulangan.
• Air
Air yang akan digunakan untuk pekerjaan pembetonan, tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organik, atau bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan dan yang dapat mempengaruhi daya
lekat semen.
• Bahan Pembantu
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan
pengerasan ataupun untuk maksud-maksud lain, dapat dipakai bahan-bahan
pembantu. Biaya penambahan bahan pembantu ditanggung oleh Pemborong. Bahan
pembantu yang digunakan dapat berupa sejenis asam “Hydroxilated Carbonxylic”
atau sejenis “Lignin Sulfonate” tetapi tidak boleh mengandung Calcium Chlorida.
Bahan pembantu yang digunakan harus berkualitas baik dan disetujui Direksi serta
penggunaannya harus sesuai dengan “bahan pembantu” (Pasal 3 PBI-1971 NI-2).
Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau
tidaknya penggunaan bahan pembantu dan cara pencampurannya harus sesuai
dengan petunjuk dari pabriknya.
VII-14
Spesifikasi Teknis
Persiapan Pengecoran Beton
• Umum
Sebelum pekerjaan beton dimulai, maka 24 jam sebelumnya Pemborong harus
membuat laporan tertulis kepada Direksi/Supervisi yang berisi :
- Jumlah volume beton yang dicor
- Jumlah alat-alat pengecoran antara lain mixer, vibrator, yang tersedia di
lapangan
- Jumlah Portland Cement yang tersedia di lapangan
- Jumlah koral/pasir yang tersedia di lapangan
- Jumlah air yang tersedia untuk pembetonan
- Jumlah tenaga kerja yang ada di lapangan
- Time schedule pelaksanaan pengecoran
- Pengawas ahli dan kontraktor yang ditugaskan di lapangan.
Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persyaratan tersebut dipenuhi dan disetujui
oleh Direksi/Supervisi.
• Pencegahan Korosi
Pipa, pipa listrik, angker, dan bahan lain yang terbuat dari besi yang ditanam dalam
beton harus dipasang cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran beton, kecuali
jika ada perintah lain dari Direksi. Jarak antara bahan tersebut dengan setiap bahan
pembesian sekurang-kurangnya 5 cm. Cara yang benar untuk mengikat bahan itu
pada kedudukan yang benar adalah dengan kawat atau mengelas ke besi beton.
• Persiapan Permukaan yang Dicor Beton
Sebelum adukan beton dicor, semua ruang-ruang yang akan diisi dengan beton
harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, kemudian cetakan-cetakan dan pasangan-
pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air
sampai jenuh. Permukaan tanah atau lantai kerja harus dibasahi dengan siraman air
sebelum pengecoran. Permukaan tersebut harus tetap basah dengan penyiraman air
terus-menerus sampai tiba saat pengecoran. Selain itu permukaan tersebut harus
bebas dan air yang tergenang dan juga bebas dan lumpur serta kotoran-kotoran
pada saat pengecoran beton.
• Persiapan Pengecoran
Beton tidak boleh dicor, bila seluruh pekerjaan cetakan beton dan pekerjaan
instalasi tiap bagian selesai dipasang dan persiapan seluruh permukaan tempat
VII-15
Spesifikasi Teknis
pengecoran belum disetujui oleh Direksi. Seluruh permukaan cetakan beton dan
bagian instalasi yang akan ditanam dalam beton yang tertutup dengan kerak beton
bekas pengecoran yang lalu, harus dibersihkan terhadap seluruh kerak beton
tersebut, sebelum beton disekelilingnya atau beton yang berdekatan dicor.
• Penyingkiran Air
Beton tidak boleh dicor kedalam setiap struktur, sebelum semua air yang memasuki
tempat pengecoran tersebut dikeringkan dengan sebaik-baiknya, atau telah
disalurkan dengan pipa atau alat lain. Beton tidak boleh dicor di dalam air tanpa
persetujuan dari Direksi. Pemborong juga tidak dibenarkan tanpa izin Direksi
membiarkan air mengalir di atas beton sebelum beton cukup umurnya dan
mencapai pengerasan awal.
Pencampuran Beton
• Sebelum pembuatan adukan beton dimulai, semua alat-alat pengaduk dan
pengangkut beton harus sudah bersih, dan pasangan tulangan harus terpasang baik
sesuai dengan gambar-gambar, persyaratan-persyaratan dalam penulangan, dan
disetujui oleh Direksi
• Semen, pasir, dan koral harus dicampur sedemikian rupa dan jumlah air yang
ditambahkan harus menghasilkan adukan yang homogen dan kekentalan yang
merata. Kotoran dan benda lain yang tidak diinginkan harus dibuang
• Selama pengadukan berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi terus-
menerus oleh tenaga-tenaga pengawas yang ahli
• Pengadukan tiap molen harus terus-menerus dan waktu pengadukan tergantung dari
kapasitas drum pengadukan, banyaknya adukan yang diaduk, jenis susunan butir
dan agregat yang dipakai. Pada waktu tidak kurang dari 1.5 menit sesudah bahan
termasuk air berada dalam molen, selama itu molen harus terus berputar pada
kecepatan yang akan menghasilkan kekentalan adukan yang merata pada akhir
waktu pengadukan
• Setelah selesai pengadukan, adukan beton harus memperlihatkan susunan dan
warna yang merata. Apabila karena suatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat
minimum, misalnya terlalu encer karena kesalahan dalam pemberian jumlah air
pencampur atau sudah mengeras sebagian atau tercampur dengan bahan asing,
VII-16
Spesifikasi Teknis
maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan dari tempat
pelaksanaan
• Beton atau lapisan adukan yang telah mengeras tidak diizinkan terkumpul pada
permukaan dalam molen. Selain itu, dilarang mencampur kembali adukan beton
yang sebagian telah mengeras dengan menambah air kedalamnya
Pelaksanaan Pengecoran
• Pengangkutan dan Pengecoran
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton, Pemborong harus memberi
tahu Direksi dan mendapatkan persetujuannya. Jika tidak ada persetujuan Direksi,
maka Pemborong akan diperintahkan untuk menyingkirkan beton yang dicor atas
biaya sendiri. Pengecoran beton tidak diizinkan, apabila Direksi berpendapat bahwa
Pemborong tidak memiliki fasilitas yang baik untuk melayani pengecoran, proses
pengerasan dan penyelesaian beton. Pengecoran tidak boleh dilaksanakan tanpa
dihadiri oleh Direksi. Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam
jangka waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut
dapat diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan terus menerus
secara mekanis. Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka
harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu
yang disetujui oleh Direksi. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui
pembesian atau papan cetakan beton yang dalam, yang dapat menyebabkan
terlepasnya koral dan adukan beton karena berulang kali mengenai batang
pembesian atau tepi cetakan beton ketika adukan beton itu dijatuhkan. Beton juga
tidak boleh dicor dalam cetakan beton sehingga mengakibatkan penimbunan
adukan permukaan cetakan beton di atas beton yang dicor. Dalam hal ini, harus
disiapkan corong atau saluran vertikal untuk pengecoran agar adukan beton dapat
mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain. Tinggi jatuh dan adukan beton
tidak boleh melampaui 1.5 m dibawah ujung corong, saluran, atau kereta dorong
untuk pengecoran. Adukan beton harus dicor merata selama proses pengecoran,
setelah dicor pada tempatnya. Adukan tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih
dan 2 m arah mendatar. Adukan beton di dalam cetakan beton yang harus dicor
berupa lapisan horizontal yang merata tidak lebih dari 60-70 cm dalamnya dan
harus menghindari terjadinya lapisan adukan yang miring atau sambungan beton
VII-17
Spesifikasi Teknis
yang miring, kecuali bila diperlukan untuk bagian konstruksi yang miring. Setiap
lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak. Seluruh
ujung dari saluran, pintu corong, dan alat lain yang menerima adukan beton dan
alat pengangkut datar (conveyor), atau alat pengangkut tegak (hois), dan sistem alat
pengangkut lainnya harus diatur sedemikian rupa, sehingga adukan beton yang
melaluinya tidak jatuh bercerai berai, meskipun alat penerima tersebut terus
menerus menampung adukan beton.
• Pengecoran Beton pada Cuaca Panas
Pemborong harus mencegah pengeringan cepat dari adukan beton yang baru dicor.
Bila suhu di sekeliling dalam cetakan beton lebih dari 32°C, suhu adukan beton
yang dicor tidak boleh melebihi 32°C. Adukan beton yang baru dicor harus diberi
pelindung terhadap panas matahari secepat mungkin setelah pengecoran dan segera
setelah permukaan beton yang baru sudah cukup mengeras.
Pengecoran Beton
Beton yang telah selesai dicetak harus dijaga agar tetap basah selama sekurang-
kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman, penutupan dengan
karung goni yang dibasahi, atau dengan cara lain yang dibenarkan.
d. Pekerjaan Tulangan Baja
Umum
• Ruang Lingkup
Pemborong harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang pembesian sesuai
dengan apa yang tercantum di dalam gambar dan apa yang dijelaskan dalam
spesifikasi. Dalam pekerjaan pembesian termasuk semua pemasangan kawat beton,
kaki ayam untuk penyanggah, beton deking harus sesuai dengan ketentuan.
• Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan pembengkokkan besi beton, Pemborong harus terlebih dahulu
membuat daftar pembesian, sketsa, dan gambar pembengkokkan besi dan menyer-
ahkannya pada Direksi untuk disetujui. Pemborong bertanggung jawab akan
ketelitian ukuran dan akan diperiksa di lapangan oleh Direksi pada waktu
pemasangan pembesian.
VII-18
Spesifikasi Teknis
• Standar
Detail dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan peraturan atau standar PBI
1971 atau yang disetujui oleh Direksi.
Besi Beton
Besi beton yang dipakai adalah beton yang polos atau besi beton ulir. Besi beton polos
yang dipakai adalah besi beton dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 dan tertera di dalam
gambar dengan ukuran diameter dalam metric (U.24). Sedangkan besi beton ulir yang
dipakai adalah besi beton dengan tegangan leleh 3200 kg/Cm2 dan tertera dalam
gambar dengan ukuran diameter dalam inch (U.32). Besi beton tersebut di atas harus
memenuhi syarat PBI 1971.
Jika terdapat kesalahan atau kekeliruan mengenai jenis besi beton yang dipergunakan,
maka Pemborong harus bertanggung jawab dan mengganti semua tulangan yang sudah
terpasang maupun yang belum. Laporan mengenai jenis besi beton harus dibuat secara
tertulis dan dilampirkan keterangan dari pabrik besi beton tersebut dimana tulangan
tersebut diproduksi, yang menyebutkan bahwa besi beton tersebut termasuk tulangan
yang bermutu sesuai rencana, yang dilengkapi dengan hasil-hasil test di laboratorium.
Besi beton harus disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
Pemasangan Besi Beton
• Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam, karatan, dan lapisan
yang dapat merusak atau mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton ditunda,
besi beton harus diperiksa kembali dan dibersihkan.
• Pemasangan
Pembesian harus distel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat dengan
kawat beton atau jepitan yang sesuai. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi
yang tepat. Sebelum pengecoran, pemasangan tulangan harus diperiksa oleh
Direksi. Jepitan atau penumpu logam tidak boleh diletakkan menempel pada
cetakan beton.
VII-19
Spesifikasi Teknis
e. Cetakan Beton (Formwork)
Umum
Cetakan beton atau cetakan harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan
beton dan membentuk adukan menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Cetakan
beton harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran, dan
batas-batas seperti yang ditunjukkan dalam gambar konstruksi.
Semua bahan yang akan digunakan untuk cetakan beton baru, harus sesuai dengan
yang direncanakan dan disetujui oleh Direksi. Semua bahan untuk cetakan beton harus
bahan baru, dikeringkan secara baik dan bebas dan mata kayu yang lepas, celah
kotoran yang melekat dll., kecuali bila ada cara lain yang dibenarkan oleh Direksi.
Tiang-tiang penahan cetakan beton harus dipilih dari bahan yang kuat. Bambu tidak
boleh digunakan bagi tiang penyangga sekur dan klem, tapi harus menggunakan kayu
dolken. Untuk bahan-bahan yang kurang memenuhi syarat, tidak boleh dipakai dan
harus dipindahkan dari lokasi pekerjaan.
Persyaratan Cetakan beton
Pemborong harus bertanggung jawab penuh terhadap perencanaan yang memadai
untuk seluruh cetakan beton. Namun, bila ada cetakan beton yang menurut Direksi
tidak memadai, dan cetakan beton tersebut ditolak oleh Direksi, maka Pemborong
harus membongkar dan memindahkan cetakan beton yang ditolak itu dan meng-
gantinya dengan biaya Pemborong.
Tiang penahan cetakan beton dipasang pada jarak 0.5 meter satu sama lain dengan
penguatan memanjang dan melintang, dan bagian bawahnya diganjal sehingga mudah
dalam pembongkarannya. Berikut ini persyaratan lain dalam cetakan beton yang harus
dipenuhi :
• Kekuatan
Konstruksi cetakan harus diperhitungkan, terutama untuk konstruksi-konstruksi
berat, sehingga cetakan tersebut kuat dan memenuhi syarat menahan beban yang
diterima.
VII-20
Spesifikasi Teknis
• Toleransi
cetakan beton, yang harus demikian kuat dan kaku terhadap beban adukan beton
yang masih basah dan getaran terhadap konstruksi dan angin. Cetakan beton harus
tetap menurut garis dan permukaan yang disetujui oleh Direksi.
• Kedap Air
Cetakan beton harus cukup kedap air, sehingga tidak akan timbul sirip, adukan
keluar atau kebocoran pada sambungan.
• Pinggiran
Semua sudut luar pekerjaan beton harus diberi pinggiran 20x20 cm atau lebih
besar, kecuali pekerjaan arsitektur yang tidak ditimbun dalam tanah secara
permanen.
• Pelapis Cetakan Beton
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan beton, dapat digunakan pelapis
cetakan beton dengan persetujuan Direksi. Minyak pelumas tidak boleh digunakan.
• Cetakan beton untuk membuat beton yang halus
Jika disetujui oleh Direksi, Pemborong dapat mengganti pemakaian cetakan kasar
yang diberi lapisan plesteran semen dengan beton terbuka tanpa plesteran.
Pemeriksaan Cetakan beton
Cetakan beton yang sudah selesai dibuat dan disiapkan untuk pengecoran beton, akan
diperiksa oleh Direksi dan beton tidak boleh dicor sebelum cetakan beton disetujui oleh
Direksi. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapat persetujuan, minimal 24 jam
sebelumnya, Pemborong harus memberitahukan Direksi bahwa cetakan beton siap
diperiksa.
Pembongkaran Cetakan beton
Cetakan beton harus dibongkar tanpa goncangan, getaran atau kerusakan pada beton.
Pembongkaran harus dilakukan dengan hati-hati, dan jika ada pembetonan yang
keropos, harus segera diperbaiki. Bila Direksi mengharuskan beton tersebut dibongkar,
Pemborong harus membongkar dan membuat pembetonan baru yang biayanya
ditanggung Pemborong.
VII-21
Spesifikasi Teknis
Cetakan beton tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai suatu kekuatan kubus
yang cukup untuk memikul dua kali beban sendiri. Pemborong harus memberitahukan
Direksi apabila bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi
yang utama, dan dengan persetujuannya itu tidak berarti Pemborong lepas dari
tanggung jawabnya.
7.7 Pekerjaan Teknis Bangunan Penampung Air Minum (Reservoar)
Penampungan air minum meliputi bak penampung air minum, ruang perpipaan dan ruang
pembubuhan.
a. Bak Penampung Air Minum
Bak penampung air minum merupakan bangunan yang tertanam di dalam tanah, terbuat
dari konstruksi beton dan kedap air. Dinding bagian dalam dan lantai diplester halus
dan dibuat dengan kemiringan sesuai gambar. Sekat bak penampung terbuat dari
pondasi beton bertulang dengan permukaan dinding yang diplester halus. Lubang
pemeriksaan dibuat dan ditempatkan sesuai dengan gambar rencana. Tutup lubang
dibuat agar dapat ditutup dan dibuka secara mudah. Tangga masuk merupakan tangga
msauk tegak dari sisi baja. Lubang udara (ventilasi) terbuat dari pipa besi tuang dengan
diameter 50 mm, dipasang sesuai gambar. Ujung pipa yang terbuka harus ditutup
dengan kawat kasa. Atap bak penampung terbuat dari konstruksi beton dan dengan
permukaan atasnya dilapisi tar (coal tar) dan dilengkapi talang hujan.
b. Ruang Perpipaan
Ruang perpipaan merupakan ruang bawah tanah dan bersatu dengan dinding bagian
depan bak penampung. Ruang perpipaan terbuat dari konstruksi beton.
c. Perpipaan
Perpipaan penampung air minum terdiri dari pipa inlet, pipa outlet, pipa penguras, pipa
peluap dan pipa pembubuh kaporit dan kapur. Pipa dan fitting yang digunakan adalah
pipa baja dan sambungan flens. Diameter, ketinggian dan penempatan pipa harus
sesuai dengan pasangan beton atau klam baja. Pipa harus dicat dengan anti karat dan
warna yang berbeda sesuai dengan fungsinya. Pipa inlet membawa air minum dari
saluran filtrat ke bak penampungan air besih.
VII-22
Spesifikasi Teknis
Pipa outlet merupakan jalur perpipaan yang membawa air minum dari bak penampung
ke sistem distribusi. Pipa dilengkapi dengan alat pengatur aliran dengan diameter dan
ketinggian sesuai gambar rencana. Pipa outlet yang berada di luar ruang perpipaan
diganti dengan pipa asbestos cement dengan menggunakan adaptor berujung flens.
Pipa penguras dan pipa overflow dipasang pada tempat, ukuran dan ketinggian yang
sesuai gambar. Pipa pembubuh kaporit dan kapur terbuat dari pipa plastik dengan
sambungan kopling karet. Alat pembubuh, dengan rate dosis yang dipasang sesuai
gambar rencana, dipasang pada ujung pipa pembubuh.
7.8 Rencana Anggaran Biaya
No. Jenis Kegiatan Biaya A. Pengadaan pipa jaringan distribusi air bersih Rp928.913.539
B. Pengadaan perlengkapan perpipaan jaringan distribusi air bersih Rp1.579.120.900
C. Pekerjaan pemasangan pipa sistem jaringan distribusi air bersih Rp1.004.041.510
D. Pengadaan pipa jaringan distribusi pemadaman kebakaran Rp6.251.636.003
E. Pengadaan perlengkapan perpipaan jaringan distribusi pemadaman kebakaran Rp450.861.000
F. Pekerjaan pemasangan pipa jaringan distribusi pemadaman kebakaran Rp1.748.293.216
G. Hidran kebakaran Rp36.639.250H. Pengadaan pompa Rp4.104.310.000 Real Cost Rp16.103.815.419 PPn 10% Rp1.610.381.542 Sub total biaya Rp17.714.196.961 Biaya perencanaan 7,5% Rp1.328.564.772 Total biaya Rp19.042.761.733 Dibulatkan Rp19.050.000.000
VII-23
Spesifikasi Teknis
VII-24
top related