indosat mega media
Post on 20-Feb-2016
229 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PERATURAN PERUSAHAAN PT INDOSAT MEGA MEDIA
20092010
PT. INDOSAT MEGA MEDIA Jl.Kebagusan Raya No.36
Pasar Minggu 12550 Jakarta
DAFTAR ISI Hal
BAB I Pasal 1
Pasal 2
BAB II Pasal 3
Pasal 4
BAB III Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
BAB IV Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
PENDAHULUAN KETENTUAN UMUM PENGERTIAN DAN ISTILAH – ISTILAH
MAKSUD DAN TUJUAN
STRUKTUR ORGANISASI DAN STATUS KARYAWAN PENETAPAN STRUKTUR ORGANISASI
STATUS KARYAWAN
PENERIMAAN, PENEMPATAN DAN PENGANGKATAN PENERIMAAN KARYAWAN
SYARAT SYARAT UMUM PENERIMAAN
PENEMPATAN KARYAWAN BARU
PROGRAM ORIENTASI
MASA PERCOBAAN DAN PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP
PENERIMAAN KARYAWAN TIDAK TETAP
PEDOMAN KERJA DAN TATA TERTIB KEWAJIBAN UMUM
LARANGAN – LARANGAN BAGI KARYAWAN
PELANGGARAN TATA TERTIB
TEGURAN DAN SURAT PERINGATAN
AKIBAT PEMBERIAN TEGURAN ATAU SURAT PERINGATAN
MANGKIR
PEMBERHENTIAN SEMENTARA (SKORSING)
WAKTU KERJA DAN JAM KERJA
KETENTUAN KERJA LEMBUR
HARI LIBUR PERUSAHAAN
CUTI TAHUNAN
CUTI BERSAMA
ISTIRAHAT PANJANG
CUTI DILUAR TANGGUNGAN PERUSAHAAN
CUTI MENUNAIKAN IBADAH KEAGAMAAN
ISTIRAHAT MELAHIRKAN, GUGUR KANDUNGAN DAN CUTI HAID
CUTI SAKIT
PENGAJUAN PERMOHONAN CUTI DAN ISTIRAHAT
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
1
1
4
5
5
5
6
6
6
6
7
7
7
9
9
10
11
11
14
14
14
15
15
16
16
17
17
17
18
18
19
19
20
BAB V Pasal 30
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
Pasal 39
Pasal 40
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
BAB VI Pasal 44
Pasal 45
Pasal 46
Pasal 47
BAB VII Pasal 48
Pasal 49
Pasal 50
Pasal 51
Pasal 52
Pasal 53
Pasal 54
Pasal 55
Pasal 56
Pasal 57
Pasal 58
SISTEM REMUNERASI DAN FASILITAS KOMPONEN IMBALAN DAN SISTEM PENGGAJIAN
SKALA GAJI
PENETAPAN DAN PENINJAUAN GAJI
PEMBAYARAN UPAH SELAMA KARYAWAN DALAM KEADAAN SAKIT
PEMBAYARAN UPAH SELAMA KARYAWAN DITAHAN
TUNJANGAN
FASILITAS
UANG SUKA CITA
UANG DUKA CITA DAN BANTUAN PEMAKAMAN
TUNJANGAN HARI RAYA
DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN ( D P L K )
JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
INSENTIF
PEMBINAAN PEMBERIAN PENGHARGAAN (AWARD)
PENDIDIKAN / PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
PEMINDAHAN KARYAWAN
LAPORAN PENILAIAN PRESTASI (LP2)
HUBUNGAN INDUSTRIAL KOMUNIKASI
KELUHAN DAN PENGADUAN KARYAWAN
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
BENTUKBENTUK PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
UANG PESANGON, UANG PENGHARGAAN MASA KERJA DAN UANG PENGGANTIAN HAK
KOPERASI KARYAWAN
KESELAMATAN, KESEHATAN DAN KEAMANAN LINGKUNGAN KERJA
PERLENGKAPAN KERJA
KEAMANAN LINGKUNGAN KERJA
PERJALANAN DINAS
SERIKAT PEKERJA
21
21
21
21
22
22
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
28
28
29
31
31
31
31
32
33
33
34
34
34
35
35
BAB VIII Pasal 59
Pasal 60
KETENTUAN PENUTUP KEWAJIBAN UNTUK MENGETAHUI ISI PERATURAN PERUSAHAAN
MASA BERLAKUNYA PERATURAN PERUSAHAAN
36
36
36
PENDAHULUAN
PT Indosat Mega Media adalah perusahaan yang bergerak pad bidang penyelenggara jasa telekomunikasi,didirikan pada tanggal 25September 2000.
Didasari pemikiran bahwa untuk mencpi tujuan tersebut perusahaan diperlukan tata kehidupan dan pergaulan ditempat kerja yang lazim disebut Hubungan Industrial Pancasila (HIP). Secara umum HIP didefinisikan sebagai hubungan antara pelaku proses produksi barang / jasa,yang pada tingkat korporasi / operasional terdiri dari pengusaha dan karyawan,agar tercapai suatu hubungan yang harmonis,dinamis dan berkeadilan demi tercapainya pertumbuhan / perkembangan perusahaan dan peningkatan kesejahteraan.
Untuk mencapai HIP tersebut diperlukan suasana yang menunjang,yang memungkinkan para karyawan berprestasi,penuh semangat dan disiplin yang tinggi dalam suasana hubungan kerja yang tenang dan harmonis antara segenap unsur dalam perusahaan.Peraturan Perusahaan merupakan suatu perangkat kebijakan yang diharapkan dapat menciptakan suatu ketertiban,keteraturan,dan kejelasan aturan dalam lingkungan kerja.
Dalam Peraturan Perusahaan yang dibuat secara tertulis ,memuat syaratsyrat kerja umum serta Tata Tertib Perusahaan berlaku sejak mendapat pengesahan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prop. DKI Jakarta.Setiap Karyawan yang dipekerjakan secara tetap maupun untuk waktu tertentu debgan menerima pekerjaan / jabatan di dalam Perusahaan telah mengikatkan dirinya untuk mematuhi semua peraturan dan syaratsyarat kerja dalam buku ini,selama Karyawan tersebut bekerja di Perusahaan.Peraturan terperinci mengenai pasalpasal dalam Peraturan Perusahaan ini akan diatur tersendiri yang dituangkan dalam Keputusan Direksi.
1
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1 PENGERTIAN DAN ISTILAH – ISTILAH
1. Perusahaan : adalah Perusahaan PT. Indosat Mega Media, yang didirikan dengan Akta Notaris Pahala Sutrisno Amijoyo Tampubolon, S.H., No. 58 tanggal 25 September 1996 dan seluruh perubahanperubahannya. Perusahaan berkantor pusat di Jakarta, dengan cabangcabangnya di wilayah Indonesia.
2. Komisaris : adalah Dewan Pengawas yang diangkat sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
3. Direksi : adalah jajaran Pimpinan Perusahaan yang diangkat sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
4. Karyawan : adalah setiap individu baik pria maupun wanita yang mempunyai ikatan kerja langsung dengan PT. Indosat Mega Media dan memenuhi syaratsyarat dalam Peraturan Perusahaan ini.
5. Gaji / Upah : adalah imbalan uang yang dibayarkan setiap bulan sebagai kompensasi untuk melaksanakan dan mengemban tanggung jawab pekerjaan namun tidak termasuk tunjangan tidak tetap.
6. Tunjangan tidak tetap
: adalah suatu nilai uang tertentu atau fasilitas lain selain gaji yang dibayarkan setiap bulan sebagai pengganti biaya dan fasilitas dalam melaksanakan pekerjaan yang besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
10. Fasilitas : adalah sarana milik Perusahaan yang dikuasakan penggunaannya kepada karyawan untuk melancarkan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan fungsi / tugas / jabatan.
11. Insentif : adalah tambahan penghasilan yang diberikan untuk meningkatkan gairah kerja.
12. Hari Kerja : adalah hari–hari yang ditetapkan oleh Perusahaan untuk bekerja. Bagi karyawan yang bekerja bergiliran, hari kerjanya menurut jadwal yang telah ditentukan atasannya.
13. Jam Kerja : adalah waktu yang ditetapkan Perusahaan untuk bekerja.
14. Kerja Bergilir : adalah sistem kerja di mana karyawan bekerja secara bergiliran yang diatur oleh Perusahaan.
15. Panggilan Kerja : adalah panggilan untuk melaksanakan pekerjaan pada saat di luar jam kerja biasa atau kerja bergiliran dimana seorang karyawan diminta untuk mengerjakan suatu keperluan yang sangat mendesak atau darurat.
2
16. Tugas Jaga : adalah sistem kerja dimana karyawan bertugas secara siap siaga, standby dan bertanggung jawab atas halhal yang menjadi tugasnya.
17. Kerja Lembur : adalah kerja yang dijalankan di luar jam kerja normal yang telah ditetapkan bagi pekerja oleh Perusahaan.
18. Cuti : adalah waktu tidak bekerja bagi karyawan dengan seijin Perusahaan sebagai hak karyawan sesuai Peraturan Perusahaan.
19. Ijin : adalah waktu tidak bekerja bagi karyawan oleh karena sesuatu hal yang diberikan, sepengetahuan atau seijin atasan sesuai dengan Peraturan Perusahaan.
20. Ijin Khusus : adalah waktu di mana karyawan diijinkan tidak berada di tempat pekerjaan dalam hitungan hari atau jam di hari kerjanya, yang ditentukan baginya dengan atau tanpa upah/gaji.
21. Mangkir : adalah kondisi ketidakhadiran karyawan di hari kerjanya tanpa pemberitahuan atau alasan yang sah kepada Perusahaan.
22. Hari Libur : adalah hari yang ditentukan untuk tidak bekerja berdasarkan ketentuan dari Pemerintah dan/atau Perusahaan.
23. Keluarga : adalah isteri/suami dan anak kandung, tiri dan angkat yang sah dan menjadi tanggungan karyawan, dan data mereka telah didaftarkan pada Perusahaan.
24. Isteri/ Suami : adalah pasangan hidup dari satu ikatan perkawinan yang sah yang dibuktikan dengan adanya Surat Nikah.
25. Anak Kandung : adalah anak yang lahir dari pertalian darah ibu dan bapaknya dari satu ikatan perkawinan.
26. Anak Tiri : adalah anak yang dibawa ibunya atau bapaknya dalam perkawinan.
27. Anak Angkat : adalah anak yang diangkat dari karyawan yang dibuktikan dengan surat penetapan adopsi dari Pengadilan Negeri setempat.
28. Ahli Waris : adalah keluarga atau orang yang ditunjuk karyawan untuk menerima setiap pembayaran dari Perusahaan yang menjadi haknya apabila karyawan meninggal dunia. Apabila tidak ada penunjukkan ahli waris, maka Perusahaan akan menetapkan ahli waris sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
29. Pekerjaan : adalah tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh Perusahaan kepada karyawan dalam hubungan kerja dengan memperoleh imbalan.
30. Perjanjian Kerja : adalah ikatan kerja antara Perusahaan dengan karyawan secara tertulis, yang memuat syarat kerja, jangka waktu perjanjian kerja, serta hak dan kewajiban para pihak.
3
31. Jabatan : adalah kedudukan dalam struktur / jenjang Organisasi Perusahaan.
32. Direktorat : adalah unit satuan kerja yang dalam fungsi tugasnya dipimpin oleh seorang Direktur dan membawahi beberapa divisi / departemen.
33. Divisi : adalah unit satuan kerja yang berada di bawah Direktorat yang dalam fungsi tugasnya dipimpin oleh seorang General Manager dan membawahi beberapa departemen.
34. Departemen : adalah unit satuan kerja yang berada di bawah Direktorat / Divisi yang dalam fungsi tugasnya dipimpin oleh seorang Manager dan membawahi beberapa Assistant Manager dan staf.
35. Pejabat : adalah Direksi dan karyawan yang memegang jabatan struktural di Perusahaan.
36. Atasan Langsung : adalah pejabat yang posisinya satu tingkat lebih tinggi dari karyawan yang bersangkutan.
37. Pemindahan karyawan
: adalah alih tugas / jabatan dari suatu direktorat / divisi / departemen / lokasi / daerah ke direktorat / divisi / departemen / lokasi / daerah yang baru di Perusahaan atau di lingkungan satu group Perusahaan dengan berpedoman pada ketentuan Perusahaan yang berlaku.
38. Peralatan Kerja : adalah sarana kerja dalam bentuk alat alat yang digunakan untuk melaksanakan tugas pekerjaan misalnya: Komputer, laptop, notebook, mesin hitung, mesin ketik, pinsil, ballpoint, kertas, dll.
39. Perlengkapan Kerja
: adalah sarana kerja dalam bentuk barang barang yang tidak langsung dipergunakan tetapi diperlukan untuk melaksanakan tugas pekerjaan misalnya : meja, kursi, lemari, ruangan, papan tulis, dll.
40. Lingkungan Perusahaan
: adalah keseluruhan tempat yang berada di bawah penguasaan Perusahaan dan / atau tempat lain yang ditunjuk oleh Perusahaan yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan Perusahaan.
4
Pasal 2 MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud dan tujuan Peraturan Perusahaan ini adalah:
1.1. Menjelaskan hak dan kewajiban antara Perusahaan dengan karyawan.
1.2. Memberikan penafsiran yang jelas mengenai hubungan kerja timbal balik antara Perusahaan dan karyawan.
1.3. Menciptakan dan sekaligus mengembangkan suasana kerja serta hubungan kerja yang harmonis dan selaras sebagai pencerminan jiwa dan semangat Hubungan Industrial Pancasila.
2. Dengan demikian akan tercipta suatu pengertian yang baik antara Perusahaan dan karyawan serta terpelihara motivasi kerja karyawan guna menunjang seluruh program dan sasaran Perusahaan yang didalamnya sudah termasuk peningkatan kesejahteraan dan keterampilan karyawan.
5
BAB II STRUKTUR ORGANISASI DAN STATUS KARYAWAN
Pasal 3 PENETAPAN STRUKTUR ORGANISASI
Penetapan struktur organisasi dan uraian tugas ditetapkan oleh Direksi dan / atau Komisaris.
Pasal 4 STATUS KARYAWAN
Perusahaan mempekerjakan karyawan dengan status sebagai berikut :
1. Karyawan perbantuan Indosat Group (karyawan perbantuan) :
Adalah karyawan Perusahaan yang status karyawan tetapnya sebagai karyawan dari Indosat Group yang diperbantukan di Perusahaan untuk jangka waktu tertentu, dan pengaturan tenaga perbantuan dari Indosat Group ini mengikuti peraturan yang berlaku di Perusahaan dan / atau akan diatur tersendiri oleh Direksi.
2. Karyawan dengan Kesepakatan Kerja Waktu Tidak Tertentu (karyawan tetap) :
Adalah karyawan Perusahaan yang telah melewati masa percobaan dan telah diangkat menjadi karyawan tetap dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi.
3. Karyawan dengan Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu (karyawan tidak tetap) :
Adalah karyawan Perusahaan yang terikat hubungan kerja langsung dengan Perusahaan yang didasarkan atas kesepakatan hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan pekerjaan tertentu, dengan berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku.
6
BAB III PENERIMAAN, PENEMPATAN DAN PENGANGKATAN
Pasal 5 PENERIMAAN KARYAWAN
1. Untuk kelancaran usaha, Perusahaan memiliki hak dan wewenang dalam penerimaan karyawan baru, pembagian pekerjaan, pengangkatan dan penempatan serta pemindahan karyawan sesuai dengan kebijakan Perusahaan.
2. Dalam proses penerimaan karyawan, Perusahaan menerapkan prinsip keadilan dan tidak didasarkan pada unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan).
Pasal 6 SYARAT SYARAT UMUM PENERIMAAN
Syarat syarat untuk diterima sebagai karyawan adalah sebagai berikut :
1. Mengisi formulir lamaran pekerjaan dan ditandatangani oleh yang bersangkutan serta dilengkapi dengan dokumen yang diperlukan.
2. Mempunyai pendidikan, keahlian, dan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan Perusahaan.
3. Usia paling sedikit 18 (delapan belas) tahun pada saat penerimaan kerja. Untuk dapat diangkat sebagai karyawan tetap batas maksimum usia adalah 40 (empat puluh) tahun, kecuali ditetapkan lain oleh Dewan Direksi.
4. Sehat jasmani dan rohani.
5. Bersedia menandatangani surat perjanjian kerja yang dikeluarkan oleh Perusahaan.
6. Bersedia memenuhi tata tertib / peraturan yang berlaku dalam Perusahaan.
7. Mempunyai loyalitas / dedikasi terhadap Perusahaan.
8. Telah melalui proses seleksi yang berlaku di Perusahaan.
Pasal 7 PENEMPATAN KARYAWAN BARU
1. Sebagai dasar penempatan posisi serta kompensasi bagi karyawan baru yang diterima, akan ditetapkan berdasarkan :
1.1. Posisi pekerjaan dan jabatan.
1.2. Tingkat pendidikan dan kompentensi yang disyaratkan.
1.3. Pengalaman calon karyawan yang menunjang.
2. Karyawan yang mempunyai hubungan pertalian darah atau kekerabatan (orang tua, kakak adik, dan paman keponakan) atau hubungan karena perkawinan (suami istri, ipar iparan, dan menantu mertua) dapat ditempatkan dengan pembatasan pembatasan sebagai berikut :
2.1 Salah satu menjadi atasan atau bawahan dari yang lain.
7
2.2 Salah satu bertugas di bagian tertentu yang dapat terpengaruh oleh keberadaan yang lain.
2.3 Bekerja dalam satu bagian.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai posisi karyawan baru akan diatur dalam kebijakan Perusahaan tersendiri.
Pasal 8 PROGRAM ORIENTASI
Sebelum ditempatkan pada jabatan / pekerjaannya, karyawan akan diikutsertakan dalam program orientasi untuk dibekali dengan pengetahuan umum mengenai Perusahaan, cara dan prosedur kerja, perangkat organisasi, nilai nilai dan norma norma kerja, termasuk juga pemahaman Peraturan Perusahaan.
Pasal 9 MASA PERCOBAAN DAN PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP
1. Dalam penerimaan karyawan, Perusahaan dapat mensyaratkan adanya masa percobaan paling lama 3 (tiga) bulan.
2. Karyawan yang menjalani masa percobaan, wajib diberitahukan secara tertulis kapan mulai dan berakhirnya masa percobaan tersebut oleh Perusahaan.
3. Pengawasan dan penilaian pada masa percobaan dilakukan oleh atasan langsung karyawan yang bersangkutan.
4. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada masa percobaan dapat dilakukan secara sepihak oleh Perusahaan atau oleh karyawan bersangkutan dengan pemberitahuan secara tertulis paling lambat 2 (dua) minggu sebelumnya.
5. Perusahaan tidak memberikan pesangon atau ganti rugi dalam bentuk apapun untuk pemutusan hubungan kerja selama masa percobaan, terkecuali gaji atau upah yang harus dibayar sampai hari terakhir karyawan bekerja.
6. Karyawan yang telah berhasil menyelesaikan masa percobaan dengan hasil baik, akan diangkat menjadi karyawan tetap dengan surat keputusan dan pemberitahuan tertulis.
7. Pengangkatan sebagai karyawan tetap harus mempertimbangkan kebutuhan Perusahaan dan penilaian hasil kerja dari yang bersangkutan.
8. Masa kerja karyawan dihitung sejak karyawan diangkat sebagai karyawan tetap.
9. Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan ketentuan pengangkatan karyawan tetap akan diatur dalam kebijakan Perusahaan tersendiri.
Pasal 10 PENERIMAAN KARYAWAN TIDAK TETAP
1. Penerimaan karyawan tidak tetap dimungkinkan sesuai dengan kebutuhan Perusahaan untuk fungsi dan jabatan tertentu dengan persetujuan atau ketetapan Direksi dan dilaksanakan sesuai UU No. 13 tahun 2003 juncto Kepmenakertrans No. KEP 100/MEN/VI/2004.
8
2. Usulan penerimaan karyawan tidak tetap dapat dilakukan oleh pejabat setingkat Manager sesuai dengan anggaran penambahan tenaga kerja yang telah ditetapkan oleh Direksi.
3. Formasi, kualifikasi dan spesifikasi yang akan diminta, agar diusulkan kepada Perusahaan untuk diadakan evaluasi pencarian, pemanggilan dan seleksi administrasi serta aptitude test dan teknis pekerjaan lainnya.
9
BAB IV PEDOMAN KERJA DAN TATA TERTIB
Pasal 11 KEWAJIBAN UMUM
Di dalam melaksanakan pekerjaan karena adanya hubungan kerja, setiap karyawan diwajibkan mengikuti tata tertib yang merupakan ketentuan ketentuan, peraturan peraturan serta pedoman kerja yang berlaku di lingkungan tempat bekerja masing masing, yang harus dipenuhi oleh setiap karyawan, antara lain sebagai berikut :
1. Setiap karyawan wajib mentaati semua ketentuanketentuan dan syarat syarat yang telah ditentukan oleh Perusahaan.
2. Setiap karyawan wajib mendedikasikan seluruh waktu kerjanya untuk Perusahaan.
3. Setiap karyawan wajib bersikap teliti dan hati hati dalam melaksanakan atau menjalankan tugasnya dan wajib memberitahukan kepada Atasannya apabila tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya karena satu atau lain hal.
4. Setiap karyawan yang telah diperintahkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan, tidak dibenarkan menyerahkan / mengalihkan tugasnya tersebut kepada orang/karyawan lain sebelum memperoleh ijin dari Atasannya.
5. Setiap karyawan yang mengetahui / melihat atau sedikitnya dapat memperkirakan sesuatu hal atau keadaan yang akan dapat membahayakan atau merugikan karyawan lain atau Perusahaan, diwajibkan memberitahukan kepada yang berkepentingan, Atasan atau Direksi.
6. Bilamana diperlukan maka setiap karyawan wajib memakai / mempergunakan alat alat perlindungan diri yang telah disediakan oleh Perusahaan tempat kerja.
7. Setiap karyawan wajib berpakaian rapih dan bersih sesuai dengan norma norma kesusilaan.
8. Setiap karyawan wajib melaporkan jam masuk dan jam pulang kerja sesuai dengan sistem absensi yang berlaku.
9. Setiap karyawan tetap berada di tempat kerja dimana ditugaskan dan tidak dibenarkan untuk meninggalkan tempat kerja pada saat penugasan.
10. Setiap karyawan wajib menjaga / merawat mesin mesin / kendaraan kendaraan, peralatan kerja dan perlengkapan kerja yang dipercayakan pemakaiannya kepadanya dan setiap kehilangan / kerusakan berbagai barang milik Perusahaan wajib dilaporkan kepada Atasannya.
11. Setiap karyawan wajib menggunakan aset Perusahaan dengan tepat guna (efektif) dan efisien.
12. Setiap karyawan wajib memegang rahasia Perusahaan yang diketahuinya dalam melaksanakan tugas pekerjaanya, dalam arti kata yang seluas luasnya, dari usaha atau hubungan usaha dari Perusahaan yang diperolehnya, misalnya: informasi pelanggan, data keuangan, rencana kerja, laporan produksi, desain jaringan dan lain sebagainya, kecuali atas ijin tertulis Direksi.
13. Setiap karyawan wajib menjaga kebersihan lingkungan kerja dan kesehatan diri dari penyakit menular serta bertanggung jawab atas ketertiban tempat / ruangan kerja.
10
14. Setiap karyawan diwajibkan memberitahukan kepada Perusahaan semua perubahan tentang status diri, susunan keluarga, alamat tempat tinggal dan sebagainya dengan dukungan bukti bukti atau salinan dokumen yang sah. Dalam hal karyawan tidak memenuhi ketentuan ini, karyawan akan kehilangan fasilitas dan haknya yang berkaitan dengan hal tersebut.
15. Setiap karyawan wajib memberitahukan berbagai ide, penemuan dan pengembangan sehubungan dengan usaha Perusahaan yang dilakukan oleh karyawan selama masa hubungan kerjanya dan melaksanakan penyerahan dokumen yang diperlukan untuk menjadi milik Perusahaan.
16. Setiap karyawan wajib menggunakan setiap aplikasi (software) yang telah dipercayakan kepadanya dengan penuh tanggungjawab, termasuk menjaga penggunaan user ID, password atau hak akses lainnya.
Pasal 12 LARANGAN – LARANGAN BAGI KARYAWAN
1. Setiap karyawan dilarang untuk menjadi karyawan di tempat lain tanpa ijin tertulis dari Direksi / Pimpinan Perusahaan.
2. Setiap karyawan dilarang mengambil atau mempergunakan barang barang milik Perusahaan untuk kepentingan diri sendiri di luar ketentuan ketentuan yang berlaku termasuk menggunakan fasilitas IT Perusahaan, mengambil barang dan atau uang milik Perusahaan dan atau bukan miliknya tanpa hak serta mencari peluang tertentu dengan menggunakan / memanfaatkan fasilitas, informasi, posisi Perusahaan atau posisi jabatan / tim untuk kepentingan pribadi.
3. Setiap karyawan dilarang mempengaruhi, mengajak teman sekerjanya untuk melakukan pekerjaan tercela, sehingga menimbulkan kegelisahan dan keributan di tempat kerja atau mempunyai itikad tidak baik terhadap Perusahaan, misalnya: mengadakan perjudian, pencurian / penggelapan, memanipulasi, melakukan kolusi, melakukan korupsi, berkelahi diwaktu kerja / bertugas, mengancam atau menganiaya terhadap pimpinan / keluarganya atau teman sekerja dan lain sebagainya.
4. Setiap karyawan dilarang mengabaikan tugas yang dipercayakan kepadanya, menyalahi prosedur atau lalai sehingga membahayakan orang lain, merugikan Perusahaan dan merusak milik Perusahaan.
5. Setiap karyawan dilarang membocorkan rahasia Perusahaan, baik yang diperolehnya karena jabatan atau karena kepercayaan yang diberikan Perusahaan kepadanya.
6. Setiap karyawan dilarang membawa senjata api maupun senjata tajam ke dalam lingkungan Perusahaan, kecuali karena diperlukan dalam tugasnya, misal regu Satuan Pengaman.
7. Setiap karyawan dilarang menyebarluaskan informasi yang bersifat provokatif, menghasut, merusak citra Perusahaan, bernuansa politik dan menyebarkan gambar gambar yang tidak sesuai dengan normanorma kesusilaan di lokasi kerja.
8. Setiap karyawan dilarang mabuk, minum minuman keras yang memabukkan, madat, memakai obat bius atau menyalahgunakan obat terlarang atau obat
11
perangsang lainnya di tempat kerja dan di lingkungan Perusahaan yang dilarang oleh peraturan perundangan yang berlaku.
9. Setiap karyawan dilarang menyebar luaskan spam, virus, spyware dan melakukan hacking.
10. Setiap karyawan dilarang menyalahgunakan atribut Perusahaan.
Pasal 13 PELANGGARAN TATA TERTIB
1. Setiap karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Perusahaan dan atau tata tertib Perusahaan, pelanggaran hukum, tidak bekerja sebagaimana mestinya, atau merugikan Perusahaan akan dikenakan sanksi atau tindakan dari Perusahaan berupa teguran, peringatan, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilaksanakan dengan berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku.
2. Tindakan disiplin pada dasarnya dilakukan untuk menegakkan Peraturan Perusahaan, tata tertib dan disiplin kerja demi melindungi kepentingan seluruh karyawan dan Perusahaan.
Pasal 14 TEGURAN DAN SURAT PERINGATAN
1. Karyawan yang melakukan pelanggaran tata tertib Perusahaan, akan mendapat Peringatan / Teguran Lisan. Apabila karyawan yang mendapat teguran tetap tidak memperhatikan, karyawan tersebut akan diberikan Surat Peringatan secara tertulis.
2. Tindakan dan bentuk Sanksi yang diberikan oleh Perusahaan dalam bentuk :
2.1. Peringatan Lisan
Diberikan langsung oleh atasan langsung atau pejabat yang berwenang, untuk kesalahan ringan yang masih dapat diperbaiki. Beberapa pelanggaran yang dapat diberi teguran / peringatan lisan oleh atasan langsung, antara lain :
2.1.1. Melanggar ketentuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja. 2.1.2. Melakukan kekurangan dalam prestasi kerja. 2.1.3. Melanggar peraturan tentang waktu kerja yang berlaku. 2.1.4. Melanggar ketentuan pakaian kerja. 2.1.5. Tidak menggunakan ID Card selama jam kerja di lingkungan
Perusahaan. 2.1.6. Tidur dalam jam kerja. 2.1.7. Berjualan di ruangan kerja sehingga mengganggu lingkungan kerja. 2.1.8. Merokok di luar tempat yang telah ditentukan. 2.1.9. Tidak pernah mengikuti training dalam satu semester, kecuali telah
diijinkan oleh Perusahaan. 2.1.10. Meminta bantuan atau membantu orang lain dalam pencatatan
kehadiran sebanyak satu kali (manipulasi pencatatan kehadiran). 2.1.11. Tidak masuk kerja sebanyak satu hari tanpa alasan yang dapat
diterima.
2.2. Peringatan tertulis
12
Yang didasari oleh frekuensi, berat ringan, dan macam pelanggaran yang dilakukan, yang terbagi atas :
2.2.1. Surat Peringatan Satu (SP 1), diterbitkan oleh Perusahaan atas permintaan atasan yang bersangkutan. Beberapa pelanggaran yang dapat diberikan SP 1, antara lain :
a. Melakukan pelanggaran meskipun telah diberikan teguran lisan secara berulang.
b. Menyalahgunakan atribut Perusahaan. c. Melakukan kelalaian / kecerobohan dalam administrasi kerja yang
mengakibatkan kerugian Perusahaan. d. Menolak pemeriksaan kesehatan yang diwajibkan perusahaan
tanpa alasan yang dapat diterima. e. Tidak melaporkan pernikahan / perceraian keryawan selambat
lambatnya dalam waktu 6 (enam) bulan. f. Datang terlambat / pulang lebih awal tanpa alasan yang dapat
diterima lebih dari tiga hari berturutturut. g. Meminta bantuan atau membantu orang lain dalam pencatatan
kehadiran sebanyak dua kali berturutturut. h. Dua hari mangkir / tidak masuk kerja berturutturut tanpa alasan dan
/ atau dokumen pendukung yang sah dan dapat diterima. Masa berlaku SP 1 adalah 3 (tiga) bulan.
2.2.2. Surat Peringatan Dua (SP 2), diterbitkan oleh Perusahaan atas permintaan atasan yang bersangkutan. Beberapa pelanggaran yang dapat diberikan SP 2, antara lain :
a. Melakukan pelanggaran ulang terhadap pelanggaran pada SP 1 atau melakukan pelanggaran selama berlaku SP 1.
b. Membiarkan teman sekerja dalam keadaan bahaya dengan sengaja.
c. Mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan Perusahaan tanpa ijin atasan.
d. Melawan perintah yang layak dari atasan. e. Meminta bantuan orang lain dalam pencatatan kehadiran sebanyak
tiga kali berturutturut. f. Tiga sampai empat hari kerja berturutturut tidak masuk kerja tanpa
alasan dan / atau dokumen pendukung yang sah dan dapat diterima Perusahaan.
Masa berlaku SP 2 adalah 6 (enam) bulan.
2.2.3. Surat Peringatan Tiga (SP 3), diterbitkan oleh Perusahaan atas permintaan atasan yang bersangkutan. Beberapa pelanggaran yang dapat diberikan SP 3, antara lain :
a. Melakukan pelanggaran ulang terhadap pelanggaran pada SP2 atau melakukan pelanggaran selama berlaku SP 2.
b. Melakukan penyusupan sistem keamanan teknologi informasi (sistem IT).
c. Memberikan User ID dan password kepada pihak yang tidak berkepentingan.
13
d. Membujuk teman sekerja untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundangundangan.
e. Merusak barang milik Perusahaan dengan sengaja. f. Menghina / mencemarkan nama baik karyawan lain secara lisan
atau tertulis. Masa berlaku SP 3 adalah 6 (enam) bulan.
3. Dalam hal karyawan telah diberikan SP 3 tetapi masih melakukan pelanggaran tata tertib kerja atau pelanggaran lainnya, maka Perusahaan akan memproses PHK. Beberapa pelanggaran yang dapat diberikan sanksi PHK oleh Perusahaan karena alasan mendesak sesuai peraturan perundangan yang berlaku, antara lain :
3.1. Membongkar atau membocorkan data / informasi rahasia Perusahaan. 3.2. Memalsukan surat / data / cap / tanda tangan pada Dokumen Perusahaan
yang dapat menimbulkan kerugian Perusahaan. 3.3. Menggunakan narkotika dan obat obat terlarang, meminum minuman keras
yang memabukkan, mabuk, berjudi, melakukan perbuatan yang melanggar norma kesusilaan di lingkungan Perusahaan.
3.4. Memulai perkelahian, melakukan penyerangan, penganiayaan, pemerasan, pengancaman atau intimdasi kepada karyawan lain untuk urusan yang terkait kedinasan.
3.5. Menyalahgunakan wewenang / jabatan untuk kepentingan pribadi,antara lain : 3.5.1. Benturan kepentingan yang timbul ketika karyawan dan / atau anggota
keluarganya menerima keuntungan pribadi, baik dari Perusahaan maupun pihak ketiga.
3.5.2. Mengambil peluang untuk kepentingan pribadi atas suatu hal yang sebenarnya menjadi hak perusahaan atau mencari peluang dengan menggunakan fasilitas, informasi / posisi Perusahaan untuk kepentingan pribadi dan bersaing dengan Perusahaan.
3.6. Melakukan perbuatan / kecerobohan yang dapat menyebabkan kecelakaan fatal dan / atau hilangnya nyawa orang lain dan / atau kerugian besar bagi Perusahaan.
4. Peringatan yang diberikan kepada seorang karyawan tidak selamanya harus bertahap, akan tetapi dapat diberikan secara langsung atau bahkan berupa Surat Pemberhentian, tergantung dari frekuensi, berat ringan, dan macam kesalahan / pelanggaran yang dilakukan.
5. Pelanggaran diluar yang ditentukan dalam tingkatan tingkatan tersebut diatas akan ditetapkan berdasarkan pertimbangan Perusahaan.
14
Pasal 15 AKIBAT PEMBERIAN TEGURAN ATAU SURAT PERINGATAN
1. Teguran atau surat peringatan yang didapat oleh karyawan dapat mengurangi penilaian kondite dan penilaian prestasi kerjanya.
2. Surat peringatan akan mempengaruhi penilaian karyawan yang berakibat pada : 2.1. Penangguhan Kenaikan Posisi / Grade. 2.2. Penangguhan Kenaikan Gaji. 2.3. Ditariknya fasilitas–fasilitas tertentu. 2.4. Penurunan Posisi / Grade. 2.5. Pelepasan wewenang.
Pasal 16 MANGKIR
1. Karyawan yang tidak masuk kerja tanpa ijin atasan dan tanpa alasan yang jelas dan dapat diterima oleh Perusahaan, maka karyawan tersebut dianggap mangkir.
2. Karyawan yang mangkir selama 5 (lima) hari kerja berturutturut tanpa keterangan dan telah 2 (dua) kali dipanggil secara patut dan tertulis oleh Perusahaan pada hari ke 3 (tiga) dan ke 4 (empat) ketidakhadirannya tersebut tetapi karyawan tidak dapat memberikan keterangan tertulis dengan bukti yang sah, maka karyawan tersebut dikualifikasikan mengundurkan diri dan dapat diproses PHK sesuai pasal 168 UU No. 13 tahun 2003.
3. Karyawan bersangkutan berhak atas uang penggantian hak dan uang pisah. Besarnya uang pisah adalah satu kali uang penghargaan masa kerja.
Pasal 17 PEMBERHENTIAN SEMENTARA (SKORSING)
1. Skorsing dapat dikenakan kepada setiap karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan tata tertib kerja atau tidak menjalankan kewajiban sebagaimana mestinya atau tindakan yang dapat merugikan Perusahaan dan telah mendapatkan SP 3.
2. Skorsing dilaksanakan dalam rangka PHK dan dilaksanakan sampai dengan penetapan PHK dari lembaga penyelesaian hubungan industrial dan selama skorsing upah tetap dibayar sebagaimana mestinya.
3. Selama masa pemberhentian sementara, maka :
3.1. Karyawan wajib mengembalikan sementara semua atribut Perusahaan.
3.2. Fasilitas fasilitas lain yang diberikan kepada karyawan dicabut oleh Perusahaan.
3.3. Karyawan tidak dibenarkan untuk masuk kerja dan berada di lingkungan pekerjaan / Perusahaan.
15
Pasal 18 WAKTU KERJA DAN JAM KERJA
Waktu kerja Perusahaan diatur sebagai berikut:
1. Waktu Kerja Umum (waktu setempat) Senin – Jum’at : 08.00 –17.00 Sabtu – Minggu : Libur Waktu Istirahat : 12.00 – 13.00 kecuali hari Jumat pukul 11.30 – 13.30
2. Waktu Kerja giliran (shift)
2.1 Pekerjaan yang membutuhkan waktu kerja bergilir untuk pekerjaan yang memerlukan pelayanan terus menerus 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu.
2.2 Pengaturan hari kerja, hari istirahat, jam kerja serta pengantian waktu gilir diatur oleh manager atau Pejabat yang berwenang, dengan berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku.
3. Dinas Jaga (On Call)
3.1 Dalam keadaan darurat dan untuk menjaga kelangsungan hidup Perusahaan maka dapat diberlakukan dinas jaga (on call).
3.2 Ketentuan lebih lanjut mengenai dinas jaga (on call) akan diatur dalam kebijakan Perusahaan tersendiri.
4. Waktu kerja dan istirahat kerja untuk pekerjaan atau wilayah yang mempunyai karakteristik tertentu, diatur tersendiri sesuai dengan kebutuhan operasional masing masing unit kerja atau wilayah dengan tetap berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 19 KETENTUAN KERJA LEMBUR
1. Yang dimaksudkan dengan lembur adalah pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan yang resmi ditugaskan oleh atasan langsung minimum Manager pada waktu diluar jam kerja biasa.
2. Karyawan yang berhak atas upah lembur adalah karyawan pada grade 7 (tujuh) sampai dengan 11 (sebelas) di Perusahaan dengan ketentuan :
2.1. Karyawan yang melakukan Perjalanan Dinas Dalam Negeri tidak berhak atas upah lembur.
2.2. Karyawan yang melakukan Perjalanan Dinas Luar negeri tidak berhak atas upah lembur.
2.3. Karyawan yang menjalankan penugasan pendidikan dan latihan tidak berhak atas upah lembur.
3. Perhitungan upah lembur berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku.
4. Prosedur pengajuan lembur dan pembayaran upah lembur diatur sesuai dengan ketentuan Perusahaan.
16
Pasal 20 HARI LIBUR PERUSAHAAN
1. Hari libur Perusahaan ialah harihari libur resmi yang ditetapkan setiap tahun oleh pemerintah maupun yang ditetapkan oleh Perusahaan.
2. Perusahaan memberikan istirahat kepada karyawan pada harihari libur tersebut dengan tetap mendapatkan penghasilan tetap.
3. Karyawan dapat diwajibkan bekerja pada harihari libur Perusahaan apabila jenis dan sifat pekerjaan tersebut harus dilaksanakan atau dijalankan secara terus menerus (kerja shift) berdasarkan ketentuan Perusahaan.
4. Dalam hal Pemerintah daerah menetapkan diberlakukannya libur resmi daerah, maka Perusahaan dapat menetapkan kebijakan lain disesuaikan dengan kondisi Perusahaan : seperti lokasi kantor pelayanan tetap buka, pemberlakuan waktu kerja setengah hari dan lain sebagainya.
5. Perusahaan dengan pertimbangan tertentu, dapat menetapkan hari libur resmi Perusahaan.
Pasal 21 CUTI TAHUNAN
1. Cuti tahunan dimaksudkan untuk beristirahat sebagai usaha memulihkan kesehatan jasmani dan rohani dalam rangka menjaga produktivitas karyawan dengan mendapatkan uang cuti sebesar 1 (satu) kali gaji pokok.
2. Hak cuti tahunan diberikan kepada karyawan yang telah mempunyai masa kerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus di Perusahaan, selama 12 (dua belas) hari kerja.
3. Karyawan yang bekerja sebelum tanggal 16 (enam belas) maka bagian bulan tersebut dihitung penuh 1 (satu) bulan. Kalender cuti dimulai 1 Januari s/d 31 Desember (satu tahun takwim), dan bagi karyawan yang tanggal masuknya setelah bulan Januari jumlah cuti dihitung secara proporsional.
4. Hak cuti tahunan harus diambil selambat lambatnya 24 (dua puluh empat) bulan sejak hak cuti tersebut timbul. Apabila tidak diambil dalam masa di atas, hak cuti itu dinyatakan hilang, terkecuali apabila karena kepentingan Perusahaan dan disetujui oleh Direksi.
5. Hak atas cuti tahunan tidak dapat diuangkan karena pada prinsipnya Perusahaan ingin memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendapatkan istirahat yang cukup dan dapat mengurus keperluan pribadinya.
6. Karyawan yang belum genap setahun bekerja belum diperkenankan mengambil hak cuti, namun untuk keperluan yang penting dan mendesak maka yang bersangkutan bisa mengajukan permohonan cuti tahunan ini maksimal 3 (tiga) hari kerja.
7. Karyawan yang sedang menjalani cuti tahunan dapat dipanggil untuk kembali bekerja apabila kepentingan dinas mendesak dan dilakukan secara tertulis atau via telepon oleh pejabat yang berwenang. Dalam hal ini sisa hari cutinya tidak akan hangus.
17
Pasal 22 CUTI BERSAMA
1. Berdasarkan pertimbangan tertentu ataupun mengacu pada ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, Perusahaan berwenang menetapkan cuti bersama pada waktu dan dengan jumlah hari tertentu.
2. Cuti bersama memotong atau mengurangi hak cuti tahunan.
3. Karyawan yang tidak berhak atas upah lembur dan atas kepentingan Perusahaan masuk bekerja pada hari cuti bersama, maka hak cuti tahunan tidak dipotong.
4. Karyawan yang berhak atas upah lembur dan atas kepentingan Perusahaan harus masuk bekerja pada hari libur bersama, maka diberlakukan lembur hari libur dengan memotong hak cuti tahunan.
5. Karyawan yang mendapatkan cuti bersama tetapi belum memiliki hak cuti tahunan atau hak cuti tahunannya sudah habis, akan diperhitungkan pada saat hak cuti tahunannya muncul.
6. Karyawan yang sedang menjalankan istirahat melahirkan / keguguran / cuti haid / cuti khusus keagamaan atau sedang melaksanakan ijin meninggalkan pekerjaan, dimana pada saat yang bersamaan Perusahaan menetapkan cuti bersama, maka hak cuti tahunan tidak dipotong.
Pasal 23 ISTIRAHAT PANJANG
1. Istirahat panjang diberikan kepada karyawan tetap di Perusahaan yang telah bekerja terus menerus selama 6 (enam) tahun terhitung sejak diangkat menjadi karyawan tetap Perusahaan dengan mendapatkan uang cuti sebesar 1(satu) kali gaji pokok.
2. Istirahat panjang berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 (enam) tahun, dilaksanakan pada tahun ke7 (tujuh), ke13 (tiga belas), ke19 (sembilan belas),dan seterusnya.
3. Istirahat panjang diberikan selama 1 (satu) bulan.
4. Perusahaan akan memberikan surat pemberitahuan kepada karyawan yang telah memiliki hak istirahat panjang dengan tembusan kepada atasan yang bersangkutan 1 (satu) bulan sebelum hak istirahat panjang timbul.
5. Hak istirahat panjang harus diambil selambatlambatnya 24 (dua puluh empat) bulan sejak hak istirahat tersebut timbul. Apabila tidak diambil dalam masa di atas, hak istirahat itu dinyatakan hilang, terkecuali apabila karena kepentingan Perusahaan dan disetujui oleh Direksi.
6. Karyawan yang melaksanakan istirahat panjang tetap berhak atas hak cuti tahunan yang timbul pada tahun tersebut.
Pasal 24 CUTI DILUAR TANGGUNGAN PERUSAHAAN
1. Dengan persetujuan Direksi, Perusahaan dapat memberikan Cuti di Luar Tanggungan Perusahaan (CLTP) kepada karyawan tetap dengan ketentuan sebagai berikut :
18
1.1 Atas permintaan sendiri karena alasan pribadi yang penting dan dapat diterima oleh Perusahaan.
1.2 Telah memiliki masa kerja sekurangkurangnya 3 (tiga) tahun secara terus menerus di Perusahaan.
1.3 Cuti diberikan minimal 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan, lebih dari itu tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dianggap mangkir.
1.4 Pengajuan CLTP maksimum 2 (dua) kali, termasuk permohonan perpanjangan yang disetujui.
2. Selama periode CLTP, karyawan harus mengembalikan kepada Perusahaan seluruh hak milik Perusahaan yang dipercayakan kepadanya dan selama periode tersebut segala hakhak karyawan dan masa kerja tidak diperhitungkan.
3. Karyawan yang akan melaksanakan CLTP harus mengajukan permohonan secara tertulis selambatlambatnya 1 (satu) bulan sebelumnya dan melapor kepada Perusahaan selambat lambatnya 2 (dua) minggu sebelum habis masa cuti tersebut.
4. Karyawan yang baru selesai mengikuti pendidikan dan kepadanya berlalu ikatan dinas, tidak berhak mengajukan cuti diluar tanggungan Perusahaan sampai masa ikatan dinasnya berakhir.
5. Perusahaan menjamin untuk menerima kembali karyawan yang telah menjalani CLTP, namun tidak menjamin untuk memberikan jabatan / posisi seperti semula.
Pasal 25 CUTI MENUNAIKAN IBADAH KEAGAMAAN
Atas permohonan Karyawan, Perusahaan dapat memberikan ijin bagi karyawan untuk melaksanakan ibadah keagamaan masingmasing selama waktu yang diperlukan dengan tetap mendapat upah, dengan syarat :
1. Ibadah keagamaan itu memang diwajibkan oleh agama yang dianut oleh karyawan.
2. Karyawan dapat mengajukan cuti untuk menunaikan ibadah keagamaan yang waktunya disesuaikan dengan waktu yang diperlukan untuk menunaikan ibadah keagamaan ditambah 3 (tiga) hari sebelum keberangkatan dan 3 (tiga) hari setelah kedatangan di tanah air. Selama menjalankan cuti menunaikan ibadah keagamaan, Karyawan tetap berhak atas hak dan fasilitas yang menjadi haknya.
3. Cuti menunaikan ibadah keagamaan dapat diajukan kembali setelah tenggang waktu minimal 5 (lima) tahun setelah cuti menunaikan ibadah keagamaan terakhir.
4. Permohonan mempergunakan cuti menunaikan ibadah keagamaan diajukan kepada Perusahaan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum pelaksanaan ibadah keagamaan.
Pasal 26 ISTIRAHAT MELAHIRKAN, GUGUR KANDUNGAN DAN CUTI HAID
1. Karyawan yang akan melahirkan diberi istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan.
2. Karyawan yang telah melahirkan diberi istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan.
19
3. Jika estimasi dokter tidak pas (meleset) maka Perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan untuk menggenapkan istirahat melahirkan menjadi 3 (tiga) bulan.
4. Permohonan istirahat melahirkan diajukan 2 (dua) bulan sebelum perkiraan waktu kelahiran oleh karyawan ke Perusahaan dengan melampirkan Surat Keterangan Dokter / Bidan yang memeriksa atau memberikan pertolongan.
5. Karyawan yang mengalami keguguran kandungan berhak mendapatkan istirahat keguguran berdasarkan surat keterangan dokter, selama 1,5 (satu setengah) bulan.
6. Karyawan dapat memperpanjang istirahat melahirkan / keguguran dengan menggunakan hak cuti tahunannya dan berlaku sesuai ketentuan cuti tahunan.
7. Karyawan yang sakit karena haid tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid dengan pemberitahuan segera kepada atasan langsung serendah rendahnya Manager, dan harus disertai dengan surat keterangan dokter.
8. Selama istirahat melahirkan / keguguran / cuti haid, karyawan tetap mendapat gaji penuh dan tidak memotong hak cuti tahunan.
Pasal 27 CUTI SAKIT
1. Karyawan yang tidak dapat bekerja karena alasan sakit agar memberitahukan kepada atasannya, apabila atas nasehat tertulis dokter tidak dapat bekerja lebih dari 1 (satu) hari kerja maka karyawan wajib memberikan surat keterangan dokter agar dapat dibebaskan dari pekerjaannya dan surat keterangan dokter tersebut harus disampaikan selama periode cuti dokter.
2. Karyawan yang tidak masuk bekerja karena alasan sakit namun tidak mengikuti ketentuan sesuai ayat 1 diatas, maka ketidakhadiran tersebut akan diperhitungkan hak hari cuti tahunan.
3. Karyawan yang mengalami sakit dalam jangka waktu yang lama, 1 (satu) bulan atau bahkan lebih dan tidak memungkinkan untuk masuk kantor dalam waktu singkat, maka disarankan untuk mengambil cuti sakit, dengan menunjukkan terlebih dahulu keterangan dari dokter yang memeriksanya.
4. Selama diberikan cuti sakit karyawan memperoleh gajinya penuh, namun apabila karyawan mengalami sakit dalam waktu yang lama maka gajinya dibayar sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 33 Peraturan Perusahaan ini.
5. Apabila karyawan dalam pengobatannya mengalami kesembuhan dan dapat bekerja kembali maka gajinya secara otomatis akan diberikan penuh, namun apabila karyawan tetap mengalami sakit dan tidak mungkin disembuhkan, maka Perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 28 PENGAJUAN PERMOHONAN CUTI DAN ISTIRAHAT
1. Karyawan yang akan mengambil hak cuti tahunan dan istirahat panjang wajib mengajukan permohonan cuti kepada Perusahaan.
2. Cuti dan istirahat dianggap sah apabila permohonan tersebut telah mendapat persetujuan (approval) dari atasannya langsung, sekurang kurangnya Manager yang bersangkutan serta disetujui oleh Perusahaan.
20
Pasal 29 IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
Ijin meninggalkan pekerjaan dengan mendapatkan gaji dan tanpa dipotong hak cutinya adalah hal hal sebagai berikut:
1. Ijin dengan pemberitahuan 2 (dua) hari sebelumnya :
1.1. Karyawan menikah : 3 hari
1.2 Khitanan / Pembaptisan anak karyawan : 2 hari
1.3 Pernikahan anak karyawan : 2 hari
1.4 Karyawan pindah rumah dimana sesudahnya diwajibkan menunjukkan surat keterangan pindah dari RT / RW / Kelurahan, ijin ini hanya dapat diberikan 1 (satu) tahun sekali.
: 2 hari
1.5 Perjalanan pulang ke kampung halaman (apabila karyawan melakukan perjalanan darat atau laut antar pulau dimana perjalananya menempuh waktu paling sedikit 2 malam)
: 2 hari saat keberangkatan dan 2 hari saat kepulangan
2. Ijin dengan segera setelah kejadian :
2.1 Isteri karyawan melahirkan atau keguguran : 2 hari
2.2 Isteri / suami / anak rawat inap, saudara kandung / mertua / orang tua karyawan meninggal dunia
: 2 hari
2.3 Orang yang tinggal serumah dengan karyawan meninggal dunia
: 1 hari
2.4 Karyawan sakit : Sesuai Keterangan Dokter
3. Izin keperluan pribadi merupakan ijin dalam melakukan kegiatan bukan karena kepentingan kedinasan dalam waktu dan dan jam kerja, ijin dapat diberikan oleh atasan langsung dan serendah rendahnya Manager.
4. Meninggalkan pekerjaan tanpa ijin yang sah, adalah tidak dibenarkan dan dianggap sebagai pelanggaran tata tertib dan dapat dikenakan sanksi.
5. Prosedur pelaksanaan ijin tersebut dan sanksi pelanggarannya diatur sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan.
21
BAB V SISTEM REMUNERASI DAN FASILITAS
Pasal 30 KOMPONEN IMBALAN DAN SISTEM PENGGAJIAN
1. Komponen Imbalan yang ada di Perusahaan terdiri dari:
1.1 Gaji Pokok.
1.2 Tunjangan tunjangan.
1.3 Fasilitas (untuk posisi dan jabatan tertentu sesuai dengan ketentuan Direksi).
2. Semua karyawan, berhak atas gaji pokok, dan tunjangantunjangan sesuai dengan status jabatan dan gradenya sebagaimana diatur dalam ketentuan lain yang terpisah dan tidak boleh lebih rendah dari ketentuan upah / gaji minimum yang ditetapkan pemerintah.
3. Gaji dan upah yang ditentukan bagi karyawan adalah gaji dan upah bersih yang pajaknya sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku (PPh. pasal 21) ditanggung oleh Perusahaan (dengan asumsi bahwa setiap karyawan telah memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak).
4. Sebelum masa pelaporan pajak berakhir, Perusahaan akan memberikan bukti setor pajak atas pajak penghasilan karyawan yang telah dibayarkan ke kantor pelayanan pajak. Kewajiban pelaporan pajak merupakan tanggung jawab pribadi karyawan.
5. Pembayaran gaji dan upah karyawan tetap dan perbantuan dilakukan pada awal bulan berjalan yang bersangkutan dan apabila pada tanggal tersebut jatuh pada hari libur, maka pembayaran gaji dan upah dilakukan pada hari kerja sebelumnya.
6. Pembayaran gaji dan upah karyawan tidak tetap dilakukan pada akhir bulan berjalan yang bersangkutan dan apabila pada tanggal tersebut jatuh pada hari libur, maka pembayaran gaji dan upah dilakukan pada hari kerja sebelumnya.
Pasal 31 SKALA GAJI
1. Grade dan Posisi karyawan serta tingkat kecakapan, kemampuan, pengetahuan, tanggung jawab pekerjaan karyawan dinyatakan dalam suatu skala gaji.
2. Perusahaan mengadakan peninjauan skala gaji berdasarkan pergerakan pasar, imbalan, kemampuan Perusahaan serta kebijakan pemerintah.
Pasal 32 PENETAPAN DAN PENINJAUAN GAJI
1. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan karyawan maupun atas pertimbangan lainnya, Perusahaan dapat memberikan kenaikan gaji sesuai dengan kemampuan Perusahaan yang dilakukan dengan cara seperti :
1.1. Kenaikan Gaji Umum (KGU) :
Merupakan kenaikan tarif gaji yang diberlakukan secara umum bagi seluruh karyawan.
22
1.2. Peninjauan dan penyesuaian atas upah / gaji umum dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun dan realisasinya tergantung kemampuan Perusahaan.
1.3. Kenaikan / Penetapan Gaji karena Promosi Grade / Sub Grade :
Merupakan kenaikan gaji karena karyawan bersangkutan menjalani promosi ke grade atau sub grade yang lebih tinggi.
2. Aturan rinci tentang penetapan dan peninjauan gaji sesuai dengan ketentuan mengenai sistem dan administrasi penggajian ditetapkan Perusahaan dalam ketentuan tersendiri.
Pasal 33 PEMBAYARAN UPAH SELAMA KARYAWAN DALAM KEADAAN SAKIT
1. Perusahaan membayar upah (gaji pokok, tunjangantunjangan dan fasilitas) kepada karyawan yang tidak dapat melaksanakan pekerjaannya karena dalam keadaan sakit berdasarkan keterangan dokter.
2. Dalam hal seorang karyawan menderita sakit terus menerus sehingga karenanya tidak dapat melaksanakan pekerjaan untuk jangka waktu lama, maka selama itu Perusahaan akan membayar upahnya menurut ketentuan sebagai berikut : 2.1. Selama 4 (empat) bulan pertama, mendapatkan 100% dari upah. 2.2. Selama 4 (empat) bulan kedua, mendapatkan 75 % dari upah. 2.3. Selama 4 (empat) bulan ketiga, mendapatkan 50% dari upah. 2.4. Untuk bulan selanjutnya, mendapatkan 25% dari penghasilan tetap, sebelum
PHK dilakukan oleh Perusahaan
3. Bila seseorang karyawan menderita sakit dan tidak dapat melakukan pekerjaannya terus menerus sampai jangka waktu 12 (dua belas) bulan, maka karyawan dapat diputuskan hubungan kerjanya oleh Perusahaan, dan hakhaknya diberikan sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 34 PEMBAYARAN UPAH SELAMA KARYAWAN DITAHAN
Dalam hal terjadi penahanan oleh yang berwajib terhadap seorang karyawan, maka Perusahaan akan membayar upah karyawan menurut ketentuan sebagai berikut :
1. Apabila karyawan ditahan oleh pihak yang berwajib bukan atas pengaduan Perusahaan dan tidak berkaitan dengan kegiatan Perusahaan:
1.1 Perusahaan tidak wajib membayar upah tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga yang menjadi tanggungannya, dengan ketentuan sebagai berikut : 1.1.1 untuk 1 orang tanggungan : 25% dari upah 1.1.2 untuk 2 orang tanggungan : 35% dari upah 1.1.3 untuk 3 orang tanggungan : 45% dari upah 1.1.4 untuk 4 orang tanggungan / lebih : 50% dari upah
1.2 Bantuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.1 diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan takwim/kalender sejak hari pertama karyawan ditahan pihak yang berwajib.
23
2. Apabila karyawan ditahan oleh pihak yang berwajib karena pengaduan Perusahaan dan selama ijin PHK belum diberikan Depnaker maka :
2.1. Perusahaan wajib membayar upah karyawan secara penuh dan berlaku paling lama 6 (enam) bulan takwim / kalender terhitung sejak hari pertama karyawan ditahan pihak yang berwajib.
2.2. Dalam hal karyawan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2.1 diputuskan oleh Pengadilan Negeri terbukti melakukan kesalahan, maka Perusahaan dapat mengajukan permohonan PHK sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
3. Dalam rangka mengedepankan penegakan hukum di tanah air, termasuk dengan partisipasi aktif Perusahaan, Pimpinan maupun karyawan baik dalam memberikan keterangan, memenuhi panggilan pemeriksaan dan hal terkait lainnya maka Perusahaan memberikan dukungan dan bantuan biaya persidangan terkait kedinasan, meliputi :
3.1. Penyediaan jasa pengacara / penasihat / konsultan hukum.
3.2. Biayabiaya lain yang sangat terkait dengan proses pemeriksaan, penyidikan dan atau persidangan tersebut, berikut buktibukti pengeluarannya yang sah atau mampu dibuktikan melalui surat keterangan resmi dari karyawan yang bersangkutan berupa memo atau nota dinas yang dapat diterima Perusahaan.
3.3. Penyediaan jasa ahli yang menguasai bidang teknis (misalnya pakar telekomunikasi untuk penyidikan terkait sistem telekomunikasi).
3.4. Sarana dan biaya Perusahaan yang menurut ketentuan internal Perusahaan diberikan untuk kegiatan dinas, termasuk kendaraan dinas operasional, pemberlakuan perjalanan dinas.
3.5. Selama pimpinan / karyawan menjalani pemeriksaan, penyidikan dan/atau persidangan sehubungan kedinasan maka tidak diberlakukan skorsing dan tidak dicatat sebagai pelanggaran waktu verja.
Pasal 35 TUNJANGAN
1. Tunjangan Transport :
Adalah tunjangan yang diberikan untuk kebutuhan transportasi dari rumah ke tempat kerja dan sebaliknya. Besarnya tunjangan transport diberikan sesuai grade dan ditetapkan dalam ketentuan terpisah. Tunjangan transport akan ditinjau sesuai dengan kenaikan tarif transportasi umum.
2. Tunjangan Makan :
Adalah tunjangan yang diberikan sebagai pengganti biaya makan. Besarnya tunjangan makan akan ditetapkan dalam ketentuan terpisah.
3. Tunjangan Fungsional :
Adalah tunjangan tetap yang diberikan Perusahaan kepada karyawan non managerial berdasarkan fungsi dan penugasan / penempatan.
4. Tunjangan Jabatan :
Adalah tunjangan tetap yang diberikan Perusahaan kepada karyawan yang memegang posisi managerial dari Assistant Manager ke atas.
24
5. Tunjangan Kemahalan:
Adalah tunjangan yang diberikan kepada karyawan yang ditugaskan pada daerah /wilayah tertentu dan didasarkan atas Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Penetapan daerah/wilayah yang diberikan tunjangan kemahalan ditetapkan dalam ketentuan tersendiri.
6. Tunjangan Sertifikasi :
Adalah tunjangan yang diberikan sebagai apresiasi dan pengakuan Perusahaan atas pengetahuan dan pengalaman karyawan yang memiliki sertifikat. Penetapan sertifikat yang diakui oleh Perusahaan ditetapkan dalam ketentuan tersendiri.
7. Tunjangan Khusus Perwakilan :
Adalah tunjangan yang diberikan sebagai apresiasi kepada karyawan yang mempunyai tanggung jawab managerial atau menangani seluruh fungsi management.
8. Tunjangan Siaga atau Stand By :
Adalah tunjangan yang diberikan kepada karyawan yang diwajibkan untuk selalu siaga (stand by) di wilayah kerjanya (berada di kota yang sama dengan lokasi wilayah kerja) selama 24 (dua puluh empat) jam pada hari sabtu / minggu atau hari libur Perusahaan / cuti bersama sehingga selalu siap dihubungi untuk melakukan suatu pekerjaan yang bersifat mendesak / darurat dan tidak dapat ditunda / dilimpahkan.
9. Tunjangan Panggilan Kerja atau On Call :
Adalah tunjangan yang diberikan kepada karyawan yang mempunyai kewajiban untuk mengerjakan pekerjaan yang sangat mendesak atau darurat dan tidak dapat ditunda / dilimpahkan dimana karyawan bersangkutan datang di lokasi kerja atau melakukan pekerjaan tanpa hadir di lokasi kerja (remote).
Pasal 36 FASILITAS
1. Sebagai sarana untuk memudahkan karyawan dalam bekerja, Perusahaan memberikan fasilitas kepada karyawan sesuai dengan fungsi / tugas / jabatan.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai fasilitas akan diatur dalam kebijakan Perusahaan tersendiri.
Pasal 37 UANG SUKA CITA
1. Bagi karyawan yang melangsungkan pernikahan dan melahirkan, akan mendapatkan uang suka cita yang besarannya akan diatur dalam kebijakan Perusahaan tersendiri.
2. Uang suka cita menjadi kadaluarsa apabila yang bersangkutan tidak melaporkan ke Perusahaan dan menyerahkan copy buktibukti yang sah dalam waktu 1 (satu) bulan.
25
3. Pernikahan :
3.1. Uang suka cita pernikahan diberikan kepada karyawan apabila yang bersangkutan melaporkan ke Perusahaan dan menyerahkan copy surat pernikahan yang sah.
3.2. Uang suka cita pernikahan hanya diberikan pada saat pernikahan pertama karyawan.
3.3. Apabila pernikahan antara karyawan dan karyawati Perusahaan, maka uang suka cita pernikahan diberikan kepada 1 (satu) orang yaitu suami.
4. Kelahiran :
4.1. Uang suka cita kelahiran diberikan kepada karyawan apabila yang bersangkutan melaporkan ke Perusahaan dan menyerahkan copy surat keterangan lahir / akta kelahiran yang sah.
4.2. Uang suka cita kelahiran diberikan atas kelahiran anak sampai dengan anak yang ke 3 (tiga).
Pasal 38 UANG DUKA CITA DAN BANTUAN PEMAKAMAN
1. Uang duka cita dan bantuan pemakaman diberikan kepada karyawan dan keluarga karyawan yang terkena musibah kematian yang besarnya diatur dalam keputusan Direksi.
2. Uang duka cita dan bantuan pemakaman diberikan setelah Perusahaan mendapatkan informasi yang akurat dan pihak keluarga menyerahkan copy surat kematian.
3. Apabila karyawan meninggal dunia, Perusahaan akan memberi santunan pada ahli warisnya berupa :
3.1. Upah penuh untuk bulan yang sedang berjalan.
3.2. Penggantian hak cuti yang belum diambil.
3.3. Halhal lain yang menjadi hak karyawan yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan Perusahan dan peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 39 TUNJANGAN HARI RAYA
1. Perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya Keagamaan sebesar 1 (satu) bulan upah.
2. Karyawan dengan masa kerja lebih atau sama dengan 3 (tiga) bulan akan dibayarkan 1 (satu) bulan upah dan bagi yang memiliki masa kerja kurang dari 3 (tiga) bulan akan diberikan secara proporsional.
3. Tunjangan Hari Raya tersebut dibayarkan 2 (dua) minggu sebelum Hari Raya.
26
Pasal 40 DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN ( D P L K )
1. Karyawan tetap diwajibkan mengikuti program DPLK sebagai iuran program pensiun iuran pasti yang diselenggarakan DPLK yang telah dipilih oleh Perusahaan dengan cara pemotongan gaji.
2. Bagi karyawan perbantuan, Perusahaan akan meneruskan keikutsertaan program DPLK yang sudah diikuti sebelumnya dan untuk selanjutnya dapat dilakukan penyesuaian sesuai keinginan karyawan bersangkutan (bisa berupa prosentase atau minimal tertentu).
3. DPLK yang dipilih oleh karyawan tetap dan kuasa pemotongan gaji diberikan secara tertulis kepada Perusahaan.
4. Perusahaan memberikan fasilitas untuk pendaftaran keanggotaan DPLK karyawan tetap dan menanggung biaya pendaftaran di awal kepesertaan yang pertama kali sesuai biaya yang dipersyaratkan DPLK serta menanggung biaya pengiriman iuran DPLK.
5. Apabila terjadi perubahan tarif gaji, besaran iuran DPLK otomatis berubah disesuaikan dengan tarif gaji baru.
6. Kewajiban Perusahaan untuk memotong gaji karyawan untuk iuran DPLK berakhir sejak berhentinya karyawan dari Perusahaan.
7. Pemanfaatan dan hasil iuran tersebut bertujuan untuk kepentingan karyawan pada saat pensiun.
8. Ketentuan batas waktu pemilihan lembaga DPLK adalah sebagai berikut :
8.1. Bagi karyawan tetap adalah 3 (tiga) bulan sejak tanggal pengangkatan. Apabila telah melewati batas waktu 3 (tiga) bulan dan Perusahaan belum menerima pilihan DPLK yang dipilih secara tertulis, secara sepihak Perusahaan mendaftarkan kepesertaan DPLK sesuai pilihan Perusahaan (termasuk jenis investasi / pengembangan / manfaat program pensiun iuran pasti) dan karyawan dianggap telah memberikan persetujuan penuh.
8.2. Bagi karyawan yang sedang menjalani CLTP dan belum memilih DPLK, maka batas waktu memilih dan melanjutkan iuran DPLK adalah 3 (tiga) bulan sejak tanggal yang bersangkutan kembali bekerja.
Pasal 41 JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN
1. Jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan oleh Perusahaan kepada semua karyawan.
2. Jaminan pemeliharaan kesehatan ini dilaksanakan sendiri dan diberikan untuk karyawan beserta keluarganya yang sah dan terdaftar di Perusahaan dengan manfaat lebih baik dari program JAMSOSTEK.
3. Keluarga karyawan yang dapat menjadi tanggungan Perusahaan adalah:
3.1. 1 (satu) orang isteri / suami yang sah menurut hukum dan terdaftar di Perusahaan.
27
3.2. Sebanyakbanyaknya 3 (tiga) orang anak yang sah menurut hukum, baik anak kandung, tiri atau angkat karyawan dan terdaftar di Perusahaan dengan usia maksimum 23 (dua puluh tiga) tahun, masih sekolah dan / atau belum menikah / belum bekerja.
4. Dalam hal pasangan hidup karyawan bekerja pada Perusahaan lain yang tidak mendapat jaminan pemeliharaan kesehatan, untuk mengikut sertakan keluarganya pada jaminan pemeliharaan kesehatan Perusahaan harus ada surat pernyataan dari instansi / badan lain tersebut.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai jaminan pemeliharaan kesehatan diatur dalam kebijakan Perusahaan tersendiri.
Pasal 42 JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA
1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK), adalah sistem perlindungan yang dimaksudkan untuk menanggulangi risiko sosial yang secara langsung mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya penghasilan tenaga kerja.
2. Seluruh karyawan Perusahaan diikutkan dalam program Jamsostek yang terdiri dari, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian dan Jaminan Hari Tua. Khusus Jaminan Pemeliharaan Kesehatan diselenggarakan sendiri dengan manfaat lebih baik dari program JAMSOSTEK.
3. Premi JAMSOSTEK untuk Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian dibayar oleh Perusahaan yang besarnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4. Premi JAMSOSTEK untuk Jaminan Hari Tua dibayar oleh Perusahaan dan karyawan dengan cara pemotongan gaji setiap bulan yang besarnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 43 INSENTIF
1. Insentif diberikan kepada karyawan berdasarkan kinerja dan kebijakan Perusahaan dimana seluruh ketentuan tentang insentif diatur sesuai dengan ketentuan Perusahaan dan dikomunikasikan kepada karyawan.
2. Insentif dihitung secara proporsional dan diberikan kepada karyawan yang masih aktif bekerja pada saat tanggal pembayaran insentif.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai insentif akan diatur dalam kebijakan Perusahaan tersendiri.
28
BAB VI PEMBINAAN
Pasal 44 PEMBERIAN PENGHARGAAN (AWARD)
1. Dalam rangka pembinaan dan meningkatkan motivasi kerja kepada karyawan maka Perusahaan akan memberikan penghargaan kepada karyawan yang telah memenuhi / mencapai standar kerja diatas ratarata dan diberlakukan untuk seluruh karyawan.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian penghargaan (award) diatur dalam kebijakan Perusahaan tersendiri.
Pasal 45 PENDIDIKAN / PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
1. Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kompetensi karyawan dan produktivitas, Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan potensi, kinerja dan kemampuan perorangannya melalui pendidikan dan pelatihan, baik yang sifatnya informal maupun formal, baik didalam maupun di luar negeri.
2. Karyawan bertanggung jawab untuk menjalankan tugas Pendidikan dan Pelatihan dengan sebaikbaiknya dan membuktikan hasilnya dalam unjuk kerjanya seharihari.
3. Karyawan yang telah menjalani pendidikan dan pelatihan tersebut, diwajibkan membuat laporan tertulis dan atau mempresentasikan tentang pengetahuan yang diperolehnya kepada atasan yang bersangkutan setingkat Manager, selambat lambatnya 2 (dua) minggu terhitung mulai tanggal selesainya pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, dengan tembusan ke Perusahaan.
4. Dengan pertimbangan agar karyawan yang bersangkutan menerapkan ilmu yang didapat dalam pendidikan / pelatihannya, Perusahaan dapat menetapkan adanya suatu ikatan dinas dengan ketentuan yang akan diatur tersendiri.
Pasal 46 PEMINDAHAN KARYAWAN
1. Yang dimaksud dengan pemindahan adalah alih tugas / jabatan dari suatu direktorat / divisi / departemen / lokasi / daerah ke direktorat / divisi / departemen / lokasi / daerah yang baru di dalam ruang lingkup Perusahaan atau di lingkungan satu group Perusahaan dengan berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku.
2. Pemindahan karyawan sepenuhnya adalah wewenang Perusahaan, dilakukan dengan tujuan untuk mengatur pembagian tugas kerja demi kepentingan kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan / atau untuk pelaksanaan kegiatan usaha Perusahaan.
3. Khusus untuk perpindahan karyawan antar Perusahaan dilaksanakan atas dasar kesepakatan dengan karyawan bersangkutan.
29
4. Pemindahan karyawan diatur dengan ketentuanketentuan sebagai berikut:
4.1. Mutasi Jabatan
Adalah alih tugas pada satu jabatan ke jabatan lain yang setingkat / sederajat di lingkungan Perusahaan. Mutasi bertujuan untuk pengembangan wawasan dan ketrampilan karyawan dan atau karena kebutuhan operasional.
4.2. Promosi Jabatan
Adalah alih tugas dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi tingkatannya atau golongannya di lingkungan Perusahaan atau group. Promosi merupakan penghargaan atas prestasi kerja karyawan dan penilaian atas kecakapan untuk melakukan tanggung jawab yang tingkatannya lebih tinggi.
Halhal yang harus dipertimbangkan dalam proses promosi ini adalah: 4.2.1 Kemampuan karyawan yang terdiri dari pengetahuan dan ketrampilan
serta memenuhi kualifikasi dan spesifikasi yang dipersyaratkan. 4.2.2 Hasil penilaian prestasi kerja. 4.2.3 Kondite dan loyalitas. 4.2.4 Pengisian berbagai jabatan yang lowong.
4.3. Demosi Jabatan
Adalah alih tugas dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih rendah tingkatannya atau golongannya di lingkungan Perusahaan atau group, dengan tujuan untuk pembinaan karyawan. Penetapan atas demosi karyawan tidak mengubah upah pokok karyawan, kecuali fasilitas dan tunjangantunjangan lainnya yang berhubungan dengan jabatannya tersebut.
5. Penolakan terhadap keputusan pemindahan karyawan didalam satu Perusahaan merupakan penolakan atas perintah kerja yang layak. Apabila karyawan tetap menolak walaupun telah diberikan 3 (tiga) kali surat perintah kerja dan surat peringatan terakhir maka Perusahaan dapat melakukan PHK terhadap karyawan yang dilaksanakan sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 47 LAPORAN PENILAIAN PRESTASI (LP2)
1. LP2 adalah proses evaluasi dan pengukuran kemampuan atau prestasi kerja, sikap, potensi dan kinerja karyawan.
2. Tujuan dari LP2 adalah memberikan penilaian yang obyektif tentang prestasi karyawan dalam satu periode tertentu dalam rangka pembinaan bagi karyawan yang bersangkutan.
3. Dalam LP2 aspekaspek yang dinilai adalah :
3.1. Hasil Kerja
Merupakan penilaian percapaian target Key Performance Indikator (KPI) individu karyawan yang telah ditetapkan di awal semester penilaian. Ukuran sasaran kerja akan berbeda setiap bagian, karena penilaian berdasarkan turunan KPI Perusahaan ke setiap unit kerja.
30
3.2. Proses Kerja
Penilaian proses kerja dibedakan berdasarkan grade dan kedudukan dalam struktural (fungsional atau managerial).
4. Hasil dari LP2 harus dikomunikasikan kepada karyawan sebagai umpan balik atas hasil pekerjaannya.
5. Hasil LP2 dipakai sebagai dasar pengembangan kemampuan dan perencanaan karir karyawan, proses pengangkatan karyawan, promosi, demosi, kenaikan gaji, insentif dan atau penghargaan.
6. Direktur atau pejabat yang berwenang, berwenang menentukan nilai akhir LP2 karyawan dengan mempertimbangkan masukan dari atasan karyawan sebagai penilai.
7. Penilaian Prestasi Kerja bagi karyawan akan dilakukan sedikitnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu semester I dari bulan Januari sampai dengan Juni dan semester II dari bulan Juli sampai dengan Desember.
8. Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman dan mekanisme penilaian LP2 akan diatur dalam kebijakan Perusahaan tersendiri
31
BAB VII HUBUNGAN INDUSTRIAL
Pasal 48 KOMUNIKASI
1. Perusahaan menganut sistem komunikasi dua arah yang bebas, terbuka dan bertanggung jawab.
2. Karyawan dapat menyampaikan pendapat, saran, memperoleh keterangan mengenai Perusahaan, pekerjaan serta hubungan kerja dalam batasbatas yang telah ditetapkan.
3. Perusahaan mengadakan komunikasi dua arah antara karyawan dengan Direksi yang waktu dan pelaksanaannya diatur dalam ketentuan tersendiri.
Pasal 49 KELUHAN DAN PENGADUAN KARYAWAN
1. Pada dasarnya masalah yang timbul dalam lingkungan kerja, yang menyebabkan ketidakpuasan karyawan, wajib diajukan kepada Perusahaan atau atasan langsung untuk ditanggapi dan diselesaikan sesegera mungkin.
2. Apabila karyawan merasa diperlakukan tidak adil atau tidak wajar oleh Perusahaan serta bertentangan dengan ketentuan tata tertib, maka yang bersangkutan dapat mengajukan keluhan atau pengaduan kepada atasan langsungnya.
3. Apabila atasan langsungnya telah diberikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan keluhan atau pengaduan tersebut, namun karyawan yang bersangkutan belum merasa puas atas keterangan atau keputusan yang diperolehnya, ia dapat mengajukan keluhan atau pengaduan kepada Perusahaan atau Direksi setelah memberitahukan maksud tersebut kepada atasan langsungnya.
4. Apabila Perusahaan menganggap keluh kesah, saran saran karyawan tersebut wajar dan cukup beralasan, maka Perusahaan akan berusaha sesuai dengan batas kemampuannya untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan terlebih dahulu dengan mengadakan musyawarah / mufakat antara Perusahaan dengan perwakilan karyawan.
5. Apabila masalah tersebut masih tetap belum terselesaikan maka akan dimintakan bantuan kepada instansi ketenagakerjaan setempat atau sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 50 PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
1. Setiap PHK dilakukan sesuai dengan peraturan perundang yang berlaku.
2. Apabila terjadi PHK dengan alasan apapun, karyawan diharuskan mengembalikan semua alat alat Perusahaan, barang barang lainnya yang dipakai/dipinjamnya. Selama alat alat atau barang barang belum dikembalikan maka sejumlah uang sebesar harga alat atau barang tersebut (menurut harga yang ditentukan oleh Perusahaan) akan diperhitungkan atas segala hak haknya yang akan diterimanya dari Perusahaan.
32
Pasal 51 BENTUKBENTUK PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
1. Bentuk bentuk PHK terdiri dari : 1.1. PHK dalam masa percobaan. 1.2. PHK karena berakhirnya hubungan kerja untuk waktu tertentu. 1.3. PHK atas kehendak karyawan atau mengundurkan diri atau dikualifikasikan
mengundurkan diri. 1.4. PHK karena rasionalisasi. 1.5. PHK karena usia purna kerja karyawan (Pensiun). 1.6. PHK karena alasan kesehatan. 1.7. PHK karena karyawan meninggal dunia. 1.8. PHK karena kesalahan / pelanggaran karyawan. 1.9. PHK karena karyawan ditahan oleh pihak yang berwajib.
2. PHK dalam masa percobaan :
PHK dalam masa percobaan dapat dilakukan secara sepihak oleh Perusahaan atau oleh karyawan bersangkutan dengan pemberitahuan secara tertulis paling lambat 1 (satu) bulan sebelumnya. karyawan tidak berhak memperoleh kompensasi dalam bentuk apapun, terkecuali upah sampai hari terakhir karyawan bekerja.
3. PHK karena berakhirnya hubungan kerja untuk waktu tertentu :
Dalam hal hubungan kerja antara Perusahaan dan karyawan untuk waktu tertentu berakhir dan Perusahaan tidak akan meneruskan lagi, maka kepada karyawan tidak memperoleh kompensasi dalam bentuk apapun, terkecuali yang telah disepakati dalam perjanjian kerja.
4. PHK Atas Kehendak karyawan (mengundurkan diri) :
4.1. Jika karyawan ingin berhenti bekerja dari Perusahaan, maka diharuskan mengajukan permohonan secara tertulis 1 (satu) bulan sebelumnya kepada atasannya setingkat Manager dengan tembusan kepada Perusahaan.
4.2. Jangka waktu 1 (satu) bulan tersebut tidak dapat digunakan untuk mengambil hak cuti yang masih tersisa. Dengan perkataan lain, waktu 1 (satu) bulan tersebut merupakan waktu dimana karyawan siap bekerja untuk melakukan serah terima pekerjaan kepada atasan atau karyawan lain yang ditunjuk.
4.3. Kepada karyawan yang tidak mengikuti ketentuan pada ayat 4.1 dan ayat 4.2 diatas, maka kepada karyawan tersebut tidak akan diberikan surat referensi bekerja.
4.4. Kepada karyawan yang mengundurkan diri akan diberikan haknya berupa uang penggantian hak dan uang pisah. Besarnya uang pisah adalah satu kali uang penghargaan masa kerja.
5. PHK karena Rasionalisasi :
Dalam hal terpaksa perlu dilakukan rasionalisasi di Perusahaan sehingga harus dilakukan PHK, kepada karyawan akan diberikan haknya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
33
6. PHK karena usia purna kerja karyawan (Pensiun) :
6.1. Perusahaan dapat melakukan PHK kepada karyawan yang telah mencapai usia 55 (lima puluh lima) tahun, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku tentang Usia Pensiun Normal.
6.2. Kepada karyawan tetap yang terkena PHK karena pensiun, Perusahaan akan memberikan hak haknya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
7. PHK karena alasan kesehatan :
7.1. Dalam hal seorang karyawan tidak mampu bekerja karena alasan kesehatan melebihi 12 (dua belas) bulan berturut turut, maka kepadanya dapat dilakukan PHK.
7.2. Kepada karyawan akan diberikan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, uang penggantian hak sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
8. PHK karena karyawan meninggal dunia :
8.1. Dalam hal karyawan meninggal dunia, maka hubungan kerjanya dengan Perusahaan putus dengan sendirinya.
8.2. Kepada ahli waris karyawan yang bersangkutan Perusahaan memberikan haknya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
9. PHK karena kesalahan / pelanggaran karyawan
Karyawan dapat diberhentikan dengan tidak hormat karena telah melanggar hukum atau merugikan sesuai ketentuan yang berlaku.
10. PHK karena karyawan ditahan oleh pihak yang berwajib
PHK karena karyawan ditahan oleh pihak yang berwajib dilaksanakan sesuai Pasal 160 UU 13 tahun 2003.
Pasal 52 UANG PESANGON, UANG PENGHARGAAN MASA KERJA DAN UANG
PENGGANTIAN HAK Besarnya uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang panggantian hak bagi yang berhak mendapatkannya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Pasal 53 KOPERASI KARYAWAN
1. Dalam rangka meningkatkan produktifitas kerja perlu ditunjang adanya peningkatan kesejahteraan karyawan.
2. Salah satu sarana penunjang untuk kearah peningkatan kesejahteraan tersebut tidak saja tergantung pada besarnya tingkat gaji yang diterima, namun dengan sebagian gaji dari masing masing karyawan dapat dikembangkan usaha bersama melalui koperasi karyawan di Perusahaan yang untuk saat ini menginduk dengan Kopindosat (Koperasi Pegawai PT. Indosat).
3. Perusahaan sesuai dengan kemampuan yang ada turut mendorong dan membantu ke arah tumbuh dan berkembangnya koperasi karyawan di Perusahaan.
34
Pasal 54 KESELAMATAN, KESEHATAN DAN KEAMANAN LINGKUNGAN KERJA
1. Untuk menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan lingkungan kerja, Perusahaan mentaati peraturan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan UndangUndang atau Peraturan pemerintah serta menyediakan pakaian kerja untuk pekerjaan tertentu dan alat pelindung keselamatan kerja.
2. Setiap karyawan diwajibkan mentaati peraturan keselamatan dan kesehatan kerja di Perusahaan serta menggunakan alat pelindung keselamatan kerja yang ditetapkan sesuai dengan tugasnya masing masing.
Pasal 55 PERLENGKAPAN KERJA
1. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaaan atau tugas karyawan perlu atau wajib menggunakan perlengkapan keamanan demi keselamatan kerja dan atau keselamatan karyawan, Perusahaan wajib menyediakan perlengkapan tersebut dan akan tetap menjadi milik Perusahaan.
2. Karyawan diwajibkan untuk mengunakan dan memelihara perlengkapan keselamatan kerja, mesin mesin dan sebagainya sejak mulai, sampai waktu akan meninggalkan pekerjaannya.
3. Kehilangan atau kerusakan perlengkapan keselamatan kerja tersebut harus segera dilaporkan kepada atasannya dan Perusahaan. Perusahaan akan memberikan sanksi pembayaran ganti rugi kepada karyawan yang menghilangkan atau merusak perlengkapan kerja baik karena kesengajaan ataupun kelalaian.
4. Apabila karyawan menemukan hal hal yang dapat membahayakan keselamatan kerja karyawan lainnya atau Perusahaan, harus segera melaporkan kepada atasannya.
5. Setiap karyawan selama berada di tempat kerja dan lingkungan Perusahaan wajib menggunakan Tanda Pengenal (ID card) dimana bentuk ukuran dan warna dari Tanda Pengenal tersebut ditentukan oleh Perusahaan.
6. Pelanggaran atas ketentuan tersebut diatas dapat dikenakan sanksi hukuman berupa peringatan sampai pemberhentian hubungan kerja.
7. Perusahaan akan memberikan pakaian kerja kepada karyawan karena tugas dan pekerjaannya memerlukan pakaian kerja khusus dan harus digunakan pada waktu melaksanakan tugas.
Pasal 56 KEAMANAN LINGKUNGAN KERJA
1. Setiap karyawan diwajibkan menjaga keamanan diri sendiri, teman sekerja dan harta benda atau kepentingan kepetingan lain Perusahaan. Dalam hal yang akan timbul dan dapat atau akan mengganggu keamanan tersebut, karyawan yang bersangkutan pertama tama harus memberitahukan hal itu kepada atasannya dan sementara dengan kemampuan diri sendiri atau dengan bekerja sama dengan teman teman sekerja, bertindak mengadakan persiapan persiapan pencegahan bahaya itu.
35
2. Setiap karyawan diwajibkan mengindahkan dan mentaati segala tindakan pencegahan bahaya yang ditentukan oleh Perusahaan yang menjamin keselamatan dan ketertiban kerja, maupun keselamatan harta benda dan kepentingan kepentingan lain Perusahaan pada umumnya.
Pasal 57 PERJALANAN DINAS
1. Yang dimaksud Perjalanan Dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh karyawan, atas perintah Direksi atau pejabat yang ditunjuk untuk itu, dari tempat kerja ke tempat tujuan lain yang berjarak perjalanan darat terpendek sekurang kurangnya 60 (enampuluh) kilometer dari wilayah kerjanya dengan atau tanpa menginap, dengan maksud untuk melaksanakan atau menyelesaikan tugas tugas Perusahaan.
2. Karyawan yang akan melakukan perjalanan dinas harus mengisi Surat Tugas Perjalanan Dinas (STPD) di Dalam Negeri atau ke Luar Negeri dan menerima biaya perjalanan dinas sebelum keberangkatan.
3. Surat Tugas Perjalanan Dinas harus memuat dengan jelas tugas yang dilakukan, tanggal berangkat, tanggal kembali dan biaya seperti yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi. STPD harus disetujui terlebih dahulu oleh atasan atau setingkat Manager dan Direktur.
4. STPD bisa diperpanjang atau dipercepat atas persetujuan tertulis dari Perusahaan.
5. Tarif perjalanan dinas akan ditinjau kembali minimal 2 tahun sekali.
6. Alat transportasi untuk perjalanan dinas diatur tersendiri. Apabila pelaksanaan tugas yang dianggap penting dan mendesak, penggunaan alat transportasi dapat diubah sesuai kebutuhan dengan persetujuan Direksi.
Pasal 58 SERIKAT PEKERJA
Karyawan pada dasarnya adalah mitra Perusahaan dan oleh karenanya Perusahaan akan mengakui adanya Serikat Pekerja di dalam Perusahaan, yang sejalan dan sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku.
36
BAB VIII KETENTUAN PENUTUP
Pasal 59 KEWAJIBAN UNTUK MENGETAHUI ISI PERATURAN PERUSAHAAN
1. Peraturan Perusahaan ini dibagikan kepada seluruh karyawan.
2. Setiap karyawan wajib untuk mengetahui dan mematuhi Peraturan Perusahaan ini serta peraturan peraturan lain yang telah ada maupun yang akan dikeluarkan yang tidak bertentangan dengan Peraturan Perusahaan ini.
3. Tidak seorang karyawanpun dapat mengelakkan tugas dan tanggungjawab dengan alasan tidak mengetahui isi Peraturan Perusahaan ini.
4. Pelaksanan teknis dan lebih rinci dari Peraturan Perusahaan ini akan diatur dalam kumpulan Peraturan Pelaksanaan yang disahkan oleh Direksi.
Pasal 60 MASA BERLAKUNYA PERATURAN PERUSAHAAN
1. Peraturan Perusahaan ini berlaku selama 2 (dua) tahun, terhitung sejak disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia dan dibagikan kepada semua karyawan.
2. Dengan disahkannya Peraturan Perusahaan ini, maka Peraturan Perusahaan sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi.
3. Jika dalam Peraturan Perusahaan ini terdapat kesalahan / kekeliruan atau hal hal yang bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku maka bagian tersebut batal demi hukum dan yang berlaku adalah peraturan perundangan yang berlaku.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 10 Juli 2009
PT. INDOSAT MEGA MEDIA
Indar Atmanto Direktur Utama
top related