diagnosis pasien edentulous sebagian
Post on 11-Jan-2016
78 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Diagnosis Pasien Edentulous Sebagian
Rencana perawatan yang baik merupakan faktor fundamental yang berpengaruh dalam
keberhasilan perawatan prostodontik. Dalam memberikan rencana perawatan yang unik pada tiap
pasien harus berdasarkan analisis dari masalah dan kebutuhan pasien. Analisis ini dibuat selama
prosedur pemeriksaan kemudian baru dapat ditentukan diagnosisnya. Prosedur pemeriksaan rutin
biasanya terdiri dari penilaian status kesehatan pasien secara keseluruhan, riwayat medis, riwayat
kesehatan gigi, pemeriksaan intraoral dan ekstraoral, analisis radiografi pasien, mempelajari cara
pemberian diagnosis, dan pemeriksaan ada tidaknya protesa. Selain itu pemeriksaan ekspektasi
pasien merupakan hal yang kritis dari proses pemeriksaan.
Rencana perawatan komprehensif untuk pasien edentulous sebagian biasanya lebih sulit
dibandingkan dengan rencana perawatan pasien edentulous atau untuk pasien yang tidak butuh
mengganti gigi yang hilang. Penilaian keseluruhan terdiri dari pertimbangaan pada beberapa
pertanyaan:
1. Apakah kebutuhan pasien ini lebih baik dengan protesa dengan dukungan implan, gigi tiruan
sebagian tetap, gigi tiruan lengkap, kombinasi dari perawatan tersebut, atau tidak
membutuhkan perawatan prostodontik?
2. Jika dibutukan gigi tiruan sebagian tetap, desain seperti apa yang terbaik, atau gambar desain
apa yang harus digabungkan untuk mendapatkan fungsi, kenyamanan, dan estetik yang
terbaik?
3. Apa perawatan tambahan yang indikasi untuk merestorasi gigi yang tersisa dan jaringan
rongga mulut yang paling memungkinkan untuk mendapat keadaan sehat, dengan
mempertimbangkan keadaan pasien?
4. Perawatan spesial apa yang diperlukan untuk mouth prepration yang dapat diterima protesa?
5. Apa urutan perawatan yang paling logis untuk menyelesaikan seluruh prosedur perawatan?
Jawaban untuk pertanyan-pertanyaan tersebut harus dengan cara yang logis dan
sistematis. Urutan pemeriksaan dan prosedur diagnosis akan dijelaskan pada bab ini. Pentingnya
diagnosis dari berbagai temuan pemeriksaan juga akan dibahas. Hubungan informasi ini dalam
perkembangan rencana perawatan untuk pasien edentulous sebagian akan dijelaskan dan elemen
penting dari Prosthodontic Diagnosis Index diperkenalkan sebagai referensi dalam menegakkan
diagnosis awal dan yang tidak boleh dilakukan untuk memperlihatkan pada pasien dengan
menentukan perawatan.
Prosedur pemeriksaan dan informasi diagnosis
Terkadang diperlukan juga mengenal pasien dan mengetahui data pribadi pasien. Hal
penting seperti usia dan pekerjaan pasien biasanya melmiliki hubungan dalam menentukan
diagnosis. Misalnya usia pasien memberikan informasi pada dokter gigi sebagai indikasi dari
kemampuan pasien dalam pemakaian protesa, seperti indikasi keterampilan manual untuk
perawatan dan prosedur home hygiene. Kesehatan umum, ketahanan terhadap luka, dan respon
penyembuhan juga berhubungan dengan usia pasien. Estetik penting untuk diperhatikan demi
keberhasilan pembuatan protesa dan juga demi kenyamanan serta fungsi yang baik bagi pasien di
berbagai usia. Dari awal anamnesis dan proses pemeriksaan dapat diketahui mengenai sikap
pasien terhadap kesehatan gigi dan penjelasan mengenai perawatan. Dokter gigi harus berhati-
hati dalam memberikan informasi dan harus mencatat hasil anamnesa pada rekam medik selama
proses anamnesa.
Pada saat memeriksa dokter gigi akan bertanya “Ada yang bisa saya bantu?” atau
“Masalah apa yang sedang Anda hadapi?” Terkadang pasien akan memberikan informasi
mengenai apa yang mereka inginkan, penting bagi dokter gigi untuk menjelaskan apakah
ekspektasi pasien realistis atau tidak. Hal ini harus diperhatikan oleh dokter gigi untuk mencatat
jawaban pasien dan menggaris bawahi apa yang pasien ungkapkan.
Riwayat kesehatan gigi
Penting bagi dokter gigi untuk mengetahui bagaimana pasien telah menerima dan
beradaptasi dengan perawatan gigi yang lalu. Alasan kehilangan gigi pada pasien sangat penting
untuk diketahui dengan memberikan pertanyaan. Riwayat karies yang parah menimbulkan
kecurigaan akan masalah atau kurangnya nutrisi baik sekarang atau masa lalu. Pencabutan gigi
yang disebabkan oleh penyakit periodontal yang parah tidak hanya menimbulkan kecurigaan
mengenai kelalaian pasien tetapi juga diprediksikan berlanjut mengenai tulang alveolar atau
penurunan tulang alveolar yang disebabkan oleh faktor-faktor sistemik. Kehilangan gigi yang
diakibatkan oleh trauma atau eksisi bedah jaringan malignan penting untuk dicatat dokter gigi.
Efek samping trauma dan bedah juga dapat berpengaruh terhadap status psikososial.
Kesehatan dan riwayat medis
Kesehatan pasien dan riwayat medis merupakan bagian yang sangat penting dalam
memprediksikan dan menentukan perawatan yang berhubungan dengan prognosis karena ada
kaitan antara kesehatan rongga mulut dengan kesehatan sistemik. Dokter gigi dituntut untuk
mengetahui secara utuh kondisi fisik dan emosional pasien sebelum memulai perawatan.
Hal ini merupakan prosedur umum pada beberapa praktek dokter gigi untuk meminta
pasien mengisi kuisioner mengenai kesehatan pada saat pendaftaran. Riwayat medis secara
keseluruhan terkadang tidak didapatkan tanpa pertanyaan yang persisten, karena pasien tidak
menghubungkan status kesehatan umum dengan perawatan gigi mereka.
Dari riwayat medis dapat ditentukan apakah pasien perlu dikonsulkan terlebih dahulu
sebelum diagnosis dibuat dan rencana perawatan ditentukan. Penyakit difungsional atau
degeneratif kronis seperti diabetes, arthritis, obesitas, hipertensi, dan osteoporosis biasanya
menghasilkan perawatan yang tidak menjanjikan. Keterbatasan dalam keberhasilan perawatan
pada kondisi-kondisi tersebut harus dijelaskan pada pasien ketika memberikan rencana
perawatan.
Riwayat pengobatan
Beberapa pengobatan, baik obat warung maupun resep dokter, yang biasanya diminum
pasien dapat menimbulkan efek yang kurang baik bagi jaringan rongga mulut. Sangat penting
bagi dokter gigi dalam mencatat riwayat pengobatan pasien untuk menentukan obat dan vitamin
sebagai tambahan resep pengobatan. Terkadang sulit untuk menentukan jumlah obat yang harus
diberikan pada pasien, tetapi dengan referensi kedokteran elektronikseperti Lexi-Comp (lexi-
Comp, Inc., Hudson, OH), sebuah situs online informasi obat-obatan, dapat membantu praktisi
dalam mengevaluasi efek samping dan efek campuran dari gabungan obat-obatan. Tambahan
untuk standar terbaru oleh apoteker, dokter gigi harus membantu pasien memahami efek
samping serta kemungkinan keberhasilan maupun kegagalam dalam perawatan gigi. Misalnya,
seandainya pasien harus meminum antisialogue, penurunan aliran saliva akan memperburuk
pasien yang memiliki resiko karies tinggi dan juga pasien yang memakai protesa lepasan. Pasien
dengan kondisi tersebut membutuhkan perubahan dalam memelihara kebersihan dan kunjungan
ulang, edukasi pencegahan tambahan, dan tambahan perawatan menggunakan fluoride yang telah
diresepkan.
Pola makan
Masalah kesehatan umum dan kesehatan gigi pasien dapat berpengaruh terhadap
kurangnya nutrisi dan sebaliknya—kekurangan nutrisi dapat berpengaruh pada kesehatan rongga
mulut yang buruk dan efeknya terhadap asupan nutrisi yang tepat bagi pasien. Beberapa variasi
signifikan dari asupan nutrisi yang normal dan seimbang menandakan pentingnya evaluasi
mengenai pola makan yang lebih definitif.
Evaluasi subjektif
Selama proses awal anamnesis dan pencatatan riwayat kesehatan umum dan gigi, dokter
gigi harus mencatat evaluasi subjektif seperti kondisi fisik, kontrol otot, keterampilan manual,
ekspresi wajah dan tampilan gigi, cara bicara, kapasitas mental, dan pengetahuan kesehatan gigi.
Catatan perawatan harus dibatasi diagnosis, rencana perawatan, perawatan yang dibutuhkan,
kemajuan dan prognosis, laporan dan permintaan konsultasi, dan reaksi pasien.
Perubahan rekam medis elektronik harus ada peningkatan kemampuan pencatatan yang
detil dari catatan tulis yang tidak terbaca sebagai referensi, tetapi dengan banyaknya jenis
pencatatan, ulasan pribadi harus dipegang oleh ahli karena keamanan informasi dan privasi
pasien merupakan hal terpenting dalam memberikan kualitas perawatan yang terbaik.
Konsultasi Medis
Dokter gigi memiliki tanggung jawab untuk mengenali masalah kesehatan yang
diperlukan oleh dokter umum ketika masalah kesehatan ini bermanifestasi di dalam mulut.
Sejumlah penyakit sistemik, termasuk diabetes, anemia, osteoporosis dan gangguan pencernaan,
dapat menunjukkan tanda dan gejala dalam jaringan rongga mulut. Jika tanda-tanda dari masalah
sistemik ini terdeteksi selama pemeriksaan rongga mulut, sebaiknya dilakukan konsultasi dengan
dokter pribadi pasien. Bila diperlukan, pengobatan terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan
terlebih dahulu sebelum melakukan perawatan gigi atau bersamaan dengan perawatan gigi.
Pemeriksaan klinis pasien
Rangkaian prosedur pemeriksaan yanglogis dan komprehensif menjadi bagian yang
penting, namundalam buku ini.materi terbatas padafokus perawatan yang melibatkan Removable
partial denture (RPD). Rangkaian pemeriksaan klinis melibatkan prosedur dengan fokus
prostodontik dan restoratif, pemeriksaan periodontal, pemeriksaan mukosa dan jaringan keras
termasuk evaluasi ekstraoral dan intraoral, penilaian sendi temporomandibular, skrining oral
cancer, dan Pemeriksaan oklusi. Meskipun area pemeriksaan merupakan pendekatan yang
komprehensif, pendekatan praktis untuk semua daerah dapat dicapai dengancara yang efisien dan
metodis untuk mengembangkan diagnosis, dipastikan bahwa tidak ada informasi diagnostik
penting yang diabaikan.
Status kebersihan mulut
Dokter gigi mengamati dan membuat laporan dalam catatan klinis pasien untuk melihat
status kebersihan mulut yang mencerminkan praktik kebersihan mulut yang sangat baik, sedang,
atau buruk, dibuktikan dengan adanya makanan, plak bakteri, atau kalkulus. Dalam pemakaian
RPD penting menjaga sisa gigi alami pasien dan jaringan dengan melakukan prosedur kebersihan
mulut yang konsisten dan teliti agar kesehatan mulut dapat dipertahankan. Status kebersihan
mulut pasien sebelum perawatan prostodontik mencerminkan jika instruksi pemeliharaan dan
kebersihan mulut yang tepat telah dipahami atau tidak oleh pasien.
Jika terbukti praktik kebersihan mulut tidak memadai, rencana perawatan harus
dilengkapi dengan program intervensi dan instruksi perawatan kesehatan mulut. Kontrol plak
gigi dan pemeliharaan kesehatan periodontal sangat penting untuk keberhasilan perawatan RPD.
pasienharus bersedia untuk bekerja sama dan bertanggung jawab dalam kontrol plak yang
efektif, sehingga memberikan prognosis yang baik. Lokasi akumulasi kalkulus, plak, atau sisa-
sisa makanan harus dicatat sehingga daerah ini dapat diperiksa ulang pada pemeriksaan
berikutnya.
Impaksi makanan interproksimal
Terdapat dua jenis impaksi makanan interproksimal: impaksi makanan vertikal,
yaituterdorongnya makanan ke jaringan gingiva dan masuk ke ruang interproksimal melalui
tekanan oklusal, laluimpaksi makanan horizontal yaitu terdorongnya makananke sela gigi karena
gerakanlidah , bibir, dan pipi. Dokter gigi harus mencatat apakah impaksi makanan antara dua
gigi tertentu merupakan hasil dari tidak adekuatnyaoklusal gigi alami dan area interproksimal,
atau berkaitan dengan gigi lawan.
Lesi karies dan gigi hilang
Pencatatan semua lesi karies, restorasi yang ada, restorasi yang rusak, dan gigi yang
hilang adalah bagian rutin dari pemeriksaan komprehensif. Jika memungkinkan, usia restorasi
dan / atau prostesis tertentu harus ditentukan selama wawancara pasien. Area erosi atau abrasi
yang tidak biasa harus diperiksa pada fase pemeriksaan, dan daerah yang akan membutuhkan
restorasi harus dicatat. Luasnya aktivitas karies gigi ditunjukkan dalam mulut pasien merupakan
diagnostik yang penting. Dokter gigi harus mengevaluasi tingkat kerentanan karies. Jika karies
gigi menjadi masalah yang signifikan, keputusan dasar bergantung pada kemampuan pasien
untuk mengendalikan karies.
Semua gigi yang karies harus direstorasi sebelum memulai perawatan prostodontik, baik
perawatan prostodontik tetap ataulepasan. Rencana perawatan untuk pasien yang rawan karies,
pasien harus partisipasi dalam program pengendalian karies termasuk rencana perawatan di
rumah dengan fluoride selain instruksi kontrol plak dan diet. Setelah mengeliminasi semua lesi
karies aktif, observasi atau periode "trial" dianjurkan. Selama masa trial, praktik kebersihan
mulut pasien dan kerentanan terhadap penyakit dievaluasi sebelum perawatan prostodontik
dimulai.
Kesehatan periodontal
Kesehatan jaringan periodontal harus mencakup warna dan tekstur jaringan gingiva,
gingiva yang sehat berwarna merah muda, translusen, dan terdapat stipplingdengan berbagai
tingkat melanin pigmentasi yang berbeda pada setiap ras. perubahan sedikit warna pada batas
antara jaringan gingiva dan mukosa alveolar . gingiva yang eritema, licin, dan mengkilap
menunjukkan adanya suatu proses inflamasi. Marginal gingiva dapat berubah menjadi merah dan
mukosa alveolar dapat menjadi merah kebiruan ketika jaringan mengalami infeksi. gingivayang
pucat, dan licin menunjukkan adanya anemia. Gingiva cekatmemiliki stippling, tegas, melekat
erat mengelilingi gigi. jenis band yang digunakan sebagaiabutment untuk RPD bervariasi tetapi
harus memberikan zona yang memadai untuk jaringan sekitar gigi.
Adanya undercut jaringan lunak akan membuat masalah padacangkolan atau komponen
lain dari RPD. Setiap celah jaringan atau daerah resesi gingiva yang meluas ke apikal
melebihicemento enamel junction harus dicatat dalam catatan klinis.
Selain pemeriksaan karies, dokter gigi harus mencatat dan mengukur kedalaman poket
periodontal gigi yang tersisa untuk pencatatan periodontal lengkap, yang dibandingkan dengan
Periodontal Screening Record (PSR) , yang hanya menunjukkan pengukuran per sextant. Catatan
ini sangat penting dalam menentukan jenis terapi periodontal, karena diperlukan sebelum
perawatanrestoratif dan prostodontik. Setiap penyakit periodontal yang ada harus dikendalikan
sebelum perawatan dimulai. Tingkat mobilitas semua gigi harus dicatat dengan menggunakan
skala yang umum digunakan untuk mengklasifikasikan mobilitas gigi:
Kelas 1: gigi bergerak lebih dari gerakan normal, tapi kurang dari 1 mm ke segala arah.
Kelas 2: gigi bergerak 1 mm dari posisi normal ke segala arah.
Kelas 3: gigi bergerak lebih dari 2 mm ke segala arah, termasuk adanya rotasi atau depresi.
Perubahan gerakan dari fisiologis normal dapat menunjukkan traumatik oklusi atau penyakit
periodontal. Gigi yang menunjukkan mobilitas Kelas 3 memiliki prognosis buruk dan biasanya
akandi ekstraksi.
Mukosa Intraoral
Mukosa palatal, linggir, lidah, pipi, dasar mulut, dan vestibular harus diperiksa. Lokasi
dan gambaran ulserasi, daerah peradangan, atau lesi yang mencurigakan dicatat dan diagnosis
diferensial harus dibuat. Iritasi yang disebabkan oleh gigi atau restorasi yang rusak atau karena
suatu prostesis yang ada harus dicatat.
Lesi putih atau merah yang tidak biasa di mana saja di dalam rongga mulut harus
didiagnosis dan biopsi mungkin diperlukan untuk memverifikasi diagnosis. Perawatan yang tepat
harus dilakukan sebelum penyelesaian perawatan prostodontik. Sebagai contoh: pasien datang
dengan protesa yang ada, infeksi jamur yang sering terlihat pada mukosa dibawah gigi tiruan,
terutama pada rahang atas. Terapi antimikosis diperlukan untuk mengendalikan infeksi sebelum
perawatan prostodontik dimulai, perlu adanya intervensi jika protesa sebelumnya dianggap
menjadi sumber potensial dari jamur. Infeksi Candida sering dikaitkan dengan hiperplasia
palatal.
Residual linggir alveolar
Linggir diperiksa secara visual dan di palpasi dengan jari. Ukuran dan bentuk dari linggir,
serta ketinggian dan lokasi otot dan jaringan lunak yang berdekatan, dicatat. Linggir dapat
digambarkan dalam laporan klinis tinggi, datar, sempit, atau lebar.
Kekuatan mukosa ditentukan dengan palpasi. Area lunak, bergerak, jaringan lunak yang
tidak didukung pada daerah basis gigi tiruan diatas linggir dapat diamati. Ketika seorang pasien
memakai sebuah RPD pada RA atau RB yang tidak pas terus menerus, jaringan lunak yang
mendasari permukaan basis gigi tiruan biasanya meradang, lunak, dan kenyal. Tekanan diberikan
dengan ujung jari pada beberapa daerah linggir untuk mengamati respon jaringan. Daerah yang
sensitif terhadap tekanan harus dicatat. Puncak dan seluruh permukaan linggir harus dipalpasi
untuk mendeteksi keberadaan tulang yang tajam. Kapasitas linggir sisa untuk mentolerir tekanan
dan gesekan dari RPD harus dinilai prognosisnyaagar hasil perawatan prostodontik dapat dibuat.
Protesa dianggap kurang berhasil jika jaringan gigi tiruan pendukung tidak terasa nyaman
menanggung beban protesa.
Jaringan lunak yang atrofi sering ditemukan melapisi linggirpada pasien lanjut usia atau
kekurangan gizi. Mukosa yang abnormal ini tampak tipis, halus, dan transparan, dengan
perubahan warna jaringan yang akan mudah memucat jika diberi tekanan jari. Pasien dengan
jaringan lunak berkualitas rendah di daerah basis gigi tiruanakan mengeluhkan sensasi terbakar.
Jaringan biasanya sensitif terhadap tekanan, toleran terhadap tekanan dari basis gigi tiruan, dan
lambat dalam penyembuhan. Jika pemeriksaan menunjukkan adanya tipe jaringan tersebut,
catatan khusus harus dibuat dalam catatan klinis sehingga faktor-faktor ini tidak akan diabaikan
ketika rencana perawatan diberikan pada pasien. Jaringan berkualitas dapat mempengaruhi
teknik pencetakanakhir, karena jaringan yang tidak didukung tidak boleh menggunakan bahan
cetak tinggi viskositas, yang secara fisik bisa merubah jaringan dari posisi"istirahat". Skenario
klinisapapun, yang terbaik adalah untuk mendapatkan kesehatan jaringan yang lebih baik
sebelum peenggunaan protesa, Idealnya, jaringan lunak pada linggir harus lebar, mulus, bulat,
dan ditutup dengan keras, melekat erat pada mukosa. linggir yang datar, sempit, atau tajam dan
lunak, tidak akan berfungsi dengan sebagai dukunganyang baik. Jika salah satu kondisi yang
tidak diinginkan ada, kompromi dalam kenyamanan dan fungsi gigi tiruan harus diantisipasi, dan
pasien harus diberi konseling. linggir mandibula cenderung menunjukkan karakteristik yang
tidak diinginkan lebih sering daripada linggir rahang atas, dengan pengecualian pada sindrom
kombinasi dimana linggirrahang atas anterior menunjukkan jaringan hiperplastik. tuberositas
hiperplastik sering ditemui pada lengkung rahang atas. Jika struktur ini lunak atau bersifat spons
dan mengganggu ruang linggir, yang terbaik yaitu menginformasikan pasien untuk
mempertimbangkan bedah pengurangan jaringan yang berlebih.
Torus
Jika ditemukan torus di daerah palatal atau dilingual, dokter gigi harus mencatat lokasi
torus tersebut dan perhatikan apakah dengan adanya torus tersebut diperlukan tindakan
pembedahan atau tidak dalam rencana perawatannya. Umumnya, torus dengan ukuran kecil tidak
perlu dihilangkan ketika seorang pasien sedang memakai GTSL. Mayor konektor dari GTSL
biasanya dirancang di sekitar torus dengan ukuran kecil tersebut. Jika torus berukuran besar atau
berbentuk seperti jamur, atau jika torus tersebut dinyatakan akan mengganggu kenyamanan,
fungsi atau berbicara pasien, maka torus harus diangkat melalui tindakan pembedahan sebelum
memulai terapi prostodontik.
Oklusi
Dokter gigi harus mengevaluasi kondisi intercuspal maksimum gigi geligi pasien dan
relasi sentrik. Gerakan meluncur yang terjadi diantara kontak awal dan posisi intercuspal
maksimum memperlihatkan adanya ketidaksesuaian pergerakan saat penutupan rahang antara
relasi sentrik dan intercuspal maksimum; kondisi ini merupakan keadaan normal bagi pasien.
Ketika terjadi perbedaan pada oklusi pasien, dokter gigi harus memutuskan apakah
kondisi klinis tersebut memerlukan penyeimbangan oklusal untuk dapat menentukan relasi
sentrik yang tepat dalam kondisi intercuspal maksimum sehingga oklusinya baik. Recontouring
atau restorasi gigi untuk mendapatkan relasi sentris dan posisi intercuspal maksimum tidak selalu
diperlukan. Tentu saja, kontak prematur saat penutupan mandibula dan kontak oklusal yang
mengalami defleksi yang dapat menyebabkan pergerakan rahang menjadi protrusif ataupun
bergerak ke arah lateral harus dikoreksi. Lokasi dari setiap kontak oklusal yang abnormal
ataupun yang mengalami kontak prematur harus ditentukan dan dicatat pada grafik klinis.
Banyak dokter gigi yang mentoleransi walaupun terdapat ketidaksesuaian antara relasi
sentris dan posisi intercuspal maksimum asalkan kondisi-kondisi berikut ini terpenuhi:
1. Penutupan rahang baik dan tetap dalam posisi oklusi sentris.
2. Terdapat beberapa serta bersamaan kontak oklusal yang stabil saat oklusi sentris/posisi
intercuspal maksimum.
3. Tidak ada gerakan meluncur saat kontak oklusal awal.
4. Tidak ada gejala disfungsi; pasien asimtomatik.
Banyak pasien edentulous sebagian yang masih memiliki pola normal penutupan
mandibula. Hal ini disebabkan karena kontak oklusal yang mengalami defleksi dan tetap
asimtomatik.
Bidang Oklusal
Dokter gigi harus mencatat hubungan interoklusal gigi yang tersisa saat relasi sentrik dan
intercuspal maksimum. Pemeriksaan secara bersamaan pada artikulator diagnostik sangat
membantu pada tahap ini. Mengevaluasi orientasi bidang oklusal dan perhatikan gigi yang
mengalami ekstrusi keruang edentulous untuk menentukan apakah tindakan tambahan
diperlukan. Jika gigi yang ekstrusi didiamkan saja, maka bidang oklusalyang buruk tersebut akan
mengganggu keberhasilan perawatan prostodontik yang dilakukan. Juga, ruang antar lengkung
seperti yang terlihat diantara tuberositas maksilaris dan daerah retromolar perlu diperhatikan
untuk melihat apakah sudah cukup untuk basis gigi tiruan dan perluasannya. Koreksi dari
ketidaksesuaian bidang oklusal mungkin memerlukan salah satu alternatif pengobatan berikut,
tergantung dari tingkat keparahannya:
1. Selective grinding dari cusp dan/atau enameloplasty permukaan oklusal lainnya.
2. Restorasi dengan pembuatan crown pada ketinggian oklusal yang tepat.
3. Gross occlusal reductionyang biasanya diikuti dengan perawatan restoratif, juga sering
melibatkan perawatan endodontik.
4. Ekstraksi gigi.
Vertical overlap (Deep Bite) pada gigi anterior yang cukup dalam juga perlu diperhatikan
karena kondisi ini sering mengakibatkan masalah dalam desain dan pemasangan GTSL. Selain
itu kondisi ini juga dapat menjadi tanda turunnya bidang oklusal di posterio disertai hilangnya
ruang antar lengkung. Hubungan tumpang tindih horisontal yang abnormal juga harus
diperhatikan jika diamati. Selain itu kondisi overjet yang abnormal juga perlu diperhatikan
karena juga dapat mempengaruhi desain dan pemasangan GTSL.
Pergerakan eksentrik mandibular
Dokter gigi selain harus mengevaluasi kontak oklusal pada saat posisi relasi sentrik dan
pada saat intercuspal maximun, tetapi juga perlu memerhatikan ketika pasien menggerakan
rahangnya dalam arah lateral. Idealnya, gerakan lateral pada mandibula harus dipandu oleh
kontak antar gigi secara alami baik saat pergerakan ke lateral kiri maupun kanan. Fungsi dan
kenyamanan yang baik dari pemakaian GTSL serta retensi dan stabilitas dari GTSL pasti akan
didapatkan jika tekanan dari mandibula diterima dengan baik oleh gigi geligi dari protesa
tersebut.
Seringkali, hilangnya beberapa gigi dengan adanya potensi drifting dari gigi sisa yang
berdekatan dapat mengakibatkan malposisi gigi dan trauma oklusi. Tanda-tanda umum dari
trauma oklusi adalah mobiliti gigi atau atrisi parah pada permukaan oklusal gigi. Gigi yang
mengalami mobility abnormal selama gerakan rahang lateral sering memiliki prognosis yang
kurang baik. Dokter gigi harus mencari apakah penyebabnya bruxism atau clenching; mobiliti,
atrisi gigi, atau keausan gigi lawan yang cukup parah adalah tanda-tanda adanya kelainan
parafungsional. Seseorang yang mengalami clenching atau mengalami bruxism struktur gigi atau
pendukung gigi serta dapat merusak protesa yang digunakan. Jika diverifikasi atau dicurigai
terdapat kelainan pafungsional, pasien harus diberi pengetahuan mengenai efek merugikan dari
kebiasaan tersebut, dan mungkin perlu dibuatkan perangkat oklusal tambahan untuk mencegah
kerusakan lebih lanjut.
Perbaikan Protesa
Jika pasien telah memakai GTSL, banyak informasi yang berguna yang didapatkan dari
pemeriksaan protesa yang dipakai dan dari wawancara terhadap pasiennya tersebut. Hal-hal yang
perlu diketahui dan dicatat meliputi kelengkapan desain (jumlah dan posisi direct retainer,
desain dari major connector dan posisi, dll), efek berbahaya yang mungkin disebabkan oleh
kerangka yang kurang baik, adaptasi jaringan yang kurang baik, ukuran, jenis, dan kondisi gigi
palsu, perluasan basis gigi tiruan, dan pola oklusal dari prostesa. Riwayat pasien dengan prostesa
saat ini, seperti berapa lama pasien telah memakai prostesa tersebut dan apakah prostesa tersebut
pernah dilakukan relining atau rebasing, harus dipastikan. Dokter gigi pun perlu untuk
memastikan apakah pasien merasa bahwa GTSL saat ini telah memenuhi harapan estetikanya.
Apakah gigi anteriornya sudah dalam ukuran, bentuk dan warna yang sesuai, dan apakah protesa
tersebut sudah cukup memadai sebagai dukungan terhadap otot wajah pasien? Apakah pasien
mengalami kesulitan berbicara saat memakai protesa? Semuanya harus menjadi catatan untuk
dipertimbangkan dalam rangka pembuatan prostesayang baru sesuai dengan pemahaman
perspektif dan kepuasan pasien. Namun, dokter gigi harus berhati-hati untuk tidak mengubah
bagian-bagian yang baik dari protesa yang telah sesuai dengan kondisi pasien tetapi hanya untuk
memodifikasi bagian-bagian yang dianggap kurang baik.
Sendi Temporomandibula
Sendi temporomandibula (TMJ) dapat dikaitkan dengan disfungsi atau nyeri miofasial.
Jika seorang pasien mengalami gejala nyeri atausakit otot, dokter gigi harus melakukan evaluasi
menyeluruh untuk menilai tanda dan gejala klinis secara subyektif dan obyektif. Banyak faktor
yang dapat dipertimbangkan dalam diagnosis diferensial, termasuk gangguan perkembangan,
TMJ arthritis, rheumatoid arthritis, trigeminal neuralgia, osteochondritis, osteoarthritis, posterior
dan anterior derangements, dan nyeri alih. Terdapat beberapa kelainan fungsional dari fungsi
sendi yang terdeteksi selama pemeriksaan komprehensif yang perlu tercatat dalam catatan klinis.
Selain itu, perlu dicatat pula apa yang dirasakan oleh pasien seputar fungsi sendi TMnya.
Keluhan seperti nyeri, tidak nyaman atau bengkak di daerah TMJ harus menjadi pertimbangan
serius dan harus ditangani sebelum memberikan perawatan prostodontik.
TMJ dipersarafi oleh saraf masseter dan saraf auriculotemporalis. Saraf
auriculotemporalis mengirimkan sinyal sensorik pada saraf wajah, yang dapat mempersulit
diagnosis nyeri di daerah ini. Ketika terdapat ketidakharmonisan pada bidang oklusal, otot-otot
pada sisi rahang sering berkontraksi untuk bertindak sebagai penahan untuk melindungi sistem
pengunyahan. Hal ini dapat dengan mudah diperiksa dengan meraba kekakuan otot dan
membandingkannya dengan kondisi otot di sisi kontra lateralnya. Otot pterygoideus internal dan
otot masseter membentuk seperti penahan terhadap mandibula, ditambah dengan bantuan otot
pterygoideus eksternal yang memegang kondilus mandibula dan diskus artikularis dalam posisi
seimbang pada eminensia artikularis. Semua otot yang tercantum di atas dan otot temporalis
dapat menjadi kaku karena ketidakharmonisan oklusal. Ini adalah reaksi fisiologis tubuh untuk
melindungi sistem stomatognatik. Namun, otot masseter dan otot-otot pterygoideus internal pada
satu sisi rahang yang paling sering terlibat. Untuk melakukan palpasi pada bidang anterior dari
otot temporal, jari telunjuk ditempatkan di pipi yang berlawanan dengan masuknya otot pada
prosesuskoronoideus. Telunjuk lainnya ditempatkan di dalam pipi berlawanan dengan jari kontra
lateralnya. Otot masseter dan otot pterygoideus internal yang teraba dengan jari telunjuk masing-
masing tangan, satu di pipi dan satu lagi di dalam mulut. Otot pterygoideus eksternal tidak dapat
diraba; Namun, pasien dengan ketidakharmonisan oklusal menunjukkan nyeri didaerah
pterygomaxillary notch.
Perawatan yang diberikan untuk disfungsi TM terkait nyeri orofasial tidak dijelaskan
secara rinci dan hanya disebutkan dari perspektif bahwa pasien mungkin memerlukan tindakan
sebelum memperkenalkan prostesa baru yang bisa mempersulit evaluasi kondisi yang ada.
Perawatan dari berbagai macam kelaianan yang berhubungan dengan struktur anatomi sendi
temporomandibular berada di luar cakupan buku ini, tetapi tetap saja diperlukan pemeriksaan
lebih lanjut dan terapi yang tepat untuk mengatasi kelainan tersebut. Bagaimanapun, perawatan
dengan gigi tiruan sebagian lepasan tidak harus dimulai sampai keadaan kesehatan dikelola oleh
dokter gigi dan pasiennya. Rahang, sebagai unit fungsional dari sistem stomatognatik,
melibatkan tiga komponen struktural utama: gigi, sendi temporomandibular, dan neuromuskular.
Ketika komponen struktural ini berfungsi secara harmonis dan dalam toleransi fisiologis mereka,
akan terjadi keadaan keseimbangan mandibula, dan gigi akan berfungsi dengan baik dalam
sistem stomatognatik.
Lidah
Ukuran lidah pasien perlu diperhatikan terutama kaitannya dengan ketersediaan ruangan
pada lengkung gigi. Apabila tepi lateral lidah menonjol keluar sampai melewati ruangan
edentulous atau jika lidah “melebihi” bagian oklusal dari gigi mandibula yang tersisa, pasien
mungkin akan mengalami masalah adaptasi dengan ruangan tempat beradanya protesa baru.
Tonus Otot
Tonusitas otot ekstraoral pada wajah dan bibir menjadi faktor penting dalam keberhasilan
perawatan prostodontik. Pada pasien yang kehilangan dimensi vertikal oklusal dan dukungan
wajah ekstraoral akibat dari lamanya pasien tersebut mengalami kehilangan gigi atau pasien
dengan gigi tiruan yang tidak adekuat pun, penurunan ukuran dan tonus otot terlihat jelas. Bibir
menjadi tipis dan lembut, tepi vermillion menyempit, sudut mulut terkulai, dan terlihat kerutan
wajah merupakan tanda-tanda penuaan yang ikut menyertai kondisi edentulism. Secara
keseluruhan tonus otot dapat ditulis dalam catatan klinis berupa baik, sedang, atau buruk.
Permasalahan fungsi dan estetik seringkali menjadi sulit dengan hilangnya kekuatan dan tonus
otot. Di sisi lain, dengan pembuatan gigi tiruan yang sesuai tentunya dapat menyediakan
dukungan otot ekstraoral yang tepat dan penampilan wajah pun ikut membaik.
Keadaan oral dan sistemik mengurangi toleransi jaringan
Permasalahan berkurangnya toleransi jaringan berkaitan dengan kondisi sistemik pasien.
Ketika kondisi oral atau sistemik kurang baik, penambahan tekanan pada gigi sandaran dan
jaringan pendukung yang terlibat dalam gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) akan menjadi besar.
Sehingga, ketika jaringan pendukung memburuk, GTSL akan menjadi tidak stabil dan justru
akan sangat destruktif pada jaringan intraoral yang tersisa, serta akan terjadi peningkatan tekanan
yang diterima oleh gigi sandaran. Tulang alveolar yang tersisa setelah sebelumnya mengalami
kehalingan tulang baik itu karena faktor lokal maupun sistemik berhubungan dengan keputusan
untuk mempertahankan atau mengekstraksi gigi yang tersisa. Kondisi sistemik pasien dan
kemampuan untuk bermetabolisme secara normal menjadi faktor penting dalam berhasil
tidaknya GTSL. Beberapa kondisi sistemik yang memiliki manifestasi intraoral dapat
mempengaruhi kesuksesan perawatan prostodontik.
top related