kajian upaya perwujudan jakarta berkelanjutan

Post on 21-Jun-2015

160 Views

Category:

Real Estate

9 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Kota Jakarta sebagai salah satu kawasan metropolitan saat ini cukup banyak dihadapkan pada berbagai macam persoalan terkait pengem-bangan wilayah, antara lain banyak memiliki kawasan kumuh yang menempati ruang-ruang yang bersifat lindung seperti bantaran sungai, di bawah SUTET, kolong jembatan dan kawasan resapan, serta ruang-ruang lainnya yang tidak kita alokasikan sebagai ruang hunian. Hal ini akan mengakibatkan kota Jakarta makin berkembang tak ter-kendali. Di sisi lain desakan pemilik modal juga memaksakan pengem-bangan kawasan-kawasan hunian pada lokasi-lokasi yang seharusnya kita lindungi seperti sempadan pantai, kawasan rawa, dan kawasan genangan. Beberapa Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan jalur hijau yang ada, banyak yang dimanfaatkan untuk keperluan lain yang tidak se-mestinya seperti SPBU, kios-kios PKL, maupun aktivitas hunian ilegal. Akibat penyalahgunaan fungsi lahan yang di luar batas daya dukung tersebut, sekarang kita mulai merasakan gejala dampaknya, yaitu banjir, longsor, kekeringan, land-subsidence dan ruang kota yang tidak tertata dengan baik. Hal ini terutama disebabkan oleh pemusatan semua fungsi di Jakarta; mulai dari fungsi pemerintahan, industri, pendidikan, hingga perkantoran. Kota yang berkelanjutan (sustainable cities), menurut Wikipedia, dide-finisikan sebagai kota yang bertujuan untuk meminimalkan input (ener-gi, makanan, dan air) dan output limbahnya (panas, polusi air dan polusi udara) dengan menciptkan ecological footprint seminimal mung-kin. Ketidaknyamanan yang dirasakan di Jakarta merupakan suatu in-dikasi bahwa pemusatan fungsi di Jakarta telah menyebabkan Jakarta mengalami kelebihan beban (over-burden) sehingga tidak lagi berke-lanjutan (sustainable). Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas diperlukan konsep pengaturan sehingga ruang kota Jakarta dapat tertata dengan baik. Salah satu usulan yang mengemuka dari para pakar adalah pe-mindahan fungsi pemerintahan keluar dari Jakarta. Meskipun demi-kian, usulan ini perlu ditelaah lebih lanjut untuk mengetahui efektivi-tasnya dalam rangka mewujudkan keberlanjutan Jakarta. Hal ini meru-pakan salah satu substansi yang perlu untuk dikaji lebih lanjut untuk mengetahui indikasi kesesuaian suatu fungsi diemban oleh Jakarta beserta kriteria-kriteria yang menyertainya. Demikian pula seandainya suatu fungsi hendak dipindahkan keluar dari Jakarta, wilayah mana idealnya sebagai tujuan pemindahan fungsi tersebut serta kriteria wilayah tujuan tersebut. Hal ini terkait erat dengan kesalingter-gantungan antara Jakarta dengan hinterland di sekitarnya (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cianjur). Dalam kaitan ini, Jakarta memiliki kemiripan dengan Singapura menyangkut kesalingtergan-tungannya dengan hinterland-nya (Johor, Malaysia dan Kepulauan Riau, Indonesia) dan keterbatasan daya dukungnya.

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR

Kajian Upaya Perwujudan

KOTA JAKARTA YANG BERKELANJUTAN

TINJAUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN JAKARTA

INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN JAKARTA

REKOMENDASI UPAYA PEMBANGUNAN JAKARTA BERKELANJUTAN

TINJAUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN JAKARTA

KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PEMBANGUNAN JAKARTA

PEMBANGUNAN BERKELANJUTANPEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PEMBANGUNAN BERKELANJUTANUpaya pembangunan meliputi aspek budaya, dan governance untuk memenuhi kebutuhan masa kini tanpamengorbankan atau mengurangi pemenuhan kebutuhan generasi mendatang

KOTAArea terbangun yang menjadi konsentrasi penduduk dengan seluruh aktifitasnya yang dicirikan oleh kegiatan

KOTA BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE CITYKota yang menjamin kualitas kehidupan warganyamempertimbangkan ketersediaan sumberdaya alam dan sumberdaya binaan dan mempromosikan tanggung jawab wargalingkungan dan efisiensi penggunaan sumberdaya alam dan sumberdaya binaan

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE DEVELOPMENT

Upaya pembangunan meliputi aspek ekonomi, sosial, lingkungan, untuk memenuhi kebutuhan masa kini tanpa

mengurangi pemenuhan kebutuhan generasi

Area terbangun yang menjadi konsentrasi penduduk dengan seluruh aktifitasnya yang dicirikan oleh kegiatan non-pertanian

SUSTAINABLE CITY)kualitas kehidupan warganya dengan

mempertimbangkan ketersediaan sumberdaya alam dan sumberdaya tanggung jawab warga untuk menjaga

lingkungan dan efisiensi penggunaan sumberdaya alam dan sumberdaya

EKONOMI

SOSIAL

LINGKUNGAN

governance

Pilar Pembangunan Berkelanjutan

Skema Interaksi Tiga Pilar Pembangunan Berkelanjutan Secara Seimbang

Representasi Pilar Ekonomi dan Sosial yang dibatasi oleh Pilar Lingkungan

Konsep kebutuhan (needs)

Konsep keterbatasan

Konsep keseimbangan

Konsep kontinuitas

Dalam sistem menurut fungsi ruang dan waktu

(needs)

Konsep keterbatasan (limitation)

Konsep keseimbangan (balance)

Konsep kontinuitas

Dalam sistem menurut fungsi ruang dan waktu

Nasional

Kota

Komunitas

BlokIndividu

Keluarga

KontinentalGlobal

Regional

Komunitas

Blok

Kontinental

Konsep keseimbangan sistem

keseimbangan ke keseimbangan lainnya menurut fungsi waktu

Konsep keseimbangan sistem

Perubahan sistem dari satu keseimbangan ke keseimbangan lainnya menurut fungsi waktu

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

PEMBANGUNAN JAKARTA

LINGKUNGAN Keterbatasan lahan Kejadian banjir dan genangan Aksesibilitas publik rendah Keterbatasan penyediaan air bersih Keterbatasan pengelolaan sampah Kontinuitas ketersediaan energi listrik

SOSIALUrban devideKesenjangan tingkat sosialKebiasaan dan perilaku masyarakatPeranserta masyarakat

GOVERNANCE Integrasi ke dalam program pembangunan Prioritas dalam program pembangunan Pengendalian dan pengawasan Motivasi dan kepemimpinan dunia usaha dalam berperanserta Mitovasi, ketokohan, dan kepemimpinan dalam masyarakat untuk

berperanserta

Keterbatasan lahanKejadian banjir dan genanganAksesibilitas publik rendahKeterbatasan penyediaan air bersih Keterbatasan pengelolaan sampahKontinuitas ketersediaan energi listrik

EKONOMI Kontinuitas pertumbuhan ekonomi Tingkat dan kesenjangan kesejahteraan Pengangguran Pembiayaan pembangunan Kontribusi pembiayaan

Integrasi ke dalam program pembangunanPrioritas dalam program pembangunan

Motivasi dan kepemimpinan dunia usaha dalam berperanserta Mitovasi, ketokohan, dan kepemimpinan dalam masyarakat untuk

JALAN TOL KE BOGOR

OUTER RING ROAD

OUTER-OUTER RING ROAD

JALAN TOL KE MERAK

Depok

JALAN TOL KE BOGOR

JALAN TOL KE

CIKAMPEK

INNER RING ROAD

Konstelasi Jakarta di Jabodetabekpunjur

1972 1993

1983

DKI JAKARTA (1972

2002

1998

DKI JAKARTA (1972 – 2002)

1983

1991

DKI JAKARTA dan BODETABEKPUNJUR

2000

BODETABEKPUNJUR

2005

TANGERANG

BEKASI

Lokasi Genangan Dan BanjirDan Banjir 2002 Dan 2007

Koridor jalan lingkar dalam memiliki kinerja dibawah standar ideal yang disyaratkan

2 3 , 0 0 0 .0 0

2 4 , 0 0 0 .0 0

2 5 , 0 0 0 .0 0

2 6 , 0 0 0 .0 0

2 7 , 0 0 0 .0 0

2 8 , 0 0 0 .0 0

2 9 , 0 0 0 .0 0

3 0 , 0 0 0 .0 0

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

Produksi Sampah per Hari di DKI Jakarta 1986

Sampah Organik

Lain-lain

Tulang/kulit telur

Baterai Kaca/gelas

2004

2005

2006

2007

Produksi Sampah per Hari di DKI Jakarta 1986 – 2007

Sampah Organik

Kertas

PlastikKayu/bambu

Karet/kulitKain/textilLogam/metalKaca/gelas

Komposisi Sampah Padat DKI Jakarta

02,000,000,0004,000,000,0006,000,000,0008,000,000,000

10,000,000,00012,000,000,000

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

1999

Jumlah Daya Listrik Tersambungdi Wilayah DKI Jakarta 1986 – 2007 (VA)

di Wilayah

2005 2006 2007

1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

(VA)

Jumlah Pelanggan Listrikdi Wilayah DKI Jakarta 1986 – 2007

20062006

2006

0

20

40

60

80

100

120

JakartaSelatan

JakartaTimur

JakartaPusat

JakartaBarat

Penduduk Miskin (x 1.

Jumlah Penduduk Miskin di DKI Jakarta, tahun 2003

2006

2006

2006

JakartaBarat

JakartaUtara

Kep.Seribu

x 1.000 orang)

Jumlah Penduduk Miskin di DKI Jakarta, tahun 2003-2006

2003

2004

2005

2006

PEMBUANGAN LIMBAH PADAT PADA SALURAN

Sampah di sudetan Kali Grogol

Sampah pada screening drainase Utan Kayu

PEMBUANGAN LIMBAH PADAT PADA SALURAN

Sampah pada screening drainase Utan Kayu

Permukiman DI Bantaran Kali Mampang

Permukiman Di Bantaran Kali Krukut

KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KOTAKONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KOTA JAKARTA

PERSPEKTIF PERKEMBANGAN KOTA JAKARTA

Pusat perekonomian Nasional Pusat jasa keuangan dan perdagangan Pusat produktivitas pembangunan Pusat inovasi pembangunan Metropolitan Orientasi dan rujukan pembangunan Nasional

PERSPEKTIF PERKEMBANGAN KOTA JAKARTA

Pusat perekonomian NasionalPusat jasa keuangan dan perdaganganPusat produktivitas pembangunanPusat inovasi pembangunan

Orientasi dan rujukan pembangunan Nasional

PEMBANGUNAN KOTA JAKARTA BERKELANJUTAN

Proses pembangunan yang mendukung peningkatan produktivitas dan kualitas

kehidupan kota dan warga Jakarta melalui peningkatan daya-dukung sumberdaya alam dan sumberdaya binaan dan dayalingkungan Kota Jakarta yang ditunjang oleh peranserta warga kota dan tanggungjawab

kompensasi bagi dukungan jasa ekologis dari wilayah lainnya

PEMBANGUNAN KOTA JAKARTA BERKELANJUTAN

Proses pembangunan yang mendukung peningkatan produktivitas dan kualitas

kehidupan kota dan warga Jakarta melalui dukung sumberdaya alam

dan sumberdaya binaan dan daya-tampung lingkungan Kota Jakarta yang ditunjang oleh peranserta warga kota dan tanggungjawab

kompensasi bagi dukungan jasa ekologis dari wilayah lainnya

Kota Jakarta tumbuh dan berkembang kini hingga masa mendatang untuk menciptakan produktivitas yang senantiasa meningkat sebagai kontribusi terhadap kepentingan NasionalKota Jakarta menjamin kualitas kehidupan warganya untuk mendukung tercapainya peningkatan produktivitasKota Jakarta tumbuh dan berkembang melalui inovasi peningkatan daya-dukung dan daya-tampung lingkungan Kota Jakarta tumbuh dan berkembang melalui dukungan peranserta warga kota secara nyata dalam peningkatan kualitas kehidupan dan lingkungannyaKota Jakarta tumbuh dan berkembang oleh dukungan wilayah lainnya dalam pemenuhan kebutuhan dan warganyaKota Jakarta tumbuh dan berkembang berkewajiban untuk memberikan kompensasi terhadap wilayah lain yang mendukung kehidupannya

Kota Jakarta tumbuh dan berkembang kini hingga masa mendatang untuk menciptakan produktivitas yang senantiasa meningkat sebagai kontribusi terhadap kepentingan NasionalKota Jakarta menjamin kualitas kehidupan warganya untuk mendukung tercapainya peningkatan produktivitasKota Jakarta tumbuh dan berkembang melalui inovasi peningkatan

tampung lingkungan Kota Jakarta tumbuh dan berkembang melalui dukungan peranserta warga kota secara nyata dalam peningkatan kualitas kehidupan dan

Kota Jakarta tumbuh dan berkembang oleh dukungan wilayah lainnya dalam pemenuhan kebutuhan jasa ekologis kehidupan kota

Kota Jakarta tumbuh dan berkembang berkewajiban untuk memberikan kompensasi terhadap wilayah lain yang mendukung

Pilar Kriteria IndikatorLINGKUNGAN Kejadian banjir

dan genanganLuas genangan

Lama genangan

Tinggi genangan

Water body ratio Prosentase luas badan air terhadap luas daratan

Ketersediaan Lahan

Prosentase lahan terbangun

Prosentase RTH publik

Indikator Ukuran dan NilaiLuas genangan Lebih luas dari kejadian sebelumnya

Lama genangan Lebih luas dari kejadian sebelumnya

Tinggi genangan Lebih tinggi dari kejadian sebelumnya

Prosentase luas badan air terhadap luas daratan

8%

Prosentase lahan terbangun

Lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya

Prosentase RTH •Taman lingkungan per 250 jiwa•Taman kecamatan per 120.000 jiwa•Taman kota per 480.000 jiwa•Hutan kota•Lahan pemakaman umum per 120.000 jiwa•Sempadan pantai, sungai, dan waduk

•Sempadan pengaman infrastruktur

Pilar Kriteria IndikatorTransportasi Kecepatan

pada jaringan jalan

Lama genangan

Tinggi genangan

Persampahan Proporsi Pelayanan Pembuangan Sampah

Kemampuan daur ulang sampah

Peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah

Indikator Ukuran dan Nilaian rata-rata

pada jaringan jalan 30 km/jam jalan arteri

20 km/jam jalan kolektor

Lama genangan Lebih luas dari kejadian sebelumnya

Tinggi genangan Lebih tinggi dari kejadian sebelumnya

Proporsi Pelayanan Pembuangan Sampah

Prosentase wilayah pelayanan 90%

Kemampuan daur ulang sampah

Prosentase sampah organik yang didaur ulang menjadi kompos

Peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah

Volume sampah yang dibuang ke sungai menurun dibanding periode sebelumnya

REKOMENDASI KEBERKELANJUTAN KOTA JAKARTA

BERKELANJUTAN

Kendala dalam ketersediaan lahan dikaitkan dengan jumlah pendudukkegiatan ekonomi, dan kegiatan sosial. terbangun sekitar 66,42%. Harga lahan yang tinggi mengisyaratkan penggunaan lahan lebih bersifat fungsional, termasuk penyediaan RTH bagi Kota Jakarta.Transportasi berada pada kondisi pelayanan menurun sebagaimana diindikasikan oleh kemacetan lalu-lintas pada jam sibuk terutama pada ruas jalan utama, koridor lingkar dalam, dan di sekitar pusat bisnis. Kinerja pelayanan prasarana jalan dan sarana transportasi telah melampaui threshold efisiensi waktu tempuh dan tingkat pelayanan, transport cost menjadi jauh lebih tinggikenyamanan dan keamanan pergerakan orang dan barang. Pelayanan utilitas air bersih dan persampahan pada daerah di luar Jakarta dalam penyediaan air baku air bersih dan lahan TPA. Sumber air baku juga menjadi kendala dalam pengendalian pemanfaatan airtanah yang memberikan dampak terhadap amblesan tanah (land subsidence) di Kota Jakarta.

BERDASARKAN INDIKATOR GENERIK

dikaitkan dengan jumlah penduduk,sosial. Kota Jakarta mencatat lahan

Harga lahan yang tinggi mengisyaratkan penggunaan lahan lebih bersifat fungsional, termasuk penyediaan RTH bagi Kota Jakarta.Transportasi berada pada kondisi pelayanan menurun sebagaimana

lintas pada jam sibuk terutama pada ruas jalan utama, koridor lingkar dalam, dan di sekitar pusat bisnis. Kinerja pelayanan prasarana jalan dan sarana transportasi telah

efisiensi waktu tempuh dan tingkat pelayanan, menjadi jauh lebih tinggi, dan melampaui tingkat

kenyamanan dan keamanan pergerakan orang dan barang. Pelayanan utilitas air bersih dan persampahan memiliki ketergantungan pada daerah di luar Jakarta dalam penyediaan air baku air bersih dan lahan TPA. Sumber air baku juga menjadi kendala dalam pengendalian

yang memberikan dampak terhadap kejadian di Kota Jakarta.

BERDASARKAN INDIKATOR GENERIK

Keterbatasan lahan di Kota Jakarta menyebabkan pembuangan sampah akhir dilakukan di luar Jakartasanitary landfill mengakibatkan areal yang tersedia semakin terbatas

Konsumsi listrik Kota Jakarta tercatat sangat besar, bahkan dua kali lipat lebih besar dibandingkan konsumsi seluruh wilayah Bodetabek. Kecenderungan peningkatan konsumsi listrik setara dengan peningkatan kegiatan ekonomi dan sosial di Kota Jakarta. Konsumsi listrik yang tinggi menjadi rentan terhadap gangguan operasi instalasi pembangkitlistrik

Kualitas udara ambien di Kota Jakarta perbaikan dan tidak mencatat berlebihan

Keterbatasan lahan di Kota Jakarta menyebabkan pembuangan luar Jakarta. Penggunaan sistem

mengakibatkan areal yang tersedia semakin

Konsumsi listrik Kota Jakarta tercatat sangat besar, bahkan dua kali lipat lebih besar dibandingkan konsumsi seluruh wilayah Bodetabek. Kecenderungan peningkatan konsumsi listrik setara dengan peningkatan kegiatan ekonomi dan sosial di Kota

onsumsi listrik yang tinggi menjadi rentan terhadap gangguan operasi instalasi pembangkitan dan jaringan transmisi

ualitas udara ambien di Kota Jakarta cenderung menuju perbaikan dan tidak mencatat pelampauan baku mutu secara

Kota Jakarta secara fisik sangat rentan terhadap kejadian banjir dan genangan

Kejadian banjir dan genangan di Kota Jakarta dipengaruhi oleh pelestarian DAS di hulu 13 sungai yang melintasi Kota Jakarta, okupasi lahan tanpa ijin pada sempadan dan di atas badan sungai, dan peranserta masyarakat dalam pemeliharaan badan sungai dan pengendalian pemanfaatan airtanah

Sebagai bagian dari tata air Jakarta, semakin berkurangnya luasan situ dan waduk memperburuk kejadian banjir dan genangan

Sebagai dataran rendah, Kota Jakarta juga rentan terhadap pasang laut yang menggenangi kawasan pantai

Intrusi air laut semakin masuk ke arah darat, selain disebabkan oleh faktor fisik, juga dipengaruhi oleh pengambilan airtanah yang tidak terkendali

BERDASARKAN INDIKATOR SPESIFIK

Kota Jakarta secara fisik sangat rentan terhadap kejadian banjir

Kejadian banjir dan genangan di Kota Jakarta dipengaruhi oleh pelestarian DAS di hulu 13 sungai yang melintasi Kota Jakarta, okupasi lahan tanpa ijin pada sempadan dan di atas badan sungai, dan peranserta masyarakat dalam pemeliharaan badan sungai dan pengendalian pemanfaatan airtanahSebagai bagian dari tata air Jakarta, semakin berkurangnya luasan situ dan waduk memperburuk kejadian banjir dan

Sebagai dataran rendah, Kota Jakarta juga rentan terhadap pasang laut yang menggenangi kawasan pantaiIntrusi air laut semakin masuk ke arah darat, selain disebabkan oleh faktor fisik, juga dipengaruhi oleh pengambilan airtanah

BERDASARKAN INDIKATOR SPESIFIK

PERMASALAHAN DAN LIMITASI

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN

PEMERINTAHKEBIJAKAN PEMBANGUNAN JAKARTA BERKELANJUTAN

INOVASIIPTEKPRODUKTIVITASKOMPETISI

PERSPEKTIF PERKEMBANGAN JAKARTA

• JANGKA PENDEK HINGGA JANGKA PANJANG

• PARSIAL HINGGA SISTEMIK• LOKAL HINGGA SKALA KOTA DAN

YANG LEBIH LUAS

MASYARAKAT DAN KELOMPOK MASYARAKAT• KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)• MOTIVASI • PENGETAHUAN DAN KESADARAN• CONTOH NYATA• INSENTIF

PEMERINTAHKEBIJAKAN PEMBANGUNAN JAKARTA BERKELANJUTAN

PERSPEKTIF PERKEMBANGAN JAKARTA

JANGKA PENDEK HINGGA JANGKA

PARSIAL HINGGA SISTEMIKLOKAL HINGGA SKALA KOTA DAN

• PERTUMBUHAN EKONOMI• PENINGKATAN PEMERATAAN

DAN KESETARAAN SOSIAL• DAYA-DUKUNG SDA• DAYA-TAMPUNG LINGKUNGAN

PROGRAM PEMBANGUNAN YANG SEDANG BERJALAN

PERANSERTA SWASTA

PERANSERTA MASYARAKATMASYARAKAT DAN KELOMPOK MASYARAKAT

RENCANA DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

SISTEM PEMBANGUNAN YANG MELEMBAGA DAN TERSTRUKTUR

Kebijakan, perencanaan, dan program pengendalian banjir dan genangan; pembangunan transportasi; pembangunan jaringan dan pelayanan air bersih; pembangunan jaringan dan pelayanan persampahan; pembangunan kelistrikan; dan lainnya

Pemberdayaan dan kemitraan dengan masyarakat dan kelompok masyarakat : Kemudahan administratif Penghargaan Insentif Percontohan Studi banding

Kemitraan dengan swasta : Penghargaan Kemudahan administratif Insentif dan disinsentif Compliance system

Mendorong CDM dan skema sejenis untuk penyediaan jasa lingkungan

SISTEM PEMBANGUNAN YANG MELEMBAGA DAN TERSTRUKTUR

Kebijakan, perencanaan, dan program pengendalian banjir dan genangan; pembangunan transportasi; pembangunan jaringan dan pelayanan air bersih; pembangunan jaringan dan pelayanan persampahan; pembangunan kelistrikan; dan lainnya

Pemberdayaan dan kemitraan dengan masyarakat dan kelompok

dan skema sejenis untuk penyediaan jasa lingkungan

Pusat pengembangan pengetahuan management) dan clearing house Konservasi dan efisiensi energi, air, dan bahan Sistem daur-ulang (re-use dan Pengendalian pencemaran Substitusi sumberdaya alam terbarukan Green building

Promosi dan kampanye : Konservasi dan efisiensi energi, air, dan bahan Sistem daur-ulang (re-use dan Pengelolaan sampah dan limbah Substitusi sumberdaya alam terbarukan Green building, bike to work, one man one tree, dan lainnya

Pusat pengembangan pengetahuan (knowledge clearing house :

Konservasi dan efisiensi energi, air, dan bahandan recycle)

Substitusi sumberdaya alam terbarukan

Konservasi dan efisiensi energi, air, dan bahandan recycle)

Pengelolaan sampah dan limbahSubstitusi sumberdaya alam terbarukanGreen building, bike to work, one man one tree, dan lainnya

INISIATIF MASYARAKAT

Mendorong dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan :Konservasi energi dan sumberdaya alamPermasalahan tapak ekologis (ecological footprint)Permasalahan gas rumah kaca, pemanasan global, dan perubahan iklim

Mengorganisasikan kapasitas untuk meningkatkan kepedulian (awareness), pemahaman, dan keterlibatan masyarakat dalam :

Penghematan energi, air, dan bahan Pengendalian dan pengurangan pencemaranPengurangan sampah dan limbah melalui daurpemanfaatan kembali (re-use)Substitusi penggunaan sumberdaya alam terbarukan

Mengorganisasikan dan membangun gerakan meluas dan masif :Promosi dan inovasi bangunan ramah sumberdaya alam dan lingkunganJaringan kerjasama dengan kelompok masyarakat lainnya Membangun akses kepada Pemerintah dan swasta

Mendorong dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan :Konservasi energi dan sumberdaya alam

(ecological footprint)Permasalahan gas rumah kaca, pemanasan global, dan perubahan iklim

Mengorganisasikan kapasitas untuk meningkatkan kepedulian pemahaman, dan keterlibatan masyarakat dalam :

, air, dan bahan Pengendalian dan pengurangan pencemaranPengurangan sampah dan limbah melalui daur-ulang (recycle) dan

penggunaan sumberdaya alam terbarukan

Mengorganisasikan dan membangun gerakan meluas dan masif :ramah sumberdaya alam dan lingkungan

Jaringan kerjasama dengan kelompok masyarakat lainnya Membangun akses kepada Pemerintah dan swasta

Terima KasihTerima Kasih

top related