penerapan alat peraga manipulatif untuk …
Post on 23-Oct-2021
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENERAPAN ALAT PERAGA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI
PENJUMLAHAN PECAHAN BERPENYEBUT BEDA PADA SISWA KELAS V SD INPRES BANGKOWA KECAMATAN
BIRINGBULU KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
ST. MAUDEWI
105401137319
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2021
iii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : St. Maudewi
Nim : 105401137319
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Penerapan Alat Peraga Manipulatif Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Pada Materi Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Beda Pada
Siswa Kelas V Sd Inpres Bangkowa Kecamatan Biringbulu
Kabupaten Gowa.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 1 Juli 2021
Yang Membuat Pernyataan
St. Maudewi
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : St. Maudewi
Nim : 105401137319
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 1 Juli 2021 Yang Membuat Perjanjian
St. Maudewi
Mengetahui Ketua Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd NBM. 1148913
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Keberhasilan bukanlah milik orang yang pintar. Keberhasilan adalah
kepunyaan mereka yang senantiasa berusaha. (BJ. Habibie)
Orang yang berilmu bukan orang yang banyak ilmunya, tetapi orang
berilmu adalah orang yang memiliki ilmu dan senatiasa mengamalkan untuk
kemanfaatan orang banyak.
Belajar, berkarya dan menginspirasi adalah kumpulan berbagi manfaat
kepada orang lain untuh mencapai kesuksesan. Bergerak bersama dan
berkarya tiada henti. (Penulis)
Persembahan:
Kupersembehkan karya ini buat bapak dan ibuku yang sudah berpindah
alam atas segala cinta dan kasih sayangnya menuntun aku, saudaraku yang
senantiasa memberikan dorongan semangat, bapak dan ibu dosen jurusan PGSD
yang telah membimbing kami dengan penuh kesabaran, almamater Unismuh
tempat menggali ilmu , serta teman-teman seperjuangan angkatan 2019.
vi
ABSTRAK
St. Maudewi, 2021. Penerapan Alat Peraga Manipulatif Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Pada Materi Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Beda Pada Siswa
Kelas V Sd Inpres Bangkowa Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa. Skripsi. Jurusan PendidikanGuru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Ernawati dan Pembimbing II Andi Ardillah Wahyudi. Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana menerapkan alat peraga manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas V SD Inpres Bangkowa Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika dengan menggunakan alat peraga manipulatif pada siswa kelas V SD Inpres Bangkowa Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Class Action
Research) yang terdiri dari dua siklus di mana siklus I dan siklus II dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres Bangkowa Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa sebanyak 13 orang. Instrumen yang digunakan pada teknik pengumpulan data adalah tes tertulis, observasi, dan dokumentasi. Data yang telah diperoleh dari hasil kelas yang diteliti yaitu tes tertulis dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis. Teknik Analisis data yang digunakan adalah model analisis data yang terdiri atas data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama yang tuntas secara individu dari 13 siswa hanya 4 siswa atau 30,77% yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) atau berada pada kategori cukup. Secara klasikal belum terpenuhi karena nilai rata-rata diperoleh sebesar 48,15. Sedangkan pada siklus II di mana dari 13 siswa terdapat 12 orang atau 92,31% telah memenuhi KKM dan secara klasikal sudah terpenuhi yaitu nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 86,31 atau berada dalam kategori sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan Hasil Belajar Matematika siswa kelas V SD Inpres Bangkowa Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa melalui penggunaan alat peraga manipulatif mengalami peningkatan. Kata Kunci: hasil belajar, alat peraga manipulatif, penjumlahan pecahan.
vii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, segala puji Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya. Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk
mewakili atas segala limpahan karunia dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.
Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini
selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam
ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Mkassar dan sekolah-sekolah di Kecamatan Biringbulu.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dan menginspirasi dalam
perampungan skripsi ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih
kepada orang tua Bapak Nurdin M dan Alm. Ibu Faridah atas segala limpahan kasih
sayang dan dorongan motivasi. Ucapan terima kasih juga kepada keluarga saya,
suam saya Bapak Syarifuddin atas segala dukungan dan bantuan moril dan materil,
serta anak saya Muhammad Syahid Dawam yang memberikan kebahagiaan di sela-
sela penelitian. Tak lupa pula kami selaku Mahasiswi mengucapkan terima kasih
yang sedalam-dalamnya serta pengharapan yang tak ternilai kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar
2. Bapak Dr. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Umar,S.Pd.I., selaku Kepala Sekolah di SD Inpres Bangkowa
viii
4. Bapak Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., sebagai ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar
5. Ibu Ernawati, S.Pd., M.Pd., sebagai dosen pembimbing I yang dengan
senang hati memberikan motivasi dan bimbingan kepada kami.
6. Bapak Andi Ardillah Wahyudi, S.Pd., M.Si. sebagai dosen pembimbing II
yang dengan senang hati memberikan motivasi dan bimbingan kepada kami.
7. Bapak dan ibu guru serta staf tata usaha SD Inpres Bangkowa yang telah
mendukung pelaksanaan penelitian di SD Inpres Bangkowa.
8. Siswa/siswi SD Inpres Bangkowa yang telah berpartisipasi aktif dalam
kegiatan proses belajar mengajar selama kegiatan penelitian berlangsung.
9. Rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi yang telah bekerjasama dengan baik.
Semoga kebersamaan itu memberikan hikmah yang bermanfaat bagi kita
semua.
Namun sepenuhnya penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari
kekurangan ataupun kesalahan serta kekeliruan, olehnya itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna penyempurnaan
tulisan ini kedepannya.
Demikian skripsi ini kami buat, semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan
Rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-Nya dan semua amal bakti kita dapat
bernilai ibadah di sisi-Nya. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Billahi Fiisabilil Haq Fastabiqul Khaerat. Wassalamu AlaikumWarahmatullahi
Wabarakatuh.
Makassar,1 Juli 2021 Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iii
SURAT PERJANJIAN .................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
E. Batasan Istilah ...................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................ 8
A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 8
1. Hakekat Belajar .............................................................................. 8
2. Hakekat Hasil Belajar ..................................................................... 10
3. Alat Peraga Matematika Manipulatif............................................... 12
4. Defenisi Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Beda ........................ 16
B. Penelitian Yang Relevan ....................................................................... 18
x
C. Kerangka Pikir ...................................................................................... 20
D. Hipotesis ............................................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 23
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 23
B. Lokasi dan Subjek Penelitian................................................................. 24
C. Fokus Penelitian .................................................................................... 24
D. Prosedur Penelitian ............................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 29
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 30
G. Indikator Keberhasilan ......................................................................... 32
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................. 33
A. Siklus 1 ................................................................................................. 34
B. Siklus 2 ................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 49
LAMPIRAN ...................................................................................................... 51
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 60
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Parameter Penilaian Taraf Keberhasilan Siswa ................................ 32
4.1 Klasifikasi Nilai Ketepatan Jawaban Siklus I .................................... 41
4.2 Rata-rata Hasil Tes Siklus 1 .............................................................. 42
4.3 Klasifikasi Nilai Aspek Ketepatan Jawaban Siklus II ....................... 44
4.4 Rata-rata Hasil Tes Siklus II .............................................................. 45
4.5 Hasil Penelitian Siklus I dan II .......................................................... 4
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Contoh Alat Peraga Manipulatif ...................................................... 15
2.2 Pecahan ............................................................................................ 16
2.3 Penggunaan Alat Peraga Manipulatif .............................................. 17
2.4 Bagan Kerangka Pikiran PTK ......................................................... 20
3.1 Siklus PTK........................................................................................ 23
4.1 Grafik Nilai Rata-Rata ..................................................................... 4
5.1 Foto-foto kegiatan PTK .................................................................... 58
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah salah satu pelajaran yang sering dianggap sebagai mata
pelajaran yang paling sulit bagi siswa. Mata pelajaran ini sangat penting untuk
dipelajari. Dampak negatifnya adalah masih banyak siswa yang merasa antipati dan
takut terhadap pelajaran matematika sebelum mereka benar-benar mempelajari
mata pelajaran matematika. Padahal mata pelajaran matematika merupakan mata
pelajaran yang sangat penting untuk dikuasai. Pada akhirnya akan tertanam dalam
diri siswa bahwa pelajaran matematika itu susah dan sulit.
Mata pelajaran matematika ini diajarkan mulai sejak dari taman kanak-
kanak hingga perguruan tinggi. Hal ini disebabkan mata pelajaran matematika
sangat erat hubungannya dengan kegiatan/kehidupan kita sehari-hari. Manfaat dari
mempelajari matematika adalah dapat memecahkan permasalahan yang
berhubungan dengan angka-angka dan perhitungan dan cakap dalam berhitung.
Dengan mengerjakan soal-soal, anak didik dapat terlatih mengembangkan
kemampuan berhitungnya dan cakap menyelesaikan soal-soal berhitung sehingga
dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan yang kita
jalani dalam kehidupan sehari-hari sangat erat kaitannya dengan matematika.
Permasalahan datang dari siswa adalah mereka menganggap bahwa mata pelajaran
matematika adalah mata pelajaran yang susah dan sulit dan mata pelajaran yang
mengerikan atau tidak menyenangkan. Hal ini disebabkan karena siswa kurang
tertarik dan banyaknya siswa yang mendapatkan nilai rendah dalam mengikuti
2
ulangan mata pelajaran matematika. Berbagai faktor yang mengakibatkan hasil
belajar siswa rendah, antara lain pembelajaran matematika di sekolah dasar
disampaikan dengan metode ceramah dan pengerjaan tugas, tanpa menggunakan
alat peraga yang membantu untuk memahamkan pembelajaran sehingga siswa
menjadi bosan dan tidak tertarik dengan pembelajaran matematika. Masalah
tersebut dikarenakan penyampaian materi matematika tidak disampaikan secara
menyenangkan dan tanpa alat peraga.
Kegiatan pembelajaran sebagai bagian dari proses pendidikan dan proses
pembelajaran , sering mendapatkan beberapa masalah dan hambatan yang menjadi
penghambat majunya pendidikan di negara kita. Diantaranya adalah kurangnya
pemahaman/daya serap siswa, yang berakibat pada rendahnya hasil belajar,
sehingga berakibat pada rendahnya mutu lulusan sekolah. Beberapa masalah
pembelajaran dalam kelas yaitu guru menggunakan pendekatan lama seperti
ceramah, guru tidak menggunakan alat peraga pembelajaran, siswa masih kurang
aktif dalam proses pembelajaran, budaya inovasi masih kurang di kelas. Hal ini
merupakan masalah yang harus dicarikan solusinya dan ditindak lanjuti.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke
waktu membuat pendidik harus lebih kreatif dan inovatif dalam mengajarkan suatu
materi. Fenomena tersebut mengakibatkan adanya persaingan dalam berbagai
bidang kehidupan, salah satu diantaranya bidang pendidikan. Untuk mencetak
sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas diperlukan adanya peningkatan
mutu/kualitas pendidikan. Pendidikan adalah usaha yang disengaja dan terencana
untuk membantu meningkatkan prestasi dan kemampuan siswa agar bermanfaat
3
bagi kepentingan hidupnya dan lingkungan sekitarnya. Banyak cara yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan mutu/kualitas pendidikan di sekolah, salah satunya
adalah perbaikan proses pembelajaran melalui alat peraga.
Solusinya adalah bagaimana guru bertanggung jawab atas tugasnya yang berupaya
merangsang pemahaman konsep siswa, menarik hati siswa dan berupaya pula
menguasai materi pembelajaran serta media yang lebih efektif untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa
sekolah dasar khususnya pada mata pelajaran Matematika adalah kompetensi
mengenai Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Beda. Kompetensi penjumlahan
pecahan berpenyebut beda merupakan kajian Matematika yang bisa membuat siswa
bingung atau bahkan tidak tahu cara mengerjakannya. Untuk memahamkan siswa
mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut beda dalam proses pembelajaran bisa
memanfaatkan media atau alat peraga yang menarik. Salah satu cara seorang guru
untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa adalah penggunaan alat
peraga yang tepat.
Menurut Sudjana [2010] Melalui alat peraga manipulatif, siswa dapat
mendapatkan tambahan ilmu dan pemahaman menyelesaikan penjumlahan pecahan
berpenyebut beda. Untuk lebih memahami, siswa dipancing untuk terlibat aktif
dalam mendapatkan hasil penjumlahan pecahan. Tentu pengalaman belajar
menggunakan alat peraga unik dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses
belajar mengajar sangat berkesan bagi siswa jika dibandingkan dengan gambar
yang monoton dan ceramah yang selama ini banyak digunakan di ruang-ruang kelas
4
oleh guru dalam mengajarkan kompetensi mengenai penjumlahan pecahan
berpenyebut beda.
Berdasarkan data perolehan nilai pada Penilaian Akhir Tahun (PAT) siswa
kelas V SDI Bangkowa tiga tahun terakhir, mata pelajaran Matematika merupakan
mata pelajaran yang sangat rendah. Pada tahun ajaran 2020/2021 masih banyak
siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang
ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu minimal 65. Jumlah 20 siswa kelas V, hanya 3
siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 atau hanya 15% yang tuntas belajar, sedangkan
17 siswa lainnya atau 85% masih di bawah ketuntasan belajar, akibatnya mereka
harus belajar remedial. Untuk mengatasi hal ini alat peraga perlu dicobakan dalam
pembelajaran Matematika karena dalam pelaksanaannya siswa secara aktif terlibat
dalam proses pembelajaran. Hasil di kelas V SD Inpres Bangkowa dan konsultasi
dengan kepala sekolah, maka perlu adanya penerapan alat peraga pembelajaran
yang tepat sebagai media dalam proses pembelajaran matematika. Salah satu media
pembelajaran matematika yang berorientasi pada pemahaman dan penerapan
matematika adalah alat peraga matematika.
Menurut Faisal (2010) Alat peraga adalah semua atau segala sesuatu yang
bisa digunakan dan dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan konsep-konsep
pembelajaran dari materi yang bersifat abstrak atau kurang jelas menjadi nyata dan
jelas sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian serta minat para siswa
yang menjurus kearah terjadinya proses belajar mengajar. Alat peraga merupakan
suatu alat yang dipakai untuk membantu dalam proses belajar-mengajar yang
berperan besar sebagai pendukung kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh
5
pengajar atau guru. Penggunaan alat peraga ini mempunyai bertujuan untuk
memberikan wujud yang riil/nyata terhadap bahan yang dibicarakan dalam materi
pembelajaran. Alat peraga yang dipakai dalam proses belajar-mengajar dalam garis
besarnya memiliki manfaat menambahkan kegiatan belajar para siswa, menghemat
waktu belajar, memberikan alasan yang wajar untuk belajar, sebab dapat
membangkitkan minat perhatian dan aktivitas para siswa.
Berdasarkan uraian tersebut penulis akan melakukan Penelitian Tindakan
Kelas dengan Judul “Penerapan Alat Peraga Manipulatif Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Beda
pada Siswa Kelas V SDI Bangkowa Kecamatan Biringbulu”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan di kelas V SD Inpres
Bangkowa banyak penyebab kurangnya hasil belajar matematika materi
penjumlahan pecahan berpenyebut beda, diantaranya:
1. Guru menggunakan pendekatan lama seperti ceramah
2. Guru tidak menggunakan alat peraga pembelajaran
3. Siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran
4. Budaya inovasi masih kurang di kelas
C. BATASAN MASALAH
Penelitian ini dibatasi pada pelaksanaan pembelajaran matematika dengan
alat peraga manipulatif pada siswa kelas V SD Inpres Bangkowa Kecamatan
Biringbulu, Kabupaten Gowa pada materi penjumlahan pecahan berpenyebut beda.
Pengamatan lebih difokuskan pada keterlaksanaan proses pembelajaran dengan alat
6
peraga manipulatif sebagai upaya peningkatan hasil belajar materi penjumlahan
pecahan berpenyebut beda.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu:
“Apakah penerapan alat peraga manipulatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V SD Inpres Bangkowa pada materi penjumlahan pecahan berpenyebut
beda?”
E. TUJUAN PENELITIAN
Penerapan alat peraga manipulatif untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa
kelas V SD Inpres Bangkowa pada materi penjumlahan pecahan berpenyebut beda.
F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Secara Teoritis
Menjadi bahan informasi dan kajian ilmiah bagi praktisi pendidikan mengenai
pembelajaran menggunakan alat peraga manipulatif penj serta dapat menjadikan
referensi atau panduan dalam upaya mengoptimalkan pembelajaran matematika
materi penjumlahan pecahan berpenyebut beda serta peningkatan hasil belajar
matematika .
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti dan guru
Sebagai bahan pertimbangan dan kajian dalam menentukan alat peraga
pembelajaran yang tepat pada materi penjumlahan pecahan berpenyebut beda.
7
b. Bagi sekolah
Sebagai bahan referensi, masukan, panduan dan dasar pemikiran untuk
mengoptimalkan pembelajaran matematika dan peningkatan pemahaman sesuai
dengan alat peraga yang tepat.
c. Bagi pembaca
Memberikan informasi dan acuan tentang pelaksanaan pembelajaran matematika
materi penjumlahan pecahan berpenyebut beda menggunakan alat peraga
manipulatif.
G. BATASAN ISTILAH
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah-istilah dalam
penelitian ini, berikut dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut:
1. Peningkatan hasil belajar adalah upaya yang dilakukan untuk menciptakan
hasil belajar yang lebih optimal.
2. Alat Peraga Manipulatif adalah suatu benda yang dimanipulasi oleh guru
dalam menyampaikan pelajaran matematika agar siswa mudah memahami
konsep.
3. Peningkatan hasil belajar dikatakan berhasil apabila siswa paham dengan
materi yang diberikan oleh guru dengan ditandai minimal 75% siswa
meningkat hasil belajarnya dan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
meningkat
8
BAB II
TINJAUAN DAN KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan. Slameto. 2011. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Menurut Djamarah dan Zain (2011), belajar adalah sebuah bentuk proses
perubahan perilaku yang dihasilkan dari pengalaman dan latihan. Menurut Hamalik
(2011), belajar merupakan proses untuk mencapai tujuan. Perubahan yang terjadi
pada diri seseorang dapat dilihat pada sikap dan tingkah lakunya. Ciri-ciri
perubahan tingkah laku yang termasuk dalam pengertian belajar, yaitu : (1)
perubahan yang terjadi secara sadar, artinya seseorang yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan itu, atau paling tidak dia merasakan bahwa dalam dirinya telah
terjadi perubahan; (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional,
artinya suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan
akan berguna lagi bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya; (3) perubahan
belajar positif dan aktif, artinya perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan
tertuju untuk memperoleh sesuatu lebih baik dari sebelumnya; (4) perubahan dalam
belajar bukan bersifat sementara, artinya bahwa tingkah laku yang terjadi setelah
belajar akan bersifat tetap dan menetap; (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau
9
terarah, artinya bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan atau
harapan yang ingin dicapai; (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku,
artinya bahwa perubahan yang diperoleh seseorang melalui proses belajar
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan mengenai definisi belajar adalah proses perubahan tingkah laku
dan sikap akibat dari perbuatan yang disengaja maupun tidak disengaja berdasarkan
dari latihan, pembelajaran, pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman yang telah
dimilikinya yang berguna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan berguna bagi
masyarakat.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar, yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri/individu (intern) dan faktor yang berasal dari luar individu
(ekstern).
Menurut Slameto (2010:54) faktor intern dikelompokkan menjadi 3 faktor
antara lain faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh, faktor
psikologis yang meliputi ntelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
dan kesiapan sedangkan faktor terakhir adalah faktor kelelahan.
Menurut Slameto (2010:54), dalam faktor ekstern yang mempengaruhi hasil
belajar dikelompokkan menjadi 3 faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan
faktor masyarakat. Faktor keluarga meliputi orang tua, relasi anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang
kebudayaan. Faktor sekolah meliputi metode mengajar yang dilakukan oleh guru,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
10
alat peraga pembelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, sarana dan prasarana serta tugas rumah. Untuk faktor
masyarakat, hal yang mempengaruhi belajar siswa antara lain adalah kegiatan atau
aktifitas siswa di masyarakat, penggunaan media sosial, permainan game, teman
bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Dari uraian mengenai faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat
dikatakan bahwa antara faktor intern yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor
ekstern yang berasal dari luar diri siswa memiliki hubungan yang sangat erat
kaitannya dan keduanya saling mempengaruhi.
B. Hakekat Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal, yang terjadi di
dalam diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif
atau pengetahuan kemudian berpengaruh kepada perilaku. Perilaku belajar
seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan atau pemahaman terhadap sesuatu
yang dipelajari kemudian dapat diketahui melalui tes.
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam
bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1) Keterampilan
dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan keterampilan, sikap dan pengetahuan yang diperoleh siswa setelah ia
11
menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor
dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Dari pendapat ini faktor yang
dimaksud adalah faktor dalam diri siswa, perubahan kemampuan yang menyatakan
bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan
30% dipengaruhi oleh lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni
lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran (Sudjana, 2011 :
39).
“Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan
lingkungannya” (Ali Muhammad, 2013 : 14). Perubahan perilaku dalam proses
belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya
berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila
terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila tidak terjadi perubahan
dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas
pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah professional yang dimiliki
oleh guru. Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang kognitif
(Intelektual/pengetahuan), bidang sikap (afektif), dan bidang perilaku/keterampilan
(psikomotorik).
Dari beberapa pendapat di atas, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua
faktor yaitu faktor dari dalam diri individu siswa berupa kemampuan personal
12
(internal) dan faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan. Dengan demikian hasil
belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau
fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan
dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga
nampak pada diri individu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga tampak
pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif.
C. Alat Peraga Matematika Manipulatif
1. Pengertian Alat Peraga Matematika
Alat peraga matematika adalah seperangkat benda konkret yang dirancang,
dibuat dihimpun atau disusun secara sengaja untuk membantu menanamkan atau
mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika.
Menurut Sudiana (2019), alat peraga pendidikan adalah suatu alat yang
dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses
belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien.
Menurut Faisal (2011), alat peraga pendidikan sebagai instrument audio
maupun visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih
menarik dan membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi.
Regional Education Centre of Science and Mathematic (RECSAM),
mengelompokkan alat peraga sebagai berikut:
a) Pengelompokan alat peraga
1) Alat praktik, adalah suatu alat atau set alat yang digunakan secara langsung
untuk membentuk suatu konsep.
13
2) Alat peraga, adalah alat yang digunakan untuk membantu memudahkan
memahami suatu konsep secara tidak langsung atau tidak nyata.
3) Alat pendukung, adalah alat yang sifatnya mendukung jalannya percobaan
atau eksperimen atau kegiatan pembelajaran lainnya.
b) Penggunaan alat peraga
Penggunaan alat peraga itu dapat membantu menghubungkan:
1) Pembentukan konsep
2) Pemahaman konsep
3) Latihan dan penguatan
4) Pelayanan terhadap perbedaan individual termasuk pelayanan terhadap
anak lemah dan anak berbakat
5) Pengukuran yaitu alat peraga yang dapat dipakai sebagai alat ukur
6) Pengamatan dan penemuan sendiri ide-ide dan relasi baru serta
penyimpulannya secara umum; alat peraga sebagai obyek penelitiannya
maupun sebagai alat untuk meneliti.
7) Pemecahan masalah pada umumnya
8) Menumbuhkan minat untuk berfikir
9) Menumbuhkan minat untuk berdiskusi
10)Menarik perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
14
2. Pengertian Alat Peraga Manipulatif
Alat peraga manipulatif adalah suatu benda yang dimanipulasi oleh guru
dalam menyampaikan pelajaran matematika agar siswa mudah memahami
konsep. Dengan alat peraga benda manipulatif diharapkan siswa dapat
termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Alat peraga manipulatif
adalah alat bantu pelajaran yang digunakan oleh guru dalam menerangkan
materi pelajaran dan berkomunikasi dengan siswa, sehingga mudah
memberi pengertian kepada siswa tentang konsep materi yang diajarkan
dengan menggunakan benda-benda yang didesain seperti benda nyata
yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari seperti buah-buahan, batu
kerikil, kertas berlipat, gambar yang diarsir, dan manik-manik.
3. Penggunaan Alat Peraga Manipulatif dalam proses pembelajaran
Alat peraga manipulatif ini digunakan untuk memahamkan materi
pembelajaranyang bersifat abstrak menjadi konkret (nyata). Adapun
benda yang digunakan yaitu kertas berlipat, gambar bangun datar yang
diarsir, batu kerikil, dan buah-buahan yng dibelah beserta jari tangan. Cara
penggunaan alat peraga ini yaitu mengenalkan gambar yang berbentuk
pecahan seperti gambar berarsir, kemudian membelah buah untuk lebih
memahamkan lagi tentang pecahan. Selanjutnya siswa diarahkan untuk
menjumlahkan pecahan yang benyebut benda dengan praktik menghitung
dan berpartisipasi langsung dengan menggunakan batu kerikil dan jari
dalam menyelesaikan soal penjumlahan pecahan. Dengan bantuan
penggunaan alat peraga dalam pembelajaran dapat memberikan
15
permasalahan-permasalahan menjadi lebih menarik bagi anak yang
sedang melakukan kegiatan belajar.
4. Keunggulan dan Kelemahan Alat Peraga Manipulatif
a. Keunggulan Alat Peraga Manipulatif
Dapat membantu mengvisualkan konsep yang abstrak kepada siswa
sehingga siswa mudah memahami suatu konsep pembelajaran matematika.
Selain itu, alat peraga manipulatif dipakai bukan saja untuk pelajaran lain
yang terkait sesuai tema.
b. Kelemahan Alat Peraga
Membutuhkan ketelitian yang lebih besar, perhatian dari peserta didik
yang lebih maksimal serta kecermatan dalam memahami materi.
5. Contoh Alat Peraga Manipulatif
Kertas berlipat dan gambar berarsir Buah Apel yang dibela
Gambar 2.1 Contoh Alat Peraga Manipulatif
D. Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Beda
Pecahan dalam matematika adalah bilangan rasional yang dapat ditulis
dalam bentuk a/b (dibaca a per b), dengan bentuk dimana a dan b merupakan
bilangan bulat, b tidak sama dengan nol, dan bilangan a bukan kelipatan bilangan
b. Secara sederhana, dapat dikatakan pecahan merupakan sebuah bilangan yang
memiliki pembilang dan penyebut. Contoh pecahan yaitu �
� ��� 2
�
� .
16
�
�
�
Gambar 2.2 Pecahan
Penjelasan tentang pecahan: � → ��������
→ �������
Penjumlahan pecahan berpenyebut beda adalah penjumlahan dua pecahan
atau lebih yang memiliki penyebut yang berbeda. Contoh penjumlahan pecahan
berpenyebut beda
7
3�
5
6
Penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama supaya dapat memperoleh
hasilnya maka penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu yaitu mencari pecahan
senilai atau mencari KPK (Kelipatan Persekutuan terKecil) dari kedua penyebut.
Contoh soal:
7
4�
5
12
21
12�
5
12
26
12 2.17
KPK dari 4 = 4, 8, 12,16, 2, 24, 28, 32, 36
12 =12, 24, 36
Jadi KPK yang dapat dijadikan pembagi untuk penyebut adalah 12
Contoh Penggunaan Alat Peraga Manipulatif dalam menyelesaikan soal
Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Beda yaitu:
17
Kertas yang diarsir digunakan sebagai pengetahuan awal tentang bagian pecahan
yang diarsir kemudian dituliskan dalam bentuk angka pecahannya.
Gambar 2.3 Penggunaan Alat Peraga Manipulati
Buah yang digunakan ini berfungsi sebagai pengetahuan tambahan tentang pecahan
dan bentuk pecahannya.
Penggunaan alat peraga manipulatif terhadap soal penjumlahan pecahan
+ =
½ ½ = 2/2 =1
Kertas I diarsir menjadi pecahan 2/5, kertas II diarsir
pecahan 1/3. Kertas II diputar 900 dan dihimpitkan masuk
ke kertas arsiran pecahan 2/5 maka didapatlah hasil
18
penjumlahan pecahan berpenyebut beda dengan hasil sebagai berikut:
2 arsiran yang berhimpitan mengandung nilai 2 sementara 1 arsiran bernilai 1. Untuk penyebut yang sama, jumlahkan semua kotak baik yang ada ada garis arsirnya maupun yang kosong. Jadi didapat: 2 � 2 � 1 � 1 � 1 � 1 � 1 � 1 � 1 15
=""
"#
Penyebut 15 didapat dari penjumlahan semua kotak baik yang diarsir maupun tidak
(kosong).
E. Penelitian yang relevan
Pembelajaran matematika dengan menerapkan alat peraga matematika
merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran materi penjumlahan pecahan berpenyebut beda.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sakdiyah tentang upaya meningkatkan
prestasi belajar Matematika dengan Alat Peraga Manipulatif Siswa Kelas
IV MI Al Ulum Bandongan Magelang. Penelitian ini mempunyai relevansi
dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, terutama dalam aspek
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sub pokok
penjumlahan bilangan pecahan melalui penggunaan alat peraga manipulatif.
Namun yang membedakan dengan penelitian ini adalah materi pada
penelitian ini hanya membahas tentang penjumlahan pecahan berpenyebut
beda, sedangkan materi pada penelitian sebelumnya agak luas mencakup
penjumlahan, pengurangan,dan pembagian pecahan berpenyebut beda .
2. Katharina, Non, 2013 tentang Peningkatan Minat Siswa dalam
Pembelajaran Matematika dengan menggunakan Alat Peraga Manipulatif
19
Sekolah Dasar Negeri 11 kelas IV TanjungPura Pontianak. Penelitian ini
mempunyai relevansi yang akan dilakukan oleh peneliti, terutama dalam
penggunaan alat peraga manipulatif. Namun yang membedakan dengan
penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar, sedangkan peneliti
sebelumnya peningkatan minat siswa.
3. Suratmi, 2015 tentang Peningkatan Hasil Belajar Matematika Sub Pokok
Penjumlahan Bilangan Pecahan melalui Alat Peraga Manipulatif pada
Siswa Kelas IV MI Ma’Arif NU BatuAnten. Penelitian ini mempunyai
relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, terutama dalam
aspek peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sub
pokok penjumlahan bilangan pecahan melalui alat peraga. Namun yang
membedakan dengan penelitian ini adalah alat yang digunakan oleh peneliti
adalah batu kerikil, jari, buah-buahan, dan gambar untuk meningkatkan
pemahaman siswa tentang penjumlahan bilangan pecahan, sedangkan
peneliti sebelumnya hanya menggunakan alat peraga gambar.
4. Zulkifli Sidiq, 2018 tentang Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dalam
Pembelajaran Konsep Pecahan dalam Mata Pelajaran Matematika dengan
Menggunakan Alat Peraga Benda Manipulatif pada Siswa Kelas Iva SLB
Negeri Cicendo Kota Bandung. Penelitian ini mempunyai relevansi yang
akan dilakukan oleh peneliti, terutama dalam penggunaan alat peraga
manipulatif. Namun yang membedakan dengan penelitian ini adalah
peningkatan hasil belajar, sedangkan peneliti sebelumnya peningkatan hasil
belajar dan minat siswa.
20
F. Kerangka Pikir Penelitian
Saat ini kita menggunakan Kurikulum 2013 atau yang lebih dikenal dengan
K13. K13 adalah Kurikulum wajib Tingkat Satuan Pendidikan baik tingkat SD,
SMP, dan SMA. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum
yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sehingga dapat
meningkatkan potensi peserta didik secara utuh. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan adalah kurikulum yang dikembangkan dengan prinsip mampu
beradaptasi dengan berbagai perubahan dan pengembangannya melalui proses
akreditasi yang memungkinkan mata pelajaran dimodifikasi atau diperbaiki.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengkaji tentang penggunaan alat
peraga matematika penjumlahan pecahan berpenyebut beda di kelas V SD Inpres
Bangkowa Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa. Alat peraga merupakan alat
yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa
menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah. Dengan demikian, alat
peraga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam memahami konsep penjumlahan
pecahan berpenyebut beda sehingga meningkatkan hasil belajar matematika.
21
Secara sederhana kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan
berikut ini:
Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2.4 Bagan Kerangka Pikiran PTK
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan beberapa teori pendukung dan kerangka berpikir di atas maka
hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
Aktivitas belajar/motivasi belajar siswa cenderung meningkat dengan
penerapan alat peraga manipulatif pada materi penjumlahan pecahan
berpenyebut beda.
Penerapan alat peraga manipulatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V SDI Bangkowa pada mata pelajaran matematika dengan materi
penjumlahan pecahan berpenyebut beda.
Kondisi Awal
Tidak
menggunakan
alat peraga
Hasil Belajar
matematika
rendah
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru
menggunakan
alat peraga
konkret
Siklus I
Menggunakan alat
peraga konkret
secara klasikal
Siklus II
Menggunakan alat
peraga konkret
secara kelompok
Hasil Belajar
matematika
meningkat
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Berdasarkan rumusan masalah, penelitian berjudul “Penerapan alat
Peraga Manipulatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi
Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Beda pada Siswa Kelas V SD Inpres Bangkowa
Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa, penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif dengan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam bentuk siklus, terdapat
empat tahap, yaitu: 1) perencanaan; 2) tindakan; 3) pengamatan; 4)
refleksi/evaluasi.
Penelitian tindakan kelas adalah salah satu upaya untuk memperbaiki
praktik pembelajaran agar lebih bermanfaat. Proses penelitian dilambangkan dalam
bentuk yang berupa perangkat-perangkat yang terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Secara umum langkah-langkah dalam
penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada bagan berikut:
Langkah-langkah penelitian tindakan kelas Arikunto (2010:16)
Gambar 3.1 (Siklus PTK)
Perencanaan
Refleksi
Hasil
Pelaksanaan Siklus 1 Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan Siklus II
Pengamatan
24
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas
V SD Inpres Bangkowa Biringbulu Kabupaten Gowa pada semester ganjil Tahun
Pelajaran 2020/2021. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Inpres
Bangkowa Biringbulu Kabupaten Gowa dengan jumlah siswa 13 orang, yang terdiri
atas satu kelas. Jumlah siswa laki-laki sebanyak 9 siswa dan siswa perempuan
sebanyak 4 siswa.
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap istilah-istilah dalam
penelitian ini, berikut dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut:
1. Peningkatan hasil belajar adalah upaya yang dilakukan untuk menciptakan
hasil belajar yang lebih optimal.
2. Alat Peraga Manipulatif adalah suatu benda yang dimanipulasi oleh guru
dalam menyampaikan pelajaran matematika agar siswa mudah memahami
konsep.
3. Peningkatan hasil belajar dikatakan berhasil apabila siswa paham dengan
materi yang diberikan oleh guru dengan ditandai minimal 75% siswa
meningkat hasil belajarnya dan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
meningkat.
25
D. Data dan Sumber Data
1. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaian. Data penelitian itu diperoleh melalui observasi,
dokumentasi, dan tes dari setiap tindakan perbaikan hasil belajar siswa dengan
menggunakan alat peraga manipulatif pada siswa kelas V SD Inpres
Bangkowa Biringbulu Kabupaten Gowa.
Data tersebut diuraikan sebagai berikut:
a) Data Perencanaan
Data perencanaan berupa rancangan pembelajaran yang disusun oleh peneliti.
Rancangan tersebut meliputi rumusan tujuan pembelajaran, rancangan proses
pembelajaran, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran,
alat peraga pembelajaran, tes dan evaluasi.
b) Data Pelaksanaan
Data Pelaksanaan memuat tentang proses pembelajaran dengan menggunakan alat
peraga manipulatif pada materi penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Data
tersebut, mulai dari keaktifan dan nilai tes. Data tersebut berdasarkan dari hasil
observasi/pengamatan terhadap kegiatan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung sampai tahap evaluasi, serta data nilai tes yang dilakukan oleh siswa.
c) Data Penilaian
Data penilaian meliputi data proses dan data hasil. Data proses dilakukan dengan
cara mengamati kegiatan siswa selama mengikuti pembelajaran dari tahap
keaktifan, memahami konsep penjumlahan pecahan sampai nilai tes belajar siswa.
26
Sedangkan data hasil berupa nilai tes tertulis dan nontes setelah mengikuti
pembelajaran matematika.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu sumber data observasi/pengamatan
dan tertulis. Sumber data pengamatan adalah informasi tentang cara kerja siswa
dalam memahami konsep dan keaktifan siswa. Sumber data tertulis adalah hasil
kerja siswa yang berjumlah 13 orang.
E. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam beberapa siklus. Siklus I
berlangsung tiga kali pertemuan dan siklus 2 berlangsung tiga kali pertemuan.
Setiap siklus saling berkaitan dalam hal rangkaian kegiatannya. Artinya,
pelaksanaan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus II yang merupakan
perbaikan dari siklus I. Jika siklus kedua ini belum berhasil, maka akan dilanjutkan
pada siklus berikutnya (siklus N). Siklus I dan Siklus II meliputi: perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, evaluasi, serta refleksi.
1. Gambaran Umum Siklus I yaitu:
Pelaksanaan untuk siklus I berlangsung tiga kali pertemuan, dua kali
pelaksanaan tindakan, dan satu kali pertemuan untuk pelaksanaan tes akhir
siklus.
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti terlebih dahulu merencanakan apa-apa saja yang harus
dilakukan ketika berada dalam kelas atau pada saat hendak melaksanakan
kegiatan belajar mengajar seperti:
27
1) Menelaah kurikulum mata pelajaran matematika kelas V;
2) Membuat dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran;
3) Membuat dan menyediakan alat peraga manipulatif.
4) Membuat pedoman observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran di
kelas ketika pelaksanaan tindakan sedang berlangsung.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan adalah guru melaksanakan pembelajaran sesuai
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada tahap ini, peneliti
melaksanakan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Melaksanakan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dibuat. Peneliti bertindak sebagai pelaksana dan pengamat.
2) Menyediakan alat peraga yang telah dibuat dan disediakan
3) Peneliti mencatat semua kejadian yang dianggap penting berdasarkan
lembar observasi yang telah dibuat.
c. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini, dilakukan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Selama proses
pembelajaran akan diadakan pengamatan (sikap siswa dalam mengikuti
pelajaran, kehadiran, keaktifan siswa, motivasi, kreativitas, tanggung jawab,
kerajinan, kemampuan siswa dalam menjawab soal yang diberikan). Hasil
dari pelaksanaan tindakan selanjutnya dievaluasi dengan memberikan tes di
akhir siklus.
28
d. Tahap Refleksi
Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan serta di analisis
dalam tahap ini, demikian pula pada tahap evaluasinya. Dari hasil yang
diperoleh peneliti dapat merefleksikan tindakan yang dilakukan telah
meningkat atau tidak meningkat. Hasil analisis yang diperoleh dalam tahap
ini akan dipergunakan sebagai acuan dan perbaikan untuk melaksanakan
siklus berikutnya .
2. Gambaran Umum Siklus II yaitu:
Langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II ini relatif sama dengan
perencanaan dan pelaksanaan dalam siklus I dengan melakukan beberapa
perbaikan atau penambahan sesuai dengan kenyataan yang ditemukan di
lapangan.
Gambaran kegiatan pada siklus II sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi masalah-masalah yang timbul dalam proses
pembelajaran pada siklus I.
2) Dari hasil identifikasi tersebut, peneliti merancang tindakan untuk
mengatasi masalah yang dialami siswa.
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran guru yang lebih baik.
4) Pengoptimalan alat peraga dan strategi pembelajaran yang lebih
maksimal
29
b. Tahap Pelaksanaan
1. Melaksanakan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang
telah dibuat. Guru/peneliti bertindak sebagai pelaksana dan
pengamat.
2. Peneliti mencatat semua kejadian yang dianggap penting
berdasarkan lembar observasi yang telah dibuat.
c. Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi pada siklus II, hampir sama dengan siklus I. Pada
tahap ini dilakukan observasi yang telah dibuat dan tes hasil akhir belajar
siklus II.
d. Refleksi
Mengumpulkan semua data yang telah diperoleh dari beberapa siklus
yang telah dilakukan, kemudian dibuat suatu kesimpulan mengenai
peningkatan hasil belajar siswa melalui alat peraga manipulatif.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati perilaku siswa selama proses
pembelajaran seperti keaktifan menjawab pertanyaan dan motivasi belajar
2) Tes tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi yang
dipelajari
30
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
teknik observasi, dokumentasi, dan tes tertulis
1. Teknik Observasi
Teknik observasi dilakukan dengan mengacu kepada lembar observasi yang
bertujuan untuk mengetahui sikap siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
2. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan menyimpan
data dari berbagai sumber yang berkaitan erat dengan penelitian ini yaitu foto.
3. Tes Tertulis
Tes Tertulis dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan kepada
siswa mengenai penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Teknik tes dalam
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara rancangan dan
pelaksanaan tindakan, kelemahan dan kelebihan yang ada, serta seberapa
besar peningkatan yang tercapai dengan menggunakan media peraga
matematika pada siswa kelas V SD Inpres Bangkowa Kecamatan Biringbulu
Kabupaten Gowa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui
pengamatan langsung (observasi) pada saat proses pembelajaran sedang
berlangsung dan tes unjuk kerja pada setiap siklus.
31
G. Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari hasil kelas yang diteliti dalam penelitian ini
selanjutnya dianalisis. Teknik analisis data yang digunakan adalah model
analisis data yang terdiri atas data kuantitatif dan kualitatif.
1. Analisis Kualitatif
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu
suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau
fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui
hasil belajat yang dicapai siswa dan juga untuk memperoleh gambaran
aktivitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa selama proses
pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase
kebersihan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya
dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada
setiap akhir putaran.
Penyajian data berupa sekumpulan informasi dalam bentuk tes naratif
yang disusun, diatur, diringkas dalam bentuk kategori-kategori, sehingga
mudah dipahami makna yang terkandung di dalamnya.
2. Analisis Kuantitatif
Hasil tes siswa ini dianalisis secara deskriptif kuantitatif pada setiap akhir
siklus. Pada setiap penilaian peneliti melakukan penjumlahan nilai hasil
tes yang diperoleh yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa sehingga
diperoleh nilairata-rata, sehingga diperoleh rata-rata nilai tes baik itu nilai
rata-rata nilai tes tertulis siklus 1 dan rata-rata nilai tes tertulis siklus 2.
32
Kemudian hasil rata-rata tes siswa tersebut dideskripsikan. Jika hasil tes
siswa mengalami kenaikan sesuai standar nilai yang telah ditentukan,
maka dapat disimpulkan dengan menggunakan alat peraga manipulatif
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam melakukan penjumlahan
pecahan berpenyebut beda.Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
_
X ∑%
∑&
Keterangan: _ X = Nilai rata-rata ∑' = Jumlah semua nilai Peserta didik ∑( = Jumlah Peserta didik
Dalam deskriptif kuantitatif, dalam hasil tes dianalisis dengan menghitung
ketuntasan belajar siswa dan nilai hasil belajar siswa dihitung dengan
menggunakan rumus:
) *
(+ 100%
(Sugita, 2014:5)
Keterangan:
P : Nilai Matematika
F : Jumlah Benar
N : Jumlah Soal
Tahap analisis data secara garis besar sebagai berikut:
a. mencermati/menelaah data yang telah dikumpulkan melalui pengamatan
dan pencatatan. Setelah itu melakukan proses transkripsi hasil
33
pengamatan, penyeleksian, dan pemilihan data. Hal ini dilakukan sejak
siklus 1, dan seterusnya. Kegiatan menemukan data semcam ini dilakukan
sejak awal data dikumpulkan
b. menyajikan data dalam bentuk tunggal
c. menyimpulkan hasil penelitian, kegiatan ini adalah kegiatan penyimpulan
akhir temuan penelitian dan pengujian keabsahan temuan penelitian.
Kegiatan tindakan dilakukan dengan cara: peninjauan kembali catatan
lapangan.
d. data yang dianalisis adalah data yang telah direduksi, baik data
perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi. Analisis data dilakukan
secara terpisah dengan maksud agar ditentukan berbagai informasi yang
lebih terperinci mengenai keaktifan atau tidaknya siswa. Dengan
demikian, upaya untuk melakukan perbaikan dapat dilakukan pada aspek
yang bersangkutan. Pembelajaran dengan media peraga untuk
meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V SD Inpres Bangkowa
Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa dikaitkan dengan ketuntasan
belajar. Tingkat ketuntasan belajar, siswa yang mendapat nilai 65 ke atas
maka pembelajaran dengan menggunakan media peraga oleh guru dapat
berhasil efektif.
Taraf keberhasilan yang dicapai siswa dikatakan berhasil apabila
mencapai nilai cukup, baik dan sangat baik.
Berikut disajikan interval nilai dan tingkat kemampuan siswa dalam hasil
belajar:
34
Tabel 3.1 Parameter Penilaian
Sumber: Rentang nilai K13 SDI Bangkowa
H. Kriteria Penelitian
Aspek-aspek yang dinilai dalam mengamati keaktifan siswa meliputi:
1) Pengetahuan yang dipelajari,
2) Melakukan sesuatu untuk memahami pelajaran,
3) Mengomunikasikan hasil pemikiran.
I. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila siswa mencapai skor KKM minimal
65 dengan jumlah minimal 75% dari total siswa pada penelitian ini
Interval Nilai Predikat Kriteria
86 ≤ x < 100 A Sangat Baik
75 ≤ x < 86 B Baik
65 ≤ x < 75 C Cukup
0 ≤ x < 65 D Kurang
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diuraikan dalam bentuk tes dan non tes, baik pada siklus
I maupun siklus II. Hasil penelitian dari peningkatan hasil belajar siswa yang berupa
angka dideskripsikan secara kuantitatif dan kualitatif. Proses peningkatan hasil
belajar matematika dengan menggunakan alat peraga manipulatif pada siswa kelas
V SD Inpres Bangkowa Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa dilaksanakan
melalui dua tahap, yaitu tindakan siklus I dan siklus II. Sistem penyajian data hasil
belajar yang berupa nilai disajikan dalam bentuk tabel tersebut. Selanjutnya, data
nontes dipaparkan dalam bentuk rangkaian kalimat secara deskriptif. Data nontes
yang dipaparkan pada siklus I dan siklus II meliputi observasi dan dokumentasi
foto.
Untuk mencari peningkatan dalam pencarian fakta hasil penelitian dan lebih
teliti dalam pelaksanaannya, penulis memusatkan pada satu kelas saja, yaitu
dilakukan di kelas V SD Inpres Bangkowa Kecamatan Biringbulu Kabupaten
Gowa.
Peneliti melakukan penelitian berdasarkan hasil belajar siswa pada materi
penjumlahan pecahan berpenyebut beda, yakni masih banyak siswa yang belum
mampu mengoperasikan penjumlahan pecahan. Pada pembelajaran matematika,
siswa sangat mengalami kesulitan karena masih kurangnya alat peraga dan karya
inovasi di kelas.
36
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika meliputi
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran.
Tahap tersebut dilaksanakan pada siklus I dan siklus II.
Hasil penelitian siklus I dan II disajikan sebagai berikut:
1. Paparan Data Siklus 1 Tahap Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi Siklus 1 Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Alat Peraga Manipulatif pada Siswa kelas V SD Inpres Bangkowa Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa
a. Deskripsi Proses Perencanaan Siklus I
Perencanaan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah membuat
persiapan proses belajar mengajar. Adapun persiapan yang dilakukan dalam
bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dengan tindakan yaitu pada
pertemuan pertama guru memberikan apersepsi pembelajaran dan tujuan
pembelajaran. Kemudian, guru membuka Tanya jawab dengan siswa tentang
penjumlahan pecahan. Setelah itu, guru menjelaskan tentang penjumlahan
pecahan berpenyebut beda dan menjelaskan secara detail tentang cara
melakukan penjumlahan pecahan berpenyebut beda yaitu dengan mencari
pecahan senilai atau KPK. Kemudian guru memperlihatkan penggunaan alat
peraga manipulatif pada siswa. Siswa mulai mencoba berlatih menggunakan
alat peraga manipulatif.
Pengamatan dilakukan terhadap siswa dalam proses belajar mengajar
dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika yang
didasarkan pada aspek penilaian yaitu nilai hasil belajar siswa.
37
b. Deskripsi Proses Pelaksanaan Siklus I
1) Pertemuan pertama
Pada kegiatan awal, guru melakukan apersepsi untuk mengecek kesiapan
siswa, kehadiran, menyampaikan tujuan pembelajaran dan guru memotivasi
siswa agar semangat mengikuti pelajaran. Pada kegiatan ini, guru
menyampaikan materi pelajaran yang akan diajarkan yaitu menghitung
penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Penekanan pembelajaran pada
pertemuan pertama ini adalah kemampuan awal siswa tentang konsep
penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Guru melakukan tanya jawab
dengan siswa tentang pecahan dan penjumlahan pecahan berpenyebut beda,
yang manakah dikatakan pembilang dan penyebut. Kemudian
memperlihatkan gambar pecahan dan buah yang dipotong selanjutnya
menjelaskan mengenai pecahan biasa dan campuran juga pembilang dan
penyebut. Lalu menguji pemahaman siswa tentang cara menyelesaikan soal
penjumlahan pecahan berpenyebut beda yaitu bagaimana mendapatkan KPK.
Dengan dituntun oleh guru, secara bergiliran siswa mencari KPK dengan
menggunakan jari dan batu kerikil. Kemudian menjelaskan tentang cara
menghitung penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Setelah materi
mengenai pembelajaran matematika khususnya menghitung penjumlahan
pecahan berpenyebut beda, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya
mengenai materi yang kurang dipahami atau belum dimengerti oleh siswa
terkait materi yang dijelaskan. Kegiatan selanjutnya yakni siswa secara
klasikal menghitung. Siswa berdiskusi mengenai materi cara menghitung
38
penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Selanjutnya siswa berlatih
mengerjakan soal dengan bantuan alat peraga dan menuliskan di papan tulis.
Sebelum pertemuan pertama berakhir guru menyarankan agar siswa lebih
mempelajari materi pada hari ini di rumah dengan memperhatikan cara
mencari KPK dan perkalian.
2) Pertemuan Kedua
Pada kegiatan awal, guru melakukan apersepsi seperti biasanya untuk
mengecek kesiapan siswa, kehadiran, menyampaikan tujuan pembelajaran
dan guru memotivasi siswa agar aktif dan tertarik dalam mengikuti pelajaran.
Pada kegiatan inti, guru menyajikan materi pembelajaran kepada siswa. Pada
kegiatan ini, guru menyampaikan materi pembelajaran dan tugas-tugas yang
akan diselesaikan oleh siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran meliputi a)
mengerjakan soal secara klasikal di papan tulis, b) setalah siswa mengerti cara
mengitung penjumlahan pecahan biasa, siswa kemudian diarahkan mengitung
penjumlahan pecahan campuran dengan bimbingan guru, c) guru
menngingatkan tentang langkah-langkah menghitung penjumlahan pecahan
yaitu dengan menyamakan penyebutnya dengan cara mencari KPK dan
dikalikan ke pembilang.
3) Pertemuan Ketiga
Dalam pertemuan ini seperti biasa menyampaikan tujuan pembelajaran dan
dilaksanakan tes akhir siklus I.
39
c. Deskripsi Proses Evaluasi Siklus I
Penilaian yang dimaksudkan dalam hal ini adalah ketika siswa tampil
mengerjakan soal penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Peneliti/guru
memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa dalam menghitung penjumlahan
pecahan berpenyebut beda. Aspek yang dinilai yakni ketepatan jawaban.
Berdasarkan hasil tes siklus I nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 48,15.
Hasil tes siklus I tersebut menunjukkan bahwa melalui alat peraga manipulatif
secara klasikal menunjukkan kategori sangat rendah. Hal ini disebabkan karena
masih banyak siswa yang belum memahami kensep penjumlahan pecahan
berpenyebut beda. Banyak juga main-main pada saat proses belajar mengajar. Juga
ada siswa yang sering keluar masuk kelas.
Berdasarkan hasil non tes, diantaranya hasil observasi dan dokumentasi
dapat disimpulkan bahwa perubahan tingkah laku siswa dalam pembelajaran
matematika masih tergolong normal dan belum tampak perubahan yang berarti. Hal
ini disebabkan oleh sikap siswa dalam pembelajaran belum berfokus. Hal itu
dibuktikan dengan adanya siswa yang berbicara dan bercanda dengan temannya
pada saat guru menjelaskan, siswa keluar masuk kelas pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Kekurangan-kekurangan pada siklus I ini, akan
diperbaiki pada siklus berikutnya yaitu siklus II untuk mengatasi permasalahan
yang ada.
40
1. Hasil Nontes/Pengamatan Siklus I
Data nontes pada siklus I diperoleh dari melalui dua hal yaitu
observasi/pengamatan keaktifan dan dokumentasi yang akan dipaparkan sebagai
berikut:
a. Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan menghitung
penjumlahan pecahan berpenyebut beda melalui penggunaan alat peraga
manipulatif pada siklus I, diperoleh gambaran bahwa kegiatan pelaksanaan belum
maksimal atau belum terlaksana dengan baik. Secara rinci, kegiatan keaktifan
melalui penggunaan alat peraga manipulatif pada siswa kelas V SD Inpres
Bangkowa Kecamatan Biringbulu Kbupaten Gowa.
1) Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus I
Hasil pengamatan terhadap aktifitas siswa pada siklus I menunjukkan
bahwa pada kegiatan awal pembelajaran, mulai dari kegiatan menyimak kehadiran,
tujuan pembelajaran, dan menyimak materi pembelajaran siswa tampak aktif. Akan
tetapi, pada kegiatan pengenalan materi pembelajaran mengenai penjumlahan
pecahan siswa tampak tidak aktif memberikan jawaban. Ekspresi wajah siswa
tampak bingung. Suasana kelas agak sedikit gaduh karena suara siswa yang
berbicara dengan teman sebangkunya. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan
pada saat menjelaskan langkah-langkah cara menghitung pecahan berpenyebut
beda. Juga masih ada siswa yang sering melaporkan temannya yang tidak ada
hubungannya dengan pelajaran. Ada juga siswa yang hanya diam dan tunduk, ada
juga siswa keluar masuk kelas tanpa minta izin kepada guru. Hal ini dilakukan
41
sebagai upaya untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam pelajaran
matematika. Hanya ada beberapa siswa yang mengerti cara kerja tugas itu. Pada
siswa diberikan kesempatan untuk bertanya pun hanya satu orang saja yang berani
mengangkat tangannya untuk bertanya.
b. Dokumentasi Foto (Terlampir)
2) Hasil Tes Siklus I
Penggunaan alat peraga manipulatif dalam pembelajaran peningkatan
hasil belajar matematika pada siklus I menekankan pada ketepatan jawaban
menghitung soal penjumlahan pecahan berpenyebut beda.
a. Ketepatan Jawaban
Tabel 4.1 Klasifikasi Nilai Ketepatan Jawaban
Sumber: Tabulasi data
Persentase (%)= .����/ 0�12�
.����/ �3��� 1�12�'10
Tabel 4.2 Rata-rata Hasil Tes Siklus 1
Interval Nilai Predikat Kriteria Frekuensi Persentase
86 ≤ x < 100 A Sangat Baik 0 0%
75 ≤ x < 86 B Baik 1 7,7%
65 ≤ x < 75 C Cukup 3 23,1%
0 ≤ x < 65 D Kurang 9 69,2%
Jumlah 13 100
No. Keterangan Nilai 1. Jumlah skor 626 2. Jumlah siswa 13 3. Nilai rata-rata kelas 626/13=48,15
42
Berdasarkan data pada tabel di atas, kategori kemampuan menghitung dapat
dinyatakan bahwa tidak siswa yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan
sangat baik. Kemampuan baik hanya 1 siswa (7.7%), sedangkan kategori cukup
terdapat 3 siswa (23.1%), selanjutnya, siswa yang memperoleh nilai pada kategori
kurang sebanyak 9 siswa (69,2%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan
menghitung siswa pada aspek ketepatan jawaban pada siklus I sangat kurang. Masih
banyak siswa yang kurang memperhatikan ketepatan jawaban soal yang diberikan.
Banyak siswa yang tidak fokus pada saat proses pembelajaran.
2. Paparan Data Siklus II
a. Deskripsi Proses Perencanaan Siklus II
Pada siklus I masih ada proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran
yang masih dianggap kurang, maka aktifitas tindakan dilanjutkan pada siklus
II. Rendahnya pemahaman siswa tentang konsep penjumlahan pecahan
berpenyebut beda membuat masih banyak siswa yang belum mengetahui
menghitung penjumlahan pecahan. Siswa hanya terbiasa mengerjakan soal-
soal perkalian bersususun di kelas sebelumnya. Pada siklus II peneliti
merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran tetap sama dengan siklus I,
hanya pelaksanaannya akan lebih dimaksimalkan pada kekurangan-
kekurangan pada siklus I. Materi yang akan dibahas adalah penjumlahan
pecahan berpenyebut beda yang dimana setiap kelompok diwakili satu orang
untuk naik menggunakan alat peraga manipulatif sekaligus memantapkan
konsep cara menghitung penjumlahan pecahan. Upaya ini dilakukan agar
setiap siswa secara bebas dan aktif dalam proses belajar mengajar. Pada siklus
43
II ini diusahakan agar guru dapat memberikan motivasi dan pendekatan lebih
kepada siswa pada tiap pertemuan sehingga siswa dapat lebih percaya diri dan
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran matematika.
b. Deskripsi Proses Pelaksanaan Siklus II
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada siklus ke II meliputi kegiatan, guru membuka
pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar dengan cara memuji
peningkatan hasil belajar pada pembelajaran siklus pertama. Langkah
selanjutnya yakni guru mempersilahkan siswa mencari pasangan, kemudian
guru meminta siswa untuk bertanya jawab tentang penjumlahan pecahan
berpenyebut beda. Selanjutnya, guru menjelaskan lagi tentang konsep cara
menghitung penjumlahan pecahan. Siswa dipancing dengan beberapa
pertanyaan tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan berbeda.
Guru memberikan kebebasan kepada siswa dalam mengomentari jawaban
temannya. Siswa mendiskusikan cara menghitung yang masih kurang dalam
pertemuan sebelumnya. Pada saat siswa berdiskusi, guru membimbing siswa
yang mengalami kesulitan. Siswa secara bergantian mengerjakan soal
penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Pada kegiatan akhir, guru
merangkum pelajaran dan merefleksikan pelajaran.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua siklus II, pada kegiatan awal guru membuka pelajaran
dan memberikan motivasi kepada siswa berupa pujian terhadap cara
menghitung yang sudah sangat mengalami peningkatan pemahaman. Siswa
44
bergabung dengan pasangannya yang telah ditetapkan pada pertemuan
sebelumnya. Langkah selanjutkan guru kembali mempertegas cara
menghitung penjumlahan pecahan berpenyebut beda. Kegiatan akhir, guru
menyimpulkan pelajaran dan mengadakan refleksi terhadap siswa.
5) Pertemuan Ketiga
Pada pertemuan ketiga di siklus II ini, guru membuka pelajaran dengan
memberikan pujian atau penghargaan kepada siswa karena sudah sangat
bagus. Langkah selanjutnya adalah memberikan soal/tes akhir dan secara
bergiliran menjawab soal. Kegiatan akhir, guru menilai hasil tes siswa dan
melakukan evaluasi hasil belajar.
c) Deskripsi Proses Evaluasi Siklus II
Siklus II ini merupakan perbaikan dan pemecahan masalah yang
dihadapi pada siklus I. Penilaian pembelajaran menghitung penjumlahan pecahan
siklus II terdiri atas data tes dan nontes. Hasil kedua data tersebut akan diuraikan
secara rinci sebagai berikut.
Berdasarkan hasil tes siklus II nilai rata-rata yang diperoleh sebesar
86,31 dan mengalami peningkatan 28% dari siklus I. Hasil tes siklus II tersebut
menunjukkan bahwa melalui alat peraga manipulatif secara klasikal sudah
menunjukkan kategori tinggi, karena sebagian besar aspek yang diperhatikan dalam
menghitung penjumlahan pecahan dengan baik dan memenuhi sebagian besar aspek
yang diperhatikan dalam menghitung penjumlahan pecahan berpenyebut beda
antara lain ketepatan jawaban. Siswa mulai memahami konsep penjumlahan
pecahan berpenyebut beda. Siswa yang belum memahami sudah sangat kurang pada
45
siklus kedua ini. Siswa termotivasi dan aktif serta antusias dalam mengikuti
pelajaran. Terbukti saat awal pelajaran tidak ada lagi siswa yang bermain-main,
juga sudah aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil nontes siklus II, diantaranya hasil observasi dan
dokumentasi foto dapat disimpulkan bahwa perubahan tingkah laku siswa dalam
kegiatan pembelajaran matematika sudah menunjukkan perubahan yang berarti.
Hal ini disebabkan oleh sikap siswa dalam pembelajaran sudah menunjukkan
perilaku positif yaitu perhatian siswa dalam pembelajaran sudah terfokus yang
terbukti siswa lebih berarti karena siswa lebih serius dalam menerima pelajaran.
Selain itu, siswa juga terlihat sudah aktif dalam bertanya, dan menjawab pertanyaan
dari guru juga mengomentari jawaban temannya yang kurang tepat.
a. Hasil Nontes Siklus II
Data nontes pada siklus II diperoleh melalui dua tahap yaitu observasi
dan dokumentasi foto yang akan dipaparkan sebagai berikut:
1) Observasi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan menghitung
penjumlahan pecahan berpenyebut beda melalui penggunaan alat peraga
manipulatif pada siklus II, diperoleh gambaran sebagai berikut.
a) Pengamatan Aktifitas Siswa Siklus II
Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus II menunjukkan pada
kegiatan awal pembelajaran, mulai dari mengecek kehadiran, menyimak tujuan
pembelajaran, menyimak materi pembelajaran siswa tampak lebih aktif. Terbukti
pada saat siswa mengikuti pembelajaran menghitung penjumlahan pecahan
46
berpenyebut beda siswa lebih bersemangat. Ada siswa yang mengangkat tangannya
memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Rasa malu, diam, dan gugup
siswa pun terlihat berkurang saat mengerjakan soal perhitungan penjumlahan
pecahan berpenyebut beda.
3) Dokumentasi Foto (Terlampir)
b. Hasil Tes Siklus II
Penggunaan alat peraga manipulatif pada siklus II menekankan pada aspek
ketepatan jawaban
1) Ketepatan Jawaban
Tabel 4.3 Klasifikasi Nilai Aspek Ketepatan Jawaban
Sumber: Tabulasi data
Persentase (%)= .����/ 0�12�
.����/ �3��� 1�12�'100
Tabel 4.4 Rata-rata Hasil Tes Siklus II
Interval Nilai Predikat Kriteria Frekuensi Persentase
86 ≤ x < 100 A Sangat Baik 7 53,8%
75 ≤ x < 86 B Baik 2 15,4%
65 ≤ x < 75 C Cukup 4 30,8%
0 ≤ x < 65 D Kurang 0 0% Jumlah 13 100
No. Keterangan Nilai 1. Jumlah skor 1122 2. Jumlah siswa 13 3. Nilai rata-rata kelas 1122/13=86,31
47
Berdasarkan kategori kemampuan ketepatan jawaban dalam mengitung dapat
dinyatakan bahwa ada 7 siswa (53.8%) yang memperoleh nilai pada kategori
kemampuan sangat baik dan 2 siswa (15.4%) pada kategori baik. Kemampuan
cukup sebanyak 4 siswa (30,8%). Selanjutnya, tidak ada siswa yang memperoleh
nilai yang kurang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan menghitung
siswa pada aspek ketepatan jawaban pada siklus II dapat dikatakan meningkat, dari
kategori kurang menjadi sangat baik.
(2) PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisis kualitatif dan kuantitatif terlihat bahwa
pelaksanaan kegiatan pembelajaran penjumlahan pecahan berpenyebut beda
dengan menggunakan alat peraga manipulatif memberikan perubahan kepada siswa
terutama dalam menyelesaikan masalah penjumlahan pecahan berpenyebut beda
dan adanya pula perubahan sikap siswa dalam menerima pembelajaran.
a. Siklus I
Hasil penilaian oleh peneliti yang dilakukan secara cermat pada setiap
akhir pertemuan yang dilihat dari 13 siswa, pada siklus I ditelaah dan dikalkulasi
secara seksama berdasarkan aspek ketepatan jawaban menghitung yang telah
ditentukan. Hasil menunjukkan kemampuan siswa dalam menghitung penjumlahan
pecahan berpenyebut beda masih kurang dan perlu perbaikan atas kekurangan yang
ada. Kekurangan tersebut terdapat pada aspek ketepatan jawaban mengerjakan soal-
soal penjumlahan pecahan. Masih kurang memahami konsep penjumlahan pecahan
berpenyebut beda. Perasaan malu bertanya kepada guru dan temannya juga
menambah kurangnya pemahaman terhadap materi penjumlahan pecahan
48
berpenyebut beda ini. Oleh sebab itu, pada siklus pertama belum mencapai kriteria
minimal yaitu nilai 65 karena nilai rata-rata pencapaiannya yaitu nilai 48,15. Minat
belajar siswa yang awalnya merasa jenuh dan bosan berubah ikut serta
berpartisipasi dalam proses pembelajaranyang diterapkan oleh guru. Hal ini
memberikan masukan kepada guru dalam mengenal berbagai karakter individu
siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Setelah diadakan refleksi siklus 1, maka peneliti melakukan perbaikan
kegiatan yang dianggap perlu dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus
II, hal itu terlihat dengan meningkatnya jumlah siswa yang termotivasi dalam
menerima pembelajaran. Yang awalnya menerima pembelajaran secara pasif
dengan menuliskan saja hal-hal penting yang ada pada buku, pada siklus II siswa
sudah terlibat aktif dalam melakukan kegiatan menggunakan alat peraga
manipulatif dan mampu mengembangkan materi.
b. Siklus II
Secara umum frekuensi hasil pencapaian siswa dalam menghitung
berdasarkan kriteria penilaian mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata
yang diperoleh siswa yaitu 48,15 dengan kategori sangat rendah meningkat menjadi
rata-rata 86,31 dengan kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan hasil pembelajaran sebagai dampak dari proses pembelajaran yang
dilaksanakan dengan persentase 28%.
Meningkatnya nilai rat ata-rata siswa dari siklus I menjadi siklus II ini
terjadi akibat dari adanya perbaikan pada siklus II dari evaluasi pada siklus I.
49
Perubahan strategi yang digunakan pada siklus II yakni memberikan kebebasan
kepada siswa dan berlatih mencoba menyelesaikan soal dengan alat peraga.
Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada pengamatan yang dilakukan
selama berlangsungnya proses pembelajaran dan hasi analisisnya, serta hasil
refleksi. Nilai rata-rata kelas berturut-turut meningkat.Berdasarkan hasil analisis
setiap siklus yang telah dipaparkan oleh peneliti sebelumnya, maka hasil penelitian
setiap siklus dapat diuraikan ke dalam tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Penelitian Siswa Kelas V SD Inpres Bangkowa
NO SIKLUS NILAI RATA-RATA
1 Siklus I 48,15
2 Siklus II 86,31
Berdasarkan tabel 4.5 di atas diperoleh hasil peningkatan yang cukup signifikan
mulai dari siklus I yaitu 48,15 kemudian meningkat mencapai 86,31 pada siklus II.
Peningkatan hasil penelitian ini juga dapat dilihat melalui grafik di bawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Nilai Rata-rata
Siklus I
48.15
Siklus II
86.31
Hasil Belajar Keseluruhan Siklus
Siklus I
Siklus II
50
Di samping dari peningkatan hasil belajar siswa, juga terjadi sejumlah perubahan
sikap siswa selama penelitian berlangsung dari siklus Isampai siklus II.Perubahan
tersebut diperoleh dari data kualitatif yang tercatat dari hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti dan guru kelas dengan menggunakan lembar observasi pada
siklus I dan siklus II pada setiap pertemuannya. Perubahan-perubahan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Persentase kehadiran siswa pada siklus I sebesar 97,44% pada siklus II
mencapai 100%
2. Antusiasme siswa pada saat apersepsi pada siklus I yaitu 69, 23%,
sedangkan pada siklus II sebesar 92,31%
3. Siswa yang memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran
berlangsung pada siklus I yaitu 76,92% sedangkan pada siklus II sebesar
92,31%.
4. Siswa yang berpartisipasi aktif dalam bertanya pada siklus I sebesar
53,85%, sedangkan pada siklus II sebesar 89,74%.
5. Siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan pada siklus I yaitu 61,54%
sedangkan pada siklus II yaitu 79,49%.
6. Siswa yang terampil dalam berpendapat atau mengkritik pada siklus I yaitu
64,10%, sedangkan pada siklus II yaitu 94,87%.
7. Interaksi siswa saat melakukan diskusi pada siklus I yaitu 66,67%,
sedangkan pada siklus II yaitu 87,18%.
8. Ketertiban siswa saat melakukan proses pembelajaran pada siklus I sebesar
53,85% sedangkan pada siklus II sebesar 84,62%
51
9. Siswa yang mempresentasikan hasil pembelajarannya pada siklus I sebesar
53,85% dan pada siklus II mencapai sebesar 79,49%.
10. Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat guru menjelaskan pada siklus
I sebesar 41,03% sedangkan pada siklus II yaitu 12,82%
Peningkatan baik dari segi keaktifan, kehadiran maupun hasil
belajar pada siklus II, terjadi setelah dilakukan perbaikan-perbaikan yang
dianggap tidak terlaksana secara maksimal pada siklus I di mana hal tersebut
diperoleh dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Adapun perbaikan yang terlaksana adalah jika pada siklus I hanya
siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata yang aktif pada setiap
proses pembelajaran maka pada siklus II dilakukan pembimbingan secara
langsung kepada siswa yang tingkat kecerdasannya di bawah rata-rata
dengan menyesuaikan beberapa aspek individual di mana hal ini berupa
mengenal karakter masing-masing siswa agar mereka dapat terlibat aktif
dalam setiap kegiatan dan disesuaikan dengan alat peraga yang digunakan
oleh peneliti.
Berdasarkan uraian di atas maka disimpulkan bahwa pelaksanaan
proses pembelajaran penjumlahan pecahan berpenyebut beda dengan
menggunakan alat peraga manipulatif pada siswa kelas V SD Inpres
Bangkowa pada siklus II berjalan lebih baik dibandingkan dengan siklus
sebelumnya dan dinyatakan mengalami peningkatan.
52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penulis memaparkan kesimpulan yang didasarkan pada hasil penelitian
sebagai berikut:
1. Pembelajaran penjumlahan pecahan berpenyebut beda padaa siswa
kelas V SD Inpres Bangkowa Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa
dapat ditempuh menggunakan alat peraga manipulatif. Hal ini
dibuktikan dari peningkatan hasil belajar siswa pada tes siklus I yaitu
dari 13 siswa terdapat kemampuan baik 1 siswa (7.7%), sedangkan
kategori cukup terdapat 3 siswa (23.1%), selanjutnya, siswa yang
memperoleh nilai pada kategori kurang sebanyak 9 siswa (69,2%)
dengan nilai rata-rata 48,15. Sedangkan pada siklus 2 yakni ada 7 siswa
(53,8%) yang memperoleh nilai pada kategori kemampuan sangat baik
dan 2 siswa (15,4%) pada kategori baik. Kemampuan cukup sebanyak 4
siswa (30,8%). Selanjutnya, tidak ada siswa yang memperoleh nilai
yang kurang dengan nilai rata-rata 86,31. Hasil tersebut didapat dari 13
orang siswa mengacu pada indikator keberhasilan yakni mencapai 75%
siswa kelas V SD Inpres Bangkowa yang sudah berhasil mencapai nilai
≥ 65 sesuai dengan ketuntasan belajar secara klasikal.
2. Efektivitas alat peraga manipulatif sangat tinggi terbukti dari keaktifan
siswa selama proses pembelajaran sangat antusias, siswa juga sangat
tertarik mempelajari materi yang diberikan. Terjadinya perubahan yang
signifikan dan perubahan sikap positif pada siswa selama proses
53
pembelajaran berdasarkan hasil observasi selama tindakan berlangsung,
hal tersebut dibuktikan melalui persentase keaktifan siswa dan
persentase respon siswa. Di mana hasil persentase rata-rata respon
positif siswa selama proses pembelajaran penjumlahan pecahan
berpenyebut beda menggunakan alat peraga manipulatif adalah sebesar
(92,80%) sedangkan yang merespon negatif hanya sebesar (7,20%) dan
berdasarkan pemaparan dari data di atas maka disimpulkan bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar penjumlahan pecahan berpenyebut
beda pada siswa kelas V SD Inpres Bangkowa Kecamatan Biringbulu
Kabupaten Gowa dengan menggunakan alat peraga manipulatif.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil pengkajian penelitian di lapangan maka penulis
bermaksud memberikan saran-saran yang mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi khlayak banyak utamanya bagi lembaga pendidikan dan
peneliti selanjutnya sebagai berikut:
1. Bagi lembaga pendidikan
Menggunakan alat peraga dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran
khususnya dalam memahamkan konsep pembelajaran. Dari penelitian ini
didapat penerapan alat peraga manipulatif sangat efektif untuk meningkatkan
hasil belajarsiswa pada mata pelajaran matematika.
54
2. Bagi peneliti selanjutnya
Adapun saran-saranya yaitu:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengumpulkan dan mengkaji lebih
banyak lagi sumber, referensi dan panduan terkait alat peraga manipulatif
dan peningkatan hasil belajar siswa.
2. Peneliti diharapkan lebih mempersiapkan dan merencanakan dengan
matang segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini agar penelitian
dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi.
55
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Sukarsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara 2008
Djamarah, S. B. dan Zain. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2012). Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Dwi Siswoyo, dkk. (2011). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Hamalik, Oemar. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hardiyana. (2011). Penggunaan Alat Peraga Manipulatif untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika pada Perkalian dan
Pembagian Bilangan Cacah, (Skripsi S-1 Prodi FIP). Bandung: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Imran, S. (2018). Jenis Alat Peraga menurut Regional Education of Science and
Mathematic (RECSAM). Jakarta
Kemendikbud. (2013). Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.
Lidinillah, Dindin Abdul Muiz, Alat Peraga Manipulatif dalam Pembelajaran
Pemecahan Masalah Matematika di Sekolah Dasar, Makalah, Jakarta: UPI, 2013
Ngalim Purwanto. (2012). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Non, Katharina. (2013). “Peningkatan Minat Siswa dalam Pembelajaran
Matematika dengan Menggunakan Media Manipulatif Sekolah Dasar”,
Artikel Penelitian, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjung Pura Pontianak.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. Sudjana, N. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudjana, N. (2002). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
56
Sumantri, Mulyani. (2013). Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Universitas Terbuka.
Susanto, Ahmad. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Pernada Media Group. Pitadjeng. (2006). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Prastowo, Andi. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif
Menciptakan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Menyenangkan,
Yogyakarta: Diva Presss. Purwanto. (2010). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Yeni, Ety Mukhlesi. (2011). Pemanfaatan Benda-Benda Manipulatif Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Lampiran 1
LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN TINDAKAN
KELAS
Lembar Observasi Penelitian Tindakan Kelas
Petunjuk:
Perhatikan kriteria berikut selama mengobservasi. Silanglah angka yang tersedia di
sebelah kanan yang sesuai dengan pengamatan anda:
4 = amat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
0 = tidak sesuai
No Kriteria Kategori
4 3 2 1 0
PERSIAPAN
1 Guru mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran)
√
2 Tujuan Pembelajaran dinyatakan dengan jelas di RPP √
3 Materi pembelajaran berkaitan dengan materi sebelumnya √
4 Guru mempersiapkan alat peraga pembelajaran √
5 Guru memperhatikan kesiapan siswa dan ruang belajar √
PRESENTASI
6 Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai pada pertemuan
tersebut
√
7 Guru berusaha memotivasi/menarik minat siswa untuk
mengikuti proses belajar
√
8 Guru menjelaskan materi dengan cara yang mudah dimengerti √
9 Pembelajaran berjalan lancar, berurutan dan logis √
10 Petunjuk diberikan secara singkat dan jelas serta mudah
dimengerti
√
11 Materi pembelajaran disajikan sesuai dengan level pemahaman
siswa
√
12 Guru menjawab pertanyaan dengan jelas dan memuaskan √
13 Kesempatan bertanya diberikan kepada siswa √
14 Guru melibatkan siswa dalam mengambil keputusan √
PELAKSANAAN
15 Kegiatan bervariasi selama pembelajaran √
Observer
SUJI. S
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DAN
GURU SIKLUS i DAN SIKLUS II
LEMBAR OBSERVASI SISWA
SIKLUS 2
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Beda
Tanggal Pengamatan : 2021
Jumlah Siswa yang Diamati : 13 orang
Berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan kondisi sebenarnya!
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I PERTEMUAN KE 1
NO NAMA SISWA ASPEK YANG DIAMATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Dewi Puspita Sari � � � � � � � � � �
2. Indra � � � � � � � � � �
3. Muh. Fadli � � � � � � � � � �
4. Muh. Fajar � � � � � � � � � �
5. Muh. Irsan Usman � � � � � � � � � �
6. Muh. Nezar Ali Nur � � � � � � � � � �
7. Nursyamsi � � � � � � � � � �
8. Rahmatullah � � � � � � � � � �
9. Reski Sutanto � � � � � � � � � �
10. Ririn Dwi Ariyanti � � � � � � � � � �
11. Surandi � � � � � � � � � �
12. Syahrir � � � � � � � � � �
13. Tiara � � � � � � � � � �
Jumlah 12 10 11 9 11 7 10 6 7 4
Keterangan: 1. Jumlah siswa yang hadir 2. Antusiasme siswa saat apersepsi 3. Perhatian siswa terhadap guru pada saat penyampaian materi 4. Keaktifan siswa dalam bertanya 5. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan 6. Keterampilan siswa dalam berpendapat atau mengkritik 7. Interaksi siswa saat melakukan Diskusi secara berkelompok
8. Ketertiban saat mengikuti proses pembelajaran 9. Penampilan hasil kerja siswa dalam kelompok (presentasi) 10. Perhatian siswa
Lampiran 3
ANGKET RESPON SISWA
ANGKET RESPON SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V (Lima)/2
Petunjuk
1. Angket ini terdapat 8 pertanyaan. Pertimbangkanlah baik-baik setiap
pertanyaan dan berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu.
2. Berilah tanda cek (V) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu untuk setiap
pertanyaan yang diberikan.
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah anda senang mengikuti pembelajaran
penjumlahan pecahan berpenyebut beda dengan
penggunaan alat peraga manipulatif
2 Apakah dengan penggunaan alat peraga manipulatif
anda lebih mudah memahami materi operasi hitung
dengan baik
3 Apakah dalam mengikuti pembelajaran penjumlahan
pecahan berpenyebut beda dengan menggunakan alat
peraga ini anda bebas mengungkapkan pendapat?
4 Apakah suasana di dalam kelas menjadi lebih menarik
dengan menggunakan alat peraga manipulatif?
Apakah motivasi belajar anda meningkat setelah
menggunakan alat peraga manipulatif ini dalam
pembelajaran?
5 Apakah anda merasa ada hal baru yang anda rasakan
setelah mengikuti pembelajaran penjumlahan pecahan
berpenyebut beda dengan menggunakan alat peraga
manipulatif ini?
6 Apakah setelah mengikuti pembelajaran ini anda
merasa mudah dalam mengerjakan soal-soal
penjumlahan pecahan berpenyebut beda?
7 Apakah anda senang jika untuk pembelajaran
selanjutnya menggunakan alat peraga manipulatif ini?
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SD Inpres Bangkowa
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : 5 (Lima)/ Ganjil
Materi Pokok : Penjumlahan Pecahan
Alokasi waktu : 3 x 35 menit
Tujuan Pembelajaran
Melalui media gambar, siswa dapat melakukan penjumlahan dua pecahan yang
berpenyebut beda.
Melalui latihan, siswa dapat menyelesaikan soal yang berkaitan dengan
penjumlahan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
Alat dan Bahan
Spidol, Gambar untuk pecahan, buah, batu kerikil, papan tulis.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Awal
Berdoa dan melakukan apersepsi
Memberikan semangat
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Menyampaikan materi yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan dilakukan
Guru memberikan pertanyaan pemantik
Guru menunjukkan/menempel gambar kemudian bertanya kepada siswa yaitu ayo,
siapa yang mau menuliskan pecahan dari gambar tersebut:
Siswa menjawab pecahan dari gambar
Guru dan siswa bertanya jawab tentang unsur-unsur yang ada dalam pecahan yaitu
pembilang dan penyebut.
Siswa menuliskan jawaban di papan tulis putih
Kegiatan inti
Guru memberikan contoh cara menyelesaikan soal dua pecahan dengan penyebut
sama
Siswa secara bergiliran menjawab di papan tulis
Guru memberikan contoh cara menyelesaikan soal dua pecahan dengan penyebut
yang berbeda.
Untuk memahamkan guru menyuruh untuk mengambil kerikil dan menggunakan
jari untuk menghitung juga buah yang telah dibelah
Guru membimbing siswa
Siswa menyelesaikan soal-soal penjumlahan dua pecahan dengan penyebut yang
sama
Siswa menyelesaikan soal-soal penjumlahan dua pecahan dengan penyebut yang
berbeda
Menyelesaikan soal cerita yang dikaitkan dalamkehidupan sehari-hari terkait
penjumlahan dua pecahan dengan penyebut yang sama maupun yang berbeda.
Kegiatan Penutup
Menyimpulkan dan penilaian pembelajaran
Menginformasikan materi selanjutnya
Berdoa untuk mengakhiri pembelajaran
Pertemuan 2
Kegiatan Inti
Menguji pemahaman siswa tentang materi sebelumnya yaitu penjumlahan pecahan
Guru dan siswa bertanya jawab tentang soal-soal pecahan
Siswa bergiliran menjawab soal pecahan berpenyebut beda di papan
Pertemuan 3
Untuk lebih memantapkan siswa kembali diuji pemahamannya menjawab soal
pecahan berpenyebut beda (melakukan tes akhir siklus I).
Pertemuan 4
Bernyanyi bersama
Siswa diajak menyimak cara mengerjakan siswa lain dalam penjumlahan pecahan
berpenyebut beda dan saling mengomentari
Siswa yang sudah tahu mengajari siswa lain yang kurang paham
Refleksi dan mennyakan hal yang belum mereka pahami
Pertemuan 5
Siswa mendengarkan cerita dari guru sehubungan dengan penjumlahan pecahan
dalam kehidupan sehari-hari
Guru dan siswa berdiskusi
Siswa menyelesaikan soal penjumlahan pecahan.
Pertemuan Keenam
Melakukan tes akhir kepada siswa untuk siklus II
Penilaian
Penilaian Sikap : Observasi
Penilaian Pengetahuan: Tes tertulis
Penilaian Keterampilan: Tes Tertulis
Soal
1. 2/3 + 2/3 = ......
2. ½ + 2/4 = ......
3. 3/5 + 4/9 = .....
1. 4/5 +5% = ......
2. 11/16 +3/4 = ......
3. 5/8 + 44
= .......
Lampiran 5
TES SIKLUS I DAN II
TES SIKLUS I DAN SIKLUS II
Tes Siklus I
Soal
1. 2/3 + 2/3 = ......
2. ½ + 2/4 = ......
3. 3/5 + 4/9 = .....
Tes Siklus II
1. 4/5 +5% = ......
2. 11/16 +3/4 = ......
3. 5/8 + 44
= .......
Lampiran 6
DATA KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA
DATA PENELITIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA
SIKLUS I DAN II
N
o
Nama Siswa L/
P
Siklus I Siklus II
Nilai Ketuntasan Nilai Ketuntasa
n
1 Dewi Puspitasari P 60 Tidak
Tuntas
100 Tuntas
2 Indra L 35 Tidak
Tuntas
65 Tuntas
3 Muh. Fadli L 55 Tidak
Tuntas
100 Tuntas
4 Muh. Fajar L 45 Tidak
Tuntas
100 Tuntas
5 Muh. Irsan
Usman
L 40 Tidak
Tuntas
100 Tuntas
6 Muh. Nezar Ali
Nur
L 40 Tidak
Tuntas
65 Tuntas
7 Nursyamsi P 50 Tidak
Tuntas
100 Tuntas
8 Rahmatullah L 40 Tidak
Tuntas
70 Tuntas
9 Reski Sutanto L 50 Tidak
Tuntas
70 Tuntas
1
0
Ririn Dwi
Ariyanti
P 77 Tuntas 96 Tuntas
1
1
Surandi L 30 Tidak
Tuntas
76 Tuntas
1
2
Syahrir L 34 Tidak
Tuntas
80 Tuntas
1
3
Tiara P 70 Tuntas 100 Tuntas
Jumlah 626 1122
Rata-rata 48,1
5
86,3
1
Lampiran 7
DATA KESELURUHAN HASIL BELAJAR SISWA
DATA KESELURUHAN HASIL BELAJAR SISWA
No Nama Siswa L/P Siklus I Siklus II
1 Dewi Puspitasari P 60 100
2 Indra L 35 65
3 Muh. Fadli L 55 100
4 Muh. Fajar L 45 100
5 Muh. Irsan Usman L 40 100
6 Muh. Nezar Ali Nur L 40 65
7 Nursyamsi P 50 100
8 Rahmatullah L 40 70
9 Reski Sutanto L 50 70
10 Ririn Dwi Ariyanti P 77 96
11 Surandi L 30 76
12 Syahrir L 34 80
13 Tiara P 70 100
Jumlah 626 1122
Rata-rata 48,15 86,31
Lampiran 8
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Satuan Pendidikan : SD Inpres Bangkowa
Kelas/Semester :V (Lima)/1
Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Beda
Kerjakanlah soal di bawah ini!
1. 2/5 + ¾ = ........
2. 7/9 + 6/11 = .......
3. 8/12 + 4/3 =.......
4. 10/15 + 15/14 = ......
5. 9/6 + ½ =.......
Lampiran 9
ABSENSI KEHADIRAN SISWA
ABSENSI KEH√ADIRAN SISWA
SD INPRES BANGKOWA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
No Nama Siswa L/P Siklus I Siklus II
1 2 3 Tes Siklus I 1 2 3 Tes Siklus II
1 Dewi Puspitasari P √ √ √ √ √ √ √ √
2 Indra L a √ √ √ √ √ √ √
3 Muh. Fadli L √ √ √ √ √ √ √ √
4 Muh. Fajar L √ √ √ √ √ √ √ √
5 Muh. Irsan Usman L √ √ √ √ √ √ √ √
6 Muh. Nezar Ali Nur L √ √ √ √ √ √ √ √
7 Nursyamsi P √ √ √ √ √ √ √ √
8 Rahmatullah L √ √ √ √ √ √ √ √
9 Reski Sutanto L √ √ √ √ √ √ √ √
10 Ririn Dwi Ariyanti P √ √ √ √ √ √ √ √
11 Surandi L √ √ √ √ √ √ √ √
12 Syahrir L √ √ √ √ √ √ √ √
13 Tiara P √ √ √ √ √ √ √ √
Lampiran 10
PERBANDINGAN DATA HASIL BELAJAR SISWA
SIKLUS I DAN SIKLUS II
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SIKLUS I DAN
SIKLUS II
No Nama Siswa L/P Siklus I Siklus II Perubahan
1 Dewi Puspitasari P 60 100 40
2 Indra L 35 65 30
3 Muh. Fadli L 55 100 45
4 Muh. Fajar L 45 100 55
5 Muh. Irsan Usman L 40 100 60
6 Muh. Nezar Ali Nur L 40 65 25
7 Nursyamsi P 50 100 50
8 Rahmatullah L 40 70 30
9 Reski Sutanto L 50 70 20
10 Ririn Dwi Ariyanti P 77 96 19
11 Surandi L 30 76 46
12 Syahrir L 34 80 46
13 Tiara P 70 100 30
Jumlah 626 1122
Rata-rata 48,15 86,31
Lampiran 11
FOTO-FOTO KEGIATAN PTK
FOTO-FOTO KEGIATAN PTK
Lampiran 12
RIWAYAT HIDUP PENELITI
RIWAYAT HIDUP
St. Maudewi. Dilahirkan di Ujung Pandang Kota Makassar pada
tanggal 25 Agustus 1986, dari pasangan Ayahanda Nurdin M.
Dan Ibunda Faridah. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun
1992 di SDN Tanggul Patompo II Kota Makassar dan tamat
tahun 1998, tamat SMP Negeri 18 Makassar tahun 2001, dan tamat SMK
Tamalatea Makassartahun 2004. Tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikan
pada program Diploma Dua (D2) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Islam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sekolah Tinggi Agama Islam Al-
Amanah Jenepontodan selesai tahun 2007. Pada tahun yang sama, penulis
melanjutkan pendidikan pada program Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sekolah Tinggi Agama
Islam Al-Amanah Jenepontodan selesai tahun 2009. Kemudian pada tahu 2019,
penulis melanjutkan pendidikan pada program Strata Satu (S1) Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Prestasi-prestasi yang pernah diraih yaitu:
1. Finalis Guru Berprestasi Tingkat Kabupaten
2. Finalis Lomba Menulis Essay Nasional
3. Tergabung dalam Guru Penggerak Kemdikbud
Organisasi yang pernah diikuti adalah Forum Komunitas Kelompok Kerja Guru
Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa sebagai Ketua Komunitas, Guru Inti
PBG Gowa.
top related