identifikasi faktor penyebab remaja … · remaja memiliki karakteristik yang rentan terkena...
Post on 03-Mar-2019
232 Views
Preview:
TRANSCRIPT
IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB
REMAJA MENYALAHGUNAKAN NARKOBA
SKRIPSI
OLEH :
MUHAMMAD DAUD LATUCONSINA
NIM : 2013-39-020
UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
JULI 2017
IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB
REMAJA MENYALAHGUNAKAN NARKOBA
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Pattimura
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan
OLEH :
MUHAMMAD DAUD LATUCONSINA
NIM : 2013-39-020
UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
JULI 201
i
MOTTOMOTTOMOTTOMOTTO
BERIMAN & BERILMU
“ALLAH akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(QS. Al-Mujadilah: 11)
“Ilmu lebih baik dari harta, ilmu menjagamu, sedang harta engkaulah
yang menjaganya, ilmu bertambah jika diamalkan, sedang harta
berkurang jika dibelanjakan.”
(Al-Hilyah, 1/80)
“Hanya Mereka Yang Berani Mengalami Kegagalan Besar, Dapat Meraih Kesuksesan Besar”
(Robert F. Kennedy)
ii
LEMBARAN PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur yang tak terhingga kepada
ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertaiku,
Setiap tetesan keringat, pengorbanan, cinta, kasih sayang, dan
perjalanan hidup. Karena itu ku persembahkan karya ini
Sebagai kenangan-kenangan untuk orang-orang tersayang :
Bapak dan Mama
Semoga Allah SWT memberi kemudahan & kesempatan bagi nanda
untuk membalas budi
Dan kepada
Kakak dan Adik : Rossa, Hunie, Yulia, My Twin’s, Fariz dan Fira
Serta Ponakan kecil ku tercinta : Alifa
Dan yang tersayang
Almamater tercinta
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Illahi rabb atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta
pengikutnya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah berkat ridho-Nya dan bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai
pihak, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Identifikasi Faktor Penyebab
Remaja Menyalahgunakan Narkoba”. Oleh karena itu, sebagai ungkapan rasa hormat yang
tulus, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Pattimura yang telah menerima penulis untuk melakukan
proses perkuliahan sampai memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Universitas Pattimura
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan beserta jajarannya yang dengan
penuh sukacita memberikan layanan bantuan, dan kemudahan dalam
memperlancarkan proses perkuliahan penulis pada lembaga ini.
3. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang selalu memberikan bantuan pelayanan
dalam urusan akademik kepada penulis selama masa studi.
4. Drs. N. Hukubun, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling
sekaligus penasehat akademik dan pembimbing I yang dengan ketulusan nya serta
penuh rasa perhatian memberikan nasehat, bimbingan, dan selalu memberikan
kemudahan dengan mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran, kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
iv
5. Ibu Rusnawaty Ellis, S.Psi., M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu dan pemikiran beliau kepada penulis diantara kesibukannya
untuk memberikan arahan dan bimbingan guna membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, yang dengan penuh
perhatian dan tanggung jawab telah banyak membekali penulis dengan sejumlah
pengetahuan sekaligus masukan yang positif bagi penyelesaian skripsi ini dan
yang teristimewa Penulis ucapkan terima kasih kepada Sawal Mahaly, S.Pd.,
M.Pd dan Paul Arjanto, S.Pd., M.Pd, yang selalu membantu dan memberikan
suport kepada penulis selama menimbah ilmu di Program Studi Bimbingan dan
Konseling.
7. Teristimewa penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada
kedua orang tua tercinta (M. Saleh Latuconsina & Onnita F Salampessy) untuk
semua hal yang diberikan, kasih sayang dan keringat kalian akan selalu ada di
hatiku dan menjadi motivasi dalam hidupku.
8. Teman-teman terbaik, Iskandar, Piet, Devits, Ida, Ipul, Bella, Majid, Akbar, Rian
dan semua teman sejawat angkatan 2013 khususnya Pogram Study Bimbingan
dan Konseling, untuk kebersamaan yang indah hingga sekarang ini yang telah
memberikan semangat, dukungan dan bantuan untuk menyelesaikan studi.
9. Terima kasih kepada Kepala SMA Pertiwi Ambon dan para stafnya yang telah
menerima penulis saat melakukan KKN & PPL Profesi tahun 2016, teristimewa
kepada Ibu Dra. S. Huwae., M.Pd yang telah membantu penulis selama
melaksanakan PPL Profesi.
v
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, sekecil apapun
bantuan itu, penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
dengan segala kerendahan hati, semua kritik, saran ataupun masukan dan pendapat yang
bersifat konstruktif dari semua pihak sangat dibutuhkan demi penyempurnaan penulisan ini.
Dengan demikian kiranya penulisan ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan referensi bagi
semua pihak yang membutuhkannya.
Hanya asa dan do’a yang penulis panjatkan semoga pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari
Allah SWT, amiin.
Akhir kata, besar harapan penulis semoga tugas akhir ini memberikan manfaat
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.
Ambon, JuIi 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO ....................................................................................................................... i
LEMBARAN PERSEMBAHAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH ................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................
C. TUJUAN PENELITIAN .................................................................................
D. MANFAAT PENELITIAN .............................................................................
1
3
4
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. NARKOBA .....................................................................................................
1. Pengertian Narkoba ................................................................................
2. Penggolongan dan Jenis-jenis Narkoba ..................................................
3. Bahaya Narkoba ......................................................................................
B. PENYALAHGUNA NARKOBA ...................................................................
1. Pengertian Penyalahguna Narkoba .........................................................
2. Ciri-ciri Korban Penyalahguna Narkoba ................................................
3. Faktor Penyalahgunaan Narkoba ............................................................
4. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba ..........................................................
5
5
6
8
9
9
9
10
14
vii
C. BIMBINGAN KONSELING BAGI PENYALAHGUNA NARKOBA .........
1. Tahapan Konseling bagi Korban Penyalahguna Narkoba ......................
2. Prinsip-prinsip Konseling Bagi Korban Penyalahguna Narkoba ...........
3. Strategi Konseling Bagi Korban Penyalahguna Narkoba .......................
4. Teknik Konseling Bagi Korban Penyalahguna Narkoba ........................
5. Model Konseling Bagi Korban Penyalahguna narkoba ..........................
17
18
20
22
23
25
BAB III METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN PENELITIAN ......................................................................
B. LOKASI PENELITIAN ..................................................................................
C. SUBJEK PENELITIAN ..................................................................................
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ...............................................................
E. TEKNIK ANALISA DATA ............................................................................
F. PENGECEKAN KEABSAHAN DATA .........................................................
26
26
26
27
27
28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................................
B. HASIL PENELITIAN .....................................................................................
C. PEMBAHASAN ..............................................................................................
29
29
33
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ...............................................................................................
B. SARAN ............................................................................................................
38
40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
i
viii
ABSTRAK
Muhammad Daud Latuconsina. 201339020. Skripsi. Identifikasi Faktor Penyebab Remaja
Menyalahgunkan Narkoba. Jurusan Ilmu Pendidikan. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Pattimura. Pembimbing I Drs. Nicodemus Hukubun, M.Pd.
Pembimbing II Rusnawati Ellis, S.Psi., M.Pd.
Penyalahguna Narkoba adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan
hukum. Di Negeri Ory sendiri ada beberapa faktor yang menyebabkan remaja
menyalahgunakan narkoba. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor penyebab
remaja menyalahgunakan narkoba di Negeri Ory. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 6 orang
remaja mantan penyalahguna narkoba. Lokasi penelitian yaitu di Negeri Ory, Kecamatan
Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Alat dan pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Pemeriksaan keabsahan
data menggunakan ketekunan pengamatan, tringulasi, dan kecakupan referensial. Data
tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kualitatif dengan model
analisis interaktif, dengan langkah-langkah reduksi data, sajian data dan kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab remaja menyalahgunakan narkoba di
Negeri Ory dikarenakan: faktor lingkungan teman sebaya, faktor lingkungan keluarga, dan
faktor kepribadian.
Kata Kunci : Faktor, Remaja, Penyalahguna, Narkoba
ix
ABSTRACT
Muhammad Daud Latuconsina. 201339020. Thesis. Identify Causes of Teenagers
Drug Abuse. Department of Educational Sciences. Faculty of Teacher Training and
Education. University of Pattimura. Supervisor I Drs. Nicodemus Hukubun, M.Pd.
Supervisor II Rusnawati Ellis, S.Psi., M.Pd.
Drug Abuse is a person who uses Narcotics without rights or against the law. In Ory village
itself there are several factors that cause adolescent abuse of drugs. This study aims to
identify the factors causing adolescent drug abuse in Ory village. The approach used in this
study is a qualitative approach. Subjects in this study were 6 adolescents of former drug
abusers. The research location is in Ory village, Haruku Island districts, Central Maluku
District, Maluku. The tools and data collection used in this research are observation and
interview. Verify the validity of data using observational persistence, tringulation, and
referential coverage. The data is then analyzed by using qualitative analysis technique with
interactive analysis model, with data reduction measures, data presentation and conclusion.
The results showed that the factors that cause teen abuse drug abuse in Ory village due to:
environmental factors peers, family environmental factors, and personality factors.
Keywords: Factors, Teenagers, Abuse, Drugs
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada mulanya, narkoba atau napza merupakan zat-zat yang sering digunakan
untuk tujuan medis atau kedokteran, seperti menghilangkan rasa sakit, misalnya
heroin yang ditemukan oleh Hendrich Dresser pada tahun 1875. Heroin ini digunakan
sebagai pengganti morfin untuk melakukan pembiusan. Semula, di duga tidak akan
menimbulkan ketergantungan, namun baik heroin maupun morfin keduanya berasal
dari opium malah menimbulkan ketergantungan yang sangat kuat. Jika zat-zat
semacam ini digunakan bukan untuk keperluan medis tanpa mengindahkan kaidah-
kaidah medis atau dosis seharusnya dan digunakan secara tetap, pada gilirannya dapat
menimbulkan kerusakan fisik, mental, dan sikap hidup di masyarakat. Penggunaan
yang seperti demikian disebut penyalahgunaan napza atau drug abuse.
Berdasarkan hasil penelitian BNN bekerjasama dengan puslitkes UI Tahun
2011 tentang survei Nasional Perkembangan Penyalagunaan Narkoba di Indonesia,
diketahui bahwa angka prevalensi penyalaguna Narkoba di Indonesia telah mencapai
2,23% atau sekitar 4,2 juta orang dari total populasi penduduk (berusia 10 - 59 tahun).
Tahun 2018 jumlah penyalaguna Narkoba diproyeksikan ± 2,8% atau setara dengan ±
5,1 - 5,6 juta jiwa dari populasi penduduk Indonesia, apabila upaya pncengahan,
pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba tidak berjalan efektif.
Menurut kepala BNN Provinsi Maluku Drs. M. Arief Dimjati, M.Si, Maluku
merupakan provinsi ketujuh secara Nasional sebagai pengguna Narkoba. Itu berarti
bahaya Narkoba semakin mengancam masyarakat maluku. Lebih lanjut disampaikan
2
rata-rata pengunaan narkoba di Maluku adalah masyarakat umum, mahasiswa
dan pelajar. Sesuai hasil survei pengguna Narkoba di Maluku rata-rata berumur 10-59
tahun yang berjumlah 2,91 persen dari total jumlah penduduk mencapai 1,01 juta
orang lebih tinggi dari angka Nasional.
Apa yang kita saksikan dewasa ini adalah ancaman kerusakan kehidupan generasi
muda secara perlahan tapi pasti. Jumlah penyalahgunaan narkoba atau napza meningkat
dari tahun ke tahun secara cepat. Kasusnya seperti gunung es yang mencuat kepermukaan
laut, sedangkan bagian terbesar di bawahnya tidak tampak. Menurut Organisasi
Kesehatan Sedunia (WHO), jika terdata satu kasus, berarti ada sepuluh kasus di
sekitarnya, yang tidak terdeteksi.
Remaja memiliki karakteristik yang rentan terkena Narkoba. Salah satunya,
remaja sangat mudah dipengaruhi kawan, rasa ingin tahu dan ingin coba-coba. itulah
yang bisa mendorong mereka terjerumus dan terjebak oleh Narkoba. Usia remaja
adalah usia yang rentan terhadap segala hal salah satunya adalah rentan terhadap
penyalahgunaan Narkoba. Dari mayoritas pengguna Narkoba di Indonesia berumur
20-25 tahun. 90 persen pengguna adalah pria. Usia pertama kali menggunakan
Narkoba rata-rata 19 tahun, data yang di himpungkan oleh Perhimpunan Ahli
Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI).
Di Negeri Ory sendiri pada tahun 2000 sudah ditemukan adanya warga
masyarakat yang merupakan harapan bangsa, negara dan masyarakat sudah menjadi
pemakai narkoba. Parah lagi, mereka ini berasal dari kalangan sosial ekonomi rendah.
rata-rata berumur 15-25 tahun. Dalam tahun 2011 sudah ditemukan 9 orang dari latar
belakang dan usia yang berbeda sebagai penyalahgunaan narkoba yang berakibat
mereka ditahan oleh Lembaga Pemasyarakatan (surat kabar Teras Maluku, 2011).
3
Barang haram ini didapatkan dari salah satu desa tetangga, yang dicurigai sebagai
produsen terbesar di wilayah Maluku, hal ini berdasarkan penuturan para korban
penyahlaguna narkoba dan aparat.
Secara umum permasalahan narkoba dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni:
pertama, produksi Narkoba secara gelap (illicit drug production) kedua, perdangangan
gelap narkoba (illicit trafficking) ketiga, penyalahgunaan Narkoba (drug abuse).
Sebelum keluar dari rumah rehabilitasi Narkoba, 6 Remaja ini termasuk pada kategori
kelompok ketiga yang menjadi penyalaguna Narkoba.
Mereka menggunakan Narkoba sekitar tiga tahun lalu, biasanya satu sampai
dua kali dalam seminggu mereka menggunakan Narkoba dengan jenis Ganja, Shabu
dan Lem. Perilaku yang sering nampak pada diri mereka yaitu apatis, mudah emosi,
sering curiga tanpa sebab yang jelas, kebersihan dan kesehatan tidak terawat, pola
tidur berubah, sering mengurung diri dalam kamar, sering berpergian dan sebagainya.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mulai menyalahgunakan
narkoba, sehingga pada akhirnya menyebabkan ketergantungan dan berurusan dengan
pihak yang berwajib.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang di kaji dalam
penelitian ini adalah “Apa Faktor Penyebab Remaja Menyalahgunakan Narkoba
Di Negeri Ory’’
4
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor penyebab remaja
menyalahgunakan narkoba di negeri ory.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat Yaitu: Menambah
wawasan keilmuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan faktor-faktor yang
mempengaruhi remaja menyalahgunaan narkoba serta memberikan sumbangsi
pengetahuan narkoba dalam perspektif Bimbingan Konseling khususnya Mata Kuliah
Konseling Napza.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. NARKOBA
1. Pengertian Narkoba
Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula yang merupakan
bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan narkotika yang
dibedakan dalam tabel sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang.
Narkoba merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan
mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana
disalagunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa, dan fungsi
sosial. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan
semagat, halusiasi atau timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek
ketergantungan bagi pemakainya.
Pengetahuan yang setengah-setengah tentang bahaya-bahaya
penyalagunaan Narkoba di kalangan anak-anak dan remaja membuat merreka
tidak berfikir panjang lagi untuk mencoba-coba barang haram tersebut. Untuk
itu, sangat penting bagi kita untuk mengenal lebih jauh, apa sebenarnya
Narkoba itu.
6
2. Penggolongan dan Jenis-jenis Narkoba
Kebanyakan sasaran yang dituju oleh pengedar adalah para remaja
bahkan anak-anak. Pada rentang usia ini, mereka sangat rentan terhadap
penyalagunaan dan peredaran delap narkoba. Hal itu karena mereka umumnya
memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, selalu ingin mencoba hal baru, dan
mudah terbawa arus lingkungan.
Berikut penggolongan dan jenis Narkoba yang beredar di lingkungan
sekitar kita;
a. Narkotika
Yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, menghilangkan atau mengurangi rasa nyyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan. Menurut Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2009, narkotika dibagi menurut potensi yang
menyebabkan ketergantungannya adalah sebagai berikut:
1) Narkotika golongan I, yaitu berpotensi sangat tinngi menyebabkan
ketergantunggan, tidak digunakan untuk terapi (pengobatan).
Contoh: heroin, kokain, dan ganja. Putauw adalah heroin murni
berupa bubuk.
2) Narkotika golongan II, yaitu berpotensi tinggi menyebabkan
ketergantungan. Digunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir.
Contoh: morfin, petidin, dan metadon.
7
3) Narkotoika golongan III, yaitu berpotensi ringgan menyebabkan
jetergantungan dan banyak digunakan dalam terapi. Contoh:
kodein.
b. Psikotropika
Adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat dan menyebabkan perubahan khas aktivitas mental dan
perilaku. Psikotropika dibagi menurut potensi yang dapat
menyebabkan ketergantungan yaitu sebagai berikut:
1) Psikotropika golongan I, sangat kuat menyebabkan ketergatungan
dan tidak digunakan dalam terapi. Contoh: MDMA (ekstasi), LSD,
dan STP.
2) Psikoropika golongan II, kuat menyebabkan ketergantungan,
digunakan sangat terbatas pada terapi. Contoh: amfetamin,
mentamfetamin (sabu), fensiklidin, dan Ritalin.
3) Psikotropika golongan III, potensi sedang menyebabkan
ketergantungan, banyak digunakan dalam terapi. Contoh:
pentobarbital dan flunitrazepam.
4) Psikotropika golongan IV, potensi ringan menyebabkan
ketergantungan dan sangat luas digunakan dalam terapi. Contoh:
diazepam, klobazam, fenobarbital, barbital, klorazepam,
klordiazepoxide, dan nitrazepam (Nipam, pil BK/Koplo, Dum,
MG, Lexo, Rohyp, dan lain-lain).
8
c. Zat Adiktif Lain
adalah zat/bahan lain bukan narotika atau psikotropika yang
penggunaannya dapat menimbulkan keterantungan. Yang sering
disalahgunakan adalah sebagai berikut:
1) Alkohol, terdapat pada berbagai jenis minuman keras.
2) Inhalansia/solven, yaitu gas atau zat yang mudah menguap yang
terdapat pada berbagai keperluan pabrik, kantor, dan rumah tangga.
3) Nikotin, terdapat pada tembakau.
4) Kafein pada kopi, minuman penambah energy dan obat sakit kepala
tertentu.
3. Bahaya Narkoba
a. Otak dan syaraf dipaksa untuk bekerja di luar kemampuan yang
sebenarnya dalam keadaan yang tidak wajar.
b. Peredaran darah dan Jamtung dikarenakan pengotoran darah oleh zat-
zat yang mempunyai efek yang sangat keras, akibatnya jantung di
rangsang untuk bekerja di luar kewajiban.
c. Pernapasan tidak akan bekerja dengan baik dan cepat lelah sekali
d. Penggunaan lebih dari dosis yang dapat ditahan oleh tubuh akan
mendatangkan kematian secara mengerikan.
e. Timbul ketergantungan baik rohani maupun jasmani sampai timbulnya
keadaan yang serius karena putus obat. (Hawari, dadang, “Narkoba
Strategi Global Hancurkan Generasi Muda”
9
http://www.abatase.com/pustaka/details/sosok.ulama/584, diunduh
Selasa, 25 April 2017, Jam 09.10 WIT).
B. PENYALAHGUNA NARKOBA
1. Pengertian Penyalahguna Narkoba
Berdasarkan UU No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, Penyalaguna
Narkoba adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan
hukum. Maka, penyalagunaan narkoba dapat diartikan penggunaan Narkotika
tanpa hak atau melawan hukum.
Penyalahgunaan Narkoba atau Napza adalah penggunaan narkoba di
luar kepentingan medis atau pengobatan maupun pengembangan ilmu
pengetahuan melalui penelitian di laboratorium (Suyadi, 2013). Artinya, orang
yang menggunakan narkoba secara ilegal di luar peraturan medis dapat
dikatagorikan sebagai “penyalagunaan”.
2. Ciri-ciri Korban Penyalahguna Narkoba
a. Fisik
1) Jalan sempoyongan, bicara pelo, apatis, mengantuk
2) Kebersihan dan kesehatan tidak terawatt
3) Banyak bekas suntikan/sayatan
4) Ditemukan alat bantu penggunaan (jarum, suntik, bong, pipet,
aluminium foil, botol minuman, dll)
b. Tingkah Laku
1) Pola tidur berubah
10
2) Suka beerbohong dan mencuri
3) Sering mengurung diri di kamar tidur atau kamar mandi,
menghindar bertemu keluarga
4) Sering berpergian, menerima telepon atau didatangi orang tidak
dikenal
5) Membelanjakan uang secara tidak wajar
c. Emosi
1) Emosional/lebih agrasif
2) Sering curiga tanpa sebab yang jelas
3) Sulit konsentrasi, prestasi di sekolah menurun
4) Hilang minat pada hobi/kegiatan yang disenangi
3. Faktor Penyalahgunaan Narkoba
Ketidaktahuan remaja tentang bahaya Narkoba memang menjadi tugas
berat bagi orang tua dan guru untuk menerangkannya. Apalagi Narkoba
sekarang sangat mudah didapat dan bandarnyapun memang selalu menempel
pada dunia remaja.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mulai
menyalahgunakan narkoba, sehingga pada akhirnya menyebabkan
ketergantungan.
a. Faktor Kepribadian
Beberapa hal yang termasuk di dalam faktor pribadi adalah genetic,
biologis, personal, kesehatan mental, dan gaya hidup yang memiliki
11
pengaruh dalam menentukan seorang remaja terjerumus dalam
penyalahgunaan Narkoba maupun dalam permasalahan perilaku.
1) Kurangnya pengendalian diri
Orang yang mencoba-coba menyalahgunakan narkoba biasanya
memiliki sedikit pengetahuan tentang narkoba, bahaya yang
ditimbulkan, serta aturan hukum yang melarang
penyalahgunaan narkoba.
2) Konflik Individu/emosi yang masih belum stabil
Orang yang kerap mengalami konflik akan mengalami frustasi.
Bagi individu yang tidak biasa dalam menghadapi penyelesaian
masalah cenderung menggunakan narkoba. Karena berpikir
keliru bahwa cemas yang ditimbulkan oleh konflik individu
tersebut dapat dikurangi dengan mengonsumsi narkoba.
3) Terbiasa hidup senang/mewah
Orang yang terbiasa hidup dalam kesenangan kerap berupaya
menghindari permasalahan yang lebih rumit. Biasanya mereka
lebih menyukai penylesaian masalah secara instan, praktis atau
membutuhkan waktu yang singkat. Mereka berpikir konstruktif,
sehingga akan memilih cara-cara yang simple yang dapat
memberikan kesenangan melalui penyalahgunaan narkoba yang
dapat memberikan rasa euphoria secara berlebihan.
12
b. Faktor Keluarga
1) Kurangnya control keluarga
Orang tua terlalu sibuk sehingga jarang mempunyai waktu
mengontrol anggota keluarga. Anak yang kurang perhatian dari
orang tuanya cenderung mencari perhatian dari luar, biasanya
mereka jugamencari “kesibukan” bersama teman-temannya.
2) Kurangnya penerapan disiplin dan tanggung jawab
Tidak semua penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh
remaja dimulai dari keluarga yang broken home, semua anak
memponyai potensi yang sama untuk terlibat dalam
penyalahgunaan narkoba. Penerapan disiplin dan tanggung
jawab kepada anak akan mengurangi resiko anak terjebak
kedalam penyalahgunaan narkoba.
c. Faktor Narkoba
Banyaknya remaja terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba
akibat dari mudahnya didapat narkoba di pasaran, dengan harga yang
terjangkau, sehingga para remaja mudah mendapatkannya, dan
cenderung ingin mencoba.
d. Faktor Lingkungan
Para remaja tidak hanya hidup di dalam lingkungan keluarga dan
sekolah, melainkan juga dalam masyarakat luas. Oleh karena itu,
kondisi dalam masyarakat juga mempengaruhi perilaku remaja,
termasuk perilaku yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba.
13
e. Faktor Teman Sebaya
Ciri yang menonjol pada masa remaja adalah kelompok sebaya, ingin
diterima dan diakui oleh kelompok sebayanya. Melalui kehidupan
kelompok, remaja dapat berperan, bereksperimen, dan mengekspresikan
dirinya. Ia ingin diterima dalam segala bentuk keberhasilan dan
kejanggalannya termasuk dalam hal penyalahgunaan narkotika. tekanan
atau ancaman dari kelompok sebaya juga mempengaruhi remaja untuk
menggunakan narkoba.
f. Faktor Sekolah
Lingkungan sekolah yang sering ikut mendorong terjadinya
penyalahgunaan narkoba diantaranya: sekolah yang kurang disiplin,
tidak tertib, sering tidak ada pelajaran, guru yang kurang pandai
mengajar, guru atau penggurus sekolah yang kurang komunikatif.
Remaja yang memiliki guru yang mampu memotivasi secara
positif, belajar, dan bersosialisasi dengan baik dalam hal kesehatan
mental akan memiliki daya tahan terhadap penyalahgunaan narkoba.
g. Faktor Ekonomi
Setiap pecandu narkoba setiap saat membutuhkan narkotika sebagai
bagian dari kebutuhan hidupnya yang cenderung dosisnya akan selalu
bertambah, dibandingkan dengan dengan beberapa barang dagangan
lainnya, narkotika adalah komoditi yang menguntungkan, meskipun
ancaman dan resikonya cukup berat.
14
h. Faktor Masyarakat dan Komunikasi Sosial
Faktor yang termasuk dan mempengaruhi kondisi sosial seorang
remaja antara lain hilangnya nilai-nilai dalam sebuah keluarga dan
sebuah hubungan, hilangnya perhatian dengan komunitas, dan
susahnya beradaptasi dengan baik (bisa dikatakan merasa seperti
diasingkan)
i. Faktor Populasi yang Rentan
Remaja kini hidup dalam zaman yang berada dalam sebuah lingkaran
besar, dimana sebagian remaja berada dalam lingkungan yang beresiko
tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba. Banyak remaja mulai
mencoba-coba narkoba, seperti amphetamine-type stimulants
(termasuk didalamnya alkohol, tembakau, dan obat-obatan yang
diminum tanpa petunjuk dokter, serta obat psikoaktif) sehingga
menimbulkan berbagai macam masalah pada akhirnya.
4. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba
Akibat penyalagunaan narkoba yang tragis dan nyata bisa dari pecandu
sendiri...
“Seorang yang meraih kesenangan palsu, suka berhalusinasi, ifangon
sistem saraf pusat dan sel-sel otak yang rusak dan daya terganggu, suka
mengunci diri atau berpaling pada kejahatan atau pelacuran, dengan sistem
reproduksinya: dan akhirnya meninggal dunia akibat overdosis atau akibat
MHK.” (Acquired Immune Deficiency Syndrome). (Bulleting BNNP Maluku,
2015)
15
a. Bagi Diri Sendiri
1) Fungsi otak dan perkembangan normal remaja terganggu:
a) Daya ingat menurun dan mudah lupa
b) Sulit berkomunikasi
c) Tak dapat bertindak rasional
d) Menimbulkan perasaan khayal
e) Kemampuan belajar merosot
2) Gangguan Kesehatan yaitu kerusakan atau gangguan fungsi organ
tubuh seperti hati, jantung, paru, ginjal, kelenjar endoktrin, sistem
reproduksi, infeksi hepatitis B/C, HIV/AIDS, penyakit kulit dan
kelamin, Kurang Gizi dan Gigi berlubang.
3) Gangguan Perilaku/mental-sosial, seperti mudah tersinggung,
marah, sulit mengendalikan diri dan hubungan dengan keluarga
dan sesama terganggu. Terjadi gangguan mental seperti paranoid,
psokosis.
4) Merosotnya Nilai-nilai seperti nilai-nilai kehidupan agama, sosial
budaya, sopan santun hilang, menjadi asocial dan tidak peduli
pada orang lain.
5) Mengakibatkan Kejahatan, Kekerasan dan Kriminalitas.
Narkoba berkaitan dengan kejahatan sedikitnya dalam tiga hal:
a) Kepemilikan narkoba merupakan pelanggaran criminal
16
b) Karena nerkoba seperti kokain dan heroin sangat mahal, para
pengguna sering kali berpaling pada kejahatan untuk
membiayai kebiasaan mereka.
c) Dampak narkoba itu sendiri dapat mengarah pada kegiatan
kriminal dan tindakan kekerasan. Kokain, Khususnya bila
dicampurkan dengan alkohol dapat menimbulkan perilaku
penuh kekerasan dalam diri seseorang yang mungkin berwatak
lembut.
b. Bagi Keluarga dan Masyarakat
1) Kehidupan Keluarga tidak Berfungsi Normal
Mungkin kerusakan paling parah akibat narkoba adalah dalam
keluarga. Seringkali, kehidupan keluarga tidak berfungsi normal
lagi berkaitan erat dengan penyalahgunaan narkoba.
2) Kerugian Besar Bagi Negara Indonesia
Menyadari bahwa sebagian besar pengguna narkoba adalah
generasi muda dan berada dalam usia produktif, menunjukan
kerugian besar bagi Negara Indonesia. Komponen biaya ekonomi
yang dikeluarkan antara lain adalah biaya konsumsi norkoba, biaya
terapi dan rehabilitasi, biaya produktifitas yang hilang, kematian
akibat narkoba dan tindakan kriminalitas.
3) Kerugian yang Lebih Besar
17
Kerusakan sosial yang diakibatkan narkoba terhadap masyarakat
seperti kerugian akibat kehancuran atas begitu banyak keluarga,
penganiayaan dan kematian premature dari begitu banyak orang.
C. BIMBINGAN KONSELING BAGI PENYALAHGUNA NARKOBA
Dalam bimbingan konseling sendiri, terdapat satu matakuliah yang
didalamnya membahas tentang narkoba yaitu Konseling Napza. Metode yang sering
dipakai dalam menangani masalah narkoba yaitu Konseling Individu, Konseling
Keluarga dan Konseling Kelompok. Konseling bagi korban penyalahguna narkoba
merupakan hubungan antara konselor dengan pengguna narkoba, dalam rangka
membantu meningkatkan kesadaran akan masalah yang dialaminya serta potensi-
potensi atau kekuatan-kekuatannya yang akan digunakan dalam melakukan perubahan
perilaku untuk mengatasi kesulitan dan menentukan keputusan.
Konseling dalam menangani korban penyalahguna narkoba, antara lain berupa
konsultasi pribadi, kelompok/keluarga yang sifatnya konstruktif dan memberikan
solusi yang menguntungkan semua pihak yang terkait, tidak saling menyalahkan dan
tidak ada kehilangan muka (loosing face). Konseling bagi korban penyalahguna
narkoba tidak bisa dilakukan oleh sebarang orang, melainkan oleh seorang profesional
yaitu orang yang telah memperoleh pendidikan dan pelatihan Konseling Napza dan
mempunyai keahlian di bidangnya masing-masing, termasuk juga pengetahuan
tentang Narkoba.
18
1. Tahapan Konseling Bagi Korban Penyalahguna Narkoba
Pelaksanaan konseling yang diberikan oleh konselor bagi korban
penyalahguna narkoba hanya dapat dilakukan dan efektif bilamana ada
motivasi dari yang bersangkutan (konseli) dan terprogram dalam tahapan-
tahapan (session) yang berlangsung selama 1-3 bulan atau tergantung dari
berat ringannya permasalahan, ataukonseling bisa juga dilakukan sewaktu-
waktu (insidentil) tergantung dari permasalahan yang timbul dan dapat
diselesaikan dalam 1-2 kali tahapan.
Tahapan-tahapan konseling bagi korban penyalahgunaan narkoba dapat
diprogramkan sebagai berikut :
a. Minggu Ke-1
Konseling tahap pertama ini berisikan maksud dan tujuan
konseling, untuk membangkitkan motivasi dari pihak konseli
maupun konselor. Pihak konseli mengutarakan garis-garis besar
pokok permasalahan yang sedang dihadapi, sementara itu konselor
menginventarisasi dan membuat skala prioritas dari permasalahan
yang disampaikannya.
b. Minggu Ke-2
Konseling pada tahap kedua ini, kondisi mental emosional konseli
sudah mulai stabil, yang mana pembahasan permasalahan sudah
dapat lebih rasional. Pihak konselor akan menyampaikan skala
prioritas permasalahan yang telah diinventarisasi sebelumnya.
Selanjutnya dibahas melalui dialog interaktif antara konselor dan
19
konseli sampai timbul pemahaman diri (insight) yang sifatnya
objektif terhadap permasalahan yang dihadapinya.
Konselor hendaknya mampu membangkitkan harapan
(hope) dan kepercayaan diri (self confidence) sehingga secara tidak
langsung konseli pada akhirnya mampu menyelesaikan
permasalahannya sendiri. Jadi dalam hal ini pihak konselor
bentindak sebagai pembimbing atau fasilitator. Selanjutnya teknik
konseling yang dilakukan oleh konselor disesuaikan dengan tingkat
pendidikan dan pengetahuan umum dari konseli dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
c. Minggu Ke-3
Konseing tahap ketiga ini, merupakan kelanjutan dari minggu
sebelumnya membahas skala prioritas yang kedua dari sejumlah
permasalahan yang ditunjukan oleh konseli, dan begitulah
seterusnya tahapan demi tahapan sampai semua permasalahan
terselesaikan.
Dalam mengimplementasikan tahapan-tahapan tersebut, maka
kedudukan konselor bagi konseli adalah sebagai penasehat, bukan dukun,
bukan “orang pintar”, paranormal dengan memberikan pengobatan irrasional,
karena konselor profesional hendaknya memahami etika moral. Dan juga
bukan sebagai “hakim” yang memutuskan sesuatu permasalahan yang seeding
dihadapi konseli itu sebagai suatu keputusan yang memojokkan atau membuat
konseli kehilangan muka (loosing face).
20
2. Prinsip-prinsip Konseling Bagi Korban Penyalahguna Narkoba
Konselor bagi korban penyalahguna narkoba dalam memberikan
nasehat dan dukungan sebaiknya memperhatiikan berbagai prinsip, sehingga
dukungan yang diberikan kepada klien berjalan dengan baik, yang meliputi
prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Prinsip Penerimaan (Acceptance)
Konselor dalam menasehati pecandu penyalahguna/ketergantungan napza,
harus menerima pecandu/konseli dengan apa adanya tanpa membedakan
“SARA”.
b. Prinsip Individualisasi (ndividualization)
Konselor dalam menasehati konseli/pecandu penyalahguna/ketergantungan
napza, harus melihat individu yang unik, yang dibedakan dengan lainnya
dalam memberikan konseling.
c. Prinsip Tidak Menghakimi (Non-Judgmental Attitude)
Konselor dalam menasehati konseli/pecandu penyalahguna/ketergantungan
napza, dengan mempertahankan sikap tidak menghakimi terhadap
keberadaanya.
d. Prinsip Rasionalitas (Rasionality)
Konselor dalam menasehati konseli/pecandu penyalahguna/ketergantungan
napza, dengan pandangan yang objektif dan faktual terhadap
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, serta membantu dalam
pengambilan keputusannya.
21
e. Prinsip Empati (Empathy)
Konselor dalam menasehati konseli/pecandu penyalahguna/ketergantungan
napza, harus mampu memahami apa yang sedang terjadi pada dirinya
(termasuk yang sedang dirasakan dalam situasi dan kondisinya, serta
dipikirkan), tanpa kehilangan obyektivitas.
f. Prinsip Ketulusan (Gunuineness)
Konselor dalam menasehati konseli/pecandu penyalahguna/ketergantungan
napza, harus memiliki ketulusan dan kesungguhan dalam
mendampinginya. Dimana konselor juga harus memiliki kemampuan
untuk menyampaikan berbagai ekspresi perasaan, sikap, pemikiran, dan
perilaku yang benar-benar mencerminkan pikiran dan perasaan.
g. Prinsip Tidak Memihak (Impartiality)
Konselor dalam menasehati konseli/pecandu penyalahguna/ketergantungan
napza, tidak membeda-bedakan antara pecandu maupun pihak terkait
lainnya dengan permasalahannya antara satu dengan yang lainnya.
h. Prinsip Mawas Diri (Self-Awareness)
Konselor dalam menasehati konseli/pecandu penyalahguna/ketergantungan
napza, harus mampu memahami berbagai keterbatasan dan potensi yang
akan diberikan kepada pecandu.
i. Prinsip Kerahasiaan (Confidentiality)
Konselor dalam menasehati konseli/pecandu penyalahguna/ketergantungan
napza, harus mampu memahami berbagai keterbatasan dan potensi yang
akan diberikan kepada pecandu.
22
j. Prinsip Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Konselor dalam menasehati konseli/pecandu penyalahguna/ketergantungan
napza, harus berupaya sepenuhnya dalam memberikan informasi kepada
masyarakat tentang dinamika permasalahan pecandu, hal ini diperlukan
terhadap pemahaman informasi yang sangat diperlukan dalam upaya
pemulihannya.
k. Prinsip Kompetensi
Konselor dalam menasehati konseli/pecandu penyalahguna/ketergantungan
napza, harus memahami bahwa profesi sebagai konselor dalam bidang
konseling sosial ini berlandaskan kompetensi profesional yang menjunjung
tinggi kesejahteraan masyarakat, pecandu/konseli, serta rekan sejawat,
serta memahami kebutuhan akan pengetahuan dan keterampilan yang
berkesinambungan.
l. Prinsip Standar Hukum dan Moral
Konselor dalam menasehati konseli/pecandu penyalahguna/ketergantungan
napza, harus menjunjung tinggi hukum serta nilai-nilai moral masyarakat
yang berlaku sehubungan dengan perilaku profesional konselor.
3. Strategi Konseling Bagi Korban Penyalahguna Narkoba
Strategi konseling bagi konseli/korban penyalahguna narkoba
ditujukan baik untuk mengalihkan pola gaya hidup bebas dari narkoba,
maupun untuk menurunkan perilaku-perilaku beresiko sebagai dampak dari
kecanduan terhadap narkoba. Strategi diarahkan sebagai berikut:
23
a. Refusal skill & Assertiveness training : Pelatihan untuk mengajarkan
pecandu agar mampu menolak terhadap napza dan perilaku-perilaku
lainnya.
b. Other skill training : Pelatihan untuk membantu pecandu agar mampu
meningkatkan keterampilan komunikasi dan kemampuan dalam
memecahkan masalah.
c. Cognitif restructuring : Melalui upaya agar pecandu mampu menentang
terhadap proses-proses berfikir yang destruktif dan mampu meningkatkan
self-esteeme-nya.
d. Relaxation training : Pelatihan mengarahkan pada memperlengkapi
pecandu dengan berbagai alternative tentang cara-cara untuk mengatasi
kecemasan.
e. Relapse Prevention : Upaya pencengahan yang diarahkan untuk membantu
pecandu agar mampu mengenali dan berhadapan dengan situasi-situasi
yang cenderung dapat menyebabkan kekambuhan kembali pada perilaku
yang tidak nyaman.
f. Self-Help Groups : Upaya penguatan melalui kelompok NA (Narcotics
Anonymous), melalui penyediaan support dan membantu pecandu dalam
mencapai tujuannya agar bebas dari kecanduan terhadap napza.
4. Teknik Konseling Bagi Korban Penyalahguna Narkoba
Keberhasilan konseling bagi korban penyalahguna narkoba banyak
ditentukan oleh keefektifan konselor dalam menggunakan berbagai teknik-
teknik berhubungan dengan korban penyalahguna narkoba. Hubungan antara
24
konselor dengan klien merupakan inti proses konseling dan psikotterapi. Oleh
karena itu para konselor hendaknya menguasai berbagai teknik dalam
menciptakan hubungan antara konselor dengan klien, terdiri dari:
a. Teknik Rapport
Mempunyai makna sebagai suatu kondisi saling memahami dan mengenal
tujuan bersama. Tujuan utama teknik ini adalah untuk menjembatani
hubungan antara konselor denan pecandu/konseli, sikap penerimaan dan
minat yang mendalam terhadap pecandu/konseli dan masalahnya.
Sehingga akan tercipta suasana hubungan yang akrab, yang ditandai
dengan saling mempercayai.
b. Teknik Refleksi Perasaan
Teknik ini merupakan suatu upaya konselor untuk menyatakan hubungan
verbal dan hubungan non verbal, dengan menunjukan sikap yang esensial.
Refleksi ini merupakan teknik penengah yang bermanfaat untuk digunakan
setelah hubungan permulaan dibuat dan sebelum pemberian informasi dan
tahap selanjutnya dimulai.
c. Teknik Nasihat, Informasi dan Test
Teknik ini bertujuan untuk mengalihkan sikap dan perilaku
pecandu/konseli. Konselor dalam memberikan nasehat bagi pecandu
penyalahguna/ketergantungan napza, disertai dengan bujukan, karena
konselor mempunyai pandangan bahwa pecandu dapat mengikuti proses
konseling.
25
5. Model Konseling Bagi Korban Penyalahguna Narkoba
Model konseling sebaiknya diarahkan pada tiga model, yang mana
harus disesuaikan dengan identifikasi permasalahan pada masing-masing
konseli, yaitu sebagai berikut:
a. Model Pengobatan
Model pengobatan bagi pecandu penyalahguna/ketergantungan napza
haruslah rasional dan dapat dipertanggungjawabkan dari segi medic, maka
untuk itu perlu disokong oleh rumah sakit, karena penyalahgunaan dan
ketergantungan terhadap napza berkaitan dengan terganggunya sistem
neurotransmitter pada susunan syaraf otak yang dapat menimbulkan
gangguan mental dan perilaku.
b. Model Narcotics Anonymous
Model Narcotics Anonymous ini melalui dukungan teman yang kuat,
pecandu dibantu untuk membuat perubahan gaya hidup yang radikal, untuk
menjahui diri dari penyalahgunaan dan ketergantungannya dari napza
(kecanduan terhadap napza).
c. Model Therapeutic
Dalam model Therapeutic seorang penyalahgunaan dan ketergantungan
napza disebut sebagai pecandu, untuk itu konselor melalui Therapeutic
dalam memberikan konseling diarahkan pada permasalahan yang spesifik
dari dampak permasalahan tersebut.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. PENDEKATAN PENELITIAN
Berdasarkan pada pokok permasalahan yang dikaji, yaitu mengenai
Identifikasi Faktor Penyebab Remaja Menyalahgunakan Narkoba maka penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif yakni suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah
sosial. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2001) mengemukakan bahwa metodologi
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
Dengan data yang berupa kata-kata maka penelitian kualitatif mampu
menjelaskan alur cerita maupun makna-maknanya.
B. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian ini dilakukan di Negeri Ory, Kecamatan Pulau Haruku,
Kabupaten Maluku Tengah.
C. SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah 6 orang remaja mantan penyalahguna
narkoba
27
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap di lapangan maka peneliti
menggunakan beberapa teknik yakni :
1. Observasi
Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau
mengamati individu atau kelompok secara langsung.
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan
mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan
dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak
langsung.
E. TEKNIK ANALISA DATA
Dalam penelitian ini teknik analisa data yang penulis gunakan adalah teknik
analisa deskriptif kualitatif (berupa kata-kata bukan angka). Menurut Miles dan
Huberman (1992:16-20) dalam analisis kualitatif data yang muncul berwujud kata-
kata dan bukan rangkaian angka-angka. Data tersebut telah dikumpulkan dalam
berbagai cara seperti observasi, wawancara, atau intisari rekaman yang kemudian “di
proses” melalui pencatatan, pengetikan atau pengaturan kembali.
Berdasarkan dari teori analisis data tersebut maka analisa data penelitian ini
mengikuti analisis Miles dan Huberman yaitu tahap reduksi data, menyajikan data,
penarikan kesimpulan dan verifikasi.
28
Pertama, pereduksi data di lakukan dalam proses pemilihan, pengidentifikasian,
penyeleksian dan pengklasifikasian terhadap data yang telah di catat. Pada tahap
pengumpulan data berdasarkan aspek yang telah di tentukan dalam penelitian ini,
reduksi data ini dimulai sejak awal pengumpulan data sampai penyusunan hasil
penelitian.
Kedua, Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.
Ketiga, Menarik kesimpulan dalam penelitian ini terhadap hasil penafsiran dan
evaluasi.
F. PENGECEKAN KEABSAHAN DATA
Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data menggunakan teknik
sebagaimana dikemukakan oleh Moeleong yaitu : ketekunan pengamatan, tringulasi,
dan kecakupan referensial (Meoleong, 2001).
Pertama, penyajian keabsahan data dengan ketekunan pengamatan dilakukan
dengan cara mengamati dan membaca secara cermat sumber data penelitian sehingga
data yang diperlukan dapat di identifikasi, di pilih dan diklasifikasikan.
Kedua, trigulasi digunakan untuk pemeriksaan keabsahan data dengan
memanfaatkan sumber lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
pembandingan data (Moeloeng, 2001).
Ketiga, penyajian data dengan kecukupan referensi dilakukan dengan cara
membaca dan menelaah sumber-sumber data dan sumber pustaka relevan dengan
masalah penelitian secara berulang-ulang agar diperoleh pemahaman yang memadai.
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Negeri Ory terdiri dari 6 Villa, yaitu: Villa Tanama, Villa Fom, Villa
Casanova, Villa Armada, Villa Garuda & Villa Gergenter. Negeri yang terletak di
bagian utara Kecamatan Pulau Haruku Kabupaten Maluku Tengah Provinsi
Maluku ini, Diapit oleh Negeri Kariu (di bagian barat), Negeri Hulaliu (bagian
timur), Negeri Aboru (bagian selatan). Keseluruhan jumlah penduduk adalah
3.327 orang. Mayoritas bahkan 100% warganya beragama Islam dan memengang
paham Syariat bila dibandingkan dengan Negeri tetangga yang memengang
paham Ma’arifat. Budaya di negeri Ory sendiri adalah budaya Islam, namun ada
beberapa masih melaksanakan adat warisan nenek moyang.
Luas wilayah tidak lebih 2 km2, berkoordinat 3º31’37”S-128º30’42”E.
Iklim tropis dengan musim hujan dan kemarau ada batasan yang jelas, musim
hujan antara bulan Juni s/d November dan musim kemarau terjadi pada bulan
Desember s/d Mei. Kondisi geografis Negeri Ory yang terdiri dari dataran rendah
yang ralatif datar hanya ada perbukitan tetapi ketinggiannya tidak lebih dari 700
meter di atas permukaan air laut.
B. HASIL PENELITIAN
Usia remaja merupakan usia yang rentan terhadap hal-hal yang bersifat
negatif. Segala pengaruh dari luar dapat membuat remaja tidak dapat
mengendalikan dirinya dari pengaruh negatif. Permasalahan yang di hadapi oleh
remaja dapat membuat mereka menjadi korban dari peredaran narkoba. Penyebab
30
remaja menjadi korban narkoba berasal dari beberapa faktor, diantaranya yaitu
pengaruh individu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
teman sebaya.
Pengaruh Individu biasanya datang dari diri remaja yang tidak dapat
mengendalikan dirinya, dikarenakan remaja mengalami perubahan biologi,
psikologi maupun sosial yang pesat, sehingga remaja sering mengalami
kecemasan dan depresi. Lingkungan keluarga menjadi penyebab remaja
menyalahgunakan narkoba biasanya dikarenakan kehidupan keluarga yang kurang
harmonis sehingga terkadang orang tua belum dapat menjadi teladan bagi anaknya
serta kurangnya kehidupan beragama. Lingkungan sekolah dan masyarakat
menjadi lingkungan yang sangat rentan terhadap penyelundupan narkoba, hal ini
karena pada usia sekolah biasanya remaja suka mencoba hal baru. Lingkungan
teman sebaya juga menjadi faktor yang sangat rentan terhadap penyalahgunaan
narkoba di karenakan mereka akan mengikuti gaya hidup teman sebayanya agar di
akui oleh kelompok sebayanya tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh penyebab terbanyak dalam kasus
remaja korban narkoba yang dialami klien adalah karena faktor lingkungan teman
sebaya dan lingkungan keluarga.
Berikut ini adalah penuturan salah satu Klien, ARW (17th) mengenai
alasan dia memakai narkoba:
”Waktu itu beta dapa ajak dari tamang par coba pake saja, tapi karena
akang pung efek biking enak jadi beta ketagihan”. (wawancara tanggal 06
Mei 2017)
31
Hal senada juga diungkapkan oleh MSD (18th) yang menjelaskan alasan
dia memakai narkoba :
“Itu karena pergaulan yang salah jadi biking beta sampe pake barang itu.”
(wawancara tanggal 06 Mei 2017)
Alasan yang sama juga di sampaikan oleh FEP (17th) yang
mengemukakan penyebab dia memakai narkoba :
“Karena pergaulan yang salah arah yang membuat beta terjerumus untuk
menggunakan narkoba dan juga rata-rata tamang nongkrong samua
pemakai dan peminum. ( wawancara tanggal 06 Mei 2017 )
Hal senada juga diungkapkan oleh AMT (17th) yang menjelaskan alasan
dia memakai narkoba:
“Yang menyebabkan beta pakai narkoba dulu tu karena ajakan
teman.”(wawancara tanggal 07 Mei 2017)
Selain itu salah seorang klien berinisial FR (17th) menjelaskan alasan dia
memakai narkoba:
“Awalnya beta cuma minum-minum sopi karena ajakan tamang, lalu
sekitar 2 bulan setelahnya teman mulai ajak beta par pake ganja dan lem.”
( wawancara tanggal 07 Mei 2017 )
Selain remaja di atas, masih terdapat salah seorang remaja yang
mengungkapkan alasan mereka terjerumus dalam lingkaran narkoba dikarenakan
lingkungan keluarga, seperti halnya yang diungkapkan MFL (17th) ketika
diwawancarai pada tanggal 07 Mei 2017 sebagai berikut:
32
“Karena beta rasa sandiri, keluarga seng ada yang peduli deng beta lai.
Beta pung Bapa deng Mama cuma urus dong punya keluarga baru saja la
lupa beta.”
Beberapa alasan lain mengapa remaja menyalahgunakan narkoba adalah
karena faktor kepribadian/dari individu itu sendiri, seperti yang di ungkapkan oleh
ARW dan MSD. Berikut ini merupakan pernyataan dari ARW (17th), alasan yang
menyebabkan dia menggunakan narkoba ialah
“Karena beta malu hati deng tamang-tamang dong, dong samua pake la
beta seng. Nanti dong bilang beta seng gaul. Tapi pas beta rasa akang,
ternyata nikmat lai.”(wawancara tanggal 06 Mei 2017)
Hal senada juga diungkapkan oleh MSD (18th) yang menjelaskan alasan
dia memakai narkoba:
“Kalau sopi tu minum deng tamang-tamang par ramean saja, tapi bila ada
masalah yah pake ganja par Anyo sadiki”(wawancara tanggal 06 Mei 2017)
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa remaja Klien di atas, dapat
diambil kesimpulan bahwa dari 6 remaja klien yang diambil sebagai responden
terdapat 5 remaja yang menyalahgunakan narkoba dikarenakan pengaruh teman
sebaya. 1 remaja menyalahgunakan narkoba dikarenakan pengaruh lingkungan
keluarga. Selain itu, pengaruh dari kepribadian/intern diri sendiri juga
mempengaruhi remaja menggunaka narkoba.
33
C. PEMBAHASAN
Masa remaja merupakan masa transisional (peralihan) dari masa kanak-
kanak ke masa dewasa. Dalam proses transisi tersebut seringkali remaja
menunjukkan gejala-gejala psikologis yang menjadi problem dalam
kehidupannya. Masa remaja juga disebut periode storm and drag dan masa
sensitif yaitu periode dimana terjadi gejolak emosi dan tekanan kejiwaan yang
sangat besar pada diri remaja yang apabila tidak mampu mengendalikan dan
mengontrolnya dengan baik dan terarah, maka remaja akan melakukan tindakan
perusakan, penyimpangan dan pelanggaran norma-norma, aturan dan ketentuan-
ketentuan agama, norma sosial dan aturan pemerintahan serta tergelincir dan jatuh
dalam kehidupan yang gelap dan suram. Selanjutnya, adanya kesimpangsiuran
terhadap nilai-nilai moral, etika, sosial dan tata kehidupan kemasyarakatan dan
kenegaraan membuat kaum remaja bertambah bimbang, bingung, dan ragu-ragu,
sehingga mereka bertanya-tanya dalam hatinya yang sebenarnya harus dipilih dan
diikuti.
Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia terutama provinsi
Maluku saat ini yaitu penyalahgunaan narkoba yang di lakukan oleh remaja.
Penyalahgunaan narkoba tersebut erat kaitannya dengan penularan berbagai
penyakit, salah satunya HIV/AIDS karena penggunaan jarum suntik secara
bergilir. Penyebab dominan remaja menjadi korban napza yaitu karena faktor
lingkungan teman sebaya. Teman sebaya memberi pengaruh yang sangat besar
karena biasanya suka meniru perilaku teman sebaya mereka. Remaja melakukan
hal tersebut karena keinginan kuat yang di miliki remaja untuk diterima oleh
34
kelompok sebayanya, bila kelompok sebaya tersebut menyalahgunakan narkoba,
maka remaja akan terjerumus kedalam penyalahgunaan narkoba.
Ada berbagai macam faktor yang menyebabkan remaja menyalahgunakan
narkoba di antaranya adalah faktor lingkungan teman sebaya dan faktor
lingkungan keluarga. Faktor lingkungan teman sebaya tersebut meliputi pergaulan
bebas, kebanyakan teman yang sepergaulan yang memakai narkoba. Faktor
lingkungan keluarga meliputi kurangnya perhatian orang tua, keluarga broken
home, merasa sendiri karena kesepian di rumah.
Berdasarkan hasil penelitian di Negeri Ory, sebagian besar dari 6 remaja
korban penyalahgunaan narkoba yang di ambil sebagai responden, terdapat 5
remaja menyalahgunakan napza di akibatkan karena pengaruh lingkungan teman
sebaya dan 1 remaja menyalahgunakan narkoba di akibatkan karena pengaruh
lingkungan keluarga. Selain itu pengaruh kepribadian/intern diri sendiri juga
mempengaruhi remaja menggunaka narkoba.
Maka berdasarkan data di atas, di peroleh faktor penyebab terbanyak
dalam penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh klien di Negeri Ory di
karenakan faktor lingkungan teman sebaya, faktor lingkungan keluarga. dan
karena faktor kepribadian.
Data di atas sesuai dengan pendapat Abdul Rozak dan Wahdi Sayuti
(2006: 24) yang menyatakan bahwa penyebab penyalahgunaan narkoba yang
dilakukan oleh remaja lebih dikarenakan faktor lingkungan teman sebaya.
Lingkungan teman dan masyarakat sekitar di mana remaja tersebut tinggal juga
dapat mempengaruhi remaja untuk masuk ke dalam penyalahgunaan narkoba.
35
Lingkungan sosial yang tidak baik akan dapat mempengaruhi remaja untuk
berkelakuan tidak baik. Jika sebuah lingkungan sosial akrab dengan
penyalahgunaan narkoba, maka lingkungan itu secara potensial dapat menyeret
remaja masuk kedalam penyalahgunaan narkoba. Sebaliknya jika lingkungan
sosial baik, di mungkinkan remaja akan meniru perilaku yang baik tersebut.
Pendapat senada mengenai penyebab penyalahgunaan narkoba juga di
kemukakan Partodiharjo ( 2010: 78 ) Banyak penggunaan narkoba yang awalnya
di mulai karena pengaruh orang lain. Bentuk pengaruh orang lain itu dapat
bervariasi, mulai dari bujuk rayu, tipu daya sampai ke paksaan. Hal tersebut
terbukti dengan adanya responden 6 orang dimana 5 orang merupakan remaja
yang menyalahgunakan narkoba di sebabkan karena faktor lingkungan teman
sebaya.
Berdasarkan data yang di peroleh 1 dari 6 remaja yang di ambil sebagai
responden di Negeri Ory, menyalahgunakan narkoba disebabkan karena faktor
lingkungan keluarga. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Partodiharjo (2010 : 77)
Banyak pengguna narkoba yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis.
Keluarga yang seharusnya menjadi wadah untuk menikmati kebahagiaan dan
curahan kasih sayang. Namun pada kenyataanya keluarga seringkali justru
menjadi pemicu anak untuk memakai narkoba karena keadaan keluarga itu kacau
balau. Hubungan antar keluarga dingin, bahkan tegang dan bermusuhan. Konflik
didalam keluarga dapat mendorong anggota keluarga merasa frustasi, sehingga
terjebak memilih narkoba sebagai solusi. Biasanya yang paling rentan terhadap
stress adalah anak, kemudian suami dan istri sebagai benteng terakhir. Hal
36
tersebut terbukti dengan adanya responden 6 orang dimana 1 orang merupakan
remaja yang menyalahgunakan narkoba di sebabkan karena faktor lingkungan
keluarga.
Penyebab lain remaja menyalahgunakan napza yaitu karena faktor
kepribadian atau intern dari diri sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Abdul
Rozak dan Wahdi Sayuti (2006: 22), Faktor kepribadian merupakan salah satu
bagian dari penyebab terjadinya penyalahgunaan narkoba pada remaja. Hal ini
biasanya dapat dilihat dari kecenderungan sifat remaja yang suka memberontak
terhadap aturan dan norma, serta mulai munculnya sifat penasaran dan ingin
mencoba sesuatu yang baru. Secara umum, beberapa hal yang menjadi penyebab
terjadinya penyalahgunaan napza yang berasal dari unsur individu remaja adalah
faktor perkembangan usia, pandangan atau persepsi yang keliru, serta lemahnya
tingkat pemahaman dan praktik keagamaan. Pendapat tersebut senada dengan
Partodiharjo (2010 : 72) yang menyatakan bahwa faktor penyebab remaja
menyalahgunakan napza yaitu salah satunya karena faktor kepribadian yaitu
kurangnya pengendalian diri yang menyebabkan ingin dianggap hebat, rasa setia
kawan, dan rasa kecewa, frustasi dan kesal. Pendapat tersebut juga sesuai dengan
data yang di peroleh di mana 2 dari 6 orang klien remaja korban penyalahgunaan
narkoba di Negeri Ory menyalahgunakan napza dikarenakan faktor kepribadian.
Jadi, berdasarkan hasil penelitian terhadap 6 klien remaja korban
penyalahgunaan narkoba di Negeri Ory dapat diambil kesimpulan bahwa faktor
lingkungan teman sebaya menjadi faktor utama yang menyebabkan remaja di
Negeri Ory menyalahgunakan narkoba. Sedangkan penyebab kedua remaja
37
menyalahgunakan napza dikarenakan faktor lingkungan keluarga, dan penyebab
ketiga ialah faktor kerpribadiaan.
38
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
Secara garis besar faktor yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan
narkoba di kalangan remaja terdiri dari Faktor Kepribadian, Faktor Keluarga serta
Faktor Ekonomi, Faktor Lingkungan, Faktor Narkoba, Faktor Teman Sebaya, Faktor
Sekolah, Faktor Sosial / Masyarakat Dan Faktor Populasi yang Rentan.
Dari beberapa faktor tersebut yang terlihat paling dominan yang menyebabkan
terjadinya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja adalah disebabkan karena
faktor teman sebaya/pergaulan, dimana karena pergaulan yang terlalu bebas dan tidak
terkontrol menyebabkan remaja hilang kendali sehingga mudah terpengaruh dengan
mengkonsumsi narkoba. ini karena kondisi kepribadian remaja yang tergolong masih
labil sehingga remaja mudah terbujuk untuk menyalahgunakan narkoba tanpa
memikirkan dampak buruk dari narkoba itu sendiri.
Keluarga juga menjadi faktor yang menyebabkan remaja menyalahgunakan
narkoba. Broken Home menjadi alasan remaja menyalahgunakan narkoba, proses
perceraian selalu menimbulkan goncangan jiwa yang mengggores luka batin dalam
diri anak. Akibatnya, anak/remaja menjadi stres, ketakutan, cemas, bahkan depresi
maupun frustasi. Kondisi emosional anakyang tergoncang inilah yang kemudian
memicu rasa benci kepada orangtuanya, sehingga ia berusaha “menjauhi” kedua orang
39
tuannya. Dalam kondisi yang demikian, ia akan memperoleh perhatian dari teman-
temannya, khususnya teman yang mempunyai pengalaman serupa.
Selain itu, Kepribadian yang paling berperan menentukan apakah ia akan atau
tidak akan menjadi pengguna narkoba. Keputusannya dipengaruhi oleh dorongan dari
dalam maupun luar dirinya. Dorongan dari dalam biasanya menyangkut kondisi
kejiwaan seseorang yang membuatnya mampu atau tidak mampu melindungi dirinya
dari penyalahgunaan narkoba. Dorongan atau motivasi merupakan predisposisi untuk
menggunakan obat, misalnya ingin mencoba-coba, pendapat bahwa narkoba bisa
menyelesaikan masalahnya, dan sebagainya.
Dorongan memakai narkoba bisa disebabkan adanya masalah pribadi seperti
stress, tidak percaya diri, takut, ketidakmampuan mengendalikan diri, tekanan mental
dan psikologis menghadapi berbagai persoalan, dan masih banyak lagi yang
menyangkut diri atau kepribadian seseorang. Kepribadian tidak begitu saja terbentuk
dari dalam individu melainkan juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang tertanam sejak
kecil melalui proses enkulturasi dan sosialisai baik dari keluarga maupun lingkungan
masyarakat.
Kemampuan membentuk konsep diri (self concept), sistem nilai yang teguh
sejak kecil, dan kestabilan emosi merupakan beberapa ciri kepribadian yang bisa
membantu seseorang untuk tidak mudah terpengaruh atau terdorong menggunakan
narkoba.
40
B. SARAN
Saran dalam penelitian diberikan kepada orang tua, masyarakat, Bimbingan
dan Konseling, peneliti selanjutnya dan institusi BNNP Maluku, adapun saran
tersebut yaitu :
1. Bagi Orang Tua
Diharapkan peran orang tua untuk lebih mengawasi dan membimbing anggota
keluarganya, serta lebih meluangkan waktunya untuk selalu berada disisi anak-
anaknya dalam kondisi apapun, sehingga remaja tidak terjerumus melakukan hal-
hal yang menyimpang terutama melakukan penyalahgunaan narkoba.
2. Bagi masyarakat
Masyarakat hendaknya melakukan kegiatan yang positif dan berguna agar remaja
tidak terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba serta memperdalam iman dan
taqwa guna ketahanan diri dalam menghadapi dan memecahkan permasalahan
hidup.
3. Bagi Bimbingan dan Konseling
Peran bimbingan dan konseling di dalam upaya penanganan korban pengguna
narkoba menjadi sangat kompleks, karena selain perawatan baik medis maupun
psikhis, juga bimbingan sosial, mental dan spiritual. Hal ini tidak mungkin bisa
dilakukan pembimbing dan konselor sendirian, tetapi butuh bantuan dari pihak
lain yang kompeten menangani medis, sosial dan moral spiritual, sehingga banyak
balai rehabilitasi menjalin kerjasama dengan rumah sakit jiwa, kementrian agama,
balai latihan kerja, dinas sosial dan peran serta masyarakat sekitar untuk
41
menciptakan situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan mereka kembali
menggunakan barang haran tersebut.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk meneliti faktor-faktor lain yang
mempengaruhi remaja menyalahgunakan narkoba yang belum diungkap dalam
penelitian ini agar memperoleh gambaran yang lebih lengkap. Dengan begitu hasil
yang diperoleh dapat digunakan sebagai data untuk mengembangkan kapasitas
individu
5. Bagi BNNP Maluku
Diharapkan pihak BNN Provinsi Maluku lebih meningkatkan pengawasan dan
menindak tegas para pelaku kejahatan narkoba yang dapat merusak generasi
bangsa, serta lebih meningkatkan pemahaman-pemahaman kepada masyarakat
akan bahaya penyalahgunaan narkoba.
DAFTAR PUSTAKA
Adi. 2011. “Kurir Narkoba Ditangkap BNNP Maluku”. Terasmaluku., 16 Juni 2011
BNN, 2015. Jenis-jenis Narkoba dan Dampaknya, Jakarta: Leaflet BNN
BNN, 2015. Pelajar daan Bahaya Narkotika, Jakarta: Deputi Bidang Pencegahan
BNN, 2016. Cegah dan Berantas Penyalah Gunaan Narkoba #stopnarkoba, Jakarta:
Leaflet BNN
Budianto. 1989. Narkoba dan Pengaruhnya, Bandung: Ganeca Exact.
http://nurulistiqomah006.blogspot.co.id/2013/04/penyalagunaan -narkoba-di-kalangan.html/
diakses tanggal 03 Desember 2016
http://www.abatase.com/pustaka/details/sosok.ulama/584,
diunduh Selasa, 25 April 2017, Jam 09.10 WIT).
Milles, Mathew B,dan Michael A. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta : UI Press
Moleong, Lexy. J. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Partodiharjo,S. 2010. Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya. Jakarta : Erlangga
Pedoman Pencegahan Penyalagunaan Narkoba di Sekolah - Buku Pegangan Guru,
Jakarta: Kemendikbud.
Razak, Abdul dan Wahdi Sayuti. 2006. Remaja dan Bahaya Narkoba .
Jakarta : Prenada Media Group
Sofiyah. 2009. Mengenal Napza dan Bahayanya, Jakarta: Be Champion.
Suyadi. 2013. Mencegah Bahaya Penyalagunaan Narkoba Melalui Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa. Yogyakarta: ANDI.
Lampiran 1 : Hasil Wawancara
Hari/Tanggal : Sabtu, 06 Mei 2017
Lokasi Wawancara : MA Nadil Ulum Ory
Nama : ARW
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln. Veteran, No. 36, Ory
No Pertanyaan Jawaban
Penyebab Menjadi Korban Penyalahgunaan Narkoba
1 Apa pendidikan terakhir anda ? SMA
2 Apa yang menyebabkan Anda menjadi korban
penyalahgunaan Narkoba ?
Waktu itu beta dapa ajak dari
tamang par coba pake saja, tapi
karena akang pung efek biking
enak jadi beta ketagihan
3 Bagaimana kehidupan keluarga anda, apakah
keluarga anda masih utuh ?
Masih utuh
4 Bagaimana perhatian orang tua terhadap anda ? Karena beta anak laki-laki
sandiri, jadi beta diberi perhatian
lebih
5 Mulai kapan anda mengenal Narkoba ? Dari umur 12 tahun tu sudah
mengenalkan ganja
6 Sejak kapan anda menggunakan Narkoba ? Beta pertama kali pake tu sejak
umur 14 tahun
7 Darimanakah anda mendapatkan Narkoba ? Dari tamang nongkrong
8 Berapa tahun anda mengkonsumsi Narkoba ? 1 Tahun
9 Mengapa anda mengonsumsi Narkoba ? Karena beta malu hati deng
tamang-tamang dong, dong
samua pake la beta seng. Nanti
dong bilang beta seng gaul. Tapi
pas beta rasa akang, ternyata
nikmat lai.
10 Narkoba jenis apa yang sering anda pakai ? Laloit (Ganja Linting)
Hari/Tanggal : Sabtu, 06 Mei 2017
Lokasi Wawancara : MA Nadil Ulum Ory
Nama : MSD
Usia : 18 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln. Kecipir, No. 05, Ory
No Pertanyaan Jawaban
Penyebab Menjadi Korban Penyalahgunaan Narkoba
1 Apa pendidikan terakhir anda ? SMA
2 Apa yang menyebabkan Anda menjadi korban
penyalahgunaan Narkoba ?
Itu karena pergaulan yang salah
jadi biking beta sampe pake
barang itu
3 Bagaimana kehidupan keluarga anda, apakah
keluarga anda masih utuh ?
Bapa sudah meninggal dari beta
umur 4 tahun dan mama kawin
lagi waktu beta umur 7 tahun
4 Bagaimana perhatian orang tua terhadap anda ? Baik, Beta mama deng bapa tiri
sangat perhatian par beta
5 Mulai kapan anda mengenal Narkoba ? Dari umur 13 tahun
6 Sejak kapan anda menggunakan Narkoba ? Sejak SMP tu sudah minum sopi
deng skali-skali pake ganja
7 Darimanakah anda mendapatkan Narkoba ? Dari tamang skolah
8 Berapa tahun anda mengkonsumsi Narkoba ? 2 tahun
9 Mengapa anda mengonsumsi Narkoba ? Kalau sopi tu minum deng
tamang-tamang par ramean saja,
tapi bila ada masalah yah pake
ganja par Anyo sadiki
10 Narkoba jenis apa yang sering anda pakai ? Ganja
Hari/Tanggal : Sabtu, 06 Mei 2017
Lokasi Wawancara : MA Nadil Ulum Ory
Nama : FEP
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : MA
Alamat : Jln. Ikama Ory, No. 11, Ory
No Pertanyaan Jawaban
Penyebab Menjadi Korban Penyalahgunaan Narkoba
1 Apa pendidikan terakhir anda ? MA
2 Apa yang menyebabkan Anda menjadi korban
penyalahgunaan Narkoba ?
Karena pergaulan yang salah
arah yang membuat beta
terjerumus untuk menggunakan
narkoba dan juga rata-rata
tamang nongkrong samua
pemakai dan peminum
3 Bagaimana kehidupan keluarga anda, apakah
keluarga anda masih utuh ?
Masih utuh
4 Bagaimana perhatian orang tua terhadap anda ? Beta di sini tinggal deng nene
saja karena orang tua di masohi
jadi kurang ada perhatian dan
pengawasan.
5 Mulai kapan anda mengenal Narkoba ? Beta mengenal narkoba dari
umur 14 tahun
6 Sejak kapan anda menggunakan Narkoba ? Sejak SMP sudah minum
minuman beralkohol, pake ganja
dan lem
7 Darimanakah anda mendapatkan Narkoba ? Dari tamang-tamang
8 Berapa tahun anda mengkonsumsi Narkoba ? 2 tahun
9 Mengapa anda mengonsumsi Narkoba ? Karena tamang-tamang bilang
akang biking Anyo jadi beta pake
par kasi ilang masalah
10 Narkoba jenis apa yang sering anda pakai ? Ganja dan Lem
Hari/Tanggal : Minggu, 07 Mei 2017
Lokasi Wawancara : MA Nadil Ulum Ory
Nama : AMT
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : MA
Alamat : Jln. Buncis, No. 32, Ory
No Pertanyaan Jawaban
Penyebab Menjadi Korban Penyalahgunaan Narkoba
1 Apa pendidikan terakhir anda ? MA
2 Apa yang menyebabkan Anda menjadi korban
penyalahgunaan Narkoba ?
Yang menyebabkan beta pakai
narkoba dulu tu karena ajakan
teman
3 Bagaimana kehidupan keluarga anda, apakah
keluarga anda masih utuh ?
Harmonis
4 Bagaimana perhatian orang tua terhadap anda ? Kurang sih, karna orang tua
sibuk kerja
5 Mulai kapan anda mengenal Narkoba ? Dari kelas 1 SMP tu sudah tahu
narkoba dari senior di sekolah
6 Sejak kapan anda menggunakan Narkoba ? Sejak kelas 2 SMP
7 Darimanakah anda mendapatkan Narkoba ? Dari teman
8 Berapa tahun anda mengkonsumsi Narkoba ? 2 tahun
9 Mengapa anda mengonsumsi Narkoba ? Biar gaul to, deng karena bisa
biking pikiran tenang kalau ada
masalah
10 Narkoba jenis apa yang sering anda pakai ? Laloit (Ganja Linting)
Hari/Tanggal : Minggu, 07 Mei 2017
Lokasi Wawancara : MA Nadil Ulum Ory
Nama : FR
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln. Veteran, No. 14, Ory
No Pertanyaan Jawaban
Penyebab Menjadi Korban Penyalahgunaan Narkoba
1 Apa pendidikan terakhir anda ? SMA
2 Apa yang menyebabkan Anda menjadi korban
penyalahgunaan Narkoba ?
Awalnya beta cuma minum-
minum sopi karena ajakan
tamang, lalu sekitar 2 bulan
setelahnya teman mulai ajak beta
par pake ganja dan lem.
3 Bagaimana kehidupan keluarga anda, apakah
keluarga anda masih utuh ?
Utuh
4 Bagaimana perhatian orang tua terhadap anda ? Walau orang tua sibuk, tapi
perhatian tetap ada
5 Mulai kapan anda mengenal Narkoba ? SMP
6 Sejak kapan anda menggunakan Narkoba ? Sejak SMP kelas 2
7 Darimanakah anda mendapatkan Narkoba ? Dari tamang-tamang nongkrong
8 Berapa tahun anda mengkonsumsi Narkoba ? 1 tahun
9 Mengapa anda mengonsumsi Narkoba ? Karena desakan dari tamang
yang biking beta seng bisa par
tolak, karena nanti dong seng
batamang deng beta dan nanti
dong bilang beta seng gaul.
10 Narkoba jenis apa yang sering anda pakai ? Ganja dan lem
Hari/Tanggal : Minggu, 07 Mei 2017
Lokasi Wawancara : MA Nadil Ulum Ory
Nama : MFL
Usia : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Alamat : Jln. Bayam, No. 04, Ory
No Pertanyaan Jawaban
Penyebab Menjadi Korban Penyalahgunaan Narkoba
1 Apa pendidikan terakhir anda ? SMA
2 Apa yang menyebabkan Anda menjadi korban
penyalahgunaan Narkoba ?
Karena beta rasa sandiri,
keluarga seng ada yang peduli
deng beta lai. Beta pung Bapa
deng Mama cuma urus dong
punya keluarga baru saja la lupa
beta
3 Bagaimana kehidupan keluarga anda, apakah
keluarga anda masih utuh ?
Sudah Bercerai
4 Bagaimana perhatian orang tua terhadap anda ? Seng ada perhatian dari beta
pung bapa deng mama. Beta
tinggal deng bapa pung ade tapi
beta rasa kaya tinggal di tempat
asing karena seng ada yang
peduli deng beta
5 Mulai kapan anda mengenal Narkoba ? Sejak SMP kelas 2
6 Sejak kapan anda menggunakan Narkoba ? Pertama kali itu ya SMP dan
terus pakai sejak saat itu
7 Darimanakah anda mendapatkan Narkoba ? Kalau ganja beta deng tamang pi
bali di kailolo, tapi kalau lem
samua pondok ada jual
8 Berapa tahun anda mengkonsumsi Narkoba ? Sekitar 2 tahun
9 Mengapa anda mengonsumsi Narkoba ? Kalau lagi stres beta pake akang
karena rasa tenang dan sangat
nyaman kalau sudah pakai akang
10 Narkoba jenis apa yang sering anda pakai ? Ganja, tapi kalau seng ada uang
beta pake Lem
top related