groupthink theory
Post on 20-Nov-2014
526 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Groupthink Theory
Oleh: Ali Pasha Kusumah Mata Kuliah: Teori Komunikasi Semester 2 Kelas: Mankom A 2013 NPM:210110130089
Tim Dosen: DR. Antar Venus, MA Comm. dan Meria Octavianti, S.Sos.,M.Si
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
Pendahuluan Kelompok merupakan kumpulan lebih dari dua orang yang
berinteraksi dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan dibentuk bersama berdasarkan pada tujuan yang sama.
Aspek Individu dalam Kelompok
Peran Norma Kekohesifan Ukuran Komposisi Status
Jenis Kelompok:Command GroupTask-oriented GroupInterest GroupFriendship Group
Irving Janis dan Groupthink-nya
Definisi Asumsi Konsep
CONTOH
INDEX
Irving Janis Irving Lester Janis (26 Mei 1918 – 15 Nov
1990) lahir di Buffalo, New York. Ilmuan psikologi di Yale University dan seorang profesor di University of California, Berkeley.
•Meninggal pada 15 Nov 1990 di Santa Rosa, California.
•Buku: Psychological Stress (1958), Victims of Groupthink (1972), Decision Making (1977), Groupthink (1982), dan Crucial Decisions (1989).
Sejarah Perkembangan Groupthink Theory Berkembang dari kajian tentang kohesivitas kelompok oleh
Kurt Lewin (1930). Lalu Irving Janis mencoba meneliti tentang 6 kasus nasional saat itu di US.
Istilah dipakai di buku Irving L. Janis (1972), “victims of Groupthink : A psychological Study for foreign Decision and Fiascoes”.
Back to
Index
Definisi Groupthink menurut Irving Janis (1972) adalah, “Istilah untuk
keadaan ketika sebuah kelompok membuat keputusan yang tidak masuk akal untuk menolak anggapan / opini publik yang sudah nyata buktinya, dan memiliki nilai moral”
Suatu cara pertimbangan yang digunakan anggota kelompok ketika keinginan mereka akan kesepakatan melampaui motivasi mereka untuk menilai semua rencana tindakan yang ada.
Asumsi Groupthink
1. Terdapat kondisi-kondisi di dalam kelompok yang mempromosikan kohesivitas tinggi.
2. Pemecahan masalah kelompok pada dasarnya merupakan proses terpadu.
3. Kelompok dan pengambilan keputusan oleh kelompok sering kali bersifat kompleks.
Back to
Index
Asumsi Groupthink: 1. Terdapat kondisi-kondisi di dalam kelompok yang mempromosikan kohesivitas tinggi. Menurut Ernest Browman (1996):
Anggota kelompok sering kali memiliki perasaan yang sama. Hal tersebut menyebabkan seluruh kelompok memiliki hubungan baik atau kohesivitas tinggi.
Kohesivitas = rasa kebersamaan kelompok
Asumsi Groupthink: 2. Pemecahan masalah kelompok pada dasarnya merupakan proses terpadu. Mereka rentan akan batasan afiliatif (affiliative constraints)
= anggota kelompok lebih memilih untuk tidak menyampaikan masukan.
Menurut Gouran, mereka akan cenderung untuk “memberikan perhatian lebih pada pemeliharaan kelompok daripada isu-isu yang sedang dipertimbangkan”.
Cenderung lebih tertarik mengikuti pemimpin saat pengambilan keputusan tiba.
Asumsi Groupthink: 3. Kelompok dan pengambilan keputusan oleh kelompok sering kali bersifat kompleks. Usia, sifat kompetitif,
ukuran, kecerdasan, komposisi gender, gaya kepemimpinan dan latar belakang budaya = kompleks.
Maka pembuatan keputusan oleh kelompok & dinamika kelompok = kompleks.
Back to
Index
Konsep Groupt
hink
Mencegah terjadinya Groupthink
Gejala Groupthink
Dampak Negatif Groupthink
Kondisi pendorong Groupthink
Konsep GroupthinkI. Kondisi Pendorong Groupthink1. Kohesivitas yang tinggi dari kelompok pengambil keputusan.2. Karakteristik struktural spesifik dari lingkungan di mana
kelompok ini bekerja.3. Karakteristik internal dan eksternal yang dapat
menimbulkan tekanan, dari situasi yang ada.
Kondisi Pendorong Groupthink1. Kohesivitas Kelompok Anggota dalam kelompok yang memiliki kohesivitas tinggi
akan lebih antusias mengenai tugas-tugas mereka, dan anggotanya merasa mampu untuk melaksanakan tugas-tugas tambahan, karena kelompok mereka sangat kompak.
Anggota kelompok cenderung tidak bersedia untuk mengemukakan keberatan mereka mengenai solusi yang diambil.
Kondisi Pendorong Groupthink2. Faktor Struktural Isolasi kelompok
Kemampuan kelompok untuk tidak terpengaruh dengan pengaruh-pengaruh dari luar kelompok.
Kurangnya kepemimpinan imparsial (tidak memihak)Kelompok yang dipimpin oleh individu yang mementingkan agenda pribadinya.
Kurangnya prosedur yang jelas dalam mengambil keputusan.Kegagalan untuk mempunyai atau membuat prosedur pemecahan masalah kelompok.
Homogenitas latar belakang anggota kelompok.
Kondisi Pendorong Groupthink3. Tekanan Kelompok Eksternal dan Internal Tekanan emosi, sehingga mencari segala cara agar
masalah dapat cepat diselesaikan tanpa memikirkan akal sehat.
Ditambah apabila ada pemimpin yang memiliki argumen, kemungkinan besar argumennya akan diterima tanpa berpikir panjang.
Back to “konse
p”
Konsep GroupthinkII. Gejala Groupthink menurut Irving Janis (1982)
GEJALA GROUPTHINK
(Irving Janis, 1982)
Penilaian berlebihan terhadap kelompok
Ketertutupan pikiran
Tekanan untuk mencapai
keseragaman
1
2
2
II. Gejala Groupthink menurut Irving Janis 1. Penilaian berlebihan terhadap kelompok
Keyakinan yang keliru bahwa kelompoknya lebih dari dirinya yang sebenarnya
Ilusi Akan Ketidakrentanan (illusion of invulnerability).Keyakinan bahwa kelompok ini cukup istimewa untuk mengatasi rintangan-rintangan.
Keyakinan akan moralitas yang tertanam di dalam Kelompok.Asumsi bahwa anggota-anggota kelompok bijaksana dan baik, karenanya keputusan dianggap akan baik.
II. Gejala Groupthink menurut Irving Janis 2. Ketertutupan pikiran.
Tidak mengindahkan pengaruh-pengaruh dari luar terhadap kelompok.
Stereotip Kelompok Luar (out group stereotypes)Presepsi stereotip mengenai kelompok musuh atau kompetitor.
Rasionalisasi Kolektif (collective rationalization)Situasi di mana para anggota kelompok tidak mengindahkan peringatan-peringatan mengenai keputusan mereka
II. Gejala Groupthink menurut Irving Janis 3. Tekanan untuk mencapai keseragaman
Berusaha menjaga keharmonisan kelompok.
Sensor diri (self-censorship)Setiap anggota meminimalkan keraguan mereka dan adanya argumen-argumen yang menentang.
Ilusi akan adanya kebulatan suara (illusion of unanimity)Meyakini bahwa diam artinya setuju.
Self-Appointed MindguardsAnggota-anggota yang melindungi kelompoknya dari argumen yang menentang.
Tekanan terhadap para penentang (pressures on dissenters)Pengaruh langsung berupa tekanan kepada mereka yang mengajukan opini berlawanan.
Back to “konse
p”
Konsep GroupthinkIII. Dampak Negatif Groupthink1. Cenderung tidak
memperkirakan tentangan dari kelompok lain.
2. Sasaran kebijakan (jika ada) tidak disurvei secara lengkap.
3. Cenderung mengulangi apa yang sudah dibicarakan.
Back to “konse
p”
4. Diskusi sangat terbatas, cenderung memilih solusi yang kualitasnya rendah tapi menjaga kekohesivan.
5. Solusi yang sudah dipilih dan tidak dipilih cenderung tidak dipertimbangkan kembali.
6. Cenderung tidak meminta pendapat para ahli dari luar anggota.
7. Pertimbangan dari luar diseleksi secara subjektif.
Konsep GroupthinkIV. Mencegah terjadinya Groupthink Menurut Hart (1990)1. Dibutuhkannya supervisi dan kontrol.2. Mendukung adanya pelaporan kecurangan (whistle-
blowing).3. Menerima adanya keberatan di dalam kelompok.4. Menyeimbangkan konsensus dan suara mayoritas.
Lebih lanjut
Mencegah terjadinya Groupthink menurut Hart (1990)
REKOMENDASI TINDAKANAda supervisi & kontrol Menunjuk orang yang memonitor
proses pembuatan kebijakan.Mendukung adanya pelaporan kecurangan
Suarakan keraguan: hindari menekan kekhawatiran mengenai proses-proses dalam kelompok, pertanyakan asumsi, jika jawaban tidak memuaskan terus mendebat.
Menerima adanya keberatan di dalam kelompok.
Lindungi concentious objector: berikan jalan keluar, dengarkan kekhawatiran tiap anggota,
Menyeimbangkan konsensus dan suara mayoritas.
Mengubah pilihan pengaturan peraturan: mencegah pembentukan subkelompok, kurangi tekanan pada minoritas
MODEL TEORI KLIK AKU!!!
Keputusan yg
berpotensi gagal
Model Proses Groupthink
Kondisi Pendahulu
Gejala Groupthink
Pencarian persetujuan
Kohesivitas yang tinggi dari keompok pengambil keputusan.
Karakteristik struktural
Kondisi yang menimbulkan tekanan
Penilaian berlebihan terhadap kelompok.
Ketertutupan pikiran.
Tekanan untuk mencapai keseragaman.
Back to “konse
p”
Contoh
Sekitar 3 minggu lagi, akan diadakan Malam Keakraban bagi anggota baru klub sinematografi Fikom Unpad. Koordinator angkatan 2013 yang baru, Rasyid, harus segera menentukan di mana tempat acara ini akan berlangsung. Sore itu ada 11 orang yang duduk melingkar untuk membicarakan perihal ini. Rasyid, seorang ketua acara, dan 9 orang koordinator divisi yang telah ditunjuk untuk mengatur setiap divisi di acara ini.
Diskusi ini dimulai pukul 16.00 WIB. Rasyid, berkata bahwa jika kita menentukan tempat pelaksanaan dengan cepat maka kita bisa langsung bekerja sesuai divisi masing-masing. Dia yakin bahwa masalah ini mudah untuk dipecahkan karena kelompok ini ia yakini sebagai orang-orang yang kredibel. Rasyid langsung mengusulkan tempat yaitu di Lembang dengan pertimbangan tempatnya cukup dekat, suasananya sejuk & nyaman.
Kemudian Ben yaitu ketua acara yang baru saja dipilih kemarin tidak setuju, dia mengusulkan untuk pergi ke pantai. Karena suasana baru, permintaan senior-senior, dan karena ini merupakan gebrakan baru dari tradisi malam keakraban tahun-tahun sebelumnya.
Back to
Index
Contoh
Rasyid mengemukakan pendapatnya mengenai rencana Ben. Mereka terus berdebat. Sementara anggota lain hanya diam dan sesekali menganggukan kepala atau bergumam. Karena mereka tidak begitu mengetahui tempat-tempat yang cocok untuk malam keakraban yang diinginkan.
Hingga waktu menunjukan pukul 18.00 WIB masalah ini belum terpecahkan. Lalu seorang koordinator Logistik tiba-tiba menyarankan untuk segera memutuskan tempat karena jika tidak maka setiap divisi kerjanya akan terhambat dan tidak akan bisa bergerak leluasa.
Kemudian pendapat dari anggota mulai bermunculan dalam mendukung pendapat Rasyid, akhirnya Ben memutuskan untuk mengalah agar tidak terjadi perpecahan di antara kelompok koordinator malam keakraban ini.
Back to
Index
Kesimpulan Contoh1. Kondisi pendorong Kohesivitas yang tinggi:
Walau baru terbentuk tapi anggota-anggota ini pernah bekerja sama dalam produksi dan tergabung dalam klub yang sama.
Faktor struktural:Homogenitas latar belakang anggota. Mereka adalah anak-anak komunikasi angkatan 2013 dan sama-sama angkatan klub sinematografi yang baru
Tekanan kelompok:Jarak waktu yang sangat singkat dengan acara menyebabkan anggota-anggota kelompok tertekan.
Kesimpulan Contoh2. Gejala dalam kelompok Penilaian berlebihan terhadap kelompok
Ilusi Akan Ketidakrentanan (illusion of invulnerability). Keyakinan akan moralitas yang tertanam di dalam Kelompok.
Ketertutupan pikiran Rasionalisasi Kolektif (collective rationalization).
Tekanan untuk mencapai keseragaman. Sensor diri Ilusi akan adanya kebulatan suara (illusion of unanimity).
Sumber
West Richard and Turner Lynn. Terjemahan Introducing Communication Theory - Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. NY : Mc Graw Hill
http://www.slideshare.net/bumnbersatu/groupthink-teoriDiakses tanggal 15/03/2014 pukul 22.10 WIB
Profil Dosen Pengampu
Antar Venus adalah Pakar Komunikasi yang yang terobsesi membumikan ilmu komunikasi. Sebagai pembina mata kuliah teori-teori Komunikasi di Universitas Padjadjaran,
Dosen ini menyebarkan motto “Learning communication theories in practical way”.
Nama: DR. Antar Venus, MA Comm.
TTL: Serang, 2 juni 1968
Profil MahasiswaNama:Ali Pasha Kusumah
NPM:210110130089Saat ini sedang melanjutkan studi S1 Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi di Universitas Padjadjaran.
“Ternyata banyak sekali fenomena komunikasi di lingkungan sekitar yang berkaitan dengan Groupthink Theory. Saya kemudian menjadi mampu mengidentifikasi fenomena-fenomena Groupthink dan berusaha untuk meluruskan
komunikasi kelompok yang terjadi di sekitar saya agar tidak menjurus ke arah Groupthink”
top related