modul tentang tayamum (mardiah)
Post on 14-Apr-2017
543 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Media Pembelajaran
NAMA : MARDIAHNIM : 12010103059FAKULTAS: TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANPRODI : MPI
KATA PENGANTAR
Puji syukur Al-hamdulillah kehadlirat Allah Swt.,
yang menciptakan, mengatur dan menguasai seluruh
makhluk di dunia dan akhirat. Semoga kita senantiasa
mendapatkan limpahan rahmat dan ridha-Nya. Shalawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad Saw., beserta keluarganya yang telah
membimbing manusia untuk meniti jalan lurus menuju
kejayaan dan kemuliaan.
Fungsi pendidikan agama Islam untuk
membentuk manusia Indonesia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan
hubungan inter dan antar umat beragama, dan ditujukan
untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam
memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai
agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni.
Penyusunan modul yang berjudul “Tayamum”,
ini bertujuan untuk memenuhi syarat menunaikan tugas
mata kuliah “Media Pembelajaran”. Namun, kami
menyadari bahwa modul ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami memohon maaf
jika ada hal-hal yang kurang berkenan. Kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dan
membangun untuk menjadikan ini lebih sempurna.
Semoga ini bisa dapat bermanfaat bagi semua.
Kendari, 24 April 2014
Penulis,
Mardiah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................. i
KATA PENGANTAR........................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................... iv
BAB II PEMBAHASAN
A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan
Indikator...................................................... 1
B. Materi Pokok............................................... 2
C. Uraian Materi.............................................. 2
D. Rangkuman................................................. 26
E. Latihan........................................................ 29
BAB III PENUTUP............................................... 32
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menciptakan segala sesuatu, Allah SWT
selalu menerangkan dengan rinci mengapa sesuatu
tersebut diciptakan. Misalnya kita sebagai manusia,
makhluk yang paling mulia di antara sekian makhluk-
Nya, diutus ke dunia sebagai khalifah pemelihara jagad
raya ini. Hal yang demikian tentunya ada hikmah/rahasia
tersendiri dibalik penciptaan kita para manusia.
Memasuki ranah syariah, sebagai contoh lain, adalah satu
item yang dijadikan alternatif oleh kita sebagai pengganti
wudlu yang merupakan syarat sahnya sholat yakni
tayamum.
Dalam tayamum ini pun tersimpan suatu hikmah
tertentu yang dirasa perlu diketahui oleh kita agar
nantinya dalam pendekatan diri kepada-Nya tidak
terdapat ganjalan yang memungkinkan kita “lari” dari
syariah Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar
dan Indikator
1. Standar Kompetensi
Menjelaskan Tentang Tayamum dan
Mempraktekkannya
2. Kompetensi Dasar
Memahami tentang tayamum
3. Indikator
a. Menyebutkan pengertian tayamum.
b. Menyebutkan dasar hukum tayamum.
c. Menyebutkan media yang dapat digunakan untuk
tayamum.
d. Menyebutkan sebab/alasan dibolehkannya
tayamum.
e. Menyebutkan syarat sahnya tayamum.
f. Menyebutkan rukun-rukun tayamum.
g. Menyebutkan sunnah tayamum.
h. Menyebutkan hal-hal yang membatalkan
tayamum.
i. Menyebutkan hikmah tayamum.
j. Menyebutkan beberapa masalah yang
bersangkutan dengan tayamum.
k. Mempraktekkan tata cara tayamum.
B. Materi Pokok
1. Pengertian Tayamum.
2. Dasar Hukum Tayamum.
3. Media Yang Dapat Digunakan Untuk
Tayamum.
4. Sebab/Alasan Dibolehkannya Tayamum.
5. Syarat Sah Tayamum.
6. Rukun Tayamum.
7. Sunnah Tayamum.
8. Hal-Hal Yang Membatalkan Tayamum.
9. Hikmah Tayamum.
10. Beberapa Masalah Yang Bersangkutan
Dengan Tayamum.
11. Tata Cara/Praktek Tayamum.
C. Uraian Materi
1. Pengertian Tayamum
Pengertian Tayamum yang didefinisikan
oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin
adalah sebagai berikut:
Jika diartikan secara bahasa, tayamum artinya
bermaksud atau menyengajakan. Hal ini sesuai
dengan ungkapan orang arab yakni tayyamamtu
Asy-Syai’a yang maknanya qashadtuhu (saya
menginginkannya).
Menurut terminologi syariat, yang dimaksud
dengan tayamum adalah membasuh wajah dan
kedua telapak tangan dengan menggunakan Ash-
Sha’id suci yang menggantikan bersuci
menggunakan air jika memang tidak bisa
menggunakan air.
Secara syariat, tayamum adalah suatu
keistimewaan dari umat Islam. Hal ini
membuktikan bahwa Allah itu adil dan
memudahkan manusia sebagai wujud dari kasih
sayang-Nya.
2. Dasar Hukum Tayamum
a. Ayat Al-Qur’an
Q.S Al-Maa’idah ayat 6
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah
mukamu dan tanganmu sampai dengan siku,
dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika
kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, Maka bertayammumlah
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.
Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi
Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu,
supaya kamu bersyukur.
Q.S An-Nisa’ ayat 43
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu shalat, sedang kamu dalam Keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang
kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid)
sedang kamu dalam Keadaan junub, terkecuali
sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. dan
jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau
datang dari tempat buang air atau kamu telah
menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak
mendapat air, Maka bertayamumlah kamu
dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah
Maha Pema'af lagi Maha Pengampun.
b. Hadits
Syariat tayammum merupakan
kekhususan bagi umat Muhammad saw, dimana
syariat ini tidak diberikan kepada umat-umat
sebelumnya sebagaimana dinyatakan Rasulullah
saw dalam sabda beliau:
أعطيت خمسا لم يعطهن أحد قبليعب مسيرة من األنبياء: نصرت بالر
شهر وجعلت لي األرض مسجداوطهورا
Artinya: “Diberikan kepadaku lima perkara yang tidak
diberikan kepada seorang nabi pun sebelumku;
(pertama) aku ditolong dengan ditanamkannya
rasa takut pada musuh-musuhku terhadapku
walaupun jarak (aku dan mereka) masih
sebulan perjalanan, (kedua) bumi dijadikan
untukku sebagai masjid (tempat mengerjakan
shalat), dan sebagai sarana bersuci….” (HR.
Al-Bukhori dan Muslim).
Hadits lain:
OOزى حمن بن أب OOد الOOر عن عب قال جاء رجل إلى عمOOر بني أجنبت الخطاب فقOOOال إن فلم أصب الماء فقال عمار بن ياسر لعمOOر بن الخطابا في سفر أنا ا كن أما تذكر أنل OOOOوأنت فأما أنت فلم تص يت ل OOOا فتمعكت فصOOOوأما أن بي فقOOال OOك للن فOOذكرت ذل
ما كان يكفيك هكذا بي إن النبي بكفيه األرض فضرب النح بهمOOا OOا ثم مسOOونفخ فيهم
وجهه وكفيهArtinya: Dari Abdurrohman bin Abza berkata: Telah
datang seorang laki-laki kepada Umar bin
Khottob seraya berkata: “Saya junub
sedangkan aku tidak mendapati air”, Amar (bin
Yasir) berkata kepada Umar bin Khottob:
“Ingatkah engkau ketika kita dahulu pernah
dalam suatu safar, engkau tidak sholat
sedangkan aku mengguling-guling badanku
dengan tanah lalu aku sholat. Setelah itu
kuceritakan kepada Nabi kemudian beliau
bersabda: “Cukuplah bagimu seperti ini.” Nabi
menepukkan kedua telapak tangannya ke tanah
lalu meniupnya dan mengusapkan ke wajah dan
telapak tangannya”. (HR. Bukhori dan
Muslim).
Dalam salah satu lafadz riwayat Bukhori.
يه ومسح وجهه وكفواحدة
Artinya: “Dan beliau mengusap wajahnya dan kedua
telapak tangannya dengan sekali usapan”.
(Muttafaq ‘alaihi)
3. Media Yang Dapat Digunakan Untuk
Tayamum
Media yang dapat digunakan untuk
bertayammum adalah seluruh permukaan bumi
yang bersih baik itu berupa pasir, bebatuan, tanah
yang berair, lembab ataupun kering. Hal ini
berdasarkan hadits Nabi Muhammad saw dari
sahabat Hudzaifah Ibnul Yaman rodhiyallahu
‘anhu di atas dan secara khusus.
ها لى جعلت األرض كل وألمتى مسجدا وطهورا
Artinya: “Dijadikan permukaan bumi seluruhnya bagiku
dan ummatku sebagai tempat untuk sujud dan
sesuatu yang digunakan untuk bersuci”.
(Muttafaq ‘alaihi)
4. Sebab/Alasan Dibolehkannya
Tayamum
a. Dalam perjalanan jauh.
b. Jumlah air tidak mencukupi karena jumlahnya
sedikit.
c. Telah berusaha mencari air tapi tidak
diketemukan.
d. Air yang ada suhu atau kondisinya
mengundang kemudharatan.
e. Air yang ada hanya untuk minum.
f. Air berada di tempat yang jauh yang dapat
membuat telat shalat.
g. Pada sumber air yang ada memiliki bahaya.
h. Sakit dan tidak boleh terkena air.
5. Syarat Sah Tayamum
a. Telah masuk waktu salat.
b. Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis
dan kotoran.
c. Memenuhi alasan atau sebab melakukan
tayamum.
d. Sudah berupaya / berusaha mencari air namun
tidak ketemu.
e. Tidak haid maupun nifas bagi
wanita/perempuan.
f. Menghilangkan najis yang yang melekat pada
tubuh.
6. Rukun Tayamum
a. Niat Tayamum
b. Menyapu muka dengan debu atau tanah
c. Menyapu kedua tangan dengan debu atau
tanah hingga ke siku
d. Menertibkan rukun-rukun tersebut.
7. Sunnah Ketika Melaksanakan
Tayamum
a. Membaca bismillah, karena tayamum
dianggap sebagai pengganti wudhu’.
b. Menghembuskan tanah dari kedua telapak
tangan agar tanah yang diatas tangan itu
menjadi tipis.
c. Membaca dua kalimat syahadat sesudah
selesai tayamum sebagaimana sesudah
selesai berwudhu’.
8. Hal-Hal yang Membatalkan Tayamum
a. Semua perkara yang membatalkan wudhu’
b. Mendapatkan air sebelum shalat (bagi yang boleh
bertayamum karena ketiadaan air).
Penjelasan :
Tayamum boleh digunakan dalam beberapa masa
selagi tidak ada air, sedangkan shalat dengan
tayammum tidak perlu diulang.
Sebelum bertayamum disunatkan membaca
bismillah, mencari debu yang halus, dan sesudah
selesai bertayamum berdo’a seperti selesai
berwudhu’.
Tayamum adalah untuk sekali shalat fardhu atu
shalat sunnat.
Orang yang berjunub boleh bertayammum karena
syarat-syarat di atas, tetapi wajib mandi jika
mendapati air (pendapat sebagian ulama).
Tayamum boleh dikerjakan karena tidak ada air
atau ada air tetapi bisa mengganggu kesehatan
jika berwudhu.
9. Hikmah Tayamum
Diantara hikmah tayyamum adalah untuk
menyucikan diri kita dan agar kita bersyukur
dengan syari’at ini. Sehingga semakin nampak
kepada kita bahwa Allah sama sekali tidak ingin
memberatkan hamba-Nya. Setelah menyebutkan
syariat bersuci, Allah SWT mengakhiri ayat
tersebut dengan firman-Nya:
ه ليجعل عليكم من ما يريد الل حرج ولكن يريد ليطهركمكم وليتم نعمته عليكم لعل
تشكرونArtinya: “Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi
Dia hendak menyucikan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur.” (Qs. Al Maidah: 6).
Diantara hal-hal yang dituduh menyelisihi
akal adalah masalah tayamum. Maka ada
tanggapan bahwa tayamum tidak dapat diterima
oleh akal apabila ditinjau dari dua segi, yaitu:
pertama, tanah atau debu adalah sesuatu yang
kotor, sehingga tidak dapat menghilangkan daki
maupun kotoran-kotoran lainnya. Demikian pula
tidak dapat membersihkan pakaian. Kedua,
tayamum hanya disyari’atkan pada dua anggota
badan (wudhu), dan ini tidak sesuai dengan akal
logika yang sehat.
Benar jika syari’at tayamum itu memang
tidak sesuai dengan akal yang picik. Akan tetapi,
ia sangat selaras dengan akal yang sehat. Karena
sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan air
sebagai su,ber utama kehidupan, sementara
manusia diciptakan dati tanah. Tubuh kita tersiri
dari dua unsur tersebut, yakni air dan tanah. Dan
telah pula dijadikan dari dua unsur itu makanan
bagi kita. Lalu keduanya dijadikan alat bagi kita
untuk bersuci dan beribadah. Tanah adalah materi
asal kejadian manusia dan air adalah sumber
kehidupan bagi segal sesuatu. Lalu Allah SWT
menyusun alam ini dan kedua unsur itu sebagai
sumber utamanya.
Pada dasarnya, bahan yang dipakai untuk
membersihkan sesuatu dari kotoran dari situasi
dan kondisi yang biasa adalah air. Tidak
diperkenankan untuk tidak mempergunakan air
sebagai bahan pembersih, kecuali pada saat itu air
tidak ada, atau karena adanya halangan seperti
sakit serta sebab-sebab yang lain (yang dapat
dibenarkan oleh syara’).
Pada saat kondisi tidak memungkinkan
untuk mempergunakan air seperti itu, maka
mempergunakan tanah sebagai pengganti air
adalah jauh lebih utama dibandingkan dengan
yang lain. Hal ini karena tanah adalah saudara
kandung air. Meskipun pada lahirnya tanah
(debu) nampak kotor, namun ia dapat mensucikan
kotoran secara batin.
Hal ini diperkuat oleh kemampuan tanah
untuk menghilangkan kotoran-kotoran secara
lahir ataupun mengurangi kadar kotornya. Ini
adalah persoalan yang tidak asing bagi mereka
yangilmu yang mendalam, sehingga mampu
mengungkap hakikat-hakikat dari sesuatu amalan
serta memahami kaitan antara lahir dan batin
bersama interaksi yang terjadi diantara keduanya.
Adapun segi atau pandangan yang kedua,
yaitu pensyari’atan tayamum yang hanya pada
dua anggota badan (wudhu) tidak sesuai dengan
akal, sementara telah diketahui, bahwa tayamum
disyari’atkan pada seluruh anggota badan
(wudhu) seperti halnya dengan air.
Akan tetapi, pada hakikatnya
pensyari’atan tayamum hanya pada dua anggota
badan (wudhu) berada pada puncak kesucian dan
keselarasan dengan akal yang sehat, serta
mengandung rasia dan hikmah yang cukup
mendalam. Karena pada umumnya, melumuri
kepala dengan debu (tanah) adalah perbuatan
yang tidak sesuai dengan jiwa yang normal. Oleh
sebab itu, perbuatan tersebut umumnya hanya
dilakukan orang saat ia ditimpa musibah dan
kesulitan. Adapun kedua kaki umumnya adalah
anggota badan yang senantiasa bersentuhan
dengan tanah. Dari sisi lain, menyapukan tanah
(debu) kemuka atau wajah merupakan gambaran
ketundukan dan pengagungan kepada Allah
SWT, dan kerendahan hati sangat disukai oleh
Allah SWT dan mengandung manfaat yang besar
bagi hamba. Oleh sebab itu, diperintahkan bagi
setiap hamba untuk sujud dan langsung
menempelkan wajahnya langsung ke tanah, dan
tidak melakukan sesuatu yang menghalangi
wajahnya bersentuhan dengan tanah.
Apabila kita telusuri persoalan ini lebih
jauh, maka akan nampak bagi kita hikmah lain
yang unik, dimana tayamum disyari’atkan hanya
pada dua anggota badan (wudhu) yang wajib
dibasuh saat seseorang berwudhu, dan tidak
disyari’atkan pada dua anggota badan (wudhu)
lain yang boleh untuk dibasuh. Bukankah kaki
boleh dibasuh di atas sepatu dan kepala boleh
disuh di atas sorban? Maka setelah kepala dan
kaki mendapat keringanan dari mencuci menjadi
membasuh saat berwudhu, sudah sepatutnya
apabila kedua anggota ini juga diberi keringanan
atas dasar pengampunan untuk tidak disapu
dengan tanah saat melakukan tayamum. Sebab,
apabila kepala dan kaki disyari’atkan untuk
disapu pula dengan tanah (debu) pada saat
bertayamum, niscaya tidak ada keringanan yang
terjadi (akan tetapi justru memberatkan). Yang
ada hanyalah perpindahan bentu dari menyapu
dengan menyapu dengan tanah (debu). Dan ini
menyalahi hikmah pensyari’atan tayamum yang
bertujuan memberikan keringanan. Dari sini
nampak jelas, bahwa hukum yang ditetapkan oleh
syari’at Islam itu demikian sempurna dan adil.
Dan inilah timbangan yang benar untuk
memahami persoalan ini.
Memang benar kalau banyak hikmah yang
dapat dipetik dari adanya pensyari’atan ini, maka
secara singkat akan diuraikan hikmah-hikmah
yang lain diantaranya :
a. Untuk menunjukkan sifat Rahman dan Rahim
Tuhan, bahwa syariat Islam itu tidak
mempersulit umat-Nya. Manusia diperintah
melaksanakan ajaran-Nya sesuai dengan
kesanggupan masing-masing. Bila tidak ada air
atau dalam keadaan sakit yang tidak boleh
menggunakan air, maka Allah memberikan
kemurahan dengan memperbolehkan
menggunakan debu sebagai pengganti air.
b. Hikmah yang terdapat pada tanah sebagai
pengganti air untuk bersuci antara lain adalah
tanah mudah didapat dan juga dapat
melemahkan nafsu amarah kita, karena tanah
yang biasanya kita injak, pada saat tayamum
harus kita sapukan pada wajah kita. Ini berarti
menuntut keikhlasan dan kesabaran kita.
c. Menyadarkan akan asal manusia diciptakan,
bahwa dirinya diciptakan dari tanah. Ini berarti
menuntut manusia agar bersifat merendahkan
diri dan tidak berlaku sombong.
d. Memberikan kesadaran bahwa tidak ada alas an
untuk meninggalkan ibadah. Hal ini juga
menunjukkan keluwesan ajaran Islam yang
lengkap sesuai dengan kebutuhan manusia.
Contohnya, menggunakan debu untuk
menghilangkan hadats karena ketidakadaan air
atau udzur menggunakan air.
10. Beberapa Masalah Yang Bersangkutan
Dengan Tayamum
a. Orang yang bertayamum karena tidak ada air,
tidak wajib mengulang sembahyangnya apabila
mendapat air. Tetapi orang yang tayamum sebab
junub, apabila mendapat air, ia wajib mandi
apabila ia hendak mengerjakan sembahyang,
karena tayamum tidak mengangkat
(menghilangkan) hadas.
b. Satu kali tayamum boleh dipakai untuk beberapa
kali sembahyang, baik sembahyang fardhu
maupun sunat karena tayamum sebagai pengganti
wudhu bagi orang yang tidak mendapatkan air.
c. Boleh tayamum sebab luka atau karena hari
sangat dingin, karena luka itu termasuk dalam arti
sakit. Begitu juga memakai air ketika hari sangat
dingin mungkin menyebabkan menjadi sakit.
11. Tata Cara/Praktek Tayamum
a. Niat, lafadz niatnya adalah:
Artinya: Saya berniat tayamum untuk dibolehkan
melaksanakan sholat karena Allah Taa’ala.
b. Membaca basmalah
c. Menepukkan kedua tangan diatas tanah atau pasir
yang suci dengan sekali tepukan kemudian
ditepiskan, (lihat gambar).
d. Mengusap muka dengan tangan yang telah
ditepukkan pada tanah atau pasir, (lihat gambar).
e. Menepukkan kedua tangan diatas tanah atau pasir
yang suci dengan sekali tepukan ditempat yang
berlainan dari (c) kemudian ditepiskan, (lihat
gambar).
f. Mengusap dengan telapak tangan kiri pada tangan
kanan dari punggung sampai siku, seterusnya
dengan telapak tangan kanan pada tangan kiri,
(lihat gambar).
g. Membaca do’a sesudah tayamum.
D. Rangkuman…..!!!!
1. Tayamum adalah mengusapkan tanah ke
muka dan kedua tangan sampai siku dengan
beberapa syarat. Tayamum dimaksudkan
untuk menggantikan wudhu atau mandi besar,
sebagai rukhsah (keringanan) untuk orang
yang tedak dapat memakai air, karena
beberapa halangan.
2. Halangan-halangan yang memyebabkan
tayamum yaitu udzur karena sakit,dalam
perjalanan, tidak ada air.
3. Firman Allah yang menjelaskan tentang
tayamum terdapat didalam surat Al-Maa’idah
ayat 6:
وإن كنتم مرضى أو على سفر أو جاء أحد منكم من الغائط أو المستم النساء فلم تجدوا ماء
موا صعيدا طيبا فتيم فامسحوا بوجوهكم
وأيديكم منهYang artinya: "Dan apabila kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat
buang air besar, atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak mendapat
air, maka bertayamumlah dengan tanah
yang baik, sapulah mukamu dan kedua
tanganmu dengan tanah".
4. Syarat-syarat tayamum yaitu sudah masuk
waktu shalat, sudah diusahakan mencari air
tetapi tidak dapat, dengan tanah yang suci dan
berdebu, menghilangkan najis.
5. . Rukun Tayamum yaitu niat, mengusap muka
dengan tanah, mengusap kedua tangan dengan
siku dengan tanah, menertibkan rukun-rukun
tersebut.
6. Sunnah-sunnah tayamum yaitu membaca
Basmalah sebelum melakukan tayamum,
menghembus tanah dari dua telapak tangan
supaya tanah yang diatas telapak tangan itu
menjadi tipis, membaca dua kalimat syahadat
sesudah selesai tayamum.
7. Hal-hal yang membatalkan tayamum yaitu
tiap-tiap hal yang membatalkan wudhu, ada
air, dan mendapatkan air sebelum sholat.
8. Hikmah yang dapat dipetik dari adanya
pensyari’atan tayamum diantaranya yaitu:
Pertama, untuk menunjukkan sifat Rahman
dan Rahim Tuhan, bahwa syariat Islam itu
tidak mempersulit umat-Nya. Manusia
diperintah melaksanakan ajaran-Nya sesuai
dengan kesanggupan masing-masing. Bila
tidak ada air atau dalam keadaan sakit yang
tidak boleh menggunakan air, maka Allah
memberikan kemurahan dengan
memperbolehkan menggunakan debu sebagai
pengganti air. Kedua, hikmah yang terdapat
pada tanah sebagai pengganti air untuk
bersuci antara lain adalah tanah mudah
didapat dan juga dapat melemahkan nafsu
amarah kita, karena tanah yang biasanya kita
injak, pada saat tayamum harus kita sapukan
pada wajah kita. Ini berarti menuntut
keikhlasan dan kesabaran kita. Ketiga,
menyadarkan akan asal manusia diciptakan,
bahwa dirinya diciptakan dari tanah. Ini
berarti menuntut manusia agar bersifat
merendahkan diri dan tidak berlaku sombong.
Dan yang keempat, memberikan kesadaran
bahwa tidak ada alasan untuk meninggalkan
ibadah. Hal ini juga menunjukkan keluwesan
ajaran Islam yang lengkap sesuai dengan
kebutuhan manusia.
E. Latihan
Tes Formatif...!!!!
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1. Mengusapkan tanah ke muka dan kedua tangan
sampai siku dengan beberapa syarat disebut….
A. Mandi
B. Wudhu
C. Tayamum
D. Membersihkan tangan
2. Tayamum dilakukan karena ada beberapa
penyebab. Penyebab terjadinya tayamum karena….
(kecuali)
A. Udzur karena sakit
B. Dalam perjalanan
C. Tidak ada air
D. Males kena air
3. Wahyu Allah yang menjelaskan tentang
tayamum,yang artinya "Dan apabila kamu sakit
atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air besar, atau menyentuh perempuan, lalu
kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlahdengan tanah yang baik, sapulah
mukamu dan kedua tanganmu dengan tanah".
Terdapat dalam surat….
A. Al- Baqarah : 23
B. Al- Maidah : 6
C. Al- Maidah : 4
D. Muhammad : 8
4. Ketika akan tayamum boleh dilakukan jika sudah
masuk waktu shalat, sudah diusahakan mencari air
tetapi tidak menemukan, menggunakan tanah yang
suci dan berdebu, tujuannya adalah untuk
menghilangkan najis. Dari uraian diatas merupakan
salah satu dari….
A. Syarat-syarat tayamum
B. Pengertian tayamum
C. Rukun-rukun tayamum
D. Sunat-sunat tayamum
5. Salah satu dari rukun tayamum di bawah ini yang
paling tepat adalah….
A. Sudah masuk waktu shalat. Tayamum
disyari’atkan, untuk orang yang terpaksa.
Sebelum masuk waktu shalat, ia belum terpaksa,
sebab shalat belum wajib atasnya ketika itu.
B. Sudah diusahakan mencari air, tetapi tidak dapat,
sedangkan waktu sudah masuk.
C. Membaca dua kalimat syahadat sesudah selesai
tayamum.
D. Niat
BAB III
PENUTUP
Menurut pengertian syara’ tayamum
adalah menyengaja (menggunakan) tanah untuk
menyapu dua tangan dan wajah dengan niat agar
dapat mengerjakan shalat dan sepertinya. Syarat-
syarat dari tayamum yaitu : sudah masuk waktu
shalat, sudah diusahakan mencari air tetapi tidak
dapat, sedangkan waktu shalat sudah masuk,
dengan tanah yang suci dan berdebu serta yang
terakhir menghilangkan najis. Adapun rukun-
rukun tayamum ialah niat, mengusap wajah
(muka) dengan tanah (debu), mengusap kedua
tangan sampai ke siku dengan tanah (debu) dan
menertibkan rukun-rukun tersebut. Sedangkan
hal-hal yang membatalkan tayamum yaitu setiap
perkara yang membatalkan wudlu dan ketika
adanya air.
Hikmah yang dapat dipetik dari adanya
pensyari’atan tayamum diantaranya yaitu :
Pertama, untuk menunjukkan sifat Rahman dan
Rahim Tuhan, bahwa syariat Islam itu tidak
mempersulit umat-Nya. Manusia diperintah
melaksanakan ajaran-Nya sesuai dengan
kesanggupanmasing-masing. Bila tidak ada air
atau dalam keadaan sakit yang tidak boleh
menggunakan air, maka Allah memberikan
kemurahan dengan memperbolehkan
menggunakan debu sebagai pengganti air. Kedua,
hikmah yang terdapat pada tanah sebagai
pengganti air untuk bersuci antara lain adalah
tanah mudah didapat dan juga dapat melemahkan
nafsu amarah kita, karena tanah yang biasanya
kita injak, pada saat tayamum harus kita sapukan
pada wajah kita. Ini berarti menuntut keikhlasan
dan kesabaran kita. Ketiga, menyadarkan akan
asal manusia diciptakan, bahwa dirinya
diciptakan dari tanah. Ini berarti menuntut
manusia agar bersifat merendahkan diri dan tidak
berlaku sombong. Dan yang keempat,
memberikan kesadaran bahwa tidak ada alasan
untuk meninggalkan ibadah. Hal ini juga
menunjukkan keluwesan ajaran Islam yang
lengkap sesuai dengan kebutuhan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://alhijroh.com/fiqih-tazkiyatun-nafs/tata-cara-
tayammum/
http://asysyariah.com/syariah.php?
menu=detil&id_online=279
http://www.berryhs.com/2012/01/cara-tayamum-yang-
benar-menurut-islam.html
Ibnu Tamiyah dan Ibnu Qoyim. 2001. Hukum Islam
dalam Timbangan Akal dan Hikmah. Jakarta :
Pustaka Azzam
Rasjid, H. Sulaiman. 2006. Fiqih Islam. Bandung : PT
Sinar Baru Algensindo
Suparta, H. Mundzier MA. 2002. Fiqih Madrasah Aliyah
kelas 1. Semarang : PT Karya Toha Putra
Salim Bahreisy, Terjemah Bulughul Maram Min Adillatil
Ahkam, (surabaya: balai pustaka, Tt), 59.
Shahih Fiqih Sunnah, Syaikh Abu Malik Kamal bin Said
Salim.
CATATAN……………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
top related