diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh...
Post on 19-Oct-2020
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA BEDA BUTIR SOAL
ULANGAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KATEMAN
E – JOURNAL
diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
NENENG NURIA SANTI
NIM 120388201279
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
ABSTRAK
Neneng Nuria Santi, 2016. Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Butir
Soal Ulangan Bahasa Indonesia Semester Genap Siswa Kelas X
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman. Skripsi. Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I. Titik Dwi Ramthi
Hakim, M.Pd. Pembimbing II. Dian Lestari, M.A.
Kata kunci: Analisis Butir Soal, Tingkat Kesukaran, Daya Beda Soal,
Ulangan Bahasa Indonesia Semester Genap.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang
bertujuan untuk mendeskripsikan hasil analisis tingkat kesukaran dan daya
beda butir soal ulangan akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia semester
genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman. Subjek yang
ada pada penelitian ini adalah 40 siswa kelas kelas X Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Kateman. Adapun metode pengumulan data yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode pengumpulan dokumen-dokumen berupa butir
soal ulangan akhir semester (UAS) dan hasil jawaban tes Bahasa Indonesia
siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman.
Hasil penelitian terhadap butir-butir soal ulangan akhir semester (UAS)
Bahasa Indonesia semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Kateman menunjukkan bahwa tingkat kesukaran butir soal tergolong
kriteria sedang karena memiliki jumlah 30,47 dengan jumlah rata-rata 0,60
dan daya beda soal tergolong kriteria sedang karena memiliki jumlah 15,48
dengan rata-rata 0,30. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kepada guru
yang membuat soal ulangan Bahasa Indonesia hendaknya memperhatikan
betapa pentingnya soal-soal tersebut dianalisis terlebih dahulu untuk
mengetahui tingkat kesukaran dan daya soal.
ABSTRACK
Neneng Nuria santi. 2016. Analysis of the difficulty level and the power of
Different Grains Reserved Deuteronomy Even Semester Indonesian
Language Grade X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman. Thesis.
Tanjungpinang: Department of language and literature of Indonesia.
Faculty of teacher and education. University of Maritim Raja Ali Haji.
Supervisor I. Titik Dwi Ramthi Hakim, M. Pd. Supervisor II. Dian
Lestari, M.A.
Key words: Analysis of the Grain Problem, difficulty level, power
Difference, Deuteronomy Indonesian Language Problem
Even Semester.
This research is quantitative descriptive research that aims to describe
the results of the analysis of the difficulty level and the power of different
grains reserved the final semester exams (UAS) Indonesian Language the even
semester grade X high school 1 Kateman. The subject of the research is 40
students class X high school 1 Kateman. As for the pengumulan method of the
data used in this research is a method of collecting documents in the form of
grains reserved the final semester exams (UAS) and the results of the test
answers Indonesian Language grade X high school 1 Kateman.
The results of the research on the details of the question of the end of
the semester exams (UAS) Indonesian Language the even semester grade X
high school 1 Kateman suggests that the difficulty level of grains of matter
belongs to the criteria of being because it has a number of 30.47 with average
number of 0.60 and the power difference matter belongs to the criteria of
being because it has a number of 15.48 with average 0.30. Therefore,
researchers expect to the teacher who made the question of Indonesian
Language should pay attention to repeat how important the questions analysed
in advance to know the difficulty level and the power problem.
1. Pendahuluan
Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi
pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru
dalam pembelajaran yaitu mengevaluasi pembelajaran dalam melaksanakan
penilaian dan hasil belajar siswa. Evaluasi membantu guru dalam memberikan
bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan,
jurusan, maupun kenaikan kelas. Dengan mengevaluasi kita dapat mengetahui
potensi peserta didik sehingga kita pun dapat memberikan bimbingan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
Fenomena sekarang di dunia pendidikan guru banyak yang menyama-
artikan antar evaluasi dan penilaian. Pada hakikatnya evaluasi dan penilaian
itu adalah dua hal yang berbeda. Kegiatan evaluasi dan penilaian hasil belajar
di atas masih bersifat umum dan global. Oleh karena itu perlu dirinci kembali
sampai pada tingkat operasional dan lebih spesifik sehingga aspek-aspek
tersebut dapat diukur (measurable) dan dapat diamati (observable). Untuk
mengukur aspek-aspek tersebut, guru harus membuat instrumen evaluasi atau
penilaian secara bervariasi. Salah satunya adalah dengan melakukan tes. Baik
tes tertulis maupun tes lisan.
Tes merupakan suatu tahap yang harus ditempuh untuk mengetahui
derajat kualitas suatu tes, baik tes secara keseluruhan maupun butir soal yang
menjadi bagian dari tes tersebut. Dalam penilaian hasil belajar diharapkan
dapat menggambarkan sampel prilaku dan menghasilkan nilai yang objektif
serta akurat. Analisis kualitas tes berkaitan dengan pertanyaan apakah tes
sebagai suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang hendak dan
seharusnya diukur? Sampai mana tes tersebut dapat diandalkan dan berguna?
Kedua pertanyaan ini sebenarnya menunjuk pada dua hal pokok, yaitu
validitas dan reliabilitas.
Sebagai seorang guru yang baik, ia harus memerhatikan butir-butir soal
tes yang akan dibuat untuk ulangan siswa. Apakah butir soal tersebut mampu
dikerjakan siswa atau mendapat kesulitan saat mengerjakan soal tersebut.
Untuk melihat tes tersebut valid (sahih), seorang guru harus membandingkan
skor peserta didik yang didapat dalam tes dengan skor yang dianggap sebagai
nilai baku.
Dengan demikian, tingkat kesukaran butir soal sebagai penentu
pencapaian skor yang baik. Jika dalam evaluasi siswa memperoleh hasil tes
yang baik maka pelajaran dapat dilanjutkan dengan materi berikutnya, dengan
catatan guru memberikan perbaikan (remedial) pada siswa yang belum
mencapai ketuntasan.
Jika ternyata instrumen penilaiannya terlalu sulit maka perlu
diperbaiki. Akan tetapi, jika instrumen penilaiannya ternyata tidak sulit,
mungkin pembelajarannya yang harus diperbaiki dan seterusnya.
Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgment).
Menurut Stufflebeam dalam Sudrajat (2008:50) bahwa “Educational
evaluation is the process of delianeating, obtaining, and providing useful,
information for judging decision alternative”. Dari pandangan Stufflebeam,
dapat dilihat bahwa pentingnya evaluasi yaitu memberikan informasi bagi
kepentingan pengambilan keputusan. Penilaian merupakan komponen penting
dalam sistem pendidikan untuk mengetahui perkembangan dan tingkat
pencapaian hasil pembelajaran. Penilaian memerlukan data yang baik. Salah
satu sumber data tersebut adalah pengukuran. Pengukuran perupakat
seperangkat langkah dalam rangka pemberian angka terhadap hasil kegiatan
pembelajaran. Kegiatan pengukuran ini biasanya dilakukan melalui teknik tes
dan nontes.
Alat evaluasi yang paling sering digunakan dalam proses belajar
mengajar adalah tes. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana atau aturan-aturan yang
sudah ditentukan (Arikunto, 2012:53). Tes sebagai alat ukur yang digunakan
dalam mengevaluasi pembelajaran yang telah dilakukan. Tes tersebut
digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memperoleh
pengetahuan yang telah diajarkan. Apakah pelajaran tersebut sudah dipahami
atau belum.
Setelah melakukan wawancara kepada siswa kelas X Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Kateman. Banyak di antara mereka yang mengalami
kesulitan dalam menjawab soal-soal ulangan tersebut. Selain soal yang
materinya belum tuntas diajarkan juga terdapat soal yang belum mereka
mengerti sama sekali. Masalah yang seperti ini akan menjadikan siswa
kesulitan dalam menjawab soal-soal ulangan tersebut sehingga mereka tidak
mencapai KKM yang telah ditentukan.
Pelajaran Bahasa Indonesia memang sudah kita pelajari sejak sekolah
dasar. Namun tak dipungkiri pula kesulitan-kesulitan tetap didapati siswa
meski sudah berada pada sekolah menengah atas. Problema yang seperti ini
menimbulkan pertanyaan siapakah yang perlu disalahkan siswa yang tidak
belajar atau guru yang membuat soal? Alangkah baiknya jika guru
memperhitungkan tingkat kesukaran soal yang dibuat sebelum soal ulangan
tersebut diberikan kepada siswa.
Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Butir
Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) Bahasa Indonesia Semester Genap Siswa
Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman”.
2. Metode Penelitian
Sukmadinata (2013:72) mengatakan bahwa metode deskriptif adalah
penelitian yang paling dasar. Menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,
baik fenomena yang bersifat ilmiah maupun yang sifatnya rekaan manusia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
Prosedur pelaksanaan penelitian ini dilakukan sebagai berikut: memilih
subjek penelitian dari siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Kateman. Penentuan penilaian menggunakan lembaran soal ulangan Bahasa
Indonesia siswa pada semester genap. Teknik yang digunakan pada kasus ini
yang tepat menurut Sukmadinata (2013:221) adalah teknik studi dokumentasi.
Studi dokumentasi (documentary study) merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi.
Dokumentasi yang berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto 2012:158).
Studi dokumentasi tersebut tidak sekadar mengumpulkan dan
menuliskan laporan saja, tetapi dokumen-dokumen tersebut isinya dianalisis,
dibandingkan dan dipadukan membentuk suatu hasil kajian yang sistematis,
padu, dan utuh.
3. Pembahasan
Berdasarkan hipotesis pada penelitian ini, analisis tingkat kesukaran dan
daya beda soal ulangan akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia semester
genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman tergolong
sedang. Analisis tingkat kesukaran butir soal ulangan Bahasa Indonesia
semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL 6
HASIL ANALISIS TINGKAT KESUKARAN
No Nomor Soal Indeks kesukaran kriteria
1 1 0,77 Mudah
2 2 0,81 Mudah
3 3 0,72 Mudah
4 4 0,81 Mudah
5 5 0,86 Mudah
6 6 0,77 Mudah
7 7 0,86 Mudah
8 8 0,95 Mudah
9 9 0,86 Mudah
10 10 0,77 Mudah
11 11 0,95 Mudah
12 12 0,95 Mudah
13 13 0,5 Sedang
14 14 0,81 Mudah
15 15 0,54 Sedang
16 16 0,68 Sedang
17 17 0,04 Sulit
18 18 0,77 Mudah
19 19 0,09 Sulit
20 20 0,40 Sedang
21 21 0,09 Sulit
22 22 0 Sulit
23 23 0,86 Mudah
24 24 0,63 Sedang
25 25 0,22 Sulit
26 26 0,72 Mudah
27 27 0,77 Mudah
28 28 0,81 Mudah
29 29 0,68 Sedang
30 30 0,68 Sedang
31 31 0,81 Mudah
32 32 0,72 Mudah
33 33 0,40 Sedang
34 34 0,5 Sedang
35 35 0,40 Sedang
36 36 0,5 Sedang
37 37 0,5 Sedang
38 38 0,63 Sedang
39 39 0,77 Mudah
40 40 0,36 Sedang
41 41 0,90 Mudah
Sambungan Tabel
42 42 0,77 Mudah
43 43 0,68 Sedang
44 44 0,68 Sedang
45 45 0,5 Sedang
46 46 0,68 Sedang
47 47 0,36 Sedang
48 48 0,22 Sulit
49 49 0,13 Sulit
50 50 0,59 Sedang
Jumlah 30,47
Rata-rata 0,60 Sedang
Dari hasil analisis di atas, tingkat kesukaran butir soal ulangan akhir
semester (UAS) Bahasa Indonesia semester genap siswa kelas X Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Kateman diperoleh rata-rata 0,60, maka hasil analisis
tingkat kesukaran butir soal tersebut tergolong sedang.
Berdasarkan hasil di atas, indeks kesukaran butir soal terdapat 23 butir
soal dengan kriteria mudah, 20 butir soal dengan kriteria sedang dan 7 butir
soal dengan kriteria sulit dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL 7
INDEKS KESUKARAN
No Indeks
kesukaran
Nomor Soal Berkriteria Jumlah
soal
1 Mudah
P>0,71
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,14,
18,23,26,27,28,31,32,39,41,
42
23
2 Sedang
0,31-0,70
13.15.16.20.24.29.30.33.34.
35,36,37,38,40,43,44,45,46,
47,50
20
3 Sulit
P<0,30
17,19,21,22,25,48,49 7
Jumlah 50
4.4 Hasil Analisis Daya Beda Soal
Hasil analisis daya beda butir soal ulangan akhir semester (UAS)
Bahasa Indonesia semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Kateman dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Sambungan Tabel
TABEL 8
HASIL ANALISIS DAYA BEDA SOAL
No Nomor soal Indeks Daya Beda Kriteria
1 1 0,45 Sangat Baik
2 2 0,36 Baik
3 3 0,54 Sangat Baik
4 4 0,36 Baik
5 5 0,27 Sedang
6 6 0,27 Sedang
7 7 0,09 Direvisi
8 8 0,09 Direvisi
9 9 0,27 Sedang
10 10 0,45 Sangat Baik
11 11 0,09 Direvisi
12 12 0,09 Direvisi
13 13 0,27 Sedang
14 14 0,18 Direvisi
15 15 0,72 Sangat Baik
16 16 0,45 Sangat Baik
17 17 -0,09 Diganti/dibuang
18 18 0,27 Sedang
19 19 0 Direvisi
20 20 0,27 Sedang
21 21 0 Direvisi
22 22 0 Direvisi
23 23 0,09 Direvisi
24 24 0,54 Sangat Baik
25 25 0,27 Sedang
26 26 0,54 Sangat Baik
27 27 0,27 Sedang
28 28 0,18 Direvisi
29 29 0,63 Sangat Baik
30 30 0,45 Sangat Baik
31 31 0,27 Sedang
32 32 0,54 Sangat Baik
33 33 0,09 Direvisi
34 34 0,27 Sedang
35 35 0,45 Sangat Baik
36 36 0,36 Baik
37 37 0,63 Sangat Baik
38 38 0,36 Baik
39 39 0,45 Sangat Baik
40 40 0,18 Direvisi
41 41 0,18 Direvisi
42 42 0,45 Sangat Baik
43 43 0,45 Sangat Baik
44 44 0,63 Sangat Baik
45 45 0,27 Sedang
46 46 0,45 Sangat Baik
47 47 0,36 Baik
48 48 0,18 Direvisi
49 49 0,27 Sedang
50 50 0,27 Sedang
Jumlah 15,48
Rata-rata 0,30 Sedang
Berdasarkan hasil di atas, indeks daya pembeda butir soal terdapat 17
butir soal dengan kriteria sangat baik, 5 butir soal dengan kriteria baik, 13
butir soal dengan kriteria sedang, 14 butir soal dengan kriteria harus direvisi
dan 1 butir soal dengan kriteria harus diganti/dibuang dapat dilihat pada tabel
di bawah ini:
Sambungan Tabel
TABEL 9
INDEKS DAYA BEDA
No Indeks Daya Beda Nomor Soal Berkriteria Jumlah Soal
1 Sangat Baik
ID > O,40
1,3,10,15,16,24,26,29,30,
32,35,37,39,42,43,44,46
17
2 Baik
0,30 - 0,39
2,4,36,38,47 5
3 Sedang
0,20 – 0,29
5,6,9,13,18,20,25,27,31,
34,45,49,50
13
4 Jelek/direvisi
0,00 – 0,19
7,8,11,12,14,19,21,22,23,
28,33,40,41,48
14
5 Diganti/dibuang
ID < 0,00 (Negatif)
17 1
4. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tingkat kesukaran dan
daya beda butir soal ulangan akhir semester (UAS) Bahasa Indonesia
semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kateman,
peneliti telah menemukan hasil yang menunjukkan bahwa tingkat
kesukaran dan daya beda suatu butir soal itu berpengaruh pada hasil yang
diperoleh oleh peserta tes yang mengikutinya. Simpulan yang disajikan
dalam bab ini merupakan ringkasan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan. Pada paparan di bab sebelumnya mengenai analisis tingkat
kesukaran dan daya beda butir soal, maka peneliti mendeskripsikan hasil
analisis tingkat kesukaran dan daya beda soal sebagai berikut:
1. Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Analisis tingkat kesukaran butir soal ulangan akhir semester (UAS)
Bahasa Indonesia semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Kateman tergolong pada kriteria sedang karena memiliki jumlah
30,47 dengan rata-rata 0,60 dan pada indeks kesukaran tersebut siswa
dapat menjawab sebagian besar dari soal-soal yang ada. Dengan demikian
hasil yang diperoleh itu bisa dijadikan acuan dalam butir soal yang akan
dibuat dan diujikan kepada peserta tes. Namun tidak berarti soal yang
terlalu mudah dan terlalu sulit tidak boleh digunakan. Bisa saja jika peserta
tes yang banyak dan memerlukan sedikit yang lulus dari tes tersebut, maka
perlu dibuat soal yang sulit. Sedangkan apabila memerlukan banyak lulus
maka tidak ada salahnya membuat soal yang mudah-mudah yang bisa
dijawab oleh peserta tes yang hadir.
2. Analisis Daya Beda Soal
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memperoleh hasil
analisis daya pembeda butir soal ulangan akhir semester (UAS) Bahasa
Indonesia semester genap siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Kateman tergolong pada kriteria sedang karena memiliki jumlah 15,48
dengan rata-rata 0,30 itu dapat dilihat pada pembahasan sebelumnya.
Analisis daya beda butir soal mampu membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Daya pembeda yang baik memiliki selisih yang lebih tinggi pada
pilihan jawaban benar dari kedua kelompok (kelompok atas dan kelompok
bawah). Apabila kedua kelompok dapat menjawab soal tes dengan baik
maka daya pembedanya tidak mampu membedakan peserta dari kelompok
pandai dan peserta dari kelompok kurang pandai.
5. Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, saran yang
dapat peneliti sampaikan adalah:
1. Peneliti mengharapkan kepada guru yang membuat soal ulangan
hendaknya memerhatikan betapa pentingnya soal-soal tersebut
dianalisis terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kesukaran dan
daya beda soal. Apakah soal tersebut layak atau tidaknya pada tes
tersebut. Begitu juga dengan daya beda suatu butir soal sehingga
mampu mengukur kemampuan siswa yang berkompetensi tinggi
dengan siswa yang berkompetensi rendah.
2. Pada penelitian ini pastilah masih terdapat kekurangan dalam
menganalisis tingkat kesukaran dan daya beda butir soal. Untuk itu
peneliti mengharapkan bagi peneliti lain agar dapat meningkatkan
penelitian pada bidang evaluasi ini terutama analisis butir soal ulangan
semester genap. Karena ulangan semester genap siswa kelas X
merupakan langkah awal mereka sebelum dinyatakan naik ketingkat
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
AR, Syamsuddin dan Damaianti, Vismaia S. 2009. Metode Penelitian
Pendidikan Bahasa. Bandung: PT Rosdakarya.
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi ke- 2,
Jakarta: Bumi Aksara.
Basri, R. 2008. Kualitas Butir Tes/ Soal Pilihan ganda.
http://apri76.wordpress.com/2008/12/31/kualitas-butir-tes-soal-
pilihan-ganda/.
Karzuni. 2011. Analisis Butir Soal Ulangan Akhir Semester (UAS) Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia SMK Kelas X Semester Gasal Tahun
Ajaran 2010/2011, skripsi S1. Semarang: melalui http://jurnal-
analisis-butir-soal diakses pada 26 Januari 2016, 15:21.
Narbuko, Cholid dan Achmad, Abu. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta:
Bumi Aksara.
Purwanto, M. Ngalim. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Purwanto. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sudijono, A. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Sudrajat, A. 2008. Penilaian Hasil Belajar.
http://akhmadsudrajat.wordpress.com /2008/05/01/penilaian-hasil-
belajar/.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. CV
Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan: Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Surapranata, Sumarna. 2006. Analisis, Validitas, Reabilitas, dan Interpretasi
Hasil Tes. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wahyuni, Sri dan Ibrahim, Abd. Syukur. 2012. Asesmen Pembelajaran
Bahasa. Bandung: Refika Aditama.
top related