laporan network file system
Post on 05-Jul-2015
2.002 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
NETWORK FILES SYSTEM (STUDI KASUS
ACTIVE REPOSITORY OPENSOURCE UNDIP)
Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagian
persyaratan mencapai derajat
Sarjana (Strata 1) Jurusan Elektro
Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro
Disusun oleh :
Ajie Prasetyo
L2F 005 506
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : NETWORK FILE SYSTEM (STUDI KASUS ACTIVE REPOSITORY
OPENSOURCE UNDIP)
Nama : AJIE PRASETYO NIM : L2F005506
Disetujui/disahkan di : Semarang
Tanggal : 18 Juni 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Adian Fatchur Rochim, S.T., M.T.
NIP. 197302261988021001
Ir. Kodrat I. Satoto, M.T.
NIP. 196310281993031002
Telah diuji dan dinyatakan: LULUS
Di Semarang
Tanggal : 18 Juni 2010
Ketua Penguji Sekretaris Penguji Anggota Penguji
Dr. Ir. Hermawan, DEA.
NIP. 196002231986021001 Eko Handoyo, S.T., M.T. NIP. 197506082005011001
R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T.
NIP. 197007272000121 001
Mengetahui, Pembantu Dekan I
Fakultas Teknik Undip
Ir. Bambang Pudjianto, M.T.
NIP. 195212051985031001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Tugas Akhir ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Semarang, April 2010
Ajie Prasetyo
L2F005506
iv
ABSTRAK
Perkembangan teknologi komputer dan jaringan menyebabkan banyak organisasi yang
membutuhkan tempat penyimpanan data yang besar. Universitas Diponegoro merupakan
organisasi yang mempunyai kebutuhan tempat penyimpanan yang cukup besar . Banyaknya
layanan yang tersedia sebagai tempat penyimpanan yang dimiliki beberapa fakultas teknik seperti
Industri, Elektro, Sistem Komputer. Letak geografis tempat penyimpanan yang berbeda ini juga
yang mendasarkan pembuatan tempat penyimpanan yang terpusat , akan tetapi menghadapi
kendala pemindahan perangkat server yang telah berada dimasing – masing fakultas.
NFS (Network File System) merupakan suatu sistem file network dan resource sharing
protocol yang memungkinkan tempat penyimpanan data terpusat. Metodologi penelitian tugas
akhir ini antara lain dengan studi pustaka, Perancangan sistem, dan pengujian terhadap sistem
tersebut. Perancangan tugas akhir ini menggunakan sistem NFS yang membuat pusat data
menggunakan beberapa mesin. Terakhir adalah pengujian sistem ini tentang kinerjanya pada
pendistribusian tempat penyimpanan dari sisi server yang digunakan oleh pusat data yang cukup
handal dengan biaya terjangkau pada aktif repository opensource undip menggunakan aplikasi
tambahan seperti MRTG, phpsysinfo dan Sedot sampai tua .
Hasil pengujian mendapatkan tempat penyimpanan yang terpusat dan memiliki kinerja
seperti sebuah pusat data yang mengumpulkan semua data yang berasal dari beberapa server
NFS. Tempat penyimpanan terpusat ini memiliki kapasitas data yang besar yang berasal dari
beberapa server NFS yang menjadi satu kesatuan seperti direktori lokal mereka sendiri. Sistem ini
membantu permasalahan yang muncul akibat mahalnya perangkat penyimpanan dan letak
geografis perangkat server yang berbeda.
Kata kunci : Tempat Penyimpanan, network file system, pusat data
v
ABSTRACT
The development of computer and network technology led to many organizations that
require large data storage. UNDIP an organization whose storage requirements are considerable.
Number of services available as a storage repository owned by some faculties, such as industrial
engineering, Electrical engineering, Computer Systems .The geographical position of different
storage place is also the base making the centralized storage, but encounter obstacles removal
device server that has been in each faculty.
NFS (Network File System) is a network file system and resource sharing protocol that
allows centralized data repository. This thesis research methodologies including literature study,
system design, and testing of the system. The design of this thesis uses the NFS system make the
data center use multiple machines. Last step is to test this system on their performance on the
distribution of server-side storage that is used by a fairly reliable data center in the active
repository opensource Undip use additional application such as MRTG, phpsysinfo, Sedot sampai
tua.
The test results have a centralized storage and performance as a data center that collects
all the data coming from multiple NFS servers. This centralized storage area has a large data
capacity and comes from multiple NFS servers into a single entity such as a local directory on
their own. This system helps the problems that arise due to the expensive storage devices and
servers geographically different devices.
Keyword : data storage, network file system,data center
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan taufik, hidayah, dan
inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
Laporan Tugas Akhir ini mengambil judul “NETWORK FILES SYSTEM (STUDI
KASUS ACTIVE REPOSITORY OPENSOURCE UNDIP)“. Penulis menyadari
bahwa pelaksanaan maupun pembuatan Laporan Tugas Akhir dapat berjalan
berkat dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis banyak
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, memberikan kekuatan
dan kemudahan.
2. Bapak, ibu, adik-adik, dan keluarga tercinta yang selalu memberikan
dukungan, kasih sayang, dan doanya kepada penulis.
3. Bapak Ir. Sudjadi, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro.
4. Bapak Adian Fatchur Rochim, S.T., M.T., selaku Pembimbing I, atas
segala bimbingan dan ilmu yang telah diberikan.
5. Bapak Ir. Kodrat Iman Satoto M.T., selaku Pembimbing II, atas segala
bimbingan dan ilmu yang telah diberikan.
6. Ibu Ajub Ajulian, ST, MT., selaku Dosen Wali, atas segala tuntunan dan
bimbingan yang diberikan.
7. Segenap Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro.
8. Teman-teman Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro konsentrasi Komputer dan Informatika yang telah bersedia
membagikan pengalaman serta bantuan kepada Penulis.
9. Teman-teman Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro angkatan 2003, 2004, 2005, dan 2006 yang selalu membantu
dan memberikan dukungan.
vii
10. Mas Setyo, Dadang Budi Setiawan, Hendra Rizki , HarindraWisnu ,
Mahyudin Susanto yang telah bersedia membagikan pengalaman serta
bantuan kepada Penulis.
11. Pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya laporan ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam penyusunan
laporan ini, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
menyempurnakan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
maupun rekan-rekan mahasiswa.
Wassalamualaikum wr wb
Semarang, April 2010
Ajie Prasetyo
L2F 005 506
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH ........................................................... iiii
ABSTRAK ........................................................................................................... iiv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................. 2
1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI ........................................................................................ 4
2.1 Network File dan Resource Sharing Protocols ........................................ 4
2.1.1 Konsep dan Operasi Network File dan Resource Sharing Protocols .. 4
2.2 Network File System (NFS) ...................................................................... 6
2.2.1 Sejarah Network File System (NFS) ..................................................... 6
2.2.2 Arsitektur dan Operasi NFS ............................................................... 10
2.2.3 Standar dan Versi NFS ....................................................................... 11
2.3 Arsitektur dan Komponen NFS .............................................................. 12
2.4 Standar External Data Representation (XDR) ....................................... 14
2.4.1 Menciptakan Metode Universal Data Exchange: XDR .................... 14
2.4.2 Tipe Data XDR................................................................................... 16
2.5 Remote Procedure Call (RPC) ............................................................... 18
2.5.1 Penggunaan Operasi RPC pada Protokol Transport .......................... 20
2.5.2 Fungsi Kerja Klien dan Server NFS ................................................... 20
2.5.3 Klien dan Server Cache...................................................................... 21
2.6 NFS Server Procedures and Operations ............................................... 21
ix
2.6.1 NFS Version 2 and Version 3 Server Procedures..……………..……22
2.6.2 Server NFS Versi 4 Prosedur dan Operasional .................................. 24
2.7 Model NFS File System dan mount Protokol ........................................ 25
2.7.1 NFS File System Model...................................................................... 26
2.7.2 Mount Protokol ................................................................................... 26
2.7.3 Mount Protocol Server Procedures.................................................... 26
BAB III PERANCANGAN SISTEM ................................................................ 28
3.1 Perancangan Sistem Secara Umum ........................................................ 28
3.2 Perancangan Sistem web server.............................................................. 30
3.3 Perancangan FTP server ......................................................................... 32
3.4 Perancangan Sistem NFS ........................................................................ 34
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN .............................................. 36
4.1 Persiapan Sistem Operasi Server ............................................................ 36
4.2 Server LAMP .......................................................................................... 40
4.2.1 Instalasi dan Konfigurasi LAMP........................................................ 40
4.2.2 Pengujian Server MySQL .................................................................. 46
4.2.3 Pengujian Apache .............................................................................. 46
4.2.4 Pengujian Php ..................................................................................... 47
4.3 NFS Server .............................................................................................. 48
4.3.1 Instalasi NFS Server ........................................................................... 48
4.3.1.a Mesin Ubuntu server .......................................................................... 48
4.3.1.b Mesin FreeBsd.................................................................................... 49
4.3.2 Konfigurasi Exports ........................................................................... 49
4.3.3 Pengujian NFS Server ........................................................................ 51
4.3.4 NFS Troubleshooting ......................................................................... 52
4.4 NFS Klien ............................................................................................... 55
4.4.1 Instalasi NFS Klien ............................................................................ 55
4.4.1.a Manual Mount .................................................................................... 56
4.4.1.b Automount .......................................................................................... 56
x
4.4.2 Pengujian NFS Klien .......................................................................... 57
4.5 Implementasi Open source Undip .......................................................... 60
4.5.1 Instalasi Wordpress ............................................................................ 60
4.5.2 Instalasi Vsftpd ................................................................................... 63
4.5.3 Instalasi Aplikasi Pendukung ............................................................. 65
4.5.3.a Instalasi phpsysinfo ............................................................................ 65
4.5.3.b Instalasi MRTG .................................................................................. 67
4.5.3.c Instalasi Sedot sampai tua .................................................................. 70
4.6 Pengujian sistem ..................................................................................... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 78
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 78
5.2 Saran ....................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 80
BIODATA MAHASISWA ................................................................................. 82
LAMPIRAN ......................................................................................................... 83
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Arsitektur dan Komponen NFS ......................................................... 14
Gambar 3.1Perancangan sistem secara umu ......................................................... 29
Gambar 3.2 Flowchart perancangan sistem NFS .................................................. 30
Gambar 3.3 Perancangan web server .................................................................... 31
Gambar 3.4 Skema wordpress pada web server ................................................... 31
Gambar 3.5 Perancangan ftp server ...................................................................... 33
Gambar 3.6 Skema perancangan pada ftp server .................................................. 33
Gambar 3.7 Perancangan sistem NFS ................................................................... 34
Gambar 4.1 Booting instalasi Ubuntu Server ........................................................ 36
Gambar 4.2 Software selection dalam instalasi Ubuntu Server ............................ 37
Gambar 4.3 Layar Login Ubuntu Server ............................................................... 37
Gambar 4.4 Login Ubuntu Server ......................................................................... 38
Gambar 4.5 Pengaturan alamat IP ......................................................................... 39
Gambar 4.6 Konfigurasi berkas /etc/apt/source.list .............................................. 40
Gambar 4.7 Menu Pemilihan Software pada tasksel ............................................. 42
Gambar 4.8 Persiapan penginstalan lamp-server .................................................. 43
Gambar 4.9 Penginstalan package yang akan diinstal lamp-server ...................... 43
Gambar 4.10 Pengisian password mysql root pada instalasi lamp-server ............ 43
Gambar 4.11 Auntentifikasi pengisian password mysql root pada instalasi
lamp-server ................................................................................. 43
Gambar 4.12 Package lamp-server yang telah diinstal pada proses tasksel ......... 44
Gambar 4.13 Pemilihan web server pada instalasi phpmyadmin ......................... 45
Gambar 4.14 Pengaturan konfigurasi database pada instalasi phpmyadmin ....... 45
Gambar 4.15 Pengisian password mysql root pada instalasi phpmyadmin .......... 45
Gambar 4.16 Auntentifikasi pengisian password mysql root pada instalasi
phpmyadmin ................................................................................ 46
Gambar 4.17 Hasil kode PHP pada phpmyadmin oleh Apache ........................... 47
Gambar 4.18 Uji coba php .................................................................................... 47
Gambar 4.19 Konfigurasi /etc/exports .................................................................. 51
Gambar 4.20 Informasi keluaran perintah rpcinfo -p ........................................... 52
xii
Gambar 4.21 Informasi keluaran perintah rpcinfo -p ........................................... 54
Gambar 4.22 Konfigurasi /etc/fstab pada proses mounting .................................. 56
Gambar 4.23 isi direktori pada mesin 192.168.1.45 sebagai klien NFS ............... 59
Gambar 4.24 isi direktori pada mesin 192.168.1.52 sebagai server NFS ............. 59
Gambar 4.25 Skema wordpress pada mesin 192.168.1.45 ................................... 62
Gambar 4.26 Konfigurasi /etc/vsftpd.conf pada proses ftp anonymous ............... 63
Gambar 4.27 Tampilan pada 192.168.1.45/phpsysinfo ........................................ 66
Gambar 4.28 Pilihan permission pada berkas konfigurasi default pada instalasi
MRTG............................................................................................ 67
Gambar 4.29 Tampilan MRTG pada mesin server ............................................... 69
Gambar 4.30 Tampilan aplikasi Sedot sampai tua ................................................ 72
Gambar 4.31 Monitoring klien NFS dengan MRTG ............................................ 73
Gambar 4.32 Monitoring server NFS dengan MRTG .......................................... 73
Gambar 4.33 Informasi kapasitas tempat penyimpanan klien NFS dengan
phpsysinfo....................................................................................... 74
Gambar 4.34 Percobaan layanan sharing sumber daya dengan protokol HTTP .. 75
Gambar 4.35 Percobaan layanan sharing sumber daya dengan protokol FTP ...... 75
Gambar 4.36 Monitoring repository dengan Sedot sampai tua ............................ 76
Gambar 4.32 pengujian repository pada sistem operasi ubuntu karmic server .... 77
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 NFS External Data Representation (XDR) Data Types ...................... 16
Tabel 2.2 NFS Prosedur yang berada pana NFS versi 2 dan versi 3 ................... 22
Tabel 2.3 Prosedur yang berada pada NFS versi 4 .............................................. 25
Tabel 2.4 Prosedur yang berada pada protokol mount ......................................... 27
Tabel 3.1 Sumber daya yang tersedia pada web server ....................................... 32
Tabel 3.2 Sumber daya yang tersedia pada ftp server ......................................... 34
Tabel 3.3 Susunan direktori pada proses NFS pada server dan klien .................. 35
Tabel 4.1 Susunan direktori pada proses NFS pada server dan klien .................. 58
1
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi komputer yang semakin pesat
mengakibatkan badan usaha maupun lembaga akademik
mengiplementasikan teknologi ini untuk banyak keperluan. Sebanding
dengan bertambahnya fungsi teknologi komputer, bertambah pula keperluan
akan luas jaringan komputer dan kebutuhan tempat penyimpanan yang
diperlukan oleh badan tersebut, agar setiap anggota dari badan tersebut
dapat menggunakan layanan-layanan teknologi yang disediakan.
Permasalahan yang muncul adalah ketersediaan suatu perangkat
pendukung seperti tempat penyimpanan data yang menjadi suatu kebutuhan
mutlak pada saat penerapan fungsi teknologi Internet. Aplikasi ataupun
sumber data yang berkembang mendorong suatu lembaga ataupun
perorangan memiliki tempat penyimpanan yang cukup besar hal ini
dikarenakan adanya parameter ataupun penambahan data tiap harinya. Pada
sisi server terdapat masalah penyediaan tempat penyimpanan yang cukup
besar untuk memenuhu permintaan dari layanan yang telah diberikannya.
Pemenuhan kebutuhan tempat penyimpanan ini juga melihat beberapa faktor
seperti tingginya harga, keamanan ataupun letak geografis dari server
tersebut.
Semua Organisasi badan usaha ataupun lembaga akademis seperti
UNDIP juga menghadapi permasalahan yang hampir sama. Masalah
utamanya adalah keterbatasan kapasitas yang diberikan oleh server. Selain
itu mahalnya tempat penyimpanan yang digunakan khusus untuk server juga
menjadi suatu masalah yang cukup besar.
Pemecahan dari permasalahan tersebut maka dibangun sebuah
sistem yang disebut Network File system (NFS) dimana tempat
penyimpanan data pada server tidak hanya berasal dari perangkat lokal
mesin tersebut saja. Sistem NFS bekerja disemua jenis dari sistem operasi.
2
Hal tersebut mengakibatkan perangkat keras tempat penyimpanan yang
digunakan tidak hanya jenis SAS (tempat penyimpanan khusus untuk
server) yang harganya sangat mahal, akan tetapi dapat juga menggunakan
tipe tempat penyimpanan SATA atau ATA yang mempunyai harga yang
lebih murah. Dalam hal kecepatan SAS dan SATA/ATA mempunyai
perbedaan yang cukup jauh, SAS mempunyai kecepatan yang lebih besar
dibandingkan SATA/ATA. Hal ini dapat dipecahkan dengan kinerja sistem
NFS yang menformat semua tempat penyimpanan yang berada didalam
sistem tersebut mempunyai peforma yang sama karena kinerja direktori
yang dipakai akan sama seperti direktori lokal mesin tersebut. Hal ini sangat
menguntungkan untuk penggunanan suatu server database yang
mengiginkan tempat penyimpanan yang besar dan cepat dengan biaya lebih
murah.
1.2 Tujuan
Dalam Tugas Akhir ini penulis memiliki tujuan yang akan dicapai :
a. Merancang dan mengiplementasikan Sistem kerja Network File Sistem
(NFS) pada dua sistem operasi yaitu Linux dan FreeBsd.
b. Membandingkan pengaruh trafik yang diberikan pada Network File
Sistem (NFS) kepada mesin yang telibat didalamnya .
c. Merancang dan mengimplementasikan aplikasi jaringan untuk keperluan
opensource pada UNDIP.
1.3 Pembatasan Masalah
Agar tidak menyimpang dari pokok pembahasan, pada tugas akhir ini
Penulis membuat batasan masalah pada hal-hal sebagai berikut :
a. Menggunakan Linux sebagai sistem operasi.
b. Server NFS yang menggunakan perangkat lunak Open Source nfsd.
c. NFS pada sisi server dan klien.
d. Tidak membahas sisi pemrograman dan konfigurasi pada MRTG, Sedot,
Phpsysinfo.
e. Impementasi untuk web open source di Universitas Diponegoro.
f. Tidak membahas faktor keamanan sistem NFS.
3
1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan Tugas Akhir dengan judul “Network Files System (Studi kasus
Active Repository Opensource Undip)” ini menggunakan sistematika penulisan :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan menerangkan tentang latar belakang, tujuan,
pembatasan masalah, dan sistematika penulisan dari Tugas Akhir
yang akan dibuat.
BAB II DASAR TEORI
Pada bab ini akan menerangkan teori dasar mengenai Network
File System (NFS) pada sisi server dan Klien.
BAB III PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini akan menerangkan tentang perancangan sistem dari
server Network File System (NFS) diimplementasikan dalam
jaringan.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Pada bab ini akan menerangkan bagaimana cara
pengimplementasian sistem Network File System (NFS) yang
menjadi sistem pendukung pada sistem open source Undip agar
dapat digunakan dalam jaringan dengan pengujiannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan menerangkan kesimpulan dari seluruh
penulisan laporan Tugas Akhir.
4
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Network File dan Resource Sharing Protocols
Jaringan komputer dibuat untuk satu tujuan yaitu mengizinkan sesama
pengguna untuk saling bertukar informasi. Kebanyakan informasi yang berada
pada komputer berbentuk berkas yang disimpan disebuah perangkat tempat
penyimpanan yang biasa dikenal hard disks. Dengan demikian satu tujuan
jaringan komputer adalah mengizinkan penggunanya berbagi informasi. File
Transfer dan message transfer protocols telah ada yang mempunyai sistem
dengan mengizinkan pengguna secara manual memindahkan datanya dari suatu
tempat ke tempat lain. Protokol internetworking mendukung kemampuan dalam
pelaksanaan dari network file dan resource sharing protocols.
2.1.1 Konsep dan Operasi Network File dan Resource Sharing Protocols
Alasan utama kenapa jaringan komputer dibuat adalah mengizinkan berkas
ataupun sumber lain saling berbagi antara komputer. Proses protokol TCP/IP
membutuhkan suatu mekanisme yang mengizinkan pengguna dengan mudah
dapat memindahkan berkasnya melalui jaringan komputer dengan cara yang
cukup sederhana. Lapisan Aplikasi seperti File Transfer Protocols (FTP) dan
HTTP telah dibuat untuk tujuan ini yaitu mengizinkan pengguna menggunakan
sumber daya melalui jaringan komputer dengan menyembunyikan informasi
lengkap tentang operasi jaringan yang bekerja pada layer dibawah mereka.[5]
Layanan pemindahan data menggunakan protokol yang
menyembunyikan informasi lengkap mengenai lapisan yang bekerja dibawahnya
maka hal ini disebut manual sharing. Proses sharing membutuhkan pengguna
untuk terlibat pada sistem aplikasi dan menggunakan perintah khusus untuk
menggunakan sumber daya yang disediakan oleh jaringan. Pada kenyataannya
beberapa protokol mempunyai masalah yaitu pada proses file sharing yang tidak
melibatkan proses manual ini, akan tetapi membuat suatu cara yang lebih rumit
misalnya tidak mengijinkan suatu sumber daya yang hanya disediakan untuk
5
pengguna tertentu. File Transfer Protocols (FTP) adalah suatu contoh untuk
melihat permasalahan ini dimana FTP mengijinkan resource sharing antar mesin
secara bebas dengan mode transparan. Permasalahannya pada sistem FTP ini
adalah bila ingin menggunakan sumber daya yang tersedia pada jaringan dimana
sumber daya tersebut merupakan berkas administrator yang tidak mengijinkan
siapapun untuk menggunakannya kecuali pemilik dari berkas tersebut.
Network File System (NFS) tidak membuat suatu perbedaan antara berkas
yang tesimpan secara lokal atau tidak. Hal ini menyebabkan penggunaan berkas
tersebut sama dengan berkas yang berada pada direktori lokal. Ketika suatu sistem
diatur dengan konfigurasi ini pengguna dapat melakukan file sharing antara
pengguna yang menggunakan berkas ini layaknya berkas lokalnya. Penggunaan
sistem seperti ini mengarah ke era client server computing artinya pengguna
bebas menggunakan sumber daya dimana saja dengan waktu yang sama. Sebagai
contoh sebuah perusahaan memiliki tempat penyimpanan yang terpusat jadi
semua karyawanya dapat menggunakan berkas ataupun sumber daya lain yang
terdapat didalamnya secara bersamaan.[5]
Network file dan resource sharing protocol mengijinkan semua pengguna
saling berbagi sumber daya dengan mudahnya, akan tetapi terdapat skema sistem
yang dikerjakan pada proses ini. Pada saat sharing sumber daya, skema tersebut
berkerja satu sama lain untuk menentukan siapa protokol yang menulis dan siapa
administrator yang mengerjakan operasi. Di bawah adalah semua komponen yang
bekerja pada sistem ini :
a. File System Model dan Architecture : suatu mekanisme yang
mendefinisikan sumber daya dan berkas yang akan digunakan secara
bersama-sama dalam jaringan.
b. Resource Acces Method : tahapan-tahapan yang mengambarkan
bagaimana pengguna melampirkan ataupun melepaskan sumber daya
yang berasal dari tempat penyimpanan lokal mereka.
6
c. Operation Set : suatu bagian untuk mengatur operasi apa yang akan
digunakan dan diperlukan pada saat pengguna menggunakan sumber daya
yang digunakan bersama pada tempat penyimpanan lokal pengguna lain.
d. Messaging Protocols : format pesan yang berisi operasi yang akan
digunakan seperti informasi status dan protokol yang digunakan untuk
bertukar pesan ini antar mesin pengguna.
e. Administrative tool : kumpulan fungsi yang dibutuhkan untuk mendukung
operasi protokol dan penggunaan komponen lain yang mendukung.
2.2 Network File System (NFS)
Network File and resource sharing protocols sangat penting karena
mengizinkan penggunanya saling berbagi sumber daya dengan begitu mudahnya.
Kebanyakan sistem operasi yang digunakan oleh pengguna komputer adalah
Microsoft. Jauh sebelum adanya sistem operasi Microsoft sesama pengguna
jaringan komputer dapat saling berbagi sumber daya dengan menggunakan
Network File System (NFS) yang lama telah disediakan oleh sistem operasi UNIX.
2.2.1 Sejarah Network File System (NFS)
Network File System (NFS) adalah sebuah kumpulan protokol yang
digunakan untuk mengakses beberapa sistem berkas melalui jaringan. Spesifikasi
NFS didefinisikan dalam RFC 1094, dan saat ini telah mencapai versi 3 yang
didefinisikan dalam RFC 1813.[6]
Network File System (NFS) merupakan sebuah sistem berkas terdistribusi
yang dikembangkan oleh Sun Microsystems Inc. Pada awal dekade 1980-an yang
menjadi standar de facto dalam urusan sistem berkas terdistribusi. Network File
System (NFS) dirancang sedemikian rupa untuk mengizinkan pengeksporan
sistem berkas terhadap jaringan yang heterogen (yang terdiri dari sistem-sistem
operasi yang berbeda dan platform yang juga berbeda). Teknologi Network File
System (NFS) ini dilisensikan kepada lebih dari 200 vendor komputer dan
jaringan dan telah dibuat implementasinya pada banyak jenis sistem operasi,
7
termasuk di antaranya adalah UNIX, GNU/Linux, Microsoft Windows, dan sistem
operasi server lainnya.[6]
Network File System (NFS) dapat mengizinkan klien-klien untuk
menemukan dan mengakses berkas yang disimpan di dalam server jaringan yang
berbeda tempat. Rancangan awal spesifikasi Network File System (NFS)
dikhususkan untuk penggunaan dalam jaringan lokal (LAN) dan tidak
dioptimalkan untuk penggunaan dalam WAN. Network File System (NFS) versi 3
yang digunakan saat ini dapat digunakan dalam jaringan WAN dengan kinerja
yang sama ketika Network File System (NFS) bekerja di dalam LAN. Fitur-fitur
yang dimiliki oleh NFS versi 3 adalah sebagai berikut:
a. Mendukung ukuran berkas hingga satuan Terabyte, dengan menggunakan
indikator ukuran berkas hingga 64-bit. Pada versi sebelumnya, hanya
mengimplementasikan indikator ukuran berkas hingga 32-bit saja,
sehingga total ukuran berkas maksimum adalah empat gigabyte.
b. Mengirimkan paket dengan Ukuran maksimum paket data yang didukung
adalah 64 kilobyte. Versi sebelumnya hanya mencapai delapan KB untuk
tiap paketnya, sehingga lebih lama dalam melakukan transfer data dari satu
host ke host lainnya yang menjalankan Network File System (NFS).
c. Penggunaan layanan transport dapat memilih menggunakan TCP atau
UDP. Pada versi sebelumnya hanya dapat menggunakan transport dengan
UDP
d. Server dapat melakukan caching terhadap permintaan yang dilakukan oleh
klien.
Network File System (NFS) diimplementasikan sebagai sebuah sistem
klien/server yang menggunakan perangkat lunak server NFS dan klien NFS.
Server NFS akan menggunakan protokol NFS untuk mengekspor berkas yang
dimilikinya kepada klien NFS. Berkas tersebut akan dibaca oleh klien NFS
sebagai berkas lokal klien tersebut .
8
Network File System (NFS) umumnya menggunakan protokol Remote
Procedure Call (RPC) yang berjalan di atas UDP dan membuka port UDP dengan
nomor port 2049 untuk komunikasi antara klien dan server di dalam jaringan.
Klien NFS selanjutnya akan mengimpor berkas dari server NFS, sementara server
NFS mengekspor berkas lokal kepada klien. Mesin-mesin yang menjalankan
perangkat server NFS dapat saling berhubungan dengan perangkat lunak klien
NFS untuk membaca, menulis, memodifikasi, menghapus berkas dan direktori
yang berada di dalam server dengan menggunakan permintaan RPC seperti
halnya READ, WRITE, CREATE, dan MKDIR. Sebelum dapat mengakses berkas
yang berada di dalam server NFS, administrator harus melakukan proses
mounting (proses mengakses berkas atau sumber daya yang telah diijinkan)
terlebih dahulu berkas pada server yang dapat diakses oleh klien dan menetapkan
izin akses terhadap berkas atau direktori tersebut.
Network File System (NFS) umumnya digunakan dalam sistem operasi
UNIX, sementara Windows menggunakan protokol file resource yang disebut
sebagai Server Message Block (SMB), sehingga dua sistem tersebut tidak
kompatibel satu sama lainnya. Kedua sistem dapat saling mendukung apabila
dalam sistem UNIX diinstalasikan klien protokol SMB semacam SAMBA atau
menginstalasikan klien protokol NFS dalam sistem operasi UNIX, yang dapat
diperoleh dari beberapa vendor. Microsoft menyediakan Windows Services for
Unix (SFU) yang dapat digunakan dalam sistem operasi Windows 2000 Server
dan Windows Server 2003 sebagai perangkat lunak klien protokol NFS, sehingga
menjadikan sistem Windows dapat berinteroperasi dengan sistem NFS dalam
sistem operasi UNIX. Selain SFU, beberapa vendor lainnya juga membuat
implementasi NFS pada sistem operasi Windows, seperti halnya NetManage
dengan ChameleonNFS, Hummingbird International dengan NFS Maestro, dan
masih banyak lainnya.[6]
Network File system (NFS) adalah suatu sistem berkas yang menyediakan
akses transparan untuk mengontrol tempat penyimpanan data. Sama seperti
Network Information Service (NIS) memungkinkan mensentralisasi administrasi
9
penguna dan informasi pengguna. Network File System (NFS) memungkinkan
untuk mensentralisasi administrasi dari sebuah tempat penyimpanan. Network File
System (NFS) mengandakan direktori common seperti /usr/local pada seluruh
sistem berkas, NFS menyediakan satu salinan direktori yang dibagikan oleh
semua sistem dalam jaringan. Pengguna tidak perlu melakukan log ke sistem lain
untuk mengakses berkas yang telah diekpor. Setelah NFS dikonfigurasi dengan
benar, seharusnya pengguna dapat mengerjakan pekerjaan pada sistem lokal
mereka sendiri dan mengkontrol berkas tersebut seperti berkas yang berada dalam
sistem penyimpanan data lokal mereka sendiri.
Network File sistem (NFS) dibangun di protokol RPC dan membebankan
hubungan antara klien dan server kepada penggunanya. Sebuah server NFS
adalah sebuah host yang memiliki satu atau atau lebih sistem berkas yang yang
diexpor untuk digunakan oleh klien. Klien NFS menggunakan berkas tersebut
dengan melakukan sebuah proses yang disebut mounting. Sistem berkas yang
melakukan proses mounting dari server NFS mempunyai pemetaan sistem berkas
yang sama dengan sistem berkas pada klien NFS dan data tersebut dapat
digunakan secara bersama-sama dalam jaringan.
Terdapat beberapa tahapan suatu sistem administrasi menggunakan NFS
yaitu memilih penamaan sistem berkas, melakukan proses mounting pada klien,
selanjutnya mengkonfigurasikan server dan klien untuk memakai skema yang
sama. Tujuan dari penamaan skema berguna pada saat pemakaian NFS dengan
fungsi transparan.
Network File sistem (NFS) dikonfigurasi secara benar, ini berarti
penggunaannya bersifat transparan untuk pengguna lain. Sebagai contoh jika
seorang pengguna membangun sebuah aplikasi yang berada pada /usr/local/bin
pada saat NFS diaplikasikan, seharusnya berkas yang berada di server juga
terdapat pada klien tersebut dan dapat melanjutkan membangun aplikasi tersebut.
Sebenarnya sistem berkas /usr/local/bin tersebut ada pada server NFS akan tetapi
10
karena sistem NFS telah dijalankan jadi /usr/local/bin juga terdapat pada klien
NFS tampa harus log ke dalam mesin server NFS.
Jaringan dengan banyak server NFS dan ratusan klien akan meningkatkan
tingkat kerumitan pada saat pengaturan. Fungsi administrasi NFS pada jaringan
yang besar menyebabkan penambahan prosedur yang khusus pada saat
konfigurasi. Kehandalan dan kinerja jaringan yang sangat stabil harus menjadi
bagian yang mutlak untuk pengaplikasian server NFS yang luas. Automounter
adalah salah satu aplikasi yang membantu penggunaan NFS pada jaringan dengan
melakukan proses NFS secara otomatis.
2.2.2 Arsitektur dan Operasi NFS
Kerangka penggunaan sistem NFS mengikuti model operasi TCP/IP pada
klien/server yang telah digunakan waktu lama. Berkas ataupun direktori pada
perangkat tempat penyimpanan komputer sebenarnya dikonfigurasi terlebih
dahulu oleh administrator untuk membagikan sumber daya apa saja yang dapat
digunakan secara bersama-sama. Sumber daya ini dapat digunakan oleh klien,
yang melakukan proses mounting direktori atau berkas yang telah
dididstribusikan oleh administrator sebelumnya. Hal ini menyebabkan berkas atau
direktori yang telah melakukan proses mounting tadi menjadi bagian lokal dari
klien.
Network File sistem (NFS) menggunakan kerangka komponen utama yang
didalamnya menerangkan operasi apa saja yang terjadi didalamnya. Standar
External Data Resprentation (XDR) yang mendefinisikan bagaimana data terlibat
dalam pertukaran antara server dan klien. Protokol Remote Procedure Call (RPC)
adalah suatu mekanisme penggunaan ataupun pemanggilan prosedur yang berada
pada komputer lain dalam jaringan komputer. Terakhir adalah mengatur operasi
dan prosedur NFS yang bekerja menggunakan protokol RPC terhadap setiap
permintaan, dan satu elemen tambahan yaitu protokol mounting yang digunakan
untuk melakukan proses mounting perangkat atau direktori yang telah dijelaskan
diatas.[9]
11
Salah satu bagian penting tujuan dari pembuatan kerangka NFS adalah
kinerja sistem, sebenarnya yang dilakukan adalah mengkofigurasikan sebuah
mesin komputer yang sifatnya bukan komputer lokal menjadi sebuah komputer
yang dapat diakses layaknya seperti komputer lokal. Peranan NFS adalah suatu
sistem yang digunakan untuk hal tersebut akan tetapi protokol digunakan juga
menjadi suatu faktor yang menentukan dalam masalah kecepatan perpidahan data.
Protokol yang digunakan dalam menghantar sistem NFS adalah User Datagram
Protocol (UDP) yang mempunyai sifat conectionless akan tetapi memiliki fitur
kecepatan yang lebih baik dibandingkan protokol hantaran lainnya seperti TCP
yang mempunyai sifat conection oriented. Saat pembuatan jalur antara dua
komputer pengguna TCP harus melakukan suatu perjanjian yang harus dibuat
untuk mengirimkan data. Hal lain yang perlu kita pikirkan adalah bila suatu jalur
pengiriman data putus maka UDP lebih cepat melakukan perbaikan jalur
dibandingkan TCP.
Kata kunci lain pada saat pembuatan kerangka NFS adalah sederhana
(yang berhubungan juga dengan kinerja sistem). Protokol NFS adalah jenis
protokol yang conectionless, ini artinya NFS tidak memerlukan pengelolahan
informasi tentang protokol apa yang bekerja pada server. Klien tetap mengirimkan
semua informasi kebutuhan untuk mengirimkan permintaan kepada server, tapi
server tidak mempunyai informasi tentang permintaan klien NFS sebelumnya
atau sistematika hubungan permintaan NFS satu sama lain. Hal ini yang menyebut
bahwa NFS merupakan sistem yang stateless.
2.2.3 Standar dan Versi NFS
Awalnya Network File System (NFS) dirancang dan dipasarkan oleh Sun,
NFS mulai menjadi standar de facto. NFS versi 2 resmi ditetapkan sebagai standar
TCP / IP dengan RFC 1094, NFS: Network File System Protokol
Specification, yang diterbitkan pada tahun 1989.[6]
12
NFS Versi 3 kemudian dikembangkan, dan dikeluarkan pada tahun 1995
dengan standar RFC 1813, NFS Version 3 Protokol Specification. Hal ini mirip
dengan versi 2, namun terdapat beberapa perubahan dengan menambahkan
beberapa kemampuan baru. NFS versi 3 mendukung perpindahan data yang lebih
besar, dukungan lebih baik untuk menetapkan atribut berkas, dan beberapa akses
berkas baru dan manipulasi prosedur. NFS versi 3 menyediakan perpindahan data
yang lebih besar daripada versi 2 .[6]
NFS Versi 4 dikeluarkan pada tahun 2000 dengan standar RFC 3010, NFS
Protocol version 4. Dimana perubahan pada NFS versi 3 tidak berjauh beda
dengan versi 2. NFS versi 4 mempunyai perbedaan yang besar dengan versi-versi
NFS sebelumnya, hampir semua format dalam NFS versi 4 mengubah sistem
dasar yang mencakup yang diantaranya sebagai berikut:
a. Mencerminkan kebutuhan internetworking modern, NFS versi 4
menempatkan penekanan lebih besar pada keamanan.
b. NFS versi 4 memperkenalkan konsep prosedur Compound, yang
memungkinkan beberapa prosedur sederhana yang akan dikirim dari klien
ke server sebagai sebuah kelompok perintah.
c. NFS versi 4 menambahkan prosedur akses yang dapat dilakukan klien
pada saat mengakses berkas pada server NFS.
d. NFS Versi 4 juga membuat perubahan signifikan dalam pesan, dengan
spesifikasi TCP sebagai protokol transport untuk NFS.
e. NFS versi 4 mengintegrasikan fungsi protokol mounting ke protokol
NFS dasar, yang merupakan protokol terpisah pada NFS versi 2 dan 3.
2.3 Arsitektur dan Komponen NFS
Network File System (NFS) adalah sebuah protokol yang berada pada layer
aplikasi dari model TCP / IP. Sistem NFS bekerja meliputi lapisan sesi, presentasi
dan aplikasi lapisan OSI. Dalam beberapa kasus, lapisan-lapisan ini dapat
membantu dalam memahami arsitektur dari sebuah protokol, dan itu yang terjadi
pada NFS.[6]
13
Arsitektur dan komponen utama pengoperasian NFS didefinisikan dalam
bentuk tiga komponen utama yang dapat dipandang sebagai layanan yang berada
di masing-masing dari tiga lapisan model OSI yang sesuai dengan lapisan aplikasi
TCP / IP (lihat Gambar 2.1). Komponen-komponen ini adalah:
a. Remote Procedure Call (RPC):
RPC adalah lapisan sesi pada lapisan OSI layanan ini umumnya digunakan
untuk mengimplementasikan klien/server fungsi internetworking. RPC
adalah sebuah program memanggil prosedur lokal pada komputer
pengguna tertentu, untuk pemanggilan prosedur pada perangkat remote
melalui jaringan.
b. External Data Representation (XDR):
XDR adalah bahasa deskriptif yang memungkinkan tipe data didefinisikan
secara konsisten. XDR secara konseptual berada pada layer presentasi
memungkinkan representasi data yang akan dipertukarkan menggunakan
sistem NFS antara komputer.
c. Prosedur dan Operasional NFS:
Fungsi sebenarnya dari NFS adalah diimplementasikan dalam bentuk
prosedur dan fungsi operasi yang konseptual pada tujuh lapisan model
OSI. Prosedur ini menentukan tugas-tugas tertentu yang akan dilaksanakan
pada berkas melalui jaringan, menggunakan XDR untuk mewakili data dan
RPC untuk menjalankan perintah di sebuah internetwork.
14
Gambar 2.1 : Arsitektur dan Komponen NFS
2.4 Standar External Data Representation (XDR)
Standar External Data Representation (XDR) adalah untuk
memungkinkan seseorang di satu komputer untuk membaca dari atau menulis ke
berkas pada komputer lain semudah seperti yang mereka lakukan di mesin
lokal. Tentu saja, berkas pada komputer lokal semua disimpan dalam sistem
berkas yang yang sama, menggunakan struktur berkas yang sama dan sarana yang
sama mewakili berbagai jenis data. [7]
2.4.1 Menciptakan Metode External Data Representation (XDR)
Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk merepresentasikan secara
konsistensi untuk membatasi akses pada berkas remote pada komputer yang
menggunakan sistem operasi yang sama. Hal ini akan membuang banyak
efektivitas NFS. Ini juga akan sangat tidak praktis untuk mewajibkan setiap
komputer untuk memahami representasi internal satu sama lain. Metode yang
lebih umum yang diperlukan untuk memungkinkan antar mesin yang berbeda
sistem operasi untuk berbagi data. Untuk tujuan ini, para pencipta NFS
mendefinisikannya sebuah resprentasi sehingga data menggunakan
pendeskripsian data dengan bahasa yang universal. Bahasa ini disebut External
Data Representation (XDR) , dan pada awalnya digambarkan dalam RFC 1014
15
akan tetapi telah diperbaharui dalam RFC 1832, XDR: External Data
Representation, pada tahun 1995. [7]
Ide dibalik XDR sangat sederhana dan dapat dengan mudah dipahami
dalam bentuk suatu analogi. Jika Anda telah delegasi berbicara 50 bahasa yang
berbeda di sebuah konverensi, mereka akan mengalami kesulitan
berkomunikasi. Anda dapat menyewa penerjemah untuk memfasilitasi, tetapi
Anda tidak akan pernah menemukan penerjemah untuk menangani semua
kemungkinan kombinasi yang berbeda bahasa. Sebuah solusi yang lebih praktis
adalah untuk menyatakan satu bahasa contohnya bahasa Inggris, untuk menjadi
bahasa yang umum. Anda kemudian hanya perlu 49 Penerjemah: satu untuk
menerjemahkan dari bahasa Inggris ke masing-masing bahasa non-Inggris dan
kebalikannya. Untuk menerjemahkan dari Swedia ke Bahasa Portugis, Anda
menerjemahkan dari Swedia ke Bahasa Inggris dan kemudian dari bahasa Inggris
ke Bahasa Portugis. Bahasa umum dapat perancis, atau Spanyol, atau sesuatu
yang lain, selama sebagai penerjemah bisa ditemukan dari semua bahasa-bahasa
lain ke bahasa umum.
XDR bekerja dengan cara yang sama. Ketika informasi tentang cara
mengakses sebuah berkas yang akan ditransfer dari perangkat A ke perangkat B,
perangkat mengkonversikannya pertama dari A direpresentasi ke tipe data XDR
tersebut. Informasi yang ditransmisikan melalui jaringan menggunakan enkoding
XDR. Kemudian, perangkat B menerjemahkan dari XDR kembali ke representasi
internal sendiri, sehingga dapat digunakan oleh pengguna seolah-olah pada sistem
berkas lokal. Setiap perangkat hanya perlu tahu bagaimana mengkonversi dari
bahasa mereka sendiri ke XDR dan kebalikannya. Perangkat A tidak perlu tahu
pengkonversian ke bahasa B dan sebaliknya. Terjemahan semacam ini tentu saja
merupakan pekerjaan klasik lapisan presentasi, dimana XDR ini berada. XDR itu
sendiri didasarkan pada sebuah standar ISO yang disebut Abstract Syntax
Notation.
16
Ide yang dijelaskan di sini adalah juga digunakan dalam protokol lain
untuk memungkinkan pertukaran data yang independen. Sebagai contoh sebuah
ide yang mirip yang ada di balik cara informasi manajemen komputer
dipertukarkan menggunakan Simple Network Management Protocol (SNMP). Ide
dasar yang sama mendasari penting Virtual Network Terminal (VNT) suatu
paradigma yang digunakan dalam protokol Telnet.[7]
2.4.2 Tipe Data XDR.
XDR akan menjadi bahasa universal dengan meresprentasikan berbagi tipe
data. Tipe data tersebut harus memungkinkan penjelasan dari semua jenis data
umum yang digunakan dalam komputer. Sebagai contoh, XDR harus membiarkan
bilangan bulat, bilangan floating point, string dan konstruksi data lain untuk
dipertukarkan. Standar XDR yang menggambarkan banyak struktur tipe data
dengan menggunakan notasi agak mirip dengan bahasa "C". Seperti yang
diketahui, ini adalah salah satu bahasa yang paling populer dalam sejarah
komputasi, dan sangat erat terkait dengan UNIX.[7]
Tabel 2.1 menunjukkan tipe data yang didefinisikan oleh XDR. Tipe data
yang dapat digunakan oleh NFS dalam pertukaran data antara klien dan
server. Untuk setiap jenis data telah menyertakan kode tipe data, ukuran dalam
bytes, nama tipe data, dan deskripsi singkat.
Tabel 2.1 : NFS External Data Representation (XDR) Data Types[a]
Tipe Data Size
(bytes) Penjelasan
Int 4 Signed Integer: A 32-bit integer ditandai dalam dua notasi,
mampu memegang nilai dari -2147483648 ke 2147483647.
Unsigned ind 4 Unsigned integer: A 32-bit unsigned integer, dari 0 sampai
4294967295.
Enum
4
Enumerasi: Sebuah cara alternatif untuk mengekspresikan
bilangan bulat yang ditandai di mana beberapa dari nilai-nilai
integer digunakan untuk mewakili nilai-nilai konstan
tertentu.Sebagai contoh, Anda bisa mewakili warna pelangi,
dengan mendefinisikan nilai 1 untuk berdiri untuk "Purple", 2
[a] tabel 182 pada daftar pustaka nomor 1
17
untuk berdiri untuk "BLUE" dan seterusnya.
Bool 4
Boolean: Sebuah representasi logis integer, analog dengan
tingkat dua pencacahan di mana nilai 0 didefinisikan sebagai
"SALAH" dan 1 adalah "TRUE".
Hyper 8 Signed Hyper Integer: sama dengan integer biasa, tapi 8 bytes
lebar untuk memungkinkan nomor jauh lebih besar.
Unsigned hyper 8
Hyper unsigned integer: Sama seperti biasa tapi unsigned
integer 8 byte lebar untuk memungkinkan nomor jauh lebih
besar.
Float 4
Floating-Point Number: A 32-bit floating-point ditandi
nomor. 1 bit memegang tanda (positif atau negatif), 8 bit
eksponen hold (power), dalam basis 2, dan 23 bit terus
mantissa (pecahan bagian dari angka).
Double 8
Double-Precision Floating-Point Number: Sama seperti float
tetapi dengan banyak bit untuk memungkinkan lebih presisi. 1
bit adalah untuk tanda, 11 bit untuk pangkat dan 52 bit untuk
mantissa.
Quardruple 16
Quadruple-Precision Floating-Point Number: sama seperti
float dan double tetapi dengan masih lebih bit untuk
memungkinkan lebih presisi. 1 bit adalah untuk tanda, 15 bit
untuk eksponen dan 112 bit untuk mantissa.
Opaque Variable
Opaque Data: Data yang harus disahkan antar perangkat tanpa
diberi representasi tertentu menggunakan XDR. Istilah buram
berarti bahwa data diperlakukan sebagai suatu "black box"
yang bagian dalam tidak dapat dilihat. Jelas, semua mesin
menggunakan tipe data ini harus sendiri tahu cara
mengolahnya.
String variable String: Variabel string panjang dari karakter ASCII.
(array) Variable
Array: Sekelompok tunggal apapun jenis unsur-unsur di atas,
seperti bilangan bulat, bilangan floating point dan sebagainya,
dapat diperinci dalam array untuk memungkinkan banyak
orang yang direferensikan sebagai satu unit. Mereka tidak
diindikasikan menggunakan kode tipe data terpisah.
Struct Variable
Struktur: Sebuah struktur yang sewenang-wenang yang berisi
elemen data lain dari tabel ini. Hal ini memungkinkan definisi
dari tipe data yang kompleks.
Union variable Tipe data campuran
Void 0 Void: Sebuah "null" tipe data yang tidak berisi apa-apa.
18
const 0 Konstan: tidak menyatakan data, hanya mendefinisikan nilai
konstan yang digunakan dalam representasi lain.
Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.1, XDR menyediakan kemampuan
pedeskripsian data yang cukup besar.
Selain Tabel 2.1 diatas, XDR juga menyediakan sarana untuk
mendefinisikan tipe data baru dan metode untuk menentukan data opsional. Proses
ini menyediakan fleksibilitas yang lebih tinggi melampaui jumlah tipe tertentu
telah secara khusus dijelaskan. Setiap versi NFS memiliki daftar yang sedikit
berbeda pada saat mendukung tipe data.
2.5 Remote Procedure Call (RPC)
Hampir semua aplikasi yang berkaitan dengan berkas dan sumber daya
lain menggunakan operasi RPC. Ketika sebuah program perangkat lunak pada
komputer tertentu yang ingin membaca sebuah berkas, menulis sebuah berkas atau
melakukan tugas-tugas yang terkait, memerlukan penggunaan instruksi perangkat
lunak yang benar untuk tujuan ini. Untuk melakukan tindakan tersebut sebuah
aplikasi melakukan panggilan prosedur tertentu. Prosedur yang menjalankan
pengambil-alihan semantara untuk program utama dan melakukan tugas seperti
membaca atau menulis data. Prosedur ini kemudian kembali mengontrol program
dan kembali ke perangkat lunak yang memanggilnya, dan secara opsional
mengembalikan data dalam keadaan baik.
Konsep utama NFS adalah untuk membuat akses berkas jarak jauh terlihat
seperti akses berkas lokal. Sebuah aplikasi perangkat lunak yang ingin melakukan
sesuatu dengan berkas pada komputer lain akan tapi sebelum mengambil berkas
tersebut terdapat proses yang harus dilakuakn yaitu membuat panggilan
prosedur di komputer yang berbeda bukan lokalnya. Sebuah rutinitas set khusus
digunakan untuk menangani transmisi panggilan di jaringan untuk melakukan
tugas tersebut.
19
Fungsi ini telah dapat dilaksanakan langsung di NFS, tapi Sun membuat
sesi terpisah pada komponen protokol yang disebut Remote Procedure Call
(RPC) . Spesifikasi yang mendefinisikan bagaimana proses ini bekerja. RPC
awalnya diciptakan sebagai subkomponen dari NFS
RPC adalah proses sebenarnya dalam berkomunikasi NFS. NFS
sebenarnya didefinisikan dalam istilah satu set prosedur dan operasi RPC yang
tersedia pada server NFS yang digunakan oleh klien NFS. Prosedur dan operasi
memungkinkan suatu jenis tindakan yang harus diambil pada sebuah berkas,
seperti membaca dari itu, menulis untuk itu atau menghapusnya pada komputer
lain.
RPC adalah layanan (service) yang dikendalikan oleh suatu program yang
disebut portmap. Untuk melakukan proses sharing dan mount pada NFS, terdapat
beberapa layanan yang bekerja secara bersama-sama yaitu :
a. nfs : layanan yang menjalankan proses RPC untuk melayani permintaan
sistem berkas NFS.
b. Nfslock : layanan tambahan yang menjalankan proses RPC untuk
mengijinkan klien NFS untuk mengunci berkas pada server.
c. Portmap : layanan RPC pada Linux yang merespon semua permintaan
layanan RPC dan melakukan koneksi ke layanan RPC yang diminta.[7]
Berikut ini adalah proses-proses RPC yang bekerja bersama-sama di
belakang layar untuk memfasilitasi terjadinya layanan NFS
a. rpc.mountd : proses ini menerima permintaan melakukan proses mounting
(pengaktifan device/direktori) dan melakukan proses verifikasi sistem
berkas yang diekspor. Proses ini dijalankan secara otomatis oleh layanan
NFS dan tidak membutuhkan konfigurasi dari user.
b. rpc.nfsd : ini adalah proses utama server NFS yang bekerja pada kernel
Linux untuk memenuhi kebutuhan klien NFS .
c. rpc.lockd : merupakan proses tambahan yang mengijinkan klien NFS
untuk mengunci berkas pada server.
20
d. rpc.statd : Proses ini menjalankan Network Status Monitor (NSM) yaitu
protokol RPC yang memberikan pesan kepada klien NFS pada saat server
NFS dijalankan ulang (restart). Proses ini dijalankan secara otomatis oleh
layanan NFS dan tidak membutuhkan konfigurasi dari user.
e. rpc.rquotad : Proses ini menyediakan informasi kuota pemakai (user
quota) untuk pengguna jarak jauh. Proses ini dijalankan secara otomatis
oleh layanan NFS dan tidak membutuhkan konfigurasi dari user.
2.5.1 Penggunaan Operasi RPC pada Protokol Transport
Ketika klien ingin melakukan beberapa jenis tindakan pada berkas di
mesin tertentu maka klien menggunakan RPC untuk membuat panggilan ke mesin
server. Server menerima permintaan dan melakukan tindakan yang diperlukan,
kemudian mengembalikan kode hasil dan data ke klien. Kode hasil menunjukkan
permintaan tersebut telah berhasil atau sudah dilakukan. Sebagai contoh, dalam
kasus penulisan data, klien dapat mengasumsikan data telah berhasil ditulis untuk
disimpan dalam waktu jangka panjang.
NFS dapat melakukan mekanisme perrmintaan dari kliennya
menggunakan RPC yang berada di lapisan sesion .TCP / IP memiliki dua
protokol transport yaitu UDP dan TCP. Hal ini menarik untuk melihat bahwa
NFS telah melakukan suatu evolusi dalam menggunakan protokol
transport. Standar yang mengatakan bahwa NFSv2 beroperasi menggunakan
UDP, dan ini masih merupakan cara yang umum dilakukan oleh sistem NFS. NFS
versi 3 mengatakan bahwa baik UDP atau TCP dapat digunakan, akan tetapi pada
NFS versi 4 menentukan penggunaan TCP untuk membawa data. Nomor port
yang digunakan oleh NFS adalah 2049, tetapi kenyataannya nomor port lain
kadang-kadang digunakan untuk NFS, melalui penggunaan RPC "port mapper".[8]
2.5.2 Fungsi Kerja Klien dan Server NFS
Server NFS dirancang untuk menjadi "stateless". Dalam istilah sederhana,
ini berarti bahwa server NFS tidak melacak keadaan klien pada saat menggunakan
suatu permintaan. Setiap permintaan bersifat independen dari permintaan
21
sebelumnya, dan server pada dasarnya tidak menyimpan transaksi apa yang
dilakukan sebelumnya, ketika mendapat perintah baru dari klien. Proses stateless
ini menguntungkan klien apabila server terjadi suatu kerusakan dari operasi NFS
ataupun kerusakan pada hardware. Hal ini meringankan proses yang terjadi pada
klien tampa harus menanggung kerusakan yang terjadi pada server.
2.5.3 Klien dan Server Cache
Baik klien dan server NFS dapat menggunakan caching untuk
memperbaiki kinerja. Server dapat menggunakan cache untuk menyimpan
informasi yang diminta pada saat terjadi permintaan tujuannya agar server
mengetahui jalur yang akan dilaluinya apabila terjadi permintaan yang sama hal
ini disebut prefetching. Klien dan server NFS menggunakan teknik ini untuk
memudahkan beban dari server yang akan melayani permintaan klien pada
permintaan yang sama.[8]
2.6 Prosedur and Operasi pada Server NFS
Pertukaran informasi antara klien dan server NFS dilakukan dibawah
protokol Remote Procedure Call (RPC) . Oleh karena itu, fungsi NFS tidak
dijelaskan dalam operasi protokol tertentu, akan tetapi menjelaskan proses apa
saja yang dilakukan oleh klien ketika mengabil berkas dari server.[8]
Setiap prosedur mewakili tindakan tertentu bahwa klien dapat melakukan
operasi, seperti membaca dari sebuah berkas, menulis ke sebuah berkas, atau
membuat atau menghapus direktori. Operasi yang dilakukan pada berkas harus
menggunakan struktur data yang disebut file handle. Protokol mounting yang
digunakan untuk melakukan proses mounting sistem berkas, digunakan untuk
mengaktifkan penanganan berkas yang akan diakses untuk digunakan oleh
prosedur NFS.
NFS versi 3 menggunakan model dasar yang sama untuk langkah-langkah
yang akan dikerjakan pada server, tetapi membuat perubahan tertentu dibeberapa
bagian. Dua dari prosedur NFSv2 dihilangkan, dan beberapa yang baru
22
ditambahkan untuk mendukung fungsi baru. Identitas yang diberikan untuk
mengidentifikasi setiap prosedur itu juga berubah.
2.6.1 Prosedur server NFS Versi 2 and 3
Tabel 2.2 menunjukkan prosedur server yang didefinisikan dalam versi 2
dan 3 dari NFS.[8]
Tabel 2.2 : Prosedur yang berada pana NFS versi 2 dan versi 3[b]
Prosedur
#(v2)
Prosedur
#(v3)
Nama
prosedur
Ringkasan
Prosedur Penjelasan
0 0 null Tidak melakukan apapun prosedur yang disediakan
untuk tujuan pengujian.
1 1 getattr Menangani berkas atribut
fungsi get
Mengambil atribut dari
sebuah berkas di server
jauh.
2 2 setattr Menangani berkas atribut
fungsi set
Set (perubahan) atribut
dari sebuah berkas di
server jauh.
3 --- root Menangani filesytem root
(lama)
Prosedur ini awalnya
didefinisikan untuk
mengizinkan klien untuk
mencari root sistem berkas
jarak
4 3 lookup Mencari nama berkas
Mengembalikan berkas
berkas handle bagi klien
untuk digunakan.
5 5 readlink Membaca dari link
sombolic
Membaca nama
berkas yang ditentukan
menggunakan symlink.
6 6 read Membaca dari berkas Membaca data dari sebuah
berkas.
7 --- writecache Menulis di cache
pengembangan untuk
penggunaan di masa depan
di versi 2, namun
ditinggalkan dan dihapus
dari versi 3.
8 7 write Menulis berkas Menulis data ke berkas.
[b] tabel 183 pada daftar pustaka nomor 1
23
9 8 create Membuat berkas Membuat sebuah berkas di
server.
10 12 remove Menghapus berkas Menghapus berkas dari
server.
11 14 rename Mengubah nama berkas Merubah nana berkas
12 15 link Membuat link ke berkas
Menciptakan sebuah "hard
'(non-simbolis) link ke
sebuah berkas.
13 10 symlink Membuat link simbolik Menciptakan symlink ke
berkas.
14 9 mkdir Membuat direktori Menciptakan direktori
pada server.
15 13 rmdir Menghapus direktori Menghapus direktori.
16 16 readdir Membaca dari direktori Membaca isi dari direktori.
17 --- statfs Mengambil atribut file
system
Memberikan kepada klien
informasi umum tentang
sistem berkas jarak jauh,
termasuk ukuran dari
sistem berkas dan jumlah
ruang bebas yang tersisa.
--- 4 access Mengawasi akses masuk
(Baru di NFSv3.)
Menentukan hak akses
bahwa seorang pengguna
telah diperbolehkan untuk
menggunakan sistem
berkas tertentu.
--- 11 mknod Membuat perangkat
khusus
(Baru di NFSv3.)
Membuat berkas khusus
seperti pipa atau perangkat
bernama berkas.
--- 17 readdirplus Membaca dari direktori
tingkat lanjut
(Baru di NFSv3.)
Mengambil informasi
tambahan dari sebuah
direktori.
--- 18 fsstat Menngambil informasi
dimamic dari file system
(Baru di NFSv3.)
Pengembalian volatile
(dinamis) sistem berkas
informasi status seperti
24
jumlah data yang free di
server dan slot yang dapat
digunakan.
--- 19 fsinfo Menngambil informasi
static dari file system
(Baru di NFSv3.)
Pengembalian statis
informasi tentang sistem
berkas, seperti data umum
tentang bagaimana sistem
berkas yang digunakan,
dan parameter untuk
bagaimana permintaan ke
server harus terstruktur.
--- 20 pathconf Mendapatkan informasi
POSIX
(Baru di NFSv3.)
Mengambil informasi
tambahan untuk sebuah
berkas atau direktori.
--- 21 commit Cache data pada server
(Baru di NFSv3.) Flushes
setiap data yang
memegang server dalam
menulis cache untuk
penyimpanan. Ini
digunakan untuk
memastikan bahwa data
apapun bahwa klien telah
dikirim ke server, tetapi
server yang telah diadakan
untuk penyimpanan
tertunda menulis
sesungguhnya adalah
tertulis.
2.6.2 Server NFS Versi 4 Prosedur dan Operasional
Pada kenyataannya klien NFS mungkin menggunakan banyak aksi berkas
secara bersamaan, dan melakukanya secara berurutan untuk membaca suatu
sumber daya. Satu masalah prosedur sistem server dalam NFS v2 dan NFS v3
adalah membagi prosedur dalam beberapa prosedur pemanggilan dengan cara ini
25
mengakibatkan suatu yang tidak efesien khususnya pada saat NFS digunakan
melalui jaringan yang mempunyai waktu tundanya tinggi.
Untuk meningkatkan efesiensi prosedur server, NFS versi 4 menggunakan
perubahan yang cukup besar tentang bagaimana prosedur pada server bekerja.
Penambahan tersebut mengakibatkan setiap aksi yang dijalankan pada klien
dijadikan satu prosedur yang disebut compound. Di dalam prosedur compound,
kapasitas operasi yang besar berjalan pada server dienkapsulasi terlebih dahulu
sebelum dikirimkan. Ini artinya semua prosedur dikirimkan satu kesatuan perintah
dan server membacanya sebagai suatu operasi yang dijalankan secara berurutan.
Tabel 2.3 dibawah menjelaskan operasi dan prosedur yang berjalan pada NFS
versi 4 :[1]
Tabel 2.3 : Prosedur yang berada pada NFS versi 4[c]
Procedur Nama
Procedur Ringkasan Prosedur Penjelasan
0 Null Tidak melakukan
apapun
prosedur yang disediakan untuk tujuan
pengujian.
1 Compound Operasi Compound Menggabungkan beberapa operasi pada
NFS menjadi stu permintaan
Semua tindakan klien didefinisikan sebagai operasi dalam prosedur
kompleks, seperti terlihat pada Tabel 2.3. Dari Tabel 2.3 dapat dilihat bahwa
jumlah operasi NFS versi 4 jauh lebih besar daripada jumlah prosedur dalam NFS
versi 2 dan NFS versi 3. Hal ini disebabkan karena fitur yang ditambahkan di
versi 4 dan fakta bahwa menggabungkan prosedur mounting pada prosedur NFS
versi 4.
2.7 Model NFS File System dan mount Protokol
NFS digunakan oleh klien untuk mensimulasikan akses ke direktori berkas
remote seolah-olah berkas lokal, protokol merupakan hal yang harus ada pada saat
menjalankan berkas dari sistem remote untuk pengguna lokal. Sama seperti berkas
pada perangkat penyimpanan lokal disusun menggunakan sistem berkas tertentu,
[c] tabel 184 pada daftar pustaka nomor 1
26
NFS juga menggunakan model sistem berkas untuk mewakili bagaimana berkas
akan ditampilkan ke pengguna.[1]
2.7.1Model sistem berkas NFS
Model sistem berkas yang digunakan oleh NFS adalah salah satu model
sama yang banyak digunakan yaitu susunan hirarki direktori yang berisi berkas
dan subdirektori. Bagian atas hierarki direktori adalah root, yang berisi sejumlah
berkas dan direktori tingkat pertama.
2.7.2 Mount Protokol
NFS Sebelum dapat digunakan klien untuk mengakses berkas di server
pada jaringan komputer, klien harus diberi cara untuk mengakses berkas. Ini
berarti bahwa sebagian dari sistem berkas remote pada server harus tersedia untuk
digunakan klien, dan berkas dibuka untuk diakses. Sebuah keputusan dibuat
khusus ketika NFS diciptakan untuk menempatkan jenis akses berkas, membuka
dan menutup fungsi ke dalam NFS . Protokol mounting digunakan untuk bekerja
sama dengan NFS untuk menyediakan pengambilan suatu berkas yang berada
pada server. [1]
Ketika direvisi untuk NFS versi 3, Protokol mounting ini juga diubah. NFS
versi 3 Protokol mounting didefinisikan dalam lampiran I dari RFC 1813
(NFSv3). Ini berisi beberapa perubahan untuk bagaimana protokol mounting
bekerja, tapi operasi keseluruhan dari dua versi protokol mounting kurang lebih
sama.
Istilah "mounting" sebenarnya adalah istilah analog yang mengacu pada
perangkat keras untuk membuat volume penyimpanan fisik yang tersedia. Dalam
perangkat penyimpanan biasanya removable disk pack.
2.7.3 Mount Protocol Server Procedures
Implementasi aktual dari protokol mounting ini sangat mirip dengan NFS
itu sendiri. Seperti NFS, protokol mounting menggunakan protokol XDR untuk
27
menentukan tipe data yang akan dipertukarkan antara klien, server, dan RPC
untuk menetapkan satu set prosedur yang klien dan server dapat digunakan
untuk melakukan operasi yang berbeda. Perbedaan utama antara protokol
mounting dan NFS adalah bahwa protokol mounting mendefinisikan prosedur-
prosedur yang berkaitan dengan pembukaan dan penutupan sistem berkas dari
operasi akses berkas. Tabel 2.4 menunjukkan prosedur server yang digunakan
dalam protokol mounting.[1]
Tabel 2.4 : Prosedur yang berada pada protokol mount[d]
Prosedur Nama Prosedur Ringkasan Penjelasan
0 Null Tidak melakukan apapun prosedur yang disediakan untuk
tujuan pengujian.
1 Mnt Menambahakan masukan
mounting
Melakukan suatu operasi mounting
oleh pemetaan jalan pada server ke
sebuah berkas untuk menangani
klien untuk digunakan.
2 Dump Mengembalikan masukan
mounting
Pengembalian daftar mounting
sistem remote.
3 Umnt Menghapus masukan
entry
Melakukan suatu "unmounting"
dengan menghapus entri mounting
4 Umntall Menghapus semua
masukan mounting
Menghapus semua entri
mounting, sehingga menghilangkan
semua berkas-mounting sistem antara
server dan client.
5 export Mengembalukan list
expotrt
Pengembalian daftar berkas yang
diekspor sistem dan menunjukkan
klien yang diperbolehkan untuk
melakukan proses mounting nya. Ini
digunakan untuk membiarkan klien
melihat apa yang dilayani sistem
berkas tersedia untuk digunakan.
[d] tabel 186 pada daftar pustaka nomor 1
28
BAB III
PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN ASTERISK SEBAGAI SIP SERVER
3.1 Perancangan Sistem Secara Umum
Perancangan sistem ini menggunakan minimal satu server yang berperan
menjadi NFS server dan penambahan server dapat dilakukan dengan pengaturan
secara khusus dibagian server dan klien. Pada sistem ini klien meminta sumber
daya yang disediakan oleh server. Lokasi server harus berada dalam satu jaringan
komputer yang terhubung satu sama lain, baik secara privat (jaringan yang alamat
IP nya tidak perlu diketahui oleh jaringan internasional) ataupun publik.
Perancangan yang dilakukan terdiri atas satu klien yang meminta sumber
daya dengan dua server NFS. Penggunaan layanan-layanan pendukung dari sistem
ini terdapat beberapa yang diantaranya server NFS, server Web dan server FTP
yang masing-masing server tersebut melayani permintaan klien.
Tahap pertama perancangan adalah pembuatan server NFS yang
menangani permintaan sharing sumber daya kepada klien NFS. Pada tahapan
pembuatan sistem NFS dibagi dua bagian utama yaitu server dan klien. Server
NFS terdiri dua buah mesin dengan server NFS I yang mempunyai alamat IP
192.168.1.52 yang mempunyai sistem operasi Ubuntu server dan server NFS II
yang mempunyai alamat IP 192.168.1.31 yang mempunyai sistem operasi
FreeBSD server. Server Web dan FTP terdapat dalam satu mesin yang juga
merupakan klien NFS yang mempunyai alamat IP 192.168.1.45 yang mempunyai
sistem operasi Ubuntu server.
Klien disini menggunakan sumber daya yang didistribusikan oleh server,
klien pada perancangan sistem ini merupakan sebuah portal opensource yang
digunakan secara aktif yaitu jaran.undip.ac.id yang menggunakan beberapa
server. NFS yang menjadi bagian dari sistem ini, pada portal ini jenis data
dibedakan menjadi beberapa golongan khusus yang telah ditetapkan oleh pembuat
sebelumnya yaitu ISO (image cd), Aplikasi open source, Buku Sekolah Elektronik
29
dan mirror (aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan oleh sistem Operasi open
source dalam hal ini adalah linux dengan distro ubuntu dan debian).
Pengambaran sistem secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah :
Jaringan WAN
(Internet) Jaringan lokal UNDIP
NFS Klien, Web Server, FTP Server dalam 1 mesin
192.168.1.45 / 222.124.207.181
NFS Server I
192.168.1.52NFS Server II
192.168.1.31
Gambar 3.1 Perancangan sistem secara umum
30
Perancangan Server
Web & wordpress
Perancangan
Server FTP
Perancangan
Sistem NFS
Server NFS Klien NFS
Mesin Ubuntu
· Instalasi
· Pengujian NFS
· Konfigurasi Exports
· Restart NFS
· Showmount
Mesin FreeBsd
· Instalasi
· Pengujian NFS
· Konfigurasi Exports
· Restart NFS
· Showmount
· Instalasi
· Mounting
· Pengujian
NFS
Aplikasi Tambahan
· Phpsysinfo
· MRTG
· Sedot sampai tua
Gambar 3.2 Flowchart perancangan sistem NFS
3.2 Perancangan web server
Perancangan pada server web sama secara umum yang dilakukan pada
perancangan sistem NFS dimana server webterdiri server dan klien. Perbedaan
dengan sistem NFS dalam pengerjaan tugas dan jenis permintaan. Server web
bekerja untuk melayani permintaan klien tentang layanan HTTP / ataupun HTTPS
yang biasa disebut layanan web. Server web mempunyai alamat IP 192.168.1.45
yang mempunyai sistem operasi Ubuntu server. Server web ini dapat melayani
permintaan yang sifatnya lokal ataupun tidak lokal (jaringan publik diluar jaringan
lokal UNDIP). Hal ini dapat terjadi dikarenakan pada mesin dengan alamat
192.168.1.45 ini memiliki dua buah interface dan memiliki dua alamat IP yang
berbeda juga. Alamat privat pada eth0 adalah 192.168.1.45 yang digunakan untuk
melayani permintaan yang berasal dari jaringan lokal UNDIP dan Alamat publik
pada eth1 adalah 222.124.207.181 yang digunakan untuk melayani permintaan
yang berasal dari jaringan bukan lokal UNDIP.
31
Jaringan WAN
(Internet) Jaringan lokal UNDIP
Web Server
192.168.1.45 / 222.124.207.181
Gambar 3.3 Perancangan web server
Server web ini melayani permintaan layanan dengan menggunakan web
dinamis wordpress sebagai fungsi tampilan. Perancangan web dinamis ini
mengunakan hierarki yang memetakan setiap sumber daya. Gambar 3.4
Melihatkan hierarki wordpress yang digunanakan pada server web.
192.168.1.45/jaran
192.168.1.45/jaran/lokal
192.168.1.45/jaran/mesin
192.168.1.45/jaran/mirror
192.168.1.45/jaran/mrtg
192.168.1.45/jaran/statistik
192.168.1.45/jaran/public
192.168.1.45/jaran/public/bse192.168.1.45/jaran/public/
opensource192.168.1.45/jaran/public/ISO
Gambar 3.4 Skema wordpress pada web server
32
Penggunaan wordpress yang hirarki dimaksudkan pemetaan sumber daya
pada masa mendatang lebih teratur. Semua sumber daya yang terdapat pada server
web dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini :
Tabel 3.1 Sumber daya yang tersedia pada web server.
Nama Sumber daya Penjelasan Alamat web server
ISO Image cd atau pun dvd sistem Operasi
opensource
http://192.168.1.45/jaran/public/IS
O/
aplikasi-opensource Aplikasi – aplikasi opensource http://192.168.1.45/jaran/public/ope
nsource/
buku-sekolah-
elektronik
Buku Sekolah Elektronik untuk SD,
SMP, SMA dan SMK
http://192.168.1.45/jaran/public/bse
/
debian Repository sistem Operasi Debian http://192.168.1.45/jaran/debian/
ubuntu Repository sistem Operasi Ubuntu http://192.168.1.45/jaran/ubuntu/
3.3 Perancangan FTP server
Perancangan pada FTP mempunyai skema yang sama dengan server web.
Perbedaan hanya terdapat pada pemetaan sumber daya yang diberikan. Hal ini
dikarenakan penggunaan sistem NFS yang tidak memetakan secara langsung ke
server FTP. Pemetaan sumber daya dipetakan pada setiap direktori yang akan
berada pada server NFS yang akan dimasukan kedalam server FTP. Server FTP
yang mempunyai alamat IP 192.168.1.45 yang mempunyai sistem operasi Ubuntu
server. Server FTP dan web mempunyai kinerja yg sama dalam memenuhi
permintaan pemindahan data. Server FTP ini dapat melayani permintaan yang
sifatnya lokal ataupun tidak lokal ( jaringan publik diluar jaringan lokal UNDIP).
Hal ini dapat terjadi dikarenakan pada mesin dengan alamat 192.168.1.45 ini
memiliki dua buah interface dan memiliki dua alamat IP yang berbeda juga.
Alamat privat pada eth0 adalah 192.168.1.45 yang digunakan untuk melayani
permintaan yang berasal dari jaringan lokal UNDIP dan Alamat publik pada eth1
adalah 222.124.207.181 yang digunakan untuk melayani permintaan yang berasal
dari jaringan bukan lokal UNDIP.
33
Jaringan WAN
(Internet) Jaringan lokal UNDIP
FTP Server
192.168.1.45 / 222.124.207.181
Gambar 3.5 Perancangan ftp server.
Perancangan Server FTP yang mengambil sumber daya dari sistem NFS
mempunyai sebuah proses yang harus dilakukan. Direktori berasal dari sistem
NFS tidak dapat langsung dapat dipetakan dalam direktori FTP sedangkan
pengaturan pada server FTP dan proses mounting telah dilakukan. Proses yang
harus dilakukan adalah dengan melakukan sebuah proses yang dinamakan
protokol mounting dengan tipe bind yang memetakan satu – persatu direktori
tersebut. Hal ini menjadi suatu permasalahan apabila sumber daya yang ada
memiliki hierarki yang banyak dan bersifat dinamis. Permasalahan tersebut
mengakibatkan sumber daya repository sistem operasi ubuntu dan debian tidak
dapat dipetakan. Sumber daya yang dibagikan pada server FTP sama dengan
server web kecuali repository sistem operasi ubuntu dan debian.
192.168.1.45
192.168.1.45/aplikasi-opensource
192.168.1.45/buku-sekolah-elektronik
192.168.1.45/ISO
Gambar 3.6 Skema perancangan pada ftp server
34
Sumber daya yang dibagikan pada server FTP dapat dilihat pada Tabel 3.2
dibawah.
Tabel 3.2 Sumber daya yang tersedia pada ftp server
Nama Sumber daya Penjelasan Alamat web server
ISO Image cd atau pun dvd sistem Operasi
open source ftp://192.168.1.45//ISO/
aplikasi-opensource Aplikasi – aplikasi open source ftp://192.168.1.45/opensource/
buku-sekolah-
elektronik
Buku Sekolah Elektronik untuk SD,
SMP, SMA dan SMK ftp://192.168.1.45/bse/
3.4 Perancangan Sistem NFS
Perancangan sistem NFS terdiri dari server dan klien yang menjadi
kesatuan sistem. Server NFS mempunyai tugas sebagai penyedia sumber daya dan
klien yang meminta sumber daya yang telah dibagikan tersebut. Server NFS
terdiri dua buah mesin dengan server NFS I yang mempunyai alamat IP
192.168.1.52 yang mempunyai sistem operasi Ubuntu server dan server NFS I
yang mempunyai alamat IP 192.168.1.31 yang mempunyai sistem operasi
FreeBSD server. Klien NFS mempunyai alamat IP 192.168.1.45 yang mempunyai
sistem operasi Ubuntu server. Klien NFS melakukan protokol mounting untuk
memasukan sumber daya kedalam sistem lokal mereka untuk melihat pemetaan
protokol mounting yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan skema
perancangan sistem NFS dapat dilihat pada Gambar 3.7 dibawah ini.
NFS Klien
192.168.1.45 / 222.124.207.181
NFS Server I
192.168.1.52
NFS Server II
192.168.1.31
Gambar 3.7 Perancangan sistem NFS
35
Tabel 3.3 : Susunan direktori pada proses NFS pada server dan klien
Alamat IP Nama Berkas
Sumber Tujuan
192.168.1.52
/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1
/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2
/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3
192.168.1.31
/home/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs4
/home/data2 /mnt/nfs/jaran/nfs5
/home/data3 /mnt/nfs/jaran/nfs6
Tabel 3.1 melihatkan dikrektori yang berada pada server NFS dan selanjutnya
dilakukan proses mounting yang dilakukan pada klien NFS.
36
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
BAB IV IM
Perancangan sistem NFS, dibutuhkan penanaman beberapa aplikasi pada
server yang berfungsi sebagai pusat dari kegiatan yang diperlukan antara
pengguna dari jaringan publik dan layanan-layanan pada jaringan lokal untuk bisa
saling berhubungan. Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi dari
penanaman sistem NFS serta pengujian sistem dalam lingkup jaringan yang ada.
Server yang memiliki layanan server web dan server ftp yang saling bekerja sama
membentuk active repository opensource UNDIP. Aplikasi tersebut antara lain
Sistem NFS, server web, server FTP dan aplikasi tambahan lainnya.
4.1 Persiapan Sistem Operasi Server
Penanaman sistem ini, mengunakan mesin server IBM series dengan
spesifikasi prossesor Intel(R) Xeon(R) CPU E5405 @ 2.00GHz, memory 1 GB,
dan Hardisk 70 GB tipe SAS. Mesin server menggunakan sistem operasi Linux
dan menggunakan turunan dari Debian, yaitu Ubuntu Server 9.10. Alasan
digunakan turunan dari debian yaitu Ubuntu versi ini adalah karena server
repository untuk server Ubuntu 9.10 mudah dijangkau sehingga diharapkan
memudahkan proses konfigurasi. Sama dengan instalasi kebanyakan sistem
operasi, instalasi Ubuntu menggunakan paket instalasi yang berupa CD. Tampilan
booting awal sebelum memulai instalasi dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Booting instalasi Ubuntu Server.
37
Dipilih menu Install Ubuntu Server untuk menginstalkan sistem operasi ini
pada server. Tahapan berikutnya akan diperlihatkan pilihan language, setelah itu
ada pemilihan di daerah mana pengguna berada (country), pendeteksian dari
layout keyboard, serta configure network. Dalam proses instalasi akan ditawarkan
software selection seperti Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Software selection dalam instalasi Ubuntu Server.
Dalam software selection dipilih OpenSSH Server saja agar server tersebut
dapat dioperasikan dari jarak jauh, hal itu bisa dilakukan setelah server sudah
memiliki alamat IP. Saat proses instalasi selesai, komputer akan melakukan
restart pada tahap ini CD dikeluarkan sehingga komputer akan membaca data dari
harddisk untuk memulai kerjanya. Booting tampilan awal pada server tersebut
setelah proses instalasi selesai seperti diperlihatkan pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Layar Login Ubuntu Server.
38
Proses instalasi server telah selesai dan siap untuk digunakan, kemudian
login dengan user dan password yang telah diisi pada waktu proses instalasi.
Perlu di ingat bahwa untuk melakukan perubahan, penambahan, maupun
pengurangan konfigurasi pada sistem. User yang dipakai harus bisa menjadi super
user agar dapat melakukan kegiatan tersebut. Untuk menjadi super user diketik
perintah sudo –i seperti terlihat pada Gambar 4.4 dan untuk password
merupakan kata sandi dari user yang telah dibuat.
Gambar 4.4 Login Ubuntu Server.
Setelah server berjalan perlu diberikan alamat IP pada server tersebut.
Dengan perintah berikut akan dilakukan pengisian alamat tersebut menjadi
konfigurasi permanen.
#vim /etc/network/interfaces
Perintah vim merupakan perintah untuk menjalankan program vim yang berfungsi
seperti aplikasi Notepad tetapi berjalan pada area terminal. Penambahan alamat
tersebut seperti terlihat pada Gambar 4.5. Cara menulis dalam vim hampir sama
dengan pada aplikasi seperti Notepad yang berbeda hanyalah perintah-perintah
seperti menyimpan, mencari dan semacamnya.
39
Gambar 4.5 Pengaturan alamat IP
Perintah-perintah tersebut sebelumnya harus diketahui dalam
penggunaannya untuk menyimpan hasil konfigurasi menekan :wq dan kalo ingin
keluar cukup menekan :q proses untuk memasukan isi dari berkas terlebih dahulu
menekan insert dan menekan esc untuk mengakhirinya.
Perlu ditambahkan juga Domain Name Sistem (DNS) untuk memetakan
host-host yang ada dalam jaringan Internet. Penambahan DNS tersebut sebagai
berikut.
#vim /etc/resolv.conf
Pada pengaturan ini DNS server diarahkan ke DNS server yang sudah ada,
karena dalam kasus ini digunakan jaringan UNDIP maka DNS yang digunakan
adalah.
nameserver 192.168.1.95
nameserver 192.168.1.47
Perlu disiapkan alamat repository untuk melakukan instalasi agar dapat
menambah pustaka serta komponen tambahan untuk mendukung aplikasi yang
akan ditanamkan di sistem operasi server tersebut.
#vim /etc/apt/sources.list
Di dalam berkas tersebut terdapat alamat-alamat tujuan yang telah ada
sebelumnya. Agar tidak menuju ke alamat yang telah ada, dapat dilakukan dengan
menambahkan “#” diawal alamat-alamat yang telah ada tersebut atau dapat
40
dilakukan dengan cara menghapus isi dari berkas tersebut. Tambahkan dengan
alamat-alamat berikut yang merupakan repository lokal yang berada di jaringan
lokal UNDIP. Daftar tersebut harus dikenalkan ke sistem operasi dengan perintah.
#apt-get update
Perintah tersebut untuk melakukan update dengan server yang telah dituliskan
pada berkas sources.list, Setelah langkah diatas dijalankan, maka sistem operasi
server telah dapat digunakan untuk penanaman sistem NFS. Proses instalasi
paket-paket yang diperlukan untuk membangun sistem NFS dapat dilakukan.
deb http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic main restricted
universe multiverse
deb-src http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic main restricted
universe multiverse
deb http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic-updates main restricted
universe multiverse
deb-src http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic-updates main
restricted universe multiverse
deb http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic-backports main
restricted universe multiverse
deb-src http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic-backports main
restricted universe multiverse
deb http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic-security main
restricted universe multiverse
deb-src http://jaran.undip.ac.id/ubuntu karmic-security main
restricted universe multiverse
Gambar 4.6 Konfigurasi berkas /etc/apt/source.list
4.2 Server LAMP
4.2.1 Instalasi dan Konfigurasi LAMP
LAMP adalah istilah yang merupakan singkatan dari Linux, Apache,
MySQL dan PHP. LAMP merupakan sebuah paket perangkat lunak (software)
bebas yang digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi secara lengkap.
Sebagian besar aplikasi alamat web atau blog di internet menggunakan LAMP.
Komponen-komponen dari LAMP:
41
1. Linux sebagai sistem operasi.
2. Apache HTTP Server sebagai server web.
3. MySQL sebagai sistem basis data (database).
4. PHP sebagai bahasa pemrograman yang dipakai.
Server HTTP Apache atau Server web/www Apache adalah server
web yang dapat dijalankan di banyak sistem operasi (Unix, BSD,Linux, Microsoft
Windows dan Novell Netware serta platform lainnya) yang berguna untuk
melayani dan memfungsikan situs web. Protokol yang digunakan untuk melayani
fasilitas web/www ini menggunakan HTTP. Apache memiliki fitur-fitur canggih
seperti pesan kesalahan yang dapat dikonfigurasi, autentikasi berbasis basis
data dan lain-lain. Apache juga didukung oleh sejumlah antarmuka pengguna
berbasis grafik (GUI) yang memungkinkan penanganan server menjadi mudah.
Apache merupakan perangkat lunak sumber terbuka dikembangkan oleh
komunitas terbuka yang terdiri dari pengembang-pengembang dibawah
naungan Apache Software Foundation.
MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basisdata
relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi
GPL(General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan
MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan
produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan
salah satu konsep utama dalam basis data yang telah ada
sebelumnya; SQL (Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep
pengoperasian basis data, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan
data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara
otomatis.
PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini.
PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis, walaupun tidak
tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain.
42
Semua paket LAMP (Linux Apache Mysql PHP) dapat didownload di
Internet secara gratis (free software), fungsi LAMP disini sebagai multi server
yang menangani Apache, MySql dan Php. Pada saat pengistalan LAMP di sistem
NFS menggunakan suatu metode yang telah ada akan tetapi jarang digunakan
dalam instalasi disistem Linux Ubuntu yaitu tasksel.
Tasksel merupakan metode yang membantu para pengguna sistem operasi
Linux Ubuntu server dalam proses pengisntalan. Bagian akan menggunakan
tasksel dalam mengistall LAMP server.
root@jaran-nfs:~# tasksel
Maka yang muncul adalah layar berbasiskan ncurses, yang menampilkan daftar
“task”. Seperti Gambar 4.7.
Gambar.4.7 Menu Pemilihan Software pada tasksel
Pada tasksel install lamp-server yang maka tasksel akan menyiapkan berkas-
berkas yang akan diinstal.
43
Gambar.4.8 Persiapan penginstalan lamp-server
Setelah itu tasksel mulai menginstall package apa saja yang akan diinstall
Gambar.4.9 Penginstalan package yang akan diinstal lamp-server
Dalam proses instalasi pada lamp-server, mysql merupakan bagian dari lamp-
server pada sistem mysql membutuhkan password dari root yang merupakan
fungsi yang wajib untuk jaminan keamanaan. Pada proses instalasi akan diminta
untuk memasukan password untuk pengguna administrator (root).
Gambar.4.10 Pengisian password mysql root pada instalasi lamp-server
Untuk memastikan bahwa password yang dimasukan sudah benar maka akan
diminta untuk memasukan password untuk administrator tersebut.
Gambar.4.11 Auntentifikasi pengisian password mysql root pada instalasi lamp-server
44
Setelah proses pemasukan password root mysql maka instalasi lamp-
server telah dilakukan Untuk melihat paket apa saja yang diintall ketika
menggunakan tasksel, dalam bagian ini list yang akan dilihat yaitu lamp-server
dengan perintah
root@jaran-nfs:~# tasksel --task-packages lamp-server
maka akan terlihat paket yang akan di install seperti Gambar 4.12
Gambar.4.12 Package lamp-server yang telah diinstal pada proses tasksel
Untuk memudahkan dalam pengaturan lamp-server dalam hal ini akan
digunakan pengaturan lamp-server dalam bentuk GUI (Grafik User Interface)
maka diperlukannya intalasi phpmyadmin seperti proses dibawah
root@jaran-nfs:~# apt-get install phpmyadmin
Proses instalasi akan berjalan dalam instalasi phpmyadmin, dalam instalasi
phpmyadmin maka package akan bertumpuk akan tetapi hal tersebut tidak perlu
ditakutkan package yang ada tidak hilang hanya diperbaharui ini dikarenakan
sourcelist yang kita gunakan sama.
45
Pada saat proses instalasi phpmyadmin akan bertanya server web apa yang
anda pakai, dalam sistem ini memakai server web Apache.
Gambar.4.13 Pemilihan web server pada instalasi phpmyadmin
Setelah memilih server web yang dipakai maka hal yang perlu
diperhatikan adalah basis data phpmyadmin memrlukan adanya basis data
dalam penggunaannya, maka pada instalasi anda ditanya apakah akan
menkonfigurasi basis data anda bila anda instalasi baru maka anda memilih “yes”
bila anda sudah memiliki basis data sebelumnya maka hal ini telah dilakukan
sebelumnya dan anda bisa memilih “no”.
Gambar.4.14 Pengaturan konfigurasi database pada instalasi phpmyadmin
Sama halnya anda menginstal lamp-server maka pada instalasi ini anda
akan disuruh untuk memasukan password root pada basis data anda.
Gambar.4.15 Pengisian password mysql root pada instalasi phpmyadmin
46
Dan anda akan diminta untuk memastikan password yang anda isiskan sudah
sama dan benar.
Gambar.4.16 Auntentifikasi pengisian password mysql root pada instalasi phpmyadmin.
4.2.2 Pengujian Server MySQL
Pemeriksaan apakah server basis data MySQL sudah berjalan yaitu dengan
melihat port 3306 (port standard server MySQL) terbuka atau tidak menggunakan
perintah:
# netstat -tan|grep 3306|grep LISTEN
tcp 0 0 127.0.0.1:3306 0.0.0.0:* LISTEN
Untuk memastikan, kita buka koneksi ke MySQL melalui terminal:
root@jaran-nfs:~# mysql -u root -p
Enter password:
Welcome to the MySQL monitor. Commands end with ; or \g.
Your MySQL connection id is 170
Server version: 5.1.37-1ubuntu5 (Ubuntu)
Type 'help;' or '\h' for help. Type '\c' to clear the
current input statement.
mysql>
4.2.3 Pengujian Apache
Periksa dulu apakah Apache sudah mendengarkan port 80 (permintaan
HTTP) dengan menggunakan perintah:
#nmap -A localhost|grep Apache
80/tcp open http Apache httpd 2.2.12 ((Ubuntu))
Untuk menguji apakah modul PHP sudah berjalan dengan baik, bisa
diperiksanya dengan mengakses http://<alamat-server>/phpmyadmin. Jika PHP
bekerja, akan tampil halaman web seperti pada Gambar 4.17
47
Gambar 4.17 Hasil kode PHP pada phpmyadmin oleh Apache.
4.2.4 Pengujian Php
Kemudian untuk mengecek Php, buatlah berkas semisal berkas coba.php yang
isinya seperti ini:
<?
phpinfo();
?>
Simpan berkas tersebut ke direktori /var/www/ atau ke direktori lain apa bila anda
menggunakan module alias. kemudian ketikan http://192.168.1.45/coba.php pada
address bar di browser anda.
Gambar.4.18 Uji coba php
48
4.3 NFS Server
4.3.1 Instalasi NFS Server
a. Mesin Ubuntu server.
Pada saat merancang sistem distribusi data dengan NFS pengaturan yang
dilkukan pada server adalah suatu kebutuhan utama. NFS server disini berguna
menyediakan data yang akan digunakan oleh klien NFS. Tahap pertama yang
dilakukan adalah dengan mengistal paket-paket dari server NFS dengan perintah
sebagai berikut :[11]
root@jaran:~# apt-get install nfs-kernel-server nfs-common
portmap
Setelah perintah diatas dikerjakan maka server NFS telah terinstal, pada
proses NFS ada beberapa berkas yang harus dikonfigurasi untuk menjalankan
sistem NFS yang diantaranya yaitu :
a. Exports : berkas ini berada pada /etc/exports, berkas ini berguna untuk
memberikan suatu pengaturan kemana berkas akan distribusikan dan
pengaturan apa saja yang diperbolehkan dalam penggunaan sumber daya
tersebut.
b. Hosts.allow : berkas ini berada pada /etc/hosts.allow, konfigurasi berkas
ini tidak dijelaskan dilaporan ini, isi berkas ini berguna untuk menyaring
IP (alamat komputer) mana saja yang diperbolehkan mengakses suatu
sumber daya.
c. Hosts.deny : berkas ini berada pada /etc/hosts.deny, konfiguras berkas ini
tidak dijelaskan dilaporan ini, isi berkas ini berguna untuk menyaring IP
(alamat komputer) mana saja yang tidak diperbolehkan mengakses suatu
sumber daya.
Untuk hosts.allow dan hosts.deny digunakan untuk faktor keamanan, yang
berkerja dengan skema, jika ada suatu alamat IP yang akan mengakses maka
mesin akan melihat ke hosts.allow jika ada maka dibiarkan lewat, jika tidak maka
mesin akan melihat ke hosts.deny bila ada maka tidak dibiarkan lewat tetapi bila
tidak ada maka akan dibiarkan mengakses sumber daya.
49
b. Mesin FreeBsd.
Perancangan sistem NFS pada penelitian ini terdapat dua buah server NFS
yaitu mesin ubuntu (192.168.1.52) dan mesin freebsd (192.168.1.31). Tahapan
instalasi pada freebsd dilakukan dengan pengaturan pada berkas /etc/rc.conf
dengan pengaturan sebagai berikut :
rpcbind_enable="YES"
NFS_server_enable="YES"
mountd_flags="-r"
rpc_lockd_enable="YES"
rpc_statd_enable="YES"
Pengaturan diatas telah dibuat maka diperlukan untuk merestart server
freebsd agar perubahan yang terjadi dapat dijalankan. Indikator pada ubuntu dan
freeBsd adalah sama dengan melihat apakah portmapper, nfs dan mountd telah
berjalan dengan perintah “rpcinfo –p” bila semua telah ada maka sistem NFS telah
berjalan dengan baik.
Tahapan selanjutnya adalah dengan membuat suatu pengaturan berkas apa
saja yang akan diekpor. Berkas ini berada pada /etc/exports dengan format yang
sama dengan ubuntu. Pengaturan mengenai berkas expor akan dibahas pada bab
selanjutnya. Setelah melakukan pengaturan di berkas /etc/export agar perubahan
tersebut teregistrasi pada sistem NFS maka perlu mengetikan perintah “killall -
TERM mountd” dan “killall -hup mountd”, perintah – perintah tersebut berguna
untuk merestart mesin NFS. Tahapan sebelumnya telah mengijinkan berkas untuk
diexpor agar dapat diakses oleh klien maka perlu dilakukan proses restart server
NFS dengan perintah “rpcbind”, “nfsd –u –t –n -4”, dan “mountd –r”. Proses
restart telah berhasil untuk memastikan apakah server NFS sudah berjalan maka
ketikan perintah “rpcinfo –p” dan lihat apakah portmapper, nfs dan mountd telah
terdaftar.
4.3.2 Konfigurasi Exports
Seperti yang telah dijelaskan diatas,berkas exports berisi tentang daftar
sumber daya yang akan dibagikan secara merata dan bagaimana sumber daya
tersebut digunakan. Format konfigurasi yang berada pada /etc/exports biasanya
berbentuk seperti : [11]
50
directory machine1(option11,option12) machine2(option21,option22)
dimana
a. directory
Direktori yang Anda inginkan untuk bagikan secara merata. Mungkin
seluruh volume meskipun tidak perlu. Jika Anda berbagi direktori, maka semua
direktori yang berada dibawah direktori yang diekspor akan dibagi juga.
b. machine1 dan machine2
Mesin klien yang akan memiliki akses ke direktori. Mesin bisa didaftarkan
oleh Alamat DNS atau alamat IP (misalnya, machine.company.com atau
192.168.0.8). Menggunakan alamat IP lebih dapat diandalkan dan lebih aman.
c. optionxx
Daftar pilihan opsi yang diberikan server kepada klien tentang bagaimana
sumber daya tersebut digunakan.Opsi yang diberikan sebenarnya sudah ada dan
dapat digunakan, opsi dibawah merupakan opsi yang biasanya dipakai pada
kebanyakan pengaplikasian:
a. ro : Direktori digunakan bersama-sama bersifat read only, mesin klien
tidak akan bisa menulis untuk sumber daya tersebut.
b. rw : Mesin klien akan memiliki akses membaca dan menulis ke direktori.
c. no_root_squash : merupakan pengaturan default, berkas permintaan apa
saja yang dibuat oleh user root pada mesin klien diperlakukan seolah-olah
merupakan direktori lokal mereka sendiri. Jika no_root_squash dipilih,
maka root di mesin klien akan memiliki tingkat yang sama akses ke berkas
di sistem sebagai root pada server. Ini dapat memiliki implikasi keamanan
serius, meskipun mungkin diperlukan, jika Anda ingin melakukan apapun
pekerjaan administratif pada mesin klien yang melibatkan direktori yang
diekspor. Anda tidak boleh menentukan pilihan ini tanpa alasan yang baik.
d. no_subtree_check : Jika hanya bagian dari volume ekspor, disebut subtree
rutin memeriksa memverifikasi bahwa berkas yang diminta dari klien di
bagian yang sesuai volume. Jika seluruh volume ekspor, nonaktifkan cek
ini akan mempercepat transfer.
51
e. Sync : merupakan pengaturan default, semua tetapi versi terbaru (versi
1.11) dari perintah exportfs akan menggunakan perilaku async,
mengatakan mesin klien yang menulis sebuah berkas selesai yaitu telah
ditulis untuk penyimpanan stabil ketika NFS telah selesai menyerahkan
menulis ke berkas sistem. Perilaku ini dapat menyebabkan data rusak jika
server reboot, dan pilihan sync mencegah hal ini.
Pada implementasi aplikasi pada sistem ini kita menggunakan
sebuah server jaran.undip.ac.id yang akan menjadi klien NFS dan mesin yang
meminta sumber daya adalah mesin dengan IP 192.168.1.45 maka
pengaturannnya seperti :
# exports pada mesin Ubuntu
/home/ftp 192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash)
/var/www/jaran/iso 192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash)
/iso/data1 192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash)
#/etc/exports di freebsd
/home/data1 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45
/home/data2 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45
/home/data3 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45
Gambar.4.19 Konfigurasi /etc/exports
4.3.3 Pengujian NFS Server
Untuk memastikan apakah server NFS telah jalan maka kita mengetikan
perintah:
root@jaran:~# rpcinfo –p
Setelah perintah tersebut diketikan maka akan keluar status dan port yang
digunakan NFS, bila port yang diinginkan tidak ada maka restart server NFS,
hasilnya akan seperti Gambar 4.20 dibawah
.
52
root@jaran:~# rpcinfo –p
program vers proto port
100000 2 tcp 111 portmapper
100000 2 udp 111 portmapper
100024 1 udp 52741 status
100024 1 tcp 50436 status
100021 1 udp 42517 nlockmgr
100021 3 udp 42517 nlockmgr
100021 4 udp 42517 nlockmgr
100021 1 tcp 41774 nlockmgr
100021 3 tcp 41774 nlockmgr
100021 4 tcp 41774 nlockmgr
100003 2 udp 2049 nfs
100003 3 udp 2049 nfs
100003 4 udp 2049 nfs
100003 2 tcp 2049 nfs
100003 3 tcp 2049 nfs
100003 4 tcp 2049 nfs
100005 1 udp 39364 mountd
100005 1 tcp 41610 mountd
100005 2 udp 39364 mountd
100005 2 tcp 41610 mountd
100005 3 udp 39364 mountd
100005 3 tcp 41610 mountd
Gambar 4.20 Informasi keluaran perintah rpcinfo -p
Seperti yang kita lihat NFS telah berjalan, setelah itu kita memeriksa
direktori apa saja yang yang dibagikan merata pada proses NFS maka kita
mengetikan :
root@jaran:~# showmount -a
All mount points on jaran:
192.168.1.45:/home/ftp
192.168.1.45:/iso/data1
192.168.1.45:/var/www/jaran/iso
Dari hasil yang keluar kita dapat lihat direktori /home/ftp, /iso/data1,
/var/www/jaran/iso dibagikan secara merata dari server jaran ke server
192.168.1.45.
4.3.4 NFS Troubleshooting
Penggunaan sistem NFS mungkin terdapat kesalahan pada sistem yang
telah dikonfigurasi. Faktor yang menyebabkan hal tersebut terdapat dua
kemungkinan yaitu berasal dari pengaturan admin ataupun sistem mesin yang
belum mengeksekusi secara baik atau penuh konfigurasi yang telah dilakukan
oleh admin. Beberapa kemungkinan yang menyebabkan sistem NFS tidak berjalan
53
yang dapat kita lihat pesan-pesan kesalahan yang ada. Kemungkinan tesebut
diantaranya :
1. Kesalahan tidak bisa melihat sumber daya yang telah melakukan proses
mounting. Semua sumber daya yang telah melakukan proses mounting
dapat kita lihat dengan perintah “df –h” atau “mount –f” . Perintah untuk
melihat format lengkap mengenai opsi apa saja yang dipakai pada saat
proses mounting dapat dilihat dalam berkas /proc/mounts. Jika pada saat
melakukan pemeriksaan diatas berkas yang diiginkan tidak ada, ini berarti
berkas tersebut belum melakukan proses mounting.
2. Permasalahan tidak bisa untuk melakukan proses mounting sumber daya.
Untuk permasalahan ini pesan kesalahan yang akan ada yaitu :
a. Tidak bisa dengan pesan kesalahan “Permission denied”
Ini artinya server tidak dapat mengenal permintaan akses untuk sumber
daya. Beberapa tahapan dalam pemeriksaaan yang diantaranya :
1. Melihat pengaturan pada /etc/exports dan pastikan sumber
daya telah diekspor apakah klien telah diberi ijin untuk
mengakses. Sebagai contoh jika hak klien hanya untuk
membaca dengan opsi melakukan proses mounting ro maka
ubah menjadi rw.
2. Pastikan berkas /etc/exports telah diregistrasi dengan
mengetikan perintah “exportfs –ra”.
3. Melihat berkas /proc/fs/nfs/exports dan pastikan bahwa
klien sudah terdaftar secara benar. Jika tidak maka lakukan
pengekporan ulang.
4. Pastikan proses mounting tidak menyalahi 4 aturan
mounting yang berisi sebagai berikut :
a. filesystem dapat diexpor dari server.
b. direktori induk tidak dapat melakukan proses
mounting apabila direktori bawah induk telah
melakukan proses mounting.
54
c. direktori bawah induk tidak dapat melakukan proses
mounting apabila direktori induk telah melakukan
proses mounting.
d. hanya dapat mengekpor berkas lokal saja.
b. Tidak bisa dengan pesan kesalahan ” RPC: Program Not
Registered:” ini artinya klien mengetahui bahwa server NFS tidak
berjalan. Hal ini terdapat beberapa kemungkinan yang diantaranya :
1. Hal pertama yang dilakukan adalah memeriksa apakah
server NFS telah berjalan di server dengan perintah
“rpcinfo –p”. maka akan menghasilkan informasi seperti :
root@jaran:~# rpcinfo –p
program vers proto port
100000 2 tcp 111 portmapper
100000 2 udp 111 portmapper
100024 1 udp 52741 status
100024 1 tcp 50436 status
100003 2 udp 2049 nfs
100003 3 udp 2049 nfs
100003 4 udp 2049 nfs
100003 2 tcp 2049 nfs
100003 3 tcp 2049 nfs
100003 4 tcp 2049 nfs
100005 1 udp 39364 mountd
100005 1 tcp 41610 mountd
100005 2 udp 39364 mountd
100005 2 tcp 41610 mountd
100005 3 udp 39364 mountd
100005 3 tcp 41610 mountd
Gambar 4.21 Informasi keluaran perintah rpcinfo -p
Informasi yang membangun sistem NFS adalah portmapper,
nfs dan mountd apabila ketiga elemen tersebut tidak ada pada
saat melihat informasi rpcinfo –p maka restart server NFS.
2. Tahap pertama memeriksa apakah server NFS telah berjalan
pada mesin server. Tahap selanjutnya memeriksa apakah
server NFS telah berjalan yang dilakukan pada mesin klien
dengan perintah “rpcinfo –p [alamat server]”. Hal yang
harus diperiksa sama dengan tahap 1.
55
3. Jika mendapatkan pesan kesalahan “No Remote Programs
Registered” maka ini berarti bahwa klien tidak
diperbolehkan untuk mengakses server. Hal ini dapat
diperbaiki dengan melihat apakah klien sudah diijinkan
untuk mengakses server pada berkas /etc/hosts.allow dan
/etc/hosts.deny.
4. Jika mendapatkan pesan kesalahan “Remote system error
- No route to host” maka ini berarti bahwa server dan
klien tidak berada dalam satu jaringan dan tidak adanya
routing yang berjalan diantara mereka.
4.4 NFS Klien
4.4.1 Instalasi NFS Klien
Setelah membuat NFS server maka tahap selanjutnya adalah melakukan
proses instalasi NFS klien dengan perintah seperti :
root@jaran:~# apt-get install nfs-common portmap
Setelah proses instalasi sudah terpenuhi maka kita siap untuk melakukan
proses NFS seperti yang telah dijelaskan pada server NFS akses hanya diberikan
pada mesin yang mempunyai alamat IP 192.168.1.45 maka bila pengaturan telah
benar maka proses selanjutnya yang akan dilakukan adalah melakukan proses
mounting berkas yang telah disediakan oleh server. Mounting adalah proses untuk
menambahkan atau memanggil direktori kedalam direktori lokal. Terdapat 2 jenis
mounting yaitu:
a. Automount : proses mounting dimana perintah mounting akan terus-
menerus ada walaupun mesin dimatikan contoh perintahnya ada pada fstab
dan autofs.
b. Manual mount : proses mounting dimana perintah mounting akan hilang
jika mesin dimatikan.
56
a. Manual Mount
Dalam manual mounting konfigurasi akan dilakukan berulang-ulang
apabila server atau pun klien NFS mati, contoh konfigurasi pada aplikasi ini
adalah
root@jaran-nfs:~# mount 192.168.1.52:/home/ftp
/mnt/nfs/jaran/nfs1
root@jaran-nfs:~# mount192.168.1.52:/var/www/jaran/iso
/mnt/nfs/jaran/nfs2
root@jaran-nfs:~# mount 192.168.1.52:/iso/data1
/mnt/nfs/jaran/nfs3
Pada konfigurasi di atas mempunyai arti bahwa direktori /home/ftp yang
berasal dari 192.168.1.52 dijadikan direktori lokal /mnt/nfs/jaran/nfs1 pada mesin
192.168.1.45.
b. Automount
Pada proses mounting menggunakan automount pengaturan untuk proses
ini dilakukan hanya sekali saja, mesin akan menjalan konfigurasi ini secara
otomatis pada proses booting pertamanya, pegaturan tentang hal ini tersimpan di
/etc/fstab pegaturan yang ada di linux untuk konfigurasinya seperti Gambar 4.22.
#NFS dari jaran.undip.ac.id --> lihat rc.local
192.168.1.52:/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1 nfs rw,sync,hard,intr 0 0
192.168.1.52:/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2 nfs rw,sync,hard,intr 0 0
192.168.1.52:/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3 nfs rw,sync,hard,intr 0 0
192.168.1.31:/home/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs4 nfs rw,sync,hard,intr 0 0
192.168.1.31:/home/data2 /mnt/nfs/jaran/nfs5 nfs rw,sync,hard,intr 0 0
192.168.1.31:/home/data3 /mnt/nfs/jaran/nfs6 nfs rw,sync,hard,intr 0 0
Gambar.4.22 Konfigurasi /etc/fstab pada proses mounting
Opsi pada pengaturan berkas fstab sama halnya yang dilakukan pada saat
melakukan proses mounting manual /var/www/jaran/iso yang berada pada
192.168.1.52 yang akan dijadikan direktori lokal /mnt/nfs/jaran/nfs2 pada
192.168.1.45, sedikit mengulas tentang opsi yang diberikan.
a. hard : proses mounting kan bersifat hard mounting yang akan mengikatnya
tidak secara simbolik.
57
b. intr : suatu tahap interupsi, opsi ini sangat diperlukan pada saat terjadi
kerusakan pada server atupun klien.
c. rsize : besaran sumber daya yang diberikan yang berati besar maksimum
suatu mesin dalam mounting pada proses membaca.
d. wsize : besaran sumber daya yang diberikan yang berati besar maksimum
suatu mesin dalam mounting pada proses menulis.
Pada saat pengaturan secara otomatis akan berjalan bila server atupun
klien telah direstart. Masalah akan ada pada saat berkas fstab tidak berjalan
dengan baik yang akan berakibat gagalnya proses mounting dari server ke klien.
Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan manual mounting akan tetapi tidak
terpengaruh masalah mengenai mesin yang direstart, pemecahan masalah tersebut
dengan mengetikan perintah mount manual pada berkas /etc/rc.local yang akan
menjalankan perintah didalamnya secara rutin bila mesin direstart. Konfigurasi
dari berkas /etc/rc.local sebagai berikut.
mount 192.168.1.52:/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1
mount 192.168.1.52:/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2
mount 192.168.1.52:/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3
mount 192.168.1.31:/home/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs4
mount 192.168.1.31:/home/data2 /mnt/nfs/jaran/nfs5
mount 192.168.1.31:/home/data3 /mnt/nfs/jaran/nfs6
Perintah diatas akan mengakibatkan perintah manual mounting akan
dieksekusi pada saat mesin baru memulai proses dari keadaan mati.
4.4.2 Pengujian NFS Klien
Sama hal nya yang dilakukan pada server maka pengujian juga dilakukan
pada sisi klien untuk memastikan apakah sistem telah berjalan dengan baik, untuk
memeriksanya kita dapat melakuknya beberapa cara diantaranya :
Mengetikan perintah :
root@jaran-nfs:~# df –h
58
maka akan terlihat hasil sebagai berikut : Berkassystem Size Used Avail Use% Mounted on
/dev/sda2 67G 1.7G 62G 3% /
udev 501M 196K 501M 1% /dev
none 501M 0 501M 0% /dev/shm
none 501M 80K 501M 1% /var/run
none 501M 0 501M 0% /var/lock
none 501M 0 501M 0% /lib/init/rw
192.168.1.52:/home/ftp
932G 932G 6.8M 100% /mnt/nfs/jaran/nfs1
192.168.1.52:/var/www/jaran/iso
77G 67G 9.7G 88% /mnt/nfs/jaran/nfs2
192.168.1.52:/iso/data1
296G 296G 0 100% /mnt/nfs/jaran/nfs3
Dari hasil perintah tersebut maka dapat dilihat sistem NFS telah berjalan
dengan baik dapat dilihat dengan memeriksa berkas /etc/exports yang berada pada
server dan perintah mounting yang telah diketikan, untuk melihat hasilnya dapat
dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini :
Tabel 4.1 : Susunan direktori pada proses NFS pada server dan klien
Alamat IP Nama Berkas
Sumber Tujuan
192.168.1.52
/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1
/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2
/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3
192.168.1.31
/home/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs4
/home/data2 /mnt/nfs/jaran/nfs5
/home/data3 /mnt/nfs/jaran/nfs6
Untuk memastikan bahwa berkas yang melakukan proses mounting sama
dengan server maka akan membandingkan isi direktori dua mesin server yang
menjadi sumber daya dan mesin klien yang meminta sumber daya tersebut, bila
NFS telah berjalan maka isi kedua direktori tersebut akan sama.
59
Gambar.4.23 isi direktori pada mesin 192.168.1.45 sebagai klien NFS
Gambar.4.24 isi direktori pada mesin 192.168.1.52 sebagai server NFS
Pada hasil pengamatan isi direktori dari dua mesin sama, maka NFS
berjalan dengan baik. Proses NFS juga mengekpor direktori anak dari direktori
yang diekspor. Direktori anak juga terdapat pada klien NFS.
60
4.5 Implementasi Active Repository Opensource Undip
Pembuatan repository opensource Undip sebenarnya aplikasi ini telah
berjalan akan tetapi belum menerapkan fungsi NFS dengan banyak sumber pada
kesempatan kali ini sistem NFS akan digunakan pada saat penggunaannya pada
aplikasi repository tersebut. terdapat beberapa tahap pengimplementasian pada
saat menerapkan sistem NFS ini yang akan terbagi beberapa bagian.
Active Repository opensource undip merupakan suatu portal yang telah
ada dan menjadi suatu bagian penyedia layanan open source yang berada di
Indonesia. Alamat portal tersebut adalah jaran.undip.ac.id, kata jaran digunakan
sebagai simbol sebuah open source yang digunakan secara bebas pada Universitas
Diponegoro Semarang, seperti yang telah diketahui banyak repository yang
berada di Indonesia menggunakan nama hewan untuk alamat repository nya
sebagai contoh Universitas Indonesia dengan kambing.ui.ac.id, Intitut Teknologi
Surabaya dengan kebo.vlsm.org.
Kata Jaran digunakan mengandung arti agar Active Repository Opensource
UNDIP tetap kokoh memperjuangkan open source yang berada di Indonesia
seperti kuda yang digunakan oleh pangeran Dipenegoro yang menemani beliau
dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kuda tersebut menjadi
kesatuan dengan sosok Pengeran Diponegoro yang juga merupakan lambang dari
Universitas Diponegoro Semarang. Kuda dalam bahasa jawa merupakan jaran,
kata jaran yang diambil mempunyai tujuan untuk menekankan kita juga tidak
boleh lupa mengenai kecintaan terhadap daerah asal dari Active Repository Open
source UNDIP yaitu kota Semarang Jawa Tengah.
4.5.1 Instalasi Wordpress
Fungsi wordpress disini merupakan suatu aplikasi pembantu yang
digunakan pada saat perancangan repository undip.untuk langkah –langkah
pengistalan seperti berikut
a. Unduh dan unzip (ekstrak) paket WordPress di direktori web (/var/www),
jika Anda belum melakukannya.
61
b. Ciptakan basis data untuk WordPress di server web Anda berikut
pengguna MySQL yang memiliki hak mengakses dan melakukan
perubahan ke basis data tersebut.
c. Ubah nama berkas wp-config-sample.php menjadi wp-config.php. terdapat
beberapa pengaturan dalam berkas ini akan tetapi sebagian besar yang
peting adalah mengisi 4 elemen penting dibawah ini :
// ** MySQL settings - You can get this info from your
web host ** //
/** The name of the database for WordPress */
define('DB_NAME', 'jaran'); nama database anda
/** MySQL database username */
define('DB_USER', 'ajie'); user root database anda
/** MySQL database password */
define('DB_PASSWORD', 'rahasiadong'); password database
anda
/** MySQL hostname */
define('DB_HOST', 'localhost');
d. Buka wp-config.php menggunakan penyunting teks kesukaan Anda dan isi
rincian basis data Anda.
e. Letakkan berkas WordPress dalam lokasi yang diinginkan di server web
Anda:
· Jika Anda ingin mengintegrasikan WordPress ke dalam akar ranah
(domain) Anda (contoh: http://example.com/), pindahkan atau
unggahlah seluruh konten direktori WordPress (tidak termasuk
direktori itu sendiri) ke dalam direktori server web Anda.
· Jika Anda ingin memiliki instalasi WordPress dalam subdirektori
dalam situs web Anda (contoh: http://example.com/blog/), ubah
nama direktori wordpress menjadi nama yang ingin Anda berikan
ke subdirektori tersebut dan pindahkan atau unggah ke server web
62
Anda. Sebagai contoh, jika Anda ingin instalasi WordPress di
dalam subdirektori bernama “blog”, Anda harus menamai direktori
bernama “wordpress” menjadi “blog” dan mengunggahnya ke
direktori akar server web Anda.
f. Jalankan skrip instalasi dengan mengakses wp-admin/install.php
menggunakan perambah kesukaan Anda.
· Jika Anda menginstal WordPress di direktori akar, Anda harus
mengunjungi: http://example.com/wp-admin/install.php
· Jika Anda menginstal WordPress di dalam subdirektori bernama
blog misalnya, Anda harus mengunjungi:
http://example.com/blog/wp-admin/install.php
Pada pangaplikasian ini penginstalan dilakukan pada 192.168.1.45/jaran,
penggunaan wordpress pada implementasi ini dilakukan secara sistematis karena
banyaknya link yang digunakan pada penggunaan ini untuk hierarki wordpress
yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.25
192.168.1.45/jaran
192.168.1.45/jaran/lokal
192.168.1.45/jaran/mesin
192.168.1.45/jaran/mirror
192.168.1.45/jaran/mrtg
192.168.1.45/jaran/statistik
192.168.1.45/jaran/public
192.168.1.45/jaran/public/bse192.168.1.45/jaran/public/
opensource192.168.1.45/jaran/public/ISO
Gambar 4.25 Skema wordpress pada mesin 192.168.1.45
63
4.5.2 Instalasi Vsftpd
Pemakaian Vsftpd disini digunakan untuk pemakaian ataupun
pengambilan repository Undip selain dapat diakses menggunakan http yang telah
diwakili penggunaan wordpress akan tetapi juga penggunaan ftp suatu protokol
yang digunakan untuk pemindahan data dengan proses instalasi sebagai berikut :
root@jaran-nfs:~# apt-get install vsftpd
Proses instalasi telah dilakukan maka pengaturan tentang vsftpd terdapat di
/etc/vsftpd.conf, dalam pengaturan ini akan dibuat server ftp yang bersifat
anonymous yang dapat digunakan bebas oleh siapa pun tampa menggunakan
password dan mempunyai direktori sumber pada /var/www/jaran/pub dengan
pengaturan sebagai berikut :
# Run standalone? vsftpd can run either from an inetd or as a
standalone
# daemon started from an initscript.
listen=YES
# mengaktifkan FTP dengan mode anonymous.
anonymous_enable=YES
# mengijinkan pengguna lokal untuk menggunakan FTP.
local_enable=YES
# membolehkan untuk menulis.
write_enable=YES
local_umask=022
dirmessage_enable=YES
# mengaktifkan logging untuk uploaad dan download.
xferlog_enable=YES
# pastikan bahwa port 20 telah dibuka.
connect_from_port_20=YES
#direktori FTP
anon_root=/var/www/jaran/pub
Gambar 4.26 Konfigurasi /etc/vsftpd.conf pada proses ftp anonymous
64
Sedikit menjelaskan tentang konfigurasi tersebut :
a. Anonymous_enable=YES yang mempunyai arti bahwa pengguna
anonymous dapat menggunakan ftp tersebut
b. Local_enable-YES yang artinya pengguna lokal mesin ersebut
dapat pula menggunakan ftp
c. Write_enable=YES yang artinya dapat menambahkan berkas pada
ftp server
d. Anon_root=/var/www/jaran/pub menjadikan /var/www/jaran/pub
menjadi direktori sumber dari ftp
Terdapat sedikit peringatan pada saat menggunakan server ftp anonymous
pada ubuntu yang dikonfigurasi untuk faktor keamanan. Ubuntu tidak
mengijinkan membagikan sumber dayanya secara bebas tampa ada skema
pengamanan. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka direktori yang akan
digunakan untuk sumber ftp anonymous harus mempunyai format 755 yang
artinya hanya readonly kecuali administrator yang dapat mengubahnya.
Perancangan server FTP menggunakan sumber daya yang berasal dari
sistem NFS terdapat permasalahan pada saat pemetaan direktori. Direktori yang
telah melakukan proses mounting ke klien tidak bisa secara langsung berada pada
server FTP. Hal yang harus dilakukan adalah dengan membuat direktori pada
mesin server FTP untuk memetakan setiap direktori sumber daya NFS. Tahapan
selanjutnya melakukan proses mounting dengan tipe bind untuk setiap direktori
yang ingin melakukan proses mounting dari sumber daya NFS kedalam server
FTP.
Perintah mounting tipe bind sama halnya dengan perintah mounting pada
umumnya. Bind pada opsi mounting ini berguna sebagai pengikat bahwa sumber
daya yang digunakan adalah kepemilikan dari mesin server FTP tersebut. Sistem
NFS memang menganggap bahwa sumber daya yang diberikan dilihat selayaknya
sumber daya lokal mesin tersebut akan tetapi kepemilikan dari sumber daya
tersebut tetap milik mesin server NFS. Skema yang dipakai dengan melakukan
proses mounting sumber daya NFS tersebut seolah-olah merupakan milik mesin
server FTP.
65
4.5.3 Instalasi Aplikasi pendukung
Proses instalasi layanan Utama active repository opensource UNDIP telah
selesai dilakukan. Tahap selanjutnya adalah melakukan instalasi pada aplikasi
pendukung yang berguna untuk memberikan informasi yang terkait mengenai
kegiatan yang berjalan pada active repository opensource UNDIP. Aplikasi
tambahan yang diinstal pada sistem ada tiga yaitu phpsysinfo, MRTG, dan Sedot
sampai tua. Phpsysinfo adalah suatu aplikasi yang memberikan tampilan
informasi yang berasal mesin sumber, informasi yang termasuk didalamnya yaitu
spesifikasi perangkat mesin sumber, sistem berkas, trafik jaringan. MRTG adalah
aplikasi tambahan yang memberikan informasi trafik jaringan yang berjalan pada
mesin sumber.MRTG memberikan informasi data berupa grafik yang diberikan
secara periode, informasi yang didapatkan oleh MRTG berasal dari informasi
yang diberikan oleh SNMP. Sedot sampai tua adalah aplikasi yang membantu
dalam pembuatan suatu aplikasi repository yang bersifat aktif. Hal ini dikarenakan
pada aplikasi Sedot sampai tua terdapat skema konfigurasi yang dijalankan secara
otomatis memperbaharui data yang berada didalamnya pada periode yang telah
ditentukan.Aplikasi-aplikasi tambahan ini sangat berguna pada saat pengujian
sistem active repository yang menggunakan sistem NFS.
a. Instalasi phpsysinfo
Phpsysinfo adalah sebuah aplikasi php yang digunakan untuk memonitor
status server. Di dalamnya terdapat informasi mengenai status pemakaian
memory, quota hardisk dan fisik yang terdapat pada server atau komputer
tersebut. untuk memlakukan instalasi phpsysinfo syaratnya cukup mudah yaitu
sudah adanya web server pada server kita untuk proses instalasi seperti berikut :
Pertama proses instalasi
root@jaran-nfs:~# apt-get install phpsysinfo
Setelah melakukan instalasi maka proses selanjutnya adalah merestart
server web.
root@jaran-nfs:~# /etc/init.d/apache2 restart
66
Proses tersebut maka akan meletakan direktori phpsysinfo pada direktori
default server web yang digunakan pada mesin server , setelah itu untuk
memastikan apakah phpsysinfo maka kita melakukan pengujian dengan
mengetikan http://IP-domain/phpsysinfo dalam implementasi
http://192.168.1.45/phpsysinfo maka tampilannya akan seperti Gambar 4.27.
Gambar 4.27 Tampilan pada 192.168.1.45/phpsysinfo
Untuk mengambungkan fungsi ini maka fungsi server web maka
memasukan fungsi phpsysinfo kedalam layanan web dengan alamat
192.168.1.45/jaran/mesin yang akan menjadikan phpsysinfo menjadi salah satu
layanan yang berada pada server web.
67
b. Instalasi MRTG
MRTG (Multi Router Traffic Grapher) merupakan sebuah perangkat untuk
memonitor trafik yang terjadi di dalam sebuah jaringan. Walaupun saat ini sudah
banyak perangkat monitoring yang baru seperti cacti, nagios, ntop, dan
sebagainya, MRTG masih tetap menjadi pilihan seorang administrator jaringan
untuk melihat aktivitas yang bedara pada jaringannya. MRTG yang dibuat oleh
Tobi Oetiker ditulis dengan menggunakan bahasa Perl dan menggunakan SNMP
untuk membaca traffic counters dan bahasa C yang cepat untuk membuat log
trafik data dan membuat grafik yang indah yang mewakili trafik jaringan. Tidak
saja memonitor trafik jaringan, MRTG mampu memonitor hal-hal lain di dalam
sebuah server seperti Memory, System Load, dan lain sebagainya. Di dalam
konfigurasi ini akan dijelaskan tentang bagaimana cara menginstal MRTG di
Ubuntu server 9.10. Hal pertama yang dilakukan adalah mendowload mrtg
dengan apt-get.
root@jaran-nfs:~# apt-get install mrtg snmp snmpd
Proses instalasi MRTG akan menampilkan pilihan apakah mrtg bersifat
readable. Pilihan ini akan ada bila melakukan instalasi untuk pertama kali. Pilihan
“Yes” akan mengakibatkan bahwa konfigurasi default akan mempunyai
permission 640 dan bila tidak maka bernilai 600.
Gambar 4.28 Pilihan permission pada berkas konfigurasi default pada instalasi MRTG
68
Setelah proses intalasi telah selesai maka tahapan selanjutnya adalah
mengedit /etc/snmp/snmp.
root@jaran-nfs:~# vim /etc/snmp/snmpd.conf
ubah setingan :
com2sec paranoid default public
#com2sec readonly default public
#com2sec readwrite default private
Menjadi
com2sec local localhost public
com2sec mynetwork 192.168.1.0/24 public
Perubahan konnfigurasi pada /etc/snmp/snmpd.conf akan diaplikasikan
dengan merestart snmpd dengan perintah :
root@jaran-nfs:~# /etc/init.d/snmpd restart
Perubahan yang dilakukan pada berkas /etc/snmp/snmpd telah
diaplikasikan untuk memeriksa apakah snmp telah berjalan maka ketikan perintah
berikut :
root@jaran-nfs:~# snmpwalk -v 2c -c public 192.168.1.45
Setelah melakukan perintah diatas maka akan keluar informasi mengenai
aktivitas yang berjalan pada mesin server. Berkas yang mengatur tentang
konfigurasi mrtg secara default teletak di /etc/mrtg.cfg.
Proses instalasi MRTG secara default, mrtg memberikan konfigurasi trafik
yang ada pada mesin anda pada pengaturan di /etc/mrtg.cfg. Tampilan MRTG
berjalan di server web maka perlunya untuk membuat suatu index.html yang
berada pada direktori web. Terdapat dua perintah yang memberikan pengaturan
tersebut yaitu :
root@jaran-nfs:~# cfgmaker –global ‘WorkDir: /var/www/mrtg’ –
output /etc/mrtg.cfg public@192.168.1.45
root@jaran-nfs:~# indexmaker /etc/mrtg.cfg –columns=1 –output
/var/www/mrtg/index.html
69
Setelah mengetikan perintah tersebut maka index mrtg telah dibuat. Proses
pemeriksaan apakah ada kesalahan pada pengaturan pada konfigurasi di mrtg.
maka ketikan perintah :
root@jaran-nfs:~# mrtg /etc/mrtg.cfg
perintah yang diketikan akan menghasilkan
------------------------------------------------------------------
ERROR: Mrtg will most likely not work properly when the
environment
variable LANG is set to UTF-8. Please run mrtg in an environment
where this is not the case. Try the following command to start:
env LANG=C /usr/bin/mrtg /etc/mrtg.cfg
------------------------------------------------------------------
Pengaturan konfigurasi yang benar menyebabkan tidak ada pesan
kesalahan yang terjadi. Tahapan terakhir yang dilakukan adalah menjalankan mrtg
dilingkungan mesin dengan perintah :
root@jaran-nfs:~# env LANG=C /usr/bin/mrtg /etc/mrtg.cfg
Tahapan terakhir untuk pengistalan MRTG telah dilakukan .Proses intalasi
telah selesai untuk melihat hasil tampilan lihat di http://192.168.1.45/mrtg/ maka
akan muncul tampilan seperti pada Gambar 4.29 :
Gambar 4.29 Tampilan MRTG pada mesin server
70
c. Instalasi Sedot sampai tua
Sedot sampai tua adalah suatu aplikasi untuk monitoring dan
memperbaharui paket repository yang ada di sistem dan menjalankan
pembaharuan paket yang disebut mirroring. Aplikasi ini dekembangkan oleh
fajran seorang yang menangani opensource Universitas Indonesia. Proses instalasi
aplikasi ini cukup mudah pertama install paket bzr “apt-get install bzr”. Aplikasi
ini terdapat di launcpad membutuhkan bzr untuk mengintallnya. Proses instalasi
dan konfigurasi sebagai berikut :
Instal Sedot sampai tua:
root@jaran-nfs:~# bzr branch lp:sedot
Setelah itu sedot akan terinstal pada direktori /root pindahkan isi direktori
sedot ke /srv/sedot maka sedot telah terinstal dimesin.Proses mirroring akan
menggunakan metode rsync untuk konfigurasinya sebagai berikut :
a. Pindah ditrektori ke /srv/sedot dengan perintah “cd /srv/sedot”
b. Masuk direktori pkgs. Disana tersedia berbagai macam direktori contoh.
Untuk contoh penggunaan rsync dapat menggunakan direktori apache.
c. Masuk ke direktori apache. Disana akan ditemukan banyak berkas yang
punya fungsi berbeda-beda.
1. cron : deklarasikan waktu untuk melakukan mirroring untuk paket.
Format penulisan waktu sama seperti format crontab.
2. method : metode sedot yang akan dipakai. Sebagai contoh : rsync.
Untuk metode lainnya tersedia di bin/get.namametode.
3. name : nama repository yang akan ditampilkan di log/status.
4. rsync.exclude : berisi keterangan berkas/direktori apa saja yang tidak
akan dilakukan rsync.
5. source : sumber repository. Contoh : repo.undip.ac.id.
6. target : target direktori untuk menaruh hasil mirroring.
7. url : berisi daftar url untuk menuju langsung ke repository yang
sudah dibuat.
71
d. Setelah selesai, kemudian lanjut ke direktori nodes/. Salin direktori yang
tersedia disana kemudian ganti namanya menjadi nama baru untuk repo
anda. Nama direktori harus sesuai dengan hostname –f.
e. Isi berkas pkgs di dalam direktori nodes/ dengan paket yang ingin
dilakukan mirroring, nama didalam berkas ini harus sesuai dengan nama
direktori di folder pkgs. Contoh diatas adalah ubuntu-debmirror.
f. Kemudian lanjutkan dengan memanggil ./bin/update-crontab untuk
memperbarui crontab.
g. Agar report/laporan/status/log dapat terbuat maka tambahkan
$SEDOT_BASE/bin/make-report dan waktu eksekusinya dalam format
crontab di nodes/[hostname]/cron. Contoh penambahannya : 0 */4 * * *
$SEDOT_BASE/bin/make-report (yang artinya lakukan pembuatan report
setiap 4 jam). Setelah memasukkan tambahan tadi ada baiknya lakukan
update-crontab lagi.
h. Agar dapat terbuat juga laporannya masukan nama paket yang di mirror ke
etc/report.pkgs.
i. Lakukan percobaan dengan menjalankan perintah bin/sedot –dry-run
nama-paket. Sebagai contoh bin/sedot –dry-run ubuntu.
j. Setelah konfigurasi tersebut maka sedot akan memberikan informasi
mengenai paket yang berada pada mirroring nya informasi tersebut berada
di /srv/sedot/data/report. Buat link yang berada pada direktori
/var/www/jaran/ dengan nama direktori status_repo dengan perintah “ln –s
/srv/sedot/data/report/* /var/www/jaran/status_repo/”.
k. Untuk melakukan apakah aplikasi ini telah berjalan maka ketikan perintah
http://192.168.1.45/jaran/status_repo maka tampilannya seperti Gambar
4.30.
72
Gambar 4.30 Tampilan aplikasi Sedot sampai tua.
Aplikasi ini membuat data repository yang dimasukannya seperti aplikasi
opensource, Blankon (image), blankon (repository), Buku Sekolah Elektronik,
Debian (image), debian (repository), Ubuntu (image), ubuntu (repository). Paket-
paket ini dibuat satu-persatu sesuai dengan tahapan yang telah diberikan di atas.
4.6 Pengujian sistem
Pengujian sistem pada sistem NFS yang berjalan pada web active
repository opensource UNDIP. Terdapat lima tahapan pengujian yang diantaranya
adalah :
1. Pengujian terhadap trafik yang diberikan pada tahapan ini menggunakan
MRTG.
2. Pengujian mengenai kinerja sistem NFS yang berjalan pada 1 klien dan 2
server. Tahapan ini menggunakan informasi yang diberikan oleh
phpsysinfo.
3. Pengujian terhadap pembagian sumber daya open source. Pada tahapan ini
menggunakan dua protokol yang biasa digunakan untuk tujuan tersebut
yaitu HHTP dan FTP.
4. Pengujian terhadap repository open source yang diperbaharui dan di
monitoring. Tahapan ini menggunakan aplikasi Sedot sampai tua.
73
5. Pengujian terakhir melakukan permintaan layanan repository sistem operasi
yang disediakan yaitu debian, ubuntu dan blankOn.
Proses intalasi pada sistem NFS telah dilakukan dan tahap selanjutnya
tentu saja memonitor apakah sistem tersebut telah berjalan dan menjadi sumber
data bagi web open source UNDIP. Tahap pertama yang dilakukan adalah
memeriksa apakah sistem NFS akan membebani klien ataupun server pada
pegujian ini menggunakan MRTG.
Gambar 4.31 Monitoring klien NFS dengan MRTG
Gambar 4.32 Monitoring server NFS dengan MRTG
74
Gambar 4.31 dan Gambar 4.32 menjelaskan bahwa penggunaan sistem NFS pada
kedua mesin tersebut hanya menghabiskan trafik yang kecil.Trafik yang diberikan
tidak membebani sisi server.
Tahapan berikutnya dengan melakukan pemeriksaan proses mounting yang
terjadi pada sisi klien NFS. Pada tahap ini akan menjelaskan berapa besar
perangkat penyimpanan klien dan berapa besar perangkat penyimpanan yang
melakukan proses mounting dengan sistem NFS. Informasi ini dapat diperoleh
dengan menggunakan aplikasi phpsysinfo. Informasi yang diberikan oleh
phpsysinfo mengenai kapasitas dari perangkat penyimpanan terlihat pada Gambar
4.33.
Gambar 4.33 Informasi kapasitas tempat penyimpanan klien NFS dengan phpsysinfo
Gambar 4.33 selain menggambarkan tentang kapasitas tempat
penyimpanan phpsysinfo juga memberikan semua informasi mengenai spesifikasi
dari mesin tersebut.kapasitas klien NFS 66,78 GB sedangkan total kapasitas dari
klien adalah 1589,20 GB. Kapasitas tempat penyimpanan yang berasal dari server
NFS adalah 1589.20 – 66.78 = 1522.5. hasil tersebut mengambarkan bahwa
sistem NFS telah berjalan dengan baik.
75
Tahap berikutnya adalah memeriksa apakah layanan sharing sumber daya
berjalan dengan baik atau tidak. Proses ini menggunakan dua protokol yang telah
banyak dipakai yaitu HTTP yang menggunakan port 80 dan FTP yang
menggunakan port 21. Perbedaan antara dua protokol ini sebenarnnya tidaklah
terlalu banyak dari sisi pemindahan data relatif sama. Perbedaannya adalah HHTP
dapat menjalankan bahasa HMTL sedangkan FTP tidak. Percobaan dilakukan
dengan mengunduh image iso karmic 9.10 untuk percobaan HTTP yang dapat
dilihat pada Gambar 4.34 dan image alixe pada percobaan FTP yang ditunjukan
pada Gambar 4.35.
Gambar 4.34 Percobaan layanan sharing sumber daya dengan protokol HTTP
Gambar 4.35 Percobaan layanan sharing sumber daya dengan protokol FTP
Dari percobaan pada kedua protokol dinyatakan berhasil karena
perpindahan sumber daya antara klien yang meminta layanan ke server telah
berhasil.
Tahap berikutnya adalah memeriksa jenis repository apa saja yang
diperbaharui dan melihat proses pembaharuannya. Informasi tersebut dapat
diberikan oleh aplikasi monitoring repository Sedot sampai tua. Aplikasi ini
76
merupakan suatu paket kesatuan yaitu update paket, monitoring dan link layanan
terkait. Aplikasi ini dapat dikonfigurasikan terlebih dahulu untuk menjalankan
perintah pembaharuan repository secara otomatis. Jenis-jenis repository yang
dimasukan pada aplikasi ini telihat pada Gambar 4.36.
Gambar 4.36 Monitoring repository dengan Sedot sampai tua
Repository yang dimasukan seperti yang tertera pada Gambar 4.36. Akan
melakukan pembaharuan paket setiap 4 jam sekali.
Pengujian layanan repository sistem operasi dilakukan menggunakan
sistem operasi ubuntu server 9.10. Proses pengujian akan melakukan permintaan
sumber repository atau yang biasa disebut source list . Repository yang yang
dimaksud disini merupakan kumpulan program yang disimpan dalam sebuah arsip
perangkat lunak. Pengaturan untuk pengambilan repository ini berada pada berkas
/etc/apt/source.list dan edit seperti pengaturan dibawah ini.
deb http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic main restricted
universe multiverse
deb-src http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic main restricted
universe multiverse
deb http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-updates main
restricted universe multiverse
deb-src http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-updates main
restricted universe multiverse
deb http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-backports main
restricted universe multiverse
77
deb-src http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-backports main
restricted universe multiverse
deb http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-security main
restricted universe multiverse
deb-src http://192.168.1.45/jaran/ubuntu karmic-security main
restricted universe multiverse
Perubahan pengaturan pada pada /etc/apt/source.list telah dilakukan.
Tahapan selanjutnya menguji apakah alamat repository berjalan atau tidak.
Pengujian repository dilakukan dengan mengetikan perintah apt-get updata maka
mesin akan mencari mesin repository apabila salah ataupun tidak ada maka mesin
akan menampilkan pesan kesalahan. Pengujian dengan pengaturan yang benar
maka akan seperti Gambar 4.37.
Gambar 4.37 pengujian repository pada sistem operasi ubuntu karmic server
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggabungan kerja antara NFS server , Web server, FTP server dan
aplikasi monitoring pada Ubuntu server 9.10 dapat berjalan dengan
baik, ditandai dengan berjalannya sistem NFS yang dibangun dengan
sistem operasi dan aplikasi-aplikasi tersebut.
2. Sistem NFS membantu mengatasi masalah tentang kebutuhan akan
tempat penyimpanan yang terbatas dan terpisah secara geografis.
3. Instalasi lamp-server dapat dilakukan dengan mudah dengan sustu
metode penginstalan tasksel.
4. Sistem NFS dapat bejalan di dua sistem operasi berbeda yaitu ubuntu
server 9.10 dan FreeBsd.
5. Portmapper, Mountd dan NFS adalah tiga jenis RPC yang membangun
sistem NFS.
6. Pemetaan direktori yang berasal dari sistem NFS tidak dapat langsung
dipetakan kedalam server FTP. Perlu suatu proses mount dengan opsi
bind.
7. Sistem NFS dapat mempunyai lebih dari satu server dengan satu klien.
8. Proses mounting pada sistem NFS ada dua cara yaitu manual dan
otomatis.
9. Proses restart server NFS perlu dilakukan pada saat melakukan
perubahan pada berkas /etc/exports dengan tujuan meregistrasikan
perubahan tersebut kedalam server NFS.
10. Penggunaan aplikasi wordpress dapat dilkukan secara hierarki.
11. SNMP adalah protokol utama yang digunakan pada saat melakukan
monitoring pada server.
12. Server NFS dengan tipe anonymous tidak dapat diakses bila permission
pada direktori ftp bukan 755.
78
79
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan pelaksanaan
penelitian ini adalah :
1. Sistem NFS tidak hanya bisa berjalan pada jaringan lokal saja.
Pengembangan sistem NFS ini dapat berjalan antar jaringan public yang
berbeda.
2. Sistem operasi yang digunakan pada penelitian tidak hanya berbasis
sistem operasi opensource saja. Penggabungan sistem NFS dapat pula
digabungkan dengan sistem operasi yang bukan opersource contohnya
windows, SUN, dan sistem mainframe lainnya.
3. Pengaturan direktori sumber daya pada server sesuai dengan jenis dari
sumber daya perlu dilakukan bertujuan memudahkan pengaturan
direktorsi pada saat pengekporan.
4. Perancangan sistem NFS dengan lingkup yang lebih luas dengan jenis
data yang dikhusukan kepada klien tertentu membutuhkan arsitekturs
NFS yang baik serta perlunya membahas tentang factor keamanan.
80
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Charles, M.Kozierok, 2003. The TCP/IP Guide. US : aquarelle.
[2]. Hal, Stren.2001. Managing NIS and NFS second edition. US : O’Relly and
Associates inc
[3]. Athicha, Muthitacharoen, Benjie Chen, and David Mazieres. A Low-
bandwidth Network File System. MIT Laboratory for Computer Science and
NYU Department of Computer Science, April 2005
[4]. Wang, Cheng-Chia and Yarsun Hsu. Wofs: A Distributed Network File
System Supporting Fast Data Insertion andTruncation. National Tsing Hua
University Hsinchu, Taiwan, March 2010
[5]. --, TCP/IP Network File System (NFS),
http://www.tcpipguide.com/free/t_TCPIPNetworkFileSystemNFS.htm,
Maret 2010
[6]. --, NFS Overview, History, Versions and Standards,
http://www.tcpipguide.com/free/t_OverviewofFileandResourceSharingProto
colConceptsan.htm, Maret 2010
[7]. --, NFS Data Storage and Data Types, and the External Data
Representation (XDR) Standard,
http://www.tcpipguide.com/free/t_NFSDataStorageandDataTypesandtheExt
ernalDataRepres.htm, Maret 2010
[8]. --, NFS Client/Server Operation Using Remote Procedure Calls (RPCs),
http://www.tcpipguide.com/free/t_NFSClientServerOperationUsingRemote
ProcedureCallsR.htm, Maret 2010
[9]. --, NFS Server Procedures and Operations,
http://www.tcpipguide.com/free/t_NFSServerProceduresandOperations.htm,
Maret 2010
[10]. --, Troubleshooting,
http://tldp.org/HOWTO/NFS-HOWTO/troubleshooting.html. Maret 2010
[11]. --, NFS - sharing file systems across a network,
http://www.freebsddiary.org/nfs.php, Maret 2010
80
81
[12]. --, MRTG, Monitoring Network Yang Tidak Pernah Usang
http://www.catatanlepas.com/component/content/article/108.html, Maret
2010
[13]. --, Panduan Penggunaan Sedot
http://ugos.ugm.ac.id/wiki/panduan:panduan_penggunaan_sedot#pandua
n_penggunaan_sedot, Maret 2010
82
BIODATA MAHASISWA
Nama Mahasiswa : Ajie Prasetyo
NIM : L2F005506
Konsentrasi : Informatika Komputer
Tempat/Tanggal lahir : Jakarta, 5 Mei 1987
Alamat : Jln Lagoa Terusan V no.7 Rt.010
Rw.004 Jakarta Utara
No. HP : +6285640269887
Nama orang tua : Alm Syafik Abdullah
Alamat orang tua : Jln Lagoa Terusan V no.7 Rt.010
Rw.004 Jakarta Utara
No. Telp : (021)4369509
IP Kumulatif : 3,34
E-mail : ninku_ajie @yahoo.com
Riwayat Pendidikan
1. TK Dian Kusuma Pertiwi
2. SDN Koja 01 Pagi Jakarta
3. SMPN 30 Jakarta
4. SMAN 13 Jakarta
5. Teknik Elektro Universitas Diponegoro
Semarang, Januari 2010
Ajie Prasetyo
83
Proses Instalasi Active Repository Opensource UNDIP
Topologi Umum sistem NFS
Susunan direktori pada proses NFS pada server dan klien
Alamat IP Nama Berkas
Sumber Tujuan
192.168.1.52
/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1
/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2
/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3
192.168.1.31
/home/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs4
/home/data2 /mnt/nfs/jaran/nfs5
/home/data3 /mnt/nfs/jaran/nfs6
· NFS Server I IP : 192.168.1.52 OS : Ubuntu Server 9.10
· NFS Server II IP : 192.168.1.31 OS : FreeBsd 6.1
· NFS Klien, server web, Server FTP IP : 192.168.1.45 OS : Ubuntu Server 9.10
84
Proses pembuatan Sistem terdapat beberapa tahap instalasi yang diantaranya :
1. Web Server.
2. FTP Server.
3. Server NFS
4. Klien NFS
1. Web Server
Instalasi pada server web dilakukan dengan menggunakan sebuah aplikasi tasksel
untuk penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada bahasan insralasi Lamp Server
pada bab 4.2. konfigurasi pada sistem ini menngnakan direktori root yang berada
pada direktori /var/www/jaran.
2. FTP server
Proses instalasi :
root@jaran-nfs:~# apt-get install vsftpd
setelah proses instalasi selesai maka konfigurasi berkas /etc/vsftpd.conf seperti
konfigurasi dibawah ini.
# Run standalone? vsftpd can run either from an
inetd or as a standalone
# daemon started from an initscript.
listen=YES
# mengaktifkan FTP dengan mode anonymous.
anonymous_enable=YES
# mengijinkan pengguna lokal untuk menggunakan FTP.
local_enable=YES
# membolehkan untuk menulis.
write_enable=YES
local_umask=022
dirmessage_enable=YES
# mengaktifkan logging untuk uploaad dan download.
xferlog_enable=YES
# pastikan bahwa port 20 telah dibuka.
connect_from_port_20=YES
#direktori FTP
anon_root=/var/www/jaran/pub
84
85
Setelah melakukan konfigurasi maka perubahan akan teregistrasi dengan me-
restart sistem FTP dengan perintah :
root@jaran-nfs:~# /etc/init.d/vsftpd restart
konfigurasikan pada berkas /etc/vsftpd.conf akan membuat Server FTP yang
dibuat bersifat anonymous. Direktori sumber server FTP berada pada
/var/www/jaran/pub. Server FTP bersifat anonymous tidak dapat diakses apabila
direktori sumber tidak mempunyai hak akses 755 untuk mengubahnya maka
lakukan perintah :
root@jaran-nfs:~# chmod 755 /var/www/jaran/pub/*
proses instalasi Server FTP telah selesai.
3. Server NFS
A. Mesin Ubuntu
Instalasi NFS dilakukan dengan mengetikan perintah :
root@jaran:~# apt-get install nfs-kernel-server nfs-common portmap
setelah proses instalasi selesai, periksa apakah NFS telah terinstalasi dengan baik
dengan perintah :
root@jaran:~# rpcinfo –p
Periksa apakah 3 komponen utama yang terlibat dalam sistem NFS yaitu : nfs,
portmap dan mountd. Ketiga komponen merupakan komponen utama apabila
semua ada maka NFS telah terinstal dengan baik. Proses selanjutnya adalah
mengkonfigurasi berkas /etc/exports, berkas konfigurasi yang berisi pengaturan
sumber daya apa yang dibesikan , kepada siapa dan opsi apa yang diberikan pada
sumber daya tersebut.
proses instalasi pada mesin ubuntu telah selesai.
/home/ftp
192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash)
/var/www/jaran/iso
192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash)
/iso/data1
192.168.1.45/24(rw,sync,no_subtree_check,no_root_squash)
85
86
B. Mesin Ubuntu
Perancangan sistem NFS pada penelitian ini terdapat dua buah server NFS yaitu
mesin ubuntu (192.168.1.52) dan mesin freebsd (192.168.1.31). Tahapan instalasi
pada freebsd dilakukan dengan pengaturan pada berkas /etc/rc.conf dengan
pengaturan sebagai berikut :
rpcbind_enable="YES"
NFS_server_enable="YES"
mountd_flags="-r"
rpc_lockd_enable="YES"
rpc_statd_enable="YES"
Pengaturan diatas telah dibuat maka restart server freebsd agar sistem NFS
berjalan. Indikator pada ubuntu dan Linux adalah sama dengan melihat apakah
portmapper, nfs dan mountd telah berjalan dengan perintah “rpcinfo –p” bila
semua telah ada maka sistem NFS telah berjalan.
Tahapan selanjutnya adalah dengan membuat suatu pengaturan berkas apa
saja yang akan di ekpor berkas ini berada pada /etc/exports dengan format
yangsama dengan ubuntu. Pengaturan mengenai berkas expor akan dibahas pada
bab selanjutnya. Setelah melakukan pengaturan di berkas /etc/export agar
perubahan tersebut teregistrasi pada sistem NFS maka perlu mengetikan perintah
“killall -TERM mountd” dan “killall -hup mountd”. Tahapan sebelumnya telah
mengijinkan berkas untuk diexpor agar dapat diakses oleh klien maka perlu
dilakukan proses restart server NFS dengan perintah “rpcbind”, “nfsd –u –t –n -
4”, dan “mountd –r”. proses restart telah berhasil untuk memestikan apakah sudah
berjalan maka ketikan perintah “rpcinfo –p” dan lihat apakah portmapper, nfs dan
mountd telah terdaftar. Konfigurasi /etc/export pada mesin freeBsd sebagai
berikut :
proses instalasi pada mesin freeBsd telah selesai.
/home/data1 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45
/home/data2 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45
/home/data3 -alldirs -maproot=root 192.168.1.45
86
87
4. Klien NFS
Instalasi Klen NFS dengan perintah sebagai berikut :
root@jaran:~# apt-get install nfs-common portmap
Setelah proses instalasi selesai hal yang dilakukan selanjutnya adalah dengan
melakukan skema mounting terhadap sumber daya yang telah diberikan dengan
perintah dan ketikan pada sistem konsol :
mount 192.168.1.52:/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1
mount 192.168.1.52:/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2
mount 192.168.1.52:/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3
mount 192.168.1.31:/home/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs4
mount 192.168.1.31:/home/data2 /mnt/nfs/jaran/nfs5
mount 192.168.1.31:/home/data3 /mnt/nfs/jaran/nfs6
Perintah diatas akan mengambil sumber daya yang diberikan secra
manual. Konfigurasi tersebut akan hilang bila mesin tersebut direstart. Agar
konfigurasi tersebut terus ada apabila sistem restart maka konfigurasi tersebut
diletakan pada berkas /etc/rc.local. setelah melakukan konfigurasi periksa apakah
sumber daya telah melakukan mounting dengan baik dengan perintah :
root@jaran-nfs:~# df -h
Filesystem Size Used Avail Use% Mounted on
/dev/sda2 67G 16G 49G 24% /
udev 501M 196K 501M 1% /dev
none 501M 0 501M 0% /dev/shm
none 501M 80K 501M 1% /var/run
none 501M 0 501M 0% /var/lock
none 501M 0 501M 0% /lib/init/rw
192.168.1.52:/home/ftp
932G 740G 192G 80% /mnt/nfs/jaran/nfs1
192.168.1.52:/var/www/jaran/iso
77G 46G 31G 60% /mnt/nfs/jaran/nfs2
192.168.1.52:/iso/data1
296G 296G 0 100% /mnt/nfs/jaran/nfs3
192.168.1.31:/home/data1
73G 69G 0 100% /mnt/nfs/jaran/nfs4
192.168.1.31:/home/data2
145G 126G 7.4G 95% /mnt/nfs/jaran/nfs5
192.168.1.31:/home/data3
145G 32K 133G 1% /mnt/nfs/jaran/nfs6
root@jaran-nfs:~#
Informasi keluaran yang diberikan pada sistem NFS diatas maka NFS telah
berjalan dengan baik.
87
88
Pada saat menggunakan NFS sebagai sumber pada server FTP diperlukan
skema mounting yang bersifat bind dengan tujuan agar sumber tersebut berada
pada direktori NFS. Konfigusi otomatis mengenai mounting tipe bind berada
berkast /etc/fstab yang berada pada lampiran berikutnya.
88
89
Berkas /etc/fstab
# /etc/fstab: static file system information.
#
# <file system> <mount point> <type> <options> <dump>
<pass>
proc /proc proc defaults 0 0
# /dev/sda2
UUID=631da8b8-26a9-484d-a46f-a2104233ede5 / ext3
relatime,errors=remount-ro 0 1
# /dev/sda1
UUID=6b52fbfe-ad82-4ae9-af2b-8f2fa20c207f none swap
sw 0 0
/dev/scd0 /media/cdrom0 udf,iso9660 user,noauto,exec,utf8
0 0
/dev/sdb /media/floppy0 auto rw,user,noauto,exec,utf8 0
0
/dev/sdc /media/floppy1 auto rw,user,noauto,exec,utf8 0
0
#NFS dari jaran.undip.ac.id --> lihat rc.local
#192.168.1.52:/home/ftp /mnt/nfs/jaran/nfs1 nfs rw,sync,hard,intr
0 0
#192.168.1.52:/var/www/jaran/iso /mnt/nfs/jaran/nfs2 nfs
rw,sync,hard,intr 0 0
#192.168.1.52:/iso/data1 /mnt/nfs/jaran/nfs3 nfs rw,sync,hard,intr
0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs1/ubuntu /var/www/jaran/ubuntu none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/Alixe /var/www/jaran/pub/ISO/Alixe none bind 0
0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/blankon /var/www/jaran/blankon none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/BlankOn /var/www/jaran/pub/ISO/BlankOn none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/debian_netinstall
/var/www/jaran/pub/ISO/debian_netinstall none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/Fedora /var/www/jaran/pub/ISO/Fedora none bind
0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/FreeBSD /var/www/jaran/pub/ISO/FreeBSD none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/FreeNAS /var/www/jaran/pub/ISO/FreeNAS none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/Kuliax /var/www/jaran/pub/ISO/Kuliax none bind
0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/LinuxMint /var/www/jaran/pub/ISO/LinuxMint
none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/Mandriva /var/www/jaran/pub/ISO/Mandriva none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/mepis /var/www/jaran/pub/ISO/mepis none bind 0
0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/nexenta /var/www/jaran/pub/ISO/nexenta none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/opensolaris /var/www/jaran/pub/ISO/opensolaris
none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/OpenSUSE /var/www/jaran/pub/ISO/OpenSUSE none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/pclinuxos /var/www/jaran/pub/ISO/pclinuxos
none bind 0 0
90
/mnt/nfs/jaran/nfs2/Sidux /var/www/jaran/pub/ISO/Sidux none bind 0
0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/Slackware /var/www/jaran/pub/ISO/Slackware
none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/SmoothWall /var/www/jaran/pub/ISO/SmoothWall
none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/Solaris /var/www/jaran/pub/ISO/Solaris none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/TrixBox /var/www/jaran/pub/ISO/TrixBox none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/UbuntuME /var/www/jaran/pub/ISO/UbuntuME none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/Untangle /var/www/jaran/pub/ISO/Untangle none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/Vector /var/www/jaran/pub/ISO/Vector none bind
0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/XandrOS /var/www/jaran/pub/ISO/XandrOS none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/Zencafe /var/www/jaran/pub/ISO/Zencafe none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs2/Zenwalk /var/www/jaran/pub/ISO/Zenwalk none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs3/Mirror/debian /var/www/jaran/debian none bind
0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/files /var/www/jaran/pub/buku-
sekolah-elektronik/files none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/iso /var/www/jaran/pub/buku-
sekolah-elektronik/iso none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/pdf/1-sd /var/www/jaran/pub/buku-
sekolah-elektronik/pdf/1-sd none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/pdf/2-smp
/var/www/jaran/pub/buku-sekolah-elektronik/pdf/2-smp none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/pdf/3-sma
/var/www/jaran/pub/buku-sekolah-elektronik/pdf/3-sma none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/Buku_Sekolah/pdf/4-smk
/var/www/jaran/pub/buku-sekolah-elektronik/pdf/4-smk none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/backtrack /var/www/jaran/pub/ISO/backtrack
none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/BackTrack /var/www/jaran/pub/ISO/BackTrack
none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/iso/bandit /var/www/jaran/pub/ISO/bandit
none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/bsdanywhere
/var/www/jaran/pub/ISO/bsdanywhere none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/CentOS /var/www/jaran/pub/ISO/CentOS none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/clonezilla
/var/www/jaran/pub/ISO/clonezilla none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/Darwin /var/www/jaran/pub/ISO/Darwin none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/dewalinux /var/www/jaran/pub/ISO/dewalinux
none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/earos /var/www/jaran/pub/ISO/earos none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/easyhotspot
/var/www/jaran/pub/ISO/easyhotspot none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/EasyHotspot
/var/www/jaran/pub/ISO/EasyHotspot none bind 0 0
89
91
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/elive /var/www/jaran/pub/ISO/elive none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/etoile-livecd
/var/www/jaran/pub/ISO/etoile-livecd none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/Fedora /var/www/jaran/pub/ISO/Fedora none
bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/gparted /var/www/jaran/pub/ISO/gparted
none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/igos /var/www/jaran/pub/ISO/igos none bind
0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs4/iso/opensuse_11.1
/var/www/jaran/pub/ISO/opensuse_11.1 none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Debian/4.0.0
/var/www/jaran/pub/ISO/Debian/4.0.0 none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Debian/5.0.0/iso-cd
/var/www/jaran/pub/ISO/Debian/5.0.0/iso-cd none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Debian/5.0.0/iso-dvd
/var/www/jaran/pub/ISO/Debian/5.0.0/iso-dvd none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/10.04
/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/10.04 none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/10.04/alpha-3
/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/10.04/alpha-3 none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/10.04/beta-2
/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/10.04/beta-2 none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/10.04/release
/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/10.04/release none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/6.06
/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/6.06 none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/8.04
/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/8.04 none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/8.10
/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/8.10 none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/9.04
/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/9.04 none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/ISO/Ubuntu/9.10
/var/www/jaran/pub/ISO/Ubuntu/9.10 none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp /var/www/jaran/pub/aplikasi-
opensource none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/ClamWin
/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/ClamWIN none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/FileZilla
/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/FileZilla none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/PortableApps
/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/PortableApps none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/VLC
/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/VLC none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/Xming
/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/Xming none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/chat
/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/chat none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/lyx
/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/lyx none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/mozilla
/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/mozilla none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/putty
/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/putty none bind 0 0
/mnt/nfs/jaran/nfs5/OpenSourceWinApp/voip
/var/www/jaran/pub/aplikasi-opensource/voip none bind 0 0
90
top related