laporan penetapan kadar mgstearat dalam bedak (julian h)
Post on 16-Sep-2015
353 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang
Kosmetik adalah sediaan atau padatan yang digunakan pada bagian luar badan (kulit, rambut, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya tetap dalam keadaan bai, memperbaiki bau badan, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
Bedak merupakan sediaan kosmetika yang digunakan untuk memulas kulit wajah dengan sentuhan artistik untuk meningkatkan penampilan wajah. Untuk bedak wajah, stearat harus memiliki kualitas yang tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman dan bau yang tidak diinginkan. Sifat yang penting dari magnesium stearat adalah adhesif dan anti air. Penggunaanya yang berlebihan dan tidak sesuai kadar dapat menyebabkan noda dan efek jerawat pada kulit. Menurut kode etik (kodek) kosmetika Vol. 1 kadar magnesium stearat adalah tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 8,0%. Untuk itu sangat penting untuk mengetahui kadar magnesium stearat agar penggunaannya dapat dipantau dan mencegah efek samping yang tidak diinginkan yang dapat terjadi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah kadar magnesium stearat dalam sediaan bedak tabut memenuhi persyaratan kode etik (kodek) kosmetika Vol. 1 tentang syarat kadar magnesium stearat yaitu tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 8,0%?
2. Bagaimana cara menentukan kadar magnesium stearat pada sampel bedak tabur?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar magnesium stearat dalam sediaan bedak tabut memenuhi persyaratan kode etik (kodek) kosmetika Vol. 1 tentang syarat kadar magnesium stearat yaitu tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 8,0%?
2. Untuk mengetahui cara menentukan kadar magnesium stearat pada sampel bedak tabur?
D. Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui apakah dalam sediaan sampel bedak tabur telah memenuhi persyaratan kode etik (kodek) kosmetika Vol. 1 tentang kadar magnesium stearat yaitu tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 8,0%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
1. Kosmetik
Kosmetik adalah sediaan atau padatan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan seperti, rambut, kuku, bibir, gigi, dan rongga mulut antara lain untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit (Tranggono, 2007).
2. Bedak
Menurut cara pembuatannya bedak dibagi menjadi :
a. Bedak tabur
b. Bedak Kompak
Bedak tabur adalah sediaan kosmetika berupa bahan halus, homogen, sehingga mudah ditaburkan atau disapukan merata pada kulit wajah. Bedak kompak adalah sediaan kosmetika berupa padatan, lembut, homogen, mudah disapukan merata pada kulit dengan spon.
3. Titrasi alkalimetri
Titrasi alkalimetri merupakan titrasi penetralan asam basa untuk menentukan kadar senyawa asam dengan menggunakan larutan standar basa. Cara kerjanya titrat (sampel) ditambahkan titran sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekivalen (artinya secara stoikiometri titrat dan titran tepat habis bereaksi) dan keadaan ini disebut titik ekivalen, dan pada saat ini proses titrasi dihentikan (titik akhir titrasi). Untuk memepermudah dalam melihat titik akhir titrasi, dalam titrasi biasa ditambahkan indikator. Indikator yang dipilih harus bisa dalam keadaan asam maupun basa dan memiliki nilai trayek pH yang sesuai dengan reaksi.
B. Tinjauan Bahan
1. Aquades (Farmakope Indonesia Edisi III, hal. 96)
Nama resmi
: Aqua destillata
Nama lain
: Air suling
Rumus dan berat molekul: H2O / 18
Pemerian
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Penyimpanan
: Wadah tertutup baik
2. Asam Oksalat (Farmakope Indonesia Edisi III, hal. 651)
Nama resmi
: Acidum Oxalicum
Nama lain
: Asam Oksalat
Rumus dan berat molekul: H2C2O4 / 126,07Pemerian
: Hablur, tidak berwarna
Kelarutan
: Larut dalam air dan etanol (95%) P
Penyimpanan
: Wadah tertutup baik
3. Asam Sulfat (Farmakope Indonesia Edisi III, hal. 58)
Nama resmi
: Acidum Sulfaricum
Nama lain
: Asam Sulfat
Rumus dan berat molekul: H2SO4 / 98,07Pemerian
: Cairan kental, seperti minyak, korosif, tidak berwarna, Jika ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas.
Penyimpanan
: Wadah tertutup rapat
4. Natrium Hidroksida (Farmakope Indonesia Edisi III, hal.412)
Nama resmi
: Natrii Hydroxydrum
Nama lain
: Natrium Hidroksida
Rumus dan berat molekul: NaOH / 40Pemerian
: Bentuk batang, butiran, massa hablur, atau Keping kering, keras, rapuh, dan menunjukkan susunan hablur
Putih, mudah meleleh basah, sangat alkalis dan korosif, sangat menyerap CO2.Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%) P
Penyimpanan
: Wadah tertutup rapat
BAB III
METODOLOGI
A. Prinsip
Prinsip dari praktikum ini adalah reaksi penetralan asam basa penetapan kadar magnesium stearat secara alkalimetri. Alkalimetri adalah titrasi penetapan kadar asam dengan menggunakan larutan standar basa.
B. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain buret schellbach ukuran 50ml (pyrex); Beker glass ukuran 250ml dan 100ml (pyrex); Erlenmeyer ukuran 250ml (pyrex); Gelas ukur ukuran 25ml (pyrex); Labu ukur ukuran 1000ml, 500ml, 250ml, dan 100ml (pyrex); Corong (pyrex); Pipet volume 10,0ml (pyrex); Pipet ukur 1ml, 5ml, 10ml, 25ml, dan 50ml (pyrex); Lampu spiritus, asbes, kaki tiga.
C. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain sampel bedak tabur merek X, NaOH 0,1N sebanyak 1000ml (p.a Riedel-de haen); H2C2O4 0,1N sebanyak 250ml (p.a Riedel-de haen); H2SO4 0,1N sebanyak 1000ml (p.a Sigma-aldrich); Aquades; Indikator PhenolPtalein 1%, dan Methyl Orange 1%.D. Prosedur
1. Uji Kualitatif
Sampel ditambah HCl encer pada tabung reaksi, cairan yang tidak berwarna dipipet pada tabung reaksi lain dan ditambah titan yellow, hasil positif menunjukkan warna merah
2. Uji Kuantitatif
Standarisasi NaOH dengan H2C2O4Dipipet 10,0ml H2C2O4 dalam erlenmeyer ukuran 250ml, ditambahkan 3 tetes indikator phenolptalein 1%, kemudian dititrasi dengan NaOH sampai warna merah muda konstan. Blanko
Dituang 50,0ml H2SO4 0,1N melalui buret ke dalam erlenmeyer ukuran 250ml, ditambahkan 3 tetes indikator Methyl Orange 1%, dan dititrasi dengan NaOH yang sudah distandarisasi sampai warna merah muda konstan. Penetapan Kadar Magnesium Stearat
Ditimbang 1 gram sampel, dimasukkan dalam erlenmeyer 250ml. ditambahkan 50,0ml H2SO4 0,1N didihkan selama 10menit atau sampai terbentuk lapisan lemak yang terpisah dan bagian atas berwarna jernih, didinginkan dan disaring, bilas residu yang masih tersisa dalam erlenmeyer dengan aquades, hingga cucian terakhir netral (pH = 7) atau tidak bereaksi asam terhadap indikator universal. Ditambahkan 3 tetes indikator methyl orange 1% dan larutan dititrasi dengan NaOH yang sudah distandarisasi sampai terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning.E. Reaksi
1. Standarisasi NaOH dengan H2C2O4 H2C2O4 + 2NaOH ( Na2C2O4 + 2H2O2. Penetapan Kadar Magnesium StearatMgO + H2SO4 ( MgSO4 + H2O
MgSO4 + NaOH ( Na2SO4 + 2H2OBAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Percobaan
1. Uji Kualitatif
No.PerlakuanHasil LiteraturHasil Pengamatan
1.Sampel ditambahkan HCl encer, kemudian cairan jernih diambil dan ditambah titan yellow.Merah (+)Merah (+)
2. Uji Kuantitatif
Standarisasi NaOH dengan H2C2O4
No. Vol. H2C2O4N. H2C2O4Vol. NaOH
1.10,0 ml0,0967N9,40ml
Blanko
No. Vol. H2SO4N. H2SO4Vol. NaOH
1.50,0 ml0,1N50,00ml
Penetapan Kadar Mg Stearat
No.Bobot SampelVol. NaOHKadar
11068,5 mg14,9ml6,89%
21067,5 mg7,4ml6,14%
31067,8 mg12,0ml7,38%
B. Perhitungan
1. Standarisasi NaOH dengan H2C2O4
V1 x N1 (NaOH) = V2 x N2 (H2C2O4)
9,4 x NNaOH = 10 x 0,0967
N NaOH = 0,1029 N
2. Penetapan Kadar Magnesium Stearat
1ml H2SO4 1N setara dengan 2,015mg Magnesium Stearati. % b/b = (Vol. Blanko Vol. PK) x N NaOH x mg kesetaraan x 100%
N kesetaraan x Bobot Sampel
% b/b = (50 14,9) x 0,1029 x 2,015 x 100%
0,1 x 1068,5
% b/b = 6,89%
ii. % b/b = (Vol. Blanko Vol. PK) x N NaOH x mg kesetaraan x 100%
N kesetaraan x Bobot Sampel
% b/b = (50 7,4) x 0,1029 x 2,015 x 100%
0,1 x 1067,5
% b/b = 6,14%
iii. % b/b = (Vol. Blanko Vol. PK) x N NaOH x mg kesetaraan x 100%
N kesetaraan x Bobot Sampel
% b/b = (50 12) x 0,1029 x 2,015 x 100%
0,1 x 1067,8
% b/b = 7,38%
3. Data Penimbangan Sampel
i. Kertas + Sampel = 1394,1 mg
Kertas + Sisa
= 325,6 mg
Sampel
= 1068,5 mg
ii. Kertas + Sampel = 1393,1 mg
Kertas + Sisa
= 325,6 mg
Sampel
= 1067,5 mg
iii. Kertas + Sampel = 1394,6 mg
Kertas + Sisa
= 326,8 mg
Sampel
= 1067,8 mg 4. Penolakan Data
No.x
d
16,896,800,09
26,146,800,66
37,386,800,58
Data yang dicurigai adalah 6,14 No.x
d
16,897,140,250,245
27,387,140,240,245
Selisih antara data nilai - nilai data yang dicurigai
= 7,14 6,14
= 1
2,5 x = 2,5 x 0,245
= 0,6125
Karena 1 > 0,6125, maka data 6,14% ditolak.
Hasil praktikum penetapan kadar MgStearat dalam sampel bedak tabur merek X didapat nilai kadar sebesar 7,14%.
C. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kadar magnesium stearat dalam sampel bedak tabur merek X. Kadar maksimum magnesium stearat menurut kode etik (kodek) kosmetika Vol. 1 adalah tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 8,0%. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode analisa kuantitatif titrasi asam basa alkalimetri. Prinsipnya penetralan asam basa. Larutan standar basa yang digunakan adalah basa kuat NaOH.
Langkah pertama dalam penentuan kadar magnesium stearat adalah uji kualitatif. Dilakukan dengan cara megambil sampel bedak tabur dan dimasukkan dalam tabung reaksi, kemudian ditambah HCl encer sampai terbentuk 2 lapisan terpisah, yaitu cairan jernih dan endapan bedak. Lapisan cairan jernih diambil, dimasukkan dalam tabung reaksi lain dan ditambah 3 tetes reagen titan yellow. Hasil reaksi positif magnesium stearat karna menunjukkan warna merah dan sesuai dengan literatur.
Langkah kedua adalah standarisasi NaOH dengan H2C2O4 0,1N. Larutan NaOH perlu distandarisasi karena NaOH merupakan baku sekunder yang sifatnya higroskopis dan sangat menyerap CO2, maka dari itu NaOH harus dibakukan agar didapat normalitas yang valid. Standarisasi dilakukan dengan memipet 10,0ml H2C2O4 dalam erlenmeyer ukuran 250ml, ditambahkan 3 tetes indikator phenolptalein 1%, kemudian dititrasi dengan NaOH sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda konstan. Phenolptalein digunakan sebagai indikator, karna reaksi standarisasi berjalan pada trayek pH 8,2 10,0Langkah selanjutnya adalah menentukan blanko. Tujuan ditentukannya blanko adalah untuk mengurangi kesalahan karena titrasi ini berjalan secara tidak langsung, yaitu mengalami penambahan 2 titran yang berbeda. Hasil volume blanko yang didapat adalah 50,0ml.
Setelah diketahui volume blanko, selanjutnya dilakukan penetapan kadar magnesium stearat. Ditimbang 1 gram sampel, dimasukkan dalam erlenmeyer 250ml. ditambahkan 50,0ml H2SO4 0,1N didihkan selama 10menit atau sampai terbentuk lapisan lemak yang terpisah dan bagian atas berwarna jernih. Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk memisahkan lapisan lemak dalam larutan campuran.
Larutan kemudian didinginkan dan disaring, kemudian bilas residu yang masih tersisa dalam erlenmeyer dengan aquades, hingga cucian terakhir netral (pH = 7) atau tidak bereaksi asam terhadap indikator universal. Tujuaan penyaringan adalah untuk memisahkan endapan bedak agar memudahkan dalam penentuan titik akhir titrasi. Tujuan dari pencucian residu dengan aquades adalah untuk mencegah senyawa stearat yang tertiggal dalam endapan.
Filtrat yang didapat kemudian ditambahkan 3 tetes indikator methyl orange 1% dan dititrasi dengan NaOH yang sudah distandarisasi (0,1029N) sampai terjadi perubahan warna dari merah menjadi kuning. Indikator methyl orange dipilih karena reaksi penetapan kadar berlangsung pada trayek pH 3,3 sampai 4,4.
Hasil penetapan kadar magnesium stearat dalam sampel bedak tabur merek X untuk 3 kali replikasi adalah 6,89%; 6,14%,; dan 7,38%. Berdasarkan hasil penolakan data nilai 6,14% dinyatakan ditolak. Hasil rata rata kadar magnesium stearat adalah 7,14%. Hasil ini dinyatakan telah memenuhi persyaratan kode etik (kodek) kosmetika Vol. 1 yaitu tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 8,0%.
Faktor yang mempengaruhi hasil dalam praktikum ini adalah pembacaan skala buret yang tidak teliti, kebersihan alat, pencucian residu bedak dengan aquades yang mungkin terlalu banyak, sehingga pH menjadi tinggi (basa).BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum penentuan kadar magnesium stearat pada sampel bedak tabur didapat nilai kadar sebesar 7,14%. Hasil ini telah memenuhi persyaratan kode etik (kodek) Vol. 1 yaitu tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 8,0%.
B. Saran
Praktikan harus memperhitungkan pembuatan reagen yang digunakan dalam praktikum.
Praktikan harus lebih cermat dan teliti dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Farmasi, Analisis. 2013. Analisis Bedak Tabur, (Online), [http://faktabel.blogspot.com/2013/03/analisis-bedak-tabur.html] Diakses pada tanggal 15 Maret 2013.
Tandiarrang, Mardianti. 2011. Kosmetika Bedak, (Online), [http://mardianti.blogspot.com/2011/02/kosmetika-bedak.html] Diakses pada tanggal 26 Februari 2011.
LAMPIRAN
PEMBUATAN REAGEN
1. H2C2O4 0,1N 250ml
Gram = N x BM / Val x vol / 1000
= 0,1 x 125,07 / 2 x 250 / 1000
= 1,5759 gram
N. Sebenarnya = Gram Sebenarnya / Gram Hitungan x N. Hitungan
= 1,5239 / 1,5759 x 0,1
= 0,0967N
Cara Pembuatan :
Ditimbang 1,5759gram H2C2O4, dimasukkan dalam beker glass 250ml, dilarutkan dalam 100ml aquades, diaduk sampai larut. Dituang ke dalam labu ukur 250ml, ditambahkan aquades sampai tanda batas ukur 250ml. Dikocok sampai homogen.
2. Aquades Bebas CO2 1000ml Dituang 1000ml aquades ke dalam erlenmeyer ukuran 1000ml, dipanaskan sampai mendidih, dibiarkan mendidih selama 10menit, kemudian didinginkan dalam keadaan tertutup.
Untuk mengetahui aquades telah bebas CO2, sampel aquades ditambahkan aqua barit ( Ba(OH)2 ) atau air kapur ( Ca(OH)2 ), hasil positif akan menunjukkan gelembung gas yang menandakan adanya gas CO2. Hasil negatif menunjukkan air tetap jernih.
3. NaOH 0,1N 1000ml
Gram = N x BM / Val x vol / 1000
= 0,1 x 40 / 1 x 1000 / 1000
= 4 gram
Cara Pembuatan :
Ditimbang 4 gram NaOH, dimasukkan dalam beker glass 1000ml, dilarutkan dalam 500ml aquades bebas CO2, diaduk sampai larut. Ditambahkan aquades sampai tanda batas ukur 1000ml. Diaduk sampai homogen.
4. H2SO4 0,1N 1000ml
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 36 = 1000 x 0,1
V1 = 100 / 36
V1 = 2,8 mlCara Pembuatan :
Dipipet 2,8ml H2SO4, dimasukkan dalam beker glass 1000ml yang telah berisi aquades sebanyak 500ml, diaduk sampai larut, ditambahkan aquades sampai tanda batas ukur 1000ml. Diaduk sampai homogen.
5. Phenolptalein 1% 100mlGram = 1 / 100 x 100ml
= 1gram
Cara Pembuatan :
Ditimbang 1gram phenolptalein , dimasukkan dalam beker glass 100ml, dilarutkan dalam 100ml aquades, diaduk sampai larut dan homogen.
6. Metil Jingga / Methyl Orange 1%
Gram = 1 / 100 x 100ml
= 1gram
Cara Pembuatan :
Ditimbang 1gram metil jingga , dimasukkan dalam beker glass 100ml, dilarutkan dalam 100ml aquades, diaduk sampai larut dan homogen._1495314080.unknown
_1495314198.unknown
top related