laporan linux server
Post on 11-Jun-2015
1.504 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin hari semakin cepat pula perkembangan teknologi di dunia ini, misalnya
teknologi komputerisasi, banyak sekali pengguna komputer disemua kalangan masyarakat
mulai dari pengguna individu (stand alone) perusahaan kecil bahkan perusahaan yang
sudah maju sekali pun. Tetapi mayoritas komputer yang banyak digunakan di kalangan
masyarakat adalah sistem komputer individual (stand alone), yaitu sistem komputer yang
berdiri sendiri tanpa ada hubungan antar komputer maksudnya tidak berhubungan antara
komputer satu dengan komputer yang lain atau dengan internet. Hal ini menyulitkan kita
untuk berkomunikasi dengan komputer yang lain, misalnya kita ingin mengambil data
dari komputer lain kita harus pergi ke komputer itu, kegiatan tersebut sangatlah
merugikan karena jika kita sedang sibuk maka kita akan bisa menyelesaikan pekerjaan
kita dengan baik.
Untuk memudahkan kita dalam berkomunikasi, perkembangan teknologi
sekarang ini sudah memperkenalkan kepada kita yaitu sistem komputer jaringan berbasis
client – server. Sistem komputer jaringan inilah yang membuat kita cepat menyelesaikan
pekerjaan karena dalam sistem tersebut tersedia fasilitas – fasilitas yang dapat
memudahkan kita untuk berkomunikasi, misalnya website, FTPsite dan surat elektronik
atau yang biasa kita sebut dengan Email.
Web site saat ini adalah termasuk media komunikasi yang sangat populer karena
disamping tidak menggunakan tenaga yang banyak dan juga memakan biaya yang relatif
tidak mahal, karena kita tinggal menyiapkan sebuah PC yang dikoneksi ke internet dan
kita bisa browsing ke website – website yang kita inginkan, selain itu website juga dapat
digunakan untuk mempromosikan suatu produk, perusahaan, lembaga atau institusi.
Webserver juga dikenal dengan nama HTTP Server. Salah satu aplikasi HTTP server
yang terkenal dan terbaik saat ini adalah Apache HTTP server karena kehandalannya
kecepatannya dan open source.
FTPsite atau yang biasa kita sebut dengan File Transfer Protokol, dalam hal ini
kita dapat sharing data dari komputer satu ke komputer lainnya atau dari komputer server
ke komputer client. Contoh program yang biasa digunakan untuk FTP server adalah
proftpd, vsftpd dll, disini nanti kita akan membahas tentang protpd.
Email atau surat elektronik ini menjadi alat komunikasi yang sangat banyak
digunakan dikarenakan memberikan banyak keuntungan baik dari segi biaya maupun
tenaga. Misalkan kita mengirim surat secara konvensional, mulai dari membuatnya
sampai terkirim ke alamat tujuan mamakan waktu yang cukup lama dan biaya yang
sangat mahal apabila tujuannya jauh, sedangkan apabila kita menggunakan email jarak
dan waktu sudah tidak menjadi kendala lagi.. Aplikasi untuk mail server yang sering
sekali digunakan di linux adalah Postfix MTA, selain postfix aplikasi email lainnya
seperti qmail, kedua aplikasi ini sangat menggunakan keamanan dan modularitas, tetapi
meskipun begitu kebanyakan orang menganggap postfix jauh lebih cepat dari qmail,
selain kedua aplikasi tersebut ada juga aplikasi email lainnya seperti sendmail.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dibuatnya laporan ini yaitu :
Merupakan salah satu syarat untuk dapat melaksanakan Uji
Kompetensi.
Merupakan salah satu syarat kelulusan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dibuatnya laporan ini adalah :
Agar pembaca dapat mengetahui maksud dari pembuatan laporan
ini.
Agar pembaca tahu bagaimana cara untuk mensetting jaringan.
Agar pembaca dapat memehami guna dan cara membangun Web
Server, FTP Server dan Mail Server dengan Linux Mandrake 9.2
dalam (LAN) Local Area Network
Agar pembaca dapat mempergunakan fasilitas yang ada pada
Jaringan Web Server, FTP Server dan Mail Server dengan Linux
Mandrake 9.2 pada (LAN) Local Area Network
BAB II
PROSES PRODUKSI/JASA
2.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanan
Kegiatan pembuatan jaringan komputer berbasis client – server dengan sistem
operasi linux Mandrake 9.2 ini dilaksanakan di Lab Technical Support SMK Negeri 1
Purwosari. Pelaksanaan dimulai pada bulan Desember. Berikut adalah jadual proses
pengerjaan Tugas Akhir.
Tabel 1. Jadual waktu dan tempat pelaksanaan proses pengerjaan proyek tugas
akhir
No Kegiatan
Statistik Kegiatan
Oktober Nopember Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengerjaan proposal
dan konsultasi
2 Proses Produk/Jasa
3 Pengerjaan laporan
4 Presentasi/Verifikasi
5 Ujian Semester ganjil
2.2 Alat dan Bahan
Tabel 2. Nama Alat Dan Bahan
No Nama Alat Spesifikasi Jumlah Pemilik
1. Komputer Server
Processor
Mainboard
Harddisk
CD ROM
Floppy Disk
Memory (RAM)
Casing
Power Supply
LAN Card
VGA
Monitor
Keyboard
Mouse
Intel Pentium IV LGA 775 2,66 GHz
Motherboard PC CHIPS P21G + CD Driver
Maxtor 40 GB
Samsung 52 X Max
Panasonic 3.5 “
Visipro DDR 256 MB
ATX Full Tower
Simbadda 350 Watt
VIA Rhine II 10/100 Fast Ethernet LAN Single Chip 100 Base-TX or 10 Base-T (On board)
32 MB (On Board)
Samsung Syncmaster 591S 15 “
Multimedia PS/2
Optical mouse PS/2
1 buah Sekolah
2. Komputer Client
Processor
Mainboard
Harddisk
CD ROM
Floppy Disk
Memory (RAM)
Casing
Power Supply
LAN Card
VGA
Monitor
Keyboard
Mouse
Intel Pentium IV LGA 775 2,66 GHz
Motherboard PC CHIPS P21G + CD Driver
Maxtor 40 GB
Samsung 52 X Max
Panasonic 3.5 “
Visipro DDR 256 MB
ATX Full Tower
Simbadda 350 Watt
VIA Rhine II 10/100 Fast Ethernet LAN Single Chip 100 Base-TX or 10 Base-T (On board)
32 MB (On Board)
Samsung Syncmaster 591S 15 “
Multimedia PS/2
Optical mouse PS/2
1 buah Sekolah
2. Switch 24 port 1 buah Sekolah
3. Stabilizer Min 500 Watt 1 buah Sekolah
4. Microsoft Windows XP
CD InstallerMicrosoft Production 1 Buah
5. CD Installer Linux Mandrake 9.2
Linux 3 Buah
6. Kabel UTP UTP 3 Meter
7. Konektor RJ-45 RJ-45 8 pin 6 Buah
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Pemilik
1. Tool Set
Tang Crimping
Obeng Plus (+)
Obeng Minus (-)
RJ 45
Ukuran screw PC
Ukuran screw PC
1 buah
1 buah
1 buah
Sekolah
Sekolah
Sekolah
2. Kabel Tester RJ 45 1 buah Sekolah
2.3 Gambar Kerja
2.4 Proses Pengerjaan
2.4.1 Pengenalan Hardware Dan Teknik Perakitan Komputer
A. Mengenal Komponen-Komponen dalam Komputer
Sebelum Anda memulai merakit komputer, sebaiknya Anda mengenal
komponen-komponen dalam sistem komputer terlebih dulu. Komponen-
komponen tersebut antara lain :
1. Mother Board
Mother Board banyak macam dan tipenya, juga banyak mereknya. Masing-
masing tipe dan merek mempunyai spesifikasi sendiri-sendiri.
Sebagaimana arti leksikal dari kata 'mother' yang berarti 'ibu' dan juga kata
'main' yang berarti 'utama', motherboard yang secara fisik berupa papan sirkuit
(circuit board) merupakan salah satu dari komponen utama dalam
membangun/merakit sebuah komputer. Pada motherboard terdapat slot-slot atau
konektor-konektor untuk menghubungkan perangkat-perangkat lainnya seperti
CPU, video card, sound card, hard drive dan perangkat lainnya.
Jika kita mengumpamakan CPU sebagai 'otak' dari sebuah komputer, maka
motherboard dapat diumpamakan sebagai susunan syarafnya. Jika anda
menginginkan 'otak' dari sebuah komputer untuk bekerja secara cepat, anda juga
tentunya akan menginginkan bahwa setiap perangkat dalam komputer anda untuk
berkomunikasi secara cepat pula. Dapat disimpulkan bahwa setelah CPU,
motherboard merupakan bagian yang terpenting dalam membangun sebuah
komputer.
Salah satu contoh gambar Motherboard terlihat dibawah ini.
Motherboard
2. CPU / Processor
CPU (Central Processing Unit) atau sering juga disebut sebagai processor
merupakan komponen yang merupakan kontrol dalam memproses semua
instruksi yang akan dijalankan oleh sebuah komputer. Kita bisa mengasumsikan
CPU sebagai 'otak' dari sebuah komputer. CPU-lah yang memikirkan segalanya.
Kecepatan dari sebuah komputer didasarkan pada kecepatan CPU-nya, dimana
kecepatan CPU ini diberikan dalam satuan MHz (megahertz) dan GHz
(Gigahertz).
Bentuk nyata dari Processor seperti gambar dibawah ini.
Prosesor
3. Memory
Memory (RAM) merupakan media penyimpanan data, program dan
perintah-perintah yang terakhir digunakan sehingga semakin besar memory
semakin banyak ruang kosong untuk menyimpan data atau perintah terakhir,
dengan itu semakin cepat pula akses yang dilakukan. Memori dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
a. ROM ( Read Only memory)
Memory ini memiliki karakterisrik yang sesuai dengan namanya
yaitu data yang terkandung didalamnya tidak dapat diubah-ubah lagi dan
hanya dapat dibaca saja. Data di ROM ini dipergunakan untuk identitas
komputer itu sendiri. Hal ini terdapat pada BIOS (Basic Input Output
System). ROM dibedakan menjadi 3, yaitu :
PROM (Programmable ROM)
ROM ini memberikan kesempatan kepada pemakai untuk
mengubah data yang tersimpan secara default. Sebuah alat yang
bernama PROM Programmer bertugas membakar (Burning-in) sel
memory yang terdapat dalam chip ini. Setelah melalui proses
burning, maka PROM tidak dapat diubah-ubah lagi.
DDR SD
EPROM (Eraseable Programmable ROM)
Chip ini adalah perkembangan dari PROM, hanya saja
EPROM ini dapat dihapus isinya terlebih dahulu dengan
menggunakan sinar ultraviolet dan diprogram ulang secara electric.
EEPROM (Electrically Eraseable Programmable ROM)
Chip ini tidak jauh berbeda dengan EPROM, tetapi EEPROM
datanya dihapus dengan pulsa listrik (Electrical Pulses) tanpa
menggunakan sinar ultraviolet
b. RAM (Random Acces Memory)
Karakteristik dari RAM adalah dalam pengaksesan data yang
tersimpan dalam memory dilakukan secara acak (Random) bukan dengan
cara terurut (Sequencial). Ada bebrapa jenis RAM yaitu : SDRAM,
DDRAM, EDORAM, RDRAM, dll.
4. VGA Card (Video Graphic Adapter)
VGA Card adalah sebuah komponen hardware yang berbentuk kartu
elektronik yang digunakan untuk menghubungkan komputer dengan monitor
sehingga dapat menampilkan apa yang sedang dikerjakan oleh komputer.
Namun kini VGA Card tidak saja hanya berfungsi untuk menampilkan hasil
kerja pada layar monitor, bahkan fungsinya telah dikembangkan lagi untuk
menghasilkan tampilan 3 dimensi (3D) yang sangat baik untuk game. Ada juga
VGA Card yang sudah dikemas dalam motherboard yang disebut dengan VGA
Onboard.
S3 Trio 3D/2X VGA Onboard
5. Monitor
Monitor berfungsi sebagai layar tempat menampilkan hal-hal yang anda
kerjakan di komputer anda. Monitor dapat dijalankan pada resolusi yang
berbeda-beda dan juga refresh rate yang berbeda-beda. Resolusi adalah ukuran
dari tampilan monitor dalam bentuk perkalian, yaitu jumlah pixel horizontal
dikali dengan jumlah pixel vertikal. Contoh yang paling sering digunakan
adalah monitor dengan resolusi 1024 x 768. Semakin besar angka-angka dalam
resolusi akan semakin kecil pixel yang digunakan dan semakin meningkatkan
ketelitian gambar yang ditampilkan. Refresh rate merupakan angka yang
menunjukkan seberapa cepat monitor me-refresh (menggambar ulang) gambar
yang ditampilkan di layar. Semakin tinggi refresh rate, akan semakin halus
gambar terlihat dan akan semakin nyaman untuk mata manusia.
6. Keyboard dan mouse
Keyboard adalah sebuah komponen input yang menggunakan tombol-
tombol huruf, angka dan karakter-karakter lainnya dan mouse merupakan
salah satu jenis komponen input yang bekerja dengan menggerakkan kursor
ketempat yang diinginkan. Dengan adanya mouse akan lebih mudah dan
cepat untuk memilih file atau menu yang diinginkan.
Gambar Keyboard dan Mouse
7. CD/DVD ROM Drive
CD-ROM Drive adalah keharusan untuk program-program saat ini.
Sebuah CD-ROM dapat menyimpan data hingga 720 MB, dan biasanya dipakai
sebagai cd instalasi program atau games. CD-ROM burner/writer digunakan
Tampak dari depan Tampak dari belakang Tampak dari samping
agar pengguna dapat membuat CD audio atau data mereka sendiri. Gambar dari
CD-ROM seperti terlihat dibawah ini.
Gambar CD ROM
8. Floppy Disk Drive
Floppy Disk Drive adalah suatu alat untuk membaca Diskette, ini sangat
diperlukan untuk mempersiapkan komputer sebelum di Install program.
Digunakan misalnya untuk Start Up, meng-install driver, format Hard Disk dan
untuk Partisi Hard Disk. Gambarnya seperti terlihat dibawah ini.
Gambar Floppy Disk Drive
9. Hard Disk
Hard Disk adalah sebuah media untuk menyimpan data atau Program.
Sekarang ini hard disk sudah menjadi suatu keharusan untuk sebuah komputer.
Semakin besar kapasitas Hard Disk, akan semakin banyak pula data atau
program yang dapat disimpan. Kapasitas Hard Disk yang ada sekarang ini
adalah 10 GB, 20 GB, 40 GB, bahkan ada yang 80 GB. GB singkatan dari
Gega Byte. Gambar contoh Hard Disk seperti terlihat dibawah ini.
Gambar Harddisk
10. Kabel Data
a. IDE 1
b. IDE 2
c. Floppy disk
Gambar Kabel Data
11. Sound Card
Adalah sebuah Card atau rangkaian yang ditambahkan kedalam
komputer yang berguna untuk mengolah dan mengeluarkan suara. Dengan
Sound Card ini komputer akan menjadi Multi Media dan akan terlihat lebih
hidup. Ada juga Sound Card yang sudah dikemas dalam motherboard yang
disebut dengan Sound Card .
12. Casing
Merupakan media yang berfungsi untuk menempatkan peralatan/
komponen komputer. Beberapa bentuk casing antara lain: standart, desktop,
slim desktop, mini/middle tower, dan lain-lain.
Gambar casing
Sound card PCI Sound card on board
Gambar Switch
PCI Ethernet Card
13. Switch
Switch adalah suatu perangkat yang memiliki banyak port yang akan
menghubungkan beberapa node atau titik sehingga membentuk suatu jaringan.
Pada jaringan yang umum salah satu port menghubungkan Switch tersebut ke
komputer server sedangkan port yang lainnya digunakan untuk
menghubungkan komputer client yang sudah memiliki NIC untuk membentuk
jaringan.
14. NIC (Network Interface Card)
NIC atau disebut juga dengan Ethernet merupakan komponen hardware
yang berbentuk kartu elektronik yang akan terpasang pada setiap komputer
yang akan dihubungkan kesuatu jaringan. NIC berfungsi untuk
menghubungkan kabel UTP ke HUB sehingga memungkinkan komputer untuk
dapat saling berhubungan. Kini NIC tidak hanya berbentuk kartu elektronik
tetapi juga ada yang sudah dikemas dalam satu produk dengan motherboard
atau yang lebih dikenal dengan Ethernet Onboard.
15. Kabel UTP (Unshielded Twister Pair)
Kabel UTP adalah kabel yang digunakan sebagai saluran komunikasi
yang tidak memiliki selang pembungkus (Unshielded). Untuk koneksi kabel
ini menggunakan konektor bertipe RJ-11 dan konektor RJ-45.
Gambar Kabel UTP
Ethernet Onboard
Gambar Konektor RJ - 45
16. Konektor
Konektor adalah benda yang digunakan untuk mengubungkan kabel
UTP dengan NIC ataupun dengan Switch. Dalam hal ini menggunakan
konektor RJ-45 karena sesuai dengan bentuk port pada NIC.
B. Perakitan CPU
1. Tips Perakitan
Sebelum Merakit sebuah PC, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan,
diantaranya adalah :
1. Hindari merakit dalam keadaan berkeringat, karena kemungkinan
keringat akan jatuh keperalatan yang sedang kita rakit tanpa kita ketahui,
lalu saat kita menyalakan power supply maka terjadilah hubungan
pendek(short contact)dan rusaklah hasil rakitan kita.
2. Hindari memegang atau menyentuh langsung kaki pin prosesor yang ada
termasuk chipset. Karena dikhawatirkan adanya listrik statis yang
dimiliki tubuh kita akan merusak komponen tersebut. Untuk mencegah
hal ini kita harus meng-ground-kan tubuh kita dengan cara memegang
casing saat power telah dihidupkan, atau dengan memakai gelang anti
statis.
3. Pada setiap tahap perakitan sebelum menambahkan komponen yang baru
power supply harus dimatikan. Memasang komponen pada saat power
supply hidup akan merusak komponen yang akan dipasang dan juga hasil
rakitan kita.
4. Jangan lupa untuk menyiapkan peralatan yang dibutuhkan sebelum
memulai perakitan, agar seluruh kegiatan tidak terhambat pada
kemungkinan kurangnya peralatan yang ada.
2. Langkah-langkah perakitan.
1. Letakkan motherboard pada tempat yang datar atau diatas casing pada
tempat yang aman. Meletakkan motherboard pada tempat yang tidak rata
akan mengakibatkan kerusakan pada motherboard apabila dilakukan
pemasangan komponen
Gambar Motherboard
2. Pasang processor pada Motherboard. Pemasangan di luar casing
dimaksudkan untuk memudahkan anda dalam pemasangan tersebut.
Pasang pengait processor terlabih dahulu pada motherboard sebelum
memasang processor. Perhatikan gambar di bawah.
Gambar Pemasangan Processor LGA
Pemasangan processor disesuaikan dengan jenis processor dan
motherboard yang akan digunakan. Pada gambar di atas, processor
yang digunakan adalah Intel Pentium IV LGA 775 2,66 GHz .
3. Pasang SIMM RAM pada tempat yang tersedia pada motherboard
Gambar Posisi Pemasangan SIMM RAM
Pemasangan SIMM RAM pada slotnya harus mengikuti aturan yang
telah ditentukan, yaitu :
- Aturan praktis yaitu aturan yang menjelaskan bagaimana tata cara
memasangkan SIMM ketempatnya. Kesalahan ini dapat membuat
kerusakan pada motherboard.
- Aturan teknis yaitu aturan yang menjelaskan susunan tata letak
SIMM dalam hubungannya dengan pendeteksian terhadap
keberadaan dan kapasitas SIMM.
Pada slot memori, terdapat dua buah pengunci yang berfungsi untuk
mengunci posisi memori.
Untuk memasang memori, masukkan memori ke dalam slot memori dan
tekan sehingga kedua pengunci mengunci memori tersebut, seperti pada
gambar berikut.
`
Gambar Posisi pemasangan memori
4. Siapkan casing untuk pemasangan motherboard. Lepaskan penutup
samping casing (sebelah kanan) untuk memasang komponen yang lain.
Gambar Casing
5. Pasang Floppy disk, perhatikan tata letak pemasangan. Sesuaikan dengan
posisi dari casing.
6. Pasang baut Floppy, ini bertujuan agar floppy yang telah dipasang tidak
mudah lepas / goyang.
Gambar Pemasangan baut pada FDD
7. Pasang Harddisk pada casing, sesuaikan dengan model casing (biasanya
harddisk dipasang tepat di bawah floppy).
Gambar Memasang Harddisk Drive
8. Pasang baut untuk harddisk (empat buah baut)
Gambar Memasang baut pada harddisk
9. Pasang CDROM Drive pada casing, perhatikan tata letak pemasangan
cdrom sesuaikan dengan model casing yang anda gunakan. Masukkan
Tampak posisi floppy dari depan casing setelah
dipasang.Tampak pemasangan floppy.
cdrom secara perlahan kedalam casing lewat depan casing. Perhatikan
gambar di bawah.
10. Selanjutnya pasang baut untuk cdrom. Pasang sebanyak 4 buah.
Memasang baut pada CDROM
11. Pada casing, terdapat beberapa titik yang berfungsi untuk pemasangan
baut dan sekrup. Pasanglah baut dan sekrup tersebut pada tempatnya,
sesuaikan dengan jenis motherboard yang digunakan.
Posisi pemasangan Baut dan Sekrup
12. Masukkan motherboard pada casing secara perlahan (Pada sebagian
casing, alas casing dapat dilepas sehingga pemasangan motherboard
dapat dilakukan secara lebih mudah
Gambar Pemasangan CDROM
Memasangan mainboard pada casing
Pada saat pemasangan Motherboard, perhatikan bagian belakang
motherboard yang berisi konektor mouse, keyboard, serial dan paralel
port, agar terpasang dengan tepat pada dudukan casing yang ada.
13. Kemudian pasanglah baut yang disediakan pada Motherboard pada
beberapa titik yang sesuai dengan dudukan motherboard.
Gambar Pemasangan Baut
14. Pasang dan kencangkan seluruh baut pada motherboard
15. Pasang konektor Power Supply pada tempatnya di Motherboard
(Perhatikan : Untuk power Supply Type AT, Pasang konektor power
supply dengan kabel berwarna hitam berada di posisi tengah, kesalahan
pemasangan akan mengakibatkan kerusakan berat pada Motherboard)
Gambar Memasang kabel power supply pada mainboard
16. Pasang kabel data Harddisk (HDD) pada port IDE, CD-Rom drive pada
IDE Port dan Floppy Disk Drive(FDD) Pada port FDD pada motherboard
Pemasangan kabel data Harddisk. Perhatikan arah pemasangan kabel (pin 1)
Pemasangan kabel data Floppy. Perhatikan arah pemasangan kabel (pin 1)
Supaya diperhatikan pemasangan pin 1 pada motherboard. Ikuti
petunjuk pada Motherboard atau buku manual masing-masing.
17. Pasang kabel power untuk Harddisk dan Floppy
Gambar Pemasangan Kabel power FDD dan HDD
18. Pasang kabel switch, speaker, hdd LED dan power LED pada
Motherboard. Ikuti petunjuk yang ada pada buku manual masing-masing
Motherboard.
Gambar Pemasangan kabel power dan LED
19. Setelah perakitan selesai dilakukan, maka hasil yang diperoleh akan
seperti dibawah ini
Gambar Mainboard sudah terpasang
20. Atur kabel-kabel data dan power. Setelah selesai tutup kembali casing
anda dan pasanglah baut
Gambar Menutup casing dan membaut casing
21. Pasanglah Keyboard, Mouse, Data Monitor. Power Monitor dan Kabel
Power pada bagian belakang casing sesuai dengan konektor masing-
masing.
Gambar Pemasangan Keyboard, Mouse,
Data Monitor, Power Monitor dan Kabel Power
Usahakan memasang kabel Power setelah seluruh peripheral dan
konektor lain terpasang dengan baik untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada komponen apabila terjadi kesalahan pemasangan.
22. Setelah seluruh komponen telah terpasang dengan baik, lakukan uji
tampil dengan menghidupkan komputer.
Menghidupkan komputer
23. Apabila perakitan telah selesai dan semua telah terpasang, lalu
menghidupkan komputer untuk mengecek apakah semua telah benar,
untuk mengeceknya masuk ke BIOS dengan cara tekan tombol Del atau
tombol menurut petunjuk yang ditampilkan pada saat booting ketika
booting, tampilan BIOS adalah seperti berikut:
Gambar BIOS
2.4.2 Konsep Jaringan Komputer
A. Pendahuluan
Dalam beberapa tahun terakhir ini, teknologi komputer telah
berkembang sangat pesat. Akibat perkembangan teknologi yang sangat pesat
ini, maka teknologi-teknologi menjadi saling terkait. Perbedaan-perbedaan
yang terjadi dalam pengumpulan, pengiriman, penyimpanan dan pengolahan
informasi telah dapat diatasi. Dalam hal ini kemungkinan pengguna dapat
memperoleh informasi secara cepat dan akurat.
Sampai saat ini, teknologi dari jenis Personal Komputer hingga Super
Komputer terus mengalami perkembangan, sehingga meningkatkan kapasitas
dan pengolahan data. Penggabungan antara teknologi komputer dan
komunikasi berpengaruh sekali terhadap bentuk organisasi sistem komputer.
Konsep “Pusat Komputer” dalam sebuah ruangan yang berisi sebuah
komputer besar, tempat dimana semua pemakai mengolah pekerjaannya,
merupakan konsep yang ketinggalan zaman.
Model komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi
suatu organisasi telah diganti oleh sekumpulan komputer yang berjumlah
banyak dan terpisah tetapi masih saling berhubungan dalam melaksnakan
tugasnya. Sistem ini disebut sebagai Jaringan Komputer (Computer
Network). Jaringan komputer dapat diartikan sebagai suatu himpunan
interkoneksi sejumlah komputer. Dua buah komputer dikatakan membentuk
suatu jaringan bila keduanya dapat saling bertukar informasi.
B. Definisi Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom (stand alone)
yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya menggunakan protokol
komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi
infromasi, program-program, penggunaan bersama perangkat keras seperti
printer, harddisk dan sebagainya. Selain itu jaringan komputer bisa diartikan
sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada diberbagai
lokasi yang terdiri dari lebih satu komputer yang saling berhubungan.
Dalam sebuah jaringan komputer biasanya terhubung banyak komputer
ke sebuah atau beberapa server. Server adalah komputer yang difungsikan
“pelayan” pengiriman data dan/atau penerimaan data serta mengatur
pengiriman dan penerimaan data di antara komputer-komputer yang
tersambung.
C. Tujuan Membangun Jaringan Komputer
Tujuan dibangunnya suatu jaringan komputer adalah membawa
informasi secara tepat dan tanpa adanya kesalahan dari sisi pengirim
(transmitter) menuju ke sisi penerima (receiver) melalui media komunikasi.
Dalam membangun jaringan komputer memang tidak semudah tujuannya.
Ada beberapa hal yang masih dirasa menjadi kendala. Kendala-kendala itu
antara lain :
1. Masih mahalnya fasilitas komunikasi yang tersedia dan bagaimana
memanfaatkan jaringan komunikasi yang ada secara efektif dan efisien.
2. Jalur transmisi yang digunakan tidak benar-benar bebas dari masalah
gangguan (noise).
D. Manfaat Jaringan Komputer
Secara umum, jaringan komputer mempunyai beberapa manfaat yang
lebih dibandingkan dengan komputer yang berdiri sendiri dan dunia usaha
telah mengakui bahwa akses ke teknologi modern selalu memiliki
keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing yang terbatas dalam bidang
teknologi. Adapun manfaat yang didapat dalam membangun jaringan
komputer adalah sebagai berikut :
Sharing Resources
Sharing resources bertujuan agar seluruh program, peralatan atau
peripheral lainnya dapat dimanfaatkan oleh setiap orang yang ada pada
jaringan komputer tanpa terpengaruh oleh lokasi maupun pengaruh dari
pemakai. Dengan kata lain, seorang pemakai yang letaknya sangat jauh
sekalipun dapat memanfaatkan data maupun informasi yang lainnya
tanpa mengalami kesulitan. Jadi dengan adanya sharing resources ini
dapat menekan biaya pembelian peripheral atau software karena adanya
peningkatan sumber daya tersebut.
Media Komunikasi
Jaringan komputer memungkinkan terjadinya kemunikasi antar
pengguna, baik untuk teleconference maupun untuk mengirim pesan atau
informasi yang penting lainnya. Dengan menggunakan jaringan
komputer, dua orang atau lebih yang jaraknya sangat jauh akan lebih
mudah bekerja sama. Misalkan ada dua orang pegawai di suatu
perusahaan yang tempat tinggalnya berjauhan, mereka tetap bisa bekerja
sama dalam pembuatan laporan. Pada saat seorang pegawai membuat
suatu perubahan di sebuah dokumen on-line, pegawai lainnya dapat
mengetahui perubahan tersebut dengan segera, tidak perlu menunggu
datangnya surat.
Perubahan yang cepat inilah yang mengakibatkan kerja sama
dikelompok-kelompok kerja yang sangat jauh menjadi sangat mudah.
Dalam hal ini sistem penjadwalan, pemantauan kerja dan lainnya dapat
membuat tim bekerja dengan lebih efektif.
Integrasi Data
Pembangunan jaringan komputer dapat mencegah ketergantungan
pada komputer pusat. Setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu
komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ke tempat lainnya. Oleh
sebab inilah maka dapat terbentuk data yang terintegrasi sehingga dengan
demikian memudahkan pemakai untuk memperoleh dan mengolah
informasi setiap saat.
Pengembangan dan Pemeliharaan
Dengan adanya jaringan komputer ini, maka pengembangan
peralatan dapat dilakukan dengan meudah dan menghemat biaya,
misalnya untuk meningkatkan kualitas dari dot matrix printer ke laser
printer, maka diperlukan membeli laser printer sejumlah komputer yang
ada tetapi cukup satu buah karena printer tersebut dapat digunakan secara
bersama-sama. Jaringan komputer juga bisa memudahkan pemakai dalam
merawat harddisk dan peralatan lainnya, misalnya untuk memberikan
perlindungan terhadap serangan virus maka pemakai cukup memusatkan
perhatian pada harddisk yang ada dikomputer pusat.
Keamanan Data
Sistem jaringan komputer memberikan perlindungan terhadap data.
Jaminan keamanan data tersebut diberikan melalui pengaturan hak akses
para pemakai dan pasword, serta teknik perlindungan terhadap harddisk
sehingga data mendapatkan perlindungan yang efektif.
Sumber Daya Lebih Efisien dan Informasi Terkini
Dengan adanya pemakaian sumber daya secara bersama-sama,
pemakai bisa mendapatkan hasil dengan maksimal dan kualitas yang
tinggi. Selain itu data atau informasi yang diakses selalu terbaru, karena
setiap ada perubahan yang terjadi dapat segera langsung diketahui oleh
setiap pemakai.
2.4.3 Pengenalan LAN
A. Pendahuluan
Tujuan dari LAN adalah untuk menghubungkan komputer-komputer
pribadi dan workstasiun dalam suatu perusahaan yang menggunakan
peralatan secara bersama-sama dan saling bertukar informasi. Biasanya
jaringan ini dimiliki oleh perusahaan tanpa menggunakan fasilitas dari
perusahaan telekomunikasi umum. LAN berdasarkan jenis jaringannya dapat
dibedakan menjadi 2 hal yaitu : jarak dan topologi.
B. Jarak
Jaringan ini digunakan untuk menghubungkan simpul yang berbeda di
daerah yang tidak terlalu jauh seperti dalam suatu bangunan atau suatu
gedung dengan radius maksimum 10 kilometer. Selain itu, pada jaringan ini,
kecepatan pengiriman data relatif tinggi yaitu 10 sampai 100 Mbps dengan
delay yang rendah dan mempunyai faktor kesalahan yang kecil.
C. Topologi
Topologi adalah istilah yang digunakan untuk menguraikan cara
bagaimana komputer terhubung dalam suatu jaringan. Topologi phisic
menguraikan layout aktual dari perangkat keras jaringan sedangakan topologi
logika menguraikan perilaku komputer pada jaringan dari sudut pandang
operator, dalam hal ini pengiriman datanya.
Adapun topologi fisik meliputi :
File Server
Workstation
Workstation
Workstation
Workstation
Terminator Terminator
Topologi Bus
Lay out ini termasuk layout umum. Satu kabel utama
menghubungkan tipa simpul ke saluran tunggal komputer yang
mengaksesnya ujung dengan ujung. Masing-masing simpul dihubungkan
ke dua simpul lainnya, kecuali komputer di salah satu ujung kabel, yang
masing-masing hanya terhubung kesatu simpul lainnya. Topologi ini
sering dijumpai pada sistem client/server, di mana salah satu komputer
pada jaringan tersebut difungsikan sebagai file server, yang berarti bahwa
komputer tersebut dikhususkan hanya untuk pendistribusian data dan
biasanya tidak digunakan untuk pemrosesan informasi (lihat gambar 1),
dengan kata lain, pada jenis ini semua terminal terhubung ke jalur
komunikasi. Informasi yang akan dikirim akan melewati semua terminal
pada jalur tersebut. Jika alamat yang tercantum dalam data atau informasi
yang dikirim sesuai dengan alamat yang dilewati, maka data atau
informasi tersebut akan diterima dan diproses. Jika alamat tersebut tidak
sesuai, maka informasi tersebut akan diabaikan oleh terminal yang
dilewati.
Topologi ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
Merupakan satu kabel yang kedua ujung nya ditutup, dimana
sepanjang kabel terdapat node-node.
Umum digunakan karena sederhana dalam instalasi.
Signal melewati kabel dalam dua arah dan mungkin terjadi collision.
Problem terbesar pada saat kabel putus. Jika salah satu segmen kabel
putus, maka seluruh jaringan akan terhenti.
Gambar Topologi Bus
Workstation WorkstationWorkstation
WorkstationWorkstationFile Server
Topologi Ring
Topologi ini mirip dengan topologi bus, tetapi terminal yang
berada di ujung saling dihubungkan, sehingga menyerupai sebuah
lingkaran. Setiap informasi yang diperoleh diperiksa alamatnya oelh
terminalyang dilewatinya. Jika bukan untuknya, informasi dilewatkan
sampai menemukan alamat yang benar. Setiap terminal dalam jaringan
saling tergantung, sehingga jika terjadi kerusakan pada satu terminal
maka seluruh jaringan akan terganggu. Lihat gambar 2 dibawah ini.
Topologi ini mempuyai karakteristik sebagai berikut:
Lingkaran tertutup yang berisi node-node
Sederhana dalam layout
Signal mengalir dalam satu arah, sehingga dapat menghindarkan
terjadinya collision (dua paket data bercampur), sehingga
memungkinkan pergerakan data yang cepat dan collision detection
yang lebih sederhana
Problem: sama dengan topologi bus
Biasanya topologi ring tidak dibuat secara fisik melainkan
direalisasikan dengan sebuah consentrator dan kelihatan seperti
topologi star
Gambar Topologi Ring
Topologi Star
Dalam topologi star, sebuah terminal pusat bertindak sebagai
pengatur dan pengendali semua komunikasi data yang terjadi. Terminal-
terminal lain terhubung padanya dan pengiriman data dari satu terminal
ke terminal lainnya melalui terminal pusat. Terminal pusat menyediakan
jalur komunikasi khusus untuk dua terminal yang akan berkomunikasi.
Workstation WorkstationWorkstation
Workstation
Central node(consentrator)
File Server
Dengan kata lain semua kontrol dipusatkan pada satu komputer yang
dinamakan stasiun primer dan komputer lainnya dinamakan stasiun
sekunder. Setelah hubungan jaringan dimulai, setiap stasiun sekunder
dapat sewaktu-waktu menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa
menuggu perintah dari stasiun primer.
Topologi ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Setiap node berkomunikasi langsung dengan central node, traffic
data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.
Mudah dikembangkan, karena setiap node hanya memiliki kabel
yang langsung terhubung ke central node
Keunggulan : jika satu kabel node terputus yang lainnya tidak
terganggu
Dapat digunakan kabel yang “lower grade” karena hanya
menghandel satu traffic node, biasanya digunakan kabel UTP.
Gambar Topologi Star
D. Analisis Pemilihan Topologi
Pada saat pemilihan topolgi jaringan, cukup banyak pertimbangkan
yang harus di ambil tergantung pada kebutuhan. Faktor-faktor yang perlu
mendapat pertimbangan adalah sebagai berikut :
a. Biaya, sistem apa yang paling efisien yang dibutuhkan dalam organisasi.
b. Kecepatan, sampai sejauh mana kecepatan yang dibutuhkan dalam
sistem.
c. Lingkungan, adalah faktor-faktor lingkungan (misal: listrik) yang
berpengaruh pada jenis perangkat keras yang digunakan.
d. Ukuran, sampai seberapa besar jaringan. Apakah jaringan memerlukan
file server atau sejunlah server khusus.
e. Konektivitas, apakah pemakai yang lain (misalkan petugas lapangan
yang menggunakan komputer laptop perlu mengakses jaringan dari
berbagai lokasi.
Selain faktor-faktor diatas, perlu diperhatikan keuntungan dan kerugian dari
jenis topologi yang ada. Keuntungan dan kerugian dari masing-masing
topologi dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 3.Keuntungan dan Kerugian Masing-Masing Topologi
Topologi Keuntungan KerugianBUS Hemat kabel.
Layout kabel sederhana. Mudah dikembangkan. Tidak butuh kendali pusat. Penambahan atau pengurangan
terminal dapat dilakukan tanpa mengganggu operasi yang berjalan.
Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil. Kepadatan lalu lintas tinggi. Keamanan data kurang
terjamin. Kecepatan akan menurun bila
jumlah pemakai bertambah. Diperlukan repeater untuk jarak
jauh.RING Hemat kabel.
Tidak perlu penanganan bundel kabel khusus. Dapat melayani lalu lintas data
yang padat.
Peka kesalahan. Pengembangan jaringan lebih
kaku kerusakan pada media pengirim / terminal dapat melumpuhkan kerja seluruh jaringan. Lambat, karena pengiriman
menunggu giliran token.STAR Paling flesibel karena
pemasangan kabel mudah. Penambahan atau pengurangan
stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan yang lain Kontrol terpusat karena : Memudahkan dalam deteksi dan
isolasi kesalahan/kerusakan memudahkan pengelolaan jaringan.
Boros kabel. Perlu penanganan khusus
bundel kabel. Kontrol terpusat (HUB) jadi
elemen kritis.
Dengan memperhatikan kecepatan transmisi data, maka LAN dapat
digolongkan dalam 3 kelompok yaitu :
a. Low Speed PC Network
Kecepatan pada transmisi data pada Low Speed PC Network kurang dari
1 Mbps dan biasanya diterapkan untuk personal komputer. Contoh dari
jenis ini adalah Omninet oleh Corvus System (network bus),Constalation
oleh Corvus Syatem (star network), Apple talk oleh Apple Coorporation.
b. Medium Speed Network
Kecepatan transmisi data pada Medium Speed Network berkisar antara 1
– 20 Mbps dan biasanya diterapkan untuk mini computer. Contoh dari
jenis ini adalah Ethernet oleh Xerox, ARC Net oleh Datapoint
Corporation, Wangnet oleh Wang Labratoris.
c. High Speed Network
Kecepatan transmisi data pada High Speed Network lebih dari 20 Mbps
dan biasanya diterapkan untuk mainframe computer. Contoh dari jenis ini
adalah Loosely Coupled Network oleh Control Data Corporation, Hyper
Channel oleh Network System Corporation.
2.4.4 Media Implementasi LAN
A. Pendahuluan
Agar jaringan LAN atau Workgroup terbentuk selain harus ada komputer
Server dan workstation juga diperlukan perangkat keras lain yang mendukung
jaringan tersebut. Perangkat keras ini meliputi berbagai macam bentuk dan
macam tergantung kebutuhan jaringan (LAN) yang akan di bangun. Selain
perangkat keras tersebut, dalam pembentukan jaringan LAN kita juga
membutuhkan perangkat lunak(Operating System).
B. Perangkat Keras
Untuk jaringan LAN sederhana mempunyai beberapa komponen penting
dan merupakan kebutuhan utama. Perangkat keras tersebut yaitu :
Komputer Server
Komputer untuk workstation
NIC (Network Interface Card)
HUB atau Concentrator
Kabel
Connector
UPS jika diperlukan
Peralatan tersebut merupakan kebutuhan standar dan harus ada untuk
sebuah jaringan. Selain itu apabila jaringan komputer yang lebih besar lagi
harus ditambah beberapa hardware lain seperti :
Switching
Repeater
Bridge
Router
Gateway
1. Server
a. Ruangan Server
Demi keamanan jaringan disarankan menggunakan ruangan
ber AC sebagai tempat atau ruang server. Namun apabila digunakan
ruangan yang tidak ber AC sebaiknya juga menggunakan kipas
pendingain yang memadai dan terbuka. Sebab apabila persyaratan
tersebut tidak dipenuhi ruangan akan terasa panas bisa berakibat fatal
terutama bagi server yang digunakan. Hal lain yang berhubungan
dengan ruangan server adalah tidak sembarang orang masuk dan
hindari debu dan asap rokok.
b. Kriteria Server
Untuk komputer yang dirancang sebagai server sebaiknya
memenuhi kriteria sebagai berikut :
Casing Tower
Mainboard yang memenuhi syarat untuk server.
Prosessor, Pentium II, Pentium III atau Pentium IV.
Memori (RAM) minimal 128 Mbyte disarankan diatas 256
Mbyte.
Harddisk minimal 10 Gbyte disarankan menggunakan SCSI.
Kartu grafik (VGA Card) minimal 16 Mbyte
Modem minimal 56 Kbps
Kartu jaringan atau minimal Ethernet 10/100 Mbps.
Monitor minmal SVGA
CD-ROM Drive 52x
Disk dirve 1,44 Mbyte
Keyboard
Mouse (serial atau PS2)
Meja komputer disarankan menggunakan rak khusus untuk
server.
Persyaratan tersebut diatas tidak mutlak tergantung kebutuhan
dan dana yang tersedia.
2. Workstation atau Client
a. Kriteria Client
Komputer PC yang digunakan sebagai workstation atau client
bisa bermacam-macam mesin tergantung kebutuhan dan dana yang
tersedia, tidak perlu Pentium III atau Pentium IV. Cukup komputer
rakitan Pentium II, Pentium Celeron 333 atau AMD K6-2 400 MHz
atau Pentium III standard dengan memory minimal 64 Mbyte.
Namun disarankan memasang memori 128 Mbyte atau lebih besar.
Tujuannya tentu saja agar prosesnya lebih cepat, terutama ketika
melakukan “browsing” atau “downloading” jika jaringan LAN akan
digunakan untuk internet.
Berikut ini adalah persyaratan untuk komputer Workstation
namun jika memungkinkan menggunakan spek yang lebih tinggi.
Cassing minimal Mini Tower
Processor AMD K6-2 400 MHz.
Memori (RAM) 128 Mbyte
Harddisk minimal jenis IDE 1,2 Gbyte disarankan lebih besar.
Kartu grafik (VGA Card) minimal 16 Mbps.
Kartu jaringan atau minimal Ethernet 10/100 Mbps.
Monitor minimal SVGA
CD-ROM drive jika dibutuhkan.
Disk drive 1,44 Mbyte
Keyboard
Mouse (serial atau PS2)
Meja komputer
3. NIC (Network Interface Card)
Yang dimaksud dengan NIC adalah kartu jaringan atau LAN Card
berupa papan elektronik yang nantinya ditanam atau dipasang di setiap
komputer yang akan dihubungkan ke suatu jaringan. Jaringan ini tidak
terbatas pada LAN saja bisa juga Workgroup.
Sesuai perkembangan teknologi khususnya jaringan, saat ini
banyak jenis dan merek kartu jaringan. Namun demikian ada tiga hal
pokok yang perlu diketahui dari kartu jaringan atau NIC ini, yaitu tipe
kartu, jenis protokol dan jenis kabel.
Gambar Contoh Kartu Jaringan Combo
Sesuai perkembangan komputer PC dan mainboardnya, maka slot
atau expansion slot juga bermacam-macam yaitu ISA, PCI dan AGP.
Pada saat membeli komputer rakitan, tidak semua slot terisi. Slot yang
kososng ini dapat digunakan untuk memasang beberapa kartu tambahan
seperti kartu suara, modem internal dan kartu jaringan. Untuk
membedakan slot ISA, PCI dan AGP yaitu dengan melihat warna slot itu
sendiri, slot yang berwarna putih adalah slot PCI, slot yang berwarna
hitam adalah slot ISA dan slot yang berwarna coklat adalah slot AGP.
4. HUB DAN SWITCH
Secara sederhana HUB bisa dikatakan suatu perangkat yang
memiliki banyak port yang akan menghubungkan beberapa node atau
titik sehingga membentuk suatu jaringan. Pada jaringan yang umum dan
sederhana salah satu port menghubungkan HUB tersebut ke komputer
server. Sedangkan port lainnya digunakan untuk menghubungkan
komputer client atau workststion yang sudah memiliki NIC untuk
membentuk suatu jaringan.
Jika akan dilakukan pengembangan HUB juga bisa dihubungkan
ke HUB berikutnya secara up-link. Ini terjadi apabila HUB yang
digunakan hanya memiliki port 16 port plus 1 port untuk server atau
HUB lain. Sehingga untuk menambah jaringan diperlukan HUB
tambahan. Seperti terlihat pada gambar berikut.
Contoh HUB dan SWITCH
Dari segi pengelolaan HUB yang saat ini beredar dipasaran ada dua
ajenis yaitu manageable HUB dan unmanageable HUB. Manageable
HUB adalah HUB yang bisa dikelola atau dimanage dengan software
yang dibawahnya. Sedangkan unmanageable HUB cara pengelolaannya
dilakukan secara manual. HUB hanya memungkinkan pengguna atau
user untuk berbagi (share) jalur yang sama. Kumpulan HUB yang
membentuk jaringan disebut Shared Ethernet. Pada jaringan seperti itu,
setiap user hanya akan mendapatkan kecepatan dari bandwith jaringan
yang ada. Umpamanya jaringan yang digunakan oleh Ethernet 10 Mbps
dan apabila jaringan tersebut tersambung 20 unit komputer yang
semuanya menggunakan sistem operasi Windows XP, maka secara
sederhana jika semua komputer terhubung ke jaringan tersebut
bersamaan mengirimkan data, bandwidth rata-rata yang bisa digunakan
oleh masing-masing user tersebut hanya 0,5 Mbps.
Pada jaringan yang menggunakan topologi bus, ada juga perangkat
yang sejenis yang mirip HUB namanya repeater (pengulang). Sesuai
namanya, repeater bekerja memperkuat sinyal agar lalu lintas data dari
client ke server atau sebaliknya lebih cepat apabila jarak antara client
atau workstation ke server lebih jauh. Dengan repeater ini jaringan dan
sinyal akan semakin kuat. Bahkan apabila kabel yang digunakan jenis
coaxial, jaringan akan lebih cepat.
5. Kabel
a. Kabel Twisted Pair (shielded dan unshielded)
Kabel twisted pair dapat dibagi menjadi dua macam yaitu
shielded yang memiliki selubung pembungkus dan unshielded yang tidak
mempunyai selubung pembungkus. Untuk koneksinya kabel jenis ini
menggunakan konektor RJ-11 atau RJ-45. Konector RJ-11 dapat
menampung 4 koneksi kabel, sedangkan konector RJ-45 dapat
menampung 8 koneksi kabel dan ukurannya lebih besar dari pada RJ-11.
Twisted pair (dikenal juga sebagai 10BaseT) cocok untuk
jaringan kecil, sedang maupun besar yang membutuhkan fleksibilitas dan
kapasitas untuk berkembang sesuai dengan pertumbuhan pemakai
network. Kabel UTP jauh lebih populer dibandingkan dengan STP dan
paling banyak digunakan sebagai kabel jaringan. Kabel UTP
dispesifikasikan oleh organisasi EIA/TIA (Electronic Industries
Association and Telecommunication Industries Association) yang
mengkategorikan UTP ini dalam 8 kategori. Anda mungkin pernah
mendengar UTP CAT 5 dan sebagainya. Itu merupakan salah satu
kategori dari UTP. Adapun kategori kabel UTP yang ada di pasaran saat
ini adalah category 1, 2, 3, 4, 5, 5+, 6, 7. Adapun yang membedakan
dalam hal kategori yang pertama atau 1 hanya bisa mentrasmisikan
suara/voice saja tidak termasuk data. Pada kategori 2, kecepatan
maksimum tranmisi sampai 4 Mbps. Kategori 3 sampai 10 Mbps,
kategori 4 sampai dengan 16 Mbps, kategori 5 sampai 100 Mbps dan
category 5+, 6 dan 7 sudah bisa mencapai 1 Gbps atau 1.000 Mbps.
Kabel ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Merupakan sepasang kabel yang di-twist satu sama lain
dengan tujuan untuk mengurangi interferensi listrik.
Dapat terdiri dari dua, empat, atau lebih pasangan kabel
Ada dua jenis kabel twisted pair yaitu UTP (unshielded
twisted pair) dan STP (shielded twisted pair)
Dapat melewatkan signal sampai 10-100 mbps
Hanya dapat menangani satu channel data (baseband)
Koneksi pada twisted pair biasanya menggunakan konektor
RJ-11 atau RJ-45
STP lebih tahan interferensi daripada UTP dan dapat
beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi sampai 100
mbps, namun lebih sulit ditangani secara fisik
Gambar Kabel UTP & STP
b. Kabel Koaksial
Kabel koaksial terdiri dari dua konduktor, dibentuk untuk
beroperasi pada pita frekuensi yang besar. Terdiri dari konduktor inti
dan dikelilingi oleh kawat-kawat kecil. Diantara konduktor inti
dengan konduktor sekelilingnya dipisahkan dengan sebuah isolator
(jacket/shield) seperti ditunjukkan pada gambar 6. Kabel koaksial
lebih kecil kemungkinan untuk berinterfrensi dikarenakan adanya
shield. Koaksial dapat digunakan untuk jarak jauh dan mendukung
lebih banyak terminal dalam satu jalur bersama.
Gambar. Konektor RJ – 45
insulator luarinsulator dalam
konduktor luar
konduktor dalam
Kabel koaksial mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
Kurang populer digunakan pada Local Area Network (LAN)
Memiliki bandwidth yang lebar, sehingga bisa digunakan
untuk komunikasi broadband (multiple channel)
Ada bermacam-macam jenis kabel coax seperti kabel TV,
thick, ARCnet, dan thin coax.
Thick coaxial dikenal dengan nama 10Base5, biasanya
digunakan untuk kabel backbone pada instalasi jaringan
ethernet antar gedung. Kabel ini sulit ditangani secera fisik
karena tidak flexibel dan berat, namun dapat menjangkau
jarak 500 m bahkan 2500 m dengan repeater.
Think coaxial lebih dikenal dengan nama RG-58,
cheapernet, 10Base2, dan thinnet, biasanya digunakan untuk
jaringan antar workstation. Dapat digunakan untuk
implementasi topologi bus dan ring karena mudah ditangani
secara fisik
Instalasi Kabel Think-Ethernet
Satu segmen terdiri dari:
1. kabel koaksial RG-58
2. sepasang konektor BNC
Untuk menghubungkan sebuah node digunakan BNC T
Satu segmen harus diakhiri dengan terminator BNC
Panjang minimum 18 inchi
Gambar Kabel koaksial thick atau think
BNC Terminator
BNC T
BNC Connetctor
BNC Terminator
BNC Connetctor
BNC T
Kabel koaksial RG-58
BNC Connetctor
BNC Connetctor
Kabel koaksial RG-8
DB 15ke node
Transceiver
TerminatorDrop Cable
Gambar Contoh segmen kabel thin coaxial
Instalasi Kabel Thick-Ethernet
Satu segmen terdiri dari:
1. kabel koaksial RG-8
2. sepasang konektor BNC
Untuk menghubungkan sebuah node digunakan transceiver
dan drop cable melalui konektor DB 15.
Satu segmen harus diakhiri dengan terminator .
Gambar Contoh segmen kabel thick-coax
c. Kabel Fiber Optic (Serat Optik)
Serat optik adalah salah satu media transmisi yang dapat
menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dengan
kehandalan yang tinggi. Berbeda dengan media transmisi
lainnya, maka pada serat optik, gelombang pembawanya bukan
gelombang elektromagnet atau listrik, akan tetapi sinar/cahaya
laser. Pada serat optik, sinyal digital data ditransmisikan dengan
menggunakn gelombang cahaya sehingga cukup aman untuk
pengiriman data karena tidak bisa di-tap di tengah jalan sehingga
data bisa dicuri orang di tengah transmisi. Lain halnya dengan
kabel coaxial dan twisted pair. Keunggulan lain dari fiber optic
adalah dari segi kecepatan (100 Mbps sampai dengan 200.000
Mbps berdasarkan pengujian yang telah dilakukan
dilaboratorium).
Gambar Fiber Optic
Serat optik berdiameter sangat tipis, antara 2-125 µm.
Berbagai bahan kaca dan plstik dapat digunakan untuk membuat
serat optik, yang terbaik dan memiliki loss terkecil adalah
menggunakan serat ultra pure fused silica. Bahan tersebut sangat
sulit untuk diproduksi, karena itu digantikan oleh bahan lain
yang memiliki loss yang lebih besar tetapi masih dapat
ditoleransi yaitu bahan plastik dan campuran kaca. Serat optik
berbenuk silinder dan terdiri dari 3 bagian, core, cladding dan
jacket. Core adalah bagian terdalam dan terdiri dari satu serat
atau lebih. Tiap serat tersebut dikelilingi oleh cladding dan
kemudian ditutupi oleh coating. Bagian terluar jacket yang
bertugas melindungi serat optik dari kelembaban, abrasi dan
kerusakan.
Perbedaan penggunaan antara serat optik dengan kabel
twisted pair dan coaxial antara lain :
Kapasitas Besar
Transmisi data 2 Gbps berjarak puluhan kilometer dapat
dilakukan, dibandingkan dengan kabel coaxial yang hanya
dapat mentransmisikan data beberapa Mbps dalam maksimal
1 km atau twisted pair yang hanya 100 Mbps dalam puluhan
meter.
Ukuran Kecil dan Lebih Ringan
Serat optik lebih kecil diameternya dan lebih ringan
beratnya.
Attenuasi Lebih Rendah
Attenuasi jauh lebih rendah dibanding dengan kabel lain.
Isolasi Elektromagnetik
Serat optik tidak terpengaruh oleh medan elektromagnetik
dari luar kabel, tidak juga rapuh terhadap noise atau
crosstalk.
Jarak Lebih Besar
Jarak antar repeater lebih besar, AT&T mempunyai serat
optik sepanjang 318 km tanpa repeater sedangkan dengan
twisted pair atau coaxial, repeater dipasang tiap beberapa
meter.
Karakteristik Transmisi
Sistem serat optik beroperasi pada daerah 100000 sampai
dengan 1000000 GHz. Prinsip kerja transmisi serat optik
adalah sebagai berikut :
1. Cahaya dari suatu sumber masuk ke silinder kaca atau
plastik core.
2. Berkas cahaya dipantulkan dan dipropagasikan
sepanjang serat, sedangkan sebagian lagi diserap oleh
material sekitarnya. Propagasi pada single mode
menyediakan kinerja yang lebih baik dibandingkan multi
mode, karena dengan transmisi multi mode, setiap berkas
menempuh jalur dengan panjang berbeda hal ini
berakibat pada waktu transfer diserat optik menyebabkan
elemen sinyal menyebar dalam waktu, sehingga dapat
terjadi data yang diterima tidak akurat. Karena hanya ada
satu jalur transmisi dalam transmisi single mode, maka
distorsi tidak akan terjadi. Pada serat optik terdapat 3
jenis transmisi, yaitu single mode, multi mode dan multi
mode graded index.
Dua jenis sumber cahaya yang digunakan pada sistem serat
optik adalah LED (Light Emitting Diode) dan ILD (Injection
Laser Diode). Keduanya adalah alat semikonduktor yang
memancarkan cahaya ketika diberikan tegangan. Tipe LED
lebih murah, dapat beroperasi dengan range temperatur lebih
lebar dan mempunyai waktu operasional yang lebih lama.
Tipe ILD yang beroperasi berdasarkan prinsip laser, lebih
efisien dan dapat meneruskan data rate lebih bear. Ada kaitan
antara panjang gelombang yang digunakan, tipe transmisi
dan data rate yang dikirimkan.
Penggunaan serat optik sangat bermanfaat untuk transmisi
jarak yang bervariasi. Sebagai gambaran, jarak yang dapat
ditempuh untuk transmisi data pada serat optik adalah
sebagai berikut :
Jarak Jauh
Untuk jaringa telepon, berjarak 900 mil, berkapasitas
20.000 samapi 60.000 channel suara.
Metropolitan
Berjarak 7,8 mil dan dapat menampung 100.000 channel
suara.
Daerah Luar
Berjarak antara 25 sampai 100 mil yang menghubungkan
berbagai kota.
Subscriber Loop
Digunakan untuk menghubungkan central dengan
pelanggan langsung.
LAN
Digunakan dalam jaringan lokal menghubungkan antar
kantor.
Keuntungan dan Kerugian
Fiber optik tidak terpengaruh oleh noise dan tidak
dapat disadap. Tetapi kabel ini harganya sangat mahal, sulit
dalam pemasangan instalasi dan teknologi ini masih dalam
perkembangan. Selain itu serat optik dalam transmisinya
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan media
transmisi yan lain, keunggulan-keunggulan itu antara lain :
Redaman Transmisi yang Kecil
Sistem telekomunikasi serat optik mempunyai
redaman transmisi per-km relatif kecil dibandingkan
dengan transmisi lainnya, seperti kabel coaxial ataupun
kabel PCM. Ini berarti serat optik sangat sesuai untuk
dipergunakan pada telekomunikasi jarak jauh, sebab
hanya membutuhkan repeater yang jumlahnya lebih
sedikit.
Bidang Frekuensi Yang Lebar
Secara teori serat optik dapat digunakan dengan
kecepatan yang tinggi, hingga mencapai beberapa
gigabit/detik. Dengan demikian sistem ini dapat
digunakan untuk membawa sinyal informasi dalam
jumlah yang besar hanya dalam satu buah serat optik
yang halus.
Ukurannya Kecil dan Ringan
Dengan demikian sangat memudahkan
pengangkutan pemasangan di lokasi. Misalnya dapat
dipasang dengan kabel lama, tanpa harus membuat
lubang yang baru.
Tidak Ada Intervensi
Hal ini disebabkan sistem transmisi serat optik
mempergunakan sinar/cahaya laser sebagai gelombang
pembawanya. Akibatnya akan bebas dari cakap silang
(cross talk) yang sering terjadi pada kabel biasa. Atau
dengan kata lain kualitas transmisi atau telekomunikasi
yang dihasilkan lebih baik dibandingkan transmisi
dengan kabel. Dengan tidak terjadinya interferensi akan
memungkinkan kabel serat optik dipasang pada jaringan
tenaga linstrik tegangan tinggi (high voltage) tanpa
khawatir adnya gangguan yang disebabkan oleh
tegangan tinggi.
6. Pemilihan Jenis Kabel
Untuk membangun suatu jaringan umumnya yang menjadi
masalah adalah yang berhubungan dengan pemilihan kabel. Karena
kabel merupakan kebutuhan pokok dari suatu jaringan. Perlu
diketahui, kabel yang sudah ditanam biasanya tidak akan diangkat
atau dipindahkan kecuali dalam keadaan terpaksa. Oleh karena itu,
perencanaan yang matang untuk menentukan jenis kabel ini mutlak
diperlukan. Jika salah mengambil keputusan, maka suatu saat apabila
akan ada pengembangan masalah kabel ini akan menjadi kendala.
Untuk itu disarangkan apabila akan membangun suatu jaringan
tentukan jenis kabel yang akan digunakan dengan asumsi bahwa
jaringan tersebut bisa berjalan dengan baik sampai 10 tahun atau
lebih. Dengan demikian tentukan jenis dan kualitas kabel ini sebelum
kita memutuskan untuk menginstalasi jaringan. Selain itu, masalah
yang berhubungan dengan kabel ini tidak hanya jenisnya saja, maslah
yang berhubungan dengan kecepatan dan jarak akses data juga perlu
dipertimbangkan.
Untuk perbandingan dari ketiga jenis kabel diatas, bisa dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 4. Karakteristik Kabel Jaringan
Karekteristik Thinnet Thicknet Twisted Pair Fibre Optic
Biaya/hargaLebih mahal dari twisted
Lebih mahal dari thinnet
Paling murah Paling mahal
Jangkauan 185 meter 500 meter 100 meter 2000 meter
Transmisi 10 Mbps 10 Mbps 1 Gbps > 1 Gbps
Fleksibilitas Cukup fleksibel Kurang fleksibelPaling fleksibel
Tidak fleksibel
Kemudahan instalasi
Gampang instalasinya
Gampang instalasinya
Sangat gampang
Sulit
Ketahanan terhadap interferensi
Baik/resistance terhadap interferensi
Baik/resistance terhadap interferensi
Rentan terhadap interferensi
Tidak terpengaruh interferensi
7. Pemasangan Konektor RJ – 45
Untuk memasang konektor, kita harus mengetahui susunan
kabel yang akan dipasang. Memang asal sama ujung ke ujung bisa
saja. Tetapi cara ini dalam jaringan salah dan tidak tepat. Untuk itu
kita harus mengetahui bagaimana susunan kabel dan pemasangan ke
konektor yang tepat, cepat dan sesuai dengan aturan. Tabel 5 adalah
susunan pemasangan kabel dari HUB ke PC yang sudah terpasang
kartu jaringan atau LAN Card (NIC).
Tabel 5 Penyusunan Kabel Straight
Warna Urutan Warna
Putih Orange 1 Putih Orange
Orange 2 Orange
Putih Hijau 3 Putih Hijau
Biru 4 Biru
Putih Biru 5 Putih Biru
Hijau 6 Hijau
Putih Coklat 7 Putih Coklat
Coklat 8 Coklat
Kalau kita akan memasang kabel untuk 2 (dua) komputer, yaitu
server dan workstation tanpa HUB, maka susunan kabelnya seperti
tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6 Penyusunan Kabel Cross
Warna Urutan Warna
Putih Orange 1 Putih Hijau
Orange 2 Hijau
Putih Hijau 3 Putih Orange
Biru 4 Biru
Putih Biru 5 Putih Biru
Hijau 6 Orange
Putih Coklat 7 Putih Coklat
Coklat 8 Coklat
Prosedur pemasngan kabel ini memang tidak terlalu sulit jika
kita sudah mengetahui caranya. Namun demikian jika kita sebagai
pemula hati-hati dalam memasang kabel ini, karena jika kabel dan
konektor sudah terpasang tidak bisa dibuka kembali dan untuk
memperbaikinya kita harus memotong kembali kabel tersebut dan
konektor RJ45 akan terbuang. Untuk jelasnya prosedur pemasangan
konektor UTP adalah sebagai berikut.
Langkah kerja :
1. Potong kabel UTP dan kupas bagian luarnya menggunakan
pemotong misalnya tang crimping.
2. Setelah kulit kabel bagian luar kabel tersebut dipotong maka
selanjutnya susun urutan warna mengikuti petunjuk seperti tabel
5.
3. Ratakan kabel tersebut untuk dimasukan ke konektor RJ45.
Jangan lupa setiap ujung konektor posisinya harus sama. Selain
itu bagian luar atau pembungkus kabel harus terjepit agar kokoh
dan tidak goyang.
4. Setelah kabel masuk dan rata sampai ujung konektor siapkan
tang crimping.
5. Masukkan konektor yang sudah ada kabelnya ke lokasi yang
sesuai di tang crimping, kemudian jepit yang keras sehingga
tembaga yang tadinya ke luar dan menonjol akan rata kembali
seperti sebelum dimasukan kabel. Proses penjepitan ini harus
dilakukan dengan hati-hati agar tidak meleset dan salah satu
kabel tidak terjepit dengan baik.
DesimalBiner
167 205 206 10010100111 11001101 11001110 01100100
6. Lakukan pengujian dengan menggunakan Cable Tester pada
kedua konektor.
2.4.5 Konsep IP Address
A. Pendahuluan
IP address digunakan sebagai alamat dalam hubungan antar host di
internet sehingga merupakan sebuah sistem komunikasi yang universal
karena merupakan metode pengalamatan yang telah diterima di seluruh
dunia. Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan identitas
yang universal bagi setiap interface komputer. Jika suatu komputer memiliki
lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua ethernet) maka kita
harus memberi dua IP address untuk komputer tersebut masing-masing untuk
setiap interfacenya.
B. Format IP Address
IP address terdiri dari bilangan biner 32 bit yang dipisahkan oleh tanda
titik setiap 8 bitnya. Tiap 8 bit ini disebut sebagai oktet. Bentuk IP address
dapat dituliskan sebagai berikut :
xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx
Jadi IP address ini mempunyai range dari
00000000.00000000.00000000.00000000 sampai
11111111.11111111.11111111.11111111. Notasi IP address dengan bilangan
biner seperti ini susah untuk digunakan, sehingga sering ditulis dalam 4
bilangan desimal yang masing-masing dipisahkan oleh 4 buah titik yang lebih
dikenal dengan “notasi desimal bertitik”. Setiap bilangan desimal merupakan
nilai dari satu oktet IP address. Contoh hubungan suatu IP address dalam
format biner dan desimal :
Format IP Address
C. Pembagian Kelas IP Address
Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah
255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar lebih yang harus dibagikan ke
0-127 0-255 0-255 0-255
0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host
seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian kelas-kelas
ini ditujukan untuk mempermudah alokasi IP Address, baik untuk
host/jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.
IP Address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network
(net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu
network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk
identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung
dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit
bagian awal dari IP Address merupakan network bit/network number,
sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan host
tidak tetap, bergantung kepada kelas network. IP address dibagi ke dalam
lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan
tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai
oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap
jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D
digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keprluan eksperimental.
Perangkat lunak Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini
dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address. Penentuan kelas ini
dilakukan dengan cara berikut :
Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan
panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama IP address kelas A mempunyai
range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap
network dapat menampung sekitar 16 juta host (255x255x255). IP
address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat
besar, IP kelas ini dapat dilukiskan pada gambar berikut ini:
IP address kelas A
Dua bit IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya
selalu bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16
bit sisanya adalah host ID sehingga kalau ada komputer mempunyai IP
address 167.205.26.161, network ID = 167.205 dan host ID = 26.161.
128-191 0-255 0-255 0-255
10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host
192-223 0-255 0-255 0-255
110nnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh
Bit-bit Network Bit-bit Host
Pada IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx
sampai 191.255.xxx.xxx, yakni berjumlah 65.255 network dengan
jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.
IP address kelas B
IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil
seperti LAN. Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 110.
Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat
terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network
memiliki 256 host.
IP address kelas C
IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama
IP address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar
antara 224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan
multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting
tidak dikenal istilah network ID dan host ID.
IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit
pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya
berkisar antara 248-255.
Sebagai tambahan dikenal juga istilah Network Prefix, yang digunakan
untuk IP address yang menunjuk bagian jaringan.Penulisan network prefix
adalah dengan tanda slash “/” yang diikuti angka yang menunjukkan panjang
network prefix ini dalam bit. Misal untuk menunjuk satu network kelas B
167.205.xxx.xxx digunakan penulisan 167.205/16. Angka 16 ini merupakan
panjang bit untuk network prefix kelas B.
D. Address Khusus
Selain address yang dipergunakan untuk pengenal host, ada beberapa
jenis address yang digunakan untuk keperluan khusus dan tidak boleh
digunakan untuk pengenal host. Address tersebut adalah:
Network Address. Address ini digunakan untuk mengenali suatu network
pada jaringan Internet. Misalkan untuk host dengan IP Address kelas B
167.205.9.35. Tanpa memakai subnet, network address dari host ini
adalah 167.205.0.0. Address ini didapat dengan membuat seluruh bit host
pada 2 segmen terakhir menjadi 0. Tujuannya adalah untuk
menyederhanakan informasi routing pada Internet. Router cukup melihat
network address (167.205) untuk menentukan ke router mana datagram
tersebut harus dikirimkan. Analoginya mirip dengan dalam proses
pengantaran surat, petugas penyortir pada kantor pos cukup melihat kota
tujuan pada alamat surat (tidak perlu membaca selutuh alamat) untuk
menentukan jalur mana yang harus ditempuh surat tersebut.
Broadcast Address. Address ini digunakan untuk mengirim/menerima
informasi yang harus diketahui oleh seluruh host yang ada pada suatu
network. Seperti diketahui, setiap datagram IP memiliki header alamat
tujuan berupa IP Address dari host yang akan dituju oleh datagram
tersebut. Dengan adanya alamat ini, maka hanya host tujuan saja yang
memproses datagram tersebut, sedangkan host lain akan
mengabaikannya. Bagaimana jika suatu host ingin mengirim datagram
kepada seluruh host yang ada pada networknya ? Tidak efisien jika ia
harus membuat replikasi datagram sebanyak jumlah host tujuan.
Pemakaian bandwidth akan meningkat dan beban kerja host pengirim
bertambah, padahal isi datagram-datagram tersebut sama. Oleh karena
itu, dibuat konsep broadcast address. Host cukup mengirim ke alamat
broadcast, maka seluruh host yang ada pada network akan menerima
datagram tersebut. Konsekuensinya, seluruh host pada network yang
sama harus memiliki broadcast address yang sama dan address tersebut
tidak boleh digunakan sebagai IP Address untuk host tertentu.
224-239 0-255 0-255 0-255
1110xxxx xxxxxxxx xxxxxxxx xxxxxxxx
Jadi, sebenarnya setiap host memiliki 2 address untuk menerima
datagram : pertama adalah IP Addressnya yang bersifat unik dan kedua
adalah broadcast address pada network tempat host tersebut berada.
Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit host pada IP
Address menjadi 1. Jadi, untuk host dengan IP address 167.205.9.35 atau
167.205.240.2, broadcast addressnya adalah 167.205.255.255 (2 segmen
terakhir dari IP Address tersebut dibuat berharga 11111111.11111111,
sehingga secara desimal terbaca 255.255). Jenis informasi yang dibroadcast
biasanya adalah informasi routing.
Multicast Address. Kelas address A, B dan C adalah address yang
digunakan untuk komunikasi antar host, yang menggunakan datagram-
datagram unicast. Artinya, datagram/paket memiliki address tujuan berupa
satu host tertentu. Hanya host yang memiliki IP address sama dengan
destination address pada datagram yang akan menerima datagram tersebut,
sedangkan host lain akan mengabaikannya. Jika datagram ditujukan untuk
seluruh host pada suatu jaringan, maka field address tujuan ini akan berisi
alamat broadcast dari jaringan yang bersangkutan. Dari dua mode
pengiriman ini (unicast dan broadcast), muncul pula mode ke tiga.
Diperlukan suatu mode khusus jika suatu host ingin berkomunikasi dengan
beberapa host sekaligus (host group), dengan hanya mengirimkan satu
datagram saja. Namun berbeda dengan mode broadcast, hanya host-host
yang tergabung dalam suatu group saja yang akan menerima datagram ini,
sedangkan host lain tidak akan terpengaruh. Oleh karena itu, dikenalkan
konsep multicast. Pada konsep ini, setiap group yang menjalankan aplikasi
bersama mendapatkan satu multicast address. Struktur kelas multicast
address dapat dilihat pada Gambar berikut.
Struktur IP Address Kelas Multicast Address
Untuk keperluan multicast, sejumlah IP Address dialokasikan sebagai
multicast address. Jika struktur IP Address mengikuti bentuk
1110xxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx (bentuk desimal 224.0.0.0 sampai
239.255.255.255), maka IP Address merupakan multicast address. Alokasi
ini ditujukan untuk keperluan group, bukan untuk host seperti pada kelas A,
B dan C. Anggota group adalah host-host yang ingin bergabung dalam group
tersebut. Anggota ini juga tidak terbatas pada jaringan di satu subnet, namun
bisa mencapai seluruh dunia. Karena menyerupai suatu backbone, maka
jaringan muticast ini dikenal pula sebagai Multicast Backbone (Mbone).
E. Aturan Dasar Pemilihan network ID dan host ID
Berikut adalah aturan-aturan dasar dalam menentukan network ID dan
host ID yang digunakan :
Network ID tidak boleh sama dengan 127
Network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback yakni
IP address yang digunakan oleh suatu komputer untuk menunjuk dirinya
sendiri.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255
Network ID atau host ID 255 akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID
ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan.
Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0
IP address dengan host ID 0 diartikan sebagai alamat network. Alamat
network digunakan untuk menunjuk suatu jaringn bukan suatu host.
Host ID harus unik dalam suatu network.
Dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID
yang sama.
F. Subnetting
Untuk beberapa alasan yang menyangkut efisiensi IP Address,
mengatasi masalah topologi network dan organisasi, network administrator
biasanya melakukan subnetting. Esensi dari subnetting adalah
“memindahkan” garis pemisah antara bagian network dan bagian host dari
suatu IP Address. Beberapa bit dari bagian host dialokasikan menjadi bit
tambahan pada bagian network. Address satu network menurut struktur baku
dipecah menjadi beberapa subnetwork. Cara ini menciptakan sejumlah
network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada
dalam tiap network tersebut.
Subnetting juga dilakukan untuk mengatasi perbedaan hardware dan
media fisik yang digunakan dalam suatu network. Router IP dapat
mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda hanya
jika setiap network memiliki address network yang unik. Selain itu, dengan
subnetting, seorang Network Administrator dapat mendelegasikan
pengaturan host address seluruh departemen dari suatu perusahaan besar
kepada setiap departemen, untuk memudahkannya dalam mengatur
keseluruhan network.
Suatu subnet didefinisikan dengan mengimplementasikan masking bit
(subnet mask ) kepada IP Address. Struktur subnet mask sama dengan
struktur IP Address, yakni terdiri dari 32 bit yang dibagi atas 4 segmen. Bit-
bit dari IP Address yang “ditutupi” (masking) oleh bit-bit subnet mask yang
aktif dan bersesuaian akan diinterpretasikan sebagai network bit. Bit 1 pada
subnet mask berarti mengaktifkan masking ( on ), sedangkan bit 0 tidak aktif
( off ). Sebagai contoh kasus, mari kita ambil satu IP Address kelas A
dengan nomor 44.132.1.20. Ilustrasinya dapat dilihat Tabel berikut :
` Subnetting 16 bit pada IP Address kelas A
Dengan aturan standard, nomor network IP Address ini adalah 44 dan
nomor host adalah 132.1.20. Network tersebut dapat menampung maksimum
lebih dari 16 juta host yang terhubung langsung. Misalkan pada address ini
akan akan diimplementasikan subnet mask sebanyak 16 bit 255.255.0.0.(
Hexa = FF.FF.00.00 atau Biner = 11111111.11111111.00000000.00000000
). Perhatikan bahwa pada 16 bit pertama dari subnet mask tersebut berharga
1, sedangkan 16 bit berikutnya 0. Dengan demikian, 16 bit pertama dari suatu
IP Address yang dikenakan subnet mask tersebut akan dianggap sebagai
network bit. Nomor network akan berubah menjadi 44.132 dan nomor host
menjadi 1.20. Kapasitas maksimum host yang langsung terhubung pada
network menjadi sekitar 65 ribu host.
Subnet mask di atas identik dengan standard IP Address kelas B.
Dengan menerapkan subnet mask tersebut pada satu network kelas A, dapat
dibuat 256 network baru dengan kapasitas masing-masing subnet setara
network kelas B. Penerapan subnet yang lebih jauh seperti 255.255.255.0 (
24 bit ) pada kelas A akan menghasilkan jumlah network yang lebih besar (
lebih dari 65 ribu network ) dengan kapasitas masing-masing subnet sebesar
256 host. Network kelas C juga dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa
subnet dengan menerapkan subnet mask yang lebih tinggi seperti untuk 25 bit
(255.255.255.128), 26 bit (255.255.255.192), 27 bit ( 255.255.255.224) dan
seterusnya.
Subnetting dilakukan pada saat konfigurasi interface. Penerapan subnet
mask pada IP Address akan mendefinisikan 2 buah address baru, yakni
Network Address dan Broadcast Address. Network address didefinisikan
dengan menset seluruh bit host berharga 0, sedangkan broadcast address
dengan menset bit host berharga 1. Seperti yang telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya, network address adalah alamat network yang berguna pada
informasi routing. Suatu host yang tidak perlu mengetahui address seluruh
host yang ada pada network yang lain. Informasi yang dibutuhkannya
hanyalah address dari network yang akan dihubungi serta gateway untuk
mencapai network tersebut. Ilustrasi mengenai subnetting, network address
dan broadcast address dapat dilihat pada Tabel di bawah. Dari tabel dapat
disimpulkan bagaimana nomor network standard dari suatu IP Address
diubah menjadi nomor subnet/subnet address melalui subnetting.
Switch
IP Address Network Address Standard
Subnet Mask Interpretasi Broadcast Address
44.132.1.20 44.0.0.0 255.255.0.0(16 bit) Host 1.20 pada subnet 44.132.0.0
44.132.255.255
81.150.2.3 81.0.0.0 255.255.255.0 (24 bit) Host 3 pada subnet 81.50.2.0
81.50.2.255
167.205.2.100 167.205.0.0 255.255.255.128 (25 bit) Host 100 pada Subnet 167.205.2.0
167.205.2.127
167.205.2. 130 167.205.0.0 255.255.255.192 (26 bit) Host 130 pada subnet 67.205.2.128
167.205.2.191
Subnetting hanya berlaku pada network lokal. Bagi network di luar
network lokal, nomor network yang dikenali tetap nomor network standard
menurut kelas IP Address.
2.4.6 Instalasi Networking, Sistem Operasi Dan Konfigurasi Server
Dalam suatu sistem jaringan, dimana seluruh komputer saling berbagi
data dan resources satu sama lain sehingga tercapai efisiensi dalam
pemanfaatan teknologi, amat dibutuhkan perangkat-perangkat khusus dan
instalasi tertentu.
Pada bab ini akan dijelaskan beberapa peralatan yang digunakan dalam
sistem jaringan serta pengaturan TCP/IP pada sistem operasi Windows.
A. Instalasi Networking
Ada beberapa peralatan yang digunakan dalam instalasi networking,
diantaranya adalah :
1. Kabel UTP
2. Soket RJ-45
3. Switch
4. Tang Crimping
Tang Crimping
Langkah-langkah instalasi network :
1. Kupas lapisan luar kabel UTP sepanjang 1 Cm dari ujung, sehingga 8
urat kabel terlihat dari luar.
2. Susun urutan warna kabel sesuai dengan standard internasional
Susunan kabel straight
Gambar Nomor kaki (pin) Nama Warna
1 Putih hijau2 Hijau3 Putih orange4 Biru5 Putih biru6 Orange7 Putih coklat8 Coklat
Susunan kabel cross
Gambar Nomor kaki (pin) Nama Warna
1 Putih orange2 Orange3 Putih hijau4 Biru5 Putih biru6 Hijau7 Putih coklat8 Coklat
Digunakan untuk memotong
Digunakan untuk mengupas
3. Masukkan Ujung kabel UTP yang telah disusun menurut urutan
internasional, kemudian jepit dengan menggunakan crimping tool.
Memasukkan Kabel UTP ke dalam RJ-45
Menjepit kabel menggunakan Crimping
4. Pasang satu sisi RJ-45 ke dalam Network Card, dan sisi lainnya ke HUB
5. Jaringan siap dioperasikan
B. Instalasi Sistem Operasi
Sebuah sistem komputer terdiri dari 3 bagian utama, yaitu Hardware,
Software dan Brainware dimana ketiga bagian ini merupakan suatu kesatuan
dan tidak dapat dipisahkan.
Sekumpulan hardware tanpa software dan brainware hanyalah
seonggok tumpukan barang tak berguna. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah
Operating System yang mampu mengoperasikan seluruh perangkat keras
yang ada.
1. Persiapan Instalasi
Dalam laporan ini, Kami menggunakan operating system LINUX
MANDRAKE 9.2 dan melakukan setting web server.
Adapun langkah-langkah persiapan instalasi yang dilaksanakan adalah :
a. Persiapkan CD Linux Mandrake 9.2
b. Setting BIOS pada Advanced setup untuk boot dari CDROM terlebih
dahulu, kemudian tekan F10 untuk keluar dan menyimpan settingan
2. Instalasi Sistem Operasi Linux Mandrake 9.2
Untuk menginstall Linux Mandrake 9.2, ada 3 CD yang diperlukan dalm
instalasi ini. Sebenarnya Linux Mandrake 9.2 terdiri dari 4 CD, namun CD
yang keempat hanyalah berisi program pembelajaran dan Linux Knoppix yang
tidak diperlukan dalam proses instalasi.
Langkah-langkah dalam menginstall Linux Mandrake 9.2 yaitu :
1. Booting Komputer Dari CD
CD installer untuk Linux Mandrake 9.2 adalah CD 1 atau CD yang
pertama. Sehingga untuk menginstall, lakukan setting boot sequence pada
BIOS untuk memboot dari CDROM. Kemudian masukkan CD installasi ke
CDROM dan merestart komputer.
2. Layar Pertama Instalasi Linux
Gambar Layar Pertama Instalasi
Untuk memulai menginstall, ada dua pilihan yaitu menekan tombol enter
atau F1 untuk pilihan bantuan yang ada. Untuk installasi kali ini, akan dibahas
metode installasi grafis yaitu dengan menekan tombol enter.
Setelah menekan tombol enter maka linux secara otomatis akan memulai
proses peng-installannya yang didahului pendeteksian hardware dan
pemindahan program ke dalam memory komputer.
3. Pemilihan Bahasa
Pada Linux Mandrake 9.2 sudah mendukung bahasa Indonesia. Tetapi
untuk lebih memudahkan pilih English (American).
Gambar Pemilihan Bahasa
4. Lisensi Persetujuan Instalasi
Pada Licence Terms Of the Distribution (Lisensi Persetujuan Instalasi)
untuk melanjutkan installasi harus memilih Accept dan jika memilih Refuse
maka proses installasi tidak akan dapat diteruskan Untuk melanjutkan klik
Accept lalu next.
Gambar Lisensi Instalasi
5. Konfigurasi Mouse
Pada tahap ini yang dilakukan adalah memilih type mouse yang
digunakan pada komputer. Linux Mandrake 9.2 mendukung peripheral mouse
dengan interface PS2, USB dsb. Pilih option PS2 Standard lalu klik next.
Gambar Konfigurasi Mouse
6. Jenis Instalasi Linux Mandrake 9.2
Untuk jenis installasi dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Upgrade
Pilihan ini digunakan jika sebelumnya telah memiliki/menginstall Linux
Mandrake versi sebelumnya baik: 7.0, 7.1, 8.0, 8.1, 8.2, 9.0, 9.1.
b. Install
Pilihan ini dipilih jika belum pernah menginstall Linux Mandrake versi
sebelumnya atau baru pertama kali manginstall Linux Mandrake 9.2.
Gambar Jenis Instalasi
Karena komputer belum pernah terinstall Linux Mandrake 9.2 sama
sekali, jadi pilih pada bagian Install, klik next.
7. Konfigurasi Keyboard
Keyboard yang digunakan adalah US Keyboard, jadi pada bagian ini
hanya klik next.
Gambar Konfigurasi Keyboard
8. Security Level
Pada bagian ini dihadapkan pada 4 menu pemilihan tingkat keamanan pada
komputer. Semakin tinggi tingkat security yang dipilih, maka tingkat keamanan
data akan semakin baik.
a. Paranoid.
Dengan pilihan ini komputer tidak akan melayani semua koneksi. Pilih
pilihan ini jika komputer terhubung ke internet tetapi tidak menjalankan
layanan tertentu.
b. Higher.
Gunakan pilihan ini jika ingin memanfaatkan komputer sebagai server di
internet. Dalam mode ini komputer mempunyai tingkat keamanan yang bagus
dan cukup aman untuk menjadi sebuah server.
c. High.
Dengan tingkat keamanan ini, komputer sudah mempunyai batasan-
batasan untuk diakses dan akan dilakukan proses pengecekan secara teratur.
d. Standard.
Pilihan ini tepat untuk komputer yang hanya digunakan sebagai client
dalam jaringan atau internet.
Gambar Security Level
Karena komputer ini akan digunakan sebagai server, maka lebih baik
memilih tingkat keamanan High lalu mengisi alamat email administrator, klik
next.
9. Pemilihan Partisi Harddisk
Pada bagian ini dilakukan pemilihan partisi yang akan digunakan untuk
menginstall Linux Mandrake 9.2.
Gambar Pemilihan Partisi Harddisk
Pada bagian ini terdapat 2 pilihan yang akan digunakan yaitu:
a. Use the free space.
Jika sebelumnya telah memiliki sistem operasi Windows pilihan ini
memberikan alternatif untuk menginstall Linux Mandrake 9.2 dengan cara
mengambil space/ruang kosong pada partisi Windows. Dalam pilihan ini juga
terdapat sub pilihan lainnya yaitu : Resize dan Delete.
b. Custom disk partitioning.
Pada pilihan ini dapat menentukan jenis partisi yang akan digunakan
sesuai dengan keinginan (manual). Pada bagian ini dapat dilakukan meresize,
menghapus dan mempartisi harddisk secara manual.
Pada proses kali ini, pilih pilihan kedua yaitu Custom disk partitioning
lalu tentukan partisi untuk Linux Mandrake 9.2.
Gambar Proses Pembuatan Partisi Linux
Setelah itu, klik Auto Locate sehingga akan terbentuk tiga partisi baru
untuk Linux yaitu partisi untuk Home, Swap dan Root seperti gambar di atas.
Untuk melanjutkan proses instalasi klik done.
10. Pemformatan Partisi Harddisk
Gambar Pemformatan Partisi
Pada bagian ini akan dilakukan proses pemformatan harddisk/partisi klik
next untuk melanjutkan.
11. Memilih Paket Installasi
Pada bagian ini dilakukan pemilihan paket instalasi berdasarkan group.
Untuk memilih, klik checklist pada group yang ingin diinstall lalu klik next.
Karena kita akan membuat komputer ini menjadi sebuah server , maka klik
checklist pada :
1. Group Workstation : Internet station, Configuration, dan Console Tools
serta Documentation.
2. Group server : Web/FTP, Mail, Database, Firewall/Router, DNS/NIS,
dan Network Computer Server.
3. Group Graphical Environment : KDE Workstation.
Gambar Pemilihan Paket Instalasi Secara Group
Setelah dilakukan pemilihan paket installasi seperti di atas, maka
komputer akan bertanya apakah komputer ini akan dijadikan server. Pilih opsi
Yes, karena dengan memilih ini komputer akan dijadikan sebagai server dan
akan diinstall paket paket tambahan untuk sebuah server misalnya ; webmin.
Setelah itu klik next.
Gambar Konfirmasi Komputer Server
12. Proses Instalasi
Selama proses installasi pada layar akan ditampilkan pengembangan dari
proses installasi. Waktu yang diperlukan bergantung pada jumlah software atau
paket yang diinstall dan juga kecepatan dari komputer. Komputer secaa
otomatis akan meminta CD installer berikutnya sehingga tinggal mengganti
CD-nya lalu klik ok.
Gambar Proses Instalasi
13. Setting Password Root
Gambar Setting Password Root
Ini adalah bagian terpenting dalam sistem operasi Linux karena. Pada
bagian ini kita akan menentukan password utama dalam sistem operasi Linux.
Lakukan pengisian password dengan password informatika dan kemudian pilih
next.
14. Penambahan User
Untuk menambahkan user yang akan menggunakan sistem, isikan
informasi tentang user pada kolom yang tersedia, dan juga passwordnya
misalnya user ts passwordnya ts lalu klik next.
Gambar Penambahan User
Kita juga bisa menentukan apakah Linux Mandrake 9.2 yang diinstall
akan melakukan auto login X Windows dengan user yang telah ditentukan. Jika
tidak menginginkan auto login, hilangkan check yang ada kemudian klik next.
Untuk kali ini hilangkan saja check-nya.
Gambar Auto login User
15. Install Bootloader
Bootloader yang dimungkinkan diinstall pada harddisk antara lain; First
boot sector (MBR), First sector of the root partition, bisa juga pada floppy disk.
Fungsi dari bootloader adalah untuk menghidupkan atau menjalankan sistem
opersi, dalam hal ini adalah Linux Mandrake 9.2. Lakukan pemilihan pada First
Boot Sector (MBR) lalu klik next.
Gambar Install bootloader
16. Ringkasan Setting Instalasi
Bagian ini berisi rangkuman setting yang telah dilakukan, untuk
mengkonfigurasi ulang pilih configure. Jika telah sesuai, lanjutkan dengan
memilih tombol next.
Gambar Ringkasan Setting Instalasi
Pada praktek kali ini sebenarnya terdapat salah satu hardware yang
belum terkonfigurasi dengan baik yaitu tentang Graphical Interface. Untuk
melakukan konfigurasi klik Configure pada Graphical Interface tersebut.
Berikut ini adalah cara-cara mengkonfigurasinya :
Pilihlah jenis monitor sesusai dengan yang digunakan dalam hal ini
menggunakan Generic 800 x 600 @ 60 Hz lalu klik next.
Gambar Pemilihan Jenis Monitor
a. Setelah itu muncul jendela baru yang berupa pemilihan jenis x server. Pilih
Trio64 (generic) lalu klik next.
Gambar Pemilihan Jenis X Server
b. Maka akan muncul konfirmasi tentang jenis X free apa yang akan
digunakan. Pilih Xfree 4.3 lalu klik next.
Gambar Konfirmasi Jenis X Server
c. Kemudian isikan besar memory untuk kartu grafis (VGA) yang dimiliki
sebesar 4 MB lalu klik next.
Gambar Pemilihan Ukuran Memory Kartu Grafis
d. Setelah itu, akan keluar mode pengetesan Graphical Interface yang telah
di-install tadi. Jika sudah benar maka akan tampil bentuk seperti pelangi lalu
klik yes untuk menyimpan hasil konfigurasi tadi. Tidak lama kemudian akan
muncul pertanyaan apakah Xfree akan diaktifkan pada saat booting, pilih yes
lalu klik next.
Gambar Pengetesan Dan Konfirmasi Penggunaan Xfree
e. Setelah seluruh pengkonfigurasian Graphical interface selesai maka akan
tampil kembali ringkasan setting instalasi.
Gambar Ringkasan Setelah Konfigurasi Graphical Interface
17. Melakukan Update dari Internet
Gambar Update dari Internet
Dalam tahap ini bisa dilakukan update dari internet, tapi untuk baiknya
pilih dahulu no karena kita belum memerlukannya, kemudian pilih next.
18. Selesai Installasi
Gambar Selesai Instalasi
Bagian ini merupakan bagian yang paling akhir dalam tahap instalasi.
Lakukan restart pada komputer dengan memilih reboot.
Pada saat proses reboot komputer akan melakukan booting ulang untuk
me-load sistem operasi Linux Mandrake 9.2 melalui boot loadernya (LILO).
3. Konfigurasi Server
A. Konfigurasi Network Interface Card (NIC)
Konfigurasi Network Interface Card meliputi pensettingan IP Address untuk
pengalamatan komputer server. Dalam konfigurasi ini yang perlu diperhatikan
adalah tentang pengeditan file-file script pengendali kartu jaringan tersebut. Ada 4
Gambar Pemilihan Sistem Operasi Melalui Lilo
Gambar Booting Linux Mandrake 9.2
buah file yang sangat pokok untuk mengonfigurasi NIC ini yaitu file yang berada
di direktori :
1. #/etc/sysconfig/network-sripts/ifcfg-(nama interface
, misal eth0)
Setiap antarmuka jaringan pada sistem Linux Mandrake 9.2 mempunyai
konfigurasi, satu interface dikonfigurasi di dalam satu file script. Setiap file
script memberikan informasi tertentu mengenai interface jaringan di dalamnya.
File-file konfigurasi interface mengendalikan operasi peralatan
antarmuka jaringan yang ada secara terpisah, satu file untuk satu peralatan.
Pada saat sistem Linux Mandrake 9.2 melakukan boot, file-file ini digunakan
untuk menentukan interface apa yang akan diaktifkan dan bagaimana
mengkonfigurasinya. File-file ini biasa diberi nama ifcfg-(nama), dimana
(nama) menunjukkan nama peralatan yang dikontrol oleh file konfigurasi
bersangkutan, misalnya eth0, eth0:1, eth0:2, ppp0 dan lain-lain.
2. #/etc/sysconfig/network
File ini menentukan informasi routing dan host untuk semua antar muka
jaringan.
3. #/etc/hosts
Tujuan utama dari file ini adalah untuk meresolve hostname yang tidak
dapat diresolve dengan cara lain. File ini juga dapat digunakan untuk
meresolve nama-nama host (mirip DNS server) pada suatu jaringan yang tidak
menggunakan DNS server. Minimal file ini harus berisi entry yang
menentukan IP Address peralatan loopback (127.0.0.1) sebagai localhost.
4. #/etc/resolv.conf
File ini menentukan IP Address dari DNS server dan pencarian domain.
File ini diperiksa dan diproses pada saat booting.
Langkah-langkah secara teknis untuk mengkonfigrasi NIC adalah sebagai berikut:
1. Konfigurasi #/etc/sysconfig/network-sripts/ifcfg-eth0
Salah satu file antarmuka yang cukup populer adalah ifcfg-eth0, yang
mengendalikan NIC pertama yang terdapat pada sistem. Dalam sistem yang
mempunyai lebih dari satu NIC atau menggunakansatu NIC tetapi memiliki
banyak NIC virtual (IP Address virtual) kita akan mmpunyai beberapa file
ifcfg-eth, masing-masing memiliki nomor yang berbeda pada akhir nama file.
Untuk mengkonfigurasinya gunakan teks editor vi untuk mengedit file ifcfg-
eth0 di direktori /etc/sysconfig/network-sripts sehingga file
tersebut berisi sebagai berikut :
DEVICE=eth0BOOTPROTO=staticIPADDR=192.168.10.24NETMASK=255.255.255.0NETWORK=192.168.10.0BROADCAST=192.168.10.255ONBOOT=yes
Simpan konfigurasi di atas dengan perintah esc : wq. Berikut ini adalah
daftar parameter yang disertakan di dalam file konfigurasi ini :
a. DEVICE=(nama), dimana (nama) adalah nama peralatan fisik.
b. BOOTPROTO=(protokol), dimana (protokol) adalah salah satu dari nilai
di bawah ini :
static : Tidak ada protokol boot-time yang digunakan (statis/tetap).
bootp : Menggunakan protokol boot-time BOOTP.
dhcp : Menggunakan protokol boot-time DHCP.
c. IPADDR=(alamat), dimana (alamat) adalah IP Address yang akan
digunakan oleh kartu jaringan.
d. NETMASK=(alamat), dimana (alamat) adalah nilai subnet mask.
e. NETWORK=(alamat) , dimana (alamat) adalah address yang digunakan
untuk mengenali suatu network pada jaringan internet.
f. BROADCAST=(alamat), dimana (alamat) adalah alamat yang digunakan
untuk mengirim/menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh
host yang ada pada suatu network.
g. ONBOOT=(jawaban), dimana (jawaban) adalah salah satu dari nilai di
bawah ini :
yes : peralatan ini diaktifka pada saat boot.
no : peralatan ini tidak diaktifkan pada saat boot.
2. Konfigurasi /etc/sysconfig/network
Ketik script di bawah ini pada file /etc/sysconfig/network :
NETWORKING=yesHOSTNAME=admin
Konfigurasi di atas memperlihatkan bahwa fasilitas network pada server
ini diaktifkan. Server ini mempunyai nama admin yang memiliki gateway
192.168.10.24 yang merupakan alamat IP dari kartu jaringan milik server.
Simpan konfigurasi di atas dengan perintah esc : wq.
3. Konfigurasi /etc/hosts
Berikutnya tambahkan nama-nama host atau interface jaringan baik yang
terdapat pada server maupun pada komputer lain ke dalam file /etc/hosts,
sehingga akan berupa :
127.0.0.1 localhost.localdomain localhost192.168.10.24 ictcenter.net ubaid
Keterangan :
Kolom 1 adalah nomor IP.
Kolom 2 adalah FQDN (Fully Qualified Domain Name).
Kolom 3 adalah nama host.
4. Konfigurasi /etc/resolv.conf
Terakhir tentukan alamat dimana DNS server yang akan digunakan oleh
server ini berada dengan cara mengedit file /etc/resolv.conf sehingga menjadi
seperti berikut :
nameserver 192.168.10.24# ppp temp entrysearch .net
Simpan konfigurasi di atas dengan perintah esc : wq. Artinya server ini
menggunakan domain .net yang berjalan pada server 192.168.10.24.
Setelah seluruh konfigurasi telah diuat, maka untuk menjalankan konfigurasi
yang baru tersebut restart layanan jaringan menggunakan perintah :
# service network restart
atau
# etc/rc.d/init.d/network restart
maka akan muncul :
Shutting down interface eth0: [ OK ]Shutting down loopback interface: [ OK ]Setting network parameters: [ OK ]Bringing up loopback interface: [ OK ]Bringing up interface eth0: [ OK ]
Jika tidak muncul kesalahan (yang ditandai dengan keterangan ok pada
setiap tahap restart), berarti langkah selanjutnya adalah menguji kartu jaringan
dengan perintah :
# ifconfig (yaitu untuk mengetahui secara jelas alamat IP)
Dengan perintah ini maka muncul :
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:02:44:2C:50:03inet addr:192.168.10.24 Bcast:192.168.10.255 Mask:255.255.255.0
UP BROADCAST RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1 RX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0 TX packets:424 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0 collisions:0 txqueuelen:100 RX bytes:0 (0.0 b) TX bytes:66997 (65.4 Kb) Interrupt:11 Base address:0xd000
lo Link encap:Local Loopback inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0 UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1 RX packets:356 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0 TX packets:356 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0 collisions:0 txqueuelen:0 RX bytes:122838 (119.9 Kb) TX bytes:122838 (119.9 Kb)
# ping 192.168.10.24 (yaitu untuk menguji alamat IP apakah sudah dapat
digunakan dalam jaringan).
Jika tidak ada yang FAILED dalam merestart Network, maka kartu jaringan
telah bekerja dengan baik.
B. Konfigurasi Domain Name System (DNS) Server
1. Pendahuluan dan Konsep DNS Server
Domain Name System (DNS) server adalah suatu sistem dimana suatu alamat
IP akan dipetakan ke dalam bentuk nama dan sebaliknya sehingga memudahkan
proses komunikasi di internet.
Berikut ini akan dijelaskan proses penampilan gambar atau isi sebuah website
http://www.google.co.id. Perjalanan yang ditempuh untuk menerjemahkan IP secara
umum dapat dijelaskan seperti berikut :
1. Browser diarahkan ke situs http://www.google.co.id.
2. DNS server mencari data mengenai www.google.co.id dengan cara
menghubungi DNS server tertinggi yaitu . (dot) atau root server.
3. DNS root server menghubungi DNS server id (Top Level Domain/TLD).
4. DNS server id menghubungi DNS server co (Second Level Domain/SLD).
5. DNS server co menghubungi DNS server google.co.id.
6. DNS server yahoo.com mengenali subdomain www.google.co.id dan berhasil
menerjemahkan situs www.google.co.id ke IP 202.148.6.7.
7. IP tersebut dikirimkan kembali ke DNS server kemudian diberikan ke browser.
8. Browser mengarahkan langsung langsung ke IP 202.148.6.7 untuk
menghubungi web server http://www.google.co.id pada IP tersebut.
9. Maka gambar web akan muncul di browser.
Penelusuran Pohon DNS
2. Instalasi dan Konfigurasi BIND Sebagai DNS Server
Berkeley Internet Name Domain (BIND) adalah nama program server DNS
yang umum digunakan di internet. Konfigurasi BIND cukup sederhana dan hanya
terdiri dari dua kelompok file saja, yaitu file konfigurasi dan file master. File
konfigurasi berisi konfigurasi dasar dan daftar nama-nama zona yang dikelola dan
TLD
SLD
.com .net .org .id .de .nl .usa
root
.co
.www .ftp .mail
.ac .or .net .go .sch .web
file master berisi informasi zona yang bersangkutan. Semua domain akan diatur
dalam file zona.
BIND akan otomatis terinstall pada saat melakukan instalasi Linux Mandrake
9.2 sebelumnya. Jika belum terinstall lakukan langkah langkah berikut :
a. Klik logo configuration packaging install software.
Gambar Install Software
b. Lakukan pencarian pada layanan search in names dengan kata kunci bind lalu
pilih seluruh service BIND. Kemudian klik install. Pada saat proses install
berlangsung komputer akan meminta CD installer dari Linux Mandrake 9.2.
Gambar Install BIND
c. Setelah terinstall, lakukan pengeditan pada file konfigurasi di /etc/named.conf
dengan perintah # vi /etc/named.conf. Sehingga file tersebut berubah
menjadi :
// generated by named-bootconf.pl// secret must be the same as in /etc/rndc.confkey "key" { algorithm hmac-md5; secret"c3Ryb25nIGVub3VnaCBmb3IgYSBtYW4gYnV0IG1hZGUgZm9yIGEgd29tYW4K";};controls {
inet 127.0.0.1 allow { any; } keys { "key"; };};options {
pid-file "/var/run/named/named.pid";directory "/var/named";/** If there is a firewall between you and
nameservers you want* to talk to, you might need to uncomment the
query-source* directive below. Previous versions of BIND
always asked* questions using port 53, but BIND 8.1 uses an
unprivileged* port by default.*/// query-source address * port 53;
};// // a caching only nameserver config// zone "." {
type hint;file "named.ca";
};zone "0.0.127.in-addr.arpa" {
type master;file "named.local";
};zone "ictcenter.net" { type master; file "db.ictcenter.net";};zone "10.168.192.in-addr.arpa" { type master; file "db.192.168.10.24";};
Pada script di atas dijelaskan bahwa server ini nantinya akan
menggunakan nama domain ictcenter.net dengan alamat DNS di 192.168.10.24,
dengan alamat file zona di /var/named/db.ictcenter.net dan
/etc/named/db.192.168.10.24 Simpan konfigurasi di atas dengan
perintah esc : wq. Format /etc/named.conf terdiri dari 2 blok dasar yaitu :
1. Blok Options yang berisi kompulan opsi-opsi global untuk BIND.
2. Blok Zone yang berisi tag-tag yang digunakan untuk menentukan tipe
server untuk satu domain atau subdomain tertentu dan file zona yang
berisi konfigurasi satu domain atau subdomain tertentu.
d. Langkah konfigurasi awal sudah dilakukan. Sekarang tinggal melakukan tahap
akhir konfigurasi yaitu membuat file zona. File zona yang akan dibuat ada dua
jenis yaitu :
1. Zona Forward yang berfungsi untuk mengubah nama ke dalam alamat
IP.
2. Zona Reverse yang berfungsi untuk mengubah alamat IP menjadi nama
dari sebuah domain.
File zona ini akan disimpan di direktori /var/named yang otomatis akan
dibaca oleh file /etc/named.conf saat menjalankan layanan DNS server.
e. Untuk membuat file zona forward jalankan perintah # vi
/var/named/db.ictcenter.net untuk membuat file baru. Isi dari file
tersebut adalah sebagai berikut :
@ IN SOA ns.ictcenter.net. admin.ictcenter.net.(
200022700 ; Serial 28800 ; Refresh 14400 ; Retry 3600000 ; Expire 86400 ) ; Minimum
@ IN NS ns.ictcenter.net. IN MX 10 mail.ictcenter.net.
ns IN A 192.168.10.24www IN A 192.168.10.24mail IN A 192.168.10.24ftp IN A 192.168.10.24ubaid IN A 192.168.10.24
Simpan konfigurasi di atas dengan perintah esc : wq. Format file zona ini
terdiri dari kumpulan record yang berisikan keterangan yang detil tentang
sebuah domain atau subdomain. Record-record tersebut antara lain :
1. SOA (Start Of Authority) mengawali file zona, berisi data-data waktu
sebuah domain atau subdomain.
@ IN SOA ns.ictcenter.net. admin.ictcenter.net.(
200022700 ; Serial28800 ; Refresh14400 ; Retry3600000 ; Expire86400 ) ; Minimum
Keterangan :
Isian Keterangan
@Shortcut yang menyatakan nama domain yang bersesuaian dengan zona ini.
IN Kata kunci protokol INTERNETSOA Nama record SOAns.ictcenter.net Nama Server yang menangani domain ini
admin.ictcenter.netKontak administratif berupa email ubaidistrator, dalam hal iniadmin@ictcenter.net
serialNomor urut yang dibangkitkan setiap kali ada perubahan konfigurasi
refreshInterval yang digunakan Secondary Server untuk mengontak Primary Server
retryWaktu tunggu yang digunakan oleh Secondary Server bila Primary Server down atau crash
expire Masa berlaku zona untuk Secondary Server tanpa harus melakukan refresh pada Primary Server jika down
minimumNilai default untuk masa berlaku data yang disimpan dalam cache
Di dalam BIND, semua waktu untuk serial, refresh, retry, expire
dan minimum diacu dalam satuan detik. Namun dapat dilakukan konversi
ke satuan waktu lain, seperti diperlihatkan tabel berikut :
Detik Waktu Lain Keterangan60 1M 1 Menit1800 30M 30 Menit3600 1H 1 Jam10800 3H 3 Jam21600 6H 6 Jam43200 12H 12 jam86400 1D 1 Hari259200 3D 3 Hari604800 1W 1 Minggu31536000 365D 365 Hari
2. NS, menyatakan Name Server yang berlaku.
@ IN NS ns.ictcenter.net.
3. A, menyatakan Address Internet atau alamat IP dari mesin yang ditangani
oleh DNS ini proses penerjemahan namanya.
ns IN A 192.168.10.24
4. CNAME, menyatakan nama Alias (Canonical Name). Contoh berikut ini
menyatakan bahwa mail adalah nama alias dari ns.ictcenter.net.
mail IN CNAME ns.ictcenter.net.
5. MX, menyatakan Mail Exchanger, digunakan untuk menunjuk mail
server yang menangani email domain atau subdomain ini.
IN MX 10 mail.ictcenter.net.
f. Langkah selanjutnya adalah membuat file zona reverse yaitu dengan
menjalankan perintah # vi /var/named/db.192.168.10.24 yang
akan membuat file baru di direktori /etc/named. Isi dari file ini adalah
sebagai berikut :
@ IN SOA ns.ictcenter.net. root.localhost.( 200022700 ; Serial 28800 ; Refresh 14400 ; Retry 3600000 ; Expire 86400 ) ; MinimumIN NS ns.ictcenter.net.
24 IN PTR ns.ictcenter.net.24 IN PTR www.ictcenter.net.24 IN PTR ftp.ictcenter.net.24 IN PTR mail.ictcenter.net.24 IN PTR ubaid.ictcenter.net.
Simpan konfigurasi di atas dengan perintah esc : wq. Pada dasarnya
record-record pada zona ini tidak jauh berbeda dengan record pada zona forward
hanya saja terdapat record untuk PTR yang menyatakan pointer yaitu pemetaan
bahwa IP 192.168.10.24 dipetakan ke nama domain ictcenter.net.
g. Setelah semua file zona dibuat, maka langkah selanjutnya adalah menjalankan
DNS server melalui service named caranya dengan menjalankan perintah :
# service named restart
atau # /etc/rc.d/init.d/named restart
maka akan muncul :
Stopping named: [ OK ]Starting named: [ OK ]
h. Jika telah muncul status ok pada saat me-restart service named berarti
konfigurasi DNS yang baru sudah berjalan. Namun, jika muncul status failed
atau gagal berarti masih terdapat kekeliruan dalam mengkonfigurasi DNS.
3. Pengujian DNS Server
Untuk menguji server DNS yang telah dikonfigurasi apakah sudah dapat
dijalankan atau sudah tepat, maka digunakan tool nslookup untuk mengetahuinya.
Pengujian harus dilakukan pada zona forward dan zona reverse.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Jalankan perintah # nslookup www.ictcenter.net untuk menguji zona
forward untuk host www, maka akan muncul :
[root@ubaid / ]# nslookup www.ictcenter.netNote : nslookup is deprecate and may be removed from future releases. Consider using the ‘dig’ or ’host’ programs instead. Run nslookup with the ‘-sil[ent]’ option to prevent this message from appearing.> www.ictcenter.netServer : 192.168.10.24Address : 192.168.10.24#53
www.ictcenter.net canonical name = ns.ictcenter.net
Name : ns.ictcenter.netAddress : 192.168.10.24[root@ubaid / ]#
Jika muncul seperti dengan yang di atas, maka host www yang bekerja
di domain ictcenter.net sudah berjalan dengan baik. Untuk semua host seperti:
mail, ftp dan admin langkahnya hampir sama. Untuk lebih memastikan lagi
gunakan perintah ping. Bila terlihat seperti di bawah ini berarti sudah bekerja
dengan baik.
[root@ubaid / ]# ping www.ictcenter.netping -c 5 -s 56 -i 1 ns.ictcenter.net 2>&1PING ns.ictcenter.net (192.168.10.24) 56(84) bytes of data.64 bytes from ubaid (192.168.10.24): icmp_seq=1 ttl=64 time=0.020 ms64 bytes from ubaid (192.168.10.24): icmp_seq=2 ttl=64 time=0.029 ms64 bytes from ubaid (192.168.10.24): icmp_seq=3 ttl=64 time=0.029 ms64 bytes from ubaid (192.168.10.24): icmp_seq=4 ttl=64 time=0.028 ms64 bytes from ubaid (192.168.10.24): icmp_seq=5 ttl=64 time=0.029 ms
--- ns.ictcenter.net ping statistics ---5 packets transmitted, 5 received, 0% packet loss, time 3999msrtt min/avg/max/mdev = 0.020/0.027/0.029/0.003 ms[root@ubaid / ]#
2. Jalankan perintah # nslookup 192.168.10.24 untuk menguji zona
reverse,. maka akan muncul :
[root@ubaid / ]# nslookup 192.168.10.24Note : nslookup is deprecate and may be removed from future releases. Consider using the ‘dig’ or ’host’ programs instead. Run nslookup with the ‘-sil[ent]’ option to prevent this message from appearing.> 192.168.10.24Server : 192.168.10.24Address : 192.168.10.24#53
31.10.168.192.in-addr.arpa name = ns.ictcenter.net[root@ubaid / ]#
Jika muncul seperti di atas, maka zona reverse yang telah dibuat sudah
berjalan dengan baik.
C. Konfigurasi Web Server
1. Pendahuluan Web Server
Web server adalah suatu layanan pengolahan dan penyimpanan suatu situs
web yang telah di-upload ke komputer server sehingga komputer client akan dapat
mem-browse-nya untuk mencari informasi dan menggunakan layanan web tersebut.
Dengan adanya web server, suatu situs web dapat diakses dengan
menggunakan browser tertentu sehingga situs web tersebut dapat ditampilkan di
browser.
Apache 2 sebagai server HTTP atau web merupakan software untuk
pengelolaan dan pembangunan web server. Program ini merupakan program web
server yang paling populer di dunia internet. Linux Mandrake 9.2 menyertakan
program ini pada installernya. Apache berasal dari kalimat ”A patchy web server”
yang artinya server web yang kode-kode programnya agak sulit dimengerti
dan ditelusuri. Meskipun demikian, kinerja dari Apache 2 ini terbukti cukup baik
dan tangguh. Apache 2 juga mampu melayani web dinamis yang mendukung bahasa
pemrograman PHP dan database SQL (MySQL dan PostgreSQL). Sehingga web
administrator akan lebih terbantu dengan adanya program ini.
2. Instalasi dan Konfigurasi Apache 2 sebagai Web Server
Untuk melakukan instalasi software web server dapat dilakukan dengan
menggunakan tool grafis install software. Namun Apache 2 sebagai software web
server akan otomatis terinstall saat dilakukan proses instalasi Linux Mandrake 9.2.
Jika belum, lakukan instalasi dengan langkah sebagai berikut :
a. Klik logo configuration packaging install software.
Gambar Install Software
b. Lakukan pencarian pada layanan search in names dengan kata kunci apache lalu
pilih Apache 2 beserta modul pendukungnya seperti ; common, manual, php,
mysql dan lain-lain jika diperlukan. Kemudian klik install. Pada saat proses
install berlangsung komputer akan meminta CD installer dari Linux Mandrake
9.2.
Gambar Install Apache 2 beserta Modul-Modulnya
c. Untuk konfigurasi awal kita mulai dari men-setting file httpd2.conf yang
merupakan file konfigurasi utama dari Apache 2. Caranya dengan menjalankan
perintah pada konsole yaitu # vi
/etc/httpd/2.0/conf/httpd2.conf. Lakukan pengeditan mengenai
infomasi server name yang tadinya localhost berubah menjadi ns.ictcenter.net.
Atau seperti yang terlihat di bawah ini (hanya sebagian) :
ServerRoot /etc/httpd/2.0ServerName ns.ictcenter.netLockFile /etc/httpd/httpd.lockPidFile /var/run/httpd.pidErrorLog logs/error_logLogLevel warnDocumentRoot /var/www/html
Mengenai konfigurasi di atas, disebutkan bahwa server root dari apache
ini berada di direktori /etc/httpd/2.0. Sedangkan nama servernya adalah
ns.ictcenter.net yang memiliki dokumen utama untuk penyimpanan web di
direktori /var/www/html.
Di dalam file httpd2.conf ini sebenarnya terdapat banyak sekali
parameter-parameter yang fungsinya untuk me-load modul-modul tambahan
untuk konfigurasi Apache ini. Termasuk salah satunya mengenai modul PHP
yang umum digunakan oleh para web desainer.
d. Simpan konfigurasi di atas dengan perintah esc : wq.
e. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengeditan mengenai hak akses dari
direktori /var/www/html yang berada di file commonhttpd.conf. Caranya dengan
menjalankan perintah # vi /etc/httpd/2.0/conf/commonhttpd.conf.
Edit untuk direktori root menjadi direktori /var/www/html sehingga menjadi
seperti di bawah ini (hanya sebagian) :
#Restricted set of options<Directory /var/www/html> Options -All -Multiviews AllowOverride All <IfModule mod_access.c> Order deny,allow Deny from all </IfModule></Directory>
Direktori ini disetting /var/www/html agar direktori ini bisa diakses
oleh semua pengguna dalam jaringan. Tidak hanya itu, untuk dokumen root dari
web server ini juga harus diaktifkan dan mengarah di direktori
/var/www/html sehingga terdapat parameter seperti di bawah ini :
DocumentRoot /var/www/html
Di dalam file commonhttpd.conf ini sebenarnya terdapat banyak sekali
direktori yang diset untuk konfigurasi apache ini. Web server ini sebenarnya
dijalankan oleh user dan group apache sehingga bila ingin menyimpan web dan
supaya dapat mem-browse-nya, maka ganti kepemilikan folder web tersebut ke
dalam user dan group apache. Tetapi hal pokok dari konfigurasi tersebut adalah
mengenai direktori /var/www/html dan dokumen root seperti di atas. Simpan
konfigurasi tersebut dengan perintah esc : wq.
f. Sekarang beralih pada konfigurasi tahap akhir, yaitu mengenai virtual host.
Dalam pembangunan web server kali ini akan diterapkan konsep virtual host
berbasis nama, artinya hanya dengan satu alamat IP dan satu program server
saja, server web dapat menyelenggarakan layanan web untuk banyak host atau
domain seperti ; www, mail, ftp dan lain-lain (Name-based). Ada juga dengan
banyak alamat IP untuk masing-masing alamat IP tersebut digunakan hanya
untuk melayani satu host saja (IP-based). Sehingga lakukan penambahan
tag/script untuk konfigurasi host www di direktori /var/www/html. Jalankan
perintah # vi /etc/httpd/2.0/conf/vhost/Vhost.conf,
sehingga menjadi seperti :
NameVirtualHost 192.168.10.24<VirtualHost 192.168.10.24>ServerName www.ictcenter.netDocumentRoot /var/www/html</VirtualHost>
Konfigurasi di atas diarahkan pada server www.ictcenter.net yang
dokumen rootnya mengarah ke direktori /var/www/html yang beralamat di
192.168.10.24. Simpan konfigurasi tersebut dengan perintah esc : wq.
g. Setelah seluruh konfigurasi dilakukan, jalankan service httpd yang baru dengan
cara menjalankan perintah :
# service httpd restart
atau # /etc/rc.d/init.d/httpd restart
Sehingga muncul :
Shutting down httpd2: [ OK ]Starting httpd2: [ OK ]
h. Setelah menunjukkan informasi ok seperti yang di atas, maka konfigurasi
apache yang baru telah berjalan.
3. Pengujian Web Server
Untuk melakukan pengujian mengenai hasil dari web server ini dapat
dilakukan melalui web browser konqueror. Caranya dengan klik logo
networking www Konqueror Web Browser. Ketik alamat
http://www.ictcenter.net maka akan muncul :
http://www.ictcenter.net
Jika telah muncul halaman web seperti gambar di atas, maka web server telah
dapat berjalan dengan baik. Untuk memeriksa service PHP apakah sudah berjalan
dengan baik, buatlah file baru yaitu index.php untuk mengetahui seluruh informasi
dari PHP.
Caranya dengan menjalankan perintah
# vi /var/www/html/index.php. Ketik script dibawah ini :
<?phpinfo();?>
Setelah itu, simpan script tersebut dengan perintah esc : wq. Ulangi
pemanggilan halaman web untuk alamat http://www.ictcenter.net pada Konqueror
Web Browser. Sehingga muncul :
PHP Info
Setelah muncul seperti gambar di atas maka seluruh modul PHP dalam web
server telah berjalan dengan baik.
D. Konfigurasi File Transfer Protocol (FTP) Server
1. Pendahuluan FTP Server
FTP server adalah suatu layanan yang digunakan untuk mentransfer file dari
satu mesin ke mesin yang lain. Server FTP memungkinkan saling mengirim dan
mengambil file atau data antara satu komputer dengan komputer lain di dalam
sebuah jaringan.
Server FTP melakukan otentikasi semua pengguna yang meminta koneksi
kepadanya. Server FTP dapat dikonfigurasi untuk menerima koneksi hanya dari
pengguna yang telah mempunyai account pada sistem yang menjalankan server
FTP, atau dapat dikonfigurasi untuk menerima koneksi dari semua komputer melalui
fasilitas yang dikenal sebagai anonymous FTP. Pada pembangunan FTP server kali
ini akan disetting dengan sistem user account atau otentikasi user yang sudah ada
pada sistem linux.
2. Instalasi dan Konfigurasi ProFTPD Sebagai FTP Server
Untuk melakukan instalasi software FTP server dapat dilakukan dengan
menggunakan tool grafis install software. Namun ProFTPD sebagai software FTP
server akan otomatis terinstall saat dilakukan proses instalasi Linux Mandrake 9.2.
Jika belum, lakukan instalasi dengan langkah sebagai berikut :
a. Klik logo configuration packaging install software.
Gambar Install Software
b. Lakukan pencarian pada layanan search in names dengan kata kunci ftp lalu
pilih Proftpd dan lftp sebagai command line saat mengakses FTP server melalui
mode teks. Kemudian klik install. Pada saat proses install berlangsung komputer
akan meminta CD installer dari Linux Mandrake 9.2.
Gambar Install ProFTPD
c. Langkah selanjutnya adalah melakukan konfigurasi pada file proftpd.conf di
direktori /etc dengan menjalankan perintah # vi /etc/proftpd.conf
sehingga menjadi seperti di bawah ini :
ServerName "ftp.ictcenter.net"ServerType standaloneDefaultServer on
AllowStoreRestart on
Port 21
Umask 002
MaxInstances 30
User ftpGroup ftp
#DefaultRoot ~
<Directory /home/ubaid> AllowOverwrite on</Directory>
PersistentPasswd off
# DefaultRoot /home/foo foo
d. Simpan konfigurasi di atas dengan perintah esc : wq.
e. Buat terlebih dahulu virtual host untuk server ftp.ictcenter.net yang memiliki
dokumen root di direktori /home/ubaid. Dengan menjalankan perintah
# vi /etc/httpd/2.0/conf/vhost/Vhost.conf, tambahkan
script berikut di bawahnya :
<VirtualHost 192.168.10.24>ServerName ftp.ictcenter.netDocumentRoot /var/www/html/mail</VirtualHost>
f. Simpan konfigurasi di atas dengan perintah esc : wq.
g. Kemudian restart layanan httpd dengan cara :
[root@admin / ]# service httpd restart
Shutting down httpd2: [ OK ]Starting httpd2: [ OK ][root@ubaid / ]#
h. Setelah konfigurasi di atas selesai dilakukan, jalankan layanan FTP server
dengan menjalankan perintah # service proftpd restart pada
konsole maka muncul :
Shutting down proftpd: [ OK ]Starting proftpd: [ OK ]
Berarti layanan FTP sudah siap digunakan dan pasti bekerja dengan baik
3. Pengujian FTP Server
Pengujian layanan FTP secara lokal pada server dapat dilakukan dengan 2
cara. Cara yang pertama yaitu dengan mengakses ftp melalui konsole / mode teks,
lalu cara yang kedua adalah melalui web browser lokal.
a. Melalui konsole / mode teks
Berikut ini adalah sesi FTP menggunakan tool ftp pada shell Linux untuk
login sebagai pengguna ubaid :
[root@ubaid / ]# ftp ftp.ictcenter.net
Connected to ftp.ictcenter.net (192.168.10.24).Name (ftp.ictcenter.net: root): ubaid331 Please specify the password.Password :230 Login sucessful. Have fun.Remote system type is UNIX.Using binary mode to transfer files.ftp>bin200 Switching ti Binary mode.ftp>bye221 Goodbye.[root@admin / ]#
Sesi di atas menunjukkkan bahwa FTP server sudah berjalan dengan baik.
b. Melalui web browser lokal
1. Caranya dengan membuka web browser Konqueror pada menu networking.
2. Ketikkan alamat ftp.ictcenter.net, kemudian akan muncul kotak login.
Gambar Login FTP Server
3. Ketikkan username ubaid dan passwordnya ubaid lalu ok.
4. Maka kita sudah masuk di layanan FTP dari domain ictcenter.net.
Gambar Layanan FTP
E. Konfigurasi Mail Server
1. Pendahuluan Mail Server
Mail server yaitu sebuah server untuk surat elektronik (email) yang digunakan
untuk mengatur, mengambil dan mengirimkan email kepada para pengguna lokal
atau orang-orang yang berada di lingkungan server.
Terdapat dua protokol utama yang digunakan untuk memberikan layanan
email, yaitu SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) agar client dapat mengirim
email dan IMAP (Internet Mail Application Protocol) agar client dapat menerima,
mengambil dan membaca email.
Konfigurasi yang sedikit sulit adalah mempersiapkan potokol SMTP agar
bekerja dengan baik. Software yang menjalankan fungsi SMTP disebut dengan Mail
Transfer Agent (MTA). MTA yang paling banyak digunakan di lingkungan Linux
adalah Sendmail, Qmail dan Postfix.
2. Instalasi dan Konfigurasi Mail Server
A. Konfigurasi SMTP (Simple Mail Transfer Protocol)
Linux Mandrake 9.2 menyertakan Sendmail sebagai MTA default untuk
menyampaikan pesan-pesan email, baik yang ditujukan kepada user-user pada
jaringan yang sama. Mta lain seperti Qmail dan Postfix dapat melakukan hal
yang sama danberjalan dengan baik di Linux tetapi kebanyakan administrator
masih memilih Sendmail sebagai MTA untuk digunakan di dalam jaringan
mereka karena ketangguhan dan skalabilitas.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menginstall Send mail
menggunakan tool grafis, lalu dilanjutkan dengan mengkonfigurasi file-filenya.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Menginstall Sendmail menggunakan tool grafis. Klik logo
configuration packaging install software. Lakukan pencarian pada
layanan search in names dengan kata kunci Sendmail lalu pilih semua
program Sendmail yang ada. Kemudian klik install. Pada saat proses install
berlangsung komputer akan meminta CD installer dari Linux Mandrake 9.2.
Sebelumnya lakukan remove terhadap software MTA lainnya jika ada
seperti Postfix atau Qmail, karena jika tidak diremove maka akan ada dua
jenis MTA yang menyebabkan crash/tabrakan sehingga MTA tidak akan
dapat berjalan dengan baik.
Install Sendmail
2. Setelah dilakukan penginstallan, langkah selanjutnya adalah
mengkonfigurasi file sendmail.mc yang merupakan file konfigurasi utama.
Jalankan perintah # vi /etc/mail/sendmail.mc. Ubah
masquerade_as dari localhost .localdomain menjadi
domain komputer server yaitu ictcenter.net. Sehingga akan menjadi :
divert(-1)dnl This is the macro config file used to generate the /etc/sendmail.cfdnl file. If you modify the file you will have to regenerate thednl /etc/sendmail.cf by running this macro config through the m4dnl preprocessor:dnldnl m4 /etc/sendmail.mc > /etc/sendmail.cfdnldnl You will need to have the sendmail-cf package installed for this todnl work.include(`../m4/cf.m4')dnldefine(`confDEF_USER_ID',``mail:mail'')dnlOSTYPE(`linux')dnlundefine(`UUCP_RELAY')dnlundefine(`BITNET_RELAY')dnldefine(`confALIAS_WAIT', `30')dnldefine(`confTO_CONNECT', `1m')dnldefine(`confTRY_NULL_MX_LIST',true)dnldefine(`confDONT_PROBE_INTERFACES',true)dnldefine(`PROCMAIL_MAILER_PATH',`/usr/bin/procmail')dnldnl define delivery mode: interactive, background, or queueddnl define(`confDELIVERY_MODE', `i')MASQUERADE_AS(`ictcenter.net')dnlFEATURE(`limited_masquerade')dnlFEATURE(`masquerade_envelope')dnl
FEATURE(`smrsh',`/usr/sbin/smrsh')dnlFEATURE(mailertable)dnldnl virtusertable: redirect incoming mail to virtual domain to particular user or domain FEATURE(`virtusertable',`hash -o /etc/mail/virtusertable')dnldnl genericstable: rewrite sender address for outgoing mail FEATURE(genericstable)dnlFEATURE(always_add_domain)dnlFEATURE(redirect)dnlFEATURE(use_cw_file)dnlFEATURE(local_procmail)dnlFEATURE(`access_db')dnlFEATURE(`blacklist_recipients')dnlFEATURE(`relay_based_on_MX')dnldnl FEATURE(dnsbl, `blackholes.mail-abuse.org', `Rejected - see http://www.mail-abuse.org/rbl/')dnldnl FEATURE(dnsbl, `dialups.mail-abuse.org', `Dialup - see http://www.mail-abuse.org/dul/')dnldnl FEATURE(dnsbl, `relays.mail-abuse.org', `Open spam relay - see http://www.mail-abuse.org/rss/')dnlFEATURE(`delay_checks')dnlFEATURE(`stickyhost')dnldnl SASL Configurationdnl extract from http://www.sendmail.org/~ca/email/auth.htmldnldnl Next two lines are for SMTP AuthenticationTRUST_AUTH_MECH(`LOGIN PLAIN')dnldefine(`confAUTH_MECHANISMS', `LOGIN PLAIN')dnldnldnl Next line stops sendmail from allowing auth without encryptiondefine(`confAUTH_OPTIONS', `A p y')dnldnldnl STARTTLS configurationdnl extract from http://www.sendmail.org/~ca/email/starttls.htmldnldefine(`CERT_DIR', `/etc/ssl/sendmail')dnldefine(`confCACERT_PATH', `CERT_DIR')dnldefine(`confCACERT', `CERT_DIR/CAcert.pem')dnldefine(`confSERVER_CERT', `CERT_DIR/MYcert.pem')dnldefine(`confSERVER_KEY', `CERT_DIR/MYkey.pem')dnldefine(`confCLIENT_CERT', `CERT_DIR/MYcert.pem')dnldefine(`confCLIENT_KEY', `CERT_DIR/MYkey.pem')dnldnldnl Uncomment next lines to hide identity of mail servedefine(`confPRIVACY_FLAGS',`goaway,restrictqrun,restrictmailq')dnl
dnl define(`confSMTP_LOGIN_MSG', `$j server ready at $b')dnlMAILER(smtp)dnlMAILER(procmail)dnl
Konfigurasi masquerade dimaksudkan untuk memberikan nama
domain saat pengiriman email. Misalnya : ubaid@ictcenter.net,
ts@ictcenter.net dan lain-lain. Simpan konfigurasi di atas dengan perintah
esc : wq.
3. Selanjutnya tentukan nama domain yang emailnya dapat dikelola. Nama
domain tersebut dimasukkan ke dalam file local-host-names. Jalankan
perintah # vi /etc/mail/local-host-names. Sehingga berubah
menjadi seperti :
# local-host-names - include all aliases for your machine here.ictcenter.net
Baris di dalam file local-host-names di atas memungkinkan sendmail
digunakan untuk mengelola email yang ditujukan ke account di dalam
domain ictcenter.net. Simpan konfigurasi di atas dengan perintah esc : wq.
4. Setelah itu, tentukan batasan domain mana yang emailnya dapat direlay
(diteruskan). Caranya dengan menambahkan baris ictcenter.net relay pada
file access. Jalankan perintah # vi /etc/mail/access. Sehingga
menjadi seperti :
# Check the /usr/share/doc/sendmail-8.12.9/README.cf file for a description# of the format of this file. (search for access_db in that file)# The /usr/share/doc/sendmail-8.12.9/README.cf is part of the sendmail-doc# package.## by default we allow relaying from localhost...localhost.localdomain RELAYlocalhost RELAY127.0.0.1 RELAYictcenter.net RELAY
Baris di dalam file access di atas menyatakan bahwa email dari
localhost akan dilanjutkan atau direlay. Email yang datang dari domain
ictcenter.net juga akan direlay oleh server. Simpan konfigurasi di atas
dengan perintah esc : wq.
5. Agar konfigurasi yang telah dilakukan dapat bekerja, resart service sendmail
dengan menjalanka perintah :
# service sendmail restart
Atau # /etc/rc.d/init.d/sendmail restart
Sehingga muncul :
Shutting down sendmail: [ OK ]Shutting down sm-client: [ OK ]Starting sendmail: [ OK ]Starting sm-client: [ OK ]
6. Setelah menunjukkan informasi ok seperti yang di atas, maka konfigurasi
sendmail yang baru telah berjalan.
B. Konfigurasi IMAP (Internet Mail Application Protocol)
Dengan adanya SMTP, client dapat mengirim email tetapi untuk
mengambil dan menerima email dari sever slient memrlukan protokol IMAP.
IPAM digunakan untuk mengambil email oleh aplikasi email berbasis web.
IMAP merupakan bagian dari master server xinetd.
Pada dasarnya untuk mengkonfigurasi dan menginstall protokol ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Menginstall Imap menggunakan tool grafis. Klik logo configuration
packaging install software. Lakukan pencarian pada layanan search in
names dengan kata kunci Imap lalu pilih semua program Imap yang ada.
Kemudian klik install. Pada saat proses install berlangsung komputer akan
meminta CD installer dari Linux Mandrake 9.2.
Install IMAP
2. Setelah dilakukan penginstalan aktifkan service IMAP dengan menjalankan
perintah :
# chkconfig imap on
Maka layanan Imap sudah otomatis aktif pada server xinetd
3. Untuk menjalankan konfigurasi yang baru dari server xinetd tadi, karena
terdapat tambahan Imap, restart service xinetd dengan menjalankan perintah
# service xinetd restart
atau # /etc/rc.d/init.d/xinetd restart
maka akan muncul :
Stopping xinetd: [ OK ]Starting xinetd: [ OK ]
4. Setelah menunjukkan informasi ok seperti yang di atas, maka Imap telah
berjalan.
C. Konfigurasi Web Client (SquirrelMail 1.2.8)
Layanan email berbasis web sangat diperlukan karena akan memudahkan
client dalam mengelola emailnya mulai dari pengiriman, penerimaan dan lain-
lain. Terkadang untuk membuat suatu web mail untuk client sangat sulit,
pasalnya web ini harus tampil komunikatif dengan client. Untuk lebih
membantu seorang administrator dalam membangun webmail,maka ada suatu
program yang dapat menghasilkan suatu webmail yang bagus. Program tersebut
adalah SquirrelMail 1.2.8. program/web ini mempunyai tampilan yang bagus,
serbaguna mudah dalam pengelolaan serta komunikatif.
Untuk memulai mengkonfigurasinya harus disediakan dahulu file master
SquirelMail 1.2.8. file ini tidak terdapat pada CD installer Linux Mandrake 9.2
sehinggga harus men-download dahulu dari internet. Setelah mendapatkan
filenya, maka langkah-langkah konfigurasinya dalah sebagai berikut :
1. Buat terlebih dahulu virtual host untuk server mail.ictcenter.net yang
memiliki dokumen root di direktori /var/www/html/mail. Dengan
menjalankan perintah
# vi /etc/httpd/2.0/conf/vhost/Vhost.conf, tambahkan
script berikut di bawahnya :
<VirtualHost 192.168.10.24>ServerName mail.ictcenter.netDocumentRoot /var/www/html/mail</VirtualHost>
2. Simpan konfigurasi di atas dengan perintah esc : wq.
3. Kemudian restart layanan httpd dengan cara :
[root@admin / ]# service httpd restart
Shutting down httpd2: [ OK ]Starting httpd2: [ OK ][root@ubaid / ]#
4. Selanjutnya ekstrak file master SquirrelMail tersebut dengan perintah :
# tar zxvf squirrelmail-1.2.8.tar
5. Lalu pindahkan hasil ekstrakkan tersebut di direktori /var/www/html/mail
dengan perintah :
# mv squirrelmail-1.2.8.tar /var/www/html/mail
6. Setelah itu berpindahlah ke direktori /var/www/html/mail dengan perintah :
# cd /var/www/html/mail
7. Buatlah direktori baru bernama file untuk tempat file attachement di
direktori /var/www/html/mail dengan perintah :
# mkdir /var/www/html/mail/file
8. Lakukan konfigurasi Squirrel mail dengan menjalankan perintah #
./configure di dalam folder tempat mengekstrak squirrel tadi yaitu di
/var/www/html/mail
9. Maka akan muncul :
SquirrelMail Configuration : Read: config.php (1.2.0)---------------------------------------------------------Main Menu --1. Organization Preferences2. Server Settings3. Folder Defaults4. General Options5. Themes6. Address Books (LDAP)7. Message of the Day (MOTD)8. Plugins9. Database
D. Set pre-defined settings for specific IMAP servers
C. Turn color onS Save dataQ Quit
Command >>
10. Tentukan nama domain dengan cara pilih ketik angka 2 lalu tekan enter.
Lalu angka 1 enter. Isikan nama domain komputer server dengan
ictcenter.net lalu tekan enter.
The domain name is the suffix at the end of all email addresses. Iffor example, your email address is jdoe@myorg.com, then your domainwould be myorg.com.
[localhost]: ictcenter.net
11. Sehingga akan muncul :
SquirrelMail Configuration : Read: config.php (1.2.0)---------------------------------------------------------Server Settings1. Domain : ictcenter.net2. IMAP Server : localhost3. IMAP Port : 1434. Use Sendmail/SMTP : SMTP6. SMTP Server : localhost
7. SMTP Port : 258. Authenticated SMTP : false9. POP Before SMTP : false10. Server : courier11. Invert Time : false12. Delimiter : .
R Return to Main MenuC. Turn color onS Save dataQ Quit
Command >>
Lalu simpan dengan mengetik s enter dan kembali ke menu utama dengan
mengetik r enter.
12. Selanjutnya tentukan ke mana folder attachement disimpan. Pada langkah
awal tadi telah disebutkan mengenai pembuatan direktori baru yang
bernama file untuk menyimpannya. Pada menu awal ketik 4 enter lalu 3
enter. Ganti folder attachement dengan mengetik ../file/ lalu tekan enter dan
simpan dengan mengetik s enter. Maka akan muncul :
SquirrelMail Configuration : Read: config.php (1.2.0)---------------------------------------------------------General Options1. Default Charset : iso-8859-12. Data Directory : ../data/3. Attachment Directory : ../file/4. Directory Hash Level : 05. Default Left Size : 1506. Usernames in Lowercase : false7. Allow use of priority : true8. Hide SM attributions : false9. Allow use of receipts : true10. Allow editing of identity : true11. Allow server thread sort : false12. Allow server-side sorting : false14. Allow server charset search : true
R Return to Main MenuC. Turn color onS Save dataQ Quit
Command >>
13. Kembali ke menu awal dengan peintah r. Lakukan pengentrian service Imap
yang dipakai dengan mengetik d enter lalu isikan courier. Lalu tekan enter,
dan enter lagi.
14. Simpan dengan perintah s enter, maka konfigurasi Squirrel Mail sudah
selesai. Tekan q enter untuk keluar.
15. Langkah selanjutnya adalah mengganti kepemilikan dari folder
/var/www/html/mail menjadi milik apache karena apache yang bertindak
sebagai user yang menjalankan service web server, caranya dengan
menjalankan perintah :
# chown –R apache.apache /var/www/html/mail
16. Maka selesailah sudah konfigurasi web mail client.
3. Pengujian Mail Server
Untuk melakukan pengujian cobalah buka web browser Konqueror ketik
http://mail.ictcenter.net, maka akan muncul sebagai berikut :
Login SquirrelMail
Di sini akan dijumpai halaman login. Masukkan username dan password
ubaid kemudian klik tombol login, lalu akan muncul tampilan seperti pada gambar
berikut ini.
Aplikasi Web SquirrelMail
Aplikasi web SquirrelMail cukup mudah digunakan. Client dapat mengirim
email, memeriksa email yang masuk dan mengatur email yang dimiliki. Bahkan
dapat diganti beberapa konfigurasi tampilan, misalnya ; mengubah bahasa yang
digunakan menjadi bahasa Indonesia. Klik link option dan lakukan perubahan sesuai
keperluan. Untuk keluar dari aplikasi web tersebut hanya dengan klik link logout
yang terdapat pada pojok kanan atas.
F. Konfigurasi Samba Server
1. Pendahuluan
Samba adalah program aplikasi yang meng-implementasikan protocol
server message blok (smb) dilingkungan linux. Samba dapat menjadi jembatan
untuk mengatasi masalah komunikasi antar jaringan, baik dalam lingkungan
linux maupun platform lainya. Secara umum samba mempunyai beberapa
komponen antara lain:
1. smbd, yaitu samba daemon yang melayani file dan printer bagi klien seperti
windows ataupun LAN Manager.
2. nmbd, yaitu samba daemon yang melayani name server NetBIOS dan
fungsi-fungsi NetBIOS.
3. smbclient, yaitu program yang mengatur program aplikasi client layaknya ftp
service yang berfungsi untuk mengakses file atau printer yang di share pada
windows.
4. smbpasswd, yaitu sebuah aplikasi yang berfungsi sebagai password yang
terenkripsi, baik dalam samba itu sendiri maupun untuk koneksi ke system
operasi lainnya.
2. Setting Samba
Konfigurasi server smb diatur dalam file smb.conf yang terdapat dalam
direktori /etc/samba. Isi file smb.conf dapat dibagi menjadi beberapa bagian
utama. Berikut ini adalah bagian-bagian utama file smb.conf:
1. [global]: menentukan konfigurasi umum server smb.
2. [home]: menetukan perlakuan terhadap login user.
3. [netlogon]: menentukan direktori bersama untuk mnyimpan script login user.
4. [profiles]: menentukan direktori bersama untuk menyimpan informasi logon
domain.
5. [printers]: menetukan pengaturan penggunaan printer.
Untuk mengkonfigurasi smb.conf ketik perintah:
#vi /etc/samba/smb.conf
Akan muncul isi file smb.conf yang digunakan untuk
menjalankan server smb sebagai server domain.
[global]
workgroup = ubaid
server string = Samba Server
hosts allow = 192.168.0. 127.
printcap name = /etc/printcap
load printers = yes
guest account = pcguest
max log size = 50
security = user
encrypt passwords = yes
smb passwd file = /etc/samba/smbpasswd
local master = no
os level = 33
domain master = yes
preferred master = yes
domain logons = yes
logon script = login.bat
wins support = yes
dns proxy = no
[homes]
comment = Home Directories
browseable = no
writable = yes
[netlogon]
comment = Network Logon Service
path = /home/netlogon
guest ok = yes
writable = no
share modes = no
Kemudian simpan dengan perintah esc :wq.
Setelah konfigurasi file smb.conf selesai, langkahs elanjunya yaitu merestart
samba dengan perintah:
# service smb restart
Shutting down SMB services: [ OK ]
Shutting down NMB services: [ OK ]
Starting SMB services: [ OK ]
Starting NMB services: [ OK ]
3. Menjalankan Samba server
Sebelum menjalankan server samba sebaiknya periksa terlebih dahulu file
konfigurasi sbm.conf dengan perintah:
#testparm
Load smb config files from /etc/samba/smb.conf
Processing section "[homes]"
Processing section "[netlogon]"
Processing section "[printers]"
Loaded services file OK.
Server role: ROLE_DOMAIN_PDC
Press enter to see a dump of your service definitions
# Global parameters
[global]
workgroup = UBAID
server string = Samba Server
log file = /var/log/samba/%m.log
max log size = 50
socket options = TCP_NODELAY SO_RCVBUF=8192
SO_SNDBUF=8192
printcap name = /etc/printcap
domain logons = Yes
os level = 33
preferred master = Yes
local master = No
domain master = Yes
dns proxy = No
wins support = Yes
hosts allow = 192.168.0. 127.[homes]
comment = Home Directories
read only = No
browseable = No
[netlogon]
comment = Network Logon Service
path = /home/netlogon
guest ok = Yes
share modes = No
[printers]
comment = All Printers
path = /var/spool/samba
printable = Yes
browseable = No
G. Konfigurasi Computer Client
Setelah computer server kita sudah terkonfigurasi dengan baik, langkah
selanjutnya yaitu menkonfigurasi computer klien. Computer klien yang kita pakai
menggunakan OS windows xp professional. Konfigurasi computer klien antara lain:
1. Klik kanan pada My Network Places – properties.
Gambar Klik kanan My Network Place
2. Kemudian klik kanan pada Local Area Conection – properties.
Gambar My Network Place
3. Muncul tampilan Local Area Connection Properties. Pada tab general pilih Internet
Protocol (TCP/IP) – properties.
Gambar Local Area Network Properties
4. Pada jendela Internet Protocol (TCP/IP) Properties, pilih radio button Use the
following ip address. Kemudian isikan nomor ip seperti gambar.
Gambar Penomoran IP Address
5. Klik OK
H. Menjalankan Web Server, Mail Server, Dan Ftp Server Pada Computer Klient
Sebelum memulai pengetesan server yang telah kita buat melalui computer klient,
pastikan computer server dan computer klient saling terhubung.
1. Mencoba Web Server
Buka internet exploler, pada address bar ketik http://www.ictcenter.net, maka akan
muncul tampilan web seperti gambar berikut:
Gambar www.ictcenter.net
2. Mencoba Ftp Server
Seperti pada langkah diatas, pada address bar ketik ftp://ftp.ictcenter.net, maka
akan muncul kotak dialog seperti dibawah ini.
Gambar Log On As
Kemudian isi nama user dan password, klik Log On. Akan muncul gambar
berikut.
Gambar ftp.ictcenter.net
3. Mencoba Mail Server
Lakukan seperti langkah diatas, ketik http://mail.ictcenter.net pada address bar.
Kemudian muncul tampilan dibawah ini.
Gambar mail.ictcenter.net
2.5 Hasil Yang Dicapai
1. Membangun sebuah jaringan LAN dengan sistem jaringan client
server bisa dilakukan asal kita punya kesabaran dan ketekunan.
2. Dengan membangun Server kita dapat menghemat waktu dan
biaya ketika akses ke jaringan internet.
3. Dengan berlatih secara terus menerus, maka membangun sebuah
jaringan dengan membangun web server, FTP Server dan mail
server pada Linux Mandrake 9.2 dalam LAN akan sangat mungkin
bisa dilakukan.
2.6 Perhitungan Laba/Rugi
No Bahan Harga satuan Banyak Jumlah
1. Komputer server (sewa) Rp 5.000,- 1 unit Rp 50.000,-
2. Komputewr Client (sewa Rp 50.000,- 1 unit Rp 50.000,-
3 Switch (sewa) Rp 10.000,- 1 buah Rp 10.000,-
4 Kabel Rp 2.500,- 4 meter Rp 10.000,-
5 Konektor RJ-45 Rp 5.000,- 4 buah Rp 20.000,-
6 Network Cable Tester Rp 20.000,- 1 buah Rp 20.000,-
7 Tang krimping Rp 30.000,- 1 buah Rp 30.000,-
8 CD Backup
Mandrake 9.2 Rp 5.000,- 3 buah Rp 15.000,-
Windows XP Rp 50.000,- 1 buah Rp 50.000,-
Jumlah Rp 255.000,-
Keuntungan 10 % Rp 25.500,-
PPh 15 % Rp 38.250,-
Ongkos kerja Rp 50.000,- per hari (selama 1 Minggu) Rp 350.000,-
Jumlah Total Rp 668.750,-
BAB III
TEMUAN
3.1 Keterlaksanaan (Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung)
Dari proses pengerjaan proyek tugas akhir ini, terdapat beberapa faktor yang
berperan penting dalam penyelesaiannya, yaitu:
1. Faktor Pendukung:
a. Para pembimbing dan pengajar khususnya dari jurusan informatika (Teknik
Komputer Jaringan) yang ikut membantu dalam penyelesaian proyek ini.
b. Pihak sekolah yang telah menyediakan satu set komputer server dan client,
Pentium 4, beserta OS pendukungnya sehingga dapat dimanfaatkan untuk proyek
tugas akhir ini.
c. Teman-teman yang banyak membantu selama proses pengerjaan tugas akhir ini.
2. Faktor Penghambat :
a. Kurangnya dana terutama dana material yang dialami peserta uji dalam proyek
tugas akhir ini.
b. Tidak memiliki komputer sendiri dirumah.
c. Belum menguasai tentang sistem operasi linux.
3.2 Manfaat yang Dirasakan
Dalam menyelesaikan proyek tugas akhir ini, banyak sekalli manfaat yang dapat
dirasakan, antara lain sebagai berikut:
1. Proyek ini sangat bermanfaat, karena dapat meningkatkan keahlian dalam
membangun sebuah jaringan komputer berbasis client-server.
2. Sangat puas dengan terselesainya proyek ini dalam rangka menghadapi ujian
kompetensi nanti.
3. Dapat meningkatkan citra SMK NEGERI 1 Purwosari pada dunia luar yaitu
masyarakat luas.
3.3 Pengembangan atau Tindak Lanjut
Setelah proyek tugas akhir ini selesai, pembangunan jaringan komputer berbasis
client-server ini akan dikembangkan menjadi sebuah ....
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Melalui penyusunan laporan ini diharapkan, dapat mengambil hal-hal yang
bermanfaat sehingga dapat dilakukan implementasi terhadapnya. Berkenaan dengan
materi yang telah dibahas diatas, penulis telah berusaha menjelaskannya secara jelas
dan sistematis sehingga dapat dengan mudah dipahami dan dimengerti.
Pada dasarnya fungsi server adalah sebagai pelayan dari komputer client yang
menjadi domainnya. Pelayanan yang dilakukan adalah mulai dari ; penyimpanan,
pengolahan, pencetakan, dan pengamanan data. Tidak hanya itu, server juga bisa
bertindak sebagai layanan untuk web server, FTP server, mail server, proxy server,
SSH server dan lain-lain. Dengan demikian, kegiatan komputer client akan lebih
terbantu dengan adanya komputer server.
Untuk membangun sebuah server, juga diperlukan suatu langkah-langkah kerja
yaitu ; melakukan indentifikasi hardware yang diperlukan komputer server, melakukan
perakitan komputer server, instalasi sistem operasi server sekaligus pemformatan dan
pemartisian harddisk, lalu dilanjukan dengan konfigurasi sistem koneksi dan konfurasi
fungsi server, langkah terakhir melakukan pengujian fungsi server dengan komputer
client.
4.2 Saran
1. Agar disesuaikan kebutuhan untuk hardware komputer server (spesifikasinya harus
lebih tinggi dari komputer client).
2. Agar dalam kegiatan pembangunan server ini perlu diperhatikan dalam langkah-
langkah kegiatannya, harus sesuai urutannya.
3. Dalam hal sistem koneksi harus diperhatikan ketika melakukan pengerimpingan
pada kabel UTP. Lakukan pengujian hasil krimping dengan menggunakan UTP
tester.
4. Hindari merakit dalam keadaan berkeringat, karena kemungkinan keringat akan
jatuh keperalatan yang sedang kita rakit tanpa kita ketahui, lalu saat kita
menyalakan power supply maka terjadilah hubungan pendek (short contact) dan
rusaklah hasil rakitan kita.
LAMPIRAN
1. #/etc/sysconfig/network-sripts/ifcfg-eth0DEVICE=eth0BOOTPROTO=staticIPADDR=192.168.10.24NETMASK=255.255.255.0NETWORK=192.168.10.0BROADCAST=192.168.10.255ONBOOT=yes
2. #/etc/resolv.confnameserver 192.168.10.24# ppp temp entrysearch .net
3. #/etc/hosts127.0.0.1 localhost.localdomain localhost192.168.10.24 ictcenter.net ubaid
4. #/etc/named.conf// generated by named-bootconf.pl// secret must be the same as in /etc/rndc.confkey "key" { algorithm hmac-md5; secret"c3Ryb25nIGVub3VnaCBmb3IgYSBtYW4gYnV0IG1hZGUgZm9yIGEgd29tYW4K";};controls { inet 127.0.0.1 allow { any; } keys { "key"; };};options {
pid-file "/var/run/named/named.pid";directory "/var/named";/** If there is a firewall between you and nameservers you
want* to talk to, you might need to uncomment the query-source* directive below. Previous versions of BIND always asked* questions using port 53, but BIND 8.1 uses an unprivileged* port by default.*/// query-source address * port 53;
};// // a caching only nameserver config// zone "." {
type hint;file "named.ca";
};zone "0.0.127.in-addr.arpa" {
type master;file "named.local";
};zone "ictcenter.net" { type master; file "db.ictcenter.net";};zone "10.168.192.in-addr.arpa" { type master; file "db.192.168.10.24";};
5. #/etc/httpd/2.0/conf/httpd2.conf
### Main Configuration Section### You really shouldn't change these settings unless you're a guru###ServerRoot /etc/httpd/2.0#ServerName localhost#LockFile /etc/httpd/httpd.lockPidFile /var/run/httpd.pidErrorLog logs/error_logLogLevel warnDocumentRoot /var/www/html
### Dynamic Shared Object (DSO) Support### ### You should always leave those three, as they are needed for ### normal use.### mod_access (Order, Allow, etc..)### mod_log_config (Transferlog, etc..)### mod_mime (AddType, etc...)
LoadModule access_module modules/mod_access.soLoadModule auth_module modules/mod_auth.soLoadModule auth_anon_module modules/mod_auth_anon.so##LoadModule auth_dbm_module modules/mod_auth_dbm.soLoadModule auth_digest_module modules/mod_auth_digest.so##LoadModule charset_lite_module modules/mod_charset_lite.so##LoadModule case_filter_module modules/mod_case_filter.so##LoadModule case_filter_in_module modules/mod_case_filter_in.so##LoadModule ext_filter_module modules/mod_ext_filter.soLoadModule include_module modules/mod_include.soLoadModule log_config_module modules/mod_log_config.so##LoadModule logio_module modules/mod_logio.soLoadModule env_module modules/mod_env.so##LoadModule mime_magic_module modules/mod_mime_magic.so##LoadModule cern_meta_module modules/mod_cern_meta.soLoadModule expires_module modules/mod_expires.soLoadModule headers_module modules/mod_headers.soLoadModule usertrack_module modules/mod_usertrack.so##LoadModule unique_id_module modules/mod_unique_id.soLoadModule setenvif_module modules/mod_setenvif.soLoadModule mime_module modules/mod_mime.soLoadModule status_module modules/mod_status.soLoadModule autoindex_module modules/mod_autoindex.soLoadModule asis_module modules/mod_asis.soLoadModule info_module modules/mod_info.soLoadModule cgi_module modules/mod_cgi.so##LoadModule cgid_module modules/mod_cgid.soLoadModule vhost_alias_module modules/mod_vhost_alias.soLoadModule negotiation_module modules/mod_negotiation.soLoadModule dir_module modules/mod_dir.soLoadModule imap_module modules/mod_imap.soLoadModule actions_module modules/mod_actions.so##LoadModule speling_module modules/mod_speling.soLoadModule userdir_module modules/mod_userdir.soLoadModule alias_module modules/mod_alias.soLoadModule rewrite_module modules/mod_rewrite.so
###### Global Configuration#### We now support multiple apache configurations on the same server. In # common.conf, we put all directives that are common to all implementations# (httpd, httpd-perl, etc.)# For Apache2 we load all conf files in conf.dInclude /etc/httpd/conf.d/*.confInclude conf/commonhttpd.conf
###### IP Address/Port and Proxied configuration section#### The APACHEPROXIED setting can be set in /etc/rc.d/init.d/httpd if you# are using a proxy or accelerator, like the Apache-SGI or khttpd, so that# the fast web server serves static content while Apache handles the # cgi or php files
#BindAddress *<IfDefine APACHEPROXIED> Listen 8080</IfDefine><IfDefine !APACHEPROXIED> Listen 80</IfDefine>
# Likewise, we can set apache as the server by default and send perl# requests via ProxyPass to apache-mod_perl. It increases performance# since the perl interpreter is only used for perl and the standard apache# does all the html and image files, with a smaller footprint.## If you install apache and apache-mod_perl, this is the default config.# If you don't want two web servers to use perl, uninstall apache, and# apache-mod_perl will not be proxied.
<IfDefine PERLPROXIED><IfModule mod_rewrite.c> RewriteEngine on RewriteRule ^proxy:.* - [F] RewriteRule ^(.*\/perl\/.*)$ http://%{HTTP_HOST}:8200$1 [P] RewriteRule ^(.*\/cgi-perl\/.*)$ http://%{HTTP_HOST}:8200$1 [P]</IfModule></IfDefine>
###### Log configuration Section###
<IfModule mod_log_config.c>#Single logfile with access, agent and referer information#This is the default, if vlogs are not defined for the main serverCustomLog logs/access_log combined env=!VLOG#If VLOG is defined in conf/vhosts/Vhost.conf, we use this entryCustomLog "|/usr/sbin/advxsplitlogfile" vhost env=VLOG</IfModule>
###### Virtual Hosts #### We include different templates for Virtual Hosting. Have a look in the # vhosts directory and modify to suit your needs.Include conf/vhosts/Vhosts.conf#Include conf/vhosts/DynamicVhosts.conf#Include conf/vhosts/VirtualHomePages.conf
###### Performance settings Section##### Timeout: The number of seconds before receives and sends time out.#Timeout 300
## KeepAlive: Whether or not to allow persistent connections (more than# one request per connection). Set to "Off" to deactivate.#
KeepAlive On
## MaxKeepAliveRequests: The maximum number of requests to allow# during a persistent connection. Set to 0 to allow an unlimited amount.# We recommend you leave this number high, for maximum performance.#MaxKeepAliveRequests 100
## KeepAliveTimeout: Number of seconds to wait for the next request from the# same client on the same connection.#KeepAliveTimeout 15
# prefork MPM [THIS IS THE DEFAULT]# StartServers: number of server processes to start# MinSpareServers: minimum number of server processes which are kept spare# MaxSpareServers: maximum number of server processes which are kept spare# MaxClients: maximum number of server processes allowed to start# MaxRequestsPerChild: maximum number of requests a server process serves<IfModule prefork.c>StartServers 5MinSpareServers 5MaxSpareServers 10MaxClients 150MaxRequestsPerChild 0</IfModule>
# worker MPM# StartServers: initial number of server processes to start# MaxClients: maximum number of simultaneous client connections# MinSpareThreads: minimum number of worker threads which are kept spare# MaxSpareThreads: maximum number of worker threads which are kept spare# ThreadsPerChild: constant number of worker threads in each server process# MaxRequestsPerChild: maximum number of requests a server process serves<IfModule worker.c>StartServers 2MaxClients 150MinSpareThreads 25MaxSpareThreads 75ThreadsPerChild 25MaxRequestsPerChild 0</IfModule>
# perchild MPM# NumServers: constant number of server processes# StartThreads: initial number of worker threads in each server process# MinSpareThreads: minimum number of worker threads which are kept spare# MaxSpareThreads: maximum number of worker threads which are kept spare# MaxThreadsPerChild: maximum number of worker threads in each server process# MaxRequestsPerChild: maximum number of connections per server process<IfModule perchild.c>NumServers 5StartThreads 5MinSpareThreads 5MaxSpareThreads 10MaxThreadsPerChild 20MaxRequestsPerChild 0</IfModule>
6. #/etc/httpd/2.0/conf/commonhttpd.conf### Common server configuration#User apacheGroup apache#
# ServerAdmin: Your address, where problems with the server should be# e-mailed. This address appears on some server-generated pages, such# as error documents.#ServerAdmin root@localhost
# DocumentRoot: The directory out of which you will serve your# documents. By default, all requests are taken from this directory, but# symbolic links and aliases may be used to point to other locations.# DO NOT MODIFY THIS ONE, USE httpd.conf and httpd-perl.conf#DocumentRoot /var/www/html## Each directory to which Apache has access, can be configured with respect# to which services and features are allowed and/or disabled in that# directory (and its subdirectories). ## First, we configure the "default" to be a very restrictive set of # permissions. ## Also, for security, we disable indexes globally##<Directory /># Options -Indexes FollowSymLinks# AllowOverride None#</Directory>#Restricted set of options <Directory /> Options -All -Multiviews AllowOverride None <IfModule mod_access.c> Order deny,allow Deny from all </IfModule></Directory>## Note that from this point forward you must specifically allow# particular features to be enabled - so if something's not working as# you might expect, make sure that you have specifically enabled it# below.### UserDir: The name of the directory which is appended onto a user's home# directory if a ~user request is received.#<IfModule mod_userdir.c> UserDir public_html</IfModule>## DirectoryIndex: Name of the file or files to use as a pre-written HTML# directory index. Separate multiple entries with spaces.#<IfModule mod_dir.c> DirectoryIndex index.html index.html.var index.php index.php3 index.shtml index.cgi index.pl index.htm Default.htm default.htm index.xml</IfModule>## AccessFileName: The name of the file to look for in each directory# for access control information.#AccessFileName .htaccess## The following lines prevent .htaccess files from being viewed by# Web clients. Since .htaccess files often contain authorization# information, access is disallowed for security reasons. Comment# these lines out if you want Web visitors to see the contents of# .htaccess files. If you change the AccessFileName directive above,# be sure to make the corresponding changes here.#
# Also, folks tend to use names such as .htpasswd for password# files, so this will protect those as well.#<IfModule mod_access.c><Files ~ "^\.ht"> Order allow,deny Deny from all</Files></IfModule>## CacheNegotiatedDocs: By default, Apache sends "Pragma: no-cache" with each# document that was negotiated on the basis of content. This asks proxy# servers not to cache the document. Uncommenting the following line disables# this behavior, and proxies will be allowed to cache the documents.##CacheNegotiatedDocs
## UseCanonicalName: (new for 1.3) With this setting turned on, whenever# Apache needs to construct a self-referencing URL (a URL that refers back# to the server the response is coming from) it will use ServerName and# Port to form a "canonical" name. With this setting off, Apache will# use the hostname:port that the client supplied, when possible. This# also affects SERVER_NAME and SERVER_PORT in CGI scripts.#UseCanonicalName On## TypesConfig describes where the mime.types file (or equivalent) is# to be found.#<IfModule mod_mime.c> TypesConfig conf/apache-mime.types</IfModule>## DefaultType is the default MIME type the server will use for a document# if it cannot otherwise determine one, such as from filename extensions.# If your server contains mostly text or HTML documents, "text/plain" is# a good value. If most of your content is binary, such as applications# or images, you may want to use "application/octet-stream" instead to# keep browsers from trying to display binary files as though they are# text.#DefaultType text/plain## The mod_mime_magic module allows the server to use various hints from the# contents of the file itself to determine its type. The MIMEMagicFile# directive tells the module where the hint definitions are located.# mod_mime_magic is not part of the default server (you have to add# it yourself with a LoadModule [see the DSO paragraph in the 'Global# Environment' section], or recompile the server and include mod_mime_magic# as part of the configuration), so it's enclosed in an <IfModule> container.# This means that the MIMEMagicFile directive will only be processed if the# module is part of the server.#<IfModule mod_mime_magic.c> MIMEMagicFile conf/magic</IfModule>## HostnameLookups: Log the names of clients or just their IP addresses# e.g., www.apache.org (on) or 204.62.129.132 (off).# The default is off because it'd be overall better for the net if people# had to knowingly turn this feature on, since enabling it means that# each client request will result in AT LEAST one lookup request to the# nameserver.#HostnameLookups Off
# EnableMMAP: Control whether memory-mapping is used to deliver
# files (assuming that the underlying OS supports it).# The default is on; turn this off if you serve from NFS-mounted# filesystems. On some systems, turning it off (regardless of# filesystem) can improve performance; for details, please see# http://httpd.apache.org/docs-2.0/mod/core.html#enablemmap## EnableMMAP off## EnableSendfile: Control whether the sendfile kernel support is # used to deliver files (assuming that the OS supports it).# The default is on; turn this off if you serve from NFS-mounted # filesystems. Please see# http://httpd.apache.org/docs-2.0/mod/core.html#enablesendfile##EnableSendfile off
# The following directives define some format nicknames for use with# a CustomLog directive (see below).#<IfModule mod_log_config.c>LogFormat "%h %l %u %t \"%r\" %>s %b \"%{Referer}i\" \"%{User-Agent}i\"" combinedLogFormat "%h %l %u %t \"%r\" %>s %b" commonLogFormat "%{Referer}i -> %U" refererLogFormat "%{User-agent}i" agentLogFormat "%v %h %l %u %t \"%r\" %>s %b %T" scriptLogFormat "%v %h %l %u %t \"%r\" %>s %b \"%{Referer}i\" \"%{User-Agent}i\" VLOG=%{VLOG}e" vhost <IfModule mod_logio.c> # You need to enable mod_logio.c to use %I and %O #LogFormat "%h %l %u %t \"%r\" %>s %b \"%{Referer}i\" \"%{User-Agent}i\" %I %O" combinedio </IfModule>## The location and format of the access logfile (Common Logfile Format).#CustomLog logs/access_log common## If you would like to have agent and referer logfiles, uncomment the# following directives.##CustomLog logs/referer_log referer#CustomLog logs/agent_log agent## If you prefer a single logfile with access, agent, and referer information# (Combined Logfile Format) you can use the following directive.##CustomLog logs/access_log combined</IfModule>## ServerTokens# This directive configures what you return as the Server HTTP response# Header. The default is 'Full' which sends information about the OS-Type# and compiled in modules.# Set to one of: Full | OS | Minor | Minimal | Major | Prod# where Full conveys the most information, and Prod the least.#ServerTokens Full## Optionally add a line containing the server version and virtual host# name to server-generated pages (error documents, FTP directory listings,# mod_status and mod_info output etc., but not CGI generated documents).# Set to "EMail" to also include a mailto: link to the ServerAdmin.# Set to one of: On | Off | EMail#ServerSignature On## Aliases: Add here as many aliases as you need (with no limit). The format is # Alias fakename realname#
<IfModule mod_alias.c>
# # Note that if you include a trailing / on fakename then the server will # require it to be present in the URL. So "/icons" isn't aliased in this # example, only "/icons/".. # Alias /icons/ /var/www/icons/ Alias /doc /usr/share/doc
# # ScriptAlias: This controls which directories contain server scripts. # ScriptAliases are essentially the same as Aliases, except that # documents in the realname directory are treated as applications and # run by the server when requested rather than as documents sent to the client. # The same rules about trailing "/" apply to ScriptAlias directives as to # Alias. # ScriptAlias /cgi-bin/ /var/www/cgi-bin/ ScriptAlias /protected-cgi-bin/ /var/www/protected-cgi-bin/
<IfModule mod_perl.c>#Provide two aliases to the same cgi-bin directory,#to see the effects of the 2 different mod_perl modes#for Apache::Registry ModeAlias /perl/ /var/www/perl/#for Apache::Perlrun ModeAlias /cgi-perl/ /var/www/perl/
</IfModule>
</IfModule># End of aliases.## Redirect allows you to tell clients about documents which used to exist in# your server's namespace, but do not anymore. This allows you to tell the# clients where to look for the relocated document.# Format: Redirect old-URI new-URL### Directives controlling the display of server-generated directory listings.#<IfModule mod_autoindex.c> # # FancyIndexing is whether you want fancy directory indexing or standard # <IfDefine !APACHE2> IndexOptions FancyIndexing NameWidth=* </IfDefine> <IfDefine APACHE2> IndexOptions FancyIndexing VersionSort NameWidth=* </IfDefine> # # AddIcon* directives tell the server which icon to show for different # files or filename extensions. These are only displayed for # FancyIndexed directories. # AddIconByEncoding (CMP,/icons/compressed.gif) x-compress x-gzip
AddIconByType (TXT,/icons/text.png) text/* AddIconByType (IMG,/icons/image2.png) image/* AddIconByType (SND,/icons/sound2.png) audio/* AddIconByType (VID,/icons/movie.png) video/*
AddIcon /icons/binary.png .bin .exe AddIcon /icons/binhex.png .hqx AddIcon /icons/tar.png .tar
AddIcon /icons/world2.png .wrl .wrl.gz .vrml .vrm .iv AddIcon /icons/compressed.png .Z .z .tgz .gz .zip .bz2 AddIcon /icons/a.png .ps .ai .eps AddIcon /icons/layout.png .html .shtml .htm .pdf AddIcon /icons/text.png .txt AddIcon /icons/c.png .c AddIcon /icons/p.png .pl .py .php .php3 AddIcon /icons/f.png .for AddIcon /icons/dvi.png .dvi AddIcon /icons/uuencoded.png .uu AddIcon /icons/script.png .conf .sh .shar .csh .ksh .tcl AddIcon /icons/tex.png .tex AddIcon /icons/bomb.png core
AddIcon /icons/back.png .. AddIcon /icons/hand.right.png README AddIcon /icons/folder.png ^^DIRECTORY^^ AddIcon /icons/blank.png ^^BLANKICON^^ # # DefaultIcon is which icon to show for files which do not have an icon # explicitly set. # DefaultIcon /icons/unknown.png # # AddDescription allows you to place a short description after a file in # server-generated indexes. These are only displayed for FancyIndexed # directories. # Format: AddDescription "description" filename # #AddDescription "GZIP compressed document" .gz #AddDescription "tar archive" .tar #AddDescription "GZIP compressed tar archive" .tgz # # ReadmeName is the name of the README file the server will look for by # default, and append to directory listings. # # HeaderName is the name of a file which should be prepended to # directory indexes. # # If MultiViews are amongst the Options in effect, the server will # first look for name.html and include it if found. If name.html # doesn't exist, the server will then look for name.txt and include # it as plaintext if found. # ReadmeName README.html HeaderName HEADER.html # # IndexIgnore is a set of filenames which directory indexing should ignore # and not include in the listing. Shell-style wildcarding is permitted. # IndexIgnore .??* *~ *# HEADER* RCS CVS *,v *,t
</IfModule># End of indexing directives.## Document types.#<IfModule mod_mime.c> # # AddEncoding allows you to have certain browsers (Mosaic/X 2.1+) uncompress # information on the fly. Note: Not all browsers support this. # Despite the name similarity, the following Add* directives have nothing # to do with the FancyIndexing customization directives above. # AddEncoding x-compress Z AddEncoding x-gzip gz tgz
#
# AddLanguage allows you to specify the language of a document. You can # then use content negotiation to give a browser a file in a language # it can understand. # # Note 1: The suffix does not have to be the same as the language # keyword --- those with documents in Polish (whose net-standard # language code is pl) may wish to use "AddLanguage pl .po" to # avoid the ambiguity with the common suffix for perl scripts. # # Note 2: The example entries below illustrate that in quite # some cases the two character 'Language' abbreviation is not # identical to the two character 'Country' code for its country, # E.g. 'Danmark/dk' versus 'Danish/da'. # # Note 3: In the case of 'ltz' we violate the RFC by using a three char # specifier. But there is 'work in progress' to fix this and get # the reference data for rfc1766 cleaned up. # # Danish (da) - Dutch (nl) - English (en) - Estonian (ee) # French (fr) - German (de) - Greek-Modern (el) # Italian (it) - Korean (kr) - Norwegian (no) # Portugese (pt) - Luxembourgeois* (ltz) # Spanish (es) - Swedish (sv) - Catalan (ca) - Czech(cz) # Polish (pl) - Brazilian Portuguese (pt-br) - Japanese (ja) # Russian (ru) # AddLanguage ca .ca AddLanguage cs .cz .cs AddLanguage da .dk AddLanguage de .de AddLanguage el .el AddLanguage en .en AddLanguage eo .eo AddLanguage es .es AddLanguage et .ee AddLanguage fr .fr AddLanguage he .he AddLanguage hr .hr AddLanguage it .it AddLanguage ja .ja AddLanguage ko .ko AddLanguage kr .kr AddLanguage ltz .ltz AddLanguage ltz .lu AddLanguage nl .nl AddLanguage nn .nn AddLanguage no .no AddLanguage pl .po AddLanguage pt-br .pt-br AddLanguage pt .pt AddLanguage ru .ru AddLanguage sv .sv AddLanguage zh-TW .zh-tw AddLanguage eo .eo # # Specify a default charset for all pages sent out. This is # always a good idea and opens the door for future internationalisation # of your web site, should you ever want it. Specifying it as # a default does little harm; as the standard dictates that a page # is in iso-8859-1 (latin1) unless specified otherwise i.e. you # are merely stating the obvious. There are also some security # reasons in browsers, related to javascript and URL parsing # which encourage you to always set a default char set. # #AddDefaultCharset ISO-8859-1 # JMD 2003/09/15 Change to off, since it overrides the META tags AddDefaultCharset Off
# LanguagePriority allows you to give precedence to some languages # in case of a tie during content negotiation. # # Just list the languages in decreasing order of preference. We have # more or less alphabetized them here. You probably want to change this. # <IfModule mod_negotiation.c> LanguagePriority en cs de es fr it da nl et el ja kr no pl pt pt-br ru ltz ca sv tw ro# ForceLanguagePriority Prefer Fallback </IfModule> # # ForceLanguagePriority allows you to serve a result page rather than # MULTIPLE CHOICES (Prefer) [in case of a tie] or NOT ACCEPTABLE (Fallback) # [in case no accepted languages matched the available variants] # <IfModule mod_negotiation.c>#FUK ForceLanguagePriority Prefer Fallback </IfModule> # # Commonly used filename extensions to character sets. You probably # want to avoid clashes with the language extensions, unless you # are good at carefully testing your setup after each change. # See http://www.iana.org/assignments/character-sets for the # official list of charset names and their respective RFCs. # AddCharset ISO-8859-1 .iso8859-1 .latin1 AddCharset ISO-8859-2 .iso8859-2 .latin2 .cen AddCharset ISO-8859-3 .iso8859-3 .latin3 AddCharset ISO-8859-4 .iso8859-4 .latin4 AddCharset ISO-8859-5 .iso8859-5 .latin5 .cyr .iso-ru AddCharset ISO-8859-6 .iso8859-6 .latin6 .arb AddCharset ISO-8859-7 .iso8859-7 .latin7 .grk AddCharset ISO-8859-8 .iso8859-8 .latin8 .heb AddCharset ISO-8859-9 .iso8859-9 .latin9 .trk AddCharset ISO-2022-JP .iso2022-jp .jis AddCharset ISO-2022-KR .iso2022-kr .kis AddCharset ISO-2022-CN .iso2022-cn .cis AddCharset Big5 .Big5 .big5 # For russian, more than one charset is used (depends on client, mostly): AddCharset WINDOWS-1251 .cp-1251 .win-1251 AddCharset CP866 .cp866 AddCharset KOI8-r .koi8-r .koi8-ru AddCharset KOI8-ru .koi8-uk .ua AddCharset ISO-10646-UCS-2 .ucs2 AddCharset ISO-10646-UCS-4 .ucs4 AddCharset UTF-8 .utf8 # The set below does not map to a specific (iso) standard # but works on a fairly wide range of browsers. Note that # capitalization actually matters (it should not, but it # does for some browsers). # # See http://www.iana.org/assignments/character-sets # for a list of sorts. But browsers support few. # AddCharset GB2312 .gb2312 .gb AddCharset utf-7 .utf7 AddCharset utf-8 .utf8 AddCharset big5 .big5 .b5 AddCharset EUC-TW .euc-tw AddCharset EUC-JP .euc-jp AddCharset EUC-KR .euc-kr AddCharset shift_jis .sjis # # AddType allows you to tweak mime.types without actually editing it, or to # make certain files to be certain types. # AddType application/x-tar .tgz
AddType image/x-icon .ico # # AddHandler allows you to map certain file extensions to "handlers", # actions unrelated to filetype. These can be either built into the server # or added with the Action command (see below) # # If you want to use server side includes, or CGI outside # ScriptAliased directories, uncomment the following lines. # # To use CGI scripts: # AddHandler cgi-script .cgi # # For type maps (negotiated resources): # (This is enabled by default to allow the Apache "It Worked" page # to be distributed in multiple languages.) # AddHandler type-map var # Filters allow you to process content before it is sent to the client. # # To parse .shtml files for server-side includes (SSI): # (You will also need to add "Includes" to the "Options" directive.) # AddType text/html .shtml <IfDefine APACHE2> AddOutputFilter INCLUDES .shtml </IfDefine> <IfDefine !APACHE2> AddHandler server-parsed .shtml </IfDefine> # # Uncomment the following line to enable Apache's send-asis HTTP file # feature # #AddHandler send-as-is asis # # If you wish to use server-parsed imagemap files, use # AddHandler imap-file map # # To enable type maps, you might want to use # #AddHandler type-map var
</IfModule># End of document types.## Action lets you define media types that will execute a script whenever# a matching file is called. This eliminates the need for repeated URL# pathnames for oft-used CGI file processors.# Format: Action media/type /cgi-script/location# Format: Action handler-name /cgi-script/location### Putting this all together, we can internationalize error responses.## We use Alias to redirect any /error/HTTP_<error>.html.var response to# our collection of by-error message multi-language collections. We use # includes to substitute the appropriate text.## You can modify the messages' appearance without changing any of the# default HTTP_<error>.html.var files by adding the line:## Alias /error/include/ "/your/include/path/"## which allows you to create your own set of files by starting with the# /include/ files and copying them to /your/include/path/, # even on a per-VirtualHost basis. The default include files will display# your Apache version number and your ServerAdmin email address regardless
# of the setting of ServerSignature.## The internationalized error documents require mod_alias, mod_include# and mod_negotiation. To activate them, uncomment the following 30 lines.# Alias /error/ "/var/www/error"## <Directory "/var/www/error"># AllowOverride None# Options IncludesNoExec# AddOutputFilter Includes html# AddHandler type-map var# Order allow,deny# Allow from all# LanguagePriority en es de fr sv# ForceLanguagePriority Prefer Fallback# </Directory>## ErrorDocument 400 /error/HTTP_BAD_REQUEST.html.var# ErrorDocument 401 /error/HTTP_UNAUTHORIZED.html.var# ErrorDocument 403 /error/HTTP_FORBIDDEN.html.var# ErrorDocument 404 /error/HTTP_NOT_FOUND.html.var# ErrorDocument 405 /error/HTTP_METHOD_NOT_ALLOWED.html.var# ErrorDocument 408 /error/HTTP_REQUEST_TIME_OUT.html.var# ErrorDocument 410 /error/HTTP_GONE.html.var# ErrorDocument 411 /error/HTTP_LENGTH_REQUIRED.html.var# ErrorDocument 412 /error/HTTP_PRECONDITION_FAILED.html.var# ErrorDocument 413 /error/HTTP_REQUEST_ENTITY_TOO_LARGE.html.var# ErrorDocument 414 /error/HTTP_REQUEST_URI_TOO_LARGE.html.var# ErrorDocument 415 /error/HTTP_UNSUPPORTED_MEDIA_TYPE.html.var# ErrorDocument 500 /error/HTTP_INTERNAL_SERVER_ERROR.html.var# ErrorDocument 501 /error/HTTP_NOT_IMPLEMENTED.html.var# ErrorDocument 502 /error/HTTP_BAD_GATEWAY.html.var# ErrorDocument 503 /error/HTTP_SERVICE_UNAVAILABLE.html.var# ErrorDocument 506 /error/HTTP_VARIANT_ALSO_VARIES.html.var
# Customizable error responses come in three flavors:## 1) plain text#ErrorDocument 500 "The server made a boo boo."## 2) local redirects#ErrorDocument 404 /missing.html# to redirect to local URL /missing.html#ErrorDocument 404 "/cgi-bin/missing_handler.pl"# N.B.: You can redirect to a script or a document using server-side-includes.## 3) external redirects#ErrorDocument 402 http://www.example.com/subscription_info.html# N.B.: Many of the environment variables associated with the original# request will *not* be available to such a script.
## This should be changed to the ServerRoot/manual/. The alias provides## the manual, even if you choose to move your DocumentRoot. You may comment## this out if you do not care for the documentation.###AliasMatch ^/manual(?:/(?:de|en|fr|ja|ko|ru))?(/.*)?$ "/var/www/manual$1"##<Directory "/var/www/manual"># Options Indexes# AllowOverride None# Order allow,deny# Allow from all## <Files *.html># SetHandler type-map# </Files>## SetEnvIf Request_URI ^/manual/de/ prefer-language=de
# SetEnvIf Request_URI ^/manual/en/ prefer-language=en# SetEnvIf Request_URI ^/manual/fr/ prefer-language=fr# SetEnvIf Request_URI ^/manual/ja/ prefer-language=ja# SetEnvIf Request_URI ^/manual/ko/ prefer-language=ko# SetEnvIf Request_URI ^/manual/ru/ prefer-language=ru# RedirectMatch 301 ^/manual(?:/(de|en|fr|ja|ko|ru)){2,}(/.*)?$ /manual/$1$2#</Directory>## ScriptAlias: This controls which directories contain server scripts.<Location /manual>Options MultiviewsErrorDocument 404 "The document you requested has not been installed on your system. Please install either apache-manual or apache2-manual RPMs.</Location><Location /manual-2.0>Options MultiviewsErrorDocument 404 "The document you requested has not been installed on your system. Please install the apache2-manual package.</Location><Location /manual-1.3>Options MultiviewsErrorDocument 404 "The document you requested has not been installed on your system. Please install the apache-manual package.</Location>## Customize behaviour based on the browser#<IfModule mod_setenvif.c>
# # The following directives modify normal HTTP response behavior to # handle known problems with browser implementations. # BrowserMatch "Mozilla/2" nokeepalive BrowserMatch "MSIE 4\.0b2;" nokeepalive downgrade-1.0 force-response-1.0 BrowserMatch "RealPlayer 4\.0" force-response-1.0 BrowserMatch "Java/1\.0" force-response-1.0 BrowserMatch "JDK/1\.0" force-response-1.0 # # The following directive disables redirects on non-GET requests for # a directory that does not include the trailing slash. This fixes a # problem with Microsoft WebFolders which does not appropriately handle # redirects for folders with DAV methods. # BrowserMatch "Microsoft Data Access Internet Publishing Provider" redirect-carfully BrowserMatch "^WebDrive" redirect-carefully BrowserMatch "^gnome-vfs" redirect-carefully
</IfModule># End of browser customization directives
## Allow server status reports, with the URL of http://servername/server-status# Change the ".your_domain.com" to match your domain to enable.#<IfModule mod_status.c> <Location /server-status> SetHandler server-status <IfModule mod_access.c> Order deny,allow Deny from all allow from 127.0.0.1 #Allow from .your_domain.com </IfModule> </Location>#
# ExtendedStatus controls whether Apache will generate "full" status# information (ExtendedStatus On) or just basic information (ExtendedStatus# Off) when the "server-status" handler is called. The default is Off.##ExtendedStatus On</IfModule>
## Allow remote server configuration reports, with the URL of# http://servername/server-info (requires that mod_info.c be loaded).# Change the ".your_domain.com" to match your domain to enable.#<IfModule mod_info.c> <Location /server-info>
SetHandler server-info <IfModule mod_access.c> Order deny,allow
Deny from all allow from 127.0.0.1# Allow from .your_domain.com </IfModule> </Location></IfModule>
<IfModule mod_perl.c> <Location /perl-status>
SetHandler perl-script<IfDefine !APACHE2> PerlHandler Apache::Status</IfDefine><IfDefine APACHE2> PerlResponseHandler Apache::Status</IfDefine>
<IfModule mod_access.c> Order deny,allow Deny from all Allow from 127.0.0.1
</IfModule> </Location></IfModule>## There have been reports of people trying to abuse an old bug from pre-1.1# days. This bug involved a CGI script distributed as a part of Apache.# By uncommenting these lines you can redirect these attacks to a logging # script on phf.apache.org. Or, you can record them yourself, using the script# support/phf_abuse_log.cgi.##<Location /cgi-bin/phf*># Deny from all# ErrorDocument 403 http://phf.apache.org/phf_abuse_log.cgi#</Location>
<IfModule mod_include.c># XBitHack on</IfModule>
## This should be changed to whatever you set DocumentRoot to.#<Directory /var/www/html>
## This may also be "None", "All", or any combination of "Indexes",# "Includes", "FollowSymLinks", "SymLinksifOwnerMatch", "ExecCGI", or "MultiViews".## Note that "MultiViews" must be named *explicitly* --- "Options All"# doesn't give it to you.
# Options -Indexes FollowSymLinks MultiViews## This controls which options the .htaccess files in directories can# override. Can also be "All", or any combination of "Options", "FileInfo", # "AuthConfig", and "Limit"# AllowOverride All## Controls who can get stuff from this server.# <IfModule mod_access.c> Order allow,deny Allow from all </IfModule></Directory>
<Directory /var/www/perl> AllowOverride All Options -Indexes FollowSymLinks MultiViews ExecCGI <IfModule mod_access.c> Order allow,deny Allow from all </IfModule></Directory>
<IfModule mod_cgid.c>## Additional to mod_cgid.c settings, mod_cgid has Scriptsock <path># for setting UNIX socket for communicating with cgid.##Scriptsock /cgisock</IfModule><Directory /var/www/cgi-bin> AllowOverride All Options ExecCGI <IfModule mod_access.c> Order allow,deny Allow from all </IfModule></Directory><Directory /var/www/protected-cgi-bin> AllowOverride All Options ExecCGI <IfModule mod_access.c> Order deny,allow Deny from all Allow from 127.0.0.1 #allow from .your_domain.com </IfModule></Directory>## Control access to UserDir directories. The following is an example# for a site where these directories are restricted to read-only.##<Directory /home/*/public_html># AllowOverride FileInfo AuthConfig Limit# Options MultiViews Indexes SymLinksIfOwnerMatch IncludesNoExec# <Limit GET POST OPTIONS PROPFIND># Order allow,deny# Allow from all# </Limit># <LimitExcept GET POST OPTIONS PROPFIND># Order deny,allow# Deny from all# </LimitExcept>#</Directory>
# These settings are pretty flexible, and allow for Frontpage and XSSI<Directory /home/*/public_html> AllowOverride All Options MultiViews -Indexes Includes FollowSymLinks <IfModule mod_access.c> Order allow,deny Allow from all </IfModule></Directory><Directory /home/*/public_html/cgi-bin> Options +ExecCGI -Includes -Indexes SetHandler cgi-script <IfModule mod_access.c> Order allow,deny Allow from all </IfModule></Directory><IfModule mod_perl.c> <Directory /home/*/public_html/perl>
SetHandler perl-script<IfDefine !APACHE2> PerlHandler Apache::PerlRun</IfDefine><IfDefine APACHE2> PerlResponseHandler ModPerl::PerlRun</IfDefine>Options -Indexes ExecCGIPerlSendHeader On
<IfModule mod_access.c> Order allow,deny Allow from all </IfModule> </Directory></IfModule><Directory /var/www/icons> Options -Indexes MultiViews AllowOverride None <IfModule mod_access.c> Order allow,deny Allow from all </IfModule></Directory><Directory /usr/share/doc> Options Indexes FollowSymLinks <IfModule mod_access.c> Order deny,allow Deny from all Allow from 127.0.0.1 #allow from .your_domain.com </IfModule></Directory>
<Directory /var/www/html/addon-modules> Options Indexes FollowSymLinks</Directory>
<Location /index.shtml> Options +Includes</Location><IfModule mod_perl.c> <IfDefine !APACHE2> PerlModule Apache::Registry </IfDefine> #set Apache::Registry Mode for /perl Alias <Location /perl/*.pl>
SetHandler perl-script<IfDefine !APACHE2>
PerlHandler Apache::Registry</IfDefine><IfDefine APACHE2> PerlResponseHandler ModPerl::Registry</IfDefine>Options -Indexes ExecCGIPerlSendHeader On
</Location> #set Apache::PerlRun Mode for /cgi-perl Alias <Location /cgi-perl/*.pl>
SetHandler perl-script<IfDefine !APACHE2> PerlHandler Apache::PerlRun</IfDefine><IfDefine APACHE2> PerlResponseHandler ModPerl::PerlRun</IfDefine>Options -Indexes ExecCGIPerlSendHeader On
</Location></IfModule>
7. #/etc/httpd/2.0/conf/vhost/Vhost.conf################# Vhosts.conf#This is where we store the VirtualHosts configuration. ##Since Apache 1.3.19, we modified the setup to include some nice tricks:##- We added the User and Group directives so VirtualHosts now work with# suexec directive. If set, Apache will run all cgi scripts under that# user and group (provided the uid and gid are > 100 for security). The# directories and cgi files *must* belong to that user/group for the# feature to work#- We added the Setenv VLOG directive. This works in conjunction with# the CustomLog in common.conf. When Setenv VLOG is set, apache will# create a /var/log/httpd/VLOG-YYYY-MM-<ServerName>.log instead of logging# to access_log. Use this instead of defining a special logfile for# each vhost, otherwise you eat up file descriptors.#- You can also specify a path for the VLOG for each Vhost, for example,# to place the logs in each user's directory. However, if you want to# use the file for accounting, place it in a directory owned by root,# otherwise the user will be able to erase it.#- I suggest only including the ErrorLog *only* if the vhost will use# cgi scripts. Again, it saves file descriptors! #- We added the Rewrite directives so vhosts will work with the # PERLPROXIED configuration
################# IP-based Virtual Hosts #<VirtualHost 192.168.2.100>#User jmdault#Group jmdault#DocumentRoot /home/jmdault/public_html#ServerName test2.com#Setenv VLOG /home/jmdault/logs#ErrorLogs /home/jmdault/test2-error_log#RewriteEngine On#RewriteOptions inherit#</VirtualHost>
################# Named VirtualHostsNameVirtualHost 111.222.33.44<VirtualHost 111.222.33.44>ServerName www.domain.tld#ServerPath /domainDocumentRoot /web/domain</VirtualHost>
8. #/etc/proftpd.conf
ServerName "ftp.ictcenter.net"ServerType standaloneDefaultServer on
AllowStoreRestart on
Port 21
Umask 002
MaxInstances 30
User ftpGroup ftp
#DefaultRoot ~
<Directory /home/ubaid> AllowOverwrite on</Directory>
PersistentPasswd off
# DefaultRoot /home/foo foo
9. #/etc/mail/local-host-namesictcenter.net# local-host-names - include all aliases for your machine here.
10. #/etc/mail/access# Check the /usr/share/doc/sendmail-8.12.9/README.cf file for a description# of the format of this file. (search for access_db in that file)# The /usr/share/doc/sendmail-8.12.9/README.cf is part of the sendmail-doc# package.## by default we allow relaying from localhost...localhost.localdomain RELAYlocalhost RELAY127.0.0.1 RELAYictcenter.net RELAY
11. #/etc/mail/sendmail.mcdivert(-1)dnl This is the macro config file used to generate the /etc/sendmail.cfdnl file. If you modify the file you will have to regenerate thednl /etc/sendmail.cf by running this macro config through the m4dnl preprocessor:dnldnl m4 /etc/sendmail.mc > /etc/sendmail.cfdnldnl You will need to have the sendmail-cf package installed for this todnl work.include(`../m4/cf.m4')dnldefine(`confDEF_USER_ID',``mail:mail'')dnlOSTYPE(`linux')dnlundefine(`UUCP_RELAY')dnlundefine(`BITNET_RELAY')dnldefine(`confALIAS_WAIT', `30')dnldefine(`confTO_CONNECT', `1m')dnldefine(`confTRY_NULL_MX_LIST',true)dnldefine(`confDONT_PROBE_INTERFACES',true)dnldefine(`PROCMAIL_MAILER_PATH',`/usr/bin/procmail')dnldnl define delivery mode: interactive, background, or queueddnl define(`confDELIVERY_MODE', `i')MASQUERADE_AS(`ictcenter.net')dnlFEATURE(`limited_masquerade')dnlFEATURE(`masquerade_envelope')dnlFEATURE(`smrsh',`/usr/sbin/smrsh')dnl
FEATURE(mailertable)dnldnl virtusertable: redirect incoming mail to virtual domain to particular user or domain FEATURE(`virtusertable',`hash -o /etc/mail/virtusertable')dnldnl genericstable: rewrite sender address for outgoing mail FEATURE(genericstable)dnlFEATURE(always_add_domain)dnlFEATURE(redirect)dnlFEATURE(use_cw_file)dnlFEATURE(local_procmail)dnlFEATURE(`access_db')dnlFEATURE(`blacklist_recipients')dnlFEATURE(`relay_based_on_MX')dnldnl FEATURE(dnsbl, `blackholes.mail-abuse.org', `Rejected - see http://www.mail-abuse.org/rbl/')dnldnl FEATURE(dnsbl, `dialups.mail-abuse.org', `Dialup - see http://www.mail-abuse.org/dul/')dnldnl FEATURE(dnsbl, `relays.mail-abuse.org', `Open spam relay - see http://www.mail-abuse.org/rss/')dnlFEATURE(`delay_checks')dnlFEATURE(`stickyhost')dnldnl SASL Configurationdnl extract from http://www.sendmail.org/~ca/email/auth.htmldnldnl Next two lines are for SMTP AuthenticationTRUST_AUTH_MECH(`LOGIN PLAIN')dnldefine(`confAUTH_MECHANISMS', `LOGIN PLAIN')dnldnldnl Next line stops sendmail from allowing auth without encryptiondefine(`confAUTH_OPTIONS', `A p y')dnldnldnl STARTTLS configurationdnl extract from http://www.sendmail.org/~ca/email/starttls.htmldnldefine(`CERT_DIR', `/etc/ssl/sendmail')dnldefine(`confCACERT_PATH', `CERT_DIR')dnldefine(`confCACERT', `CERT_DIR/CAcert.pem')dnldefine(`confSERVER_CERT', `CERT_DIR/MYcert.pem')dnldefine(`confSERVER_KEY', `CERT_DIR/MYkey.pem')dnldefine(`confCLIENT_CERT', `CERT_DIR/MYcert.pem')dnldefine(`confCLIENT_KEY', `CERT_DIR/MYkey.pem')dnldnldnl Uncomment next lines to hide identity of mail servedefine(`confPRIVACY_FLAGS',`goaway,restrictqrun,restrictmailq')dnldnl define(`confSMTP_LOGIN_MSG', `$j server ready at $b')dnlMAILER(smtp)dnlMAILER(procmail)dnl
top related