kata pengantar - · web viewpada prinsipnya air berada di sekitar sel hidup. ada ... buruk...
Post on 29-Jan-2018
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MANAJEMEN SUMBER DAYA AIR
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Kesehatan Lingkungan
Dr. Qomariyatus Sholihah, ST., M.Kes
Oleh
Nama NIM
1. Azizah Rahmasari H1E1140372. Fatimah H1E1140073. Khairunisa H1E1140454. Lidya Mardhiati H1E114047
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATFAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan karunia nikmat bagi umat-Nya,atas ridho-Nya jualah kami tim
penulis dapat menyusun makalah yang sederhana ini dengan berjudul “Manajemen
Sumber Daya Air.”
Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan dalam
pengerjaan makalah ini.
2. Bapak Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST. MT selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat.
3. Bapak Dr. Ir Syahril Taufiq M. Sc Eng selaku Dekan I Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat.
4. Bapak Ir. H. Rusliansyah M.Si selaku Dekan II Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lambung Mangkurat.
5. Bapak Nurhakim, ST.MT selaku Dekan III Fakultas Teknik Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat
6. Ibu Dr. Qomariyatus Sholihah Amd Hyp, ST. M, Kes selaku dosen mata kuliah
Kesehatan Lingkungan.
7. Teman-teman yang mendukung penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu Penulisan makalah ini.
Kami merasa dalam pemuatan makalah ini sangat jauh dari sempurna, sehingga
diharapkan saran dan kritik yang membangun untuk makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Banjarbaru, 1 April 2015
Tim penulis
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................... iii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................................3
ISI................................................................................................................................................3
2.1 Tinjauan Teoritis................................................................................................................3
2.1.1 Siklus Hidrologi..........................................................................................................3
2.1.2 Peran Air dalam Kesehatan.........................................................................................7
2.1.3 Sumber Air Baku, Sifat, dan Karakteristik Air Bersih..............................................10
2.1.4 Metode Pengolahan Air Secara Sederhana................................................................20
2.1.5 Penyakit yang Berhubungan dengan Air dan Cara Pencegahannya...........................25
2.2 Tinjauan Empiris........................................................................................................26
2.2.1 Siklus Hidrologi........................................................................................................26
2.2.2Peran Air dalam Kesehatan........................................................................................26
2.2.3 Sumber Air Baku, Sifat Dan Karakteristik Air Bersih...............................................27
2.2.4 Metode Pengolahan Air Secara Sederhana................................................................28
2.2.5 Penyakit yang Berhubungan dengan Air dan Cara Pencegahannya...........................31
BAB III......................................................................................................................................32
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................................32
BAB 4........................................................................................................................................39
PENUTUP..................................................................................................................................39
4.1 KESIMPULAN................................................................................................................39
4.2 SARAN......................................................................................................................39
Kuis............................................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................44
INDEKS.....................................................................................................................................46
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangManajemen air, atau yang lebih dikenal sebagai pengelolaan air, kurang lebih
didefinisikan sebagai suatu cara pengelolaan air dari suatu daerah aliran sungai untuk
berbagai kepentingan. Dalam hal ini, pengelolaan air yang dimaksudkan, lebih
ditekankan pada pola pembagian airnya, yang tentunya akan dihadapkan dengan
berbagai alternatif pola. Dalam memanajemen air, tentu saja tidak lepas dari siklus
hidrologi yang memudahkan dalam ilmu manajemen air karena dalam siklus hidrologi
dijelaskan bagaimana pergerakan air di bumi, mulai dari penguapan air laut, proses
kondensasi uap menjadi awan, dan proses jatuhnya air hujan ke bumi kemudian
mengalir ke dalam tanah (10).
Manajemen air sangat penting dalam proses penyediaan kebutuhan air bersih
berkualitas bagi penduduk agar bisa mencukupi kebutuhan masyarakat. Penyediaan air
ini bisa dipengaruhi oleh cepatnya laju pertumbuhan penduduk, sehingga program
pembangunan harus berkejaran dengan laju pertambahan penduduk. Pada tahun 2012
laju pertumbuhan penduduk yang masih berada pada tingkat 1,49%, merupakan
tantangan tersendiri bagi penyediaan air nasional. Apalagi kondisi geografis Indonesia
sebagai negara kepulauan yang jumlah penduduk di setiap pulaunya tidak merata
menjadi persoalan yang unik dan berbeda dengan negara-negara lainnya. Sebagaimana
diketahui, bahwa penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa (58%)
sedangkan lainnya tersebar di berbagai pulau (4). Masalah air bersih merupakan
masalah yang vital bagi kehidupan manusia. Setiap hari kita membutuhkan air bersih
untuk keperluan sehari-hari seperti minum, memasak, mandi, mencuci, kakus dan
sebagainya. Karena itu, penyediaan air bersih menjadi hal yang sangat penting untuk
dikaji mengingat air merupakan kebutuhan pokok yang selalu dikonsumsi oleh
masyarakat dan dapat berpengaruh besar pada kelancaran aktivitas masyarakat tersebut.
Keterbatasan penyediaan air bersih masyarakat yang berkualitas dapat mempengaruhi
1
kesehatan masyarakat, produktivitas ekonomi dan kualitas kehidupan masyarakat secara
keseluruhan (7).
1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana proses siklus hidrologi air berlangsung?
2. Apa saja peran air dalam kesehatan?
3. Sumber air baku, sifat dan karakteritik air bersih?
4. Bagaimana metode pengolahan air secara sederhana?
5. Apa saja penyakit yang berhubungan dengan air dan bagaimana cara
pencegahannya?
1.3 Tujuan1. Menjelaskan proses siklus hidrologi air
2. Menjelaskan peran air dalam kesehatan
3. Menjelaskan sumber air baku, sifat dan karakteritik air bersih
4. Mengetahui metode pengolahan air secara sederhana
5. Mengetahui penyakit yang berhubungan dengan air dan cara pencegahannya
2
BAB II
ISI
2.1 Tinjauan Teoritis
Manajemen air atau yang lebih dikenal sebagai pengelolaan air adalah suatu
cara pengelolaan air dari suatu daerah aliran sungai untuk berbagai kepentingan. Jadi
yang dimaksud sebagai pengelolaan air yaitu lebih ditekankan pada pola pembagian
airnya, yang tentunya akan dihadapkan dengan berbagai alternatif pola. Untuk
keperluan pengambilan keputusan, pola mana yang paling optimal dipakai riset operasi.
Dengan demikian riset operasi diartikan sebagai suatu cara pengambilan keputusan
dengan menggunakan pendekatan-pendekatan ilmiah. Riset operasi bukan hanya
dipakai di manajemen air. Bidang-bidang lain yang menyangkut perindustrian dan
perekonomian sering dijumpai pengambilan keputusan yang optimal memakai metode
ini. Tujuan dari mempelajari manajemen air adalah agar di dapat seperangkat
pengetahuan, keterampilan, pola berpikir yang menunjang dalam pengelolaan air suatu
sistem sampai pada pengambilan keputusan yang optimal.
2.1.1 Siklus HidrologiAda beberapa pendapat para ahli tentang pengertian siklus hidrologi:
1. Siklus hidrologi menurut Asdak (1995) menunjukkan gerakan air di permukaan
bumi. Siklus hidrologi yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer
kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah habis,
air akan tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk, dalam tanah sehingga
dapat dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk lain.
2. Siklus hidrologi menurut Kodoatie dan Roestajam Sjarief (2005) merupakan
konsep dasar tentang keseimbangan air secara global di bumi. Siklus ini
menunjukkan semua hal yang berhubungan dengan air. Dengan perkembangan
suatu wilayah atau kawasan, terutama perkotaan, tidak dapat dihindari adanya
pembangunan yang apabila tidak dilaksanakan secara terpadu dan menyeluruh
(terintegrasi holistik) akan mempengaruhi proses-proses alami dalam siklus
hidrologi yang akhirnya menyebabkan terganggunya keseimbangan hidrologi.
3
3. Siklus hidrologi merupakan salah satu aspek penting yang diperlukan pada
proses analisis hidrologi.
4. Siklus hidrologi menurut Suyono (2006) adalah air yang menguap ke udara dari
permukaan tanah dan laut, berubah menjadi awan sesudah melalui proses dan
kemudian jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan.
5. Siklus hidrologi menurut Soemarto (1987) adalah gerakan air laut ke udara
yang kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk
presipitasi lain dan akhirnya mengalir ke laut kembali. Dalam siklus hidrologi
ini terdapat beberapa proses yang saling terkait, yaitu proses hujan
(presipitation), penguapan (evaporation), transpirasi, infiltrasi, perkolasi, aliran
limpasan (run off), dan aliran bawah tanah.
Siklus Hidrologi ada beberapa macam, yaitu sebagai berikut :
1. Siklus pendek, dalam siklus ini hanya terdapat tiga unsure didalamnya yaitu
evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Hujan yang terjadi disini langsung turun di
laut.
2. Siklus sedang, unsure yang terdapat dalam siklus ini adalah evapotranspirasi,
kondensasi, presipitasi, surface flow, run off, infiltrasi, dan perkolasi. Hujan yang
terjadi jatuh dipermukaan tanah yang sebagian menjadi surface flow (aliran
permukaan), run off, dan sebagian lagi meresap ke dalam tanah (infiltrasi) dan
perkolasi.
3. Siklus panjang yaitu terjadi evapotranspirasi, kondensasi, presipitasi (hujan air
ataupun salju), akumulasi salju butuh waktu beberapa lama untuk mencair yang
akan mengalami beberapa proses sebelum kembali ke laut.
Air merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara
berlimpah. Namun, ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan anusia relatif
sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor. Tabel 1.1 menunjukkan bahwa lebih dari
97% air di muka bumi ini merupakan air laut yang tidak dapat digunakan oleh manusia
secara langsung. Dari 3% air yang tersisa, 2% diantaranya tersimpan sebagai gunung es
(glacier) di kutub dan uap air yang juga tidak dapat dimanfaatkan secara langsung. Air
yang benar-benar tersedia bagi keperluan manusia hanya 0,62% meliputi air yang
terdapat di danau, sungai, dan air tanah. Jika ditinjau dari segi kualitas, air yang
memadai bagi konsumsi manusia hanya 0,003% dari seluruh air yang ada.
4
Lokasi Volume (x 10x km3) Persentase (%)
1. Laut 1.320.000 – 1.370.000 97,3
2. Air Tawar
a. Gunung es (glacier) 24.000 – 29.000 2.1
b. Uap air di atmosfer 13 – 14 0.001
c. Air tanah hingga
kedalaman 4.000m
4.000 – 8.000 0.6
d. Uap air di tanah 60- 80 0.006
e. Sungai 1,2 0.00009
f. Danau asin 104 0.007
g. Danau air tawar 125 0.009
Air tawar yang tersedia selalu mengalami siklus hidrologi. Pergantian total
(replacement) air sungai berlangsung sekitar 18-20 tahun. Sedangkan pergantian uap air
yang terdapat di atmosfer berlangsung sekitar dua belas hari dan pergantian air tanah
dalam (deep groundwater) membutuhkan waktu ratusan (Miller, 1992). Air tawar yang
dapat dikonsumsi tersebar secara tidak merata karena adanya perbedaan curah hujan
(presipitasi) tahunan. Wilayah yang kaya akan air terdapat di daerah tropis dan daerah
yang memiliki empat musim atau ugahari (temperate), sedangkan wilayah yang miskin
air terdapat di daerah kering (arid dan semi-arid). Siklus hidrologi air tergantung pada
proses evaporasi dan presipitasi. Air yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi
uap air di lapisan atmosfer melalui proses evaporasi (penguapan) air sungai, danau dan
laut, serta proses evapotranspirasi atau penguapan air oleh tanaman. Uap air bergerak ke
atas hingga membentuk awan yang dapat berpindah karena tiupan angin. Ruang udara
yang mendapat akumulasi uap air secara kontinu akan menjadi jenuh. Oleh pengaruh
udara dingin pada lapisan atmosfer, uap air tersebut mengalami sublimasi sehingga
butiran-butiran uap air membesar dan akhirnya jatuh sebagai hujan. Zat yang bersifat
higroskopis (menyerap air) dapat mempercepat integrasi pengikatan molekul uapair
menjadi air. Sehingga pada pembuatan hujan buatan dilakukan penambahan zat yang
bersifat higroskopis terhadap awan (NaCl atau urea).
5
Proses evaporasi yang berlangsung di laut lebih banyak daripada proses
evaporasi di perairan daratan. Di laut, proses evaporasi juga melebihi proses presipitasi
sehingga lautan merupakan sumber air utama bagi proses presipitasi. Sebaliknya, di
daratan proses presipitasi. Air yang jatuh sebagai hujan tidak semua mencapai
permukaan tanah, karena sebagain tertahan oleh vegetasi dan bangunan. Air yang
mencapai permukaan tanah sebagian akan masuk ke dalam tanah dan menjadi air tanah
melalui proses infiltrasi, dan sebagian air yang lainnya akan mengalir ke badan air
sebagai air permukaan.
Keberadaan air Laut (km3/tahun) Darat (km3/tahun) Laut dan Darat
(km3/tahun)
Presipitasi (hujan) 324.000 99.000 423.000
Evaporasi
(penguapan air
361.000 62.000 423.000
Limpasan (run off) 37.000 -37.000 0
Kuantitas air yang mampu di serap oleh tanah sangat bergantung pada kondisi
fisik tanah, misalnya permeabilitas (daya tanah melalukan air), bobot isi (bobot tanah
6
tiap satuan volume tanah), infiltrasi (daya tanah meresapkan air), porositas (jumlah
volume udara yang terkandung dalam tanah), dan struktur tanah (bentukan hasil
penyusunan butiran-butiran tanah). Sebelum mencapai jenuh, air masih dapat diserap
oleh tanah dan akan dialirkan sebagai limpasan permukaan (surface run off) ke badan
air. Air yang masuk ke dalam tanah akan mencapai akifer.
2.1.2 Peran Air dalam KesehatanAir sangat penting bagi manusia karena berperan banyak bagi kehidupan
manusia. Air bersih banyak digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti minum,
memasak, mencuci, mandi, dan lain-lain. Bahkan, manusia akan lebih cepat meninggal
karena kekurangan air daripada karena kekurangan makanan. Sebagian besar dalam
tubuh manusia terdiri dari air. Pada tubuh air orang dewasa terdapat sekitar 55-60%
berat badan terdiri atas air, pada anak-anak sekitar 65% dan dalam tubuh bayi sekitar
80% air. Bahkan bagian terpenting dari tubuh manusia yaitu otak dan darah
mengandung air lebih banyak dari 80% yaitu otak mengandung air sebanyak 90%
sedangkan darah mengandung 95% air. Begitu pula dengan inti sel darah merah
mengandung 95% air. Begitu pula dengan inti sel darah merah mengandung 68,7% air,
hati memiliki 71,5% air dan pankreas mengandung 75% air. Pada prinsipnya air berada
di sekitar sel hidup. Ada beberapa fungsi air bagi manusia, yaitu:
1. Kebutuhan manusia terhadap air sangat komplek antara lain, mandi, mencuci,
memasak, dan air minum. Diantara semua kebutuhan tersebut yang paling penting
bagi manusia adalah kebutuhan untuk minum, untuk keperluan air minum harus
mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menjadi penyakit bagi
manusia.
2. Di dalam tubuh air berfungsi sebagai pelarut zat-zat padat seperti mineral, vitamin,
dan lain-lain untuk didistribusikan ke seluruh tubuh (Ramaiah, 2004:19).
3. Air berfungsi untuk membawa oksigen, elemen penting, hormon dan zat kimia ke
seluruh tubuh serta membawa racun dan zat buangan keluar dari sel-sel tubuh
melalui urine, keringat maupun napas (Ramaiah, 2007:66-67).
Kebutuhan tubuh akan cairan memang tidak bisa diubah. Cairan penting dalam
memelihara keseimbangan dan pengeluaran. Jika tubuh kekurangan cairan maka akan
mengalami gangguan atau dehidrasi. Dr. F. Bambang Helidj dalam bukunya “Your
Body’s Many Cries for Water” memaparkan setiap organ tubuh manusia sangat
7
bergantung dengan air. Dalam memenuhi kebutuhan cairan, sebaiknya pilihlah
minuman yang tidak menimbulkan resiko bagi kesehatan. Salah satunya adalah air putih
merupakan minuman yang terbaik. Bahkan kebutuhan air putih tidak dapat digantikan
oleh teh, kopi, minuman bersoda atau minuman beralkohol walaupun minuman tersebut
mengandung air tetapi juga mengandung bahan-bahan yang menyebabkan dehidrasi.
Akibatnya tubuh tidak hanya mengeluarkan air dan minuman tersebut tetapi juga air
yang disimpan di dalam tubuh. Konsumsi air putih yang cukup akan membuat kulit
tampak lebih segar dan terhindar dari kekeringan. Bagi tubuh air putih memiliki banyak
fungsi antara lain sebagai berikut:
1. Untuk menjaga organ tubuh tetap lembut dan sejuk karena apabila organ di dalam
tubuh kekurangan air bentuknya akan semakin menipis sehingga organ tubuh akan
kehilangan kelembaban. Bukan hanya organ penting tapi juga kulit sebagai
pembungkusnya akan kehilangan kelembaban jika kekurangan cairan.
2. Untuk menjaga agar darah dan getah bening dalam tubuh mempunyai volume dan
kekentalan yang cukup, karena bila tubuh kekurangan cairan, maka darah dan getah
bening akan menjadi kental karena cairan yang terdapat di dalam darah dan getah
bening disedot untuk kebutuhan dalam tubuh.
3. Fakta medis mengatakan bahwa 80% tubuh manusia terdiri atas air. Fungsi dari
cairan adalah untuk proses pencernaan, penyerapan, sirkulasi, produksi air ludah,
transportasi nutrisi dan menjaga suhu tubuh. Seseorang yang kekurangan air suhu
tubuhnya akan meningkat menjadi panas dan dapat menyebabkan rusaknya sel saraf
dan penurunan kondisi tubuh. Namun, bila konsumsi cairan cukup maka suhu tubuh
akan kembali normal.
4. Sebagai media yang mengatur penyerapan vitamin dan nutrisi ke seluruh tubuh
karena dengan mengonsumsi air putih yang kaya akan mineral, vitamin akan mudah
diserap oleh tubuh melalui aliran darah.
5. Mengkonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup setiap hari akan memperlancar
sistem pencernaan dan menghindari penyakit seperti maag dan sembelit. Di samping
itu pembakaran kalori juga menjadi lebih efisien.
6. Air yang dikonsumsi sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit.
Dengan mengonsumsi air putih yang cukup maka akan membantu sel-sel kulit tetap
sehat dan kulit akan tetap halus dan lembab. Sebaliknya jika tubuh kekurangan cairan
8
maka kulit akan menjadi kasar, kering, kusam, berkerut dan tidak segar serta cepat
tua.
7. Air adalah perisai ampuh untuk melindungi ginjal. Karena air akan mengeluarkan
semua zat buangan yang ada di dalam ginjal yaitu dengan cara membanjirinya,
sehingga zat-zat tidak mengendap dan keluar dengan cara didorong oleh air yang
diminum dan keluar dalam bentuk urine. Ketika tubuh tidak memiliki cukup air,
konsentrasi urine, warna, dan bau akan lebih kental karena ginjal harus menyerap
cairan ekstra untuk menjalankan fungsinya.
8. Jika otot terasa nyeri dan lelah itu merupakan pertanda bahwa tubuh mengalami
kekurangan air, ketika sel-sel otot tidak memiliki cairan yang cukup, sel tidak
berfungsi dengan baik dan kemampuannya berkurang. Oleh karena itu, minum
banyak air sebelum dan sesudah berolahraga diperlukan untuk mnggantikan cairan
tubuh yang hilang.
9. Dengan mengonsumsi 2-4 gelas air hangat kuku pada pagi hari akan membantu
untuk metabolisme pada proses pembakaran lemak dalam tubuh sehingga
memperlancar dan mempercepat penurunan berat badan, atau dengan cara minum air
putih sebelum makan akan membuat perut terasa kenyang sehingga mengurangi
jumlah porsi makan yang akan dikonsumsi.
10. Sendi-sendi tulang bahkan otot tidak akan berfungsi dengan baik jika tidak terdapat
pelumas yang dihasilkan air yang membantu melenturkan tubuh.
11. Asupan cairan yang cukup akan membuat makanan yang melewati saluran cerna
dapat mengalir dan mencegah terjadinya konstipasi. Ketika tubuh mengalami
kekurangan cairan usus akan menyerap cairan dari feses atau tinja maka terjadilah
sembelit.
12. Air putih membantu memperlambat tumbuhnya zat-zat penyebab kanker dan
membantu mencegah penyakit batu ginjal dan hati.
13. Air putih berguna untuk memelihara kesehatan jantung.
14. Air panas tidak hanya digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kulit tapi juga
efektif untuk mengobati lumpuh seperti stroke. Karena air akan membantu
memperkuat kembali otot-otot dan ligamen serta memperlancar sistem peredaran
darah dan sistem pernapasan.
9
15. Para dokter menyarankan untuk membiasakan diri mengonsumsi air 8-10 gelas setiap
hari agar metabolisme tubuh berjalan normal. Jumlah air yang menurun dalam tubuh
menyebabkan fungsi organ tubuh juga menurun dan mudah terganggu oleh bakteri,
virus, dan penyebab munculnya penyakit yang lain.
16. Air putih membantu mempersiapkan tubuh menghadapi perubahan tubuh secara
psikologis dari efek samping dan rasa tidak nyaman selama kehamilan. Air juga
dibutuhkan untuk membawa nutrisi dari darah ke janin dalam kandungan. Sehingga
dibutuhkan sekitar satu gelas air setiap jamnya. Selain itu dengan mengonsumsi air
putih akan mencegah terjadinya kelahiran prematur serta menghindari terjadinya
morning sickness.
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Tiga per
empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Manusia tidak dapat bertahan hidup lebih
dari 4-5 hari tanpa minum air. Air merupakan zat paling parah akibat pencemaran.
Penyakit yang mnyerang manusia dapat ditularkan dan disebarkan melalui air. Penyakit
tersebut merupakan akibat semakin tingginya kadar pencemar yang memasuki air. Air
yang tercemar tidak bisa digunakan langsung untuk kehidupan sehari-hari. Namun
kebanyakan sumber air di kota-kota besar adalah sumber air yang sudah tercemar
sehingga butuh perlakuan khusus untuk mengolah air yang telah tercemar menjadi air
baku yang aman digunakan untuk kehidupan sehari-hari.
2.1.3 Sumber Air Baku, Sifat, dan Karakteristik Air BersihAir merupakan kebutuhan penting dalam proses produksi dan kegiatan dalam
suatu industri. Oleh karena itu, diperlukan penyediaan air bersih yang secara kualitas
memenuhi standar yang berlaku dan secara kuantitas dan kointinuitas harus memenuhi
kebutuhan industri sehingga proses produksi tersebut dapat berjalan dengan baik.
Dengan adanya standar baku mutu untuk air bersih industri, setiap industri memiliki
pengolahan air sendiri-sendiri sesuai kebutuhan industri. Air baku adalah air bersih yang
dipakai untuk keperluan air minum, rumah tangga, dan industri. Air siap
dikonsumsi(portable water) adalah air yang aman dan sehat karena air rentan terhadap
penyebaran penyakit yang disebarkan melalui air(water borne desease). Adapun sumber
air baku adalah air permukaan, mata air, dan air tanah. Sedangkan macam-macam air
baku di alam adalah air sungai, air danau/waduk, rawa, air tanah dan mata air serta air
laut. Sumber air baku memegang peranan sangat penting dalam industri air minum. Air
10
baku atau raw water merupakan awal dari suatu proses dalam penyediaan dan
pengolahan air bersih. Berdasarkan SNI 6773:2008 tentang spesifikasi unit paket
instalasi pengolahan air dan SNI 6774:2008 tentang Tata Cara perencanaan unit paket
instalasi pengolahan air pada bagian istilah dan definisi yang disebut dengan air baku
adalah:
“Air yang berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan air hujan yang
memenuhi ketentuan baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum”.
Sumber air baku bisa berasal dari sungai,danau, sumur air dalam, mata air dan
bisa juga dibuat dengan cara membendung air buangan atau air laut. Evaluasi dan
pemilihan sumber air yang layak harus berdasar dari ketentuan berikut:
1. Kualitas dan kuantitas air yang diperlukan
2. Kondisi iklim
3. Tingkat kesulitan pada pembangunan intake
4. Tingkat keselamatan operator
5. Ketersediaan biaya minimum operasional dan pemeliharaan untuk IPAM
6. Kemungkinan terkontaminasinya sumber air pada masa yang akan datang
7. Kemungkinan untuk memperbesar intake pada masa yang akan datang
Disebutkan diatas bahwa tidak semua air baku bisa diolah oleh Instalasi Pengolahan
Air Minum (IPAM) adalah:
1. Kekeruhan, maximum 600 NTU (Nephelometric turbidity unit) atau 400mg/l SiO2
2. Kandungan warna asli (appearent colour) tidak melebihi dari 100 Pt Co dan Warna
sementara mengikuti kekeruhan air baku.
3. Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat air baku sesuai PP No. 82 tahun 2000
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
4. Dalam hal air sungai daerah tertentu mempunyai kandungan warna, besi, dan atau
bahan organik melebihi syarat tersebut diatas tetapi kekeruhan rendah (<50 NTU)
maka digunakan IPA system DAF (Dissolved Air Flotation) atau system lainnya
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Berikut ini adalah sumber air baku yang harus diolah terlebih dahulu
berdasarkan petunjuk dari Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT)
Provinsi Jawa Timur yakni:
11
1. Mata air
Mata air merupakan sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debit airnya
sulit diduga kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka waktu yang lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells)
Sumur dangkal yaitu sumber air hasil penggalian atau pengeboran yang
kedalamannya kurang dari 40 meter. Salah satu bagian dari sumur dangkal adalah
sumur galian, sumur ini berupa lubang yang digali hingga permukaan air tanah,
karena sulitnya melakukan pengalian di bawah permukaan air tanah maka sumur
galian tidak dapat menembus cukup dalam untuk mengeluarkan air yang lebih
besar. Maka bila permukaan air tanah turun selama kemarau, sumur galian pun
menjadi kering (Linsley, 1991).
3. Sumur dalam (deep wells)
Sumur dalam yaitu sumber air hasil pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40
meter.
4. Sungai
Sungai merupakan saluran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah
pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang
didapatkan dari sungai harus diolah terlebih dahulu karena kemungkinantercemar
polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung air (lake and reservoir)
Danau dan penampung air merupakan unit penampung air dalam jumlah tertentu
yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan.
Air yang tercemar baik secara fisik, kimiawi maupun mikrobiologi, apabila
diminum atau digunakan untuk masak, mandi dan mencuci, dapat menimbulkan
penyakit atau gangguan kesehatan. Penyakit atau gangguan kesehatan yang dapat timbul
karena air yang tercemar dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu penyakit menular dan
penyakit tidak menular.Agar kita terhindar dari penyakit dan gangguan kesehatan maka
kita harus meminum air yang memang digunakan untuk diminum.Air minum adalah air
yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Sedangkan
air bersih adalah air yang dipergunakan dalam keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila dimasak terlebih dahulu. Air
dapat dikatakan sebagai air bersih apabila memenuhi 4 syarat yaitu syarat fisik, kimia,
12
biologis dan radioaktif sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 907/Menkes/SK/VII/2002 yaitu :
1. Syarat fisik
Syarat fisik kualitas air bersih ditentukan oleh faktor-faktor kekeruhan (turbidity),
warna,bau, rasa dan kejernihan air.
2. Syarat kimia
Syarat kimia kualitas air bersih yaitu tidak terdapat bahan kimia tertentu seperti
arsen(As), besi (Fe), fluorida (F), chlorida (C), kadar merkuri (Hg), dan lain –lain.
3. Syarat Biologis
Syarat biologis kualitas air bersih ditentukan dengan adanya mikroorganisme
patogen maupun non patogen seperti bakteri, virus, protozoa.Mikroorganisme coli
digunakan sebagai indikator untuk mengetahui air telah terkontaminasi oleh bahan
buangan organik.
4. Syarat Radioaktif
Syarat radioaktif kualitas air bersih yaitu tidak terdapat bahan buangan di dalam air
yang memberikan emisi sinar radioaktif. Apabila terdapat radioaktifitas dalam suatu air
maka akan membahayakan bagi kesehatan manusia maupun hewan yang meminum air
tersebut.
Sedangkan syarat-syarat sumber mata air yang bisa digunakan sebagai air bersih
adalah sebagai berikut :
1. Jernih
Air yang memiliki kualitas harus memenuhi syarat fisik yaitu jernih atau tidak
keruh. Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran dari bahan tanah liat.
Semakin banyak kandungan tanah liat dalam air maka akan semakin keruh. Derajat
kekeruhan dinyatakan dengan satuan unit.
2. Tidak Berwarna
Air yang digunakan untuk keperluan rumah tangga harus berwarna bening (tidak
berwarna).Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang
berbahaya bagi kesehatan.
3. Tidak berasa
Secara fisik, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau
asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik untuk digunakan. Rasa
13
asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa
asam disebabkan adanya asam organik maupun asam anorganik dalam air.
4. Tidak Berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari
dekat.Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami
penguraian oleh mikroorganisme air.
5. Temperatur Normal
Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur udara (200-260C).
Air yang secara mencolok mempunyai temperatur diatas atau dibawah temperatur
udara berarti mengandung zat-zat tertentu yang mengeluarkan energi dalam air.
6. Tidak Mengandung Zat Padatan
Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada penguapan dan
pengeringan pada suhu 103-105oC
(Kusnaedi, 2004)
Sedangkan berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia
Nomor416/MENKES/PER/IX/1990, persyaratan fisik air adalah sebagai berikut:
No Parameter Satuan Kadar
Maksimum
1 Bau - -
2 Jumlah zat padat terlarut (TDS) Mg/L 1500
3 Kekeruhan Skala NTU 25
4 Rasa - -
5 Suhu 0C Suhu udara ±30C
6 Warna Skala TCU 50
Kualitas air tergolong baik bila memenuhi persyaratan kimia sebagai berikut:
a. pH netral
pH adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau
basa sesuatu larutan (Sutrisno, 2004). Skala pH diukur dengan pH meter atau lakmus.
Air murni mempunyai pH 7.Apabila pH air di bawah 7 berarti air tersebut bersifat
asam, sedangkan bila diatas 7 air tersebut bersifat basa (rasanya pahit) (Kusnaedi,
2004).
14
b. Tidak mengandung bahan kimia beracun
Ciri-ciri air yang berkualitas baik yaitu tidak mengandung bahan kimia beracun di
dalam air seperti sianida, sulfida, dan fenolik (Kusnaedi, 2004)
c. Tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam
Air yang berkualitas baik tidak mengandung garam-garam atau ion-ion logam seperti
Fe, Mg, Ca, K, Hg, Zn, Cl, Cr, dan lain-lain (Kusnaedi, 2004)
d. Kesadahan Rendah
Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion (kation) logam
valensi dua (Sutrisno, 2004). Tingginya kesadahan berhubungan dengan garam-
garam yang terlarut didalam air terutama garam Calsium (Ca) dan Magnesium (Mg)
(Kusnaedi, 2004)
e. Tidak Mengandung Bahan Kimia Organik
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990,
persyaratan kimia air adalah sebagi berikut :
Tabel 2.2 Persyaratan Kualitas Kimia Air Bersih
No Parameter Satuan Kadar
Maksimum
1 Air Raksa mg/L 0,001
2 Arsen mg/L 0,05
3 Besi mg/L 1,0
4 Flourida mg/L 1,5
5 Kadmium mg/L 0,005
6 Kesadahan (CaCO3) mg/L 500
7 Khlorida mg/L 600
8 Kromium mg/L 0,05
9 Mangan mg/L 0,5
10 Nitrat, sebagai N mg/L 10
11 Nitrit, seagai N mg/L 1,0
12 pH - 6,5-9,0
13 Selenium mg/L 0,01
14 Seng mg/L 15
15 Sianida mg/L 0,1
15
16 Sulfat mg/L 400
17 Timbal mg/L 0,05
Air yang bersih tidak boleh mengandung Coliform. Air yang mengandung
golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia (Sutrisno, 2004).
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990,
persyaratan bakteriologi air bersih adalah dilihat dari Coliform tinja per 100 ml sampel
air dengan kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 50 MPN/100 ml air .
Menurut Suripin (2002), yang dimaksud air bersih yaitu air yang aman (sehat)
dan baik untuk diminum, tidak berwarna, tidak berbau, dengan rasa yang segar.
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1405/Menkes/Sk/XI/2002, bahwa air bersih adalah air yang dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila
dimasak. Dan menurut Kondoatie (2003), mengatakan bawah air bersih adalah air yang
kita pakai sehari-hari untuk keperluan mencuci, mandi, memasak dan dapat diminum
setelah dimasak. Dimana air yang dihasilkan PDAM pun bukan merupakan air minum
yang langsung dapat diminum seperti air minum dari kemasan melainkan masih pada
tingkat air bersih, karena air dari PDAM dapat kita minum setelah dimasak terlebih
dahulu.Air bersih dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan paling
esensial daripada kebutuhan lain. Manusia mungkin bisa tidak makan dalam sehari tapi
tidak minum selama sehari mengakibatkan manusia mengalami dehidrasi. Dalam sehari,
manusia minimal meminum air sebanyak 8 gelas, sehingga kita perlu memenuhinya
dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Selain untuk dikonsumsi, air bersih juga
dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup
melalui upaya peningkatan derajat kesehatan (Sutrisno, 1991:1). Kualitas air bersih
apabila ditinjau berdasarkan kandungan bakterinya menurut SK. Dirjen PPM dan PLP
No. 1/PO.03.04.PA.91 dan SK JUKLAK pedoman kualitas air tahun 2000/2001, dapat
dibedakan kedalam lima kategori sebagai berikut:
1. Air bersih kelas A kategori baik mengandung total Coliform kurang dari 50
2. Air bersih kelas B kategori kurang baik mengandung total Coliform 51-100
16
3. Air bersih kelas C kategori jelek mengandung total Coliform 101-1000
4. Air bersih kelas D kategori amat jelek mengandung total coliform 1001-2400
5. Air bersih kelas E kategori sangat amat jelek mengandung total Coliform > 2400
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas
air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Syarat fisik: air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa, suhu antara 100 – 250 C (sejuk).
2. Syarat kimiawi: tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun,
tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup yodium, pH air
antara 6,5 – 9,239
3. Syarat bakteriologi: tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti
disentri, kolera dan bakteri patogen penyebab penyakit (Mulia, 2005).
Dari uraian diatas menurut Suriawiria (2005), bahwa memenuhi syarat tidaknya
kualitas air untuk keperluan kehidupan ditentukan oleh ketentuan dan persyaratan secara
fisik, kimia dan bakteriologi. Ketiga persyaratan tersebut tidak bisa dipisah sehingga
apabila salah satu syaratnya tidak sesuai maka air tersebut sudah termasuk ke dalam
golongan air yang tidak bersih.Penyediaan air bersih dengan kualitas yang buruk akan
mengakibatkan dampak yang buruk juga untuk kesehatan sehingga kualitas air bersih
harus terkontrol dan terjamin agar tidak menghasilkan penyakit. Penyediaan air bersih
harus dapat melayani sebagian besar/ seluruh masyarakat, agar masyarakat yang terkena
penyakit yang berkenaan dengan air dapat diturunkan. Hal ini tidak hanya dapat
dilakukan oleh pemerintah sebagai pelayan masyarakat melainkan semua pihak
termasuk masyarakat itu sendiri dapat melakukan asal ada niat dan tekat yang tumbuh
untuk mengetahui pentingnya hidup sehat dengan salah satunya menggunakan air
bersih.
Di Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu kepada
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416 tahun 1990 tanggal 3 September 1990 tentang
syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Dalam peraturan tersebut standar air bersih
dapat dibedakan menjadi empat ketegori, yaitu :
1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.
2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
17
3. Persyaratan kualitas air untuk air kolam renang.
4. Persyaratan kualitas air untuk air pemandian umum.
Penyediaan air bersih di Indonesia untuk masyarakat dilakukan masyarakat itu
sendiri dan oleh PDAM. Dimana Kualitas air baik yang dihasilkan oleh sumber yang
ada dimasyarakat ataupun oleh PDAM sampai saat ini belum semuanya memenuhi
syarat yang ditentukan. Hal ini diperlukan sekali pengawasan dan pengontrolan atas
kualitas air bersih. Karena air bersih digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti
minum, memasak, mencuci dan lain-lain.Dalam mendapatkan air bersih yang dapat
memenuhi standar diatas, sangat dibutuhkan sumber air baku yang baik juga. Dengan
sumber air baku yang baik akan dihasilkan kualitas air bersih yang kualitasnya dapat
memenuhi syarat dengan biaya pengolahan yang tidak terlalu mahal.Penyediaan air
selain kuantitasnya, kualitasnya pun juga harus memenuhi standar yang berlaku. Dalam
hal air bersih, sudah merupakan praktek umum bahwa dalam menetapkan kualitas dan
karakteristik dikaitkan dengan suatu baku mutu air tertentu (Standar kualitas air). Untuk
memperoleh gambaran yang nyata tentang karakteristik air baku, sering kali diperlukan
pengukuran sifat-sifat air atau biasa disebut parameter kualitas air yang beraneka ragam.
Formulasi-formulasi yang dikemukakan dalam angka-angka standar tentu saja
memerlukan penilaian yang kritis dalam menetapkan sifat-sifat dari tiap parameter
kualitas air.Standar kualitas air adalah baku mutu yang ditetapkan berdasarkan sifat-
sifat fisik, kimia, radioaktif maupun bakteriologis yang menunjukkan persyaratan
kualitas air tersebut. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun
2001Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air, air menurut
kegunaannya digolongkan menjadi :
Kelas I : Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum
atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
Kelas II : Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, Peternakan, air untuk
mengairi pertanaman atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut.
18
Kelas III : Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman atau peruntukan
lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
KARAKTERISTIK FISIK AIR
1. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan
organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan
oleh buangan industri.
2. Temperatur
Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar
oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap
akibat degradasi anaerobic yang mungkin saja terjadi.
3. Warna
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi
yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-
tumbuhan.
4. Solid (Zat padat)
Kandungan zat padat menimbulkan bau busuk, juga dapat meyebabkan turunnya
kadar oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari
kedalam air.
5. Bau dan rasa
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta
oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh
adanya senyawa-senyawa organik tertentu.
KARAKTERISTIK KIMIA AIR
1. pH
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan
efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk
molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.
2. DO (Dissolved Oxygent)
19
DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan
absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin
baik. Satuan DO biasanya dinyatakan dalam persentase saturasi.
3. BOD (Biological Oxygent Demand)
BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air
buangan secara biologi. BOD dan COD digunakan untuk memonitoring
kapasitas self purification badan air penerima.
4. COD (Chemical Oxygent Demand)
COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-
bahan organik secara kimia.
5. Kesadahan
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun,
namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian
untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam
air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya
kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.
6. Senyawa-senyawa kimia yang beracun
Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun
terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l).
Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau
ligam, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen
terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia.
2.1.4 Metode Pengolahan Air Secara SederhanaAir yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air bersih. Secara alami
bumi melakukan permbersihan air. Kegiatan pembersihan air ini berupa penguapan oleh
awan dan penyaringan oleh tanah. Kebututuhan air akan terus meningkat seiring
pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri, hal ini mengakibatkan kualitas dan
kuantitas air bersih menurun. Saat ini banyak dilakukan penelitian untuk meningkatkan
kualitas air. Aplikasi pengolahan air berkembang mulai dari yang sederhana sampai
yang rumit, baik melalui pengolahan secara kimia, fisika, dan biologi, juga ada beberapa
teknologi pengolahan air yang menggunakan bahan alami.
20
Ada beberapa teknologi pengolahan air yang menggunakan bahan alami. Bahan
alami yang di gunakan dalam pengolahan air antara lain:
Pasir silica yang di gunakan sebagai penyaring partikel kasar
Zeolit (batuan) untuk penyerap logam berat
Kelor (Daun/biji) sebagai pengumpal dan penyerap logam berat
Eceng gondok (tumbuhan) sebagai penyerap racun dan logam berat
Citosan (kulit udang) sebagai penyerap racun dan logam berat
Bahan buatan yang umum di gunakan antara lain
1. Karbon aktif
2. Resin penukar ion (ion exchanger)
3. Reverse osmosis (membrane osmosis)
4. Ozonizer
Prinsip teknologi pengolahan air ada empat macam yaitu karbon aktif, resin
penukar ion, ozonizer, dan reverse osmosis. Karbon aktif merupakan arang yang
diaktifkan baik dengan menggunakan bahan kimia atau dengan cara dipanaskan. Karbon
aktif memiliki pori-pori yang sangat efektif dalam mengikat bahan organik, selain itu
juga mampu mengikat logam seperti kapur dan menurunkan kadar logam berat. Prinsip
teknologi pengolahan air yang kedua yaitu resin penukar ion (ion exchanger). Resin
penukar ion ini terbagi menjadi dua, yaitu resin penukar kation dan resin penukar anion.
Prinsip yang ketiga yaitu reverse osmosis. Reverse osmosis dewasa ini lebih populer
digunakan sebagai metode pengolahan air yang paling baik. Hal ini dikarenakan metode
ini dapat menyaring ion-ion logam berat yang lebih sulit disaring ketimbang partikel
halus, sehingga lebih terjamin kualitas air yang dihasilkannya. Prinsip yang terakhir
adalah ozonizer. Ozonizer adalah metode yang digunakan untuk menghancurkan bahan-
bahan organik yang terlarut dalam air. Gunanya agar air yang diolah terbebas dari
kuman dan bakteri.
Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari tiga aspek, yaitu pengolahan air
secara fisika, kimia, dan biologi. Pengolahan secara fisika biasanya dilakukan secara
mekanis tanpa adanya tambahan bahan atau zat kimia. Contohnya adalah pengendapan,
filtrasi atau penyaringan, adsorpsi, dan lain-lain. Pengolahan secara kimiawi biasanya
digunakan bahan-bahan kimia seperti klor, tawas, dan lain-lain. Biasanya bahan-bahan
21
kimia tersebut digunakan untuk menyisihkan logam berat yang terlarut dalam air.
Kemudian pada pengolahan secara biologis, biasanya digunakan mikroorganisme
sebagai media pengolahnya. Mikroorganisme yang digunakan adalah spesies tertentu
yang diketahui mampu mengurangi kadar zat pencemar yang terlarut dalam air.
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan (secara fisika) terhadap
air buangan, sebaiknya bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah
mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan
(screening) merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan
tersuspensi yang berukuran besar. Sedangkan bahan tersuspensi yang mudah
mengendap dapat disisihkan dengan proses pengendapan. Hal yang diutamakan dalam
proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendapnya partikel dan waktu detensi
hidrolis di dalam bak pengendap. Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan
bahan-bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu
proses pengolahan berikutnya. Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan
bahan-bahan tersuspensi (clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge
thickening) dengan memberikan aliran udara ke atas (air flotation). Proses filtrasi di
dalam pengolahan air buangan biasanya dilakukan sebelum proses reverse osmosis agar
partikel tersuspensi bisa disisihkan sebanyak-banyaknya sehingga tidak mengganggu
proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan dalam proses osmosis.
Proses adsorbsi yang biasanya menggunakan karbon aktif, dilakukan untuk
menyisihkan senyawa aromatik (misalnya fenol) dan senyawa organik terlarut lainnya,
kecuali jika air buangan tersebut ingin dimanfaatkan kembali. Teknologi membran
(reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit pengolahan kecil, terutama jika
pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali air yang diolah. Selain itu, biaya
instalasi dan operasinya sangat mahal.
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan
partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa
fosfor, dan zat organik beracun dengan menambahkan bahan kimia tertentu yang
diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui
perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah
diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi-reduksi, dan
juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi. Pengendapan bahan tersuspensi yang tak
22
mudah larut dilakukan dengan membubuhkan elektrolit yang mempunyai muatan yang
berlawanan dengan muatan koloidnya agar terjadi netralisasi muatan koloid tersebut,
sehingga akhirnya dapat diendapkan. Penyisihan logam berat dan senyawa fosfor
dilakukan dengan membubuhkan larutan alkali (air kapur misalnya) sehingga terbentuk
endapan hidroksida logam-logam tersebut atau endapan hidroksiapatit. Endapan logam
tersebut akan lebih stabil jika pH air > 10,5 dan untuk hidroksiapatit pada pH > 9,5.
Khusus untuk krom heksavalen, sebelum diendapkan sebagai krom hidroksida
[Cr( OH)3], terlebih dahulu direduksi menjadi krom trivalent dengan membubuhkan
reduktor (FeSO4, SO2, atau Na2S2O5). Penyisihan bahan-bahan organik beracun
seperti fenol dan sianida pada konsentrasi rendah dapat dilakukan dengan
mengoksidasinya dengan klor (Cl), 2kalsium permanganat, aerasi, ozon hidrogen
peroksida. Pada dasarnya kita dapat memperoleh efisiensi tinggi dengan pengolahan
secara kimia tetapi biaya pengolahan menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia.
Pada pengolahan secara biologi, semua air buangan yang bersifat biodegradable
dapat diolah. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara biologi dipandang
sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam beberapa dasawarsa telah
berkembang berbagai metode pengolahan biologi dengan segala modifikasinya. Pada
dasarnya, reaktor pengolahan secara biologi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu
reaktor pertumbuhan tersuspensi (suspended growth reaktor) dan reaktor pertumbuhan
lekat (attached growth reaktor). Di dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi,
mikroorganisme tumbuh dan berkembang dalam keadaan tersuspensi. Di dalam reaktor
jeni ini lah berlangsung proses lumpur aktif. Proses lumpur aktif terus berkembang
dengan berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi.
Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, oxidation ditch mempunyai
beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90%
(dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit . Selain efisiensi
yang lebih tinggi (90%-95%), kontak stabilisasi mempunyai kelebihan yang lain, yaitu
waktu detensi hidrolis total lebih pendek (4-6 jam). Proses kontak-stabilisasi dapat pula
menyisihkan BOD tersuspensi melalui proses absorbsi di dalam tangki kontak sehingga
tidak diperlukan penyisihan BOD tersuspensi yang harus diolah terlebih dahulu. Kolam
oksidasi dan lagoon, baik yang diaerasi maupun yang tidak, juga termasuk dalam jenis
reaktor pertumbuhan tersuspensi. Untuk iklim tropis seperti Indonesia, waktu detensi
23
hidrolis selama 12-18 hari di dalam kolam oksidasi maupun dalam lagoon yang tidak
diaerasi, cukup untuk mencapai kualitas efluen yang dapat memenuhi standar yang
ditetapkan. Di dalam lagoon yang diaerasi cukup dengan waktu detensi 3-5 hari saja.
Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media pendukung
dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya.
Air merupakan bagian dari lingkungan yang tidak dapat terpisahkan dari
kehidupan manusia.Dalam penggunaannya, air dapat menjadi penyebab terjadinya
penyakit. Air sebagai penyebab terjadinya penyakit dibagi ke dalam 4 (empat) cara
yaitu ; air sebagai penyebar mikroba patogen, air sebagai sarang vektor penyakit,
kurangnya ketersediaan air bersih, dan air sebagai sarang hospes sementara. Sebagai
penyebar mikroba patogen, air secara langsung menyebarkan penyakit dan hanya dapat
menyebar apabila mikroba penyebab terjadinya penyakit masuk ke dalam sumber air
yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, misalnya air sungai
yang tercemar.Jenis mikroba yang ada di dalam air yaitu virus, bakteri, protozoa dan
metazoa.Penyakit yang disebabkan karena mikroba patogen ini seperti cholera, thypus
abdominalis, hepatitis A, poliomyelitis, dysentry.Keluhan yang dapat muncul seperti
mencret dan kotoran berlendir.Sebagai sarang vektor penyakit, air berperan sebagai
sarang insekta yang menyebarkan penyakit pada masyarakat. Insekta tersebut
merupakan vektor penyakityang mengandung penyebab penyakit.Penyebab penyakit
dalam tubuh vektor dapat berubah bentuk, berupa fase pertumbuhan ataupun bertambah
banyak atau tidak mengalami perubahan apa-apa.Penyakit yang dapat muncul seperti
filariasis, demam berdarah, dan malaria.Kurangnya penyediaan air bersihuntuk menjaga
kebersihan diri, dapat menimbulkan berbagai penyakit pada kulit dan mata.Hal ini
terjadi karena bakteri yang ada pada kulit dan mata mempunyai kesempatan untuk
berkembang dan akhirnya menjadi penyakit.Keluhan yang dapat muncul seperti kulit
merah, gatal-gatal dan mata merah, gatal dan berair.Sebagai sarang hospes sementara,
artinya air menjadi tempat hidup dan berkembang bagi hewan perantara bibit
penyakit.Penyakit yang dapat muncul adalah schistosomiasis dan dracontiasis.
(Soemirat:2007)
2.1.5 Penyakit yang Berhubungan dengan Air dan Cara PencegahannyaAir merupakan bagian dari lingkungan yang tidak dapat terpisahkan dari
kehidupan manusia.Dalam penggunaannya, air dapat menjadi penyebab terjadinya
24
penyakit. Air sebagai penyebab terjadinya penyakit dibagi ke dalam 4 (empat) cara
yaitu (Soemirat, 2007) :
(1) Air Sebagai Penyebar Mikroba Patogen (Water Borne Disease)
Penyakit disebarkan secara langsung oleh air dan hanya dapat menyebar apabila
mikroba penyebab terjadinya penyakit masuk ke dalam sumber air yang digunakan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Jenis mikroba yang ada di
dalam air yaitu virus, bakteri, protozoa dan metazoa.Penyakit yang disebabkan
karena mikroba patogen ini seperti cholera, thypus abdominalis, hepatitis A,
poliomyelitis, dysentry.Keluhan yang dapat muncul seperti mencret dan kotoran
berlendir.
(2) Air Sebagai Sarang Vektor Penyakit (Water Related Insecta Vector)
Air dapat berperan sebagai sarang insekta yang menyebarkan penyakit pada
masyarakat. Insekta sedemikian disebut sebagai vektor penyakit. Vektor penyakit
yang sedemikian dapat mengandung penyebab penyakit. Penyebab penyakit dalam
tubuh vektor dapat berubah bentuk, berupa fase pertumbuhan ataupun bertambah
banyak atau tidak mengalami perubahan apa-apa. Penyakit yang dapat muncul
seperti filariasis, demam berdarah, dan malaria.
(3) Kurangnya Penyediaan Air Bersih (Water Washed Disease)
Kurang tersedianya air bersih untuk menjaga kebersihan diri, dapat menimbulkan
berbagai penyakit kulit dan mata.Hal ini terjadai karena bakteri yang ada pada kulit
dan mata mempunyai kesempatan untuk berkembang.Keluhan yang dapat muncul
seperti kulit merah, gatal-gatal dan mata merah, gatal dan berair.
(4) Air Sebagai Sarang Hospes Sementara (Water Based Disease)
Penyakit ini memiliki host perantara yang hidup di dalam air. Penyakit yang dapat
muncul adalah schistosomiasis dan dracontiasis.
2.2 Tinjauan Empiris
2.2.1 Siklus HidrologiSiklus hidrologi menunjukkan gerakan air di permukaan bumi. Selama
berlangsungnya Siklus hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer
kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah habis, air
25
akan tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk, dalam tanah sehingga dapat
dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk lain. Macam-macam siklus hidrologi adalah
siklus pendek, siklus sedang, dan siklus panjang. Siklus pendek, dalam siklus ini hanya
terdapat tiga unsur di dalamnya yaitu evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Hujan yang
terjadi disini langsung turun di laut. Siklus sedang, unsur yang terdapat dalam siklus ini
adalah evapotranspirasi, kondensasi, presipitasi, surface flow, run off, infiltrasi, dan
perkolasi. Hujan yang terjadi jatuh di permukaan tanah yang sebagian menjadi surface
flow (aliran permukaan), run off dan sebagian lagi meresap ke dalam tanah (infiltrasi)
dan perkolasi. Siklus panjang yaitu terjadinya proses evapotranspirasi, kondensasi,
presipitasi (hujan air ataupun salju). Akumulasi salju butuh waktu beberapa lama untuk
mencair yang akan mengalami beberapa proses lagi sebelum kembali ke laut.
2.2.2Peran Air dalam KesehatanDalam tinjauan empiris mengenai peran air dalam kesehatan ini, pemakalah
meninjau jurnal yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat
Mengonsumsi Air Putih Bagi Kesehatan Tubuh di Desa”. Adapun tujuan penelitian
pada jurnal ini adalah untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang syarat air
minum yang memenuhi standar kesehatan berdasarkan pengetahuan, mengetahui
pengetahuan masyarakat tentang bahaya yang ditimbulkan jika tubuh mengalami
kekurangan cairan berdasarkan pendidikan, mengetahui pengetahuan masyarakat
tentang manfaat mengonsumsi air putih bagi kesehatan tubuh berdasarkan pekerjaan dan
sumber informasi. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu pengetahuan,
pendidikan, pekerjaan, dan sumber informasi. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah manfaat mengonsumsi air putih bagi kesehatan tubuh. Penelitian dalam jurnal ini
bersifat deskriptif, artinya penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memberi
gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang langsung didapat dari jawaban
kuisioner yang diberikan kepada responden. Kemudian data yang didapat dianalisa
dengan analisa univarat, yaitu untuk mengetahui distribusi frekuensi dari subvariabel
yang diteliti sehingga dapat diketahui gambaran dari subvariabel. Dari sampel sebanyak
66 orang responden, hasilnya berdasarkan pengetahuan, masyarakat yang
berpengetahuan baik sebanyak 16 orang yaitu 24,24%, masyarakat berpengetahuan
cukup sebanyak 12 orang yaitu 18,18 persen, masyarakat berpengetahuan kurang
26
sebanyak 26 orang yaitu 39,4%, dan masyarakat yang berpengetahuan sangat kurang
sebanyak 12 orang yaitu 18,18%.
2.2.3 Sumber Air Baku, Sifat Dan Karakteristik Air BersihAir adalah bagian dari kehidupan dipermukaan bumi, baik itu air tanah maupun
air permukaan. Air sebagai materi yang sangat esensial bagi kehidupan di muka bumi
digunakan untuk berbagai aktivitas kehidupan, disekitar daerah Makassar terdapat
beberapa sungai atau anak sungai yang semuanya mengalir ke Selat Makassar, salah
satu sungai yang terdapat di Makassar yaitu Sungai Tallo, Sungai Tallo mengalir
disekitar daerah Nipah, Kantisan, Bontosungi, Kera-kera, Lakkang, dan disekitar jalan
tol. Disekitar Sungai Tallo tersebut terdapat beberapa pemukiman, industri PLTU,
industri pabrik tripleks, pertambakan dan pertanian, sekaligus sebagai tempat mata
pencaharian bagi nelayan sekitar bantaran sungai. Berdasarkan peruntukannya tentunya
diharapkan bahwa kualitas air yang ada disungai tersebut masih dalam batas-batas
toleransi. Kriteria kualitas air, apakah masih layak untuk dimanfaatkan atau tidak, dalam
artian kualitas air di gunakan untuk mengetahui apakah air itu cukup aman untuk
dikonsumsi atau dipergunakan untuk kegiatan tertentu.
Dalam jumlah yang kecil, air bawah tanah, termasuk air yang dikumpulkan
dengan cara rembesan, bisa dipertimbangkan sebagai sebuah sumber air. Kualitas air
bawah tanah secara umum sangat baik bagi air permukaan dan dibeberapa tempat yang
memiliki musim dingin bisa memanfaatkan salju sebagai sumber air. Hal ini bisa
menghemat biaya operasional dan pemeliharaan karena secara umum kualitas air bawah
tanah sangat baik sebagai air baku. Khusus untuk air bawah tanah yang diambil dengan
cara pengeboran tentunya melalui perizinan. Hal ini untuk mencegah terjadinya
eksploitasi secara besar-besaran. Akibat dari eksploitasi secara besar-besaran bisa
mengakibatkan kekosongan air dibawah tanah karena tidak seimbangnya antara air yang
masuk dengan air yang diambil, sehingga menyebabkan pondasi bangunan yang berada
di atasnya bisa turun atau settlement seperti yang terjadi di beberapa gedung di Jakarta,
juga bisa mengakibatkan intrusi air laut yang masuk merembes menggantikan air tanah
tersebut, akibatnya air menjadi asin dan tidak layak pakai seperti di Utara Jakarta.
Penanganan akan pemenuhan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan
berbagai cara, disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada. Di daerah perkotaan,
27
sistem penyediaan air bersih dilakukan dengan system perpipaan dan non
perpipaan.Sistem perpipaan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
sementara sistem non perpipaan dikelola oleh masyarakat baik secara individu maupun
kelompok. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah Perusahaan yang berbentuk
Badan Hukum yang dapat mengurus kepentingannya sendiri, ke luar dan ke dalam
terlepas dari Organisasi Pemerintah Daerah, seperti PU Kabupaten/ Kotamadya dan lain
sebagainya. Dengan adanya parameter kualitas air, maka dibutuhkan peran Pemerintah
khususnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalam pengelolaan bahan air baku
air minum sebagai perlindungan kualitas air yang ada dalam parameter kualitas air
terutama dalam kelas satu yang digunakan sebagai air baku air minum. Kurangnya
perhatian masyarakat dalam menjaga lingkungan, merupakan salah satu penyebab yang
dapat menimbulkan bencana bagi generasi yang akan datang. Salah satu bencana itu
adalah tercemarnya air tanah dan kelangkaan air. Disekitar Kota Yogyakarta terdapat
sumber air baku yang tidak mencukupi kebutuhan air bersih untuk masyarakatnya.
PDAM Kota Yogyakarta sebagian besar hanya mengandalkan sumber air dari mata air
Umbulwadon, sumur dalam, sumur dangkal, maupun air permukaan. Mata air
Umbulwadon merupakan salah satu sumber air baku PDAM Kota Yogyakarta dengan
kapasitas air baku sebesar 350-550 l/dtk. PDAM Kota Yogyakarta memanfaatkan
kurang lebih sebesar 80l/dtk untuk melayani kawasan tengah Kota Yogyakarta.Hal ini
diperparah dengan lemahnya PDAM dalam menyalurkan air bersih sehingga
penyedotan air tanah secara individual oleh masyarakat pun tidak terelakkan dalam
rangka memenuhi kebutuhan air tersebut.
2.2.4 Metode Pengolahan Air Secara Sederhana
PDAM ( Perusahaan daerah air minum) yang bertugas menyediakan air secara
umum mengolah air bersih di daerah-daerah di Indonesia dengan cara sebagai berikut:
1. Bangunan Intake (Bangunan Pengumpul Air)
Bangunan intake berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari
sumber air. Sumber air utamanya diambil dari air sungai. Pada bangunan ini terdapat
bar screen (penyaring kasar) yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut
tergenang dalam air, misalnya sampah, daun-daun, batang pohon, dsb.
28
2. Bak Prasedimentasi (optional)
Bak ini digunakan bagi sumber air yang karakteristik turbiditasnya tinggi
(kekeruhan yang menyebabkan air berwarna coklat). Bentuknya hanya berupa bak
sederhana, fungsinya untuk pengendapan partikel-partikel diskrit dan berat seperti pasir,
dan lain-lain. Selanjutnya air dipompa ke bangunan utama pengolahan air bersih yakni
WTP.
3. WTP (Water Treatment Plant)
Ini adalah bangunan pokok dari sistem pengolahan air bersih. Bangunan ini
beberapa bagian, yakni koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi.
a. Koagulasi
Disinilah proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini dilakukan proses
destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air kotor
biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung
didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk memisahkan air dengan pengotor
yang terlarut didalamnya, analoginya seperti memisahkan air pada susu kedelai.
Pada unit ini terjadi rapid mixing (pengadukan cepat) agar koagulan dapat
terlarut merata dalam waktu singkat. Bentuk alat pengaduknya dapat bervariasi,
selain rapid mixing, dapat menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan)
atau mekanis (menggunakan batang pengaduk).
b. Flokulasi
Selanjutnya air masuk ke unit flokulasi . Flokulasi adalah penggabungan dari
partikel – partikel hasil koagulasi menjadi partikel yang lebih besar dan
mempunyai kecepatan mengendap yang lebih besar, dengan cara pengadukan
lambat. Dalam hal ini proses koagulasi harus diikuti flokulasi yaitu
pengumpulan koloid terkoagulasi sehingga membentuk flok yang mudah
terendapkan atau transportasi partikel tidak stabil, sehingga kontak antar
partikel dapat terjadi. Tujuannya adalah untuk membentuk dan memperbesar
flok (pengotor yang terendapkan). Di sini dibutuhkan lokasi yang alirannya
tenang namun tetap ada pengadukan lambat (slow mixing) supaya flok
29
menumpuk. Untuk meningkatkan efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa
kimia yang mampu mengikat flok-flok tersebut.
c. Sedimentasi
Bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang
sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat
jenis. Berat jenis partikel kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar
daripada berat jenis air. Pada masa kini, unit koagulasi, flokulasi dan
sedimentasi telah ada yang dibuat tergabung yang disebut unit aselator.
d. Filtrasi
Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran.
Media butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica dan kerikil silica
dengan ketebalan berbeda. Cara ini dilakukan dengan metode gravitasi.
e. Desinfeksi
Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri
yang hidup, sehingga ditambahkanlah senyawa kimia yang dapat mematikan
kuman ini, biasanya berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan
lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yakni reservoir.
4. Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum
didistribusikan melalui pipa-pipa secara gravitasi. Karena kebanyakan distribusi di
Indonesia menggunakan konsep gravitasi, maka reservoir biasanya diletakkan di tempat
dengan posisi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi, bisa
diatas bukit atau gunung.
Gabungan dari unit-unit pengolahan air ini disebut IPA – Instalasi Pengolahan
Air. Untuk menghemat biaya pembangunan, unit intake, WTP dan reservoir dapat
dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian yang cukup tinggi, sehingga tidak
diperlukan pumping station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk
menyalurkan air dari WTP ke resevoir. Pada akhirnya, dari reservoir, air bersih siap
untuk didistribusikan melalui pipa-pipa dengan berbagai ukuran ke tiap daerah
distribusi. Sekarang ini, perkembangan metode pengolahan air bersih telah banyak
30
berkembang, diantaranya adalah sistem saringan pasir lambat. Perbedaan utama pada
sistem ini dengan sistem konvensional adalah arah aliran airnya dari bawah ke atas (up
flow), tidak menggunakan bahan kimia dan biaya operasinya yang lebih murah. Pada
akhir tahun lalu pun, Pusat Penelitian Fisika LIPI telah berhasil menciptakan alat untuk
mengolah air kotor menjadi air bersih yang layak diminum, sistem ini dirancang agar
mudah dibawa dan dapat dioperasikan tanpa memerlukan sumber listrik.
2.2.5 Penyakit yang Berhubungan dengan Air dan Cara PencegahannyaSalah satu penyakit yang berhubungan dengan air adalah penyakit diare.
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian terbesar di dunia terutama pada balita.
Menurut catatan UNICEF, dari hasil survei Badan Anak Dunia tahun 2001
menunjukkan bahwa setiap detik satu balita meninggal karena diare dan hampir
membunuh dua juta anak di dunia untuk setiap tahunnya.
Di Indonesia pada tahun 2005 jumlah penderita diare sebanyak 5.051 dengan
127 orang meninggal (Case Fatality Rate = 2,51%). Pada tahun 2006 meningkat
menjadi 10.980 kasus dengan 277 orang meninggal (CFR =2,52%). Penyebab utama
tingginya kasus diare, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor infeksi,
malabsorbsi, alergi, keracunan dan immunodefisiensi, faktor perilaku dan lingkungan.
31
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Air adalah senyawa yang sangat penting bagi semua kehidupan di bumi. Air
menutupi hampir 71% permukaan bumi. Air sebagian besar dapat kita jumpai di laut,
sungai, danau, dan pada lapisan-lapisan es (kutub dan puncak gunung). Akan tetapi air
juga dapat berupa awan dan uap air. Air tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air,
yaitu : melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (run off) yang
menuju laut.
Air memiliki peran penting dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, kualitas air saat ini sudah menurun sehingga harus diolah terlebih dahulu
sebelum dapat digunakan.air diolah terlebih dahulu agar memenuhi syarat kualitas air
bersih. Pada tahap pengolahan air bersih, biasanya PDAM melakukan pengolahan air
secara fisika dan kimiawi. Secara umum terdapat 3 bagian penting dalam sistem
pengolahan air bersih di daerah-daerah Indonesia.
Skema pengolahan air bersih
1. Bangunan Intake
Bangunan intake merupakan bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber
air.pada bangunan intake biasanya terdapat bac screen yang berfungsi untuk benda-
benda yang ikut tergenang dalam air. Selanjutnya, air akan masuk ke dalam sebuah bak
32
yang nantinya akan dipompa ke bangunan selanjutnya, yaitu WTP (Water Treatment
Plant).
2. Water Treatment Plant
Water Treatment Plant terdiri dari 4 bagian, yaitu bak koagulasi, bak flokulasi,
bak sedimentasi, dan bak filtrasi.
a. Koagulasi
Air dari bangunan intake akan dipompa ke bak koagulasi. Pada bak koagulasi ini
akan berlangsung proses koagulasi. Pada dasarnya air sungai biasanya berbentuk
koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung di dalamnya. Oleh karena
itu, dilakukan proses destabilisasi dengan penambahan bahan kimia berupa tawas
ataupun dilakukan secara fisik dengan rapid maxing (pengadukan cepat), hidrolis
(terjunan atau hidrolyc jump), maupun secara mekanis (menggunakan batang
pengaduk). Biasanya padaWater Treatment Plant dilakukan dengan cara hidrolis
berupa hydrolic jump. Lamanya proses adalah 30 – 90 detik.
Proses Koagulasi Secara Mekanis dengan mesin pemutar
b. Flokulasi
Setelah melalui proses koagulasi, selanjutnya air akan masuk ke dalam bak
flokulasi untuk membentuk dan memperbesar flok. Proses ini dilakukan dengan
cara pengadukan lambat (slow mixing).
33
Proses Flokulasi Partikel Koloid
c. Sedimentasi
Air yang telah melewati proses destabilisasi partikel koloid melalui unit koagulasi
dan unit flokulasi, selanjutnya akan masuk ke bak sedimentasi. Bak ini berfungsi untuk
mengendapkan partikel-partikel koloid dengan menggunakan prinsip berat jenis
sehingga air akan terpisah dengan lumpur. Hal ini dikarenakan berat jenis partikel
koloid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air sehingga
lumpur akan mengendap di dasar bak.
Proses Sedimentasi
Gabungan unit koagulasi, flokulasi, dan sedimentasi disebut unit aselator
34
Unit Aselator pada Water Treatment Plant
d. Filtrasi
Proses selanjutnya adalah filtrasi. Filtrasi merupakan proses penyaringan dengan
media berbutir yang biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica, dan kerikil silica
dengan ketebalan berbeda dan dilakukan secara gravitasi.
Unit Filtrasi
Proses pengolahan air bersih telah selesai. Biasanya untuk proses tambahan,
dilakukan disinfeksi berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain
sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yaitu reservoir.
3. Reservoir
Setelah berupa air bersih, air akan masuk ke dalam reservoir. Reservoir adalah
tempat penampungan sementara air bersih sebelum akhirnya didistribusikan.Reservoir
biasanya diletakkan di tempat lebih tinggi daripada tempat yang menjadi sasaran
distribusi sepertidi atas bukit atau gunung.
35
Reservoir air bersih
Gabungan dari unit-unit pengolahan air disebut IPA (instalasi pengolahan
air).Biasanya instalasi pengolahan air dibangun dalam satu kawasan dengan ketinggian
cukup tinggi dengan tujuan untuk menghemat biaya, sehingga tidak diperlukan pumping
station dengan kapasitas pompa dorong yang besar untuk menyalurkan air dari water
treatment plant ke reservoir.
Air yang telah tercemar akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan karena
mudah menjadi media berkembangnya berbagai macam penyakit.Berikut ini berbagai
jenis penyakit yang dapat ditimbulkan oleh pencemaran air:
a. Penyakit menular
Pencemaran air dapat menyebabkan penyakit menular yang dapat terjadi karena
berbagai macam sebab, antara lain karena air yang telah tercemar tidak dapat lagi
digunakan sebagai pembersih dan juga air yang tercemar dapat menjadi media bagi
perkembangbiakan mikroorganisme, termasuk mikroba pathogen.
Secara umum, gangguan yang terjadi akibat pencemaran air dapat dikelompokkan
menjadi empat sebagai berikut:
i. Water diseases
Adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum, seperti kolera, tifus,
dan disentri
ii.Water washed diseases
adalah penyakit yang berkaitan dengan kekurangan air hygiene perorangan, seperti
scabies, infeksi kulit dan selaput lender, trachoma dan lepra.
iii.Water based diseases
36
adalah penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit yang sebagian siklus
kehidupannya berhubungan dengan schistosomiasis.
iv. Water related vectors
Adalah penyakit yang ditularkan oleh vector penyakit yang sebagian atau seluruhnya
perindukkannya berada di air, seperti malaria, demam berdarah dengue, dan
filariasis.
Jenis Mikroba Penyakit Gejala
Virus
Virus Hepatitis A
Virus Polio
Hepatitis A
Poliomyelitis
Demam, sakit kepala, sakit perut,
kehilangan selera makan, pembengkakan
hati sehingga tubuh menjadi kuning
Tenggorokan sakit, demam, diare, sakit
pada tungkai dan punggung, kelumpuhan
dan kemunduran fungsi otot
Bakteri
Vibrio Cholerae
Escherichia coli
(strain patogen)
Salmonella typhi
Shigella dysentriae
Kolera
Diare
Tifus
Disentri
Diare yang sangat parah, muntah-muntah,
kehilangan cairan sangat banyak sehingga
menyebabkan kejang dan lemas
Buang air besar berkali-kali dalam sehari,
kotoran encer (mengandung banyak air),
terkadang diikuti rasa mulas atau sakit
perut
Sakit kepala, demam, diare, muntah-
muntah, peradangan dan pendarahan usus.
Infeksi usus besar, diare, kotoran
mengandung lendir dan darah, sakit perut
Protozoa
37
Entamoeba histolytica
Balantidium coli
Giardia lamblia
Disentri amuba
Balantidiasis
Giardiasis
(sama seperti disentri oleh bakteri)
Peradangan usus, diare berdarah
Diare, sakit perut, terbentuk gas dalam
perut, bersendawa, kelelahan
Metazoa
(cacing parasit)
Ascaris lumbricoides
(cacing gelang)
Taenia saginata
(cacing pita)
Schistosoma sp.
(cacing pipih)
Ascariasis
Taeniasis
schistosomiasis
Demam, sakit perut yang parah,
malabsorbsi, muntah-muntah, kelelahan
Gangguan pencernaan, rasa mual,
kehilangan berat badan, rasa gatal di anus
Gangguan pada hati dan kantung kemih
sehingga terdapat darah dalam urin, diare,
tubuh lemas, sakit perut yang terjadi
berulang-ulang.
Tabel 3.1 Contoh penyakit menular yang dapat tersebar melalui air yang tercemar
b. Penyakit tidak menular
Penyakit tidak menular dapat muncul karena air telah bercambur oleh senyawa
anorganik dan senyawa organik. Senyawa anorganik yang biasanya mencemari air
adalah logam berat, sedangkan senyawa organic yang biasanya mencemari air
adalah unsure klorin (Cl) seperti DDT dan PCB. Polutan-polutan ini dapat
menimbulkan penyakit karena sifatnya beracun bagi tubuh.
38
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULANDari berbagai uraian di atas kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Siklus hidrologi adalah peristiwa jatuhnya air ke permukaan bumi, contohnya
adalah hujan. Air berperan penting dalam kesehatan karena air adalah salah satu
yang dibutuhkan oleh tubuh. Bahkan, banyak riset yang membuktikan bahwa tubuh
manusia terdiri dari 80% air.
2. Air merupakan kebutuhan yang sangat penting karena itu dalam pengolahannya pun
ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi agar menjadi air yang layak pakai. Air
yang bersih harus memenuhi syarat sumber air baku, sifat, dan karakteristik air
bersih.
3. Manajemen sumber daya air sangat penting bagi kehidupan kita. Karena air adalah
salah satu sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan. Namun, kualitas air
pada saat ini sudah menurun sehingga air tersebut perlu dilakukan pengolahan
untuk menghasilkan syarat mutu air bersih yang layak pakai.
4. Saat ini kualitas air yang tersedia sudah tercemar sehingga menimbulkan air
tersebut tercemar. Sehingga air yang kita konsumsi bisa mengandung bakteri-
bakteri yang menyebabkan penyakit-penyakit tertentu.
4.2 SARANDari kesimpulan di atas kami dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Sebaiknya kita mempelajari siklus hidrologi agar dapat mengetahui pergerakan air
dan memanfaatkannya.
2. Sebaiknya air yang diolah dengan baik didistribusikan dengan baik pula agar
kualitas air terjaga sampai ketangan konsumen.
3. Sebaiknya manajemen pengolahan air ditingkatkan lagi agarpemakaian sumber air
lebih efisien.
4. Sebaiknya kita jangan menambah pencmaran air dan lebih selektif dalam memilih
air untuk dikonsumsi.
39
Kuis
1. Dalam siklus hidrologi, proses evaporasi yang terjadi pada tumbuhan disebut....
A. Perkolasi
B. Kondensasi
C. Presipitasi
D. Transpirasi
E. Evapotranpirasi
Jawaban: D
Karena transpirasi merupakan proses penguapan yang terjadi pada tumbuhan.
2. Berikut ini adalah fungsi air putih bagi kesehatan manusia, kecuali...
A. Darah dan getah bening tetap stabil
B. Membuat darah menjadi sangat kental
C. Membantu proses pencernaan
D. Menghindari penyakit maag
E. Mengefisienkan pembakaran kalori
Jawaban: B
Fungsi air adalah untuk menjaga agar darah dan getah bening dalam tubuh mempunyai
volume dan kekentalan yang cukup. Karena bila tubuh kekurangan cairan, maka darah
dan getah bening akan menjadi kental bukan menjadi sangat kental. Hal ini dapat terjadi
karena cairan yang terdapat di dalam darah dan getah bening disedot untuk kebutuhan
dalam tubuh.
3. pemilihan sumber air yang layak harus berdasarkan dari ketentuan berikut,
kecuali...
A. Kondisi iklim
B. Tingkat keselamatan operator
C. Tingkat kesulitan pada pembangunan intake
D. Kemungkinan terkontaminasinya sumber air pada masa yang akan datang
E. Usia sumber air
Jawaban: E
40
Karena usia sumber air tidak mempengaruhi layak atau tidaknya untuk digunakan
sebagai sumber air.
4. Salah satu syarat sumber mata air yang bisa digunakan sebagai air bersih
adalah...
A. Mengandung mikroorganisme
B. Temperatur air 45 derajat
C. pH air 6,5-7,5
D. Mengandung zat padatan
E. Kadar DO air rendah
Jawaban: c
Karena pH air yang baik adalah pH normal yaitu sekitar 6,5-7,5
5. Banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan
bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan secara biologi disebut...
A. DO
B. BOD
C. COD
D. Kesadahan
E. Oksidasi
Jawaban: B
Karena BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
menguraikan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan secara biologi.
6. Berikut ini merupakan bahan alami dan fungsinya dalam teknologi pengolahan
air yaitu...
A. Pasir silica digunakan sebagai penyeral logam berat
B. Zeolit (batuan) digunakan sebagai penyaring partikel kasar
C. Kelor (daun/biji) digunakan sebagai pengumpal dan penyerap logam berat
D. Eceng gondok (tumbuhan) digunakan sebagai pembunuh mikroorganisme
E. Citosan (kulit udang) digunakan sebagai pengurai bahan organik
Jawaban: C
Karena kelor berfungsi sebagai penggumpal dan penyerap logam berat.
41
7. Dibawah ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan air...
A. Filariasis
B. Bronkhitis
C. Rakhitis
D. Cacar
E. Maag
Jawaban: A
Filariasis merupakan istilah lain dari penyakit kaki gajah. Penyakit ini merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan oleh
berbagai jenis nyamuk. Nyamuk adalah termasuk jenis serangga yang sebagian atau
seluruh daur hidupnya berhubungan dengan air.
8. Metode pengolahan air yang menggabungkan partikel-partikel hasil koagulasi
menjadi partikel yang lebih besar dan mempunyai kecepatan mengendap yang
lebih besar dengan cara pengadukan lambat disebut....
A. Adsorbsi
B. Filtrasi
C. Flokulasi
D. Koagulasi
E. Sedimentasi
Jawaban: C. Flokulasi
Flokulasi adalah penggabungan partikel-partikel hasil koagulasi menjadi partikel yang
lebih besar dan mempunyai kecepatan mengendap yang lebih besar dengan cara
pengadukan lambat. Tujuannya adalah untuk membentuk dan memperbesar flok
(pengotor yang terendapkan.
9. Proses pengadukan cepat (rapid mixing) merupakan proses yang terjadi pada
metode...
A. Adsorbsi
B. Filtrasi
C. Flokulasi
D. Koagulasi
E. Sedimentasi
42
Jawaban: D
Koagulasi merupakan proses memisahkan air dengan pengotor yang terlarut
didalamnya, analoginya seperti memisahkan air pada susu kedelai. Pada unit ini terjadi
rapid mixing (pengadukan cepat) agar koagulan dapat terlarut merata dalam waktu
singkat.
10. Tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui
pipa-pipa secara gravitasi adalah...
A. Reservoir
B. Bak prasedimentasi
C. Bak koagulasi
D. Bak flokulasi
E. Bangunan intake
Jawaban: A
Reservoir merupakan tempat penampungan sementara air bersih sebelum
didistribusikan melalui pipa-pipa secara gravitasi.
43
DAFTAR PUSTAKA
Ardansyah, Muhammad Hendra. 2010. Metode Pengolahan Air
Budairi. 2010. Siklus Hidrologi. Surabaya, UNESA.
Danaryanto., Kodoatie, Robert J., Hadipurwo, S., Sangkawati, S., 2008. Manajemen Air
Tanah Berbasis Konservasi. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
Diakses tanggal 28 Maret 2015
Direktorat Pengkajian Bidang Sosial dan Budaya.2013. Pengelolaan Sumber Daya Air
guna Mendukung Pembangunan Nasional dalam Rangka Ketahanan Nasional.
Jurnal Kajian Lemhannas RI
Effendi, Hefni. 2012. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta : Kanisius
Hafni. 2012. Proses Pengolahan Air Bersih Pada Pdam Padang. Padang : Fakultas
Teknologi Industri Institut Teknologi Padang
Hakim, Didin Lukmanul. Tesis : Aksesibilitas Air Bersih Bagi Masyarakat Di
Permukiman Linduk Kecamatan Pontang Kabupaten Serang. Semarang :
Universitas Diponegoro
Hardyanti, Nurandani. 2006. Studi Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Untuk Kebutuhan
Domestik Dan Non Domestik (Studi Kasus Perusahaan Tekstil Bawen
Kabupaten Semarang). Semarang : Teknik Lingkungan Ft Undip
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:a7SG1mfeGKMJ:eprints.undip.ac.id/
34326/5/1965_CHAPTER_II.pdf+&cd=1&hl=en&ct=clnk&gl=id
Kusumadewi, Diah Ayu, dkk. 2012. Arahan Spasial Teknologi DrainaseUntuk
Mereduksi GenanganDi Sub Daerah Aliran Sungai Watu Bagian Hilir. Malang
: Universitas Brawijaya
Montarcih L., Lily, Widandi, Soetopo. Teknik Sumber Daya Air Manajemen Sumber
Daya Air. Pustaka.pu.go.id. Diakses pada tanggal 26 Maret 2015.
Pemanfaatan Air Tanah Untuk Memenuhi Air Irigasi Di Kabupaten Kudus Jawa
Tengah
Selintung , Mary. 2011. Pengenalan Sistem Penyediaan Air Minum. Makassar :
ASPublishing
44
Selintung, Marry. 2012. Skripsi :Studi Pengolahan Air Melalui Media Filter Pasir
Kuarsa (Studi Kasus Sungai Malimpung). Makassar: Fakultas Teknik Unhas
Suyono, Sosrodarsono & Tominaga Masateru.1984. Perbaikan dan Pengaturan Sungai.
Jakarta : Pradnya Paramita
Tambunan, Ridho Adiputra. 2014. Peran Pdam Dalam Pengelolaan Bahan Air Baku
Air Minum Sebagai Perlindungan Kualitas Air Minum di Kota Yogyakarta.
Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat Mengonsumsi Air Putih bagi
Kesehatan Tubuh.
https://docs.google.com/file/d/0B0cRXCWZvM1ebVNQamVLaHJZejQ/edit.
Diakses tanggal 28 Maret 2015
45
INDEKS
A
Air Flotation 22
Arid 5
Attached Growth Reaktor 23
B
Biological Oxygent Demand 20
C
Chemical Oxygent Demand 20
Clarification 22
D
Deep Groundwater 5
Deep Wells 12
Dissolved Air Flotation 11
Dissolved Oxygent 20
E
Evaporation 4
Evapotranspirasi 26
G
Glacier 4
H
Hidrolyc Jump 33
46
I
Infiltrasi 4, 26
Ion Exchanger 21
K
Kondensasi 26
L
Lake 12
M
Membrane Osmosis 21
O
Ozonizer 21
P
Perkolasi 4, 26
Portable Water 10
Presipitasi 5, 26
Presipitation 4
R
Replacement 5
Reservoir 12
Run Off 4, 26
S
Screening 22
47
Semi-Arid 5
Shallow Wells 12
Slow Mixing 29, 33
Sludge Thickening 22
Surface Flow 26
Surface Run Off 7
Suspended Growth Reaktor 23
T
Temperate 5
Transspirasi 4
U
Up Flow 30
W
Water Based Diseases 36
Water Borne Desease 10, 25
Water Diseases 36
Water Related Insecta Vector 25
Water Related Vectors 36
Water Treatment Plant 33
Water Washed Disease 25, 36
48
top related