keke ring an
Post on 06-Nov-2015
247 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
Geo-Indikator dan Penetapan Index Kekeringan Agro-Hidrologi
Oleh Nama : Diah Listyarini NRP : A153130021 Major : MBK
-
Section 3
Penentuan Index Kekeringan
Risiko Bencana
International Glossary of Hidrology (WMO 1974)
Kekeringan : suatu keadaan tanpa hujan berkepanjangan atau masa kering dibawah normal yang cukup lama sehingga dapat mengakibatkan keseimbangan hidrologi terganggu secara serius.
Kekeringan
Pengertian Kekeringan
Index Kekeringan
Analisis Kerentanan
-
Kekeringan Meteorologis
Kekeringan Hidrologis
Kekeringan Pertanian
Kekeringan Sosial Ekonomi
Definisi Kekeringan Secara Tipologi
Berkaitan dengan tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim.
Berkaitan dengan kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah.
Berhubungan dengan kekurangan kandungan air tanah di dalam tanah untuk memenuhi keb. tanaman pada periode tertentu
Berkaitan dengan kondisi dimana pasokan komoditas ekonomi kurang dari kebutuhan normal akibat kekeringan meteologi, hidrologi dan pertanian.
-
Kekeringan Meteorologis
Definisi :
Kurangnya curah hujan selama periode waktu yang telah ditentukan.
Ambang Batas Kekeringan
batas yang dipilih: s Seperti 50% dari curah hujan normal selama jangka waktu enam bulan akan bervariasi menurut lokasi sesuai dengan kebutuhan pengguna atau aplikasi
Data yang diperlukan
Curah Hujan Harian Suhu Kelembaban Kecepatan & tekanan
angin Penguapan
-
Kekeringan Hidrologis
Didefinisikan :
Kekurangan pada permukaan dan persediaan air bawah permukaan relatif terhadap kondisi rata-rata pada berbagai titik dalam waktu semusim.
Penyebab Kesenjangan antara waktu yang cukup
besar antara penyimpangan dari curah hujan dalam komponen permukaan dan bawah permukaan dari sistem hidrologi
Note : Tidak ada hubungan langsung antara jumlah curah hujan dengan status air permukaan dan persediaan air bawah permukaan
-
Berhubungan dengan kekurangan kandungan air tanah di dalam tanah
Tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu
Penurunan produksi pertanian.
Kekeringan Pertanian
-
Definisi : Kurangnya ketersediaan air tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan makanan ternak dari curah hujan normal selama beberapa periode waktu tertentu.
Kekeringan Pertanian
Kapasitas Infiltrasi
Indikator Infiltrasi : Kelembapan Kemiringan Leren Jenis tanah Intensitas presipitasi
-
Kekeringan Sosial Ekonomi
Definisi :
Hubungan antara penawaran dan permintaan untuk beberapa komoditas atau ekonomi yang baik (seperti air, pakan ternak, atau pembangkit listrik tenaga air) yang tergantung pada curah hujan.
Pasokan bervariasi setiap tahun sebagai fungsi dari ketersediaan air.
Dampak nya :
Berkurangnya tanaman, lahan tidur, dan produktivitas hutan, meningkatkan bahaya kebakaran, ketinggian air berkurang, tingkat kematian satwa liar, dan kerusakan satwa liar dan habitat ikan.
-
Kekeringan Agro-Hidrologi
Definisi : kurangnya pasokan air permukaan dan air tanah sehingga tidak mampu memenuhi/ mempengaruhi kebutuhan tanaman dan masyarakat diperiode waktu tertentu.
Indikator yang mempengaruhi : Curah hujan di musim kering, Jarak sumber air Kedalaman air tanah Tektur tanah Vegetasi
Perumusan Indeks
-
Index Kekeringan
Kekeringan Risiko Bencana Kekeringan
Risiko bencana (risk disaster) adalah kemungkinan dari satu bencana yang terjadi sehingga menyebabkan tingkat kerugian yang khusus. Risiko perlu dikaji sehingga dapat menetapkan besarnya kerugian yang sudah diestimasi dan itu dapat diantisipasi di suatu wilayah. Banyak ahli telah mengembangkan formulasi dalam menilai risiko bencana.
Risiko Bencana
Risiko Bencana Kekeringan
Penentuan Index Kekeringan
-
Risiko Bencana Kekeringan
Faktor Penyebab Bencana
Bahaya (Hazard)
Kerentanan (Vulnerability)
Eksposur (Eksposure)
Kapasitas (capacity)
-
Risiko Bencana
Bahaya (Hazard)
Kekeringan sering menyebabkan bahaya sekunder seperti badai kelaparan, kebakaran hutan dan konflik sosial.
Ada sistem iklim global yang mempengaruhi kapan dan di mana kekeringan terjadi. El Nino Southern Oscillation (ENSO) adalah yang paling menonjol. ENSO adalah sistem yang berkala.
Kerentanan (Vulnerability)
Kerentanan adalah tingkat dimana sebuah masyarakat, struktur, layanan atau daerah geografis yang berpotensi terganggu oleh dampak bahaya tertentu
Kegiatan sumber daya alam dan manusia tergantung pada curah hujan dan kelembaban tanah, seperti lahan kering pertanian, peternakan, dan beberapa penggunaan air lingkungan adalah yang paling berisiko dari kekeringan. dapat mengalami dampak kekeringan yang berlangsung singkat.
-
Risiko Bencana
Tahap peralihan dari penilaian risiko, yang menghubungkan penilaian bahaya dengan aset yang dipertimbangkan untuk penilaian risiko
Elemen resiko adalah populasi, perumahan, transportasi, kesehatan dan infrastruktur pendidikan, tenaga air dan pertanian yang terkena bahaya di daerah tertentu. Hal ini dinyatakan sebagai jumlah nyawa manusia dan nilai properti atau aset yang berpotensi dapat dipengaruhi oleh bahaya.
Dalam proses ini, terdiri dari desain dan implementasi manajemen risiko lembaga dan organisasi seperti rencana kesiapan bencana, sistem peringatan bencana dan bantuan darurat yang berpotensi dapat mengurangi dampak yang paling cepat dan mengerikan dampak terkait iklim
Eksposur (Eksposure) Kapasitas (capacity)
-
Risiko Bencana
Pengurangan risiko bencana adalah pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi, menilai dan mengurangi risiko bencana. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kerentanan sosial ekonomi terhadap bencana serta berurusan dengan bahaya lingkungan dan lainnya yang memicu.
Pemetaan risiko adalah proses pembentukan batas spasial dan temporal risiko (menggabungkan informasi tentang probabilitas dan konsekuensi). Pemetaan risiko menggabungkan peta bahaya, eksposur, dan fungsi kerentanan. Hasil pemetaan risiko biasanya disajikan dalam bentuk peta yang menunjukkan besar dan sifat risiko.
-
Risiko Bencana
Mitigasi Bencana
Mitigasi berarti mengambil tindakan-tindakan untuk mengurangi pengaruh-pengaruh dari suatu bahaya dan kerentanan yang mengancam sebelum bahaya itu terjadi.
Istilah mitigasi berlaku untuk cakupan yang luas dari aktivitas-aktivitas dan tindakan-tindakan perlindungan yang mungkin diawali, dari yang fisik, sampai dengan prosedural.
Di negara besar seperti USA dan India salah satu dari daerah tersebut mengalami kekeringan hampir setiap tahun. Namun, dampaknya dapat diminimalkan melalui pengembangan teknik manajemen yang lebih baik. Oleh karena itu, pengembangan strategi manajemen kekeringan yang tepat sangat penting dan saat ini ditangani oleh sektor pemerintah, lembaga swadaya dan lembaga penelitian pengembangan
-
Risiko Bencana
Agenda
Kajian Indeks Kekeringan
Beberapa Indeks kekeringan : a.Indeks kekeringan Meteorologis Bert
H. Borger b.Indeks Suplai Air Permukaan (SWSI) c. Indeks Keparahan Kekeringan
Palmer (PDSI)
Index Kekeringan
Kekeringan
Penentuan Index Kekeringan
Analisis Kerentanan
-
Konsep : Suatu periode dengan tiga bulan kering berturut-turut atau lebih yaitu bulan dengan CH < 100 mm/bln dan CH < 200 mm/3bln.
Perhitungan : Menambahkan skor panjang periode kering (drought length) dan skor jumlah curah hujan per tiga bulan (rainfall for the three month period), yakni dengan mengambil jumlah curah hujan per tiga bulan yang terkecil jika panjang periode kering lebih dari tiga bulan secara berurutan.
1. Indeks Kekeringan Meteorologis Bert H. Borger
-
Konsep : Dirancang untuk melengkapkan kelemahan yang terdapat dalam PDSI
Penilaian : Dengan menggabungkan ciri-ciri hidrologi dan meteorologi dalam satu indeks yang menyerupai PDSI bagi setiap sungai utama
Nilai : Nilai ini adalah piawai dan boleh dibandingkan antara tadahan yang berbeda. Nilai SWSI berada di range 4.2 hingga +4.2. Nilai SWSI adalah unit untuk tadahan tertentu, sehingga sulit untuk membandingkan nilai SWSI antara kawasan tadahan yang berlainan.
2. Indeks Suplai Air Permukaan (SWSI) oleh Shafer dan Dezman
-
Konsep : Menunjukkan indeks terlalu basah atau terlalu kering dari keadaan normalnya suatu daerah.
Penggunaan : Indeks Palmer lebih baik digunakan
pada area yang luas dan topografi yang seragam.
Metode ini mempertimbangkan faktor iklim, tanah dan tanaman serta didasarkan pada prinsip neraca air.
Curah hujan, suhu dan faktor lengas tanah sebagai parameter utama dalam menurunkan nilai Indeks Palmer.
3. Indeks Keparahan Kekeringan Palmer (PDSI)
-
Index Kekeringan
Risiko Bencana
Kekeringan
Konsep awal dari perumusan model indeks kekeringan dalam penelitian ini adalah adanya suatu nilai yang menggambarkan karakteristik kekeringan pertanian dan hidrologi.
Penentuan Index
Kekeringan
Penentuan Index Kekeringan
Analisis Kerentanan
-
Perumusan Model Index Bahaya Kekeringan
1. Water Supplying Vegetation Index (WSVI)
4. Jaringan Sungai
3. Kedalaman air tanah
2. Curah Hujan
5. Tanah
Parameter
A. Indikator dalam mementukan Indeks Bahaya Kekeringan
-
1. Water Supplying Vegetation Index (WSVI)
Tujuan : Mendeteksi informasi kekeringan dengan menggunakan data satelit meteorologi.
Konsep : Menggambarkan kekeringan pertanian, ketika vegetasi mengalami kekeringan NDVI menurun dan suhu kanopi meningkat sehingga nilai WSVI menurun yang menunjukkan gambaran kekeringan .
Menggambarkan kekeringan pertanian, ketika vegetasi
mengalami kekeringan NDVI menurun & suhu kanopi
meningkat sehingga nilai WSVI menurun
yang menunjukkan gambaran kekeringan .
-
1. Water Supplying Vegetation Index (WSVI)
Metode ini didasarkan pada
kenyataan bahwa vegetasi
yang tumbuh situasi
tergantung erat pada kondisi
ketersediaan air,
Perhitungan WSVI
Dimana : NDVI = index kehijauan vegetasi Ts = Temperatur permukaan saluran 6 citra
Landsat.
-
1. Water Supplying Vegetation Index (WSVI)
Perhitungan NDVI
Nilai NDVI diperoleh dari analisis citra Landsat dengan perhitungan indeks kehijauan kehijauan (NDVI) didasarkan pada persamaan matematis sebagai berikut :
Note : Nilai Ts dihitung berdasarkan analisis citra Landsat 7 pada saluran 6 (Infra merah thermal dengan panjang gelombang 10,40 12,50 m).
-
1. Water Supplying Vegetation Index (WSVI)
Perhitungan Temperatur Permukaan Lahan
Menentukan nilai radiansi spektral obyek yang terdapat pada citra Landsat ETM+7 saluran 6 dari nilai dijital pikselnya dengan menggunakan persamaan USGS (2003) :
-
1. Water Supplying Vegetation Index (WSVI)
Menentukan temperatur radian berdasarkan nilai radiansi spektral dengan menggunakan persamaan USGS (2003) :
-
1. Water Supplying Vegetation Index (WSVI)
Menentukan temperatur kinetik berdasarkan temperatur radian dengan menggunakan persamaan (Weng (2001) :
Note : Indeks ini belum terdapat pengkelasan yang baku sehingga dalam pengkelasannya dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan natural break.
-
2. Curah Hujan
Peta curah hujan di interpolasi dengan tools
interpolasi kriging.
pengelompokannya didasarkan pada metode
Schmit-Ferguson
Metode Schmit-Ferguson :
Jumlah hujan
-
2. Curah Hujan
Metode Schmit-Ferguson :
Kriteria yang digunakan adalah dengan penentuan nilai Q, Q = BK / BB x 100% Dimana : BK = Bulan kering BB = Bulan basah
-
3. Kedalaman air tanah
diperoleh dari hasil wawancara masyarakat mengenai kedalaman air pada lapisan tanah relatif dekat dari permukaan tanah (sumur galian) maupun lapisan air tanah yang jauh dari permukaan tanah (sumur bor) yang dipetakan dengan kriging interpolation yang kemudian dikelaskan
4. Jaringan Sungai
Peta jaringan sungai diperoleh dari buffer sungai 100 meter
5. Tanah
Peta tekstur tanah diperoleh dari peta tanah berdasarkan karakteristik jenis tanah USDA Natural Resources Conservation
-
Skor Parameter Indeks Bahaya Kekeringan
-
Perumusan Model Index Bahaya Kekeringan
B. Pembobotan Faktor Indeks Bahaya Kekeringan
Standarisasi semua parameter dengan skor 1-5
Menggunakan metode perankingan dengan rumus sebagai berikut :
-
Perumusan Model Index Bahaya Kekeringan
C. Rumusan dan Implementasi Indeks Bahaya Kekeringan
Perumusan indeks kekeringan dilakukan secara sederhana, dengan melakukan penggabungan dari beberapa parameter indeks dan pengaruhnya yang kemudian dikelaskan berdasarkan nilai natural break.
Rumusan Indeks Kekeringan Agro-Hidrologi yang dibuat adalah sebagai berikut :
Sambung
-
Perumusan Model Index Bahaya Kekeringan
C. Rumusan dan Implementasi Indeks Bahaya Kekeringan
-
Perumusan Model Index Bahaya Kekeringan
C. Rumusan dan Implementasi Indeks Bahaya Kekeringan
Hasil yang diperoleh dari analisis indeks bahaya kekeringan agro-hidrologi ini akan menghasilkan peta bahaya kekeringan agro-hidrologi.
Penentuan skala peta berdasarkan rumus Tobler (1987) dalam ESRI (2010) :
D. Validasi Lapangan
Validasi lapangan dilakukan untuk mencocokkan hasil analisis Indeks Bahaya Kekeringan Agro-Hidrologi yang dirumuskan dengan keadaan sebenarnya di lapangan.
-
Index Kekeringan
Risiko Bencana
Kekeringan
Kerentanan adalah tingkat di mana sebuah masyarakat, struktur, layanan atau daerah geografis yang berpotensi terganggu oleh dampak bahaya tertentu. Pendekatan ini menggabungkan kerentanan penduduk dan eksposur masyarakat dengan kemampuan sosial, ekonomi dan budaya untuk mengatasi kerusakan yang akan terjadi
Analisis Kerentanan
Analisis Kerentanan Bahaya Kekeringan
Penentuan Index Kekeringan
-
Analisis Kerentanan Kekeringan
Parameter Kerentanan Penduduk : 1. Kepadatan Penduduk (KP) 2. Tingkat kemiskinan (TK)
Konsep : Menggabungkan kerentanan penduduk dan eksposur masyarakat dengan kemampuan ekonomi dan budaya untuk mengatasi kerusakan yang akan terjadi.
Penduduk
Parameter eksposur masyarakat adalah kepadatan petani (PP).
Parameterkemampuan sosial, ekonomi dan budaya :
1. kelembagaan terlibat (KT) 2. kemampuan/respon
penanggulangan (KR) 3. bantuan (BK) terkait
bencana kekeringan
-
Analisis Kerentanan Kekeringan
Skor parameter kerentanan kekeringan
-
Analisis Kerentanan Kekeringan
Skor parameter kerentanan kekeringan
Note : Pemberian nilai rentan setiap parameter diberi nilai antara 0-1 berdasarkan nilai pengaruh dari data parameter kerentanan dengan menggunakan persamaan 6.
Proses penggabungan dari parameter ini dilakukan tanpa pembobotan dengan alasan semua parameter memiliki pengaruh yang sama
Dengan persamaan yang digunakan untuk menggambarkan
kerentanan desa, sebagai berikut :
-
Analisis Kerentanan Kekeringan
Skor parameter kerentanan kekeringan
-
Analisis Risiko Kekeringan
Konsep : Risiko kekeringan meliputi penggabungan antara peta bahaya kekeringan dan peta kerentanan kekeringan
Persamaan :
Note : Hasil nilai risiko dikategorikan menjadi 3 kelas yaitu rendah, sedang dan tinggi berdasarkan nilai natural breaks.
-
Mitigasi Kekeringan
Konsep : Dititikberatkan pada lokasi wilayah risiko yang tinggi berdasarkan peningkatan kapasitas terhadap individu, organisasi, perusahaan dan pemerintah baik melalui usulan pendidikan/pelatihan maupun kepedulian/sosialisasi pada wilayah yang terancam kekeringan sebagai upaya pengurangan maupun pencegahan kerugian akibat bencana kekeringan. Risiko kekeringan meliputi penggabungan antara peta bahaya kekeringan dan peta kerentanan kekeringan
top related