perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pengaruh .../pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id...
Post on 05-May-2019
222 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TERAPI RELAKSASI
TERHADAP PREMENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI
DI SMK MAHARDHIKA SURABAYA
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
Nia Fararid Askar
R 0108007
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN VALIDASI
KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TERAPI RELAKSASI
TERHADAP PREMENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI
DI SMK MAHARDHIKA SURABAYA
Nia Fararid Askar
R 0108007
Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Diuji di Hadapan Tim Penguji
Pada Tanggal,
Pembimbing I Pembimbing II
(Rin Widya Agustin, S. Psi, M. Psi) (Agus Eka N. Y., S.ST, M. Kes)
NIP. 19760817 200501 2 002
Ketua Karya Tulis Ilmiah
(Erindra Budi C., S. Kep, Ns, M. Kes)
NIP. 19780220 200501 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TERAPI RELAKSASI
TERHADAP PREMENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA PUTRI
DI SMK MAHARDHIKA SURABAYA
Nia Fararid Askar
R 0108007
Telah Dipertahankan dan Disetujui di Hadapan Tim Penguji KTI
Mahasiswa D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS
Pada Tanggal, Juni 2012
1. Pembimbing I Rin Widya Agustin, S. Psi, M. Psi NIP. 19760817 200501 2 002 …………………….
2. Pembimbing II Agus Eka N. Y., S.ST, M. Kes …………………….
3. Ketua Penguji Dra. Machmuroch, MS NIP. 19530618 1980032 002 …………………….
4. Sekretaris M. Nur Dewi K., S.ST, M.Kes …………………….
Mengesahkan
Ketua Program Studi D IV Bidan Pendidik FK UNS
(H. Tribudi Wiryanto, dr, Sp. OG (K))
NIP. 19510421 1980111 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini Kupersembahkan untuk :
1. Ayah (Fredy Askar) yg telah sabar memberi dukungan dan semangat untuk segera menyelesaikan KTI ini dan sparing partner hari2ku, My beloved Mother (Ninik Maslacha, S.Pd) yg tak akan terlupakan sindiran2 halusnya merupakan motivasi yg khas dari seorang ibu yg ingin anaknya sukses.
2. Musuh kesayangan skaligus pelipur lara dari adik yg tinggal satu-satu nya (Haykal Ibra Askar). Untuk alm. Ferdiansyah Putra Askar, andai km masih hidup, betapa bahagianya kakak. Tp kakak yakin, km pasti jg ikut bahagia di surga.
3. Teman terdekat yg selalu menemaniku sampai saat ini, Gangsar A. Tirta Perdana, Say Thanks for your support to me.
4. Sahabat2ku (Khoiro Qonita, Bunga Daraninggar, Nur Saafina), trimakasih kalian telah menjadi penghibur dalam suka maupun duka. Gak akan q lupakan kenangan ke-Songong-an kalian selama 4 tahun ini.
5. Model dalam KTI ini skaligus teman mencari makanku (sbelah kamar kost) Lilis Sofiyatul Asna, trimakasih krn dirimu sdh mau menjadi salah satu model terpilih untuk mengisi KTI ini. Hehehe.
6. Bapak dan Ibu dosen Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yg telah 4 tahun ini memberikan ilmu yg sangat berharga.
7. Teman-teman Midwifery ’08 yang Q sayang, sampai kapanpun kenangan kebersamaan kita slma 4 tahun ini gak akan Q lupakan.
8. Para Admin (Mas Indra, Mas Daud, Mbak Erika, Mbak Rivana dan Mbak Rosi). Maaf udah sering merepotkan mas2 & mbak2 slama ini. J
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras dan mau belajar dari kegagalan (General Collin Power)
Pandanglah hari ini, kemarin sudah jadi mimpi. Dan esok hanyalah sebuah visi. Tetapi, hari ini yang sungguh nyata, menjadikan kemarin sebagai mimpi kebahagiaan, dan setiap hari esok adalah visi harapan (Alexander Pope)
Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh (Andrew Jackson)
Kegagalan tidak diukur dari apa yang telah diraih, namun kegagalan yang telah dihadapi, dan keberanian yang membuat diri tetap berjuang melawan rintangan yang bertubi-tubi (Orison Swett Marden)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan Nabi
Muhammad SAW atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaian Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan
tentang Terapi Relaksasi terhadap Premenstrual Syndrome pada Remaja Putri di
SMK Mahardhika Surabaya”, sebagai salah satu persyaratan untuk mengikuti
pendidikan di Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas
dari bantuan beberapa pihak, baik berupa bimbingan, dorongan dan nasihat. Oleh
karena itu dengan segala hormat penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. H. Tri Budi Wiryanto, dr.,SpOG (K) selaku Ketua Program Studi Diploma IV
Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
2. Erindra Budi C, S.Kep,Ns, M.Kes selaku ketua Karya Tulis Ilmiah.
3. Rin Widya Agustin, S.Psi, M.Psi selaku pembimbing I yang telah membantu
dalam penulisan KaryaTulis Ilmiah ini.
4. Agus Eka Nurma Yuneta, S.ST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah
membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Drs. Rachmad Wibowo selaku Kepala SMK Mahardhika Surabaya.
6. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah membantu dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
7. Ayah dan mama, serta keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan
dukungan pada penulis.
8. Adik-adik kelas XI SMK Mahardhika yang menjadi responden dalam penelitian
Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Teman-teman mahasiswi angkatan 2008 Program Studi Diploma IV Bidan
Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang selalu bersama
dalam suka maupun duka menjalani pendidikan.
10. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari sempurna, sehingga kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak penulis harapkan. Akhirnya, penulis
berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRAK
Nia Fararid Askar. R 0108007. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Relaksasi terhadap Premenstrual Syndrome pada Remaja Putri di SMK Mahardhika Surabaya. Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012.
Latar Belakang : Terapi relaksasi merupakan suatu cara untuk mengendorkan atau melemaskan otot-otot tubuh yang tegang sehingga dapat menurunkan denyut nadi, tekanan darah, frekuensi pernafasan dan keringat. Remaja putri dalam kondisi premenstrual syndrome membutuhkan terapi relaksasi sebagai upaya untuk menurunkan perubahan gejala fisik maupun psikologis menjelang menstruasi.
Tujuan Penelitian : untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi terhadap premenstrual syndrome pada remaja putri di SMK Mahardhika Surabaya.
Metode Penelitian : desain penelitian menggunakan Quasi Eksperiment dengan rancangan one group Pre- and Pots-test design. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 33 siswi di SMK Mahardhika yang menjelang menstruasi mengalami premenstrual syndrome. Teknik analisis data menggunakan Paired t-Test dengan α = 0,05.
Hasil Penelitian : nilai pada uji Paired t-Test dengan t hitung = 11,114 dan nilai signifikansi untuk 2 sided (two tail) adalah 0,000 kurang dari signifikansi yang telah ditetapkan (0,000 < 0,05).
Kesimpulan : terjadi penurunan premenstrual syndrome pada remaja putri setelah diberi pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi. Kata Kunci : Terapi Relaksasi, Premenstrual Syndrome
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Nia Fararid Askar. R 0108007. The Effect of Health Education about Relaxation Therapy on Premenstrual Syndrome in adolescent girls at SMK Mahardhika Surabaya. Studies program Diploma IV Midwife Educator in Medical Faculty of Sebelas Maret Surakarta University. 2012.
Background: Relaxation therapy is a way to loosen or relax the body muscles are tense so as to lower the pulse rate, blood pressure, respiratory frequency, and sweating. Young women within premenstrual syndrome condition requiring relaxation therapy as an effort to reduce the changes of physical and psychological symptoms before menstruation.
Research objectives: to determine the effect of health education about relaxation therapy on premenstrual syndrome in adolescent girls at SMK Mahardhika Surabaya.
Research Methods: Quasi experiments using a research design with one group Pre- and Post test design. Sampling technique used was purposive sampling by the number of respondents were 33 female students in SMK Mahardhika who experienced premenstrual syndrome. Techniques of data analysis using Paired t-Test with α = 0,05.
Research Results: Paired t-Test values on the t-Test = 11.114 and the value for 2-sided significance (two tail) is 0.000 less than a predetermined significance (0.000 <0.05). Conclusion: there was a decrease of premenstrual syndrome in adolescent girls after given health education about relaxation therapy.
Keywords: Relaxation Therapy, Premenstrual Syndrome
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................ iv
MOTTO .................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................. viii
ABSTRACT .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan.................................................................................................. 2
D. Manfaat ............................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori..................................................................................... 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
1. Premenstrual Syndrome............................................................... 5
2. Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Relaksasi......................... 9
3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Relaksasi
terhadap Premenstrual Syndrome............................................... 24
B. Kerangka Konsep ........................................................................... 26
C. Hipotesis ........................................................................................ 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian .. ................................................................................ 27
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 27
C. Populasi Penelitian ............................................................................. 28
D. Sampel dan Teknik Sampel................................................ ................ 28
E. Estimasi Besar Sampel ..................................................... .................. 28
F. Kriteria Restriksi ............................................................... ................. 29
G. Pengalokasian Subjek Penelitian .. ....................................................... 30
H. Definisi Operasional .......................................................... ................ 30
I. Cara Kerja ........................................................................ .................. 32
J. Rencana Analisis Data ............................................................. .......... 35
BAB IV HASIL
A. Gambaran Umum Penelitian .............................................................. 37
B. Karakteristik Responden .................................................................... 38
C. Data Hasil Penelitian ......................................................................... 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden ................................................................ 42
B. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Relaksasi terhadap
Premenstrual Syndrome .................................................................. 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 47
B. Saran ............................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kegiatan pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi........................... 30
Tabel 4.1 Umur Responden...................................................................................... 37
Tabel 4.2 Umur saat Menarche ............................................................................... 37
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan menggunakan Uji Shapiro-Wilk ............... 40
Tabel 4.4 Hasil Uji Paired t-Test ............................................................................. 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Teknik Cue-Controlled Relaxation .................................................... 16
Gambar 2.3 Relaxation Via Tension (Mengerutkan dahi) ..................................... 19
Gambar 2.4 Relaxation Via Tension (Menutup mata kuat) ................................... 20
Gambar 2.5 Relaxation Via Tension (Rahang dan Gigi) ....................................... 20
Gambar 2.6 Relaxation Via Tension (Otot leher) .................................................. 20
Gambar 2.7 Relaxation Via Tension (Genggam tangan) ....................................... 21
Gambar 2.8 Relaxation Via Tension (Telapak kaki) ............................................ 21
Grafik 4.1 Rekapitulasi pretest dan posttest Pendidikan Kesehatan tentang Terapi
Relaksasi terhadap Premenstrual Syndrome pada Remaja Putri di SMK
Mahardhika Surabaya .............................................................................. 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian
Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Pembimbing Utama
Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Pembimbing Pendamping
Lampiran 4 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 5 : Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 6 : Permohonan Penelitian
Lampiran 7 : Satuan Acara Pendidikan
Lampiran 8 : Materi Satuan Acara Pendidikan
Lampiran 9 : Modul Terapi Relaksasi
Lampiran 10 : Persetujuan Responden
Lampiran 11 : Data Responden
Lampiran 12 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 13 : Daftar Hadir Penelitian
Lampiran 14 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 15 : Hasil Uji Paired t-Test
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Remaja merupakan masa transisi dimana seseorang mengalami peralihan
dari anak-anak menuju dewasa. Pada wanita, masa remaja dimulai dengan
adanya menstruasi pertama atau disebut dengan menarche (Santrock, 2007).
Menurut hasil penelitian The American College Obstetricians and
Ginecologist, 70 % wanita di dunia dan sekitar 85 - 90 % wanita di Indonesia
pada usia reproduktif mengalami beberapa gejala sebelum menstruasi atau
disebut dengan premenstrual syndrome.
Premenstrual Syndrome merupakan sekumpulan gejala berupa gangguan
psikologis dan fisik yang dialami wanita pada 7-10 hari menjelang menstruasi
dan menghilang beberapa hari saat menstruasi berlangsung. Mekanisme
terjadinya prementrsual syndrome dipengaruhi oleh adanya peningkatan
sekresi hormon hipotalamus yaitu GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon).
Peningkatan sekresi GnRH menyebabkan sekresi FSH (Follicle Stimulating
Hormone) yang berpengaruh pada perkembangan folikel sehingga terjadi
peningkatan sekresi estrogen, sedangkan kadar progesteron masih rendah.
Selain itu, rangsangan pada hipotalamus juga menyebabkan kelenjar hipofisis
memacu sekresi bagian kortikal kelenjar adrenal yang dapat menghasilkan
kortikol dalam jumlah yang tinggi. Kadar kortisol yang tinggi dalam darah
dapat menyebabkan stres. Pada saat stres terjadi penurunan serotonin yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
mengakibatkan ketidakstabilan emosi sehingga dapat memudahkan
munculnya premenstrual syndrome (Connoly, 2002).
Gejala psikologis yang biasanya terjadi adalah emosi yang tidak
terkontrol, perasaan cemas, selalu terlihat murung, mudah marah, mudah
tersinggung, mudah panik hingga keadaan sedih yang tidak terbendung dan
pada akhirnya menangis. Sedangkan gejala fisik yang biasanya terjadi adalah
sakit kepala, payudara terasa nyeri, perut kembung, berat badan naik dan
timbul jerawat. Untuk penanganan pada prememenstrual syndrome ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan terapi farmakologi dan non
farmakologi. Salah satu cara terapi non farmakologi tersebut menggunakan
terapi relaksasi.
Terapi relaksasi merupakan suatu cara untuk mengendorkan dan
melemaskan otot-otot tubuh yang tegang. Relaksasi menurunkan kadar
hormon kortisol yang dapat menurunkan tegangan fisiologis sehingga
menurunkan denyut nadi, tekanan darah, frekuensi pernafasan dan keringat.
Akibatnya perasaan dan emosi pada kondisi premenstrual syndrome akan
menjadi lebih tenang serta menciptakan kondisi yang relaks (Safaria, 2009).
Berdasarkan uraian di atas, bahwa remaja putri dalam kondisi
premenstrual syndrome membutuhkan terapi relaksasi sebagai upaya untuk
menurunkan premenstrual syndrome. Oleh karena itu, peneliti tertarik
melakukan penelitian Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengaruh Pendidikan
Kesehatan tentang Terapi Relaksasi terhadap Premenstrual Syndrome pada
Remaja Putri di SMK Mahardhika Surabaya”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah “Adakah
Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Relaksasi terhadap
Premenstrual Syndrome pada Remaja Putri di SMK Mahardhika Surabaya?”.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan tentang
terapi relaksasi terhadap premenstrual syndrome pada remaja putri.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi
sebagai salah satu upaya menurunkan premenstrual syndrome pada
remaja putri.
b. Untuk mengetahui premenstrual syndrome yang dirasakan antara
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang terapi
relaksasi.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk manambah informasi
mengenai adanya pengaruh pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi
terhadap premenstrual syndrome pada remaja putri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi remaja putri :
1) Dengan adanya pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi,
remaja putri mendapat tambahan ilmu dan terapi tentang
Premenstrual Syndrome.
2) Terapi relaksasi ini dapat digunakan sebagai salah satu upaya
untuk menurunkan premenstrual syndrome pada remaja putri.
b. Bagi orang tua :
Pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi dapat menjadi
dukungan energi positif bagi orang tua untuk mengatasi premenstrual
syndrome pada remaja putri.
c. Bagi sekolah :
Membantu mengatasi masalah kesehatan pada remaja putri di SMK
Mahardhika dengan adanya pendidikan kesehatan tentang terapi
relaksasi terhadap premenstrual syndrome.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Premenstrual Syndrome (PMS)
Sebagian besar wanita pada usia reproduktif (85-90%) mengeluh
tentang adanya gejala perubahan fisik maupun psikologis menjelang
menstruasi. Gejala-gejala tersebut biasanya disebut dengan Premenstrual
Syndrome (PMS).
a. Definisi Premenstrual Syndrome (PMS)
Premenstrual Syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala berupa
gangguan fisik dan mental yang dialami 7-10 hari menjelang
menstruasi dan menghilang beberapa hari saat terjadinya menstruasi
(Connoly, 2002).
b. Etiologi
Penyebab seorang wanita mengalami premenstrual syndrome
belum dapat diketahui secara pasti. Namun, mekanisme terjadinya
prementrsual syndrome dipengaruhi oleh adanya peningkatan sekresi
hormon hipotalamus yaitu GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon).
Peningkatan sekresi GnRH menyebabkan sekresi FSH (Follicle
Stimulating Hormone) yang berpengaruh pada perkembangan folikel
sehingga terjadi peningkatan sekresi estrogen, sedangkan kadar
progesteron masih rendah. Selain itu, rangsangan pada hipotalamus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
juga menyebabkan kelenjar hipofisis memacu sekresi bagian kortikal
kelenjar adrenal yang dapat menghasilkan kortikol dalam jumlah yang
tinggi. Kadar kortisol yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan
stres. Pada saat stres terjadi penurunan serotonin yang mengakibatkan
ketidakstabilan emosi sehingga dapat memudahkan munculnya
premenstrual syndrome (Connoly, 2002).
c. Gejala
Menurut Dr. Guy E. Abraham (1984) dalam Rachmania (2010)
gejala klinis yang ditemukan pada premenstrual syndrome adalah:
1) Perubahan Fisik
a) Sakit punggung
b) Perut kembung
c) Payudara terasa penuh dan nyeri
d) Perubahan nafsu makan
e) Sembelit
f) Pusing
g) Pingsan
h) Sakit kepala
i) Daerah panggul terasa berat
j) Susah tidur
k) Tidak bertenaga
l) Mual dan muntah
m) Mudah lelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
n) Jerawat pada wajah
o) Penambahan berat badan
p) Pembengkakan tangan dan kaki
2) Perubahan Psikologis
a) Mudah marah
b) Cemas
c) Depresi
d) Mudah tersinggung
e) Gelisah
f) Sebentar sedih, sebentar gembira
g) Kalut
h) Sulit berkonsentrasi
i) Pelupa
j) Stres
k) Mudah menangis
l) Murung
m) Mudah panik
n) Bingung
d. Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosa pada premenstrual syndrome antara
lain sedikitnya timbul satu gejala PMS yang terjadi dalam waktu 7-10
hari sebelum menstruasi selama tiga menstruasi. Gejala psikologis
yang biasanya terjadi adalah emosi yang tidak terkontrol, perasaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
cemas, selalu terlihat murung, mudah marah, mudah tersinggung,
mudah panik hingga keadaan sedih yang tidak terbendung dan pada
akhirnya menangis. Sedangkan gejala fisik yang biasanya terjadi
adalah sakit kepala, payudara terasa nyeri, perut kembung, berat badan
naik dan timbul jerawat (Connoly, 2002).
Sebaiknya seorang wanita yang diduga menderita premenstrual
syndrome mencatat keluhan yang dirasakannya dalam kalender
pelacakan premenstrual syndrome.
e. Terapi
Terapi yang digunakan pada premenstrual syndrome menurut Dr. Guy
E. Abraham (1984) dalam Rachmania (2010) terdiri dari :
1) Terapi Farmakologis
Obat-obatan yang biasa digunakan dalam mengobati
premenstrual syndrome bertujuan untuk mengurangi rasa
nyeri/ketidaknyamanan yang dirasakan. Golongan obat-obatan
yang sering digunakan berasal dari golongsn analgetik
(paracetamol), anti inflamasi non steroid (ibu profen, natrium
diklofenak), golongan minor tranquilizer (obat penenang), anti
depresi dan kontrasepsi hormonal. Penggunaan obat-obat tersebut
hanya berdasarkan resep dokter dan harus dibawah pengawasan
dokter yang berwenang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2) Terapi Non Farmakologi
Terapi non farmakologi memegang peranan penting dalam
penanganan premenstrual syndrome berupa edukasi penderita,
terapi suportif, dan modifikasi hidup.
Edukasi penderita tentang diet yang tepat bagi penderita
premenstrual syndrome adalah mengkonsumsi makanan rendah
lemak dan garam, mengandung protein, vitamin, dan mineral
(viatamin B, vitamin C, vitamin E, Ca, Mg, Zn) yang seimbang.
Terapi suportif seperti teknik relaksasi, hypnoterapi, terapi
warna, dan meditasi dapat membantu mengurangi gejala yang
dirasakan.
Modifikasi hidup pada penderita premenstrual syndrome
adalah melakukan olah raga secara teratur serta menghindari stres
berkepanjangan.
2. Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Relaksasi
Pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi merupakan suatu proses
belajar individu dari tidak tahu bahwa terapi relaksasi merupakan suatu
cara untuk mengendorkan otot-otot tubuh yang tegang, menjadi tahu
tentang manfaat terapi relaksasi yaitu dapat menciptakan perasaan dan
emosi menjadi lebih tenang sehingga individu mampu mengatasi masalah
kesehatannya sendiri secara mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
a. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses belajar pada
individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu, dan
dari tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri menjadi
mandiri (Notoatmodjo, 2007, Suliha, 2002).
b. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan secara umum yaitu untuk
mengubah perilaku individu atau masyarakat dalam bidang kesehatan.
Selain hal tersebut, tujuan pendidikan kesehatan ialah :
1) Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di
masyarakat.
2) Menolong individu agar mampu secara mandiri atau
berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan
hidup sehat.
3) Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan
bagaimana caranya tanpa selalu meminta pertolongan
kepada sistem pelayanan kesehatan yang formal.
(Yudi, 2009)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c. Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan
Menurut Ova (2008) metode yang digunakan dalam pendidikan
kesehatan adalah :
1) Metode ceramah
Ceramah ialah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan
secara lisan atau penjelasan langsung pada sekelompok peserta
didik.
2) Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok ialah percakapan yang direncanakan atau
dipersiapkan diantara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu
dengan seorang pemimpin, untuk memecahkan suatu
permasalahan serta membuat suatu keputusan.
3) Metode panel
Panel adalah pembicara yang sudah direncanakan di depan
pengunjung tentang sebuah topik dan diperlukan tiga panelis
atau lebih serta diperlukan seorang pemimpin.
4) Metode forum panel
Forum panel adalah panel yang didalamnya pengunjung
berpartisipasi dalam diskusi, misalnya audiens disuruh untuk
merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.
5) Metode permainan peran
Bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari
simulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa sejarah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian
yang mungkin muncul pada masa mendatang.
6) Metode simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas
suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang
berdasarkan keahlian.
7) Metode demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode penyajian pembelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta
didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
d. Media dalam Pendidikan Kesehatan
Alat bantu pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh
pendidik dalam menyampaikan bahan pengajaran dan biasanya
dengan menggunakan alat peraga pengajaran. Semakin banyak indera
yang digunakan dalam menerima pelajaran semakin baik
penerimaan pelajaran (Ova, 2008).
Macam-macam media atau alat bantu tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau
media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan
rekaman suara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara, seperti film slide, foto,
transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang
dicetak seperti media grafis.
3) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa
dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide
suara. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih
menarik.
4) Media atau alat bantu berdasarkan pembuatannya :
a) Alat bantu elektronik yang rumit, contohnya: film, film slide,
transparansi. Jenis media ini memerlukan alat proyeksi khusus
seperti film projector, slide projector, operhead projector
(OHP).
b) Alat bantu sederhana, contohnya: leaflet, model buku
bergambar, benda-benda nyata (sayuran, buah-buahan), papan
tulis, film chart, poster, boneka, phanthom, spanduk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
e. Terapi Relaksasi
1) Pengertian Terapi Relaksasi
Terapi relaksasi merupakan suatu cara untuk mengendorkan
dan melemaskan otot-otot tubuh yang tegang. Relaksasi akan
menurunkan tegangan fisiologis sehingga menurunkan denyut
nadi, tekanan darah, frekuensi pernafasan dan keringat. Akibatnya
perasaan dan emosi akan menjadi lebih tenang dan stabil (Safaria,
2009).
2) Tujuan Relaksasi
Menurut Suryani (2006) dalam Mawarni (2010), relaksasi
mempunyai tujuan untuk :
a) Membantu individu menjadi rileks, dan dengan demikian
dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik dan
mental.
b) Membantu individu untuk dapat mengontrol diri dan
memfokuskan perhatian sehingga ia dapat mengambil
respon yang tepat saat berada dalam situasi yang
menegangkan.
3) Manfaat Relaksasi
Ada beberapa manfaat dari penggunaan teknik relaksasi,
menurut Karyono (1994) dalam Mawarni (2010), penggunaan
teknik relaksasi memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
a) Memberikan ketenangan batin bagi individu
b) Mengurangi rasa cemas, khawatir dan gelisah
c) Mengurangi tekanan dan ketegangan jiwa
d) Mengurangi tekanan darah, detak jantung jadi lebih rendah
dan tidur menjadi nyenyak
e) Kesehatan mental dan daya ingat menjadi lebih baik
f) Meningkatkan kemampuan untuk menjalin hubungan
dengan orang lain
g) bermanfaat untuk penderita neurosis ringan, insomnia,
perasaan lelah dan tidak enak badan
h) Mengurangi hiperaktif pada anak-anak, dapat mengontrol
gagap, mengurangi merokok, mengurangi phobia, dan
mengurangi perubahan fisik maupun psikologis menjelang
atau saat menstruasi serta dapat menurunkan tekanan darah
pada penderita hipertensi ringan.
4) Persiapan Latihan Relaksasi
Persiapan-persiapan sebelum latihan relaksasi dimulai adalah :
a) Kondisi ruangan
Ruangan yang digunakan untuk latihan relaksasi harus
tenang, segar, dan nyaman. Untuk mengurangi cahaya dari
luar, jendela dan pintu sebaiknya ditutup. Penerangan
ruangan sebaiknya remang-remang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
b) Kursi
Kursi yang sering digunakan adalah bentuk kursi yang
mempermudah individu untuk menggerakkan otot dan
berkonsentrasi penuh, misalnya kursi malas, sofa, atau
kursi yang ada sandarannya. Tempat tidur juga bisa
digunakan untuk tempat relaksasi.
c) Pakaian
Pakaian yang longgar, biasanya akan menyamankan
individu dalam keadaan relaksasi. Pemakaian kacamata,
jam tangan, gelang, sepatu, ikat pinggang, sebaiknya
dilepas atau dihindari terlebih dahulu.
5) Jenis Terapi Relaksasi
Menurut Safaria (2009), jenis-jenis terapi relaksasi ada empat
macam, yaitu :
a) Cue-Controlled Relaxation
Teknik ini menggabungkan pernapasan dengan kalimat-
kalimat atau kata-kata sugestif yang dapat menimbulkan
keadaan santai, tenang dan tentram. Teknik ini bisa dilakukan
dengan posisi berbaring atau duduk sambil menarik napas
dalam-dalam sambil berkonsentrasi dengan memikirkan kata-
kata sugestif tanpa memikirkan suatu persoalan apapun untuk
sementara, kemudian apabila pikiran sudah benar-benar rileks
lalu buang napas perlahan-lahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Apabila posisi yang digunakan sambil duduk, pertama-
tama tarik napas dalam-dalam dan panjang, tahan di dada,
kemudian sambil menahan napas hitung dalam hati (1-10)
pada hitungan 10 katakan dalam hati “seluruh pikiran dan
tubuh saya dalam keadaan sangat rileks” kemudian lepaskan
napas sambil membungkukkan punggung. Lakukan sampai
merasa benar-benar terasa santai.
Gambar 2.1 Teknik Cue-Controlled Relaxation
Kalimat “seluruh pikiran dan tubuh saya dalam keadaan
sangat rileks” yang diucapkan bisa diganti dengan kalimat
yang lainnya yang dapat menimbulkan sugesti sehingga dapat
menimbulkan keadaan relaks.
b) Relaksasi Autogenik
Teknik relaksasi ini memanfaatkan kekuatan konsentrasi
pikiran dalam menciptakan keadaan rileks. Teknik autogenik
ini bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan
psikofisiologis tubuh. Posisi tubuh yang digunakan pada
terapi ini ada tiga macam, yaitu pertama, tidur berbaring;
kedua, duduk dengan punggung bersandar di kursi; ketiga,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
duduk dengan tidak bersandar (tegak). Proses dalam
melakukan teknik relaksasi autogenik adalah :
Langkah 1
Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada tangan kanan
terlebih dahulu, katakan “tangan kananku terasa hangat”
(lakukan selama 30 detik). Kemudian pusatkan perhatian
pada tangan kiri dan katakan “tangan kiriku terasa hangat”
(lakukan selama 30 detik). Selama proses ini rasakan dan
hayati munculnya sensasi hangat dari kedua tangan.
Langkah 2
Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada detak jantung,
katakan “detak jantungku terasa teratur dan tenang”
(lakukan selama 3 menit). Kemudian pusatkan perhatian pada
alur pernapasan dan katakan “alur pernapasanku terasa
teratur dan tenang”. Selama proses ini rasakan dan hayati
munculnya sensasi teratur dan tenang dari detak jantung dan
alur pernapasan.
Langkah 3
Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada tengkuk dan
katakan “tengkukku terasa dingin” (lakukan selama 3 menit).
Kemudian pusatkan perhatian pada kening dan katakan
“keningku terasa dingin”. Selama proses ini rasakan dan
hayati munculnya sensasi dingin dari tengkuk dan kening.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
.Langkah 4
Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada dada dan katakan
“dadaku terasa dingin” (lakukan selama 3 menit). Kemudian
pusatkan perhatian pada perut dan katakan “perutku terasa
dingin”. Selama proses ini rasakan dan hayati munculnya
sensasi dingin dari dada dan perut.
Langkah 5
Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada seluruh bagian
tubuh, katakan “seluruh tubuhku terasa relaks dan tenang”
(lakukan selama 5-15 menit). Selama proses ini hayati dan
rasakan sensasi tubuh yang terasa relaks dan tenang.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk kesuksesan berlatih
relaksasi autogenik ini adalah :
(1). Derajat motivasi untuk mengikuti intruksi secara
tepat
(2). Tingkat pengaturan diri dan pengontrolan diri yang
memadai/adekuat
(3). Menghilangkan gangguan stimulus eksternal dan
fokus mental pada keadaan fisik dan mental internal
c) Relaxation Via Tension Relaxation
Dalam teknik ini, individu diminta untuk menegangkan
otot dan melemaskan masing-masing otot, kemudian diminta
untuk merasakan dan menikmati perbedaan antara ketika otot
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
tegang dan otot lemas. Disini individu diberitahu bahwa pada
fase menegangkan akan membantu dia menyadari sensasi
yang berhubungan dengan kecemasan, dan sensasi-sensasi
tersebut bertindak sebagai isyarat atau tanda untuk
melemaskan ketegangan. Langkah-langkah dalam melakukan
teknik ini adalah :
“Tutup mata, kemudian rasakan sensasi-sensasi bagaimana
perbedaan otot tubuh yang menegang dengan kondisi otot
tubuh saat relaks.”
Pertama, arahkan perhatian pada otot wajah. Kerutkan
dahi dan alis. Kerutkan keduanya sampai merasa dahi sangat
berkerut, otot-otot dahi menegang dan kulitnya sampai benar-
benar berkerut. Dan sekarang rilekskan. Licinkan dahi,
biarkan otot-otot tadi menjadi lemas selama 10 detik.
Rasakan kontras antara ketegangan dan relaksasi.
Gambar 2.3 Relaxation Via Tension (Mengerutkan dahi)
Kedua, tutup mata sekeras-kerasnya. Tutuplah mata
dengan keras sehingga merasakan ketegangan disekitar mata
dan otot-ototyang mengendalikan mata (5 detik). Dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
sekarang lepaskan. Biarkan otot-otot rileks. Rasakan
perbedaan ketegangan dan relaksasi selama 10 detik.
Gambar 2.4 Relaxation Via Tension (Menutup mata kuat)
Ketiga, katupkan rahang dan gigit gigi. Perhatikan
ketegangan disekitar rahang (5 detik). Sekarang lemaskan
rahang. Biarkan bibir terbuka sedikit. Perhatikan perbedaan
dan relaksasi disekitar rahang selama 10 detik.
Gambar 2.5 Relaxation Via Tension (Rahang dan Gigi)
Keempat, arahkan perhatian pada otot leher. Benamkan
dagu ke dada. Rasakan ketegangan terutama di leher muka,
tahan selama 5 detik. Dan sekarang lepaskan. Rasakan
keadaan rileks selama 10 detik.
Gambar 2.6 Relaxation Via Tension (otot leher)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Kelima, arahkan perhatian pada tangan. Genggam tangan
dan buat satu kepalan. Buatlah kepalan tadi sekeras-kerasnya
dan pelajari sensasi ketegangan tersebut selama 5 detik.
Kemudian lepaskan kepalan tadi. Lemaskan tangan anda dan
biarkan beristirahat selama 10 detik. Perhatikan antara
ketegangan dan relaksasi.
Gambar 2.7 Relaxation Via Tension (Genggam tangan)
Keenam, luruskan kedua belah telapak kaki. Luruskan
seingga dapat merasakan ketegangan di paha. Luruskan lebih
lanjut selama 5 detik. Dan sekarang rilekskan. Biarkan kaki
rileks, rasakan perbedaan antara ketegangan di otot paha dan
relaksasi relatif yang dirasakan sekarang selama 10 detik.
Gambar 2.8 Relaxation Via Tension (telapak kaki)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
d) Relaksasi Kesadaran Indra
Dalam teknik ini mempergunakan suatu pertanyaan yang
tidak perlu dijawab secara lisan, tetapi untuk dirasakan sesuai
dengan apa yang dapat atau tidak dapat dialami individu pada
waktu instruksi diberikan. Proses relaksasi kesadaran indra
ini adalah sebagai berikut :
(1.) apabila mata anda sekarang belum tertutup silahkan
menutupnya sekarang.
(2.) Dapatkah anda merasakan bagian kepala belakang anda
menempel dikursi atau tempat tidur?
(3.) Dapatkah anda membayangkan anda memandang
tempat yang jauh, jauh sekali?
(4.) Dapatkah anda membayangkan dengan mata batin anda
sekuntum bunga yang indah di depan anda?
(5.) Apabila anda berkonsentrasi penuh, mungkinkah anda
mencium bau bunga yang indah itu?
(6.) Dapatkah anda membayangkan suara yang indah sekali,
dari sebuah air terjun?
(7.) Mungkinkah anda merasakan tiupan angin yang
lembut?
(8.) Mungkinkah anda membanyangkan diri anda
beristirahat dan bermalas-malasan sangat enak dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
tenang dibawah sinar matahari dan berbaring di atas
tikar?
(9.) Rasakan betapa nikmatnya sensasi yang anda rasakan
sekarang
(10.) Apabila anda sudah merasa cukup rileks, buka mata
anda secara perlahan, dan kini setelah anda membuka
mata, anda akan merasa segar dan tentu saja merasa
rileks.
3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Relaksasi terhadap
Kejadian Premenstrual Syndrome pada Remaja Putri
Premenstrual syndrome merupakan sekumpulan gejala dalam 7-10
hari menjelang menstruasi. Premenstrual syndrome ini terjadi karena
adanya peningkatan sekresi hormon hipotalamus yaitu GnRH
(Gonadotropin Releasing Hormon). Peningkatan sekresi GnRH
menyebabkan sekresi FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang
berpengaruh pada perkembangan folikel sehingga terjadi peningkatan
sekresi estrogen, sedangkan kadar progesteron masih rendah. Selain itu,
rangsangan pada hipotalamus juga menyebabkan kelenjar hipofisis
memacu sekresi bagian kortikal kelenjar adrenal yang dapat menghasilkan
kortikol dalam jumlah yang tinggi. Kadar kortisol yang tinggi dalam
darah dapat menyebabkan stres. Pada saat stres terjadi penurunan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
serotonin yang mengakibatkan ketidakstabilan emosi sehingga dapat
memudahkan munculnya premenstrual syndrome (Connoly, 2002).
Gejala psikologis yang biasanya terjadi adalah emosi yang tidak
terkontrol, perasaan cemas, selalu terlihat murung, mudah marah, mudah
tersinggung, mudah panik hingga keadaan sedih yang tidak terbendung
dan pada akhirnya menangis. Sedangkan gejala fisik yang biasanya terjadi
adalah sakit kepala, payudara terasa nyeri, perut kembung, berat badan
naik dan timbul jerawat (Connoly, 2002).
Terapi yang digunakan pada premenstrual syndrome salah satunya
menggunakan terapi non farmakologi dengan terapi relaksasi. Terapi
relaksasi merupakan suatu cara untuk mengendorkan dan melemaskan
otot-otot tubuh yang tegang. Relaksasi dapat menurunkan kadar hormon
kortisol yang dapat menurunkan tegangan fisiologis sehingga
menurunkan denyut nadi, tekanan darah, frekuensi pernafasan dan
keringat. Akibatnya perasaan dan emosi pada kondisi premenstrual
syndrome akan menjadi lebih tenang serta menciptakan kondisi yang
relaks. Remaja putri dalam kondisi premenstrual syndrome membutuhkan
terapi relaksasi sebagai upaya untuk menurunkan premenstrual syndrome
melalui pendidikan kesehatan. Dengan adanya pendidikan kesehatan
tentang terapi relaksasi ini diharapkan dapat menurunkan premenstrual
syndrome pada remaja putri (Safaria, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
B. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Bebas : Hasil Pendidikan Kesehatan
: Variabel Terikat : Variabel Luar
C. Hipotesis
Hipotesis penelitian berdasarkan tinjauan teori dan kerangka konsep, adalah :
Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi terhadap
premenstrual syndrome pada remaja putri di SMK Mahardhika Surabaya.
Premenstrual Syndrome
Premenstrual Syndrome
menurun
Materi : Pengertian, Tujuan, Jenis terapi
Pendidik Metode
Media
Subjek Sasaran : Remaja Putri
1. Faktor Sosial
2. Faktor Psikologi
3. Faktor Lingkungan
Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Relaksasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitan jenis eksperimen semu
(quasi eksperimental) dengan menggunakan model rancangan one group Pre-
and Pots-test design, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis
dengan melakukan suatu intervensi yang menggunakan satu kelompok
dengan dua perlakuan yang berbeda yaitu memberikan pretest-posttest
sebelum dan sesudah intervensi dengan selang waktu antara 15-30 hari
(Notoatmodjo, 2010).
Diagram Rancangan One group pre- and Post-Test Design :
Keterangan :
O1 : pengamatan sebelum intervensi
O2 : pengamatan sesudah intervensi
X : Treatment (pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di SMK Mahardhika Surabaya
2. Waktu
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret - Juni 2012
O1 (X) O2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
C. Populasi Penelitian
1. Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah siswi SMK Mahardhika
Surabaya tahun ajaran 2011-2012.
2. Populasi Aktual
Populasi aktual dalam penelitian ini adalah Siswi Kelas XI SMK
Mahardhika Surabaya tahun ajaran 2011-2012.
D. Sampel dan Teknik Sampling
Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-
probability sampling menggunakan purposive sampling. Peneliti memilih
teknik purposive sampling ini karena mempunyai tujuan tertentu berdasarkan
ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya, yaitu para
remaja putri yang apabila menjelang menstruasi mengalami premenstrual
syndrome. Jumlah remaja putri di SMK Mahardhika Surabaya sebanyak 36
siswi dan pada saat penelitian berlangsung, jumlah sampel setelah
menggunakan teknik purposive sampling berjumlah 33 siswi.
E. Estimasi Besar Sampel
Pada penelitian ini, estimasi besar sampel menggunakan formula :
n = .囊嫩纵..聘潜邹
n = kǴ囊嫩纵kǴ.(难,难闹)潜邹
n = 33,027523 = 33 siswi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Keterangan :
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
d : tingkat signifikansi (d = 0,05)
(Nursalam, 2011).
Dalam penelitian ini, jumlah sampel minimal yang digunakan adalah
sebanyak 33 siswa remaja putri kelas XI di SMK Mahardhika Surabaya.
F. Kriteria Restriksi
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Remaja putri kelas XI SMK Mahardhika Surabaya yang sudah
mengalami menstruasi.
b. Remaja putri kelas XI SMK Mahardhika Surabaya yang menjelang
menstruasi mengalami premenstrual syndrome.
Jumlah remaja putri kelas XI SMK Mahardhika Surabaya yang masuk
dalam kriteria inklusi dalam penelitian ini berjumlah 36 siswi.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Remaja putri yang mempunyai riwayat penyakit sehingga tidak dapat
mengikuti penelitian.
b. Tidak hadir saat penelitian berlangsung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Jumlah remaja putri kelas XI SMK Mahardhika Surabaya yang masuk
dalam kriteria inklusi dalam penelitian ini berjumlah 33 siswi karena 3 orang
siswi tidak hadir saat penelitian berlangsung.
G. Pengalokasian Subjek
Pengalokasian subjek pada eksperimen semu tidak mengelompokkan
subjek secara random, hal ini dikarenakan beberapa alasan seperti tidak etis
dan tidak praktis karena ukuran sampel yang terlalu kecil. Dalam penelitian
ini, subjek dibagi menjadi satu kelompok dengan dua perlakuan yang
berbeda. Yaitu, sebelum dilakukan intervensi subjek diberikan pretest dan
setelah dilakukan intervensi subjek diberikan evaluasi berupa posttest
(Taufiqurrahman, 2008).
H. Devinisi Operasional
1. Variabel Bebas : Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Relaksasi
Definisi Operasional : Pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi
merupakan suatu proses belajar individu dari tidak
tahu bahwa terapi relaksasi merupakan suatu cara
untuk mengendorkan otot-otot tubuh yang tegang,
menjadi tahu tentang manfaat terapi relaksasi yaitu
dapat menciptakan perasaan dan emosi menjadi
lebih tenang sehingga individu mampu mengatasi
masalah kesehatannya sendiri secara mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Skala Pengukuran : Skala nominal
Alat Ukur : Menggunakan daftar hadir atau presensi pada
pretest dan posttest
Rencana kegiatan pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi terhadap
premenstrual syndrome adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 kegiatan pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi terhadap premenstrual syndrome pada remaja putri
Materi Tujuan Media Metode Waktu
Pengertian terapi relaksasi
Remaja putri dapat memahami pengertian terapi relaksasi
Slide Projector
Ceramah 5 menit
Jenis terapi relaksasi : 1. Cue-
controlled relaxation
2. Relaksasi Autogenik
3. Relaxation via tension relaxation
4. Relaksasi kesadaran indra
Remaja putri dapat memahami dan mampu melaksanakan: 1. Cue-controlled
relaxation 2. Relaksasi
Autogenik 3. Relaxation via
tension relaxation
4. Relaksasi kesadaran indra
Slide Projector
Video
Audio
Ceramah
Demonstrasi
20 menit
Manfaat terapi relaksasi
Remaja putri mampu memahami manfaat pada terapi relaksasi
Slide Projector
Ceramah 5 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
2. Variabel Terikat : Premenstrual Syndrome
Defini Operasional : Premenstrual Syndrome (PMS) merupakan
sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan
mental yang dialami 7-10 hari menjelang
menstruasi dan menghilang beberapa hari saat
terjadinya menstruasi.
Skala Pengukuran : Skala interval
Alat Ukur : Pengukuran menggunakan kuesioner pada pretest
dan posttest dengan memberikan bobot penilaian
melalui skala semantic differential.
I. Cara Kerja
1. Intervensi
Penelitian pengaruh pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi
terhadap premenstrual syndrome pada remaja putri di SMK Mahardhika
Surabaya dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu :
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini meliputi penyusunan proposal termasuk instrumen
penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Mahardhika,
meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
1) Melakukan pretest dengan instrumen penelitian pada tanggal 31
Maret 2012.
2) Melakukan intervensi berupa pendidikan kesehatan tentang terapi
relaksasi terhadap premenstrual syndrome pada tanggal 31 maret
2012
3) Melakukan posttest dengan instrumen penelitian sebagai evaluasi
dari intervensi yang diberikan pada tanggal 28 April 2012.
4) Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul, data tersebut diolah dan
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
a) Editing
Memeriksa data, memeriksa jawaban, dan melakukan
pengolahan terhadap data yang dikumpulkan dan memeriksa
kelengkapan serta kesalahan pada data.
b) Coding
Memberi kode jawaban responden sesuai indikator pada
kuesioner. Kode pada kuesioner premenstrual syndrome yaitu
jumlah skor yang diberikan dengan menggunakan skala
semantic differential (SD)
c) Tabulating
Dari data mentah dilakukan penyesuaian data yang
merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
dengan mudah dapat dijumlah, dan disusun untuk disajikan
dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS 18 for
windows.
c. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini membuat laporan Karya Tulis Ilmiah berdasarkan
data yang telah diperoleh dan dilanjutkan dengan seminar penelitian
pada tanggal 22 Juni 2012.
2. Instrumentasi
a. Alat Penelitian
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah absensi
siswa pada pretest dan posttest serta kuesioner premenstrual
syndrome.
Pada alat ukur pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi,
siswa wajib mengisi daftar hadir yang telah diberikan peneliti. Apabila
siswa tidak hadir pada saat pretest atau posttest maka siswa tersebut
tidak termasuk dalam kriteria penelitian.
Sedangkan pada kuesioner premenstrual syndrome skor yang
diberikan dengan menggunakan skala semantic differential (SD), yaitu
memberikan bobot penilaian pada skala 1-5 untuk setiap item
pertanyaan yang sesuai dengan kondisi saat premenstrual syndrome.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. Cara Pengambilan Data
Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah secara langsung
dari responden (data primer) dengan cara mengisi kuesioner yang
diberikan peneliti pada pretest dan posttest.
J. Analisis Data
Analisis Data yang digunakan peneliti sebelum menentukan teknik
statistik adalah melakukan uji normalitas dengan menggunakan uji
Shapiro-Wilk. Apabila data yang digunakan memiliki distribusi yang
normal, maka peneliti menggunakan teknik uji analisis parametrik. Uji
paramaterik yang akan digunakan adalah uji t-Test dengan sampel
berkorelasi (paired t-Test). Uji paired t-Test dipilih karena pada penelitian
ini mempunyai tujuan untuk membandingkan perbedaan adanya pengaruh
intervensi menggunakan perbandingan skor pretest dan posttest (Sugiyono,
2010).
Formula dari uji paired t-Test adalah :
t = đ足庆 √晴卒
Keterangan :
t : hasil t hitung
n : jumlah sampel
đ : selisih antara nilai pretest dan posttest
sd : standar deviasi selisih antara nilai pretest dan posttest
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Taraf signifikan yang digunakan adalah 0,05. Selanjutnya hasil t
hitung dibandingkan dengan t tabel, apabila t hitung > t tabel atau nilai p <
0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada beda secara signifikan
antara sebelum dan sesudah intervensi (Riwidikdo, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penelitian
Penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Relaksasi
terhadap Premenstrual Syndrome pada Remaja Putri dilakukan di SMK
Mahardhika Surabaya. SMK Mahardhika ini berada di Jalan Barata Jaya XII
nomor 1 Surabaya. SMK Mahardhika merupakan Sekolah Menengah
Kejuruan yang berkompetensi pada keahlian Akuntansi dan Multimedia.
Sekolah ini berdiri pada tahun 1995 dan mempunyai 31 ruangan yang terdiri
dari ruangan kepala sekolah, ruangan kelas siswa, laboratorium komputer,
laboratorium multimedia, laboratorium akutansi, laboratorium bahasa, video,
audio, UKS, kantin, Musholla, dan sarana olah raga.
Penelitian di SMK Mahardhika dilakukan pada tanggal 31 Maret hingga
28 April 2012. Pada tanggal 31 Maret 2012 peneliti memberikan pendidikan
kesehatan tentang terapi relaksasi terhadap premenstrual syndrome. Sebelum
dilakukan intervensi, peneliti memberikan pretest berupa pengisian kuesioner
tentang premenstrual syndrome pada remaja putri. Setelah itu, satu bulan
kemudian yaitu tanggal 28 April 2012 dilakukan posttest sebagai evaluasi
dari intervensi yang telah diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
B. Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari : umur responden,
umur responden saat menarche dan jumlah responden yang mengalami
premenstrual syndrome.
1. Umur responden
Hasil penelitian tentang karakteristik umur responden disajikan
dalam tabel 4.1 sebagai berikut :
Umur Frekuensi Persentase 16 10 30,3% 17 22 66,7% 18 1 3,0%
Jumlah 33 100% Sumber : data primer, 2012
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut menunjukkan umur responden yang
paling dominan adalah berumur 17 tahun yaitu sebanyak 22 responden
( 66,7%).
2. Umur saat menarche
Hasil penelitian tentang karakteristik umur responden saat
menarche dalam tabel 4.2 sebagai berikut :
Umur Frekuensi Persentase 11 4 12,1% 12 17 51,5% 13 10 30,3% 14 2 6,1%
Jumlah 33 100% Sumber : data primer, 2012
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut menunjukkan umur responden saat
menarche yang paling dominan adalah responden yang berumur 12
tahun yaitu sebanyak 17 responden ( 51,5%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
C. Data Hasil Penelitian
Hasil Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Relaksasi terhadap
Premenstrual Syndrome pada Remaja Putri di SMK Mahardhika Surabaya
dapat dilihat pada grafik 4.1.
Grafik 4.1 Rekapitulasi pretest dan posttest Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Relaksasi terhadap Premenstrual Syndrome pada Remaja Putri di SMK Mahardhika Surabaya
Grafik diatas menampilkan perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan
berupa pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi terhadap premenstrual
syndrome pada remaja putri di SMK Mahardhika Surabaya. Grafik tersebut
menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan (treatment).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Setelah mengetahui jumlah skor pretest dan posttest langkah selanjutnya
melakukan uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk. Uji ini merupakan
syarat dari uji statistik parametrik yaitu data harus memiliki distribusi normal.
Hasil dari uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Uji Normalitas dengan menggunakan Uji Shapiro-Wilk
Shapiro-Wilk df Sig. Pretest 33 0,465 Posttest 33 0,624
Sumber : data primer, 2012
Dari hasil uji normalitas tersebut dapat diketahui bahwa nilai z
hitung pretest = 0,465 dan nilai z hitung posttest = 0,624 dimana nilai z
hitung > 0,05. Artinya data pretest dan posttest terdistribusi normal.
Sedangkan untuk mengetahui adanya pengaruh pendidikan
kesehatan tentang terapi relaksasi terhadap premenstrual sydrome pada
remaja putri di SMK Mahardhika Surabaya, uji statistik yang digunakan
adalah uji t-Test (paired t-Test). Hasil uji ini dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Uji Paired t-Test Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Relaksasi terhadap Premenstrual Syndrome pada Remaja Putri di SMK Mahardhika Surabaya
t hitung df Nilai p 11,114 32 0,000
Sumber : data primer, 2012
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penghitungan dengan
menggunakan uji statistik Paired t-Test menunjukkan t hitung = 11,114
dengan df = 32, p = 0,000.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Berdasarkan hasil Uji statistik Paired t-Test diatas menunjukkan t
hitung = 11,114 dengan df = 32, dan p = 0,000 dimana nilai p < 0,05
(0,000 < 0,05).
Artinya, Hipotesis diterima dan menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan dengan adanya pendidikan kesehatan tentang terapi
relaksasi terhadap premenstrual syndrome pada remaja putri di SMK
Mahardhika Surabaya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini adalah remaja putri siswi kelas XI SMK
Mahardhika Surabaya yang biasanya apabila menjelang menstruasi
mengalami premenstrual syndrome. Jumlah siswi yang mengalami
premenstrual syndrome dalam penelitian ini sebanyak 33 siswi.
Hasil penelitian pada tabel 4.1 menunjukkan distribusi umur responden,
responden pada penelitian ini adalah remaja putri yang berumur antara 16-18
tahun. Umur mempunyai pengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang terhadap dirinya. Semakin bertambah usia, akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikir seseorang terutama pada
kesehatannya, sehingga pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi
terhadap premenstrual syndrome dapat diterima dengan baik oleh responden
(Notoatmodjo, 2007).
Hasil penelitian pada tabel 4.2 menunjukkan distribusi umur responden
saat menarche, umur menarche pada responden antara 11-14 tahun. Pada
wanita, masa remaja dimulai dengan adanya menstruasi pertama atau disebut
dengan menarche. Menurut Santrock (2007) menarche merupakan salah satu
tanda bahwa remaja tersebut telah mengalami perubahan didalam dirinya dan
juga disertai dengan berbagai masalah dan perubahan - perubahan baik fisik,
biologi, psikologik maupun sosial. Remaja yang sudah mengalami menstruasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
dapat dikatakan bahwa remaja tersebut berada pada masa usia reproduktif.
Menurut penelitian The American College Obstetricians and Ginecologist,
wanita pada usia reproduktif mengalami beberapa gejala sebelum menstruasi
atau disebut dengan premenstrual syndrome. Dengan adanya pendidikan
kesehatan, responden dapat semakin mengetahui tentang beberapa gejala fisik
dan psikologis sebelum menstruasi (Connoly, 2002, Notoatmodjo, 2007).
B. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Terapi Relaksasi terhadap
Premenstrual Syndrome
Hasil penelitian di SMK Mahardhika Surabaya menurut data-data yang
diperoleh dan perhitungan statistik menunjukkan t hitung = 11,114 dengan df =
32, t tabel 1,694 dan p = 0,000 dimana nilai p < 0,05 ( 0,000 < 0,05) atau t hitung
> t tabel (11,114 > 1,694) hal ini menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
dengan adanya pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi terhadap
premenstrual syndrome pada remaja putri di SMK Mahardhika Surabaya.
Menurut Suliha (2002) pendidikan kesehatan adalah proses perubahan
perilaku secara terencana pada diri individu, kelompok, atau masyarakat untuk
dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Sehingga pendidikan
kesehatan merupakan suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu,
kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan,
sikap maupun keterampilan untuk mencapai hidup sehat secara optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Faktor pendukung pendidikan kesehatan mencakup ketersediaan sumber-
sumber dan fasilitas yang memadai seperti TV, radio, majalah, internet, dll.
Fasilitas tersebut sangat mendukung untuk menambah informasi dengan adanya
terapi relaksasi terhadap premenstrual syndrome. Faktor penguat meliputi
perilaku petugas kesehatan dalam memberi informasi untuk mengatasi masalah
kesehatan. Semua petugas kesehatan merupakan pendidik kesehatan. Jadi, petugas
kesehatan harus memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan memberi contoh
pada masyarakat (Yudi, 2009).
Menurut Notoatmodjo (2007) menjelaskan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perilaku atau praktik seseorang dimana salah satunya adalah
pendidikan kesehatan sebagai faktor predisposisi. Setelah seseorang mengalami
stimulus atau obyek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat
yang telah diketahui, proses selanjutnya diharapkan dapat melaksanakan atau
mempraktikkan apa yang diketahui dan disikapinya.
Pendidikan kesehatan tentang terapi relaksasi terhadap premenstrual
syndrome merupakan suatu upaya untuk menurunkan beberapa perubahan gejala
fisik maupun psikologis menjelang menstruasi. Terapi relaksasi dapat
menurunkan kadar hormon kortisol yang dapat menurunkan ketegangan fisiologis
sehingga menurunkan denyut nadi, tekanan darah, frekuensi pernapasan dan
keringat. Akibatnya perasaan dan emosi pada kondisi premenstrual syndrome
akan menjadi lebih tenang serta relaks (Safaria, 2009).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa setelah diberikan pendidikan
kesehatan tentang terapi relaksasi, seluruh remaja putri mengalami penurunan
perubahan gejala fisik maupun psikologis menjelang menstruasi. Hal ini didukung
oleh metode yang dipakai dalam memberikan pendidikan kesehatan yaitu
menggunakan metode ceramah dan mendemonstrasikan atau mempraktikkan
secara langsung tentang teknik-teknik pada terapi relaksasi. Materi yang
disampaikan sesuai dengan kebutuhan responden dan dalam penyampaian
pendidikan kesehatan menggunakan alat bantu berupa modul tentang teknik-
teknik pada terapi relaksasi.
Dalam melakukan penelitian, penulis menemui hambatan yang dialami yaitu
responden belum pernah diberi pendidikan kesehatan oleh sekolah yang
bersangkutan dan tidak pernah mendapatkan materi tentang pelajaran kesehatan
karena SMK Mahardhika ini merupakan Sekolah Menengah Kejuruan yang
berkompetensi pada keahlian Akuntansi dan Multimedia sehingga responden
merasa agak asing dengan beberapa materi yang disampaikan. Namun pada saat
pendidikan kesehatan dapat berlangsung dengan baik dengan adanya komunikasi
dua arah dan memaksimalkan media yang digunakan dalam proses pendidikan
kesehatan sehingga responden menjadi antusias dan dapat mengikuti pendidikan
kesehatan dengan baik hingga selesai.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Mawarni (2010) dengan judul Pengaruh Teknik Relaksasi Napas Dalam terhadap
Persalinan Kala I di Klinik Bersalin Fatimah Ali. Dan didapatkan hasil Pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Teknik Relaksasi Napas Dalam terhadap Persalinan Kala I di Klinik Bersalin
Fatimah Ali dengan t= 8,542.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rachmania (2010) dengan judul
Hubungan antara Tipe Kepribadian dengan Emosi Negatif pada Remaja yang
mengalami Premenstrual Syndrome. Dan didapatkan hasil Ada Hubungan antara
Tipe Kepribadian dengan Emosi Negatif pada Remaja yang Mengalami
Premenstrual Syndrome dengan X2= 8,984.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 47
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa terjadi penurunan premenstrual syndrome pada remaja
putri di SMK Mahardhika Surabaya setelah diberi pendidikan kesehatan
tentang terapi relaksasi.
B. Saran
1. Kepada remaja putri, setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang
terapi relaksasi diharapkan dapat menerapkan terapi relaksasi sebagai
salah satu upaya untuk menurunkan premenstrual syndrome yang
dirasakan menjelang menstruasi.
2. Kepada bidan dan tenaga kesehatan lainnya, diharapkan dapat membantu
mengatasi premenstrual syndrome dengan cara memberikan pendidikan
kesehatan tentang terapi relaksasi pada remaja putri.
3. Kepada peneliti berikutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian
tentang terapi relaksasi terhadap premenstrual syndrome dengan
menggunakan rancangan penelitian true eksperiment design.
top related