kesiapan penggunaan mobile payment gopay pada...
Post on 21-Jan-2020
20 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KESIAPAN PENGGUNAAN MOBILE PAYMENT GOPAY PADA USAHA
KECIL MENENGAH (UKM) MENGGUNAKAN TECHNOLOGY-
ORGANIZATION-ENVIRONMENT (TOE) FRAMEWORK
SKRIPSI
Oleh :
RESTRIANA HADI OKTALASA
11150930000057
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M/ 1441 H
KESIAPAN PENGGUNAAN MOBILE PAYMENT GOPAY PADA USAHA
KECIL MENENGAH (UKM) MENGGUNAKAN TECHNOLOGY-
ORGANIZATION-ENVIRONMENT (TOE) FRAMEWORK
SKRIPSI
Oleh :
RESTRIANA HADI OKTALASA
11150930000057
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M/ 1441 H
ii
KESIAPAN PENGGUNAAN MOBILE PAYMENT GOPAY PADA USAHA
KECIL MENENGAH (UKM) MENGGUNAKAN TOE FRAMEWORK
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh :
RESTRIANA HADI OKTALASA
11150930000057
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M/ 1441 H
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
KESIAPAN PENGGUNAAN MOBILE PAYMENT GOPAY PADA USAHA
KECIL MENENGAH (UKM) MENGGUNAKAN TOE FRAMEWORK
Disusun Oleh:
RESTRIANA HADI OKTALASA
11150930000057
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul Kesiapan Penggunaan Mobile Payment GoPay Pada
Usaha Kecil Menengah (UKM) Menggunakan TOE Framework yang ditulis
oleh Restriana Hadi Oktalasa, NIM 11150930000057 telah diuji dan dinyatakan
lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Selasa, 8 Oktober 2019. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat gelar sarjana strata satu (S1) program studi
Sistem Informasi.
v
LEMBAR PERNYATAAN
vi
ABSTRAK
Restriana Hadi Oktalasa – 11150930000057 Kesiapan Penggunaan Mobile
Payment GoPay Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Menggunakan TOE
Framework, di bawah bimbingan Aries Susanto HT, Ph.D dan Elvi Fetrina, MIT.
Ketidaksiapan pengguna akan menciptakan resistansi terhadap teknologi dan
dampak yang lebih jauh dapat menggagalkan adopsi teknologi itu sendiri sehingga
menimbulkan lingkungan yang tidak harmonis dalam perusahaan maupun
organisasi. GoPay merupakan layanan dompet virtual untuk memudahkan transaksi
dalam aplikasi Gojek. Saat ini, GoPay tidak hanya digunakan untuk pembayaran
yang tersedia dalam aplikasi Gojek saja, namun dapat digunakan untuk melakukan
pembayaran berbasis mobile di luar komunitas Gojek. Sejak Maret 2018 Gojek
mewadahi UKM untuk menggunakan GoPay sebagai metode pembayaran. Dalam
penerapannya, masih ditemukan UKM yang tidak menguasai sistem pembayaran
tersebut saat pembeli ingin menggunakannya. Hal ini terjadi, karena pedagang
tersebut tidak dijelaskan terkait penggunaanya oleh pemilik usaha. Selain itu,
pembeli masih cenderung menggunakan uang tunai untuk bertransaksi walaupun
sudah ditempel sticker QR GoPay pada UKM tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempenaruhi kesiapan penggunaan GoPay
pada UKM dengan menggunakan TOE Framework. Populasi penelitian ini adalah
UKM di wilayah Jakarta dan Tangerang dengan teknik pengambilan sampel
purposive sampling. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis menggunakan Ms.
Excel 2016 dan pendekatan PLS-SEM menggunakan aplikasi SmartPLS 3.0.
Hasilnya satu dari enam hipotesis ditolak karena nilai T-test dari hipotesis tersebut
kurang dari 1,96, sedangkan lima hipotesis lainnya dinyatakan signifikan dan
diterima. Hasil dari penelitian ini diharapakan dapat menjadi salah satu bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi Gojek khususnya layanan GoPay
untuk UKM agar dapat diterapkan lebih maksimal.
Kata Kunci: Kesiapan pengguna, GoPay, TOE Framework
Bab I-V + 117 Halaman + xiv + 13 Gambar + 17 Tabel + Daftar Pustaka + Lampiran
Pustaka Acuan (100, 1989-2019)
vii
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT penulis panjatkan karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Kesiapan Penggunaan Mobile Payment GoPay Pada Usaha Kecil Menengah
(UKM) Menggunakan TOE Framework.” Dalam proses penyusunan skripsi ini,
penulis mendapatkan dukungan, motivasi, bantuan maupun saran, serta bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan tidak
mengurangi rasa hormat perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Lily Surraya Eka Putri, M.Env.Stud selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Aang Subiyakto, Ph.D selaku Ketua Program Studi Sistem
Informasi dan Ibu Nidaul Hasanati, MMSI selaku Sekretaris Prodi Sistem
Informasi.
3. Bapak Aries Susanto HT, Ph.D selaku dosen pembimbing I dan Ibu Elvi
Fetrina, MIT selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan
mengarahkan dalam penulisan laporan ini sehingga terselesaikan
dengan baik.
4. Bapak Aang Subiyakto, Ph.D selaku dosen penguji I dan Bapak M.
Qomarul Huda, M.Kom., Ph.D selaku dosen penguji II yang telah
memberikan saran dan masukan dalam penulisan laporan ini.
5. Dosen – dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan
ilmu selama perkuliahan.
viii
6. Seluruh karyawan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah banyak
membantu peneliti dalam administrasi akademik yang berkaitan dengan
skripsi.
7. Kedua orang tua, Bapak Suhadi dan Ibu Siti Kalimah serta kakak Isnen
Hadi Al Ghozali dan Afrina yang telah memberikan doa, dukungan, dan
motivasi kepada penulis.
8. Surya Pribadi dan Keluarga yang telah memberikan doa, dukungan,
semangat dan motivasi kepada penulis.
9. UKM – UKM di wilayah Jakarta dan Tangerang Selatan selaku responden
yang sudah banyak membantu peneliti dalam mengerjakan laporan ini.
10. Yayasan Karya Salemba Empat dan para Donatur yang telah memberikan
dukungan finansial dan pelatihan softskill.
11. Teman – teman seperbimbingan yaitu Ginanjar Ramadhan, Dwi Adji
Prasetyo, Rahmadi Prabowo, Adinda Fitra, Nadila Chataliya, Nandita
Arvianti, dan Taufik Hidayat.
12. Senior Sistem Informasi yang telah banyak membantu penulis dalam
mengerjakan laporan yaitu Redno Novicta Sari, Cholidian Rida, Ahmad
Faishal , Darnilia Nurul, dan Indriyani Eta Rahastri.
13. Paguyuban KSE UIN Jakarta khususnya Alfi Rizalul, Fizna Sa’diyya, Ade
Ulfatun, Bella Surtia, Ratna Mutia, Hikma Rizkia, dan Muhammad
Achirlita yang telah memberikan semangat serta motivasi yang tak henti.
14. Teman-teman Sistem Informasi, Siti Naza Rayani, Adinda Gumilang,
Mely Sakinah, Nurita Iswati, Alifia Afina, Tsalitsa Luthfi, Nadinta
Putri, Kelas SIB, dan SI 2015 yang selalu memberikan dukungan dan
ix
motivasi agar penyusunan laporan praktik kerja lapangan ini cepat
selesai.
15. Himpunan Mahasiswa Sistem informasi (HIMSI) khusunya Aulia Riski
Molanda, Anna Latifa, Firna Helfira, Aliya Huzna, Agam Riangga yang
terus bekerja sama dan memberikan semangat.
16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu sehingga skripsi ini terselesaikan.
Saat penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih ada banyak
kekurangan karena terbatasnya ilmu pengetahuan maupun wawasan yang dimiliki.
Penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada dan tidak menolak atas
segala kritik dan saran bagi penulis dapat dikirimkan melaui email
restrianahadi.oktalasa15@mhs.uinjkt.ac.id.
Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan semua yang membaca.
Jakarta, 19 Agustus 2019
Restriana Hadi Oktalasa
NIM 11150930000057
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ....................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 6
1.3 Rumusan Masalah .................................................................................... 6
1.4 Batasan Masalah ....................................................................................... 7
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
1.7 Metodologi Penelitian .............................................................................. 8
1.8 Model Penelitian ........................................................................................... 9
1.9 Pertanyaan Penelitian ............................................................................. 11
1.10 Sistematika Penulisan ......................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 13
2.1 Konsep Dasar Kesiapan .............................................................................. 13
2.2 Adopsi Inovasi ............................................................................................ 14
2.3 Teori-teori Tentang Pengadopsian Teknologi ............................................. 16
2.4 Kritik Terhadap Konstruk-konstruk Utama dalam Model Adopsi dan
Utilisasi Sistem Informasi ................................................................................. 18
2.5 Financial Technology.................................................................................. 21
2.6 Electronic Commerce .................................................................................. 21
2.6.1 Klasifikasi E-Commerce ...................................................................... 22
2.7 Mobile Commerce ....................................................................................... 24
2.8 Mobile Payment .......................................................................................... 25
2.9 UKM ........................................................................................................... 27
xi
2.9.1 Adopsi TI Oleh UKM .......................................................................... 28
2.10 Pembayaran ............................................................................................... 29
2.11 TOE Framework ....................................................................................... 30
2.11.1 Technology (Teknologi) ..................................................................... 31
2.11.2 Organization (Organisasi) .................................................................. 32
2.11.3 Environment (Lingkungan) ................................................................ 33
2.12 Metode Penelitian...................................................................................... 34
2.12.1 Penelitian Kuantitatif ............................................................................. 34
2.12.2 Pengelompokkan Data ........................................................................... 35
2.13 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 36
2.14 Skala Likert ............................................................................................... 38
2.15 Populasi dan Sampel ................................................................................. 38
2.15.1 Populasi .............................................................................................. 38
2.15.2 Sampel ................................................................................................ 39
2.15.3 Teknik Sampling ................................................................................ 39
2.16 Slovin ........................................................................................................ 42
2.17 Structural Equation Modeling (SEM) ....................................................... 43
2.18 Partial Least Squares (PLS) ..................................................................... 44
2.19 Evaluasi model PLS .................................................................................. 44
2.20 Penelitian Sejenis ...................................................................................... 49
2.21 Model dan Hipotesis Penelitian ................................................................ 54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 60
3.1 Pendekatan Penelitian ................................................................................. 60
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 61
3.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 62
3.3.1 Survei ................................................................................................... 62
3.3.2 Studi Pustaka ........................................................................................ 63
3.4 Instrumen Penelitian.................................................................................... 63
3.5 Analisis data dan Hasil Interpretasi ........................................................ 68
3.6 Prosedur Penelitian ................................................................................. 69
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 70
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ......................................................................... 70
4.2 Visi dan Misi PT. Gojek Indonesia ................................................................. 72
4.2.1 Visi PT. Gojek Indonesia ......................................................................... 72
xii
4.2.2 Misi PT. Gojek Indonesia ........................................................................ 72
4.2.3 Logo PT. Gojek Indonesia ....................................................................... 73
4.2.4 Tiga Pilar PT. Gojek Indonesia ................................................................ 74
4.3 Struktur Organisasi PT. Gojek Indonesia........................................................ 74
4.4 Layanan yang Ditawarkan Go-Jek .................................................................. 79
4.5 Pretest ........................................................................................................ 82
4.6 Analisa Demografi ..................................................................................... 82
4.5.1 Hasil Analisa Demografi .......................................................................... 82
4.5.2 Interpretasi Hasil Analisis Demografi ................................................ 83
4.6 Analisis Model Pengukuran (Outer Model) ............................................... 86
4.6.1 Hasil Analisis Model Pengukuran ............................................................ 86
4.6.2 Interpretasi Hasil Analisis Model Pengukuran (outer model).................. 94
4.7 Analisis Model Struktural .......................................................................... 95
4.7.1 Hasil Analisis Model Struktural ............................................................... 95
4.7.2 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Model Struktural ..................... 102
4.7.2.1 Apakah Organization dan Adoption Intention berpengaruh secara
positif terhadap Technology? ...................................................................... 102
4.7.2.2 Apakah Organization berpengaruh secara positif terhadap Adoption
Intention? .................................................................................................... 103
4.7.2.3 Apakah Technology, Adoption Intention, dan Organization
berpengaruh secara positif Environment? ................................................... 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 107
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 107
5.2 Saran .............................................................................................................. 108
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 110
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Model Penelitian (Tornatzky & Fleischer, 1990) ........................... 10
Gambar 2. 1 Peredaran uang pada E-Commerce (Polkowski, 2018) .................. 22
Gambar 2. 2 Tiga Segmen Pasar dalam Mobile Commerce (Siau, Keng, & Fui-
hoon, 2004) ........................................................................................................... 24
Gambar 2. 3 Pengguna Utama Mobile Payment (Yang et al, 2012) ................... 26
Gambar 2. 4 smescoshop Indonesia (smescoindonesia.com, 2019) .................... 27
Gambar 2. 5 Mekanisme pembayaran secara elektronik (Huang, Yen, Liu, &
Chang, 2014) ......................................................................................................... 30
Gambar 2. 6 TOE Framework (Tornatzky & Fleischer, 1990) ........................... 31
Gambar 3. 1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 69
Gambar 4. 1 Lambang Gojek (Gojek, 2019) ....................................................... 73
Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Pusat PT Gojek Indonesia .............................. 75
Gambar 4. 3 Struktur Organisasi Regional .......................................................... 75
Gambar 4. 4 Hasil Path Coefficient ..................................................................... 96
Gambar 4. 5 Hasil Uji t-test ................................................................................. 98
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Sejenis ................................................................................ 49
Tabel 3. 1 Tabel Indikator dari Variabel Penelitian ............................................. 65
Tabel 4. 1 Hasil Analisis Demografi .................................................................... 83
Tabel 4. 2 Hasil Outer Loading Awal .................................................................. 87
Tabel 4. 3 Hasil Outer Loading setelah penghapusan beberapa indikator ........... 88
Tabel 4. 4 Hasil Composite Reliability ................................................................ 89
Tabel 4. 5 Hasil nilai Average Variance Extracted (AVE) .................................. 89
Tabel 4. 6 Hasil nilai Cross Loading .................................................................... 90
Tabel 4. 7 Hasil nilai Fornell-Lacker Criterion .................................................... 91
Tabel 4. 8 Ringkasan Hasil Analisis Model Pengukuran ..................................... 92
Tabel 4. 9 Hasil nilai Path Coefficient ................................................................. 95
Tabel 4. 10 Hasil nilai Coefficient of Determinant .............................................. 96
Tabel 4. 11 Hasil nilai t-test ................................................................................. 97
Tabel 4. 12 Hasil Effect Size ................................................................................ 99
Tabel 4. 13 Hasil Predictive Relevance ................................................................ 99
Tabel 4. 14 Hasil Relative Impact ...................................................................... 100
Tabel 4. 15 Ringkasan Analisis Struktural Model ............................................. 101
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini di dunia ekonomi, informasi telah berkembang sangat pesat yang
diiringi oleh perubahan gaya hidup masyarakat. Perkembangan informasi pada
sektor ekonomi ini pun turut meningkatkan teknologi di dalamnya yang terus
menerus membuat para pengguna pasar agar berfikir lebih kreatif lagi supaya
bisnisnya maju (Fardani & Surendro, 2011). Para pengguna pasar pun juga
memanfaatkan alat tukar informasi seperti internet dalam upaya meningkatkan
peluang bisnisnya.
Dalam pertukaran informasi, internet sejak tahun 1990 telah memberikan
banyak peluang baru khususnya pada operasional bisnis sebagai alat tukar
informasi (Setiobudi & Wiradinata, 2018). Menurut Fardani & Surendro (2011)
dalam bertukar informasi internet mampu berjalan dimana saja dan kapan saja
menggunakan aplikasi seperti e-mail, e-shop, e-procurement, crowd sourcing,
e-marketplace, dan banyak lagi. Semakin tinggi persaingan bisnis maka
kebutuhan manajemen perusahaan yang efektif dan efisien sangat dibutuhkan
agar siap mengadopsi penggunaan teknologi, karena sebuah perusahaan pada
pengelolaanya tidak dapat dipungkiri lagi harus memanfaatkan Teknologi
Informasi (TI) (Sani & Subiyakto, 2018).
TI dapat digunakan pada perusahaan untuk memberikan nilai positif
bagi strategi manajemen yang berhubungan dengan beberapa aspek seperti
komunikasi, informasi, pengambilan keputusan, manajemen data serta
knowledge management (Adeosun, O. & Adetunde, 2009). Di Indonesia, Usaha
2
Kecil Menegah (UKM) adalah pelaku ekonomi terbesar yang dapat
mempengaruhi dan mampu menjadi penyokong perekonomian Indonesia. UKM
telah berkontibusi sebanyak 60,34% Produk Domestik Bruto (PDB) dan
memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar 97,22% dari seluru tenaga kerja
nasional (Kemenperin, 2019). Pembinaan UKM diyakini oleh pemerintah dapat
meningkatkan peluang ekspor dengan ciri khas yang dimiliki oleh produk dari
daerah masing-masing sehingga tidak bergantung lagi pada impor (Khristianto,
2012). Peranan TI dalam dunia UKM juga sangat besar untuk menunjang proses
pemasaran dan efisiensi pekerjaan sehingga dapat menaikkan daya saing
(Salamah & Kusumanto, 2017).
UKM hingga kini masih belum dapat mengalahkan kedudukan usaha
dengan skala besar pada persaingan industri karena diberlakukannya ASEAN-
China Free Trade Area (ACFT) yang membuatnya semakin terancam oleh
persaingan barang impor (Fardani & Surendro, 2011). Maka pada era ekonomi
kreatif ini, UKM disarankan untuk melakukan adopsi TI yang dapat memberikan
kemampuan untuk melayani dengan lebih baik lagi serta memiliki daya saing
yang tinggi (Apulu & Latham, 2011). Pertumbuhan UKM di Indonesia
mengalami peningkatan sebesar 6% per tahun yang didorong oleh pemerintah
dan lembaga swasta lainnya. Namun, pertumbuhan tersebut tidak diiringi dengan
pengenalan TI terhadap pelaku usaha. Kebanyakan pelaku usaha masih enggan
untuk mengenal TI yang sebenarnya dapat meningkatkan daya saing. Kurangnya
pengetahuan tentang ini pun yang menyebabkan pelaku usaha tidak tahu cara
membuat produk dengan pemanfaatan TI di dalamnya (Erlangga, 2014).
3
Menurut Syarifah (2017) hanya 30% dari 56,5 juta UKM di Indonesia yang
memiliki pengetahuan tentang TI. Para pelaku UKM sangat penting untuk
memahami TI untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi perusahaan.
Beberapa tahun kebelakang ini, banyak perhatian untuk pemberdayaan dan
pengembangan bagi UKM di Indonesia. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan adopsi TI pada kalangan UKM, salah satunya adalah Pembayaran
Digital (Digital Payment atau e-Payment). Digital Payment adalah sistem
pembayaran dimana transaksi dilakukan dengan teknik digital yang
menggunakan media elektronik sehingga tidak perlu lagi menggunakan uang
tunai dalam sistem pembayaran ini (Vinitha & Vasantha, 2018). Sistem e-
Payment sendiri memiliki berbagai macam jenis seperti debit/credit card, online
banking, m-banking, e-wallet, Mobile Payment, e-check, dan online storage
value (Nguyen & Huynh, 2018).
Untuk saat ini pemanfaatan sistem e-Payment pada UKM di Indonesia
mulai terlihat pada pembayaran menggunakan sistem Mobile Payment. Pada
tahun 2007 Mobile Payment pertama yang dirilis di Indonesia adalah TCash
yang diberdayakan oleh Telkomsel, kemudian disusul oleh Indosat dan XL
Axiata. Di tahun 2012 Mobile Payment mulai didirikan dari pengembang
aplikasi dan industri perbankan (Setiobudi & Wiradinata, 2018). Kebanyakan
Mobile Payment yang berkembang di Indonesia memamanfaatkan 3 platform
pembayaran, yaitu Quick Response (QR) Code, Near-Field Communication
(NFC), dan One Time Password (OTP). Saat pelanggan ingin melakukan
pembayaran secara digital, maka penjual akan meminta pembayaran dengan
membuat QR Code atau dengan menampilkan tag NFC yang berisi informasi
4
nomor tagihan, jumlah tagihan dan informasi lainnya untuk transaksi, lalu
pelanggan memindahkan QR Code melalui aplikasi yang mendukung
(InfrasoftTech, 2016) .
Menurut data Bank Indonesia, sampai dengan tahun 2018 Mobile Payment
di Indonesia dengan penggunaan tertinggi adalah GoPay dengan jumlah 79,3%
dan pesaingnya OVO dengan jumlah 58,4% dari 825 responden (TechinAsia,
2019). Dalam perluasan penggunaan transaksi cashless di UKM, GoPay dan
OVO kini sedang bersaing. Tingginya beberapa jenis Mobile Payment karena
pengguna merasa layanan yang diberikan memiliki cakupan yang cukup luas
(Eka, 2018). Dalam penerapannya, GoPay lebih dulu menggandeng UKM pada
Maret 2018 pada wilayah Jakarta dan Tangerang untuk bekerja sama, lalu
disusul oleh OVO. GoPay dalam mewadahi UKM ini juga bekerja sama dengan
BNI dan saat ini GoFood telah bekerja sama dengan lebih dari 125.000
merchant, dimana 70% diantaranya adalah UKM (Gojek, 2018). Berdasarkan
daftar UKM pada situs Gojek, UKM yang sudah menggunakan GoPay dalam
pembayarannya ada sebanyak 305 UKM di daerah Jakarta dan Tangerang.
Meskipun GoPay mudah ditemukan pada UKM, banyak dari pedagang
(UKM) masih kebingungan pada penerapan Mobile Payment dengan GoPay
terutama UKM seperti warung makan yang berada di pinggir jalan dan pedangan
keliling menggunakan gerobak. Mereka masih kesulitan dalam pemanfaatan
Teknologi Mobile Payment yang disuguhkan oleh GoPay. Berdasarkan
pengalaman sehari-hari, kebanyakan orang cenderung menyiapkan uang tunai
saat akan melakukan transaksi pada UKM. Hal tersebut dikarenakan belum
sadarnya para calon pembeli mengenai sistem pembayaran GoPay yang
5
digunakan oleh penjual meskipun telah dipasang banner pemberitahuan dari
GoPay itu sendiri. Penjual pun terkadang tidak menawarkan sistem pembayaran
dengan GoPay karena tidak menguasai sistem tersebut. Para pembeli pun yang
awalnya tertarik untuk menggunakan Mobile Payment ini malah mengurungkan
niatnya membayar secara digital karena pedagang yang tidak menguasai sistem
ini saat ditanya. Pembeli lebih memilih menggunakan sistem pembayaran
dengan GoPay pada restoran dan rumah makan yang telah memiliki brand
karena kasir yang melayani pembayaran telah menguasai sistem. Jika pembeli
tidak menguasai sistem pembayaran dengan GoPay maka kasir akan
mengajarkan langkah-langkah dalam pembayaran. Namun pada UKM
ditemukan bahwa mereka tidak mengetahui penerapannya karena sistem ini
diurus oleh atasan mereka dan tidak diberi penjelasan tentang sistem ini lebih
lanjut.
Berdasarkan permasalahan tersebut, banyak faktor yang mungkin
menjadi penyebab masalah. Seperti model kesiapan yang digambarkan
Tornatzky & Fleischer (1990) yaitu TOE Framework, faktor yang
mempengaruhi penggunaan GOPAY pada UKM dapat dilihat dari tiga faktor
yaitu Technology-Organization-Environtment (Teknologi-Organisasi-
Lingkungan). Penelitian sejenis telah dilakukan oleh Hoti (2016) tentang
pengaruh Adopsi Inovasi pada UKM dalam konteks Teknologi, Organisasi, dan
Lingkungan. Hoti (2016) dapat membuktikan bahwa adopsi TI sangat jelas
dipengaruhi oleh konteks teknologi, organisasi, dan lingkungan. Hoti (2016)juga
menyebutkan bahwa TOE Framework merupakan salah satu model yang tepat
dalam menyelidiki pengadopsian TI pada UKM yang fokus pada adaptasi
6
teknologi seperti e-Commerce, e-Bussines, ERP, dan memprediksi kesiapan
UKM dalam menggunakan adopsi TI. Kemudian penelitian Wen & Chen (2010)
membuktikan bahwa pengaruh terbesar UKM dalam mengadopsi TI adalah
faktor Teknologi dalam konteks kesiapan penggunaan adopsi TI.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Kesiapan Penggunaan Mobile Payment GoPay Pada
Usaha Kecil Menengah (UKM) Menggunakan TOE Framework”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan di
atas, maka penulis mengindentifikasikan masalah yang akan dijelaskan sebagai
berikut:
a. Masih banyaknya UKM yang belum memahami Mobile Payment
GoPay
b. Belum diketahui faktor yang menyebabkan UKM tidak menguasai
sistem pembayaran pada GoPay
c. Belum diketahui apakah sistem yang digunakan mempengaruhi
kesiapan UKM menggunakan sistem pembayaran pada GoPay
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan indentifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah
dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana kesiapan UKM untuk
pembayaran menggunakan GoPay di wilayah Jakarta dan Tangerang,
dan apa saja faktor yang mempengaruhi kesiapan UKM dalam
melakukan transaksi pembayaran menggunakan GoPay?” yang dapat
membantu pihak Gojek dalam mengetahui kesiapan UKM dalam
menggunakan pembayaran berbasis mobile.
7
1.4 Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka ruang
lingkup penelitian masalah dibatasi pada:
a. Penelitian ini dilakukan pada Mobile Payment GoPay yaitu salah satu
layanan pembayaran pada Gojek yang menyediakan berbagai layanan
jasa lainnya seperti transportasi, logistik, pengiriman makanan atau
barang, dan lain lain.
b. Penelitian ini dilakukan di wilayah Jakarta dan Tangerang Selatan.
c. Secara teori, penelitian ini mengadopsi model TOE Framework yang
dikembangkan oleh Tornatzky & Fleisher (1990).
d. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan termasuk
kategori experimental research.
e. Pengumpulan data dilaksanakan dengan melakukan survei dalam
bentuk kuesioner dan disebarkan kepada UKM yang menggunakan
GoPay.
f. Kuesioner digunakan dalam bentuk pertanyaan tertutup (close-ended
question) dengan menggunakan skala Likert.
g. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dalam
pengambilan sampel.
h. Kuesioner disebarkan secara offline, yaitu penyebaran kuesioner
dilakukan melalui tatap muka secara langsung dengan responden.
i. Analisis data menggunakan tools SmartPLS versi 3.2
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan dari penelitian ini yaitu:
8
a. Menguji kesiapan UKM menggunakan GoPay sebagai metode
pembayaran
b. Mengetahui faktor yang mempengaruhi kesiapan penggunaan GoPay
pada UKM
c. Mengetahui seberapa siap penggunaan GoPay untuk UKM
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat menjadi model alternatif dalam
pengukuran kesiapan penggunaan Mobile Payment GoPay.
b. Secara praktis, dapat menjadi bahan pertimbangan GoPay dalam
penerapannya di UKM untuk memberikan pengetahuan yang lebih
detail dalam penggunaan sistem pembayaran ini
1.7 Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian ini
menggunakan analisis data dengan bentuk angka yang memungkinkan peneliti
menguji suatu hipotesis atau teori tertentu (Indrawan & Yaniawati, 2014;
Sugiyono, 2013; Suryani & Hendriyadi, 2016). Dalam pengujian hipotesis,
penelitian ini termasuk dalam kategori experimental research.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu dengan melakukan wawancara, studi pustaka, dan survei.
Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur dengan beberapa UKM di
wilayah Jakarta dan Tangerang secara acak. Setelah itu, peneliti melakukan
studi pustaka dengan mempelajari penelitian sejenis yang pernah dilakukan
9
sebelumnya baik dari buku, jurnal, situs-situs penyedia layanan yang berkaitan
dengan penelitian ini. Selanjutnya survei dengan menggunakan kuesioner yang
disebarkan kepada UKM yang telah menggunakan GoPay sebagai metode
pembayarannya. Kuesioner digunakan dalam bentuk petanyaan tertutup (close-
ended question) dengan menggunakan skala Likert.
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan menentukan
kriteria tertentu, dimana kriteria responden pada penelitian ini adalah (1)
merupakan UKM di wilayah Jakarta dan Tangerang, (2) telah menggunakan
GoPay sebagai metode pembayaran, (3) telah mengikuti pelatihan yang
diadakan oleh Go-Jek.
1.8 Model Penelitian
Model yang digunakan pada penelitian ini adalah TOE Framework
yang dikembangkan oleh Tornatzky & Fleischer (1990) yang berhubungan
dengan teknologi, organisasi, dan lingkungan. Kerangka TOE Framework
merupakan model kesiapan pada tingkat organisasi yang memadukan tiga
pengaruh besar pada potensi kesiapan penggunaan teknologi atau adopsi
inovasi (Setiobudi & Wiraddinata, 2018). TOE Framework ini digunakan
untuk mengukur kesiapan penggunaan teknologi yang terdiri dari tiga konteks
yaitu Technology, Organization, dan Environment.
Penekanan kemampuan dinamis dan saling berinteraksi secara teknis
dengan lingkungan pada TOE Framework hampir sama dengan patokan yang
digunakan di Actor Network Theory (Awa, Ukoha, & Emecheta, 2016). Saat
10
ini TOE Framework lebih banyak digunakan untuk pengujian variabel dalam
mengambil suatu keputusan. TOE Framework adalah satu-satunya kerangka
kerja sistem informasi yang menenkankan pada variabel sosial dan perilaku
pengguna yang diakui dapat berinteraksi pada pengembangan teknologi
dengan kondisi organisasi yang terbentuk dari isu-isu lingkungan (Hossain &
Quaddus, 2011).
TOE Framework banyak mendapat dukungan secara teoritis dan
empiris jika dilakukan secara subtansial serta validasi inventaris pengukuran di
level organisasi (Yi-shun Wang, Li, Li, & Zhang, 2016; Yoon & George,
2013). Menurut (Wang et al., 2016) TOE Framework telah hadir sebagai salah
satu perspektif yang spesifik untuk adopsi sistem,
Technology Organization
Adoption Intention
Technology
H1a
H1b H2
H3c
H3bH3a
Gambar 1. 1 Model penelitian yang digunakan (Tornatzky & Fleischer, 1990)
Pada konteks Technology terdiri dari tiga variabel yaitu Relative
Advantage, Compability, dan Complexity. Pada konteks Organization terdiri
dari tiga variabel yaitu Organizational Competency, Top Management
Support, dan Training and Education. Selanjutnya pada kontesk
11
Environment terdiri dari dua variabel yaitu Competitive Pressure dan
Trading Partnet Support. Kemudian pada pengujiannya, variabel-variabel
tersebut diuji berdasarkan konteksnya.
1.9 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan variabel yang terdapat pada model penelitian yang
digunakan, terdapat sembilan variabel yang diasumsikan sebagai faktor
yang berpengaruh terhadap kesiapan menggunakan Mobile Payment GoPay
pada UKM adalah sebagai berikut:
1. Apakah Technology berpengaruh secara positif terhadap
Organization dan Adoption Intention?
2. Apakah Organization berpengaruh secara positif terhadap
Adoption Intention?
3. Apakah Environment berpengaruh secara positif terhadap
Technology, Adoption Intention, dan Organization?
1.10 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan penelitian, pembahasan terbagi dalam
lima bab yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi penjelasan secara singkat mengenai latar
belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
12
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai dasar-dasar teori yang
mendukung tentang penggunaan Mobile Payment GOPAY
pada UKM menggunakan model TOE Framework
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas tentang metodologi yang digunakan
dalam penelitian ini
BAB IV HASIL ANALISIS DAN INTERPRETASI
Bab ini menguraikan profil singkat perusahaan dan
membahas hasil-hasil yang diperoleh dari kesiapan
pengguanaan Mobile Payment GOPAY pada UKM
menggunakan integrasi model TOE Framework.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang berkenaan dengan hasil
pemecahan masalah serta beberapa saran
13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Kesiapan
Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa kesiapan berasal
dari kata siap yang berarti sudah sedia. Bitjoli, Yaulie, & Stanley (2017)
mengatakan jika kesiapan elektronik (e-Readiness) adalah sebuah ukuran pada
kesiapan secara nasional, ekonomi, dan kesiapan untuk menerima manfaat dari
penggunaan TI. Selain itu e-Readiness diartikan sebagai tingkatan dimana
masyarakat disiapkan untuk berpartisipasi dalam penggunaan TI untuk
membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik (Waryanto, 2010).
Sedangkan kesiapan organisasi merupakan sebuah kondisi untuk suatu proses
yang dikelola dengan baik agar bisa memulai suatu kegiatan yang baru
(Handisa, 2017).
Menurut Eby (2013) kesiapan dalam upaya perubahan akan diusulkan
dalam istilah persepsi individual yang berkenaan dengan aspek khusus dari
lingkungan organisasi dimana organisasi tersebut telah merasa siap untuk
menentukan perubahan dalam skala yang besar. Kesiapan organisasi
menggambarkan kenyataan pengartian yang unik dari segi individual tentang
organisasi. Kesiapan juga dapat diartikan sebagai kondisi seseorang atau
kelompok organisasi secara keseluruhan yang dapat membuatnya siap untuk
bisa memberikan respon pada suatu acara tertentu terhadap sebuah kondisi
yang sedang dihadapinya (Slameto, 2008).
Menurut Kaplan & Norton (2004) kesiapan dalam konteks perubahan
strategis merupakan suatu tingkat seberapa siap asset, proses, dan aktivitas
14
organisasi untuk berpindah dari kondisi sekarang kepada kondisi baru yang
diharapkan lebih baik. Jika dari segi kesiapan teknologi ialah kecenderungan
untuk menggunakan teknologi baru untuk bisa menyelesaikan tujuan pada
sebuah organisasi tertentu dari berbagai pekerjaan yang dikerjakan dirumah
ataupun dimana saja (Passuraman, 2000). Menurut Lazuari (2003) kesiapan
teknologi merupakan kondisi individu atau organisasi untuk dapat beradaptasi
serta dapat menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang digunakan untuk
kegiatan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kesiapan
elektronik terbagi menjadi beberapa konteks yaitu, organisasi, perubahan
strategis, dan teknologi yang didefinisikan sebagai suatu perubahan kondisi
untuk menyelesaikan suatu tujuan pada individu atau organsasi yang
diharapkan dapat merubah kondisinya saat ini menjadi lebih baik.
2.2 Adopsi Inovasi
TI dapat terlihat sebagai suatu inovasi yang proses difusinya melibatkan
dua sisi yaitu penawaran dan permintaan (Tornatzky & Fleischer, 1990). Dari
sisi penawaran ialah hal yang berhubungan dengan pembuatan, produksi, dan
difusi inovasi. Jika dari sisi permintaan adalah hal-hal yang difokuskan pada
adopsi dan aplikasi inovasi. Difusi dan adopsi merupakan penengah dari kedua
sisi tersebut dimana difusi biasanya terjadi pada tingkat yang lebih tinggi
seperti pada masyarakat, sedangkan adopsi umumnya terjadi pada lingkungan
yang lebih kecil seperti perusahaan atau individu (Wahid & Iswari, 2007).
15
Proses adopsi inovasi atau Diffusion of Innovation (DOI) telah
dipelajari selama lebih dari 30 tahun dan salah satu model adopsi yang paling
popular ialah yang dijelaskan oleh Rogers (Sahin, 2006). Menurut Rogers
(2003) difusi didefinisikan sebagai sebuah proses yang mana inovasi
merupakan penghubung melalu suatu saluran tertentu dari waktu ke waktu dari
aspek-aspek sistem sosial. Kecepatan difusi pada sebuah inovasi dipengaruhi
oleh empat elemen yaitu karakteristik inovasi, kanal komunikasi yang
digunakan untuk menghubungkan manfaat inovasi, waktu saat inovasi
diperkenalkan, dan sistem sosial pada tempat inovasi berdifusi. Semakin besar
dan sulit inovasi, maka semakin lama waktu untuk berdifusi. Berdasarkan hasil
pemetaan yang dilakukan oleh Rogers, adopsi inovasi dapat dipengaruhi oleh
lima karakter umum yaitu relative advantage, compability, complexity,
observability, dan trialability.
Dari segi kanal komunikasi yang digunakan, semakin besar jangkauan
kanal komunikasi maka semakin cepat inovasi akan terjadi (Wahid & Iswari,
2007). Media massa merupakan kanal komunikasi yang efektif digunakan
untuk memberikan informasi inovasi kepada calon pengguna yang dapat
menjangkau secara luas, sedangkan pada jangkauan kecil seperti individu dapat
dilakukan komunikasi interpersonal. Rogers (2003) membedakan actor yang
mengadopsi inovasi berdasarkan waktunya menjadi innovator, eraly adopter,
early majority, dan laggard. Jumlah kumulatif yang ideal pada seseorang atau
organisasi yang melakukan adopsi inovasi ialah yang menekati kurva S dimana
nilai dimulai dari yang rendah kemudian naik dengan cepat sehingga mencapai
kondisi yang stagnan atau hanya bertambah sedikit.
16
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan jika difusi dapat
dilibatkan pada suatu teknologi agar semakin terlihat menjadi sebuah inovasi
dengan mengedepankan dua sisi yaitu penawaran dan permintaan. Difusi
Inovasi juga dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti karakteristik inovasi
teknologi, kanal informasi, waktu perkenalan teknologi serta pula
memperhatikan sistem sosial yang ada di lingkungan sekitar sehingga dapat
memberikan dampak pada difusi inovasi tersebut.
2.3 Teori-teori Tentang Pengadopsian Teknologi
Beberapa macam teori perilaku (behavioural theory) telah banyak
digunakan untuk mengkaji proses adopsi teknologi infomasi oleh pengguna
akhir (end user). Teori tersebut diantaranya adalah Theory of Reason Action
(TRA), Theory of Planned Behaviour (TPB), Social Cognitive Theory (SCT),
Task Technology Fit (TTF) Theory, The Diffusion of Innovation Theory (IDT),
dan Technology Acceptance Model (TAM). Menurut Lee, Kozar, & Larsenm
(2003) dalam kurun waktu 18 tahun belakangan TAM adalah model yang
paling popular dan banyak digunakan untuk penelitian tentang proses adopsi
teknologi informasi, sedangkan model yang paling baru adalah Unified Theory
of Acceptance and Use of Technology (UTAUT).
Davis (1989) mengatakan bahwa TRA dikembangkan oleh (Ajzen &
Fishbein (1975) yang membantu peneliti untuk dapat memprediksi sikap dan
perilaku dari individu. TRA telah mampu memprediksi dan menjelaskan
perilaku pada individu di berbagai wilayah kajian yang membuktikan bahwa
kinerja seseorang mengenai perilaku tertentu ditentukan oleh tujuan untuk
menjalankan perilaku dengan sikap dan norma subyektif. Kemudian menurut
17
Hermana, Budi, Farida, & Adrianti (2007) TPB merupakan pengembangan dari
TRA dengan menambahkan variabel perceived behavioural control. Penelitian
mengenai adopsi teknologi sudah menggunakan TRA dan TPB sebagai model
teoritisnya walaupun TRA lebih umum untuk digunakan.
Hermana et al., (2007)menjelaskan bahwa SCT adalah model yang
didasarkan pada teori kognitif yang dikembangkan oleh Badura untuk menguji
pengaruh computer self-efficacy, ekspetasi hasil, minat, dan kecemasan
terhadap penggunaan komputer. Selanjutnya Goodhue & Thompson (1995)
menjelaskan TTF merupakan konstruk yang disebut kecocokan tugas dengan
teknologi, yaitu kesesuaian antara kemampuan teknologi dengan tuntutan
pekerjaan.
IDT yang dikembangkan oleh Rogers (2003) menjelaskan bahwa difusi
adalah proses dimana sebuah inovasi dikomunikasikan dari waktu ke waktu
melalui saluran-saluran tertentu antara angota sebuah sistem sosial. Terdapat
lima faktor yang mempengaruhi suatu adopsi inovasi, yatiu relative advantage,
compabiltiy, complexity, triability, dan observability. Selain IDT, teori yang
paling popular untuk digunakan adalah TAM. Menurut Davis (1989) TAM
memiliki tujuan utama yaitu memberikan dasar untuk mengetahui pengaruh
faktor eksternal terhadap kepercayaan, sikap, dan tujuan pengguna. TAM
menganggap faktor utama seseorang yang dapat memepengaruhi perilaku
penerimaan komputer adalah persepsi manfaat (perceived uselfulness) dan
persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use).
18
UTAUT adalah model yang disusun berdasarkan teori-teori dasar
tentang perilaku pengguna teknologi dang model penerimaan seperti TRA,
TAM, TPB, SCT, motivational model, model pemanfaatan personal computer,
dan teori difusi inovasi. UTAUT terdiri dari empat variavel sebagai
determinant terhadap tujuan dan penggunaan teknologi infomasi yaitu,
ekspektasi kinerja, usaha, pengaruh sosial, dan kondisi pendukung dengan
empat variabel sebagai moderator antara determinant dengan tujuan dan
penggunaan teknologi yaitu, jenis kelamin, usia, pengalaman, dan
kesukarelaan.
2.4 Kritik Terhadap Konstruk-konstruk Utama dalam Model Adopsi dan
Utilisasi Sistem Informasi
Davis (1989) menejlaskan bahwa kegunaan persepsian adalah ukuran
tingkat keyakinan seseorang jika dengan menggunakan teknologi akan
meningkatkan kinerjanya. Jika individu percaya jika SI kurang berguna untuk
meningkatkan kinerja maka individu tersebut tidak akan menggunakannya
lagi. Berdasarkan teori Gagné & Deci (2005)penerimaan teknologi ditentukan
oleh dua tipe motivasi, yaitu motivasi ekstrinsik dan intrinsik. Motivasi
instrinsik muncul karena adanya ekspektasi yang dirasakan oleh individu dari
hasil berinteraksi dengan teknologi. Motivasi instrinsik juga banyak dibahas
dalam teori-teori adopsi sehingga perlu pengembangan kosntruk motivasi
internal dalam teori-teori adopsi SI, seperti internalisasi dalam teori pengaruh
sosial terutama dalam konteks komputasi organisasi. Sedangkan motivasi
ekstrisik muncul karena adanya ekspektasi atas penggunaan teknologi tertentu
yang diterima dari luar interkasi individu dengan sistem.
19
Penelitian sebelumnya menjelaskan jika konstruk persepsi kegunaan
berpengaruh positif terhadap penggunaan (Davis, 1989; Igbaria, Zinatelli,
Cragg, & Cavaye, 1997; Venkatesh, 2003). Venkatesh (2003) menguji
pengaruh persepsi kegunaan terhadap perilaku pengguna TI antara pria dan
wanita yang menunjukkan jika pengaruh persepsi kegunaan pria lebih kuat
dibanding wanita. Hal tersebut menjelaskan bahwa pria lebih menekankan
aspek kemanfaatan dalam penggunaan TI disbanding wanita sehingga persepsi
ini dapat mempengaruhi sikap pria dalam penggunaan TI. Amaroso & Gardner
(2004) juga mengembangkan TAM dengan penambahan variabel eksternal
untuk meneliti penerimaan teknologi, yaitu gender, pengalaman, kompleksitas
dan kesukarelaan.
TPB juga dikembangkan oleh Taylor & Todd (1995) dengan
menambahkan variabel usia sebagai variabel eksternal dalam penerimaan yang
menunjukkan usia muda memperngaruhi variabel sikap pada penggunaan
teknologi, sedangkan usia tua lebih berpengaruh pada variabel kontrol perilaku.
Szajna (1996) juga menguji secara empiris model TAM dengan responden dari
mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama lima belas minggu
terakhir niat pengguna mahasiswa dalam menggunakan e-mail lebih banyak
dibandingkan pada minggu awal diterapkannya e-mail. Pada tahap pra-
implementasi ternyata persepsi kegunaan berdampak langsung dan signifikan
terhadap niat pengguna sedangkan persepsi kemudahan tidak signifikan.
TAM menyatakan bahwa perceived usefulness merupakan prediktor
terkuat pada niat pengguna (Davis et al., 1989; Venkatesh & Davis (2000).
Nidumoulu (1998) mengemukakan jika hubungan antara perceiced usefulness
20
dan sikap terhadap pengguna teknologi memiliki hubungan yang terbalik.
Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan jika kosntruk persepsi
keguanaan mempunyai kemungkinan tidak dapat memprediksi sikap, niat, dan
perilaku penggunaan TI. Kondisi tersebut terjadi karan konteks penelitian yang
berbeda dengan konteks penelitian ketika konstruk perceived usefulness
dikembangkan. Maka terjadilah inkonsistensi temuan terhadap kosntruk
perceived usefulness memberikan pengujian lebih lanjut pada konstruk
perceived usefulness.
Konstruk sikap berhubungan erat dengan empat kosntruk pada model
TRA, TPB, DTPB, dan TAM merupakan motivasi isntrinsik, perasaan terhadap
pengguna, dan niat berperilaku. Pada beberapa model seperti, TRA dan TPB
kosntruk sikap merupaka prediktor terkuat terhadap niat berperilaku
(Venkatesh, 2003). Menurut Taylor & Todd (1995) menemukan jika hubungan
antara sikap dan perilaku terkadang membingungkan. Venkates (2003)
menjelaskan bahwa pengaruh sikap telah dijelaskan oleh kinerja dan upaya
harapan sehingga sikap tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat
berperilaku. Maka dapat disimpulkan bahwa inkonsistensi pengaruh sikap
terhadap niat perilaku pengguna TI menjelaskan jika sikap dapat diabaikan atau
tidak disyaratkan secara mutlak sebagai prediktor niat dan perilaku TI,
terutama saat model adopsi tersebut telah mengandung variabel upaya harapan
atau motivasi ekstrinsik sebagai prediktor niat dan perilaku.
21
2.5 Financial Technology
Financial Technology adalah sebuah produk sekaligus layanan jasa
keuangan dengan kombinasi platform teknologi dan model bisnis yang inovatif
(Edy, Triyani, & Prapti, 2018). Fintech di Indonesia mulai berkembang seiring
dengan perkembangan teknologi yang membuka peluang untuk memulai
mendirikan dan menyediakan platform yang memudahkan dalam kegiatan
keuangan. Bank di Indonesia pun turut serta dalam pemanfaatan layanan yang
ditawarkan Fintech agar semakin efisien untuk konsumennya. Jumlah Fintech
di Indonesia yang telah resmi terdaftar dan memiliki izin sebanyak 113
perusahaan, namun banyak juga perusahaan yang belum mendaftarkan
perizinannya (OJK, 2019). Model Fintech yang berkembang di Indonesia ialah
Peer to Peer (P2P) lending, yaitu sebagai peminjam atau sebagai pemberi
pinjaman (investor). Maka dapat disimpulkan fintech ialah teknologi pada
bidang keuangan yang diciptakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
2.6 Electronic Commerce
Electronic Commerce biasa disebut dengan E-commerce adalah transaksi
perdagangan seperti membeli atau menjual dengan memanfaatkan teknologi
internet sebagai media (Gutriansyah, 2015). Tidak dapat dipungkiri jika E-
commerce telah mengubah banyak hal, tidak hanya dalam segi pembelian dan
penjualan, tetapi juga pada perspektif bisnis dari segi keunggulan produksi dan
kebutuhan pelanggan (MacGregor & Vrazalic, 2005). Perubahan tersebut
dikarenakan meningkatnya pengguna internet dan orang-orang yang
menggunakan E-commerce sebagai media penjualan dan pembelian sehingga
E-commerce semakin popular saat ini (Alboukrek, 2003).
22
Gambar 2. 1 Peredaran uang pada E-Commerce (Polkowski, 2018)
Maka dapat disimpulkan bahwa E-commerce ialah kegiatan jual beli
dengan pemanfaatan teknologi sehingga dapat memudahkan kegiatan sehari-
hari sehingga dapat meningkatkan peluang bisnis.
2.6.1 Klasifikasi E-Commerce
Menurut Qutni (2012) E-commerce dapat dikategorikan menjadi beberapa
tipe, yaitu:
1. Business to Consumer (B2C), merupakan tipe E-commerce yang
paling banyak diterapkan. Pada tipe ini perusahaan menyediakan
layanan secara langsung di internet dan menawarkan informasi
serta tampilan tatapmuka yang cukup nyaman untuk menarik
konsumen dalam pembelian secara online.
2. Consumer to Consumer (C2C), merupakan transaksi saat
konsumen menjual produknya secara langsung ke konsumen yang
lain (Nugrahani, 2011). Konsumen yang ingin menjual produknya
juga dapat mengiklankan produk yang akan dijual pada situs lelang
23
(Fuady, 2005). Namun pada tipe ini, situs E-commerce tidak
bertanggung jawab atas pengiriman logistik, hanya membantu
untuk pertukaran informasi (Luthfihadi & Dewanto, 2013). Salah
satu contoh E-commerce dengan tipe ini adalah Ebay.
3. Consumer to Business (C2B), merupakan konsumen yang menjual
produk kepada organisasi atau individu yang membutuhkan produk
dan melakukan transaksi (Fuady, 2005). Tipe ini membuat
konsumen dengan leluasa mengatur sebuah bisnis yang seimbang
dengan kebutuhan yang diinginkan (Luthfihadi & Dewanto, 2013).
4. Business to Business (B2B), merupakan tipe yang banyak
digunakan bagi pengguna E-commerce (Nugrahani, 2011). Pada
tipe ini memungkinkan antar perusahaan dapat melakukan
transaksi jual beli yang akan digunakan untuk membantu proses
produksi produk atapun mendukung operasi pada sebuah
perusahaan (Hermawan, 2012). Dengan menggunakan Electronic
Data Intercharge (EDI) yang awalnya menjadi konsep E-
commerce, perdagangan antar bisnis dan mengintegrasikan Supply
Chain dapat dengan mudah dilakukan di internet untuk megurangi
biaya serta efisiensi dalam linkungan pengguna internet
(Luthfihadi & Dewanto, 2013).
5. Business to Government (B2G), adalah situs web E-commerce
yang melakukan kegiatan bisnis dengan pemerintahan.
6. Mobile Commerce, adalah transaksi dan aktivitas E-Commerce
yang dilakukan menggunakan telepon seluler.
24
2.7 Mobile Commerce
Mobile Commerce yang juga dikenal sebagai E-Commerce ialah suatu
wadah yang memungkinkan jutaan orang dapat mengakses website layanan
informasi tentang penjualan dan pembelian dimana saja dan kapan saja (Qutni,
2012). Pada dasarnya mobile commerce adalah pengembangan dari E-
Commerce yang memiliki ciri khas yang membedakannya dengan E-
Commerce dengan penggunaan telepon seluler. Mobile commerce juga
didefinisikan sebagai segala transaksi yang dilakukan menggunakan jaringan
telepon seluler (Pratama,2015).
Gambar 2. 2 Tiga Segmen Pasar dalam Mobile Commerce (Siau, Keng, & Fui-
hoon, 2004)
Menurut Niranjanamurthy (2013), ada beberapa keuntungan dalam
menggunakan mobile commerce disbanding E-Commerce yaitu:
1. Convenience, adalah suatu bentuk perangkat yang praktis dan
mudah dibawa dalam melakukan transanksi jual beli.
2. Flexible Accessibility, adalah pengguna dapat memilih kapan saja
dalam menggunakan mobile commerce.
3. Easy Connectivity, adalah perangkat mobile dapat digunakan
selama terjangkau sinyal.
25
4. Personalization, adalah kebebasan pengguna dalam melakukan
pengaturan dalam bertransaksi.
5. Time Efficient, adalah otomatisasi waktu pada mobile sehingga
tidak perlu melakukan set up seperti pada komputer.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mobile
commerce adalah transaksi perdagangan online yang memanfaatkan jaringan
telpon seluler sehingga dengan mudah dapat dilakukan dimana saja dan kapan
saja.
2.8 Mobile Payment
Menurut Simarta (2006), komponen mobile commerce terdiri dari
pembayaran, perbankan, perdagangan, pembelian, pemesanan dan reservasi,
serta pelalangan. Mobile Payment sendiri adalah setiap pembayaran dimana
dari saat dimulai, diaktifkan, ataupun ingin mengkonfirmasi pembayaran
dilakukan menggunakan telepon seluler (Karnouskos & Fokus, 2004). Menurut
Yang et al. (2012), Mobile Payment adalah sebuah aplikasi yang baru muncul
dan merupakan bagian yang penting dari mobile commerce.
26
Gambar 2. 3 Pengguna Utama Mobile Payment (Yang et al, 2012)
Adposi dan penggunaan dari Mobile Payment dapat memberikan
keuntungan untuk kedua pihak yaitu penyedia layanan dan investor (Yang et
al, 2012). Keuntungan yang didapatkan dari penggunaan Mobile Payment yaitu
aspek kenyamanan, biaya, keamanan, kemampuan dalam menerima iklan dan
pengecekan saldo dimana saja berada (Untoro, Trenggana, & Dewi, 2013).
Mobile Payment di Indonesia masih dalam tahap pengembangan, namun
penggunanya sudah aktif terkibat dalam penggunaan Mobile Payment. Pada
tahun 2013 diperkirakan pemilik rekening bank jumlahnya sekitar 70 juta,
sedangkan pengguna mobile banking dan payment mencapai 150 juta (Untoro
et al., 2013).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan jika Mobile Payment
merupakan alat pembayaran yang dilakukan dengan telepon seluler sehingga
dapat memungkinkan penggunanya dapat melakukan transaksi dimana saja dan
kapan saja.
27
2.9 UKM
Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan kegiatan eknomi rakyat yang
dilihat dari skalanya dengan bidang usaha yang perlu dilindungi untuk
mencegah dari kecurangan persaingan usaha (Oktaviani, 2017). Jika usaha
kecil menengah hanya memiliki karyawan sebanyak 1 sampai 19 orang,
sedangkan usaha besar bisa memiliki karyawan lebih dari 99 orang (BPS,
2011). UKM juga memiliki peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi
di Indonesia seperti pada krisis yang pernah terjadi di Indonesia, UKM mampu
mengahadapinya (Oktaviani, 2017). UKM juga terbukti lebih baik dalam
fleksibiltas usaha dibandingkan dengan usaha berkapasitas besar (Nugrahani,
2011). Saat ini UKM telah menjadi perhatian pemerintah dalam meningkatkan
daya saing dan peluang bisnis lainnya dengan memanfaatkan TI (Apulu &
Latham, 2011).
Gambar 2. 4 smescoshop Indonesia (smescoindonesia.com, 2019)
Gambar 2.6 adalah bentuk pemerintah dalam mewadahi UKM
dengan membantu memasarkan produk-produk UKM melalui E-commerce
yang dibuat oleh Kementrian Koperasi dan UKM. Berdasarkan uraian di atas
28
maka UKM merupakan bentuk usaha pada tingkat ekonomi dengan skala kecil
hingga menengah yang memiliki dampak positif bagi perekonomian Indonesia
sehingga saat ini pemerintah berusaha mewadahi UKM agar lebih baik.
2.9.1 Adopsi TI Oleh UKM
Dilihat dari penggunaannya, TI adalah sebuah solusi yang
dapat memenuhi kriteria daya saing global yang mana dapat
menjalankan operasi bisnis secara reliable, seimbang, dan
berstandar tinggi (Fardani & Surendro, 2011). Menurut Irfan &
Santosa (2015) penggunaan TI yang baik pada UKM dapat
memaksimalkan kinerja dalam mengatur bisnis, memberikan
informasi yang cepat dan akurat kepada pengusaha agar dapat
menentukan langkah bisnis selanjutnya. Pada era ekonomi sekarang
ini, penting bagi UKM dalam melakukan adopsi TI karena dapat
memberikan kemampuan untuk melayani dengan lebih baik dan
memiliki daya saing. Sejak tahun 2010 adopsi TI mulai dilakukan
UKM, namun penerapannya hanya sebatas aplikasi dasar yang tidak
dapat membantu usaha secara maksimal (Fardani & Surendro,
2011). Permasalah umum yang terjadi pada UKM adalah enggannya
pelaku usaha untuk mengenal TI untuk mengembangkan usahanya
walaupun pemanfaatan TI saat ini semakin mudah dijangkau dan
digunakan bahkan untuk orang awam (Salamah & Kusumanto,
2017).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan jika
pemanfaatan TI pada UKM dapat memberikan dampak positif agar
29
pelayanan yang diberikan dapat lebih maksimal sehingga dapat
meningkatkan daya saing. Namun, penggunaan TI di kalangan UKM
masih belum bisa maksimal.
2.10 Pembayaran
Pembayaran adalah suatu sistem yang berhubungan dengan kegiatan
pemindahan dana dari satu pihak ke pihak yan lain dengan melibatkan
komponen dari sistem pembayaran yaitu alat pembayaran, kliring, dan
setelmen (Bank Indonesia, 2008). Setiap hari sistem pembayaran dilakukan
oleh sebagian besar pelaku ekonomi yang melibatkan perolehan barang
ataupun sebuah layanan yang dilakukan dengan pembayaran tunai maupun
tidak tunai (Polkowski, 2018). Perkembangan tenologi juga merubah sistem
pembayaran menjadi sistem pembayaran elektronik. Begitu pula dengan Bank-
Bank di Indonesia sebagai fasilisator dalam bidang keuangan juga telah
menggunakan sistem elektronik untuk meningkatkan efisiensi kepada
pelanggannya (Dewi, 2006). Sistem pembayaran elektronik merupakan
pertukaran nilai atau transaksi menggunakan jaringan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (Ayol & Ukpere, 2010).
30
Gambar 2. 5 Mekanisme pembayaran secara elektronik (Huang, Yen, Liu, &
Chang, 2014)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembayaran merupakan
suatu sistem yang digunakan dengan menggunakan alat-alat pembayaran.
Seiiring perkembangan zaman, metode pembayaran semakin beragam seperti
pembayaran secara elektronik yang memanfaatkan penggunaan TI dalam
metode pembayaran.
2.11 TOE Framework
Tornatzky & Fleischer (1990) mengembangkan sebuah Framework
bernama TOE (Technology, Organization, Environment) yang menghadirkan
dimensi perusahaan yang dapat mempengaruhi adopsi dan implementasi
terhadap inovasi yang baru. Menurut Setiobudi & Wiradinata (2018) TOE
Framework merupakan model penerimaan teknologi pada level organisasi
yang memadukan tiga faktor penting yang dapat mempengaruhi pada
penerimaan atau adposi teknologi. Pada konteks teknologi, penelitian
difokuskan pada cara dan struktur teknologi dapat mempengaruhi proses
adposi TI (Aboelmaged & Hashem, 2018). Pada konteks organisasi penelitian
fokus pada atribut organisasi yang dapat mempengaruhi adopsi teknologi,
31
sedangkan pada konteks lingkungan penelitian ditekankan pada lingkungan
sekitar yang dapat mempengaruhi adopsi TI (Aboelmaged & Hashem, 2018).
Technology
Adoption Intention
Environment
Organization
Gambar 2. 6 TOE Framework (Tornatzky & Fleischer, 1990)
2.11.1 Technology (Teknologi)
1. Relative Advantage
Relative advantage merupakan faktor teknologi yang dapat
dirasakan sebagai penyedia layanan atau jasa untuk perusahaan
(Rogers, 2003a). Menurut Ngah, Zainuddin, & Thurasamy (2017)
Relative advantage adalah sejauh mana inovasi dapat melakukan
perubahan yang lebih baik daripada metode yang telah diterapkan
sebelumnya. Maka dapat disimpulkan bahwa Relative advantage
pencapaian dampak teknologi sebagai penyedia jasa sudah dirasa lebih
baik daripada metode sebelumnya atau belum.
2. Compability
Compability adalah suatu tingakatan saat inovasi dianggap
konsisten dengan nilai-nilai yang ada dan kegiatan bisnis dari adopsi
yang potensial. Menurut Rogers (2003) Compability ialah nilai yang
32
dirasakan dari adopsi teknologi telah konsisten dengan nilai-nilai yang
telah ada sebelumnya dan juga dapat memperbaiki pengalaman di masa
lalu yang dianggap kurang efektif (Ngah et al., 2017). Maka dapat
disimpulkan Compability ialah keadaan saat inovasi telah konsisten
dengan nilai-nilai yang ada, kegiatan bisnis yang potensial, serta
memperbaiki pengalaman masa lalu yang dirasa masih belum efektif.
3. Complexity
Complexity adalah tingkat kesulitan pengguna dalam upaya untuk
memahami dan menggunakan sistem (Hoti, 2016). Menurut Ngah et al.
(2017) complexity ialah sejauh mana inovasi dianggap relatif sulit untuk
dipahami dan diterapkan. Maka dapat disimpulkan bahwa Complexity
adalah keadaan dimana pengguna merasa sulit untuk memahami
penggunaan sistem.
2.11.2 Organization (Organisasi)
1. Organizational Competency
Organizational Competency adalah gambaran kesiapan
organisasi sebagai persepsi dan evaluasi penunjang keputusan
tentang sejauh mana kepercayaan organisasi memiliki kesadaran,
sumber daya, dan komitmen dalam mengadopsi TI (Tan, et al.,
2009). Maka Organizational Competency merupakan suatu kondisi
perusahaan untuk berkomitmen dalam penggunaan TI, baik dari sisi
kepercayaan perusahaan jika penggunaan TI dapat merubah
kinerjanya lebih baik, dan sumber daya yang dapat mendukung
untuk penggunaan TI dalam pekerjaannya.
33
2. Top Management Support
Menurut Salwani, et al. (2009) Top management support
merupakan persepsi dan tindakan dari pejabat mengenai manfaat
adopsi TI dalam menciptakan nilai-nilai bagi perusahaan. Maka Top
management support adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
pemangku jabatan tertinggi dalam penggunaan TI untuk
meningkatkan nilai-nilai perusahaan.
3. Training and Education
Training and Education adalah usaha perusahaan dalam
menginstruksikan karyawannya untuk bekerja menggunakan
teknologi untuk menjaga kualitas dan kuantitas (Salwani et al.,
2009). Maka Training and Education adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan untuk karyawannya agar dapat
memahami dan mengerti penggunaan dan penerapan TI untuk
meningkatkan nilai perusahaan.
2.11.3 Environment (Lingkungan)
1. Competitive Pressure
Menurut Zhu & Kraemer (2005), Competitive pressure adalah
sebuah tingkatan tekanan yang dirasakan perusahaan dari para
pesaingnya dalam perusahaan. Competitive Pressure telah diakui
sebagai tujuan penting untuk asimilasi inovasi (Aboelmaged &
Hashem, 2018). Dapat disimpulkan bahwa Competitive Pressure
adalah keadaan dimana perusahaan merasakan daya saing yang
34
ditimbulkan oleh perusahaan yang berada di lingkungannya
melakukan kegiatan dan tujuan yang sama.
2. Trading partner support
Gangwar & Date (2015) menjelaskan jika Trading Partner
Support merupakan faktor yang berhubungan dengan penyedia
layanan atau jasa dan mitra yang bekerja sama dengan perusahaan.
Maka Trading Partner Support adalah hal-hal yang berhubungan
dengan kerja sama antar perusahaan atau penyedia jasa lainnya agar
dapat meningkatkan nilai dan daya saing perusahaan, serta meluaskan
informasi tentang perusahaan melalui mitra.
2.12 Metode Penelitian
2.12.1 Penelitian Kuantitatif
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif ialah penelitian yang
menekankan analisisnya pada data-data numerik yang diolah dengan
metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan
pada penelitian dalam rangka menguji hipotesis dan menyandarkan
kesimpulannya pada suatu probabilitas kesalahan. Dengan metode
kuantitatif maka akan diperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau
signifikasi hubungan antar variabel (Azwar, 2007).
Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kuantitatif
merupakan penelitian dengan menggunakan prosedur statistika dan
data numerik dengan menyimpulkan pada suatu probabilitas
kesalahan agar diperoleh hasil yang signifikan.
35
2.12.2 Pengelompokkan Data
Menurut Suryani & Hendriyadi (2016) pengelompokkan data terbagi
menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Data Menurut Jenisnya
Data menurut jenisnya yaitu data dikelompokkan menjadi dua
yaitu kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang
dinyatakan dalam bentuk kategori atau karakteristik yang
dimiliki objek penelitian seperti jenis kelamin, usia, warna, dan
lain-lain. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang
dinyatakan dalam angka yang dapat berupa hasil perhitungan
atau pengukuran seperti tinggi badanm berat badan, suhu, dan
lain-lain.
2. Data menurut sumbernya
Data menurut sumbernya terbagi menjadi dua jenis yaitu data
internal dan eksternal. Data internal adalah data yang didapatkan
dari dalam perusahaan, organisasi, atau instansi dimana
penelitian dilaksanakan yang menggambarkan keadaan di
dalamnya. Sementara data eksternal adalah data yang
menggambarkan keadaan di luar organisasi yang umumnya
didapatkan dari pihak lain untuk digunakan sebagai
pembanding.
3. Data Menurut Cara Memperolehnya
Data menurut cara memperolehnya dikelompokkan menjadi dua
jenis yaitu primer dan sekunder. Data primer adalah data yang
36
dikumpulkan langsung oleh peneliti yang akan menggunakan
data tersebut yang diperoleh dari wawancara atau kuisoner.
Sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung
dikumpulkan oleh peneliti yang didapatkan dari laporan tahunan
dan lain sebagainya.
4. Data Menurut Waktu Pengumpulannya
Data menuru waktu pengumpulannya terbagi menjadi tiga jenis
yaitu data cross section, data deret waktu (time series), dan data
panel (cross section time series). Data cross section merupakan
data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu untuk
menjelaskan gambaran perkembangan sebuah objek atau
peristiwa. Data deret waktu (time series) merupakan data yang
menjelaskan sebuah objek atau peristiwa dari waktu ke waktu
secara historis. Data panel (cross section time series) merupakan
data yang menjelaskan beberapa objek dari waktu ke waktu
secara historis.
2.13 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, kuesioner,
dan observasi.
1. Wawancara
Menurut Sugiyono (2013) wawacara merupakan suatu percakapan
yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dengan cara tanya jawab
secara lisan dimana dua orang atau lebih melakukan tatap muka.
Wawancara diadakan dengan maksud mengkontruksi mengenai
37
orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, dan lain-lain
(Sugiyono, 2013). Maka dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah
teknik pengumpulan data dengan cara memberikan suatu pertanyaan
kepada responden agar peneliti dapat menemukan permasalahan
terkait.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden. Berdasarkan
prosedurnya, kuesioner terbagi menjadi dua macam yaitu kuesioner
langsung dan tidak langsung. Kuesioner langsung adalah kuesioner
yang diberikan kepada responden secara langsung, sedangkan tidak
langsung adalah kuesioner yang didapat oleh responden melalui
perantara. Jika berdasarkan jenisnya, kuesioner terbagi menjadi
kuesioner terbuka dan tertutup. Kuesioner terbuka adalah kuesioner
dengan pertanyaan yang jawabannya dapat diisi dengan leluasa
sehingga akan mendapatkan data yang beragam. Kuesioner tertutup
ialah kuesioner dengan beberapa pilihan jawaban yang telah
ditetapkan.
3. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan mengamati
perilaku manusia, tempat, proses pekerjaan, gejala-gejala yang
muncul, dan lain-lain. Observasi dilaksanakan karena mempunyai
tujuan tertentu, memiliki sifat ilmiah, kuantitatif, cepat, dan terbukti
reabilitas serta validitasnya.
38
2.14 Skala Likert
Macam-macam skala pengukuran dapat berupa skala nominal, ordinal,
interval, rasio. Dari skala tersebut didapatkan data-data yang juga bersifat
nominal, ordinal, interval, atau rasio. Secara umum, teknik pemberian skor
atau nilai yang digunakan pada kuesioner adalah skala Likert. Menurut
Sugiyono (2013) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Skala
Likert menggunakan beberapa pertanyaan dalam mengukur perilaku individu
dengan tujuh pilihan respon yaitu sangat setuju, setuju, agak setuju, netral,
agak tidak setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju (Likert, 1932).
Penggunaan tujuh pilihan respon karena indeks validitas, reliabilitas,
kekuatan diskriminasi, dan stabilitasnya disukai oleh responden (Budiaji,
2013).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa skala Likert
merupakan suatu skala yang digunakan untuk mengukur suatu perilaku
individu yang umumnya berupa kuesioner dengan pilihan jawaban yang telah
ditentukan.
2.15 Populasi dan Sampel
2.15.1 Populasi
Populasi adalah jumlah secara menyeluruh dari unit analisis yang
ciri-cirinya dapat diramalkan (Triyono, 2013). Menurut Eriyanto
(2007) populasi ialah segala bagian dari objek yang akan diamati.
Sugiyono (2013) menjelaskan jika populasi adalah sebuah wilayah
39
generalisasi yang terdiri dari objek yang memiliki kualitas tertentu yang
ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah jumlah
keseluruhan dari objek yang diamati dengan kualitas tertentu.
2.15.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai
karakteristik yang sama dari objek yang merupakan sumber data
(Sukandarrumidi, 2006). Menurut Sugiyono (2013) sampel merupakan
bagian dari karakteristik dan jumlah yang dimiliki oleh sebuah
populasi. Pengambilan sampel pada suatu penelitian dengan tujuan
sebagai pertimbangan efisiensi dan sentralisasi masalah dengan fokus
pada sebagian dari populasinya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan
bagian daari populasi dengan karakteristik dan jumlah yang dimiliki
sumber data dengan tujuan supaya lebih efisien dan fokus pada masalah
pada penelitian.
2.15.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk
menentukan sampel dan teknik sampling yang akan digunakan pada
penelitian (Sugiyono, 2013). Pada dasarnya, teknik sampling
memiliki dua macam metode pengambilan sampel yaitu pengambilan
sampel secara acak (probability sampling) dan pengambilan sampe
secara tidak acak (non-probability sampling) (Triyono, 2013).
40
Beberapa cara pengambilan sampel secara acak (probability
sampling) menurut Sugiyono (2013) sebagai berikut:
1. Simple Random Sampling
Simple Random Sampling dinyatakan sederhana karena
pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan tingkatan yang ada pada suatu populasi.
Simple Random Sampling merupakan teknik untuk
mendapatkan sampel yang dilakukan langsung di unit
sampling sehingga setiap populasi memiliki peluang yang
sama untuk menjadi sampel. Cara pengambilan sampel
dapat dilakukan dengan undian, ordinal, dan tabel bilangan
random.
2. Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling merupakan
teknik pengambilan sampel yang biasa digunakan pada
populasi yang memiliki susunan atau struktur yang
berlapis-lapis. Teknik ini tidak dapat membuat strata jika
tidak melakukan investigasi.
3. Disproportionate Stratified Random Sampling
Disproportionate Stratified Random Sampling digunakan
apabila ingin menentukan jumlah sampel dengan populasi
yang berstrata namun kurang proposional.
4. Cluster Sampling
41
Cluster Sampling merupakan teknik yang digunakan jika
populasi tidak terdiri dari individu melainkan kelompok
individu atau cluster. Teknik ini digunakan untuk
menentukan sampel jika objek penelitian sangat luas.
Beberapa cara pengambilan sampel secara tidak acak (non-
probability sampling) menurut Sugiyono (2013) sebagai berikut:
1. Systematic Sampling
Systematic sampling merupakan teknik pengambilan
sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah
diberi nomor urut. Dari sampel yang diambil, hanya unsur
pertama saja dari sampel yang dipilih secara acak
selanjutnya dipilih secara sistematis dengan suatu pola
tertentu. Teknik pengambilan sampel jenis ini jarang
mengalami kesalahan karena anggota sampel yang
menyebar secara merata.
2. Kuota Sampling
Kuota Sampling merupakan teknik pengambilan sampel
dari suatu populasi yang memiliki ciri tertentu hingga
jumlah (kuota) yang diinginkan. Pada teknik ini, jumlah
populasi tidak dihitung akan tetapi diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok.
3. Aksidental Sampling
Aksidental sampling merupakan teknik pengambilan
sampel secara kebetulan atau tidak disengaja bertemu
42
dengan peneliti. Dalam teknik ini, pengambilan sampel
tidak diputuskan terlebih dahulu sehingga peneliti secara
langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang
ditemukan.
4. Purposive Sampling
Purposive Sampling ialah teknik pengambilan sampel
dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu. Pemilihan
subjek didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang berhubungan
dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya
berdasarkan tujuan penelitian.
5. Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel jika
seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Teknik ini dilakukan pada populasi yang berjumlah sedikit.
6. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel
dengan teknik awal mengambil beberapa sampel, lalu
sampel yang telah dipilih diinstruksikan untuk memilih
teman-temannya untuk dijadikan sampel.
2.16 Slovin
Slovin merupakan salah satu cara atau rumus dalam menentukan
besaran sampel yang dikembangkan oleh Slovin (1960). Pada penggunaan
rumus slovin, besaran populasi harus diketahui. Rumus slovin juga
menetapkan taraf keyakinan pada penhitungannya yang terbagi menjadi taraf
43
keyakinan 90%, 95%, dan 99% (Tatang, 2011). Semakin besar taraf
keyakinan yang ditetapkan maka data yang diperoleh semakin baik. Untuk
dapat menentukan jumlah sampel dengan populasi yang telah diketahui dapat
menggunakan rumus yaitu:
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁𝑒2
n = Ukuran sampel
N = Jumlah seluruh anggota populasi
e = toleransi terjadinya galat, taraf signifikansi
2.17 Structural Equation Modeling (SEM)
Structural Equation Modeling (SEM) adalah metode analisis data yang
sering digunakan dalam riset pemasaran karena dapat menguji model secara
linier dan aditif yang didukung secara teoritis (Dell, 2015). Dengan SEM,
pemasar dapat dilakukan secara visual dengan memeriksa hubungan yang ada
di antara variabel-variabel yang diminati untuk memprioritaskan sumber daya
agar dapat melayani pelanggan dengan lebih baik (Hair, Hult, Ringle, &
Sarstedt, 2017). Ada dua submodel dalam model persamaan strukturalyaitu
model bagian dalam menentukan hubungan antara variabel independen dan
dependen (Kwong & Wong, 2013). Dalam SEM, suatu variabel dapat
dikatakan eksogen atau endogen. Sebuah variabel eksogen memiliki panah
jalur ke luar, sedangkan variabel endogen memiliki setidaknya satu jalur yang
mengarah ke dalam dan mewakili efek dari variabel lain (Kwong & Wong,
2013).
44
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa SEM
adalah metode yang digunakan untuk menganalisis data yang dapat dilakuka
secara visual dengan melihat kondisi variabel-variabel yang saling
berhubungan.
2.18 Partial Least Squares (PLS)
Partial Least Squares (PLS) adalah pendekatan pemodelan lunak untuk
SEM tanpa asumsi tentang distribusi data (Vinzi, 2010). Maka PLS-SEM dapat
menjadi alternatif yang baik untuk situasi seperti ukuran sampel kecil, Aplikasi
memiliki sedikit teori yang tersedia, keakuratan prediksi, dan spesifikasi model
yang benar tidak dapat dipastikan (Kwong & Wong, 2013). PLS berfungsi
untuk pemodelan persamaan struktural yang diterapkan pada penelitian
terutama pada jumlah populasi yang terbatas (Kwong & Wong, 2013). PLS-
SEM telah digunakan di banyak bidang, seperti ilmu organisasi, sistem
informasi manajemen dan strategi bisnis.
Dengan demikian, dapat disimpulkan jika PLS merupakan pendekatan
untuk SEM tanpa mengasumsi distribusi data sehingga dapat menjadi solusi
pada kondisi ukuran sampel yang kecil dan aplikasi yang digunakan untuk
menganalisis memiliki sedikit teori.
2.19 Evaluasi model PLS
PLS adalah sebuah cara alternative pada analisis SEM saat data yang
digunakan tidak berdistribusi normal multivariate (A.A.G Alfa, Rachmatin, &
Agustina, 2017). Nilai variabel laten pada SEM dengan PLS diestimasi sesuai
dengan kombinasi linear dari variabel-variabel manifest yang berhubungan
45
dengan variabel laten sehingga diperlukan mengganti variabel manifest (A.A.G
Alfa et al., 2017). Menurut Monecke & Leisch (2012) SEM dengan PLS terdiri
dari tiga komponen yaitu model structural, model pengukuran, dan skema
pembobotan. Pada analisis SEM dengan PLS terdapat dua model yaitu inner
model dan outer model (A.A.G Alfa et al., 2017).
1. Model Pengukuran (Outer Model)
Model Pengukuran atau Outer Model merupakan model yang
menggambarkan hubungan antar variabel laten dengan
indikatornya. Model pengukuran ini memiliki pemeriksaan
Convergent Validity yang terdiri dari individual item reliability,
internal consistency, Average Variance Extracted (AVE), dan
pemeriksaan Discriminant Validity.
Tahap pertama pada convergent validity ialah Individual
indicator reliability. Individual indicator reliability merupakan
sebuah jenis validitas yang berkaitan dengan prinsip bahwa
pengukur suatu konstruk harus mempunyai kolerasi tinggi sehingga
digunakan untuk mengukur besarnya kolerasi antara variabel laten
dengan variabel manifest pada model pengukuran reflekstif. Pada
Individual indicator reliability dapat dinilai berdasarkan outer
loading yaitu dengan berdasarkan kolerasi antara nilai komponen
(item score) dengan nilai konstrak (A.A.G Alfa et al., 2017). Suatu
kolerasi dapat dikatakan memenuhi Individual item reliability
apabila mempunyai outer loading score lebih besar dari 0,5 sampai
0,6 (Chin, 1998).
46
Tahap kedua adalah pengukuran Internal consistency
reliability. Dalam pengukuran Internal consistency reliability
dilakukan dengan memeriksa nilai composite reliability. Nilai
composite reliability dianggap lebih baik untuk mengukur internal
consistency daripada menggunakan cronbach’s alpha pada model
PLS-SEM. Hal tersebut disebabkan oleh nilai composite reliability
tidak mengasumsikan kesamaan boot dari setiap indikator (Yamin
& Kurniawan, 2011). Batas nilai yang digunakan ialah diatas 0,7
berart dapat diterima dan diatas 0,8 berarti memuaskan (Hair et al.,
2017). Composite Realibility dapat dihitung dengan rumus berikut:
𝜌𝑐 = (Σ𝜆𝑖)2
Σ𝜆𝑖2+ Σ𝑖𝑣𝑎𝑟𝜀(𝑖)
dimana 𝜆𝑖 menyatakan loading factor dari var 𝜀(𝑖) = 1 - 𝜆𝑖2
Tahap ketiga adalah mengukur Avarage Variance Extracted
(AVE). Apabila nilai AVE lebih besar dibandingkan nilai kolerasi
diantara variabel laten, maka Discriminant Validity dapat dianggap
terpenuhi (A.A.G Alfa et al., 2017). Discriminant Validity dianggap
tercapai jika nilai AVE lebih besar dari 0,5 (Sarwono & Narimawati,
2015). AVE dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:
𝐴𝑉𝐸 = Σ𝜆𝑖
2
Σ𝜆𝑖2+ Σ𝑖𝑣𝑎𝑟𝜀(𝑖)
Dimana 𝜆𝑖 menyatakan loading factor (covenrgent validity)
dari var 𝜀(𝑖) = 1 - 𝜆𝑖2
Selanjutnya dilakukan pengukuran Discriminant Validity.
Discriminant Validity adalah suatu evaluasi untuk Outer Model
47
karena validitas diskriminan berhubungan dengan prinsip bahwa
pengukur konstruk yang berlainan seharusnya tidak berkolerasi
tinggi (A.A.G Alfa et al., 2017). Validity Discriminant dapat diukur
berdasarkan nilai cross loading antar indikator dan cross loading
Fornell-Lacker’s (Hair et al., 2017; Yamin & Kurniawan, 2011).
Cross loading diukur dengan membandingkan kolerasi antar
indikator dengan konstrak dan konstrak di blok lainnya. Jika kolerasi
antar indikator dengan konstraknya lebih tinggi dari kolerasi dengan
blok lainnya, maka konstrak tersebut memperkirakan ukuran pada
blok tersebut lebih baik daripada blok lainnya. Cross Loading
Fornell-Lacker’s dilakukan dengan memeriksa nilai akar dari AVE.
Nilai akar AVE harus lebih besar dari kolerasi antar konstrak dengan
konstrak lainnya (Yamin & Kurniawan, 2011).
2. Model Struktural (Inner Model)
Model Struktural atau Inner Model yaitu menggambarkan
model yang berhubungan antar variabel laten yang dibentuk
berdasarkan subtansi teori. Model struktural terdiri dari
pengukuran nilai path coefficient (β), R2 (coefficient of
determination), nilai t-test, pengujian f2 (effect size), Q2
(predictive relevance), dan q2 (relative impact).
Tahapan pertama pada uji model struktural adalah
pengukuran koefisien jalur (path coefficient) yang dilakukan
untuk menunjukkan kekuatan hubungan konstrak (Yamin &
Kurniawan, 2011). Nilai batas ambang untuk path coefficient
48
adalah 0,1 yang berarti path atau jalur tersebut berpengaruh
dalam model.
Selanjutnya mengevaluasi nilai R2 yang digunakan untuk
menjelaskan varian dari setiap target endogenous variabel.
Batas ambang nilai R2 terbagi menjadi tiga yaitu 0,67 berarti
subtansial, 0,33 berarti moderat, dan 0,19 berarti lemah (Yamin
& Kurniawan, 2011).
Setelah itu melakukan uji nilai t-test dengan menggunakan
metode bootstrapping melalui uji two-tailed dengan tingkat
signifikansi sebesar 5% yang digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian. Hipotesis dikatakan dapat diterima jika
nilai t-test diatas 1,96 (Abdillah & Jogiyanto, 2015).
Tahap berikutnya adalah pengujian f2 (effect size) yang
dilakukan untuk memperkirakan pengaruh suatu variabel
terhadap variabel lainnya. Nilai batas ambang untuk f2 terbagi
menjadi tiga yaitu, 0,02 berarti memiliki pengaruh yang kecil,
0,15 berarti memiliki pengaruh menengah, dan 0,35 berarti
memiliki pengaruh yang besar. Rumus perhitungan nilai f2
adalah sebagai berikut:
𝑓2 =𝑅2𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 − 𝑅2𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒
1 − 𝑅2𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒
Tahapan selajuntnya dengan melihat Q2 (predictive
relevance) menggunakan metode blindfolding untuk
membuktikan jika variabel yang digunakan memiliki
keterkaitan prediktif dengan variabel yang lainnya. Nilai Q2
49
lebih besar dari 0 menunjukkan bahwa model memiliki nilai
predictive relevance, sedangkan jika nilai kurang dari 0
menunjukkan bahwa model kurang memiliki predictive
relevance. Model persamaannya yaitu:
Q2 = 1-(1-R12)(1-R2
2)
Tahap keenam adalah pengujian q2 dengan menggunakan
metode blindfolding untuk mengukur pengaruh relatif dari
sebuah keterkaitan prediktif variabel tertentu dengan variabel
lainnya. Nilai batas ambang untuk nilai q2 terbagi menjadi tiga
yaitu, 0,02 berarti kecil, 0,15 berarti sedang, dan 0,35 berarti
besar (Hair et al., 2017; Yamin & Kurniawan, 2011). Rumus
perhitungan q2 adalah sebagai berikut:
𝑓2 =𝑅2𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 − 𝑅2𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒
1 − 𝑅2𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒
2.20 Penelitian Sejenis
Berikut ini adalah ringkasan dari beberapa peneilitian sejenis yang
dijadikan rujukan dalam memahami model penelitian yang digunakan.
Penelitian-penelitan di bawah ini merupakan penelitian yang berkaitan dengan
TOE Framework.
Tabel 2. 1 Penelitian Sejenis
No Nama (Tahun
Penelitian)
Judul Variabel Hasil Penelitian
1.
Yi-Sung
Wang, Hsien-
Ta Li, Ci-Rong
Li, Ding-
Zhong Zhang
(2016)
Factor affecting
hotels’ adoption
of mobile hotel
reservation
systems: A
technology-
organization-
environment
Independen: Relative Advantage,
Complexity,
Compability,
Top Management
Support
Compability dan
Complexity signifikan
pada konteks teknologi
namun Relative
Advantage belum. Firm
Size dan Technological
Competence siginifikan
50
No Nama (Tahun
Penelitian)
Judul Variabel Hasil Penelitian
framework Dependen:
Firm Size,
Technological
Competence,
Competitive Presure,
Critical Mass,
Information Intensity
pada konteks organisasi,
namun Top Management
Support belum. Critical
Mass signifikan pada
konteks lingkungan
namun Competitive
Pressure dan
Information Intensity
belum.
2. Marian Bosch-
Rekveldt, Yuri
Jongkind,
Herman Mooi,
Hans Bakker,
Alexander
Verbraeck
(2011)
Grasping project
complexity in
large engineering
project: The TOE
(Technical,
Organizational
and
Environmetal)
Framework
Independen:
tasks, experience,
risks, Size
Organization,
resources, project
team, trust.
Dependen:
Stakeholders,
location, market
condition
Faktor yang signifikan
adalah Experience, size
organization, resources,
dan stakeholders.
3. Hsiu-Fen Lin
(2013)
Understanding
the determinants
of electronic
supply chain
management
system adoption:
Using the
technology-
organization-
environment
framework
Independen: Perceived
benefitd,Perceived
cost, Top
Management
Support, Trading
Partner Influence,
Competitive Pressure
Dependen:
Firm Size,
Absorptive Capacity
Perceived cost adalah
faktor yang sangat
signifikan pada
penelitian.
4. Mohamed
Gamal
Aboelmaged
(2014)
Predicting e-
readiness at firm-
level: An
analysis of
technological,
organizational
and
environmental
(TOE) effect on
e-maintenance
readiness in
manufacturing
firms.
Independen:
Technology
Infrastructure,
Technology
Competence,
Perceived e-
Maintenance
benefits, Perceived e-
Maintenance
challenge, Firm’s
maintenance priority,
firm size, ownership
type, and competitive
pressure
Dependen:
optimism,
innovativeness,
discomfort and
insecurity.
Faktor yang paling
signifikan dalam
memepengaruhi adalah
Technology Competency,
Perceived e-Maintenance
benefits.
5.
Qing Cao,
Donald R.
Jones, Hong
Contained
nomadic
Independen:
Faktor yang menunjukkan
manfaat paling dominan
51
No Nama (Tahun
Penelitian)
Judul Variabel Hasil Penelitian
Sheng (2018) information
enviroments:
Technology,
organization, and
environment
influences on
adoption of
Hospital RFID
patient tracking
Perceived
Technology,
Organization
Competence
Dependen:
Trading partner
support
ialah Perveived
Technology yang
dianggap penting untuk
dalam memfalitisasi
adopsi TI.
6. Hung-Thai
Tsou, Sheila
Hsuan-Yu Hsu
(2015)
Performance
effects of
technology-
organization-
environment
openesss, service
co-production,
and digital-
resources
readiness: The
case of the IT
Industry
Independen:
Openess of
Technology, Openess
of Corporate
Culture,dan Openess
to external
environment, dan
Firm permormance
Dependen:
Service coproduction
dengan variable
Knowledge
reach/richness dan
Process
reach/richness.
Pengaruh terbesar ada
pada Firm Performance.
Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa
Openess of organization
dan environment
mempengaruhi secara
positif dengan service
coproduction, yang mana
berhubungan baik pula
dengan Firm
performance.
7. Marianne
Bradford, Julia
B.earp, Serevin
Grabski (2014)
Centralized to
end-to-end
identity and
acsess
management and
ERP System: A
multi case
analysis using
the Technology
Organization
Environment
framework
Independen:
technology,
organization,
obstacle environtmen
Faktor yang paling
mempengaruhi adalah
organization, khususnya
pada pejabat yang harus
memastikan bahwa dana
yang digunakan untuk
adopsi TI dapat
digunakan dan
diimplementasikan
dengan baik.
8. Ing-Long Wu,
Jian-Liang
Chen (2014)
A Stage-based of
IT innovation
and the BCS
performance
impact: A
moderator of
technology-
organization-
environment
Independen: initiation,
comprehension,
earliness of adoption
Dependen:
adaptation,
acceptance,
implementation;
outinization,
infusion, dan
assimilation.
Faktor yang paling
mempengaruhi pada
penelitian ini adalah
adaption acceptance
karena dalam
penerapannya inovasi TI
ini dapat dipertimbangkan
kembali.
9.
Mohamed
Aboelmagab,
Ghraib
Hashem (2018)
RFID
Application in
Patient and
Medical Asset
Independen: Technical
Advantages,
Organizatioal
Faktor yang paling kuat
mempengaruhi adalah
Organizational resistance
karena dilihat dari tingkat
52
No. Nama (Tahun
Penelitian)
Judul Variabel Hasil Penelitian
9. Operations
Management: A
technology,
organizationa,
and
environmental
(TOE)
Perspective into
Key and
Impediments
Capacity,
Environmental
competitiveness,
Organizational
resistance
Dependen:
Technical
complexity, dan
Environtmental
uncertainly.
profesionalitas perawatan
yang fokus pada layanan
kesehatan dengan
pertimbangan pasien
sebagai daya saing.
10. Helmata
Gangwar dan
Hema Date
(2015)
Understanding
determinants of
cloud computing
adoption using an
integrated TAM-
TOE model
Independen:
Perceived
Usefulness,
Perceived Ease Of
Use
Dependen: relative
advantage,
compatibility,
complexity,
organizational
readiness, training
and education, dan
top management
support.
Competitive pressure dan
trading partner support
ditemukan berdampak
langsung pada adopsi
setelah dilakukan
pengujian secara empiris.
11. Dwi Yunarto,
A’ang
Subiyakto,
Aedah Binti
Abd. Rohman,
Reny Rian
Marlina (2019)
Assesment of
Readiness and
Usability of
Information
System Use
Independen:
Optimism,
Innovation,
Discomfort,
Insecurity
Dependen:
Learnability,
Effeciency,
Memorability,
Reliability,
Satisfaction, System
Usability
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
semua hipotesa diterima
dan tidak perlu mengubah
model atau kuesioner.
12. Asrul Sani,
TKA Rahman,
A’ang
Subiyakto,
Ninuk Wiliani
(2019)
Combining
Statistical and
Inerpretative
Analyses for
Testing
Readiness and IT
Adoption
Questionnaire
Independen:
Optimism,
Innovation,
Discomfort,
Insecurity
Dependen:
Technology
Competence, Firm
Scope, Firm Size,
Consumer Readiness,
Competitive
Pressure, Lack of
Trading partner
readiness, IT
Adoption
Sebanyak 13 indikator
ditolak dari 55 indikator
yang ada. Penilaian
tersebut masih
berdasarkan pada
referensi dan survey yang
dilakukan sehingga
membutuhkan penelitian
lebih lanjut.
53
No
Nama (Tahun
Penelitian)
Judul
Variabel
Hasil Penelitian
13. Resad Setyadi,
A’ang
Subiyakto,
Aedah binti
Abd Rahman
(2019)
Assesing The
Information
Technology
Governance
Trust Using
Readiness and
Usability
Models: A
Model
Development
Study
Independen:
Hopefulness,
Breakthrough,
Discomfort,
Insecurity
Dependen:
Quality of
Information, Quality
of System, Quality of
Service, Trust
System, IT
Governance
Tata kelola TI dapat
dikelola dengan baik
dengan
mengkombinasikan
empat variabel model
kesiapan dengan tiga
variabel model kegunaan
yang menghasilkan
kepercayaan sistem.
14. A’ang
Subiyakto, Nur
Aeni Hidayah,
Gregoryo
Gusti,
Muhammad
Ariful Hikami
(2019)
Readiness and
Success of
Ubiquitous
Learning in
Indonesia:
Perspectives
from the
Implementation
of a Pilot Project
Independen:
Optimism,
Innovation,
Discomfort,
Insecurity
Dependen:
Information Quality,
System Quality,
Service Quality, User
Satisfaction,
Information System
Success
Terdapat tiga hipotesis
yang ditolak dari tiga
belas hipotesis yang ada.
Hipotesis yang paling
berpengaruh pada model
adalah Optimism
terhadap Service Quality.
15. A’ang
Subiyakto,
Asrul Sani,
TKA Rahman
(2018)
Model Kesiapan
dan Adopsi
Teknologi
Informasi
diantara Usaha
Kecil Menengah
(UKM)
Indonesia
Independen:
Optimism,
Innovation,
Discomfort,
Insecurity
Dependen:
Technology
Competence, Firm
Scope, Firm Size,
Costumer Readiness,
Competitive
Pressure, Trading
Partner, IT Adoption
Terdapat model
kombinasi dengan empat
variabel model kesiapan
dan enam variabel adopsi
TI dalam hal
pengembangan UKM.
Berdasarkan penjelasan dari beberapa penelitian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa TOE Framework dapat mengukur kesiapan penggunaan
TI pada tingkat organisasi. Wang & Yang (2015) menjelaskan bahwa faktor
yang dapat mempengaruhi adopsi TI pada perusahaan khususnya mobile
commerce memiliki pengaruh yang berbeda-beda. Y. Wang & Yang (2010)
54
menyarankan untuk penelitian di masa yang akan datang agar dapat untuk
menggunakan ukuran skala seperti skala Likert yang yang lebih akurat dari
yang telah digunakan sebelumnya. Oleh karena itu, TOE Framework
digunakan dalam penelitian ini dengan memperhatikan saran-saran
berdasarkan penelitian sejenis.
2.21 Model dan Hipotesis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui kesiapan
penggunaan pada sebuah sistem. Pada penelitian ini, sistem yang dimaksud
adalah Mobile Payment GOPAY pada UKM. Dengan demikian, maka akan
dilakukan pengukuran tingkat kesiapan penggunaan terhadap penerapan
Mobile Payment GOPAY.
Berdasarkan hasil penelitian sejenis dan kajian teori yang telah
dijelaskan, peneliti menggunakan Technology-Organization-Environtment
(TOE) Framework sebagai dasar penelitian. Hal tersebut diputuskan karena
adopsi Mobile Commerce atau Mobile Payment erat kaitannya dengan adopsi
TI pada sebuah organisasi. TOE Framework merupakan sejumlah variabel
yang memprediksi tingkat kesiapan adopsi TI yang menjadi penghalang dari
penggunaan TI pada level organisasi (Wang et al., 2016). TOE Framework
menunjukkan bahwa adopsi TI dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu
Technology, Organization, dan Environment (Kauffman & Walden, 2001).
Pada konteks Technology dibahas perkembangan teknologi yang
dikembangkan, tingkat kesulitan, dan efesiensi adopsi TI yang digunakan.
Sedangkan konteks Organization dibahas sikap organisasi dalam penggunaan
TI, dan konteks Environment dibahas lingkungan yang dapat mempengaruhi
55
penggunaan TI. Model penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.1. Berikut
ini adalah penjelasan dari variabel-variabel yang membentuk model
penelitian.
1. Technology (Teknologi)
Dalam konteks teknologi, variabel yang diambil untuk
penelitian ini adalah Relative Advantage, Compability, dan
Complexity. Relative Advantage merupakan tingkat kelebihan
suatu adopsi TI dianggap lebih baik dari adopsi sebelumnya
atau kegiatan yang telah dilakukam sebelumnya maka semakin
besar Relative Advantage dirasakan oleh pengguna, maka
semakin cepat TI diadopsi oleh pengguna (Tristiyanti, 2017).
Compability merupakan fitur penting dari adopsi TI sebagai
kesesuaian dengan gaya hidup pengguna TI sehingga dapat
mendorong penggunaannya (Mndzebele, 2013). Complexity
didefinisikan sebagai tingakatan penggunaan TI dianggap
sesuatu yang rumit atau tidak rumit (Tanuwijaya, 2013).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa Technology dianggap memberikan dampak postif pada
penggunaan TI karena semakin besar keuntungan yang
dirasakan, maka semakin cepat penggunaan TI oleh
penggunanya. Technology juga dapat memberikan acuan
sejauh mana adopsi dirasa sesuai dengan nilai-nilai,
keyakinan, kebiasaan, maupun pengalaman organisasi yang
sudah ada sebelumnya dan dapat memberikan pengaruh positif
56
pada suatu organisasi. Oleh karena itu, peneliti mengambil
hipotesa sebagai berikut:
H1a : Technology berpengaruh positif terhadap
Organization
H1b : Technology berpengaruh positif terhadap Adoption
Intention
2. Organization (Organisasi)
Pada konteks organisasi ditentukan tiga vaiabel yang
mempengaruhi yaitu kompetensi organisasi (Organizational
Competency), dukungan manajemen puncak (Top
Management Support), dan pelatihan dan pendidikan
(Training and Education). Kompetensi organisasi
(Oranizational Competency) merupakan kecakapan
manajemen mulai dari manjemen puncak (top management),
manajemen menengah (middle management) sampai dengan
jajaran supervisor sebagai manajemen yang bertemu langsung
dengan pekerja operasional (Sugito & Kamaludin, 2016).
Menurut Moore et al (2010) Top Management Support
merupakan komponen penting dalam mengubah organisasi
untuk mengakomodasi pekerja. Pada penelitian Mariane et al
(2014) Top Management Support dibuktikan dapat
berpengaruh pada tingkat keyakinan pengguna untuk
menggunakan TI sehingga dapat meningkatkan kinerjanya.
57
Training and Education merupakan sebuah tindakan
organisasi dimana pegawainya diarahkan untuk
mempersiapkan kinerjanya agar dapat memenuhi persyaratan
yang ditentukan. Salah satu penyebab penurunan kinerja
pegawai adalah ketidakmampuan pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaannya (Wahdiniawati, Ma’arif, &
Dirjosuparto, 2014). Penelitian Wahdiniawati et al (2014)
membuktikan bahwa Training and Education mempengaruhi
kinerja pegawai, maka Trainining and Education harus
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Organization merupakan sebuah tindakan dalam mengatur
organisasi untuk mendalami kebutuhan organisasi agar dapat
mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
sehingga kinerjanya meningkat. Oleh karena itu, maka peneliti
mengambil hipotesis berikut:
H2 : Organization berpengaruh positif terhadap
Adoption Intention
3. Envrironment (Lingkungan)
Pada konteks lingkungan, ditentukan dua variabel yang
dapat mempengaruhi yaitu Trading Partner Support dan
Competitive Pressure. Trading Partner Support merupakan
sebuah konteks yang berhungan dengan penyedia layanan atau
mitra dagang (Gangwar, 2014). Pada penelitian Gangwar &
58
Date (2015) terbukti bahwa Trading Partner Support dapat
mempengaruhi penggunaan TI, karena dengan penggunaan TI
konsumen dan distributor merasa saling menguntungkan. Dari
segi konsumen, maka konsumen akan menjadi pelanggan setia
karena layanan dan jasa yang didapat dari penggunaan TI
dirasa lebih baik dan efisien dari sebelumnya. Dari konsumen
yang setia dengan layanan dan jasa tersebut, maka distributor
akan mendapatkan nilai keuntungan dalam hubungan antar
fungsi organisasi.
Competitive Pressure merupakan tingkat tekanan yang
dirasakan organisasi dari para pesaingnya (Zhu & Kraemer,
2005). Pada penelitian Lin & Lin (2008) peran Competitive
Pressure terbukti sebagai motivator yang efektif bagi
organisasi. TI digunakan untuk pemasaran (Ramdani &
Lorenzo, 2009). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
jika Organization dapat mempengaruhi peran dan penggunaan
TI pada suatu organisasi dan memberikan tekanan yang
dirasakan suatu organisasi dari para pesaingnya yang dapat
mempengaruhi penggunaan TI agar dapat menyaingi para
pesaingnya untuk lebih baik melayani para konsumen. Oleh
karena itu, peneliti mengambil hipotesis berikut:
H3a : Environment berpengaruh positif terhadap
Technology
59
H3b : Environment berpengaruh positif terhadap
Organization
H3c : Environment berpengaruh positif terhadap Adoption
Intention
4. Adoption Intention
Adoption Intention merupakan ukuran dari kemungkinan
seseorang menggunakan sebuah sistem (Surendran, 2012).
Menurut Marakarandy, Yajnik, & Dasgupta (2017) Adpotion
Intention didefinisikan sebagai ukuran kekuatan yang
diinginkan seseorang untuk melakukan perilaku tertentu.
Begitu pula menurut Ducey (2013) mengatakan bahwa
Adoption Intention adalah propabilitas subjektif seseorang
bahwa ia akan melakukan beberapa perilaku.
60
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif karena penelitian
melakukan pengukuran secara numerik dan perhitungan statistik maka akan
diperoleh signifikasi perbedaan kelompok atau signifikasi hubungan antar
variabel (Azwar, 2007). Pendekatan kuantitatif ini dikategorikan sebagai
experimental research yaitu dengan melakukan penelitian pada hubungan-
hubungan antar variabel lalu mengamati dampak yang terjadi. Pada hal ini,
peneliti menguji hipotesis yang berhubungan dengan faktor apa saja yang
mempengaruhi tingkat kesiapan penggunaan Mobile Payment GOPAY pada
UKM dari perspektif penggunaannya.
Dengan pendekatan yang telah ditentukan, maka peneliti memilih
metode, teknik, dan tools yang sesuai dengan pendekatan kuantitatif sehingga
setiap tahapan penelitian dapat dilakukan dengan tepat. Pengumpulan data
dilakukan menggunakan instrument berupa kuesioner yang disebarkan kepada
UKM yang sudah menggunakan GOPAY pada metode pembayaran. Lalu
analisis data dilakukan secara statistic dengan menggunakan Microsoft Word
2016 untuk penulisan laporan, Microsoft Excel 2016 untuk pengolahan data
demografis, Microsoft Visio 2016 untuk pembuatan gambar yang mendukung
penulisan, SmartPLS versi 3.0 untuk pengolahan data hasil penyebaran
kuesioner, dan Mendeley Dekstop versi 1.19.3 untuk penulisan referensi yang
digunakan peneliti sebagai acuan dalam penulisan laporan.
61
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah UKM wilayah Jakarta dan
Tangerang yang telah menggunakan GOPAY sebagai metode pembayaran.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs go-jek.com terdapat 305 UKM
yang terdaftar pada situs. Berdasarkan informasi tersebut, diketahui bahwa
jumlah populasi pada penelitian ini adalah sebanyak 305 UKM.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling
yaitu pengambilan sampel dengan menentukan kriteria tertentu, dimana kriteria
responden pada penelitian ini adalah (1) merupakan UKM di wilayah Jakarta
dan Tangerang, (2) telah menggunakan GOPAY sebagai metode pembayaran,
(3) telah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Go-Jek. Selanjutnya, untuk
menentukan jumlah sampel, peneliti melakukan perhitungan dengan
menggunakan rumus slovin dengan taraf keyakinan 95% (0,05) , sebagai
berikut:
𝑛 =𝑁
1+𝑁𝑒2
𝑛 = 305
1 + 305(0,05)2
𝑛 = 173
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, ditentukan bahwa sampel
yang harus diambil minimal 173 responden. Selain menggunakan slovin,
peneliti memperkuat landasan dalam menghitung jumlah sampel dengan
teori yang digunakan pada PLS-SEM (Hair et al., 2017). Menurut Hair et
al. (2017) jumlah minimal sampel yang digunakan pada PLS-SEM ialah
62
10 kali dari jumlah hipotesis yang ada pada model. Pada penelitian ini
terdapat 6 hipotesis yang berarti minimal sampel yang diperlukan adalah
60 sampel sehingga 173 sampel yang didapatkan telah memenuhi syarat.
3.3 Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Survei
Sebelum melaksankan survei, peneliti melakukan wawancara
terlebih dahulu melakukan wawancara untuk mengumpulkan data-data
yang berhubungan dengan sistem yang menjadi objek penelitian yaitu
Mobile Payment GoPay. Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur
pada beberapa UKM yang telah menggunakan GoPay, maka diperoleh
informasi terkait kendala pada penggunaan metode pembayaran secara
mobile dengan GoPay.
Pada metode kuantitatif, survei merupakan metode yang paling
sering digunakan. Dengan metode survei dengan menggunakan
kuesioner bentuk pengumpulan data yang dianalisis menjadi informasi
yang baik. Kuesioner menggunakan tujuh pilihan respon yaitu sangat
setuju, setuju, agak setuju, netral, agak tidak setuju, tidak setuju, dan
sangat tidak setuju (Likert, 1932). Pada penelitian ini, kuesioner
disebarkan secara offline yaitu dengan tatap langsung dengan responden
yang dilakukan dari tanggal 1 Mei 2019.
Setelah seluruh kuesioner terkumpul, data yang didapat akan
diproses dan diklasfikasikan menggunakan Microsoft Excel 2016.
Berdasarkan hasil pengumpulan data kuesioner diperoleh 187
63
kuesioner, terdapat 12 kuesioner yang tidak valid karena ada data yang
tidak lengkap dan kesalahan responden dalam menjawab. Berdasarkan
hal tersebut, didapat 175 kuesioner yang dinyatakan valid sehingga
kemudian digunakan dalam proses pengolahan data menggunakan
SmartPLS.
3.3.2 Studi Pustaka
Metode ini merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
mempelajari teori dari buku-buku dan situs-situs penyedia layanan
terkait dengan objek penelitian yang akan dibahas.
3.4 Instrumen Penelitian
Dalam instrumen penelitian ini terdapat kuesioner yang terbagi menjadi
dua bagian. Pada bagian pertama berisi surat pengantar dari peneliti sebagai
permohonan untuk pengisian kuesioner. Selanjutnya pada bagian kedua berisi
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Lembaran pertanyaan terbagi menjadi tiga
bagian yaitu, pertanyaan mengenai profil responden, pertanyaan umum, dan
pertanyaan pengujian. Pertanyaan mengenai profil responden terdiri dari 4
pertanyaan terkait dengan jenis kelamin, usia, pendapatan per bulan, dan
wilayah usaha. Pertanyaan umum terdiri dari 4 pertanyaan mengenai rentang
waktu penggunaan internet, penggunaan GoPay, rentang waktu penggunaan
GoPay, dan sudah siap atau belum menggunakan GoPay. Pertanyaan pengujian
terdiri dari 35 pertanyaan yang telah disesuaikan dengan variabel yang ada
pada model TOE Framework. Daftar pertanyaan dapat dilihat pada tabel 3.1
dan format kuesioner penelitian selengkapnya dapat dilihat pada bagian
lampiran.
64
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode kuesioner yang
terstruktur dengan masing-masing berisi pertanyaan dan jawaban. Peneliti
menggunakan tujuh poin skala Likert. Disediakan tujuh pilihan alternatif
jawaban pada setiap pertanyaan, yaitu “sangat tidak setuju” (1), “tidak setuju”
(2), “agak tidak setuju” (3), “netral” (4), “agak setuju” (5), “setuju” (6), “sangat
setuju” (7).
65
Tabel 3. 1 Tabel Indikator dari Variabel Penelitian
Konteks Variabel Kode Nama Indikator Pertanyaan
Technology Relative
Advantage
TE01 Keunggulan dengan
menggunakan sistem
Saya merasa pembayaran dengan GoPay tidak perlu keahlian
khusus
TE02 Keunggulan
pemeliharaan
Dengan GoPay, saya tidak perlu memelihara sistem pembayaran
yang dilakukan secara digital
TE03 Keunggulan waktu Dengan GoPay, saya merasa usaha saya dapat memudahkan
konsumen untuk melakukan pembayaran
TE04 Keunggulan pelayanan Usaha saya mengalami peningkatan dengan penggunaan GoPay
sebagai metode pembayaran
Compability TE05 Cocok dengan keinginan
dalam melakukan
transaski
Saya tidak merasa kesulitan dalam melayani pembeli yang
membayar menggunakan GoPay
TE06 Cocok dengan gaya
hidup
Saya merasa bahwa GoPay adalah metode pembayaran yang
cocok dengan usaha saya
TE07 Konsisten dengan
organisasi
Saya merasa bahwa GoPay konsisten dengan usaha yang saya
miliki
TE08 Cocok dengan nilai-nilai
organisasi sebelumnya
Saya merasa bahwa GoPay tidak merubah aturan yang sudah
saya tetapkan pada usaha saya
Complexity
TE09 Kemudahan sistem Saya merasa GoPay mudah untuk digunakan
TE10 Sistem tidak
membingungkan
pengguna
Saya tidak menemukan kesulitan dalam menggunakan GoPay
TE11 Alur sistem dapat
dimengerti
Saya merasa GoPay membuat saya kesulitan untuk melakukan
transaksi
TE12 Tingkat kesulitan Saya sangat mengerti sistem pembayaran dengan menggunakan
GoPay
Organization
Organizational
Compentency
OR01 Penerapan IT yang
tinggi
Usaha saya sangat memprioritaskan GoPay sebagai metode
pembayaran
OR02
Kemampuan organisasi
beradaptasi
GoPay membuat usaha saya mudah beradaptasi dengan keadaan
sekitar
66
Konteks Variabel Kode Nama Indikator Pertanyaan
Organizational
Compentency
OR03 Kerja sama tim Jika saya kesulitan menggunakan GoPay, pegawai lain dapat
mengajarkan saya
OR04 Usaha top management
untuk organisasi
Pemilik Usaha selalu menyarankan untuk menggunakan GoPay
agar lebih baik dalam melayani
Top
Management
Support
OR05 Kehandalan Top
Management Support
Saya merasa, Pemilik usaha selalu berbagi informasi mengenai
usaha yang sedang berjalan
OR06 Kecakapan
kepemimpinan
Pemilik usaha adalah pemimpin yang kuat dan dapat
memajukan usaha kami
OR07 Pengelolaan oleh Top
Management Support
Bos saya mengajarkan bahwa GoPay adalah metode
pembayaran yang harus digunakan
OR08 Top Management
Support dapat mengatasi
masalah yang terjadi
Bos saya dapat mengatasi resiko yang terjadi dalam
menggunakan GoPay
Training and
Education
OR09 Pelatihan dan
pembelajaran
meningkatkan
pengetahuan pengguna
Saya akan mengerti sistem pembayaran dengan GoPay jika
diadakan pelatihan dan pembelajaran tentang GoPay secara
berkala
OR10 Organisasi mewadahi
dalam hal pelatihan dan
pembelajaran
Di tempat saya bekerja, saya diberikan pelatihan dan
pembelajaran untuk menggunakan GoPay
OR11 Pemahaman Dengan adanya pelatihan dan pembelajaran dalam
menggunakan GoPay membuat saya lebih memahami metode
pembayaran ini
OR12 Percaya diri Dengan pelatihan dan pembelajaran dalam menggunakan
GoPay meningkatkan kepercayaan diri saya dalam melayani
pembeli menggunakan GoPay
Environment
Competitive
Pressure
EN01 Daya saing dengan
organisasi lain
Dengan menggunakan GoPay, usaha saya memiliki daya saing
yang kuat
EN02 Keunggulan organisasi Dengan menggunakan GoPay, usaha saya memiliki nilai lebih
EN03
Menarik pelanggan
Dengan menggunakan GoPay, usaha saya lebih disenangi
ketimbang metode pembayaran tunai
67
Konteks Variabel Kode Nama Indikator Pertanyaan
EN04 Memiliki nilai jual yang
tinggi
Dengan menggunakan GoPay, usaha saya lebih disenangi
daripada mobile payment yang lainnya
Trading
Partner
Support
EN05 Sistem sudah teruji Pihak GoPay (Gojek) telah memastikan bahwa GoPay adalah
sistem pembayaran yang telah teruji
EN06 Keamanan Pihak GoPay (Gojek) telah memastikan bahwa GoPay adalah
sistem pebayaran yang aman
EN07 Jaminan atau Asuransi Pihak GoPay (Gojek) telah memastikan bahwa dengan
menggunakan GoPay, usaha saya telah memiliki jaminan dari
pemerintah
EN08 Memiliki mitra dagang
yang mendukung
Saya yakin dengan menggunakan GoPay usaha saya sudah
terjamin dari berbagai pihak yang bekerja sama dengan GoPay
Adoption
Intention
(AI)
Adoption
Intention
AI1 Minat dalam
menggunakan teknologi
Secara Keseluruhan, saya berminat untuk menggunakan GoPay
sebagai metode pembayaran pada usaha saya
AI2 Ketertarikan dalam
perkembangan teknologi
Saya tertarik terhadap perkembangan teknologi seperti GoPay
untuk metode pembayaran yang lebih efektif dan efisien pada
usaha saya
AI3 Menyarankan
penggunaan teknologi
Saya mau menawarkan rekan usaha saya untuk menggunakan
GoPay sebagai metode pembayaran
68
3.5 Analisis data dan Hasil Interpretasi
Analisis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu analisis
demografis dan analisis statistik inferensial. Pertama, peneliti melakukan
analisis demografis dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel
2016. Data dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, pendapatan
perbulan, wilayah usaha, penggunaan internet, penggunaan GoPay, dan
rentang waktu penggunaan GoPay. Kedua, peneliti melaukakn analisis
statistik inferensial menggunakan perangkat lunak SmartPLS versi 3.2.7.
Dalam analisis menggunakan perangkat lunak SmartPLS versi 3.2.7,
ada dua analisis yang dilakukan pada tahap ini yaitu, outer model dan inner
model. Outer Model dilakukan melalui uji validitas dan realibilitas Outer
Model melalui individual indicator reliability, internal consistency
reliability, convergent validity, dan discriminant validity. Pengujian inner
model melalui path coefficient (β), coefficient of determination (R2), t-test
melalui bootstrapping, effect size (f2), predictive relevance (Q2), dan relative
impact (q2) menggunakan metode uji blindfolding (Alodya Ann Gita Alfa,
2017; Ghozali & Latan, 2015; Hair et al., 2017; Hussein, 2015)
Setelah itu, interpretasi hasil penelitian dijabarkan hasil analisis
demografis responden dengan kondisi yang berjalan dan menerjemahkan
hasil analisis model secara statistik kuantitatif dengan membandingkan
sejumlah literatur terkait sebelumnya. Lalu hasil dan interpretasi tersebut
secara lengkap akan dijelaskan pada Bab IV.
69
3.6 Prosedur Penelitian
Mulai
Pengujian Masalah
Latar Belakang
Indentifikasi
Masalah
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Metode Pengumpulan Data
Wawancara
Survei
Studi Pustaka
Daftar Pertanyaan
Wawancara
Kuisioner
Tabel Penelitian
Sejenis
Model Penelitian
Metode Analisis Data
Pre-test
Pengujian dengan
SmartPLS
Interpretasi Hasil
Analisis Data Outer
Model
Analisis Data Inner
Model
Hasil Analisis
Demografi
Hasil Analisis
Outer Model
Hasil Analisis Inner
Model
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3. 1 Kerangka Berpikir
70
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT. Gojek Indonesia merupakan karya anak bangsa yang berdiri pada
tahun 2010 di Jakarta. Perusahaan ini kali pertama lahir dengan niat baik untuk
memberikan solusi memudahkan kehidupan sehari-hari di tengah kemacetan
perkotaan. Kala itu seorang pemuda kreatif Nadiem Makarim mempunyai
pemikiran untuk membuat bisnis transportasi ojek yang dikarenakan ia sering
menggunakan jasa ojek. Karena kebiasaannya tersebut, Nadiem Makarim
menemukan ide untuk dapat menciptakan sarana agar jasa transportasi ojek
lebih efektif dan efisien. Perusahaan ini bekerja dengan menghubungkan ojek
dengan penumpang ojek, dimana sebelumnya tukang ojek lebih banyak
menghabiskan waktu di pangkalan menunggu penumpang.
Awal peluncurannya, Go-Jek hanya melayani lewat call center saja dan
hanya melayani pemesanan ojek di wilayah Jakarta saja. Tetapi pada tahun
2015 Go-Jek mulai berkembang dan membuat aplikasi Go-Jek dengan sistem
yang tertata rapi. Dengan aplikasi ini, pengguna ojek dapat dengan mudah
memesan ojek secara online, membayar secara kredit dan mengetahui
keberadaan driver yang akan menjemput para pemesan. Go-Jek bermitra
dengan para tukang ojek menggunakan sistem bagi hasil dengan ketentuan
20/80, yang artinya 20% pendapatan yang diterima untuk perusahaan dan 80%
untuk driver Go-Jek. Go-Jek juga melakukan pelatihan kepada mitra driver
mereka untuk memberikan kepuasan pelayanan terhadap pelanggan.
71
Go-Jek telah menuai prestasi sebagai Juara 1 dalam kompetisi bisnis
Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) di Bali dalam
perkembangannya yang pesat ini. Selain itu, Go-Jek telah memperoleh
berbagai penghargaan dari komunitas bisnis maupun sosial. Go-Jek dapat
dipesan melalui Go-Jek App yang bisa diunduh melalui Play Store maupun
App Store. Pada awal peluncuran aplikasi dalam waktu satu bulan aplikasi ini
sudah berhasil mencapai 150.000 download, dengan rating 4,4 dari 5 bintang.
Untuk pembayarannya pun memiliki dua cara yaitu secara cash atau
menggunakan Go-Jek Credit atau GoPay. GoPay adalah metode pembayaran
Go-Jek yang dibuat cashless dan dapat digunakan untuk membayar semua
layanan.
Awal pendiriannya Go-Jek melayani hanya empat jenis layanan, yaitu
layanan jasa kurir, jasa transportasi, jasa delivery makanan di Jabodetabek dan
jasa belanja dengan nominal dibawah Satu Juta Rupiah. Go-Jek terus
berkembang dengan meluncurkan inovasi-inovasi baru dengan produk layanan
jasa yang lain. Hingga saat ini sudah ada enam belas layanan jasa yang dapat
dipesan melalui aplikasi Go-Jek, diantaranya Go-Ride, Go-Car, Go-Food, Go-
Mart, Go-Send, Go-Box, Go-Tix, Go-Med, Go-Massage, Go-Clean, Go-Auto,
Go-Glam, Go-Bills, Go-Pulsa, GoPay dan Go-Point. Selain itu Aplikasi Go-
Jek juga dilengkapi dengan fasilitas GoPay, Go-Bills, Go-Point, dan Go-Pulsa.
Hingga Maret 2019 ini, Go-Jek telah bermitra dengan lebih dari
400.000 driver ojek yang telah tersebar di 50 kota di seluruh Indonesia. di
antaranya Bali, Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Bandung,
Banjarmasin, Banyuwangi, Batam, Belitung, Bukittinggi, Cilacap, Cirebon,
72
Garut, Gresik, Jakarta, Jambi, Jember, Karawang, Kediri, Madiun, Madura,
Magelang, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Medan, Mojokerto, Padang,
Palembang, Pasuruan, Pekalongan, Pekanbaru, Pematang Siantar, Pontianak,
Probolinggo, Purwakarta, Purwokerto, Salatiga, Samarinda, Semarang,
Serang, Sidoarjo, Solo, Sukabumi,Sumedang, Surabaya, Tasikmalaya, Tegal,
dan Yogyakarta. Layanan Go-Food juga sudah merangkul lebih dari 400 ribu
penjual makanan dan minuman, yang 80% di antaranya merupakan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Aplikasi Go-Jek telah diunduh lebih
dari 50.000.000.000 kali di Play Store di sistem Android dan App Store di
perangkat iOS.
4.2 Visi dan Misi PT. Gojek Indonesia
4.2.1 Visi PT. Gojek Indonesia
Membantu memperbaiki struktur transportasi di Indonesia.
Memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan
pekerjaan sehari-hari, seperti pengiriman dokumen, belanja harian
dengan menggunakan layanan fasilitas kurir serta turut menyejahterakan
kehidupan tukang ojek di Indonesia ke depannya.
4.2.2 Misi PT. Gojek Indonesia
PT. Gojek Indonesia merupakan perusahaan startup asli
Indonesia dengan misi sosial. PT. Gojek Indonesia ingin meningkatkan
kesejahteraan sosial dengan menciptakan efisiensi pasar. Untuk dapat
mewujudkannya, PT. Gojek Indonesia memiliki misi:
73
1. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola struktur
transportasi yang baik dengan menggunakan kemajuan teknologi.
2. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah
kepada pelanggan.
3. Membuka lapangan kerja selebar-lebarnya bagi masyarakat
Indonesia.
4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap
lingkungan dan sosial.
5. Menjaga hubungan baik dengan berbagai pihak yang terkait
dengan usaha ojek online.
4.2.3 Logo PT. Gojek Indonesia
Logo yang digunakan dalam identitas Go-Jek adalah seorang
mengendarai sepeda motor dengan simbol beberapa garis melengkung di
atas kepala berwarna hijau yang melambangkan transportasi ojek yang
berbasis online dengan tulisan Go-Jek yang merupakan branding
perusahaan dicetak secara tebal dengan huruf kapital yang mencolok
tujuannya agar mampu dilihat dengan jelas dan mudah diingat
masyarakat.
Gambar 4. 1 Lambang Gojek (Gojek, 2019)
74
Pemilihan warna pada logo Go-Jek adalah warna hijau. Warna
hijau dipilih karena melambangkan pertumbuhan, kebangkitan, stabilitas
dan ketahanan. Hijau juga dapat diartikan kemakmuran dan kombinasi
warna yang positif seperti halnya gojek yang memilik misi
memakmurkan mitra pengojek mereka dan membawa pengaruh yang
positif bagi lingkungan sekitarnya. Dalam logo Go-Jek juga terdapat
tagline “An Ojek for Every Need” yang berarti perusahaan ini
menyediakan jasa transportasi ojek untuk siapa saja yang membutuhkan
dengan sistem yang efektif dan efisien.
4.2.4 Tiga Pilar PT. Gojek Indonesia
3. Kecepatan
Melayani dengan cepat, dan terus belajar dan berkembang dari
pengalaman.
4. Inovasi
Terus menawarkan teknologi baru untuk mempermudah hidup
Anda.
5. Dampak Sosial
Memberikan dampak positif sosial sebesar-besarnya untuk
masyarakat Indonesia.
4.3 Struktur Organisasi PT. Gojek Indonesia
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Gojek Indonesia adalah
Struktur Organisasi Fungsional, yaitu pembagian tugas yang dibagi kedalam
kelompok fungsional yang terpisah. Berikut ini akan digambarkan struktur
organisasi PT. Gojek Indonesia.
75
Go-Jek Directors
Nadiem MakarimChief Executive Gojek
Michaelangelo MoranChief Branding Gojek
Rohan MongaChief Product Gojek
Sheran GunaskaraChief Technology Gojek
Monica OundangHuman Resource Gojek
Kevin Aluwi Chief Financial Gojek
Gambar 4. 2 Struktur Organisasi Pusat PT Gojek Indonesia
Direktur Utama
Wakil Direktur
Manajer/Co Bidang ITManajer/Co. Karyawan
Front Office & PemasaranManajer/Co Keuangan
Manajer/Co. Pengemudi Ojek
Karyawan:Bidang IT
ProgrammingWeb
Karyawan:Customer Service
AdministrasiPemasaran
Karyawan:Akuntansi
Karyawan:Pengemudi Ojek
Gambar 4. 3 Struktur Organisasi Regional
4.4 Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan
1. Direktur Utama
Tugas pokok dan fungsi jabatan seorang Direktur Utama adalah sebagai
berikut:
a. Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi
perusahaan.
76
b. Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan
perusahaan.
c. Bertanggung jawab atas keuntungan dan juga kerugian yang
dialami perusahaan.
d. Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber
pendapatan dan pembelanjaan kekayaan perusahaan.
e. Menentukan strategi untuk mencapai Visi-Misi perusahaan.
f. Mengkoordinasi dan mengawasi semua kegiatan perusahaan
mulai bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan
barang.
2. Wakil Direktur
Tugas pokok dan fungsi jabatan seorang Wakil Direktur adalah
membantu semua tugas direktur utama yang merupakan wakil di masing-
masing area.
3. Manager IT
Tugas pokok dan fungsi jabatan seorang Manager IT adalah sebagai
berikut:
a. Mengembangkan dan menyusun strategi dan rencana IT Go-Jek
dalam hal mempermudah pekerjaan dan dalam pelayanan
kepada pelanggan.
b. Mengkoordinir dan mengelola pendayagunaan Software,
Hardware, Braiware dan jaringan di bidang TIK untuk mencapai
kinerja optimum Go-Jek Indonesia.
77
c. Mengelola layanan perancangan sistem komputerisasi dan
program aplikasi perangkat yang terintegrasi.
d. Menyediakan data-data yang diperlukan oleh bagian lain yang
menyangkut IT.
4. Manager Karyawan Front Office& Pemasaran
Tugas pokok dan fungsi jabatan seorang Manager Karyawan Front
Office dan Pemasaran adalah sebagai berikut:
a. Melatih, menetapkan dan mengevaluasi karyawan front office.
b. Memastikan bahwasanya karyawan mengetahui sistem
komputerisasi, etika menerima keluhan secara langsung atau via
telepon dan standard operasional Go-Jek.
c. Menangani keluhan pelanggan yang tidak bisa diselesaikan
bawahannya.
d. Membuat lapran daftar pelanggan.
e. Menjaga kedisiplinan petugas kantor dengan memberikan sanksi
dan peringatan bagi yang melanggar.
f. Merencanakan dan menetapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pemasaran.
5. Manager Akuntansi
Tugas pokok dan fungsi jabatan seorang Manager Akuntansi adalah
sebagai berikut:
a. Mengkoordinasi perencanaan anggaran.
b. Mengembangkan format pengajuan dan pertanggung jawaban
keuangan.
78
c. Mengkoordinasi pelaksanaan audit.
d. Melakukan sistem pencatatan keuangan.
e. Bertanggung jawab terhadap wakil direktur.
f. Merencanakan, mengendalikan dan membuat keputusan atas
semua aktivitas akuntansi.
g. Menerima laporan arus kas keluar dan masuk ke perusahaan.
6. Manager Ojek
Tugas pokok dan fungsi jabatan seorang Manager Ojek adalah sebagai
berikut:
a. Membuat kelompok-kelompok tukang ojek.
b. Mengkoordinir semua karyawan tukang ojek.
c. Selalu melakukan pengontrolan di setiap lini pangkalan Go-Jek.
d. Bertanggung jawab kepada wakil direktur atas semua karyawan
tukang ojek.
7. Karyawan Bidang Programming :
Tugas pokok dan fungsi jabatan seorang karyawan bidang programming
adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan semua pekerjaan yang ditetapkan oleh manajer
IT di bidang Programming.
b. Bertanggung jawab mengenai program kepada manajer IT.
8. Karyawan Bidang Web
Tugas pokok dan fungsi jabatan seorang karyawan bidang web adalah
sebagai berikut:
79
a. Melaksanakan semua pekerjaan yang ditetapkan oleh manajer
IT di bidang Web.
b. Bertanggung jawab mengenai program aplikasi maupun web
go-jek.
9. Front office (CS. Administrasi & Pemasaran)
Tugas pokok dan fungsi jabatan seorang Front Office adalah sebagai
berikut:
a. Melaksanakan semua pekerjaan front office yang ditetapkan
oleh Manajer Front Office dan Administrasi.
b. Bertanggung jawab kepada Manajer Front Office dan
Administrasi.
10. Driver Ojek
Tugas pokok dan fungsi jabatan seorang Driver Ojek adalah sebagai
berikut:
a. Melaksanakan semua pekerjaan yang ditetapkan oleh manajer
bagian ojek.
b. Mengantarkan penumpang dan pesanan sesuai dengan waktu
ditetapkan dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan.
c. Bertanggung jawab kepada atasannya.
4.4 Layanan yang Ditawarkan Go-Jek
Sampai saat ini aplikasi Go-Jek telah menyediakan 17 macam layanan jasa,
Gojek sudah menerapkan semua layanan sesuai aplikasi, yaitu:
1. GoRide
80
GoRide adalah layanan transportasi sepeda motor yang dapat
mengantar anda ke berbagai tempat dengan lebih mudah dan lebih
cepat.
2. GoCar
GoCar adalah layanan transportasi menggunakan mobil untuk
mengantarkan Anda kemanapun dengan nyaman.
3. GoFood
GoFood adalah layanan pesan-antar makanan dengan lebih dari 30.000
daftar restauran.
4. GoMart
GoMart adalah layanan yang dapat digunakan untuk berbelanja ribuan
jenis barang dari berbagai macam toko di area anda.
5. GoSend
GoSend adalah layanan kurir instan yang dapat digunakan untuk
mengirim surat dan barang dalam waktu 60 menit.
6. GoBox
GoBox adalah layanan pindah barang ukuran besar menggunakan truk/
mobil bak/blind van.
7. GoTix
GoTix adalah layanan informasi acara dengan akses pembelian dan
pengantaran tiket langsung ke tangan Anda.
8. GoMed
GoMed merupakan hasil kolaborasi antara Gojek dengan Halodoc.
GoMed tidak menyediakan produk apapun, melainkan menghubungkan
81
pengguna dengan lebih dari 1000 apotek di Jabodetabek, Bandung, dan
Surabaya.
9. GoMassage
GoMassage adalah layanan jasa pijat kesehatan professional langsung
ke rumah anda.
11. GoClean
GoClean adalah layanan jasa kebersihan professional untuk
membersihkan kamar kos, rumah, dan kantor Anda.
12. GoGlam
GoGlam adalah layanan jasa perawatan kecantikan untuk manicure-
pedicure, creambath, waxing, dan lainnya langsung ke rumah Anda.
13. GoAuto
GoAuto adalah layanan perawatan cuci, servis, dan layanan darurat
untuk kendaraan baik mobil maupun motor kapanpun dan dimana pun.
14. GoBusway
GoBusway adalah layanan untuk memonitor jadwal layanan bus
Transjakarta dan memesan GoRide untuk mengantar Anda kesana.
15. GoPulsa
GoPulsa merupakan layanan untuk membeli pulsa atau internet dengan
sistem pembayaran menggunakan saldo GoPay.
16. GoBills
GoBills merupakan layanan pembayaran tagihan seperti tagihan listrik,
membeli token listrik hingga BPJS dengan sistem pembayaran
menggunakan saldo GoPay.
82
17. GoPoints
GoPoints adalah program loyalty dari Gojek khusus untuk pengguna
GoPay. Setiap transaksi menggunakan GoPay akan mendapatkan 1
token, mainkan token, kumpulkan poin dan dapatkan reward menarik.
18. GoPay
GoPay adalah layanan dompet virtual untuk memudahkan transaksi
Anda di dalam aplikasi GoJek.
4.5 Pretest
Pretest dilakukan untuk menguji jika indikator penelitian dapat dimengerti
oleh calon responden atau partisipan survei sehingga survei yang telah
disebarkan dengan biaya yang mahal tidak mengecewakan. Dikatakan sebagai
pretest karena belum diuji menggunakan responden yang sebenarnya. Tujuan
dilakukan pretest adalah untuk menguji validitas yang menunjukkan tingkat
seberapa besar indikator yang digunakan telah mawakili konsep yang diukur.
Banyak literature yang memaparkan pengujian secara statistik berdasarkan
survey pada bidang sistem infomasi yang menggunakan pretest untuk
memvalidasi model peneltian (Aang Subiyakto, Ahlan, Kartiwi, & Putra, 2015).
Prestest dikatakan memiliki tingkat reliabilitas yang baik jika nilai composite
reliability di atas 0,6 dan nilai average variance exracted (AVE) di atas 0,5.
4.6 Analisa Demografi
4.5.1 Hasil Analisa Demografi
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner didapatkan 175 responden.
Dengan hasil responden tersebut maka diketahui karakteristik
83
responden yaitu jenis kelamin, rentang usia, pendapatan perbulan,
penggunaan internet, penggunaan GoPay, dan rentang penggunaan
GoPay yang diperoleh disajikan pada table berikut.
Tabel 4. 1 Hasil Analisis Demografi
No. Karakteristik Item Jumlah Persentase
1. Jenis Kelamin Laki-laki 100 57,14%
Perempuan 75 42,86%
2. Usia < 20 tahun 6 3,4%
21-30 tahun 82 46,8%
31-40 tahun 69 39,4%
≥ 41 tahun 18 10,4%
3. Pendapatan
perbulan
≤ Rp 1.000.000 12 6,85%
Rp 1.000.000 – Rp
3.000.000
54 30,80%
Rp 3.000.000 – Rp
6.000.000
75 42,85%
≥ Rp 6.000.000 34 19,50%
4. Wilayah Usaha Jakarta Pusat 12 6,85%
Jakarta Barat 8 4,57%
Jakarta Selatan 94 53,71%
Jakarta Utara 14 8%
Jakarta Timur 17 9,71%
Tangerang Selatan &
Tangerang
30 17,16%
5. Penggunaan
Internet
≤ 1 tahun 17 9,71%
1 – 4 tahun 61 34,85%
5 – 8 tahun 69 39,44%
≥ 8 tahun 28 16%
6. Penggunaan
GoPay
Sudah 175 100%
Belum 0 0%
7. Waktu Penggunaan ≤ 1 bulan 14 8%
2 – 5 bulan 77 44%
6 – 12 bulan 71 40,57%
≥ 12 bulan 13 7,43%
8. Kesiapan
Penggunaan
GOPAY
Sangat tidak siap 6 5%
Tidak siap 57 32,5%
Cukup siap 15 8,5%
Siap 61 34,5%
Sangat siap 34 19,2%
4.5.2 Interpretasi Hasil Analisis Demografi
Berdasarkan hasil analisis demografi yang terdapat pada tabel
maka selanjutnya peneliti melakukan interpretasi dan diskusi tentang
hasil analisis yang didapatkan. Pertama, jumlah responden didominasi
84
oleh jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 100 orang atau sebesar
57,14% dari jumlah keseluruhan responden pada penelitian ini.
Sedangkan responden dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 75
orang atau sebesar 42,86%.
Kedua, dilihat dari rentang usia responden, kebanyakan reponden
berusia pada rentang 21 – 30 tahun yang berjumlah 82 orang atau
sebesar 46,8%, selanjutnya usia 31 – 40 tahun berjumlah 69 orang atau
sebesar 39,4%, usia yang lebih dari 41 tahun sebanyak 18 orang atau
sebesar 10,4%, dan responden paling sedikit dengan usia dibawah 20
tahun sejumlah 6 orang atau sebesar 3,4%.
Ketiga, berdasarkan pendapatan perbulan, didapatkan responden
paling banyak pada pendapatan sebesar RP 3.000.000 – Rp 6.000.000
sebanyak 75 responden atau sebesar 42,85%, lalu pendapatan Rp
1.000.000 – Rp 3.000.000 sejumlah 54 responden (30,80%), pendapatan
diatas Rp 6.000.000 sejumlah 34 responden (19,50%), sedangkan
responden paling sedikit dengan pendapatan ≤ Rp 1.000.000 perbulan
sejumlah 12 responden atau sebesar 6,85%.
Keempat, berdasarkan wilayah usahanya, didapatkan responden
paling banyak pada wilayah Jakarta Selatan sebanyak 94 responden atau
sebesar 53,71%, lalu wilayah Tangerang Selatan sebanyak 23
responden (13,16%), wilayah Jakarta Timur sejumlah 17 responden
(9,17%), wilayah Jakarta Utara sejumlah 14 responden (8%), wilayah
Jakarta Barat sejumlah 8 responden (4,57%), dan responden paling
sedikit dari wilayah Kota Tangerang sejumlah 7 responden (4%).
85
Kelima, berdasarkan rentang waktu penggunaan internet,
diketauhi jika responden paling banyak menggunakan internet pada
rentang 5 – 8 tahun sebanyak 69 responden (39.44%), setelah itu disusul
pada rentang 1 – 4 tahun sebanyak 61 responden (34,85%), lalu
penggunaan internet lebih dari 8 tahun sebanyak 28 responden (16%),
dan responden yang paling sedikit menggunakan internet adalah kurang
dari setahun sejumlah 17 responden (9,71%).
Keenam, dilihat dari responden yang sudah menggunakan GoPay,
semua responden telah menggunakan GoPay sebagai metode
pembayaran pada usahanya. Ketujuh, dilihat dari rentang waktu
penggunaan GoPay sebagai metode pembayaran, responden paling
banyak pada rentang waktu 2 – 5 bulan yaitu sebanyak 77 responden
(44%), selanjutnya disusul oleh rentang waktu 6 – 12 bulan (40,57%),
lalu rentang waktu kurang dari satu bulan sejumlah 14 responden (8%).
Responden paling sedikit menggunakan GoPay sebagai metode
pembayaran pada rentang waktu lebih dari 12 bulan yaitu sejumlah 13
responden (7,43%).
Kedelapan, dilihat dari kesiapan responden dalam menggunakan
GoPay, responden paling banyak menjawab siap dengan jumlah 61
responden atau sebesar 34,5%, sangat siap sebanyak 34 responden
(19,2%), cukup siap sebanyak 15 responden (8,5%). Lalu sebanyak 57
responden (32,5%) tidak siap dan sebanyak 6 responden atau sebesar
5% sangat tidak siap.
86
4.6 Analisis Model Pengukuran (Outer Model)
4.6.1 Hasil Analisis Model Pengukuran
Dalam melakukan analisis model pengukuran (outer model) dilakukan
melaui empat tahap yaitu individual indicator reliability, internal
consistency reliability, average variance extracted, dan discriminan
validity. Berikut adalah penjelasan dari empat hasil pengujian:
1. Individual Indicator Reliability
Pada tahap ini, pengujian dilakukan dengan melihat nilai
outer loading. Outer Loading tersebut menggambarkan besarnya
setiap kolerasi antara indikator dengan variabelnya. Nilai outer
loading yang dapat dikatakan ideal ialah nilai diatas 0,7 (Yamin
& Kurniawan, 2011). Sedangkan nilai outer loading 0,5 – 0,6
dikatakan cukup dan masih bisa untuk dipertahankan (Yamin &
Kurniawan, 2011).
Berdasarkan hasil pengujian, terdapat 10 indikator yang
dihapus. Indikator yang dihapus pertama kali adalah OR09,
OR11, OR12, TE01, TE02, dan TE10 karena nilai berada
dibawah batas minimal yaitu 0,5 – 0,6 yang dapat dikatakan
cukup (Yamin & Kurniawan, 2011). Lalu saat melakukan
perhitungan kembali, ketika nilai outer loading dikatakan sudah
valid, pada tahap Discriminant Validity nilai cross loading yang
dihasilkan masih tidak sesuai pada baris OR02 dan OR06. Hal
tersebut menyebabkan peneliti harus menghapus kembali
indikator OR02 dan OR06. Selanjutnya, peneliti menemukan
nilai yang tidak sesuai pada nilai fornell-lacker criterion pada
87
nilai Organization yang menyebabkan penghapusan indikator
kembali pada nilai outer loading yang paling rendah yaitu OR03.
Tabel 4. 2 Hasil Outer Loading Awal
AI Environment Organization Technology
AI1 0,861
AI2 0,645
AI3 0,742
EN01 0,888
EN02 0,877
EN03 0,798
EN04 0,770
EN05 0,890
EN06 0,881
EN07 0,781
EN08 0,849
OR01 0,774
OR010 0,677
OR011** 0,412
OR012** 0,345
OR02** 0,799
OR03** 0,828
OR04 0,832
OR05 0,771
OR06** 0,747
OR07 0,673
OR08 0,791
OR09** 0,363
TE01** 0,520
TE010** 0,414
TE011 0,806
TE012** 0,603
TE02** 0,167
TE03 0,808
TE04 0,770
TE05 0,863
TE06 0,798
TE07 0,901
TE08 0,805
TE09 0,660
88
Selanjutnya pada tabel 4.3 menunjukkan hasil outer loading
yang sudah valid. Setelah penghapusan beberapa indikator yang
telah disebutkan diatas, maka nilai outer loading yang tidak
dihapus mengalami perubahan nilai namun tetap pada variabel
yang sama.
Tabel 4. 3 Hasil Outer Loading setelah penghapusan beberapa indikator
AI Environment Organization Technology
AI1 0,857
AI2 0,614
AI3 0,765
EN01 0,887
EN02 0,874
EN03 0,799
EN04 0,772
EN05 0,889
EN06 0,882
EN07 0,783
EN08 0,851
OR01 0,913
OR04 0,872
OR05 0,744
OR07 0,845
OR08 0,742
OR10 0,803
TE03 0,801
TE04 0,818
TE05 0,873
TE06 0,850
TE07 0,921
TE08 0,850
TE09 0,609
TE11 0,767
2. Internal Consistency Reliability
Pada tahap ini, pengujian dilakukan dengan melihat nilai
composite reability. Nilai ambang batas yang digunakan adalah 0,7
89
(Ghozali & Latan, 2015). Pada tabel 4.4 menunjukkan nilai
composite reability yang digunakan telah memenuhi ambang batas
minimal yang ditentukan. Dapat disimpulkan bahwa variabel
tersebut dapat memenuhi syarat untuk digunakan.
Tabel 4. 4 Hasil Composite Reliability
Composite Reliability
AI 0,794
Environment 0,952
Organization 0,926
Technology 0,940
3. Average Variance Extracted
Pengujian pada tahap ini dilakukan dengan melihat nilai Average
Variance Extracted (AVE). Nilai AVE agar menjadi convergent
validity yang baik ditunjukkan dengan nilai minimal 0,5 (Ghozali
& Latan, 2015; Hair et al, 2011). Hasil uji analisis nilai AVE dapat
dilihat pada tabel .. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai
AVE dari semua variabel lebih besar dari 0,5. maka dapat
disimpulkan bahwa nilai AVE dapat diterima dan memenuhi
syarat.
Tabel 4. 5 Hasil nilai Average Variance Extracted (AVE)
Average Variance Extracted (AVE)
AI 0,566
Environment 0,711
Organization 0,676
Technology 0,665
4. Discriminant Validity
90
Pada tahap pengujian Discriminant Validity, dilakukan dengan dua
tahap pemeriksaan nilai cross loading. Tahapan pertama yaitu
melakukan pemerikasaan nilai cross loading dengan
membandingkan kolerasi indikator dengan variabelnya dan
variabel blok lainnya. Nilai antara indikatornya harus lebih besar
dari kolerasi dengan variabel pada blok lainnya (Hair et al, 2011).
Tabel 4.6 menunjukkan nilai cross loading pada penelitian ini.
Tabel 4. 6 Hasil nilai Cross Loading
AI Environment Organization Technology
AI1 0,857 0,584 0,636 0,696
AI2 0,614 0,345 0,302 0,422
AI3 0,765 0,573 0,674 0,535
EN01 0,578 0,887 0,608 0,755
EN02 0,549 0,874 0,542 0,733
EN03 0,564 0,799 0,552 0,566
EN04 0,644 0,772 0,567 0,612
EN05 0,566 0,889 0,589 0,728
EN06 0,647 0,882 0,654 0,741
EN07 0,498 0,783 0,495 0,537
EN08 0,566 0,851 0,603 0,651
OR01 0,703 0,601 0,913 0,693
OR04 0,674 0,727 0,872 0,729
OR05 0,573 0,514 0,744 0,635
OR07 0,635 0,464 0,845 0,616
OR08 0,532 0,647 0,742 0,694
OR10 0,567 0,397 0,803 0,630
TE03 0,496 0,597 0,474 0,801
TE04 0,621 0,629 0,814 0,818
TE05 0,580 0,659 0,549 0,873
TE06 0,661 0,553 0,763 0,850
TE07 0,780 0,791 0,824 0,921
TE08 0,639 0,752 0,814 0,850
TE09 0,495 0,519 0,299 0,609
TE11 0,541 0,638 0,570 0,767
91
Tahapan kedua yaitu memeriksa nilai fornell-lacker
criterion yang dilakukan dengan cara melihat nilai akar dari AVE.
Nilai akar AVE harus lebih besar daripada kolerasi antar konstruk
dengan konstruk lainnya (Hair et al, 2011). Pada tabel 4.7
menunjukkan bahwa nilai akar AVE lebih besar dari kolerasi antar
konstrak dengan konstrak lainnya.
Tabel 4. 7 Hasil nilai Fornell-Lacker Criterion
AI Environment Organization Technology
AI 0,752
Environment 0,685 0,843
Organization 0,750 0,686 0,822
Technology 0,748 0,794 0,812 0,816
Berdarkan pengujian yang telah dilakukan pada analisis
model pengukuran (outer model) didapatkan bahwa empat
pengujian tersebut telah memenuhi standar yang ada. Oleh karena
itu, model yang digunakan telah terbukti telah memenuhi
karakteristik yang baik pada setiap tahap pengujian. Hasil
pengukuran yang telah dilakukan, secara ringkas dapat dilihat pada
tabel 4.8
92
Tabel 4. 8 Ringkasan Hasil Analisis Model Pengukuran
VAR IND OL Cross Loading
AVE CR AI Environment Organization Technology
AI
AI1 0,861 0,857 0,584 0,636 0,696
0,566 0,794 AI2 0,645 0,614 0,345 0,302 0,422
AI3 0,742 0,765 0,573 0,674 0,535
Environment
EN01 0,887 0,578 0,887 0,608 0,755
0,711 0,952
EN02 0,874 0,549 0,874 0,542 0,733
EN03 0,799 0,564 0,799 0,552 0,566
EN04 0,772 0,644 0,772 0,567 0,612
EN05 0,889 0,566 0,889 0,589 0,728
EN06 0,882 0,647 0,882 0,654 0,741
EN07 0,783 0,498 0,783 0,495 0,537
EN08 0,851 0,566 0,851 0,603 0,651
Organization
OR01 0,913 0,703 0,601 0,913 0,693
0,676 0,926
OR02*
OR03*
OR04 0,872 0,674 0,727 0,872 0,729
OR05 0,744 0,573 0,514 0,744 0,635
0R06*
OR07 0,845 0,635 0,464 0,845 0,616
OR08 0,742 0,532 0,647 0,742 0,694
OR09*
OR10 0,803 0,567 0,397 0,803 0,630
OR11*
OR12*
Technology
TE01*
0,665 0,940 TE02*
TE03 0,801 0,496 0,597 0,474 0,801
93
Keterangan:
* : dihapus OL : Outer Loading
VAR : Variabel AVE : Average Variance Extracted
IND : Indikator CR : Composite Relibiality
TE04 0,818 0,621 0,629 0,814 0,818
TE05 0,873 0,580 0,659 0,549 0,873
TE06 0,850 0,661 0,553 0,763 0,850
TE07 0,921 0,780 0,791 0,824 0,921
TE08 0,850 0,639 0,752 0,814 0,850
TE09 0,609 0,495 0,519 0,299 0,609
TE10*
TE11 0,767 0,541 0,638 0,570 0,767
TE12*
94
4.6.2 Interpretasi Hasil Analisis Model Pengukuran (outer model)
Berdasarkan empat pengujian yang telah dilakukan pada analisis
model pengukuran (outer model) terdapat hal yang perlu diperhatikan
sebagai berikut:
1. Pada hasil analisis model pengukuran kepada model penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini sudah dapat dikatakan sesuai
dengan ketentuan yang ada pada setiap tahap pegujian. Setiap
tahapan pun sudah memiliki karakteristik yang baik, maka
pengujian sudah layak untuk dilanjutkan ke tahap selanjutnya
yaitu pengujian model struktural (structural model).
2. Terdapat 10 indikator yang dihapus dalam model penelitian, yaitu
adalah OR09, OR11, OR12, TE01, TE02, dan TE10 karena nilai
outer loading kurang dari 0.5 – 0,6 (Yamin & Kurniawan, 2011).
Lalu OR02 dan OR06 yang memiliki nilai cross loading yang
tidak sesuai, lalu OR03 karena nilai fornell-lacker criterion yang
masih tidak sesuai. Peneliti menganggap jika adanya
penghapusan indikator tersebut disebabkan karena:
a. Pemilihan redaksi pertanyaan pada kuesioner yang masih
belum dipahami responden yang menyebabkan perbedaan
artian.
b. Pengisian kuesioner oleh responden yang tidak
memperhatikan keadaan sebenarnya sehingga responden
salah dalam menjawab pertanyaan.
95
Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya peninjauan kembali dan
melakukan pengembangan lanjutan terkait instrument yang digunakan
pada penelitian ini, terutama pada indikator yang dihapus. Walaupun
peneliti sudah berusaha denga sebaik mungkin, namun masih banyak
hal di lapangan yang diluar kendali peneliti saat pelaksanaannya.
4.7 Analisis Model Struktural
4.7.1 Hasil Analisis Model Struktural
Tahapan pada analisis model struktural terbagi menjadi enam
tahapan. Tahapan-tahapan tersebut adalah pengujian path
coefficient(beta), coefficient of determinant(R2), t-test menggunakan
metode bootstrapping, effect size (f2), predictive relevance (Q2), dan
relative impact (q2). Berikut adalah penjelasan dari setiap pengujian
yang dilakukan:
1. Path Coefficient
Pada tahap ini nilai path coefficient dengan ambang batas 0,1 dapat
dikatakan memiliki pengaruh pada model yang digunakan.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, ada satu jalur yang memiliki
nilai paling kecil yaitu Environment → Organization yaitu 0,111.
Nilai dari path coefficient dapat dilihat pada tabel 4.9 dan gambar
4.4
Tabel 4. 9 Hasil nilai Path Coefficient
Hubungan Antar Variabel (β)
Environment → AI 0.204
Environment → Organization 0.111
Environment → Technology 0.794
Organization → AI 0.396
96
Technology → AI 0.264
Technology → Organization 0.724
Gambar 4. 4 Hasil Path Coefficient
2. Coefficent of Determinant (R2)
Pengujian pada tahap ini dilakukan untuk menggambarkan varian
dari tiap target endogenous variabel yaitu variabel yang dianggap
dipengaruhi oleh variabel yang lain. Menurut Yamin &
Kurniawan (2011) standar pengukuran untuk nilai R2 terbagi
menjadi tiga yaitu 0.67 dikatakan substansial, 0.33 dikatakan
moderat, dan 0.19 dikatakan tingkat variannya lemah.
Tabel 4. 10 Hasil nilai Coefficient of Determinant
R2
AI 0,634
Organization 0,664
97
Technology 0,631
Berdasarkan tabel 4.10 ketiga variabel berada pada
klasifikasi moderat yaitu AI (0,634), Organization (0,664), dan
Technology (0,631) yang berarti Environment menjelaskan
secara moderat 36,6% dari varian AI. Sedangkan Environment
menjelaskan secara moderat 33,6% dari varian Organization dan
Environment menjelaskan secara moderat 36,9% dari varian
Technology.
3. T-test atau T-Statistic
Pengujian pada tahap ini dilakukan dengan menggunakan
metode bootstrapping dengan uji one tailed dimana tingkat
signifikan yang digunakan adalah 5%. Berdasarkan hal tersebut,
maka nilai t-test yang dihasilkan dinyatakan valid jika lebih besar
dari 1.96 (Hair et al, 2017). Dengan melihat tabel 4.11 dan
gambar 4.5 diketahui jika satu hipotesis ditolak yaitu
Environment → Organization dengan nilai 1,284.
Tabel 4. 11 Hasil nilai t-test
Hipotesis T Statistics
Environment → AI 2,585
Environment → Organization 1,284
Environment → Technology 31,162
Organization → AI 3,682
Technology → AI 2,255
Technology → Organization 9,931
98
Gambar 4. 5 Hasil Uji t-test
4. Effect Size (f2)
Dalam pengujian tahap ini dilakukan dengan menghitung nilai
effect size agar dapat memprediksi pengaruh suatu variabel tertentu
terhadap variabel lainnya dalam strukturalmodel. Nilai effect size
yang memiliki batas sekitar 0,02 mengartikan pengaruh kecil, 0,15
mengartikan pengaruh menengah, dan 0,35 mengartikan pengaruh
besar. Sedangkan nilai effect size dibawah 0,02 mengartikan tidak
memiliki pengaruh dalam strukturalmodel (Yamin & Kurniawan,
2011; Hair et al, 2017). Hasil perhitungan nilai effect size dapat
dililhat pada tabel 4.12
99
Tabel 4. 12 Hasil Effect Size
Hipotesis f2 Analisis f2
Hip. Jalur R2-in R2-ex ∑R2
H1a Technology → Organization 0,664 0,479 0,2 Sedang
H1b Technology → AI 0,634 0,627 0,02 Kecil
H2 Organization → AI 0,634 0,578 0,153 Sedang
H3a Environment → Technology 0,634 0 1,71 Besar
H3b Environment→ Organization 0,664 0,659 0,01 Tidak
berpengaruh
H3c Environment → AI 0,634 0,618 0,043 Kecil
Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa hipotesis Environment →
Technology memiliki pengaruh yang besar yaitu 1,71 yang
menunjukkan bahwa hipotesis ini mempunyai pengaruh yang besar
pada struktur model. Sementara Environment → Organization
dengan nilai 0,01 tidak berpengaruh terhadap structural model.
5. Predictive Relevance (Q2)
Pengujian pada tahap ini dilakukan dengan menggunakan
metode blindfolding. Pengujian ini dilakukan agar dapat
memberikan bukti jika variabel tertentu yang digunakan pada suatu
model yang dibuat mempunyai keterkaitan prediktif dengan
variabel yang lain pada model tersebut. Nilai yang dihasilkan
pengujian ini dikatakan valid jika lebih besar dari 0. Hasil
pengujian ini terdapat pada tabel 4.13
Tabel 4. 13 Hasil Predictive Relevance
Q²
AI 0,190
Environment 0,593
Organization 0,522
Technology 0,540
100
6. Relative Impact (q2)
Pengujian ini menggunakan metode blindfolding agar dapat
menghitung nilai q2 yang menunjukkan pengaruh relatif sebuah
keterkaitan antara prediktif sebuah variabel tertentu dengan
variabel yang lain. Ambang batas yang dimiliki nilai q2 adalah
0,02 untuk pengaruh kecil, 0,15 pengaruh menengah, dan 0,35
pengaruh besar (Yamin & Kurniawan, 2011). Hasil nilai q2dapat
dilihat pada tabel 4.14
Tabel 4. 14 Hasil Relative Impact
Hipotesis q2 Analisis q2
Hip. Jalur Q2-in Q2-ex ∑Q2
H1a Technology → Organization 0,407 0,288 0,2 Sedang
H1b Technology → AI 0,328 0,321 0,02 Kecil
H2 Organization → AI 0,328 0,305 0,034 Kecil
H3a Environment → Technology 0,38 0 0,612 Besar
H3b Environment→ Organization 0,407 0,404 0,005 Tidak
berpengaruh
H3c Environment → AI 0,328 0,320 0,02 Kecil
101
Tabel 4. 15 Ringkasan Analisis Struktural Model
Hipotesis (β) t-test R2 f2 Q2 q2 (β) t-test R2 f2 Q2 q2
Hip. Jalur R2-in R2-ex ∑R2 Q2-in Q2-ex ∑Q2
H1a Technology →
Organization 0,724 9,931 0,664 0,664 0,479 0,2 0,407 0,407 0,288 0,2 Sign Diterima s m PR m
H1b Technology → AI 0,264 2,255 0,634 0,634 0,627 0,02 0,328 0,328 0,321 0,02 Sign Diterima s k PR k
H2 Organization →
AI 0,396 3,682 0,634 0,634 0,578 0,153 0,328 0,328 0,305 0,034 Sign Diterima s m PR m
H3a Environment→
Technology 0,794 31,162 0,634 0,634 0 1,71 0,38 0,38 0 0,612 Sign Diterima s b PR b
H3b Environment→
Organization 0,111 1,284 0,664 0,664 0,659 0,01 0,407 0,407 0,404 0,005 Sign Ditolak s tb PR tb
H3c Environment →
AI 0,204 2,585 0,634 0,634 0,618 0,043 0,328 0,328 0,320 0,02 Sign Diterima s k PR k
Keterangan:
Sign : signifikan tb : tidak berpengaruh R2 : Coefficient of Determinant
s : subtansial k : kecil β :path coefficient
m : menengah PR : Predictive Relevance Q2 :Predictive Relevance
b : besar f2 : Effect Size q2 : Relative Impact
102
4.7.2 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Model Struktural
Berdasarkan hasil analisis structural model yang telah dilakukan,
maka selanjutnya akan dijelaskan interpretasi dan diskusi hasil dari
analisis tersebut. Berikut adalah penjelasan hasil analisis structural
model yang telah dilakukan mengikuti pertanyaan dan hipotesis yang
diajukan pada sub bab sebelumnya.
4.7.2.1 Apakah Organization dan Adoption Intention berpengaruh
secara positif terhadap Technology?
H1a : Technology berpengaruh positif terhadap Organization
Berdasarkan hasil analisis structural model yang telah
dilakukan pada pengujian t-test menunjukkan H1a diterima yang
berarti Technology memiliki pengaruh terhadap Organization. Hal
ini didukung oleh nilai path coefficient 0,724 yang berarti hipotesis
yang menghubungkan Technology → Organization memiliki
pengaruh yang signifikan secara positif. Jika melihat nilai f2 dan q2
hipotesis ini memiliki pengaruh yang menengah.
Hasil hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh beberapa penelitian yang menyimpulkan jika Technology
memberikan pengaruh terhadap Organization yang menunjukkan
bahwa penggunaan suatu teknologi dapat memberikan pengaruh
positif untuk organisasi dalam menjalankan pekerjaan mereka (Al-
Qirim, 2007; Cao et al., 2018).
H1b : Technology berpengaruh positif terhadap Adoption
Intention
103
Berdasarkan hasil analisis struktural model pada pengujian t-
test menunjukkan H1b diterima yang berarti Technology memiliki
pengaruh terhadap Adoption Intention. Selain itu, nilai path
coefficient 0,264 menandakan bahwa hipotesis Technology → AI
memiliki hubungan yang signifikan namun memiliki pengaruh
yang kecil jika melihat nilai f2 dan q2. Dengan kata lain, Teknologi
memiliki pengaruh terhadap ukuran seseorang untuk mengadopsi
teknologi tersebut.
Teknologi yang semakin canggih dan mudah untuk digunakan
memiliki pengaruh kepada seseorang atau kelompok untuk
mengadopsi teknologi untuk mempermudah pekerjaan mereka.
Hasil dari hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya (Gibbs & Kraemer, 2004). Peneliti
memperkirakan hal ini terjadi karena GOPAY merupakan mobile
payment pertama yang telah menjangkau UKM untuk melakukan
pembayaran secara mobile. Hal tersebut juga sejalan dengan niat
pemerintah Indonesia yang mendukung untuk menuju era Cashless
Society dan menyarankan UKM untuk menggunakan metode
pembayaran secara mobile. Selain itu, banyak dari UKM yang
tertarik untuk menggunakan GOPAY sebagai metode pembayaran
karena sistem yang digunakan tidak rumit dan mudah dimengerti.
4.7.2.2 Apakah Organization berpengaruh secara positif terhadap
Adoption Intention?
H2 : Organization berpengaruh positif terhadap Adoption
104
Intention
Berdasarkan hasil analisis sturuktural model pada pengujian t-test
menunjukkan H2 diterima yang berarti Organizaton memiliki pengaruh
terhadap AI. Selain itu, nilai path coefficient 0,396 menandakan jika
hipotesis Organization → AI memiliki hubungan yang signifikan dan
memiliki nilai f2 dan q2 yang menengah.
Semakin siap sebuah organisasi dalam menggunakan teknologi
maka semakin tinggi pula niat sebuah organisasi dalam mengadopsi
suatu Teknologi. Begitu pula dengan tindakan Top Management
Support dalam menekankan karyawannya untuk menggunakan
teknologi, maka semakin tinggi niat karyawan dalam menggunakan
teknologi dalam pekerjaannya, serta seringnya pelatihan dan
pendidikan yang diberikan oleh sebuah oragnisasi akan membuat
karyawannya mengerti dan niatnya menggunakan teknologi semakin
tinggi. Hasil dari hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya yang menyimpulkan Organziation memiliki
pengaruh terhadap Adoption Intention (Martins, Tiago, & Popovis,
2014; Rahayu & Day, 2015)
4.7.2.3 Apakah Technology, Adoption Intention, dan Organization
berpengaruh secara positif Environment?
H3a : Environment berpengaruh positif terhadap Technology
Berdasarkan hasil analisis structural model pada pengujian t-test
menunjukkan jika H3a diterima yang berarti Environment memiliki
pengaruh terhadap Technology. Selain itu, nilai path coefficient 0,794
105
menunjukkan bahwa hipotesis Environment → Technology memiliki
hubungan yang signifikan dan nilai f2 dan q2 menunjukkan pengaruh
yang besar.
Semakin tinggi tekanan yang dirasakan suatu organisasi dari para
pesaingnya, maka semakin tinggi usaha organisasi dalam menggunakan
teknologi. Selain itu, penyedia layanan yang baik dan mitra usaha yang
dipercaya membuat organisasi tersebut yakin untuk menggunakan
teknologi yang dirasa dapat menguntungkan. Hasil hipotesis tersebut
sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya yang
menyimpulkan Environment memiliki pengaruh terhadap Technology
(Rahayu & Day, 2015).
H3b : Environment berpengaruh positif terhadap Organization
Berdasarkan hasil analisis struktural model pada pengujian t-test
menunjukkan H3b ditolak yang berarti Environmet tidak memiliki
pengaruh terhadap Organization. Sedangkan nilai path coefficient
0,111 yang berarti jika hipotesis Environment → Organization memiliki
pengaruh yang signifikan. Namun jika melihat nilai f2 dan q2, kedua
nilai tersebut menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh.
Pada UKM, struktur organisasi yang ada masih belum tersusun
dengan sempurna. Hal tersebut yang menyebabkan UKM tidak
memperhatikan faktor-faktor organisasi yang ada. Pada saat di
lapangan, peneliti pun menemukan jika masih kebanyakan UKM lebih
menyenangi pembayaran secara tunai. Oleh karena itu, UKM sebagai
106
organisasi dalam mengatur usahanya tidak mementingkan faktor-faktor
lingkungan seperti tekanan daya saing (Competitive Pressure) dan
dukungan penyedia layanan dan mitra (Trading Partner Support).
Hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya yang menyimpulkan jika Environment tidak memiliki
pengaruh terhadap Organization (Rahayu & Day, 2015; Warsito, 2008).
H3c : Environment berpengaruh positif terhadap Adoption
Intention
Berdasarkan hasil analisis structural model pada pengujian t-test
menunjukkan bahwa H3c diterima yang berarti Environment memiliki
pengaruh terhadap Adoption Intention. Selain itu, nilai path coefficient
0,204 menunjukkan jika jalur Environmet → Adoption Intention
memiliki hubungan yang signifikan dan berdasarkan nilai f2 dan q2
menunjukkan nilai yang kecil.
Semakin tinggi para pesaing menggunakan teknologi, maka niat
suatu organisasi juga semakin tiggi untuk mengadopsi teknologi.
Dukungan dari penyedia layanan dan juga mitra yang meyakinkan
membuat organisasi lebih tinggi mengadopsi sebuah teknologi.
Hipotesis ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya yang menyimpulkan jika Environment memiliki pengaruh
terhadap Adoption Intention (Purwantini & Hakim, 2018).
107
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan terkait evaluasi kesiapan UKM dalam
menggunakan mobile payment GOPAY, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, UKM telah siap
menggunakan GOPAY sebagai metode pembayarannya yang
dipengaruhi oleh faktor Technology-Organization-Environment.
2. Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi niat UKM dalam
menggunakan mobile payment GOPAY adalah Technology
(Teknologi). Selanjutnya diikuti dengan Organization (Organisasi) dan
Environment (Lingkungan).
3. Dari enam hipotesis yang diajukan, satu hipotesis ditolak dan lima
lainnya diterima dengan hubungan yang signifikan positif. Hipotesis
yang ditolak yaitu Environment terhadap Organization. Hal tersebut
disebabkan karena struktur Organisasi yang belum sempurna
menyebabkan faktor organisasi yang ada tidak ditentukan oleh tekanan
daya saing (Competitive Pressure) ataupun pengaruh dari pihak
penyedia layanan dan mitra (Trading Partner Support).
4. Hipotesis yang memiliki pengaruh paling besar adalah Environment
terhadap Technology. Semakin tinggi tingkat tekanan yang dirasakan
dari pesaing serta dukungan dari penyedia layanan dan mitra, maka
108
semakin tinggi pula niat organisasi tersebut untuk menggunakan
teknologi.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, adapun saran yang sekiranya
dapat dipertimbangkan dengan baik untuk penelitian selanjutnya maupun
untuk instansi terkait adalah sebagai berikut:
1. Untuk akademis dan peneliti selanjutnya, khususnya penelitian sejenis
sebaiknya mempertimbangkan dan memperbaiki hal-hal sebagai
berikut:
a. Berdasarkan hasil penelitian khususnya pada pengujian
kuesioner. Sebaiknya dapat meninjau kembali indikator yang
akan digunakan. Masukan dan saran dari para ahli sebaiknya
harus diperhatikan untuk memperkuat indikator agar mengurangi
terjadinya penghapusan indikator. Selain itu penambahan
indikator maupun variabel diperlukan agar penelitian terhadap
sistem dapat didalami dan lebih rinci.
b. Peneliti sebaiknya memperhatikan redaksi kalimat pada
pertanyaan kuesioner agar lebih mudah dipahami oleh
masyarakat umum sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antara
peneliti dan responden.
c. Memperluas populasi dengan mengambil populasi lainnya yang
menggunakan GOPAY pada lingkungan UKM yang lebih luas
lagi, tidak hanya di Jakarta dan Tangerang saja.
109
d. Penggunaan model TOE Framework pada penelitian ini dirasa
masih memiliki kekurangan. Untuk penelitian selanjutnya
diharapkan dapat mengkaji model lebih lanjut dan
mengintegrasikan dengan model lain seperti TAM, DoI, TPB, dan
lain-lain.
2. Bagi pihak GOJEK Indonesia, agar dapat terus mengembangkan dan
menyelesaikan gangguan dalam penerapan mobile payment GOPAY
pada UKM sehingga lebih banyak lagi UKM yang tertarik
menggunakan GOPAY sebagai metode pembayarannya.
3. Bagi UKM yang telah menggunakan mobile payment GOPAY
sebagai metode pembayarannya, agar dapat meningkatkan dan
mempertahankan penggunaan teknologi pada organisasi agar
mendapatkan daya saing yang tinggi serta jaminan dari pihak
penyedia layanan itu sendiri. Karena berdasarkan hasil penelitian,
faktor-faktor pada konteks Technology (Teknologi) mempengaruhi
secara signifikan terhadap penggunaan teknologi.
110
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, W., & Jogiyanto. (2015). Partial Least Square (PLS) Alternatif
Structural Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta:
Andi.
Aboelmaged, M., & Hashem, G. (2018). SC. International Journal of Medical
Informatics. https://doi.org/10.1016/j.ijmedinf.2018.07.009
Adeosun, O., T. H., & Adetunde, I. . (2009). Strategic Application of Information
and Communication Technology of Effective Service Delivery in Banking
Industry. Journal of Social Science, 5(1), 47–51.
Ajzen, I., & Fishbein, M. (1975). Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An
Introduction to Theory and Research. Addison-Wesley, Reading, MA, 129–
385.
Al-Qirim, N. A. . (2007). The Adoption of eCommerce communication and
application technologies in small business in New Zaeland. Electronic
Commerce Research and Application, 6, 62–73.
Alboukrek, K. (2003). Adapting To A New World Of E-Commerce. International
Law Review. Washington.
Alfa, A.A.G, Rachmatin, D., & Agustina, F. (2017). KEPUTUSAN KONSUMEN
DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING PARTIAL LEAST
SQUARE, 2, 59–71.
Alfa, Alodya Ann Gita. (2017). Tutorial Menganalisa Dengan SmartPLS, 21–37.
Amaroso, D. ., & Gardner, C. (2004). development of an Instrument to Measure
the Acceptance of Internet Technology by Consumer. In Proceedings of the
37th Hawaii International Conference on System Science.
Apulu, I., & Latham, A. (2011). Driver for Information and Communication
Technology Adoption: A Case Study of Nigerian Small and Medium Sized
Enterprised. International Journal of Business Management, Vol. 6.
Awa, H. O., Ukoha, O., & Emecheta, B. C. (2016). Using T-O-E theoretical
framework to study the adoption of ERP solution, 1–23.
https://doi.org/10.1080/23311975.2016.1196571
Ayol, K., & Ukpere, W. I. (2010). Design of a secure unified e-payment system in
Nigeria: A case study. Cape Penisula University of Technology.
Azwar, S. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bitjoli, B. E., Rindengan, Y. D. Y., Karouw, S. D. S., Informatika, T., Sam, U.,
Manado, R., … Bahu, U. (2017). ANALISA KESIAPAN KOTA CERDAS (
STUDI KASUS : PEMERINTAH KOTA MANADO ), 12(1).
Bosch-rekveldt, M., Jongkind, Y., Mooi, H., Bakker, H., & Verbraeck, A. (2011).
Grasping project complexity in large engineering projects : The TOE (
Technical , Organizational and Environmental ) framework. JPMA, 29(6),
111
728–739. https://doi.org/10.1016/j.ijproman.2010.07.008
BPS. (2011). Berita Resmi Statistik UKM. Retrieved March 11, 2019, from
www.bps.go.id
Bradford, M., Earp, J. B., & Grabski, S. (2014). International Journal of
Accounting Information Systems Centralized end-to-end identity and access
management and ERP systems : A multi-case analysis using the Technology
Organization Environment framework. International Journal of Accounting
Information Systems, 2922. https://doi.org/10.1016/j.accinf.2014.01.003
Budiaji, W. (2013). LIKERT ( The Measurement Scale and The Number of
Responses in Likert Scale ), 2(2), 127–133.
Cao, Q., Jones, D. R., & Sheng, H. (2018). Information & Management Contained
nomadic information environments : Technology , organization , and
environment influences on adoption of hospital RFID patient tracking.
Information & Management, 51(2), 225–239.
https://doi.org/10.1016/j.im.2013.11.007
Chin, W. W. (1998). The Partial Least Square Aproach to Structural equation
Modeling. Modern Metodhs for Business Research, 295, 336.
Davis, F. . (1989). Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User
Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, 13(5), 319–339.
Dell. (2015). Structural Equation Modelling. Retrieved March 11, 2019, from
www.statsoft.com/textbook/structural-equation-modelling
Dewi, Y. (2006). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Edy, S., Triyani, D., & Prapti, R. R. L. (2018). PROGRAM KEMITRAAN
MASYARAKAT DALAM TEKNOLOGI DAN INOVASI PRODUK
UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN UMKM. Majalah Ilmiah,
16(2), 1–203.
Eka, R. (2018). Tren Perkembangan “Mobile Payment” di Indonesia.
Eriyanto. (2007). Teknik Sampling Analisis Opini Public. Yogyakarta: LKis
Pelangi Aksara.
Erlangga, M. (2014). Pemanfaatan Teknologi Dalam Membantu Perkembangan
UKM di Indonesia. Retrieved from dailysocial.id/post/pemanfaatan-
teknologi-dalam-membantu-perkembangan-ukm-di-indonesia
Fardani, A., & Surendro, K. (2011). Strategi Adopsi Teknologi Informasi Berbasis
Cloud Computing. Symposium A Quarterly Journal In Modern Foreign
Literatures, 2011(Snati), 17–18.
Fuady, M. (2005). Hukum Kontrak Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis. Bandung:
PT Citra Aditya Bakti.
Gagné, M., & Deci, E. L. (2005). Self-Determination Theory and Work
Motivation. Journal of Organizational Behavior, 26, 331–362.
112
Gangwar, H., & Date, H. (2015). Understanding determinants of cloud computing
adoption using an integrated TAM-TOE model Journal of Enterprise
Information Management Article information :, (February).
https://doi.org/10.1108/JEIM-08-2013-0065
Ghozali, D. H. I., & Latan, H. (2015). Partial Least Squares Konsep, Teknik, dan
Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 3.0 Untuk Peneltian Empiris
(Edisi 2). Semarang: Universitas Diponegoro Semarang.
Gibbs, J. L., & Kraemer, K. (2004). A Cross-Country Investigation of the
Determinants of Scope of E-commerce Use : An Institutional Approach.
GO-PAY dan BNI Dukung Pengembangan UMKM Melalui Penyaluran KUR
untuk Mitra GO-FOOD. (2018).
Gutriansyah, R. (2015). Dampak Variabel Usability Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Website E-Commerce B2C. Jurnal Manajemen Pemasara,
II, 1–7.
Hair, J. ., Hult, G. T. ., Ringle, C. ., & Sarstedt, M. (2017). A Primer on Partial
Least Suares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) (2nd Editio). USA:
SAGE Publication.
Handisa, R. H. (2017). EVALUASI TINGKAT KESIAPAN ORGANISASI
DALAM RANGKA PRESERVASI DIGITAL. KHIZANAH AL-HIKMAH,
5(2), 176–186. https://doi.org/DOI: https://doi.org/10.24252/kah.v5i2a5
Hermana, Budi, Farida, & Adrianti, R. (2007). Model Adopsi Internet pada Kaum
Ibu: Pengembangan dan Pengujian Instrumen Penelitian. In Proseding
Seminar Nasional Teknologi, Yogyakarta, 24 Nopember.
Hermawan, A. (2012). Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Hossain, M., & Quaddus, M. (2011). The adoption and continued usage intention
of RFID: An integrated framework. Information Technology & People, 24,
236–256.
HOTI, E. (2016). The technological, organizational and environmental framework
of IS innovation adaption in small and medium enterprises. Evidence from
research over the last 10 years. International Journal of Business and
Management, III(4), 1–14. https://doi.org/10.20472/bm.2015.3.4.001
Huang, C., Yen, S. ., Liu, C. ., & Chang, T. . (2014). The Relationship Among
Brand Equity, Customer Satisfaction, and Brand Resonance to Repurchase
Intention of Cultural and Creative Industry inTaiwan. The International
Journal of Organizational Innovation, 6(3), 106–120.
Hussein, A. S. (2015). Penelitian Bisnis dan Manajemen Menggunakan Partial
Least Squares ( PLS ) dengan smartPLS 3 . 0.
Igbaria, M., Zinatelli, N., Cragg, P., & Cavaye, L. . (1997). Personal Computing
Acceptance Factors in Small Firms: A Structural Equation Model. MIS
Quarterly, 21(3), 279–302.
113
Indonesia, B. (2008). Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang.
Indrawan, R., & Yaniawati, P. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan. Bandung:
Refika Aditama.
InfrasoftTech. (2016). QRys CODE PAYMENT SOLUTION. Retrieved from
www.infrasofttech.com/payment-solutions/QRys
Irfan, A., & Santosa, P. I. (2015). Adopsi cloud computing pada ukm di indonesia,
6–8.
Karnouskos, S., & Fokus, F. (2004). Mobile Payment: a Journey Through
Existing Procedures and Standardization Initiatives. IEEE Communication
Surveys and Tutorials, 6(4), 44–66.
Kemenperin. (2019). Digitalisasi Solusi Memacu Daya Ekspor UKM. Retrieved
from https://www.kemenperin.go.id
Khristianto, W. (2012). Penggunaan Teknologi Informasi di Usaha Kecil dan
Menengah (Studi Pada Usaha Kecil Menengah di Wilayah Gedong Meneng).
Seminar Hasil-Hasil Penelitian d an Peng Abdian Kepad a Masyarakat-
Dies Natalis FISIP Unila Tahun 2012, (March), 282–293.
Kwong, K., & Wong, K. (2013). Partial Least Squares Structural Equation
Modeling (PLS-SEM) Techniques Using SmartPLS. Marketing Bulletin, 24.
Lee, Y., Kozar, K. ., & Larsenm, K. (2003). The Technology Acceptance Model :
Past, Present, and Future, Communications of the Association for
Information Systems. AIS Electronic Library, 752–780.
Likert, R. (1932). A Technique for the Measurement of Attitudes. Archives of
Pshycology.
Lin, H. (2013). Technological Forecasting & Social Change Understanding the
determinants of electronic supply chain management system adoption : Using
the technology – organization – environment framework. Technological
Forecasting & Social Change. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2013.09.001
Luthfihadi, M., & Dewanto, W. (2013). Technology Acceptance of E-commerce
in Indonesia. International Journal of Engineering Innovation and
Management, 3, 9–18.
MacGregor, R., & Vrazalic, L. (2005). A Basic Model of Electronic Commerce
Adoption Barriers: A Study of Regional Small Businesses In Sweden and
Australia. Journal of Small Business and Enterprise Development, 12(4),
510–527.
Martins, C., Tiago, O., & Popovis, A. (2014). Understanding the Internet Banking
Adoption. International Journal of Information Management, 34, 1–13.
Mndzebele, N. (2013). The Effect of Relative Advantage, Compability, and
Complexity in the Adoption of EC in the Hotel Industry. Journal of
Computer and Communication Engineering, 2 (4).
114
Monecke, A., & Leisch, F. (2012). SEM PLS: Structural Equation Modeling
Using Partial Least Square. Journal of Statistic Software.
Ngah, A., Zainuddin, Y., & Thurasamy, R. (2017). Applying the TOE Framework
i the Halal Warehouse adoption study. Journal of Islamic Accounting and
Business Research, 8 (2), 161–181.
https://doi.org/https://doi.org.10.1108/JIABR-04-2014-0014
Nguyen, T. D., & Huynh, P. A. (2018). The Roles of Perceived Risk and Trust on
E-Payment Adoption The Roles of Perceived Risk and Trust on E – Payment
Adoption, (December 2017). https://doi.org/10.1007/978-3-319-73150-6
Niranjanamurthy, M. (2013). Advantages and Disadvantages of M-Commerce.
Analysis of E-Commerce and M-Commerce: Advantages, Limitations and
Security Issues, 2(6), 8.
Nugrahani, D. S. (2011). E-Commerce Untuk Pemasaran Produk Usaha Kecil Dan
Menengah No 1. SEGMEN Jurnal Manajemen Dan Bisnis.
OJK. (2019). Penyelenggaraan Fintech Terdaftar dan Berizin di OJK per 31 Mei
2019. Retrieved from www.ojk.go.id
Oktaviani, R. F. (2017). Peran Kemajuan Teknologi Ecommerce Untuk
Percepatan Keberhasilan Kinerja Dengan Penerapan Strategi Pemasaran
UKM, 6(2), 176–195.
Polkowski, Z. (2018). E-payment Online Payment Systems, (December 2013).
Pratama, I. P. B. (2015). E-Commerce, E-Business, dan Mobile Commerce: Teori
dan Praktek. Bandung: Informatika Bandung.
Purwantini, & Hakim, A. (2018). ANTESEDEN DAN KONSEKUEN
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL BAGI UMKM : ANALISIS
PERSPEKTIF ORGANISASI, (September), 12–23.
Qutni, D. (2012). Terminology E-Commerce. Bandung: Gramedia Pustaka Utama.
Rahayu, R., & Day, J. (2015). Determinant Factors of E Commerce Adoption
SMEs in Developing Country: Evidence from Indonesia. Procedia- Social
and Behavioural Science, 195, 145–150.
https://doi.org/10.1016fj.sbspro.2015.06.423
Rogers, E. M. (2003a). Diffusion of Innovation (5th Editio). New York: Free
Press.
Rogers, E. M. (2003b). Diffusion of Innovations (5th Editio). New York: Free
Press.
Sahin, I. (2006). Detailed review of rogers’ diffusion innovations theory and
educational technology-related studies based on rogers’ theory. The Turkish
Online Journal of Educational Technology, 5(2), 14–22.
Salamah, I., & Kusumanto, R. (2017). Faktor - Faktor Pemanfaatan Teknologi
Informasi. Rekayasa Sistem Dan Teknologi Informasi, 1(3), 177–182.
115
Salwani, Ramdani, B., Kawalek, P., & Lorenzo, O. (2009). Predicting SMEs
adoption of enterprise systems. Journal of Enterprise Information
Management, 22(2), 10–24. https://doi.org/10.1108/17410390910922796
Sani, A., & Subiyakto, A. (2018). Model Kesiapan dan Adopsi Teknologi
Informasi diantara Usaha Kecil Menengah ( UKM ) Indonesia, (000119314).
Sani, A., Subiyakto, A., & Wiliani, N. (2019). Combining Statistical and
Interpretative Analyses for Testing Readiness and IT Adoption
Questionnaire, (May). https://doi.org/10.4108/eai.27-4-2019.2286808
Sarwono, J., & Narimawati, U. (2015). Membuat Skripsi, Tesis, dan Disertasi
dengan Partial Least Square SEM (PLS-SEM). Yogyakarta: Andi.
Setiobudi, A., & Wiradinata, T. (2018). Intensi Ukm Dalam Adopsi Financial
Technology di Jawa Timur, (2622), 5–6.
Setyadi, Rahman, & Subiyakto, A. (2019). Assessing the Information Technology
Governance Trust Using Readiness And Usability Models : A Model
Development Study, (May). https://doi.org/10.1109/ICICTR.2018.8706852
Siau, Keng, N., & Fui-hoon, F. (2004). The Value of Mobile Commerce to
Customers, 65–69.
Simarta, J. (2006). Aplikasi Mobile Commerce menggunakan PHP dan MySQL.
Yogyakarta: Andi.
smescoindonesia.com. (2019). UKM. Retrieved March 11, 2019, from
www.smescoindonesia.com
Subiyakto, A, Hidayah, N. A., Gusti, G., & Hikami, M. A. (2019). Readiness and
Success of Ubiquitous Learning in Indonesia : Perspectives from Readiness
and Success of Ubiquitous Learning in Indonesia : Perspectives from the
Implementation of a Pilot Project, (February).
https://doi.org/10.3390/info10020079
Subiyakto, Aang, Ahlan, A. ., Kartiwi, M., & Putra, S. (2015). Measurement of
the information system project success of the higher education institutions in
Indonesia : A pilot study. International Journal of Business Information
Systems, 2(23). https://doi.org/https://doi.org/10.1504/IJBIS.2016.078908
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Sukandarrumidi. (2006). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pers UGM.
Suryani, & Hendriyadi. (2016). Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi pada
Penelitian Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana.
Syarifah, A. H. (2017). Pengaruh Adopsi Teknologi Informasi Pada Peningkatan
Daya Saing Usaha Kecil Dan Menengah ( Studi Pada UKM Di Wilayah
Daerah Istimewa Yogyakarta ), 8(2), 181–199.
Tan, K., Chong, S., Lin, B., & Eze, U. (2009). Internet-Based ICT Adoption:
116
Evidence From Malaysian SMEs. Industrial Management & Data System,
109 (2), 224–244.
Tatang, A. (2011). Populasi dan Sampel Penelitian: Ukuran Sampel Rumus
Slovin. 2011.
TechinAsia. (2019). Perkembangan Mobile Wallet di Indonesia. Jakarta.
Retrieved from https://id.techinasia.com
Tornatzky, L. ., & Fleischer, M. (1990). The Process of Technological Innovation.
Lexington, MA: Lexington Books.
Triyono. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Ombak.
Tsou, H., & Hsu, S. H. (2015). International Journal of Information Management
Performance effects of technology – organization – environment openness ,
service co-production , and digital-resource readiness : The case of the IT
industry. International Journal of Information Management, 35(1), 1–14.
https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2014.09.001
Untoro, Trenggana, R. A., & Dewi, K. (2013). PEMETAAN PRODUK DAN
RISIKO PEMBAYARAN BERGERAK ( MOBILE PAYMENT ) DALAM
SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA. Jakarta: Bank Indonesia.
Venkatesh. (2003). User Acceptance of Information Technology : Toward a
Unified View. MIS Quarterly, 27(3).
Vinitha, K., & Vasantha, S. (2018). Factors Influencing Consumer ’ s Intention to
Adopt Digital Payment - Conceptual Model, (November 2017).
Vinzi, V. (2010). Handbook of Partial Least Square. Berlin: Springer.
Wahid, F., & Iswari, L. (2007). Adopsi Teknologi Informasi oleh Usaha Kecil dan
Menengah di Indonesia. Seminar, 2007(Snati), 75–79.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1016/S0165-0327%2800%2900321-9
Wang, Y., & Yang, Y. (2010). Understanding the determinants of RFID adoption
in the manufacturing industry. Technology Forecasting & Social Change, 77
(5), 803–815.
Wang, Yi-shun, Li, H., Li, C., & Zhang, D. (2016). Factors affecting hotels ’
adoption of mobile reservation systems : A technology-organization-
environment framework. Tourism Management, 53, 163–172.
https://doi.org/10.1016/j.tourman.2015.09.021
Waryanto. (2010). Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance (GCG)
Terhadap Luar Pengungkapan Corporate Social Responsility di Indonesia.
Universitas Diponegoro.
Wen, K., & Chen, Y. (2010). E-business value creation in SMEs: A US study
using the TOE framework. Intenational Journal of Electronic Business, 25,
1–10.
Wu, I., & Chen, J. (2014). Technological Forecasting & Social Change A stage-
117
based diffusion of IT innovation and the BSC performance impact : A
moderator of technology – organization – environment. Technological
Forecasting & Social Change, 88, 76–90.
https://doi.org/10.1016/j.techfore.2014.06.015
Yamin, S., & Kurniawan, H. (2011). Generasi Baru Mengelola Data Penelitian
dengan Partial Least Square Path Modeling: Aplikasi dengan Software
XLSTAT, SmartPLS, dan Visual PLS. (Edisi 1). Jakarta: Salemba Infotek.
Yang, S. et al. (2012). Mobile Payment services adoption across time: An
empirical study of the effect of behavioral beliefs, social influences, and
personal traits. Computer in Human Behavior, 29(8), 2027–2049.
Yoon, T., & George, J. (2013). why aren’t organizations adopting virtual worlds?
Computers in Human Behavior.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1016/j.chb.2012.12.003
Yuniarto, D., Subiyakto, A., Binti, A., Rohman, A., & Marliana, R. R. (2019).
Assessment of Readiness and Usability of Information Systems Use,
(September). https://doi.org/10.15575/join.v4i1.256
Zhu, K., & Kraemer, K. . (2005). Post-Adoption Variations in Usage and Value of
E Business by Organizations: Cross-Country Evidence from the Retail
Industry. Information Systems Research, 16(1), 61–84.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: KUESIONER PENELITIAN
Assalamualaikum wr.wb. – Salam Sejahtera
Perkenalkan nama saya Restriana Hadi Oktalasa, mahasiswa Program Studi Sistem Informasi,
Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya sedang melakukan penelitian
terkait Kesiapan Penggunaan Mobile Payment GOPAY Pada UKM. Penelitian ini bertujuan
untuk mengukur kesiapan UKM dalam menggunakan GOPAY sebagai metode pembayarannya.
Untuk itu saya memohon kesediaan kepada Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner berikut.
Petunjuk pengisian kuesioner
1. Mohon diberi tanda silang (x) pada kolom jawaban Bapak/Ibu yang dianggap paling sesuai.
2. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban
3. Mohon untuk Bapak/Ibu memberikan jawaban yang sebenarnya
4. Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu
A. Profil Responden
Jawablah dengan mengisi data diri atau memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang
tersedia
1. Jenis Kelamin : □ Pria □ Wanita
2. Usia : □ ≥ 20 tahun
□ 21-30 tahun
□ 31-40 tahun
□ ≥ 41 tahun
3. Pendapatan per bulan : □ ≤ Rp. 1.000.000
□ Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000
□ Rp. 3.000.000 – Rp. 6.000.000
□ ≥ Rp. 6.000.000
4. Wilayah Usaha : □ Jakarta Pusat
□ Jakarta Barat
□ Jakarta Selatan
□ Jakarta Utara
□ Jakarta Timur
□ Tangerang Selatan
□ Kota Tangerang
B. Pertanyaan Umum
1. Sudah berapa lamakah anda menggunakan internet?
□ ≤ 1 tahun □ 1-4 tahun □ 5-8 tahun □ ≥ 8 tahun
2. Apakah anda sudah menggunakan GOPAY sebagai mobile payment (metode
pembayaran berbasis seluler)?
□ Sudah □ Belum
3. Sudah berapa lama menggunakan GOPAY sebagai metode pembayaran?
□ < 1 bulan □ 2 – 5 bulan □ 6 – 12 bulan □ > 12 bulan
4. Apakah anda sudah siap untuk menerima penerapan GOPAY sebagai metode
pembayaran pada usaha anda?
□ sangat siap □ tidak siap
□ siap □ sangat tidak siap
□ cukup siap
C. Pertanyaan Penelitian
Jawablah dengan memberikan tanda silang (x) pada jawaban yang tersedia. Pilihan jawaban
terdiri dari tujuh pilihan yaitu:
Jawaban Singkatan Nilai
STS Sangat Tidak Setuju 1
TS Tidak Setuju 2
ATS Agak Tidak Setuju 3
N Netral 4
AS Agak Setuju 5
S Setuju 6
SS Sangat Setuju 7
No Pertanyaan STS TS ATS N AS S SS Relative Advantage
1. Saya merasa pembayaran dengan
GOPAY tidak perlu keahlian
khusus
2. Dengan GOPAY, saya tidak
perlu memelihara sistem
pembayaran yang dilakukan secara
digital
3. Dengan GOPAY, saya merasa
usaha saya dapat memudahkan
konsumen untuk melakukan
pembayaran
4. Usaha saya mengalami
peningkatan dengan penggunaan
GOPAY sebagai metode
pembayaran
Compability
5. Saya tidak merasa kesulitan dalam
melayani pembeli yang membayar
menggunakan GOPAY
6. Saya merasa bahwa GOPAY
adalah metode pembayaran yang
cocok dengan usaha saya
7. Saya merasa bahwa GOPAY
konsisten dengan usaha yang saya
miliki
8. Saya merasa bahwa GOPAY
tidak merubah aturan yang sudah
saya tetapkan pada usaha saya
Complexity
9. Saya merasa GOPAY mudah
untuk digunakan
10. Saya tidak menemukan kesulitan
dalam menggunakan GOPAY
11. Saya merasa GOPAY membuat
saya kesulitan untuk melakukan
transaksi
12. Saya sangat mengerti sistem
pembayaran dengan menggunakan
GOPAY
Organizational Competency
13. Usaha saya sangat
memprioritaskan GOPAY
sebagai metode pembayaran
14. GOPAY membuat usaha saya
mudah beradaptasi dengan keadaan
sekitar
15. Jika saya kesulitan menggunakan
GOPAY, pegawai lain dapat
mengajarkan saya
16. Pemilik Usaha selalu menyarankan
untuk menggunakan GOPAY
agar lebih baik dalam melayani
Top Management Support
17. Saya merasa, Pemilik usaha selalu
berbagi informasi mengenai usaha
yang sedang berjalan
18. Pemilik usaha adalah pemimpin
yang kuat dan dapat memajukan
usaha kami
19. Pemilik usaha mengajarkan bahwa
GOPAY adalah metode
pembayaran yang harus digunakan
20. Pemilik Usaha dapat mengatasi
resiko yang terjadi dalam
menggunakan GOPAY
Training and Education
21. Saya akan mengerti sistem
pembayaran dengan GOPAY jika
diadakan pelatihan dan
pembelajaran tentang GOPAY
secara berkala
22. Di tempat saya bekerja, saya
diberikan pelatihan dan
pembelajaran untuk menggunakan
GOPAY
23. Dengan adanya pelatihan dan
pembelajaran dalam menggunakan
GOPAY membuat saya lebih
memahami metode pembayaran ini
24. Dengan pelatihan dan
pembelajaran dalam menggunakan
GOPAY meningkatkan
kepercayaan diri saya dalam
melayani pembeli menggunakan
GOPAY
Competitive Pressure
25. Dengan menggunakan GOPAY,
usaha saya memiliki daya saing
yang kuat
26. Dengan menggunakan GOPAY,
usaha saya memiliki nilai lebih
27. Dengan menggunakan GOPAY,
usaha saya lebih disenangi
ketimbang metode pembayaran
tunai
28. Dengan menggunakan GOPAY,
usaha saya lebih disenangi
daripada mobile payment yang
lainnya
Trading Partner Support
29. Pihak GOPAY (Gojek) telah
memastikan bahwa GOPAY
adalah sistem pembayaran yang
telah teruji
30. Pihak GOPAY (Gojek) telah
memastikan bahwa GOPAY
adalah sistem pebayaran yang
aman
31. Pihak GOPAY (Gojek) telah
memastikan bahwa dengan
menggunakan GOPAY, usaha
saya telah memiliki jaminan dari
pemerintah
32. Saya yakin dengan menggunakan
GOPAY usaha saya sudah
terjamin dari berbagai pihak yang
bekerja sama dengan GOPAY
Adoption Intention
33. Secara Keseluruhan, saya berminat
untuk menggunakan GOPAY
sebagai metode pembayaran pada
usaha saya
34. Saya tertarik terhadap
perkembangan teknologi seperti
GOPAY untuk metode
pembayaran yang lebih efektif dan
efisien pada usaha saya
35. Saya mau menawarkan rekan usaha
saya untuk menggunakan
GOPAY sebagai metode
pembayaran
LAMPIRAN 2: DATA RESPONDEN
TE OR EN AI
5 5 5 5 6 6 6 6 7 7 7 7 6 6 6 6 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 6 7
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 3 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 6 6 6 6 7 6 4
6 2 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 2 6 6 6 6 6 2 6 6 6 6 6 6 6 6 2 6 2 2 4 2 5 6
3 5 6 4 6 6 4 3 6 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
7 6 6 3 4 3 4 1 7 4 6 6 1 6 6 4 5 6 3 3 7 3 7 7 5 7 3 7 4 4 4 4 1 6 4
5 5 6 4 5 4 3 4 6 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 6 5 5 4 5 4
7 4 5 4 6 4 4 5 6 6 6 7 2 7 6 4 4 6 3 6 7 3 6 6 7 7 7 4 7 6 6 6 4 5 5
3 3 6 7 7 4 6 5 6 6 4 6 4 7 6 4 7 7 4 6 7 4 6 4 7 7 4 4 7 7 3 3 2 6 6
6 6 6 4 5 2 6 6 6 4 6 6 1 6 7 2 6 7 2 2 6 6 6 6 6 6 4 6 7 7 7 7 4 5 4
5 6 6 4 6 5 4 4 6 6 5 3 4 6 4 4 4 4 4 4 6 4 6 6 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
7 4 6 3 6 5 6 7 7 7 7 2 4 6 7 3 7 2 6 4 5 5 6 6 6 3 3 6 6 6 6 6 5 5 6
6 4 6 3 6 5 4 5 6 6 6 6 3 6 6 6 6 4 4 4 6 6 6 6 2 5 3 3 6 6 4 3 5 5 6
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 5 5 6
6 2 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 3 5 6 6 5 3 6 3 3 6 6 6 6 6 4 4 6 6 5 6 5 4 4
6 6 6 5 6 4 4 4 6 4 6 4 6 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
7 4 6 3 6 5 6 7 7 7 7 2 4 6 7 3 7 2 6 4 5 5 6 6 6 3 3 6 6 6 6 6 5 4 6
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
7 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 4 7
7 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 6 4 6 6 4 4 7 7 6 6 7 7 6 4 6 6 4 7 7 6 6 7 6 4
5 6 6 5 5 5 6 5 6 5 5 5 5 6 6 6 5 6 5 5 6 5 5 6 6 6 7 6 5 6 6 6 5 6 6
6 7 5 4 3 4 5 5 5 6 7 7 6 5 6 5 5 6 5 5 6 6 6 7 6 5 6 6 5 5 5 6 5 4 6
6 2 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 3 5 6 6 5 3 6 3 3 6 6 6 6 6 4 4 6 6 5 6 5 4 4
5 5 4 5 7 6 6 7 6 4 7 6 7 7 7 7 6 6 7 4 7 6 6 7 7 3 6 4 5 5 2 4 7 6 7
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 4 6
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
6 6 6 2 6 6 6 6 6 6 6 6 3 4 6 3 4 4 4 4 5 1 1 1 6 6 6 6 6 6 1 6 5 4 6
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 6 5 6 6 4 5 6 6 6 6 2 6 6 2 6 6 2 2 3 4 4 4 5 6 6 4 4 4 4 4 5 4 5
5 6 6 5 5 5 6 5 6 5 5 5 5 6 6 6 5 6 5 5 6 5 5 6 6 6 7 6 5 6 6 6 5 6 6
5 6 6 5 5 5 6 5 6 5 5 5 5 6 6 6 5 6 5 5 6 5 5 6 6 6 7 6 5 6 6 6 5 6 6
4 3 2 5 3 4 3 6 3 2 5 2 4 5 3 3 5 2 5 6 3 6 6 3 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4
4 3 2 5 3 4 3 6 3 2 5 2 4 5 3 3 5 2 5 6 3 6 6 3 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4
4 3 2 5 3 4 3 6 3 2 5 2 4 5 3 3 5 2 5 6 3 6 6 3 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4
4 3 2 5 3 4 3 6 3 2 5 2 4 5 3 3 5 2 5 6 3 6 6 3 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4
4 3 2 5 3 4 3 6 3 2 5 2 4 5 3 3 5 2 5 6 3 6 6 3 3 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4
7 7 6 5 5 4 4 5 6 5 7 7 4 4 6 4 4 4 5 5 7 5 6 7 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5
6 6 5 5 5 6 5 6 5 5 5 5 6 6 6 5 6 5 5 6 5 5 6 6 6 7 6 5 6 6 6 6 7 4 6
5 5 5 5 6 6 6 6 7 7 7 7 6 6 6 6 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 6 7
5 5 5 5 6 6 6 6 7 7 7 7 6 6 6 6 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 6 7
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 3 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 6 6 6 6 7 6 4
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 3 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 6 6 6 6 7 6 4
7 7 6 5 5 4 4 5 6 5 7 7 4 4 6 4 4 4 5 5 7 5 6 7 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5
3 3 6 7 7 4 6 5 6 6 4 6 4 7 6 4 7 7 4 6 7 4 6 4 7 7 4 4 7 7 3 3 5 6 6
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 3 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 6 6 6 6 7 6 4
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 3 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 6 6 6 6 7 6 4
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 3 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 6 6 6 6 7 6 4
3 3 6 7 7 4 6 5 6 6 4 6 4 7 6 4 7 7 4 6 7 4 6 4 7 7 4 4 7 7 3 3 5 6 6
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 5 4 6
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 5 4 6
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 5 4 6
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 6 4 6
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 6 4 6
5 5 5 5 6 6 6 6 7 7 7 7 6 6 6 6 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7
7 4 5 4 6 4 4 5 6 6 6 7 2 7 6 4 4 6 3 6 7 3 6 6 7 7 7 4 7 6 6 6 4 4 5
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 3 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 6 6 6 6 7 7 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4
7 6 6 3 4 3 4 1 7 4 6 6 1 6 6 4 5 6 3 3 7 3 7 7 5 7 3 7 4 4 4 4 1 7 4
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 3 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 6 6 6 6 7 7 4
7 4 5 4 6 4 4 5 6 6 6 7 2 7 6 4 4 6 3 6 7 3 6 6 7 7 7 4 7 6 6 6 4 4 5
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 3 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 6 6 6 6 7 7 4
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 3 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 6 6 6 6 7 7 4
3 5 6 4 6 6 4 3 6 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
7 4 5 4 6 4 4 5 6 6 6 7 2 7 6 4 4 6 3 6 7 3 6 6 7 7 7 4 7 6 6 6 4 4 5
3 5 6 4 6 6 4 3 6 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
3 5 6 4 6 6 4 3 6 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
7 4 5 4 6 4 4 5 6 6 6 7 2 7 6 4 4 6 3 6 7 3 6 6 7 7 7 4 7 6 6 6 4 4 5
7 4 5 4 6 4 4 5 6 6 6 7 2 7 6 4 4 6 3 6 7 3 6 6 7 7 7 4 7 6 6 6 4 4 5
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
3 5 6 4 6 6 4 3 6 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
7 4 5 4 6 4 4 5 6 6 6 7 2 7 6 4 4 6 3 6 7 3 6 6 7 7 7 4 7 6 6 6 4 4 5
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 4 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 4 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 5 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
3 5 6 4 6 6 4 3 6 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
3 5 6 4 6 6 4 3 6 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
7 4 5 4 6 4 4 5 6 6 6 7 2 7 6 4 4 6 3 6 7 3 6 6 7 7 7 4 7 6 6 6 4 4 5
3 5 6 4 6 6 4 3 6 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
3 5 6 4 6 6 4 3 6 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
7 4 5 4 6 4 4 5 6 6 6 7 2 7 6 4 4 6 3 6 7 3 6 6 7 7 7 4 7 6 6 6 4 4 5
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 3 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 6 6 6 6 7 7 4
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 3 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 6 6 6 6 7 7 4
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 3 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 6 6 6 6 7 7 4
5 5 6 4 5 4 3 4 6 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 6 5 5 4 5 4
5 5 6 4 5 4 3 4 6 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 6 5 5 4 5 4
5 5 6 4 5 4 3 4 6 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 6 5 5 4 5 4
5 5 6 4 5 4 3 4 6 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 6 5 5 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
7 4 5 4 6 4 4 5 6 6 6 7 2 7 6 4 4 6 3 6 7 3 6 6 7 7 7 4 7 6 6 6 4 4 5
3 3 6 7 7 4 6 5 6 6 4 6 4 7 6 4 7 7 4 6 7 4 6 4 7 7 4 4 7 7 3 3 2 7 6
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
7 4 5 4 6 4 4 5 6 6 6 7 2 7 6 4 4 6 3 6 7 3 6 6 7 7 7 4 7 6 6 6 4 4 5
3 3 6 7 7 4 6 5 6 6 4 6 4 7 6 4 7 7 4 6 7 4 6 4 7 7 4 4 7 7 3 3 2 7 6
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
3 3 6 7 7 4 6 5 6 6 4 6 4 7 6 4 7 7 4 6 7 4 6 4 7 7 4 4 7 7 3 3 6 7 6
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 6 5 6
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 6 5 6
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 6 5 6
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 6 5 6
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 6 5 6
5 5 5 5 6 6 6 6 7 7 7 7 6 6 6 6 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7
3 5 6 4 6 6 4 3 6 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
3 5 6 4 6 6 4 3 6 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
5 5 5 5 6 6 6 6 7 7 7 7 6 6 6 6 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 3 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 6 6 6 6 7 7 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
5 5 4 3 4 3 3 1 5 6 4 5 1 4 4 2 4 4 3 3 6 4 6 6 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4
3 5 6 4 6 6 4 3 6 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 4 4 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
7 7 7 7 6 6 6 6 4 4 4 4 7 7 7 7 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 6 6 6 6 6 5 4
6 6 6 6 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 4 4 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 5
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 4 4 7 7 7 7 6 6 6 6 7 7 7 7 6 5 4
6 6 6 6 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6
7 7 7 7 6 6 6 6 7 7 7 7 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 4 4 6 6 6 6 6 5 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 6 6 5 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 4 4 6 6 6 6 5 5 5
6 6 6 6 7 7 7 7 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 6 6 6 6 7 7 7 7 6 5 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 4 4 6 6 6 6 6 5 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 6 6 6 6 5 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6
6 6 6 6 6 6 6 3 3 3 3 3 6 6 6 6 3 3 3 3 6 6 6 6 5 5 5 5 6 6 6 6 4 4 4
4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7
6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6
7 7 7 7 7 7 7 7 6 6 6 6 6 6 6 6 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 7 7
7 7 7 7 6 6 6 6 4 4 4 4 6 6 6 6 4 4 4 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6
7 7 7 7 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6
5 6 6 5 5 5 6 5 6 5 5 5 5 6 6 6 5 7 5 6 6 5 5 6 6 6 7 6 5 6 6 6 6 7 6
6 5 5 5 6 5 6 5 5 5 5 6 6 6 5 7 5 6 6 5 5 6 6 6 7 6 5 6 6 6 6 7 6 5 6
7 4 5 4 6 4 4 5 6 6 6 7 2 7 6 4 4 6 3 6 7 3 6 6 7 7 7 4 7 6 6 6 4 4 5
3 5 6 4 6 6 4 3 6 5 5 5 3 3 4 3 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 6 5 6
7 7 6 5 5 4 4 5 6 5 7 7 4 4 6 4 4 4 5 5 7 5 6 7 4 4 5 4 5 5 5 5 6 6 5
3 3 6 7 7 4 6 5 6 6 4 6 4 7 6 4 7 7 4 6 7 4 6 4 7 7 4 4 7 7 3 3 6 7 6
6 6 5 5 5 6 5 6 5 5 5 5 6 6 6 5 6 5 5 6 5 5 6 6 6 7 6 5 6 6 6 6 7 6 6
5 5 6 4 5 4 3 4 6 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 6 5 5 4 6 4
6 6 6 4 5 2 6 6 6 4 6 6 1 6 7 2 6 7 2 2 6 6 6 6 6 6 4 6 7 7 7 7 4 6 4
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 6 6 6
5 5 5 5 6 6 6 6 7 7 7 7 6 6 6 6 5 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 4 6 4
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 6 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 5 6 5 5 4 6 4
7 4 6 4 6 5 6 7 7 7 7 2 4 6 7 3 7 2 6 4 5 5 6 6 6 3 3 6 6 6 6 6 6 6 6
7 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7 7 6 7
6 4 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 3 5 6 6 5 3 6 3 3 6 6 6 6 6 4 4 6 6 5 6 6 6 4
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 6 6 6
7 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 6 4 6 6 4 4 7 7 6 6 7 7 6 4 6 6 4 7 7 6 6 7 7 4
5 6 6 5 5 5 6 5 6 5 5 5 5 6 6 6 5 6 5 5 6 5 5 6 6 6 7 6 5 6 6 6 6 7 6
5 6 6 5 5 5 6 5 6 5 5 5 5 6 6 6 5 6 5 5 6 5 5 6 6 6 7 6 5 6 6 6 6 7 6
6 6 5 5 5 6 5 6 5 5 5 5 6 6 6 5 6 5 5 6 5 5 6 6 6 7 6 5 6 6 6 6 7 6 6
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 6 6 6
7 5 7 6 7 6 6 6 6 6 7 7 3 7 7 4 6 7 4 7 6 6 6 6 7 7 4 5 6 6 6 6 7 7 4
6 4 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 6 6 7 6 6 6 6 6 4 6 6 5 6 6 6 6
7 7 7 7 7 7 7 6 6 7 7 6 4 6 6 4 4 7 7 6 6 7 7 6 4 6 6 4 7 7 6 6 7 7 7
6 6 4 6 6 5 6 6 6 6 6 6 6 6 5 5 6 6 5 6 6 5 6 6 6 5 7 7 7 6 6 5 6 5 6
7 4 6 5 6 5 6 7 7 7 7 4 4 6 7 5 7 6 6 4 5 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 7
top related