fraktur klavikula
Post on 29-Nov-2015
840 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
FRAKTUR KLAVIKULA DAN FRAKTUR HUMERUS
1. 1. Pendahuluan
Tulang merupakan alat penopang dan sebagai pelindung pada tubuh.
Tanpa tulang tubuh tidak akan tegak berdiri. Fungsi tulang dapat diklasifikasikan
sebagai aspek mekanikal maupun aspek fisiologikal.
Dari aspek mekanikal, tulang membina rangka tubuh badan dan
memberikan sokongan yang kokoh terhadap tubuh. Sedangkan dari dari aspek
fisiologikal tulang melindungi organ-organ dalam seperti jantung, paru-paru dan
lainnya. Tulang juga menghasilkan sel darah merah, sel darah putih dan plasma.
Selain itu tulang sebagai tempat penyimpanan kalsium, fosfat, dan garam
magnesium.
Namun karena tulang bersifat relatif rapuh, pada keadaan tertentu tulang
dapat mengalami patah, sehingga menyebabkan gangguan fungsi tulang terutama
pada pergerakan.
Fraktur : Adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, Arif, et al, 2000). Sedangkan menurut
Linda Juall C. dalam buku Nursing Care Plans and Dokumentation menyebutkan
bahwa Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan
eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang. Pernyataan
ini sama yang diterangkan dalam buku Luckman and Sorensen’s Medical Surgical
Nursing.
1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mempelajari dan melaksanakan asuhan kebidanan
pada bayi lahir dengan trauma lahir.masalah Fraktur klavikula dan Fraktur
Humerus
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengetahui Defenisi Fraktur Klavikula dan Fraktur Humerus
2. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan trauma kelahiran khususnya. Pada Fraktur Klavikula dan
Humerus
3. Mahasiswa mengetahui diagnosis dan penatalaksanaan pada masalah
Fraktur Klavikula danHumerus
1.3. Batasan Masalah
Makalah ini di natasi pada masalah asuhan neonatus bayi baru lahir
dengan trauma lahir yaitu Faktur Klavikula dan Fraktur Humerus
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Fraktur (Patah Tulang)
2.1.1. Fraktur Tulang Tengkorak
Jarang terjadi karena tulang tengkorak bayi masih cukup lentur dan adanya
daya molase pada sutura tulang tengkorak. Trauma ini biasanya ditemukan pada
kesukaran melahirkan kepala bayi yang mengakibatkan terjadinya tekanan yang
keras pada kepala bayi oleh tulang pervis ibu. Kemungkinan lain terjadinya
trauma ini adalah pada kelahiran cunam yang disebabkan oleh jepitan keras
umumnya berupa fraktur linier atau fraktur depresi, fraktur basis kranu jarang
terjadi.
3
Pada fraktur linier, secara klinis biasanya disertai adanya hematoma sefal
didaerah tersebut. Umumnya tingkah laku bayi terlihat normal saja kecuali bila
fraktur linier ini disertai perdarahan ke arah subdural atau subarachnoid. Diagnosa
fraktur atau fisura linier tanpa komplikasi tidak memerlukan tindakan khusus,
tetapi pemeriksaan ulang radiologik perlu memerlukan 4 – 6 minggu kemudian
untuk meyakinkan telah terjadinya penutupan fraktur linier tersebut, di samping
untuk mengetahui secara dini kemungkinan terjadinya kista leptomeningeal di
bawah tempat fraktur. Prognosis fraktur linier baik, biasanya akan sembuh sedini
dalam beberapa minggu. Bila terjadi komplikasi seperti kista. Pengobatan oleh
bidang bedah syaraf harus dilakukan sedini mungkin.
Fraktur depresi secara klini jelas terlihat teraba adanya lekukan pada atap
tulang tengkorak bayi. Trauma lahir ini lebih sering ditemukan pada kelahiran
dengan cunam. Fraktur depresi yang kecil tanpa komplikasi atau tanpa gejala
neurologik biasanya akan sembuh sendiri tanpa tindakan, tetapi memerlukan
observasi yang terliti. Pada lekukan yang tidak terlalu lebar tanpa gejala
neurologik, beberapa cara sederhana dapat dilakukan untuk mengangkat lekukan
tersebut, seperti teknik penekanan pinggir fraktur atau dengan pemakaian pompa
susu ibu sebagai alat vakum pada lekukan tersebut. Pada fraktur depresi yang
besar, apalagi jika disertai adanya trauma intrakranial dan gejala kelainan
neurologik, perlu dilakukan intervensi bedah syaraf untuk mengangkat lekukan
tulang guna mencegah kerusakan korteks serebri akibat penekanan lekukan
tulang. Prognosis fraktur depresi umumnya baik bila tindakan pengobatan yang
perlu dapat segera dilaksanakan.
4
2.1.2. Fraktur Tulang Klavikula
Fraktur tulang klavikula merupakan trauma lahir pada tulang yang
tersering ditemukan dibandingkan dengan trauma tulang lainnya. Trauma ini
ditemukan pada kelahiran letak kepala yang mengalami kesukaran pada waktu
melahirkan bahu, atau sering pula ditemukan pada waktu melahirkan bahu atau
sering juga terjadi pada lahir letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas.
Jenis fraktur pada trauma lahir ini umumnya jenis fraktur freenstick, walaupun
kadang-kadang dapat juga terjadi suatu fraktur total, fraktur ini ditemukan 1 – 2
minggu kemudian setelah teraba adanya pembentukan kalus.
2.1.3. Gejala Klinis
Yang perlu diperhatikan terhadap kemungkinan adanya trauma lahir
klavikula jenis greenstick adalah :
1) Gerakan tangan kanan-kiri tidak sama
2) Refleks moro asimotris
3) Bayi menangis pada perabaan tulang klavikula
4) Gerakan pasif tangan yang sakit disertai riwayat persalinan yang sukar.
5
2.1.4. Pengobatan trauma lahir fraktur tulang kavikula
1) Imobilisasi lengan untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat
pembentukan kalus.
2) Lengan difiksasi pada tubuh anak dalam posisi abduksi 600 dan fleksi
pergelangan siku 900.
3) Umumnya dalam waktu 7 – 10 hari rasa sakit telah berkurang dan
pembentukan kalus telah terjadi.
2.1.5. Fraktur Tulang Humerus
Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang
dengan tangan menjungkit ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit
merupakan penyebab terjadinya tulang humerus yang fraktur. Pada kelahiran
presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini, jika ditemukan ada tekanan
keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis. Jenis frakturnya
berupa greenstick atau fraktur total.
2.1.6. Gejala Klinis
1) Berkurangnya gerakan tangan yang sakit
2) Refleks moro asimetris
3) Terabanya deformitas dan krepotasi di daerah fraktur disertai rasa sakit
6
4) Terjadinya tangisan bayi pada gerakan pasif
Letak fraktur umumnya di daerah diafisi. Diagnosa pasti ditegakkan
dengan pemeriksaan radiologik.
2.1.7. Pengobatan trauma lahir fraktur tulang humerus
1) Imobilisasi selama 2 – 4 minggu dengan fiksasi bidai
2) Daya penyembuhan fraktur tulang bagi yang berupa fraktur tulang
tumpang tindih ringan dengan deformitas, umumnya akan baik.
3) Dalam masa pertumbuhan dan pembentukkan tulang pada bayi, maka
tulang yang fraktur tersebut akan tumbuh dan akhirnya mempunyai bentuk
panjang yang normal
7
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan dan Saran
1. Fraktur Klavikula
Dapat terjadi pada letak kepala anak besar atau bahu lebar atau letak
sungsang dengan tangan menjungkit. Gejalanya di temui kelemahan pada
bahu yang patah dan Refleks Morro. Diagnosis dengan palpasi dan foto
rontgen. Pengonatan adalah reposisi abduksi 60˚, fleksi 90˚, dan
imobilisasi. Patah tulang pada bayi cepat sembuh dalam 7-10 hari. (54-
Perlukaan-Perlukaan Pada Bayi Baru Lahir 435)
2. Fraktur Humerus
Terjadi karena kesalahan melahirkan lengan, pada letak kepala maupun
pada letak sungsang atau lintang. Dengan perawatan dan mobilisasi akan
sembuh dalam 2-4 minggu. Diagnosis dan palpasi dan foto rontgen. (54-
Perlukaan-Perlukaan Pada Bayi Baru Lahir 435)
8
DAFTAR PUSTAKA
1. A.Aziz Alimul Hidayat 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi dan
Patologis. Jakarta : EGC.
2. Liliy Yuliakhah,S.Si.T. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta EGC.
3. Markum, A.H. 1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
4. Ratna Hidayati. Asuhan Keperawatan. Penerbit Salemba Medika
5. http://ayurai.wordpress.com/2009/04/10/askeb-neo-trauma-
kelahiran-pada-bayi-baru-lahir/
6. Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH/Dr. Delfi Lutan, DSOG : Sinopsis
Obstetri 2/ Jakarta
7. Arif Mansjoer/Suprohaita/Wahyu Ika Wardhani / Wiwiek
Setiowulan : Kapita Selekta Kedokteran 3 / Jakarta, 2000
8. Prof. Dr. Ida Bagus Gde Mannaba, SPoG/Setiawan, S,KP : Ilmu
Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan / Jakarta 1998
9
9. Prof. Dr. Hanifa Wiknjosastto, SPoG/Prof. Dr. Abdu Baizi
Saifuddin, SPoG MPH / Ar Trijatmo Rachimadhi, SPoG : Ilmu
Kebidanan 3 / Jakarta 2005
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
ASUHAN NEONATUS BAYI DAN BALITA, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Fraktur Klavikula dan Fraktur Humerus”.
Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Dr.
Mezly Andina yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang
bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Medan, 8 Desember 2009
10
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... iDAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................... 11.1. Latar Belakang................................................................................. 11.2. Tujuan............................................................................................... 2
1.2.1. Tujuan Umum........................................................................ 21.2.2. Tujuan khusus........................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................... 32.1. Fraktur (Patah Tulang)...................................................................... 3
2.1.1. Fraktur tulang Tengkorak....................................................... 32.1.2. Fraktur Tulang Klavikula....................................................... 52.1.3. Gejala Klinis........................................................................... 52.1.4. Pengobatan Fraktur Klavikula................................................ 62.1.5. Fraktur Tulang Humerus........................................................ 62.1.6. Gejala Klinis........................................................................... 62.1.7. Pengonatan Fraktur Tulang Humerus..................................... 7
BAB 3 PENUTUP................................................................................................ 83.1. Kesimpulan dan Saran.................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 9
LAMPIRAN PUSTAKA
11
MAKALAHASUHAN NEONATUS DENGAN TRAUMA LAHIRPADA BAYI DAN BALITA DENGAN MASALAH
“FRAKTUR KLAVIKULA DAN FRAKTUR HUMERUS”
-
NENI FITRIANI
RIZKY
LANI ELVIANI
12
AKADEMI KEBIDANAN SEHAT
MEDAN
T. A. 2009-2010
13
top related