kaidah dasar bioetik kedokteran

Post on 15-Jan-2016

64 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Kaidah Dasar Bioetik Kedokteran

TRANSCRIPT

Kaidah dasar bioetik kedokteran

Diana Atmaja 10-2012-047**mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaAlamat : Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 1150E-mail : green_1502@hotmail.com

I. Pendahuluan Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat etika kedokteran tidak mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan. Etika kedokteran berbicara tentang bidang medis dan profesi kedokteran saja, terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat, dan teman sejawat. Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang problem yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan ilmu kedokteran , pada skala besar ataupun kecil, termasuk dampaknya terhadap masyarakat luas serta sistem nilainya, kini dan masa mendatang.

II. Pembahasan Dalam dunia kedokteran, terdapat berbagai macam prinsip yang dapat digunakan dalam pengambilansuatu keputusan. Namun, yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan terdiri dari empat prinsip yang biasa disebut sebagai Kaidah Dasar Bioetik (KDB). Terdapat empat prinsip utama di dalam Kaidah Dasar Bioetik, yaitu beneficence, non-maleficence, autonomy, dan justice.

Beneficence (sikap/berbuat baik)Seorang dokter haruslah berbuat baik, menghormati martabat manusia dan juga mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam keadaan yang seharusnya. Prinsip ini juga mengatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik untuk pasien. Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk.Terdapat dua macam beneficence: General beneficence Melindungi & mempertahankan hak yang lain Mencegah terjadi kerugian pada yang lain Menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain Specific beneficence Menolong orang cacat Menyelamatkan orang dari bahayaBerikut merupakan ciri-ciri dari prinsip beneficence: Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain) Menjamin nilai pokok harkat & martabat manusia Memandang pasien/ keluarga/ sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter Maksimalisasi akibat baik Minimalisasi akibat buruk Paternalisme bertanggung jawab/ berkasih sayang

Non-maleficence Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti.Berikut merupakan ciri-ciri dari prinsip non-maleficence: Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif Manfaat bagi pasien > kerugian dokter ( hanya mengalami risiko minimal)

JusticeKeadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan adil terhadap untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap dokter terhadap pasiennya.

AutonomyDalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy bermaksud menghendaki, menyetujui, membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri

Dalam skenario kasus dr.Bagus terdapat empat kaidah dasar bioetik. Berikut merupakan uraian serta penjelasannya. Beneficence 1. Dokter Bagus bertugas dari pagi hari sampai sore hari tetapi tidka menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien dimalam hari bila ada warga desa yang membutuhkan pertolongannya. (alinea 1 kalimat 3)Penjelasan

2. Setelah memeriksa pasien tersebut dr.Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat yang cukup. (alinea 2 kalimat 4)3. Setelah memeriksa anak tersebut, dr. Bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat di rumah sakit yang berada dikota. (alinea 3 kalimat 3)4. Baiklah kalau begitu saya akan memberi ibu obat dan ORALIT untuk anak ibu, nanti ibu berikat obat tersebut sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering mungkin, nanti sore setelah selesai tugas saya akan mampir kerumah ibu untuk meliaht kondisi anak ibu. (alinea 3 kalimat 5)5. Pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan cara membuat air oralit pada ibu ini. (alinea 3 kalimat 6)6. Pak, yang hanya saya dapat lakukan adalah memberi obat-obatan penunjang agar anak bapak tidak terlalu menderita kata dr. Bagus. (alinea 4 kalimat 12)7. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut. (alinea 5 kalimat 2)8. Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan ke rumah sakit yang berada di kota. (alinea 6 kalimat 3)9. Setelah menerima penjelasan tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya, pasien pulang dengan membawa surat rujukan tersebut. (alinea 6 kalimat 4)10. Dari Lab Klinik ini dr. Bagus mendapat sejumlah uang ternyata sejajar jumlahnya dengan pasien yang ia krim ke situ. (alinea 7 kalimat 3)11. Pak mantri tolong umumkan ke pasien, saya akan istirahat makan sejenak kata dr.Bagus. (alinea 8 kalimat 2)

Non- maleficence 1. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut. (alinea 5 kalimat 2)2. Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. (alinea 5 kalimat 7)3. Melihat kondisi pasien yang baik dan stabil, akhirnya pasien diperbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam obat dan anjuran besok datang kembali untuk kontrol. (alinea 5 kalimat 10)

III. Penutup IV. Daftar Pustaka

top related