web viewbaja (paduan besi dan karbon) makalah. disampaikan pada mata kuliah kapita selekta sekolah...
Post on 30-Jan-2018
215 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAJA (Paduan Besi dan Karbon)
MAKALAH
disampaikan pada mata kuliah Kapita Selekta Sekolah Menengah I untuk mahasiswa
Pendidikan Kimia angkatan 2010 rombel 2
Tanggal 14 Mei 2012
oleh
Nama : Nestri Yunarti (4301410010)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
MEI, 2012
PRAKATA
Segala puji bagi Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik, hidayah,
dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul BAJA (Paduan Besi dan Karbon) tanpa halangan yang berarti.
Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kuliah Kapita Selekta
Sekolah Menengah I yang diampu oleh Drs. Soeprodjo, MS. Makalah ini berisi
paparan tentang Baja (Paduan besi dan karbon).
Keberhasilan penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Soeprodjo, MS. selaku dosen pengampu mata kuliah Kapita Selekta Sekolah
Menengah I, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang;
2. teman-teman rombel 2 mata kuliah Kapita Selekta Sekolah Menengah I.
Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih ada kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semarang, Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................
i
PRAKATA.......................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR………………………………………….…………………..........
iv
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................
5
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................
6
1.3 Tujuan........................................................................................................................
6
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Baja ……………………..………........................................................ 7
2.2 Struktur Baja ………………...................................................................................
7
2.3 Proses Pembuatan Baja ………………..…...……………...……………...............
8
2.4 Kegunaan Baja……………………………………………………………………..
15
2.5 Pengaruh Baja Terhadap Kesehatan …..…………………………………………..
18
III PENUTUP
3.1 Simpulan .................................................................................................................
23
3.2 Saran........................................................................................................................
24
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................
25
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1. Proses Pembuatan Baja Dengan Tanur Oksigen Basa (Basic Oxygen Furnace atau
BOF)…………………………………………………………………………...….……….
12
Gambar 1.2.Proses Pembuatan Baja Dengan Tanur Listrik (Electric Furnace) 13
Gambar 1.3. Proses Pembuatan Baja Dengan Continuous Casting (Strand Casting)………14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Baja adalah logam campuran (alloy) yang tediri dari besi (Fe) dan karbon (C). Jadi baja
berbeda dengan besi (Fe), alumunium (Al), seng (Zn), tembaga (Cu), dan titanium
(Ti) yang merumakan logam murni. Proses peleburan baja dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan baku berupa besi kasar (pig iron) atau berupa besi spons
(sponge iron). Disamping itu bahan baku lainnya yang biasanya
digunakan adalah skrap baja dan bahan – bahan penambah seperti ingot
ferosilikon, feromangan, dan batukapur. Proses peleburan dapat dilakukan pada
tungku BOF (Basic Oxygen Furnace) dan pada tungku busur listrik (Electric
Arc Furnace atau disingkat EAF), proses konvertor, proses Siemens Martin, dan
proses dapur Cawan.
Dalam memenuhi kebutuhan manusia, baja memiliki beberapa
kegunaan yang sangat besar bagi semua aspek kehidupan. Akan tetapi, dari kegiatan
peleburan industri baja tidak terlepas dari berbagai masalah-masalah kesehatan yang
dapat menimbulkan berbagai penyakit. Atas dasar itulah, penulis mengangkat
tema yang berisi tentang penjelasan lebih mendalam mengenai salah satu bagian
dari paduan alloy yaitu baja.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari baja?
2. Bagaimana struktur dari baja?
3. Bagaimana proses pembuatan baja?
4. Apa saja kegunaan dari baja?
5. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan dari peleburan baja bagi
kesehatan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan masalah diatas, dirumuskan tujuan sebagai berikut.
1. Menjelaskan pengertian baja.
2. Menjelaskan struktur dari baja.
3. Menjelaskan proses pembuatan baja.
4. Menjelaskan kegunaan dari baja.
5. Menjelaskan pengaruh yang ditimbulkan dari peleburan baja bagi
kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Baja
Baja pada dasarnya merupakan campuran antara logam Fe dan
sedikit kandungan C ( dibawah 2 %). Penggunaan baja dalam kehidupan sehari-
hari umumnya dicampur dengan kandungan logam lain menjadi baja paduan.
Unsur paduan yang biasa ditambahkan antara lain: Cr, Mn,Si, Ni, W, Mo, Ti, Al,
Cu, Nb dan Zr. Penambahan unsur-unsur lain dalam baja dapat dilakukan dengan
satu atau lebih unsur, bergantung dari karakteristik atau sifat khusus yang
dikehendaki.
2.2 Struktur Baja
Struktur baja ada 5 macam, yakni:
a. Pearlit
Baja pearlit (sorbit dan troostit) didapat jika unsur-unsur paduan
relatif kecil maksimum 5%. Baja ini mampu dalam permesinan, sifat
mekaniknya meningkat oleh heat treatment (hardening & tempering).
b. Martensit
Baja yang unsur pemadunya lebih dari 5 %, sangat keras dan
machinability kurang (heat resistant steel).
c. Aus t e n i t
Te rd i r i a t a s 10 – 30% uns u r pem adu t e r t e n tu (Ni , M n
a t a u CO) .M is a l nya : Ba j a t a han ka ra t (S t a in l e s s s t ee l ) ,
nonmagne t i c , dan t aha n panas .
d. F e r r i
Te r d i r i a t a s s e j u m l a h b e s a r u n s u r p e m a d u ( C r , W
a t a u S i ) t e t a p i k a n d u n g a n k a r b o n n y a r e n d a h d a n t i d a k
d a p a t d i k e r a s k a n .
e. Ladeburit / karbid
Terdiri atas sejumlah karbon dan unsur-unsur penbentuk karbid (Cr, W, Mn,
Ti, Zr).
2.3 Proses Pembuatan Baja
Besi kasar baik padat maupun cair, besi bekas (Skrap) dan beberapa paduan logam
diolah menjadi baja di dalam dapur pengolahan baja.
Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain :
1. Proses konvertor
Te rd i r i da r i s a tu t abung ya ng be rbe n tuk bu la t l on j ong
dengan m enghadap kesamping.
Sistem kerja :
•Dipanaskan dengan kokas sampai ± 15000C.
•D i m i r i n g k a n u n t u k m e m a s u k k a n b a h a n b a k u b a j a
( ± 1 / 8 d a r i v o l u m e konvertor)
•Kembali ditegakkan.
•Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
•Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengeluarkan hasilnya.
•Proses Bassemer (asam)
Lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung
kuarsa asam atau oksida asam (SiO2). Bahan yang diolah adalah besi kasar
kelabu cair, CaO ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2.
SiO2 + CaO CaSiO3
•Proses Thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api atau
dolomit[ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)]. Besi yang
diolah adalah besi kasar berwarna putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2
% dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida
phospor (P2O5). Untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO).
3CaO + P 2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)
2. Proses Siemens Martin
Merupakan proses pengolahan besi yang menggunakan sistem regenerator (± 30000C).
Fungsi dari regenerator adalah :
a.Memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur.
b.Sebagai Fundamen/ landasan dapur.
c.Menghemat pemakaian tempat. Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih. Besi
kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2). Besi putih dilapisi dengan batu
dolomit (40 % MgCO3+ 60 % CaCO3).
3. Proses dapur Kopel
Merupakan proses pengolahan besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses :
•Pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
•Bahan bakar (arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
•Kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 – 800
mm dari dasar tungku.
•Besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
•Setelah 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran. Untuk membentuk
terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu kapur (CaCO3) dimana
akan terurai menjadi
CaCO CaO+CO2
CO2 akan bereaksi dengan karbon : CO2 +C 2CO
Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan
untuk pembangkit mesin-mesin lain.
4. Proses dapur Cawan
•Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi
kasar dalam cawan.
•Kemudian dapur ditutup rapat.
•Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan
dalam cawan supaya mencair.
•Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa
dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan.
5. Tanur oksigen basa (Basic Oxygen Furnace atau BOF)
Merupakan modifikasi dari proses Bessemer dan menempati 70% proses
produksi baja di US. Proses Bessemer menggunakan uap air panas ditiupkan pada besi
kasar cair untuk membakar zat kotoran yang tersisa. Proses BOF memakai
oksigen murni sebagai ganti uap air. Bejana BOF biasanya
berdiameter dalam 5 m dan mampu memproses 150~200 ton dalam
satu pemanasan.
Urutan proses BOF adalahsebagai berikut:
Besi bekas ( scrap ) dimasukkan dalam bejana, scrap meliputi 30% bahan baku.
Besi kasar cair diambil dari tanur tinggi memakai hot-iron ladle
car, dan dituang ke dalam bejana. Kapur (CaO) ditambahkan untuk mengikat kotoran.
Pipa oksigen diturunkan sehingga ujungnya berjarak sekitar 1,5 m
di atas permukaan besi cair. Oksigen ditiupkan dengan kecepatan tinggi dan
menyebabkan pembakaran dan pemanasan pada permukaan besi cair. Karbon
akan terurai, dan zat pengotor seperti silikon, mangan, dan fosfor akan
teroksidasi. Reaksinya adalah:
2C + O2→2CO (juga CO2),
Si + O2 →SiO2,
2Mn + O2→2MnO,
4P + 5 O2→2P2O5
Gas CO dan CO2 yang dihasilkan dikeluarkan melalui mulut bejana atas. Oksida silikon,
mangan, dan fosfor dijadikan terak menggunakan flux. Kandungan
karbon akan berkurang linear terhadap waktu proses sehingga mudah
dikontrol.
Baja cair dituangkan dalam ladle dan ditambahkan unsur paduan dan yang lain.
Terak dituangkan dalam ladle yang lain.
Untuk memproses 200 ton baja diperlukan waktu 20 menit, dan siklus
proses perlu waktu 45 menit. Saat ini, dikembangkan teknik dengan
mengalirkan oksigen dari bawah bejana, sehingga pemanasan lebih merata,
akibatnya waktu proses berkurang 3 menit. Kandungan karbon lebih rendah dan hasil
lebih banyak..
Gambar 1. 1. Proses Pembuatan Baja Dengan Tanur Oksigen Basa (Basic Oxygen Furnace
atau BOF)
Keuntungan dari BOF adalah:
•BOF menggunakan O2 murni tanpa nitrogen.
•Proses hanya lebih-kurang 50 menit.
•Tidak perlu tuyer di bagian bawah.
•Fosfor dan sulfur dapat terusir dulu daripada karbon.
•Biaya operasi murah.
6. Tanur Listrik (Electric Furnace)
Menempati 30% proses produksi baja di US. Sebagai bahan baku, selain besi
kasar, saat ini juga banyak digunakan besi dan baja bekas. Jenis
tanur yang digunakan ditunjukkan pada gambar 2. Tanur ini memiliki atap
yang bisa dibuka untuk menuangkan bahan baku.
Besi dan baja kasar dipilih sesuai dengan komposisinya, dimasukkan ke
dalam tanur bersama unsur paduan dan batu kapur (sebagai flux). Kemudian
dipanaskan memakai busur listrik yang dipancarkan dari elektroda-2 besar
diatas. Untuk melebur sempurna diperlukan waktu 2 jam dan siklus proses diperlukan
waktu 4 jam.
Tanur listrik memiliki kapasitas 25~100 ton per pemanasan. Tanur ini dapat
menghasilkan besi/baja kualitas lebih baik dibanding BOF, tetapi biaya per
tonnya lebih mahal.
Gambar 1.2. Proses Pembuatan Baja Dengan Tanur Listrik (Electric
Furnace)
Baja yang dihasilkan dengan BOF atau tanur listrik dipadatkan untuk
proses berikutnya dalam bentuk coran ingot (Cast Ingot) atau coran kontinu
(continuouscasting).
Coran Ingot (Cast Ingot)
Adalah blok baja coran yang beratnya mulai dari yang kecil hingga 300 ton.
Cetakan ingot (ingot mold) dibuat dari besi karbon tinggi dan sisinya dibuat
m i r i ng ( t ape r ) un tuk me mudahkan m e le pas c e t a kan . Ce ta kan
d i l e t akka n d i l andas an ( stool ) . P ro s e s s o l id i f i ka s i pe r lu w ak tu
l am a (10~12 j am ) dan penyusutan (shrinkage) yang terjadi signifikan.
Porositas yang disebabkan oleh r eaks i ka rbon dengan oks igen
mem ben tuk CO s e l am a pend i ng inan dan solidifikasi harus dihindarkan/
dikurangi. Dengan menambahkan Si dan Al agar bereaksi dengan oksigen
mencegah/mengurangi terbentuknya CO.
Continuous casting (strand casting)
Baja cair dituangkan dalam bejana sementara (tundish), yang akan mengalirkan logam
pada satu atau lebih cetakan cor kontinu. Baja mulai memadat
pada bagian luar saat mengalir kebawah melalui cetakan yang didinginkan
dengan air. Saat baja masih panas dan bersifat plastis, dibelokkan arah
horisontal dan dirol sampai didapat dimensi yang diinginkan, dan dipotong.
Gambar 1.3. Proses Pembuatan Baja Dengan Continuous Casting (Strand Casting)
2.4 Kegunaan Baja
Ba ja ada l a h paduan bes i de ngan ka rbon an t a r a
0 ,02~2 ,11%. Ba ja dapa t dikelompokkan menjadi:
1) Plain carbon steels (baja karbon biasa)
Mengandung karbon sebagai paduan utama, dengan sedikit paduan lainnya
(sekitar 0,5% Mn).
Baja karbon dapat dikelompokkan menjadi :
Low carbon steels, mengandung kurang dari 0,20%C. Paling luas digunakan
sebagai komponen sheetmetal automotive, pelat baja untuk fabrikasi, dan r e l ke r e t a .
Me mi l ik i s i f a t ma mpu ben tuk ( fo rm ing ) dan m ampu c o r (casting)
yang baik..
Medium carbon steels, mengandung 0,20~0,50% C. Digunakan untuk
komponen mesin dan engine seperti crankshafts danconnecting rods.
High carbon steels,mengandung lebih dari 0,50%C. Digunakan untuk pegas
(springs), pahat potong, baling-baling (blades), dan komponen tahan aus.
2 ) L o w A l l o y S t e e l s
Low Alloy Steels (baja paduan rendah) adalah paduan besi – karbon yang jumlah
unsur paduannya kurang dari 5% berat. Memiliki sifat mekanik yang
lebih unggul dibandingkan baja karbon biasa, yaitu : strength, hardness, hot hardness, wear
resistance (tahan aus), keuletan, dan lain-lain. Untuk mendapatkan sifat unggul
tersebut seringdiperlukan perlakuan panas (heat treatment).
3) Stainless Steels
Adalah kelompok baja paduan tinggi yang dirancang untuk memiliki daya
tahankorosi tinggi. Paduan utama adalah chromium, biasanya diatas 15%.
Stainless steel umumnya dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a. Austenitic stainless.
Mengandung 18% Cr dan 8% Ni. Digunakan untuk peralatan pabrik kimia dan makanan,
serta komponen mesin yang memerlukan daya tahan korosi tinggi.
b.Ferritic stainless.
Mengandung 15~20% Cr, sedikit karbon dan tanpa nikel. Digunakan sebagai
peralatan dapur hingga komponen mesin jet.
c.Martensitic stainless.
Me ngandung ka rbon l eb ih banya k d iband i ng f e r r i t i c stainless,
sehingga dapat dikeraskan dengan perlakuan panas. Mengandung 18% Cr dan
tanpa Ni. Memiliki kekuatan, kekerasan dan daya tahan tinggi, tetapi daya tahan
korosi lebih rendah dibanding yang lain.
De wa sa in i d i kembangka n ba j a pa duan t i ngg i yang t ahan ko ros i
dan dapa t dikelompokkan sebagai baja stainless:
a) Precipitation hardening stainless.
Komposisinya 17% Cr dan 7% Ni, ditambah sedikit unsur paduan lain seperti
Aluminum (Al), Tembaga (Co), Titanium (Ti) danMolybdenum (Mo). Memiliki
kekerasan dan kekuatan yang baik pada suhu tinggi, sehingga cocok digunakan untuk aplikasi
ruang angkasa.
b) Duplex stainless.
Memiliki struktur campuran austenite dan ferrite dalam jumlah hampir sama. Daya
tahan korosi mirip dengan austenitic stainless, tetapi memiliki daya tahan yg baik terhadap
stress-corrosion cracking. Aplikasinya meliputi komponen heat exchangers, pompa, dan
penanganan limbah air.
4) Tool Steels
Tool Steels (baja perkakas) adalah kelompol baja paduan tinggi yang dirancang
untuk bahan pahat potong (cutting tools), dies dan molds. Baja ini
harus memiliki kekuatan, kekerasan, hot hardness, daya tahan korosi serta
keuletan yang tinggi. Untuk memiliki sifat tersebut, bahan mendapat perlakuan
panas (heat treatment). Klasifikasi tool steels menurut AISI: T, M: High-speed tool
steels (HSS) d i g u n a k a n s e b a g a i p a h a t p o t o n g p a d a
p r o s e s pemesinan. Daya tahan aus dan hot hardness tinggi. Tipe T paduan
utamanya adalah Tungsten, tipe M paduan utamanya adalah Molybdenum.
H: Hot working tool steels. U n t u k dies proses pengerjaan panas seperti
forging,extrusion, dan die-casting.
D:Cold-work tool steels.Untuk dies proses pengerjaan dingin seperti
sheetmetal pressworking, cold extrusion, fold forging. Kode D berasal dari die.
Termasuk kelompok ini juga adalah tipe A (untuk air-hardening) dan tipe O (untuk oil-
hardening). Memiliki daya tahan aus tinggi dan distorsi rendah.
W:Water-hardening tool steels. Mengandung karbon tinggi dan
sedikit/tanpa unsur paduan lain. Hanya dapat dikeraskan dengan proses
quenching cepat dalam air. Digunakan luas karena harganya murah, tetapi terbatas untuk
aplikasi suhu rendah.
S:Shock-resistant tool steels. Digunakan utk aplikasi dimana keuletan tinggi
diperlukan, seperti sheetmetal shearing, punching, dan bending.
P:Mold steels. Digunakan untuk membuat molds proses mengecor plastik dan karet.
L:Low alloy tool steels. Digunakan unuk aplikasi khusus.
2.5 Pengaruh Baja Terhadap Kesehatan
I n d u s t r i p e l e b u r a n b a j a d a p a t m e n y e b a b k a n
p e n c e m a r a n s e h i n g g a a k a n menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Pencemaran udara yang dihasilkannya darikegiatan peleburan baja akan
menghasilkan gas-gas beracun dan berbahaya bagi kesehatan, seperti :
a.SOx
Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan,
kerusakan pada tanaman terjadi pada kadar sebesar 0,5 ppm. Pengaruh utama
polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar
5 ppm atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada
kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama
terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem
pernafasan kadiovaskular. Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif
terhadap kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah. Kadar SO2
yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Pengaruh Kadar SO2 Terhadap Gangguan Kesehatan
Konsentrasi
ppm
Pengaruh
3-5 Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari
baunya.
8-12 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan
iritasi tenggorokan.
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan
iritasi mata.
20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan
batuk.
20 Maksimum yang diperbolehkan untuk
konsentrasi dalam waktu lama.
50-100 Maksimum yang diperbolehkan untuk kontak
singkat (30 menit).
400-500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat.
b. CO
Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senyawa karbon
monoksida(CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan
karbon dioksida (CO2) sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon
monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan
pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Senyawa
CO sifatnya racun dan berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat
dengan pigmen darah yaitu haemoglobin. Karakteristik biologik yang paling
penting dari CO adalah kemampuannya untuk berikatan dengan haemoglobin,
pigmen sel darah merah yang mengakut oksigen keseluruh tubuh. Sifat ini
menghasilkan pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali lebih
stabil dibandingkan oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCOyang relatif
lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut
dalam fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat
serius, bahkan fatal, karena dapat menyebabkan keracunan. Selain itu,
metabolisme otot dan fungsi enzim intra-seluler juga dapat terganggu dengan adanya ikatan
CO yang s t ab i l t e r s ebu t . Dam pak ke ra cunan CO sa nga t be rba haya
bag i o r ang yang t e l a h menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi darah
periferal yang parah.
Dampak dari CO bergantung pada status kesehatan seseorang. Pada
beberapa orang yang berbadan gemuk dapat mentolerir pajanan CO
sampai kadar HbCO dalam darahnya mencapai 40% dalam waktu
singkat. Tetapi seseorang yang menderita sakit jantung atau paru-paru
akan menjadi lebih parah apabila kadar HbCO dalam darahnya sebesar 5–10%.
Pengaruh CO kadar tinggi terhadap sistem syaraf pusat dan sistem
kardiovaskular telah banyak diketahui. Namun respon dari masyarakat
berbadan sehat terhadap pemajanan CO kadar rendah dan dalam jangka
waktu panjang, masih sedikit diketahui.
Hasil studi diatas menunjukkan bahwa paling sedikit untuk bukan perokok,
ternyata ada hubungan yang linier antara HbCO dan menurunnya kapasitas
maksimum oksigen. Walaupun kadar CO yang tinggi dapat
menyebabkan perubahan tekanan darah, meningkatkan denyut jantung, ritme
jantung menjadi abnormal, gagal jantung, dan ke rusa kan pe mbu luh
da rah pe r i f e r a l , t i da k banyak d ida pa tka n da t a t en t a ng pengaruh
pemajanan CO kadar rendah terhadap sistem kardiovaskular. Hubungan yang
telah diketahui tentang merokok dan peningkatan risiko penyakit
jantung koroner menunjukkan bahwa CO kemungkinan mempunyai peran
dalam memicu timbulnya penyakit tersebut (perokok berat tidak jarang
mengandung kadar HbCO sampai 15 %). Namun tidak cukup bukti yang
menyatakan bahwa karbon monoksida menyebabkan penyakit jantung atau paru-
paru, tetapi jelas bahwa CO mampu untuk mengganggu transpor oksigen ke
seluruh tubuh yang dapat berakibat serius pada seseorang yang t e l ah
mende r i t a sak i t j a n tung a t au pa ru -pa ru . K a re na se nyaw a d i a t a s
t e rm as uk k e l o m p o k p e l a r u t ( S o l l v e n t ) y a n g b a n y a k
d i g u n a k a n d a l a m i n d u s t r i u n t u k menggantikan karbon
tetrakhlorida yang beracun, maka keamanan lingkungan kerja mereka perlu ditinjau
lebih lanjut.
c. NOx
Oks ida n i t r ogen se pe r t i N O dan NO2 b e rbahaya bag i
manus i a . P ene l i t i an menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracun
daripada NO. Selama ini belum pernah dilaporkan terjadinya keracunan NO yang
mengakibatkan kematian. Di udara ambien yang normal, NO dapat mengalami oksidasi
menjadi NO2 yang bersifat racun.
Penelitian terhadap hewan percobaan yang dipajankan NO dengan
dosis yang sangat tinggi, memperlihatkan gejala kelumpuhan sistem syarat dan
kekejangan. NO2 bersifat racun terutama terhadap paru-paru. Kadar NO2 yang lebih
tinggi dari 100 ppm dapat mem a t i kan s eba g ian bes a r b i na t ang
pe rcoba an da n 90% da r i kema t i an t e r s ebu t disebabkan oleh gejala
pembengkakan paru (edema pulmonari ). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan
mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit
atau kurang. Pemajanan NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap
manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.
BAB III
PENUTUP
3. 1 S i m p u l a n
1. Sumber Pembuatan Baja yaitu campuran antarmaksima logam Fe dan sedikit
kandungan C ( dibawah 2 %).
2. Proses pembuatan baja ada beberapa macam, yaitu : proses konvertor, proses
Siemens Martin, proses dapur kopel, proses dapur Cawan, Tanur
oksigen basa (Basic Oxygen Furnace, BOF), dan Tanur Listrik (Electric
Furnace).
3. Ke gunaan ba j a ya i tu :
Low carbon steels digunakan sebagai komponen sheetmetal
automotif, pelat baja untuk fabrikasi, dan rel kereta.
Medium carbon steels digunakan untuk komponen mesin dan engine seperti
crankshafts dan connecting rods .
High carbon steels digunakan untuk pegas (springs), pahat potong, baling-
baling (blades), dan komponen tahan aus.
Austenitic stainless digunakan untuk peralatan pabrik kimia dan makanan, serta
komponen mesin yang memerlukan daya tahan korosi tinggi.
Ferritic stainless.digunakan dari peralatan dapur hingga komponen mesin jet.
4. Pengaruh Terhadap Kesehatan yaitu pengaruh utama polutan SOx
terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Karbon dan oksigen dapat bergabung
membentuk senjawa karbon monoksida (CO) sebagai hasil pembakaran yang
t i da k se mpurna dan ka rbon d ioks ida (CO 2 ) s e baga i ha s i l
pemba ka ran sempurna. Oksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi manusia.
3.2 S a r a n
Sebaiknya sumber referensi di dalam pembuatan makalah ini ditambah
lagi agar pembaca mendapat ilmu yang lebih dalam lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Azwaruddin. 2008. Proses Pembuatan Baja. http://azwaruddin.blogspot/2008/05/proses-pembuatan-baja.html. Diakses pada 11 Mei 2012.
Yefri. 2011. Proses Pembuatan Baja. http://yefrichan.wordpress.com/2010/10/26/proses-pembuatan-baja-dengan-tanur-oksigen-basa-basic-oxygen-furnace.html. Diakses pada 11 Mei 2012.
Guna. 2010. Proses Pembuatan Baja. http://gunawirawan.wordpress.com/2010/09/28/proses-pembuatan-baja/. Diakses pada 11 Mei 2012.
Anonim. 2010. Sejarah Pembuatan Baja. http://sipil.polsri.ac.id/print.php?news.18. Diakses pada 11 Mei 2012.
Anonim. 2011. Terjadinya Pencemaran Udara dan Penanggulanginya. http://www.chem-is-try-org/ -materi_kimia-kimia-lingkungan/pencemaran-udara-dan-penanggulangannya/. Diakses pada 11 Mei 2012.
top related