osteo art ritis
Post on 23-Dec-2015
6 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
OSTEOARTRITIS
Ditulis oleh Nenk
Pada tanggal 6 January 2009
A. DEFINISI
Penyakit Sendi Degeneratif ( osteoartritis) adalah penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang
berkembang lambat dan penyebabnya belum diketahui (Kalim, IPD,1997).Atau gangguan pada
sendi yang bergerak ( Price & Wilson,1995).
Osteoarthritis yang juga dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoarthritis (sekalipun
terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan kerapkali
menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas).
B. KLASIFIKASI
1. TIPE PRIMER (IDIOPATIK)
Adalah tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan osteoarthritis.
2. TIPE SEKUNDER
C. FAKTOR RESIKO
a) Umur : proses penuaan
b) Sex, menopause (>50 tahun)
c) Genetic
d) Obesitas dan penyakit metabolic
e) Cedera sendi, pekerjaan dan olah raga
f) Kelainan pertumbuhan
D. PATOFISIOLOGI
Osteoarthritis dapat dianggap sebagai hasil akhir banyak proses patologi yang menyatu
menjadisuatu predisposisi penyakit yangmenyeluruh. Osteoarthritis mengenai kartiloago
artikuler, tulang subkondrium ( lempeng tulang yang menyangga kartilago artikuler) serta
sinovium dan menyebabkan keadaan campuran dari proses degenerasi, inflamasi, serta
perbaikan. Proses degeneratif dasar dalam sendi telah berkembang luas hingga sudah berada
diluar pandangan bahwa penyakit tersebut hanya semata-mata proses “aus akibat pemakaian”
yang berhubungan dengan penuaaan.
Factor resiko bagi osteoarthritis mencakup usia, jenis kelamin wanita, predisposisi genetic,
obesitas, stress mekanik sendi,trauma sendi, kelainan sendi atau tulang yang dialami
sebelumnya, dan riwayat penyakit inflamasi, endokrin serta metabolic. Unsure herediter
osteoarthritis yang dikenal sebagai nodal generalized osteoarthritis ( yang mengenal tiga atau
lebih kelompoksendi) telah dikomfirmasikan. Tipe osteoarthritis ini meliputi proses inflamasi
primer. Wanita pascamenopause dalam keluarga yang sama ternyata memiliki tipe osteoarthritis
pada tangan yang ditandai dengan timbulnya nodus pada sendi interfalang distal dan proksimal
tangan.
Gangguan congenital dan perkembangan pada koksa sudah diketahui benar sebagai predisposisi
dalam diri seseorang untuk mengalami osteartritis koksa. Gangguan ini mencakup sublokasi-
dislokasi congenital sendi koksa,displasia, asetabulum, penyakit Legg-Calve-Perthes dan
pergeseran epifise kaput femoris. Obesitas memiliki kaitan dengan osteoarthritis sendi lutut pada
wanita. Meskipun keadaan ini mungkin terjadi akibat stress mekanik tambahan, dan
ketidaksejajaran sendi lulut terhadap bagian tubuh lainnya karena diameter paha, namun obesitas
dapat memberikan efek metabolic langsung pada kartilalago. Secara mekanis,obesitas dianggap
meningkatkan gaya sendi dank arena itu menyebabkan generasi kartilago. Teori factor metabolic
yang berkaitan dengan danmenyebabkan osteoarthritis. Obesitas akan disertai dengan
peningkatan masa tulang subkondrium yang dapat menimbulkan kekakuan pada tulang sehingga
menjadi kurang lentur terhadap dampak beban muatan yang akan mentrasmisikan lebih besar
gaya pada kartilago artikuler yang melapisi atasnya dan dengan demikian memuat tulang tersebut
lebih rentan terhadap cidera.
Factor-faktor mekanis seperti trauma sendi, aktivitas olahraga dan pekerjaan juga turut terlibat.
Factor-faktor ini mencakup kerusakan pada ligamentum krusiatum dan robekan menikus,
aktivitas fisik yang berat dan kebiasaan ser berlutut.
E. ETIOLOGI
a) Usia lebih dari 40 tahun
b) Jenis kelamin, wanita lebih sering
c) Suku bangsa
d) Genetic
e) Kegemukan dan penyakit metabolic
f) Cedera sendi , pekerjaan, dan olahraga
g) Kelainan pertumbuhan
h) Kepadatan tulang
F. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis osteoarthritis yang primer adalah rasa nyeri, kaku, dan gangguan fungsional.
Nyeri pada osteoarthritis disebabkan oeh inflamasi sinova,peregangan kapsula dan ligamentum
sendi, iritasi ujung-ujung saraf dalam periosteum akibat pertumbuhan osteofit, mikrofraktur,
trabekulum, hipertensi intraoseus, bursitis, tendonitis, dan spasme otot. Gangguan fungsional
disebabkan oleh rasa nyeri ketika sendi digerakkan dan keterbatasan gerakan yang terjadi akibat
perubahan structural dalam sendi. Meskipun osteoarthritis terjadi paling sering pada sendi
penyokong berat badan ( panggul, lutut, servikal, dan tulag belakang), sendi tengah dan ujung
jari juga sering terkena. Mungkin ada nodus tulanh yang khas, pada inspeksi dan palpasi ini
biasanya tidak ada nyeri, kecuali ada inflamasi.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium darah tepi, imunologi dan cairan sendi umumnya tidak ada
kelainan, kecuali osteoarthritis yang disertai paeradangan.pada pemerikasaan radiology
didapatkan penyempitan rongga sendi disertai sclerosis tepi persendian. Mungkin terjadi
deformitas, osteoarthritis atau pembentukan kista juksta artikular. Kadang-kadang tampak
gambaran taji(spur formation), liping pada tepi-tepi tulang, dan adanya tulang-tulang yang lepas.
H. PENATALAKSANAAN
a. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simpotamatik. Obat anti
inflamasi nonsteroid(OAINS) bekerja hanya sebagai analgesic danmengurangi peradangan, tidak
mampu menghentikan proses patologis.
a) Analgesic yang dapatdipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4,9 g/hari atau profoksifen HCL.
Asam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan efek samping pada saluran cerna dan ginjal
b) Jika tidak berpengaruh, atau tidak dapat peradangan maka OAINS seperti fenofrofin,
piroksikam,ibuprofen dapat digunakan. Dosis untuk osteoarthritis biasanya ½-1/3 dosis penuh
untuk arthritis rematoid. Karena pemakaian biasanya untuk jangka panjang, efek samping utama
adalahganggauan mukosa lambung dan gangguan faal ginjal.
b. Perlindungan sendi dengan koreksi posturtubuh yang buruk, penyangga untuk lordosis lumbal,
menghindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit , dan pemakaian alat-alat untuk
meringankan kerja sendi.
c. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
d. Dukungan psikososial
e. Persoalaan seksual pada pasien dengan osteoarthritis ditulang belakang
f. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin serta program latihan yang tepat
g. Operasi dipertimbangkan pada pasien dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyeri yang
menetap dan kelemahan fungsi
h. Terapi konservatif mencakup penggunaan kompres hangat, penurunan berat badan, upaya
untuk menhistirahatkan sendi serta menghindari penggunaan sendi yang berlebihan pemakaian
alat-alat ortotail. Untuk menyangga sendi yang mengalami inflamasi ( bidai penopang) dan
latihan isometric serta postural. Terapi okupasioanl dan fisioterapi da[pat membantu pasien
untuk mengadopsi strategi penangan mandiri.
I. PROGNOSIS
Umumnya baik, sebaian besar nyeri dapat diatasi dengan obat-obat konservatif. Hanya kasus-
kasus berat yang memerlukan operasi.
J. EVALUASI DIAGNOSTIK
Tindakan untuk menentukan siapa yang menderita osteoarthritis diperumit oleh kenyataan bahwa
hanya 30% – 50% pasien dengan perubahan yang terlihat pada foto roentgen yang melaporkan
gejala. Pemeriksaan fisik terhadp system musculoskeletal akan memperlihatkan sendi yang nyeri
tekan dan membesar, inflamasi kalau terjadi, bukan tipe destruktif sebagaimana terlihat
padapenyakit jaringan ikat seperti arthritis rematoid. Penyakit osteoarthritis ditandai oleh
penurunan progresif massa kartilago sendi yang akan terlihat pada foto roentgen sebagai
penyempitan rongga sendi. Disamping itu perubahan reaktif akan terjadi pada pada tepi sendi
dan paha tulang subkondrium dalam bentuk osteofit ketika kartilago berupaya untuk
mengadakan regenerasi keberadaan osteofit maupun penyempitan rongga sendi saja bukanlah
petunjuk yang spesifik bagi osteoarthritis namun demikian bila terdapat secara bersama-sama,
kedua gambaran ini merupakan hasil pemeriksaan yang sensitive dan spesifik. Pada osteoartitis
yang dini/ringan, korelasi antara nyeri sendi dan sinovitas sangat lemah. Pemeriksaan serum
tidak bermanfaat untuk penegakkan diagnosi kelainan ini.
Daftar Pustaka
Potter, patricia A.2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan . Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran.ed. 3. Media Aesculapius: Jakarta.
Brunner & Suddarth.buku ajar keperawatan medical bedah.ed. 8.EGC: Jakarta.
Penyebab OsteoartritisTagged with: Osteoartritis Pengapuran Sendi
Pengapuran sendi atau yang sering disebut dengan Osteoartritis merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh penipisan dan kemunduran fungsi lapisan tulang rawan sendi. Kebanyakan Osteoartritis terjadi pada sendi lutut dan pinggul. Sampai sejauh ini tidak diketahui apa panyebab pasti dari Osteoartritis tersebut, namun diyakini bahwa Osteoartritis merupakan bagian dari proses penuaan. Faktor resiko terjadinya Osteoartritis antara lain:
1. Wanita berusia lebih dari 45 tahun
2. Overweight (kelebihan berat badan)
3. Sering melakukan aktifitas fisik yang berlebihan
4. Menderita penyakit rematik
5. Kelemahan otot paha
6. Pernah mengalami patah tulang di sekitar sendi lutut atau panggul
Pada sendi yang mengalami Osteoartritis, terdapat peipisan tulang rawan yang melapisi ujung tulang pembentuk sendi. Penipisan tulang rawan inilah yang menyebabkan sendi sering terasa kaku dan sakit, karena ujung tulang pembentuk sendi saling bergesekan tanpa pelindung. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengobati Osteoartritis sesuai dengan stadiumnya. Namun secara umum, terapi pengapuran sendi dapat dilakukan dengan cara antara lain
menurunkan berat badan untuk mengurangi beban sendi, berolahraga berenang untuk menjaga kebugaran dan melatih kelenturan sendi-sendi anggota gerak, latihan otot paha dan pinggul untuk
memperkuat otot-otot di bagian tersebut, atau dapat juga manggunakan alat bantu penyangga lutut selama itu diperlukan.
Referensi Kesehatan
April 15, 2008
OsteoartritisFiled under: Gerontologi — creasoft @ 2:58 am
1 Votes
Definisi
Osteoartritis adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada usia lanjut. Jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan lebih sering dijumpai pada usia diatas 60 tahun.
Etiologi
Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah :
1. Umur
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
2. Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Genetik
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu dananak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
4. Suku
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia. Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
5. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
Patofisiologi
Manifestasi
Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi , krepitasi, pembesaran sendi, dan perubahan gaya berjalan.
Penatalaksanaan
1. Obat-Obatan
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis, meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis osteoartritis.
2. Perlindungan Sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang tertekuk (pronatio).
3. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
4. Dukungan Psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor psikologis.
5. Persoalan Seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
6. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat. Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik, ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari pancuran panas.
Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometric lebih baik dari
pada isotonic karena mengurangi tegangan pada sendi. Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh timbul karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh karena otot-otot periartikular memegang peran penting terhadap perlindungan rawan senadi dari beban, maka penguatan otot-otot tersebut adalah penting.
7. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi. Tindakan yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk menghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit.
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/osteoartritis/
top related