laporan tutorial kelompok 6 blok 1
Post on 10-Feb-2016
254 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN
TUTORIAL BLOK 1
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 6
TUTOR : dr. Ziske Maritska
ANGGOTA
Awen Fitri Yanata (04011181520031)
Dara Prameswari (04011181520032)
Kemas Muhammad Naufal Nashor (04011181520049)
Kemas Muhammad Alwan Dwiputra (04011181520050)
Salnaza Fahrunnisa Rahmah (04011181520077)
Laras Andianti Putri (04011181520078)
Aggra Wardatu (04011181520134)
M. Rifqi Azrevi (04011181520135)
Shintia Maharani (04011181520152)
Ezra Reinhard (04011181520153)
Karina Dinsyafuri Siregar (04011181520170)
Litania Leona Hidayat (04011181520172)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya laporan tugas
tutorial skenario ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Dan tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dr. Ziske Maritska selaku
tutor serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas tutorial ini.
Kami menyadari laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari pembaca akan sangat kami harapkan guna perbaikan di masa yang
akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR….................................................................................................. i
DAFTAR ISI………….................................................................................................... ii
SKENARIO A: PRILLY....…........................................................................................... 1
I. Klarifikasi Istilah..................................................................................................... 1
II. Identifikasi Masalah................................................................................................. 2
III. Analisis Masalah….................................................................................................. 3
III.1. Kerangka Konsep………………………………………………………….. 13
IV. Merumuskan Keterbatasan dan Learning Issues………………………………….. 14
V. Sintesis Masalah………………………………………………………………….
V.1. Metode Pembelajran……………………………………................................... 15
V.2. Sistem KBK dan PBL…………………………………………………………. 17
V.3. Diskusi Kelompok.………………………………………………………… 18
V.4. Tutorial………………………………………………………………………... 23
V.5 Ilmu Kedokteran Dasar........................................................................................ 25
V.6 Ilmu Aplikatif....................................................................................................... 26
V.7 Motivasi Belajar................................................................................................... 26
V. 8 Sistem Blok......................................................................................................... 28
V. 9 MCQ-CBT.......................................................................................................... 30
V. 10 Sistem Ujian...................................................................................................... 30
KESIMPULAN……………………………………………………………………….… 21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………….... 32
ii
SKENARIO A BLOK 1 TAHUN 2015
Prilly, mahasiswa baru di FK Unsri, mengalami kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran menggunakan KBK dengan strategi PBL yang terdiri dari blok-blok.
Setelah mengikuti blok 3 dan 4, Prilly dinyatakan tidak lulus. Prilly mengajukan
keberatan kepada ketua blok karena merasa sudah belajar maksimal untuk menjawab
ujian blok. Dengan bijak dan sabar disertai bukti yang akurat, ketua blok menerangkan
bahwa nilai Prilly jatuh di ujian MCQ-CBT yang mengukur hasil pembelajaran IT dan
tutorial. Prilly pun mengakui kekurangannya. Ia merasa kurang nyaman dengan system
belajar melalui diskusi kelompok. Ia lebih senang belajar seorang diri di kamar sambil
membaca semua materi. Akibatnya ia tidak dapat mengikuti berbagai topik
pembelajaran yang dipaparkan temannya dalam tutorial. Prilly juga merasa bahwa ilmu
kedokteran dasar tidak aplikatif dan tidak menarik, sehingga ia tidak termotivasi untuk
mempelajarinya lebih dalam. Dengan singkat ketua blok menyarankan agar Prilly
mencari relevansi setiap ilmu dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai. Prilly
harus mampu menentukan sendiri bagaimana caranya.
I. Klarifikasi Istilah
1. PBL : Metode pembelajaran dalam kelompok kecil yang akan
diberikan skenario dan berdiskusi yang dilaksanakan
dalam tutorial
2. KBK :Kurikulum berbasis kompetensi suatu metode
pembelajaran yang menekankan pada keseimbangan
soft skill dan hard skill dengan memfokuskan
kompetensi atau kemampuan seseorang sehingga
memenuhi kompetensi kelulusan yang diharapkan oleh
lapangan pekerjaan
3. MCQ-CBT : Multiple Choice Question-Computer Based Test
Ujian pilihan ganda yang dilakukan mahasiswa setelah
mengikuti kegiatan blok dengan menggunakan media
komputer
4. Keberatan : Terlampau berat atau melebihi biasanya
1
5. Aplikatif :Suatu penerapan, pengertian mengenai tingkat
fleksibilitas mengaplikasikan apapun yang menjadi
bidang keilmuan baik soft skill ataupun hard skill
6. Kompetensi : Kewenangan (kekuasaan) untuk memutuskan sesuatu
7. Relevansi :Hubungan atau kaitan dengan keseluruhan tujuan
pendidikan
8. IT :Model pembelajaran berupa usaha untuk
mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan
siswa dalam pengetahuannya, berpusat pada siswa, dan
proses pembelajaran mengutamakan pemberian
pengalaman langsung
9. Termotivasi : Terdorong untuk melakukan sesuatu
10. Diskusi Kelompok : Pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai
suatu masalah dengan sekelompok orang
11. Tutorial :Bimbingan kelas oleh seorang pengajar atau tutor
untuk sekelompok mahasiswa
12. Ilmu Kedokteran Dasar:Pengetahuan tentang suatu bidang kedokteran yang
disusun secara bersistem menurut metode tertentu,
misalnya biokimia, fisika, etika dan hukum kedokteran
13. Blok :Deretan beberapa materi pembelajaran yang diberikan di
kuliah
14. Akurat : Teliti, saksama, tepat
15. Materi : Sesuatu yang menjadi bahan (untuk diujikan dipikirkan,
dibicarakan, dikarangkan, dsb)
16. Strategi : Rencana yang cermat
II. Identifikasi Masalah
1. Prilly mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan
KBK dengan strategi PBL [vvvvv]
2. Prilly merasa kurang nyaman dengan sistem belajar melalui diskusi kelompok dan
mengakui kekurangannya [vvvvv]
3. Prilly merasa ilmu kedokteran dasar tidak aplikatif [vvvv]
2
4. Prilly lebih senang belajar seorang diri di kamar sambil membaca semua materi
[vvvvvv]
5. Nilai Prilly jatuh diujian MCQ-CBT yang mengukur hasil pembelajaran IT dan
tutorial [v]
6. Prilly tidak dapat mengikuti berbagai topik pembelajaran yang dipaparkan di
tutorial [vvvvv]
7. Prilly tidak termotivasi untuk mempelajari ilmu kedokteran dasar lebih dalam
[vvv]
8. Prilly mengaku sudah belajar maksimal namun tidak lulus dalam ujian blok 3 dan
4 [v]
Main Problem : Prilly lebih senang belajar seorang diri di kamar sambil
membaca semua materi
III. Analisis Masalah
1. Prilly lebih senang belajar seorang diri di kamar sambil membaca semua
materi
a. Apakah cara belajar seseorang mempengaruhi hasil dalam proses
pembelajaran?
Iya, karena gaya belajar adalah cara yang digunakan seseorang untuk
menerima dan mengolah informasi yang didapat dari lingkungan. Para ahli
dalam bidang pendidikan mencoba mengembangkan teori mengenai gaya
belajar sebagai cara untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang
mudah dan menyenangkan. Belajar juga membutuhkan konsentrasi. Selain
itu, situasi dan kondisi untuk berkonsentrasi sangat berhubungan dengan
gaya belajar siswa. Jika siswa dapat mengenali gaya belajarnya, maka ia
dapat mengelola dalam berbagai kondisi belajar. Dan ketika seseorang
mampu mengelola kondisi belajanya, maka orang itu bisa mendapatkan
hasil belajar yang sesuai keinginannya.
b. Apakah kelebihan dan kekurangan dari belajar seorang diri di dalam
kamar?
1. Kelebihan
Waktu yang fleksibel karena anak sendiri yang menentukan waktunya
3
Melatih kemandirian, dengan belajar sendiri akan melatih kemampuan
mencari solusi dan pemecahan dari pelajaran yang dihadapi. Jika
dijalankan dengan serius bukan tidak mungkin anak tersebut dapat
menemukan kemampuan kelebihan tersendiri dibandingkan teman-
teman sebanyanya.
Lebih santai, belajar dilakukan sendiri akan terasa santai karena tidak
ada yang menganggu
Lebih tenang
2. Kekurangan
Kekurangan belajar sendiri adalah jika anak tersebut tidak dapat
membagi waktu yang tepat untuk belajar dan biasanya anak yang lebih
suka belajar sendiri kurang biasa bergaul dengan teman-temannya.
2. Prilly mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran
menggunakan KBK dengan strategi PBL
a. Apakah sistem KBK dengan strategi PBL sudah berlangsung baik dalam
proses pembelajaran?
PBL sangat efektif untuk proses belajar kedokteran, dimana mahasiswa
dihadapkan pada permasalahan kemudian dituntut untuk memecahkannya.
PBL lebih tepat dilaksanakan dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran
tradisional. Hal ini dapat dimengerti bahwa para dokter yang nanti bertugas
pada kenyataannya selalu dihadapkan pada masalah pasiennya sehingga harus
mampu menyelesaikannya. Walaupun pertama dikembangkan dalam
pembelajaran di sekolah kedokteran tetapi pada perkembangan selanjutnya
diterapkan dalam pembelajaran secara umum.
b. Apa saja strategi PBL yang digunakan dalam proses pembelajaran?
1. Sistem belajar dengan modul
KBK mengunakan modul sebagai sistem. Dalam hal ini modul
merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman
belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Tujuan utama sistem
modul adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran
4
di sekolah, baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai
tujuan secara optimal.
2. Mengunakan keseluruhan sumber belajar
Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal peserta didik dituntut tidak
hanya mengandalkan diri dari apa yang terjadi di dalam kelas, tetapi
harus mampu dan menulusuru aneka ragam sumber belajar yang di
perlukan.
3. Pengalaman lapangan
KBK lebih menekankan pada pengalaman lapangan untuk mengakrabkan
hubungan antara guru dan peserta didik. Keterlibatan angota tim guru
dalam pembelajaran di sekolah memudahkan mereka untukmengikuti
pembelajaran.
4. Strategi belajar individual personal
Belajar individual adalah belajar berdasarkan tempo belajar peserta didik,
sedangkan belajar personal adalah interaksi edukatif berdasarkan
keunikan peserta didik: bakat, minat dan kemampuan (personalisasi)
5. Kemudahan belajar
Diberikan melalui kombinasi antara pembelajaran individual personal
dan pengalaman lapangan dan pembelajaran secara tim.melalui berbagai
saluran komunikasi.
6. Balajar tuntas
Merupakan strategi pembelajaran yang dapat dilaksanakan didalam kelas
dengan asumsi bahwa didalam kondisi yang tepat semua peserta didik
akan mampu belajar dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang
maksimal terhadap seluruh bahan yang di pelajari
c. Apa saja manfaat dari proses pembelajaran KBK dengan strategi PBL?
1. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam
situasi nyata
2. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui
aktivitas belajar
5
3. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada
hubunganna tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa. Hal ini mengurangi
beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi
4. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok
5. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari
perpustakaan, internet, wawancara dan observasi
6. Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri
7. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam
kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka
8. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja
kelompok dalam bentuk peer teaching
3. Prilly merasa kurang nyaman dengan sistem belajar melalui diskusi
kelompok dan mengakui kekurangannya
a. Bagaimana cara diskusi kelompok dapat diterapkan dengan baik?
Adanya komunikasi yang baik
Adanya kerja sama
Setiap anggota kelompok semakin menyadari siapa dirinya dan siapa
orang lain
Memiliki satu tujuan
Seluruh anggota kelompok terlibat secara aktif
Turut bertanggung jawab
Adanya interaksi
Saling menghormati
Saling menghargai
Saling keterbukaan
Adanya toleransi dan kejujuran
b. Apa saja faktor yang mempengaruhi kenyamanan seseorang dalam
diskusi kelompok?
Ada dua faktor yaitu, faktor internal dan eksternal.
Faktor Internal: faktor dari dalam individu itu sendiri, si individu harus
mampu menyesuaikan diri terhadap situasi/keadaan dari
6
diskusi kelompok tersebut, bisa secara psikologis ataupun
secara sosial.
Faktor Eksternal: faktor yang berasal dari luar individu, faktor ini bisa berupa
lingkungan diskusi yang sedang berlangsung yang membuat
anggota diskusi merasa tidak nyaman. Dimana ketidak
nyamanan muncul akibat dari tidak diterapkannya prinsip-
prinsip berdiskusi yang benar sehingga diskusi tidak efektif
atau tidak dilaksanakannya syarat-syarat dalam berdiskusi
yang membuat adanya ketimpangan-ketimpangan atau
kejadian yang tidak diinginkan terjadi semestinya.
c. Bagaimana cara agar diskusi kelompok menjadi efektif?
Diskusi kelompok menjadi efektif, apabila diterapkannya prinsip-prinsip
dasar diskusi yaitu aturan atau prinsip-prinsip dasar di dalamnya,prinsip-
prinsip tersebut antara lain :
• Menghindari terjadinya debat kusir. Debat kusir adalah perselisihan
pendapat yang terjadi, tetapi tanpa dilandasi alasan yang jelas.
• Menyanggah atau menolak pendapat orang lain harus didasari oleh
argumentasi-argumentasi yang kuat dan meyakinkan.
• Dalam diskusi setiap peserta dituntut untuk aktif menyampaikan pendapat-
pendapatnya. Bahkan, seringkali terjadi saat seseorang menyampaikan
pendapatnya, teman yang lain menyelanya.
• Tidak ada pemenang dalam diskusi, yang dicari atau didapat dari diskusi
adalah mufakat atau kesepakatan bersama yang didapat dari berbagai
pendapat yang ada.
d. Apa saja faktor yang berpengaruh dalam suatu diskusi kelompok?
a. Materi: Masalah yang didiskusikan merupakan suatu persoalan yang
dibahas oleh peserta diskusi untuk dipahami, diketahui sebab-sebabnya,
dianalisis, dicari jalan keluar atau solusinya, diambil keputusan yang
tepat, terbaik di antara yang baik atau tak baik sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan. Masalah adalah persoalan yang ada antara harapan dengan
kenyataan. Oleh sebab itu, kegiatan diskusi merupakan suatu upaya untuk
7
menemukan cara menghilangkan, mengatasi atau memperkecil jarak
antara harapan dengan kenyataan.
Kriteria masalah yang layak didiskusikan:
Menarik perhatian peserta.
Aktual dan menjadi pembiacaraan umum.
Berguna bagi peserta, masyarakat atau bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.
Baru, yaitu belum ada atau belum dibahas sebelumnya.
Langka, jarang ada (kesempatan atau problemanya.
Menyangkut kebijakan untuk umum atau penting sebagai public
figure.
Mengandung alternatif pendapat-multidimensional.
Membutuhkan pertimbangan yang matang untuk penentuan
keputusan.
b. Manusia, sebagai pelaksana, terdiri dari:
Moderator, moderator bertugas membuka, memperkenalkan
pemrasaran dan notulis, membacakan tata tertib, mengarahkan dan
mengatur arus pembicaraan, menyampiakn kesimpulan, serta menutup
diskusi.
Notulis, notulis bertugas mencatat hal-hal penting dalam diskusi baik
teknis maupun materi pembicaraan.
Peserta, peserta bertugas mengikuti kegiatan diskusi secara aktif,
bukan sebatas pendengar belaka, melainkan bisa juga memberikan
tanggapan, pertanyaan, dan lain-lain.
Pemakalah/Penyaji, penyaji bertugas menjelaskan isi permasalahan
yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam bentuk makalah.
c. Perlengkapan, perlengkapan terdiri dari :
Perlengkapan dalam pelaksanaan diskusi meliputi pemilihan tempat yang
akan dilakukan dalam diskusi,sarana seperti LCD,viewer,dsb.
e. Bagaimana proses yang seharusnya terjadi dalam diskusi kelompok?
8
a. Fase Persipan
Diskusi yang baik tidak akan terjadi begitu saja, artinya asal jadi, tetapi
membutuhkan persiapan yang cermat seperti haknya lesson planning. Fase
persiapan ini biasanya terdiri atas langkah-langkah sebagi berikut:
• Mempelajari subyek (area) yang akan didiskusikan.
• Membagi peserta menjadi kelompok-kelompok dan member pengarahan
siapa menjadi apa (ketua/sekretais,peserta biasa,dan pengamat)
• Menentukan tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai dalam diskusi
itu.
• Mengidentifikasi hasil-hasil belajar apa yang seharusnya dikuasai peserta
(apakah konsep,prinsip, dan lain-lain).
• Menunjukan dan menguraikan dengan jelas problema yang akan
dipecahkan dalam diskusi (briefing).
• Mengembangkan agenda yang mencakup semua point yang dibutuhkan
dalam rangka pemecaha masalah.
• Mengatur ruangan dan tempat duduk,papan tulis,dan alat-alat bantu yang
akan dipergunakan.
b. Fase Pelaksanaan, fase ini tersusun atas kontinu sebagai berikut:
• Pembukaan Diskusi, dalam pembukaan diskusi yang perlu diperhatikan
adalah penciptaan prakondisi sehingga perhatian dan sikap mental peserta
digiring dan disipakan agar terkonsentrasi pada hal-hal yang akan
dibicarakan dalam diskusi,usaha tersebut dapat berupa :
• Pemeliharaan Diskusi, dalam pemeliharaan ini sebaiknya diterapkan
bentuk-bentuk reinforcement sehingga mendorong peserta untuk
berpartisipasi secara aktif. Pemeliharaan perasaan itu sangat penting yang
menyebabkan seseorang merasa dihargai dan diperhatikan serta
diikutsertakan sehingga mendorong timbulnya sikap bertanggung jawab.
• Penutup diskusi, dalam penutupan diskusi dibuat rangkuman dan
kesimpulan yang tepat dan jelas
9
4. Prilly tidak dapat mengikuti berbagai topik pembelajaran yang dipaparkan
di tutorial.
a. Apa yang dimaksud dengan tutorial?
Tutorial adalah suatu kegiatan pembelajaran yang berpusat pada
pembelajaran secara mandiri yang dilaksanakan dengan cara berdiskusi antar
anggota di dalam satu kelompok yang pada akhirnya di harapkan untuk dapat
memecahkan masalah – masalah yang telah dihadapkan pada kelompok
tersebut.
b. Bagaimana proses tutorial?
Langkah 1: Mengidentifikasi dan mengklarifikasi istilah dan
konsep yang belum dikenal dalam skenario. Notulen membuat daftar
istilah yang masih belum jelas sampai akhir diskusi.
Langkah 2: Mendefinisikan masalah yang akan dibahas. Jika
terdapat perbedaan pandangan tentang masalah yang perlu dibahas, maka
semua masalah harus dipertimbangkan. Notulen membuat daftar masalah
yang sudah disepakati untuk dibahas.
Langkah 3: Sesi “brainstorming” (curah pendapat) untuk
membahas masalah, yaitu memberikan saran penjelasan dan
mengidentifikasi area yang belum diketahui dengan sempurna. Notulen
mencatat semua pokok diskusi.
Langkah 4: Kaji ulang langkah 2 dan 3, lalu tata penjelasan-
penjelasan menjadi solusi sementara. Notulen menata penjelasan-
penjelasan
Langkah 5: Rumuskan tujuan pembelajaran (learning objective).
Kelompok menyepakati tujuan pembelajaran. Tutor memastikan bahwa
tujuan pembelajaran terfokus, bisa dicapai, komprehensif, dan tepat.
Langkah 6: Belajar mandiri (semua mahasiwa mengumpulkan
informasi yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran)
Langkah 7: Kelompok berbagi hasil belajar mandiri (mahasiswa
mengindetifikasi sumber belajar dan berbagi hasilnya). Tutor memeriksa
pembelajaran, dan menilai kinerja kelompok.
10
c. Apa saja dampak positif dan negatif dari tutorial?
Dampak Positif:
1. Retensi siswa pada apa yang dipelajari lebih lama dan kuat
2. Pengetahuan terintegrasi dengan lebih baik
3. Mengembangkan keterampilan belajar jangka panjang, yaitu bagaimana
meneliti, berkomunikasi dalam kelompok, dan bagaimana menangani
masalah.
4. Meningkatkan motivasi, minat dalam bidang studi, dan kemandirian belajar.
5. Meningkatkan interaksi siswa-siswa dan siswa-guru.
Dampak Negatif:
1. Instrumen penilaian hasil belajar yang valid dan dapat diterima sulit dibuat
atau ditafsirkan
2. Waktu yang diperlukan dalam pembelajaran lebih banyak
3. Sulitnya merancang masalah yang memenuhi standar pembelajaran berbasis
masalah.
5. Prilly merasakan ilmu kedokteran dasar tidak aplikatif
a. Apa itu ilmu kedokteran dasar?
b. Apa yang dimaksud dengan ilmu aplikatif?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu adalah pengetahuan tentang
suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yg
dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan)
itu. Sedangkan pengertian aplikatif menurut kamus besar bahasa indonesia
adalah mengenai atau berkenaan dengan penerapan. Jadi ilmu yang aplikatif
itu bisa di artikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Prilly tidak termotivasi untuk mempelajari ilmu kedokteran dasar lebih
dalam
11
a. Bagaimana cara menimbulkan motivasi dalam melakukan
pembelajaran?
Cara yang dapat dilakukan seorang pengajar untuk menumbuhkan motivasi
siswa adalah:
a) memperjelas tujuan yang ingin dicapai
b) membangkitkan minat siswa
c) ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar
d) menggunakan variasi metode yang menarik
e) berilah pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa
f) berikan penilaian
g) berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
h) ciptakan persaingan dan kerjasama.
b. Bagaimana cara yang baik dalam mempelajari ilmu kedokteran dasar?
12
III.1. Kerangka Konsep
RESUME: Sistem KBK memiliki strategi yaitu sistem blok dan diskusi kelompok. Sistem
ini mengakibatkan adanya metode pembelajaran berupa Problem Based Learning.
Metode pembelajaran ini mengakibatkan Prilly memiliki gaya belajar yang tidak sesuai
diiringi dengan komunikasi yang tidak efektif, sehingga Prilly pun kurang motivasi
belajar. Akibat dari kurangnya motivasi Prilly dalam belajar, Prilly akhirnya kurang
menguasai materi dan akhirnya tidak lulus MCQ-CBT. Seiringan dengan itu, Prilly pun
mengajukan keberatan ke ketua blok sehingga mengakibatkan kurangnya soft skill dan
komunikasi & etika yang kurang baik.
IV. Merumuskan Keterbatasan dan Learning Issues
1. Metode pembelajaran
2. Sistem KBK dan PBL
3. Diskusi kelompok
13
Sistem KBK dengan strategi PBL
Metode Pembelajaran
Tidak lulus MCQ-CBT
Kurang menguasai materi
Kurang motivasi belajar
Gaya belajar tidak sesuai
Kurangnya soft skill
Mengajukan keberatan ke ketua
blok
Sistem blok
Komunikasi tidak efektif
Komunikasi dan etika yang kurang baik
Diskusi Kelompok
4. Tutorial
5. Ilmu kedokteran dasar
6. Ilmu aplikatif
7. Motivasi belajar
8. Sistem blok
9. MCQ-CBT
10. Sistem ujian
Pokok bahasan What I knowWhat I don’t
know
What I have to
prove
How I will
learn
Metode
pembelajaranPengertian
Kelebihan dan
kekurangan
Faktor yang
mempengaruhi
Jurnal
Pakar
Internet
Text Book
Sistem KBK
dan PBL
Pengertian,
karakteristik,
prinsip
Strategi, manfaat Sistem
Diskusi
kelompok
Pengertian, jenis,
manfaat,
Faktor, cara agar
menjadi efektif,
faktor yang
mempengaruhi,
proses
Sistem
TutorialPengertian,
prinsip, proses
Dampak positif
dan negatif-
Ilmu kedokteran
dasar
Pengertian jenis,
peranan, cara
pemberian
Cara -
Ilmu aplikatif Pengertian Pengertian -
Motivasi belajar Pengertian,
fungsi, jenis,
- -
14
prinsip
Sistem blok
Pengertian, jenis,
kelebihan dan
kekuarangan.
Pengertian,
kelebihan dan
kekurangan
-
MCQ-CBTPengertian,
sistem.
Sistem,
kelebihan dan
kekurangan
Keefektifan
Sistem ujian
Pengertian, jenis,
kelebihan dan
kekurangan
- -
V. Sintesis Masalah
V.1 Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru
untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara
individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan
dimanfaatkan oleh murid dengan baik. cara atau metode pembelajaran yang
digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh
untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
Khusus metode pembelajaran di kelas, efektifitas metode dipengaruhi oleh faktor
tujuan, faktor siswa, faktor situasi dan faktor guru itu sendiri. Dengan demikian
metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting,
karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada cara guru dalam
menggunakan metode pembelajaran.
Ciri-ciri metode yang baik untuk proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak murid dan
materi.
b. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan mengantarkan
murid pada kemampuan praktis.
c. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi.
d. Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan pendapat.
15
e. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran
1. Jenis Metode Pembelajaran
a. Metode Ceramah
Metode Ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran
kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976),
melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru
dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya. Gage dan Berliner
(1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam
pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian
bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar
didapatkan.
b. Metode Diskusi
Metode Diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih
untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan
pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara
mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan
pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251). Menurut
Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode
diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan
metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga
metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak
dari pada metode diskusi.
c. Metode Resitasi
Metode Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa
membuat resume dengan kalimat sendiri.
d. Metode Eksperimental
Metode Eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana
siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan
16
untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses,
mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan
sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
e. Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan
mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan
dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta
membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
f. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode Pemecahan Masalah bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga
merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai
pada menarik kesimpulan. Metode problem solving merupakan metode yang
merangsang berfikir dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat
yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang
siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.
Kaitan dengan skenario adalah metode pembelajaran yang kurang sesuai
dengan Prilly membuat dia tidak lulus ujian.
V.2 Sistem KBK dan PBL
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah suatu konsep kurikulum
yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)
tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat
dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi
tertentu.
KARAKTERISTIK KBK
1. Sistem belajar dengan modul
2. Menggunakan keseluruhan sumber belajar
3. Pengalaman lapangan
4. Strategi belajar individual personal
5. Kemudahan belajar
6. Belajar tuntas
17
PRINSIP KBK
1. Berpusat pada siswa
2. Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi
3. Memiliki semangat mandiri kerjasama dan berkompetensi perlu dilatih untuk
terbiasa bekerja mandiri, kerjasama dan berkompetensi
4. Menciptakan kondisi yang menyenangkan
5. Mengembangkan kemampuan dan pengalaman belajar
6. Karakteristik mata pelajaran
Strategi PBL dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:1. Tutorial2. Konsultasi Pakar3. Diskusi Pleno4. Kuliah Blok5. Praktikum Laboratorium
6. Praktikum Laboratorium Keterampilan Klinis
Manfaat dari PBL yaitu:
1. Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didik pada setiap aspek
mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran
itu sendiri
2. Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student
oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan
memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh serta
pikiran terlibat dalam proses belajar.
3. Pengajar diberi kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di daerah masing-masing
4. Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan peserta didik untuk
mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan
penilaian yang terfokus pada konten.
Kaitan dengan skenario adalah sistem KBK dan PBL merupakan metode
pembelajaran yang digunakan untuk belajar di FK UNSRI
18
V.3 Diskusi Kelompok
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2008: 220) diskusi kelompok adalah suatu
pertemuan dua orang atau lebih, yang ditunjukkan untuk saling tukar pengalaman
dan pendapat, dan biasanya menghasilkan suatu keputusan bersama.
Menurut Wina Sanjaya (2006: 157) macam-macam jenis diskusi
kelompok antara lain :
a. Diskusi Kelas, adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh
seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan
dalam jenis diskusi ini,
- pertama, guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi,
siapa yang akan menjadi moderator dan penulis.
- Kedua, sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari
luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10-
15 menit.
- Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi
permasalahan setelah mendaftar pada moderator.
- Keempat, sumber masalah memberi tanggapan dan
kelima,moderator menyimpulkan hasil diskusi.
b. Diskusi Kelompok Kecil, dilakukan dengan membagi siswa dalam
kelompokkelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang.
Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara
umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi kedalam submasalahyang
harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam
kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.
c. Simposium, adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan
dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium
dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para
penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka
simposium diakhiri dengan
19
d. Diskusi Panel, adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh
beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan
audiens. Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi
panel audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekedar
peninjau para penelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu,
agar diskusi panel efektip perlu digabungkan dengan metode lain, misalnya
dengan metode penugasan. Siswa disuruh untuk merumuskan hasil
pembahasan dalam diskusi.
Diskusi kelompok/kelas dapat memberikan sumbangan yang berharga terhadap
belajar murid, antara lain:
1. Membantu murid untuk tiba kepada pengambilan keputusan yang lebih baik
ketimbang ia memutuskan sendiri, karena terdapat berbagai sumbangan pikiran
dari peserta lainnya yang dikemukakan dari berbagai sudut pandangan. 2
2. Mereka tidak terjebak dengan jalan pikirannya sendiri yang kadangkadang
salah.
3. Segala kegiatan belajar akan memperoleh dukungan bersama dari seluruh
kelompok/kelas hingga memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
4. Membantu mendekatkan atau mengeratkan hubungan antar kegiatan kelas
dengan tingkat perhatian dan derajat dari pada anggota kelas.
5. Apabila dilaksanakan dengan cermat, maka diskusi merupakan cara belajar yang
menyenangkan dan merangsang pengalaman, karena dapat merupakan pelepasan
ide-ide dan pendalaman, wawasan mengenai sesuatu.
Adapun faktor yang harus dilakukan agar orang merasa nyaman saat diskusi
kelompok yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor Internal : Faktor dari dalam
individu itu sendiri, si individu harus mampu menyesuaikan diri terhadap
situasi/keadaan dari diskusi kelompok tersebut, bisa secara psikologis ataupun
secara sosial.Faktor Eksternal : faktor yang berasal dari luar individu, faktor ini bis
20
aberupa lingkungan diskusi yang sedang berlangsung yang membuat anggota
diskusi merasa tidak nyaman. Dimana ketidaknyamanan muncul akibat dari tidak
diterapkannya prinsip-prinsip berdiskusi yang benar sehingga diskusi tidak efektif
atau tidak dilaksanakannya syarat-syarat dalam berdiskusi yang membuat adanya
ketimpangan-ketimpangan atau kejadian yang tidak diinginkan terjadi semestinya.
Diskusi kelompok menjadi efektif, apabila diterapkannya prinsip-prinsip dasar
diskusi yaitu aturan atau prinsip-prinsip dasar di dalamnya,prinsip-prinsip tersebut
antara lain :
Menghindari terjadinya debat kusir. Debat kusir adalah perselisihan pendapat yang terjadi, tetapi tanpa dilandasi alasan yang jelas.
Menyanggah atau menolak pendapat orang lain harus didasari oleh argumentasi-argumentasi yang kuat dan meyakinkan.
Dalam diskusi setiap peserta dituntut untuk aktif menyampaikan pendapat-pendapatnya. Bahkan, seringkali terjadi saat seseorang menyampaikan pendapatnya, teman yang lain menyelanya.
Tidak ada pemenang dalam diskusi, yang dicari atau didapat dari diskusi adalah mufakat atau kesepakatan bersama yang didapat dari berbagai pendapat yang ada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu unsur-unsur diskusi itu sendiri, Materi : Masalah yang didiskusikan merupakan suatu persoalan yang dibahas oleh peserta diskusi untuk dipahami, diketahui sebab-sebabnya, dianalisis, dicari jalan keluar atau solusinya, diambil keputusan yang tepat, terbaik di antara yang baik atau tak baik sesuai dengan keadaan dan kebutuhan. Masalah adalah persoalan yang ada antara harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, kegiatan diskusi merupakan suatu upaya untuk menemukan cara menghilangkan, mengatasi atau memperkecil jarak antara harapan dengan kenyataan.
Kriteria masalah yang layak didiskusikan:
Menarik perhatian peserta. Aktual dan menjadi pembiacaraan umum.
Berguna bagi peserta, masyarakat atau bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Baru, yaitu belum ada atau belum dibahas sebelumnya.
Langka, jarang ada (kesempatan atau problemanya.
Menyangkut kebijakan untuk umum atau penting sebagai public figure.
21
Mengandung alternatif pendapat-multidimensional.
Membutuhkan pertimbangan yang matang untuk penentuan keputusan.
Manusia, Manusia sebagai pelaksana. Terdiri dari:
Moderator , Moderator bertugas membuka, memperkenalkan pemrasaran dan notulis, membacakan tata tertib, mengarahkan dan mengatur arus pembicaraan, menyampiakn kesimpulan, serta menutup diskusi.
Notulis, Notulis bertugas mencatat hal-hal penting dalam diskusi baik teknis maupun materi pembicaraan.
Peserta, Peserta bertugas mengikuti kegiatan diskusi secara aktif, bukan sebatas pendengar belaka, melainkan bisa juga memberikan tanggapan, pertanyaan, dan lain-lain.
Pemakalah/Penyaji, Penyaji bertugas menjelaskan isi permasalahan yang telah dipersiapkan sebelumnya dalam bentuk makalah.[28]
Perlengkapan, Perlengkapan terdiri dari : Perlengkapan dalam pelaksanaan diskusi meliputi pemilihan
tempat yang akan dilakukan dalam diskusi,sarana seperti LCD,viewer,dsb.
Berikut ini adalah prosedur penyelenggaraan diskusi yang meliputi 2 fase,yaitu :
a. Fase Persipan
Diskusi yang baik tidak akan terjadi begitu saja, artinya asal jadi, tetapi membutuhkan persiapan yang cermat seperti haknya lesson planning. Fase persiapan ini biasanya terdiri atas langkah-langkah sebagi berikut:
Mempelajari subyek (area) yang akan didiskusikan. Membagi peserta menjadi kelompok-kelompok dan member pengarahan
siapa menjadi apa (ketua/sekretais,peserta biasa,dan pengamat)
Menentukan tujuan instruksional khusus yang ingin dicapai dalam diskusi itu.
Mengidentifikasi hasil-hasil belajar apa yang seharusnya dikuasai peserta (apakah konsep,prinsip, dan lain-lain).
Menunjukan dan menguraikan dengan jelas problema yang akan dipecahkan dalam diskusi (briefing).
22
Mengembangkan agenda yang mencakup semua point yang dibutuhkan dalam rangka pemecaha masalah.
Mengatur ruangan dan tempat duduk,papan tulis,dan alat-alat bantu yang akan dipergunakan.
b. Fase Pelaksanaan, Fase ini tersusun atas kontinu sebagai berikut :
Pembukaan Diskusi, Dalam pembukaan diskusi yang perlu diperhatikan adalah penciptaan prakondisi sehingga perhatian dan sikap mental peserta digiring dan disipakan agar terkonsentrasi pada hal-hal yang akan dibicarakan dalam diskusi,usaha tersebut dapat berupa :
Pemeliharaan Diskusi, Dalam pemeliharaan ini sebaiknya diterapkan bentuk-bentuk reinforcement sehingga mendorong peserta untuk berpartisipasi secara aktif.[43] Pemeliharaan perasaan itu sanagat penting yang menyebabkan seseorang merasa dihargai dan diperhatikan serta diikutsertakan sehingga mendorong timbulnya sikap bertanggungjawab dan rasa memiliki. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam fase pemeliharaan ini adalah :
Menjaga peserta agar tidak keluar dari subyek yang bersangkutan
Membuat pertanyaan-pertanyaan yang menghendaki atau menuntut jawaban dari peserta,dan mempersipakan mereka member alas an-alasan setiap padangan atau pendapat yang mereka ucapkan
Hindarkan pemunculan topic baru yang belum waktunya muncul,tunggu sampai topik lama diselesaikan.
Bila mungkin hubungkan topic baru dengan topik lama.
Sering-sering membuat rigkasan terhadap bantuan pikiran peserta yang langsung ada hubungnnya dengan diskusi.
Siap-siap dengan komentar atau pertanyaan untuk mengarahlkan kembali jika diskusi itu menuju jalan buntu.
Penutup diskusi, Agar para peserta menjadi mantap dan tidak merasa mengambang akan hasil diskusinya maka dalam penutupan diskusi segera :
Segera dibuatka rangkuman dan kesimpulan yang tepat dan jelas.
Kalau terpaksa dalam menyimpulkan diskusi itu terjadi kompromi maka jangan biarkan diskusi itu menjadi terkantung-kantung.
23
Kaitan dengan skenario adalah diskusi kelompok itu salah satu strategi pembelajaran KBK.
V.4 Tutorial
Tutorial adalah bantuan atau bimbingan belajar yang bersifat akademik oleh
tutor kepada mahasiswa (tutee) untuk membantu kelancaran proses belajar mandiri
mahasiswa secara perorangan atau kelompok berkaitan dengan materi ajar. Beberapa
prinsip dasar tutorial yang sebaiknya dipahami oleh tutor agar penyelenggaraan tutorial
yang efektif, dan tidak terjebak pada situasi perkuliahan biasa, adalah:
1. Interaksi tutor-tutee sebaiknya berlangsung pada tingkat metakognitif, yaitu
tingkatan berpikir yang menekankan pada pembentukan keterampilan “learning
how to learn” atau “think how to think” (mengapa demikian, bagaimana hal itu
bisa terjadi, dsb)
2. Tutor harus membimbing tutee dengan teliti dalam keseluruhan langkah proses
belajar yang dijalani oleh tutee
3. Tutor harus mampu mendorong tutee sampai pada taraf pengertian yang
mendalam sehingga mampu menghasilkan pengetahuan yang tahan lama
4. Tutor seyogianya menghindarkan diri dari pemberian informasi semata (transfer
of knowledge), dan menantang tutee untuk menggali informasi/pengetahuan
sendiri dari berbagai sumber belajar dan pengalaman lapangan
5. Tutor harus mampu menumbuhkan diskusi, komentar dan kritik antar tutee,
sehingga dapat meningkatkan kemampuan intelektual, psikomotorik,
sikapdemokrasi, kerjasama, dan interaksi antar tutee
6. Segala keputusan dalam tutorial sebaiknya diambil melalui proses dinamika
kelompok di mana setiap tutee dalam kelompok memberikan sumbang
pikirannya
7. Tutor seyogianya mampu membuat variasi stimulasi/rangsangan untuk belajar,
sehingga tutee tidak merasa bosan, jenuh, dan/atau putus asa
8. Tutor selayaknya memantau kualitas kemajuan belajar tutee dengan
mengarahkan kajian sampai pada taraf pengertian yang mendalam
Adapun langkah tutorial yaitu:
24
Langkah 1: Mengidentifikasi dan mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum
dikenal dalam skenario. Notulen membuat daftar istilah yang masih
belum jelas sampai akhir diskusi.
Langkah 2: Mendefinisikan masalah yang akan dibahas. Jika terdapat perbedaan
pandangan tentang masalah yang perlu dibahas, maka semua
masalah harus dipertimbangkan. Notulen membuat daftar masalah
yang sudah disepakati untuk dibahas.
Langkah 3: Sesi “brainstorming” (curah pendapat) untuk membahas masalah,
yaitu memberikan saran penjelasan dan mengidentifikasi area yang
belum diketahui dengan sempurna. Notulen mencatat semua pokok
diskusi.
Langkah 4: Kaji ulang langkah 2 dan 3, lalu tata penjelasan-penjelasan menjadi
solusi sementara. Notulen menata penjelasan-penjelasan
Langkah 5: Rumuskan tujuan pembelajaran (learning objective). Kelompok
menyepakati tujuan pembelajaran. Tutor memastikan bahwa tujuan
pembelajaran terfokus, bisa dicapai, komprehensif, dan tepat.
Langkah 6: Belajar mandiri (semua mahasiwa mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan tujuan pembelajaran)
Langkah 7: Kelompok berbagi hasil belajar mandiri (mahasiswa mengindetifikasi
sumber belajar dan berbagi hasilnya). Tutor memeriksa
pembelajaran, dan menilai kinerja kelompok.
Dampak Positif dari tutorial yaitu:
1. Retensi siswa pada apa yang dipelajari lebih lama dan kuat
2. Pengetahuan terintegrasi dengan lebih baik
3. Mengembangkan keterampilan belajar jangka panjang, yaitu bagaimana
meneliti, berkomunikasi dalam kelompok, dan bagaimana menangani
masalah.
4. Meningkatkan motivasi, minat dalam bidang studi, dan kemandirian belajar.
5. Meningkatkan interaksi siswa-siswa dan siswa-guru.
Dampak Negatif dari tutorial ialah:
25
4. Instrumen penilaian hasil belajar yang valid dan dapat diterima sulit dibuat
atau ditafsirkan
5. Waktu yang diperlukan dalam pembelajaran lebih banyak
6. Sulitnya merancang masalah yang memenuhi standar pembelajaran berbasis
masalah.
Kaitan dengan skenario adalah tutoria merupakan salah satu strategi KBK
dimana menerapkan belajar menyelesaikan masalah atau Problem Based
Learning.
V.5 Ilmu Kedokteran Dasar
Termasuk dalam Ilmu Kedokteran Dasar ialah ilmu-ilmu premedik, ilmu-ilmu
preklinik dan ilmu-ilmu paraklinik. Tetapi ada pula yang menyebut semua ilmu tadi,
jadi ilmu yang mendahului ilmu-ilmu klinik, sebagai ilmu-ilmu preklinik. Antara lain
ilmu-ilmu premedik meliputi:
Fisika
Kimia
Biologi
Sedangkan ilmu-ilmu paraklinik antara lain:
Patologi anatomi
Patologi klinik
Farmokologi
Parasitologi
Mikrobiologi
Untuk memudahkan penyajian contoh peranan ilmu-ilmu dasar maka
diambil sebagai ilmu yang bersifat morfologik, yaitu anatomi. Sedangkan untuk
ilmu yang bersifat fungsional, yaitu fisiologi. Cara pemberian ilmu dalam Ilmu
Kedokteran Dasar masih selalu merupakan persoalan yang perlu dipecahkan.
Dalam beberapa perguruan tinggi ilmu-ilmu tersebut diberikan dengan apa yang
disebut sebagai “Sistem Blok”, yaitu diberikan saling berurutan, satu sesudah
yang lain. Sistem ini mempunyai keuntungan bahwa dalam saat mahasiswa
mempelajari satu disiplin ilmu dan perhatiannya tidak terbagi.
26
Yang berkaitan dengan skenario adalah ilmu kedokteran dasar
merupakan materi yang dipelajari oleh Prilly yang dianggap tidak
aplikatif dan kurang menarik.
V.6 Ilmu Aplikatif
Pengertian dari ilmu aplikatif itu sendiri adalah ilmu yang tidak sempurna tanpa dipraktikkan. Artinya, belajar ilmu aplikatif tersebut haruslah seimbang antara belajar teori dan praktik.
Ilmu aplikatif berkaitan dengan apakah ilmu kedokteran dasar tergolong ilmu aplikatif atau tidak. Hal itu tidak dapat diputuskan karena lebih bersifat opini.
V.7 Motivasi Belajar
Menurut Mc. Donald dalam Sutikno (2007), motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan di dahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Pada intinya bahwa motivasi merupakan kondisi
psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi antara
lain:
1) Mengarahkan atau Directional Function ; Dalam mengarahkan kegiatan,
motivasi berperan mendekatkan atau menjauhkan individu dari sasaran yang akan
dicapai. 2) Mengaktifkan dan Meningkatkan Kegiatan atau Activating and Energizing
Function; Suatu perbuatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah, akan
dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh, tidak terarah dan kemungkinan besar tidak
akan membawa hasil.
. Woodworth menggolongkan dan membagi motif-motif tersebut menjadi tiga
jenis yaitu:
a) Kebutuhan-kebutuhan organis (Organic Motive). Motif ini berhubungan dengan
kebutuhan-kebutuhan bagian dalam tubuh (kebutuhan-kebutuhan organis), seperti:
lapar/haus, kebutuhan bergerak dan beristirahat/tidur, dan sebagainya.
b) Motif-motif darurat (Emergency Motive). Motif ini timbul jika situasi menuntut
timbulnya tindakan yang cepat dan kuat karena perangsang dari luar yang menarik
manusia atau suatu organisme. Contoh motif ini antara lain: melarikan diri dari bahaya,
berkelahi dan sebagainya.
27
c) Motif-motif obyektif (Objective Motive). Motif obyektif adalah motif yang
diarahkan/ditujukan ke suatu obyek atau tujuan tertentu di sekitar kita. Motif ini timbul
karena adanya dorongan dari dalam diri kita (kita menyadarinya). Contoh: motif
menyelidiki, menggunakan lingkungan. Selain pengklasifikasian motif menjadi tiga
sebagaimana di atas, Burton menggolongkan/membagi motif-motif tersebut menjadi
dua, yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik (www.anneahira.com).
a) Motif Intrinsik. Motif intrinsik adalah motif yang timbul dari dalam seseorang untuk
berbuat sesuatu atau sesuatu yang mendorong bertindak sebagaimana nilai-nilai yang
terkandung di dalam obyeknya itu sendiri. Motivasi intrinsik merupakan pendorong
bagi aktivitas dalam pengajaran dan dalam pemecahan soal. Keinginan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan, keinginan untuk memahami sesuatu
hal,merupakan faktor intrinsik yang ada pada semua orang.
b) Motif Ekstrinsik. Motif ekstrinsik adalah motif yang timbul dari luar/lingkungan.
Motivasi ekstrinsik dalam belajar antara lain berupa penghargaan, pujian, hukuman,
celaan atau ingin meniru tingkah laku seseorang.
Prinsip-prinsip dalam motivasi belajar antara lain: a) Memuji labih baik daripada mencela Perlu diketahui bahwa manusia cenderung akan mengulangi perbuatan yang mendapatkan pujian atau apresisasi dari pihak lain.b) Memenuhi kebutuhan psikologic) Motivasi intrinsik lebih efektif daripada ekstrinsik d) Keserasian antara motivasie) Mampu manjelaskan tujuan pembelajaranf) Menumbuhkan perilaku yang lebih baikg) Mampu mempengaruhi lingkungan h) Bisa diaplikasikan dalam wujud yang nyata
Kaitan dengan skenario adalah motivasi belajar yang kurang menjadi penyebab Prilly tidak lulus dalam tes MCQ-CBT.
V.8 Sistem Blok
System Blok merupakanrencanakegiatan proses belajarmengajardalam 1
semester, yang memuatunsur-unsurblok, kodematakuliah, bahan ajar matakuliah( course
content ) dankodebahan ajar, sertabebanstudimasing-masingmatakuliah. Untuk lebih
detailnya kegiatan-kegiatan selama blok ini akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Kuliah
28
Kuliah diberikan sesuai dengan jadwal dengan total jam 3 minggu sebesar 14 jam tatap muka. Tujuan kuliah adalah untuk memberikan dasar pemahaman atau konsep ilmu tertentu yang sangat penting dalam membantu mahasiswa memahami masalah atau skenario. Kuliah ini diberikan oleh pakar di bidangnya masing-masing sesuai dengan topik kuliah dalam rangka mendukung pencapaian kompetensi dalam blok.
2. Diskusi TutorialKegiatan diskusi tutorial merupakan kegiatan utama dalam pembelajaran metode problem based learning. Dalam kegiatan diskusi tutorial
mahasiswa dihadapkan pada masalah yang terkait dengan blok. Masalah tersebut ditampilkan dalam skenario yang mengangkat kasus tertentu. Kegiatan diskusi dilakukan seminggu tiga kali. Pertemuan pertama hanya
melakukan brainstorming untuk mengidentifikasi istilah atau key word dan menetapkan masalah serta membagi tugas untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan atau memahami masalah. Pada pertemuan kedua diskusi mahasiswa mulai menyampaikan pendapat dan melontarkan jawaban berdasarkan referensi sesuai dengan tugasnya. Pertemuan terakhir mahasiswa menyelesaikan pertanyaan yang belum terjawab sekaligus melakukan pendalaman.
3. JigsawTujuan dilakukan jigsaw agar mahasiswa mampu menyampaikan suatu
materi secara jelas dan menjawab pertanyaan yang diajukan, sehingga mahasiswa akan terbiasa menyampaikan dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pasien atau keluarganya secara ilmiah dan akurat.
4. Skill PracticeKegiatan skill practice/ latihan ketrampilan bertujuan untuk memberikan berbagai ketrampilan yang relevan dengan tema blok. Ketrampilan
tersebut sangat diperlukan nantinya dalam menjalankan perannya di pelayanan masyarakat kelak baik sebagai tenaga kesehatan maupun anggota
masyarakat.
5. Riset/penelitian sederhanaRiset sederhana berbasic studi pustaka/studi literatur merupakan
kompetensi dasar untuk mempersiapkan mahasiswa dalam melakukan riset keperawatan di tingkat selanjutnya. Riset sederhana juga dapat menjadi dasar evidence based practise bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem persarafan.
29
Menurut LAB of Governor (1998), kelebihan dari sistem blok adalah sebagai berikut: 1) Dengan sistem blok, guru mempunyai waktu lebih untuk menyelesaikan pembelajaran, melakukan ujian, atau mengevaluasi praktek siswa. Lebih banyak waktu yang tersedia untuk mengembangkan konsep, mencoba berbagai model pembelajaran. 2) Dengan sistem blok menjadikan siswa dapat berkonsentrasi pada pelajaran dan menggali lebih mendalam. 3) Memungkinkan siswa untuk menyelesaikan pelajaran dengan cepat dan dapat mengambil pelajaran berikutnya. 4) Kolaborasi antara guru dimungkinkan karena penjadwalan blok memberi mereka waktu yang panjang di yang mereka dapat bertukar ide dan strategi 5) Meningkatnya nilai dan pemahaman siswa karena siswa dapat belajar banyak di kelas dan lebih mampu memusatkan perhatian pada pelajaran mereka. 6) Meningkatnya disiplin siswa. Guru merasa mampu menangani perilaku siswa karena memiliki waktu yang cukup untuk mengatasi masalah dikelas dan memiliki hubungan yang kuat dengan siswa.
Sedangkan kekurangan dari sistem blok menurut LAB of Governor (1998) adalah sebagai berikut: 1) Siswa lupa dengan pelajaran mereka ketika subjek yang berhubungan tidak dipelajari secara berurutan 2) Sistem blok tidak akan maksimal jika guru tidak mempersiapkan kelas dan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi 3) Absen sulit dilakukan. Ketika siswa tidak hadir dalam satu tatap muka mereka mungkin kesulitan untuk mengejar.
Yang terkait dengan skenario yaitu sistem blok adalah salah satu strategi dalam pembelajaran KBK.
V.9 MCQ-CBT
MCQs (Multiple Choice Questions) adalah metode uji yang paling banyak digunakan dalam menguji pemahaman tentang suatu konsep ilmu (knows atau knows how). MCQs yang dikembangkan disusun dengan menggunakan konsep key features, yaitu memfokuskan pertanyaan pada pemahaman konsep konsep yang vital bagi keberhasilan penanganan suatu masalah kesehatan. Untuk menguji level knows dan knows how MCQs memiliki validitas yang baik serta dengan jumlah sampling yang cukup banyak juga memiliki reliabilitas yang baik. Metode MCQs dengan komputer yang kemudian disebut computer-based testing (CBT) memberikan tampilan yang lebih baik sehingga gambaran atau pencitraan pasien bisa lebih baik ditampilkan. CBT juga memberikan kemudahan dalam hal scoring, analisa maupun pelaporan hasil. Hasil ujian dapat diproses lebih cepat dan efisien.
30
MCQs dengan CBT terdiri dari 200 butir soal berdasarkan blue print yang telah ditetapkan dalam panduan ini dengan lama waktu pelaksanaan 200 menit.
Soal terdiri stem soal yang berbentuk skenario (vignette), pertanyaan, dan lima pilihan jawaban dengan satu jawaban benar.
Adapun kelebihan dari sistem ini yaitu lebih memudahkan fakultas dalam menilai proses pembelajaran, soal yang sulit dikerjakan oleh mahasiswa dapat di feedback pada dosen, serta terdeteksinya materi yang sulit yang belum dikuasai oleh mahasiswa. Sedangkan, kekurangannya adalah terkadang monitor jam ujian belum sesuai dengan pelaksanaan, mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk menyontek, mahasiswa yang usil dengan membuka program yang lain sehingga program langsung stop dan sebagainya. Pelaksanaan ujian dengan sistem MCQ-CBT dapat dikatakan cukup efektif dilaksanakan sebab memilki cukup banyak kelebihan-kelebihan, namun sistem ini baru diujicobakan dan banyak kendala yang dijumpai sehingga sedini mungkin untuk diperbaiki agar pelaksanaan ujian akhir blok dapat dilaksanakan lebih baik.
Terkait dengan skenario, MCQ-CBT adalah tes yang membuat Prilly tidak lulus blok 3 dan 4.
V.10 Sistem Ujian
Sistem ujian adalah sebuah system terintegrasi, system manusia-mesin, untuk
menyediakan dan mengadakan ujian secara lebih cepat dan efektif sehingga dapat
diketahui mutunya.Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak dari
computer. System ujian yang ada di Indonesia sekarang ini ada tipe, yaitu CBT
(computer-based test) and PBT (Paper-based test), CBT adalah bagian dari system
informasi pendidikan jarak jauh melalui media teknologi elektronik internet atau e-
learning.Media teknologi informasi sangat erat kaitannya dengan sistem basis data
sebagai media masukan dan penyimpanan data yang sesuai dengan kebutuhan para
penggunanya.
Keuntungan penerapan system ujianCBT :
1. Hemat waktu karena tidak perlu menghitamkan jawaban2. Hemat penggunaan kertas sehingga makin sedikit pohon yang ditebang.3. Perbedaan kode soal tiap siswa sehingga meminimalisir tingkat
kecurangan.CBT bukanlah tanpa kekurangan dalam pelaksanaannya, terdapat juga beberapa kelemahan penerapan CBT, seperti :
1. kegagalan login kadang terjadi2. keamanan server nya, apakah mudah diretas oleh hacker atau tidak3. Biaya yang cukup besar seperti untuk pembelian computer maupun
listrik
31
Kaitan dengan skenario adalah sistem ujian di fk UNSRI yaitu MCQ-CBT membuat Prilly tidak lulus.
KESIMPULAN
Prilly tidak lulus ujin MCQ-CBT karena gaya belajar yang kurang sesuai dengan
metode pembelajaran PBL yang diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. “Kurikulum KBK KIKI Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kedokteran Islami, Kedokteran Keluarga, dan Kedokteran Industri”. (http://kedokteran.umm.ac.id/home.php?c=02020110&lang=id diakses pada tanggal 8 September 2015).
Blomm, Aqil Zainal. 2007. Model-Model Mengajar. Bandung: CV. Diponegoro
Gintings, Abdorrakhman, 2008, Essensi Praktis Belajar dan Pembelajaran, Bandung:
Gordon Dryden,dkk, Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution) Belajar akan
Efektif Kalau Anda dalam Keadaan “Fun” (Bandung: Kaifa, 2001), 351.
Hamalik (1991:73) (dalam Abi Masiku (2003:10)) dalam http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/6281/6434 diakses tanggal 8 september 2015
32
Humaniora dalam http://juonorp.blogspot.com/2013/05/metode-pembelajaran.html diakses
tanggal 8 september 2015
Kusumawati, Wiwik. 2012. Problem Based Learning (PBL) dalam KBK dan
Pencapaian Prestasi Akademik: Evaluasi Implementasi PBL. http://
http://sainsmedika.fkunissula.ac.id/index.php/sainsmedika/article/view/128 (pdf)
Mardiyanis. 2007. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 001
Dengan Menggunakan Metode Diskusi Tahun Ajaran 2007/2008.
Pratiwi, Puput Kartika. “HUBUNGAN PENERAPAN JAM PELAJARAN SISTEM BLOK DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL SISWA KELAS X SMKN 1 MAGELANG TAHUN AJARAN 2013/2014”. (http://eprints.uny.ac.id/21078/1/Puput%20Kartika%2012502247008.pdf diakses pada 8 September 2015)
33
top related