isk dan pna 2013

Post on 16-Feb-2015

56 Views

Category:

Documents

17 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

W. Sri Wardani

SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Sanjiwani Gianyar,

2013

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam2. Harisson’s Principle of Internal

Medicine3. Guidelines for Antimicrobial Treatment

of Uncomplicated Acute Bacterial Cystitis and Acute Pyelonephritis in Women (IDSA)

Topic ISK

Definisi Klasifikasi Faktor predisposisi Epidemiologi Patogenesis Etiologi Diagnosis Terapi

adalah: istilah umum yang menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri di traktus urinarius yang ditandai dengan bakteriuri bermakna atau piuri bermakna

Bakteriuri bermakna: adanya koloni kuman ≥105 CFU (colony forming unit)/mL pada biakan urine

Piuri bermakna: bila ditemukan netrofil (lekosit) ≥10 LPB

INFEKSI TRAKTUS URINARIUS (Lanjt)

Bila bakteriuri bermakna, tidak ada manifestasi klinis disebut: bakteriuri asimtomatik

Sebaliknya presentasi klinis ISK, tetapi tanpa bakteriuri bermakna disebabkan oleh:

1. Pasien telah mendapat terapi antimikroba

2. Terapi diuretika3. Minum banyak4. Waktu pengambilan sampel tidak

tepat 5. Peranan bakteriofag

lasifikasi:

1. Atas dasar lokasi:

a. ISK atas

- pielonefritis

b. ISK bawah

- sistitis

- prostatitis

- urethritis

- SUA

2. Atas dasar klinis

a. ISK sederhana (uncomplicated UTI) Traktus urinarius normal Tidak menyebabkan akibat lanjut jangka lama Bukan perempuan hamil

b. ISK terkomplikasi (complicated UTI)

- Ada kelainan ginjal lain :

obstruksi, aliran balik (refluks), statis aliran urin

- Ada gangguan fungsi ginjal

- ISK dalam kehamilan

- ISK pada DM

Epidemiologi

ISK : – Penyakit yang sering ditemukan di praktek umum

– Prevalensi ISK tergantung pada umur, jenis

kelamin, prevalensi bakteriuri, dan faktor

predisposisi

– ISK : 25-35% perempuan dewasa

Bakteriuri asimptomatik:– 1% anak sekolah

– 5% periode seksual aktif

– 30% bila ada faktor predisposisi

Faktor predisposisi

1. Batu saluran kemih

2. Obstruksi traktus urinarius

2. Statis aliran urin (kelumpuhan, neuropati DM)

3. Status imunologis menurun (DM, obat

imunosupresan)

4. Kehamilan dan KB hormon progesteron

5. Pemakaian kateter berulang/menetap (di RS)

6. PGK (glomerulonefritis, ginjal polikistik)

7. Nekrosis papillar, nefropati analgesik, penyakit

Sickle cell

8. Senggama

atogenesis

Bakteri bisa masuk ke traktus urinarius melalui : - Ascending infection (langsung lewat urethra) - Hematogen - Limfogen

Perempuan lebih sering dibandingkan pria karena : - Urethra lebih pendek - Trauma urethra (hub. seks, partus) - Kontaminasi dari anus (pembilasan) - Pengaruh progesteron saat hamil - Tidak ada cairan prostat yang bersifat bakteriostatik

atogenesis (lanjt)

Patogenesis Bakteriuri asimtomatik menjadi ISK, tergantung dari:

1. Patogenitas bakteri

Bacterial attachment pada mukosa:

fimbrie

Faktor virulensi lain

Variasi faktor virulensi

2. Faktor Host:

Faktor predisposisi

Status imunologi host

Mikroorganisme penyebab yang sering:

1. Gram negatif :

Enterobacteriaceae - Escherichia coli 70-95%

- Klebsiela pneumoni, oxytosa

- Proteus vulgaris, mirabilis

- Enterobacter cloacae,

aerogenes

Pseudomonas aeruginosa

2. Gram positif : - Stapylococus aureus

- Streptococus faecalis,

- Enterococcus

Etiologi

iagnosis :

1. Klinis : ISK bawah/ atas2. Laboratoris:Bakteriuri bermakna (kriteria Mars 1976)

Urine porsi tengah didapatkan koloni bakteri:

a. ≥105 koloni/cc urin (2X)b. ≥105 koloni/cc urin & lekosuri ≥ 10/LP (1X)

c. ≥105 koloni/cc urin (1X) disertai gejala klinik ISK

d. ≥104 koloni /cc urin kateter Urine punksi suprapubik : berapapun

didapatkan koloni kuman

erapi

Non farmakologi : Intake cairan yang cukup

Hygiene

Farmakologis Simptomatik

Antibiotika adekuat :

ISK bawah

ISK atas

erapi (lanjt)

Antibiotika adekuat : ISK bawah :

Ampisilin 3 g atau trimetoprim 200 mg dosis tunggal Terapi konvensional 3-7 hari

amoksicilin clavulanat : 2 x 500 mg-- 7 hari Nitrofurantoin-monohidrat makrokristal 2 x 100 mg --7

hari Trimetoprim: 2 x 100 mg ---3 hari Sulphametoxazole-Trimethoprim 2 x 960 mg ----3 hari Cefixime 1 x 400 mg -----3 hari

fluorokuinolon: ciprofloksasin 2 x 250, levofloksasin 1 x 250 --- 3 hari : reinfeksi

erapi (lanjt)

Antibiotika adekuat : ISK atas: umumnya rawat inap minimal 48 jam

Antibiotika diberikan selama 10-14 hari , sesuai hasil kultur

Fluorokuinolon (levofloksacin 1 x 500 mg, ciprofloksacin 2 x 500 mg, ofloksacin 2 x 400 mg

Aminoglikosida: gentamycin 3-5 mg/kg BB + ampicillin

Sefalosporin dengan spektrum luas : cefotaxim 3 x 1 gr, cefepim 2 x 1 gr, imipenem 3 x 1 gr

encegahan

Uji saring dan terapi pada bakteriuri asimptomatik pada:

Penderita DM

Pasca transplantasi ginjal

Kateterisasi

Kehamilan

Infeksi akut pada pielum dan jaringan interstitial ginjal, termasuk

tubuli renalis

Etiologi

Sederhana (uncomplicated) : E. Coli (70-95%)

Terkomplikasi :

- Klebsielsa - Proteus

- Enterobakter - Pseudmonas

Pada umumnya resisten terhadap antibiotik

Patogenesis

- Hematogen

- Ascending infection

Panas tinggi, menggigil,

Mual/muntah.

Nyeri pinggang bilateral/unilateral,

Nyeri palpasi dalam/nyeri ketok daerah

lumbal (angulus kostovertebra)

Urin berwarna keruh

Klinis

Lekosuri berat

Bisa hematuri

Lekositosis

Bakteriuri bermakna

Laboratorium

RadiologisTidak spesifik pada uncomplicated APN

Indikasi untuk investigasi lebih lanjut (bila ada kecurigaan complicated

ISK relaps Pasien laki Gejala/tanda urologi: kolik, piuri, hematuri Hematuria persisten

Mikroorganisme penyebab yang jarang: Pseudomonas spp dan Proteus spp

ISK berulang : interval ≤6 minggu

Diagnosis banding

a. Pankreatitis akut

b. Pneumoni lobaris

c. Apendisitis akut

Diagnosis

a. Gejala Klinis

b. Laboratorium :

Urine kultur : bakteriuri

bermakna

Indikasi Rawat Inap PNA uncomplicated

1. Gagal mempertahankan hidrasi

normal

2. Pasien sakit berat

3. Gagal antibiotika rawat jalan

Simtomatik (antipiretik, analgetik)

Antibiotik: IDSA– Antibiotika empiris 48-72 jam sebelum ada

kultur– Antibiotika empiris:

Aminoglikosida/dg tanpa b-lactams Sefalosporin spektrum luas, dg/tanpa

aminoglikosida Fluoroquinolon

– Selanjutnya sesuai: hasil kultur & tes sensitifitas

– Antibiotika diberikan selama 10 - 14 hari

Terapi

top related