elektrokimia
Post on 06-Dec-2015
17 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG
Elektrolisis adalah proses penguraian suatu senyawa dengan pengaliran arus
listrik yang melaluinya. Dalam elektrolisis, terjadi perubahan energy listrik menjadi
energy kimia. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta karena listrik
digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Proses elektrolisis
dimulai dengan masuknya electron dari arus listrik searahke dalam larutan melalui
kutub negative. Spesi tertentu atau ion yang bermuatan positif akan menyerap
electron dan mengalami reaksi reduksi di katoda. Spesi yang lain atau ion bermuatan
negative akan melepas electron dan mengalami reaksi oksidasi di kutub positif atau
anoda. Elektroda positif dan negative pada sel elektrolisis ditentukan oleh sumber
arus listrik.
Jenis elektroda yang digunakan dalam proses elektrolisis sangat berpengaruh
pada hasil elektrolisis. Elektroda dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan
keaktifannya, yaitu elektrodatidak aktif (tidak ikut bereaksi atau inert) seperti C, Pt,
dan elektroda aktif (ikut bereaksi atau tidak inert, selain C, Pt) pada proses
elektrolisis. Pada proses elektrolisis dengan elektroda aktif berlangsung reaksi
elektroda dan reaksi elektrolit, sedangkan proses elektrolisis dengan elektroda inert
hanya berlangsung reaksi elektrolitnya saja.
I.2 TUJUAN
Untuk mengetahui penggolongan sel elektrokimia dan peranan jembatan
garam.
Untuk mengetahui potensial sel standar dan konstanta kesetimbangan reaksi
sel.
Untuk menambah pengetahuan tentang hubungan potensial sel dan reaksi
dengan reaksi kimia.
Untuk mengetahui persamaan Nernst.
Untuk mengetahui potensial reduksi standar dan komposisi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ELEKTRO KIMIA
Eletrokimia adalah kajian reaksi redoks yang dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga di dalam system itu dapat ditentukan potensial listrik yang dapat diukur. Di
dalam sebuah sel volta sebuah reaksi redoks spontan membangkitkan arus listrik yang
mengalir lewat rangkaian luar. Semua sel elektrokimia harus mempunyai rangkaian
dalam, ion dapat mengalir dalam bentuk ionnya berdifusi. Beberapa tipe sel tertentu
menggunakan jembatan garam untuk maksud tertentu. Dalam masing-masing sel
oksidasi berlanngsung pada anoda dan reduksi berlangsung pada katoda. Elektrolisis
adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda yang tercelup dalam
elektrolit. Ketika tegangan diberikan kepada elektroda itu. Elektroda yang bermuatan
positif disebut anoda dan elektroda yang bermuatan negative disebut katoda.
Elektroda seperti platina yang hanya mentransfer electron dari larutan disebut
electron inert.
2.2 Pengambilan ion dan statusnya di tanaman
2.2.1 Sel Tumbuhan
selulosa adalah agregat untuk membentuk rantai yang dikenal sebagai
microfibrils. Bagian intermicrofibril dapat dimasuki udara, air dan partikel cair
kedalam dinding sel. Membran plasma atau plasmalema adalah membran pembatas
antara sitoplasma dan dinding sel; sedankan tonoplast adalah membran yang
membagi sitoplasma dan vakuola. Membran dan strukturnya akan dijelaskan lebih
mendetail lagi. Letak sitoplasma sangat penting di dalam organela sel termasuk
didalamnya nukleus, k1oroplas, dan mitokondria.
Kloroplas adalah organela yang memberikan energi pengganti dan tempat
assimilat dihasilkan dengan bantuan C02. Pada mitokondria enzym diperlukan untuk
mengontrol berbagai macam langkah dari asam trikarboxyl, respirasi dan
metobolisme asam lemak. Ribosom adalah supramolecular yang disusun oleh
ribosom asam nukleat dan protein yang mampu mensintesis polipeptida dari asam
amino bebas. Kebanyakan dari ribosom di tahan pada retikulum endoplasma (RE).
Hal ini merupakan lapisan seperti struktur yang dapat memberikan rangsangan untuk
sel membran permeating dari sitoplasma dan mengantar dari satu sel ke sel yang lain.
Fungsi penting dari retikulum endoplasma tidak jelas tetapi berperanan dalam
sintesis dan transportasi protein ke sitoplasm, Sel-sel tersebut dihubungkan
bersama-sama oleh plasmodesmata dan plasma secara berkesinambungan yang
muncul di dalam sel pada jaringan yang disebut simplas.
Vakuola mengandung cairan, terutama terdiri ion anorganik, dan beberapa
molekul yang mempunyai berat molekul rendah seperti asam organik, asam animo
dan gula. Pelepasan. 02, C02, dan pigmen-pigmen juga dapat terjadi. Vakuola
mempunyai fungsi yang sangat penting didalam sel seperti menyiapkan tempat untuk
segregasi air dan hasil akhiir dari metabolisme. Ukuran dari sel hidup berbeda
tergantung dari jaringan dan spesies tanaman. Sel mesofil dan sel pada. jaringan
korteks panjangnya kira-kira, sekitar 20-100 micron (µm). Diameter dari kloroplas
dan plastida. sekitar 8 µm, mitokondria. ukurannya. sekitar 1 µm dan ribosom 23 nm
(1 µm = 10³ nm). Jika dibandingkan dengan organela tersebut ukuran daripada
substansi, berat molekul rendah. Diameter dari molekul sukrosa adalah I nm,
molekul glukosa. 0,6 nm, dan beberapa. ion anorganik di dalam bentuk hidrat
mempunyai diameter 0,5 - 1,0 nm. Gambaran tersebut diberikan untuk memberikan
ringkasan dalam menunjukan ukuran ion anorganik untuk membandingkan dengan
beberapa organel sel.
2.2.2 Membran
Selama beberapa dekade struktur protein lipid bentuknya seperti sandwich telah
dikemukakan oleh Danelli dan Davson (1935) yang diakui secara universal sebagai
model struktur biologi.
Secara umum sekarang telah diakui bahwa struktur membran lebih
berbelit-belit dibandingkan dengan yang telah dijelaskan. Menurut Singer (1972),
membran biologi mengandung bagian yang terbesar dari dua lapis amphiphilic dan
protein amphiphilic. Istilah amphiphilic mengindikasikan adanya kedua hydropholik
(group OH, group NH2, group posfat, group karboksil) dan daerah hidrophobik
(rantai hidrokarbon) di dalam membran.
Lipid dan protein kemungkinan keduanya dibatasi oleh batas elektrostatik
ikatan H dan ikatan hidropholik. Seperti pada. model Singer, tidak sama dengan
model Danielli-Davson, karena tidak dibungkus lapisan protein di bagian sebelah
luar membran. Seperti yang terlihat pada. Gambar 3.2b, protein globular disimpan
dalam dua lapisan. lipid. Beberapa. dari protein-protein tersebut kemungkinan
melewati membran, Yang membentuk protein channels yaitu dari satu sisi membran
ke membran yang lain. Channel tersebut menjadi penting karena dapat dilewati oleh
partikel hidrophibic yang kecil. Beberapa sel-sel protein adalah sangat penting
didalani partikel hidropolik kecil seperti molekul air dan ion ion (Wakler, 1976).
Ratio protein lipid dalam membran biologi tidaklah konstan. VanDerkooi
(1974), yang menyatakan bahwa membran terdiri dari susunan protein yang
didampingi oleh lipid, sedangkan menurut Singer dan Nicolson (1972),
memperkirakan lipid adalah fase yang berkesinambungan yang diisolasi dan
terbungkus oleh molekul protein.
Hal terpenting dari lipid pada membran biologi adalah pospolipid, glikolipid
dan steroid. Spingolipid merupakan komponen terpenting pada membran hewan
tetapi tidak merupakan suatu unsur terpenting bagi komponen tumbuhan (Morre
,1975) . Menurut Van Deenen ,1972) , ukuran permeabilitas dari membran terhadap
ion hidropolik dan molekul-molekul, banyak tergantung pada komponen asam lemak.
Golongan pospolipida NH3+ pada protein yaitu melalui ikatan elektrostatik. Sebagai
tambahan, golongan posfat dapat dijembatani oleh Ca 2+ pada golongan karboksilik
protein .Pada medium asam, Ca2+ dibentuk oleh NH4+, dan ikatan tersebut akan
berkurang dengan drastis oleh permeabilitas membran. Akibatnya sangatlah penting
bagi membran seperti telah diterangkan secara mendetail pada halaman sebelumnya.
2.2.3 Ion dan Carriers.
Membran-membran biologis mengandung molekul-molekul yang disebut ionopors,
yang bertanggung jawab membawa ion-ion untuk melintasi membran. Kehadiran ion-
ion tersebut dimembran tanaman telah lama diketahui., namun masih pada membran
buatan. Ionopores adalah molekul organik dengan berat antara 200 sampai 2000 yang
cukup untuk membentuk kompleks lipid yang dapat larut dengan polar kation. Ikatan
ini mirip dengan ikatan kation pada air, atom-O dari molekul air dapat terjadi
penguraian kation di air, atom O, dari molekul air diserap dengan kation yang
analogi ke atom oksigen dengan kompleks kation ionopor. Struktur ini terjadi dengan
baik pada ionopor valinomycin yang dihasilkan dari Streptomyces sp.
2.2.4 Prinsip Serapan Hara
Serapan ion dikendalikan oleh membran ( misalnya membran sel endodermis).
Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada 4 prinsip penyerapan ion, yakni:
Jika sel tidak melangsungkan metabolisme atau mati, maka membrannya akan
lebih muda dilalui oleh bahan-bahan yang terlarut (solute)
Molekul air dan gas-gas yang terlarut didalamnya seperti N2.O2, dan CO2
dapat melalui membran dengan mudah.
Bahan terlarut yang bersifat hidrofobik menembus membran dengan
kemudahan sebanding dengan tingkat kelarutannya dalam lemak.
Ion-ion atau molekul- molekul yang bersifat hidrofilik dengan tingkat
kelarutan dalam lemak yang sama akan menembus membran dengan tingkat
kemudahannya berbanding terbalik dengan ukurannya ( berat molekulnya).
Bahan terlarut yang bersifat hidrofobik menembus membran lebih mudah
dibandingkan senyawa yang lebih bersifat hidrofilik. Sebagai contoh, metilalkohol
(CH3OH) dapat larut dalam lemak 30x lebih cepat dibandingkan urea. Contoh lain
adalah ion baik kation maupun anion yang bervalensi 2 akan lebih banyak mengikat
air dibandingkan ion bervalensi 1, sebagai contoh Ca ²+ dapat mengikat 12 molekul
air, maka ion bervalensi dua akan lebih sulit menembus membran dibandingkan ion
bervalensi 1. Selanjutnya ion bervalensi 3 akan lebih sulit dibandingkan ion
bervalensi 2
2.2.5 Pengambilan hara dan status hara di tanaman.
Perlu pendekatan secara fisika dan kimia ke akar agar dapat dilakukan pengambilan
unsur hara. Akar dan ion hara saling berinteraksi untuk pengambilan hara melalui
beberapa cara:
Pertukaran kontak
Pertukaran ion tanah dengan H dalam mucigel.
Difusi ion sebagai respon terhadap potensial kimia
Aliran massa ion kedalam akar sebagai respon terhadap perubahan
kelembaban
Pemanjangan akar ke sumber ion.
Pemanjangan akar menempatkan jaringan yang baru terbentuk terutama daerah
rambut akar, kedalam medium yang tidak tereksploitasi, meningkatkan kemampuan
menyerap ion. Hoagland ( 1948), melakukan penelitian tentang proses pengambilan
ion oleh tanaman. Dalam percobaan dengan alga air segar nitella dan alga laut
valonia, mereka menemukan konsentrasi ion dalam vakuola pada kedua alga.
Vakuola nitella terdapat beberapa jenis ion terutama K+ dan Clˉ pada konsentrasi
yang tinggi, demikian juga pada valonia, namun pada valonia karena alga laut maka
banyak juga terdapat Na+.Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa,
a. Tanaman dapat mengambil ion secara selektif. Karena K berada pada
konsentrasi yang paling rendah dari antara semua kation yang berada pada air
kolam, juga merupakan kation yang paling banyak terakumulasi di vakuola
Nitella. Di lain pihak konsentrasi dari Na di vakuola Valonia secara relatif
rendah walaupun konsentrasi Na di air laut tinggi. Fenomena ini mendukung
konsep bahwa sel tanaman mengambil ion tertentu dari lingkungannya dan
mentranspornya ke sel interior sedangkan ion-ion species yang lain dengan
jalan yang sama tidak dapat masuk ke sel. Fenomena ini disebut pengambilan
ion secara selektif.
b. Kesimpulan yang lain adalah kosentrasi beberapa ion spesies juga dijumpai
didalam vakuola dalam konsentrasi tinggi dibandingkaan di medium luar. Hal
ini mengindikasikan bahwa akumulasi memegang peranan penting dan
berlawanan dengan gradient konsentrasi.
c. Hal lain yang penting yang perlu dipertimbangkan dari fenomena ini adalah
kenyataan bahwa proses pengambilan itu sendiri memerlukan energi. Energi
ini dihasilkan dari metabolisme sel
Respirasi aerobik dari organisme berhubungan langsung dengan pengambilan ion.
Fig. 3.8. dari hasil kerja Hopkins mendemonstrsikan bahwa pasokan O2 sangat
essensial untuk pengambilan P dari akar barley. Hal tersebut juga sama untuk semua
jenis tanaman. Pengambilan unsur hara juga ditemukan dapat meningkatkan secara
bersamaan dengan peningkatan karbohidrat di akar sejak karbohidrat berperan
sebagai sumber energi untuk pengambilan ion selama respirasi. Sangat menarik untuk
dicatat bahwa tegangan O2 pada pengambilan pospat maksimum, dicapai pada
kandungan O2 yang agak rendah (( 2-3 %).
Fungsi fisiologis utama dari respirasi adalah mensintesis ATP, dari ADP dan
pospat anorganik. Semua proses biokimia yang memerlukan energi termasuk sintesis
molekul dan pengambilan dan juga transpot beberapa species ion bergantung pada
suplai ATP atau persenyawaan yang serupa. ATP mengandung adenin ( N-base),
ribosa ( pentosa) dan 3 grup pospat. Grup pospat terikat satu dengan yang lain dengan
suatu energi yang disimbolkan dengan (≈) . Ini adalah ikatan energi yang tinggi dan
selama hidrolisis dilepaskan sebesar 32 KJ permol ATP.
ATP tidak hanya disintesis selama respirasi ( oksidasi posporilation) tetapi
juga pada proses glikolisis ( posphorilasi anaerob) dan pada fotosintesis (Perlu diingat
bahwa ATP yang diatas tampaknya menyediakan energi untuk proses pengambilan
ion. Jadi apabila pembentukan ATP dicegah misalnya oleh inhibitor atau uncouplers
seperti CO, CN-2,4- Dinitrifenol (DNP) atau arsenat, pengambilan ion terhambat.
Respirasi akar memberikan/ menyediakan sumber utama ATP, tetapi pada posporilasi
jaringan tanaman yang hijau( lih. Hal. 155). Ini adalah sebab utama kenapa cahaya
secara langsung berpengaruh pada pengambilan ion melalui jaringan yang aktif
melakukan fotosintesis. Hal ini ditunjukkan oleh beberapa pengarang.( Jeschke, 1967
dan Nobel , 1970). Sekarang sudah diterima secara umum bahwa pengambilan ion
berhubungan langsung dengan aktifitas ATP-ase. ATPase adalah enzim di membran
yang menguraikan ADP + Pϊ, Jadi menyediakan energi untuk proses pengambilan.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut.
Ada dua yang utama walaupun tidak keseluruhan tidak bergantung atau
mengarahkan pengambilan ion. Suatu hal yang penting bahwa metabolisme
mengatur pengambilan ion. Pendapat lain menunjukan bahwa ini adalah pengambilan
secara carrier dan dikenal dengan teori carrier. Yang lain yang juga penting adalah
pompa ion melewati membran, Kedua konsep ini akan dibicarakan dibawah ini.
ADP→adenosin difosfat.
Pi→ fosfat organic
2.2.6 Pompa ion dan ATPase
Mekanisme pompa ion diduga menentukan jumlah energi yang tergantung dari
transport ion melalui membran makhluk hidup. Sel binatang biasanya mengandung
konsentrasi K dan Cl yang tinggi, yang mana pada larutan luar mengandung Na yang
tinggi. Suatu contoh yang mirip adalah distribusi ion di darah.
Sel darah putih mengandung banyak K dan konsentrasi Na yang rendah, yang
mana pada plasma adalah kebalikannya. Distribusi secara asimetris dari Na dan K
berhubungan dengan aktifitas enzim ATPase. ATPase adalah group dari enzim yang
berperan untuk menguraikan ATP menjadi ADP dan pospat anorganik dan
melepaskan energi untuk transpor ion. Pada sel hewan, pompa ion diketahui untuk
mengikat protein di membran yang mengandung ATPase dan glikoprotein. Juga
diduga bahwa hidrolisis ATP menyebabkan perubahan konformasi dari protein yang
membawa transpor kation melewati membran.
ATPase plasma membran dari tanaman, fungi dan bacteria distimulasi oleh
Fusicocin, diterpene glukosida dihasilkan oleh Fungi Fusicocum amygdali del
(Marre, 1979). Diduga aktifitas Fuccocins ATPase diinduce oleh perubahan
konfirmasi enzim. Membran ATPase mempunyai pH optimum 6,0 dan distimulasi
oleh K. ( Briskin dan Poole, 1984) dan dihambat oleh Vanadin ( Gallagher dan
Leonard, 1982).
Enzim merangsang gradient pH untuk melewati membran dengan memompa
H keluar dari sel. Dengan proses ini sel menjadi lebih negatif dan lebih alkalin
dibandingkan larutan diluar medium. Potensial yang dihasilkan dan komponen kimia
dan elektrik dapat dijabarkan deng an persamaan berikut.
Pmf = ∆ pH + ∆ φ
dimana:
pmf = tenaga untuk menggerakan proton atau gradien elektrokimia dari ion H+
untuk melintasi membran.
∆pH = perbedaan dari konsentrasi H+ dari sisi yang lain dari membran.
φ = perbedaan potensial elektrik untuk melintasi membran
Tenaga penggerak proton ( = pmf ) adalah tenaga yang mendorong transpor proton
melawan gradient elektrokimia melintasi membran. Proses transpor seluruh
karakteristiknya adalah aktif transpor, akan dibahas kemudian. Energi yang
dibutuhkan berasal dari dari ATP, dan telah ditunjukkan bahwa potensial pompa
proton ( H+) sangat bergantung dengan suplai dari ATP. Diduga keluarnya 2 molekul
H+ menggunakan 1 molekul ATP.
Dasarnya, pompa proton menyebabkan gradient pH melintasi membran dan
proses ini adalah kebalikan dari yang sebelumnya dan menghasilkan 1 ATP di
membran tilakoid dari kloroplas atau dibagian dari membran mitocondria.
Prinsip dari pompa proton ditunjukkan dalam skema pada Fig. 3.9., yang
berhubungan erat dengan proses kemoosmotik posporilasi dari Mitchell ( 1966),
yaitu:
Langkah pertama menunjukkan reaksi hipotetikal, membran menggerakkan
molekul X¯dan JO¯dengan 2 H+ dari sitoplasma. Reaksi tsb menghasilkan HX dan
JOH yang menyebabkan hidrolisis ATP (reaksi 2) melalui pembentukan kompleks X-
J. Kompleks ini mengalami hidrolisis (reaksi 3) menjadi 2 senyawa HX dan JOH,
yang deprotonated dibagian luar dari membran( reaksi 4 ). X¯ dan JO‾dibentuk
kembali dan siklus baru dimulai kembali. Hasil bersih dari reaksi ini adalah
ditransfernya 2 molekul H+ melewati membran yang menghubungkan dengan
hidrolisis dari satu molekul ATP.
Melalui proses ini potensial kimia elektro dibutuhkan untuk melintasi
membran, bagian dalam dari membran menjadi lebih negatif dibandingkan dengan
membran luar. Pengambilan kation ini sangat bergantung kepada permeabilitas
membran yang sangat berbeda untuk setiap species yang berbeda. Untuk
mengingatkan kembali bahwa ionopors mempunyai kemampuan seperti valinomycin
yang dapat melewatkan kation secara selektif difusi, sistem pergerakan ATPase yang
berhubungan dengan ionopores dapat menginduce pengambilan kation secara selektif.
Proses difusi selektif tipe seperti ini disebut dengan proses difussi yang difasilitasi.
Beberapa hasil percobaan oleh Ratner dan Yacoby (1976), ditemukan bahwa
ada hasil yang konsisten, pengambilan yang tinggi dari K+ oleh sel tanaman dapat
menjelaskan fenomena bahwa ATPase mengfasilitasi difusi K+. Mekanisme
pengambilan ini dikenal dengan proses downhill . Namun K+ juga dapat diambil
secara aktif ( uphill). Pengambilan anion tidak dapat dijelaskan sebagai proses
downhill, untuk kasus ini muatan negatif dapat bergerak memasuki sel dan
menyebabakan sel bermuatan negatif. Juga diduga walaupun anion dimedium luar
dapat diambil keatas dan dapat ditukar untuk OH¯ atau HCO3-. Hodges (1973),
mengajukan suatu model hipotetis untuk menghitung kation maupun anion yang
diabsorbsi oleh sel tanaman. Model tersebut, dapat dilihat pada Fig. 3.10. pergerakan
ATPase dan anion carrier.
ATPase menyebabkan sitoplasma menjadi lebih alkalin, dan OH¯ di
sitoplasma menuntun ke anion carrier. Ion-ion hidroksil jadi keluar dan anion seperti
SO4 diabsorsi oleh sel. Apakah ATP ase secara langsung merangsang pengambilan
ion secara aktif belum sepenuhnya dimengerti.
2.2.7 Penyerapan Unsur Hara Dari Tanah
Air dan unsur hara dapat kontak dengan permukaan akar melalui 3 cara, yaitu; secara
difusi dalam larutan tanah ; secara pasif terbawa oleh oleh aliran air tanah ; karena
akar tumbuh kearah posisi hara tersebut dalam matriks tanah. Setelah akar berada
pada permukaan akar (kontak dengan akar), barulah unsur hara tersebut dapat diserap
tanaman.
Air masuk kedalam tanah sebagai air murni tanpa memperhatikan setiap
bahan yang terlarut didalamnya. Masuknya sebuah unsur hara merupakan suatu
proses yang terpisah. Oleh karena itu, bila air bergerak kearah akar untuk
menggantikan apa yang telah diambil oleh tanaman, suatu pertambahan unsur hara
dipindahkan kedekat akar. Meskipun kegiatan ini terjadi hanya pada jarak pendek,
hasilnya adalah unsur hara masuk kedalam tanaman.
Dalam beberapa situasi unsur hara masuk ke tanaman tidak melalui aliran
massa tetapi dengan difusi. Difusi termasuk pergerakan ion hara menembus air. Bila
pergerakan unsur hara ke akar melalui aliran massa tidak cukup, difusi akan berperan
penting. Dalam hal ini , pengambilan ion mengurangi konsentrasi ion pada
permukaan akar, memantapkan suatu gradien difusi keluar dari permukaan akar dan
menyebabkan difusi ion-ion ke arah akar.
Menurut Baker (1978), lintasan apoplas dan simplas sangat berpengaruh dalam
pengangkutan ion ke xylem.
Menurut Henry dan Foth (1982), pada beberapa hasil penelitian tentang unsur hara,
diketahui bahwa :
Aliran massa biasanya berperan dan dominan dalam gerakan kalsium dan
sulfur ke permukaan akar dan
Difusi berperan dominan dalam gerakan pospor kepermukaan akar.
Unsur- unsur hara lain seperti K, Mg, dan Nitrogen, dapat melalui aliran massa
ataupun difusi, tergantung kepada konsentrasi larutan tanah dan ratio transpirasi.
Pada tempat- tempat tertentu sepanjang permukaan, terjadi suatu kontak yang
erat dengan permukaan tanah sehingga ion-ion ditukar langsung dari partikel
tanah ke permukaan akar oleh proses yang disebut contact exchange.
Ketersediaan unsur hara dalam tanah sangat menentukan status nutrisi dalam
tanaman. pH tanah merupakan faktor utama yang mempengaruhi ketersediaan
nutrisi. Kebanyakan unsur hara tersedia pada pH tanah antara 6,0 sampai 7,0. Ca dan
Mg, K dan Mo lebih banyak tersedia dalam tanah yang basa, sedangkan Zn, Mn, dan
B kurang tersedia. Besi, Mn, Al dapat larut sampai ketingkat yang sangat tinggi dan
beracun dalam tanah yang sangat asam.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari reaksi kimia yang
berlangsung dalam larutan pada antar muka konduktor elektron (logam atau
semikonduktor) dan konduktor ionik (elektrolit), dan melibatkan perpindahan
elektron antara elektroda dan elektrolit atau sejenis dalam larutan. Potensial sel
adalah Gaya yang dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui sirkuit eksternal.
Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan kelebihan anion dan kation
pada larutan dan untuk menutup rangkaian sehingga reaksi dapat berlangsung terus-
menerus. Setiap reaksi kimia dapat dituliskan sebagai kombinasi dari dua buah reaksi
setengah sel sehingga potensial sel dapat diasosiasikan dengannya. Hubungan antara
energi bebas Gibbs dan potensial sel arus nol( E ) dapat diturunkan dengan
memperhatikan perubahan G pada saat reaksi sel bertambah dengan kuantitas yang
sangat kecil.
3.2 SARAN
Adapun saran yang dapat kami ajukan adalah alangkah lebih baiknya makalah ini
mendapat kritik yang membangun agar dalam penyusunannya dapat lebih sempurna
lagi. Dan alangkah baiknya jika isis dari makalah ini dapat dikoreksi oleh dosen
pengampu agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam memahami materi tentang
Elektrokimia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisik Jilid I. Terjemahan Irma I. Kartohadiprojo. Jakarta:
Erlangga.
Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisik. Edisi Keempat. Jilid II. Terjemahan Irma I.
Kartohadiprojo. Jakarta : Erlangga.
Dogra, S.K. dan S. Dogra. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Terjemahaan Umar
Mansyur. Jakarta : Universitas Indonesia.
Keenam, Charles W. Donald C. Kleinfelter Jesse H. Wood. 1996. Kimia Untuk
Universitas. Edisi Keenam. Jilid I. Terjemahan Aloysius Hadyana Pudjaatmaka.
Jakarta : Erlangga.
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Jakarta ; PT. Rineka Cipta.
http://blogspot.blog.com/definisi-definisi-elektrokimia.html
http://atarblog.blogspot.com/2012/04/.maklah-elektrokimia.html
http://desajaya.net/2008/.makalah-percobaan-elektrokimia.html
Tugas kelompok 6
Makala
ELETEROKIMIA
FITRIANA NAWIR G111 11 291
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
top related