makalah bakteri kel 3
Post on 30-Nov-2015
149 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bernafas adalah sebuah proses yang dilakukan oleh sebagian besar mahluk
hidup di muka bumi ini. Dalam prosesnya, bernafas juga memerlukan suatu
sistem yang kita kenal sebagai sistem pernafasan. Didalam sistem pernafasan, kita
memiliki apa yang disebut sebagai saluran pernafasan. Saluran pernafasan
merupakan sebuah saluran yang berawal dari hidung ataupun mulut dan berakhir
di paru-paru.
Saluran pernafasan kita terdiri dari saluran hidung, faring, laring, trakea,
bronkus, bronkiolus, alveolus. Saluran pernafasan ini bisa dibagi menjadi dua
yaitu saluran pernafasan atas dan juga saluran pernafasan bawah. Saluran
pernafasan atas dimulai dari saluran hidung hingga faring. Walaupun mempunyai
sistem pertahanan tersendiri pada saluran pernafasan, namun saluran pernafasan
ini juga rentan terhadap berbagai macam penyakit, misalnya saja sering kita kenal
sebagai infeksi saluran pernafasan.
Penyebab infeksi bermacam macam dan salah satunya adalah bakteri. Ada
berbagai macam bakteri yang menyebabkan infeksi pada saluran pernafasan.
Bakteri bakteri ini bisa menular melalui berbagai cara melalui udara,droplet,air
dan lain-lain.
Infeksi saluran pernafasan bawah masih merupakan masalah di bidang
kesehatan baik di negara berkembang maupun negara maju. Di Indonesia menurut
hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 1986 penyakit infeksi saluran
pernafasan bawah, merupakan salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak
penyebab kematian menduduki tingkat pertama.
2
Berdasarkan uraian tersebut, penulis menetapkan judul makalah “Infeksi
Saluran Pernafasan Bawah”.
1.2 Ruang Lingkup
Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Infeksi Saluran
Pernafasan Bawah” membahas tentang:
1. Pengertian infeksi saluran pernafasan bawah.
2. Klasifikasi bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan bawah.
3. Patogenesis bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan bawah.
4. Diagnosis infeksi saluran pernafasan bawah.
5. Dasar isolasi identifikasi bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan
bawah.
6. Skema pemeriksaan infeksi saluran pernafasan bawah.
7. Pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah.
1.3 Metode Pendekatan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode
pendekatan yaitu dari studi pustaka dan membuka situs internet.
1.4 Tujuan Penulisan
1. Memenuhi salah satu tugas perorangan mata kuliah Bakteriologi.
2. Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan.
3. Sebagai sarana untuk saling tukar menukar informasi.
3
BAB II
PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian dalam Latar Belakang pada Bab I, ada beberapa
pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa pengertian infeksi saluran pernafasan bawah?
2. Bagaimana klasifikasi bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan bawah?
3. Bagaimana patogenesis bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan bawah?
4. Bagaimana diagnosis infeksi saluran pernafasan bawah?
5. Bagaimana dasar isolasi identifikasi bakteri penyebab infeksi saluran
pernafasan bawah?
6. Bagaimana skema pemeriksaan infeksi saluran pernafasan bawah?
7. Apa saja pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah?
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian infeksi saluran pernafasan bawah
ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernafasan atas.
Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Akut. ISPA
meliputi saluran pernafasan atas dan saluran pernafasan bawah.
Istilah ISPA diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute
Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi,
saluran pernafasan, dan akut, dengan pengertian sebagai berikut :
a. Infeksi adalah suatu keadaan dimana kuman penyakit berhasil menyerang
tubuh manusia, kemudian berkembang baik dalam tubuh dan
menyebabkan penyakit.
b. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran
pernafasan bagian bawah mencakup paru-paru, bronkus, dan alveoli.
Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan.
c. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas
14 hari diambil untuk menunjukan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat
berlangsung lebih dari 14 hari.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Infeksi Saluran Pernafasan
Bawah adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang
menyerang saluran pernafasan bagian bawah yaitu paru-paru, bronkus, dan
alveoli.
5
Adapun infeki saluran pernafasan bawah meliputi antara lain pneumonia,
tuberculosis paru, batuk rejan (whooping cough), dan bronchitis.
3.2 Klasifikasi bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan bawah
Infeksi saluran pernafasan bawah antara lain pneumonia yang disebabkan
oleh Mycoplasma pneumonia, Klebsiella pneumonia, Streptococcus pneumoniae;
Tuberculosis paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis; whooping
cough yang disebabkan oleh Bordetella pertussis. Adapun yang akan dibahas
lebih lanjut adalah Klebsiella pneumonia penyebab pneumonia.
Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ
paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana
pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari
atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat juga
disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari
penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.
Namun penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria streptococcus
pneumoniae, atau pneumokokus.
Penyakit Pneumonia sering kali diderita sebagian besar orang yang lanjut
usia (lansia) dan mereka yang memiliki penyakit kronik sebagai akibat rusaknya
sistem kekebalan tubuh (Imun), akan tetapi Pneumonia juga bisa menyerang kaula
muda yang bertubuh sehat. Saat ini didunia penyakit Pneumonia dilaporkan telah
menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak dan merupakan satu penyakit
serius yang meragut nyawa beribu-ribu warga tua setiap tahun.
6
Berikut adalah klasifikasi Klebsiella pneumoniae :
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Orde : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Klebsiella
Species : Klebsiella pneumoniae
3.3 Patogenesis bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan bawah
Patogenesis Klebsiella pneumonia adalah sebagai berikut :
Kapsul memiliki kemampuan untuk mempertahankan organisme terhadap
fagositosi dan pembunuhan oleh serum normal. Galur yang berkapsul lebih
virulen daripada galur yang tidak berkapsul (pada hewan coba). Tidak ada toksin
selain endotoksin yang berperan pada infeksi oportunistik. Galur klebsiella
pneumonia ada yang memproduksi enterotoksin (pernah diisolasi dari penderita
tropical sprue) toksin ini mirip dengan ST (tahan panas) dan LT (heat-
labile enterotoksin) dari E.coli,kemampuan memproduksi toksin ini diperantarai
oleh plasmid.
7
3.4 Diagnosis infeksi saluran pernafasan bawah
Metode isolasi dan identifikasi organisme ini dari makanan, air dan
sampel diare, didasarkan pada ketepatan media selektif yang digunakan dan hasil
analisa mikrobiologi dan biokimia. Kemampuan untuk menghasilkan enterotoxin
dapat ditentukan oleh analisa biakan sel dan analisa pasa hewan, metode serologis,
atau analisa genetika. Sampel dapat berupa sputum, liquar cerebrospinalis atau
urin. Diperiksa di bawah mikroskop setelah pewarnaan atau ditanam pada
pembenihan.
1. Melihat selaput, maka diambil bahan pemeriksaan dari manusia, binatang
dan perbenihan.
2. Selaput ini terlihat seperti lendir, maka koloni – koloni terlihat basah dan
berlendir.
3. Pneumococcus karena ada atau tidak mempunyai selubung/kapsul.
3.5 Dasar isolasi identifikasi bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan
bawah
3.5.1 Kultur media pemupuk
Specimen ditanam pada media Brain Hearth Infusion Broth (BHIB),
replikasi bakteri saluran dari usus normal dan meningkatkan bakteri Klebsiella .
Sesudah inkubasi 18-24 jam, ditanam pada media differensial dan selektif.
3.5.2 Kultur media umum dan differensial
Media umum adalah media BAP (Blood Agar Plate) yang dipakai untuk
mengidentifikasi kemampuan bakteri dalam melisiskan sel-sel darah yang terdapat
dalam media ini dapat berupa zona lisis α(alfa), β(betha), dan γ(gamma).
Bakteri Klebsiella, tumbuh sebagai koloni yang berwarna abu-abu, smooth,
cembung, mucoid atau tidak dan tidak melisiskan darah pada media BAP.
8
Media differensial adalah media yang dipakai untuk identifikasi bakteri
berdasarkan dipakai untuk identifikasi bakteri berdasarkan sifat-sifat biokimia
khusus dari bakteri yang bersangkutan. Media yang dipakai untuk perbenihan
bakteri adalah Mac Conkey, media ini mengandung laktosa dan merah netral
sebagai indikator, sehingga bakteri yang meragikan laktosa akan tubuh sebagai
koloni berwarna merah yang dapat membedakan dari bakteri yang tidak
meragikan laktosa yang tumbuh sebagai bakteri yang tidak berwarna. Klebsiella
tumbuh sebagai koloni yang berwarna merah muda namun tidak dapat meragikan
laktosa secara sempurna.
Ciri-ciri koloni pada media Mac Conkey besar-besar, smooth, mucoid,
cembung, berwarna merah muda-merah bata. Jika diambil dengan ose, maka akan
tertarik karena pada koloni memiliki kapsul.
3.5.3 Identifikasi akhir
Koloni dari media padat diidentifikasi oleh bentuk reaksi biokimia dan tes
aglutinasi mikroskop dengans serum spesifik. (jawetz, et al, 2001). Media yang
digunakan untuk reaksi biokimia adalah (Gani A, 2003) :
1. Triple Sugar Iron agar (TSIA)
Media ini terdiri dari 0,1 % glukosa, 1 % sukrosa, 1 % laktosa, fernik
sulfat untuk pendeteksian produksi H2S, protein, dan indicator Phenol
red.Klebsiella bersifat alkali acid, alkali terbentuk karena adanya proses oksidasi
dekarboksilasi protein membentuk amina yang bersifat alkali denga adanya
phenol red maka terbentuk warna merah, Klebsiella memfermentasi glukosa yang
bersifat asam sehingga terbentuk warna kuning (Jawtz, et al, 2001).
2. Sulfur Indol Motility (SIM)
Media SIM adalah perbenihan semi solid yang dapat digunakan untuk
mengetahui pembentukan H2S, indol dan motility dari bakteri. Hampir semua
bakteri Klebsiella membentuk indol kecuali tipe pneumonia dan ozaenae. Motility
9
negatif sesuai dengan morfologi Klebsiella yang tidak memiliki flagella.
sedangkan pembentukan H2S juga tak terlihat pada semua jenisKlebsiella
3. Citrate
Bakteri yang memanfaatkan sitrat sebagai sumber karbon akan
menghasilkan natrium karbonat yang bersifat alkali, dengan adanya indicator
brom tymol blue menyebabkan terjadinya warna biru. Pada
bakteriKlebsiella, hanya jenis rhinos yang tidak memanfaatkan sitrat, sehingga
pada penanaman media sitrat hasilnya negative. Sedangkan
spesiesKlebsiella lainnya seperti pneumonia, oxytoca, dan ozaenae menunjukkan
hasil positif pada media ini.
4. Urea
Bakteri tertentu dapat menghidolisis urea dan membentuk ammonia
dengan terbentunya wana merah karena adanya indicator phenol
red,Klebsiella pada media urea memiliki pertumbuhan yang lambat memberikan
hasil positif pada pneumonia, oxytoca atau bisa juga ozaenae karenaKlebsiella
juga ada beberapa yang mampu menghidrolisis urea dan membentuk ammonia.
5. Methyl red
Media ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari beberapa bakteri
yang memproduksi asam kuat sebagai hasil fermentasi dari glukosa dalam media
ini, yang dapat ditunjukkan dengan penambahan larutan methyl red. Hampir
semua Klebsiella sp memproduksi asam yang kuat sehingga pada penambahan
larutan methyl red terbentuk warna merah, kecuali
padapneumonia dan oxytoca yang juga dapat memberikan hasil negatif
10
6. Voges Proskauer
Bakteri tertentu dapat memproduksi acetyl metyl carbinol dari ferentasi
glukosa yang dapat diketahui dengan penambahan larutan voges
proskauer, Klebsiella ozaenae dan rhinos tidak memproduksi acetyl methyl
carbinol sehingga penanaman pada media ini meberikan hasil negative, berbeda
dengan jenis pneumonia dan oxytoca yang mampu memberikan hasil positif pada
media ini.
7. Fermentasi Karbohidrat
Media ini berfungsi untuk melihat kemampuan bakteri memfermentasikan
jenis karbohidrat, jika terjadi fermentasi maka media terlihat berwarna kuning
karena perubahan pH menjadi asam. Klebsiella spmemfermentasi glukosa,
maltose sedangkan sukrosa tidak difermentasikan pada jenis rhinos atau bisa
juga ozaenae.
11
3.6 Skema pemeriksaan infeksi saluran pernafasan bawah
Sampel Pewarnaan Gram
Mac Conkey BAP BHIB
Inkubasi selama 24 jam suhu 37o C
BAP Pewarnaan Gram dan kapsul
TSIA inkubasi 24 jam 37o C
Biokimia
IMViC
Diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37OC
-/-/+/+
3.7 Pengobatan infeksi saluran pernafasan bawah
Beberapa jenis Klebsiella pneumonia dapat diobati dengan antibiotik,
khususnya antibiotik yang mengandung cincin beta-laktam.
Contoh antibiotik tersebut adalah ampicillin, carbenicillin, amoxiciline,
dll. Dari hasil penelitian diketahui bahwa Klebsiella pneumonia memiliki
sensitivitas 98,4% terhadap meropenem, 98,2% terhadap imipenem, 92,5%
12
terhadap kloramfenikol, 80 % terhadap siprofloksasin, dan 2% terhadap ampisilin.
Strain baru dan Klebsiella pneumonia kebal terhadap berbagai jenis antibiotik dan
sampai sekarang masih dilakukan penelitian untuk menemukan obat yang tepat
untuk menghambat aktivitas atau bahkan membunuh bakteri tersebut.
13
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
1. Infeksi Saluran Pernafasan Bawah adalah penyakit yang disebabkan
oleh mikroorganisme yang menyerang saluran pernafasan bagian
bawah yaitu paru-paru, bronkus, dan alveoli.Adapun infeki saluran
pernafasan bawah meliputi antara lain pneumonia, tuberculosis paru,
batuk rejan (whooping cough), dan bronchitis.
2. Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ
paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di
mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap
oksigen dari atmosfer menjadi “inflame” dan terisi oleh cairan.
Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari
paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker
paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.
3. Patogenesis Klebsiella pneumonia adalah Kapsul memiliki
kemampuan untuk mempertahankan organisme terhadap fagositosi dan
pembunuhan oleh serum normal.
4. Dasar isolasi identifikasi bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan
bawah Kultur media pemupukmedia BAP (Blood Agar Plate) ,media
Mac Conkey, Triple Sugar Iron agar (TSIA), Sulfur Indol Motility
(SIM), Media SIM Citrate,Urea, Methyl red ,Voges
Proskauer, Fermentasi Karbohidrat.
4.2 Saran
Penulis menyarankan agar setiap individu dapat menjaga kesehatan
dengan cara pola hidup yang sehat memelihara kebersihan diri dan
14
lingkungan. Terutama penyakit saluran pernafasan yang sangat mudah
penularannya disekitar kita
top related