makalah askep gangguan cairan
Post on 30-Nov-2015
57 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cairan sangat penting untuk memoertahankan
keseimbangan atau homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan
cairan dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan
tubuh kita terdiri atas air yang mengandung partikel-partikel bahan
organic dan anorganik yang vital untuk hidup. Kebutuhan cairan
adalah suatu proses dinamik metabolisme tubuh membutuhkan
perubahan yang tetap dalam berespon terhadap streksok fisiologi
dalam lingkungan cairan yang saling berhubungan
Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara
pemasukan dan pengeluaran cairan. Manusia dari berbagai umur
dapat mengalami kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan.
Penyakit parah, trauma atau manusia yang cacat juga lebih
cenderung untuk mengalami kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan
cairan.
Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan.
Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan
diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan
proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan
adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep dasar kebutuhan cairan?
2. Apa sajakah macam-macam bentuk gangguan cairan?
3. Bagaimanakah bentuk asuhan keperawatan gangguan cairan?
1
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Adapun penulis menyusun makalah ini bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan tentang implikasi proses
keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan
gangguan cairan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan mampu menjelaskan konsep dasar
kebutuhan cairan.
2. Mengetahui dan mampu memberikan asuhan
keperawatan pada gangguan cairan.
1.4 Manfaat
Diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan
pengetahuan serta wawasan kepada pembaca tentang asuhan
keperawatan pada gangguan cairan dan oksigenasi, dan dapat di
gunakan sebagai penunjang proses belajar mengajar khususnya
untuk mahasiswa jurusan keperawatan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Cairan
2.1.1 Volume dan distribusi cairan tubuh
1. Volume cairan tubuh
Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW)
kira-kira 60 % dari berat badan pria dan 50 % dari berat
badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada
kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat
sedikit menyimpan cairan, dimana lemak pada wanita
lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih
rendah dari pria.Usia juga berpengaruh terhadap TBW
dimana makin tua usia makin sedikit kandungan airnya.
Sebagai contoh, bayi baru lahir TBW-nya 70-80 % dari
BB, usia 1 tahun 60 % dari BB, usia pubertas sampai
dengan 39 tahun untuk pria 60 % dari BB dan untuk
wanita 52 % dari BB, usia 40-60 tahun untuk pria 55 %
dari BB dan wanita 47 % dari BB, sedangkan pada usia
diatas 60 tahun untuk pria 52 % dari BB dan wanita 46 %
dari BB.
2. Distribusi cairan
Cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen
yaitu pada intraseluler dan ekstraseluler. Cairan
intraseluler kira-kira 2/3 atau 40 % dari BB, sedangkan
cairan ekstraseluler 20 % dari BB, cairan ini terdiri atas
plasma (cairan intravaskuler) 5 %, cairan interstisial (cairan
di sekitar tubuh seperti limfe) 10-15 % dan transeluler
(misalnya, cairan serebrospinalis, sinovia, cairan dalam
peritonium, cairan dalam rongga mata, dll ) 1-3 %.
3
2.1.2 Fungsi cairan
1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur
tubuh
2. Transport nutrien ke sel
3. Transport hasil sisa metabolisme
4. Transport hormone
5. Pelumas antar organ
6. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem
kardiovaskuler
2.1.3 Keseimbangan cairan
Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake atau masukan
cairan dan pengeluaran cairan.Pemasukan cairan berasal dari
minuman dan makanan.Kebutuhan cairan setiap hari antara
1.800-2.500 ml/hari.Sekitar 1.200 ml berasal dari minuman
dan 1.000 ml dari makanan. Sedangkan pengeluaran cairan
melalui ginjal dalam bentuk urine 1.200 – 1.500 ml/hari, feses
100 ml, paru-paru 300-500 ml dan kulit 600-800 ml.
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan
1. Usia
Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta
aktivitas organ
2. Temperatur
Temperatur yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran
cairan melalui keringat cukup banyak
3. Diet
Apabila kekurangan nutrien, tubuh akan memecah
cadangan makanan yang tersimpan di dalamnya
4. Stres
Peningkatan produksi ADH dapat meningkatkan
metabolisme sehingga mengakibatkan glikolisis otot
4
5. Sakit
Banyak sel yang rusak, untuk memperbaiki sel yang rusak
dibutuhkan adanya proses pemenuhan kebutuhan cairan
yang cukup
2.1.5 Pergerakan cairan tubuh
Mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui tiga proses,
yaitu:
1. Difusi
Merupakan proses dimana partikel yang terdapat dalam
cairan bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit
didifusikan sampai menenambus membran sel. Kecepatan
difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsenrasi
larutan, dan temperatur.
2. Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui
membran semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi
lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya
menarik.
3. Transpor aktif
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi karena adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa
jantung.
2.1.6 Pengaturan keseimbangan cairan
1. Rasa dahaga
Mekanisme rasa dahaga:
a. Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan renin,
yang pada akhirnya menimbulkan produksi
angiotensin II yang dapat merangsang hipotalamus
untuk melepaskan substrat neural yang bertangguang
jawab terhadap sensasi haus.
5
b. Osmoreseptor di hipotalamus, mendeteksi
peningkatan tekanan osmotik dan mengaktivasi
jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensai rasa
dahaga.
2. Anti Diuretik Hormon (ADH)
ADH di bentuk di hipotalamus dan disimpan dalam
neurohipofisis dari hipofisis posterior.Stimuli utama untuk
sekresi ADH adalah peningkatan osmolaritas dan
penurunan cairan ekstrasel.Hormon ini meningkatkan
reabsorpsi air pada duktus koligentes, dengan demikian
dapat menghemat air.
3. Aldosteron
Hormon ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja
pada tubulus ginjal untuk meningkatkan absopsi
natrium.Pelepasan aldosteron dirangsang oleh perubahan
konsentrasi kalium, natrium serum dan sistem angiotensin
renin serta sangat efektif dalam mengendalikan
hiperkalemia.
4. Prostaglandin
5. Glukokortikoid
2.1.7 Cara pengeluaran cairan
Pengeluaran cairan terjadi melalui organ-organ seperti :
1. Ginjal
Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang
menerima 170 liter darah untuk disaring setiap hari.
Produksi urine untuk semua usia 1 ml/kg/jam. Pada orang
dewasa produksi urine sekitar 1,5 lt/hari. Jumlah urine
yang diproduksi oleh ginjal dipengaruhi oleh ADH dan
aldosteron.
6
2. Kulit
Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis
yang merangsang aktivitas kelenjar keringat.Rangsangan
kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot,
temperatur lingkungan yang meningkat, dan demam.
Disebut juga Insesible Water Loss (IWL) sekitar 15-20
ml/24 jam.
3. Paru-paru
Menghasilkan IWL sekitar 400 ml/hari.Meningkatnya
cairan yang hilang sebagai respons terhadap perubahan
kecepatan dan kedalaman napas akibat pergerakan atau
demam.
4. Gastrointestinal
Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari
gastrointestinal setiap hari sekitar 100-200 ml.
Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10-15
cc/kgBB/24 jam, dengan kenaikan 10 % dari IWL pada
setiap kenaikan suhu 1 derajat celcius.
2.2 Masalah Keseimbangan Cairan
1. Hipovolemik
Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan
ekstraseluler (CES) dan dapat terjadi karena kehilangan melalui
kulit, ginjal, gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan
syok hipovolemik. Hipovolemik yang berlangsung lama dapat
menimbulkan gagal ginjal akut.
2. Hipervolemik
Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada
saat stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air,
fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan
air, kelebihan pemberian cairan, perpindahan cairan interstisial
ke plasma.
7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN CAIRAN
3.1 Asuhan Keperawatan Gangguan Cairan
3.1.1 Contoh Kasus
Sekitar 2 bulan yang lalu Tn.P mengalami diare dan dibawa ke
dokter lalu diberi obat dan injeksi, namun tidak sembuh-
sembuh. Kemudian keluarga mencoba pengobatan non-
medis, dan dikatanya pasien terkena penyakit magic, namun
tidak sembuh juga. Setelah beberapa minggu kondisi Tn.P
semakin memburuk, sehingga istri Tn.P membawa pasien ke
RS.Bakti Husada pada tanggal 30 juli 2012, pada pukul 20.00
Wita. Sesampainya di RS Tn.P langsung dirujuk ke IGD,
keadaan Tn.P saat itu lemas sehinggga perawat memberikan
tindakan medis seperti memasang infus, mengukur TTV dan
akhirnya dibawa ke ruang rawat inap lantai 2 RS.Bakti
Husada.Pada saat pengkajian pasien mengeluh masih sedikit
pusing, rasa tidak enak di ulu hati serta saat BAB fesesnya
masih encer dan bercampur darah.
3.1.2 Asuhan Keperawatan Diare Akut
I. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.P
Umur : 36 Tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Desa Genteng Jatuh
8
Tanggal Masuk : 30 Juli 2012
Tanggal Pengkajian : 02 Agustus 2012
No. Register : 252627
Diagnosa Medis : Diare Akut
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.Q
Umur : 34 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa Genteng Jatuh
2. Status Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Keluhan Utama (Saat MRS)
Pada saat MRS dan pengkajian, pasien mengeluh
lemas di seluruh badannya.
b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengatakan bahwa ia tidak mempunyai
riwayat penyakit hingga dia harus menjalani rawat
inap.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan bahwa ia maupun keluarganya
tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga ataupun
keturunan, seperti DM, asma, penyakit jantung,
maupun hipertensi.
d. Diagnosa Medis
Tn. P menderita Diare Akut.
3. Pola Kebutuhan Dasar
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien mengatakan bahwa gaya hidupnya kurang
baik, karena ia memiliki kebiasaan minum kopi
3xsehari, minum alkohol hampir setiap hari dan
9
dimulai sejak SMA, serta kebiasaan merokok 7
batang per hari.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit
Tn.P mengatakan bahwa ia biasa makan 4x
sehari dengan 1 porsi. Menunya seperti nasi,
daging, sayur, dan makanan habis dalam 1
porsi.Pasien biasa minum air putih ± 9 gelas/hari
dan sering minum-minumanan yang
beralkohol.Berat badannya 55kg dan tinggi
badannya 165cm.
Saat sakit
Tn.P mengatakan bahwa nafsu makannnya
menurun, ia makan 3x sehari 1 porsi dengan
menu bubur dan sayur bening, tetapi masih
bersisa, dan biasa minum air putih ±5 gelas/hari.
Berat badannya 50kg dan tinggi badannya
165cm.
c. Pola Eliminasi
(1) BAB
Sebelum sakit
Tn.P mengatakan bahwa ia biasa BAB setiap
pagi hari dengan bentuk faces padat, warna
feses kuning, bau khas feses, dan feses tidak
bercampur darah.
Saat sakit
Pasien mengatakan bahwa ia BAB ± 5x/hari
dengan bentuk fases encer, feses berwarna
kuning, feses bercampur darah,terdapat
sedikit lendir dan berbau obat.
10
(2) BAK
Sebelum sakit
Pasien mengatakan bahwa ia biasa BAK
secara normal dengan karakteristik urin cair,
warnanya kuning, bau khas urine, serta tidak
bercampur darah.
Saat sakit
Pasien mengatakan bahwa ia BAK ±4 x/hari,
dengan karakter urinenya kuning pekat dan
berbau obat.
d. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit
Pasien mengatakan bahwa ia biasa melakukan
aktivitas sehari-hari seperti bekerja.
Saat sakit
Pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa
melakukan aktivitas seperti sebelum sakit.
e. Pola kognitif dan persepsi
Status mental pasien sadar, dapat berbicara dengan
normal dan tidak ada gangguan pada kemampuan
membaca serta berinteraksinya, pendengaran dan
penglihatan pasien normal. Pasien mengatakan
bahwa ia mengetahui penyakitnya.
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Pasien mengatakan bahwa ia terganggu baik harga
diri, konsep diri, ideal diri, identitas diri, dan
gambaran dirinya.
g. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit
Pasien mengatakan bahwa ia sering tidur larut
malam, biasanya tidur 8 jam sekitar dari pukul
11
01.00 Wita sampai dengan 09.00 Wita, ia tidur
dengan nyenyak.
Saat sakit
Pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur
dengan nyenyak, biasanya ia tidur pukul 20.00
Wita dan sering terbangun.
h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan bahwa dukungan keluarganya
sangat berpengaruh dalam proses
penyembuhannya.
i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien mengatakan bahwa ia mempunyai 1 orang
anak laki-laki yang masih bersekolah.
j. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasien mengatakan bahwa ia tidak dapat makan dan
minum-minuman kesukaannya, ia hanya bisa
menahan keinginannya tersebut, tetapi tidak sampai
membuatnya depresi hanya saja merasa sedih
karena penyakitnya menggagalkan semua rencana
kegiatannya. Pasien memiliki keinginan keras untuk
sembuh.
k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan bahwa ia beragama hindu dan
biasanya bersembahyang ke pura pada hari-hari
tertentu saja. Saat sakit ia biasa lebih sering berdoa
di tempat tidur saja.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Lemas
b. Tingkat kesadaran : komposmetis
c. Tanda-tanda Vital
12
Nadi : 60 X/mnt, Suhu : 37oC, TD : mmHg, RR :
20X/mnt
d. Keadaan fisik
(1) Kepala dan leher
Bentuk kepala pasien normal simetris, warna
rambut hitam, kebersihan cukup, tidak ada nyeri
tekan, tidak teraba massa. Alis dan mata terlihat
simetris, konjungtiva anemis. Hidung simetris,
tidak terlihat adanya serumen. Telinga simetris,
tidak terlihat adanya serumen. Mulut simetris,
mukosa bibir kering, tidak terlihat adanya
stomatitis. Leher terlihat simetris, tidak terlihat
peningkatan JVP, tidak teraba massa pada
kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.
(2) Dada
Paru
Bentuk paru terlihat simetris, tidak terlihat
adanya lesi dan edema, terlihat adanya
tatto,tidak teraba massa dan nyeri tekan,
terdengar suara sonor pada ICS 2-8.
Jantung
Terlihat iktus kordis,terdengar suara S1 dan
S2 tunggal reguler tidak teraba massa dan
nyeri tekan.
e. Payudara dan ketiak
Bentuk payudara terlihat simetris, tidak terlihat lesi
dan edematidak teraba massa dan nyeri tekan.
f. Abdomen
Tidak terlihat adanya hiperpigmentasi,tidak terlihat
adanya lesi pada abdomen. Terdengar gerakan
13
peristaltik ±37 kali/menit. Terdapat nyeri tekan pada
abdomen. Terdengar suara pekak.
g. Genetalia
Tidak terkaji
h. Integumen
Tidak terlihat adanya lesi dan edema, tidak terlihat
hiperpigmentasi, terlihat adanya tatto di bagian
tangan, kaki, dada dan punggung, kulit terlihat kering
dan turgor kulit tidak elastis.
i. Ekstremitas
Atas
Tangan terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi
dan edema, tidak terlihat hiperpigmentasi,
terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering,
terjadi refleks bisep, dan kekuatan otot 4.
Bawah
Kaki terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi
dan edema, tidak terlihat hiperpigmentasi,
terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering,
terjadi refleks babinskyn, terjadi refleks patela,
dan kekuatan otot 4.
j. Neurologis
Status mental da emosi
Ekspresi wajah pasien tampak sedih dan kesal
karena harus bolak-balik toilet
Pengkajian saraf kranial
Semua saraf kranial yang mengatur panca indra
pasien berfungsi secara normal
Pemeriksaan refleks
Semua refleks pada pasien berfungsi secara
normal
14
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium yang berhubungan
Hematologi rutin pada tanggal 30 Juli 2012
Jumlah Sel Darah Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin (HGB) -10,5 g/dl 13,0-18,0
Hematokrit (HTC) -31,8 % 40-52
Lekosit (WBC) 7,80 10^3/UL 3,8-10,6
Trombosit (PLT) 346 10^3/UL 150-440
Eritrosit (RBC) -3,64 10^3/UL 4,5-6,5
RDW 12,9 % 10-16
MPV -7,1 fL 7,2-11,1
PCT 0,2 % 0,2-0,5
MCV 87,4 fL 80-100
MCH 28,8 Pg 26-34
MCHC 33,0 Pg 32-36
Limfosit % 10,7 % 20-35
Monosit % 3,3 % 2-8
Gran % 86,0 % 50-80
Lymp. 0,80 10^3/UL 1-5
Monosit 0,30 10^3/UL 0,1-1
Gran. 6,50 10^3/UL 2-8
b. Pemeriksaan pada tanggal 1 Agustus 2012
Nama Pemeriksaan HasilNilai
RujukanSatuan
FUNGSI HATI
Albumin 2,6* 3,4-4,8 g/dl
ELEKTROLIT
Natrium (Na)
Kalium (K)
Chloride (Cl)
138
2,2*
9,8
135-147
3,5-5,0
98-106
mmol/L
mmol/L
mmol/L
15
II. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah1. DS :
Pasien mengatakan biasa
minum air putih ±5
gelas/hari.
Pasien mengatakan
bahwa ia BAK ±4 x/hari,
dengan karakter urinenya
kuning pekat dan berbau
obat.
DO :
Kulit pasien terlihat kering
dan turgor kulit tidak elastis
Mukosa bibir kering
Konjungtiva anemis
TD = mmHg
Kondisi menurun
Kekurangan volume cairan
2. DS :
Pasien mengatakan bahwa
nafsu makannnya
menurun, ia makan 3x
sehari 1 porsi dengan
menu bubur dan sayur
bening, tetapi masih
bersisa
Pasien mengatakan bahwa
ia BAB ± 5x/hari dengan
bentuk fases encer, feses
berwarna kuning, feses
bercampur darah,terdapat
Kondisi menurun
Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh
16
sedikit lendir dan berbau
obat.
Pasien mengatakan berat
badannya 50kg dan tinggi
badannya 165cm
Pasien mengatakan sedikit
pusing
DO:
Konjungtiva anemis
Wajah pasien terlihat pucat
Pasien terlihat lemas
Mukosa bibir kering
3. DS :
Pasien mengatakan bahwa
ia tidak bisa tidur dengan
nyenyak, biasanya ia tidur
pukul 20.00 Wita dan
sering terbangun.
DO:
Wajah pasien terlihat pucat
Terlihat adanya lingkaran
hitam pada sekitar mata
pasien
Nyeri abdomen
Insomnia
III. Diagnosa Keperawatan
17
NoTgl. / Pukul
Diagnosa KeperawatanTgl.
teratasiTtd
1. 2-8-201211.00
Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan
kehilangan cairan ditandai
dengan pasien mengatakan
biasa minum air putih ±5
gelas/hari, pasien mengatakan
bahwa ia BAK ±4 x/hari,
dengan karakter urinenya
kuning pekat dan berbau obat,
kulit pasien terlihat kering dan
turgor kulit tidak elastis,
konjungtiva anemis, mukosa
bibir kering, dan TD= mmHg
5-8-2012
2. 2-8-2012Pkl.
11.00
Ketidak seimbangan nutrisi :
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk
mengabsorpsi nutrien ditandai
dengan pasien mengatakan
bahwa nafsu makannnya
menurun, ia makan 3x sehari 1
porsi dengan menu bubur dan
sayur bening, tetapi masih
bersisa, pasien mengatakan
bahwa ia BAB ± 5x/hari
dengan bentuk fases encer,
feses berwarna kuning, feses
bercampur darah,terdapat
5-8-2012
18
sedikit lendir dan berbau obat,
pasien mengatakan berat
badannya 50kg dan tinggi
badannya 165cm, pasien
mengatakan sedikit pusing,
konjungtiva terlihat anemis,
wajah pasien terlihat pucat,
pasien terlihat lemas dan
mukosa bibir kering
3. 2-8-2012Pkl.
11.00
Insomnia berhubungan dengan
tidur terputus ditandai dengan
pasien mengatakan bahwa ia
tidak bisa tidur dengan
nyenyak, biasanya ia tidur
pukul 20.00 Wita dan sering
terbangun, wajah pasien
terlihat pucat, dan terlihat
adanya lingkaran hitam pada
sekitar mata pasien.
5-8-2012
19
top related