komputerisasi sistem penjualan barang reklame...1. direktur akademi manajemen keuangan bsi jakarta....
Post on 26-Feb-2021
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DALAM MENILAI KINERJA
KEUANGAN PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III
YOGA HERMAWAN
61140057
Program Studi Akuntansi
Akademi Manajemen Keuangan BSI Jakarta
Jakarta
2017
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yoga Hermawan
NIM : 61140057
Program Studi : Akuntansi
Perguruan Tinggi : Akademi Manajemen Keuangan BSI Jakarta
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang telah saya buat dengan
judul: “Analisis Rasio Likuiditas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada
PT. Jasa Raharja (Persero)”, adalah asli (orsinil) atau tidak plagiat (menjiplak)
dan belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk
apapun.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari ternyata saya
memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa
tugas akhir yang telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan
tertentu, saya bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan
saya dari Akademi Manajemen Keuangan BSI Jakarta dicabut/dibatalkan.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 11 Juli 2017
Yang menyatakan,
Yoga Hermawan
iii
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Yoga Hermawan
NIM : 61140057
Program Studi : Akuntansi
Perguruan Tinggi : Akademi Manajemen Keuangan BSI Jakarta
Dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Akademi
Manajemen Keuangan BSI Jakarta, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-
exclusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah kami yang berjudul: “Analisis
Rasio Likuiditas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Jasa Raharja
(Persero)”, beserta perangkat yang diperlukan (apabila ada).
Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini pihak Akademi
Manajemen Keuangan Bina Sarana Informatika berhak menyimpan,
mengalih-media atau format-kan, mengelolaannya dalam pangkalan data
(database), mendistribusikannya dan menampilkan atau mempublikasikannya
di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin
dari kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai penulis/pencipta
karya ilmiah tersebut.
Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak
Akademi Manajemen Keuangan BSI Jakarta, segala bentuk tuntutan hukum
yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 11 Juli 2017
Yang menyatakan,
Yoga Hermawan
iv
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR
Tugas Akhir ini diajukan oleh:
Nama : Yoga Hermawan
NIM : 61140057
Program Studi : Akuntansi
Jenjang : Diploma III
Judul Tugas Akhir : Analisis Rasio Likuiditas Dalam Menilai Kinerja
Keuangan Pada PT. Jasa Raharja (Persero)
Telah dipertahankan pada periode I-2017 dihadapan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh Diploma Ahli Madya
(A.Md) pada Program Diploma III Program Studi Akuntansi di Akademi
Manajemen Keuangan BSI Jakarta.
Jakarta, 11 Juli 2017
PEMBIMBING TUGAS AKHIR
Dosen Pembimbing : Ida Zuniarti, SE, MM ..........................................
Asisten Pembimbing : Lavita Vanda, SE., MAk .........................................
D E W A N P E N G U J I
Penguji I : Dr. Achmad Fauzi, SE, MM ..........................................
Penguji II : M. Suwandi, S.sos, MM ...........................................
v
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI MANAJEMEN KEUANGAN
BSI JAKARTA
NIM : 61140057
Nama Lengkap : Yoga Hermawan
Dosen Pembimbing : Ida Zuniarti, SE, MM
Judul Tugas Akhir : Analisis Rasio Likuiditas Dalam Menilai Kinerja
Keuangan Pada PT. Jasa Raharja (Persero)
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1. 11/04/2017 Bimbingan Perdana dan Judul
2. 18/04/2017 Pengajuan BAB I
3. 20/04/2017 ACC BAB I dan Pengajuan BAB II
4. 02/05/2017 Revisi BAB II
5. 16/05/2017 ACC BAB II dan Pengajuan BAB III
6. 23/05/2017 Revisi BAB III
7. 30/05/2017 ACC BAB III dan Pengajuan BAB IV
8. 20/06/2017 ACC BAB IV
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 11 April 2017
Diakhiri pada tanggal : 20 Juni 2017
Jumlah pertemuan bimbingan : 8 kali pertemuan
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
Ida Zuniarti, SE, MM
vi
LEMBAR KONSULTASI TUGAS AKHIR
AKADEMI MANAJEMEN KEUANGAN
BSI JAKARTA
NIM : 61140057
Nama Lengkap : Yoga Hermawan
Dosen Pembimbing : Lavita Vanda, SE., MAk
Judul Tugas Akhir : Analisis Rasio Likuiditas Dalam Menilai Kinerja
Keuangan Pada PT. Jasa Raharja (Persero)
No Tanggal
Bimbingan Pokok Bahasan
Paraf Dosen
Pembimbing
1. 11/04/2017 Bimbingan Perdana dan Judul
2. 19/04/2017 Pengajuan BAB I
3. 27/04/2017 ACC BAB I dan Pengajuan BAB II
4. 05/05/2017 Revisi BAB II
5. 18/05/2017 ACC BAB II dan Pengajuan BAB III
6. 26/05/2017 Revisi BAB III
7. 02/05/2017 ACC BAB III dan Pengajuan BAB IV
8. 22/06/2017 ACC BAB IV
Catatan untuk Dosen Pembimbing.
Bimbingan Tugas Akhir
Dimulai pada tanggal : 11 April 2017
Diakhiri pada tanggal : 22 Juni 2017
Jumlah pertemuan bimbingan : 8 kali pertemuan
Disetujui oleh,
Dosen Pembimbing
Lavita Vanda, SE., MAk
vii
KATA PENGANTAR
Omitofo, dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan YME, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dimana tugas akhir ini penulis sajikan
dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul tugas akhir, yang penulis
ambil sebagai berikut, “Analisis Rasio Likuiditas Dalam Menilai Kinerja
Keuangan Pada PT. Jasa Raharja (Persero)”.
Tujuan penulisan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat
kelulusan program Diploma III Institusi. Sebagai bahan penulisan diambil
berdasarkan hasil penelitian (eksperimen), observasi dan beberapa sumber
literatur yang mendukung penulisan ini. Penulis menyadari bahwa tanpa
bimbingan dan dorongan dari semua pihak, maka penulisan tugas akhir ini
tidak akan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Direktur Akademi Manajemen Keuangan BSI Jakarta.
2. Ketua Program Studi Akuntansi Akademi Manajemen Keuangan BSI
Jakarta.
3. Ibu Ida Zuniarti, SE, MM selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
4. Ibu Lavita Vanda, SE selaku Asisten Pembimbing Tugas Akhir.
5. Ibu Uge selaku mentor yang membimbing di PT. Jasa Raharja.
6. Semua dosen dari Perbankan Diploma tiga (D.III) yang telah memberikan
penulis dengan semua bahan yang diperlukan.
viii
7. Ucapan terima kasih ditujukan kepada keluarga, terutama kedua orangtua,
saudara-saudara yang telah sangat membantu dalam mendorong,
menyarankan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Konco-konco saya yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikan
tugas akhir ini (Arum,Ambar,Annisa,Yasinta,Palupi) dan Karina.
9. Ucapan terima kasih ditujukan kepada teman-teman 61.6A.31 atas
waktunya saat kita bersama-sama, dalam suka maupun duka.
Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk disebut satu
persatu sehingga terwujudnya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa penulisan
tugas akhir ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang
akan datang.
Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya
dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.
Jakarta, 11 Juli 2017
Penulis
Yoga Hermawan
ix
ABSTRAK
Yoga Hermawan (61140057), Analisis Laporan Keuangan Dengan Metode
Rasio Likuiditas pada PT. Jasa Raharja
Perkembangan suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangannya. Laporan
keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi tentang posisi keuangan
pada saat tertentu yang ditunjukan bagi pengguna laporan didalam maupun diluar
perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang berhubungan dengan
perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi serta laporan
perubahan modal. Neraca menggambarkan seberapa besar harta, kekayaan, hutang
maupun modal perusahaan pada saat tertentu. Laba rugi merupakan suatu laporan
yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh suatu
perusahaan pada periode tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
kinerja keuangan PT. Jasa Raharja berdasarkan analisis rasio likuiditas. Analisis
rasio likuiditas memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap kondisi
keuangan yang dianalisis. Indikator yang digunakan dalam analisis rasio likuiditas
terdiri dari: Current Ratio, Cash Ratio dan Quick Ratio. Metode penulisan yang
digunakan adalah melakukan analisis data secara kuantitatif. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa Current Ratio, Cash Ratio dan Quick Ratio cenderung
menurun dari tahun 2013 sampai dengan 2015.
Kata kunci: Likuiditas, Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio.
x
ABSTRACT
Yoga Hermawan (61140057) Analysis of Financial Statements with Liquidity
Ratio Method at PT. Jasa Raharja.
The development of a company can be seen from the financial statements. The
financial statements are reports that provide information about the financial
positions at a particular time indicated for users of report inside and outside the
company to assess and make decisions related to the company. The financial
statements consist of balance sheet, income statement, and statement of changes
in capital. The balance sheet describes how much property, wealth, debt, or
capital the company at a given time. Profit and loss is systematic report on the
income, expenses, and profit earned by accompany in a certain period. The
purpose of this study is to determine the financial performance PT. Jasa Raharja
based on the analysis of liquidity ratios. The liquidity ratio analysis provides a
better understanding of the financial condition being analyzed. The indicators
used in the liquidity ratio analysis consist of: Current Ratio, Cash Ratio, and
Quick Ratio. The method of writing used is to perform data analysis
quantitatively. The results of this study indicate that Current Ratio, Cash Ratio,
and Quick Ratio it tends to decline from 2013 to 2015.
Keywords: Liquidity, Current Ratio, Cash Ratio, Quick Ratio.
xi
DAFTAR ISI
Lembar Judul Tugas Akhir ...................................................................................... i
Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir .............................................................. ii
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ......................................... iii
Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir .................................................. iv
Lembar Konsultasi Tugas Akhir .............................................................................. v
Kata Pengantar ......................................................................................................... vii
Abstrak ..................................................................................................................... ix
Daftar Isi .................................................................................................................. xi
Daftar Gambar ......................................................................................................... xiii
Daftar Tabel ............................................................................................................. xiv
Daftar Lampiran ....................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................. 3
1.3. Tujuan dan Manfaat ....................................................................... 3
1.4. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 4
1.5. Ruang Lingkup ............................................................................... 4
1.6. Sistematika Penulisan .......................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................... 6
2.1. Laporan Keuangan ............................................................ 6
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ......................................... 6
2.1.2. Jenis-jenis Laporan Keuangan .................................... 7
2.1.3. Pengertian Dasar Analisis Laporan Keuangan .................... 10
2.1.4. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ..................................... 11
2.2. Rasio Keuangan ............................................................................. 12
2.2.1. Pengertian Rasio Keuagan .................................................. 12
2.2.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan ................................................. 13
2.2.3. Pengertian Rasio Likuiditas ................................................ 15
2.2.4. Jenis-jenis Rasio Likuiditas ................................................. 16
2.2.5. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas ................................. 17
BAB III PEMBAHASAN ............................................................... 19
3.1. Tinjauan Umum Perusahaan ............................................... 19
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Jasa Raharja ................... 19
3.1.2. Struktur Organisasi PT. Jasa Raharja............................ 22
3.1.3. Kegiatan Uasaha PT. Jasa Raharja ...................................... 25
xii
3.2. Hasil Penelitian .............................................................................. 29
3.2.1. Current Ratio ....................................................................... 29
3.2.2. Cash Ratio ........................................................................... 31
3.2.3. Quick Ratio .......................................................................... 32
3.2.4. Perkembangan dan Solusi .................................................. 33
BAB IV PENUTUP ........................................................................ 36
4.1. Kesimpulan .................................................................................... 36
4.2. Saran .............................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 37
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................ 38
SURAT KETERANGAN PKL ........................................................... 39
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................. 40
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar III.1 Struktur Organisasi ........................................................................ 22
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel III.1. Data Aktiva Lancar, Kewajiban Lancar, Kas, Efek, Piutang ....................... 29
Tabel III.2. Standarisasi dari Rasio Likuiditas ........................................................... 30
Tabel III.3. Perkembangan Current Ratio pada PT. Jasa Raharja ............................. 34
Tabel III.4. Perkembangan Cash Ratio pada PT. Jasa Raharja .................................. 34
Tabel III.5. Perkembangan Quick Ratio pada PT. Jasa Raharja ................................. 35
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
A1. Laporan Keuangan Neraca Tahun 2013-2014 ............................................ 40
B1. Laporan Keuangan Laba Rugi Tahun 2013-2014 ....................................... 42
C1. Laporan Keuangan Perubahan Ekuitas Tahun 2013-2014 .......................... 43
D1. Laporan Keuangan Neraca Tahun 2014-2015 ............................................ 44
E1. Laporan Keuangan Laba Rugi Tahun 2014-2015 ....................................... 46
F1. Laporan Keuangan Perubahan Modal Tahun 2014-2015 ............................ 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut
setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan menejemen perusahaan
menjadi lebih profesional. Bertambahnya pesaing setiap saat, baik pesaing lokal
maupun internasional, maka setiap perusahaan harus berusaha menampilkan yang
terbaik, dari segi kinerja perusahaan juga harus ditunjang dengan strategi yang
matang dalam segala segi termasuk dalam menejemen keuangan.
Menejemen keuangan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan kegiatan
dan eksistensi suatu perusahaan serta berpengaruh pula pada setiap individu yang ada
dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, seorang menejer keuangan dituntut dapat
menjalankan menejemen keuangan dengan baik, hal ini dilakukan agar perusahaan
dapat melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dengan lebih efektif dan efisien,
sehingga perusahaan dapat mengembangkan dan mempertahankan aktivitas serta
keberadaan perusahaan.
Selain menejemen yang baik, dalam suatu perusahaan juga memerlukan
analisis terhadap laporan keuangan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
mengatasi masalah-masalah keuangan perusahaan serta mengambil keputusan yang
cepat dan tepat. Melalui analisis laporan keuangan, menejemen dapat mengetahui
posisi keuangan, kinerja keuangan dan kekuatan keuangan yang dimiliki perusahaan.
2
Selain berguna bagi perusahaan dan menejemennya, analisis laporan keuangan juga
diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan lain seperti kreditor, investor dan
pemerintah untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan perkembangan
perusahaan tersebut.
Dalam menganalisis dan menginterpretasikan laporan keuangan perusahaan
dilakukan perhitungan analisis rasio yang dapat memberikan gambaran kepada
pengalanisis untuk mengatahui keadaan keuangan perusahaan dan juga dibandingkan
dengan data pembandingnya. Analisis rasio keuangan yang lazim digunakan adalah
analisis rasio likuiditas, analisis ratio solvabilitas dan analisis rasio profitabilitas.
Analisis ratio likuiditas merupakan ratio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan.
Analisis ratio solvabilitas merupakan ratio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang perusahaan.
Ratio profitabilitas merupakan ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba yang dihasilkan dari penjualan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul
“ANALISIS RATIO LIKUIDITAS DALAM MENILAI KINERJA
KEUANGAN PADA PT JASA RAHARJA (PERSERO)”
3
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan masalah tentang:
1. Bagaimana kinerja keuangan pada PT Jasa Raharja (Persero) ditinjau dari laporan
keuangan dengan menggunakan analisis ratio likuiditas?
2. Bagaimana ratio likuiditas dan solusi yang dapat diberikan bila terjadi penurunan
pada PT Jasa Raharja (Persero)?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kinerja perusahaan pada PT Jasa Raharja (Persero) dilihat dari
ratio likuiditas.
2. Untuk mengetahui ratio likuiditas dan solusi bila terjadi penurunan ratio
likuiditas pada PT Jasa Raharja (Persero).
Sedangkan manfaat dari penulisan ini, antara lain:
1. Bagi penulis
Untuk mengatahui tinjauan laporan ratio likuiditas dan memperdalam
pengetahuan terutama yang berkaitan dengan analisis laporan keuangan.
2. Bagi perusahaan
Untuk memberikan manfaat pemikiran berupa saran yang dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk kemanjuan perusahaan dan dijadikan
masukan.
4
3. Bagi pembaca
Hasil dari analisa ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi dan referensi
bagi mahasiswa yang akan menyusun Tugas Akhir yang berhubungan dengan
analisa ini.
1.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk bahan penelitian, penulis
menggunakan metode pengumpulan data dengan cara sebagai berikut:
1. Observasi
Penulis melakukan pengamatan awal dan terjun langsung ke bagian divisi
akuntansi pada PT Jasa Raharja (Persero). Kemudian melakukan pencatatan pada
objek yang ingin diteliti.
2. Studi Dokumentasi
Penulis mengambil sebagian besar data yang berbentuk teori atau buku-buku
literatur tentang laporan keuangan, dan dari laman internet resmi PT Jasa Raharja
(Persero).
1.5. Ruang Lingkup
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis membahas tentang
analisa laporan keuangan pada PT Jasa Raharja (Persero) periode 2013 sampai
dengan 2015 menggunakan ratio likuiditas yang terdiri dari quick ratio, current ratio
dan cash ratio.
5
1.6. Sistematika Penulisan
Penjelasan singkat dari isi tiap bab dalam penelitian ini, adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini didapatkan tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang berbagai referensi atau
tinjauan pustaka yang mendukung kajian dan analisis yang penulis
sampaikan.
BAB III PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis melakukan kajian atau analisis terhadap materi
yang penulis angkat sesuai dengan judul yang disampaikan.
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini dijelaskan tentang kesimpulan yang didapatkan oleh
penulis berserta saran-saran yang mungkin berguna bagi perusahaan
sebagai masukan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Laporan Keuangan
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi dan kondisi keuangan,
sangat membutuhkan informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan
keuangan. Informasi tersebut disusun dan disajikan perusahaan dalam bentuk neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan catatan atas laporan keuangan
dan laporan arus kas. Informasi tersebut sangat diperlukan oleh pihak-pihak yang go
public harus menyerahkan laporan keuangannya.
Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan
dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. Laporan keuangan harus disediakan
secara periodic untuk pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Hery (2015:3) “Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau
aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan dari laporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan
kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit”.
Menurut Kasmir (2012:6) mengatakan bahwa pengertian sederhana laporan
keuangan adalah “Laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat
ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan yang menunjukan kondisi
perusahaan terkini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi keuangan terkini adalah
keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode
tertentu (untuk laba rugi)”.
7
Berdasarkan kutipan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
di perusahaan yang utama adalah neraca dan laba rugi sedangkan laporan keuangan
lainnya hanya laporan pelengkap yang bersifat membantu memperoleh penjelasan
lebih lanjut.
2.1.2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2012:6) jenis-jenis laporan keuangan ada dua yaitu:
1. Neraca
Pengertian neraca menurut Munawir (2010:13), laporan yang sistematis
tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu tertentu.
Tujuan neraca adalah menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada
suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan
ditentukan sisanya pada suatu tahun akhir fiskal atau tahun kalender, sehingga
neraca sering disebut dengan balance sheet.
Menurut Kasmir (2012:35), dalam menyusun neraca, perusahaan dapat
menggunakan beberapa bentuk sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya.
Disamping itu, bentuk neraca yang dipilih sesuai dengan aturan dan kelaziman
yang berlaku. Artinya penyusun neraca didasarkan kepada bentuk yang telah
distandarisasi, terutama untuk tujuan luar perusahaan.
Dalam praktiknya terdapat beberapa bentuk neraca:
a. Neraca berbentuk skontro merupakan neraca yang berbentuknya seperti huruf
“T”. oleh karena itu, sering juga disebut T form. Dalam bentuk ini neraca
dibagi kedalam dua posisi, yaitu di sebelah kiri berisi aktiva dan di sebelah
kanan yang berisi kewajiban dan modal. Bentuk neraca jenis ini sering pula
disebut dengan bentuk horizontal.
8
b. Bentuk report form atau bentuk laporan sering disebut juga bentuk vertical.
Dalam bentuk laporan isi neraca disusun mulai dari atas ke bawah, yaitu mulai
dari aktiva lancar seperti kas, bank, efek, ialah komponen aktiva tetap,
komponen aktiva lainnya, komponen kewajiban lancar, komponen utang
lancar, komponen utang jangka panjang dan terakhir adalah komponen modal
(ekuitas).
2. Laporan Laba Rugi
Menurut Munawir (2010:26), laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang
sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan
selama periode tertentu.
Menurut Kasmir (2012:46), komponen-komponen yang terdapat dalam suatu
laporan laba rugi:
a. Penjualan
b. Harga pokok penjualan (HPP)
c. Laba kotor
d. Biaya operasi:
1) Biaya umum
2) Biaya penjualan
3) Biaya sewa
4) Biaya administrasi
5) Biaya operasi lainnya
e. Laba kotor operasional
f. Penyusutan (depresiasi)
9
g. Pendapatan bersih operasi
h. Pendapatan lainnya
i. Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax)
j. Biaya bunga terdiri dari:
1) Bunga wesel
2) Bunga bank
3) Bunga hipotek
4) Bunga obligasi
5) Bunga lainnya
k. Laba sebelum pajak atau EBT (Earning Before Tax)
l. Pajak
m. Laba sesudah bunga dan pajak atau EAIT (Earning After Interest and Tax)
n. Laba per lembar saham (Earning per Share)
Menurut Kasmir (2012:49), bentuk dari laporan laba rugi yang bisa digunakan
adalah sebagai berikut:
a. Bentuk Tunggal atau single step
Bentuk tunggal atau dikenal dengan nama single step merupakan gabungan
dari jumlah seluruh penghasilan, baik pokok (operasional) maupun di luar
pokok (non operasional) dijadikan satu, kemudian jumlah biaya pokok dan di
luar biaya pokok juga dijadikan satu. Dengan demikian, factor pengurangnya
adalah jumlah seluruh penghasilan dengan jumlah seluruh biaya. Artinya
dalam bentuk ini laporan laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan
dan biaya usaha di luar usaha.
10
b. Bentuk Majemuk atau (multiple step)
Merupakan pemisahan antara komponen usaha pokok (operasional) dengan
diluar pokok (non operasional). Artinya terlebih dahulu dikurangi antara
penghasilan pokok dengan biaya pokok, kemudian baru ditambah dengan
hasil pengurangan penghasilan di luar pokok dengan biaya di luar pokok.
2.1.3. Pengertian Dasar Analisis Laporan Keuangan
Menurut Hery (2015:132), analisis laporan keuangan merupakan suatu proses
untuk membedah laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya dan menelaah masing-
masing dari unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan
pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.
Menganalisis laporan keuangan berarti menilai kinerja keuangan perusahaan,
baik secara internal maupun untuk dibandingkan dengan perusahaan lain yang berada
dalam industri yang sama. Hal ini berguna bagi arah perkembangan perusahaan
dengan mengetahui seberapa efektif operasi perusahaan telah berjalan. Analisis
laporan keuangan sangat berguna tidak hanya bagi internal perusahaan saja, tetapi
juga bagi investor dan kepentingan lainnya.
Menurut Robert F. Halsey dalam Syahrial dan Purba (2013:1), analisis
laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik
analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk
menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.
11
2.1.4. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2007:66) mengatakan bahwa “Tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.
Menurut Kasmir (2012:68), secara umum dikatakan bahwa tujuan analisis
laporan keuangan adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik
harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa
periode;
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan;
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke
depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini;
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal;
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang
hasil yang mereka capai.
12
2.2 Rasio Keuangan
2.2.1. Pengertian Rasio Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari
alat dan teknik analisis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang
berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam
analisis bisnis. Analisa terhadap laporan keuangan dimaksudkan agar data keuangan
tersebut dapat lebih berarti dalam mendukung keputusan yang akan diambil baik oleh
menejemen maupun pihak ekstern yang mempunyai kepentingan terhadap
perusahaan.
Menurut Hery (2015:161), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari
hasil perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Perbandingan dapat dilakukan
antara satu pos dengan pos lainnya dalam satu laporan keuangan atau antar pos yang
ada di antara laporan keuangan.
Menurut Munawir (2010:68), berdasarkan sumber datanya maka angka rasio
dapat dibedakan antara:
1. Ratio-ratio neraca (balance sheet ratios) yang tergolong dalam kategori ini
adalah semua ratio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca,
misalnya current ratio, acid test ratio.
2. Ratio-ratio rugi-laba (income statement ratios) yaitu angka-angka ratio yang
dalam penyusunannya semua data diambil dari laporan rugi-laba, misalnya gross
profit margin, net operating margin, operating ratio.
Analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern
perusahaan melainkan juga bagi pihak luar. Dalam hal ini adalah calon investor atau
13
kreditur yang akan menanamkan dana mereka dalam perusahaan melalui pasar modal
dengan cara membeli saham perusahaan yang go public.
Bagi menejer financial dengan menghitung rasio-rasio tertentu akan
memperoleh suatu informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang dihadapi oleh
perusahaan dibidang finansial, sehingga dapat membuat keputusan-keputusan yang
penting bagi kepentingan perusahaan untuk masa yang akan datang. Sedangkan bagi
investor, atau calon pembeli saham merupakan bahan pertimbangan apakah
menguntungkan untuk membeli saham perusahaan yang bersangkutan atau tidak.
2.2.2. Jenis-jenis Rasio Laporan Keuangan
Adapun jenis-jenis ratio laporan keuangan yang sering kita gunakan adalah:
1. Rasio Likuiditas
Adalah rasio yang digunakan untuk menunjukan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban finansialnya sesegera mungkin pada saat ditagih dan
dalam membiayai operasinya. Apabila perusahaan memenuhi kewajibannya tepat
waktu maka perusahaan tersebut dalam keadaan likuid sedangkan tidak mampu
memenuhinya, berarti dalam keadaann ilikuid.
Rasio likuiditas digunakan oleh berbagai pihak untuk membantu mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya. Rasio ini
digunakan oleh pemberi pinjaman untuk menentukan apakah aktiva lancar cukup
untuk dapat dikonversikan ke tunai untuk melunasi utang jangka pendek. Adapun
jenis-jenis rasio likuiditas adalah:
14
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
b. Acid Test Ratio/ Quick Ratio
c. Cash Ratio (Rasio Kas)
2. Rasio Aktivitas
Adalah rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan atau
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya. Rasio ini melihat pada beberapa aktiva
kemudian menentukan berapa tingkat aktifitas aktiva-aktiva pada tingkat kegiatan
tertentu. Aktifitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan
semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva teesebut. Dana
kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih
produktif. Empat rasio aktifitas tersebut adalah:
a. Perputaran persediaan.
b. Perputaran piutang.
c. Perputaran aktiva tetap.
d. Perputaran total aktiva.
3. Rasio Solvabilitas
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aktiva yang
dimiliki perusahaan berasal dari hutang atau modal. Sehingga dengan rasio ini dapat
diketahui posisi perusahaan dan kewajibannya yang bersifat tetap kepada pihak lain
serta keseimbangan nilai aktiva tetap dengan modal yang ada. Yang termasuk dalam
rasio solvabilitas adalah:
15
a. Rasio total hutang terhadap aktiva (debt ratio)
b. Ratio total hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio)
c. Rasio kemampuan membayar bunga (times interest earned ratio)
4. Rasio Keuntungan
Rasio keuntungan disebut juga dengan rasio rentabilitas adalah rasio yang
digunakan untuk menilai kemampuan perubahan dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu. Keuntungan perusahaan dapat diukur dengan kesuksesannya dalam
menggunakan aktiva secara produktif. Maka keuntungan itu dapat diketahui dengan
membandingkan antara laba dengan modal perusahaan tersebut. Yang termasuk
dalam rasio keuntungan adalah:
a. Rasio laba kotor atas penjualan (gross profit ratio)
b. Rasio laba bersih atas penjualan (net margin on sales)
c. Pengambilan atas total aktiva (return on total assets)
d. Pengembalian atas ekuitas (return on equity)
e. Laba per saham / earning per share (EPS)
2.2.3. Pengertian Rasio Likuiditas
Menurut Kasmir (2012:129), likuiditas merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka
pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk
memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.
Menurut Wahdi dalam buku Hasibuan (2011:94) likuiditas dimaksudkan
sebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan
16
dengan uang tunai di satu pihak dengan jumlah utang lancar di lain pihak. Makin
besar perbandingan tersebut, maka likuid perusahaan, begitu pula sebaliknya.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan apabila perusahaan memenuhi
kewajibannya maka dikatakan perusahaan tersebut likuid. Sebaliknya apabila
perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut dikatakan perusahaan dalam
keadaan ilikuid.
2.2.4. Jenis-Jenis Rasio Likuditas
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Menurut Munawir (2010:71) Menunjukan sejauh mana aktiva lancar
menutupi kewajiban-kewajiban lancar.semakin besar perbandingan-perbandingan
aktiva lancar dengan hutang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar ini 100% berarti aktiva
lancar dapat menutupi semua hutang lancar
Rumus:
2. Acid Test Ratio / Quick Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya tanpa memperhitungkan persediaan yang dimiliki, karena persediaan
memerlukan waktu yang cukup lama untuk segera dijadikan uang tunai. Semakin
besar rasio ini semakin baik.
17
Rumus:
3. Cash Ratio (Rasio Kas)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih
likuid.
Rumus:
2.2.5. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas
Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup banyak manfaat bagi berbagai
pihak berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak yang paling berkepentingan adalah
pemilik perusahaan dan menejemen perushaan guna menilai kemampuan mereka
sendiri. Kemudian pihak luar perusahaan juga memiliki kepentingan, seperti pihak
kreditor atau penyedia dana bagi perusahaan, misalnya perbankan atau pihak
distributor atau supplier yang menyalurkan atau menjual barang yang pembayaran
secara angsuran kepada perusahaan.
Oleh karena itu, perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi pihak
perusahaan namun juga bagi pihak luar perusahaan. Terdapat banyak manfaat dan
tujuan analisis rasio likuiditas bagi perusahaan, baik bagi pihak pemilik perusahaan,
18
menejemen perusahaan, dan pihak yang memiliki hubungan dengan perusahaan
seperti kreditor dan distributor.
Menurut Kasmir (2012:132), tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari rasio
likuiditas adalah:
1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar tagihan atau utang yang
segera jatuh tempo pada saat ditagih.
2. Untuk mengukur perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan
aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban yang berumur
dibawah satu tahun atau sama dengan satu tahun dibandingkan dengan total
aktiva lancar.
19
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tinjauan Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Jasa Raharja
PT. Jasa Raharja Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada
tahun 1960 terjadi Penggabungan Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN) Ika
Bakti, Ika Darma, Ika Mulya dan Ika sakti menjadi Perusahaan Asuransi Kerugian
Negara (PAKN). Ika Karya sesuai pengumuman Menteri Urusan Pendapatan
Pembayaran dan Pengawasan RI No. 294293/ BUMN II tanggal 31 Desember 1960.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1966 dibentuk “Perusahaan Negara
Asuransi Kerugian Jasa Raharja” dengan mencabut seluruh kekayaan pegawai dan
kewajiban Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN), Ika Karya yang telah
berubah menjadi Eka Karya. Berdasarkan keputusan Menteri Urusan Pendapatan
Pembiayaan dan Pengawasan RI no. BAPN 1-3-3- tanggal 30 Maret 1965 terhitung
mulai 1 Januari 1965 Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja
melaksanakan tugas khusus mengelola pelaksanaan UU no. 33 Tahun 1964 tentang
Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan UU No. 34 Tahun 1964
tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang dan UU No. 34 Tahun
1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
20
Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja diubah statusnya menjadi
Perusahaan Umum (Perum) jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan dalam
keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia no. KEP. 750/KMK/IV/II/1970 PT
Jasa Raharja (Persero) diperluas lingkup usahanya sehingga mencakup:
1. Surety bond berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1978 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Umum
Asuransi Kerugian Jasa Raharja.
2. Asuransi non wajib yang meliputi Asuransi Kecelakaan Diri (AKD) Asuransi
Kecelakaan Diri dalam Perjalanan (AKDP), jaminan tambahan dan lain sebagainya.
Mengingat usaha yang ditangani Perum Jasa Raharja semakin bertambah luas,
berdasakan Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 1980 statusnya diubah menjadi PT
(Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja. Perubahan menjadi PT (Persero) Asuransi
Kerugian Jasa Raharja dikukuhkan dengan Akte Notaris Imas Fatimah, SH No. 49
Tahun 1981 tanggal 26 Februari 1981. Setelah diberlakukannya UU No.2 tahun 1992
tentang Usaha Perasurasian, maka perusahaan asuransi sosial dilarang melaksanakan
kegiatan usaha lain diluar kegiatan usaha sesuai bidang usahanya. Kegiatan tersebut
diserahkan dan dikelola anak perusahaan yaitu PT. Jasa Raharja Putera. Perubahan
Anggaran Dasar perusahaan yang terakhir dengan akte No. 14 tanggal 6 Agustus
yang dibuat dihadapan Notaris Julius Purnawan, SH.
Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari
1994 hingga saat ini Jasa Raharja melepaskan usaha asuransi non wajib dan surety
bond untuk lebih fokus dalam menjalankan program asuransi social yaitu
menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang sebagaimana
21
diatur dalam UU.No.33 tahun 1964 dan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan
sebagaimana diatur dalam UU. No.34 tahun 1964.
Visi dan Misi PT Jasa Raharja (Persero) ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Direksi No. Skep./06/II/1999 tentang Visi dan Misi Perusahaan PT Jasa
Raharja (Persero) tanggal 22 Februari 1999. PT Jasa Raharja (Persero) menetapkan
visi dan misi sebagai jembatan emas yang mengantarkan perusahaan pada tahapan
dan momentum penting dalam setiap periode perjalanannya.
Visi dari PT Jasa Raharja (Persero) ialah menjadi perusahaan terkemuka di
bidang Asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial
dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat
Misi dari PT Jasa Raharja (Persero) ialah bakti kepada masyarakat, dengan
mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan
masyarakat. Bakti kepada Negara, mewujudkan kinerja terbaik sebagai
penyelenggara program asuransi social dan asuransi wajib serta badan usaga milik
negara. Bakti kepada perusahaan, mewujudkan keseimbangan kepentingan agar
produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan perusahaan. Bakti
kepada lingkungan, memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan
kelestarian lingkungan.
22
3.1.2 Struktur dan Tata Kerja PT. Jasa Raharja
Struktur dan tata kerja PT. Jasa Raharja sebagai berikut:
Sumber : Annual Report PT. Jasa Raharja, Tbk
Gambar III.1
Struktur Organisasi pada PT Jasa Raharja
Berikut uraian tugas dan tata kerja dari struktur organisasi:
1. Direktur Utama
Tugas dan wewenang dari direktur utama adalah:
a. Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi perusahaan.
b. Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan.
c. Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan termasuk juga
keuntungan perusahaan.
Divisi Keuangan Divisi
Akuntansi
Divisi Investasi
Direktur Utama
Direktur Keuangan
23
d. Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan dan
pembelanjaan kekayaan perusahaan.
e. Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan dunia
luar perusahaan.
f. Menetapkan strategi-strategi untuk mencapai visi dan misi perusahaan.
g. Mengkooridnasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan, mulai
bidang administrasi, kepegawaian.
h. Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan.
2. Direktur Keuangan
Tugas dan wewenang dari direktur keuangan adalah:
a. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan
untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara
akurat dan tepat waktu.
b. Mengkoordinasi dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan pembayaran
kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu dan sesuai
dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
c. Merencanakan, mengkoordinasi dan mengontrol arus kas perusahaan terutama
pengelolaan piutang dan hutang, sehingga memastikan ketersediaan dana
untuk operasional perusahaan dalam kondisi sehat.
d. Merencanakan dan mengkoodinasikan penyusunan anggaran perusahaan dan
mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan penggunaan
dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan operasional
perusahaan.
24
e. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan system dan prosedur
keuangan dan akuntansi, serta mengontrol pelaksanaannya untuk memastikan
semua proses dan transaksi keuangan berjalan tertib dan teratur serta
mengurangi resiko keuangan.
f. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa keuangan untuk
dapat memberikan masukan dari sisi keuangan bagi pimpinan perusahaan
dalam mengambil keputusan bisnis, baik untuk kebutuhan investasi,
ekspansi, operasional maupun kondisi keuangan lainnya.
g. Merencanakan dan mengkoordinasikan perpajakan seluruh perusahaan untuk
memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan.
h. Menilai dan mengukur kinerja pegawai, memberikan sanksi kepada pegawai
yang melanggar peraturan perusahaan, memberikan saran-saran dan
pertimbangan kepada direktur.
3. Divisi Keuangan
Tugas dan wewenang dari divisi keuangan adalah:
a. Mengelola arus keluar atau masuk keuangan perusahaan.
b. Mengontrol dan memastikan semua pekerjaan untuk klien di tangani secara
tepat waktu dan dibayar sesuai termin.
c. Memantau kegiatan dibagian keuangan, termasuk koordinasi dengan semua
bagian terkait untuk memastikan semua aktifitas yang berhubungan dengan
bagian keuangan berjalan lancar dan benar.
d. Identifikasi kelemahan system terutama yang berpotensi merugikan keuangan
perusahaan dan melakukan perbaikan.
25
e. Membina staf bagian keuangan supaya bekerja secara maksimal
4. Divisi Akuntansi
Tugas dan wewenang dari divisi akuntansi adalah:
a. Mengumpulkan bukti-bukti segala jenis transaksi yang telah terjadi atau akan
terjadi, mencatat dan mengelompokannya kemudian membuat laporan
keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi secara umum atau Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku.
b. Menghitung besaran pajak yang harus dibayarkan perusahaan kepada Negara.
c. Melakukan nrekonsiliasi keuangan serta mengkoordinasi perencanaan
anggaran.
5. Divisi Investasi
Tugas dan wewenang dari divisi investasi adalah:
a. Membuat keputusan yang terbaik untuk kepentingan perusahaan.
b. Membuat dan memelihara catatan atau kertas kerja dalam rangka pengambilan
keputusan investasi.
c. Melaksanakan analisis dan penyiapan rancangan kebijakan serta pelayanan
administrasi dalam bidang perekonomian dan investasi serta menyusun
rencana program kerja pembinaan penyelenggaraan bidang perekonomian
dan investasi.
3.1.3 Kegiatan PT. Jasa Raharja
PT. Jasa Raharja Tbk juga memiliki beberapa kegiatan usaha untuk
menerapkan tugas-tugasnya sebagai perusahaan asuransi jiwa di Indonesia:
26
1. Melaksanakan asuransi kecelakaan penumpang alat angkutan umum sesuai
dengan Undang Undang No. 33 Tahun 1964 berikut peraturan pelaksanaannya
dan asuransi tanggung jawab menurut hukum terhadap pihak ketiga sesuai
dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 1964 berikut peraturan pelaksanaannya.
2. Mengadakan dan menutup perjanjian asuransi kendaraan bermotor dan asuransi
tanggung jawab menurut hukum terhadap pihak ketiga dalam hal kecelakaan alat
angkutan.
3. Menerima pertanggungan tidak langsung untuk ditahan sendiri oleh Perseroan.
4. Melakukan kegiatan-kegiatan investasi dengan memperhatikan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Mengenai korban yang berhak atas santunan yang dimaksud Undang-undang
tersebut. Pertama, setiap penumpang sah dan alat angkutan penumpang umum yang
mengalami kecelakaan diri, yang diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum,
selama penumpang yang bersangkutan berada dalam angkutan tersebut. Yaitu saat
naik dari tempat pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan. Kedua, setiap orang
yang berada di luar angkutan lalulintas jalan yang menimbulkan kecelakaan, yang
menjadi korban akibat kecelakaan dari penggunaan alat angkutan lalulintas jalan,
termasuk kasus tabrak lari (terlebih dahulu dilakukan penelitian atas kebenaran kasus
kejadiannya). Contohnya pejalan kaki ditabrak kendaraan bermotor. Ada tiga jenis
santunan yang diberikan, yaitu santunan berupa penggantian biaya rawatan dan
pengobatan sesuai ketentuan, santunan meninggal dunia, dan santunan cacat tetap.
Sementara itu korban kecelakaan yang tidak terjamin adalah, korban atau ahli
warisnya telah memperoleh jaminan dari salah satu jaminan Jasa Raharja berdasarkan
27
UU nomor 33 atau 34 tahun 1964, kecelakaan tunggal, bunuh diri, mabuk atau tak
sadar, melakukan perbuatan kejahatan, kendaraan ikut perlombaan kecakapan atau
kecepatan, serta kecelakaan akibat bencana alam. Bagi para korban kecelakaan
lalulintas yang ingin memperoleh santunan, bisa menghubungi kantor Jasa Raharja
terdekat, mengisi formulir yang telah disiapkan, baik dalam hal korban luka-luka
maupun meninggal dunia.
Untuk memperoleh dana santunan atas kecelakaan, PT. Jasa Raharja
memberikan beberapa persyaratan. Untuk korban yang menderita luka-luka, berkas
yang harus diserahkan yakni berupa fotocopy KTP korban, fotocopy Kartu Keluarga
korban atau kartu identitas lainnya, formulir pengajuan santunan yang disediakan di
Jasa Raharja, formulir keterangan kesehatan korban akibat kecelakaan yang diisi oleh
dokter yang menangani korban, laporan polisi, surat kuasa, dan kwitansi asli bukti
pembayaran dan bukan pengobatan tradisional.
Untuk korban meninggal dunia, berkas yang harus diserahkan oleh ahli waris
korban yakni fotocopy KTP, Kartu Keluarga atau kartu identitas lainnya, formulir
pengajuan santunan yang disediakan Jasa Raharja, surat keterangan ahli waris, surat
nikah atau surat keterangan belum menikah dan akte kelahiran.
Dalam operasionalisasinya, pembayaran dana santunan yang diberikan oleh
PT. Jasa Raharja dibedakan menjadi beberapa kategori. Untuk korban meninggal
dunia, dana santunan yang diberikan maksimal Rp 25.000.000,- (Dua Puluh Lima
Juta Rupiah), sedangkan untuk korban yang menderita luka-luka akibat kecelakaan,
dana santunan yang dapat diberikan sebesar Rp 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah).
Selain itu Jasa Raharja juga memberikan santunan untuk korban cacat tetap akibar
28
kecelakaan yakni sebesar Rp 25.000.000,- (Dua Puluh Lima Juta Rupiah) dan biaya
penguburan jika tidak ada ahli waris sebesar Rp 2.000.000,- (Dua Juta Rupiah).
Selain dalam hal pertanggungan pasca kecelakaan lalu lintas, PT. Jasa Raharja
juga memiliki kontribusi dalam mengurangi angka kecelakaan. Diantaranya, adanya
kegiatan mudik gratis saat lebaran beberapa tahun terakhir ini, pemasangan spanduk
peringatan keselamatan dalam kendaraan, bekerja sama dengan Dinas Perhubungan.
Selain kegiatan usaha utama di atas, Perseroan dapat melakukan kegiatan
usaha dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan
dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan. Namun, seiring
dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 1992
Tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, khususnya pasal 33 yang berbunyi,
Perusahaan Asuransi yang menyelenggarakan Asuransi Sosial dilarang
menyelenggarakan program asuransi lain selain Program Asuransi. Sosial dan pasal
34 yang berbunyi, Perusahaan Asuransi yang menyelenggarakan Program Asuransi
Sosial dalam menyelenggarakan usahanya wajib memenuhi ketentuan Peraturan
Pemerintah ini beserta peraturan pelaksanaannya, maka Perusahaan hanya
menjalankan bidang Asuransi Sosial.
29
3.2 Hasil Penelitian
3.2.1 Current Ratio
Perhitungan Rasio Likuiditas pada PT Jasa Raharja menggunakan rasio,
Current Ratio, Cash Ratio dan Quick Ratio. Berikut ini merupakan data untuk
Current Ratio,Cash Ratio dan Quick Ratio.
Tabel III. 1
Data Aktiva Lancar, Kewajiban Lancar, Kas, Efek, Piutang
Rekening Tahun
2013 2014 2015
Aktiva Lancar 8.079.895.234.053 9.675.913.800.099 10.324.479.370.099
Kewajiban
Lancar
Kas 574.842.850 379.213.250 555.216.350
Efek 6.252.953.618.469 6.303.163.518.197 6.762.459.952.351
Piutang
Sumber: Annual Report PT. Jasa Raharja, Tbk
30
Tabel III.2
Standarisasi dari Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas Standarisasi
Current Ratio 200%
Quick Ratio 100%
Sumber: Data olahan penulis
Untuk perhitungan Current Ratio PT. Jasa Raharja sebagai berikut:
Tahun 2013
= 272%
Tahun 2014
= 310%
Tahun 2015
= 301%
31
Angka current ratio perusahaan menunjukkan 272%, 310% dan 301% pada
tahun 2013,2014 dan 2015, Dari angka current ratio perusahaan, menunjukkan
perusahaan memiliki aktiva lancar yang besar untuk melunasi kewajibannya, yakni
pada tahun 2013 Rp. 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 2,72 aktiva lancar, tahun
2014 Rp. 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 3,10 aktiva lancar dan pada tahun 2015
Rp. 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 3,01 aktiva lancar.
3.2.2. Cash Ratio
Untuk Perhitungan Cash Ratio PT. Jasa Raharja sebagai berikut:
Tahun 2013
210 %
Tahun 2014
202 %
32
Tahun 2015
197%
Angka cash ratio perusahaan menunjukkan 210%, 202% dan 197% pada
tahun 2013,2014 dan 2015, berarti berkurangnya jumlah kas dan bank perusahaan
yang dapat digunakan dengan segera untuk membayar hutang yang jatuh tempo. Dari
angka cash ratio perusahaan, menunjukkan perusahaan memiliki jumlah kas dan
bank serta efek-efek yang cukup untuk melunasi kewajibannya, yakni pada tahun
2013 Rp. 1 kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 2,10 aktiva lancar, tahun 2014 Rp. 1
kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 2,02 aktiva lancar dan pada tahun 2015 Rp. 1
kewajiban lancar dijamin oleh Rp. 1,97 aktiva lancar.
3.2.3. Quick Ratio
Untuk perhitungan Quick Ratio PT. Jasa Raharja sebagai berikut:
Tahun 2013
218 %
33
Tahun 2014
211 %
Tahun 2015
209 %
Angka quick ratio perusahaan menunjukkan 218%, 211% dan 209% pada
tahun 2013,2014 dan 2015, berarti adanya penurunan kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tanpa memperhitungkan penjualan
persediaan.
3.2.4 Perkembangan dan Solusi Rasio Likuiditas
Berdasarkan hasil perhitungan untuk Current Ratio, Cash Ratio dan Quick
Ratio. Berikut ini adalah perkembangan rasio likuiditasnya:
34
Tabel III.3
Perkembangan Current Ratio pada PT. Jasa Raharja
Tahun Current Ratio % Keterangan
2013 272%
2014 310% 113,9% Naik sebesar 13,9%
2015 301% 97,% Turun sebesar 3%
Sumber: Data olahan penulis
Berdasarkan tabel diatas, PT. Jasa Raharja pada tahun 2014 mengalami
kenaikan yang disebabkan oleh meningkatnya aktiva lancar pada PT. Jasa Raharja.
Sedangkan untuk tahun 2015 mengalami penurunan yang disebabkan karna
meningkatnya kewajiban lancar dari PT. Jasa Raharja lebih besar dari meningkatnya
aktiva lancar
Tabel III.4
Perkembangan Cash Ratio pada PT. Jasa Raharja
Tahun Cash Ratio % Keterangan
2013 210%
2014 202% 96,1% Turun sebesar 3,9%
2015 197% 97,5% Turun sebesar 2,5%
Sumber: Data olahan penulis
35
Berdasarkan tabel diatas, diketahui pada tahun 2014 mengalami penurunan,
hal ini disebabkan karena turunnya jumlah kas yang dimiliki perusahaan, sementara
kewajiban lancarnya mengalami kenaikan, sedangkan pada tahun 2015 Cash Ratio
juga mengalami penurunan diakibatkan kenaikan pada kewajiban lancar tidak di
imbangi dengan kenaikan kas dan efek.
Tabel III.5
Perkembangan Quick Ratio pada PT. Jasa Raharja
Tahun Quick Ratio % Keterangan
2013 218%
2014 211% 96,7% Turun sebesar 3,3%
2015 209% 99% Turun sebesar 1%
Sumber: Data olahan penulis
Berdasarkan tabel diatas, pada tahun 2014 PT. Jasa Raharja mengalami
penurunan pada Quick Ratio disebabkan karena turunnya jumlah kas ditahun 2014
yang tidak dapat di imbangi dengan kenaikan pada kewajiban lancar dan tahun 2015
mengalami penurunan juga, meskipun efek dan piutang terus bertambah setiap
tahunnya tetap saja tidak dapat mengimbangi kenaikan kewajiban lancarnya.
Berdasarkan tabel perkembangan diatas diketahui bahwa analisis rasio
likuiditas pada PT Jasa Raharja (Persero) periode tahun 2013 sampai dengan 2015
hanya mengalami peningkatan pada Current Ratio tahun 2014, untuk Cash Ratio dan
Quick Ratio mengalami penurunan setiap tahun nya.
36
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Keuangan PT. Jasa Raharja diukur oleh rasio likuiditas cenderung menurun
dari tahun 2013 sampai dengan 2015. Hal ini dapat dilihat dari hasil Current
Ratio, Cash Ratio dan Quick Ratio yang mengalami penurunan berturut-turut
selama tahun 2013 sampai dengan 2015. Diakibatkan nilai kewajiban lancar
yang meningkat tidak diimbangi dengan kenaikan aktiva lancar, kas.
2. Keuangan PT. Jasa Raharja berada dalam kategori melebihi standarisasi yang
sudah ditetapkan, meskipun dari tahun 2013 sampai dengan 2015 mengalami
penurunan.
4.2 Saran
1. PT. Jasa Raharja harus meningkatkan rasio likuiditasnya, meskipun hasil dari
rasio likuiditasnya sudah melebihi dari standarisasi yang sudah ada, namun
PT. Jasa Raharja harus berhati-hati dikarenakan penurunan yang terjadi pada
tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi terus menerus
2. PT. Jasa Raharja harus melakukan seminar-seminar atau penyuluhan
mengenai pentingnya keselamatan dalam berkendara, agar dapat mengurangi
kewajiban lancar yang di keluarkan PT. Jasa Raharja.
37
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Hasibuan, Malayu. 2011. Dasar Dasar Perbankan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan. Jakarta :
CAPS (Center for Academic Publishing Service)
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
S, Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Empat. Yogyakarta, Liberty
Syahrial Dermawan dan Djahotman Purba. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Dua. Jakarta : Mirta Wacana Media
39
39
top related