ltm mpkt
Post on 11-Feb-2015
85 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Lembar Tugas Mandiri
MPKT - A
Nama :Ratri Kirana Prabaningtyas
NPM :1206202154
Kelas :MPKT A - 04
Kelompok :FG - 2
Topik :Arti Kewarganegaraan serta Hubungan Timbal Balik
antara Negara dan Warga Negara
Data Referensi :
Kewarganegaraan (berasal dari bahasa Inggris citizenship dan bahasa latin civis)
secara umum berarti segala sesuatu yang menyangkut warga negara.Namun, pada
dasarnya kata kewarganegaraan sendiri memiliki berbagai interpretasi yang
berubah dari waktu ke waktu. Pada masa Yunani Kuno, (±400 SM) warga negara
diidentikkan dengan orang-orang non-budak yang memiliki hak istimewa untuk
berpartisipasi dalam berbagai aktivitas warga negara mencakup aspek politik,
agama, budaya, hingaga pertahanan negara. Sedangkan pada masa kerajaan
Romawi (±1 M), kewarganegaraan dimaknai sebagai status istimewa bagi para
orang kaya dan tuan tanah. Perubahan penting mengenai pengertiaan
kewarganegaraan terjadi pada abad XVIII dimana terjadi revolusi dalam sistem
kenegaraan dari monarki absolut menjadi negara modern. Pada negara modern,
yang perubahannya dimungkinkan oleh terjadinya pelembagaan prinsip-prinsip
nasionalisme, demokrasi, republik, dan HAM, telah memandang rakyat biasa
sebagai seorang warga negara. Status legal yang dimiliki warga negara ini
menimbulkan perubahan definisi bangsa yang semula dianggap sebagai komunitas
yang disatukan oleh faktor budaya, bahasa, kesamaan nasib, dan sejarah menjadi
kesatuan warga negara yang setara dan memiliki status legal. Sebelum bangsa
Belanda menguasai Indonesia sebenarnya sudah ada sistem masyarakat yang
hierarkis dengan berpuncak pada raja dan keluarganya. Setelah pada abad XVII
Belanda berdaulat, Belanda mulai mengubah struktur politik dengan memerintah
rakyat secara tidak langsung melalui perantaraan elit birokrat Jawa yang biasa
disebut golongan priyayi. Mulai dari sini di Indonesia mulai diterapkan sistem
masyarakat yang mirip dengan sistem kasta, seperti menurut perundang-undangan
yang berlaku (tahun 1854, 1892, 1910) bahwa di Hindia Belanda terdapat tiga
kategori kewargaan, yakni Belanda, pribumi (dengan status sebagai bawahan
Belanda), dan bangsa Timur Asing (Kartodirdjo, 1999: 48,192).
Pascakemerdakaan, warga negara dimaknai sebagai bangsa Indonesia baik yang
tidak maupun yang menerima keturunan Arab, Tionghoa, atau bangsa lain yang
telah lama menetap di Indonesia. Walaupun di UUD 1945, Pasal 26 dicantumkan
kata-kata penduduk, artinya berbeda dengan definisi warga negara. Penduduk
disini artinya WNI atau orang asing yang tinggal di Indonesia dimana mereka
tidak dapat menikmati hak dan melaksanakan kewajiban yang sama dengan WNI.
Dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 disebutkan empat asas yang menentukan
kewarganegaraan yaitu ius solii, ius sanguinis, kewarganegaraan tunggal, dan
bipartheid. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa asas ius solii menentukkan
kewarganegaraan berdasarkan tempat lahir, ius sanguinis berdasarkan keturunan,
kewarganegaraan tunggal menetapkan hanya ada satu kewarganegaraan bagi
setiap orang, dan bipartheid merupakan kebijakan kewarganegaraan ganda bagi
anak-anak. Kewarganegaraan Indonesia dapat diperoleh atas dasar kelahiran,
pemberian status, pengangkatan, permohonan, naturalisasi, perkawinan, dan
kehormatan. Di sisi lain, kewarganegaraan Indonesia dapat hilang karena
kemauan sendiri, melanggar asas kewarganegaraan tunggal, masuk ke dinas
tentara asing tanpa izin presiden, tinggal di luar wilayah negara Indonesia tidak
dalam rangka dinas selama 5 tahun berturut-turut, dan perkawinan dengan WNA.
Dapat disimpulkan bahwa hubungan antar negara dan warga negara merupakan
hubungan timbal-balik yang melibatkan unsur hak dan kewajiban bagi kedua
belah pihak yang secara mendasar terbangun dari tujuan awal terbentuknya negara
Indonesia yang tercantum di UUD 1945. Untuk mencapai tujuan tersebut, UUD
telah menetapkan beberapa prinsp dasar yang menjadi pedoman berbangsa dan
bernegara bagi rakyat. Pertama, prinsip negara kesatuan dimana kekuasaan
terletak pada pemerintah pusat dan wewenang legislatif dipusatkan dalam satu
badan legislatif nasional/pusat. Kedua adalah prinsip kedaulatan rakyat dimana
rakyat memiliki kekuasaan tertinggi baik hak dan kewajiban untuk memerintah
diri mereka sendiri. Ketiga adalah prinsip negara republik dimana adanya
kebebasan dari dominasi pihak lain dalam bernegara, dan prinsip terakhir adalah
prinsip negara hukum dimana menuntut pemerintahan agar berjalan dengan
tuntutan hukum dan bukan dengan kekuasaan. Apabila dikaitkan dengan kasus
penimbunan bbm yang ada pada slide, dapat disimpulkan bahwa oknum yang
melakukan penimbunan sudah menyalahi aturan karena pada dasarnyaseorang
warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk mementingkan kepentingan
negaranya diatas kepentingan diri sendiri.
top related