keperawatan gerontik
Post on 09-Jul-2016
10 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
A. Konsep Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Definisi atau pengertian hipertensi banyak dikemukan oleh para
ahli. Menurut WHO mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila
tekanan darah diatas 160/95 mmHg, sementara menurut TIM
POKJA RS Harapan Kita, Jakarta dan Prof.Dr.Budhi Setianto yang
menyatakan bahwa hipertensi adalah kenaikan tekanan darah
sistolik lebih dari 150 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90
mmHg. Hipertensi pada usia lanjut didefinisikan sebagai tekanan
sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih
besar dari 90 mmhg ditemukan dua kali atau lebih pada
pemerikasaan yang berbeda. ( Sarif La Ode, 2012)
Hipertensi merupakan bila tekanan darahnya jauh melebihi batas
normal, batas normal tersebut 120/80 mmHg yang berati tekanan
sistolik 120 mmHg dan tekanan diastolik 80 mmHg. ( Susilo dan
Wulandari, 2011)
Hipertensi merupakan jika tekanan darah diantara 140/90 dan 160/
90 mmhg
( Beavers, 2008).
2. Etiologi Hipertensi
Menurut Susilo dan Wulandari ( 2011), faktor- faktor yang
menyebabkan terjadinya hipertensi secara umum. Salah satu saja
mengenai tubuh maka dengan mudah menderita hipertensi :
a. Toksin adalah zat-zat sisa pembuangan yang seharusnya
dibuang karena bersifat racun. Sisa-sisa pembungan
LAPORAN PENDAHULUANLANSIA KELOLAAN UTAMA
OLEH : ELFRIDA SIMAMORA/ 21215032PROGRAM PROFESI SI KEPERAWATAN STIKES
PERTAMEDIKA
didalam saluran darah akan mengahambat kelancaran
peredaran darah. Hal tersebut mengakibatkan jantung
terpaksa bekerja lebih keras untuk membantu perjalanan
darah melalui saluran yang tersumbat. Hal tersebut
mengakibatkan pembesaran jantung dan selanjutnya
mengakibatkan penyakit jantung. Sementara itu tekanan
yang dilakukan terhadap saluran darah akan mengakibatkan
tekanan darah tinggi.
b. Faktor genetik, individu dengan orang tua hipertensi
mempunyai resiko 2 kali lebih besar untuk menderita
hipertensi daripada individu yang tidak mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi. Baiknya mulai
sekarang memeriksa riwayat kesehatan keluarga sehingga
dapat melakukan antisipasi dan pencegahan.
c. Umur, kepekaan terhadap hipertensi akan meningkat
seiring dengan bertambahnya umur seseorang. Individu
yang berumur di atas 60 tahun, 50-60 % mempunyai
tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg.
Hal itu merupakan pengaruh degenerasi yang terjadi pada
orang yang bertambah usia. Bukan berati takut dengan
bertambahnya umur karena proses menua adalah hal yang
alami dan tidak bisa dihindari. Oleh karena itu jagalah dan
rawatlah baik-baik kesehatan. Sebelumnya perawatan
terhadap kesehatan sangatlah mudah dan murah asal tekun
dan mau berusaha untuk disiplin.
d. Jenis kelamin, setiap jenis kelamin memiliki struktur organ
dan hormon yang berbeda, laki-laki mempunyai resiko
yang lebih besar terhadap morbiditas dan mortalitas
kardiovaskuler, biasanya lebih rentan terhadap hipertensi
ketika mereka sudah berumur diatas 50 tahun, sangatlah
penting untuk menjaga kesehatan sejak dini. Terutama
mereka yang memiliki sejarah keluarga tentang penyakit.
e. Etnis, setiap etnis memiliki kekhasan masing-masing yang
menjadi ciri khas dan pembeda satu dengan lainnnya.
Hipertensi lebih banyak, terjadi pada orang berkulit hitam
dari pada yang berkulit putih. Belum diketahui secara pasti
penyebabnya, tetapi pada orang kulit hitam ditemukan
kadar renin yang lebih rendah dan sensitivitas terhadap
vasopresin yang lebih besar.
f. Stres, stres akan meningakatkan resistensi pembuluh darah
perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulus
aktivitas saraf simpatik. Adapun stres ini dapat
berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan
karakteristik personal. Stres tiada hanya memicu
timbulnnya hipertensi, tetapi juga banyak penyakit fisik
berat lainnya yang disebabkan oleh stres. Hidup sehat dan
menggunakan pola pikir sehat merupakan salah satu cara
untuk mengendalikan stres.
g. Kegemukam ( obesitas), kegemukan juga merupakan salah
satu faktor yang menyebabkan timbulnya berbagai macam
penyakit berat, salah satunya hipertensi. Penelitian
epidemiologi menyebutkan adanya hubungan antara berat
badan denga tekanan darah pada pasien hipertensi. Pada
populasi tak ada peningkatan berat badan seiring umur,
tidak dijumpai peningkatan tekanan darah sesuai
peningkatan umur, yang sangat mempengaruhi tekanan
darah adalaah kegemukan pada tubuh bagaian atas dengan
peningkatan jumlah lemak pada bagian perut atau
kegemukan terpuat ( obesitas sentral ).
h. Merokok, penelitian terbaru menyatakan bahwa merokok
menjadai salah satu fakter resiko hipertensi yang dapat
dimodifikasi. Merokok merupakan faktor resiko yang
potensial untuk ditiadakan dalam upaya melawan arus
peningkatan hipertensi khususnya dan penyakit
kardiovaskuler secara umum di Indonesia.
i. Narkoba, mengkonsumsI narkoba jelas tidak sehat.
Komponen-komponen zat adikttif dalam narkoba juga akan
memicu peningkatan tekanan darah, sangatlah penting
untuk menjalani pola hidup sehat agar terhindar dari
hipetensi.
j. Alkohol, pengguanan alkohol secara berlebihan juga akan
memicu tekanan darah seseorang. Selain tidak bagus bagi
tekanan darah, alkohol juag membuat kecanduan yang akan
sangat menyulitkan untuk lepas, tidak hanya dengan bagi
hipertensi tetapi juga untuk kesehatan secara keseluruhan.
k. Kafein, kandungan kafein selain tidak pada tekanan darah
dalam jangka panjang, pada orang-orang tertentu juga
menimbulkan efek yang tidak baik seperti tidak bisa tidur,
jantung berdebar- debar, sesak nafas dan lain-lain. Kalau
ragu-ragu banyaknya kafein yang boleh dikonsumsi secara
aman sesuai dengan konsidi tubuh maka datanglah ke
dokter dan mintalah nasihat yang bijak.
l. Kurang olah raga, dengan adanya kesibukan yang luar
biasa, manusia pun merasa tidak punya waktu lagi untuk
berolah raga. Akibatnya, kurang gerak dan kurang olah raga
kondisi inilah yang memicu kolesterol tinggi dan juga
adanya tekanan darah yang terus menguat sehingga
memunculkan hipertensi.
m. Kolesterol tinggi, Kandungan lemak yang berlebihan dalam
darah menyebabkan timbulnya kolesterol pada dinding
pembuluh darah. Hal ini dapat membauat pembuluh darah
meyempit dan akibatnya tekanan darah akan meningkat.
Sudah sangat layak harus mengendalikan kolesterol sedini
mungkin.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Pada Lansia
Menurut Darmojo (2006), faktor yang mempengaruhi hipertensi
pada lanjut usia adalah :
a. Renin, Tingginya kadar renin menyebabkan vasokontriksi
dan peningkatan volume darah (akibat meningkatnya
retensi garam dan cairan pada ginjal), mengakibatkan
tingginya kadar tekanan darah.
b. Peningkatan sensitivitas terhadap asupan garam, Dengan
bertambahnya usia semakin sensitif terhadap peningkatan
atau penurunan kadar natrium. Ini menyebabkan penurunan
fungsi ginjal dengan penurunan perfusi ginjal dan laju
filtrasi glomerulus.
c. Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer
akibat proses menua akan meningkatkan resistensi
pembuluh darah perifer yang mengakibatkan hipertensi
sistolik.
d. Perubahan ateromatous
Akibat proses menua menyebabkan disfungsi endotel yang
berlanjut pada pembentukan berbagai sitokin dan substansi
kimiawi lain yang kemudian menyebabkan resorbi natrium
di tubulus ginjal, meningkatkan proses sklerosis pembuluh
darah perifer dan keadaan lain berhubungan dengan
kenaikan tekanan darah.
4. Gejala Hipertensi
Gejala hipertensi menurut Suslio dan Waulandari ( 2011), pada
sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala
yang khusus. Meskipun secara tidak sengaja, berepa gejala terjadi
bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan hipertensi padahal
sesungguhnya bukan hipertensi. Gejala yang dimaksusd adalah
sakit kepala, pendarahan dari hidung (mismisan), migren atau sakit
kepala sebelah, wajah kemerahan, mata bekunang—kunang, sakit
tengkuk dan kelalahan. Gejala-gejala tersebut bisa saja terjadi pada
penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah
yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak
diobati, bisa timbul gejala sakit kepala, kelelahan, mual, muntah,
sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena
adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang-kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan
kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.
Keadaan ini disebut ensefalopati hipertenis yang memerlukan
penanganan segera. Apabila tidak ditangani keadannya akan
semakin parah dan dapat memicu kematian.
5. Patofisiologi Hipertensi
Patofisiologi menurut Beavers ( 2008), pembuluh darah mirip
dengan tabung karet yang mengalirkan darah terus- menerus, arteri
yang mengalirkan darah keluar dari jantung harus menahan
tekanan yang tinggi ketika darah dipompakan keluar. Jika tekanan
darah lebih tinggi dari biasannya selama bertahun –tahun seperti
pada hipertensi yang tidak diobati, pembuluh darah tersebut
menjadi rusak, lapisan pada arteri menjadi kasar dan tebal, pada
akhirnya terjadi penyempitan sehingga menjadi kurang lentur dari
sebelumnya. Jika arteri menjadi terlalu sempit darah tidak dapat
melaluinya denga benar, dan bagian yang bergantung pada arteri
tersebut untuk mendapatkan darah mengalami kekurangan darah
dan oksigen yang dibutuhkan. Ketika arteri menyempit terjadi
peningaktan kecenderungan darah membeku , yang dapat
menyebabkan penyumbatan total pada arteri sehingga bagian tubuh
yang dialayaninya menjadi mati.
6. Komplikasi Hipertensi
Menurut Susilo dan Wulandari (2011), komplikasi hipertensi
anatar lain :
a. Hipertensi merusak ginjal, hipertensi adalah salah satu
penyebab penyakit ginjal kronis. Hipertensi membuat ginjal
harus bekerja lebih keras, akibatnya sel-sel pada ginjal akan
lebih cepat rusak.
b. Hipertensi merusak kinerja otak, kinerja otak juga bisa
terganggu dari adanya hipertensi yang disebabkan oleh
adanya pembentukan lepuh kecil pada pembuluh darah di
otak ( neurisma) yang selanjutnaya akan menyebabkan
terjadinya stroke dan gagal jantung karena terjadinya
penyempitan dan pengerasaan pembuluh-pembuluh darah
yang ada di jantung.
c. Hipertensi merusak kinerja jantung, tekanan darah tinggi
dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan
secara rutin maka hal ini dapat membawa si penderita ke
dalam kasus-kasus serius dan bahkan menyebabkan
kematian.
d. Hipertensi menyebabkan kerusakan mata, karena adanya
gangguan tekanan darah akan menyebabkan perubahan-
perubahan dalam retina pada belakang mata.
Mengungkapakan kerusakan, penyempitan pembuluh-
pembuluh darah kecil, kebocoran darah kecil pada retina,
dan menyebakan terjadinya pembengakakan saraf mata.
Dari jumlah kerusakan, dokter dapaat mengukur keparahan
dari hipertensi, setelah itu akan dilakukan tindakan-
tindakan lanjutan untuk menangani hipertensi tersebut.
e. Hipertensi menyebutkan stroke , hipertnsi yang tidak
terkontrol dapat menyebabkan stroke yang dapat menjurus
pada kerusaan otak dan saraf. Stroke umumnya disebabkan
oleh kebocoran darah atau suatu gumpalan darah dari
pembuluh – pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak.
Dan pencegahan yang paling baik untuk komplikasi-
komplikasi hipetensi adalah kontrol tekanan darah.
7. Pencegahan Hipertensi
Hipertensi tidak akan muncul begitu saja. Naiknya tekanan darah,
biasanya merupakan akumulasi dari sikap hidup yang tidak sehat
dan sudah berlangsung dalam waktu yang lama. Sebenarnya untuk
melakukan pencegahan hipertensi dalam berbgai penyakit secara
umum yaitu adanya pola makan sehat dan pola hidup sehat.
Menurut Susilo dan Wulandari (2011) , pencegahan hipertensi
antara lain :
a. Pola makan sehat
Pola makan sehat adalah makan-makanan yang
mengandung kalori dan kebutuhan nutrisi sesuai dengan
keperluan. Oleh karena itu, pola makan sehat masing-
masing orang sebenarnya tidak sama. Untuk mengetahui
pola makan sehat dan beberapa kadar kalori maupun nutrisi
yang diperlukan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter
atau ahli gizi yang dipercaya. Ada beberapa patokan pola
mkaan sehat, yaitu sebagai berikut :
1) Kurangi konsumsi garam dalam makanan sehari-hari.
Jika sudah menderita tekanan darah tinggi sebaiknya
menghindari makanan yang mengandung garam.
Pergunakan garam sedikit mungkin atau lebih baik
hindari sama sekali.
2) Konsumsi makanan yang mengandung kalium bahan
tersebut dapat diperoleh dari : pisang, wortel, bayam,
tomat, ikan salmon. Magnesium kandungan magnesium
bisa didapat dari makanan coklat, kedelai, gandum dan
kerang laut. Kalsium bahan tersebut dapat diperoleh
dari mkanan nabati sepeeti : kacang-kacangan, biji-
bijian, sayuran hijau, dan dari hewani seperti ikan dan
susu.
3) Kurangi minum-minuman beralkohol, untuk laki-laki
yang menderita hipertensi, jumlah alkohol yang
diizinkan maksimal 30 ml alkohol per hari dan untuk
perempuan 15 ml perhari
4) Makan sayur dan buah-buahan yang berserat tinggi
seperti sayuran hijau, pisang,tomat, wortel, melon dan
jeruk.
5) Kendalikan kadar kolesterol, kurangi makanan yang
mengandung lemak jenuh, tingginya kolesterol dalam
tubuh akan menyebabkan terjadinya plak-plak yang
menyumbat aliran darah, sehingga tekanan darah
makin tinggi.
6) Kendalikan diabetes bila menderita diabetes,
konsumsilah makanan yang sehat. Jangan menggunakan
obat-obatan pengendali diabetes yang memicu
kompilkasi penyakit lainnya, kalau menggunakan obat
tertentu haruslah dengan pengawasan dokter.
7) Tidur yang cukup setiap hari, anatara 6-8 jam setiap
hari, kondisi tubuh yang kurang istirahat akan
menyebabkan tekanan darah naik dan memicu
terjadinya hipetensi.
8) Kurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi
dan perbanyak aktiviatasn fisik untuk mengurangi berat
badan.
9) Konsumsi minyak ikan, karena peningkatan konsumsi
minyak ikan yang mengandung asal lemak ( omega)
dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan
terutama bagi mereka yang menderita diabetes. Suplai
kalisum, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan
darah tetapi kalsium juga cukup membantu
mengandalkan tekanan darah.
b. Pola hidup sehat
Menurut Susilo dan Wulandari ( 2011) , untuk
mengendalikan dan mencegah hipertensi, selain pola makan
sehat dilakukan bersamaan pola hidup sehat. Ini sangat
penting karena pola hidup sehat akan membuat sehat secara
keseluruahan, termasuk terhindar dari penyakit hipertensi.
Adapun cara pola hidup sehat adalah sebagai berikut :
1) Melakukan olah raga secara teratur bisa menurunkan
tekanan darah tinggi, seperti : berjalan kaki, bersepeda,
lari santai dan berenang lakukan 30 hingga 45 menit
sehari sebanyak 3 kali seminggu.
2) Jalankan anti stres agar mengurangi stres dan mampu
mengendalikan emosi secara stabil
3) Berhenti merokok juga berperan besar untuk
mengurangi hipertensi. Rokok mengandung banyak
nikotin. Selain buruk bagi tekanan darah, nikotin juga
sangat buruk bagi kesehatan secara umum. Oleh karena
itu, berhenti merokok sebenarnya adalah alasan cepat
dan praktis untuk menghindarkan diri dari berbgai
penyakit. Kalau masih kesulitan untuk berhenti dari
merokok, konsultasikan dengan dokter.
4) Mendekatkan diri pada tuhan sehingga tiap ada
pesoalan besar tidak lansung emosi tinggi.
5) Mengendalikan pola kesehatan secara keseluruhan,
termasuk mengendalikan kadar kolesterol, diabetes,
berat badan dan pemicu-pemicu penyakit lainnya.
6) Pola hidup sehat dan makan sehat ini tetap dapat bisa
dibuat dengan menyenangkan, sesuai dengan keinginan
dan selera masing-masing.
8. Pengobatan Hipertensi
Menurut Susilo dan Wulandari ( 2011), apabila seseorang sudah
dinyatakan terkena hipertsnsi makan akan diberikan pengobatan.
Hipertensi secara pasti tidak dapat dioabati tetapi dapat diberikan
pengobatan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Alangkah awal
adalah mengubah pola hidup sehat penderita hipertensi dengan
cara-cara berikut ini :
a. Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat
badan dianjurkan untuk menurunkan berat badannya
sampai batas ideal.
b. Mengubah pola makan pada penderita diabetes,
kegemukan ( obesitas ) atau kadar kolseterol darah tinggi.
Mengurangi pemakain garam samapai kuarang dari 2,3
gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap ( disertai
dengan asupan kalsium, magnesium dan kalium yang
cucup) dan mengurangi alkhohol.
c. Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat, penderita
hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya
selama tekanan darah terkendali.
d. Berhenti merokok ini wajib dilakukan, menghentikan
pemakaian alkohol dan narkoba, hidup dengan pola yang
sehat, istirahat dan tidur yang cukup, mengelola stres
dengan baik.
e. Kalau pengobatan dengan pengubahan pola hidup
termasuk tidak mampu mengatasi hipertensi, dapat
memilih pengobatan yang paling sesuai atau yang paling
disenangi, pengobatan bisa dengan pengobatan tradisional
dan pengobatan moderen.
9. Pengobatan Tradisional
Menurut Susilo dan Wulandari (2011), berikut ini adalah bahan-
bahan alami yang sudah terbiasa dan terbukti ampuh untuk
mengobati hipertensi :
a. Mengkudu cara mengkonsumsinya bermacam-macam ada
yang suka membuat sebagai jus dengan campuran es dan
gula secukupnya, mengemasnya dalam bentuk jamu
mengkudu kalau mau praktis sekarang ini juga banyak jus-
jus mengkudu kemasan yang tersedia bebas dipasaran.
b. Daun salam, sebagian besar orang menggunakannya
dengan cara direbus dengan air, setelah mendidih diangin-
anginkan. Dalam keadaan hangat, daun salam diangkat, air
rebusan daun salam diminum secara rutin sehari tiga kali.
c. Rumput laut, cara mengkonsumsinya dapat digunakan
sebagai es rumput laut, campuran puding, maupun di jus.
Porsinya dikonsultasikan dengan dokter atau ahli gizi
sehingga pengobatan terhadap hipertensi dapat efektif.
d. Mentimun, cara mengkonsusmi dapat dipilih sesuai
dengan kesenangan. Bisa dikonsumsi secara langsung,
dijus, digunakan untuk campuran lalapan, disayur, direbus
dulu dan lain-lain. Pasalnya di konsultasikan dengan
dokter atau ahli gizi sehingga pengobatan terhadap
hipertensi dapat efektif.
e. Temu hitam, temu hitam memiliki khasiat untuk
melancarkan sirkulasi darah dan mencairkan gumpalan
darah sehinggga menurunkasn tekanan darah
f. Bawang putih, cara mengonsumsinya bisa langsung
dikunyah bagi yang suka, bisa dicampurkan dalam makan
mentah dan bisa dicampurkan dalam makanan tertentu.
Konsultasikan dengan dokter agar kkadarnya pas dan
sesuai dengan kondisi hipertensi.
g. Jantung pisang, dapat digunakan Untuk mencegah stroke
dan perdarahan otak, jantung dan pembuluh darah,
konsumsilah secukupnya sehinggga dapat membantu
mengatasi hipertensi yang sedang di derita.
10. Pengobatan Moderen
Menurut Susilo dan Wulandari ( 2011), ada beberapa jenis obat-
oabatan yang biasanya digunakan untuk mengatasi hipertensi,
tetapi penggunaan dan pemakaian haruslah dengan resep dan
pengawasan dokter, mengingat adanya efek samping dan indikasi-
indikasi tertentu yang hanya dimengerti oleh dokter
a. Diuretik tiazide, merupakan obat pertama untuk
mengobati hipertensi, diuretika membantu ginjal
membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume
cairan diseluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan
darah
b. Pengahambat adrenergik, beta-blocker yang efektif
diberikan kepada penderita hipertensi usia muda, penderita
yang pernah mengalami serangan jantung, penderita
dengan denyut jantung, nyeri dada, mengalami sakit
kepala migren.
c. Anglotensin converting enzyme inhibator ( ace-inhibitor),
obat ini efektif diberikan pada orang kulit putih, hipertensi
usia muda, penderita gagal jantung, penderita dengan
protein dalam air kemih yang disebabkan oleh penyakit
ginjal menahun, pria yang menderita impotensi.
d. Anglotensin II-blocker, obat jenis ini menyebabkan
penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme yang
mirip dengan ace-inhibator.
e. Antagonisme kalsium, obat ini sangat efektif diberikan
kepada orang-orang kulit hitam, penderita lanjut usia,
penderita angina pictorus, denyut jantung yang cepat dan
sakit kepala migren
f. Vasolidator, obat ini lansung menyebabkan melebarnya
pembuluh darah. Obat dari golongan ini hampir selalu
digunakan sebagai tambahan terhadap obat anti-hipertensi
lainnya.
g. Obat-obat hipertensi lainnya adalah jenis obat-obat
tertentu yang digunakan dalam kondisi khusus. Misalnya
saja hipertensi maligma yang memerlukan obat penurun
tekanan darah dengan segera. Sebagai obat yang segera
bisa menurunkan tekanan darah obat tersebut antara lain
adalah : diazoxide, nitroprusside, nitroglycerin, dan
labetalol. Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan
kerja yang sangat cepat dan bisa diberikan per-oral
( ditelan)
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik Ma’ rifatul. 2011. Keperawatan lanjut usia. Yogyakarta :
graha ilmu.
Maryam, R.Siti, dkk. 2008. Mengenal usia lanjut dan perawatannya.
Jakarta : salemba medika.
Arora. (2008). Lima langkah mencegah dan mengobati tekanan darah
tinggi. Jakarta : Bhauana Ilmu Populer.
Brunner & Suddarth. 2002. Keterampilan Medikal Bedah vol. 2. Jakarta :
EGC
Price & Wilson. 2006. Patofisiologi Edisi 6. Jakarta: EGC
top related