bahan lokakarya 01 sept
Post on 30-Jan-2016
230 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KEBIJAKAN NASIONALPROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN
DIREKTORAT CIPTA KARYA
Oleh : Ir. Ichwanul Ihsan Satker PKP2B Provinsi Riau
Disampaikan dalam Acara Lokakarya Sosialisasi Transformasi Program PNPM Mandiri Perkotaan Menjadi Program
Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP) Tahun 2015
SATUAN KERJA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DAN PENATAAN BANGUNAN PROVINSI RIAU
LATAR BELAKANGLATAR BELAKANG
Amanat UU NO. 17/ 2007 (RPJPN)Kota Tanpa Permukiman kumuh
RPJMN 12004-2009RPJMN 1
2004-2009RPJMN 2
2010-2014RPJMN 2
2010-2014RPJMN 3
2015-2019RPJMN 3
2015-2019RPJMN 4
2020-2024RPJMN 4
2020-2024
Amanat UU NO. 1/ 2011 (Perumahan dan Kawasan Permukiman)
Pencegahan dan Peningkatan KualitasKawasan Permukiman
Aspirasi Daerah/ Masyarakat
Aspirasi Daerah/ Masyarakat
Permukiman yang Layak Huni dan BerkelanjutanIsu Permukiman Kumuh
Kemampuan Pendanaan (APBN/ APBD/ PHLN, dll)
Amanat Internasional:•Agenda Habitat•Rio+20•MDG’s•SDG’s
SASARAN CIPTA KARYA 2015 – 2019MENUJU 100 – 0 - 100
DEFINISI
UU No.01 Tahun 2011
Tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Perumahan yang mengalami Penurunan Kualitas fungsi sebagai tempat hunian
Perumahan Kumuh
Permukiman KumuhPermukiman yang Tidak Layak Huni karena Ketidakteraturan Bangunan, Tingkat Kepadatan bangunan yang tinggi dan Kualitas Bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat
Bagaimana mengetahui permukiman dapat dikatakan
Kumuh ???
Kondisi Bangunan1
Kondisi Jalan Lingkungan2
Kondisi Drainase Lingkungan3
Kondisi Penyediaan Air Minum4
Kondisi Pengelolaan Limbah5
Kondisi Pengelolaan Sampah6
Kondisi Pengamanan Kebakaran7
Upaya Pencapaian Target RPJMN 2015-
2019
No Kabupaten / Kota Lokasi Luas1 Pekanbaru 19 124,81 Ha2 Indragiri Hilir 4 45,126 Ha3 Indragiri Hulu 7 1075, 54 Ha4 Kuantan Singingi 5 33,72 Ha5 Kampar 3 38,05 Ha6 Pelalawan 5 70,94 Ha7 Rokan Hulu 13 163,93 Ha8 Rokan Hilir 6 134,83 Ha9 Meranti 3 13,186 Ha
10 Siak 5 109, 909 Ha11 Bengkalis 12 180, 33 Ha12 Dumai 17 127,60 Ha
TOTAL 99 2.117,91 Ha
Profil Permukiman Kumuh Provinsi RiauBerdasarkan SK Bupati / Walikota
Peningkatan Kualitas Perencanaan dan Penyelenggaraan Pembangunan di Kawasan Permukiman Kumuh
1. Menyiapkan Landasan Penyelenggaraan2. Membangun Sistem Informasi &
Komunikasi Perumahan dan Permukiman Kumuh Nasional
3. Membangun Kelembagaan Penanganan di Pusat & Daerah
4. Membangun & Memperkuat Kapasitas Pemerintah Daerah
5. Membangun Kesadaran Masyarakat serta Memperkuat Kapasitas dan Peran Masyarakat
KEBIJAKAN
STRATEGI
Strategi Penanganan Kumuh
Keberhasilan upaya mencapai target '100 – 0 - 100' dan penanggulangan kemiskinan di perkotaan, akan ditentukan oleh dukungan partisipasi masyarakat dan kontribusi peran pemda serta kemitraan sinergis atau kolaborasi stakeholders pembangunan kota di daerah;
DITJEN CIPTA KARYA menyiapkan transformasi PNPM Mandiri Perkotaan menjadi PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN (P2KP) dalam rangka memberdayakan masyarakat dan penguatan peran pemda dengan fokus pada upaya pencapaian target '100 – 0 - 100' , khususnya percepatan penanganan kawasan kumuh di perkotaan dan penanggulangan kemiskinan tahun 2015 – 2019
Dengan adanya Partisipasi masyarakat dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap berbagai program atau hasil pembangunan di wilayahnya , serta penyelenggaraan program pembangunan yang tepat sasaran.
PARTISIPASI MASYARAKAT
1. Menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dalam pelaksanaan program;
2. Menggunakan perencanaan partisipatif untuk menyusun program masyarakat;
3. Memanfaatkan dan memfungsikan BKM/LKM yang telah dibentuk melalui program di bidang cipta karya sebagai pengelola program;
4. Memanfaatkan dan memfungsikan KSM sebagai pelaksana kegiatan;
5. Memanfaatkan dan memfungsikan KPP sebagai pemanfaat dan pemelihara infrastruktur permukiman;
6. Melakukan sinergi pendampingan antar program;
7. Mengedepankan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan kegiatan infrastruktur permukiman secara berkelanjutan; dan
8. Mendorong pembangunan infrastruktur permukiman secara swadaya oleh masyarakat.
STRATEGI PELAKSANAAN
1. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT - PLPBK, dalam rangka Perubahan sikap dan perilaku masyarakat, termasuk Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), yang mendukung partisipasi aktif masyarakat dalam pencapaian target ‘100 – 0 - 100’ melalui pencegahan serta penanganan kumuh di wilayahnya;
2. TRIDAYA, kegiatan dukungan penanganan kumuh maupun pencapaian target '100 – 0 - 100' untuk pencegahan meluasnya kumuh di perkotaan dilakukan secara komprehensif, melalui sinergi penanganan fisik dengan penanganan sosial (aturan bersama, perubahan sikap & perilaku dan PHBS) dan channelling penanganan ekonomi;
3. KEMITRAAN DAN KOLABORASI SINERGIS, terutama membangun kerjasama dan kolaborasi antara masyarakat dengan pemda dan swasta (CSR), termasuk penguatan City Changer dan Pokja Permukiman Kota.
PENDEKATAN
Corporate Social Responsibility (CSR)berdasarkan UU & Peraturan
UU PERSEROAN TERBATAS NO. 40 THN 2007
UU PERSEROAN TERBATAS NO. 40 THN
2007
PERDA RIAU NO. 6 TAHUN 2012
Pasal 1 angka 3
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya
Pasal 74
a. TJSL ini wajib untuk perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam.b. TJSL ini merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.c. Mengenai sanksi, dikatakan bahwa perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban TJSL akan dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait.
Pasal 1 ayat 7
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, selanjutnya disingkat TJSP adalah tanggung jawab yang melekat pada perusahaan untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan selaras dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat.
Pasal 1 ayat 8Program TJSP adalah: community development, program kemitraan dan bina lingkungan, kemitraan usaha perkebunan, pemberdayaan masyarakat desa hutan, dan sejenisnya adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup mitra binaan serta masyarakat dilingkungan perusahaan, menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan sosial dilingkungan Mitra binaan dan masyarakat sekitar perusahaan yang pada gilirannya dapat memberikan iklim kondusif bagi perusahaan.
MEKANISME KOORDINASI FASILITASI PELAKSANAAN PROGRAM CSR
DI DITJEN CIPTA KARYA KEMENTERIAN PU-PR
MEKANISME KERJASAMA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
BIDANG CIPTA KARYA MELALUI DANA CSR
TERIMA KASIH
top related