lapkas dr nia cpd
Post on 03-Dec-2015
65 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
CEPHALOPELVIC DISPROPORTION (CPD)
INTAN AZZAHRA
2011730141
PEMBIMBING:dr. Rusmaniah,Sp.OG
IDENTITAS
Nama : Ny. D
Umur : 31 tahun
Alamat : JL. Rekreasi Kel.Cilincing
Agama : Islam
Suku bangsa : Betawi
Nama suami : Tn. S
Pekerjaan : Karyawan
Tgl MRS : 10 Agustus 2015
No. RM : 20.60.96
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
• Pasien G2P1A0 mengatakan mules-mules sejak pukul 06.00 Wib
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien G2P1A0 hamil 38 - 39 minggu datang ke poliklinik dengan keluhan mules-mules sejak pukul 6 pagi, belum keluar darah, lendir dan air-air.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU• Riwayat hipertensi, diabetes mellitus dan asma disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Ibu menyangkal penyakit asma, diabetes mellitus dan hipertensi dalam keluarga
RIWAYAT ALERGI• Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap obat, makanan dan debu.
RIWAYAT PENGOBATAN
• Tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
• Kebiasaan merokok (-), minum alcohol (-)
RIWAYAT PERKAWINAN
• Pernikahan pertama, masih menikah, lama kawin 17 tahun
RIWAYAT HAID
• Haid pertama pada usia 12 tahun, haid teratur, tidak sakit saat haid, lama haid 3-5 hari, siklus 28 hari, Hari pertama haid terakhir 17 November 2014, Taksiran persalinan 24 Agustus 2015
ANAMNESIS
RIWAYAT OPERASI
• Sectio Sesarea (1x)
RIWAYAT PERSALINAN
• Gravida (2) , Partus (1), Abortus (0)
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN UMUM
• Rambut: Bersih
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
• Mulut : Mukosa bibir lembab
• Gigi : Caries (-)
• Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
• Dada : Pergerakan dinding dada simetris
• Paru-paru: Bunyi vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
• Jantung : Bunyi jantung I & II regular murni, murmur (-), gallop (-)
• Payudara: Simetris, puting susu menonjol
Abdomen : membesar sesuai kehamilan,TFU 33 cm
Genitalia: Tidak ada pengeluaran pervaginam, darah (-), lendir (-), flour albus (-)
Ekstremitas: Akral hangat (+/+), edema (-/-), CRT ≤ 2 detik
• TFU 33 Cm
• Letak Anak Memanjang
• Persentase Kepala
• DJJ : 130x/menit
• HIS : 2 x 10 Menit, Lama 25 detik, Kualitas Sedang
• Leopold I : Teraba bagian bokong
• Leopold II: Teraba punggung disebelah kiri
• Leopold III: Teraba bagian kepala
• Leopold IV: Bagian terbawah janin belum masuk PAP
• v/v t.a.k
• Portio tipis lunak
• pembukaan 3 cm
• ketuban belum pecah
• Blood slim (+)
STATUS OBSTETRIKUS
PEMERIKSAAN LABORATORIUMPEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
PEMBEKUANMasa perdarahanMasa pembekuan HEMATOLOGIHemoglobin LeukositHematokritTrombosit
2’30”3’30”
13,79,20038,7
282,000
MenitMenit
g/dlsel/mm3
%ribu/mm3
1 - 32 - 6
11,4 - 15,54,3 - 10,436,0 - 46,0
132 - 440.000
Pada pemeriksaan USG:Janin tunggal hidup intrauterine, hamil 38 - 39 minggu, janin belum
masuk PAP, taksiran berat janin 3100 gram.
DIAGNOSA
G2P1A0 Hamil AtermInpartu Fase Laten
denganDisproporsi Sefalopelvik + Riw.SC 1x
Tunggal , Hidup
Intra uteriRENCANA TINDAKAN
SECTIO CESAREA
RENCANA TINDAKAN
• Menjelaskan hasil pemeriksaan
• Mengobservasi keluhan umum dan tanda-tanda vital
• Mengobservasi his dan denyut jantung jantung janin
• SC
LAPORAN PEMBEDAHAN
Nama : Ny. D
Tempat, Tanggal Lahir/ umur : 31tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
No. Rekam Medis : 20.60.96
Tanggal pembedahan : 10 agustus 2015 pukul 15.30 WIB
Dokter ahli bedah : Dr. Rusmaniah , Sp.OG
Diagnosa Prabedah : G2P1A0 Hamil Aterm Inpartu Fase Laten dengan Disproporsi Sefalopelvik + Riw. SC 1x
Diagnosa pascabedah : Post SC P2A0+ CPD + RIW. SC 1x
1. Pasein posisi terlentang
2. Disinfeksi lapang operasi dengan povidone iodine
3. Lapang operasi ditutup dengan duk steril
4. Lakukan insisi pfannesteil (transversal) 1 cm diatas simfisis pubis
5. Insisi diperdalam sampai fascia
6. Fascia dibuka secara transversal
7. Dilakukan retraksi fascia kebawah dan keatas
8. Identifikasi peritoneum parietal
9. Peritoneum dibuka
10. Dibuat bladder flap pada plica vesica uterine
11. Dipaparkan segmen bawah Rahim
Uraian pembedahan:
12. Insisi diperluas secara tumpul kearah dua sisi.
13. Kemudian kepala anak dikeluarkan terlebih dahulu, badan, bokong, kaki hingga lahir pukul 16.00 WIB seorang bayi dengan jenis kelamin perempuan berat badan 3100 gram panjang badan 49 cm, apgar score 9/10
14. Lahirkan plasenta secara manual kesan lengkap, lalu lakukan observasi dinding Rahim
15. Dilakukan jahit pada uterus, kemudian control perdarahan. Perdarahan (-)
16. Dilakukan bilas pada cavum abdomen dengan NaCl 0,9%
17. Dilakukan jahit dinding abdomen lapis demi lapis hingga tertutup
18. OP selesai
Uraian pembedahan:
Tanggal S O A P
11 Agustus
2015
os mengeluh perih dibekas sayatan sc
KU=sakit sedangKesadaran= CMTD:= 90/60 mmHgN:=80 x/menitSuhu= 36,5 ICRR= 18 x/menitMata= CA (-/-), SI (-/-)Leher= Pemb.KGB (-), Pemb.Tiroid (-)Cor= BJ I & II regulerPulmo= vesikuler (+/+),Rh (-), Wh (-)Abdomen= BU (+), NTE (-)Genitalia= darah (+), lendir (-), flour albus (-)Ekstremitas= akral hangat (+), edema (-), CRT ≤ 2 detikOtonom= BAB (-), BAK (+), Flatus (-)
P2A0 post SC a/i CPD + RIW SC 1x hari 1
• Cefixime 100 mg 2 x 1
• Metronidazol 500 mg 3 x 1
• As. Mefenamat 500 mg 3 x 1
Tanggal S O A P
12 Agustus
2015
Nyeri pada bekas jahitan
KU= sakit sedangKesadaran= CMTD= 90/60 mmHgN:=74 x/menitSuhu= 36,5 ICRR= 20 x/menitMata= CA (-/-), SI (-/-)Leher= Pemb.KGB (-), Pemb.Tiroid (-)Cor= BJ I & II regulerPulmo= vesikuler (+/+),Rh (-), Wh (-)Abdomen= BU (+), NTE (-)Genitalia= darah (+), lendir (-), flour albus (-)Ekstremitas= akral hangat (+), edema (-), CRT ≤ 2 detikOtonom= BAB (-), BAK (+), Flatus (+)
P2A0 post sc a/i CPD + RIW SC 1x hari ke-2
Lanjutkan terapi
Tanggal S O A P
13 Agustus 2015
Tidak ada keluhan
KU= BaikKesadaran= CMTD= 110/70 mmHgN= 80 x/menitSuhu= 36,5 ICRR= 20 x/menitMata= CA (-/-), SI (-/-)Leher= Pemb.KGB (-), Pemb.Tiroid (-)Cor= BJ I & II regulerPulmo= vesikuler (+/+),Rh (-), Wh (-)Abdomen= BU (+), NTE (-)Genitalia= darah (-), lendir (-), flour albus (-)Ekstremitas= akral hangat (+), edema (-), CRT ≤ 2 detikOtonom= BAB (-), BAK (+), Flatus (+)
P2A0 post sc a/i CPD + RIW SC 1x hari ke-3
Terapi oral dilanjutkan
Pasien boleh pulang
CEPHALOPELVIC DISPROPORTION (CPD)
Definisi
• Keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina
• Disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya.
Tulang Pembentuk Pelvis
Terdiri dari 3 jenis :
1. os coxae (os ilium,
os ischium, os
pubis)
2. os sacrum
3. os coccigeus
Pintu atas panggul :•Promontorium•Sayap os sakrum•Linea terminalis kiri dan kanan•Pinggir atas simfisis pubis• di ukur konjugata diagonalis < 11,5 cm
Mengukur konjugata diagonalis
PINTU ATAS PANGGUL
Dari tepi bawah simfisis pubis melalui spina ischiadica dan mencapai sacrum didekat pertemuan antara vertebra
Sacralis 4 – 5
Ukuran rata-rata Bidang Tengah Panggul :•Diameter tranversal (interspinous) = 10.5 cm•Diameter AP (tepi bawah SP sampai pertemuan S4 – S5) 11.5 cm•Diameter Sagitalis Posterior / DSP (jarak antara sacrum dengan garis diameter interspinarum) 4,5 cm.
Chen dan Huang ( 1982) :BTP diperkirakan mengalami kesempitan bila jumlah dari Diameter Interspinous + DSP ( normal 10.5cm + 5cm = 15.5 cm) kurang dari 13.5 cm
PINTU TENGAH PANGGUL
PINTU BAWAH PANGGUL
Batas pintu bawah panggul adalah setinggi spina ischiadika. • Jarak antara kedua tuborositas ischii atau
distansia tuberum ini disebut diameter bispinosum adalah sekitar 9,5-10 cm.
• jarak dari ujung sacrum ke tengah-tengah distensia tuberum atau diameter sagitalis posterior (7,5 cm)
• Jarak antara pinggir bawah simpisis ke ujung sacrum (11,5 cm).
•PBP berbentuk segi empat panjang disebelah anterior dibatasi oleh arkus pubis, dilateral oleh tuber ischii & di posterior oleh os koksigis dan ligamentum sakrotuberosum.
•Pada panggul normal besar sudut (arkus pubis ) adalah ± 90 derajat
HODGE:I. Bidang yang sama
dengan pintu atas panggul
II. Bidang yang sejajar dengan hodge I setinggi tepi bawah simfisis
III. Sejajar hodge II setinggi spina ischiadika
IV. Sejajar hodge III setinggi ujung tulang sacrum
KELAINAN PANGGUL DIGOLONGKAN MENJADI EMPAT
• Kelainan karena gangguan pertumbuhan intrauterine
panggul Naegele, panggul Robert, split pelvis, panggul asimilasi.
• Kelainan karena kelainan tulang dan/ sendi:
rakitis, osteomalasia, neoplasma, fraktur, atrofi, nekrosis, penyakit pada sendi sakroiliaka dan sendi sakrokoksigea.
• Kelainan panggul karena kelainan tulang belakang
kifosis, skoliosis, spondilolistesis.
• Kelainan panggul karena kelainan pada kaki
koksitis, luksasio koksa, atrofi atau kelumpuhan satu kaki.
PERKIRAAN KAPASITAS PANGGUL SEMPIT
1. Pada wanita dengan tinggi badan yang kurang dari normal
2. Pengukuran panggul (pelvimetri) dalam
3. Pelvimetri radiologis (diameter transversal pintu atas dan diameter antar spina iskhiadika)
4. Pelvimetri dengan CT scan
5. pemeriksaan dengan MRI (jenis panggul, ukuran pangul yang sebenarnya, luas bidang panggul, kapasitas panggul, serta daya akomodasi)
METODE OSBORN
satu tangan menekan kepala janin dari atas kearah rongga panggul dan tangan yang lain diletakkan pada kepala untuk menentukan apakah kepala menonjol di atas simfisis atau tidak
METODE MULLER MUNRO KERR
Dilakukan dengan satu tangan memegang kepala janin dan menekan kepala ke arah rongga panggul, sedang dua jari tangan yang lain masuk ke vagina untuk menentukan seberapa jauh kepala mengikuti tekanan tersebut dan ibu jari yang masuk ke vagina memeriksa dari luar hubungan antara kepala dan simfisis
ETIOLOGI
Janin
besar
• Janin yang besar adalah janin dengan BB ≥4000 gram. • Kesukaran yang ditimbulkan dalam persalinan karena besarnya kepala
atau besarnya bahu. Karena regangan dinding rahim oleh anak yang sangat besar inersia uteri & kemungkinan perdarahan postpartum akibat atonia uteri.
Kelainan posisi & presenta
si
• Presentasi muka• Presentasi dahi• Letak lintang
Panggu
l se
mpit
• Batasan panggul sempit menurut Pedoman diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSHS yaitu setiap kelainan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul, sehingga dapat menimbulkan distosia pada persalinan.
PERSALINAN PERCOBAAN
• hanya dapat dilakukan pada letak belakang kepala
• umur kehamilan tidak boleh lebih dari 42 mingu
• Dihentikan apabila pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannnya, keadaan ibu atau anak kurang baik, setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah kepala tidak masuk PAP dalam 2 jam meskipun his baik, serta pada forceps yang gagal. Pada keadaan ini dilakukan seksio sesarea.
SEKSIO SESAREA
Seksio sesarea elektif dilakukan pada
kesempitan panggul berat dengan
kehamilan aterm, atau disproporsi
sephalopelvik yang nyata
Seksio sesarea sekunder (sesudah persalinan selama beberapa waktu) dilakukan karena
peralinan perobaan dianggap gagal atau ada indikasi untuk
menyelesaikan persalinan selekas
mungkin
DAFTAR PUSTAKA
• Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran Bandung. Obstetri Fisiologi. Bandung: Elemen, 1983.
• Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21.
Jakarta: EGC, 2005.
• Inkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta: YBP-SP, 2007.
• Saifuddin AB. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi Keempat.
Jakarta: BP-SP, 2008.
top related