morfologi sungai ciliwung segmen mesjid...
Post on 09-Feb-2021
21 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
1
MORFOLOGI SUNGAI CILIWUNG SEGMEN MESJID ISTIQLAL SEBELUM DAN
SESUDAH 5 TAHUN RESTORASI 1Diyanti
2Muh. Saleh Pallu 3Rita Tahir Lopa
4 M. Arsyad Thaha
1. Fakultas Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Indonesia
Jl. Poros Malino Km. 6, Gowa, Makassar, email:Diyanti311@gmail.com 2,3,4 Fakultas Teknik Sipil Universitas Hasanuddin Indonesia
Jl. Poros Malino Km. 6, Gowa, Makassar
Abstrak
Sungai Ciliwung adalah salah satu dari ketiga belas sungai yang melewati wilayah administrasi
DKI Jakarta. Sungai Ciliwung merupakan sungai besar yang keberadaannya berkontribusi banjir
yang terjadi di DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis morfologi dan
menganalisis reduksi banjir dengan dilakukannya restorasi sungai di Segmen Mesjid Istiqlal.
Restorasi sungai yang dilakukan di segmen ini sepanjang 470meter dengan restorasi yang
dilakukan terkait dengan morfologi sungai. Metode pada penelitian ini menggunakan metode
survei lapangan. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan analisis morfologi sungai, dengan
bantuan program hec ras dan analisis debit banjir dilakukan dengan metode rasional. Hasil dari
penelitian ini didapatkan model geometrik dari morfologi sungai sesuai dengan penampang
melintang sebelum dan setelah 5 tahun restorasi yang menghasilkan reduksi sedimentasi sebesar
46,67%. Analisis debit banjir rancangan untuk periode ulang 10 tahunan sebesar 7,41%.
Kata Kunci: Morfologi, Restorasi Sungai Ciliwung, Reduksi Banjir
Abstract
MORPHOLOGY OF CILIWUNG RIVER ISTIQLAL MOSQUE SEGMENTS PRE AND
POST 5th YEARS OF RESTORATION
The Ciliwung River is one of the thirteen rivers that pass through the administrative area of DKI
Jakarta. The Ciliwung River is a large river whose existence contributes to flooding that occurs
in DKI Jakarta. The purpose of this study was to analyze morphology and flood reduction by
carrying out river restoration at the Istiqlal Mosque Segment. River restoration carried out in
this segment along 470 meters with the restoration carried out was related to river morphology.
The method in this study is the field survey method. The research was carried out by analyzing
the morphology of the river, with the help of the race hec program and the analysis of flood
discharge carried out by a rational method. The results of this study obtained a geometric model
of river morphology in accordance with cross sections pre- and post-5 years of restoration and
sedimentation reduction of 46.67%. Design flood discharge analysis for a 10years return period
of 7.41%.
Keywords: Morphology, Ciliwung River Restoration, Flood Reduction
PENDAHULUAN
Empat puluh persen atau sekitar 24.000 Ha dari seluruh wilayah DKI Jakarta adalah
dataran yang letaknya lebih rendah dari permukaan laut. Setiap tahun Kota Jakarta selalu terjadi
banjir dengan tingkat debit yang berbeda-beda. Banjir yang terjadi di DKI Jakarta tidak hanya
berasal dari DAS Sungai Ciliwung saja. DAS Sungai Ciliwung hanya memasok 24% banjir
Jakarta. Pada DAS Ciliwung, wilayah yang mempunyai tingkat kerawanan banjir tinggi (rentan)
dan sangat tinggi (sangat rentan) terbesar dijumpai pada wilayah Jakarta Timur (45%) dan
Jakarta Selatan (17%), (Sumber: Irfan Budi Pramono, 2016). Hal lain yang menyebabkan banjir
mailto:Diyanti311@gmail.com
-
2
di DKI Jakarta, karena kota ini memiliki jumlah penduduk dengan kepadatan tinggi, sehingga
banyak terdapat bantaran sungai yang digunakan sebagai tempat tinggal. Penyebab banjir di
Sungai Ciliwung berasalah dari hujan wilayah aliran dari hulu, dan ROB.
Pada saat ini usaha yang sudah dilakukan untuk mengurangi debit banjir di Sungai
Ciliwung dengan melakukan normalisasi, sudetan, pembangunan waduk, dan restorasi sungai.
Restorasi sungai adalah harmonisasi dari seni dan teknik untuk meningkatkan keindahan dan
fungsi sungai (Rita Lopa, 2012). Restorasi sungai sebagai salah satu upaya dalam pengendalian
banjir. Belajar dari pengalaman Jepang dalam upaya mengendalikan banjir dengan restorasi
sungai (Rita Lopa, 2013). Maka dari itu pada tahun 2012 dilakukan restorasi Sungai Ciliwung
untuk segmen Mesjid Istiqlal sepanjang 470 meter, dimana restorasi difokuskan kepada ekologi
sungai. Restorasi ekologi sungai adalah pemantauan terhadap flaura dan fauna. Ekologi sungai
yang dilakukan pada restorasi Sungai Ciliwung segmen Mesjid Istiqlal, yaitu dengan melakukan
pengerukan sedimentasi dalam usaha perbaikan kualitas air dan pengembalian palung sungai
dari sedimen yang menumpuk, hingga setinggi 1,5 meter (Sumber: BBWS Ciliwung-Cisadane,
2017)
Pada penelitian ini dilakukan Analisis Perubahan Morfologi Sungai Sebelum dan 5 Tahun
Setelah Restorasi. Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis perubahan morfologi sungai dan
menganalisis debit banjir pada segmen restorasi.
LITERATURE REVIEW
Sungai adalah badan air alamiah tempat mengalirnya air hujan dan air buangan menuju
laut dan tempat bersemayamnya biotik dan abiotik (Rita Lopa, 2013). Dataran banjir yaitu
dataran yang sepanjang kiri dan atau kanan sunngai yang tergenangan air pada saat banjir (PU,
2011).
Morfologi sungai selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu yang dipengaruhi oleh debit
yang mengalir, sedimen yang terangkut serta material pembentuk dasar dan tebing sungai
(Minarni, 2003). Menurut Christopher J. Walsh (2016) Perpindahan daerah tangkapan
mempengaruhi perubahan morfologi sungai dengan meningkatkan limpasan, mengubah
sedimen, dan membatasi ruang untuk perubahan saluran.
Sejarah restorasi sungai dimulai di Negara Eropa dan Amerika (Sungai Rhain, Sungai
Danube, Sungai Misisipi, dll) (Maryono, 2007). Restorasi sungai merupakan upaya memulihkan
kawasan sungai yang mengalami kerusakan (degraded) atau terganggu (disturbed) akibat
aktivitas manusia atau gangguan alam (Basyuni, 2002).
Menurut Agus (2016), restorasi sungai menawarkan lima konsep untuk meningkatkan
eksistensi dan mengembalikan esensi sungai melalui restorasi hidrologi, restorasi ekologi,
http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0169204615002030
-
3
restorasi morfologi, restorasi sosial ekonomi, serta restorasi kelembagaan dan peraturan.
"Tujuan besarnya mengembalikan sungai kepada identitasnya, yaitu sedimen bersih, sehat,
produktif, lestari, dan bermanfaat untuk semua makhluk hidup.
METODE PENELITIAN
Gambaran Umum
Sungai Ciliwung adalah salah satu sungai yang mengalir melewati wilayah administrasi
DKI Jakarta. Aliran Sungai Ciliwung melintas di DKI Jakarta dibagi menjadi 3 (tiga) sistem
aliran, dimana sistem aliran tersebut adalah Aliran Barat, Aliran Tengah, dan Aliran Timur.
Hulu Sungai Ciliwung, yaitu Gunung Pangrango yang terletak di dataran tinggi antara
Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung 377
Km2, dengan panjang sungai utama 109,7 Km, dan kemiringan rata-rata 0,0014 (Sumber:
BBWS Ciliwung-Cisadane, 2017).
Sungai Ciliwung Hilir Segmen Mesjid Istiqlal yang direstorasi sepanjang 470 meter.
Segmen Mesjid Istiqlal merupakan segmen Sungai Ciliwung yang pertama kali direstorasi,
restorasi dimulai dari 27 Desember 2012. Secara geografis, segmen Mesjid Istiqlal Sungai
Ciliwung terletak di titik koordinat 6.171400S dan 106.831080E. Keadaan topografi Sungai
Ciliwung merupakaan daerah yang mempunyai topografi yang berbukit-bukit sampai dengan
dataran rendah.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Sungai Ciliwung Segmen Mesjid Istiqlal yang terletak di
Wilayah Jakarta Pusat DKI Jakarta, seperti yang terlihat pada gambar 1.
Gambar 1 Peta Lokasi Sungai Ciliwung Hilir Segmen Mesjid Istiqlal
-
4
Gambar 2 Lokasi Sungai Ciliwung Hilir Segmen Mesjid Istiqlal
Gambar 3 Kondisi Sungai Ciliwung Segmen Mesjid Istiqlal Sebelum dan Sesudah di Restorasi
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini, yaitu menggunakan metode
survei lapangan.
Data Yang Digunakan
Data Primer yang digunakan berupa data hasil pengukuran topografi sungai yaitu data elevasi
Sungai Ciliwung, data memanjang Sungai Ciliwung, data penampang melintang Sungai
Ciliwung, dan elevasi muka air Sungai Ciliwung. Data Sekunder yang digunakan berupa data
curah hujan, data Luas DAS, data topografi, dan data Sungai lainnya (Dinas PUPR DKI Jakarta,
2017).
Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan dalam pengambilan data penelitian ini adalah :
1. GPS (Global Positioning System)
Alat ini Digunakan untuk menandai beberapa titik koordinat lokasi.
2. Theodolit
Alat ini digunakan untuk pengukuran topografi sungai, sehingga didapatkan peta kontur
lokasi penelitian.
-
5
3. Kamera Digital
Alat ini digunakan untuk mengambil gambar kondisi sungai di lokasi penelitian.
4. Meter
Alat ini Digunakan untuk menentukan jarak pengukuran
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dimulai 15 Desember 2016 sampai dengan 28 Desember 2018. Pelaksanaan
penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut:
Analisis Morfologi Sungai
Pada tahap analisis fisik sungai ini, dilakukan analisis terkait dengan perubahan dasar
Sungai Ciliwung sebelum dilakukan restorasi dan setelah 5 tahun restorasi dengan bantuan
software hec ras. Data yang diperlukan dalam analisis morfologi sungai, yaitu data penampang
sungai, potongan melintag sungai, dan data elevasi mukai air sebelum dan setelah 5 tahun
restorasi.
Analisis Hidrologi
Tahapan analisis hidrologi dimulai dengan mengolah data curah hujan yang telah ada.
Kemudian menentukan parameter statistik ( x ,Sd, Cs, Ck, dan Cv) untuk memilih metode
distribusi frekuensi curah hujan yang sesuai. Distribusi frekuensi curah hujan yang dimaksud
dalam hal ini adalah metode normal, Log Normal, Log Person tipe III, dan Gumbel tipe I.
Setelah diperoleh satu metode distribusi frekuensi curah hujan yang sesuai kriteria, langkah
selanjutnya menguji keakuratan hasil dari metode tersebut dengan menggunakan metode Chi
Kuadrat dan mencari distribusi hujan jam-jaman dengan menggunakan Metode Mononobe.
Kemudian hasil tersebut digunakan untuk mencari debit banjir rencana dengan metode rasional.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Morfologi Sungai
Berdasarkan hasil survei pada Bulan Agustus 2018 didapatkan data dimensi sungai, koordinat,
dan kondisi eksisiting sungai. Di bawah ini gambar 4 merupakan hasil analisis morfologi 5
tahun setelah dilakukan restorasi pada segmen Mesjid Istiqlal berdasarkan simulasi
menggunakan program hec ras.
-
6
0 2 4 6 8 10 12 14 160
5
10
15
20
Saluran Sebelum Restorasi Plan: Plan 01 ST A 0+000
Station (ft)
Ele
vatio
n (ft
)
Legend
Ground
Bank Sta
.02
0 2 4 6 8 10 12 14 160
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Saluran Setelah Restorasi Plan: ST A 0 + 00
Station (ft)
Ele
va
tio
n (ft
)
Legend
Ground
Bank Sta
.02
0 5 10 15 20 25 300
5
10
15
20
Saluran Setelah Restorasi Plan: ST A 0 + 094
Station (ft)
Ele
vatio
n (ft
)
Legend
Ground
Bank Sta
.02
0 5 10 15 20 25 300
5
10
15
20
Saluran Sebelum Restorasi Plan: Plan 01 ST A 0 + 141
Station (ft)
Ele
va
tio
n (ft
)
Legend
Ground
Bank Sta
.02
0 5 10 15 20 25 300
5
10
15
20
Saluran Setelah Restorasi Plan: ST A 0 + 141
Station (ft)
Ele
va
tio
n (ft
)
Legend
Ground
Bank Sta
.02
0 5 10 15 20 25 300
5
10
15
20
Saluran Setelah Restorasi Plan: ST A 0 + 188
Station (ft)
Ele
vatio
n (ft
)
Legend
Ground
Bank Sta
.02
0 5 10 15 20 25 300
5
10
15
20
Saluran Sebelum Restorasi Plan: Plan 01 ST A 0 + 188
Station (ft)
Ele
vatio
n (ft
)
Legend
Ground
Bank Sta
.02
0 5 10 15 20 25 30 35 400
5
10
15
20
Saluran Sebelum Restorasi Plan: Plan 01 ST A 0 + 094
Station (ft)
Ele
va
tio
n (ft
)
Legend
Ground
Bank Sta
.02
-
7
Gambar 4 Entrenchment Ratio Tipe Sungai Sebelum dan 5 Tahun Sesudah Restorasi
Gambar 5 Material Penyusun Dasar Sungai
Analisis Hidrologi
Curah Hujan Rata-rata Wilayah
Pada analisis ini data curah hujan yang digunakan dari 2 stasiun pengamatan terdekat
lokasi, yaitu stasiun Manggarai dan Stasiun Istana. Dari data curah hujan maksimum setiap
tahunnya kemudian dengan metode aljabar, diperoleh nilai curah hujan maksimum tahunan.
Tabel 1 Curah Hujan Maksimum Tahunan
Tahun Sta. Manggarai (mm) Sta Istana (mm) Curah Hujan Rata-Rata (mm)
2008 182.5 150 166
2009 92 140 116
2010 114 105 110
2011 97 85 91
2012 90 102 96
2013 153 218 186
2014 138 153 146
2015 214 137 176
2016 120 114 117
2017 166 120 143
0 5 10 15 20 25 30 350
5
10
15
20
Saluran Sebelum Restorasi Plan: Plan 01 ST A 0 + 470
Station (ft)
Ele
vatio
n (ft
)
Legend
Ground
Bank Sta
.02
0 5 10 15 20 25 30 350
5
10
15
20
Saluran Setelah Restorasi Plan: ST A 0 + 470
Station (ft)
Ele
vatio
n (ft
)
Legend
Ground
Bank Sta
.02
-
8
Perhitungan Dispersi
Perhitungan dispersi. meliputi menghitung Nilai Rata-rata, Standar Deviasi, Koefisien
Variasi, Koefisien Skewness, dan Koefisien Kurtosis.
1. Nilai Rata-Rata
2. Standar Deviasi
1-n
)X - (Xi S
2_
3. Koefisien Variasi
4. Koefisien Kemencengan
3
3_
S2-n1-n
)X - (Xin Cs
5. Koefisien Kurtosis
4
4_
2
KS3-n 2-n1-n
)X - (Xi n C
-
9
Berdasarkan hasil perhitungan dispersi, didapat nilai Cs sebesar 0,2497 dan nilai Ck
sebesar 2,66. Kemudian tahap selanjutnya dilihat syarat distribusi untuk masing-masing jenis
distribusi frekuensinya. Hasil pemilihan jenis distribusi dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini:
Tabel 3 Hasil Pemilihan Jenis Distribusi
Jenis Distribusi Frekuensi Hasil
Distribusi Normal Tidak memenuhi
Distribusi Log Normal Tidak memenuhi
Distribusi Gumbel Tidak memenuhi
Distribusi Log Person III Memenuhi
Perhitungan Curah Hujan Maksimum Periode Ulang dengan Metode Log Person Type III
Metode Perhitungan Log Person Type III untuk menganalisis hujan rencana, pada metode
ini telah diperhitungkan nilai rata-rata ( x ) dan Standar Deviasi (S), dan nilai K (Koefisien Log
Person Type III), maka besarnya curah hujan rencana untuk periode T tahun dapat dihitung
dengan rumus dibawah ini:
ST
KXT
X
Tabel 4 Nilai Curah Hujan Rencana Distribusi Log Person III
Periode Ulang KT x Sd XT (mm)
2 -0.0415
134,0,2787 33,55
133,30
5 0.827 162,44
10 1.305 178,48
25 1,833 196,19
50 2,185 208,00
100 2,508 218,84
Uji Kesesuaian Distribusi
Uji kesesuaian distrbusi yang digunakan, yaitu keselarasan Chi Kuadrat. Berikut hasil
perhitungan uji keselarasan dengan metide Chi Kuadrat:
Tabel 5 Hasil Perhitungan dengan Metode Chi Kuadrat
-
10
Nilai Batas Tiap Kelas Ei Oi Oi-Ei ((Oi-Ei)^2)/ Ei
186
-
11
Gambar 6 Grafik Perbandingan Debit Banjir Sebelum dan Setelah 5 Tahun Restorasi
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan
morfologi sungai sebelum dan setelah 5 tahun dilakukan restorasi. Perubahan yang terjadi
disebabkan oleh kondisi kemiringan yang landai 0,0084 dan kecepatan aliran 0,06 m/detik,
dengan dasar sungai material lumpur alluvial dengan ketinggian sedimen 0,7 meter, jika
dibandingkan sebelum restorasi setinggi 1,5 meter, sehingga restorasi sungai dapat mereduksi
sedimen sebesar 46,67%. Hasil analisis hidrologi didapatkan intensitas hujan 18,74 mm/jam
dengan waktu konsentrasi 6 jam, maka debit banjir setelah dilakukan restorasi dengan periode
ulang 10 tahun sebesar 468,86 m3/detik, sedangkan debit banjir sebelum restorasi 506 m3/detik,
sehingga restorasi debit banjir periode ulang 10 tahun dapat mereduksi banjir sebesar 7,41%.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait dengan model pengaruh morfologi sungai sebelum
dan setelah dilakukan restorasi, guna untuk evaluasi mengetahui tingkat efektivitas restorasi
sungai terhadap reduksi banjir.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Chow Ven Te, 1989, Hidrolika Saluran Terbuka (Open Channel Hydrolics) Terjemahan.
Erlangga, Jakarta
2 5 10 25 50 100
Debit Sebelum Restorasi 359 448 506 562 628 678
Debit Setelah Restorasi 350,191 426,735 468,863 515,397 546,421 574,887
Reduksi Debit Banjir 2,34% 4,76% 7,41% 8,26% 13,04% 15,25%
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Deb
it B
anjir
(m3/d
etik
)
Periode Ulang ( tahun)
-
12
Egi. 2013 “Kearifan Lokal dalam Pengendalian Banjir Di Jakarta”. https://issuu.com/
docs/egi_2013_single_rev_. Diakses tanggal 9 Desember 2016.
Kondolf M.G. 2000. Learning from River Restoration Project.
Khoirun Nikmah, Siti.2010 “Studi Sungai Ciliwung”. Infid. Jakarta
Maulina Megawati, Yuneri. “Evaluasi Kapasitas Tampungan Maksimum Sungai Dan Saluran
Drainase Terhadap Banjir Maksimum (Studi Kasus DAS Way Kuala Garuntang Bandar
Lampung). Jurnal Teknik Pertanian Universitas Lampung. Lampung
R.D. Hy. 2004. Applicability of Geomorphological Procedures for River Restoration
Rita Lopa, 2012. An Evaluation of River Restoration Effectiveness in a Housing Land
Development Area, Kyushu University, Japan.
Rita Lopa, 2013. Belajar dari Pengalaman Jepang dalam upaya Mengendalikan Banjir dengan
Restorasi Sungai, Proceeding HATHI.
Salim Tuang Hang. 2006. Pemodelan Hubungan Hujan, Limpasan, dan Kapasitas Erosi pada
Suatu DAS yang Masuk ke Palung Sungai. ITB Sains dan Teknik. Bandung
Soewarno. 1995 “Hidrologi, Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data. Jilid 1.” Penerbit
Nova. Bandung
Sri Harto, B. 1993. Analisis Hidrologi. PT. Gramedia Utama, Jakarta.
Sulianti, Ika. 2008. Perbandingan Beberapa Metode Penelusuran Banjir Secara Hidrologi (Studi
Kasus Sungai Belitang di Sub DAS Komering). Jurnal Silip Vol.3. No.1
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Andi offset. Yogyakarta.
Triatmodjo, Bambang, 2008. Hidrologi Terapan. Beta Offset. Yogyakarta
Waryono Tarsoeh. 2002. Konsepsi Restorasi Ekologi Kawasan Penyangga Sempadan Sungai di
DKI Jakarta. Jakarta
Zamroni, Fahmi. 2013. “Analisa Pengendalian Banjir Kali Ciliwung” Jurnal Teknik Pengairan
Universitas Brawijaya. Malang
top related