laporan mikdas
Post on 02-Dec-2015
62 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
laporan mikdas
BAB I
PENDAHULUAN
I . 1 Maksud dan Tujuan Percobaan
I . 1.1 Maksud Percobaan
1) Mengetahui dan memahami alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi farmasi serta prinsip kerjanya.
2) Mengetahui dan memahami media yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi farmasi serta cara pembuatannya.
I . 1.2 Tujuan Percobaan
1) Mengetahui dan memahami fungsi, cara pengunaan, cara mensterilkan dan prinsip kerja dari alat-alat yang digunakan dalam laboratorium mikrobiologi farmasi.
2) Mengetahui dan memahami cara membuat medium NA (Nutrient Agar), NB (Nutrient Broth), PDA (Potato Dekstrose Agar), PDB (Potato Dekstrose Broth), dan TEA (Touge Ekstrak Agar).
I . 2 Prinsip Percobaan
Pengenalan seluruh alat-alat yang terdapat pada laboratorium mikrobiologi farmasi berdasarkan kegunaannya, prinsip kerja, dan prinsip sterilisasinya.
Pembuatan medium NA (Nutrient Agar), NB (Nutrient Broth), PDA (Potato Dekstrose Agar), PDB (Potato Dekstrose Broth), dab TEA (Touge Ekstrak Agar) dengan cara menimbang, mencampur, memanaskan, menyaring serta sterilisasi media pada suhu 1210C dan tekanan 2 atm selama 15 menit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II . 1 Teori Umum
Sebelum dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan sebaik-baiknya, pertama-tama harus dapat memahami kemampuan dasarnya terlebih dahulu, lalu mecoba memformulasikan suatu medium. Yang dimaksud dengan medium disini adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme (1).
Meskipun persyaratan medium beragam, namun sebagai makhluk hidup bakteri memerlukan kebutuhan dasar yang sama, yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral, dan faktor tanah(1).
Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme dan pergerakan. Lazimnya, medium biakan mengandung air , sumber energi, Zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, phosphat, oksigen, hidrogen serta unsur-unsur sekelumit (trace elements). Dalam bahan dasar medium ini dapat berupa asam amino , vitamin atau nukleosida(2).
Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri terdapat bakteri terdapat dalam bentuk padat, semi padat dan cair. Medium padat diperoleh dengan menambahkan agar. Agar berasal dari ganggang merah. Agar digunakan sebagai bahan pemadat karena tidak diuraikan mikroorganisme, dan membeku pada suhu diatas 45oC. Kandungan agar sebagai bahan pemadat dalam medium adalah 1,5-2 % (2).
Setelah medium biakan disiapkan, medium ini harus disterilkan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan untuk membiakkan mikroorganisme. Bila medium biakan yang disiapkan ini tidak disterilkan dan dibiarkan selama beberapa hari, mikroorganisme pencemar akan tumbuh dan medium jadi keruh. Maka sebelum digunakan medium perlu disterilkan terlebih dahulu (2).
Dalam tabung seringkali medium yang berisi agar diletakkan dalam keadaan miring yaitu medium yang disebut agar miring. dan juga dalam cawan petri sehingga permukaan lebih luas untuk pertumbuhan mikroorganisme (2).
Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi diantara bakteri diimbangi dengan tersedianya berbagai medium yang banyak macamnya untuk keperluan kultivasi. Medium kimiawi tidak digunakan dalam kultivasi rutin bakteri karena medium kimiawi dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme . Melainkan, substansi-substansi rumit tertentu seperti pepton, ekstrak daging, dan kadang-kadang ekstrak khamir dilarutkan dalam air dengan jumlah yang bermacam-macam, sehingga menghasilkan medium yang menunjang pertumbuhan berbagai ragam bakteri dan mikroorganisme lain(2).
Medium alamiah seperti susu skim, tidak menimbulkan masalah dalam penyiapannya sebagai medium; hanya semata-mata dituang kedalam wadah-wadah yang sesuai seperti tabung reaksi atau labu dan disterilkan sebelum digunakan. Medium dalam bentuk kaldu nutrien atau yang mengandung agar disiapkan dengan cara melarutkan masing-masing bahan yang dibutuhkan atau
lebih mudah lagi dengan cara menambahkan air pada suatu produk komersial berbentuk medium bubuk yang sudah mengandung semua nutrien yang dibutuhkan (3).
Medium pertumbuhan dibutuhkan dalam proses isolasi bakteri, medium merupakan lingkungan buatan yang dipakai untuk mempertahankan kehidupan atau untuk mengembang-biakan bakteri diluar tubuh manusia. misalnya pada nutrien broth mengandung ekstrak daging dan pepton . Bila ditambah agar akan menjadi medium padat yang disebut medium agar. Harus diingat bahwa agar yang dipakai adalah agar murni yang hanya untuk memadatkan medium bukan untuk makanan mikroba (4).
Medium juga dibedakan atas medium alamiah dan medium semi alamiah. Medium alamiah adalah medium yang terdiri dari alam, sedangkan medium semi alamiah merupakan paduan antara bahan alamiah dengan senyawa kimia seperti contohnya Potato dekstrose agar dantoge ekstrak agar (5).
II . 2 Uraian Bahan
1) Aquadest (6:96)
Nama resmi : Aqua destillata
Nama lain : Aquadest / air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berb
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan :untuk melarutkan campuran
sampai homogeny.
2) Agar (6:74)
Nama resmi : Agar
Nama lain : Agar-agar
Pemerian : berkas potongan memanjang, tipis
berbentuk kepingan, tidak bau.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut
dalam air mendidih .
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat : sebagai zat tambahan
Kegunaan : pemadat medium
3) Dekstrosa (7:30)
Nama resmi : Dekstrosa monohidrat
Nama lain : Gula jagung
RM / BM : C6 H12O6H2O/ 198,17
Pemerian : hablur, tidak berwarna, sel granul
putih, rasa manis, tidak berbau.
Kelarutan : mudah larut dalam air dan air
mendidih, sukar larut dalam
etanol.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai komposisi dalam medium
4) Pepton (7:721)
Pemerian : serbuk kuning kemerahan, sampai
cokelat, bau khas tidak busuk.
Kelarutan : larut dalam air, praktis tidak larut
dalam etanol dan eter.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : penyedia nutrient dalam medium
5) Sukrosa (7:782)
Nama resmi : Soc charum
Nama lain : Saccarum
RM / BM : C12H22O11 / 342,30
Pemerian : hablur putih,tidak berwarna.
Kelarutan : praktis tidak larut dalam kloroform .
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : penyediaan karbohidrat dalam medium
6) Kentang (8)
Kerajaan : plantae
Divisi : spormatophyta
Sub divisi : angiospermae
Kelas : dicotyledoneae
Sub kelas : sympatalae
Ordo : solanales
Family : solanaceae
Genus : solanum
Spesiaes : Solanum Tuberosum
7) Touge (8)
Kerajaan : plantae
Divisi : spermatophyte
Sub divisi : angiospermae
Kelas : dicotyledoneae
Sub kelas : apetalae
Ordo : Rosales
Family : fabaceae
Genus : phaseulas
Spesies : Phaseules mungo
8) Ekstrak Beef (7:1152)
Pemerian : massa berbentuk pasta, warna
cokelat kering sampai tua.
BAB III
METODE KERJA
III . 1 Alat dan Bahan
III . 1.1 Alat
Alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat- alat gelas (cawan petri, batang pengaduk, tabung reaksi, tabung durham, pipet volume, pipet tetes, Erlenmeyer, gelas ukur, dan labu ukur), alat-alat non glass (sendok tanduk, spoit, botol semprot, pingset, dan hand sprai), alat instrument ( inkubator, oven, autoklaf, laminar air flow, Enkas, neraca analitik,mikroskopik, spektrofotometer, colony,counter, dan penangas) dan alat lainnya (ose bulat dan ose lurus)
III . 1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquadest, agar dekstrosa, pepton, sukrosa, kentang, touge dan ekstrak beef.
III . 2 Cara kerja
1) Pengenalan alat
Alat-alat yang diperkenalkan dalam laboratorium digambarkan lengkap dengan bagian-bagiannya, kegunaan dan prinsip kerjanya.
2) Pembuatan medium
(a) Pembuatan medium NA
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditimbang komponen medium dengan menggunakan timbangan analisis untuk volume yang diinginkan.
3. Dimasukkan medium kedalam Erlenmeyer.
4. Ditambahkan aquadest sebanyak 250 ml hingga larut sempurna selama 15 menit .
5. Diaduk rata pada penangas air kemudian diangkat.
6. Erlenmeyer yang berisi bahan tadi kemudian disumbat dengan kapas yang juga dibalut dengan aluminium foil.
7. Erlenmeyer tersebut kemudian disterilkan di autoklaf selama 15 menit.
(b) Pembuatan medium TEA
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Ditimbang touge sebanyak 20 g dan dicuci hingga bersih.
3. Direbus dengan aquadest hingga mendidih dan didapat ekstraknya.
4. Ditimbang sukrosa sebanyak 12 g dan agar, kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
5. Dimasukkan ekstrak touge yang sudah disaring kedalam labu Erlenmeyer.
6. Dihomogenkan dan dipanaskan.
7. Dimasukkan ke dalam autoklaf selama 15 menit dengan suhu 1210C.
8. Dimasukkan medium ke dalam lemari pendingin.
(c) Pembuatan medium PDA
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dikupas kentang dan diiris kecil-kecil, kemudian dicuci sampai bersih.
3. Ditimbang kentang sebanyak 20 g,dekstrosa 1 g,dan agar 1,5 g.
4. Dipanaskan kentangnya dengan menggunakan aquadest sebanyak 150 ml sampai mendidh selama 15 menit, kemudian disaring.
5. Ekstraknya dicampur dengan dekstrosa dan agar.
6. Dipanaskan sampai larut sempurna.
7. Disterilkan dalam autoklaf.
BAB IV
DATA DAN HASIL PENGAMATAN
IV . 1 Data Pengamatan
Klp Medium Jrs.Kimia Kons. Bentuk
I NA sintetik Padat
II NA Semi sintetik Cair
III PDA Sintetik Cair
IV PDA Semi sintetik Padat
V PDB Sintetik Cair
VI TEA Semi sintetik Padat
IV . 2 Gambar
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Beker glass
Cawan petri
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Pembakar Spiritus
Erlenmeyer
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gelas ukur
Tabung reaksi
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Cawan porselin
Batang pengaduk
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Autoklaf
Laminar air flow
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Inkubator
Spektrometer
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Colony Counter
Mikropipet
IV . 3 Pembahasan
Alat-alat yang sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi umum terbagi atas:
1) Alat-alat gelas antara lain:
a. Ose bulat digunakan untuk menanam mikroba dengan cara menggores permukaan medium agar cawan.
b. Ose lurus digunakan untuk menanam mikroba dengan cara menusuk pada medium agak tegak.
c. Cawan petri digunakan sebagai tempat membiakkan mikroba yang akan diamati pada medium padat.
d. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat untuk membiakkan bakteri atau menyimpan medium yang berupa zat cair atau zat padat.
e. Pipet tetes adalah pipet yang digunakan untuk pengambilan zat-zat yang berupa cairan.
f. Gelas piala berfungsi untuk mengukur bahan-bahan dan mencampurkan bahan-bahan.
g. Bunsen adalah sterilisasi berupa pemijaran alat misalnya pada ose.
h. Labu Erlenmeyer digunakan untuk mencampur bahan-bahan medium yang akan dibuat atau sebagai tempat medium.
i. Tabung durham berfungsi untuk menampung gas hasil permentasi.
j. Gelas ukur digunakan untuk mengukur bahan-bahan yang akan digunakan.
k. Batang pengaduk digunakan untuk mengaduk atau mancampur medium.
2) Alat-alat non gelas antara lain:
a. Sendok tanduk adalah alat untuk mengambil zat yang berupa serbuk,terdiri dari dua sendok pada masing-masing ujungnya salah satunya berukuran kecil dan lainnya besar.
b. Rak tabung adalah alat untuk menyimpan tabung reaksi.
c. Spoit adalah alat untuk mengambil / memindahkan cairan.
d. Botol semprot adalah sebagai tempat penyimpanan air suling dan digunakan pula pada proses pewarnaan mikroba.
3) Alat-alat elektrik antara lain:
a. Autoklaf adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang tidak tahan panas dan juga digunakan untuk mensterilkan medium menggunakan uap air bersuhu 1210C selama 15-30 menit.
b. Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk pendugaan jumlah mikroba yang didasarkan pada banyaknya cahaya (spektrum) yang mampu diserapnya.
c. Shaker adalah alat yang digunakan untuk menghomogenkan pertumbuhan mikroba pada medium cair agar kebutuhan O2 dapat terpenuhi.
d. Colony counter adalah alat untuk menghitung jumlah koloni mikroba yang tumbuh dalam cawan petri.
e. Oven adalah alat untuk sterilisasi alat yang tahan terhadap suhu tinggi, menggunakan panas kering pada suhu 1800C selama 2 jam.
f. Inkubator adalah alat untuk menginkubasi mikroba dengan suhu yang sesuai dengan suhu optimum pertumbuhan mikroba.
4) Alat-alat tambahan, antara lain:
Enkas adalah alat yang digunakan untuk kegiatan inokulasi dan isolasi agar berlangsung secara aseptis.
Metode sterilisasi
a) Sterilisasi secara fisik
Sterilisasi secara fisik dibedakan atas 3 (tiga) macam,yaitu:
(1) Sterilisasi dengan pemijaran
Untuk alat yang tahan panas tinggi, misalnya sterilisasi ose yang terbuat dari platina. Caranya adalah dengan membakar langsung alat tersebut diatas api lampu spiritus sampai berpijar.
(2) Sterilisasi dengan udara panas kering
Untuk sterilisasi peralatan gelas yang tahan terhadap panas. Caranya adalah digunakan dengan suhu sekitar 1000C-1700C selama kurang lebih 2-3 jam.
(3) Sterilisasi secara basah
Sterilisas yang dapat membunuh mikroorganisme karena panas basah dapat menyebabkan denaturasi protein termasuk enzim-enzim di dalam sel mikroorganisme.
Sterilsasi basah terbagi atas:
a. Perebusan
b. Pemanasan dan tekanan
c. Tindalisasi
d. Pasteurisasi
Keuntungan : mikroba apapun akan mati akibat pemanasan.
Kerugian : dikhawatirkan senyawa kimia yang disterilkan akan berubah atau teruarai akibat temperatur atau tegangan tinggi.
Alat dan bahan yang dapat disterilkan haruslah merupakan alat yang tahan akan panas agar nantinya tidak meleleh,biasanya peralatan gelas.
b) Sterilisasi secara kimia
Prinsip : menggunakan senyawa kimia
Keuntungan : mensterilkan alat dan bahan yang tidak tahan senyawa kimia tertentu.
Kerugian : dikhawatirkan senyawa kimia dapat terkontaminasi atau bereaksi dengan senyawa kimia yang digunakan sebagai pensterilisasi.
Alat dan bahan yang dapat digunakan berupa peralatan-peralatan gelas.
c) Sterilisasi secara mekanik
Diperlukan apabila bahan berupa larutan yang termolabil (tidak tahan panas). Misalnya: antibiotik, asam amino, vitamin, dan senyawa lain.
Proses ini dilakukan dilakukan dengan menggunakan penyaringan filter yang mempunyai pori-pori yang sangat halus. Digunakan pompa kalium untuk menyedot larutan sehingga dapat melewati filter.
Ada beberapa macam filter yaitu:
Filter Chamberland Pasteur
Filter Berheld
Prinsip : penggunaan saringan
Keuntungan : dapat mensterilkan alat dan bahan anti panas.
Kerugian : tidak begitu efisien karena hanya menggunakan kertas saring.
Alat dan bahan yang digunakan semua peralatan laboratorium kimia secara umum.
BAB V
PEMBAHASAN
Sebelum dapat menumbuhkan mikroorganisme dengan sebaik-baiknya. Pertama-tama harus dapat memahami kemampuan dasarnya terlebih dahulu lalu mencoba memformulasikan suatu medium. Yang dimaksud dengan medium disini adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme.
Pembiakan mikroorganisme dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungannya pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme.
Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri terdapat dalam bentuk padat, semi padat, dan cair. Setelah medium biakkan mengandung air disiapkan, medium ini disterilkan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan untuk membiakkan mikroorganisme. Bila medium biakkan yang disiapkan tidak disterilkan dan dibiakkan selama beberapa hari,mikroorganisme pencemar akan tumbuh dan medium akan menjadi keruh. Maka,sebelum digunakan medium perlu disterilkan terlebih dahulu.
Medium dibedakan menjadi beberapa golongan,yaitu :
1. Berdasarkan fungsinya, yaitu:
a) Medium umum
Merupakan medium yang dapat digunakan sebagai media pertumbuhan suatu jenis mikroba secara umum.
Contohnya:
PDA, NA, TEA
b) Medium khusus
Merupakan medium yang hanya dapat digunakan sebagai media pertumbuhan suatu jenis mikroba tertentu.
Contohnya:
PDA, NA
c) Medium diperkaya
Merupakan medium yang ditambahkan suatu senyawa kimia dengan tujuan memberikan nutrisi sehingga pertumbuhan mikroba meningkat.
Contohnya:
Bood Tellurite Agar, Serum Agar
d) Medium selektif
Merupakan medium yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga medium trsebut dapat menekan pertumbuhan mikroba yang diinginkan.
Contohnya:
Lusia Bortani, medium yang ditambahkan dengan ampisilin untuk merangsang E.Coli resistensi antibiotik dan menghambat kontaminan yang peka terhadap ampisilin.
e) Medium isolasi
Merupakan medium yang mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba.
Contohnya:
Nutrien Broth (NB)
f) Medium diferensial
Merupakan medium yang berguna untuk mengidentifikasi mikroba dari campurannya.
Contohnya:
TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
2. Berdasarkan konsistensinya, yaitu:
a) Medium cair
Yaitu medium yang konsistensinya berupa zat cair.
Contoh : NB (Nutrient Broth)
b) Medium padat
Yaitu medium yang konsistensinya zat padat.
Contoh : PDA (Potato Dektrose Agar)
c) Medium semi padat
Yaitu medium yang konsistensinya berupa zat setengah padat.
3. Berdasarkan komposisinya,yaitu:
a) Medium sintetik
Yaitu medium yang komposisinya diketahui dengan jelas dan takarannya secara pasti.
b) Medium semi sintetik
Yaitu medium yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti.
c) Medium non-sintetik
Yaitu medium yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
BAB VI
PENUTUP
VI . 1 Kesimpulan
Dalam praktikum ini, kita dapat mengetahui dan memahami kegunaan serta cara-cara penggunaan alat-alat yang berada dalam laboratorium MIkrobiologi Dasar. Dengan adanya pengenalan alat ini kita dapat dengan mudah bekerja dalam laboratorium sehingga praktikum yang kita laksanakan dapat berjalan dengan baik.
Selain itu juga, kita dapat mengetahui mana alat yang steril dan alat yang tidak steril.
Cara-cara sterilisasi ada beberapa macam,yaitu:
1) Sterilisasi secara fisik
2) Sterilisasi secara mekanik
3) Sterilisasi secara kimia
VI . 2 Saran
Sikap komunikatif dalam laboratorium tetap dipertahankan
DAFTAR PUSTAKA
(1) Oetomo Hadi, Ratnasari. 1990. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Tehnik, dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia. Jakarta
(2) Lay W, Bibiana. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada. jakarta
(3) Pelczaer Jr. Michael, dan ECS Chan. 1986.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta
(4) Baedah Madjid, I, Sp. MK. 2001. Kuliah Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin. Makassar
(5) Tim Dosen Mikrobiologi Umum. 2010.Mikrobiologi Umum dalam Praktek.Universitas Hasanuddin. Makassar
(6) Dirjen POM. 1979. Framakope Indonesia Edisi III. Depkes RI. Jakarta
(7) Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI. Jakarta
(8) www. Plantamor. com. Diakses tanggal 13 Februari 2011 pukul 20:04
LAMPIRAN
1) Komposisi Medium
a. NA (Nutrient Agar)
Agar 15 g
Pepton 15 g
Ekstrak beef 3 g
Aquadest 1000 ml
b. NB (Nutrient Broth)
Pepton 15 g
Ekstrak beef 3 g
Aquadest 1000 ml
c. PDA (Potato Dekstrose Agar)
Agar 15 g
Kentang 200 g
Dekstrose 15 g
Aquadest 1000 ml
d. PDB (Potato Dekstrose Broth)
Kentang 200 g
Dekstrose 15 g
Aquadest 1000 ml
e. TEA (Touge Ekstrak Agar)
Agar 15 g
Touge 200 g
Sukrosa 15 g
Aquadest 1000 ml
top related