faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku...
Post on 05-Mar-2021
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN BERAS
DI KOTA MAKASSAR
OLEH:
ST. RAHAYU ARINI L.
G 211 13 317
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
ABSTRAK
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Keputusan
Pembelian Beras di Kota Makassar
1 St. Rahayu Arini L, 2Muh. Hatta Jamil, 2A. Nixia Tenriawaru
Keragaman masyarakat dari sisi budaya, sosial, kepribadian, dan
psikologis menjadi faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan
keputusan pembelian beras. Atas dasar ini, penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh faktor budaya, sosial, kepribadian dan psikologis pada
perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian beras di Kota Makassar.
Penelitian ini dimulai pada bulan Agustus hingga September 2017. Subyek
penelitian adalah ibu rumahtangga atau pengambil keputusan dalam rumahtangga.
Metode analisis dilakukan dengan analisis deskriptif dan analisis Structural
Equation Modelling (SEM) dengan menggunakan software SmartPLS. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku konsumen dalam keputusan
pembelian beras di Kota Makassar dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, dan
psikologis. Namun, faktor kepribadian tidak mempengaruhi perilaku konsumen
dalam keputusan pembelian beras di Kota Makassar.
Kata Kunci: Beras, Perilaku Konsumen, Keputusan Pembelian
1Mahasiswa Prodi Agribisnis (G21113317) Departemen Sosial Ekonomi Fakultas
iPertanian UNHAS 2Dosen Prodi Agribisnis Departemen Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian UNHAS
ABSTRACT
Factors Affecting Consumer Behavior in Decision to Purchasing
The Rice in Makassar City
1 St. Rahayu Arini L, 2Muh. Hatta Jamil, 2A. Nixia Tenriawaru
The diversity in society from cultural, social, personal, and psychological
side will affect people in making decisions to consume rice. Based on this reason,
this research aims to analyze the effects of culture, social, personal, and
psycologycal factors in consumer behavior in decision to purchasing the rice in
Makassar City. This research started in August to September 2017. The subject of
this research are housewifes, also the decision maker of a household. The research
method used descriptive analysis and SEM (Structural Equation Modelling)
analysis by using the SmartPLS software. The results of this research are
consumer behavior in decision to purchasing the rice in Makassar City effected by
culture, social, and psychological factors. However, the personal factor doesn’t
effected consumer behavior in decision to purchasing the rice in Makassar City.
Keywords: Rice, Consumer Behavior, Purchasing Decision
1Student of Agribusiness (G21113317) Department of Social Economics Faculty
of iAgriculture iHasanuddin University 2Lecturer of Agribusiness Department of Social Economics Faculty of Agriculture
iHasanuddin iUniversity
PANITIA UJIAN SARJANA
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU
iiKONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN
iiBERAS DI KOTA MAKASSAR
Nama : ST. RAHAYU ARINI L.
NIM : G 211 13 317
TIM PENGUJI
Dr. Muh. Hatta Jamil, S.P., M.Si.
Ketua Sidang
Dr. A. Nixia Tenriawaru, S.P., M.Si.
Anggota
Prof. Dr. Ir. Muslim Salam, M.Ec.
Anggota
Dr. Ir. Rahmadanih, M.Si.
Anggota
Pipi Diansari, S.E., M.Si., Ph.D.
Anggota
Dr. Ir. Saadah, M.Si.
Anggota
Tanggal Ujian : 13 Februari 2018
RIWAYAT HIDUP PENULIS
St. Rahayu Arini Lestari, lahir di Ujung Pandang
tepatnya pada tanggal 22 Juli 1996, merupakan
bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Agus
Purwanto dan St. Aminah Atjo. Pendidikan formal
yang telah dilalui penulis adalah Taman Kanak-Kanak
Pertiwi Disamakan Makassar pada tahun 1999-2000, kemudian
melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Pertiwi Disamakan Makassar,
pada tahun 2001 – 2007. Lalu kembali melanjutkan pendidikan ke Sekolah
Menengah Pertama Negeri 08 Makassar pada tahun 2007 dan tamat pada
tahun 2010. Penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas
Negeri 05 Makassar tahun 2010 dan tamat pada tahun 2013. Melalui jalur
SBMPTN penulis berhasil diterima sebagai Mahasiswa Program Studi
Agribisnis Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin.
Sebagai seorang mahasiswa, penulis aktif berorganisasi di ruang
lingkup Fakultas Pertanian yaitu sebagai Anggota Data dan Informasi
pada Badan Pengurus Harian (BPH) Mahasiswa Peminat Sosial Ekonomi
Pertanian (MISEKTA) periode 2015/2016. Penulis juga aktif mengikuti
seminar yang di laksanakan baik di tingkat jurusan, fakultas, maupun
universitas baik tingkat lokal, nasional dan internasional.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil ‘Alamin. Puji syukur kepada Allah SWT
karena atas Rahmat dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Sungguh Dia-lah yang telah menjadi penerang dalam segala kesulitan
dan Sang Pemilik Arsy’ yang telah menitipkan ilham serta memberi
limpahan kasih sayang yang tak dapat terlukiskan dengan kata-kata
sehingga penulis dapat merampungkan skripsi dengan judul “Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian
Beras di Kota Makassar”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
dan memperoleh gelar pada Program Sarjana Fakultas Pertanian,
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan
dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis senantiasa menerima setiap
saran dan kritik yang membangun guna menyempurnakan skripsi ini.
Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi penulis dan semua pihak
yang membutuhkan.
Makassar, Januari 2018
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillahi Rabbil ’aalamiin, segala puji syukur penulis
hanturkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Tuhan bagi alam semesta, atas segala rahmat dan hidayah-
Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi. Tanpa rahmat dan hidayah-Nya, tak
mungkin penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa pula shalawat
dan salam kepada Junjungan Kita Nabi besar Muhammad SAW yang
telah memberi tauladan bagi kita semua.
Melalui kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu semasa penulis
berjuang menyelesaikan pendidikan di kampus khususnya pada pihak
yang membantu untuk kelancaran penulisan skripsi ini. Ucapan terima
kasih setulus hati penulis sampaikan kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, Ibunda St. Aminah Atjo dan Ayahanda
Agus Purwanto dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada beliau
yang merawat, membesarkan, mendidik, memberikan motivasi dan
dorongan, dengan penuh kasih sayang, ketulusan, kesabaran dan
keikhlasan, curahan rasa cinta dan sayangnya yang tiada berujung,
dan pengorbanan yang tak ternilai. Kepada kedua kakakku
Mohammad Indra Kusuma dan St. Dewiyanti Pratiwi yang selalu
menyemangati dan memberi dukungan untuk penulis. Kepada
keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil kepada penulis.
2. Bapak Dr. Muh. Hatta Jamil, S.P., M.Si. selaku pembimbing I, Ketua
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, dan sebagai Orang Tua
pengganti di lingkungan akademik, terima kasih atas setiap waktu
yang diberikan untuk ilmu, motivasi, saran, teguran yang membangun,
dan pemahaman baru mengenai berbagai hal. Penulis secara pribadi
memohon maaf atas segala kekurangan serta kekhilafan jikalau
sempat membuat kecewa selama proses pembimbingan skripsi
selama ini.
3. Ibu Dr. A. Nixia Tenriawaru, S.P., M.Si. selaku pembimbing II dan
Sekertaris Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, terima kasih atas
segala bimbingan, saran, motivasi, serta teguran membangun
sehingga penulis selalu bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih, atas setiap waktu bimbingan yang selalu memberikan
penulis ilmu dan pemahaman baru mengenai berbagai hal baik dan
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan dan
tingkah laku yang penulis lakukan selama ini baik sewaktu kuliah dan
selama penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Muslim Salam, Ibu Dr. Ir. Rahmadanih, M.Si.,
dan Ibu Pipi Diansari , S.E., M.Si., Ph.D. selaku penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan
penyusunan tugas akhir ini. Walaupun beliau bukanlah pembimbing
skripsi penulis, namun penulis sangat berterima kasih karena beliau
masih rela untuk meluangkan waktunya dan selalu memperhatikan
perkembangan skripsi, serta penulis ingin memohon maaf yang
sebesar-besarnya atas kesalahan dan tingkah laku yang penulis
lakukan selama ini baik sewaktu kuliah dan selama penyusunan
skripsi ini.
5. Ibu Dr. Ir. Saadah, M.Si. selaku panitia ujian sarjana dan
Ibu Ni Made Viantika S.S.P, M.Agb. selaku panitia seminar proposal
dan seminar hasil, terima kasih untuk telah meluangkan waktunya
dalam memimpin seminar, terima kasih juga telah memberikan
petunjuk, saran dan masukan dalam penyempurnaan skripsi serta
penulis ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan
dan tingkah laku yang penulis lakukan selama ini baik sewaktu kuliah
dan selama penyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Agribisnis Departemen
Sosial Ekonomi Pertanian, terkhusus Bapak Rusli M. Rukka, S.P.,
M.Si. yang membimbing penulis sejak pertama kali menginjakkan kaki
di Universitas Hasanuddin sampai penulis merampungkan tugas akhir
ini dan penulis mau memohon maaf yang sebesar-besarnya atas
kesalahan dan tingkah laku yang penulis lakukan selama ini baik
sewaktu kuliah dan selama penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh staf dan pegawai Departemen Sosial Ekonomi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin. Khususnya
Pak Ahmad, Pak Bahar, Kak Ima, dan Kak Hera terima kasih telah
memberikan semangat serta membantu penulis dalam proses
administrasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Keluarga besar “SELARAS 2013” Terkhusus teman-teman
seperjuanganku “SIGMA”, Astrid Harraya Amin, Miftahul Jannah
Rais, dan Yulfirah Yusuf yang selalu ada dalam suka maupun duka
dalam proses perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini. Terima kasih
atas waktu, saran, kasih sayang, kebersamaan, kekompakan serta
kerjasama yang baik sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Terima kasih telah membantu dalam pembuatan skripsi ini,
semoga kebersamaan kita tetap terjalin di masa depan. Tons of luck
and love for you.
9. Keluarga Besar Mahasiswa Peminat Sosial Ekonomi Pertanian
(MISEKTA), MISEKTA-ku, wadah komunikasi-ku, curahan bakat
minat-ku. Terima kasih atas segala pengalaman dan pelajaran yang
telah diberikan selama menggeluti organisasi ini.
10. Kakak-kakak dan adik-adik di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian,
Mizone 2009, Oceans 2010, ACT11ON 2011, Semesta 2014,
Ka15ar2015 dan warga MISEKTA tanpa terkecuali yang telah
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis. Terima kasih
telah menjadi saudara-saudara terbaik penulis selama menempuh
pendidikan di Universitas Hasanuddin. Serta terkhusus kepada Adik
Marina (2015) terima kasih atas bantuannya selama dikampus.
11. Kepada sahabat penulis St. Marwani Rizky, Adeliyani Widyasari,
Aida Wulandari, Sitha Saputri Andyanggoro, Nurul Savitri
Samudra Putri, Izmy Nurul Chasanah, Bella Staysie R.C, yang
telah memberikan dukungan, semangat serta bantuan kepada penulis
hingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Kepada sahabat penulis, Mustika Mustahir, Fatmawati Johasan,
dan Mahdiyah Amir yang meluangkan waktunya, memberikan
dukungan, semangat serta bantuan yang sangat banyak terhadap
penulis hingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
13. Kepada sahabat penulis, Fareqy Aolia Furqan yang selalu
mengingatkan untuk mengerjakan skripsi ini dan memberi semangat
dari jarak jauh kepada penulis.
14. Kepada sahabat sekaligus rekan kerja penulis, Diah Ayu Ramadiah,
Melisa Mirsyah, Ibnu Tamrin, kak Evana Yuslimah, kak Aliyul
Budi D., kak Ulfa, kak Asti, kak Meity JK, kak Rizal, dan kak Tanti
Terima kasih selalu sedia untuk mendengar keluh kesah dan
terimakasih juga atas dukungannya untuk selalu mengingatkan
penulis mengenai skripsi ini. Terkhusus kak Muis dan kak Hasbukin,
terima kasih atas toleransinya telah memberi ijin kepada penulis untuk
mengurus skripsi selama penulis mengerjakan skripsi ini.
15. Kepada Teman KKN Reguler UNHAS 93 Posko Empoang,
Beny Firmansyah, Musdalifah, Rania Namira Roem, Indila Maulvi
Amanda Iskandar, Amanda Cornelia Farina Rombot,
Muh. Miftahul Islam, dan Adnan Adifar. Terima kasih telah
meluangkan waktunya untuk bertukar pikiran dengan penulis.
16. Kepada semua pihak yang telah memberi bantuan yang tak mampu
penulis sebutkan satu-persatu.
Demikianlah, semoga segala pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung telah membantu penulis dalam penyelesaian Tugas Akhir
semoga Allah SWT memberikan kita kebahagiaan, Amin.
Makassar, Januari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii SUSUNAN TIM PENGUJI ............................................................................. iii RINGKASAN ................................................................................................. iv ABSTRACT .................................................................................................... v RIWAYAT HIDUP PENULIS .......................................................................... vi DAFTAR ISI ..................................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................xvi DAFTAR TABEL .........................................................................................xvii I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4 1.3 Tujuan ................................................................................................. 5 1.4 Manfaat ............................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsumen ........................................................................................... 6 2.2 Perilaku Konsumen ............................................................................. 9 2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ............... 10 2.4 Proses Pengambilan Keputusan ....................................................... 19 2.5 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 22 2.6 Kerangka Berpikir ............................................................................. 25
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu ............................................................................ 27 3.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................... 27 3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................ 27 3.4 Desain Penelitian .............................................................................. 30 3.5 Analisis Data ..................................................................................... 35 3.6 Uji Validitas ....................................................................................... 35 3.7 Uji Realibilitas ................................................................................... 37 3.8 Evaluasi Model Struktural ................................................................. 37 3.9 Definisi Operasional Variabel ............................................................ 38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................. 44 4.2 Karakteristik Responden ................................................................... 45
4.2.1 Usia .......................................................................................... 45 4.2.2 Jenis Kelamin ........................................................................... 47 4.2.3 Pendidikan Terakhir ................................................................. 48 4.2.4 Pekerjaan ................................................................................. 50 4.2.5 Penghasilan Per Bulan ............................................................ 51
4.3 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen pada Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar ....................... 53 4.3.1 Faktor Budaya .......................................................................... 53 4.3.2 Faktor Sosial ............................................................................ 54
4.3.3 Faktor Kepribadian ................................................................... 55 4.3.4 Faktor Psikologis ...................................................................... 56 4.3.5 Perilaku Konsumen .................................................................. 58 4.3.6 Keputusan Pembelian .............................................................. 58
4.4 Analisis Hubungan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar ................................ 60 4.4.1 Spesifikasi Model Partial Least Square (PLS) ........................ 60 4.4.2 Evaluasi Model Pengukuran................................................... 61
4.4.2.1 Uji Validitas Konvergen .............................................. 62 4.4.2.3 Uji Validitas Diskriminan ............................................. 63 4.4.2.3 Uji Reliabilitas............................................................. 66
4.5 Evaluasi Model Struktural .................................................................. 67 4.6 Pengujian Hipotesis ........................................................................... 68 V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 74 5.2 Saran ................................................................................................ 74 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Uraian Hal. 1
Rata-rata Konsumsi Beras Terbesar Sepuluh Negara Di Dunia, Tahun 2012 – 2015 (1000 Ton)…………………...
1
2 Kerangka Berpikir……………………………………………. 25 3 Kerangka Hipotetik Model Struktural Peubah Penelitian... 33 4 Konstruksi Diagram Jalur Hasil Pemodelan PLS
(Nilai Koefisien Jalur dan Nilai Outer Loading)……………
60 5 Output PLS Algorithm……………………………………….. 70
DAFTAR TABEL
Gambar Uraian Hal.
1
Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan 2010, 2014, dan 2015…………………...
1
2 Penelitian Terdahulu……………………..…………………. 23 3 Ukuran Populasi Rumahtangga di Kota Makassar…….... 27 4 Ukuran Sampel pada Setiap Kecamatan di Kota
Makassar………………………………………………………
28
5 Rancangan Pengujian Model Penelitian Studi Keputusan Pembelian Beras………………….…………………………..
33
6 Peubah dan Sub Peubah Model Persamaan Struktural…. 34 7 Parameter Uji Validitas dalam Model Pengukuran Partial
Least iSquare………………………………………………….
36 8 Parameter Reliabilitas dalam Model Pengukuran Partial
Least Square…………………………………………………..
37 9 Pengelompokan Responden Berdasarkan Umur…………. 46
10 Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. 48 11 Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir……………………………………………………......
49 12 Pengelompokan Responden Berdasarkan Pekerjaan…… 50 13 Pengelompokan Responden Berdasarkan Penghasilan
Per Bulan………………………………………………………
52 14 Hasil Identifikasi Faktor Budaya Terhadap Perilaku
Konsumen pada Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar………………………………………………………
53 15 Hasil Identifikasi Faktor Sosial Terhadap Perilaku
Konsumen pada Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar………………………………………………………
54 16 Hasil Identifikasi Faktor Kepribadian Terhadap Perilaku
Konsumen pada Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar………………………………………………………
55 17 Hasil Identifikasi Faktor Psikologis Terhadap Perilaku
Konsumen pada Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar………………………………………………………
57 18 Hasil Identifikasi Perilaku Konsumen pada Keputusan
Pembelian Beras di Kota Makassar...……………………… 58
19 Hasil Identifikasi Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar………………………………………………………
59
20 Outer Loading pada Uji Validitas Konvergen……………… 62 21 AVE dan comunality pada Uji Validitas Konvergen………. 63 22 Cross Loading pada Uji Validitas Diskriminan…………….. 64 23 Hasil Output Korelasi dan akar AVE pada Uji Validitas
Diskriminan…………………………………………………….
66
24 Hasil Output pada Uji Realibilitas…………………………… 66 25 Nilai R2…………………………………………………………. 67 26 Uji Hipotesis…………………………………………………… 71
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data USDA dalam Kementerian Pertanian (2016),
besaran rata-rata total konsumsi beras tertinggi di dunia pada kurun waktu
lima tahun terakhir terdistribusi pada negara-negara produsen padi
terbesar dunia. Secara umum rata-rata konsumsi beras dunia tertinggi di
China dengan total konsumsi rata-rata mencapai 142,52 juta ton per
tahun, di posisi kedua adalah India dengan rata-rata konsumsi mencapai
95,72 juta ton. Sementara Indonesia berada di posisi ketiga dengan total
konsumsi beras per tahun mencapai 38,24 juta ton. Total konsumsi beras
terbesar selanjutnya adalah Bangladesh, Vietnam, Philipina, Thailand,
Myanmar, Jepang dan Brasil dengan kisaran konsumsi beras rata-rata
antara 7,88 juta ton hingga 34,80 juta ton. Secara lebih rinci tersaji pada
gambar berikut:
Gambar 1. Rata-rata Konsumsi Beras Terbesar Sepuluh Negara Di
Dunia, iTahun 2012 – 2015 (1000 Ton).
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
Beras adalah salah satu komoditas penting bagi Indonesia. Hal ini
mengingat hampir seluruh masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras
sebagai makanan pokoknya. Itu sebabnya Indonesia merupakan salah
satu negara konsumen pangan dengan bahan pangan beras terbesar di
dunia. Selain itu, beras sangat berpengaruh bagi perekonomian Indonesia
karena lebih dari 60 % penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani
penghasil beras. Meskipun Indonesia adalah salah satu negara yang
memproduksi beras terbanyak di dunia, Indonesia masih tetap merupakan
negara importir beras. Dengan demikian beras tidak hanya dibutuhkan
untuk dikonsumsi tetapi juga merupakan sumber pendapatan dan
penyerapan tenaga kerja (Utomo, 2001 dalam Aprianto, 2006).
Banyaknya pilihan produk beras baik berupa jenis beras, kemasan,
harga, rasa, dan hal lainnya serta perbedaan dan pengaruh lingkungan
budaya, kelas sosial, daya beli, motivasi, dan gaya hidup membentuk
perilaku konsumen yang berbeda-beda. Hal ini menuntut para produsen
untuk menyediakan produk beras yang sesuai dengan keinginan
konsumen, khususnya segmen pasar yang dituju.
Kota Makassar sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan
merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah penduduk yang terbilang
cukup banyak. Hal ini sesuai data pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010, 2014, dan 2015.
No. Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk
2010 2014 2015
1. Kepulauan Selayar 123.377 128.744 130.199
2. Bulukumba 395.790 407.775 410.485
3. Bantaeng 177.299 182.283 183.386
4. Jeneponto 343.808 353.287 355.599
5. Takalar 270.491 283.762 286.906
6. Gowa 654.978 709.386 722.702
7. Sinjai 229.583 236.497 238.099
8. Maros 320.103 335.596 339.300
9. Pangkep 306.717 320.293 323.597
10. Barru 166.520 170.316 171.217
11. Bone 719.999 738.515 742.912
12. Soppeng 224.577 225.709 226.116
13. Wajo 386.324 391.980 393.218
14. Sidrap 272.808 286.610 289.787
15. Pinrang 352.185 364.087 366.789
16. Enrekang 190.923 198.194 199.998
17. Luwu 333.497 347.096 350.218
18. Tana Toraja 221.816 227.588 228.984
19. Luwu Utara 288.391 299.989 302.687
20. Luwu Timur 243.809 269.405 275.595
21. Toraja Utara 217.503 224.003 225.516
1. Makassar 1.342.862 1.429.242 1.449.401
2. Pare Pare 129.682 136.903 138.669
3. Palopo 148.395 164.903 168.894 Sulawesi Selatan 8.060.401 8.432.163 8.520.304
Sumber: Provinsi Sulawesi Selatan dalam Angka, 2016.
Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa Kota Makassar
merupakan kota dengan jumlah penduduk terbanyak di Sulawesi Selatan
yaitu sebanyak 1.449.401 jiwa pada tahun 2015. Kota ini juga memiliki
struktur masyarakat yang beraneka ragam, misalnya dari sisi budaya,
gaya hidup, pendidikan dan pekerjaan, serta tingkat perekonomian.
Keragaman pada masyarakat yang tercipta tentu mempengaruhi
masyarakat di kota tersebut dalam mengambil keputusan untuk
mengonsumsi suatu produk, termasuk dalam hal mengonsumsi beras.
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat sebagai
konsumen tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang
berasal dari dalam diri konsumen maupun dari luar diri konsumen.
Beberapa faktor yang tersebut diantaranya yaitu faktor budaya, sosial,
pribadi dan psikologis.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Konsumen dalam Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang akan dikaji dalam
penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pengaruh faktor budaya pada perilaku konsumen dalam
pembelian beras di Kota Makassar?
2. Bagaimana pengaruh faktor sosial pada perilaku konsumen dalam
pembelian beras di Kota Makassar?
3. Bagaimana pengaruh faktor kepribadian pada perilaku konsumen
dalam pembelian beras di Kota Makassar?
4. Bagaimana pengaruh faktor psikologis pada perilaku konsumen
dalam pembelian beras di Kota Makassar?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis pengaruh faktor budaya pada perilaku konsumen
dalam pembelian beras di Kota Makassar.
2. Menganalisis pengaruh faktor sosial pada perilaku konsumen
dalam pembelian beras di Kota Makassar.
3. Menganalisis pengaruh faktor kepribadian pada perilaku konsumen
dalam pembelian beras di Kota Makassar.
4. Menganalisis pengaruh faktor psikologis pada perilaku konsumen
dalam pembelian beras di Kota Makassar.
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang
terkait, diantaranya :
1. Bagi produsen dan pengusaha beras, penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk
mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumennya.
2. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang komoditi
beras.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,
orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.
Konsumen dapat dikelompokkan yakni konsumen antara dan konsumen
akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka
membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan.
Sedangkan pengguna barang adalah konsumen akhir. Yang dimaksud
konsumen akhir adalah konsumen akhir memperoleh barang atau jasa
bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi
kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain
(Suryani, 2003).
Sehingga secara umum, konsumen adalah setiap orang pemakai
barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain
dan tidak untuk diperdagangkan.
Ada dua cara untuk memperoleh barang, yakni:
a. Membeli
Bagi orang yang memperoleh suatu barang dengan cara membeli,
tentu ia terlibat dengan suatu perjanjian dengan pelaku usaha, dan
konsumen memperoleh perlindungan hukum melalui perjanjian
tersebut.
b. Cara lain selain membeli yakni hadiah, hibah dan warisan. Untuk cara
yang kedua ini, konsumen tidak terlibat dalam suatu hubungan
kontraktual dengan pelaku usaha. Sehingga konsumen tidak
mendapatkan perlindungan hukum dari suatu perjanjian. Untuk itu
diperlukan perlindungan dari negara dalam bentuk peraturan yang
melindungi keberadaan konsumen.
Menurut Sumarwan (2004), karakteristik konsumen meliputi
pengetahuan dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen, dan
karakteristik demografi konsumen. Konsumen yang memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang banyak mengenai produk mungkin tidak termotivasi
untuk mencari informasi, karena konsumen sudah merasa cukup dengan
pengetahuannya untuk mengambil keputusan. Konsumen yang
mempunyai kepribadian sebagai seorang yang senang mencari informasi,
(information seeker) akan meluangkan waktu untuk mencari informasi
lebih banyak. Pendidikan adalah salah satu karakteristik demografi yang
penting. Konsumen yang berpendidikan tinggi cenderung mencari
informasi yang banyak mengenai suatu produk sebelum ia memutuskan
untuk membelinya.
Selain itu, Sumarwan (2004) juga berpendapat bahwa semua
penduduk berapapun usianya adalah konsumen. Oleh karena itu,
pemasar harus memahami distribusi usia penduduk dari suatu wilayah
yang akan dijadikan target pasarnya. Perbedaan usia akan
mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap produk.
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi preferensi dan
persepsi konsumen dalam proses keputusan untuk menerima sesuatu
yang baru, baik produk maupun jasa. Seseorang yang berumur relatif
muda, akan lebih cepat menerima sesuatu yang baru. Pendapatan
merupakan imbalan yang diterima seseorang dari pekerjaan yang
dilakukannya. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya
beli seorang konsumen. Karena alasan inilah konsumen perlu mengetahui
pendapatan konsumen yang menjadi sasarannya (Sumarwan, 2004).
Besar kecilnya pendapatan yang diterima konsumen dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan dan pekerjaannya. Pekerjaan akan berpengaruh
terhadap besar kecilnya pendapatan yang akan diperoleh. Pendidikan
formal penting dalam membentuk pribadi dengan wawasan berfikir yang
lebih baik.
Karakteristik konsumen yang berguna untuk mengetahui sebuah
segmentasi pasar yang dapat dibagi dalam empat kategori yaitu
demografi, perilaku, profil psikografi, dan karakteristik kepribadian. Ukuran
demografi konsumen yang terdiri dari umur, jenis kelamin, pendapatan,
agama, status perkawinan, pendidikan, etnik dan kebangsaan, memiliki
dua manfaat penting dalam proses segmentasi. Pertama, hal itu dapat
digunakan baik secara terpisah maupun dikombinasikan untuk
mengembangkan berbagai subbudaya dimana para anggotanya saling
berbagi nilai, kebutuhan, ritual, dan perilaku tertentu. Contohnya
kombinasi pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan, dapat dipergunakan
untuk mengembangkan kelas sosial konsumen. Manfaat kedua, variabel
demografi dapat digunakan untuk menggambarkan para konsumen yang
diklasifikasikan menjadi segmen melalui sarana lainnya (Sunarto, 2006).
Sunarto (2006) menyatakan bahwa dasar penting untuk segmentasi
perilaku adalah harga, manfaat yang dicari, dan tingkat penggunaan.
Segmentasi menurut elastisitas harga didasarkan atas konsep ekonomi,
dimana kelompok konsumen yang berbeda akan memberikan reaksi yang
berbeda terhadap perubahan harga produk atau jasa.
2.2 Perilaku Konsumen
Engel, dkk (1995) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan
tersebut. Kata perilaku diartikan bukan hanya menyangkut kegiatan-
kegiatan yang tampak jelas dan selalu mudah diamati, tetapi merupakan
satu barisan dari proses pengambilan keputusan.
Menurut Rani (2014), perilaku konsumen mengacu pada seleksi,
pembelian dan konsumsi barang dan layanan untuk memuaskan
keinginan mereka. Terdapat proses yang berbeda yang terlibat pada
perilaku konsumen. Awalnya konsumen mencoba untuk menemukan
komoditas apa yang ingin mereka konsumsi, maka mereka hanya memilih
komoditas yang memiliki kegunaan yang lebih besar. Setelah memilih
komoditas, konsumen membuat perkiraan dana yang dapat mereka
habiskan. Terakhir, konsumen menganalisis harga komoditas yang
berlaku dan mengambil keputusan tentang komoditas apa yang dapat
mereka konsumsi.
Menurut Notoadmodjo (2003) ditinjau dari bentuk respons dari
stimulus, perilaku dapat dibedakan menjadi:
a. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respons atau reaksi yang bersifat tertutup atau terselubung.
Respons atau reaksi terhadap stimulus masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang
yang menerima stimulus tersebut dan belum bisa diamati secara jelas oleh
orang lain.
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan
nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus pada perilaku ini sudah
dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Studi yang dikembangkan oleh Lautiainen (2015) pada tulisannya
tentang “Factors Affecting Consumers’ Buying Decision in The Selection of
A Coffee Brand” menyatakan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi
oleh 3 faktor, yaitu faktor sosial, kepribadian, dan psikologis.
Stanciu (2010) yang dikutip dalam Rani (2014), mengidentifikasi
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
dikelompokkan menjadi:
a. Faktor sosial-budaya: keluarga, status sosial, kelas sosial,
kelompok acuan, budaya.
b. Faktor psikologis: persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap,
kepercayaan.
c. Faktor ekonomi:
1) Makroekonomi : pergerakan ekonomi
2) Mikroekonomi : pendapatan
d. Faktor Demografi
1) Makroekonomi : populasi dan distribusi geografi, pertumbuhan
penduduk, umur, pekerjaan, tingkat pendidikan, jumlah anggota
keluarga.
2) Mikroekonomi : jenis kelamin, status pernikahan, karakteristik
psikis.
Sementara itu, Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan bahwa
pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial,
pribadi, dan psikologis.
Analisis pada faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian seperti yang telah dikemukakan di atas, maka ditarik
kesimpulan bahwa secara umum keputusan pembelian dipengaruhi oleh
faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Berikut adalah pengaruh dari
keempat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen:
2.3.1 Faktor Budaya
Berbicara mengenai kebiasaan pasti akan dikaitkan dengan hobi
yang dilakukan secara rutin oleh seseorang. Secara harfiah kebiasaan
memiliki arti pengulangan sesuatu secara terus-menerus dalam kegiatan
yang sama. Kebiasaan ini terbentuk dengan sendirinya bahkan tanpa
disadari sebelumnya oleh pelakunya. Suatu kegiatan bisa menjadi
kebiasaan karena memberikan rasa nyaman bagi pelaku, sehingga
cenderung memberikan efek kecanduan.
Farabi (2015) menyatakan bahwa kebiasaan yang lambat laun tidak
hanya dilakukan oleh perorangan, namun menjalar kepada banyak orang
bahkan dalam satu daerah akan membentuk adat. Menjadi adat karena
dilakukan secara turun-temurun dari beberapa generasi. Kebiasaan yang
menjadi adat tentunya memiliki kriteria tersendiri:
1) Berdasarkan pada kepercayaan yang dipegang masyarakat
2) Suatu kebiasaan tersebut menunjukkan hasil yang diharapkan
masyarakat
3) Sesuai dengan kepribadian masyarakat
4) Sesuai dengan keberadaan sarana dan prasarana
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan
paling dalam terhadap perilaku konsumen. Pemasar harus memahami
peran yang dimainkan oleh budaya, sub-budayanya, dan kelas sosial
pembeli.
Menurut Nawawi (2016), budaya adalah seperangkat dasar nilai-
nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari oleh seorang
anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Menurut
Kotler dan Armstrong (2012) dalam Nawawi (2016) yang dimaksud
budaya ini adalah pergeseran budaya serta nilai-nilai dalam keluarga.
Sementara sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai
yang terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan seperti
biasa. Sub-budaya mencakup kebangsaan, agama, ras, dan wilayah
geografis. Dan kemudian kelas sosial adalah susunan yang relatif
permanen dan teratur dalam suatu masyarakat dan anggotanya yang
mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial ditentukan
oleh faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi
dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variabel lainnya.
2.3.2 Faktor Sosial
Selain faktor budaya,perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi
oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta status
sosial.
Gajjar (2013) berpendapat bahwa setiap individu memiliki beberapa
orang di sekitarnya yang mempengaruhi dia / nya dalam melakukan
sesuatu. Kelompok acuan terdiri dari orang-orang dimana individu tersebut
mencocokkan diri mereka satu sama lain. Hal ini meliputi teman, anggota
keluarga, dan kerabat. Semua pengaruh atas keputusan membeli
konsumen karena alasan mereka telah menggunakan produk atau merek
sebelumnya. Jadi, kita juga cenderung untuk memilih produk yang
direkomendasi oleh teman kita.
Selain itu, status sosial juga mencerminkan bahwa individu
memiliki kelompok sosial berdasarkan hal-hal seperti uang dan kekayaan,
pendidikan atau pekerjaan. Dalam masyarakat, status menjadi hal yang
penting dan menjadi kebanggaan bagi seseorang. Status sosial dapat
diperoleh dengan menjadi sukses dalam hidup atau dilahirkan menjadi
uang. Produk dan pemilihan merek sering mencerminkan peran dan status
sosial (Wright, 2006).
2.3.3 Faktor Kepribadian
Menurut Kotler (2002) dalam Ritonga (2008), faktor kepribadian
didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda
dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten
dan bertahan lama terhadap lingkungan.
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:
1) Umur dan tahap daur hidup, orang mengubah barang dan jasa
yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan makan,
pakian, perabot, dan rekreasi sering kali berhubungan dengan
umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup produk
keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai
dengan kedewasaannya. Pemasar sering kali menentukan sasaran
pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk
yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap.
2) Pekerjaan, pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa
yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan
yang mempunyai niat diatas rata-rata akan produk dan jasa
mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi
dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu.
3) Situasi ekonomi
Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan
produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan
mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan
dan tingkat minat. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi,
pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang
ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya.
Situasi ekonomi memiliki pengaruh yang besar terhadap
perilaku pembelian konsumen. Jika pendapatan dan tabungan
mereka tinggi, maka mereka akan membeli produk yang lebih
mahal. Namun, jika pendapatan mereka rendah, mereka akan
membeli produk yang lebih murah atau mereka tidak membeli sama
sekali (Sandu, 2014).
4) Gaya hidup, pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam
aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial),
minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih
dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya hidup
menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara
keseluruhan di dunia.
5) Kepribadian dan Konsep Diri, kepribadian setiap orang jelas
mempengaruhi tingkah laku membelinya. Kepribadian mengacu
pada karakteristik psikologis unik yang menyebabkan respons yang
relatif dan konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan dirinya
sendiri. Kepribadiannya biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat
seperti percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi,
mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan
keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis
tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merk tertentu.
2.3.4 Faktor Psikologi
Kotler (2002) dalam Farabi (2015) menyatakan bahwa faktor
psikologi sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan
hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa
lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang. Pilihan barang
yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor
psikologi yang penting:
1) Motivasi, kebutuhan yang cukup untuk mengarahkan seseorang
mencari cara untuk memuaskan kebutuhan. Dalam urutan
kepentingan, jenjang kebutuhannya adalah kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan,
dan pengakuan pengaktualisasian diri. Mula-mula seseorang
mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang paling penting. Kalau
sudah terpuaskan, kebutuhan itu tidak lagi menjadi motivator dan
kemudian orang tersebut akan mencoba memuaskan kebutuhan
paling penting berikutnya. Misalnya orang yang kelaparan
(kebutuhan fisiologis) tidak akan tertarik dengan apa yang terjadi
dalam dunia seni (kebutuhan mengaktualisasikan diri), tidak juga
pada bagaimana orang lain memandang dirinya atau penghargaan
orang lain (kebutuhan sosial dan penghargaan), bahkan tidak
tertarik juga pada apakah mereka menghirup udara bersih
(kebutuhan rasa aman).
2) Persepsi, proses yang dilalui orang dalam memilih,
mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi guna
membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia. Seseorang
yang termotivasi siap untuk bertindak. Bagaimana orang tersebut
bertindak dipengaruhi oleh persepsinya mengenai situasi.
Orang dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang
sama karena 3 macam proses penerimaan indera.
a) Perhatian selektif, kecendrungan bagi manusia untuk menyaring
sebagian besar informasi yang mereka hadapi, berarti bahwa
pemasar harus bekerja cukup keras untuk menarik perhatian
konsumen.
b) Distorsi selektif, menguraikan kecendrungan orang untuk
mengiterpretasikan informasi dengan cara yang akan
mendukung apa yang telah mereka yakini.
c) Ingatan selektif, orang cenderung lupa akan sebagian besar
besar hal yang mereka pelajari. Mereka cenderung akan
mempertahankan atau mengingat informasi yang mendukung
sifat dan keyakinan mereka, karena adanya ingatan selektif.
3) Pengetahuan, pembelajaran menggambarkan perubahan
dalam tingkah laku individual yang muncul dari pengalaman.
Pentingnya praktik dari ilmu pengetahuan bagi pemasar
adalah mereka dapat membentuk permintaan akan suatu produk
dengan menghubungkannya dengan dorongan yang kuat,
menggunakan petunjuk yang membangkitkan motivasi, dan
memberikan peranan positif.
4) Keyakinan dan Sikap, melalui tindakan dan pembelajaran, orang
mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya ini pada waktunya
akan mempengaruhi tingkah laku membeli. Keyakinan adalah
pemikiran yang deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai
sesuatu. Keyakinan didasarkan pada pengetahuan yang
sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan
emosi atau mungkin tidak. Pemasar tertarik pada keyakinan bahwa
orang yang merumuskan mengenai produk dan jasa spesifik,
karena keyakinan ini menyusun citra produk dan merek yang
mempengaruhi tingkah laku membeli. Bila ada sebagian keyakinan
yang salah dan mengahalangi pembelian, pemasar pasti ingin
meluncurkan usaha untuk mengkoreksinya. Sikap menguraikan
evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap
suatu objek atau ide yang relative konsisten. Sikap menempatkan
orang lain dalam suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai
atau tidak menyukai sesuatu mengenai mendekati atau
menjauhinya.
2.4 Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan konsumen melibatkan tiga proses kognitif
yang penting, yaitu: (1) Konsumen harus menerjemahkan informasi yang
relevan di lingkungan sekitar untuk menciptakan arti atau pengetahuan
personal, (2) Konsumen harus mengombinasikan atau mengintegrasikan
pengetahuan tersebut sebelum mengevaluasi produk atau tindakan yang
mungkin, dan untuk menetapkan perilaku di antara alternative yang ada,
(3) Konsumen harus mengungkap ulang pengetahuan produk dari
ingatannya untuk digunakan dalam proses integrasi dan interpretasi
(Peter, Olson, 1999).
Menurut Kotler dan Keller (2007) tahap-tahap yang dilewati pembeli
untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:
a. Pengenalan masalah, proses membeli dimulai dengan pengenalan
masalah dimana pembeli mengenali adanya masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata
dan keadaan yang diinginkan.
b. Pencarian informasi, seorang konsumen yang sudah terkait
mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak.
Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan
ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya.
Bila tidak, konsumen akan dapat menyimpan kebutuhan dalam
ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan
dengan kebutuhan tersebut.
c. Evaluasi alternatif, tahap dari proses keputusan membeli, yaitu
ketika konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi
merek alternative dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu
membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama, kita
anggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulan
atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti
penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan
keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan
mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai
dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan
kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat
tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap
terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada
konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi,
tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana
konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli
tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli
spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan
perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain,
konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidaksama
sekali, mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau
tergantung intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil
kesimpulan sendiri, kadang-kadang mereka bertanya pada teman,
petunjuk bagi konsumen atau wiraniaga untuk memberi saran
pembelian. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui
bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi merek alternatif. Bila
mereka mengetahui proses evaluasi apayang sedang terjadi,
pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi
keputusan membeli.
d. Keputusan membeli, dalam tahap evaluasi, konsumen membuat
peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada
umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek
yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat
untuk membeli dan keputusan membeli. Faktor pertama adalah
sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga,
merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor
situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat
produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang
diharapkan bias menambah niat pembelian.
e. Tingkah laku pasca pembelian, tahap dari proses keputusan pembeli,
yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli
berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan
pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian yang
terletak pada hubungan antar harapan konsumen dengan prestasi
yang diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan,
konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen
merasa puas, bila melebihi harapan konsumen akan merasa puas.
Konsumen mendasarkan harapan pada informasi yang mereka terima
dari penjual, teman dan sumber-sumber lainnya. Bila penjual melebih-
lebihkan prestasi produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi
dan hasilnya ketidakpuasan.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian tedahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam
rangka menyusun skripsi ini. Terdapat beberapa penelitian tedahulu yang
akan mengarahkan penelitian ini diantaranya yaitu :
Tabel 2. Penelitian Terdahulu. No. Nama Tahun Judul Tujuan Hasil Perbandingan
1. Syehbubakar
Syihab
2015 Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Konsumen Dalam
Pengambilan
Keputusan
Pembelian Produk
Handphone Merek
Samsung
mengetahui sejauh mana
pengaruh perilaku
konsumen: budaya (X1),
Sosial (X2), Pribadi (X3)
dan Psikologis (X4)
terhadap pengambilan
keputusan pembelian
produk handphone merek
Samsung
mengetahui variabel apa
diantara keempat
variabel tersebut yang
paling berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian produk
handphone merek
Samsung.
Perilaku konsumen yang
terdiri dari budaya, sosial,
pribadi dan psikologis
mempunyai pengaruh positif
terhadap keputusan
pembelian produk
handphone merek Samsung
serta variable yang paling
berpengaruh pada
keputusan pembelian
handphone Samsung
diantara keempatnya adalah
variabel psikologi (X4).
Secara umum, penelitian ini cukup
relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis. Namun,
terdapat sedikit perbedaan pada jenis
analisis, yang dimana penelitian yang
dilakukan oleh Syehbubakar Syihab
(2015) menggunakan analisis linear
berganda sedangkan penulis
menggunakan analisis SEM
(Structural Equation Model). Selain
itu, objek penelitian yang diambil juga
berbeda yang dimana Syehbubakar
Syihab (2015) mengambil Handphone
sebagai objek, sedangkan penulis
mengambil beras sebagai objek
penelitian.
2. Endang Puji
Widayati
2012 Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Perilaku Konsumen
Terhadap
Keputusan
Pembelian Minyak
Goreng Di Surabaya
Mengetahui factor-faktor
yang mempengaruhi
perilaku konsumen
terhadap keputusan
pembelian minyak
goreng di surabaya
Budaya tidak
mempengaruhi Perilaku
Konsumen. Sosial sangat
mempengaruhi Perilaku
Konsumen. Psikologi sangat
mempengaruhi Perilaku
konsumen.
Penelitian ini cukup relevan dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis
karena memiliki kesamaan pada
metode pendekatan yang digunakan
yaitu analisis SEM. Namun, terdapat
sedikit perbedaan pada faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku
konsumen, yang dimana penelitian
yang dilakukan oleh Endang Puji
Widayati (2015) terdapat 3 faktor,
sedangkan penulis menetapkan 4
faktor. Selain itu, objek penelitian
yang diambil juga berbeda yang
dimana Endang Puji (2012)
mengambil minyak goreng sebagai
objek, sedangkan penulis mengambil
beras sebagai objek penelitian.
3. Arif Nindyo
Kisworo
Kusuma Sri
Handayani
2014 Analisa Hubungan
antara Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Perilaku Pembelian
Susu Kambing
di Wilayah Bogor
menganalisa segmen
pasar susu kambing di
Kotamadya Bogor,
mengkaji karakteristik
konsumen dan aspek-
aspek yang dapat
mempengaruhi minat
konsumen
mengkonsumsi susu
kambing
minat beli konsumen susu
kambing dipengaruhi
secara langsung oleh faktor
sosial dan psikologis
konsumen, tetapi tidak
dipengaruhi oleh faktor
pribadi dan subbudaya
konsumen.
Pada penelitian ini terdapat
kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis yang dimana
hasil penelitian ini bahwa perilaku
pembelian dalam arti minat beli
konsumen pada pembelian susu
kambing dan beras sama-sama
dipengaruhi oleh factor social dan
psikologis.
4. Tanja
Lautiainen
2015 Factors Affecting
Consumers’ Buying
Decision in
The Selection of A
Coffee Brand
mengetahui factor
yang
mempengaruhi
perilaku konsumen
dalam keputusan
pembelian dalam
memilih merk kopi.
Faktor social, kepribadian,
dan psikologis berpengaruh
terhdap proses membuat
keputusan dalam memilih
merk kopi.
Terdapat perbedaan pada hasil yang
dimana hasil penelitian Tanja
Lautiainen (2015) bahwa yang
menjadi factor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen
adalah faktor social, kepribadian, dan
psikolgis. Sedangkan hasil penelitian
penulis yang menjadi faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku
konsumen hanya faktor budaya,
social, dan psikologis.
2.6. Kerangka Berpikir
Studi perilaku konsumen yang akan dilakukan terkait dengan
karakteristik konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen, serta keputusan pembelian beras. Melalui analisis deskriptif,
karakteristik dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
disusun secara ringkas untuk melihat gambaran berbagai kondisi, situasi,
atau variabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Kerangka Berpikir.
Keterangan:
: Hub. Langsung
: Hub. Tidak langsung
: Hub. korelasi
Faktor Kepribadian
(X3)
Faktor Budaya (X1)
Keputusan Pembelian Beras (Y2)
Perilaku Konsumen
(Y1) Faktor Sosial
(X2)
Faktor Psikologis
(X4)
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, model ini dibuat untuk
melihat besarnya pengaruh atau kontribusi antar variabel laten dan
variabel teramati. Penyusunan hubungan jalur tiap variabel dapat dilihat
pada gambar di atas. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen (X) sebagai variabel laten eksogen terdiri dari 4 variabel
teramati yaitu faktor budaya (X1), faktor sosial (X2), faktor kepribadian
(X3) dan faktor psikologis (X4) kemudian mengindentifikasi apakah faktor-
faktor tersebut berpengaruh terhadap perilaku konsumen (Y1) dan proses
keputusan pembelian (Y2) sebagai variabel laten endogen.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan dilakukan di Kota Makassar. Penentuan lokasi
ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan
bahwa Kota Makassar merupakan salah satu kota besar dengan jumlah
penduduk yang tinggi dengan struktur masyarakat yang beraneka ragam
sehingga jumlah penduduk tersebut tentunya mempengaruhi tingkat
konsumsi beras di Kota Makassar. Pengumpulan data di lokasi penelitian
dilakukan pada bulan Agustus hingga September 2017.
3.2 Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data
primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara terhadap
konsumen dipandu kuesioner yang telah disediakan sebelumnya.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi Perpustakaan Universitas
Hasanuddin, Badan Pusat Statistik, buku, internet, jurnal, dan artikel-
artikel yang berhubungan dengan penelitian.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi merupakan jumlah keseluruhan elemen yang diteliti
(Cooper dan Schindler, 2003). Dengan demikian populasi adalah individu
yang memiliki informasi yang menjadi fokus penelitian. Populasi penelitian
ini adalah jumlah kepala keluarga atau rumahtangga yang terdapat di Kota
Makassar dengan pertimbangan bahwa kepala keluarga yang melakukan
pengambilan keputusan dalam pembelian beras.
Penelitian yang menggunakan metode survei, tidak harus meneliti
seluruh individu dalam populasi yang ada. Penelitian dapat dilakukan
dengan meneliti sebagian dari populasi (sampel), diharapkan hasil yang
diperoleh dapat mewakili sifat atau karakteristik populasi yang
bersangkutan. Jumlah populasi kepala keluarga atau rumahtangga pada
14 kecamatan di Kota Makassar dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Ukuran Populasi Rumahtangga di Kota Makassar Tahun 2015.
Sumber: Kota Makassar dalam Angka, 2016.
Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Meskipun sampel hanya merupakan bagian dari
populasi, kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu harus dapat
menggambarkan dalam populasi (Sugiyono, 2012).
Analisis SEM membutuhkan sampel minimal 100, dan distribusi
data harus bersifat normal dan berhubungan linier, sementara resiko data
bedasarkan sampel yang akan diambil belum tentu memiliki struktur
No. Kecamatan Jumlah Rumahtangga
(Kepala Keluarga)
1. Mariso 13.510
2. Mamajang 14.494
3. Tamalate 47.487
4. Rappocini 38.444
5. Makassar 19.049
6. Ujung Pandang 6.281
7. Wajo 6.638
8. Bontoala 12.369
9. Ujung Tanah 10.490
10. Tallo 30.640
11. Panakkukang 37.731
12. Manggala 29.550
13. Biringkanaya 46.045
14. Tamalanrea 35.020 Jumlah 347.748
normal dan linier. Maka diputuskan dalam penelitian ini menggunakan
Partial Least Square (PLS) karena selain distribusi bebas juga
memerlukan data yang relatif lebih sedikit (bisa kurang dari 100 sampel).
Oleh karena itu, kami menentukan sampel secara random bedasarkan
sampel random sampling (Farogby dan Trikusumo, 2011).
Setelah diketahui besarnya ukuran sampel sebagai penduga
populasi, maka secara proporsional dapat ditentukan besarnya ukuran
sampel pada setiap kecamatan di Kota Makassar yang dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Ukuran Sampel pada Setiap Kecamatan di Kota Makassar.
No. Kecamatan Ukuran Populasi
(Kepala Keluarga)
Jumlah
Sampel
(Jiwa)
1. Mariso 13.510 4
2. Mamajang 14.494 5
3. Tamalate 47.487 16
4. Rappocini 38.444 13
5. Makassar 19.049 6
6. Ujung Pandang 6.281 2
7. Wajo 6.638 2
8. Bontoala 12.369 4
9. Ujung Tanah 10.490 3
10. Tallo 30.640 10
11. Panakkukang 37.731 12
12. Manggala 29.550 10
13. Biringkanaya 46.045 15
14. Tamalanrea 35.020 12
Jumlah 347.748 115
3.4 Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah desain analitis yang dikerjakan
berdasarkan data ex post facto, sebagai bentuk penelitian yang
menganalisis dan menilai peristiwa faktual yang terjadi di lapangan
(Babbie, 1992 dalam Jamil, 2012).
Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
metode survei. Metode survei merupakan pengumpulan data primer
dengan melakukan tanya jawab dengan responden (Simamora, 2004).
Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
kuesioner, yang disusun untuk mengidentifikasi dan menganalisis
karakteristik konsumen dan faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
pembelian beras di Kota Makassar.
Pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi tempat tinggal
konsumen. Konsumen yang dijumpai ditanyakan kesediaannya untuk
menjadi responden. Apabila konsumen tersebut bersedia, baru
dilakukan pengisian kuesioner. Kategori responden yang diambil adalah
orang yang telah mengerti prosedur tanya jawab dalam kuesioner dan
telah memiliki aksesibilitas pribadi dalam mengambil keputusan mengenai
pembelian beras.
Berdasarkan desain dan metode pengumpulan data yang
digunakan untuk penelitian ini, maka peubah-peubah penelitian yang dikaji
meliputi peubah bebas (X) dan peubah tak bebas (Y). Peubah
independent atau peubah bebas (X) terdiri dari : faktor budaya, faktor
sosial, faktor kepribadian, dan faktor psikologis. Sedangkan peubah
dependent atau peubah terikat (Y) terdiri dari dua peubah, yaitu : perilaku
konsumen dan keputusan pembelian beras.
Desain penelitian dirancang untuk mengetahui pengaruh peubah
independent pada peubah dependent dan menguji hipotesis yang telah
dirumuskan, maka dibuat kerangka hipotetik yang dapat dilihat pada
Gambar 3. Kerangka hipotetik kemudian dioperasionalisasikan dengan
terlebih dahulu merumuskan penyusunan model persamaan pengukuran
dan model persamaan struktural sesuai dengan kaidah SEM (Structural
Equation Model) (Kusnandi, 2008 dalam Jamil, 2012). Model persamaan
dan kerangka hipotetik penelitian dapat dilihat sebagai berikut :
Persamaan model pengukuran
(1) Pengukuran peubah faktor budaya
X1= λx1ξ1+δ1
X2= λx2ξ1+δ2
X3= λx3ξ1+δ3
(2) Pengukuran peubah faktor sosial
X4= λx4ξ2+δ4
X5= λx5ξ2+δ5
X6= λx6ξ2+ δ6
(3) Pengukuran peubah faktor kepribadian
X7= λx7ξ3+δ7
X8= λx8ξ3+δ8
X9= λx9ξ3+δ9
(4) Pengukuran peubah faktor psikologis
X10= λx10ξ4+δ10
X11= λx11ξ4+δ11
X12= λx12ξ4+δγ12
X13= λx13ξ4+δ13
(5) Pengukuran peubah perilaku konsumen
Y1= λy1η1+ε1
Y2= λy2η1+ε2
(6) Pengukuran peubah keputusan pembelian
Y3= λy3η2+ε3
Y4= λy4η2+ε4
Y5= λy5η2+ε5
Y6= λy5η2+ε6
Y7= λy6η2+ε6
Persamaan model struktural
(1) Model perilaku konsumen
η1 = γ1ξ1+ γ2ξ2+ γ3ξ3+ γ4ξ4+ζ1
(2) Model keputusan pembelian beras
η2 = β1ξ1+ γ5ξ1+ γ6ξ2+ γ7ξ3+ γ8ξ4+ζ2
Gambar 3. Kerangka Hipotetik Model Struktural Peubah Penelitian.
β 2.1
λx9
λx8
λx7
Faktor
kepribadian
(ξ3) X9
X8
X7 δ7
δ8
δ9
δ10
δ11
δ12
δ13 X13
X12
X10
X11
Faktor
psikologis
(ξ4)
λx10
λx12
12
λx11
λx13
ϕ1
ϕ2
γ1
γ2
γ3
γ5
γ6
ϕ3
γ4
γ7
γ8
Keputusan
pembelian
beras (η2)
ζ2
є7
є6
Perilaku
konsumen
(η1) Y2
Y1
ζ1
1
ε2
ε1
Y7
Y6
є4 Y4
є3 Y3
є5 Y5
Keterangan:
Φ (phi): korelasi antar variabel eksogen
ξ (ksi): konstruk laten eksogen (x)
η (eta): konstruk laten endogen (y)
β (beta): hub. Langsung variabel endogen dengan endogen lain
λ (lamda): muatan faktor (outer loading)
γ (gamma): koefisien pengaruh variabel eksogen dengan endogen
ζ (zeta): peluang kesalahan persamaan eksogen
є (epsilon): kesalahan/measurement error endogen (y)
δ (delta): kesalahan/measurement error eksogen (x)
X3
X2
X1 δ1
δ2
δ3
3
λx1
λx2
λx3
Faktor
budaya
(ξ1)
δ4
δ5
δ6
λx4
λx5
λx6
Faktor
sosial
(ξ2)
X5
X4
X6
λy7
λy6
λy5
λy4
λy3
λy1
λy2
Untuk menguji model dirumuskan rancangan pengujian model seperti
dijelaskan pada Tabel 5.
Tabel 5. Rancangan Pengujian Model Penelitian Studi Keputusan Pembelian Beras.
Hipotesis Statistik Uji Kriteria Uji
H0 : faktor budaya, sosial, p sikologis dan kepribadian tidak mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian beras. H1 : faktor budaya, sosial, psikologis dan kepribadian mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian beras.
Nilai t Diharapkan H0 ditolak, jika: nilai t-hitung > 1,28
Penjelasan peubah dan sub peubah dari model hipotetik pada
Gambar 3 dapat dijelaskan pada Tabel 6.
Tabel 6. Peubah dan Sub Peubah Model Persamaan Struktural.
No. Peubah Sub Peubah Notasi
Laten Eksogen
1. Faktor Budaya
Budaya Makan X1
Sub budaya X2
Kelas Sosial X3
2. Faktor Sosial
Teman X4
Keluarga X5
Status Sosial X6
3. Faktor Kepribadian
Usia X7
Situasi Ekonomi X8
Gaya Hidup X9
4. Faktor Psikologi
Motivasi X10
Persepsi X11
Pengetahuan X12
Keyakinan X13
Laten Endogen
1. Perilaku konsumen Perilaku Terbuka Y1
Perilaku Tertutup Y2
2. Keputusan pembelian
Beras
Pengenalan Kebutuhan Y3
Pencarian Informasi Y4
Evaluasi Alternatif Y5
Keputusan Pembbelian Y6
Pasca Pembelian Y7
3.5 Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis
untuk menguji prediksi hubungan antar variabel dalam suatu model.
Agar dapat mengetahui hubungan antar peubah penelitian dan
menemukan model empiris hubungan antar peubah dan faktor-faktor
pendukungnya akan dilakukan dengan menggunakan alat analisis SEM
(Structural Equation Model) dengan teknik analisis PLS (Partial Least
Square).
Menurut Jogiyanto dan Abdillah (2009) PLS (Partial Least Square)
adalah analisis persamaan structural (SEM) berbasis varian yang secara
simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran sekaligus
pengujian model structural. Model pengukuran digunakan untuk uji
validitas dan reabilitas, sedangkan model strukturan digunakan untuk uji
kausalitas (pengujian hipotesis dengan model prediksi). Penggunaan alat
analisis tersebut dapat dilakukan dengan bantuan program komputer
(software) berupa program Excel dan program SmartPLS.
3.6 Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan indikator penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur.
Uji validitas pada SmartPLS dikenal dua macam, yaitu:
a. Uji Validitas Konvergen: berhubungan dengan prinsip bahwa
pengukur-pengukur dari suatu variabel seharusnya berkorelasi tinggi.
Validitas konvergen terjadi jika skor yang diperoleh dari dua instrumen
yang berbeda yang mengukur variabel yang sama mempunyai korelasi
tinggi.
b. Uji Validitas Diskriminan: berhubungan dengan prinsip bahwa
pengukur-pengukur variabel yang berbeda seharusnya tidak
berkorelasi dengan tinggi. Validitas diskriminan terjadi jika dua
instrumen yang berbeda yang mengukur dua variabel yang diprediksi
tidak berkorelasi menghasilkan skor yang memang tidak berkorelasi
(Jogiyanto dan Abdillah, 2009). Validitas diskriminan dapat dilihat
melalui Akar AVE dan korelasi variabel laten, selain itu uji diskriminan
juga dapat dilihat dari nilai cross loading.
Berikut ini adalah nilai Rule of Thumbs dari Parameter Uji
Validitas dalam Model Pengukuran PLS.
Tabel 7. Parameter Uji Validitas dalam Model Pengukuran Partial Least iSquare.
Uji Validitas Parameter Rule of Thumbs
Konvergen
Faktor loading >0,5
Average variance extracted (AVE) >0,5
Communality >0,5
Diskriminan
Akar AVE dan korelasi variabel laten
Akar AVE > korelasi variabel laten
Cross loading >0,7 dalam satu variable
Sumber: Chin (1995) dan Hair et al. (2006) dalam Jogiyanto dan Abdillah (2009).
3.7 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi
alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur
tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali
pada waktu yang berbeda.
Dalam PLS uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan
dua metode, yaitu: (a) Cronbach’s alpha: mengukur batas bawah
nilai reliabilitas suatu variabel dan dapat diterima jika nilainya >0,6.
(b) Composite reliability: mengukur nilai sesungguhnya reliabilitas
suatu variabel dan dapat diterima jika nilainya >0,7 (Jogiyanto dan
Abdillah, 2009).
Tabel 8. Parameter Reliabilitas dalam Model Pengukuran Partial Least Square.
Uji Reliabilitas
Parameter Rule of Thumbs
Cronbach’s alpha Lebih dari 0,6
Composite reliability Lebih dari 0,7
Sumber: Chin (1995) dan Hair et al. (2006) dalam Jogiyanto dan Abdillah (2009).
3.8 Evaluasi Model Struktural
Model struktural dalam PLS dievaluasi dengan mengukur koefisien
determinasi atau uji R2 dan koefisien path atau t-value melalui
perbandingan t-statistik dan t-tabel. Berikut adalah parameter pengukuran
inner model dalam PLS:
a. Koefisien Determinasi (Uji R2)
Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan
variabel independen terhadap variabel dependen. Sehingga dapat
menggambarkan seberapa besar variabel dependen dapat
dipengaruhi oleh variabel independennya. Semakin tinggi nilai R2
semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan
(Jogiyanto dan Abdillah, 2009)
b. Koefisien Path atau T-values
Nilai koefisien path menunjukkan signifikasi antar variabel dalam
model struktural atau dalam pengujian hipotesis. Hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis satu ekor
(one-tailed). Hipotesis diterima apabila nilai t-statistik > 1,28 yang
merupakan nilai t-tabel untuk pengujian dengan α = 10%
(Jogiyanto dan Abdillah, 2009).
3.9 Definisi Operasional Variabel
Untuk memperjelas variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini, maka dikemukakan batasan-batasan definisi operasional
yang akan digunakan sebagai acuan, yaitu:
1. Variabel Terikat (Dependent) dalam penelitian ini adalah:
a. Perilaku konsumen (Y1)
Perilaku Konsumen terdiri dari perilaku tertutup dan perilaku
terbuka, dimana perilaku tertutup didefinisikan sebagai suatu respon
yang masih sebatas perhatian, pemahaman dan kesadaran.
Sedangkan perilaku terbuka merupakan respon yang sudah dalam
bentuk tindakan nyata.
b. Keputusan Pembelian Beras (Y2)
Keputusan pembelian merupakan proses merumuskan berbagai
alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu
alternatif tertentu untuk melakukan pembelian. Keputusan
Pembelian yang terdiri dari pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, pengambilan keputusan, dan evaluasi
pasca pembelian.
2. Variabel Bebas (Independent) dalam penelitian ini meliputi:
a. Budaya (X1)
Merupakan suatu ciri khas dari sekumpulan orang yang diterapkan
secara turun-temurun sebagai penuntun dari kehidupan mereka
sehari-sehari. Indikator dari variabel tersebut terdiri dari:
1) Budaya makan
Budaya adalah susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan
perilaku yang dipelajari dari anggota suatu masyarakat, keluarga,
dan institusi penting lainnya. Yang termasuk dalam budaya
makan ini adalah pergeseran budaya makan, dan nilai-nilai dalam
keluarga.
2) Sub budaya
Sub budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan
wilayah geografi.
3) Kelas sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai stratifikasi sosial atau divisi
yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah
masyarakat, tersusun secara hierarki dan mempunyai anggota
yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.
b. Sosial (X2)
Pembagian masyarakat yang relatif homogeny dan permanen yang
tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai,
minat, dan perilaku yang serupa. Indikatornya adalah:
1) Kelompok Acuan
Kelompok acuan merupakan semua kelompok yang mempunyai
pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap
sikap atau perilaku orang tersebut.
2) Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga
mempresentasekan kelompok referensi utama yang paling
berpengaruh. Ada dua keluarga dalam kehidupan pembeli.
Keluarga orientasi (family of orientation) terdiri dari orangtua dan
saudara kandung. Dari orangtua, seseorang mendapatkan
orientasi terhadap agama, politik, dan ekonomi serta rasa ambisi
pribadi, harga diri, dan cinta. Pengaruh yang lebih langsung
terhadap perilaku pembelian setiap hari adalah keluarga prokreasi
(family of procreation) yaitu pasangan dan anak-anak.
1) Peran sosial
Kita dapatt mendefinisikan posisi seseorang dalam tiap kelompok
dimana ia menjadi anggota berdasarkan peran dan status. Peran
terdiri dari kegiatan yang diharapkan dapat dilakukan seseorang,
dan tiap peran menyandang status. Dan dalam kaitan peran dan
status tersebut kita dapat memahami bahwa orang memilih
produk yang mencerminkan dan mengkomunikasikan peran
mereka serta status actual yang mereka inginkan.
c. Pribadi (X3)
Merupakan suatu keadaan di mana seseorang mempunyai sifat
untuk bisa menentukan keputusannya sesuai dengan keinginannya
tanpa ada paksaan dari pihak lain. Indikator dan variabel tersebut
adalah:
1) Usia
Selera kita dalam makanan, perabot, pakaian, dan rekreasi sering
berhubungan dengan usia kita.
2) Situasi ekonomi
Pilihan produk juga sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi:
penghasilan yang dapat dibelanjakan (tingkat, stabilitas, dan pola
waktu), tabungan dan asset (termasuk persentase asset likuid),
utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran dan
tabungan.
3) Gaya hidup
Gaya hidup didefinisikan sebagai pola hidup seseorang di dunia
yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat.
d. Psikologi (X4)
Merupakan suatu keadaan di mana seseorang mempunyai
keinginan-keinginan yang berasal dari dirinya untuk menentukan
keputusannya sesuai dengan keinginannya. Indikatornya terdiri dari:
1) Motivasi
Motivasi dapat digambarkan sebagai kekuatan dari dalam
individu yang yang mendorong untuk bereaksi.
2) Persepsi
Persepsi yaitu proses menyeleksi, mengatur, dan
menginterpretasikan, informasi guna membentuk gambaran yang
berarti tentang dunia. Bagaimana orang bertindak dipengaruhi
oleh persepsinya tentang sesuatu. Dan orang dengan motivasi
yang sama dan dalam situasi yang sama mungkin mengambil
tindakan yang berbeda karena mereka memandang situasi
secara berbeda.
3) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan perubahan perilaku seseorang karena
pengalaman.
4) Keyakinan
Keyakinan yaitu pemikiran deskriptif yang dipertahankan
seseorang mengenai sesuatu.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kota Makassar merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.
Secara astronomis, Kota Makassar terletak antara 119o24’17’38” Bujur
Timur dan 5o8’6’19” Lintang Selatan. Berdasarkan posisi geografisnya,
Kota Makassar memiliki batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara – Kabupaten Maros;
Sebelah Selatan –Kabupaten Gowa;
Sebelah Barat – Selat Makassar;
Sebelah Timur – Kabupaten Maros.
Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km2 yang meliputi 14
kecamatan, antara lain Kecamatan Mariso, Mamajang, Tamalate,
Rappocini, Makassar, Ujung Pandang, Wajo, Bontoala, Ujung Tanah,
Tallo, Panakukkang, Manggala, Biringkanaya dan Tamalanrea. Sebagai
pusat pelayanan di Kawasan Timur Indonesia (KTI), Kota Makassar
berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan industri,
pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan
penumpang baik darat, laut maupun udara dan pusat pelayanan
pendidikan dan kesehatan.
Berdasarkan data BPS, pada tahun 2015 Kota Makassar memiliki
jumlah penduduk sebanyak 1.449.401 jiwa dengan jumlah rumahtangga
sebanyak 347.748.
4.2 Karakteristik Responden
Analisis deskriptif karakteristik responden dalam penelitian ini
berdasarkan karakteristik yang ditinjau dari usia, jenis kelamin, pendidikan
terakhir, pekerjaan, dan penghasilan per bulan. Deskripsi karakteristik
responden disajikan sebagai berikut.
4.2.1 Usia
Usia adalah waktu sejak dilahirkan sampai dilaksanakanya
penelitian yang dinyatakan dengan tahun. Usia > 20 tahun dinamakan
remaja, dimana menurut Piaget secara psikologi, masa remaja adalah
usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa dan
termasuk juga perubahan intekektual yang mencolok. Pada masa remaja
terjadi perubahan sikap dan perilaku, sebagian besar remaja bersikap
ambivalen tehadap setiap perubahan. Usia 18-40 tahun dinamakan
dewasa dini dimana kemampuan mental mencapai puncaknya dalam usia
20 tahun untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi-situasi
baru seperti pada misalnya mengingat hal-hal yang pernah dipelajari,
penalaran analogis dan berfikir kreatif. Usia > 40 tahun dinamakan usia
madya dini dimana pada masa tersebut pada akhirnya ditandai
perubahan-perubahan jasmani dan mental pada masa ini seseorang
tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapainya pada usia
dewasa (Hurlock, 2002 dalam Mahendra dan Ardani, 2009). Sedangkan
lansia atau lanjut usia menurut UU No.13 1998 adalah penduduk yang
telah mencapai usia 60 tahun keatas.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada
115 responden yang merupakan pengambil keputusan dalam pembelian
beras diperoleh karateristik responden berdasarkan usia. Karakteristik
responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia.
Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)
18-40 24 20.87
41-60 88 76.52
>60 3 2.61
Jumlah 115 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang
berusia antara 41-60 tahun merupakan responden terbanyak
dalam penelitian ini. Sedangkan responden dengan usia diatas 60 tahun
merupakan yang paling sedikit dalam penelitian ini. Dapat disimpulkan
bahwa responden yang berusia antara 41-60 tahun yang dimana
mereka dikategorikan dalam golongan orang yang produktif dan mapan
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehingga golongan umur ini
memiliki peluang terbesar dalam mengambil keputusan pembelian beras.
Sedangkan responden yang berusia diatas 60 tahun sangat jarang
untuk mengambil keputusan dalam pembelian beras. Hal ini bisa saja
terjadi karena responden yang berusia diatas 60 tahun biasanya memiliki
penurunan fungsi tubuh sehingga mereka yang berusia diatas 60 tahun
memiliki kecenderungan untuk menyuruh asisten rumahtangganya untuk
membeli beras. Hal ini dapat dikaitkan dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Maramis dan Maramis (2009) yang mengemukakan
bahwa permasalahan yang terjadi pada usia lanjut antara lain gangguan
fisik, berkurangnya ketajaman pancaindera, berkurangnya kemampuan
melaksanakan sesuatu karena turunnya kekuatan motorik, perubahan
penampilan fisik yang mempengaruhi peranan dan status ekonomi dan
sosial), kehilangan dalam bidang ekonomi dan sosial ekonomi, seks usia
lanjut dan gangguan psikologis (neurosis yang sering terjadi berupa
depresi) (Maramis & Maramis, 2009).
4.2.2 Jenis Kelamin
Menurut teori gender sosialization bahwa sebuah perilaku
ditentukan oleh proses sosialisasi dimana individu dibentuk oleh norma
budaya dan nilai-nilai yang diharapkan pada suatu jenis kelamin tertentu
(Zelenzy et al., 2000). Anak perempuan seringkali dididik agar lebih
ekspresif, simpatik, memelihara, kooperatif, mandiri dan senang
membantu (Davidson dan Freundenburg, 1996). Ketika memasuki
kedewasaan, wanita diberikan tanggungjawab untuk mengurus
rumahtangga, merawat anak dan keluarga (Hochschild, 1989). Sedangkan
anak laki-laki biasanya didorong untuk keluar rumah dan bermain dengan
teman-temannya (Bond, 1996).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 115
responden yang merupakan pengambil keputusan dalam pembelian
beras diperoleh karateristik responden berdasarkan jenis kelamin.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat
pada Tabel 10.
Tabel 10. Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Laki-laki 3 2,61
Perempuan 112 97,39
Jumlah 115 100
Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa responden dengan
jenis kelamin perempuan yang merupakan mayoritas membeli beras.
Sedangkan laki-laki sangat jarang ditemukan sebagai pembeli beras.
Adanya dominasi kaum perempuan sebagai ibu rumahtangga dalam
penelitian ini dapat disebabkan karena unit sampel yang digunakan
adalah konsumen rumahtangga dan pengambil keputusan terbesar
dalam rumahtangga untuk pembelian kebutuhan bahan pangan seperti
beras adalah kaum perempuan atau istri selaku ibu rumahtangga,
sedangkan kaum laki-laki selaku suami berperan sebagai pencari
nafkah. Hal ini sangat didukung oleh pendapat Engel et al (1994) yang
mengemukakan bahwa wanita merupakan pembeli potensial karena
cenderung membeli produk lebih banyak dan lebih cepat tertarik. Minat
wanita terhadap produk semakin besar dari tahun ke tahun.
4.2.3 Pendidikan Terakhir
Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing
manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan. Pendidikan ialah
usaha menolong anak untuk melaksanakan tugas-tugas hidupnya agar
bisa mandiri, akil-baliq, dan bertanggungjawab secara susila. Pendidikan
adalah usaha mencapai penentuan-diri-susila dan tanggungjawab. Tujuan
pendidikan yaitu untuk pendewasaan diri, dengan ciri-cirinya yaitu:
kematangan berpikir, kematangan emosional, memiliki harga diri, sikap,
dan tingkah laku yang dapat diteladani serta kemampuan pengevaluasian
diri. Kecakapan atau sikap mandiri, yaitu dapat ditandai pada sedikitnya
ketergantungan pada orang lain dan selalu berusaha mencari sesuatu
tanpa melihat orang lain (Fitriana, 2015).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada
115 responden yang merupakan pengambil keputusan dalam pembelian
beras diperoleh karateristik responden berdasarkan pendidikan terakhir.
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat
pada Tabel 11.
Tabel 11. Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.
Pendidikan Terakhir Jumlah (Orang) Persentase (%)
SD 1 0,87
SMP 3 2,61
SMA 50 43,48
Diploma 8 6,96
S1 42 36,52
S2 10 8,70
S3 1 0,87
Jumlah 115 100
Dari Tabel 11, dapat diketahui bahwa responden dalam
penelitian ini dominan berpendidikan terakhir SMA, sedangkan
yang memiliki tingkat pendidikan SD tidak begitu banyak. Pendidikan
merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat
yang berperan meningkatkan kualitas hidup. Kecenderungannya
semakin tinggi pendidikan suatu masyarakat maka akan semakin
baik kualitas sumberdaya manusia (Fitriana, 2015). Hal ini menunjukkan
bahwa responden dalam penelitian ini memiliki pengetahuan yang
cukup baik. Karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
maka semakin banyak pengetahuan yang dimiliki oleh orang
tersebut. Pengetahuan yang dimaksud di sini mencakup pengalaman
seseorang membeli beras atau pengetahuan yang mencakup kandungan
gizi pada beras.
4.2.4 Pekerjaan
Kotler dan Amstrong (2008) menjelaskan bahwa pekerjaan
merupakan salah satu yang menjadi faktor seseorang dalam perilaku
membeli. sehingga mempengaruhi pola konsumsinya. Suatu pekerjaan
yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi gaya hidup yang juga
menentukan perilaku konsumsinya.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada
115 responden yang merupakan pengambil keputusan dalam pembelian
beras, telah diperoleh karateristik responden berdasarkan pekerjaan.
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat
pada Tabel 12.
Tabel 12. Pengelompokan Responden Berdasarkan Pekerjaan.
Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)
PNS 34 29.57
Pegawai Swasta 4 3.48
Wiraswasta 17 14.78
Ibu Rumahtangga 56 48.70
Lainnya 4 3.48
Jumlah 115 100
Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa pekerjaan
responden yang paling banyak yaitu sebagai ibu rumahtangga, hal
tersebut terjadi karena pada umumnya ibu rumahtangga memang
memiliki peranan untuk mengurus rumahtangga. Alasan menjadi ibu
rumahtangga bagi responden yaitu karena responden tidak mempunyai
pendidikan yang cukup, sehingga tidak ada alternatif bekerja lainnya
selain ibu rumah tangga.
4.2.5 Penghasilan Per Bulan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil
kerja (usaha dan sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamus
manajemen adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan
organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan
laba. Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh
seseorang dalam seminggu dengan mengharapkan keadaan yang sama
pada akhir periode seperti keadaan semula (Bui, 2005).
Tingkat pendidikan secara tidak langsung juga berpengaruh pada
penghasilan per bulan. Ini dikarenakan tingkat pendidikan akan
mempengaruhi pekerjaan seseorang. Pendapatan yang dihitung pada
penelitian ini adalah pendapatan rata-rata keluarga per bulan. Pendapatan
rata-rata keluarga per bulan yaitu pendapatan seluruh anggota keluarga
yang bekerja dan dipakai untuk pengeluaran keluarga.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada
115 responden yang merupakan pengambil keputusan dalam pembelian
beras diperoleh karateristik responden berdasarkan penghasilan per
bulan. Karakteristik responden berdasarkan penghasilan per bulan dapat
dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Pengelompokan Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan.
Penghasilan Jumlah (Orang Persentase (%)
<2.000.000 33 28.70
2.000.000-4.000.000 48 41.74
4.000.000-6.000.000 23 20.00
6.000.000-8.000.000 5 4.35
>8.000.000 6 5.22
Jumlah 115 100
Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat bahwa responden yang
memiliki penghasilan per bulan Rp 2.000.000 – Rp 4.000.000,- merupakan
responden terbanyak, kemudian responden yang paling sedikit yaitu
dengan penghasilan Rp 6.000.000 – Rp 8.000.000,-. Penghasilan ini erat
kaitannya dengan keputusan pembelian beras yang dimana responden
yang memiliki penghasilan yang berbeda biasanya akan mengambil
keputusan pembelian beras yang berbeda pula, entah itu perbedaan merk
ataupun kualitas beras. Hal ini tentunya dapat dikaitkan dengan pendapat
yang dikemukakan oleh Kaslan (1962) dalam Fitriana (2015) yang
menyatakan bahwa perbedaan dalam tingkat pendapatan adalah
disebabkan oleh adanya perbedaan dalam bakat, kepribadian, pendidikan,
latihan, dan pengalaman.
4.3 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen pada Keputusan Pembelian Beras
4.3.1 Faktor Budaya
Faktor budaya merupakan faktor yang dipengaruhi kepercayaan,
nilai-nilai, dan kebiasaan yang dipelajari yang membantu mengarahkan
perilaku konsumen para anggota masyarakat tertentu. Komponen yang
termasuk di dalamnya yaitu budaya makan, sub budaya, dan kelas sosial.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, hasil frekuensi pengaruh
faktor budaya pada perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian
dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil Identifikasi Faktor Budaya pada Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar.
No. Variabel Manifest Frekuensi Persentase (%)
1. Budaya Makan 20.70 82.80
2. Sub Budaya 21.80 87.10
3. Kelas Sosial 15.30 61.40
Dari ketiga variabel manifest faktor budaya, dapat dilihat bahwa
variabel manifest sub budaya yang memiliki skor tertinggi yang dipilih oleh
konsumen dibandingkan dengan budaya makan dengan kelas sosial, yaitu
dengan kecenderungan sebesar 87.10%. Hal ini diduga disebabkan
karena penelitian ini berlokasi di wilayah demografi yang sama yaitu
Negara Indonesia sehingga karakteristik konsumen relatif sama. Negara
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil beras terbesar di dunia
(FAO, 2015). Oleh karena itu, konsumen beranggapan bahwa mereka
mengonsumsi beras karena beras mudah didapatkan. Sub budaya
termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografi
(Aisha, 2009). Selain itu, sebagian masyarakat Kota Makassar juga
mengonsumsi beras karena mereka menganggap bahwa mengonsumsi
beras sudah menjadi kebiasaan atau budaya yang telah berlaku sejak
dulu sampai sekarang.
4.3.2 Faktor Sosial
Faktor social merupakan faktor yang dipengaruhi oleh orang-orang
yang ada di sekitar kita. Komponen yang termasuk di dalamnya yaitu
kelompok acuan, keluarga, serta status social konsumen.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, hasil frekuensi pengaruh
faktor sosial pada perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian
beras dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Hasil Identifikasi Faktor Sosial pada Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar.
No. Variabel Manifest Frekuensi Persentase (%)
1. Kelompok Acuan 7.30 49.00
2. Keluarga 10.20 67.70
3. Status Sosial 7.00 47.00
Dari beberapa item pertanyaan yang diajukan pada kuisioner, maka
diperoleh hasil bahwa pada faktor sosial, variabel manifest keluarga
memiliki kecenderungan tertinggi yaitu sebesar 67.70% dibandingkan
dengan variabel manifest kelompok acuan dan status sosial dalam
keputusan pembelian beras di Kota Makassar. Kotler dan Amstrong
(2010) dalam Lautiainen (2015) menyatakan bahwa:
“Family members can influence individual consumers’ buying behavior. A family forms the environment for an individual to acquire values, develop and shape personality. This environment offers the possibility to develop attitudes and opinions towards several subjects such as social relations, society and politics. A family creates first perceptions about brands or products and consumer habits.” Hal ini menjelaskan bahwa keluarga memiliki peranan yang sangat
penting dalam pengambilan keputusan pembelian beras, karena ketika
pengambil keputusan akan membeli beras, mereka akan meminta saran
pada keluarganya tentang informasi mengenai beras yang akan dibelinya.
4.3.3 Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian merupakan faktor dimana seseorang
mempunyai sifat untuk bisa menentukan keputusannya sesuai dengan
keinginannya tanpa ada paksaan dari pihak lain. Faktor kepribadian ini
juga dapat dianggap sebagai karakter pribadi seseorang. Faktor
kepribadian mencakup elemen usia, situasi ekonomi, dan gaya hidup.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, hasil frekuensi pengaruh
faktor kepribadian pada perilaku konsumen terhadap keputusan
pembelian beras dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Hasil Identifikasi Faktor Kepribadian pada Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar.
No. Variabel Manifest Frekuensi Persentase (%)
1. Usia 15.50 62.10
2. Situasi Ekonomi 18.10 72.50
3. Gaya Hidup 17.90 71.60
Dari ketiga variabel manifest faktor kepribadian, dapat dilihat bahwa
variabel manifest situasi ekonomi yang memiliki skor tertinggi yang dipilih
oleh konsumen dengan kecenderungan sebesar 72.50% dibandingkan
dengan usia. Hal ini menjelaskan bahwa situasi ekonomi merupakan
faktor terbesar yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian, hal ini
disebabkan karena konsumen akan menyesuaikan pendapatan yang
mereka peroleh dengan harga beras. Namun, situasi ekonomi dengan
gaya hidup tidak berbeda jauh karena keduanya saling mempengaruhi.
Meskipun kepribadian adalah salah satu konsep yang berguna dalam
mempelajari perilaku konsumen, beberapa pemasar percaya bahwa
kepribadian mempengaruhi jenis-jenis dan merek-merek produk yang
dibeli. Kepribadian seseorang terbentuk disebabkan oleh bermacam-
macam indikator, seperti pekerjaan, keadaan ekonomi dan gaya hidup.
Semakin tinggi jabatan seseorang dalam bekerja, mapan dari segi
ekonomi dan gaya hidup yang semakin meningkat, maka semakin tinggi
keputusannya untuk membeli suatu produk (Ghoni, 2012).
4.3.4 Faktor Psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor paling mendasar dalam diri
individu yang akan mempengaruhi pilihan-pilihan seseorang dalam
membeli. Komponen yang termasuk di dalamnya yaitu motivasi, persepsi,
keyakinan, dan pengetahuan.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, hasil frekuensi pengaruh
faktor psikologis pada perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian
beras dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Hasil Identifikasi Faktor Psikologis pada Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar.
Dalam hal ini, faktor psikologis memiliki 4 variabel manifest yang
dimana diantara variabel motivasi, persepsi, pengetahuan, dan keyakinan,
yang skor tertinggi pada kuisioner yang telah dijawab oleh responden
adalah variabel manifest persepsi dengan kecenderungan sebesar
81.40%. Hal ini menjelaskan bahwa konsumen mengonsumsi beras atas
dasar bagaimana pandangan mereka mengenai beras itu sendiri, dengan
menganggap bahwa beras merupakan bahan makanan yang
mengenyangkan, tidak lebih mudah rusak disbanding pangan lainnya, dan
beras lebih enak dikonsumsi jika dibandingkan dengan bahan pangan
pokok lainnya. hal ini didukung oleh pendapat Kotler dan Armstrong
(2008) bahwa persepsi adalah proses yang digunakan oleh konsumen
untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasikan masukan-
masukan informasi motivasi yang berasal dari dalam diri mereka yang
dimana mereka menganggap bahwa beras merupakan suatu kebutuhan
yang harus dipenuhi.
No. Variabel Manifest Frekuensi Persentase (%)
1. Motivasi 11.70 78.00
2. Persepsi 12.20 81.40
3. Pengetahuan 12.00 80.10
4. Keyakinan 11.40 75.90
4.3.5 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca
konsumsi produk yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. Perilaku
konsumen dapat berupa perilaku terbuka dan perilaku tertutup.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, hasil frekuensi perilaku
konsumen dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Hasil Identifikasi Perilaku Konsumen pada Pembelian Beras di Kota Makassar.
No. Variabel Manifest Frekuensi Persentase (%)
1. Perilaku Terbuka 15.60 77.80
2. Perilaku Tertutup 10.40 69.60
Dari beberapa item pertanyaan yang diajukan pada kuisioner, maka
diperoleh hasil bahwa ini menjelaskan bahwa konsumen cenderung
mengambil perilaku terbuka yang dimana mereka akan bertindak untuk
mempertimbangkan harga, kualitas, jenis, maupun merk beras yang akan
mereka beli.
4.3.6 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan suatu proses pemilihan salah
satu dari beberapa alternative penyelesaian masalah dengan tindak lanjut
yang nyata. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, hasil distribusi frekuensi
keputusan pembelian dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Hasil Identifikasi Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar.
No. Variabel Manifest Frekuensi Persentase (%)
1. Pengenalan Kebutuhan 3.80 77.00
2. Pencarian Informasi 4.00 81.00
3. Evaluasi Alternatif 3.70 73.70
4. Keputusan Pembelian 3.90 78.00
5. Pasca Pembelian 3.70 74.00
Dari kelima variabel manifest keputusan pembelian, dapat dilihat
bahwa variabel manifest pencarian informasi yang memiliki skor tertinggi
yang dipilih oleh konsumen dengan kecenderungan sebesar 81.00%
menunjukkan bahwa konsumen akan membeli beras ketika telah melalui
proses pengambilan keputusan dimana mereka akan mendahulukan
pencarian informasi mengenai beras itu sendiri sebelum membeli beras.
4.4 Analisis Hubungan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Pengambilan Keputusan Konsumen dalam Pembelian Beras di Kota Makassar
4.4.1 Spesifikasi Model Partial Least Square (PLS)
Analisis outer model dimulai dari model awal dari penelitian ini yang
dapat dilihat pada gambar 4 yang menunjukkan model awal penelitian.
Masing-masing direfleksikan oleh 20 indikator yang berasal dari 6 variabel
laten, yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor kepribadian, faktor
Gambar 4. Konstruksi Diagram Jalur Hasil Pemodelan PLS (Nilai Koefisien Jalur dan Nilai Outer Loading)
psikologis, perilaku konsumen, serta keputusan pembelian. Suatu model
penelitian dapat dikatakan sesuai dengan kriteria bila nilai outer loading
lebih dari 0.5.
Jika dilihat dari Gambar 4, masing-masing indikator memiliki nilai
outer loading diatas 0,5. Pada variabel faktor budaya, nilai outer loading
tertinggi terletak pada indikator sub budaya yaitu sebesar 0.890. Pada
variabel faktor sosial, nilai outer loading tertinggi terletak pada indikator
keluarga yaitu sebesar 0.848. Pada variabel faktor kepribadian, nilai outer
loading tertinggi terletak pada indikator gaya hidup yaitu sebesar 0.881.
Pada variabel faktor psikologis, nilai outer loading tertinggi terletak pada
indikator persepsi yaitu sebesar 0.845. Pada variabel perilaku konsumen,
nilai outer loading tertinggi terletak pada indikator perilaku terbuka yaitu
sebesar 0.869. Sedangkan pada variabel keputusan pembelian, nilai outer
loading tertinggi terletak pada indikator pencarian informasi yaitu sebesar
0.886.
4.4.2 Evaluasi Model Pengukuran
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir pertanyaan dari sebuah
penelitian, maka dilakukan uji validitas konvergen dan uji validitas
diskriminan. Sedangkan untuk mengetahui konsistensi alat ukur dalam
penggunaannya dilakukan uji reliabilitas.
4.4.2.1 Uji Validitas Konvergen
Parameter uji validitas konvergen dapat diketahui berdasarkan
hasil output alogaritma SmartPLS. Nilai outer loading pada uji validitas
konvergen dapat dijelaskan secara singkat pada Tabel 20.
Tabel 20. Outer Loading pada Uji Validitas Konvergen.
Variabel Item/Indikator Outer
Loading Rule of Thumb
Keterangan
BUDAYA
X1 0.764048 >0.5 Valid
X2 0.889546 >0.5 Valid
X3 0.670060 >0.5 Valid
SOSIAL
X4 0.678157 >0.5 Valid
X5 0.848171 >0.5 Valid
X6 0.726337 >0.5 Valid
KEPRIBADIAN
X7 0.700467 >0.5 Valid
X8 0.751691 >0.5 Valid
X9 0.881408 >0.5 Valid
PSIKOLOGIS
X10 0.786593 >0.5 Valid
X11 0.851042 >0.5 Valid
X12 0.845345 >0.5 Valid
X13 0.726790 >0.5 Valid
PERILAKU KONSUMEN
Y1 0.869103 >0.5 Valid
Y2 0.811054 >0.5 Valid
KEPUTUSAN PEMBELIAN
Y3 0.845128 >0.5 Valid
Y4 0.885704 >0.5 Valid
Y5 0.793566 >0.5 Valid
Y6 0.837191 >0.5 Valid
Y7 0.630784 >0.5 Valid
Tabel 20 menunjukkan bahwa semua indikator pada keenam
variabel memiliki nilai outer loading lebih dari 0,5 sehingga dapat
dikatakan bahwa semua indikator dikatakan valid.
Selain itu, uji validitas juga dapat dilakukan dengan cara
melihat nilai AVE (Average Variance Extracted) dan nilai Communality.
Untuk lebih jelasnya, nilai AVE dan Communality pada uji validitas
konvergen dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. AVE (Average Covariance Extracted) dan Communality pada Uji Validitas Konvergen.
Variabel AVE Rule of Thumb
Communality Rule of Thumb
Keterangan
BUDAYA 0.607598 >0,5 0.607598 >0,5 Valid
SOSIAL 0.572319 >0,5 0.572318 >0,5 Valid
KEPRIBADIAN 0.604563 >0,5 0.604565 >0,5 Valid
PSIKOLOGIS 0.646866 >0,5 0.646866 >0,5 Valid
PERILAKU KONSUMEN
0.707596 >0,5 0.707596 >0,5 Valid
KEPUTUSAN PEMBELIAN
0.537536 >0,5 0.537536 >0,5 Valid
Berdasarkan Tabel 21, dapat dilihat bahwa nilai AVE dan
Communality menunjukkan nilai lebih dari 0,5, sehingga dengan demikian
dapat dikatakan bahwa setiap indikator pada masing-masing variabel
penelitian ini telah memiliki validitas yang cukup baik.
4.4.2.2 Uji Validitas Diskriminan
Parameter uji validitas diskriminan dapat diketahui dari hasil
output alogaritma yang berupa cross loading, akar AVE dan korelasi
variabel laten.
Uji validitas diskriminan berupa cross loading disajikan dalam
Tabel 22.
Tabel 22. Cross Loading pada Uji Validitas Diskriminan.
BUDAYA SOSIAL KEPRIBADIAN PSIKOLOGIS PERILAKU KONSUMEN
KEPUTUSAN PEMBELIAN
X1 0.764048 0.081322 0.312715 0.476381 0.263985 0.242368
X2 0.889546 0.194067 0.394602 0.483694 0.404413 0.339125
X3 0.67006 0.501857 0.382276 0.237241 0.255166 0.275076
X4 0.186687 0.678157 0.26224 0.129184 0.164685 0.076215
X5 0.399136 0.848171 0.40447 0.311215 0.354533 0.226296
X6 0.055372 0.726337 0.30986 0.124732 0.17763 0.2105
X7 0.231161 0.590709 0.700467 0.386746 0.17282 0.267216
X8 0.281135 0.121749 0.751691 0.436986 0.250068 0.349924
X9 0.495800 0.398355 0.881408 0.616594 0.465542 0.531051
X10 0.441695 0.322932 0.575469 0.786593 0.415134 0.460172
X11 0.478706 0.202478 0.52979 0.851042 0.339184 0.366292
X12 0.484659 0.21576 0.553002 0.845345 0.521235 0.481783
X13 0.257251 0.14921 0.387279 0.726790 0.450845 0.420526
Y1 0.343455 0.195762 0.428095 0.454658 0.869103 0.6803
Y2 0.340287 0.38684 0.267114 0.470228 0.811054 0.459455
Y3 0.237524 0.173947 0.486321 0.424193 0.569817 0.845128
Y4 0.283715 0.162155 0.346181 0.433975 0.590165 0.885704
Y5 0.308267 0.242443 0.452489 0.466087 0.560979 0.793566
Y6 0.370642 0.244353 0.395249 0.397652 0.600722 0.837191
Y7 0.292897 0.158831 0.417503 0.479293 0.420325 0.630784
Berdasarkan Tabel 22, nilai cross loading indikator yang mengukur
variabel laten memiliki nilai cross loading yang lebih tinggi dibandingkan
dengan variabel laten lain. Untuk variabel x1, x2 dan x3 variabel budaya
memiliki koefisien tertinggi jika dibandingkan kepribadian, keputusan
pembelian, perilaku konsumen, psikologis, dan sosial. Untuk x4, x5, dan
x6 variabel sosial memiliki koefisien tertinggi jika dibandingkan budaya,
kepribadian, keputusan pembelian, perilaku konsumen, psikologis. Untuk
x7, x8, dan x9 variabel kepribadian memiliki koefisien tertinggi jika
dibandingkan budaya, kepribadian, keputusan pembelian, perilaku
konsumen, psikologis, dan sosial. Untuk x10, x11, x12 dan x13 variabel
psikologis memiliki koefisien tertinggi jika dibandingkan budaya,
kepribadian, keputusan pembelian, perilaku konsumen, dan sosial. Untuk
y1 dan y2 variabel perilaku konsumen memiliki koefisien tertinggi jika
dibandingkan budaya, kepribadian, keputusan pembelian, psikologis, dan
sosial. Untuk y3, y4, y5, y6 dan y7, variabel keputusan pembelian memiliki
koefisien tertinggi jika dibandingkan budaya, kepribadian, perilaku
konsumen, psikologis, dan sosial. Hal ini sesuai dengan pendapat Widjaja
dan Elsye (2014) bahwa nilai cross loading dari setiap indikator pada
masing-masing variabel telah memiliki outer loading terbesar pada
variabel yang dibentuknya, sehingga dengan demikian dapat dikatakan
bahwa setiap indikator pada masing-masing variabel penelitian ini telah
memiliki validitas yang cukup baik.
Selain cross loading, uji validitas diskriminan juga dapat dilakukan
dengan cara membandingkan nilai korelasi denggan akar AVE yang
disajikan pada Tabel 23.
Tabel 23. Hasil Output Korelasi dan akar AVE (Average Variance Extracted) pada Uji Validitas Diskriminan.
KORELASI
Akar AVE
VARIABEL BUDAYA SOSIAL KEPRIBADIAN PSIKOLOGIS PERILAKU
KONSUMEN KEPUTUSAN PEMBELIAN
BUDAYA 1 0.779753
SOSIAL 0.321245 0.446098 0.245702 0.336265 0.278662 1 0.754289
KEPRIBADIAN 0.466151 1 0.781574
PSIKOLOGIS 0.517890 0.638818 0.545424 0.548116 1 0.804026
PERILAKU KONSUMEN
0.405935 0.420578 0.687374 1 0.840580
KEPUTUSAN PEMBELIAN
0.370977 0.522583 1 0.803397
Tabel 23 menunjukkan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai korelasinya, sehingga nilai validitas diskriminan
terpenuhi.
4.4.2.3 Uji Realibilitas
Parameter yang digunakan untuk menilai reliabilitas adalah
cronbach alpha dan composite reliability. Untuk melihat nilai Cronbach
Alpha dan composite reliability dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Hasil Output pada Uji Realibilitas.
VARIABEL Cronbach’s
Alpha Rule of Thumb
Composite Reliability
Rule of Thumb
Keterangan
BUDAYA 0.672537 >0,6 0.672537 >0.7 Reliabel
SOSIAL 0.652430 >0,6 0.652430 >0.7 Reliabel
KEPRIBADIAN 0.701428 >0,6 0.701428 >0.7 Reliabel
PSIKOLOGIS 0.816542 >0,6 0.816542 >0.7 Reliabel
PERILAKU KONSUMEN
0.587116 >0,6 0.587116 >0.7 Reliabel
KEPUTUSAN PEMBELIAN
0.853949 >0,6 0.853949 >0.7 Reliabel
Tabel 24 menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha lebih dari 0.6
untuk setiap variabel laten kecuali variabel perilaku konsumen. Namun,
nilainya sangat dekat dengan 0,6 dan nilai composite reliability lebih dari
0.7 untuk semua variabel laten, sehingga reliabilitas terpenuhi.
4.5 Evaluasi Model Struktural
Setelah lolos uji validitas dan reliabilitas, maka selanjutnya
dilakukan evaluasi model. Parameter yang digunakan untuk evaluasi
model dalam SmartPLS adalah koefisien determinan (Uji R-Square) dan
koefisien path atau t-value. Nilai R-Square digunakan untuk mengukur
tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel
dependen (Jogiyanto dan Abdillah, 2009).
Tabel 25. Nilai R-Square (R2).
Variabel R-Square (R2)
PERILAKU KONSUMEN 0.347850
KEPUTUSAN PEMBELIAN 0.549979
Total nilai R2 digunakan untuk menghitung Goodness of Fit (GOF),
karena dalam SmartPLS tidak tersedia menu khusus untuk menghitung
GOF. Nilai GOF digunakan untuk menunjukkan apakah suatu model
adalah fit. GOF mencerminkan seberapa besar variabel dependen (Y)
dapat diterangkan oleh variabel independen (X).
Di samping melihat nilai R-Square, model PLS juga dievaluasi
dengan melihat nilai Q-Square prediktif relevansi oleh model dan juga
estimasi paramaternya. Nilai Q-Square > 0 menunjukkan model memiliki
predictive relevance, sebaliknya jika nilai Q-Square < 0 menunjukkan
model kurang memiliki predictive relevance (Chin, 1998). Perhitungan Q-
Square dapat dilakukan dengan rumus:
Nilai Q2 = 1-(1-R12)(1- R2
2)= 0.7065
Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai Q2 sebesar
70,65% menjelaskan bahwa variabel budaya, sosial, kepribadian,
psikologis, mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil
keputusan pembelian beras. Sementara sisanya yaitu sebesar 29,35%
menunjukkan masih ada variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian beras di
Kota Makassar.
4.6 Pengujian Hipotesis
Sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan prosedur bootstrapping
pada data sampel. Bootstrap adalah suatu metode yang dapat bekerja
tanpa membutuhkan asumsi distribusi karena sampel asli digunakan
sebagai populasi. Bootstrap dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan dalam statistika baik masalah data yang sedikit, data yang
menyimpang dari asumsinya maupun data yang tidak memiliki asumsi
dalam distribusinya. Metode bootstrap dilakukan dengan mengambil
sampel dari sampel asli dengan ukuran sama dengan ukuran sampel asli
dan dilakukan dengan pengembalian. Kedudukan sampel asli dalam
metode bootstrap dipandang sebagai populasi. Metode peyampelan ini
biasa disebut dengan resampling bootstrap (Sungkono, 2013).
Pada metode SEM-PLS, sampel tidak harus besar dalam
memprediksi suatu model struktural dan model pengukuran. Metode yang
digunakan dalam tahap ini adalah metode bootstrapping. Metode ini dapat
mengetahui seberapa kecil sampel yang digunakan jika dibandingkan
dengan data asli sehingga dapat digunakan dalam memprediksi suatu
model (Ulum, dkk, 2014).
Pada penelitian ini, bootstrapping dilakukan sebanyak 199 kali.
Hasil dari bootstrapping dengan sampel bootstrap diasumsikan data telah
berdistribusi normal sehingga pengujian parameter dalam model dapat
dilakukan dengan uji t. Keputusan diambil dengan membandingkan
t hitung dengan t tabel dengan memperhatikan tingkat keyakinan. Tingkat
keyakinan pada penelitian ini dengan α = 0,10 dengan nilai t tabel sebesar
1,28. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil pada Gambar 5 di bawah.
Gambar 5. Output PLS Algorithm
Berdasarkan gambar diatas dan hasil output diperoleh hasil yang
secara rinci tersaji pada Tabel 26.
Tabel 26. Hasil Output PLS Algorithm terhadap Uji Hipotesis.
Original Sample
(O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation
(STDEV)
Standard Error
(STERR)
T Statistik (|O/STERR|)
T Tabel
Keputusan
BUDAYA -> PERILAKU KONSUMEN
0.122892 0.120767 0.051948 0.051948 2.365646 >1.28 S
SOSIAL -> PERILAKU KONSUMEN
0.171570 0.175995 0.075808 0.075808 2.263217 >1.28 S
KEPRIBADIAN -> PERILAKU KONSUMEN
0.013190 0.016889 0.095648 0.095648 0.137907 >1.28 NS
PSIKOLOGIS -> PERILAKU KONSUMEN
0.428235 0.434682 0.07266 0.07266 5.893685 >1.28 S
Keterangan : α = 0.01 S : Signifikan NS : Non Signifikan
Hipotesis pertama menyatakan bahwa faktor budaya berpengaruh
terhadap perilaku konsumen dalam pembelian beras di Kota Makassar.
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis diketahui bahwa hubungan
antara faktor budaya dengan perilaku konsumen menunjukkan pengaruh
sebesar 0.12 dengan nilai t statistik sebesar 2.36 (>1,28) yang dimana
berarti budaya berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku konsumen
dalam pembelian beras di Kota Makassar. Hal ini menunjukkan bahwa
indikator budaya yang dapat menimbulkan perilaku konsumen
dalam pembelian beras adalah kebiasaan untuk mengonsumsi beras
dan mudahnya beras didapatkan sehingga beras dijadikan sebagai
makanan pokok responden. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Handayani (2014) bahwa minat beli dipengaruhi
secara langsung oleh faktor sosial dan psikologis konsumen, tetapi tidak
dipengaruhi oleh faktor budaya.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa faktor sosial berpengaruh
terhadap perilaku konsumen dalam pembelian beras di Kota Makassar.
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis diketahui bahwa hubungan
antara faktor sosial dengan perilaku konsumen menunjukkan pengaruh
sebesar 0.17 dengan nilai t statistik sebesar 2.26 (>1,28) yang dimana
berarti faktor sosial berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku
konsumen dalam pembelian beras di Kota Makassar yang dimana
penelitian ini dapat dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Syihab (2015) bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor social.
Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan di sekitar konsumen yang membeli
beras, entah itu keluarga, teman, maupun kelompok acuan lainnya dapat
mempengaruhi perilaku konsumen. Jadi, semakin erat hubungan
seseorang dengan keluarga, orangtua, maupun kerabatnya, maka
semakin tinggi kecenderungan konsumen untuk membentuk perilaku
konsumen.
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa faktor kepribadian
berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam pembelian beras
di Kota Makassar. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis diketahui
bahwa hubungan antara faktor kepribadian dengan perilaku konsumen
menunjukkan pengaruh sebesar 0.01 dengan nilai t statistik sebesar 0.13
(<1,28) yang dimana berarti faktor kepribadian tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pembelian beras di Kota
Makassar. Hal ini menunjukkan bahwa usia seseorang, situasi ekonomi
pada saat itu, serta gaya hidup tidak mempengaruhi tidak begitu
berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2014) bahwa faktor
pribadi tidak mempengaruhi minat beli seseorang terhadap suatu produk.
Hipotesis keempat menyatakan bahwa faktor psikologis
berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam pembelian beras di Kota
Makassar. Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis diketahui bahwa
hubungan antara faktor psikologis dengan perilaku konsumen
menunjukkan pengaruh sebesar 0.43 dengan nilai t statistik sebesar 5.9
(>1,28) yang dimana berarti faktor psikologis berpengaruh secara
signifikan terhadap perilaku konsumen dalam pembelian beras di Kota
Makassar. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lautiainen (2015) bahwa faktor psikologis mempengaruhi proses
membuat keputusan seseorang untuk membeli produk. Hal ini
menunjukkan bahwa kebutuhan sebagai motivasi seseorang, kepuasan
ketika mengonsumsi beras, persepsi, pengalaman serta keyakinan
terhadap gizi dapat menciptakan perilaku konsumen pada seseorang.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa:
1. Faktor budaya pada perilaku konsumen berpengaruh dalam
keputusan pembelian beras di Kota Makassar.
2. Faktor sosial pada perilaku konsumen berpengaruh dalam
keputusan pembelian beras di Kota Makassar.
3. Faktor kepribadian pada perilaku konsumen tidak berpengaruh
dalam keputusan pembelian beras di Kota Makassar.
4. Faktor psikologis pada perilaku konsumen berpengaruh dalam
keputusan pembelian beras di Kota Makassar.
5.2 Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian, maka produsen beras/pedagang
beras harus lebih cermat dalam mengindentifikasi kebutuhan
konsumen yang diteliti yaitu konsumen beras, terlihat bahwa
keputusan pembelian mereka tidak dipengaruhi oleh pribadi
masing-masing.
2. Dari besarnya nilai koefisien determinasi maupun kontribusi yang
diberikan oleh faktor perilaku konsumen terhadap keputusan
pembelian menunjukkan bahwa masih diperlukan adanya penelitian
lanjutan bagi peneliti lain untuk meneliti variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini, karena munculnya sebuah
perilaku pembelian konsumen merupakan akibat dari banyak faktor
antara lain marketing mix (produk, harga, promosi, dan distribusi)
dan situasional (lingkungan sosial, lingkungan fisik, dampak
sementara, dan keadaan sebelumnya).
DAFTAR PUSTAKA
Aisha, Novi. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Menggunakan Dua Ponsel (GSM CDMA) pada Mahasiswa Dept Manajemen Fakultas Ekonomi USU. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Aprianto. 2006. Peramalan Dampak Kebijakan Tarif Impor Beras Terhadap Kesejahteraan Pelaku Ekonomi Perdagangan Beras Di Jawa Timur. Universitas Jember: Jember.
Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan. 2016. Kota Makassar dalam Angka. Makassar: Badan Pusat Statistik.
Bui, My H. 2005. Enviromental Marketing: A Model of Consumer Behavior Loyola University New Orleans. Association of Collegiate Marketing Educators Proceedings of The Annual Meeting of The Association of Collegiate Marketing Educators.
Chin. 1998. The Partial Least Squares Approach for Structural Equation Modelling. London: Lawrence Erlbaum Associates.
Cooper dan Schindler. 2003. Bussiness Research Methods. Eighth Edition. New York: McGraw-Hill.
Engel et.al. 1994. Consumer Behavior. Jakarta: Erlangga.
Engel, dkk. 1995. Perilaku Konsumen. Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.
Farabi. 2015. Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Pengambilan Keputusan Menggunakan Jasa Bimbingan Belajar Pada PT. JILC Makassar. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Fitriana. 2015. Pengaruh Usia, Pendidikan, Pendapatan, Faktor Sosial, Budaya, Pribadi, dan Motivasi Terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras di Wilayah Jakarta Barat. Jakarta: Universittas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Gajjar. 2013. International Journal of Research in Humanities and Social
Sciences: Factors Affecting Consumer Behavior. India: S.V.S
Education College, P.G. Dept.
Handayani, Sri dan Kusuma, Arif. 2014. Analisa Hubungan Antara Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Susu Kambing di Wilayah Bogor. Bogor: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian.
Jamil, M. Hatta. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan Dampaknya pada Perilaku Petani Padi di Provinsi Sulawesi Selatan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Jogiyanto dan Abdillah. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square) untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.
Kementerian Pertanian. 2016. Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Tanaman Pangan. Jakarta: Kementerian Pertanian.
Kotler dan Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1 Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
Kotler dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1. Jakarta: PT.Indeks.
Lautiainen. 2015. Factors Affecting Consumers’ Buying Decision in The Selection of A Coffee Brand. Lappeenranta, Finlandia: Applied Sciences of Saimaa University.
Mahendra dan Ardani. 2009. Pengaruh Umur, Pendidikan, dan Pendapatan Terhadap Niat Beli Konsumen pada Produk Kosmetik The Body Shop di Kota Denpasar. Bali: Universitas Udayana.
Maramis dan Maramis. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Erlangga.
Miranti, Savira. 2012. Pengaruh Perbedaan Jenis Kelamin Terhadap Perilaku Pembelian Produk Ramah Lingkungan di Jakarta. Universitas Indonesia: Jakarta.
Nawawi. 2016. Journal The Winners: Factors of Consumer Behavior That Affect Purchasing Decisions on Blackberry Smartphone. Jakarta: Tarumanegara University.
Notoadmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Peter, Olson. 1999. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran-- Ed. 4 Cet. 1.—Jakarta: Erlangga.
Rani. 2014. International Journal or Current Research and Academic Review: Factors Influencing Consumer Behavior. India: Institute of Law Kurukshetra, Kurukshetra University.
Ritonga. 2008. Pengaruh Faktor-Faktor Psikologis Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Handphone Merk Nokia. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sandu. 2014. Important Elements in Consumers Decision-Making Process. Romania: Facultatea de AdministraŃie si Afaceri, Universitatea din Bucuresti.
Simamora. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Alfabeta.
Sumarwan. 2004. Perilaku Konsumen dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor : Ghalia Indonesia.
Sunarto. 2006. Perilaku Konsumen.Yogyakarta: AMUS.
Sungkono, Joko. 2010. Resampling Bootstrap dan Jackknife untuk Estimasi Parameter Regresi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Suryani. 2003. Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syihab, Syehbubakar. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Keputusan Pembelian Produk Handphone Merk Samsung. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Ulum, Miftahul. 2014. Analisis Structural Equation Modelling (SEM) untuk Sampel Kecil dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS). Jember: Universitas Jember.
Undang-Undang No. 13 Tentang Ketenagakerjaan.
Widayati, Endang Puji. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Minyak Goreng di Surabaya. Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional Veteran.
Wright. 2006. Consumer Behavior. London: Thomson Publishing.
LAMPIRAN
KUISIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PEMBELIAN BERAS DI KOTA MAKASSAR
OLEH :
ST. RAHAYU ARINI L.
G21113317
DEPARTEMEN AGRIBISNIS JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2018
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden : ..............................................................
2. Umur : ...... Tahun
3. Pendidikan Terakhir : a. SD e. S1
b. SMP f. S2
c. SMA g. S3
d. Diploma h. Lainnya:..............
4. Pekerjaan : a. PNS d. Wiraswasta
b. Pegawai BUMN e. Ibu Rumahtangga
c. Pegawai Swasta f. Lainnya:...............
5. Penghasilan per bulan : a. < Rp. 2.000.000
b. Rp. 2.000.000- Rp. 4.000.000
c. Rp. 4.000.000- Rp. 6.000.000
d. Rp. 6.000.000- Rp. 8.000.000
e. Rp. 8.000.000- Rp. 10.000.000
6. Alamat (Kecamatan) :..............................................................
a. Kec. Mariso b. Kec. Bontoala c. Kec. Mamajang d. Kec. Ujung Tanah e. Kec. Tamalate f. Kec. Tallo g. Kec. Rappocini h. Kec. Panakkukang i. Kec. Makassar j. Kec. Manggala k. Kec. Ujung Pandang
l. Kec. Biringkanaya
m. Kec. Wajo n. Kec. Tamala
FAKTOR BUDAYA
Di bawah ini adalah pernyataan-pernyataan yang menyangkut faktor
budaya yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian beras.
Berikan jawaban Saudara pada setiap pernyataan dengan cara melingkari
salah satu angka yang ada di sebelah kanan sesuai dengan pendapat
Saudara sebenarnya. Angka-angka tersebut berada pada kisaran skala 1
sangat tidak setuju sampai dengan 5 sangat setuju.
Keterangan :
1 : Sangat tidak setuju
2 : Tidak Setuju
3 : Cukup setuju
4 : Setuju
5 : Sangat setuju
No. Pernyataan Skor
1 2 3 4 5
Budaya
1. 2.
3.
4.
5.
Pembelian beras dilakukan secara reguler karena beras merupakan makanan pokok dalam keluarga. Jika dalam 1 minggu tidak mengonsumsi beras akan mengganggu keseimbangan pola makan keluarga. Pembelian beras dilakukan karena sudah dilakukan secara turun temurun. Konsumsi beras sudah melekat pada diri warga Indonesia. Saya mengonsumsi beras sejak kecil.
1
1
1
1 1
2
2
2
2 2
3
3
3
3 3
4
4
4
4 4
5
5
5
5 5
Sub budaya
1.
2.
3.
4. 5.
Tidak ada KK di kecamatan tempat tinggal saya yang tidak mengonsumsi beras. Karena saya berdomisili di Kota Makassar, maka beras menjadi makanan pokok dalam keluarga. Pembelian beras dilakukan karena beras sangat banyak tersedia di pasar, warung, toko, minimarket maupun supermarket. Beras merupakan bahan pangan utama yang selalu tersedia setiap hari. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil beras terbanyak sehingga beras mudah didapatkan.
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
Kelas sosial
1.
2.
3. 4.
5.
Pembelian beras dilakukan dengan mempertimbangkan merk yang populer. Pembelian beras dilakukan dengan melihat kelas sosial saya saat ini. Kebangsawanan memberi andil untuk membeli beras. Semakin tinggi pendidikan, maka semakin besar keinginan untuk menentukan pembelian beras. Semakin tinggi jabatan, maka semakin besar keinginan untuk menentukan pembelian beras.
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
FAKTOR SOSIAL
Di bawah ini adalah pernyataan-pernyataan yang menyangkut faktor
sosial yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian beras.
Berikan jawaban Saudara pada setiap pernyataan dengan cara melingkari
salah satu angka yang ada di sebelah kanan sesuai dengan pendapat
Saudara sebenarnya. Angka-angka tersebut berada pada kisaran skala 1
sangat tidak setuju sampai dengan 5 sangat setuju.
Keterangan :
1 : Sangat tidak setuju
2 : Tidak Setuju
3 : Cukup setuju
4 : Setuju
5 : Sangat setuju
No. Pernyataan Skor
1 2 3 4 5
Kelompok Acuan
1.
2.
3.
Pembelian beras dilakukan karena banyak teman yang mengonsumsinya. Pembelian beras dilakukan karena banyak tetangga yang mengonsumsinya. Pembelian beras dilakukan karena banyak rekan kerja yang mengonsumsinya.
1
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
4
5
5
5
Keluarga
1. 2.
Keluarga dapat mempengaruhi keputusan saya dalam membeli beras. Keluarga sering menyarankan saya untuk membeli beras.
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
3. Keluarga sering menemani saya ketika membeli beras.
1
2
3
4
5
Status sosial
1.
2.
3.
Pembelian beras dilakukan agar status sosial saya meningkat. Saya merasa percaya diri ketika mengonsumsi beras. Saya merasa diakui di masyarakat ketika mengonsumsi beras.
1
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
4
5
5
5
FAKTOR KEPRIBADIAN
Di bawah ini adalah pernyataan-pernyataan yang menyangkut faktor
kepribadian yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian
beras. Berikan jawaban Saudara pada setiap pernyataan dengan cara
melingkari salah satu angka yang ada di sebelah kanan sesuai dengan
pendapat Saudara sebenarnya. Angka-angka tersebut berada pada
kisaran skala 1 sangat tidak setuju sampai dengan 5 sangat setuju.
Keterangan :
1 : Sangat tidak setuju
2 : Tidak setuju
3 : Cukup setuju
4 : Setuju
5 : Sangat setuju
No. Pernyataan Skor
1 2 3 4 5
Usia
1.
2.
3.
4.
5.
Pertambahan usia mendorong saya untuk membeli beras dibanding pangan lainnya/pengganti beras. Pembelian beras dilakukan dengan menyesuaikan usia dari setiap anggota keluarga. Semakin dewasa seseorang, maka semakin mampu ia mengambil keputusan untuk membeli beras. Beras sangat ideal untuk dikonsumsi oleh hampir segala usia. Saya memutuskan mengurangi membeli beras karena berdasarkan usia saya saat ini.
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
Situasi Ekonomi
1.
2.
3.
4.
5.
Pendapatan saya berpengaruh terhadap pembelian beras. Harga beras mempengaruhi saya untuk membeli beras. Harga beras lebih terjangkau dibandingkan bahan pangan utama lainnya. Ketika harga beras naik, saya akan tetap mengonsumsi beras. Pembelian beras dilakukan dengan menyesuaikan uang tunai yang pada saat itu tersedia.
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
Gaya Hidup
1. 2. 3. 4. 5.
Gaya hidup yang bervariatif berpengaruh terhadap pembelian beras. Saya tidak bisa melewatkan sehari tanpa mengonsumsi beras. Saya berselera untuk mengonsumsi beras. Beras berperan penting dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saya mengonsumsi beras karena mengikuti gaya hidup jaman sekarang
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
FAKTOR PSIKOLOGIS
Di bawah ini adalah pernyataan-pernyataan yang menyangkut faktor
psikologis yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian beras.
Berikan jawaban Saudara pada setiap pernyataan dengan cara melingkari
salah satu angka yang ada di sebelah kanan sesuai dengan pendapat
Saudara sebenarnya. Angka-angka tersebut berada pada kisaran skala 1
sangat tidak setuju sampai dengan 5 sangat setuju.
Keterangan :
1 : Sangat tidak setuju
2 : Tidak Setuju
3 : Cukup setuju
4 : Setuju
5 : Sangat setuju
No. Pernyataan Skor
1 2 3 4 5
Motivasi
1.
2.
3.
Pembelian beras dilakukan karena menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Pembelian beras dilakukan karena beras sangat mudah diolah. Saya mendapatkan kepuasan tersendiri ketika mengonsumsi beras
1
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
4
5
5
5
Persepsi
1.
2.
3.
Pembelian beras dilakukan karena merupakan makanan yang mengenyangkan. Pembelian beras dilakukan karena beras bersifat tidak begitu mudah rusak dibanding bahan pangan lainnya. Sebagai bahan pangan pokok, beras lebih enak dikonsumsi dibanding bahan pangan pokok lainnya.
1
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
4
5
5
5
Pengetahuan
1.
2.
3.
Pembelian beras dilakukan karena sebelumnya sudah pernah mengonsumsi beras. Pengalaman mengonsumsi beras dapat menimbulkan keinginan untuk membeli beras kembali. Beras merupakan salah satu bahan pangan pokok yang memiliki karbohidrat tinggi.
1
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
4
5
5
5
Keyakinan
1.
2.
3.
Keyakinan pada kualitas gizi terhadap beras mendorong saya untuk melakukan pembelian beras. Beras merupakan bahan pokok yang aman dikonsumsi. Saya yakin akan jarang terkena penyakit jika mengonsumsi beras.
1
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
4
5
5
5
PERILAKU KONSUMEN
Di bawah ini adalah pernyataan-pernyataan yang menyangkut perilaku
konsumen dalam pembelian beras. Berikan jawaban Saudara pada setiap
pernyataan dengan cara melingkari salah satu angka yang ada di sebelah
kanan sesuai dengan pendapat Saudara sebenarnya. Angka-angka
tersebut berada pada kisaran skala 1 sangat tidak setuju sampai dengan 5
sangat setuju.
Keterangan :
1 : Sangat tidak setuju
2 : Tidak Setuju
3 : Cukup setuju
4 : Setuju
5 : Sangat setuju
No. Pernyataan Skor
1 2 3 4 5
Perilaku Terbuka
1.
2.
3.
4.
Saya mempertimbangkan harga ketika membeli beras. Saya mempertimbangkan kualitas ketika membeli beras. Saya mempertimbangkan merk tertentu ketika membeli beras. Saya mempertimbangkan jenis beras ketika membeli beras.
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
4
4
4
4
5
5
5
5
Perilaku Tertutup
1.
2. 3.
Saya memperhatikan konsumen beras lainnya pada saat saya ingin membeli beras. Saya mempersepsikan jenis beras tertentu sebelum membeli beras. Saya terlebih dahulu mencari tahu informasi tentang jenis beras yang harus saya beli.
1
1
1
2
2
2
3
3
3
4
4
4
5
5
5
KEPUTUSAN PEMBELIAN
Di bawah ini adalah pernyataan-pernyataan yang menyangkut keputusan
pembelian yang mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian beras.
Berikan jawaban Saudara pada setiap pernyataan dengan cara melingkari
salah satu angka yang ada di sebelah kanan sesuai dengan pendapat
Saudara sebenarnya. Angka-angka tersebut berada pada kisaran skala 1
sangat tidak setuju sampai dengan 5 sangat setuju.
Keterangan :
1 : Sangat tidak setuju
2 : Tidak Setuju
3 : Cukup setuju
4 : Setuju
5 : Sangat setuju
No. Pernyataan Skor
1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4. 5.
Saya membeli beras setelah sadar akan kebutuhan. Informasi mengenai beras sangat penting untuk saya ketahui sebelum membeli beras. Jika beras yang saya inginkan tidak tersedia, saya akan tetap membeli beras meskipun dengan jenis yang berbeda. Saya membeli beras karena sudah terencana. Jika saya merasa puas terhadap beras itu, saya akan melakukan pembelian kembali.
1
1
1
1 1
2
2
2
2 2
3
3
3
3 3
4
4
4
4 4
5
5
5
5
5
DATA DAN SKOR JAWABAN RESPONDEN
variabel
budaya sosial
kebiasaan makan sub budaya kelas sosial kelompok acuan keluarga
No. Usia Pendidikan Terakhir Pekerjaan Penghasilan Per Bulan p1 p2 p3 p4 p5 p1 p2 p3 p4 p5 p1 p2 p3 p4 p5 p1 p2 p3 p1
1 57 SMA Wiraswasta 2.000.000-4.000.000 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 3 3 4 3 5 5 5 5
2 45 SMA Ibu Rumahtangga 4.000.000-6.000.000 3 4 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 2 4 4 3 3 3 3
3 48 SMA Wiraswasta 6.000.000-8.000.000 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 3 1 1 1 1 1 1 1 5
4 47 S1 Ibu Rumahtangga <2.000.000 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 2 1 2 2 2 2 2 4
5 42 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 3 3 5 5 5 5 4 5 5 4 4 2 2 2 2 3 3 3 4
6 53 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 4 4 2 2 2 2
7 57 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 1 1 5
8 49 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 3 3 4 5 4 4 5 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 35 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 2 2 2 4 5 4 3 3 5 3 2 2 1 3 3 2 2 2 2
10 48 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 5 5 3 2 3 4 4 5 5 5 2 2 3 3 4 1 1 1 1
11 48 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 2 3 4 5 5 3 5 4 4 5 5 2 4 5 4 4 4 4 5
12 54 Diploma Guru TK 2.000.000-4.000.000 3 3 4 4 5 4 4 4 5 5 2 2 2 2 2 3 3 3 2
13 40 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 3 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 3 2 5 4 3 4 4 3
14 52 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 1 4 4 3 5 5 3 1 4 4 4 4 1 1 1 2 1 1 3
15 36 Diploma Ibu Rumahtangga 2.000.000-4.000.000 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3
16 24 S1 PNS 4.000.000-6.000.000 4 1 3 4 4 5 4 2 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 4
17 53 S1 Ibu Rumahtangga <2.000.000 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 2 3 4 4 4 4 4
18 45 S1 Pegawai Swasta 4.000.000-6.000.000 5 2 2 5 3 5 5 5 5 5 3 3 3 2 3 2 2 2 4
19 52 SMP Ibu Rumahtangga <2.000.000 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 2 2 1 1 1 1
20 47 SMA Ibu Rumahtangga >8.000.000 4 5 4 3 5 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 2 2 2 3
21 49 SD Ibu Rumahtangga <2.000.000 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 3 2 3 2 4 3 2 2 4
22 55 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 2 2 3 2 2 5
23 49 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 3 2 3 3 4 2 2 2 4
24 45 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 4 3 3 5 3 4 5 4 5 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3
25 41 S1 Ibu Rumahtangga <2.000.000 3 5 5 5 5 4 4 5 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 5
26 52 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4
27 47 SMA Ibu Rumahtangga 6.000.000-8.000.000 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 3
28 48 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 5 5 2 5 4 5 3 4 5 5 3 2 2 3 2 1 1 1 1
29 51 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 4 3 2 5 4 5 5 2 5 4 3 3 2 4 2 2 2 2 4
30 24 SMA Pegawai Swasta 2.000.000-4.000.000 5 4 5 5 4 5 5 3 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 2
31 53 S2 Dokter 4.000.000-6.000.000 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 2 2 3 2 4 3 3 4
32 61 S1 Ibu Rumahtangga <2.000.000 3 4 3 5 4 4 4 3 5 5 3 1 2 3 2 2 2 2 4
33 45 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 3 3 2 2 2 4
34 48 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 4 4 5 5 3 3 4 4 5 5 3 3 3 4 3 3 3 3 4
35 46 SMA Wiraswasta <2.000.000 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5
36 54 SMA Ibu Rumahtangga 2.000.000-4.000.000 5 2 2 4 4 4 4 5 4 4 2 4 3 2 2 3 2 2 4
37 51 S2 PNS 4.000.000-6.000.000 3 4 4 5 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
38 49 SMA Ibu Rumahtangga 2.000.000-4.000.000 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 3 2 2 3
39 47 S1 Ibu Rumahtangga 2.000.000-4.000.000 4 2 4 4 4 3 5 2 5 5 5 2 2 2 2 4 4 4 3
40 44 S1 Ibu Rumahtangga 2.000.000-4.000.000 5 5 1 5 4 5 4 4 5 5 5 3 2 3 2 1 1 1 1
41 58 SMA Ibu Rumahtangga 2.000.000-4.000.000 3 3 3 5 3 3 5 2 4 4 2 1 2 2 2 2 2 2 3
42 50 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3
43 37 SMP Ibu Rumahtangga <2.000.000 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3
44 53 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 1 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 3 2 1 1 1 1 1 1
45 47 S1 PNS 4.000.000-6.000.000 3 4 4 5 4 5 5 3 4 5 4 3 3 4 3 3 3 3 4
46 45 SMA Ibu Rumahtangga 4.000.000-6.000.000 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4
47 52 S1 Ibu Rumahtangga <2.000.000 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 3 3 4 5 2 2 2 3
48 48 S1 PNS 4.000.000-6.000.000 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 2 2 2 4
49 47 S1 Ibu Rumahtangga 2.000.000-4.000.000 5 3 4 5 5 5 4 5 4 5 3 3 2 2 2 2 2 2 4
50 42 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5
51 48 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 2 5 4 5 5 5 3 2 5 5 3 1 4 5 4 5 3 4 4
52 51 SMA Wiraswasta >8.000.000 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 2 1 2 1 2 2 2 2 2
53 40 SMA Wiraswasta 4.000.000-6.000.000 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3
54 41 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4
55 41 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 5 4 4 5 3 4 5 3 5 3 2 2 1 3 3 2 1 1 3
56 43 SMA Ibu Rumahtangga 2.000.000-4.000.000 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 2 3 5 4 2 1 2 1
57 29 S1 PNS 4.000.000-6.000.000 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 3 4 2 2 2 5
58 50 S2 PNS 2.000.000-4.000.000 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 3 3 3 2 2 2 3
59 45 S1 Wiraswasta 2.000.000-4.000.000 4 2 5 4 5 5 4 3 5 5 4 3 1 4 4 2 2 2 4
60 48 S2 PNS 4.000.000-6.000.000 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 3 2 2 2 4
61 50 Diploma Wiraswasta 2.000.000-4.000.000 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 3 1 3 4 3 3 3 5
62 55 S1 PNS 4.000.000-6.000.000 4 3 3 5 5 5 4 4 5 5 4 2 2 2 3 2 2 2 4
63 47 Diploma Ibu Rumahtangga <2.000.000 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 1 1 1 4
64 54 S1 Ibu Rumahtangga 4.000.000-6.000.000 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 2 4 1 1 1 1 1 3
65 61 SMA Wiraswasta 2.000.000-4.000.000 4 3 4 4 4 5 4 5 4 5 2 2 2 1 1 2 2 2 4
66 41 SMA Wiraswata >8.000.000 3 2 3 3 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 2 2 2
67 47 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 4 3 2 2 2 3
68 56 S2 PNS 4.000.000-6.000.000 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 3 3 3 5 5 5 4
69 54 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 3 3 3 1 1 1 1 1 3
70 56 S2 PNS 4.000.000-6.000.000 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 3 4 4 4 5 1 1 1 5
71 57 S3 PNS 4.000.000-6.000.000 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 3 4 3 5 5 5
72 60 Diploma Pensiunan PNS 2.000.000-4.000.000 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 3 3 3 5
73 42 SMA Wiraswasta >8.000.000 4 3 3 5 4 5 4 2 5 5 3 2 3 2 2 1 1 1 3
74 41 SMA Ibu Rumahtangga 4.000.000-6.000.000 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 3 3 2 4 4 4 4 2
75 40 SMA Wiraswasta 4.000.000-6.000.000 2 4 5 5 4 4 4 4 3 2 3 2 5 2 3 3 2 2 3
76 37 SMA Wiraswasta 2.000.000-4.000.000 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4
77 29 Diploma PNS 4.000.000-6.000.000 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 3 3 3 4
78 34 S2 PNS 4.000.000-6.000.000 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 3 3 3 2 2 2 5
79 45 S2 PNS 6.000.000-8.000.000 5 2 2 5 4 5 5 3 5 5 4 1 1 4 3 1 1 1 5
80 51 Diploma Pegawai Swasta 2.000.000-4.000.000 2 2 4 5 4 4 2 4 5 3 3 3 2 2 2 2 2 2 4
81 53 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 2 1 1 4
82 55 S1 PNS 4.000.000-6.000.000 5 5 3 5 2 5 4 5 5 5 3 3 3 4 4 2 2 2 4
83 44 S1 Wiraswasta >8.000.000 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 1 1 1 5
84 50 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 3 4 4 3 3 3 5
85 63 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 1 3 2 4
86 52 S2 PNS 2.000.000-4.000.000 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 3 3 3 2 4 4 4 5
87 53 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 5 2 4 4 4 5 3 4 4 4 3 2 2 2 2 4 3 4 2
88 47 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 1 3 3 4 3 3 1 2 4 5 3 3 3 4 4 2 2 2 3
89 57 SMA Ibu Rumahtangga 2.000.000-4.000.000 1 5 4 4 3 4 5 4 3 2 3 2 3 2 1 1 2 2 1
90 40 SMA Ibu Rumahtangga 2.000.000-4.000.000 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 5 5 4 3 2 2 2 4
91 44 SMA Ibu Rumahtangga 2.000.000-4.000.000 2 3 3 5 5 3 5 4 4 5 3 4 2 3 4 4 4 4 3
92 40 SMA Ibu Rumahtangga 2.000.000-4.000.000 4 3 3 4 5 4 4 3 4 4 5 3 3 3 3 2 2 3 3
93 54 S1 PNS 6.000.000-8.000.000 5 3 3 5 4 4 4 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4
94 35 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 3 4 5 5 5 4 3 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 3
95 55 S1 Ibu Rumahtangga 4.000.000-6.000.000 5 5 3 5 4 5 5 3 5 5 5 2 2 3 3 2 2 2 4
96 55 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 3
97 49 S1 Ibu Rumahtangga 2.000.000-4.000.000 3 3 4 5 5 4 3 4 5 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3
98 57 SMA PNS 2.000.000-4.000.000 3 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 2 1 1 1 1 1 1 4
99 38 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 3 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 3 2 2 2 3 3 3 4
100 37 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 2 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3
101 35 SMA Wiraswasta 2.000.000-4.000.000 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
102 50 S2 Wiraswasta 6.000.000-8.000.000 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4
103 40 SMP Ibu Rumahtangga <2.000.000 2 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3
104 58 SMA Ibu Rumahtangga 2.000.000-4.000.000 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 3
105 45 S1 Ibu Rumahtangga >8.000.000 3 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 3 2 2 2 3
106 48 SMA Wiraswasta 2.000.000-4.000.000 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 1 3 3 1 1 1 5
107 28 S1 Peg. Honor 2.000.000-4.000.000 3 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4
108 38 S1 Ibu Rumahtangga 2.000.000-4.000.000 3 5 4 4 4 5 5 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 5
109 37 S1 Peg. BUMN 2.000.000-4.000.000 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4
110 40 Diploma Ibu Rumahtangga <2.000.000 2 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 2 2 2 2 2 2 3
111 46 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 2 3 4 5 5 3 5 4 4 5 5 2 4 5 4 4 4 4 5
112 51 S1 Wiraswasta 4.000.000-6.000.000 4 4 3 5 3 5 5 5 5 4 4 4 2 2 2 1 1 1 3
113 35 SMA Peg. Swasta 2.000.000-4.000.000 2 5 2 4 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 4
114 53 SMA Ibu Rumahtangga <2.000.000 1 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 3 2 1 1 1 1 1 1
115 44 S1 PNS 2.000.000-4.000.000 5 5 1 5 4 5 4 4 5 5 5 3 2 3 2 1 1 1 1
kepribadian psikologis
perilak
u
status sosial usia situasi eko gaya hidup motivasi persepsi pengetahuan keyakinan
p.terbu
ka
p2 p3 p1 p2 p3 p1 p2 p3 p4 p5 p1 p2 p3 p4 p5 p1 p2 p3 p4 p5 p1 p2 p3 p1 p2 p3 p1 p2 p3 p1 p2 p3 p1
4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 3 5 4 5 4 5 5 3 5 4 4 5 5 5 4 4 3 5
3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4
4 4 1 4 4 4 2 4 5 1 2 2 3 5 2 4 4 4 5 1 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4
3 3 1 1 1 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3
4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 2 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5
3 2 2 2 1 2 2 4 3 4 4 4 3 4 2 2 5 4 5 2 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 3 2 4
5 2 1 2 1 4 1 4 4 5 4 4 4 5 4 4 2 4 4 2 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4
5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
2 2 3 4 2 3 2 2 3 1 3 3 3 4 3 2 3 3 5 2 4 3 3 4 4 3 3 2 5 4 3 3 2
4 3 1 3 1 1 1 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4
5 4 3 5 1 2 2 3 4 1 2 2 2 4 2 3 4 4 5 2 3 4 5 5 3 5 4 3 2 3 3 2 2
2 2 1 2 2 3 3 3 4 1 3 3 4 4 4 2 4 5 5 2 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3
4 4 2 4 2 4 5 4 5 1 3 4 4 4 3 4 5 4 5 3 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 3 3 4
1 1 1 1 1 3 4 4 5 2 4 4 5 4 4 1 5 4 5 1 3 3 4 5 4 3 2 3 5 5 5 5 4
4 3 2 2 2 2 2 2 4 3 4 3 3 5 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
3 3 2 2 2 3 4 4 4 2 4 3 2 4 2 4 2 3 4 2 3 3 4 4 4 3 2 3 5 4 4 4 4
5 2 1 3 1 4 1 3 5 2 2 2 4 5 3 4 4 5 5 1 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 5 3 3
4 3 1 1 1 2 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 5 4 4 3 4
4 1 1 1 1 1 1 1 5 1 5 5 1 5 3 5 5 5 5 1 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5
4 4 1 3 3 4 2 5 5 2 4 5 3 4 4 4 4 4 5 2 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 3 5
3 2 1 2 3 2 3 3 5 2 3 3 3 5 4 3 4 4 5 3 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 5 4 5
4 1 1 5 1 1 1 3 4 1 4 4 3 4 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
2 3 2 2 2 3 2 4 5 2 3 2 2 4 3 4 5 5 5 2 5 3 4 5 3 3 4 4 4 4 4 3 3
3 3 3 3 2 3 2 3 5 1 3 3 3 4 3 3 4 4 5 2 4 3 2 4 5 5 3 4 5 4 4 4 2
5 5 2 4 4 4 5 4 5 3 5 5 3 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4
2 3 2 2 2 4 4 3 4 3 4 5 4 5 5 3 4 3 5 3 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4
4 4 3 4 1 4 1 3 4 2 3 4 3 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 3 1
3 2 1 1 1 2 2 5 5 2 5 5 3 5 4 3 5 2 5 3 5 3 3 5 3 2 4 3 5 3 3 4 4
3 2 1 2 1 2 2 3 4 2 2 3 3 4 2 3 4 4 4 2 3 2 3 4 3 3 2 3 4 3 4 3 3
5 3 1 1 1 3 1 3 5 1 4 4 4 4 3 3 5 5 5 1 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4
4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
3 3 2 3 2 3 1 4 4 1 3 2 2 4 5 3 5 4 4 2 4 3 5 5 4 5 3 3 5 4 4 4 4
4 2 2 2 2 4 4 4 4 2 4 5 4 4 2 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2
3 4 2 3 3 4 3 5 5 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4
5 5 3 5 3 5 5 5 5 1 4 2 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1
4 4 2 3 4 2 2 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 5
2 3 3 5 4 3 2 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 1 4 3 3 3 3
4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2
4 3 2 2 2 4 2 3 4 2 2 3 3 4 2 2 3 4 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2
1 1 1 1 1 2 2 2 5 1 5 5 3 5 5 3 5 5 5 3 5 3 3 5 4 2 4 3 5 3 3 2 5
2 4 2 2 2 2 2 2 5 2 2 2 3 4 3 2 4 3 5 1 5 3 4 4 4 4 3 2 4 4 5 3 2
3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 4 3 3 2 2 2 3 3 4 2 3
4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4
1 4 1 5 1 5 2 2 5 1 1 2 5 5 3 1 5 5 5 1 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
4 4 3 4 3 3 3 3 5 1 4 3 4 4 2 3 4 4 4 1 4 4 4 5 4 4 3 3 5 3 4 3 5
4 4 3 4 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4
3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2
4 3 1 1 1 3 4 5 4 2 4 3 4 4 3 4 5 4 5 2 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 2 4
4 3 2 2 2 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4
5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4
3 3 2 3 4 5 5 4 5 3 2 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 3
2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2
4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4
4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3
3 1 1 3 2 3 1 2 5 2 4 4 3 5 3 2 4 4 5 1 3 3 4 5 1 2 3 3 5 4 5 5 5
2 4 3 4 2 1 1 3 4 1 3 5 4 3 2 3 3 4 5 2 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5
3 3 2 5 2 2 2 5 5 2 2 4 3 5 4 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 2 3 5 5 5 3 4
4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4
4 5 1 2 2 4 4 4 4 2 4 3 2 5 4 4 5 3 4 1 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4
3 3 2 3 3 2 3 4 4 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 5 5 4 4 3 4 4 5 3 4 3 3
2 3 1 1 1 2 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 2 2 2 5 4 5 5 2 5 4 2 5 3 3 4 5 5 2 5 3 5 5 3 3 4 4 5 5 5 4 4
4 3 2 3 3 4 2 4 4 1 3 3 3 4 3 3 5 5 5 1 4 5 5 4 4 4 3 4 5 5 5 3 2
4 2 1 1 1 2 2 2 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 2 4
4 4 2 2 2 3 2 2 4 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3
2 3 1 1 1 5 3 3 3 3 3 3 3 5 5 3 4 5 5 1 4 4 4 5 5 5 2 3 3 3 5 5 2
4 2 1 1 1 4 1 1 4 1 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3
5 3 2 2 2 4 3 3 5 2 4 4 4 3 4 3 5 5 5 2 4 4 3 5 5 4 5 5 5 4 5 3 5
3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 1 3 5 5 5 1 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 3 1 5
5 4 1 5 4 5 5 3 5 3 1 2 3 4 4 5 5 5 5 2 5 3 3 5 4 4 5 4 4 4 4 3 1
5 5 3 3 3 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5
5 5 3 4 3 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 3 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 4 1 3 3 4 3 3 3 3 3 5 4 4 2 3
4 5 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4
3 2 3 4 3 4 4 2 4 2 3 3 4 4 4 2 4 5 4 2 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 2
3 3 2 4 2 2 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
3 3 1 1 1 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4
4 4 2 4 2 3 2 4 5 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4
4 4 1 1 1 1 1 2 2 1 4 4 3 5 2 4 4 4 5 1 4 2 2 5 3 4 4 3 4 2 5 2 4
3 2 2 2 1 2 3 3 3 2 2 3 2 4 3 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 2 3
4 4 2 2 1 3 1 2 5 1 2 2 3 5 3 2 4 4 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3
3 2 2 2 2 2 3 4 4 1 3 3 2 5 4 3 5 5 4 2 5 4 5 4 4 3 5 5 5 4 4 2 4
5 5 1 1 1 1 1 5 5 1 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3
5 2 2 2 2 3 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 5 5 3 3 3 5 3 3 2 4
5 4 1 4 1 1 1 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4
4 3 1 3 1 4 3 4 4 1 4 4 3 5 3 2 5 4 5 1 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 3 4
2 2 1 1 1 2 2 2 4 2 4 5 5 4 4 2 3 2 2 1 5 5 2 4 4 2 4 4 4 3 4 2 5
2 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 4 3 5 1 3 4 3 5 3 3 3 4 4 4 5 3 4
4 3 1 1 1 2 3 3 4 2 4 3 1 5 3 1 4 5 5 1 3 2 2 3 2 3 1 3 3 3 4 2 4
4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 3 1 1 4 4 4 1 1 1 2 4 2 5
5 3 3 4 4 4 2 3 3 1 2 2 3 4 4 3 5 5 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 3
4 3 1 3 2 4 2 3 3 2 2 3 3 4 3 1 2 3 4 1 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 3
4 2 1 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 2 5 5 3 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4
5 5 2 3 2 3 3 5 5 3 5 3 3 4 2 4 5 5 5 2 5 2 5 5 4 3 5 5 4 4 4 3 4
4 5 1 2 1 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 1 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2
2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 5 4 5 5 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 1 1 2 2 2 1 1 5 4 2 2 3 4 2 1 2 4 4 1 3 2 2 5 4 4 1 1 5 3 5 3 5
4 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4
3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 5 5 5 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 3 5
3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
3 3 2 4 2 2 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 2 1 1 1 3 1 1 4 1 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3
3 4 1 1 1 1 1 4 4 1 4 1 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3
4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 3 5
5 5 2 4 4 4 5 4 5 3 5 5 3 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4
4 3 2 2 2 4 3 3 5 2 4 4 4 3 4 3 5 5 5 2 4 4 3 5 5 4 5 5 5 4 5 3 5
4 2 3 2 3 4 3 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4
5 4 3 5 1 2 2 3 4 1 2 2 2 4 2 3 4 4 5 2 3 4 5 5 3 5 4 3 2 3 3 2 2
3 5 1 3 1 3 4 1 4 1 3 2 4 5 2 1 5 5 5 1 4 3 5 5 3 4 3 4 4 4 3 4 1
3 2 1 1 2 3 2 2 5 1 4 3 3 5 5 2 3 3 5 2 3 3 4 5 5 4 3 4 4 3 4 4 5
1 4 1 5 1 5 2 2 5 1 1 3 5 5 5 1 3 5 5 5 5 1 5 1 5 5 5 5 5 3 5 5 5
1 1 1 1 1 2 2 2 5 1 5 5 3 5 5 3 5 5 5 3 5 3 3 5 4 2 4 3 5 3 3 2 5
keputusan
p.tertutup
p2 p3 p4 p1 p2 p3 p1 p2 p3 p4 p5
4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5
5 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4
4 4 4 1 3 4 5 5 5 5 5
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
5 5 5 2 2 4 4 5 5 5 3
4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 2
4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3
3 4 3 5 4 3 2 3 1 4 4
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
5 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4
5 4 4 3 3 5 3 3 3 4 3
5 2 4 3 3 3 3 5 3 3 3
4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3
4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 5
4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5
5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5
4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4
3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3
4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4
5 4 4 1 3 3 1 2 3 3 3
5 2 2 1 1 1 1 2 4 3 2
4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3
5 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 3 4 2 2 4 4 3 3 4 3
3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3
4 3 3 1 1 1 5 4 2 4 5
4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4
3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2
4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
5 4 5 2 4 3 5 5 5 5 1
5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5
4 3 3 3 3 4 4 5 5 5 5
4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 5
4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4
4 3 5 3 5 4 4 4 4 5 4
4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5
4 2 3 2 3 3 2 4 2 3 4
4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
5 3 5 5 5 3 4 4 4 4 4
5 5 5 2 5 3 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 5 5 2 5 4 5 5 5 5 4
5 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4
4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3
5 5 4 2 3 2 3 5 5 5 5
4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3
4 4 4 2 2 4 3 4 4 3 4
4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4
2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3
4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4
5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4
4 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 2 2 2 3 3 4 4 4 3 3
3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 4
5 5 5 4 5 3 4 5 5 5 5
3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3
5 3 4 2 3 4 4 4 3 4 3
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 2 4 3 5 4 4 4 2
5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4
4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
4 5 2 2 2 2 4 4 2 4 4
5 3 4 3 3 4 4 5 4 4 4
4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3
5 5 5 1 5 1 5 5 5 5 3
5 5 5 3 4 5 4 4 4 4 3
4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 5 4 4 3 4 5 4 5 3 4
4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4
5 4 4 3 3 4 3 5 4 5 2
4 3 3 3 3 4 5 4 4 4 4
5 4 4 1 4 2 3 4 4 4 2
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3
4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4
4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3
3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4
4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4
5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5
5 5 4 2 4 4 4 4 4 5 4
3 4 3 5 4 3 2 3 1 4 4
5 3 4 4 5 5 3 5 3 4 3
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 5 5 5 4 5 4 5 2 4 5
4 3 3 1 1 1 5 4 2 4 5
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM
KEPUTUSAN PEMBELIAN BERAS
DI KOTA MAKASSAR
1St. Rahayu Arini L, 2Muh. Hatta Jamil, 2A. Nixia Tenriawaru
1Mahasiswa Agribisnis, Universitas Hasanuddin, Makassar
2Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar
ABSTRAK
Keragaman masyarakat dari sisi budaya, sosial, kepribadian, dan psikologis
menjadi faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan
pembelian beras. Atas dasar ini, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh faktor budaya, sosial, kepribadian dan psikologis pada perilaku konsumen
terhadap keputusan pembelian beras di Kota Makassar. Penelitian ini dimulai pada
bulan Agustus hingga September 2017. Subyek penelitian adalah ibu rumahtangga
atau pengambil keputusan dalam rumahtangga. Metode analisis dilakukan dengan
analisis deskriptif dan analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan
menggunakan software SmartPLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku
konsumen dalam keputusan pembelian beras di Kota Makassar dipengaruhi oleh
faktor budaya, sosial, dan psikologis. Namun, faktor kepribadian tidak mempengaruhi
perilaku konsumen dalam keputusan pembelian beras di Kota Makassar.
Kata Kunci: Beras, Perilaku Konsumen, Keputusan Pembelian
PENDAHULUAN
Berdasarkan data USDA dalam Kementerian Pertanian (2016), besaran rata-rata
total konsumsi beras tertinggi di dunia pada kurun waktu lima tahun terakhir terdistribusi
pada negara-negara produsen padi terbesar dunia. Secara umum rata-rata konsumsi
beras dunia tertinggi di China dengan total konsumsi rata-rata mencapai 142,52 juta ton
per tahun, di posisi kedua adalah India dengan rata-rata konsumsi mencapai 95,72 juta
ton. Sementara Indonesia berada di posisi ketiga dengan total konsumsi beras per
tahun mencapai 38,24 juta ton. Total konsumsi beras terbesar selanjutnya adalah
Bangladesh, Vietnam, Philipina, Thailand, Myanmar, Jepang dan Brasil dengan kisaran
konsumsi beras rata-rata antara 7,88 juta ton hingga 34,80 juta ton. Secara lebih rinci
tersaji pada gambar berikut:
Gambar 1. Rata-rata Konsumsi Beras Terbesar Sepuluh Negara Di Dunia,
Tahun 2012 – 2015 (1000 Ton).
Beras adalah salah satu komoditas penting bagi Indonesia. Hal ini mengingat
hampir seluruh masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan
pokoknya. Itu sebabnya Indonesia merupakan salah satu negara konsumen pangan
dengan bahan pangan beras terbesar di dunia. Selain itu, beras sangat berpengaruh
bagi perekonomian Indonesia karena lebih dari 60 % penduduk Indonesia berprofesi
sebagai petani penghasil beras. Meskipun Indonesia adalah salah satu negara yang
memproduksi beras terbanyak di dunia, Indonesia masih tetap merupakan negara
importir beras. Dengan demikian beras tidak hanya dibutuhkan untuk dikonsumsi tetapi
juga merupakan sumber pendapatan dan penyerapan tenaga kerja (Utomo, 2001 dalam
Aprianto, 2006).
Banyaknya pilihan produk beras baik berupa jenis beras, kemasan, harga, rasa,
dan hal lainnya serta perbedaan dan pengaruh lingkungan budaya, kelas sosial, daya
beli, motivasi, dan gaya hidup membentuk perilaku konsumen yang berbeda-beda. Hal
ini menuntut para produsen untuk menyediakan produk beras yang sesuai dengan
keinginan konsumen, khususnya segmen pasar yang dituju.
020000400006000080000100000120000140000160000
Kota Makassar sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan merupakan salah satu
kota yang memiliki jumlah penduduk yang terbilang cukup banyak. Hal ini sesuai data
pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan 2010,
2014, dan 2015.
No. Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk
2010 2014 2015
1. Kepulauan Selayar 123.377 128.744 130.199
2. Bulukumba 395.790 407.775 410.485
3. Bantaeng 177.299 182.283 183.386
4. Jeneponto 343.808 353.287 355.599
5. Takalar 270.491 283.762 286.906
6. Gowa 654.978 709.386 722.702
7. Sinjai 229.583 236.497 238.099
8. Maros 320.103 335.596 339.300
9. Pangkep 306.717 320.293 323.597
10. Barru 166.520 170.316 171.217
11. Bone 719.999 738.515 742.912
12. Soppeng 224.577 225.709 226.116
13. Wajo 386.324 391.980 393.218
14. Sidrap 272.808 286.610 289.787
15. Pinrang 352.185 364.087 366.789
16. Enrekang 190.923 198.194 199.998
17. Luwu 333.497 347.096 350.218
18. Tana Toraja 221.816 227.588 228.984
19. Luwu Utara 288.391 299.989 302.687
20. Luwu Timur 243.809 269.405 275.595
21. Toraja Utara 217.503 224.003 225.516
1. Makassar 1.342.862 1.429.242 1.449.401
2. Pare Pare 129.682 136.903 138.669
3. Palopo 148.395 164.903 168.894
Sulawesi Selatan 8.060.401 8.432.163 8.520.304
Sumber: Provinsi Sulawesi Selatan dalam Angka, 2016.
Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa Kota Makassar merupakan kota
dengan jumlah penduduk terbanyak di Sulawesi Selatan yaitu sebanyak 1.449.401 jiwa
pada tahun 2015. Kota ini juga memiliki struktur masyarakat yang beraneka ragam,
misalnya dari sisi budaya, gaya hidup, pendidikan dan pekerjaan, serta tingkat
perekonomian. Keragaman pada masyarakat yang tercipta tentu mempengaruhi
masyarakat di kota tersebut dalam mengambil keputusan untuk mengonsumsi suatu
produk, termasuk dalam hal mengonsumsi beras.
Dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, masyarakat sebagai konsumen
tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri
konsumen maupun dari luar diri konsumen. Beberapa faktor yang tersebut diantaranya
yaitu faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Keputusan
Pembelian Beras di Kota Makassar”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan
diteliti, yaitu:
1. Bagaimana pengaruh faktor budaya pada perilaku konsumen dalam pembelian beras di Kota Makassar?
2. Bagaimana pengaruh faktor sosial pada perilaku konsumen dalam pembelian beras di Kota Makassar?
3. Bagaimana pengaruh faktor kepribadian pada perilaku konsumen dalam pembelian beras di Kota Makassar?
4. Bagaimana pengaruh faktor psikologis pada perilaku konsumen dalam pembelian beras di Kota Makassar?
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini berada di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada
bulan Agustus hingga September 2017. Populasi penelitian ini adalah jumlah kepala
keluarga atau rumahtangga yang terdapat di Kota Makassar dengan pertimbangan
bahwa kepala keluarga yang melakukan pengambilan keputusan dalam pembelian
beras dengan jumlah responden sebanyak 115 responden. Analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis SEM (Structural Equation
Model) dengan menggunakan software SmartPLS.
Pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi tempat tinggal konsumen.
Konsumen yang dijumpai ditanyakan kesediaannya untuk menjadi responden. Apabila
konsumen tersebut bersedia, baru dilakukan pengisian kuesioner. Kategori responden
yang diambil adalah orang yang telah mengerti prosedur tanya jawab dalam kuesioner
dan telah memiliki aksesibilitas pribadi dalam mengambil keputusan mengenai
pembelian beras.
Berdasarkan desain dan metode pengumpulan data yang digunakan untuk
penelitian ini, maka peubah-peubah penelitian yang dikaji meliputi peubah bebas (X)
dan peubah tak bebas (Y). Peubah independent atau peubah bebas (X) terdiri dari :
faktor budaya, faktor sosial, faktor kepribadian, dan faktor psikologis. Sedangkan
peubah dependent atau peubah terikat (Y) terdiri dari dua peubah, yaitu : perilaku
konsumen dan keputusan pembelian beras. Penjelasan peubah dan sub peubah dapat
dijelaskan pada Tabel 2.
Tabel 2. Peubah dan Sub Peubah Model Persamaan Struktural.
No. Peubah Sub Peubah Notasi
Laten Eksogen
1. Faktor Budaya
Kebiasaan Makan X1
Sub budaya X2
Kelas Sosial X3
2. Faktor Sosial
Teman X4
Keluarga X5
Status Sosial X6
3. Faktor Kepribadian
Usia X7
Situasi Ekonomi X8
Gaya Hidup X9
4. Faktor Psikologi
Motivasi X10
Persepsi X11
Pengetahuan X12
Keyakinan X13
Laten Endogen
1. Perilaku konsumen Perilaku Terbuka Y1.1
Perilaku Tertutup Y1.2
2. Keputusan pembelian
Beras
Pengenalan Kebutuhan Y2.1
Pencarian Informasi Y2.2
Evaluasi Alternatif Y2.3
Keputusan Pembelian Y2.4
Pasca Pembelian Y2.5
Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan
indikator penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas pada SmartPLS
dikenal dua macam, yaitu:
a. Uji Validitas Konvergen: berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur dari suatu variabel seharusnya berkorelasi tinggi. Validitas konvergen terjadi jika skor yang diperoleh dari dua instrumen yang berbeda yang mengukur variabel yang sama mempunyai korelasi tinggi.
b. Uji Validitas Diskriminan: berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur variabel yang berbeda seharusnya tidak berkorelasi dengan tinggi. Validitas diskriminan terjadi jika dua instrumen yang berbeda yang mengukur dua variabel yang diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan skor yang memang tidak berkorelasi (Jogiyanto dan Abdillah, 2009). Validitas diskriminan dapat dilihat melalui Akar AVE dan korelasi variabel laten, selain itu uji diskriminan juga dapat dilihat dari nilai cross loading.
Berikut ini adalah nilai Rule of Thumbs dari Parameter Uji Validitas dalam Model
Pengukuran PLS.
Tabel 3. Parameter Uji Validitas dalam Model Pengukuran Partial Least iSquare.
Uji Validitas Parameter Rule of Thumbs
Konvergen Faktor loading >0,5
Average variance extracted (AVE) >0,5
Communality >0,5
Diskriminan
Akar AVE dan korelasi variabel laten Akar AVE > korelasi
variabel laten
Cross loading >0,7 dalam satu
variable
Sumber: Chin (1995) dan Hair et al. (2006) dalam Jogiyanto dan Abdillah (2009).
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur
dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang
konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda.
Dalam PLS uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu:
(a) Cronbach’s alpha: mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu variabel dan dapat
diterima jika nilainya >0,6. (b) Composite reliability: mengukur nilai sesungguhnya
reliabilitas suatu variabel dan dapat diterima jika nilainya >0,7 (Jogiyanto dan Abdillah,
2009).
Tabel 4. Parameter Reliabilitas dalam Model Pengukuran Partial Least Square.
Uji Reliabilitas
Parameter Rule of Thumbs
Cronbach’s alpha Lebih dari 0,6
Composite reliability Lebih dari 0,7
Sumber: Chin (1995) dan Hair et al. (2006) dalam Jogiyanto dan Abdillah (2009).
Evaluasi Model Struktural
Model struktural dalam PLS dievaluasi dengan mengukur koefisien determinasi
atau uji R2 dan koefisien path atau t-value melalui perbandingan t-statistik dan t-tabel.
Berikut adalah parameter pengukuran inner model dalam PLS:
a. Koefisien Determinasi (Uji R2) Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen
terhadap variabel dependen. Sehingga dapat menggambarkanseberapa besar
variabel dependen dapat dipengaruhi oleh variabel independennya. Semakin tinggi
nilai R2 semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan (Jogiyanto
dan Abdillah, 2009)
b. Koefisien Path atau T-values Nilai koefisien path menunjukkan signifikasi antar variabel dalam model struktural
atau dalam pengujian hipotesis. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah hipotesis satu ekor (one-tailed). Hipotesis diterima apabila nilai t-statistik >
1,28 yang merupakan nilai t-tabel untuk pengujian dengan α = 10% (Jogiyanto dan
Abdillah, 2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Analisis deskriptif karakteristik responden dalam penelitian ini berdasarkan
karakteristik yang ditinjau dari usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan
penghasilan per bulan. Deskripsi karakteristik responden disajikan sebagai berikut.
Usia
Usia adalah waktu sejak dilahirkan sampai dilaksanakannya penelitian yang
dinyatakan dengan tahun. Usia > 20 tahun dinamakan remaja, dimana menurut Piaget
secara psikologi, masa remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan
masyarakat dewasa dan termasuk juga perubahan intekektual yang mencolok. Usia 18-
40 tahun dinamakan dewasa dini dimana kemampuan mental mencapai puncaknya
dalam usia 20 tahun untuk mempelajari dan menyesuaikan diri pada situasi-situasi baru
seperti pada misalnya mengingat hal-hal yang pernah dipelajari, penalaran analogis
dan berfikir kreatif. Usia > 40 tahun dinamakan usia madya dini dimana pada masa
tersebut pada akhirnya ditandai perubahan-perubahan jasmani dan mental pada masa
ini seseorang tinggal mempertahankan prestasi yang telah dicapainya pada usia
dewasa (Hurlock, 2002 dalam Mahendra dan Ardani, 2009). Sedangkan lansia atau
lanjut usia menurut UU No.13 1998 adalah penduduk yang telah mencapai usia 60
tahun keatas.
Tabel 5. Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia.
Usia Jumlah Responden Persentase
18-40 24 20.87%
41-60 88 76.52%
>60 3 2.61% Jumlah 115 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa responden yang berusia antara
41-60 tahun merupakan responden terbanyak dalam penelitian ini. Sedangkan
responden dengan usia diatas 60 tahun merupakan yang paling sedikit dalam penelitian
ini. Dapat disimpulkan bahwa responden yang berusia antara 41-60 tahun yang dimana
mereka dikategorikan dalam golongan orang yang produktif dan mapan untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka sehingga golongan umur ini memiliki peluang
terbesar dalam mengambil keputusan pembelian beras. Sedangkan responden yang
berusia diatas 60 tahun sangat jarang untuk mengambil keputusan dalam pembelian
beras. Hal ini bisa saja terjadi karena responden yang berusia diatas 60 tahun biasanya
memiliki penurunan fungsi tubuh sehingga mereka yang berusia diatas 60 tahun
memiliki kecenderungan untuk menyuruh asisten rumahtangganya untuk membeli
beras. Hal ini dapat dikaitkan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Maramis dan
Maramis (2009) yang mengemukakan bahwa permasalahan yang terjadi pada usia
lanjut antara lain gangguan fisik, berkurangnya ketajaman pancaindera, berkurangnya
kemampuan melaksanakan sesuatu karena turunnya kekuatan motorik, perubahan
penampilan fisik yang mempengaruhi peranan dan status ekonomi dan sosial),
kehilangan dalam bidang ekonomi dan sosial ekonomi, seks usia lanjut dan gangguan
psikologis (neurosis yang sering terjadi berupa depresi) (Maramis & Maramis, 2009).
Jenis Kelamin
Menurut teori gender sosialization bahwa sebuah perilaku ditentukan oleh proses
sosialisasi dimana individu dibentuk oleh norma budaya dan nilai-nilai yang diharapkan
pada suatu jenis kelamin tertentu (Zelenzy et al., 2000). Ketika memasuki kedewasaan,
wanita diberikan tanggungjawab untuk mengurus rumahtangga, merawat anak dan
keluarga (Hochschild, 1989). Sedangkan anak laki-laki biasanya didorong untuk keluar
rumah dan bermain dengan teman-temannya (Bond, 1996).
Tabel 6. Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 3 2,61%
Perempuan 112 97,39%
Jumlah 115 100%
Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa responden dengan jenis kelamin
perempuan yang merupakan mayoritas membeli beras. Sedangkan laki-laki sangat
jarang ditemukan sebagai pembeli beras. Adanya dominasi kaum perempuan sebagai
ibu rumahtangga dalam penelitian ini dapat disebabkan karena unit sampel yang
digunakan adalah konsumen rumahtangga dan pengambil keputusan terbesar dalam
rumahtangga untuk pembelian kebutuhan bahan pangan seperti beras adalah kaum
perempuan atau istri selaku ibu rumahtangga, sedangkan kaum laki-laki selaku suami
berperan sebagai pencari nafkah. Hal ini sangat didukung oleh pendapat Engel et al
(1994) yang mengemukakan bahwa wanita merupakan pembeli potensial karena
cenderung membeli produk lebih banyak dan lebih cepat tertarik. Minat wanita
terhadap produk semakin besar dari tahun ke tahun.
Pendidikan Terakhir
Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang
belum dewasa kepada kedewasaan. Tujuan pendidikan yaitu untuk pendewasaan diri,
dengan ciri-cirinya yaitu: kematangan berpikir, kematangan emosional, memiliki harga
diri, sikap, dan tingkah laku yang dapat diteladani serta kemampuan pengevaluasian
diri. Kecakapan atau sikap mandiri, yaitu dapat ditandai pada sedikitnya ketergantungan
pada orang lain dan selalu berusaha mencari sesuatu tanpa melihat orang lain (Fitriana,
2015).
Tabel 7. Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.
Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
SD 1 0,87%
SMP 3 2,61%
SMA 50 43,48%
Diploma 8 6,96% S1 42 36,52%
S2 10 8,70%
S3 1 0,87%
Jumlah 115 100%
Dari Tabel 7, dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini dominan
berpendidikan terakhir SMA, sedangkan yang memiliki tingkat pendidikan SD tidak
begitu banyak. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan
masyarakat yang berperan meningkatkan kualitas hidup. Kecenderungannya semakin
tinggi pendidikan suatu masyarakat maka akan semakin baik kualitas sumberdaya
manusia (Fitriana, 2015). Hal ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini
memiliki pengetahuan yang cukup baik. Karena semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka semakin banyak pengetahuan yang dimiliki oleh orang tersebut.
Pengetahuan yang dimaksud di sini mencakup pengalaman seseorang membeli beras
atau pengetahuan yang mencakup kandungan gizi pada beras.
Pekerjaan
Kotler dan Amstrong (2008) menjelaskan bahwa pekerjaan merupakan salah
satu yang menjadi faktor seseorang dalam perilaku membeli. sehingga mempengaruhi
pola konsumsinya. Suatu pekerjaan yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi gaya
hidup yang juga menentukan perilaku konsumsinya.
Tabel 8. Pengelompokan Responden Berdasarkan Pekerjaan.
Pekerjaan Jumlah Persentase
PNS 34 29.57% Pegawai Swasta 4 3.48%
Wiraswasta 17 14.78%
Ibu Rumahtangga 56 48.70%
Lainnya 4 3.48%
Jumlah 115 100%
Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa pekerjaan responden yang paling
banyak yaitu sebagai ibu rumahtangga, hal tersebut terjadi karena pada umumnya ibu
rumahtangga memang memiliki peranan untuk mengurus rumahtangga. Alasan menjadi
ibu rumahtangga bagi responden yaitu karena responden tidak mempunyai pendidikan
yang cukup, sehingga tidak ada alternatif bekerja lainnya selain ibu rumah tangga.
Penghasilan Per Bulan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja (usaha dan
sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang
diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji,
sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba. Pendapatan merupakan nilai maksimum yang
dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam seminggu dengan mengharapkan keadaan
yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula (Bui, 2005).
Tingkat pendidikan secara tidak langsung juga berpengaruh pada penghasilan
per bulan. Ini dikarenakan tingkat pendidikan akan mempengaruhi pekerjaan
seseorang. Pendapatan yang dihitung pada penelitian ini adalah pendapatan rata-rata
keluarga per bulan. Pendapatan rata-rata keluarga per bulan yaitu pendapatan seluruh
anggota keluarga yang bekerja dan dipakai untuk pengeluaran keluarga.
Tabel 9. Pengelompokan Responden Berdasarkan Penghasilan Per Bulan.
Penghasilan Jumlah Persentase
<2.000.000 33 28.70% 2.000.000-4.000.000 48 41.74% 4.000.000-6.000.000 23 20.00% 6.000.000-8.000.000 5 4.35%
>8.000.000 6 5.22%
Jumlah 115 100%
Berdasarkan Tabel 9, dapat dilihat bahwa responden yang memiliki penghasilan
per bulan Rp 2.000.000 – Rp 4.000.000,- merupakan responden terbanyak, kemudian
responden yang paling sedikit yaitu dengan penghasilan Rp 6.000.000 – Rp 8.000.000,.
Penghasilan ini erat kaitannya dengan keputusan pembelian beras yang dimana
responden yang memiliki penghasilan yang berbeda biasanya akan mengambil
keputusan pembelian beras yang berbeda pula, entah itu perbedaan merk ataupun
kualitas beras. Hal ini tentunya dapat dikaitkan dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Kaslan (1962) dalam Fitriana (2015) yang menyatakan bahwa perbedaan dalam
tingkat pendapatan adalah disebabkan oleh adanya perbedaan dalam bakat,
kepribadian, pendidikan, latihan, dan pengalaman.
Faktor Budaya
Faktor budaya merupakan faktor yang dipengaruhi kepercayaan, nilai-nilai, dan
kebiasaan yang dipelajari yang membantu mengarahkan perilaku konsumen para
anggota masyarakat tertentu. Komponen yang termasuk di dalamnya yaitu budaya
makan, sub budaya, dan kelas sosial.
Tabel 10. Hasil Identifikasi Faktor Budaya pada Perilaku Konsumen Terhadap
Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar.
No. Variabel Manifest Frekuensi Persentase
1. Budaya Makan 20.7 82.8% 2. Sub Budaya 21.8 87.1%
3. Kelas Sosial 15.3 61.4%
Dari ketiga variabel manifest faktor budaya, dapat dilihat bahwa variabel manifest
sub budaya yang memiliki skor tertinggi yang dipilih oleh konsumen dibandingkan
dengan budaya makan dengan kelas sosial, yaitu dengan kecenderungan sebesar
87.1%. Hal ini diduga disebabkan karena penelitian ini berlokasi di wilayah demografi
yang sama yaitu Negara Indonesia sehingga karakteristik konsumen relatif sama.
Negara Indonesia merupakan salah satu negara penghasil beras terbesar di dunia
(FAO, 2015). Oleh karena itu, konsumen beranggapan bahwa mereka mengonsumsi
beras karena beras mudah didapatkan. Sub budaya termasuk nasionalitas, agama,
kelompok ras, dan wilayah geografi (Aisha, 2009). Selain itu, sebagian masyarakat Kota
Makassar juga mengonsumsi beras karena mereka menganggap bahwa mengonsumsi
beras sudah menjadi kebiasaan atau budaya yang telah berlaku sejak dulu sampai
sekarang.
Faktor Sosial
Faktor sosial merupakan faktor yang dipengaruhi oleh orang-orang yang ada di
sekitar kita. Komponen yang termasuk di dalamnya yaitu kelompok acuan, keluarga,
serta status social konsumen.
Tabel 11. Hasil Identifikasi Faktor Sosial pada Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan
Pembelian Beras di Kota Makassar.
No. Variabel Manifest Frekuensi Persentase
1. Kelompok Acuan 7.3 49.0% 2. Keluarga 10.2 67.7% 3. Status Sosial 7.0 47.0%
Dari beberapa item pertanyaan yang diajukan pada kuisioner, maka diperoleh
hasil bahwa pada faktor sosial, variabel manifest keluarga memiliki kecenderungan
tertinggi yaitu sebesar 67.7% dibandingkan dengan variabel manifest kelompok acuan
dan status sosial dalam keputusan pembelian beras di Kota Makassar. Kotler dan
Amstrong (2010) dalam Lautiainen (2015) menyatakan bahwa:
“Family members can influence individual consumers’ buying behavior. A family
forms the environment for an individual to acquire values, develop and shape
personality. This environment offers the possibility to develop attitudes and opinions
towards several subjects such as social relations, society and politics. A family
creates first perceptions about brands or products and consumer habits.”
Hal ini menjelaskan bahwa keluarga memiliki peranan yang sangat penting
dalam pengambilan keputusan pembelian beras, karena ketika pengambil keputusan
akan membeli beras, mereka akan meminta saran pada keluarganya tentang informasi
mengenai beras yang akan dibelinya.
Faktor Kepribadian
Faktor kepribadian merupakan faktor dimana seseorang mempunyai sifat untuk
bisa menentukan keputusannya sesuai dengan keinginannya tanpa ada paksaan dari
pihak lain. Faktor kepribadian ini juga dapat dianggap sebagai karakter pribadi
seseorang. Faktor kepribadian mencakup elemen usia, situasi ekonomi, dan gaya
hidup.
Tabel 12. Hasil Identifikasi Faktor Kepribadian pada Perilaku Konsumen Terhadap
Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar.
No. Variabel Manifest Frekuensi Persentase
1. Usia 15.1 62.1% 2. Situasi Ekonomi 18.1 72.5% 3. Gaya Hidup 17.9 71.6
Dari ketiga variabel manifest faktor kepribadian, dapat dilihat bahwa variabel
manifest situasi ekonomi yang memiliki skor tertinggi yang dipilih oleh konsumen
dengan kecenderungan sebesar 72.5% dibandingkan dengan usia. Hal ini menjelaskan
bahwa situasi ekonomi merupakan faktor terbesar yang berpengaruh terhadap
keputusan pembelian, hal ini disebabkan karena konsumen akan menyesuaikan
pendapatan yang mereka peroleh dengan harga beras. Namun, situasi ekonomi
dengan gaya hidup tidak berbeda jauh karena keduanya saling mempengaruhi.
Meskipun kepribadian adalah salah satu konsep yang berguna dalam mempelajari
perilaku konsumen, beberapa pemasar percaya bahwa kepribadian mempengaruhi
jenis-jenis dan merek-merek produk yang dibeli. Kepribadian seseorang terbentuk
disebabkan oleh bermacam-macam indikator, seperti pekerjaan, keadaan ekonomi dan
gaya hidup.Semakin tinggi jabatan seseorang dalam bekerja, mapan dari segi ekonomi
dan gaya hidup yang semakin meningkat, maka semakin tinggi keputusannya untuk
membeli suatu produk (Ghoni, 2012).
Faktor Psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor paling mendasar dalam diri individu yang
akan mempengaruhi pilihan-pilihan seseorang dalam membeli. Komponen yang
termasuk di dalamnya yaitu motivasi, persepsi, keyakinan, dan pengetahuan.
Tabel 13. Hasil Identifikasi Faktor Psikologis pada Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar.
Dalam hal ini, faktor psikologis memiliki 4 variabel manifest yang dimana diantara
variabel motivasi, persepsi, pengetahuan, dan keyakinan, yang skor tertinggi pada
kuisioner yang telah dijawab oleh responden adalah variabel manifest persepsi dengan
kecenderungan sebesar 81.4%. Hal ini menjelaskan bahwa konsumen mengonsumsi
beras atas dasar bagaimana pandangan mereka mengenai beras itu sendiri, dengan
menganggap bahwa beras merupakan bahan makanan yang mengenyangkan, tidak
lebih mudah rusak disbanding pangan lainnya, dan beras lebih enak dikonsumsi jika
dibandingkan dengan bahan pangan pokok lainnya. hal ini didukung oleh pendapat
Kotler dan Armstrong (2008) bahwa persepsi adalah proses yang digunakan oleh
konsumen untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterprestasikan masukan-
masukan informasi motivasi yang berasal dari dalam diri mereka yang dimana mereka
menganggap bahwa beras merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi.
Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui seseorang dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk yang
diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen dapat berupa perilaku
terbuka dan perilaku tertutup.
No. Variabel Manifest Frekuensi Persentase
1. Motivasi 11.7 78.0% 2. Persepsi 12.2 81.4% 3. Pengetahuan 12 80.1%
4. Keyakinan 11.4 75.9%
Tabel 14. Hasil Identifikasi Perilaku Konsumen pada Pembelian Beras di Kota
Makassar.
No. Variabel Manifest Frekuensi Persentase
1. Perilaku Terbuka 15.6 77.8% 2. Perilaku Tertutup 10.4 69.6%
Dari beberapa item pertanyaan yang diajukan pada kuisioner, maka diperoleh
hasil bahwa ini menjelaskan bahwa konsumen cenderung mengambil perilaku terbuka
yang dimana mereka akan bertindak untuk mempertimbangkan harga, kualitas, jenis,
maupun merk beras yang akan mereka beli.
Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan suatu proses pemilihan salah satu dari
beberapa alternative penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata.
Tabel 15. Hasil Identifikasi Keputusan Pembelian Beras di Kota Makassar.
No. Variabel Manifest Frekuensi Persentase
1. Pengenalan Kebutuhan 3,8 77.0%
2. Pencarian Informasi 4,0 81.0%
3. Evaluasi Alternatif 3,7 73.7%
4. Keputusan Pembelian 3,9 78.0% 5. Pasca Pembelian 3,7 74.0%
Dari kelima variabel manifest keputusan pembelian, dapat dilihat bahwa variabel
manifest pencarian informasi yang memiliki skor tertinggi yang dipilih oleh konsumen
dengan kecenderungan sebesar 81.0% menunjukkan bahwa konsumen akan membeli
beras ketika telah melalui proses pengambilan keputusan dimana mereka akan
mendahulukan pencarian informasi mengenai beras itu sendiri sebelum membeli beras.
Spesifikasi Model Partial Least Square (PLS)
Gambar 3. Konstruksi Diagram Jalur Hasil Pemodelan PLS
(Nilai Koefisien Jalur dan Nilai Outer Loading)
Analisis outer model dimulai dari model awal dari penelitian ini yang dapat dilihat
pada gambar 4 yang menunjukkan model awal penelitian. Masing-masing direfleksikan
oleh 20 indikator yang berasal dari 6 variabel laten, yaitu faktor budaya, faktor sosial,
faktor kepribadian, faktor psikologis, perilaku konsumen, serta keputusan pembelian.
Suatu model penelitian dapat dikatakan sesuai dengan kriteria bila nilai outer loading
lebih dari 0.5.
Jika dilihat dari Gambar 3, masing-masing indikator memiliki nilai outer loading
diatas 0,5. Pada variabel faktor budaya, nilai outer loading tertinggi terletak pada
indikator sub budaya yaitu sebesar 0.890. Pada variabel faktor sosial, nilai outer loading
tertinggi terletak pada indikator keluarga yaitu sebesar 0.848. Pada variabel faktor
kepribadian, nilai outer loading tertinggi terletak pada indikator gaya hidup yaitu sebesar
0.881. Pada variabel faktor psikologis, nilai outer loading tertinggi terletak pada indikator
persepsi yaitu sebesar 0.845. Pada variabel perilaku konsumen, nilai outer loading
tertinggi terletak pada indikator perilaku terbuka yaitu sebesar 0.869. Sedangkan pada
variabel keputusan pembelian, nilai outer loading tertinggi terletak pada indikator
pencarian informasi yaitu sebesar 0.886.
Evaluasi Model Pengukuran
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir pertanyaan dari sebuah penelitian,
maka dilakukan uji validitas konvergen dan uji validitas diskriminan. Sedangkan untuk
mengetahui konsistensi alat ukur dalam penggunaannya dilakukan uji reliabilitas.
Uji Validitas Konvergen
Parameter uji validitas konvergen dapat diketahui berdasarkan hasil output
alogaritma SmartPLS. Nilai outer loading pada uji validitas konvergen dapat dijelaskan
secara singkat pada Tabel 16.
Tabel 16. Outer Loading pada Uji Validitas Konvergen.
Variabel Item/
Indikator
Outer
Loading
Rule of
Thumb Ket.
BUDAYA
X1 0.764048 >0.5 Valid
X2 0.889546 >0.5 Valid
X3 0.670060 >0.5 Valid
SOSIAL
X4 0.678157 >0.5 Valid
X5 0.848171 >0.5 Valid
X6 0.726337 >0.5 Valid
KEPRIBADIAN
X7 0.700467 >0.5 Valid
X8 0.751691 >0.5 Valid
X9 0.881408 >0.5 Valid
PSIKOLOGIS
X10 0.786593 >0.5 Valid
X11 0.851042 >0.5 Valid
X2 0.845345 >0.5 Valid
X13 0.726790 >0.5 Valid
PERILAKU KONSUMEN Y1 0.869103 >0.5 Valid
Y2 0.811054 >0.5 Valid
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
Y3 0.845128 >0.5 Valid
Y4 0.885704 >0.5 Valid
Y5 0.793566 >0.5 Valid
Y6 0.837191 >0.5 Valid
Y7 0.630784 >0.5 Valid
Tabel 16 menunjukkan bahwa semua indikator pada keenam variabel memiliki
nilai outer loading lebih dari 0,5 sehingga dapat dikatakan bahwa semua indikator
dikatakan valid.
Selain itu, uji validitas juga dapat dilakukan dengan cara melihat nilai AVE
(Average Variance Extracted) dan nilai Communality. Untuk lebih jelasnya, nilai AVE
dan Communality pada uji validitas konvergen dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. AVE (Average Covariance Extracted) dan Communality pada Uji Validitas
Konvergen.
Variabel AVE Rule of
Thumb Communality
Rule of
Thumb Ket.
BUDAYA 0.607598 >0,5 0.607598 >0,5 Valid
SOSIAL 0.572319 >0,5 0.572318 >0,5 Valid
KEPRIBADIAN 0.604563 >0,5 0.604565 >0,5 Valid
PSIKOLOGIS 0.646866 >0,5 0.646866 >0,5 Valid
PERILAKU KONSUMEN 0.707596 >0,5 0.707596 >0,5 Valid
KEPUTUSAN
PEMBELIAN 0.537536 >0,5 0.537536 >0,5 Valid
Berdasarkan Tabel 17, dapat dilihat bahwa nilai AVE dan Communality
menunjukkan nilai lebih dari 0,5, sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa
setiap indikator pada masing-masing variabel penelitian ini telah memiliki validitas yang
cukup baik.
Uji Validitas Diskriminan
Parameter uji validitas diskriminan dapat diketahui dari hasil output alogaritma
yang berupa cross loading, akar AVE dan korelasi variabel laten.
Uji validitas diskriminan berupa cross loading disajikan dalam Tabel 18.
Tabel 18. Cross Loading pada Uji Validitas Diskriminan.
BUDAYA SOSIAL PRIBADI PSIKOLOGIS
PERILAKU
KONSUMEN
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
X1 0.76 0.08 0.31 0.47 0.26 0.24
X2 0.88 0.19 0.39 0.48 0.40 0.33
X3 0.67 0.50 0.38 0.23 0.25 0.27
X4 0.18 0.67 0.26 0.12 0.16 0.07
X5 0.39 0.84 0.40 0.31 0.35 0.22
X6 0.05 0.72 0.30 0.12 0.17 0.21
X7 0.23 0.59 0.70 0.38 0.17 0.26
X8 0.28 0.12 0.75 0.43 0.25 0.34
X9 0.49 0.39 0.88 0.61 0.46 0.53
X10 0.44 0.32 0.57 0.78 0.41 0.46
X11 0.47 0.20 0.52 0.85 0.33 0.36
X12 0.48 0.21 0.55 0.84 0.52 0.48
X13 0.25 0.14 0.38 0.72 0.45 0.42
Y1 0.34 0.19 0.42 0.45 0.86 0.68
Y2 0.34 0.38 0.26 0.47 0.81 0.45
Y3 0.23 0.17 0.48 0.42 0.56 0.84
Y4 0.28 0.16 0.34 0.43 0.59 0.88
Y5 0.30 0.24 0.45 0.46 0.56 0.79
Y6 0.37 0.24 0.39 0.39 0.60 0.83
Y7 0.29 0.15 0.41 0.47 0.42 0.63
Berdasarkan Tabel 18, nilai cross loading indikator yang mengukur variabel laten
memiliki nilai cross loading yang lebih tinggi dibandingkan dengan variabel laten lain.
Untuk variabel x1, x2 dan x3 variabel budaya memiliki koefisien tertinggi jika
dibandingkan kepribadian, keputusan pembelian, perilaku konsumen, psikologis, dan
sosial. Untuk x4, x5, dan x6 variabel sosial memiliki koefisien tertinggi jika dibandingkan
budaya, kepribadian, keputusan pembelian, perilaku konsumen, psikologis. Untuk x7,
x8, dan x9 variabel kepribadian memiliki koefisien tertinggi jika dibandingkan budaya,
kepribadian, keputusan pembelian, perilaku konsumen, psikologis, dan sosial. Untuk
x10, x11, x12 dan x13 variabel psikologis memiliki koefisien tertinggi jika dibandingkan
budaya, kepribadian, keputusan pembelian, perilaku konsumen, dan sosial. Untuk y1
dan y2 variabel perilaku konsumen memiliki koefisien tertinggi jika dibandingkan
budaya, kepribadian, keputusan pembelian, psikologis, dan sosial. Untuk y3, y4, y5, y6
dan y7, variabel keputusan pembelian memiliki koefisien tertinggi jika dibandingkan
budaya, kepribadian, perilaku konsumen, psikologis, dan sosial. Hal ini sesuai dengan
pendapat Widjaja dan Elsye (2014) bahwa nilai cross loading dari setiap indikator pada
masing-masing variabel telah memiliki outer loading terbesar pada variabel yang
dibentuknya, sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa setiap indikator pada
masing-masing variabel penelitian ini telah memiliki validitas yang cukup baik.
Selain cross loading, uji validitas diskriminan juga dapat dilakukan dengan cara
membandingkan nilai korelasi denggan akar AVE yang disajikan pada Tabel 19.
Tabel 19. Hasil Output Korelasi dan akar AVE (Average Variance Extracted) pada Uji
Validitas Diskriminan. KORELASI
Akar AVE VARIABEL BUDAYA SOSIAL KEPRIBADIAN PSIKOLOGIS
PERILAKU
KONSUMEN
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
BUD 1 0.77
SOS 0.32 0.44 0.24 0.33 0.278662 1 0.75
PRI 0.46 1 0.78
PSI 0.51 0.63 0.54 0.54 1 0.80
PERILAKU KONS. 0.40 0.42 0.68 1 0.84
KEPUTUSAN PEMB. 0.37 0.52 1 0.80
Tabel 19 menunjukkan bahwa nilai akar AVE lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai korelasinya, sehingga nilai validitas diskriminan terpenuhi.
Uji Realibilitas
Parameter yang digunakan untuk menilai reliabilitas adalah cronbach alpha dan
composite reliability. Untuk melihat nilai Cronbach Alpha dan composite reliability dapat
dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Hasil Output pada Uji Realibilitas.
VARIABEL Cronbachs
Alpha
Rule of
Thumb
Composite
Reliability
Rule of
Thumb Ket.
BUD 0.672537 >0,6 0.672537 >0.7 Reliabel
SOS 0.652430 >0,6 0.652430 >0.7 Reliabel
PRIBADI 0.701428 >0,6 0.701428 >0.7 Reliabel
PSIKO 0.816542 >0,6 0.816542 >0.7 Reliabel
PERILAKU
KONS. 0.587116 >0,6 0.587116 >0.7 Reliabel
KEP. PEMB. 0.853949 >0,6 0.853949 >0.7 Reliabel
Tabel 20 menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha lebih dari 0.6 untuk setiap
variabel laten kecuali variabel perilaku konsumen. Namun, nilainya sangat dekat
dengan 0,6 dan nilai composite reliability lebih dari 0.7 untuk semua variabel laten,
sehingga reliabilitas terpenuhi.
Evaluasi Model Struktural
Setelah lolos uji validitas dan reliabilitas, maka selanjutnya dilakukan evaluasi
model. Parameter yang digunakan untuk evaluasi model dalam SmartPLS adalah
koefisien determinan (Uji R-Square) dan koefisien path atau t-value. Nilai R-Square
digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap
variabel dependen (Jogiyanto dan Abdillah, 2009).
Tabel 21. Nilai R-Square (R2).
Variabel R-Square (R2)
PERILAKU KONSUMEN 0.347850
KEPUTUSAN PEMBELIAN 0.549979
Total nilai R2 digunakan untuk menghitung Goodness of Fit (GOF), karena dalam
SmartPLS tidak tersedia menu khusus untuk menghitung GOF. Nilai GOF digunakan
untuk menunjukkan apakah suatu model adalah fit. GOF mencerminkan seberapa
besar variabel dependen (Y) dapat diterangkan oleh variabel independen (X).
Di samping melihat nilai R-Square, model PLS juga dievaluasi dengan melihat
nilai Q-Square prediktif relevansi oleh model dan juga estimasi paramaternya. Nilai Q-
Square > 0 menunjukkan model memiliki predictive relevance, sebaliknya jika nilai Q-
Square < 0 menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance (Chin, 1998).
Perhitungan Q-Square dapat dilakukan dengan rumus:
Nilai Q2 = 1-(1-R12)(1- R2
2)= 0.7065
Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa nilai Q2 sebesar 70,65%
menjelaskan bahwa variabel budaya, sosial, kepribadian, psikologis, mempengaruhi
perilaku konsumen dalam mengambil keputusan pembelian beras. Sementara sisanya
yaitu sebesar 29,35% menunjukkan masih ada variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian beras di
Kota Makassar.
Pengujian Hipotesis
Sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan prosedur bootstrapping pada data
sampel. Bootstrap adalah suatu metode yang dapat bekerja tanpa membutuhkan
asumsi distribusi karena sampel asli digunakan sebagai populasi. Bootstrap dapat
digunakan untuk mengatasi permasalahan dalam statistika baik masalah data yang
sedikit, data yang menyimpang dari asumsinya maupun data yang tidak memiliki
asumsi dalam distribusinya. Metode bootstrap dilakukan dengan mengambil sampel
dari sampel asli dengan ukuran sama dengan ukuran sampel asli dan dilakukan dengan
pengembalian. Kedudukan sampel asli dalam metode bootstrap dipandang sebagai
populasi. Metode peyampelan ini biasa disebut dengan resampling bootstrap
(Sungkono, 2010).
Pada metode SEM-PLS, sampel tidak harus besar dalam memprediksi suatu
model struktural dan model pengukuran. Metode yang digunakan dalam tahap ini
adalah metode bootstrapping. Metode ini dapat mengetahui seberapa kecil sampel
yang digunakan jika dibandingkan dengan data asli sehingga dapat digunakan dalam
memprediksi suatu model (Ulum, dkk, 2014).
Pada penelitian ini, bootstrapping dilakukan sebanyak 199 kali. Hasil dari
bootstrapping dengan sampel bootstrap diasumsikan data telah berdistribusi normal
sehingga pengujian parameter dalam model dapat dilakukan dengan uji t. Keputusan
diambil dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dengan memperhatikan tingkat
keyakinan. Tingkat keyakinan pada penelitian ini dengan α = 0,10 dengan nilai t tabel
sebesar 1,28. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil pada Gambar 4 di bawah.
Gambar 4. Output PLS Algorithm.
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan berdasarkan hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Faktor budaya pada perilaku konsumen berpengaruh dalam keputusan pembelian beras di Kota Makassar.
2. Faktor sosial pada perilaku konsumen berpengaruh dalam keputusan pembelian beras di Kota Makassar.
3. Faktor kepribadian pada perilaku konsumen tidak berpengaruh dalam keputusan pembelian beras di Kota Makassar.
4. Faktor psikologis pada perilaku konsumen berpengaruh dalam keputusan pembelian beras di Kota Makassar.
Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian, maka produsen beras/pedagang beras harus lebih cermat dalam mengindentifikasi kebutuhan konsumen yang diteliti yaitu konsumen beras, terlihat bahwa keputusan pembelian mereka tidak dipengaruhi oleh pribadi masing-masing.
2. Dari besarnya nilai koefisien determinasi maupun kontribusi yang diberikan oleh
faktor perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian menunjukkan bahwa
masih diperlukan adanya penelitian lanjutan bagi peneliti lain untuk meneliti
variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini, karena munculnya sebuah
perilaku pembelian konsumen merupakan akibat dari banyak faktor antara lain
marketing mix (produk, harga, promosi, dan distribusi) dan situasional (lingkungan
sosial, lingkungan fisik, dampak sementara, dan keadaan sebelumnya).
DAFTAR PUSTAKA
Aprianto. 2006. Peramalan Dampak Kebijakan Tarif Impor Beras Terhadap
Kesejahteraan Pelaku Ekonomi Perdagangan Beras Di Jawa Timur. Universitas
Jember: Jember.
Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan. 2016. Kota Makassar dalam Angka. Makassar:
Badan Pusat Statistik.
Bui, My H. 2005. Enviromental Marketing: A Model of Consumer Behavior Loyola
University New Orleans. Association of Collegiate Marketing Educators
Proceedings of The Annual Meeting of The Association of Collegiate Marketing
Educators.
Chin. 1998. The Partial Least Squares Approach for Structural Equation Modelling.
London: Lawrence Erlbaum Associates.
Cooper dan Schindler. 2003. Bussiness Research Methods. Eighth Edition. New York:
McGraw-Hill.
Engel et.al. 1994. Consumer Behavior. Jakarta: Erlangga.
Engel, dkk. 1995. Perilaku Konsumen. Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara.
Farabi. 2015. Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Pengambilan
Keputusan Menggunakan Jasa Bimbingan Belajar Pada PT. JILC Makassar.
Makassar: Universitas Hasanuddin.
Fitriana. 2015. Pengaruh Usia, Pendidikan, Pendapatan, Faktor Sosial, Budaya,
Pribadi, dan Motivasi Terhadap Persepsi Konsumsi Pangan Pokok Non Beras
di Wilayah Jakarta Barat. Jakarta: Universittas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Gajjar. 2013. International Journal of Research in Humanities and Social Sciences:
Factors Affecting Consumer Behavior. India: S.V.S Education College, P.G.
Dept.
Jamil. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Balai Penyuluhan Pertanian
(BPP) dan Dampaknya pada Perilaku Petani Padi di Provinsi Sulawesi Selatan.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Jogiyanto dan Abdillah. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square) untuk
Penelitian Empiris. Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Ekonomi.
Kementerian Pertanian. 2016. Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Tanaman
Pangan. Jakarta: Kementerian Pertanian.
Kotler dan Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1 Edisi 12. Jakarta:
Erlangga.
Kotler dan Amstrong. 2012.
Kotler dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1. Jakarta: PT.Indeks.
Lautiainen. 2015. Factors Affecting Consumers’ Buying Decision in The Selection of A
Coffee Brand. Lappeenranta, Finlandia: Applied Sciences of Saimaa University.
Mahendra dan Ardani. 2009. Pengaruh Umur, Pendidikan, dan Pendapatan Terhadap
Niat Beli Konsumen pada Produk Kosmetik The Body Shop di Kota Denpasar.
Bali: Universitas Udayana.
Maramis dan Maramis. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Erlangga.
Miranti, Savira. 2012. Pengaruh Perbedaan Jenis Kelamin Terhadap Perilaku
Pembelian Produk Ramah Lingkungan di Jakarta. Universitas Indonesia:
Jakarta.
Nawawi. 2016. Journal The Winners: Factors of Consumer Behavior That Affect
Purchasing Decisions on Blackberry Smartphone. Jakarta: Tarumanegara
University.
Notoadmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Peter, Olson. 1999. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran--
Ed. 4 Cet. 1.—Jakarta: Erlangga.
Rani. 2014. International Journal or Current Research and Academic Review: Factors
Influencing Consumer Behavior. India: Institute of Law Kurukshetra,
Kurukshetra University.
Ritonga. 2008. Pengaruh Faktor-Faktor Psikologis Konsumen Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Handphone Merk Nokia. Medan: Universitas Sumatera
Utara.
Sandu. 2014. Important Elements in Consumers Decision-Making Process. Romania:
Facultatea de AdministraŃie si Afaceri, Universitatea din Bucuresti.
Simamora. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta:
PT. Gramedia.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Alfabeta.
Sumarwan. 2004. Perilaku Konsumen dan Penerapannya dalam Pemasaran. Bogor :
Ghalia Indonesia.
Sunarto. 2006. Perilaku Konsumen.Yogyakarta: AMUS.
Sungkono, Joko. 2010. Resampling Bootstrap dan Jackknife untuk Estimasi Parameter
Regresi. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Suryani. 2003. Perilaku Konsumen. Edisi Pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Ulum, Miftahul. 2014. Analisis Structural Equation Modelling (SEM) untuk Sampel Kecil
dengan Pendekatan Partial Least Square (PLS). Jember: Universitas Jember.
Undang-Undang No. 13 Tentang Ketenagakerjaan.
Wright. 2006. Consumer Behavior. London: Thomson Publishing.
top related