neuro ali.docx
Post on 25-Oct-2015
40 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Tinjauan Pustaka
PENDAHULUAN
Dari segi anatomi, sistem saraf manusia boleh dibahagikan kepada dua bagian
yang terlibat yaitu otak dan sistem saraf pada ekstremitas atas dan bawah. Selain itu
terdapat juga struktur makroskopik dan mikroskopik dalam otak manusia yang
berhubungan dengan bagian,alur, salur darah, dan saraf-saraf yang mempunyai fungsi
dan peranan masing-masing. Dari otak turun ke tulang belakang yaitu di akhir
medulla oblongata akan terdapat medulla spinalis yang merupakan tempat banyaknya
saraf perifer. Serabut di cavum cranii disebut saraf-saraf pusat oleh itu anatomi otak
boleh kita bagikan kepada dua bagian yaitu saraf-saraf pusat dan saraf-saraf perifer.
Sistem saraf tepi terdiri dari saraf aferen dan sarat eferen. Saraf eferen disebut juga
saraf motorik terdiri terdiri dari dua bagian yaitu saraf motorik somatik dan saraf
motorik autonom.1 Melalui komunikasi secara biolistrik di saraf dan proses
komunikasi melalui neurotransmitter di hubungan saraf-otot, dapat terbangkit
kontraksi otot. Baik kekuatan maupun jenis kontraksi otot rangka dapat dikendalikan
oleh sistem saraf pusat maupun sistem saraf tepi. Sistem saraf somatik turut berperan
dalam proses mengendalikan kinerja otot rangka yang diperlukan untuk
menyelenggarakan beragam sikap dan gerakan tubuh. Sistem motorik autonom
merupakan salah satu komponen sistem saraf autonom yang mengendalikan otot
polos, otot jantung dan kelenjar.2
Perbahasan
1.Sistem saraf pusat 1,3,4
Sistem saraf pusat (SSP) terdiri daripada otak dan medulla spinalis. Secara
makroskopiknya terdiri daripada :
a) Substansi grisea (grey matter)
Mengandung badan sel saraf, dendrit, dan ujung akson tak bermielin.
Kumpulan badan sel ini yang di otak dan medulla spinalis disebut sebagai
nukleus
b) Substansi alba ( white matter)
Sebagian besar tersusun atas akson bermielin dan sangat sedikit badan sel.
Kumpulan akson yang menghubungkan berbagai area di SSP disebut traktus.
1
Tinjauan Pustaka
2. Otak 3-5
Otak disusun menjadi beberapa daerah yang berbeda yang disusun berdasarkan
perbedaan anatomis, fungsional dan perkembangan evolusi. Pengurutan komponen-
komponen ini umumnya mencerminkan lokasi anatomis dan kompleksitas serta
kecanggihan fungsi, dari tingkat yang paling tua dan sedikit mengalami spesialisasi
sampai ke tahap yang baru dan canggih. Encephalon (otak) terdiri daripada tiga
subdivisi yaitu :
a. Hemispherium cerebri
Merupakan bagian terbesar dari otak manusia, dibagi menjadi dua belahan yaitu
hemisfer serebrum kiri dan kanan. Keduanya dihubungkan satu sama lain oleh korpus
kalosum, yaitu suatu pita tebal yang mengandungi sekitar 300juta akson saraf
melintang antara dua hemisfer. Setiap hemisfer terdiri daripada sebuah lapisan luar
yang tipis yaitu subtansia grisea( bahan abu-abu) atau korteks serebrum, menutupi
bagian tengah yang lebih tebal yaitu subtansia alba(bahan putih). Manakala jauh di
sebelah dalam subtansia alba terdapat subtansia grisea lain, yaitu nucleus basal.
Di seluruh SSP, subtansia grisea terutama terdiri daripada badan-badan sel yang
terkemas rapat dengan dendrit-dendrit mereka dan sel-sel glia. Berkas atau traktus
(jaras) serat-serat saraf bermielin (akson) membentuk subtansia alba, penampakannya
yang putih disebabkan oleh komposisi lemak myelin. Serat-serat di subtansia alba
menyalurkan sinyal dari satu bagian korteks serebrum ke bagian lain atau anata
korteks dan bagian SSP yang lain. Komunikasi semacam itu memungkinkan
terjadinya integrasi antara berbagai bagian korteks dan bagian lain.
Vaskularisasi disini dari a. carotis interna dan a.vetebralis. Kedua a.carotis
interna mencabangkan a. opthalmica, a. communicans posterior dan a. choroidea
sebelum bercabang menjadi a. cerebri media dan anterior. 5
2
Tinjauan Pustaka
Gambar 1 : Bahagian-bahagian atau lobus yang terdapat dalam otak manusia8
Masing-masing hemispherium terbagi menjadi lobus-lobus utama oleh
berbagai sulcus. Lobus-lobus tersebut diberi nama sesuai dengan tulang calvarium
yang menutupinya.
2.a.1 Lobus frontalis
Merupakan lobus terbesar, kurang lebih sepertiga dari permukaan
hemispherium cerebri. Lobus frontalis membentang dari sulcus centralis sampai polus
frontalis dengan di sebelah inferolateral dibatasi oleh sulcus lateralis cerebri .
Terletak di sebelah posterior (di kepala belakang), bertanggungjawab untuk
pengolahan awal masukan penglihatan.
2.a.2 Lobus parietalis
Batas lobus ini tidak tegas, kecuali batas anteriornya pada facies lateralis yaitu
oleh sulcus centralis dan batas posteriornya pada facies medialis oleh sulcus parieto-
occipitalis.
2.a.3 Lobus temporalis
3
Tinjauan Pustaka
Terletak di sebelah ventral sulcus lateralis dan pada permukaan lateralnya
terdapat tiga gyri yang membentang miring yaitu gyrus temporalis superior, medius
dan inferior. Pada sisi dalam dari sulcus lateralis terdapat beberapa lipatan pendek
miring disebut gyrus temporalis transversal dari Heschl yang merupakan cortex
auditoris (pendengaran) primer.
2.a.4 Lobus Oksipitalis
Merupakan lobus kecil yang bersandar pada tentorium cerebelli. Cortex pada
kedua tepi sulcus calcarinus (striata) merupakan cortex visual (penglihatan
primer). Cortex visual dari masing-masing hemispherium menerima impuls visual
dari retina sisi temporal ipsilateral dan retina sisi kontralateral dimana menangkap
persepsi separuh lapangan pandang kontralateral.
b. Truncus encephali (batang otak)
Batang otak, daerah yang paling tua dan paling kecil di otak bersambungan
dengan korda spinalis. Fungsi umum adalah untuk perilaku otomatis, jalur masuk
utama semua serabut dan cerebrum dan medulla spinalis dan sebaliknya. Selain itu,
memberi ineversi bagi wajah dan kepala ( 10 dari 12 nervi craniales).
Melekat ke bagian atas ke belakang dari otak adalah serebelum, yang berkenaan
dengan posisi tubuh dalam ruang yang sesuai dan koordinasi bawah sedar aktivitas
motorik (gerakan). Di atas batang otak , terselip di dalam interior serebrum adalah
diensefalon yang mengandung dua komponen otak yaitu hipotalamus yang
mengontrol banyak fungsi homeostasis yang penting untuk mempertahankan stabilitas
lingkungan internal. Keduanya ialah thalamus yang melakukan sebagian pengolahan
sensorik primitive.3,4
b.1 Mesencephalon
Merupakan bagian encephalon yang terkecil, yang menghubungkan
diencephalon dengan pons. Pada permukaan dorsal mesenchepalon terlihat empat
tonjolan kecil yang dikenali sebagai corpora quadrigemina ( nuclei terbesar) yang
terbagi menejadi colliculus rostralis (superior) yaitu nuclei yang berperan pada
reflex visual dan colliculus caudalis (inferior) yang berperan dalam reflex terhadap
suara .Brachium colliculi caudalis (inferior) menghubungkan colliculuc caudalis
4
Tinjauan Pustaka
dengan corpus geniculatum mediale manakala brachium colliculi rostralis (superior)
menghubungkan colliculus rostralis dengan corpus geniculatum laterale. Nervus
trochlearis (N.IV) mincul di caudal dari sepasang colliculus caudalis (inferior)
kemudian mengelilingi mesencephalon. Subtansia grisea periaquaductural
mengelilingi aquaductus cerebri . Fungsi utama adalah untuk “fight-and-flight
reaction” dan menghubungkan respon terhadap nyeri visceral.
Gambar 2: Gambaran Otak tengah8
Potongan mesenchepalon setinggi colliculus rostralis superior, tampak jelas pada
tegmentum adalah nucleus ruber. Nukleus ini terdiri atas dua bagian yaitu pars
magrocellularis dan pars parcocellularis. Pada bagian depan subtansia gricea centralis
terdapat nucleus occulomotorius (N.III) menembus nucleus ruber sebelum muncul
pada bagian medial crus cerebri. Colliculus rostralis superior berserta daerah ini di
rostralnya, yang disebut pretectum merupakan stasiun “relay” untuk impuls visual.
Pada bagian paling ventral dari tegmentum terdapat subtansia niagra yang terdiri
dari:5,7
i. Pars compacta: Pada bagian ini neuron berpigmen neuromelanin. Pigmen
ini merupakan sampingan pembuatan dopamine. Dopamin disini
digunakan pada lintasan dopaminergi nigrotriastal.
ii. Pars reticularis: Terletak di bagian ventral pars compacta, mengandung
neuron tak berpigmen.
5
Tinjauan Pustaka
Mendapat vaskularisasi dari cabang-cabang a. cerebri posterior, a. superior cerebelli,
a. choroidea dan a.basilaris.
Gambar 3 : Batang otak (mesenchepalon) tampak posterior8
b.2 Pons
Merupakan bagian rostral dari rhombenchepalon. Terletak di antara
mesencephalon dan medulla oblongata. Mengandung nuclei dari nervi craniales
N.trigeminus(N.V), N. Abdusecens( N.VI) dan N. Facialis (N. VII) . Pada linea
mediana terdapat sulcus basilaris yang ditempati oleh a.basilaris. Tempat perlekatan
N.Trigeminus merupakan tanda perbatasan pons dengan pedinculus cerebellaris
medius (pontinus). Permukaan dorsal pons ditutupi oleh cerebellum. 6
6
Tinjauan Pustaka
Gambar 4: Struktur Pons
b.3 Medulla Oblongata
Merupakan bagian paling caudal dari encephali, membentang dari foramen
sampai sulcus bulbopontinus dan berlanjut menjadi medulla spinalis. Pada
permukaan ventral (anterior) terlihat fissura mediana ventralis di linea mediana,
pyramis terlatak di kanan kirinya. Pyramis mengandung seluruh tractus sulcus
corticospinalis. Manakala pada permukaan lateral sebelah inferior didapatkan
lobus coeruleus inferior dimana sebelah profundanya ditempati oleh nucleus
spinalis nervi trigemini yang tampak dari luar (terutama pada bayi) karena tractus
spinalis trigemini belum mengalami mielinisasi.
Pada potongan setinggi perbatasan medulla spinalis pula, tampak jelas
decussatio pyramidum ( persilangan antara tractus motoric ) serabut
ascendens dan descebdens yang ada di medulla spinalismasih didapatkan di
subtansia alba. Cabang-cabang neuron yang menembusi tegmentum truncus
encephali. Ciri khas neuron ini adalah isodendritik, yaitu dendritnya panjang
dan bercabang pada interval yang teratur, serta cenderung membentang
melintang truncus encephali. Formatio reticularis adalah nuclei yang
mempengaruhi fungsi otonom.5
Nomor
Nama Jenis Fungsi
I Olfaktori Sensori Menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau
II Optik Sensori Menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke
7
Tinjauan Pustaka
otak untuk diproses sebagai persepsi visual
III Okulomotor Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata
IV Troklear Motorik Menggerakkan beberapa otot mata
V Trigeminal GabunganSensori: Menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di otak sebagai sentuhanMotorik: Menggerakkan rahang
VI Abdusen Motorik Abduksi mata
VII Fasial Gabungan
Sensorik: Menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasaMotorik: Mengendalikan otot wajah untuk menciptakan ekspresi wajah
VIII Vestibulokoklear SensoriSensori sistem vestibular: Mengendalikan keseimbanganSensori koklea: Menerima rangsang untuk diproses di otak sebagai suara
IX Glosofaringeal GabunganSensori: Menerima rangsang dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasaMotorik: Mengendalikan organ-organ dalam
X Vagus Gabungan Sensori: Menerima rangsang dari organ dalamMotorik: Mengendalikan organ-organ dalam
XI Aksesori Motorik Mengendalikan pergerakan kepala
XII Hipoglosal Motorik Mengendalikan pergerakan lidah
Tabel 1 : Macam-macam Nervus Cranialis dan fungsinya7,8
8
Tinjauan Pustaka
Gambar 5: Nervus Cranialis8
2.1 Serebelum 3,5,6
Terletak di sebelah posterior pons dan medulla oblongata. Terdiri dari dua
hemispherium cerebelli. Permukaannya berlipat-lipat membentuk folia yang
dipisahkan oleh fissura-fissura. Hemispherium cerebelli dibagi menjadi: Lobus
anterior, Lobus posterior dan Lobus flocculonodular. Terdiri dari tiga bagian
yaitu: Cortex cerebelli yang merupakan subtansia grisea
i- Corpus medulare yang merupakan subtansia alba.
ii- Empat pasang nuclei intrinsic.
Serabut yang berasal dari atau meninggalkan cerebellum bersifat ipsilateral
(berasal dari sisi tubuh yang sama). Cerebellum menerima rangsang yang
berkaitan dengan keseimbangan tubuh (equilibrium) . Aliran gerakan
extremitas, leher, dan truncus yang berasal dari cortex cerebri.
Gambar 6 : Struktur Cerebellum8
2.1.a Medulla spinalis
Terletak di dalam canalis vertebralis merupakan pusat refleks dan jalur
konduksi utama antara tubuh dan otak. Medulla spinalis terlindung oleh vertebra
ligamentum serta ototnya dan cairan serebrospinal (CSS). Memanjang mulai dari
foramen magnum sampai dengan vertebra L1 or L2. Duramater medulla spinalis
hanyalah selapis dibandingkan dengan cerebrum yang terdiri dari dua lapis.
Medulla spinalis dewasa lebih pendek daripada columna vertebralis. Karena
pertambahan jarak antara segma medulla spinalis dan vertebra yang sesuai, akar-akar
9
Tinjauan Pustaka
saraf pun bertambah secara progresif ke arah ujung kaudal columna vertebralis. Akar-
akar ini melintas ke kaudal sampai mencapai foramen intervertebrale yang terpanjang
yaitu di daerah lumbal dan sacral untuk keluar dari canalis vertebralis.
Kumpulan akar-akar saraf spinal di spatium subarachnoideum kaudal dari ujung
medulla spinalis ini disebut cauda equine. Ujung kaudal medulla spinalis meruncing
menjadi conus medullaris. Dari ujung kaudal bagian ini seutas piamater spinalis yang
menyerupai benang yakni filum terminale menurun antara saraf-saraf cauda
equina.Terdapat dua sulcus di sepanjang medulla spinalis yaitu sulcus mediana
posterior dan sulcus mediana anterior.3
2.2. Nervus Spinalis
Tiga puluh satu pasang saraf spinal (nervus spinalis) dilepaskan dari
medulla spinalis. Terdiri dari 8 pasang nervus servicalis, 12 pasang nervus sacralis, 5
pasang nervus lumbalis, dan 1 pasang nervus coccygeus. Masing-masing nervus
spinalis hampir langsung tercepah menjadi sebuah ramus anterior mempersarafi
extemitas dan bagian batang tubuh lainnya dan ramus posterior yang mempersarafi
kulit dan otot-otot punggung.
3. Susunan saraf tepi ( SST) 1-2
Sistem saraf tepi (SST) meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem
ini terdiri dari saraf kranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla
spinalis dengan reseptor dan efektor. Secara fungsional, sistem saraf tepi dibagi
menjadi sistem aferen dan sistem eferen.
a. Saraf aferen (sensorik) mentransmisi informasi dari reseptor sensorik ke SSP
b. Saraf eferen (motorik) mentransmisi informasi dari SSP ke otot dan kelenjar.
Sistem eferen dari sistem saraf memiliki dua subdivisi.
1) Divisi somatik (volunter) berkaitan dengan perubahan lingkungan
eksternal dan pembentukan respon motorik volunter pada otot rangka.
2) Divisi otonom (involunter) mengendalikan seluruh respon involunter
pada otot polos, otot jantung, dan kelenjar dengan cara mentransmisi
impuls saraf melalui dua jalur.
a) Saraf simpatis berasal dari area toraks dan lumbal pada medulla
spinalis.
10
Tinjauan Pustaka
b) Saraf parasimpatis berasal dari area otak dan sakral pada medulla
spinalis.
Sebagian besar organ internal di bawah kendali otonom memiliki inervasi
simpatis dan parasimpatis.
4. Jaringan saraf 1,3,4
Merupakan salah satu dari jaringan dasar tubuh kita yang disusun oleh sel
saraf (neuron) dan sel penyokong saraf (neuroglia) yang berfungsi untuk komunikasi.
Struktur dan Fungsi
4.a. Sel saraf / Neuron
i. Badan sel ( soma atau perikarion)
Bentuk dan besar sangat beragam 4-135 mikrometer. Bentuknya pula dapat
pyramid, lonjong atau bulat. Nukleus umum besar, bulat atau lonjong. Ditengahnya
seperti mata burung hantu. Manakala sitoplasma terdapat badan nissl (RE kasar), RE
licin, kompleks golgi, mitokondria, neurofibril, neurofilamen.
Pada satu sel saraf terdapat dua processus ( juluran):
ii. Akson
Aksoplasma pula tidak mengandung bahan nissl. Pangkal akson disebut akson
hillock. Bagian akson hillock dan segmen awal disebut sebagai “zona pemicu” yang
membangkitkan potensial aksi. Akson membawa respon dari neuron yaitu dalam
bentuk potensial aksi. Sebagian besar bagian akson adalah bermielin. Ujungnya pula
bercabang-cabang seperti ranting disebut telodendria. Pada ujung ranting aksonal
terhadap pembengkakan yang disebut “boutons terminaux”.
iii. Dendrit
Ia adalah bagian terbesar penerima sinyal dari neuron lain, selain badan sel
dan segmen awal akson. Denrit relative tebal, berangsur meruncing di hujungnya. Ia
dapat bercabang primer, sekunder tersier dan seterusnya. Organel yang terdapat pada
dendrit adalah perikarion.
11
Tinjauan Pustaka
Gambar 7: Neuron8
Neuron dapat dibedakan berdasarkan polaritasnya yaitu :
I. Unipolar: Jarang pada vetebrata kecuali embrional dini
II. Bipolar : Di ganglia vestibular dan koklear, dalam epitel olfaktori hidung
III. Pseudounipolar : Ganglia kraniospinal
IV. Multipolar : Kebanyakan neuron, SSP
Manakala berdasarkan fungsi pula dapat dibagikan menjadi:
I. Neuron motorik: mengawasi organ efektor seperti otot dan kalenjar
II. Neuron sensorik : menerima rangsang sensoris eksteroseptif dan introseptif
III. Neuron interneuron : menghubungkan neuron-neuron lain
4.b Sel glia ( sel neuroglia)
Berfungsi sebagai penyokong dan membantu sel saraf melakukan fungsi
integratif dan komunikatifnya. Merupakan 70 - 80% dari seluruh sel yang ada di
SSP. Selain itu, mempunyai kemampuan untuk bermitosis. Macam-macam sel
glia termasuklah mikroglia, oligodendroglia, astrosit fibrosa, Astrosit
protoplasmatis, Sel ependim yang terdapat pada system saraf pusat (SSP)
manakala sel schwann dan sel satelit yang hanya terdapat pada system saraf tepi
(SST).
12
Tinjauan Pustaka
Gambar 8 : Macam-macam sel glia dan fungsinya8
5. Impuls Saraf-Sinaps 5-8
Proses hantaran impuls pada saraf dimulai dengan terjadinya potensial aksi.
Pada awalnya, serabut saraf mendapatkan stimulus yang cukup, sehingga
mengakibatkan gerbang Na+ terbuka. Kemudian, ion Na+ bermuatan positif ini
bergerak ke dalam sel, mengubah potensial istirahat (polarisasi) menjadi potensial
aksi (depolarisasi). Ditunjukan dengan pergeseran diferensial dari -65 mV ke puncak
listrik (potensial puncak) yang hampir mencapai +40 mV. Depolarisasi juga
menyebabkan terbukanya lebih banyak lagi gerbang natrium, yang kemudian akan
mempercepat respons dalam siklus umpan balik positif.
Setelah inisiasi, potensial aksi menjalar di sepanjang serabut saraf dengan
kecepatan dan amplitudo yang tetap. Arus listrik lokal yang menyebar ke area
membran yang berdekatan. Hal ini menyebabkan gerbang natrium membuka dan
mengakibatkan gelombang depolarisasi menjalar sepanjang saraf. Dengan cara ini,
sinyal atau impuls saraf ditransmisi dari satu sisi dalam sistem saraf ke sisi lain. Pada
tahap inilah kita kenal dengan peristiwa sinaps (transmisi sinaptik).
13
Tinjauan Pustaka
5.1 Transmisi sinaptik. Sinaps adalah sisi (penghubung (junction) yang tidak
berdekatan) tempat berlangsungnya pemindahan impuls dari ujung akson
suatu neuron ke neuron lain atau ke otot atau ke kelenjar.
a. Pada transmisi dari neuron ke neuron, hubungannya dapat berasal dari akson
suatu neuron ke dendrit, ke badan sel, atau ke akson neuron kedua.
b. Neuron presinaptik membawa impuls menuju sinaps. Neuron
postsinaptik membawa impuls menjauhi sinaps. Neuron tunggal dapat
menjadi postsinaptik pada dendrit atau bedan selnya dan presinaptik pada
ujung aksonnya.
5.2 Sinaps kimiawi 5-8
a. Pada sinaps kimiawi, suatu neurotransmiter (zat kimia) dilepas dari terminal
akson presinaptik, mengalir menyeberangi celah sinaptik, dan melekat pada
reseptor membran postsinaptik.
1) Ujung akson presinaptik disebut terminal bouton. Ujung ini melepas
neurotransmiter dari vesikel sinaptik saat potensial aksi mencapai
terminal, saluran ion kalsium terbuka dan ion kalsium memasuki
terminal bouton.
2) Ion kalsium memfasilitasi aliran neurotransmiter saat menyeberangi
celah sinaptik dan melekat pada reseptor postsinaptik.
3) Transmisi zat kimia bersifat satu arah karena neurotransmiter hanya
dilepas dari neuron presinaptik
b. Waktu tunda sinaptik adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyeberangi
suatu sinaps kimiawi. Dibutuhkan waktu lebih banyak untuk pelepasan,
difusi, penerimaan, dan untuk melihat pengaruh neurotransmiter terhadap
sebuah sinaps daripada waktu yang dibutuhkan untuk untuk perambatan
potensial aksi di sepanjang serabut saraf.
c. Sinaps eksitatoris. Beberapa neurotransmiter mengektisitasi neuron
postsinaptik, menyebabkan depolarisasi, dan mengakibatkan terbentuknya
potensial postsinaptik eksitatoris.
d. Sinaps inhibitorik. Neurotransmiter yang menyebabkan peningkatan
potensial istirahat neuron postsinaptik bersifat inhibitorik; neurotransmiter
ini membuat postsinaptik lebih bermuatan negatif akibat penurunan
permeabilitas membran terhadap aliran masuk Na+ dan meningkatkan
14
Tinjauan Pustaka
permeabilitas membran terhadap aliran keluar ion K+. peningkatan
negativitas internal ini disebut hiperpolarisasi dan mengakibatkan
terbentuknya potensial postsinaptik inhibitorik.
e. Sumasi. Efek transmisi kimia pada neuron postsinaptik adalah penambahan
jumlah dan jenis neurotransmiter yang mencapai membran postsinaptik.
1) Sumasi temporal adalah penambahan jumlah neurotransmiter karena
adanya peningkatan frekuensi stimulasi oleh satu atau beberapa neuron
presinaptik.
2) Sumasi spasial adalah stimulasi pada penambahan jumlah terminal
presinaptik eksitatoris untuk menambah jumlah neurontransmiter.
3) Jika potensial postsinaptik eksitatoris dan potensial postsinaptik
inhibitorik mengenai membran postsinaptik, maka hasil akhirnya,
eksitasi atau inhibisi, ditentukan melalui penjumlahan aljabar efek
eksitatoris dan inhibitorik, sumasi temporal, dan sumasi spasial.
f. Neuromudulasi. Zat kimia seperti hormon yang dapat meningkatkan atau
mengurangi respons sinaptik, disebut neuromodulator. Zat ini dapat bekerja
pada sisi presinaptik atau postsinaptik.
5.2 Sinaps listrik. Jika dua sel yang dapat tereksitasi berhubungan melalui aliran
arus listrik langsung pada suatu area dengan tahanan listrik rendah, maka
sinaps disebut sebagai sinaps listrik.
a. Gap junction (sambungan celah) menghubungkan pasangan sel yang
bermuatan listrik. Sambungan ini dianggap memiliki tahanan listrik yang
rendah.
b. Sinaps listrik tidak memiliki waktu tunda sinaptik yang terdapat pada
sinaps zat kimia. Sinaps listrik ini ditemukan di otot polos, otot jantung dan
otak.
c. Pada umumnya, sinaps listrik memungkinkan terjadinya transmisi dua
arah, bukannya satu arah seperti pada sinaps kimiawi.
15
Tinjauan Pustaka
6. Neurotransmiter 6,7
Neurotransmiter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan
disimpan dalam gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari
akson terminal mealui eksositosis dan juga direabsorpsi untuk daur ulang.
Neurotransmiter merupakan cara komunikasi antar neuron. Setiap neuron
melepaskan satu transmitter tersendiri. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan
permeabilitas sel neuron, sehingga dengan bantuan zat-zat kimia ini maka neuron
dapat lebih mudah dalam menyalurkan impuls, bergantung pada jenis neuron dan
transmitter tersebut. Contoh neurotransmitter adalah:
1. Asetilkolin (ACh) dilepas oleh neuron motorik yang berakhir di otot rangka
(sambungan neuromuskular). ACh juga dilepas oleh neuron parasimpatis dalam
SSO dan oleh neuron tertentu di otak.
a. Sebagian besar ACh disintesis dari kolin dan koenzim asetil A dalam badan
neuron motorik; kemudian ditranspor ke terminal akson dan disimpan dalam
vesikel sinaptik.
b. Setelah dilepas, ACh dipecah oleh enzim asetilkolinesterase menjadi asetat
dan kolin. Kolin kemudian ditarik terminal akson dan disiklusulangkan.
c. Asetilkolinesterase seperti esterin dan prostigmin dipakai secara teraputik
pada kasus miastenia gravis, penyakit yang ditandai dengan melemahnya
otot karena penurunan daya respons sel-sel otot rangka terhadap ACh.
2. Katekolamin meliputi norepinefrin (NE), epinefrin (E) dan dopamin (DA).
Katekolamin mengandung nukleus katekol dan merupakan derivat dari asam
amino tirosin.
a. Katekolamin digolongkan sebagai monoamina karena memiliki satu gugus
tunggal amina.
b. Ketiganya merupakan neurotransmitter dalam SSP; NE dan E juga
berfungsi sebagai hormon yang disekresi kelenjar adrenal.
c. Katekolamin terinaktivasi setelah pelepasan karena:
1) Penyerapan ulang oleh terminal akson.
2) Degradasi enzimatik oleh monoamina oksidase (MAO) yang terjadi
pada ujung neuron presinaptik.
3) Degradasi enzimatik oleh katekolamin-O-metil transferase (COMT)
yang terjadi pada neuron postsinaptik.
16
Tinjauan Pustaka
3. Serotonin termasuk monoamina, tetapi tidak mengandung nukleus katekol.
Serotonin merupakan derivat dari asam amino triptofan yang ada dalam SSP dan
pada sel-sel tertentu dalam darah dan sistem pencernaan.
4. Beberapa asam amino, seperti glisin, asam glutamat, asam aspartat dan asam
aminobutirat gamma (GABA) berfungsi sebagai neurotransmitter. Diketahui
bahwa sampai saat ini bahwa glisin dan GABA bekerja sebagai inhibitor (IPSP).
5. Sejumlah neuropeptida, berkisar dari dua sampai 40 asam amino dalam setiap
rantai panjang telah diidentifikasi dalam organ tubuh. Senyawa seperti substansi
P, enkefalin, bradikinin dan kolesistokinin berperan sebagai neurotransmiter
asli atau sebagai neuromodulator untuk mempengaruhi pelepasan atau respon
terhadap, transmiter aktual. Semuanya memiliki efek nonsaraf dan saraf. 8
Penutup
Otat manusia ternyata terbahagi kepada banyak bahagian di mana setiap
bahagian itu memainkan peran penting dalam mengawal tumbuh badan manusia dari
segi kimiawi mahupun listrik. Selain itu mekanisme yang terdapat dalam setiap
bahagian di otak turut menunjukkan terdapatnya perbedaan dalam fungsi dan
aktivasinya hanya dibuat pada waktu-waktu tertentu. Tidak hanya terbatas di otak
terdapat juga substansi lain yang turut membantu dalam melaksanakan proses2
tertentu seperti dendrit dan akson, sambungan yang keluar dari saraf pusat yaitu
medulla spinalis, ganglion, neutrotransmitter dan banyak lagi. Justeru tidak hairanlah
bahawa banyak perubahan yang berlaku pada tubuh badan kita sama ada bersifat
simpatis atau parasimpatis semuanya berasal dari otak kita sendiri yang menghantar
arahan melalui impuls.
DAFTAR PUSTAKA
17
Tinjauan Pustaka
1. Edlin.G.Genetics principles.Human and social consequences. California:
Jones and Bartlett Publishers Inc;2005.hal 223-40.
2. Richard S. Snell, Clinical Anatomy by Region, 8th edition,2008 (The Head
and Neck); hal 134-8
3. Lauralee Herwood, Human Physiology, 2nd Edition , 2006 (Central Nervous
System and Sceletal Muscle Mechanism);hal 99-118
4. Robert K.Murray,Daryl K.Granner,Peter A. Mayes,Victor
W.Rodwell,Harper’s Illustrated Biochemistry, 26th edition,2003
( Biochemistry of extracellular and intracellular communication
5. William F Ganong, Review of Medical Psychology, 22nd edition, 2005
( Cutaneous,Deep and Visceral sensation)
6. William T, Understanding of Human Brain,2007,Diunduh dari situs;
http://www.library.usu.ac.id/download/fk/06001194.pdf 15 April 2012
7. Joanna H, Timothy F, Concept and Function of Cerebrum,2009,Diunduh
dari situs; http://www.neurologylib.com/ac/0001456.13 17 April 2012
8. Human Brain picture and diagram, 2010, Diunduh dari situs;
http://www.wikipedia.com/neurology/humanbrain/08700123 15 April 2012
18
Alamat Korespondensi:
Ali Husain Bin Abdul Kadir, 102011435,
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana,
Jln Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510,
E-mail: areliwhosign@yahoo.com
Tinjauan Pustaka
Anatomi dan Sistem Neurologi Terkait
Berdasarkan Fungsi dan MekanismeAli Husain Bin Abdul Kadir
Mahasiswa Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Abstrak: Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai media
untuk berkomunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai pengendali berbagai sistem
organ lain serta dapat pula memproduksi hormone. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sistem saraf
secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer atau tepi.
Sistem saraf pula terdiri dari otak dan medulla spinalis yang mempunyai beragam pusat dengan fungsi
berbeda-beda. Dalam sistem saraf pusat ini terjadi berbagai proses analisis informasi yang masuk serta
proses sintesis dan mengintegrasikannya. Pada dasarnya proses tersebut bertujuan untuk
mengendalikan berbagai sistem organ lain sehingga terbentuk keluaran berupa perilaku makhluk.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem aferen dan saraf eferen. Saraf aferan yang juga disebut sebagai saraf
sensorik, berfungsi menyalurkan informasi yang berasal dari organ reseptor. Mekanisme penghantaran
informasi antara reseptor dengan sistem saraf pusat terjadi melalui proses penghantaran impuls dengan
kode irama dan frekuensi tertentu. Saraf eferen yang juga disebut saraf motorik, terdiri dari dua bagian
yaitu saraf motorik somatic dan saraf motorik autonom.
19
Anatomy and Related Neurological System Based on Function and Mechanism
Ali Husain Bin Abdul Kadir
Student of Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta
Abstract: The nervous system is a system in the body that can serve as a medium for communication between cells and organs and can serve as a control of variety of other organ systems and can also produce the hormone. Based on the structure and function, the nervous system can be broadly divided into two: central nervous system and peripheral nervous system or the edge. The nervous system also consists of the brain and spinal cord that have a variety of centers with different functions. In the central nervous system occurs many processes involving incoming information and analysis of the synthesis process and integrate it. Basically the process is to control a variety of other organ systems to form the output of the behavior of the creature. Peripheral nervous system consists of afferent and efferent nerves system. Afferent nerve is also called sensory nerves, serves to channel information from the receptor organ. Information delivery mechanism between the receptors in the central nervous system occurs through the delivery of impulses to the code of rhythm and a certain frequency. Efferent nerve is also called motor nerves, consists of two parts: the motor nerve somatic and autonomic motor nerves.
top related