makalah atm
Post on 06-Aug-2015
176 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGASSISTEM OPERASI
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
(UNIMMER)
2011/2012
KOMUNIKASI DATAAsynchronuous Transfer Mode (ATM)
DISUSUN OLEH:
NAMA : ABRAHAM X LAKINPM : 2010-55-201-077
NAMA : BENEDIKTUS SETITNPM :
NAMA : MARIO MALELAKNPM :
SEMESTER : VKELAS : INFORMATIKA (A)
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKAFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE(UNIMMER)
Abstrak
Asynchronuous Transfer Mode (ATM) merupakan model transfer yang
digunakan dalam implementasi B-ISDN yang telah distandardisasikan melalui CCITT
(ITU) series I. Mode ini paling sering digunakan untuk mengirimkan dan menerima data
antar dua alat. Pada mode ini berarti clock yang digunakan oleh kedua alat, tidak bekerja
selaras satu dengan lainnya. Dengan demikian, data harus berisikan informasi tambahan
yang mengijinkan kedua alat menyetujui kapan pengiriman data dilakukan. Dengan
demikian, proses transfer dapat dilakukan dengan waktu yang berbeda-beda. Transfer
adalah istilah yang digunakan oleh ITU-T untuk menjelaskan suatu teknik yang
digunakan dalam suatu network telekomunikasi yang meliputi aspek - aspek yang terkait
dengan switching, multiplexing, dan transmisi. ATM (Asynchronous Transfer Mode)
merupakan suatu evolusi dari frame relay. ATM Menyediakan overhead untuk
mengontrol kesalahan yang terjadi di dalam pengiriman data. ATM dirancang sedemikian
rupa agar mampu bekerja dalam range 10 dan 100 Mbps.
Kelebihan dari ATM dibandingkan teknologi switching berbasis paket lainnya
(misalnya frame relay dan ethernet) adalah karena ukuran sel yang kecil, sehingga
memungkinkan transmisi yang lebih cepat. Bayangkan saja bila ada sekelompok orang
hendak mengangkut sebuah batu besar sejauh satu kilo meter, akan lebih cepat apabila
batu tersebut dipecah-pecah menjadi butiran kecil, sehingga masing-masing orang dapat
bergerak lebih cepat ke tempat tujuannya. Sesampai di tempat tujuan, pecahan2 tersebut
digabungkan lagi menjadi batu berukuran semula.
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Kemajuan berbagai aplikasi teknologi komunikasi menyebabkan tingginya
kebutuhan akan bandwidth. Kebutuhan ini bisa diakomodasi dengan konsep B-ISDN
(Broadband-Integrated Services Digital Network). Selain menyediakan bandwidth
dengan kapasitas tinggi, B-ISDN juga menyediakan layanan terintegrasi antara suara,
data, dan video. Teknologi pendukung utama dari B-ISDN adalah Asynchronous Transfer
Mode (ATM). Namun pengimplementasian teknologi ATM pada jaringan di Indonesia
masih sangat jarang digunakan. Hal tersebut terjadi karena teknologi ATM dapat
dikatakan suatu teknoloi yang baru di Indonesia sehingga belum banyak orang yang
mengetahui peranan dari ATM itu sendiri. Disamping itu alat yang digunakan untuk
dapat mendukung perangkat dari ATM masih sangat jarang ditemukan dan memiliki
harga yang relatif mahal. Oleh karena itu perlu dibuat uji kelayakan penerapan jaringan
ATM melalui suatu simulasi. Simulasi perancangan jaringan ATM ini dilakukan dengan
software ATM Planning tool yang nantinya akan dihasilkan beberapa report untuk
dianalisa. Dari analisa tersebut kita akan mengetahui informasi-informasi tentang
jaringan ATM yang di rancang. Dimana nantinya informasi-informasi ini akan membantu
dalam pengimplementasian jaringan ATM.
1.2. Tujuan Pembahasan
Tujuan Umum
Menjelaskan tentang Asynchronuous Transfer Mode (ATM) sehingga ATM
dapat lebih dipahami oleh banyak kalangan sehingga ATM dapat dijadikan solusi atas
tingginya permintaan bandwidth.
Tujuan Khusus
Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Komunikasi Data.
1.3. Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk dapat lebih mendalami tentang
Asynchronuous Transfer Mode (ATM), proses kerja ATM Protokol Layer, kelebihan dari
ATM, dan faktor-faktor penyebab menurunnya kualitas layanan jaringan ATM.
2. Pengertian ATM
Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan teknologi switching dan
multiplexing berdasarkan pada sel dengan panjang tetap 53 oktet. ATM disebut juga
teknologi broadband switching yang berbasis paket yang dirancang untuk mentransfer
informasi dengan kecepatan tinggi, termasuk untuk mendukung perkembangan dalam
layanan multimedia yang mencakup informasi voice (suara), video dan data.
ATM banyak dipakai untuk berbagai tujuan yang sangat luas, seperti dalam LAN
(Local Area Network) dan jaringan lain yang telah dispesifikasikan oleh ATM. Forum.
ATM dapat bekerja pada trafik Connection-oriented maupun pada trafik connectionless.
Sel ATM dengan panjang tetap 53 oktet terdiri dari 5 oktet header dan 48 oktet payload,
Cell header menunjukkan tujuan, tipe sel dan prioritas sel. VPI dan VCI menunjukkan
tujuan sel, GFC digunakan untuk pengontrolan laju sel, PT menunjukkan tipe isi sel,
apakah data berupa data user, data signalling atau informasi maintenance. Untuk
membentuk suatu sel ATM dari aplikasi pada lapisan (layer) yang lebih tinggi digunakan
ATM Adaptation Layer (AAL). AAL diklasifikasikan ke dalam 5 (lima) kelas, yaitu;
AAL1 samapai AAL5. AAL1 digunakan untuk trafik CBR, AAL3/4 untuk trafik VBR
dan AAL5 untuk trafik VBR.
Pada ATM seluruh informasi yang akan ditransfer akan dibagi menjadi slot-slot
dengan ukuran tetap yang disebut cell. Ukuran cell pada ATM adalah 53 octet (1 octet =8
bits) yang terdiri dari :
48 octet untuk filed informasi, dan
5 octet untuk header.
ATM memiliki suatu karakteristik umum yaitu pada basisnya setiap link demi
link tidak mempergunakan proteksi error dan flow control. Karena pada ATM proteksi
error dapat diabaikan karena didasarkan saat ini link demi link dalam network memiliki
kualitas yang sangat tinggi, sehingga memiliki BER yang sangat kecil. Dan error control
cukup dilakukan end to end saja. Flow control juga tidak dilakukan dalam ATM network
karena dengan pengaturan alokasi resource dan dimensioning queue yang tepat maka
kejadian queue overflow yang menyebabkan paket loss dapat ditekan sehingga
probabilitas packet loss antara 10-8 sampai dengan 10-12 dapat dicapai.
Dalam ATM, data dihantar sebagai sel yang mempunyai ukuran yang tetap,
sehingga munggkin saja terdapat bit-bit yang tidak berguna.ATM hanya dapat
menghantar data dari satu titik ke titik yang lain tetapi tidak dapat mencari letak
kesalahan dan memperbaikinya sendiri sehingga ia memerlukan bantuan dari protokol
lain untuk menyokong kekurangannya.
Gambar 1. ATM Protokol Layer
Gambar diatas menunjukkan lapisan protocol ATM. Dimana dalam lapisan
tertinggi terdapat aplikasi tertentu seperti TCP di lapisan penghantaran dan IP di lapisan
rangkaian. Lapisan ATM Adaptation berfungsi sebagai penyesuai antara paket-paket data
di lapisan tertinggi dengan (Higher-layer) dengan lapisan ATM (ATM Layer). Proses
penyesuaian ini dapat dicapai dengan cara menambahkan ‘header’, ‘trailer’, dan beberapa
‘fill octets’ ke dalam lapisan tertinggi lalu menukarkan data yang diterima ke dalam
bentuk sel-sel ATM yang memiliki ukuran yang tetap. ATM Layer merupakan lapisan
yang digunakan untuk menyambungkan protokol. ATM Layer dapat mendeteksi letak
kesalahan yang mungkin terjadi dalam tiap sel namun ATM Layer tidak dapat
memperbaikinya. Ia dianggap sebagai medium penghantar yang dapat dipercaya.
2. Proses kerja ATM Protokol Layer
Blok-blok data dengan berbagai ukuran yang dihantarkan oleh pengguna dari
lapisan tertinggi akan dihantar kembali ke ATM Adaptation Layer (AAL), dimana pada
proses ini header, trailer, padding octets, dan Cyclic Redundancy Check (CRC) bit
bergantung pada syarat-syarat tertentu pada tiap blok-blok data. Setiap blok data akan
dipecahkan ke dalam beberapa blok data yang lebih kecil yang kemudiannya akan
dikapsulkan kepada 53 sel oktet di lapisan ATM. Data inilah yang nantinya akan dihantar
ke destinasi yang diingini.
3. Kelebihan Dari ATM
Terdapat beberapa kelebihan dari ATM, diantaranya adalah sebagai berikut ini:
1. ‘Label Switching’
Dalam protokol ATM akan sangat sesuai menggunakan ‘label switching’ karena pada
label switching bekerja dengan cara memeriksa 3 lapisan header apabila satu paket
diterima daripada router, dan menghantarkan paket tersebut ke hop (node) yang
seterusnya berdasarkan destinasi yang diinginkan. Label switching ini akan
memberikan keputusan dalam proses pengiriman ATM. Di dalam ‘label switching’,
alamat dari ketiga lapisan akan dipetakan kepada pengecam yang lebih singkat yang
dinamakan dengan label. Apabila satu paket dilalukan ke hop seterusnya label
tersebut akan dihantarkan secara bersama-sama sebagai bagian dari header untuk
memperbolehkan router menggunakan data yang ingin digunakan dan untuk
mengetahui perjalan hop seterusnya. Dalam ATM label dibentuk dengan
menggunakan 24 bit medan ‘Virtual Path Identifier (VPI) dan Virtual Connections
Identifier (VCI). ‘Label switching’ mempunyai banyak kelebihannya; diantaranya
adalah ia lebih mudah untuk membina satu ‘label switching’ router kerana paket yang
digunakan boleh dilalui oleh label sebagai indeks ke dalam ‘switch memory’ untuk
menentukan hop seterusnya dan juga karena label adalah lebih ringkas berbanding
alamat IP. Kedua, jika paket IP dilalukan melalui dua titik akhir dalam sebuah
rangkaian ATM yang menggunakan cara tradisional, sehingga perlu untuk
disambungkan dalam sesuatu konfigurasi ‘full mesh’ antara suis ATM ataupun
pemintaan melalui suis laluan maya (Switched Virtual Channel - SVC) harus
diwujudkan menggunakan protokol yang sesuai. ‘Label switching’ tidak memerlukan
penyambungan mesh yangbegitu rumit dan ia juga mampu mengurangi bilangan
router yang diperlukan untuk berkomunikasi antara satu sama lain. Sehingga dapat
dikatakan bahwa dengan menggunakan ‘label switching’ maka proses pengiriman
dalam ATM akan lebih cepat dan melibatkan kos yang lebih rendah. Ketiga, ‘label
switching’ disekitar ATM kurang lebih sama dengan protokol lain sehingga bukan
suatu yang mustahil untuk menggunakan cara yang sama untuk penghantaran paket
dan juga pengurusan rangkaian.
Gambar 2. Proses pengiriman paket dengan Low Latency
2. ‘Low latency’
Salah satu ciri penting dari ATM adalah rendahnya penyembunyian dan
ketidaknampakan dari kapasitas untuk merentangi LAN dan WAN. Hal ini
disebabkan oleh paket-paket yang terdapat dalam lapisan ATM yang mempunyai
panjang yang tetap. Gambar (a) menunjukkan bagaimana sebuah server yang
memiliki 3 input yang berlainan. Dimana 3 input tersebuat diandaikan memiliki
ukuran yang tetap. Paket-paket dalam sambungan input mungkin dikirimkan secara
acak kepada sambungan input yang lain. Sekiranya server mengimbas input setiap d
saat, dimana d merupakan panjang paket tersebut, maka dapat dikatakan bahwa setiap
paket input ialah d/2 saat. Penjadwalan yang sempurna adalah bukan suatu yang
mustahil di sini karena ukuran dari setiap paket yang dinamakan priori. Sebagai
contoh, sekiranya kadar data di setiap sambungan input ialah 25Mb/s, maka untuk 53-
oktet sel ATM, masa perkhidmatan ialah 16.96 mikro saat dan purata kelewatan ialah
8.48 mikrosaat. Maka langkah selanjutnya dapat kita lihat pada gambar (b) dimana
paket input yang terdapat didalamnya memiliki paket input yang berbeda ukuran.
Andaikan l adalah nilai minimum dan m adalah nilai maksimum. Keadaan ini akan
diaplikasikan dalam penggunaan Ethernet. Dalam kes seperti ini, server terpaksa
mengimbas data secara berterusan untuk menyesuaikan panjang antara setiap paket,
sekiranya tidak diimbas dengan cara ini, paket akan ditahan dalam jangka masa yang
lama.
3. Kadar kelajuan dan bandwidth yang tinggi
Karena faktor ‘low latency’ ATM digunakan untuk aplikasi yang memerlukan kadar
kelajuan dan bandwidth yang tinggi. Dewasa ini terdapat banyak LAN berkelajuan
tinggi seperti gigabit Ethernet dan MAN yang dapat menampung 10 Km luas
diameter menggunakan protokol ATM sebagai fiber-distributed data interface (FDDI)
dan dual queue distributed bus (DQDB).
4. Penyatuan rangkaian
Pada dasarnya paket protokol hanya sesuai untuk ‘bit variable service’ dan tidak
boleh memindahkan data yang sensitive terhadap kelewatan. Sebagai contoh,
penyesuaian rangkaian telefon awam hanya boleh memindahkan informasi suis litar
(circuit switched information). Satu X.25 atau rangkaian gantian hanya boleh
mengawali data packet-switched. Namun dalam Protokol ATM, protokol tersebut
telah direkayasa agar mampu membawa berbagai jenis data sesuai dengan keperluan
pengguna.
5. Penyatuan kemasukan daripada premis pelanggan
ATM membekalkan jalan untuk mencapai penyatuan ‘braodband’ dari pada
rangkaian itu sendiri. Data berkelajuan rendah dan kemudian akan dimasukkan dalam
satu saluran ATM kepada premis pelanggan di mana satu kotak set-top akan
mendimultiplexkan perkhidmatannya. Pengguna juga boleh meminta perkhidmatan
istimewa daripada pembekal rangkaian dengan menggunakan upstream pengawal
saluran.
6. Kemampuan bekerja dengan protokol yang ada dan legasi LAN
Aplikasi-aplikasi baru memerlukan bandwidth dan kelajuan rangkaian ATM. Salah
satu contoh melibatkan kerjasama antara beberapa organisasi pengajian dengan data
image beresolusi tinggi dan bandwidth tinggi. Rangkaian ATM jika dimasukkan
masih berupaya bekerja dengan protokol rangkaian data tradisional dan legasi LAN
seperti Ethernet, Token Ring dan FDDI. Maka infrastruktur rangkaian yang telah
wujud perlu ditambah hanya bila atau di mana perlu, menuju ke arah evolusi
teknologi baru yang lebih murah.
7. Bandwidth atas permintaan
Dalam rangkaian pribadi bandwidth yang lebih tinggi boleh diminta oleh pengguna.
Walau bagaimanapun, secara umumnya mereka seharusnya dikenai syarat-syarat
melalui pengurus rangkaian dan tidak boleh ditugaskan secara dinamik semasa
penyambungan dibuat. Beberapa rangkaian pribadi yang dilengkapi dengan
kebolehan penggunaan dari multiplexing di kedua ujungnya, adalah tidak mustahil
untuk meminta dan meningkatkan kadar bandwidth secara dinamik. Dengan ATM,
pengguna boleh meminta bandwidth yang diinginkan apabila satu panggilan
dimasukkan, rangkaian akan mulai mencari bandwidth yang diminta secara dinamik.
4. Cara Kerja ATM
Cara kerja ATM adalah dengan memotong-motong dan menggabungkan kembali
berbagai tipe trafik informasi tersebut (voice, video dan data) dalam format sel berukuran
53 byte melalui saluran fisik yang sama. Proses tersebut dinamakan statistical
multiplexing. Masing sel terdiri dari 48 byte payload (berisi informasi) dan 5 byte header
(berisi alamat dan routing).
5. Faktor-Faktor Penyebab Menurunnya Kualitas Layanan Jaringan ATM.
5.1 Faktor-faktor Penyebab Nonspesifik ATM
a. Noise
Dalam sistem komunikasi, keberhasilan tergantung pada seberapa akurat
penerima bisa menerima sinyal yang ditransmisikan oleh pengirim. Dan sebagian
besar kesalahan pengiriman informasi dalam sistem komunikasi disebabkan oleh
noise. Istilah noise digunakan dalam sistem komunikasi untuk menyatakan sinyal
yang tidak dikehendaki yang menyertai sinyal pesan. Sinyal yang tidak
dikehendaki ini bisa timbul dari berbagai sumber yang dapat diklasifikasikan ke
dalam dua golongan, yaitu noise buatan manusia (man-made noise) dan noise
alami (naturally noise). Beberapa jenis noise yang terdapat dalam sistem
komunikasi digital di antaranya adalah thermal noise, shot noise, flicker noise,
transient noise (sporadic noise), dan noise kuantisasi. Thermal noise merupakan
suatu fenomena noise yang berhubungan dengan suhu material. Semakin tinggi
suhu komponen, daya noise akan semakin besar. Shot noise disebabkan oleh
aliran elektron yang terutama terjadi pada komponen aktif. Shot noise
memperbesar daya noise. Flicker noise berkaitan dengan ketidakteraturan
hubungan dan permukaan pada katoda semikonduktor, dan kehadirannya
disebabkan oleh terjadinya fluktuasi konduktivitas medium. Flicker noise
memperbesar daya noise sebanding dengan panjang gelombang. Trsnsient noise
ditimbulkan oleh sebab-sebab alami seperti petir dan sebab-sebab buatan manusia
seperti sistem pengapian, sistem saklar, dan relai. Salah satu jenis transient noise
yang paling sering terjadi adalah impulse noise. Transient noise dapat
menyebabkan kesalahan dalam sinkronisasi. Noise kuantisasi timbul pada saat
proses pengubahan sinyal analog menjadi sinyal digital akibat pembulatan level
sinyal kontinyu ke harga-harga yang diskrit dan terutama dirasakan pada sinyal
yang memiliki level rendah. Noise kuantisasi menyebabkan timbulnya kesalahan
dalam regenerasi sinyal. Batas noise yang diizinkan biasanya ditentukan oleh
perbandingan antara daya sinyal informasi dengan daya noise yang masuk ke
dalam suatu sistem komunikasi atau biasa dikenal dengan signal to noise ratio
(SNR atau S/N). Dalam sistem komunikasi digital di mana informasi yang dikirim
berupa bit-bit data, dikenal juga perbandingan antara energi sinyal tiap bit (energi
bit) terhadap daya noise (Eb/No). Pada ATM, bit error yang terjadi dalam sel juga
disebabkan oleh noise-noise di atas. Bit error yang terjadi pada bidang header
menyebabkan terjadinya kesalahan pengalamatan sel sehingga buffer pada sistem
switching akan overflow dan terjadi kepadatan pada jalur (link) yang bukan
miliknya. Sementara bit error yang terjadi pada bidang informasi akan
menurunkan kualitas layanan yang diterima oleh pemakai terutama pada layanan
yang bersifat real time dan yang tidak toleran terhadap bit error, misalnya layanan
video dan audio berkualitas tinggi. Pada beberapa layanan, sel-sel yang salah
alamat juga menyebabkan hilangnya sinkronisasi.
b. Delay Transmisi dan Switching
Delay didefinisikan sebagai selisih waktu antara saat pengiriman blok (sebuah bit
atau sebuah paket data) informasi pada sumber (t0 ) dan saat penerimaan blok
informasi tersebut di sisi penerima (t1). Secara umum, delay yang terjadi dalam
jaringan telekomunikasi disebabkan oleh delay transmisi dan delay switching.
Delay transmisi tergantung pada jarak yang harus ditempuh antara sumber dengan
tujuan dan juga tergantung pada jenis media transmisinya, tetapi tidak tergantung
pada teknik pengiriman data yang digunakan. Delay transmisi terjadi karena
terbatasnya kecepatan sinyal dalam media. Delay-delay propagasi yang
direkomendasikan untuk berbagai media perambatan disajikan dalam Tabel 1.
Tabel 1Delay Propagasi pada beberapa Media Transmisi
Media Transmisi Delay
Kabel Koaksila
Serat optik
Kabel Koaksila bawah laut
Satelit (ketinggian 14.000 km)
Satelit (ketinggian 36.000 km)
4 us/km
5 us/km
6 us/km
110 ms
360 ms
Delay switching adalah delay total yang diperlukan sebuah sel untuk melalui
perangkat switching, yaitu sejak sel masuk ke inlet switching hingga berada di
outlet perangkat switching tersebut. Kecepatannya bergantung pada kecepatan
internal switch dan proses-proses penambahan bit informasi yang diperlukan.
5.2 Faktor-faktor Penyebab Spesifik ATM
a. Keterbatasan Switching dan Buffer ATM
Dalam switching ATM, throughput (debit data yang berhasil lewat/dilayani) dan
kecepatan bit error tergantung pada teknologi dan ukuran sistem switching yang
digunakan. Tiga parameter penting yang menentukan unjuk kerja suatu switching ATM
adalah bloking hubungan (connection blocking), probabilitas terjadinya kehilangan dan
penyiapan sel (cell loss and cell insertion probability) serta delay switching.
Ketiga parameter tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bloking hubungan
ATM merupakan teknik transfer informasi yang berorientasi pada hubungan.
Artinya, pada saat proses pembangunan hubungan, hubungan logika harus
ditemukan antara inlet dan outlet logika. Bloking hubungan ditentukan oleh
probabilitas tidak tersedianya sumber daya (resources) yang cukup antara inlet
dengan outlet dalam switch yang bisa menjamin tingkat kualitas hubungan pada
derajat yang dibutuhkan, baik untuk hubungan yang telah ada (existing
connection) maupun hubungan yang baru. Jika tersedia sumber daya yang cukup
(yaitu bandwidth dan nilai header) pada inlet dan outlet switch, maka bloking
hubungan internal tidak akan terjadi. Jadi hubungan baru selalu dapat dibangun
jika sumber daya tersedia pada eksternal link, tanpa melihat cukup atau tidaknya
sumber daya pada internal switch. Beberapa implementasi switch yang lain
mempunyai bloking hubungan internal sehingga harus dilakukan pengalokasian
sumber daya setiap kali akan dibangun hubungan baru. Probabilitas bloking
switch dalam hal ini ditentukan oleh ukuran switch, yakni jumlah hubungan
internal yang tersedia dan beban hubungan yang harus dilayani.
2. Probabilitas terjadinya kehilangan dan penyisipan sel
Pada suatu saat dapat terjadi terlalu banyak sel yang berada dalam satu link yang
sama, baik link internal switch maupun eksternal. Akibatnya akan terjadi antrian
(queue) di luar kemampuan buffer (buffer overflow) sehingga akan menyebabkan
hilangnya sel. Probabilitas terjadinya kehilangan sel harus dijaga dalam batas-
batas tertentu untuk menjamin kualitas layanan yang tinggi. Probabilitas tipikal
terjadi sel hilang dalam switch ATM berkisar antara 10-8 dan 10-11.
Selain itu juga dapat terjadi sel-sel ATM mengalami kesalahan pengalamatan
internal di dalam switch, sehingga sel-sel tersebut akan melalui link yang salah.
Probabilitas penyisipan sel yang salah ini kurang lebih 1000 kali lebih baik dari
probabilitas sel hilang.
3. Delay switching
Waktu yang diperlukan untuk men-switch sebuah sel ATM melalui switch-switch
ATM merupakan faktor yang memberikan kontribusi cukup besar pada delay
total. Harga tipikal delay switch ATM berkisar antam 10 hingga 1000 us dengan
delay jitter kurang dari 100 us. Dalam banyak kasus, delay jitter ditentukan oleh
probabilitas saat delay switching lebih besar dari suatu harga tertentu yang disebut
quantile. Jitter sebesar 100 us pada 10-10 qusnffle menyatakan bahwa probabilitas
delay swicth lebih besar dari 100 us adalah kurang dari 10-10.
Selain keterbatasan switching, perangkat yang ikut mempengaruhi unjuk kerja
jaringan ATM adalah buffer. Dalam hal ini adalah buffer yang ada di sisi
pengirim dan di sisi penerima. Buffer di sisi penerima berfungsi untuk
menyamakan atau meratakan (smoothing) aliran trafik yang datang dan
menyimpan untuk sementara paket-paket data ketika prosesor sedang sibuk.
Sedangkan buffer di sisi pengirim berfungsi menyimpan untuk sementara paket
data yang hendak dikirim hingga paket data tersebut dikirim setelah permintaan
hubungannya diterima oleh jaringan.
b. Error pada Header
Error yang terjadi dalam bit-bit header sel ATM disebabkan oleh noise selama
proses transmisi. Bidang header adalah khas ATM, dan implikasi kesalahan bit
dalam header secara langsung dapat menurunkan kualitas layanan jaringan ATM.
Karena itu error pada bidang header dimasukkan ke dalam faktor-faktor penyebab
menurunnya kualitas layanan jaringan ATM yang spesifik ATM. Dalam ATM,
error yang terjadi pada bit-bit bidang header menyebabkan perangkat switching
atau multipleksing salah menerjemahkan alamat yang dibawa header sehingga
terjadi kesalahan pengalamatan sel. Kesalahan pengalamatan ini terjadi jika
header yang telah berubah tadi memiliki alamat link yang lain. Dalam hal ini, 2
link akan menerima akibat karena kesalahan pengalamatan sel. Satu link akan
kehilangan sel, sementara link yang lain akan menerima satu sel tambahan. Jika
header yang berubah tadi tidak berisi suatu alamat link dalam jaringan, sel akan
diabaikan sehingga hanya akan terjadi kehilangan sebuah sel pada satu link.Pada
kedua kasus di atas, penggandaan error (error multiplication) dapat terjadi.
Gambar 3. Gambar kecepatan transfer link jika di bawah kecepatan puncak
c. Kesalahan Pengalokasian Bandwidth
Pengalokasian bandwidth adalah penentuan lebar bandwidth yang diperlukan oleh
sebuah hubungan dalam jalingan untuk mencapai tingkat kualitas layanan
tertentu. Pengalokasian bandwidth dalam jaringan B-ISDN menjadi hal yang
kompleks karena layanan-layanan yang harus dilayani memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, baik dalam kecepatan bit maupun sifat hubungannya. Penetapan
kecepatan transfer link di bawah kecepatan puncak trafik layanan akan
menyebabkan penurunan kualitas, karena pada saat kecepatan bit lebih besar dari
kecepatan transfer link, beberapa bit akan hilang atau diabaikan seperti yang
diilustrasikan dalam Gambar 3. Sementara jika kecepatan transfer ditetapkan pada
kecepatan puncak trafik, akan terjadi pemborosan bandwidth yang berarti
pemborosan sumber daya jaringan sehingga jaringan menjadi tidak efisien seperti
yang diilustrasikan dalam Gambar 4
Pada layanan video misalnya, kecepatan aliran bit video yang dimasukkan ke
jaringan ditentukan oleh bandwidth yang dialokasikan pada jaringan.
Pengalokasian kecepatan bit konstan pada sumber video akan menyebabkan
penurunan kualitas gambar jika gambar memiliki kandungan informasi yang
besar, dan akan menyebabkan penurunan efisiensi penggunaan bandwidth jika
gambar memiliki kandungan informasi sedikit. Karena kerugian-kerugian inilah
maka teknik pengkodean video akan mengarah kepada penggunaan teknik VBR
(Variable Bit Rate) video.
Gambar 4. Gambar kecepatan transfer link jika kecepatan transfer tetap
d. Delay Spesifik ATM
Delay yang terjadi dalam jalingan ATM berhubungan dengan karakteristik unjuk
kerja ATM, yaitu time transparency. Time transparency didefinisikan sebagai
kemampuan jaringan mentransfer data dengan delay sekecil mungkin. Delay akan
sangat berpengaruh pada layanan yang bersifat real time seperti voice dan video.
Dua parameter yang menpengaruhi time transparency yaitu delay dan delay jitter.
Untuk setiap blok informasi, delay yang terjadi dapat berbeda-beda sehingga
menimbulkan variasi delay. Delay jitter didefinisikan sebagai variasi delay pada
selang waktu tertentu. Beberapa delay yang khas ATM dan memberikan
kontribusi pada delay total dalam jaringan ATM adalah delay pengkodean (coding
delay), delay paketisasi (packetization delay), delay depaketisasi (depacketization
delay), dan delay switching. Delay switching terdiri dari delay tetap (fixed delay)
dalam peralatan switching dan delay antrian (queueing delay) dalam buffer
peralatan switching.
e. Ketidaksinkronan Clock Sumber dengan Clock Penerima
Dalam jaringan ATM, clock node tidak tergantung pada clock jaringan. Karena
itu dapat terjadi kemungkinan frekuensi clock node-node tersebut tidak sama. Hal
ini menyebabkan node penerima salah dalam memperkirakan kecepatan data yang
diharapkannya. Jika clock di penerima lebih cepat dari clock pengirim, sel akan
dianggap hilang meskipun delay total jauh lebih kecil dari harga yang
direkomendasikan. Pada layanan video yang membutuhkan kontinuitas sel-selnya,
kehilangan sel dapat menyebabkan cacat yang sangat berarti pada gambar yang
ditampilkannya. Sementara jika clock penerima lebih lambat dari clock pengirim,
sel akan dianggap terlambat oleh penerima yang kemudian akan memperbesar
kemungkinan terjadinya buffer overflow di penerima. Ilustrasi ketidaksinkronan
clock dapat dilihat dalam Gambar 5
Gambar 5. Ilustrasi ketidaksinkronan clock
Daftar Pustaka
1. http://kun.co.ro
2. De Prycker, Martin. 1993. Asynchronous Transfer Mode: Solution for Broadband ISDN. Great Britain: Ellis Horwood Ltd.
3. Handel, Rainer. 1991. Integrated Broadband Networks: An Introduction to ATM-Based Networks. Great Britain: Addison Wesley Ltd.
4. Onvural, Raif O. 1994. Asynchronous Transfer Mode Networks: Performance Issues. Boston: Artech House Inc.
top related