i. pendahuluan 1.1. latar belakangrepository.utu.ac.id/1271/2/skripsi.pdfmemanjang, lemah dan pucat...
Post on 28-Nov-2020
1 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Miil) merupakan tanaman
sayuran yang sudah dibudidayakan sejak ratusan silam. Tanaman tomat berasal
dari Benua Amerika, yaitu Peru. Semula tanaman tomat hanya dikenal sebagai
tanaman gulma namun, seiring perkembangan waktu tomat mulai dibudidayakan,
baik di lapangan maupun di pekarangan rumah sebagai bahan konsumsi. Tomat
salah satu komoditi yang multiguna, selain itu tomat tidak hanya berfungsi
sebagai sayuran dan buah saja, tetapi juga sering dijadikan pelengkap bumbu
masak, minuman segar, sumber vitamin dan mineral, dan bahan pewarna alami,
bahkan tomat dapat digunakan sebagai bahan dasar kosmetik atau obat-obatan.
Hal ini mengakibatkan permintaan tomat terus meningkat sehingga berpeluang
besar bagi petani untuk membudidayakan tanaman tomat (Purwati dan
Khairunisa, 2007).
Dewasa ini telah banyak dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas tanaman tomat, salah satunya dengan cara pemberian kompos.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan pupuk buatan yang sangat mahal adalah
memanfaatkan sisa-sisa pertanian seperti jerami, dedaunan hijau yang banyak
mengandung unsur (nitrogen) untuk dijadikan bahan pembuatan kompos secara
anaerobik (Yono, 2005).
Kompos merupakan pupuk organik penting bagi tanaman,
penggunaannya makin digalakkan karena mempunyai tiga keuntungan yaitu :
keuntungan bagi lingkungan, tanah, dan bagi tanaman, selain itu kompos sangat
2
membantu dalam penyelesaian masalah lingkungan. Bagi tanah, kompos dapat
memberi atau menambah unsur hara dan dapat memperbaiki struktur dan tekstur
tanah, dan menyimpan air. Dengan demikian semakin baik kualitas tanah dan
didukung dengan unsur hara yang mencukupi, sehingga tanaman yang diatasnya
akan memberikan produksi dan hasil yang optimal ( Hardjowigeno. 1987 ).
Jenis pupuk organik sangat beragam berdasarkan asal bahan terbentuknya. Salah
satu limbah potensial yang dapat dijadikan sebagai pupuk organik adalah isi
rumen ternak besar, isi rumen merupakan limbah Rumah Pemotongan Hewan
yang berserat dan sebahagian sudah tercerna dengan proporsi 10-12% dari berat
hidup hewan sebelum dipotong (Aboenawan, 1993). Jumlah pemotongan ternak
besar di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013 adalah sebanyak 1882 ekor
(Anonimous, 2014). Berdasarkan data diatas mendeskripsikan banyaknya isi
rumen yang akan mencemari lingkungan sehingga perlu dilakukan penanganan,
salah satunya sebagai bahan baku kompos (pupuk organik). Isi rumen
mengandung air 16,30%; abu 13,25%; Protein Kasar 16,20; Serat Kasar 28,32%;
Ca 0,38%; dan P 0,55% ( Aroroa, 1989 ). Tingginya kandungan protein kasar dan
serat kasar pada isi rumen, merupakan jaminan bahwa isi rumen kaya akan
kandungan nitrogen dan karbon serta berbagai unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman.
Terdapat beberapa faktor penting yang dapat mempengaruhi efektifitas
pupuk kompos, Salah satunya adalah dosis pemupukan. Pemberian dosis pupuk
yang bervariasi akan menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman tomat
yang berbeda (Yono, 2005).
3
Untuk itu perlu ditentukan dosis pemberian pupuk kompos isi rumen
yang paling tepat, sehingga pemanfaatan isi rumen sebagai pupuk organik bagi
tanaman tomat dapat dioptimalkan.
1.2. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk organik isi rumen terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman tomat, sehingga penggunaan isi rumen
sebagai pupuk organik dapat dioptimalkan baik secara kualitas maupun kuantitas.
1.3. Hipotesis Penelitian
Dosis pupuk kompos isi rumen berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman tomat.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Tanaman Tomat
Menurut Rismunandar (2001) tanaman tomat (Lycopersicum esculentum
Miil) diklasifikasikan sebagai berikut :
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Lycopersicum
Spesies : Lycopersicum Esculentum Mill
2.2. Morfologi
Secara morfologi tanaman tomat dibedakan menjadi beberapa bagian
antara lain:
a. Akar
Tomat memiliki akar tunggang yang menembus vertikal ke dalam tanah
dan akar serabut (akar samping) yang tumbuh menyebar ke segala arah.
Kemampuan akar menembus lapisan tanah terbatas, hanya mencapai kedalaman
30 – 70 cm. Sesuai sifat perakarannya, tanaman tomat dapat tumbuh dengan baik
dalam kondisi tanah gembur dan mengikat air (Rismunandar, 2001).
b. Batang
Batang tanaman Tomat berwarna hijau dengan bentuk persegi empat
hingga bulat. Tekstur batang saat masih muda tergolong lunak, dan mengeras
5
setelah menua. Permukaan batang ditumbuhi bulu halus dan diantara bulu tersebut
terdapat kelenjar yang dapat mengeluarkan bau khas ( Rismunandar, 2001 ).
c. Daun
Daun Tomat berbentuk oval dengan panjang 20 – 30 cm dan bergerigi di
bagian tepinya serta membentuk celah yang menyirip. Pada umumnya, daun tomat
tumbuh di dekat ujung dahan dan berwarna hijau serta berbulu. Daun tanaman
tomat tergolong daun majemuk dan tersusun di setiap sisi ranting dengan jumlah
ganjil ( 5 atau 7 helai ) ( Rismunandar, 2001 ).
d. Bunga
Bunga tomat berbentuk terompet dengan benang sari membentuk tabung.
Bunga Tomat Beef bersifat hermaprodite yaitu memiliki benang sari dan kepala
putik pada bunga yang sama, sehingga dapat melakukan penyerbukan sendiri,
sekaligus dapat pula melakukan penyerbukan silang dengan bantuan binatang
penyerbuk, seperti lebah. Penyerbukan silang pada tomat lebih sering terjadi di
daerah beriklim tropis ( Siswadi, 2008 ).
Bunga tomat berukuran kecil, dengan diameter 2 cm dan berwarna
kuning cerah yang tersusun dalam satu rangkaian dengan jumlah 5 – 10 bunga
setiap dompol. Dalam satu kuntum bunga tomat, terdapat 5 – 6 helai mahkota
dengan ukuran kurang lebih 1 cm, bertangkai pendek, dengan kepala sari
sepanjang 5 mm. Benang sari bunga tomat berjumlah enam buah dan berwarna
sama dengan mahkota bunga yaitu kuning cerah. Tangkai putik pada bunga Tomat
berukuran pendek dan menyebabkan kepala putik terletak berdekatan dengan
tabung sari, sehingga tomat cenderung lebih sulit untuk melakukan penyerbukan
silang. Persentase penyerbukan sendiri relatif tinggi ( Rismunandar, 2001 ).
6
e. Buah
Buah Tomat berbentuk bulat, berukuran besar dan mempunyai beberapa
ruang. Buah ketika masih muda berwarna hijau dan berbulu, setelah masak, kulit
buah menjadi mengkilap dan berwarna merah kekuningan ( Joni, 2002 ).
Buah tomat mengandung likopen, yaitu salah satu zat pigmen yang
berwarna kuning tua hingga merah tua yang termasuk kelompok karotenoid.
Likopen secara alami terdapat pada buah atau sayur yang berwarna merah,
likopen berfungsi sebagai anti oksidan. Likopen terdapat pada bagian dinding sel
tomat, oleh karena itu, pemasakan dengan sedikit minyak dapat melepaskan
komponen ini. Sebagai tambahan, pemasakan tomat dengan minyak zaitun (olive
oil) memudahkan tubuh menyerap likopen dengan lebih baik ( Susila, 2008 ).
Kandungan gula pada buah tomat dipengaruhi oleh sifat genetis tanaman.
Penelitian Wijayani dan Widodo pada tahun 2005 menunjukkan bahwa
kandungan total gula tomat cenderung normal yaitu berkisar antara 3,00 – 4,20%
( Rismunandar, 2001 ).
f. Biji
Biji tomat berukuran kecil, dengan lebar 2 - 4 mm dan panjang 3 - 5 mm,
serta berbentuk seperti ginjal, ringan, berbulu dan berwarna cokelat muda, dalam
setiap gram berisi 200 – 500 biji. Biji tomat saling melekat yang terselimuti
daging buah dan tersusun berkelompok. Biji digunakan sebagai bahan
perbanyakan tanaman. Biji tanaman tomat dapat tumbuh pada kisaran waktu 5 –
10 hari setelah masa tanam ( Rismunandar, 2001 ).
7
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Tomat
1. Tanah
Tanaman tomat dapat tumbuh dan berproduksi pada berbagai jenis tanah,
tetapi paling baik pada tanah liat berpasir. Keadaan tanah yang baik untuk
pertumbuhan tomat adalah tanah yang kaya humus, gembur, sirkulasi udara dan
tata yang baik ( Rismunandar, 2001 ).
2. Cahaya
Tanaman tomat membutuhkan tempat terbuka dan penyinaran penuh
sepanjang hari, kekurangan sinar matahari akan menyebabkan pertumbuhan
memanjang, lemah dan pucat ( Rismunandar, 2001 ).
3. Suhu dan Kelembaban
Menurut Rismunandar (2001), suhu yang baik bagi tanaman tomat adalah
18ᵒC – 27ᵒC pada siang hari, sedangkan pada malam hari suhunya 15ᵒC – 20ᵒC.
Suhu yang tinggi diikuti kelembaban yang relatif tinggi dapat menyebabkan
berkembangnya penyakit, sedangkan kelembaban yang relatif rendah dapat
mengganggu pertumbuhan buah.
4. Curah Hujan
Curah hujan yang optimum untuk tanaman tomat yaitu 100 – 200
mm/bulan. Waktu penanaman tanaman tomat yang baik adalah 2 bulan sebelum
musim hujan atau awal musim kemarau dan diusahakan pada waktu musim hujan
atau awal musim kemarau, dan diusahakan pasat musim hujan tiba tanaman tomat
dapat dipanen ( Rismunandar, 2001 ).
8
2.4. Pengomposan Isi Rumen
Isi rumen merupakan bagian rumput makanan yang belum sepenuhnya
terfermentasi oleh hewan dengan 5,5 – 7,0, suhu antara 39ᵒC – 40ᵒC, kondisi
rumen anaerob dan fakultatif anaerob (Hungate, 1966). Abbas (1994) menyatakan
bahwa isi rumen kaya akan mikroba rumen seperti bakteri, protozoa dan jamur.
Mikroba rumen ini berperanan penting dalam merombak isi rumen sehingga
mempercepat proses pengomposan.
Isi rumen pada umumnya berupa hijauan yaitu rumput dan legum yang
masih dalam proses pencernaan dan belum mengalami absorbsi sehingga
kandungan zat nutrisinya masih tinggi ( Abbas, 1987 ).
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses pengomposan
adalah lamanya waktu penyimpanan. Salviana (2013) menemukan bahwa lama
penyimpanan isi rumen yang dapat meningkatkan produksi tomat adalah pada
lama penyimpanan 6 minggu dengan dosis 15 ton/ha-1
, sementara Hendra (2011)
menemukan bahwa pertumbuhan tanaman tomat terbaik dijumpai pada perlakuan
dosis pupuk kompos 20 ton/ha-1
.
Kompos merupakan bahan organik yang telah mengalami degradasi,
penguraian atau pengomposan sehingga berubah bentuk dan sudah tidak dikenali
lagi bentuk aslinya, bewarna kehitam-hitaman dan tidak berbau. Bahan organik ini
berasal dari tanaman maupun hewan, termasuk kotoran hewan. Ada beberapa
macam pupuk dari bahan organik yang dikenal, yaitu pupuk kandang, pupuk
hijau, dan pupuk guano. Pupuk hijau dan pupuk guano tidak melalui proses
penguraian atau pengomposan, sedangkan pupuk kandang dan kompos melalui
proses pengomposan ( Kusuma, 2013 ).
9
Proses pengomposan berjalan secara aerobik dan anaerobik yang saling
menunjang pada saat tertentu, secara keseluruhan proses ini disebut dekomposisi.
Pembuatan kompos sebenarnya meniru proses terbentuknya humus oleh alam,
namun sekarang ini proses tersebut dapat lebih dipercepat setelah dilakukan
beberapa pengujian dan penelitian. Kompos sangat berperan pada proses
pertumbuhan tanaman yang mana tidak hanya menambah unsur hara tetapi juga
menjaga unsur hara tetap di tanah ( Yono, 2005 ).
2.5 Pengaruh Kompos Isi Rumen Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat
Keberhasilan budidaya tanaman tomat salah satunya ditentukan oleh
tingkat pertumbuhan tanaman tomat. Pertumbuhan tanaman tomat yang baik dapat
tercapai apabila unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman berada
dalam bentuk tersedia, seimbang dan dalam dosis yang optimum ( Wibawa, 1998
). Semakin banyak jumlah atau dosis pupuk kompos yang diberikan pada
tanaman itu, maka akan menguntungkan tanaman dan tanah yang dibudidayakan
tersebut ( Yono, 2005 ).
Isi rumen yang mengalami proses pengomposan mengandung Nitrogen
lebih tinggi, karena selama proses pengomposan berlangsung proses penguraian
bahan kompos untuk memproduksi berbagai enzim yang merusak ikatan – ikatan
kimia dalam bahan organik sehingga rantai – rantai ikatan itu putus menghasilkan
senyawa – senyawa yang lebih sederhana dalam jumlah yang sedikit. Ikatan-
ikatan kimia itu menggunakan enzim yang di produksi oleh jasad renik. Jasad
renik memanfaatkan karbon sebagai sumber energi dan menyerap nitrogen
sebagai bahan protein. Setelah bahan organik habis, makanan bagi jasad renik
10
berkurang sehingga sebagian jasad renik mati. Jasad renik yang mati mengandung
nitrogen yang sangat tinggi, oleh jasad renik yang lain bahan itu diurai lagi
sehingga melepaskan nitrogen yang mudah menguap dalam bentuk gas amoniak
yang berbau dan diserap oleh tanaman ( Siswadi, 2008 ).
Santoso ( 2003 ) menyatakan bahwa nitrogen dibutuhkan dalam jumlah
besar pada setiap tahap pertumbuhan tanaman, khususnya pembentukan tunas atau
perkembangan batang dan daun. Tanpa suplai nitrogen cukup, pertumbuhan
tanaman yang baik tidak akan terjadi.
11
III. BAHAN DAN METODE PERCOBAAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Lahan Perkarangan Kuta Padang Aceh Barat.
Penelitian ini berlangsung dari Tanggal 04 Desember sampai dengan 16 Februari
2015.
3.2. Bahan dan alat
1 Bahan
a. Benih tomat
Benih yang digunakan adalah benih tomat Varietas Karina. Benih ini
diproduksi oleh PT. East West Seed Indonesia.
b. Isi Rumen
Isi rumen yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari Rumah
Potong Hewan (RPH) di Desa Gampong Darat Kecamatan Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat.
2 Alat
Alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, gembor,
alat tulis, baby bag, papan nama, timbangan, meteran.
3.3. Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non
faktorial dengan 5 ulangan. Faktor yang diteliti adalah pengaruh dosis pemupukan
seperti tercantum pada tabel 1.
12
Tabel 1. Susunan Perlakuan Dosis Pupuk Kompos Isi Rumen
No Perlakuan Dosis Pupuk Kompos Dosis
Gram/Polibag Isi Rumen ( Ton/Ha )
1 D0 0 0
2 D1 10 45
3 D2 15 64.5
4 D3 20 90
Dengan demikian terdapat 4 perlakuan dengan 5 ulangan, maka terdapat
20 satuan percobaan.
Dengan model matematika:
Yij = µ + ßi + Dj + εij
Keterangan :
Yij =Nilai pengamatan pada ulangan ke-i dan perlakuan ke-j
µ = Rata-rata umum
ßi = Pengaruh ulangan ke-i ( i = 1, 2, 3, 4, dan 5 )
Dj = Pengaruh faktor dosis Kompos (D) taraf ke-j
εij = Acak percobaan
Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan
dengan uji Beda Nyata Jujur pada taraf 5 % (BNJ0,05). Rumus BNJ adalah sebagai
berikut:
BNJ0,05 = q 0,05 (p;dbg) KTg
r
Keterangan :
BNJ0,05 = Beda Nyata Jujur pada taraf 5 %
q 0,05 (p;dbA) = Nilai baku q pada taraf 5% jumlah perlakuan dan derajat
bebas acak
13
KTA = Kuadrat tengah acak
r = Jumlah Ulangan
3.4. Pelaksanaan Penelitian
1. Pembuatan Kompos Isi Rumen
Sebanyak 15 kg isi rumen segar yang diambil di RPH ( Rumah Potong
Hewan) dimasukkan ke dalam karung yang telah dilubangi. Karung yang berisi isi
rumen diletakkan di dalam ruangan yang teduh dan tidak lembab. Setelah proses
pengomposan isi rumen berlangsung selama 6 minggu, kompos dibuka dan
dikering anginkan, Isi rumen yang telah mengalami pengomposan bertekstur
gembur berwarna gelap dan lebih kering dibandingkan sebelum di inkubasi.
2. Penyemaian Benih
Sebelum penyemaian benih terlebih dahulu direndam selama 1 jam, agar
proses imbibisi ini berjalan sempurna, untuk mempercepat benih berkecambah.
Penyemaian dilakukan didalam polibag kecil yang berukuran 6 cm x 10 cm
hingga 10 hari.
3. Persiapan media tanam
Media tanam yang digunakan adalah tanah yang telah dihaluskan dan
pupuk kompos isi rumen dicampurkan secara merata yang disesuaikan dengan
dosis perlakuan.
4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada hari ke 12 HST sesuai dengan dosis
perlakuan yaitu D0= 0 ton/ha-1
atau 0 gram / polibag, perlakuan D1= 10 ton/ha-1
atau 45 gram / polibag, perlakuan D2= 15 ton/ha-1
atau 64,5 gram / polibag dan
perlakuan D3= 20 ton/ha-1
atau 90 gram / polibag, kemudian pupuk kompos di
14
campur dengan tanah setelah itu di masukkan ke dalam polibag yang berukuran 9
kg.
5. Penanaman
Penanaman dilakukan setelah bibit tomat berumur 10 hari setelah semai.
bibit selanjutnya dipindahkan ke polybag yang telah disiapkan.
6. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada pagi dan sore hari
disesuaikan dengan situasi cuaca.
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk menggantikan bibit yang rusak, mati atau
kurang baik dan dilakukan pada tanaman 8 HST.
c. Penyiangan dan penggemburan
Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan dan dilakukan
secara hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman tomat, untuk penyiangan
dilakukan secara manual terhadap gulma yang tumbuh, dilakukan mulai tanaman
memasuki satu minggu setelah tanam.
d. Perempelan tunas
Perempelan dilakukan pada saat tanaman berumur 30 HST setelah tanam
(HST). Tujuan dari perempelan adalah untuk merangsang pertumbuhan tunas-
tunas lateral sehingga dapat meningkatkan hasil tanaman tomat.
7. Panen
Tanaman tomat dapat dipanen pertama kali pada umur 65 HST. Buah
tomat dipanen 4 kali panen dengan interval waktu 5 hari sekali. Panen dilakukan
15
pada pagi dan sore hari dengan cara buah tomat diputar dengan hati-hati sampai
terlepas dari tangkainya.
Ciri-ciri buah tomat yang siap panen Pemetikan buah tomat dilakukan
pada tanaman yang telah berumur 60 - 100 hari setelah tanam tergantung pada
varietasnya. Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat dari warna kulit
buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni sebagai
berikut; Kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan, Bagian
tepi daun tua telah mongering, dan batang tanaman menguning/mengering Joni (
2012 )
8. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang ditemui adalah semut yang dikendalikan dengan pestisida
furadan dan 3G.
3.5. Pengamatan
Adapun pengamatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Tinggi Tanaman (cm)
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan pada umur 20, 35 dan 55 HST,
yang diukur mulai dari permukaan tanah sampai ke titik tumbuh tertinggi.
2. Diameter Pangkal Batang Tanaman (mm)
Diameter pangkal batang diukur pada umur 20 HST, 35 HST dan 55
HST. Pengukuran di mulai pada pangkal batang dengan menggunakan jangka
sorong.
16
3. Jumlah Buah Pertanaman ( Buah )
Penghitungan jumlah buah pertanaman dilakukan pada panen 1, 2, 3 dan
4 dengan interval waktu 5 hari.
4. Berat Buah Pertanaman ( Buah)
Penimbangan berat buah pertanaman dilakukan setiap kali panen ( 65, 70
dan 75 HST).
17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinggi Tanaman
Hasil uji F pada analisis ragam ( Lampiran 2 - 6) menunjukkan bahwa
faktor dosis pemupukan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman tomat
umur 20, 35 dan 55 HST. Rata-rata tinggi tanaman tomat yang diamati pada
berbagai dosis pemupukan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rata-Rata Tinggi Tanaman Tomat yang diamati pada berbagai dosis
pemupukan pada umur 20, 35 dan 55 HST.
Dosis Pemupukan Umur ( Hari )
Simbol ton/ha-1
20 HST 35 HST 55 HST
D0 0 16.40 39.20 63.20
D1 10 15.40 37.20 62.80
D2 15 16.80 40.00 63.40
D3 20 17.80 42.80 65.20
Tabel 2 menunjukkan bahwa tanaman tomat tertinggi pada dosis
pemupukan umur 20, 35 dan 55 HST dijumpai pada dosis pemupukan 20 ton/ha-1
(D3) pada umur 55 HST, meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang
tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Hubungan antara tinggi tanaman tomat
pada berbagai dosis pemupukan dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Tinggi Tanaman Tomat pada berbagai Dosis Pemupukan Umur 20, 35
dan 55 HST.
16.4 15.4 16.817.8
39.2 37.2 40.00
42.8
63.2 62.863.4
65.2
0
10
20
30
40
50
60
70
0 10 15 20
Tin
gg
i T
an
am
an
(cm
)
Dosis Pemupukan ( ton/ha-1 )
20 HST
35 HST
55 HST
18
Gambar 1 memperlihatkan bahwa tanaman tomat tertinggi pada umur 20,
35 dan 55 HST di jumpai pada perlakuan D3, Hasil ini berbeda tidak nyata
dengan perlakuan lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa variasi dosis perlakuan
pada percobaan pemanfaatan kompos isi rumen sebagai pupuk pada tanaman
tomat belum tepat sehingga tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman tomat. Hal
ini diduga karena unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman belum
cukup tersedia sehingga tidak mampu mendorong pertumbuhan tanaman kearah
yang lebih baik dan apabila berlebihan akan menyebabkan keracunan bagi
tanaman yang mengakibatkan terhambatnya laju pertumbuhan tanaman. Hal ini
sejalan dengan pendapat Wibawa (1998) yang menjelaskan bahwa pertumbuhan
tanaman yang baik dapat tercapai apabila unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman berada dalam bentuk tersedia, seimbang dan dalam dosis
yang optimum.
4.2. Diameter Pangkal Batang
Berdasarkan hasil analisis ragam ( Lampiran 7 - 12) dari data diameter
pangkal batang tanaman tomat dosis pemupukan berpengaruh tidak nyata
terhadap diameter pangkal batang tanaman tomat umur 20, 35 dan 55 HST. Rata-
rata diameter pangkal batang tanaman tomat yang diamati pada berbagai tingkat
dosis pemupukan dapat dilihat pada Tabel 3.
19
Tabel 3. Rata-Rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat pada berbagai
Dosis Pemupukan Umur 20, 35 dan 55 HST.
Dosis Pemupukan Umur ( Hari )
Simbol ton/ha-1
20 HST 35 HST 55 HST
D0 0 5.58 8.00 9.43
D1 10 5.21 7.41 9.43
D2 15 5.52 7.78 9.89
D3 20 6.71 8.36 9.96
Tabel 3 menunjukkan bahwa tanaman tomat terbesar pada dosis
pemupukan umur 20, 35 dan 55 HST dijumpai pada dosis pemupukan 20 ton/ha -1
(D3) pada umur 55 HST, meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang
tidak nyata dengan perlakuan lainnya.
Hubungan antara diameter pangkal batang tanaman tomat pada berbagai
dosis pemupukan umur 20, 35 dan 55 HST dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat pada berbagai Dosis
Pemupukan Umur 20, 35 dan 55 HST
Gambar 2 memperlihatkan bahwa diameter pangkal batang tanaman tomat
terbesar pada umur 20, 35 dan 55 HST di jumpai pada perlakuan D3 pada umur
55 HST, meskipun hasil ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini
menunjukkan bahwa pada dosis pemupukan kompos isi rumen 20 ton/ha-1
,
5.58 5.21 5.52
6.718 7.417.78
8.36
9.43 9.43 9.89
9.96
0
2
4
6
8
10
12
0 10 15 20Dia
mete
r P
an
gk
al
Bata
ng
(mm
)
Dosis Pemupukan ( ton/ha-1 )
20 HST
35 HST
55 HST
20
ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tomat dapat tercukupi
untuk kebutuhan metabolisme yang akan merangsang pembesaran batang. Hal ini
sejalan dengan pendapat Dartius (1990) bahwa ketersediaan unsur-unsur yang
dibutuhkan tanaman yang berada dalam keadaan cukup, maka hasil metabolisme
akan membentuk protein, enzim, hormon dan karbohidrat, sehingga pembesaran,
perpanjangan dan pembelahan sel akan berlangsung dengan cepat.
4.3. Jumlah Buah Per Tanaman
Berdasarkan hasil analisis ragam (Lampiran 13 - 18) menunjukkan bahwa
faktor dosis pemupukan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah buah
pertanaman tomat umur 65, 70 dan 75 HST. Rata-rata jumlah buah pertanaman
tomat yang diamati pada berbagai dosis pemupukan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rata-rata Jumlah Buah Per tanaman Tomat pada berbagai Dosis
Pemupukan Umur 65, 70 dan 75 HST.
Dosis Pemupukan Umur ( Hari )
Simbol ton/ha-1
65 HST 70 HST 75 HST
D0 0 2.01 2.94 7.50
D1 10 2.08 3.01 7.97
D2 15 2.37 3.20 8.90
D3 20 2.72 4.21 10.29
Tabel 4 menunjukkan bahwa tanaman tomat terbanyak pada dosis
pemupukan umur 65, 70 dan 75 HST dijumpai pada dosis pemupukan 20 ton/ha -1
pada umur 75 HST, meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata dengan perlakuan lainnya.
21
Hubungan antara jumlah buah pertanaman tomat pada berbagai dosis
pemupukan umur 65, 70 dan 75 HST dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Jumlah Buah Pertanaman Tomat pada berbagai Dosis Pemupukan
Umur 65, 70 dan 75 HST.
Gambar 3 menunjukkan bahwa jumlah buah per tanaman tomat terbanyak
umur 65, 70 dan 75 HST dijumpai pada perlakuan D3 pada umur 75 HST, Hasil
ini berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa
variasi dosis pemupukan kompos isi rumen yang di perlakukan belum dapat
mengoptimalkan produksi tanaman tomat sehingga pemanfaatan kompos isi
rumen sebagai pupuk belum dapat meningkatkan kesuburan tanah dan unsur hara
yang terkandung pada pupuk kompos tidak terserap dengan baik. Pendapat
Rismunandar (2001) untuk mendapatkan produksi tomat yang lebih tinggi perlu
ditunjang oleh pertumbuhan vegetatif yang optimal antara lain ketersediaan unsur
hara dan faktor tumbuh lainnya.
4.4. Berat Buah Per Tanaman
Berdasarkan hasil analisis ragam (Lampiran 19 - 24) menunjukkan bahwa
faktor dosis pemupukan berpengaruh tidak nyata terhadap berat buah pertanaman
2.01 2.08 2.372.72
2.94 3.01 3.2 4.21
7.5 7.978.9
10.29
0
2
4
6
8
10
12
0 10 15 20
Ju
mla
h B
ua
h
Perta
na
ma
n
(Bu
ah
)
Dosis Pemupukan ( ton/ha-1 )
65 HST
70 HST
75 HST
22
tomat umur 65, 70 dan 75 HST. Rata-rata berat buah pertanaman tomat yang
diamati pada berbagai dosis pemupukan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata Berat Buah Per Tanaman Tomat pada berbagai Dosis
Pemupukan Umur 65, 70 dan 75 HST.
Dosis Pemupukan Umur ( Hari )
Simbol ton/ha-1
65 HST 70 HST 75 HST
D0 0 71.48 95.00 138.51
D1 10 68.46 95.72 152.97
D2 15 68.43 100.60 153.07
D3 20 91.31 116.94 179.97
Tabel 5 menunjukkan bahwa tanaman tomat terberat pada dosis
pemupukan umur 65, 70 dan 75 HST dijumpai pada dosis pemupukan 20 ton/ha-1
pada umur 75 HST, meskipun secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata dengan perlakuan lainnya.
Hubungan antara berat buah per tanaman tomat pada berbagai Dosis
Pemupukan umur 65, 70 dan 75 HST dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Berat Pertanaman pada berbagai Dosis Pemupukan Umur 65, 70 dan
75 HST.
71.48 68.46 68.43
91.31
95 95.72 100.6 116.94
138.51152.97 153.07 179.97
020406080
100120140160180200
0 10 15 20
Berat B
uah
Perta
nam
an
(Bu
ah
)
Dosis Pemupukan (ton/ha-1)
65 HST
70 HST
75 HST
23
Gambar 4 menunjukkan bahwa berat buah pertanaman tomat terberat
umur 65, 70 dan 75 HST dijumpai pada perlakuan D3 pada umur 75 HST, Hasil
ini berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya. Sama halnya dengan penemuan
Hilman dan Nurtika (2001) menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos 20
ton/ha-1
dapat meningkatkan bobot buah dan jumlah buah tomat.
24
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dosis pemupukan kompos isi rumen berpengaruh tidak nyata terhadap
tinggi tanaman, diameter pangkal batang, jumlah buah pertanaman dan berat buah
pertanaman.
5.2. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut penggunaan isi rumen ke tanaman
tomat.
25
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, M. H. 1987. Penentuan zat – zat makanan dalam isi rumen sapi dan
pemanfatannya dalam ransum ayam broiler tipe medium pada masa
pertumbuhan dan produksi. Disertasi, Fakultas Pasca Sarjana IPB. Bogor.
Aboenawan, L. 1993. Pemanfaatan Limbah Rumah Potong Hewan (RPH) Untuk
Pakan Domba Dalam Bentuk Pellet. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia.
Vol. 3 No. 1:21-24.
Aroroa, S.P. 1989. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Darmawan.J. dan J. Baharsyah. 1983. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.
Suryandaru Utama. Semarang 88 hal.
Anonimous. 2014. Data Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Aceh Barat, Meulaboh.
Foth, D. H. 1988. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Terjemahan Endang Dwi
Purbayanti. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Gaur. A.C. 1983. A Manual of Rural Composting. Food and Agricultural
Organization of the United Nation. Rome.
Hardjowigeno, S. 1987. Ilmu Tanah. Mediatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Hendra. 2011. Pengaruh Pupuk Kompos Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Tomat. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam,
Banda Aceh.
Hungate. 1996. The Rumens and Its Microbes. Academis Press, New York,
London.
Joni. 2002. Teknik Budidaya Tanaman Tomat. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Kusuma, M. E. Dan Silitonga, S. 2013. Pengaruh Lama Proses Pembuatan Pupuk
Kompos Berbahan Isi Rumen Ternak Sapi terhadap Kualitas Pupuk
Kompos. Jurnal Analisis Kritis Penelitian. Vol. 14.
Purwati. 2007. Agribisnis Tanaman Tomat. Penebar Swadaya, Jakarta
Rismunandar, 2001. Tanaman Tomat. Sinar Baru Algensindo, Bandung.
26
Salviana. 2013. Pengaruh Lama Penyimpanan Kompos Isi Rumen Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum Esculentum
Mill). Universitas Teuku Umar, Meulaboh.
Santoso, H. B. 2003. Pupuk Kompos. Kanisius, Yogyakarta.
Susila, A. 2008. Panduan Budidaya Tanaman Sayuran. Bagian Produksi Tanaman
Departemen Agronomi dan Hortikultura. IPB.
Siswadi, 2008. Berbagai Formulasi Kebutuhan Nutirisi pada Tomat. INNOFARM
: Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 7, No. 1, 2008 (103-110).
Wibawa, A. 1998. Intensifikasi Pertanaman Kopi dan Kakao Melalui Pemupukan.
Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao. 14 (3) : 245-262.
Yono. 2005. Pengaruh Jenis Pemupukan dan Populasi Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tomat (Glycine max (L.) Merril). Skripsi. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
27
Lampiran 1. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat Umur 20 HST Pada Beberapa
Dosis Pemupukan Isi Rumen
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata I II III IV V
D0 16.00 16.00 17.00 16.00 17.00 82.00 16.40
D1 15.00 14.00 14.00 16.00 18.00 77.00 15.40
D2 17.00 16.0 16.00 17.00 18.00 84.00 16.80
D3 18.00 17.00 18.00 18.00 18.00 89.00 17.8
Total 66.00 63.00 65.00 67.00 71.00 332.00
Rata-rata 16.50 15.75 16.25 16.75 17.75 16.60
Ῡ = 66.4
Lampiran 2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Tomat Umur 20 HST Pada
Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Sumber
Keragaman DB JK KT Fhit
F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 4 5503.40 1375.850 3.009tn 3.26 5.41
Perlakuan 3 5509.40 1836.467 2.115tn 3.49 11.63
Galat 12 5487.40 457.283 - - -
Total 19 16500.20 868.432 - - -
KK = 32.20 %
Keterangan : tn = Tidak Nyata
28
Lampiran 3. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat Umur 35 HST Pada Beberapa
Dosis Pemupukan Isi Rumen
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata I II III IV V
D0 39.00 39.00 40.00 39.00 39.00 196.00 39.20
D1 35.00 35.00 35.00 39.00 42.00 186.00 37.20
D2 40.00 39.00 39.00 40.00 42.00 200.00 40.00
D3 42.00 39.00 42.00 45.00 46.00 214.00 42.8
Total 156.00 152.0 156.0 163.0 169.0 796.00
Rata-rata 39.00 38.00 39.00 40.75 42.25 39.80
Ῡ = 159.2
Lampiran 4. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Tomat Umur 35 HST Pada
Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Sumber
Keragaman DB JK KT Fhit
F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 4 31686.70 7921.675 2.852tn 3.26 5.41
Perlakuan 3 31721.80 10573.933 2.077tn 3.49 11.63
Galat 12 33330.30 2777.525 - - -
Total 19 96738.80 5091.516 - - -
KK = 33.10 %
Keterangan : tn = Tidak Nyata
29
Lampiran 5. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat Umur 55 HST Pada Beberapa
Dosis Pemupukan Isi Rumen
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata I II III IV V
D0 62.00 62.00 64.00 62.00 66.00 316.00 63.20
D1 62.00 63.00 62.00 62.00 65.00 314.00 62.80
D2 64.00 62.00 62.00 64.00 65.00 317.00 63.40
D3 65.00 66.00 65.00 65.00 65.00 326.00 65.2
Total 253.00 253.0 253.0 253.0 261.0 1273.0 -
Rata-rata 63.25 63.25 63.25 63.25 65.25 - 63.65
Ῡ =254.6
Lampiran 6. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Tomat Umur 55 HST Pada
Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Sumber
Keragaman DB JK KT Fhit
F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 4 80975.60 20243.900 3.001tn 3.26 5.41
Perlakuan 3 80979.75 26993.250 2.111tn 3.49 11.63
Galat 12 80948.00 6745.667 - - -
Total 19 242903.35 12784.387 - - -
KK = 32.25 %
Keterangan : tn = Tidak Nyata
30
Lampiran 7. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat Umur 20 HST
Pada Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata I II III IV V
D0 5.25 5.74 5.24 5.25 6.42 27.90 5.58
D1 4.25 4.53 4.80 5.74 6.72 26.04 5.21
D2 5.24 5.25 5.74 5.24 6.12 27.59 5.52
D3 6.12 6.42 6.72 7.00 7.30 33.56 6.712
Total 20.86 21.94 22.50 23.23 26.56 115.09 -
Rata-rata 5.22 5.49 5.63 5.81 6.64 - 5.75
Ῡ =23.0
Lampiran 8. Analisis Ragam Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat Umur 20
HST Pada Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Sumber
Keragaman DB JK KT Fhit
F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 4 661.20 165.300 3.031tn 3.26 5.41
Perlakuan 3 663.04 221.013 2.122tn 3.49 11.63
Galat 12 654.52 54.543 - - -
Total 19 1978.76 104.145 - - -
KK = 32.11 %
Keterangan : tn = Tidak Nyata
31
Lampiran 9. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat Umur 35 HST
Pada Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata I II III IV V
D0 7.96 7.76 7.57 8.73 7.96 39.98 8.00
D1 7.09 6.78 7.07 8.35 7.76 37.05 7.41
D2 7.57 7.96 7.76 8.02 7.57 38.88 7.78
D3 8.02 8.73 8.35 8.35 8.35 41.80 8.36
Total 30.64 31.23 30.75 33.45 31.64 157.71 -
Rata-rata 7.66 7.81 7.69 8.36 7.91 - 7.89
Ῡ =31.5
Lampiran 10. Analisis Ragam Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat Umur
35 HST Pada Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Sumber
Keragaman DB JK KT Fhit
F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 4 1237.0 309.26 3.01tn 3.26 5.41
Perlakuan 3 1238.1 412.70 2.11tn 3.49 11.63
Galat 12 1234.2 102.85 - - -
Total 19 3709.3 195.23 - - -
KK = 32.19 %
Keterangan : tn = Tidak Nyata
32
Lampiran 11. Rata-rata Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat Umur 55 HST
Pada Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata I II III IV V
D0 9.57 8.79 9.34 9.79 9.65 47.14 9.43
D1 9.34 9.57 8.79 9.80 9.66 47.16 9.43
D2 9.94 9.65 9.66 10.25 9.94 49.44 9.89
D3 10.25 9.79 9.80 9.99 10.00 49.83 9.966
Total 39.10 37.80 37.59 39.83 39.25 193.57 -
Rata-rata 9.78 9.45 9.40 9.96 9.81 - 9.68
Ῡ =38.71
Lampiran 12. Analisis Ragam Diameter Pangkal Batang Tanaman Tomat Umur
55 HST Pada Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Sumber
Keragaman DB JK KT Fhit
F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 4 1864.73 466.183 3.003tn 3.26 5.41
Perlakuan 3 1865.04 621.680 2.112tn 3.49 11.63
Galat 12 1863.11 155.259 - - -
Total 19 5592.88 294.362 - - -
KK = 32.18 %
Keterangan : tn = Tidak Nyata
33
Lampiran 13. Rata-rata Jumlah Buah Pertanaman Tomat Umur 65 HST Pada
Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen.
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata I II III IV V
D0 1.83 1.74 1.83 2.00 2.67 10.07 2.01
D1 1.83 1.83 1.74 2.17 2.83 10.40 2.08
D2 2.67 2.00 2.17 2.67 2.33 11.84 2.37
D3 2.33 2.67 2.83 2.88 2.90 13.61 2.722
Total 8.66 8.24 8.57 9.72 10.73 45.92 -
Rata-rata 2.17 2.06 2.14 2.43 2.68 - 2.30
Ῡ =9.18
Lampiran 14. Analisis Ragam Jumlah Buah Pertanaman Tomat Umur 65 HST
Pada Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen.
Sumber
Keragaman DB JK KT Fhit
F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 4 104.19 26.048 3.058tn 3.26 5.41
Perlakuan 3 14.70 4.900 0.421tn 3.49 11.63
Galat 12 102.22 8.519 - - -
Total 19 221.12 11.638 - - -
KK = 31.79 %
Keterangan : tn = Tidak Nyata
34
Lampiran 15. Rata-rata Jumlah Buah Pertanaman Tomat Umur 70 HST Pada
Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata I II III IV V
D0 2.67 3.33 3.00 2.67 3.02 14.69 2.94
D1 2.17 2.33 2.53 3.33 4.67 15.03 3.01
D2 3.00 2.67 3.33 3.00 4.00 16.00 3.20
D3 4.00 3.02 4.67 4.69 4.70 21.08 4.216
Total 11.84 11.35 13.53 13.69 16.39 66.80
Rata-rata 2.96 2.84 3.38 3.42 4.10 16.70 3.34
Ῡ = 13.36
Lampiran 16. Analisis Ragam Jumlah Buah Pertanaman Tomat Umur 70 HST
Pada Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
KK = 31.75 %
Keterangan : tn = Tidak Nyata
Sumber
Keragaman DB JK KT Fhit
F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 4 223.69 55.922 3.107tn 3.26 5.41
Perlakuan 3 225.07 75.024 2.144tn 3.49 11.63
Galat 12 215.97 17.997 - - -
Total 19 664.73 34.986 - - -
35
Lampiran 17. Rata-rata Jumlah Buah Pertanaman Tomat Umur 75 HST Pada
Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata I II III IV V
D0 6.50 8.00 9.50 6.50 7.00 37.50 7.50
D1 9.00 5.67 7.00 8.00 10.17 39.84 7.97
D2 9.50 6.50 8.00 9.50 11.00 44.50 8.90
D3 11.00 7.00 10.17 11.20 12.10 51.47 10.294
Total 36.00 27.17 34.67 35.20 40.27 173.31 -
Rata-rata 9.00 6.79 8.67 8.80 10.07 - 8.67
Ῡ =34.66
Lampiran 18. Analisis Ragam Jumlah Buah Pertanaman Tomat Umur 75 HST
Pada Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Sumber
Keragaman DB JK KT Fhit
F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 4 378.9 3.093 3.26tn 5.41 1515.6
Perlakuan 3 5050.6 5.291 3.49tn 11.63 15151.9
Galat 12 122.5 10.208 - - 1469.8
Total 19 954.6 50.242 - - 18137.3
KK = 9.21 %
Keterangan : tn = Tidak Nyata
36
Lampiran 19. Rata-rata Berat Buah Pertanaman Tomat Umur 65 HST Pada
Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata I II III IV V
D0 86.82 69.34 17.89 86.82 96.51 357.38 71.48
D1 59.19 63.01 63.76 69.34 87.01 342.31 68.46
D2 71.89 86.82 69.34 17.89 96.20 342.14 68.43
D3 96.20 96.51 87.01 88.33 88.50 456.55 91.31
Total 314.10 315.6 238.0 262.3 368.2 1498.3 -
Rata-rata 78.53 78.92 59.50 65.60 92.06 - 74.92
Ῡ = 299.6
Lampiran 20. Analisis Ragam Berat Buah Pertanaman Tomat Umur 65 HST Pada
Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Sumber
Keragaman DB JK KT Fhit
F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 4 114771.6 28692.9 3.231tn 3.26 5.41
Perlakuan 3 114003.9 38001.3 2.153tn 3.49 11.63
Galat 12 106553.0 8879.4 - - -
Total 19 335328.5 17648.9 - - -
KK =31.45 %
Keterangan : tn = Tidak Nyata
37
Lampiran 21. Rata-rata Berat Buah Pertanaman Tomat Umur 70 HST Pada
Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata I II III IV V
D0 94.92 94.63 94.17 94.92 96.38 475.02 95.00
D1 92.85 94.92 93.92 94.63 102.2 478.58 95.72
D2 94.17 94.92 94.63 94.17 125.0 502.98 100.60
D3 125.09 94.38 102.2 129.0 134.0 584.73 116.946
Total 407.03 378.8 384.9 412.7 457.7 2041.3 -
Rata-rata 101.76 94.71 96.25 103.1 114.4 - 102.07
Ῡ =408.2
Lampiran 22. Analisis Ragam Berat Buah Pertanaman Tomat Umur 70 HST Pada
Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
KK = 32.18 %
Keterangan : tn = Tidak Nyata
Sumber
Keragaman DB JK KT Fhit
F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 4 209214.2 52303.6 3.029tn 3.26 5.41
Perlakuan 3 209814.1 69938.0 2.122tn 3.49 11.63
Galat 12 207178.0 17264.8 - - -
Total 19 626206.3 32958.2 - - -
38
Lampiran 23. Rata-rata Berat Buah Pertanaman Tomat Umur 75 HST Pada
Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata I II III IV V
D0 120.18 178.1 143.6 120.1 130.3 692.56 138.51
D1 119.44 107.8 166.5 178.1 192.7 764.83 152.97
D2 143.65 120.1 178.1 143.6 179.7 765.36 153.07
D3 179.70 130.3 192.7 197.0 200.0 899.86 179.972
Total 562.97 536.6 681.1 639.0 702.8 3122.6 -
Rata-rata 140.74 134.1 170.2 159.7 175.7 - 156.13
Ῡ =624.5
Lampiran 24. Analisis Ragam Berat Buah Pertanaman Tomat Umur 75 HST Pada
Beberapa Dosis Pemupukan Isi Rumen
Sumber
Keragaman DB JK KT Fhit
F Tabel
0,05 0,01
Ulangan 4 492647.2 123161.8 3.087tn 3.26 5.41
Perlakuan 3 491869.5 163956.5 2.129tn 3.49 11.63
Galat 12 478830.3 39902.5 - - -
Total 19 1463347.0 77018.3 - - -
KK = 31.98 %
Keterangan : tn = Tidak Nyata
39
BLOK I BLOK II BLOK III BLOK IV BLOK V
BAGAN PERCOBAAN
D0 D1 D2 D1 D3
D1 D3 D2 D3 D0
D0 D3 D2 D1 D0
D2 D2 D1 D3 D0
40
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Nur Iman, lahir di Desa Babah Krung Manggie
Kabupaten Aceh Barat pada tanggal 04 Juni 1988, anak Pertama dari empat
bersaudara dari pasangan ayahanda Ibnu Umar dan ibunda Sapiyah.
Pada tahun 2001 penulis lulus dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Babah Krung
Manggie kemudian pada tahun 2004 penulis lulus dari Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri 1 Meulaboh, pada tahun 2007 penulis lulus dari Sekolah
Menengah Atas (SMAN) 1 Meulaboh dan pada tahun yang sama penulis diterima
sebagai mahasiswa Universitas Teuku Umar pada Jurusan Agroteknologi Fakultas
Pertanian Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.
41
FOTO-FOTO KEGIATAN PENELITIAN
Gambar 1. Ternak yang akan diambil isi rumennya.
Gambar 2. Kompos isi rumen yang diinkubasi
selama 6 minggu
Gambar 3. Persiapan media tanam yang terdiri
dari tanah dan kompos isi rumen
41
42
Gambar 4. Proses penanaman tomat yang berumur 10 hari
Gambar 5. Tanaman tomat berumur 60 HST
top related