case 8 anatomi
Post on 21-Jan-2016
72 Views
Preview:
TRANSCRIPT
CASE
“Senam Jantung Sehat”
Ibu Anita, 35 tahun, adalah seorang instruktur senam yang sangat bersemangat. Hari
ini adalah jadwal Ibu Anita untuk berlatih bersama ibu-ibu yang tergabung dalam
perkumpulan Jantung Sehat Indonesia. Senam akan dimulai pukul 06.30 pagi. Bu Anita
sudah mempersiapkan perlengkapan, serta sudah minum segelas susu hangat dan sepotong
roti agar dapat beraktivitas dengan energy penuh. Setelah semua siap, Bu Anita segera
menuju tempat latihan yang hanya sekitar 20 menit dari rumahnya.
Tiba di tempat, sudah banyak ibu-ibu yang hadir. Lagu pengiring senam pun segera
dipasang. Bu Anita segera mempersilahkan ibu-ibu untuk menempati barisan. Karena waktu
sudah menunjukan hampir jam 06.30, senampun akan segera dimulai. Ibu Anita meminta ibu-
ibu untuk berdiri tegak dengan dagu lurus ke muka dan tangan direntangkan, sehingga
jarak antar individu cukup luas untuk melakukan gerakan senam. Setelah barisan sudah
cukup tertata, doa pun dimulai, agar senam kali ini berjalan lancar.
Senam pun dimulai. Ibu-ibu mengikuti setiap gerakan dengan sungguh-sungguh.
Senam diawali dengan gerakan pemanasan lalu dilanjutkan dengan gerakan inti. Gerakan inti
agak sulit, karena terdiri dari kombinasi gerakan. Seluruh anggota tubuh dari atas ke
bawah melakukan gerakan senam masing-masing. Kepala, dimiringkan kekanan-kedepan-
kekiri. Begitu berulang-ulang. Pundak diangkat keatas-diturunkan. Lengan diluruskan lalu
dilakukan fleksi pada siku dan diekstensikan kembali. Melakukan fleksi dan ekstensi pada
pergelangan tangan. Melakukan abduksi dan adduksi pada jari-jari tangan. Tubuh
dibungkukkan kearah anterior dan bergantian diarahkan posterior. Kaki digerakan
melangkah ke samping kanan dan kiri sesuai gerakan. Lutut dan pergelangan kaki pun
ikut digerakan.
Setelah semua gerakan inti selesai, lalu dilakukan gerakan pendinginan. Mereka
semua diminta menarik nafas panjang dan menghembuskan pelan-pelan sehingga bisa
merasakan udara mengalir masuk dari hidung ke paru-paru di rongga dada dan
mengeluarkannya kembali. Setelah selesai, Bu Anita dan ibu-ibu merasa sangat segar. Sendi-
sendi dan otot-otot terasa kembali bugar. Selesai doa penutup, ibu-ibu pun dapat kembali ke
rumah dan melanjutkan aktivitas masing-masing.
1 | P a g e
2 | P a g e
Gambar 1. Senam Jantung Sehat
Gambar 2. Linea Tubuh
TERMINOLOGI
3 | P a g e
Gambar 3. Anatomi superfisial
FleksiTindakan membengkokan atau keadaan dibengkokan.
Ekstensi Gerakan yang mengakibatkan dua ujung dari bagian bersambung tertarik saling
menjauh. Gerakan yang membuat bagian-bagian ekstremitas menuju atau benda
dalam keadaan lurus.
AbduksiGerakan menjauhi sumbu median, atau pada jari-jari menjauhi sumbu lengan.
AdduksiMenarik kearah median atau pada jari-jari kearah garis sumbu anggota tubuh.
AnteriorYang terletak di depan atau bagian depan.
PosteriorDiarahkan kearah atau terletak di belakang.
PROBLEMS
1. Mengapa sebelum beraktivitas, dibutuhkan sarapan?
2. Bagaimana pembagian garis khayal tubuh?
4 | P a g e
3. Apa saja gerakan anatomi tubuh?
4. Apa saja bagian-bagian dari otot, tulang, sendi?
5. Apa saja dan bagaimana anatomi profunda
6. Organ-organ apa yang terdapat pada rongga toraks, abdomen, pelvis, dan cranium?
7. Apa saja yang melindungi setiap rongga dalam tubuh
8. Otot, tulang, dan sendi apa saja yang terdapat pada ekstremitas?
HIPOTESIS
1. Karena dalam aktivitas kita memerlukan energy
2. Linea sagitalis, linea transversalis, linea frontalis
3. a. abduksi
b. adduksi
5 | P a g e
c. fleksi
d. ekstensi
e. inversi
f. eversi
g. supinasi
h. pronasi
i. elevasi
j. depresi
4. a. otot : polos, lurik, jantung
b. tulang: pipa, pipih, panjang, pendek, tidak beraturan
c. sendi: putar, peluru, engsel, pelana
5. a. toraks: paru-paru, jantung
b. abdomen: lambung, usus halus, usus besar, apendiks, hati, pancreas
c. pelvis: ovarium, tuba falopi, uterus, vesica urinaria, uretra, ureter
d. cranium: otak
6. IDEM nomer 5
7. a. toraks: kulit, tulang
b. abdomen: kulit, lemak
c. pelvis: kulit, tulang
d. cranium: kulit, tulang
8. a. tulang: humerus, ulna, radius, femur, tibia, fibula
b. otot: bisep, trisep, deltoda
MEKANISME
MEKANISME UMUM
6 | P a g e
Gambar 3. Bagan
I DON’T KNOW
1. Anatomi superficial
2. Gerakan anatomi
3. Anatomi profunda
4. Alat gerak ekstremitas
7 | P a g e
5. Mekanisme pertumbuhan tulang
LEARNING ISSUE
1. Anatomi superficial:
a. Linea
b. Regio
2. Gerakan anatomi
a. Gliding movement (gerak geser)
b. Angular movement (gerak sudut)
c. Rotation (gerak kisar) : endorotasi dan eksorotasi
d. Circumduction (gerak lingkar)
3. Anatomi profunda
a. Rongga Capitis
b. Rongga Colli
c. Rongga Thoraks
d. Rongga Abdomen
e. Rongga Pelvis
4. Alat gerak ekstremitas
a. Tulang
b. Sendi
c. Otot
ANATOMI SUPER FISIALISAnatomi Tubuh Manusia
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi tubuh. Anatomi Superfisial
adalah mempelajari anatomi secara superfisialis / permukaan atas saja
Anatomi umum
8 | P a g e
Tubuh manusia pada setiap anatomi dibagi oleh planum imagination :
1. Bidang Sagital (vertikal)
2. Bidang Transversal (horizontal)
3. Bidang Coronal (frontal)
Linea-linea Anatomi
Linea anatomi adalah garis khayal yang dibuat untuk memudahkan suatu pemeriksaan
1. Rongga Thorak (dada)
A. Pada bagian anterior
- Midsternal line
- Parasternal line
9 | P a g e
- Midclavicula line
- Axillary anterior line
- Mid axillary line
- Axillary posterior line
B. Pada bagian posterior
- Vertebral line
- Scapula line
2. Rongga Abdomen (perut)
10 | P a g e
A. Pembagian dengan 4 kwardran :
- kwadran kanan atas
- kwadran kanan bawah
- kwadran kiri atas
- kwadran kiri bawah
B. Pembagian dengan 9 regio :
- Regio Epigastrica
- Regio Hipogastrica dextra dan sinistra
- Regio Lumbalis/Abdominalis lateralis dextra dan sinistra
- Umbilukalis
- Regio Pubica /hypogastrica
- Regio Inguinalis dextraa dan sinistra
11 | P a g e
Regional Anatomilum
Menguraikan struktur yang menyusun sistem organ di masing-masing regio (bagian) tubuh
manusia serta proyeksinya terhadap struktur regio lain
1. Regio Capitis (kepala)
12 | P a g e
2. Regio Colli (leher)
13 | P a g e
3. Regio Thorax (dada)
4. Regio Abdomen (perut)
14 | P a g e
5. Regio Pelvic (organ pinggang)
6. Regio Extremitas Superior
15 | P a g e
7. Regio Extremitas Inferior
GERAK ANATOMI
16 | P a g e
Alat gerak tubuh terdiri atas :
1. Tulang (alat gerak pasif)
2. Otot (alat gerak aktif)
Adanya persendian memungkinkan gerakan yang bermacam-macam. Berbagai gerak
dengan persendian dikontrol oleh kotraksi otot. Gerak dapat dibedakan atas 4 jenis :
1. Gliding movement (gerak geser)
2. Angular movement (gerak sudut)
2.1. Fleksi dan ekstensi
2.2. Abduksi dan adduksi
2.3. Elevasi dan depresi
2.4. Inverse dan eversi
2.5. Supinasi dan pronasi
2.6. Protrusi dan retrusi
3. Rotation (gerak kisar) : endorotasi dan eksorotasi
4. Circumduction (gerak lingkar)
1.GLIDING MOVEMENT (gerak geser) :
Gerakan yang paling sederhana dimana alat gerak bergeser satu terhadap
lainnya.Contoh : gerakan ossa carpaliae pada articulations carpalie.
2.ANGULAR MOVEMENT (gerak sudut) :
Gerakan yang membentuk sudut dalam bidang sagital, terdiri atas :
2.1. Fleksi dan ekstensi
Fleksi berarti menekukkan bagian tertentu atau mengecilkan sudut antara
bagian-bagian tubuh. Ekstensi berarti meluruskan suatu bagian atau menambah
besarnya sudut antara bagian-bagian tubuh. Pada telapak kaki disebut dorsifleksi dan
17 | P a g e
plantarfleksi yang berarti membengkokkan dan meluruskan. Ayunan ke belakang
lebih lanjut disebut hiperekstensi.
2.2. Abduksi dan adduksi
Abduksi berarti menjauhi bidang median tubuh dalam koronal. Adduksi
berarti menggerakkan ke arah bidang median dalam bidang koronal. Pada jari,
abduksi berarti merentangkan terpisah, sedangkan adduksi berarti menyatukan.
18 | P a g e
2.3. Elevasi dan depresi
Elevasi berarti gerakan mengangkat, depresi berarti gerakan menurunkan.
Contohnya : gerakan membuka mulut (elevasi) dan menutupnya (depresi), juga
gerakan pundak keatas (elevasi) dan ke bawah (depresi).
19 | P a g e
2.4. Inversi dan eversi
Inversi berarti memiringkan telapak kaki ke dalam (medial), Eversi berarti
memiringkan telapak kaki ke luar (lateral). Juga perlu diketahui untuk istilah inversi
dan eversi hanya untuk wilayah di pergelangan kaki.
2.5. Supinasi dan pronasi
Supinasi berarti rotasi lateral lengan bawah dan tangan sehingga telapak
tangan menghadap ke depan (ventral), seperti pada posisi anatomis. Pronasi ialah
rotasi medial lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke
belakang (dorsal). Juga perlu diketahui istilah supinasi dan pronasi hanya digunakan
untuk wilayah pergelangan tangan saja.
20 | P a g e
2.6. Protrusi dan retrusi
Protrusi (protraksi) berarti menggerakkan rahang bawah ke depan (ventral).
Retrusi (retraksi) berarti menggerakkan rahang bawah ke belakang (dorsal).
3.ROTATION (gerak kisar)
Rotasi berarti menggerakkan bagian tubuh sekeliling poros panjangnya. Terdiri dari :
Endorotasi dan eksorotasi
Rotasi medial (endorotasi) memutarkan permukaan depan (ventral) ke medial, dan
rotasi lateral (eksorotasi) memutarkan permukaan tersebut ke lateral.
21 | P a g e
4.CIRCUMDUCTION (gerak lingkar)
Sirkumduksi berarti gerak sirkular extremitas atau bagiannya dengan mempersatukan
berturut-turut gerak fleksi, ekstensi, abduksi dan adduksi yang membentuk kerucut khayalan
dengan puncak kerucut pada sendi.
22 | P a g e
ANATOMI PROFUNDA
Anatomi Profunda mempelajari anatomi dengan cara menguraikan bagian-bagian
tubuh dengan proses deseksi, sehingga kita dapat mempelajari secara detail dan rinci serta
organ tubuh dan kelainan yang didapat oleh manusia.
23 | P a g e
1. Regio Capitis (kepala)
24 | P a g e
25 | P a g e
1. Otak
2. Mata
3. Rongga hidung (sinus paranasales)
4. Telinga
5. Rongga mulut
6. Gigi geligi
7. Langit-langit
26 | P a g e
8. Otot-otot lidah
2. Regio Colli (leher)
1. Tenggorok
2. Kelenjar tiroid
3. Kerongkongan
3. Regio Thorax (dada)
27 | P a g e
1. Glandula phyroidea
2. Lobus superior pulmonis dekstri
3. Lobus superior pulmonis sinistri
4. Lobus medius pulmonis dekstri
5. Lobus inferior pulmonis sinistri
6. Thymus
7. Cor (Jantung)
8. Pericardium (tepi potongan)
9. Diaphragma
10. Trachea
11. Oesophagus
4. Regio Abdomen (perut)
28 | P a g e
1. Hepar (lobus sinister)
2. Gaster
3. Colon transversum
4. Colon ascending
5. Colon descending
6. Intestinum tenue (Jejunum)
7. Intestinum tenue (Illeum)
8. Appendiks
9. Pancreas
10. Duodenum
11. Limfa
5. Regio Pelvic (organ pinggang)
29 | P a g e
1. Colon sigmoideum
2. Vesica urinaria
3. Uterus
4. Ureter
5. Ren
6. Kelenjar supraneral
7. Genitalia
8. Rectum
ALAT GERAK EKSTREMITAS
A. TULANG
30 | P a g e
Tulang adalah jaringan hidup yang stukturnya berubah jika mendapatkan tekanan.
Tulang terdiri dari sel sel, serabut, dan matriks. Tulang bersifat keras oleh matriks
ekstraselulernya mengalami kalsifikasi dan mempunyai derajat elastisitas tertentu akibat
adanya serabut serabut organik.
Tulang mempunyai fungsi protektif misalnya, tengkorak dan columna vetebralis
melindungi otak dan medulla spinalis dari cedera. Sternum dan iga iga melindungi visera
rongga thorax dan abdomen bagian atas. Tulang juga berperan sebagai pengungkit, seperti
pada tulang panjang ekstrimitas. Tulang juga merupakan penyimpanan garam kalsium.
Sumsum tulang belakang berfungsi membentuk sel sel darah dan melindungi darah.
Tulang terdiri atas dua tipe yaitu tulang kompakta dan tulang spongiosa. Tulang
kompakta bermassa padat sedangkan tulang spongiosa terdiri dari anyaman trabekula.
Trabekula tersusun sedemikian rupa sehingga tahan terhadap tekanan dan tarikan yang
mengenai tulang.
KLASIFIKASI
1. Tulang Panjang
Ditemukan pada ektremitas. Panjang lebih besar daripada lebarnya. Tulang ini
memiliki corpus berbentuk tubular diaphysis dan biasanya dijumpai epiphysis pada
ujung ujungnya. Selama pertumbuhan, diaphysis dipisahkan dengan epiphysis oleh
cartilago epiphysis. Bagian diaphysis yang terletak berdekatan dengan cartilage
epiphysis disebut metaphysic. Corpus mempunyai cavitas medullaris di bagian tengah
yang berisi sumsum tulang (medulla ossium). Bagian luar corpus terdiri atas tulang
kompakta yang diliputi oleh selubung jaringan ikat yaitu periosteum. Ujung-ujung
tulang panjang terdiri atas tulang spongiosa yang dikelilingi oleh selapis tipis tulang
kompakta. Facies articularis ujung ujung tulang diliputi oleh cartilago hialin. Contoh
tulang panjang yaitu humerus, femur, ossa metacarpi, ossa metatarsal,
phalanges).
2. Tulang Pendek
Tulang tulang pendek ditemukan pada tangan dan kaki. Bentuk tulang ini
umumnya segiempat dan terdiri atas tulang spongiosa yang dikelilingi oleh selapis
tipis tulang kompakta. Tulang pendek diliputi periosteum dan facies articularis yang
31 | P a g e
diliputi oleh cartilage hialin. Contoh tulang pendek, os scaphoideum, os lunatum,
talus, dan calcaneus.
3. Tulang Pipih
Tulang pipih ditemukan pada tempurung kepala. Bagian dalam dan luar tulang
ini terdiri atas lapisan tulang kompakta, disebut tabula, yang dipisahkan oleh selapis
tulang spongiosa disebut diploe. Contoh tulang pipih yaitu os frontale dan os
parietale. Scapula juga termasuk tulang ini meskipun bentuknya irregular.
4. Tulang Irreguler
Kelompok tulang tulang yang tidak disebutkan dalam jenis jenis diatas. Di
bagian luar tersusun atas selapis tipis tulang kompakta dan bagian dalamnya dilapisi
selapis tipis tulang spongiosa. Contoh tulang irregular tulang tulang tengkorak,
vertebrae, dan os coxae.
5. Tulang Sesamoid
Merupakan tulang-tulang kecil yang ditemukan pada tendo tendo tertentu,
tempat terdapat pergeseran tendo pada permukaan tulang. Sebagian besar tulang
sesamoid tertanam di dalam tendo dan permukaan bebasnya diliputi oleh cartilago.
Tulang sesamoid terbesar yaitu patella, yang terdapat pada tendo musculus quadriceps
femoris. Contoh lain dapat ditemukan pada tendo musculus flexor pollicis brevis
dan musculus flexor hallucis brevis. Fungsi tulang sesamoid adalah mengurangi
friksi pada tendo dan merubah arah tarikan tendo.
Jejas pada Permukaan Tulang
Permukaan tulang menunjukkan berbagai jejas atau irregularitas. Bila terdapat
perlekatan fascia, ligamentum, tendo, dan aponeurosis, tulang akan menjadi menonjol atau
kasar. Permukaan tulang yang kasar ini tidak dijumpai pada waktu lahir. Jejas ini timbul pada
waktu pubertas dan secara progesif akan menjadi lebih nyata pada waktu dewasa. Tarikan
struktur fibrosa ini menyebabkan periosteum menonjol dan dibawahnya terjadi endapan
tulang baru.
Sumsum Tulang
Sumsum tulang terdapat di dalam cavitas medullaris tulang panjang dan tulang
pendek serta substantia spongiosa tulang pipih dan tulang irregular. Pada waktu lahir, semua
sumsum tulang dalam tubuh berwarna merah dan hematopoeitik. Aktivitas pembentukan
darah lambat laut berkurang dengan bertambahnya usia dan sumsum tulang merah (medulla
32 | P a g e
ossium rubra) akan digantikan oleh sumsum tulang kuning (medulla ossium flava). Pada usia
7 tahun sumsum kuning mulai tampak pada tulang tulang distal ektremitas. Pergantian
sumsum ini lambat laun bergerak kea rah proksimal sehingga pada saat dewasa sumsum
merah hanya terdapat pada tengkorak, columna vertebralis, dinding thorax, tulang tulang
gelang bahu dan punggal, serta caput humeri dan caput femoris.
Semua permukaan tulang kecuali permukaan yang membentuk persendian, diliputi
oleh lapisan jaringan fibrosa yang tebal disebut periosteum. Periosteum mengandung banyak
pembuluh darah dan sel sel yang terletak lebih dalam bersifat osteogenesik. Periosteum
khususnya berhubungan erat dengan tulang pada tempat perlekatan otot, tendo, dan
ligamentum. Berkas berkas serabut kolagen yang dikenal sebagai serabut sherpey berjalan
dari periosteum ke tulang bawahnya. Periosteum menerima banyak persarafan dan sangat
peka.
B. SENDI (Junctura)
Tempat pertemuan dua tulang atau lebih, baik terjadi pergerakan maupun tidak.
KLASIFIKASI
Menurut jaringan jaringan yang terdapat tulang :
Junctura Fibrosa
Permukaan tulang yang bersendi dihubungkan oleh jaringan fibrosa, sehingga pergerakannya
pun sedikit. Derajat pergerakan tergantung panjang serabut kolagen yang menghubungkan
tulang.
Contoh → sutura tengkorak, articulatio tibiofibularis inferior.
Junctura Cartilaginea
Terdapat dua tipe yaitu : tipe primer dan sekunder.
Junctura Cartilaginea Primer, tulang-tulang nya disatukan oleh selempeng cartilage hialin.
Tidak dapat melakukan pergerakan.
Contoh → persatuan antara epiphysis dan diaphysis pada sebuah tulang yang sedang tumbuh
dan hubungan antara iga pertama dan manubrium sterni
33 | P a g e
Junctura Cartilaginea Sekunder, sendi kartilaginosa yang tulang tulangnya dihubungkan
oleh cartilago fibrosa dan facies articularis-facies articularisnya diliputi oleh selapis tipis
cartilago hialin. Dapat melakukan sedikit pergerakan.
Contoh → sendi antara corpus vertebrae dan symphisis pubis.
Junctura Synovialis
Facies articularis tulang tulang diliputi oleh selapis tipis cartilago hialin dan ujungnya
dipisahkan oleh rongga. Memungkinkan pergerakan yang luas. Rongga sendi dibatasi oleh
membran synovialis, yang terbentang dari pinggir facies articularis yang satu ke facies
articularis yang lain. Membran synovialis dilindungi permukaan luarnya oleh membran
fibrosa yang kuat disebut capsule articularis. Facies asrticularis mendapatkan pelumas dari
cairan kental yang disebut synovia (cairan sinovial), yang dihasilkan oleh membrana
synovialis. Pada junctura synovialis tertentu seperti articulatio genus di antara facies
articularisnya terdapat discus atau potongan fibrocartilago disebut discus articularis.
Bantalan lemak ditemukan pada beberapa sendi synovial dan terletak diantara
membrana synovialis dan capsula fibrosa pada tulang. Contohnya ditemukan pada articulatio
coxae dan articulatio genus.
Luas pergerakan junctura synovialis ditentukan oleh bentuk tulang yang membentuk
sendi, struktur anatomi yang mengikuti pergerakannya (misalnya paha berhadapan dengan
dinding anterior abdomen pada fleksi panggul) dan adanya ligamentum fibrosa yang
menghubungkan tulang tulang. Kebanyakan ligamentum terletak diluar capsula articularis,
tetapi pada articularis genus beberapa ligamentum penting seperti ligamentum cruciatum,
terletak di dalam capsula.
Junctura synovialis dapat dikelompokkan berdasarkan pada bentuk facies
articularisnya dan tipe pergerakan yang dapat dilakukan :
1. Articulatio plana (sendi plana)
Permukaan sendinya hampir rata atau rata. Sehingga memungkinkan adanya
pergeseran antar tulang. Contoh, articulatio sternoclavicularis dan articulatio
acromioclavicularis.
2. Ginglymus (sendi engsel)
Sendi ini menyerupai engsel pintu sehingga memungkinkan adanya gerak fleksi dan
ekstensi. Contoh, articulatio genus dan articulatio talocrularis.
34 | P a g e
3. Articulatio Trochoidea (sendi pasak)
Pada sendi ini terdapat pasak tulang yang dikelilingi oleh cincin ligamentum
bertulang. Hanya memungkinkan gerak rotasi. Contoh, articulatio atlantoxialis dan
articulatio radioulnaris superior.
4. Articulatio Condyloidea
Sendi ini memiliki dua permukaan konveks yang bersendi dengan permukaan konkaf.
Gerakan yang mungkin dilakukan adalah fleksi, ektensi, abduksi, adduksi, serta
sedikit rotasi. Contoh, articulariones metacarpophalangeae dan articulariones
interphalangeae manus.
5. Articulatio Ellipsoidea
Pada sendi ini facies articularis berbentuk konveks elips yang sesuai dengan facies
articularis konkaf elips. Gerakan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi dapat dilakukan
kecuali rotasi. Contoh, articulatio radiocarpalis.
6. Articulatio Sellaris (sendi pelana)
Pada sendi ini facies articularis berbentuk konkafokonveks yang saling berlawanan
dan mirip pelana kuda. Sendi ini dapat melakukan gerakan ekstensi, fleksi, abduksi,
adduksi serta rotasi. Contoh, articulatio carpometacarpalis pollicis.
7. Articulatio Spheroidea (sendi peluru)
Padi sendi ini, kepala sendi yang berbentuk seperti bola pada satu tulang cocok
dengan lekuk sendi yang berbentuk socket pada tulang yang lain. Susunan ini
memungkinkan pergerakan yang luas termasuk fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi,
rotasi medial serta rotasi lateral dan sirkumduksi. Contoh, articulatio humeri dan
articulation coxae.
STABILITAS SENDI
Stabilitas sendi tergantung pada 3 faktor, yaitu :
a. Bentuk, ukuran, dan susunan facies articularis
b. Ligamentum
c. Tonus otot sekitar sendi
Permukaan Sendi
Bentuk tulang berpengaruh pada stabilitas sendi, contohnya pada struktur “ball and
socket” articulatio coxae dan “motise” pada articulatio talocrularis. Tetapi ada pula sendi
35 | P a g e
yang bentuk sendi nya kurang atau tidak berpengaruh pada stabilitas sendi. Contohnya,
articulatio calcaneocuboidea, dan articulatio genus.
Ligamentum
Ligamentum fibrosa mencegah pergerakan sendi yang berlebihan, tetapi apabila
peregangan terjadi pada waktu yang cukup lama, ligamentum fibrosa akan teregang.
Contonya adalah ligamentum pada sendi sendi yang membentuk lengkung kaki tidak dengan
sendirinya menyokong beban berat badan. Apabila tonus otot yang biasanya menyokong
lengkung kaki terganggu akibat kelelahan, ligamentum akan meregang dan lengkung kaki
akan turun sehingga terjadi kaki datar.
Sebaliknya ligamentum elastika akan kembali ke panjang semula sehabis meregang.
Ligamen elastika tulang tulang pendengaran berperan dalam menyokong sendi dan
mengembalikan tulang tulang ke posisi semula setelah melakukan pergerakan.
Tonus Otot
Pada kebanyakan sendi, tonus otot merupakan faktor utama yang mengatur stabilitas
sendi, misalnya tonus otot otot pendek di sekitar articulatio humeri mempertahankan caput
humeri yang berbentuk setengah bulat pada cavitas glenoidalis scapulae. Tanpa kerja otot
otot ini, hanya dibutuhkan sedikit tenaga untuk menyebabkan terjadinya dislokasio sendi.
Articulatio genus merupakan sendi yang sangat tidak stabil tanpa aktivitas tonus musculus
quadriceps femoris. Sendi antara tulang tulang kecil yang membentuk lengkung kaki
sebagian besar disokong oleh tonus otot otot tungkai bawah yang tendonya berinsersio pada
tulang tulang kaki.
C. Otot
Terdapat tiga jenis otot yaitu otot skelet, otot polos, otot jantung.
Otot Skelet
Otot skelet adalah otot yang menimbulkan pergerakan pada rangka; kadang-kadang
otot ini disebut otot volunter dan tersusun dari serabut otot lurik. Otot skelet mempunyai
perlekatan dua atau lebih. Perlekatan yang geraknya paling sedikit disebut orgio, dan
pergerakannya paling banyak adalah insersio. Dalam keadaan yang berbeda-beda, derajat
36 | P a g e
mobilitas tempat perlekatan mungkin terbalik, oleh karena itu istilah origo dan insersio dapat
dipertukarkan.
Bagian yang paling berotot disebut venter. Ujung-ujung melekat pada tulang,
kartilago atau ligamentum dengan perantaraan pita jaringan fibrosa yang disebut tendo
(gambar 1-10). Kadang-kadang otot yang gepeng dilekatkan oleh selapis jaringan fibrosa
yang tipis tetapi kuat disebut aponeurosis. Raphe adalah ujung tendo serabut oto yang
gepeng dan saaling bertautan
37 | P a g e
Struktur Interna Otot Skelet
Serabut-serabut otot
dipersatukan oleh jaringan areolar yang halus, dan menebal pada permukaan sehingga
membentuk selubung fibrosa, epimysium. Masing-masing serabut otot tersusun secara
sejajar atau miring terhadap sumbu otot (gambar 1-11). Oleh karena pada berkontraksi, otot
memndek sepertiga sampai setengah dari panjangnya saat istirahat, maka otot yang
serabutnya sejajar dengan garis tarikkan akan mempunyai derajat pergerakan yang lebih
besar dibandingkan dengan otot yang serabutnya berjalan miring. Contoh otot yang
serabutnya tersusun sejajar adalah musculus sternocleidomastoideus, musculus rectus
abdominis dan musculus sartorius
Otot-otot yang serabutnya berjalan miring terhadap garis tarikan dinamakan otot
pennatus (bentuknya mirip bulu) (gambar 1-11). Otot unipennatus adalah otot yang
tendonya terletak sepanjang satu sisi otot dan serabut ototnya berjalan morong kearah tendo
tersebut. (contohnya, musculus extensor digitorum longus). Otot bipennatus adalah otot
yang tendonya terletak ditengah-tengah otot dan serabut ototnya berjalan ke arah tendo ini
dari dua sisi (contohnya, musculus rectus femoris). Otot multipennatus (a) mungkin terdiri
atas serangkaian otot-otot bipennatus yang tersusun berderetan satu dengan lain (contoh
serabut acromialis musculus deltoideus) atau (b) mungkin mempunyai letak tendo di pusat
dan serabut-serabut otot berjalan konvergen ke arah tendo tersebut dari berbagai sisi,
(contohnya, musculus tibialis anterior) .
Dilihat dari volume otot, biasanya otot pennatus mempunyai lebih banyak serabutnya
yang sejajar dan oleh karena itu lebih kuat; dengan perkataan lain: jangkauan gerak diperkecil
untuk mendapatkan kekuatan otot yang lebih besar.
Kerja dan Tonus Otot Skelet
38 | P a g e
Satu unit motorik terdiri atas satu neuron motorik pada subtantia grisea cornu atau
columna anterior medulla spinalis dan semua serabut otot yang dipersarafinya (gambar 1-12).
Pada otot bokong yang besar seperti musculus gluteus maximus, yang tidak memerlukan
pengaturan yang baik, satu neuron motorik dapat menyarafi sebanyak 200 serabut otot.
Sebaliknya, pada otot-otot kecil tangan atau otot-otot ekstrinsik bola mata yang
membutuhkan pengaturan yang baik, sebuah serabut saraf hanya menyarafi beberapa serabut
otot.
Waktu istirahat setiap otot skelet berada pada dalam keadaan sedikit kontraksi. Keadaan ini
disebut tonus otot. Oleh
karena serabut otot tidak berada
dalam keadaan sepenuhnya
kontraksi atau sepenuhnya
relaksasi, dengan tanpa
masa tenggang, maka beberapa
serabut otot di dalam
sebuah otot selalu berada di dalam kontraksi penuh. Untuk memungkinkan keadaan ini dan
untuk menghindari kelelahan, kelompok-kelompok dalam unit yang berbeda, yang menyarafi
serabut otot yang berbeda bekerja dalam waktu yang berbeda. Hal ini dimungkinkan dari
impuls saraf yang dari neuron motorik di cornu anterior subtantia grisea medulla spinalis
tidak timbul serempak.
39 | P a g e
Pada dasarnya tonus otot tergantung pada integritas lengkung refleks monosinaps
sederhana yang terdiri dari atas dua neuron motorik di dalam susunan saraf (gambar 1-13).
Derajat regangan pada otot dideteksi oleh ujung-ujung sensoris yang peka disebut muscle
spindle atau tendon spindle. Impuls saraf berjalan di dalam serabut aferen neuron yang
masuk ke dalam medulla spinalis. Di sini, serabut aferen bersinaps dengan motor neuron
yang ada di cornu anterior subtantia grisea, yang selanjutnya mengirimkan impuls melalui
akson-aksonnya ke serabut-serabut otot (gambar 1-13). Bila lintasan eferen atau aferen
lengung reflex sederhana ini dapat terpotong, otot akan kehilangan tonusnya segera dan
menjadi flaksid. Pada palpasi, otot yang flaksid terasa seperti masaa adonan yang telah
kehilangan daya tariknya. Otot dengan cepat berubah menjadi atrofi dan mengecil.derajat
aktivitas sel-sel motorik cornu anterior yang mempengaruhi tingginya tonus otot tergantung
pada jumlah impuls
saraf yang diterima oleh
sel-sel ini dari neuron-
neuron lain di dalam
system saraf.
Pergerakkan otot
dilakukan dengan
mengaktifkan sejumlah
unit otot motorik dan
pada waktu yang
berasamaan mengurangi
kereaktifan unit
mototrik dari otot-otot
yang bekerja
berlawanan atau antagonis. Bila dibutuhkan kekuatan maksimum, seluruh unit motorik itu
akan bekerja.
Semua pergerakan merupakan hasil kerja koordinasi banyak otot. Namun, untuk
mengerti kerja otot diperlukan pengetahuan mengenai masing-masing otot.
40 | P a g e
Sebuah otot dapat bekerja melalui empat cara berikut:
1. Penggerak utama: sebuah otot adalah penggerak utama apabila otot tersebut
merupakan otot utama atau amggota kelompok utama yang bertanggung jawab untuk
pergerakkan tertentu. Contohnya ialah musculus quadriceps femoris yang merupakan
penggerak utama pada pergerakkan ekstensi sendi lutut (gambar 1-14).
2. Antagonis: setiap otot yang kerjanya berlawanan dari penggerak utama adalah
antagonis. Contohnya ialah musculus biceps femoris yang bekerja berlawanan dengan
musculus quadriceps femoris pada pergerakkan ekstensi sendi lutut (gambar 1-14).
Sebelum penggerak utama dalam berkontraksi, otot antagonis harus berada dalam
keadaan relaksasi yang seimbang; yang dihasilkan oleh inhibisi refleks saraf.
3. Fiksator: otot ini merupakan otot yang berkontraksi secara isomerik (contohnya,
kontraksi yang meningkatkan tonus tetapi tidak menimbulkan gerakan) untuk
menstabilka origo otot penggerak utama sehingga dapat bekerja secara efisien.
Contohnya ialah otot-otot yang melekatkan gelang bahu pada batang badan yang
berkontraksi sebagai fiksator untuk memungkinkan musculus deltoideus bekerja pada
articulation humeri (gambar 1-14).
4. Sinergis: pada banyak tempat dalam tubuh, otot penggerak utama melewati beberapa
sendi sebe;um otot itu mencapai sendi tempat pergerakan utama terjadi. Untuk
mencegah terjadinya pergerakkan ynag tidak diinginkan pada sendi-sendi yang
dilewati tersebut, sekelompok otot yang disebut otot-otot sinergis berkontraksi dan
menstabilkan sendi-sendi tersebut. Contohnya ialah otot-otot fleksor dan ekstensor
pergelangan tangan yang berkontraksi memfiksasi sendi pergelangan tangan, sehingga
memungkinkan otot-otot panjang fleksor dan ekstensor jari-jari bekerja secara efisien
(gambar 1-14).
Istilah-istilah ini digunakan untuk kerja otot tertentu selama pergerakan tertentu;
banyak otot yang bekerja sebagai penggerak utama, antagonis, fiksator, atau sinergis,
tergantung pada pergerakkan apa saja yang akan dilakukan.
41 | P a g e
Persarafan Otot Skelet
Trunkus saraf menuju ke sebuah otot merupakan saraf campuran, kira-kira 60%
merupakan saraf motoris dan 40% saraf sensoris, dan juga mengandung beberapa serabut
saraf otonom simpatis. Saraf masuk ke otot kurang lebih pada pertengahan kedalaman otot,
sering dekat pinggir; tempat masuk ini dikenal sebagai titik motoris. Susunan ini
memungkinkan otot bergerak dengan pengaruh minimum dari trunkus saraf.
Ada dua jenis serabut motoris: serabut alfa yang lebih besar berasal dari sel-sel
besar di cornu anterius subtantia grisea, dan serabut gama yang berasal dari sel-sel yang
berasal dari sel-sel kecil di medulla spinalis. Masing-masing serabut bermielin dan berakhir
dengan membelah menjadi banyak cabang, dan masing-masing berakhir pada motor end
plate sebuah serabut otot (gambar 1-13). Setiap serabut otot mempunyai paling sedikit satu
motor end plate; serabut yang lebih panjang mempunyai motor end plate lebih banyak.
42 | P a g e
Serabut sensoris bermielin dan berasal dari ujung sensoris khusus yang terletak
dalam otot atau tendo disebut muscle spindle atau tendo spindle. Ujung-ujung ini
dirangsang oleh regangan otot yang mugkin terjadi selama kontraksi aktif atau akibat
regangan pasif. Fungsi serabut sensoris ini adalah sebagai penghantar informasi ke system
saraf pusat mengenai derajat tonus otot. Hal ini penting untuk mempertahankan tonus otot,
postur tubuh, dan melakukan gerakkan volunter yang terkoordinasi.
Serabut simpatis merupakan serabut yang tidak bermielin dan menuju ke otot polos
di dalam dinding pembuluh darah yang mendarahi otot. Fungsinya adalah mengatur aliran
darah ke otot.
Penamaan otot skelet
Masing-masing otot diberi nama sesuai dengan bentuk, ukuran, jumlah caput atau
venter, posisi, kedalaman, tempat perlekatan, atau fungsinya. Beberapa contoh dari nama otot
dapat dilihat pada tabel 1-1.
43 | P a g e
Otot polos
Otot polos terdiri atas sel-sel panjang berbentuk gelendong yang tersusun dalam
berkas atau lembaran. Otot yang ada pada saluran-saluran di dalam tubuh berfungsi
mendorong isi saluran keluar. Pada sitem pencernaan, otot polos juga menybabkan makanan
dapat bercampur seluruhnya dengan enzim pencernaan. Kontraksi serabut-serabut
longitudinal membawa dinding saluran menjauhi isi saluran ke arah proksimal. Gerakan
mendorong dengan cara seperti ini disebut peristaltis.
Pada organ penyimpan seperti vesica urinaria atau uterus, serabut-serabut tersusun
tidak beraturan dan saling berikatan yang satu dengan lainnya. Kontraksinya lambat, terus
menerus, dan menyebabkan isi organ terdorong ke luar. Pada dinding pembuluh darah,
serabut-serabut otot polos tersusun sirkular dan berperan mengubah diameter lumen,
Tergantung pada organ, serabut otot polos mungkin dapat berkontraksi akibat
regangan lokal serabut, impuls saraf otonom, atau stimulasi hormon.
Otot jantung
Otot jantung terdiri atas serabut otot lurik yang bercabang-cabang dan satu dengan
lainnya saling berhubungan. Otot ini membentuk myocardium jantung. Serabut-serabutnya
cenderung tersusun dalam bentuk ulir dan spiral, dan otot ini mempunyai sifat kontraksi yang
spontan dan berirama. Serabut otot jantung khusus membentuk system konduksi jantung.
Otot syaraf otonom yang berakhir pada nodus system konduksi jantung dan
myocardium.
44 | P a g e
MEKANISME PERTUMBUHAN
TULANG
Proses pembentukan tulang merupakan proses penulangan, yaitu perubahan tulang
rawan menjaditulang keras, Osifikasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Osifikasi kondral, yaitu pembentukan tulang keras dari tulang rawan
Contoh: tulang pipa dan tulang pendek
b. Osifikasi desmal, yaitu pembentukan tulang keras dari jaringan mesenkim.
Contoh: tulang pipih
Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, biladaerah tersebut banyak
mengandung pembuluh darah akan membentukosteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan
membentukkondroblas.Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan(kartilago).
Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium dibagian tengah batang tulang rawan, merangsang
sel-sel perichondriumberubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisantulang
kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum.Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam
tulang rawan di daerahdiafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawanmembesar
kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan
demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada sel-seltulang
rawan ini
Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) danpelarutan dari zat-zat
interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan denganmasuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga
terbentuklah ronggauntuk sumsum tulang. Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah
epiphisesehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa.Dengan demikian masih
tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yangberperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang
rawan di antaraepifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.Selama pertumbuhan, sel-sel tulang
45 | P a g e
rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti
dengantulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetapsedangkan tulang akan tumbuh
memanjang. Pada pertumbuhan diameter(lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan
olehosteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yangbersamaan osteoblas di periosteum
membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.
DAFTAR PUSTAKA
Snell, Richard S. 1997. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC
Atlas Anatomi Manusia, Sobotta . Jakarta: EGC
Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC
www.google.com (gambar)
46 | P a g e
top related